You are on page 1of 9

JURNAL NOMOSLECA

Volume 3, Nomor 1, April 2017

ANALISIS SEMIOTIKA PADA COVER NOVEL TRILOGI


KARYA VIRA SAFITRI

Hanny Hafiar
Jimi Narotama M
Detta Rahmawan
Fakultas Ilmu komunikasi Universitas Padjadjaran
hannyhafiar@gmail.com; mahameruaji@gmail.com; dta.rr4@gmail.com

Abstract
A Novel's cover has an important role in attracting the attention of potential readers.
Therefore the cover's illustration usually had been made as interesting as possible, in order to
attract the readers. The readers tend to assume that the cover of a novel has a message that
represents the content of the novel. Hence the more interesting the illustration is, the more
interesting the contents of the novel. The trilogy novels by Vira Safitri, are young adult novels
that goes into amore genre, which has the element of romance. Those three novels have
peculiar illustration in their cover, which can be said quite successfully, represent the content
of the novel. Based on that idea, this study tries to find out more about the symbols, the meaning
of symbols and also how the symbols in Vira Safitri's novel's cover are able to build an
impression in the minds of her readers. The method used in this study is semiotics by Charles
S. Peirce, with the unit being analyzed is the cover's forms and the colors. The result shows
that: symbols that are considered to have intentional meaning are the images of flowers, the
drawing tools, and the colors. The image of the flower represent the countries which has been
used as the main location in the novels, while the drawing tools represents the profession of
one of the main characters, and the pastel color has been chosen to represent the scent of
romance which is soft yet elegant. Thus it can be said that the illustration on the cover of Vira
Safitri's trilogy novel has been able to describe the character's profession, location of the venue
for the story, and also has been able to support the impression of an elegant, romantic, and a
happy ending that characterizes a love story.
Keywords: Semiotics, Illustration, Novel, Symbols, Meaning

Abstrak
Cover novel memiliki peran penting dalam menarik perhatian calon pembaca, oleh
Karena itu ilustrasi pada novel dibuat semenarik mungkin karena pembaca cenderung
beranggapan bahwa cover novel memiliki pesan yang mewakili isi novel, sehingga semakin
menarik ilustrasi pada cover novel maka semakin menarik pula lah isi novel tersebut. Novel
trilogi karya Vira Safitri, merupakan novel remaja dewasa yang masuk ke dalam genre amore,
atau terdapat unsur percintaan. Ketiga novel tersebut memiliki kekhasan dalam ilustrasi
covernya yang dapat dikatakan cukup berhasil mewakili isi novelnya tersebut. Berdasarkan
pemikiran tersebut, maka tulisan ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai simbol,
makna simbol, serta bagaimana simbol dalam ilustrasi cover novel karya Vira Safitri mampu
membangun kesan yang terbentuk di benak pembaca novelnya. Metode yang digunakan dalam
kajian ini adalah semiotik dari Charles S. Peirce, dengan unit yang dianalisis berupa obyek
gambar dan warna. Adapun hasil yang diperoleh antara lain: simbol yang dianggap memiliki

506
Hanny Hafiar, Jimi Narotama M, Detta Rahmawan, Analisis semiotika pada cover novel trilogi karya Vira
Safitri

makna yang disengaja adalah obyek gambar bunga, gambar alat/property, dan warna. Adapun
makna yang diwakili oleh gambar bunga yaitu perwakilan negara yang menjadi lokasi utama
dalam novel, sedangkan gambar alat/properti mewakili makna profesi salah satu tokoh utama,
dan warna pastel yang dipilih mewakili aroma percintaan yang lembut namun elegan. Dengan
demikian maka dapat dikatakan bahwa ilustrasi pada cover novel trilogy karya Vira Safitri ini
telah mampu menggambarkan profesi sang tokoh, lokasi tempat berlangsungnya kisah, serta
telah mampu untuk mendukung kesan elegan, romantic, dan happy ending yang menjadi ciri
khas novel kisah cinta.

Kata kunci: Semiotika, Ilustrasi, Novel, Simbol, Makna

PENDAHULUAN Fernand Joseph Carlotti. Kisah dalam novel


Perkembangan dunia tulis menulis ini berbumbu amnesia pasca kecelakaan
di Indonesia sedang mengalami kemajuan, yang klasik, namun dibumbui dengan
di tengah maraknya isu buku bajakan, tak kejutan-kejutan yang menyenangkan.
membuat penulis Indonesia kehilangan Untuk menggambarkan setting tempat yang
minatnya untuk selalu berkarya. Banyak berlokasi di kota Paris Perancis, ilustrasi
karya penulis Indonesia yang menjadi best cover novel tersebut mengambil menara
seller dengan salah satu indikatornya adalah Eiffel sebagai latar belakang seperti yang
mengalami proses cetak ulang untuk tergambar di bawah ini:
memenuhi permintaan pembaca yang
belum berkesempatan memiliki buku
tersebut. Pun begitu dengan novel karya
Vira Safitri. Salah satu novelnya yang telah
cetak ulang adalahNew York After The
Rain. Artinya novel karyanya diminati oleh
publik.
Ketertarikan pembaca akan karya
novel Vira Safitri tak hanya dikarenakan
kisahnya yang romantis, tokoh utamanya
yang memiliki karakter menarik,
penggambaran setting yang sangat sumber:
ilustratif, gaya penulisan alur cerita yang http://www.goodreads.com/book/show/236268
mengalir tak tersendat, ataupun logika 98-somewhere-in-paris
kisah pendukung yang ditulis dengan Adapun novel kedua adalah New
seksama saja, namun masih banyak factor York After The Rain, kisah percintaannya
lain, termasuk pengambilan ilustrasi untuk melibatkan seorang penulis ternama,
dijadikan cover novel. bernama Julia Milano yang
Judul novel pertama dari trilogi menyembunyikan identitasnya dengan
novel bergenre amore yang dikaji berjudul bekerja sebagai editor di salah satu penerbit
Somewhere in Paris yang mengisahkan dengan seorang sutradara muda yang
cerita cinta yang kompleks penuh flash introvert, Ethan Hall. Novel sebanyak 288
back dari sang tokoh utama Cecilia Rodin- halaman yang diterbitkan pada bulan Mei

507
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017

2015 ini lah yang mengalami cetak ulang digunakan dalam novel kedua yaitu
pertama. Selain faktor synopsisnya yang pengambilan obyek bunga khas negara dan
menarik, patut diamati bahwa cover novel biola untuk menggambarkan profesi salah
ini lah yang menjadi patokan bagi satu tokoh utama, adapun ilustrasi cover
pembuatan ilustrasi pada novel berikutnya. novel ketiga ini dapat disajikan sebagai
Hal ini tergambar pada kesamaan berikut:
pengambilan obyek bunga yang mewakili
negara dan properti yang menunjukkan
profesi sang tokoh utama. Sesuai dengan
judul dan isinya, ilustrasi pada cover ini
adalah bunga mawar dan mesin tik, seperti
yang disajikan berikut ini:

Sumber:
http://www.goodreads.com/book/show/29
097713-remember-amsterdam
Berdasarkan pemaparan tersebut,
maka perlu kiranya ditelusuri penggunan
symbol, makna simbol dan bagaimana
Sumber:
simbol-simbol dalam ilustrasi cover
http://www.goodreads.com/book/show/25625
311-new-york-after-the-rain tersebut mampu membangun sebuah
gambaran mengenai isi cerita dari ketiga
Sedangkan novel ketiga dalam novel romantis tersebut dengan
trilogi yang dikaji berjudul Remember menggunakan analisis semiotika dari
Amsterdam. Sesuai dengan judulnya, novel Charles Sanders Peirce.
ini mengambil setting tempat sebuah Adapun alasan melakukan kajian
bandara di Kota Amsterdam sebagai lokasi terhadap cover novel ini, dikarenakan cover
yang dipilih penulis untuk mengawali kisah merupakan bagian dari karya desain
pertemuan antara Amy Maycott dan komunikasi visual yang mempunyai tanda
seorang pemain biola idola bernama Liam berbentuk verbal (bahasa) dan visual, serta
Sparks. Ada intrik dan kekerasan yang merujuk bahwa teks desain komunikasi
mewarnai novel ini, sekalipun kisah visual dan penyajian visualnya juga
romantis masih sangat kental, untuk tetap mengandung ikon terutama berfungsi
menjaga tujuan bahwa novel tersebut dalam sistem non kebahasaan untuk
bergenre amore. mendukung pesan kebahasaan, maka
Pada cover novel edisi tiga ini, pendekatan semiotika sebagai sebuah
ilustrasi yang dipilih mengikuti pola yang metode analisis tanda guna mengupas karya

508
Hanny Hafiar, Jimi Narotama M, Detta Rahmawan, Analisis semiotika pada cover novel trilogi karya Vira
Safitri

desain komunikasi visual layak diterapkan tanda. Teori dari Peirce ini menjadi grand
dan disikapi secara proaktif sesuai dengan theory dalam semiotika (Deely, 1990: 90).
konteksnya (Tinarbuko, 2003). Selain itu, Dalam teori tandanya Peirce
Sebuah karya Desain Komunikasi Visual mengungkapkan tiga konsep utama yang
merupakan medium yang memiliki saling berkaitan, yaitu representament,
kemampuan sangat kuat dalam hal object, dan interpretant.
penyampaian sebuah pesan, mengubah Representamen digunakan oleh
persepsi serta membangun pencitraan Peirce untuk merujuk pada suatu
(Wulandari, 2010) perceptible object. Untuk sebuah rujukan
yang sama, ahli-ahli semiotika yang lain
TINJAUAN PUSTAKA menggunakan istilah berbeda, seperti:
Kata semiotik digunakan oleh para simbol (versi Ogden & Richard), sign
leluhur Yunani sebagai the theory of signs vehicle (versi Morris), signifier (versi
(Krampen dkk, 1987: 1). Sign atau tanda Saussure), dan expression (versi Hjelmslev)
adalah basis dari seluruh komunikasi (Noth, 1995: 42).
(Littlejohn, 1996: 64). Manakala Adapun object adalah unsur tanda
membahas mengenai semiotika, maka akan yang dapat berbentuk benda, gagasan,
berkaitan dengan tanda. Segers menyatakan ataupun apa saja yang diacu sebagai objek
bahwa semiotika merupakan suatu upaya (Merrell, 2001: 28). Sedangkan interpretant
untuk meneliti semua bentuk komunikasi adalah hasil interpretasi terhadap kenyataan
yang terjadi dengan tanda dan berdasarkan yang ada dalam tanda, atau pemaknaan
pada sistem tanda (Sobur, 27: 2009). manusia terhadap tanda. Menurut peirce,
Semiotika merupakan sebuah ilmu representamen, objek dan interpretan saling
atau metode analisis yang berusaha berhubungan yang hubungannya
mengkaji dan membedah tanda yang ada dinyatakan sebagai: “a sign is
dan berkembang dalam kehidupan manusia representament with the mental
sehingga dapat diketahui maknanya. interpretant” (Peirce, 1998: 273). Pada
Semiotika menitikberatkan pada cara prinsipya semiotika Peirce merupakan
manusia memperesentasikan dunianya kajian yang tak melepaskan unsur tanda
kepada dirinya sendiri maupun orang lain dari pemahaman logika, hal ini merujuk
(Bopry, 2015). pada pernyataan : Whereas the young
Dalam semiotika, penerima dan Peirce strives to carve a place for logic
pembaca tanda memiliki peran yang aktif within the part of semiotic he calls
dalam pemaknaan tanda. Penerima tanda symbolistic, the older Peirce conceives of
atau komunikan turut berperan dalam logic as semiotic; and this is to include
menciptakan makna atas tanda yang grammar and rhetoric as well as logic in
diterimanya, pemaknaan ini tidak terlepas the narrow sense, or critic as Peirce most
dari unsur pengalaman, sikap, dan emosi often calls the second branch of semiotic.
yang dimilikinya saat memberi makna pada (Bergman, 2007).
suatu tanda (Merrell, 2001: 28-29).
Pada khasanah semiotika, Charles METODE PENELITIAN
Sanders Peirce dikenal sebagai tokoh Penelitian ini enggunakan metode
penting yang mengemukakan teori tentang semiotika Peirce dengan paradigma

509
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017

kontruktivis. Hal ini merujuk pada lain, seperti karya ilmiah yang menelaah isi
penyataan bahwa: studying semoitics can novel karya sastrawan ternama yang
assist us to become more aware of reality menunjukkan hasil bahwa: kesemua novel
as a construction and of the roles played by yang diteliti menunjukkan indeks sebagai
ourselves and others in constructing it unsur semiotik yang paling besar dari segi
(Chandler, 2994). kuantiti dalam plot (Sew, 2016).
Bagi semiotik Peirce (1965, Vol. II: Terdapat pendapat yang
242), tanda dapat dikenal pasti melalui menyatakan bahwa: Semiotics is concerned
proses semiosis dalam tiga kategori, yaitu: with meaning; how representation, in the
pertama representamen, kedua objek broad sense (language, images, objects)
(object), dan ketiga (interpretant). Tanda generates meanings or the processes by
merupakan hubungan segitiga (triadic) which we comprehend or attribute meaning
yang asli (genuine). Bagi Peirce, arti tanda (Curtin, 2009). Oleh karena itu, kajian ini
yang sebenarnya ialah mengemukakan akan menekankan pada unsur simbol,
sesuatu, dan ia juga menyebutnya sebagai makna dan bagaimana makna tersebut
representamen (Panuti Sudjiman dan Aart dikonstruksi.
Van Zoest, 1996: 7). Apa yang Simbol
dikemukakan oleh tanda, apa yang Simbol adalah penanda yang telah
diacunya, yang ditunjuknya, disebut oleh diakui secara konvensi, dan lazim
Peirce dalam bahasa Inggris object, dan digunakan dalam masyarakat. Simbol juga
juga digunakan kata designatum atau dapat dilahirkan dari suatu tradisi yang
denotatum (Marlina, 1997). bersifat historis, namun simbol tidak
Konsep yang terkandung dalam tercipta dari sensasi ataupun relasi atas aksi
metode semiotik ala Peirce meliputi dan reaksi, sebaliknya, simbol dipelajari
Firstness, secondness, dan thirdness (Noth, melalui instruksi eksplisit (Merrell, 2001:
1995: 41). Persinggungan antara konsep 38). Sedangkan tanda, tak akan bermakna
dalam teori semiotik Peirce yaitu tanpa adanya pihak yang menandai, hal ini
representamen dengan firstness (otonom), sejalan dengan pernyataan: The existence of
secondness (disambungkan dengan signs does not come from signs per se. It is
realitas), dan thirdness (diakui secara being adopted and assigned according to
konvensi) akan menghasilkan qualisigns, those people who give definition or
sinsign, legisign. Adapun persinggungan explanation. There is not any signs can
antara objek dengan Firstness, secondness, solely exist. On the other word, no any sign
dan thirdness akan menghasilkan ikon, can exist with other signs incoherently.(Lin
indeks dan simbol. Sedangkan & Lin, 2014)
persinggungan antara interpretan dengan Berdasarkan hasil analisis diketahui
Firstness, secondness, dan thirdness akan bahwa dalam ilustrasi cover novel
menghasilkan Rheme, dicent dan argument Somewhere in Paris terdapat dua simbol
(Deledalle, 2000: 19). utama yang diharapkan mampu
menggambarkan isi novel yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dikemasnya, yaitu gambar dan warna.
Analisis semiotika, tak hanya dapat Adapun gambar diwakili oleh gambar
dilakukan pada sebuah cover novel, namun menara Eiffel dan gambar bunga.
juga dapat dilakukan pada isi karya sastra Sedangkan warna diwakili oleh warna pink

510
Hanny Hafiar, Jimi Narotama M, Detta Rahmawan, Analisis semiotika pada cover novel trilogi karya Vira
Safitri

yang mendominasi bunga dan biru samar tokoh utama yaitu penulis. Selain itu
yang mendominasi warna langit. Seperti terdapat simbol warna pink yang dipilih
yang tergambar di bawah ini: untuk bunga mawar dan nuansa di dinding
yang menjadi latar belakang, sebagai efek
tebaran dari warna merah yang dipakai
untuk mewarnai huruf pada judul, sebagai
berikut:

sumber:
http://www.goodreads.com/book/show/23626
898-somewhere-in-paris (modifikasi penulis)

Sedangkan untuk edisi kedua yaitu


Sumber:
New York After The Rain, terlihat adanya
http://www.goodreads.com/book/show/256253
upaya mewakilkan sebuah nama negara
11-new-york-after-the-rain (modifikasi penulis)
kepada jenis bunga yang menjadi ciri Pada novel ketiga yang diberi judul
khasnya. Bunga mawar (rose) merupakan Remember Amsterdam, dapat diamati
bunga yang diklaim sebagai bunga yang adanya keinginan untuk menggunakan
menjadi ciri khas negara Amerika Serikat simbol secara ajeg dalam novel-novel
seperti yang dikutip dari bergenre amore karya Vira Safitri ini. Hal
www.kompasiana.com berikut ini: ini terlihat dengan adanya kesamaan dalam
“tahun 1986, Amerika mengumumkan penggunaan simbol bunga dan properti
bahwa emblem flora mereka adalah yang mewakili profesi tokoh utama. Maka
mawar. Dalam sebuah deklarasi resmi, dari itu ditampilkanlah gambar sebuah vas
Presiden Ronald Reagen menyatakan berisi bunga tulip dengan sebuah biola
bahwa ‘kita melihat mawar sebagai klasik di atas meja. Sedangkan tentang
simbol kehidupan, cinta dan kesetiaan, warna, ilustrasi dari novel ini tetap
kecantikan, dan keabaian, lebih dari menampilkan warna pink yang berpendar
bunga lain” (Kompasiana, 2016) dari vas bunga, Warna pink memiliki
Adapun gambar lain yang terdapat makna tersendiri secara psikologis yaitu:
pada ilustrasi cover adalah mesin tik dan warna yang melambangkan cinta dan
buku yang menggambarkan profesi sang
511
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017

romantisme. Adapun ilustrasi pada cover abad ke 18 (sumber: Tokobungaindo.com).


dapat di lihat pada gambar berikut ini: Adapun gambar mesin tik dan buku adalah
upaya illustrator untuk menggambarkan
profesi salah satu tokoh utama yaitu sebagai
penulis best seller.
Berikutnya, Simbol yang terdapat
dalam ilustrasi pada cover novel yang
ketiga adalah bunga, biola, dan warna pink
yang berpendar dari vas bunga. Senada
dengan maksud pada cover kedua,
kehadiran obyek bunga dan nuansa pink
dimaksudkan untuk memberi gambaran
romantisme dari isi buku yang dikemasnya.
Dan gambar obyek biola menggambarkan
profesi salah satu tokoh utama, yaitu tokoh
utama pria. Hal ini menarik, mengingat
novel bergenre amore sesungguhnya
cenderung menempatkan diri dari sudut
pandang tokoh utama wanita.
Sumber: Konstruksi Ilustrasi Pada Cover
http://www.goodreads.com/book/show/290 Terhadap Isi
97713-remember-amsterdam (modifikasi Ilustrasi pda ketiga cover novel
penulis) menunjukkan adanya upaya pembentukan
Makna Simbol makna untuk menimbulkan kesan di benak
Simbol yang terdapat dalam pembaca. Makna adalah hasil interpretasi,
ilustrasi pada cover novel yang pertama dan interpretasi merupakan proses kegiatan
adalah bunga, menara Eiffel dan warna pink kreatif agar bisa mengungkapkan makna
yang mendominasi nuansa warna pada (Permana, 2015). Adapun pembentukan
cover. Ketiganya dimaksudkan untuk kesan dan makna dibangun melalui
memberi gambaran bahwa isi novel pemilihan obyek gambar dan warna. Kesan
tersebut bernuansa percintaan atau yang tampak ingin dibangun meliputi:
mengandung unsur romantisme. 1. Kisah romantisme
Sedangkan Simbol yang terdapat 2. Elegan
dalam ilustrasi pada cover novel yang 3. Berkelas
kedua adalah bunga, mesin tik, buku, dan Kisah romantisme dibangun oleh
warna pink yang muncul secara halus penggunaan objek gambar bunga dan warna
sebagai nuansa warna pada cover. pink, adapun kesan elegan ditunjukkan oleh
Kehadiran obyek Bunga dan nuansa pink objek gambar profesi yang diwakili oleh
dimaksudkan untuk memberi gambaran gambar obyek properti/alat penunjang bagi
bahwa isi novel tersebut mengandung kisah profesi tertentu. Pada ketiga novel tersebut
cinta yang manis. Dan bunga sebagai dikisahkan bahwa profesi pasangan tokoh
simbol yang mengandung pesan telah ada utama pada novel pertama adalah guru dan
dan berkembang sejak zaman Victoria pada dokter, pasangan tokoh utama pada novel
kedua adalah penulis dan sutradara

512
Hanny Hafiar, Jimi Narotama M, Detta Rahmawan, Analisis semiotika pada cover novel trilogi karya Vira
Safitri

ternama, sedangkan pasangan tokoh utama novel tersebut berisi kisah romantisme;
pada novel ketiga adalah violist ternama jenis bunga dan menara Eiffel untuk
dan pelukis. menunjukkan setting tempat yang dijadikan
Profesi-profesi yang dipilih oleh latar kisah dalam novel; serta properti atau
penulis untuk dijadikan profesi bagi tokoh alat untuk menunjukkan profesi salah satu
utama merupakan profesi yang tokoh utama.
digambarkan menuntut adanya modal Makna yang berhasil dikonstruksi
bakat, integritas, dan kekuatan ekonomi oleh ilustrasi pada cover terhadap isi novel
yang memadai. Hal ini pula lah yang adalah bahwa isi setiap novel merupakan
merembet pada pembentukan kesan yang kisah romantisme yang menyajikan tokoh
ketiga yaitu berkelas. yang memiliki karakter elegan dan
Pengambilan setting lokasi yang berkelas, sehingga novel ini secara tidak
berada di luar negeri yaitu Perancis, langsung menyasar segmen pembaca
Amerika dan Belanda menunjukkan adanya penyuka kisah romantis yang happy ending
pemahaman dari penulis bahwa pembaca dengan latar belakang status social
diharapkan mampu mencerna tentang menengah ke atas.
konteks budaya, suasana yang khas, serta Saran
karakteristik individu di wilayah tersebut. Apabila novel ini dimaksudkan
Sebagai contoh, terdapat upaya penulis untuk dijadikan suatu karya novel yang
untuk menggambarkan suasana bandara berkesinambungan maka diharapkan
pada novel ketiga kepada pembaca. Upaya ilustrasi pada cover novel pun memiliki
ini akan sia-sia manakala pembaca pola ilustrasi yang ajeg dan konsisten.
mencerna kata demi kata tanpa gambaran Konsistensi ilustrasi pada cover mulai
negara Belanda dama sekali di benaknya. terlihat sejak novel kedua.
Sebaiknya apabila edisi pertama
PENUTUP direncanakan untuk cerat ulang, maka tidak
Kesimpulan ada salahnya jika dalam ilustrasi cover pada
Terdapat beberapa simbol yang edisi cetak ulang dapat dimodifikasi dengan
dimaksudkan oleh illustrator agar ilustrasi menambahkan kejelasan pada jenis bunga
pada cover novel mampu menggambarkan yang mewakili negara Perancis dan juga
isi novel dan menarik perhatian pembaca profesi salah satu tokohnya yaitu guru
yang memiliki minat pada kisah-kisah ataupun dokter, melalui tampilan profesi
romantisme yang berkelas dan elegan. yang dapat diletakkan di atas bangku
Antara lain: simbol berupa gambar, yaitu: panjang yang sudah ada dalam ilustrasi
beberapa jenis bunga, menara Eiffel, Mesin sebelumnya. Apabila akan dilanjutkan
Tik, Buku dan Biola. Adapun warna yang novel edisi berikutnya, jenis huruf dan
teridentifikasi selalu hadir dalam setiap penetapan posisi judul dapat menggunakan
ilustrasi cover adalah warna pink (merah pola yang sudah dipakai pada edisi dua dan
muda). tiga dengan memilih huruf yang lebih
Adapun makna yang terkndung kental unsur romantismenya.
dalam simbol-simbol tersebut meliputi
gambar bunga dan menara Eifell serta DAFTAR PUSTAKA
warna pink yang menunjukkan bahwa Bergman, M. (2007). The secret of

513
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017

rendering signs effective: the import of Bloomington: Indiana University


C. S. Peirce’s semiotic rhetoric. The Press
Public Journal of Semiotics, 1/2, 2–11. Permana, R. S. M. (2015). Makna Tri
Retrieved from Tangtu Di Buana Yang Mengandung
http://pjos.org/issues/pjos-3-1.pdf Aspek Komunikasi Politik Dalam
Bopry, J. (2015). Semiotics, Epistemology Fragmen Carita Parahyangan. Jurnal
and Inquiry.Journal diakses Kajian Komunikasi, Volume 3,(23),
melalui 173–191.
www.und.edudept/ehd/journal/bo Sew, J. W. (2016). Analisis Kajian Sastera :
pry.html Semiotik dalam Novel Anwar
Chandler, Daniel. (1994). Semiotics for Ridhwan. Akademika, 86(2), 53–63.
Beginner. London: Routledge Sobur, Alex (2009). Analisis Teks Media.
Curtin, B. (2009). Semiotics and Visual Bandung: Remaja Rosdakarya
Representation Semiotics and Visual Tinarbuko, S. (2003). Semiotika Analisis
Representation. Tanda Pada Karya Desain Komunikasi
Deely, J. (1990). Basics of Semiotics. Visual. Nirmana, 5(1), 31–47.
Bloomington. Indiana: University Wulandari, S. (2010). Bedah Logo
Press Autocillin Menggunakan Teori
Deledalle, G. (2000). Charles S. Peirce’s Semiotika. Humaniora, 1(9), 478–
Philosophy of Signs. 488.
Bloomington: Indiana University
Press
Krampen, M., Oehler, K., Posner, R.,
Sebeok, T., Uexkull, T. (1987).
Classics of Semiotics. Boston,
MA: Springer.
Lin, C., & Lin, T. (2014). Using Triadic
Semiotics in Storytelling. Art and
Designing Review, (November), 78–
84.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.42
36/adr.2014.24010
Marlina, T. I. (1997). Teori Semiotik Peirce
dan Morris: Suatu Pengenalan.
National University of Malaysia.
Merrell, F. (2001). Charles Sander Peirce’s
Concept of the Sign. London:
Routledge
Noth, W. (1995). Handbook of Semiotics.
Blomington: Indiana University
Press
Peirce, C., Houser, N., Eller, J. Et. All
(1998). The Essential Peirce.

514

You might also like