Professional Documents
Culture Documents
Ilham Abdullah
Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Jalan Sangiran Km 4, Krikilan, Kalijambe, Sragen 57275, Telepon: (0271) 6811463,
Faksimile: (0271) 6811497,
e-mail: Ilhamabdullah9969@gmail.com
Histori artikel: During this time knowledge about Homo erectus bones tool comes only from trusted Ngandong,
but now it has a lot of bone tools found and published on the Site Pleistocene in Java. This paper is
Diterima 10 September 2015
the result of a data-base processing using microscopic methods against all findings bone tools from
Direvisi 17 September 2015 sites Pleistocene in Java which aims to provide comprehensive information about the presence
Disetujui 4 Oktober 2015 of bone tools. A total of 48 specimens of bone tools findings of Sangiran, Ngandong Site, Site
Sambungmacan, Patiayam Site and Site Bringin. The analysis showed that there are 12 types of
anatomical components of animal bones were used as tools. Type of animal bones were used as
Keywords: a bone tool is Cervus sp. (deer), Cervus hippelaphus (deer), Sus sp. (pig), Bos sp. (cow), Bibos
Bone tools, palaeosondaicus (bull), rhinoceros (rhinoceros), Elephantidae (the elephants), and Bovidae. The
technique used in making bone tools are broken techniques, pruning techniques, techniques sides,
Pleistosen, raw material, press techniques, and techniques rub. This type of tool is produced bone knife, lancipan, spatula,
technology, and tipology. and spear.
Alat
AlatTulang
TulangSitus
SitusPlestosen
PlestosenJawa:
Jawa:Bahan
BahanBaku,
Baku,Teknologi,
Teknologi,dan Tipologi,Ilham
danTipologi, IlhamAbdullah
Abdullah 107
berukuran panjang 9,5 cm. kedudukan alat tulang yang ditemukan bersama
alat tulang ini ditemukan dalam satu empat buah artefak lainnya yaitu tiga
hubungan dengan Pithecantrhopus buah kapak perimbas (chopper) dan
soloensis. Alat-alat dari tanduk sebuah batu pukul (Siswanto dalam
menjangan memperlihatkan bagian Anonim, 2014:23).
yang diruncingkan.Duri ikan pari
ditemukan pula pada situs ini dan benda TUJUAN
ini mungkin digunakan sebagai mata Berdasarkan catatan penemuan
tombak (Soejono dalam Notosusanto, dan publikasi alat tulang dari situs-
2010:132-133). situs Plestosen di Jawa, maka penulis
Sementara itu, beberapa temuan alat mencoba untuk merangkum dan
tulang dari berbagai Situs Plestosen di mengkomunikasikan temuan alat
Jawa telah dipublikasikan. Diantaranya tulang tersebut.Walaupun jumlahnya
adalah di Situs Sangiran telah masih terbatas, setidaknya tulisan
dipublikasikan penemuan sejak tahun ini memberikan informasi bahwa
1980an berupa sebuah kapak perimbas beberapa situs Plestosen di Jawa
(chopper) yang terbuat dari gading mengandung alat tulang, bukan hanya
(tusk) Stegodon pada formasi Kabuh Situs Ngandong. Alat tulang yang
berumur 800.000 BP yang ditemukan penulis tampilkan kali ini mengandung
di Bukit Ngebung pada kegiatan informasi mengenai bagian tulang
ekskavasi oleh tim Indonesia-Perancis. binatang yang digunakan sebagai
Kemudian pada tahun 1995-1997 telah bahan baku, teknologi pembuatannya,
dipublikasikan empat buah alat tulang jenisnya dan di situs mana saja lokasi
berupa alat yang terbuat dari tulang penemuannya. Hasil publikasi ini akan
kering Bovidae, alat tulang binatang, dimasukkan ke dalam data base alat
sebuah pisau yang terbuat dari tulang tulang kala Plestosen di Indonesia,
rusuk gajah (costae elephantidae), dan melanjutkan data base temuan alat
Sebuah lancipan besar yang terbuat tulang dari Situs Sangiran.
dari tulang telapak kaki depan badak.
PERMASALAHAN
Sebanyak 33 buah alat-alat tulang
dari Situs Sangiran hingga tahun 2013 Beberapa temuan alat tulang yang
telah penulis rangkum dan publikasikan berasal dari situs-situs Plestosen di Jawa
(Abdullah 2013 dan 2014). telah dipublikasikan oleh para peneliti,
namun belum mendapatkan perhatian
Publikasi berikutnya berasal dari
khusus. Kemungkinan jumlahnya yang
daerah Tegal Rejo, Desa Dero yang
masih sedikit dan publikasi itu terpisah
merupakan bagian dari Situs Bringin,
secara sendiri-sendiri serta tidak adanya
Kabupaten Ngawi telah ditemukan
komunikasi antara peneliti.
sebuah spatula terbuat dari tulang
tibia Cervidae (rusa) berkonteks kabuh Walaupun telah diyakini bahwa
Plestosen tegah. Publikasi terakhir Homo erectus di Jawa lebih banyak
mengenai alat tulang di Jawa adalah menggunakan peralatan yang
Alat Tulang Situs Plestosen Jawa: Bahan Baku, Teknologi, dan Tipologi, Ilham Abdullah 109
telah dicoba merangkum semua duri ikan pari dan sebuah tanduk rusa
temuan alat tulang dari Sangiran. bercabang yang memiliki lancipan pada
Terdapat 33 spesimen alat tulang yang salah satu ujungnya. Namun demikian
telah dipublikasikan. Temuan tersebut penulis tidak menemukan ukuran
berasal dari sumber pustaka publikasi pada deskripsi yang dicantumkan oleh
dari para peneliti, temuan penduduk, Oppenorth. Penulis juga tidak melakukan
dan koleksi BPSMP Sangiran. pengukuran karena dua spesimen itu
tidak diketahui tempat konservasinya.
Alat tulang nomor 34 adalah sebuah
mata tombak yang terbuat dari duri ikan
pari. Mata tombak ini bergerigi pada
kedua sisinya, berukuran panjang 9,5 cm
(Soejono dalam Notosusanto, 2010:132).
Gambar 1. Alat nomor Gambar 2. Kapak perimbas
6: lancipan terbuat terbuat dari gading gajah.
dari lengan atas Alat tulang no. 26 (Sumber:
Banteng (Sumber: Semah, 2006 dalam Fauzi
Budiman dkk, 2011:73 dkk, 2013)
Alat Tulang Situs Plestosen Jawa: Bahan Baku, Teknologi, dan Tipologi, Ilham Abdullah 111
Alat tulang nomor 38 berupa lancipan Propinsi Jawa Tengah. Di lokasi ini telah
yang terbuat dari tulang hasta (radius) ditemukan empat fosil manusia purba
Bovidae. Spesimen ini ditemukan di Homo erectus, tiga buah berupa fragmen
kotak ekskavasi TP 4 dengan nomor urut tengkorak dan satu buah fragmen tulang
temuan 7. Alat tulang ini memiliki ukuran kering (tibia). Berbagai fosil fauna telah
panjang 118,59 mm, lebar 63,09 mm, dan ditemukan dari situs ini, yaitu: berbagai
tebal 34,12 mm. Alat tulang ini terbuat jenis binatang vertebrata, berbagai jenis
dari sebuah tulang segar yang dipecah moluska laut dan darat, Crustaseae
jadi dua bagian. Kemudian dilakukan (kepiting). Hingga saat ini, setidaknya
pangkasan untuk membentuk tajaman terdapat lima buah tulang yang kami
pada bagian distal pada sisi lateral identifikasi sebagai alat tulang, berikut
menuju ke bagian tengah tulang sehingga deskripsinya:
terbentuk pecahan berbentuk spiral Alat tulang nomor 39 berupa
dengan panjang pangkasan 84,34 mm spatula yang terbuat dari tulang panjang
dengan sudut kemiringan 300. Salah satu mamalia. Bagian yang tersisa pada tulang
sisi tajaman mengalami kerusakan atau ini adalah bagian tengah (diaphisys).
patah yang kemungkinan diakibatkan Panjang alat tulang ini adalah 121,46 mm
oleh alam. dengan diameter maksimal 26,88 mm.
Pada bagian pangkal (proximal) Pecahan pada bagian distal merupakan
terlihat pecahan yang menghilangkan bagian tajaman dengan sebuah titik
bagian permukaannya, namun pecahan pukul pada pangkal pecahan. Titik
ini terjadi secara alami karena pada pukul tersebut menghasilkan pecahan
permukaan pecahan terlihat tidak rata sepanjang 28,63 mm dengan sudut 450
dan cenderung bergelombang. yang merupakan bagian tajaman alat ini.
Bentuk tajaman yang dihasilkan berupa
kurva melengkung (wide curved) yang
lebar. Pada bagian proximal juga terdapat
pecahan dengan sebuah titik pukul yang
menghasilkan pecahan dengan sudut 750
dan panjang 15,08 mm.
vertikal dari arah proximal-distal menjadi Alat tulang nomor 42 berupa sebuah
dua bagian.Tajaman terdapat pada ujung tulang rusuk Bovidae yang dibuat
yang bersebelahan dengan titik pukul menjadi lancipan. Fragmen tulang rusuk
dan bulbus tersebut.Tajaman berbentuk ini berukuran panjang 256 mm, lebar
lancip pada sisi ventral dan terlihat 230 mm, dan tebal 420 mm. Terdapat
sangat halus. Tidak terdapat titik pukul pecahan pada kedua ujung tulang.
pada pembuatan tajaman. Kemungkinan Pecahan di bagian pangkal tegak lurus
pembentukan tajaman pada alat ini dengan sisi tulang, sedangkan pecahan
dengan cara digosok. pada bagian ujung (distal) terlihat pada
bagian sisi lateral dengan kemiringan 450
dan memiliki ukuran panjang 66,69 mm.
Pecahan ini adalah bagian tajaman yang
ujungnya berbentuk lancip.
Alat Tulang Situs Plestosen Jawa: Bahan Baku, Teknologi, dan Tipologi, Ilham Abdullah 113
mm. Pecahan pertama merupakan
tajaman yang berbentuk meruncing dan
melebar serta pipih. Kemiringan sudut
yang dihasilkan adalah 300.
Gambar 17. Alat tulang berujung ganda: lancipan dan spatula, dengan jejak pengerjaan di bagian lateral (dokumentasi Ilham)
Alat Tulang Situs Plestosen Jawa: Bahan Baku, Teknologi, dan Tipologi, Ilham Abdullah 115
telah penulis lakukan terhadap alat tulang 7. Tulang rusuk (costae) sebanyak dua
dari beberapa situs di Jawa: buah, yaitu Elephantidae (gajah) dan
Bovidae
1. Bahan baku alat tulang di Jawa
8. Tulang telapak kaki belakang
Analisis taksonomi telah digunakan (metatarsal) dua Bovidae
untuk mengetahui bagian tulang dan 9. Tulang panjang sebanyak tiga
jenis bintang yang diamati. Pengamatan buah, yaitu dua mamalia (binatang
dilakukan secara makroskopis dengan menyusui) dan satu Bovidae
menggunakan gambar/ foto dan fosil 10. Tulang kaki sebanyak dua buah,
koleksi BPSMP Sangiran sebagai yaitu dua Bovidae, dua mamalia,
pembanding dan sebagai dasar dan satu spesimen yang tidak dapat
penetapan jenis binatang dan bagian diidentifikasi (tulang kaki binatang)
tulang yang diamati. Berdasarkan 11. Sebuah spesimen terbuat dari gading
pembacaan literatur dan pengamatan/ Elephantidae (gajah)
identifikasi yang dilakukan terhadap 48 12. Sebuah spesimen terbuat dari duri
spesimen alat tulang dari beberapa situs ikan pari
plestosen di Jawa, telah didapatkan 13. Sebuah spesimen tidak dapat
sebanyak 13 jenis komponen tulang diidentifikasi jenis binatangnya
yang dijadikan bahan baku pembuatan 2. Teknologi alat tulang dari Jawa
alat tulang, termasuk diantaranya hanya Analisis teknologi pembuatan telah
disebut sebagai tulang binatang, tulang dilakukan untuk mengetahui teknik
panjang, dan tulang kaki. Komponen pembuatan artefak. Pengamatan
tulang tersebut terdiri dari: dilakukan terhadap bentuk pecahan
1. Tulang kering (tibia) sebanyak enam (frakturasi) dan jejak pemukulan.
buah yaitu tiga Bovidae, satu Bos sp. Pengamatan terhadap bentuk pecahan
(sapi), satu Cervus sp. (rusa), dan pada tulang dilakukan untuk membedakan
satu Cervidae (rusa) antara tulang yang merupakan jejak akibat
2. Tulang lengan atas (humerus) aktivitas manusia dengan yang alamiah.
sebanyak tiga buah, yaitu Bibos Tulang yang pecah akibat aktivitas
palaesondaicus (banteng), Cervus manusia dipukul dengan alat atau benda
sp. (rusa), dan Sus sp. (babi) lain, akan meninggalkan bekas berupa titik
3. Tulang paha (femur) Cervus sp. (rusa)
pukul tulang tersebut. Karakteristik dari
4. Tanduk (antler) sebanyak sembilan
titik pemukulan adalah adanya wilayah
buah, yaitu lima Cervus sp. (rusa),
pukul yang memiliki morfologi lekukan
satu Cervus Hippelaphus (rusa), dua
melingkar atau setengah lingkaran pada
Cervidae (rusa), dan satu Cervus
permukaan tulang dengan bentuk tepian
(axis) Lydekkerii (rusa)
bergerigi ataupun bertingkat namun tetap
5. Telapak kaki depan (metacarpal)
sebanyak empat buah, yaitu satu memiliki kesamaan dengan permukaan
Rhinoceros (badak), sebuah Bos sp. kortikalnya. Tulang yang dijadikan alat
(sapi), dan dua Bovidae memiliki ciri-ciri yang terletak pada
6. Tulang hasta (radius) lima Bovidae bagian tajaman, yaitu berkaitan dengan
bentuk dan pembuatan tajaman. Jejak
Alat Tulang Situs Plestosen Jawa: Bahan Baku, Teknologi, dan Tipologi, Ilham Abdullah 117
ujungnya. Alat tulang yang dihasilkan nomor 34 dari Ngandong. Disamping itu
melalui teknik ini, yaitu spesimen terdapat sebuah variasi dari lancipan,
nomor 21, nomor 25, dan spesimen yaitu lancipan berujung ganda (spesimen
nomor 44. nomor 20). Perlu juga penulis sampaikan
5. Pecah, pangkas, belah, dan gosok: bahwa spesimen nomor 21, 34 dan 48
tulang utuh dipecah menjadi dua, masih menjadi perdebatan. Spesimen
pukulan diarahkan pada bagian nomor 21 dari segi bentuk tajaman yang
tengah tulang. Kemudian dilakukan pipih dan melebar, maka alat ini adalah
pangkasan untuk membuang spatula. Tetapi terdapat kilapan atau
bagian tengah tulang. Setelah bagian yang halus pada tajamannya
itu, tulang dibelah secara vertikal kemungkinan bekas pemakaian. Kedua
untuk medapatkan bagian tulang sisi tajamannya bersentuhan dengan
yang pipih. Selanjutnya dilakukan sesuatu, sehingga menghasilkan jejak
pembuatan tajaman dengan cara
kilapan yang simetris pada tajamannya.
pemangkasan dan penggosokan
Spesimen no. 34 telah lama menjadi
untuk menghaluskan tajaman. Alat
perdebatan para ahli. Alat tulang no. 34
tulang yang dihasilkan melalui
memperlihatkan bentuk dan teknologi
teknik ini, yaitu spesimen nomor 21,
yang berasal dari masa yang lebih muda,
25, dan 40.
seperti yang diperlihatkan oleh alat
Alat tulang yang memperlihatkan tulang dari situs Magdaleine (Dordogne,
jejak pemakaian yaitu spesimen nomor Prancis) yang dikenal dengan budaya
8, 13, dan 21. Spesimen nomor 8 berupa Magdalenian yang berkembang dari masa
lancipan yang terbuat dari tulang kering 40.000-10.000 tahun lalu. Sementara
(tibia) Bos sp.(sapi). Spesimen nomor 13 spesimen nomor 48 memperlihatkan
berupa lancipan yang terbuat dari tanduk bentuk modifikasi yang sama dengan
(antler) Cervus hippelaphus (rusa). spesimen nomor 34 pada bagian sisi
Spesimen nomor 21 berupa spatula/ pisau bagian tengahnya.
yang terbuat dari tulang kaki Bovidae.
PENUTUP
3. Tipologi alat tulang dari Jawa
Homo erectus di Jawa telah membuat
Berdasarkan bentuk dan letak dan memakai alat tulang. Mereka
tajaman 48 spesimen alat tulang dari menggunakan teknik pecah, teknik
situs Plestosen di Jawa yang penulis pangkas, teknik belah, dan penggosokan,
amati, terdapat tiga jenis alat tulang, yaitu: serta gabungan teknik-teknik itu dalam
pisau, lancipan, alat berujung ganda, dan membuat alat tulang. Mereka telah
sebuah diperkirakan mata tombak. Pisau membuat pisau, spatula, lancipan, alat
sebanyak satu atau dua buah, lancipan berujung ganda (lancipan dan spatula),
22 buah, spatula 12 buah, artefak dan mata tombak. Diantara jenis alat
berujung ganda (spatula dan lancipan) tulang tersebut terdapat dua spesimen
yang ditunjukkan oleh spesimen nomor yang masih perlu dikaji ulang berdasarkan
48 dari Patiayam, dan sebuah mata teknologi pembuatan tajaman yang
tombak yang ditunjukkan oleh spesimen memperlihatkan teknologi yang tidak
Alat Tulang Situs Plestosen Jawa: Bahan Baku, Teknologi, dan Tipologi, Ilham Abdullah 119
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ilham. 2013. “Alat Tulang dari Sangiran: Bahan Baku, Teknologi, Tipologi,
Kronologi, dan Sebarannya”, dalam Jurnal Sangiran No. 2. Sragen: Balai Pelestarian
Situs Manusia Purba Sangiran.
Abdullah, Ilham. 2014. “Alat Tulang dari Situs Sangiran”, dalam Jurnal Penelitian
Arkeologi Papua, Vol. 6, Edisi No. 2, November 2014. Jayapura: Balai Arkeologi
Jayapura.
Abdullah, Ilham. 2014. “Artefak Homo Erectus di Situs Sambungmacan, Sragen,
Jawa Tengah:Eksistensi dan Teknik Pembuatan”, dalam Jurnal Sangiran No. 3.
Sragen: Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran.
Anonim. 2014. Rapat Koordinasi Pengembangan Hasil Penelitian Arkeologi Tahun
2014 di Hotel Mutiara I 18 – 21 Februari 2014. Balai Arkeologi Yogyakarta.
Fauzi, dkk. 2013. “Penelitian Situs Matar, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro”.
Laporan Penelitian Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran.
Kusno, Abi. 2006. “Pemanfaatan Bovidae di Situs Song Terus, Punung, Jawa
Timur”. Skripsi. Jakarta: Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Indonesia.
Notosusanto, N. dan Poesponegoro, M. D. 2010. Sejarah Nasional Indonesia I. Edisi
Pemutakhiran. Jakarta: Balai Pustaka.
Simanjuntak, Harry Truman dan Widianto, Harry. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah.
Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve kerjasama Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Widianto, Harry. 2001. “Laporan Peninjauan Kepurbakalaan di Kecamatan Bringin,
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur”. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta.
Widianto, Harry dan Hidayat, M. 2010. Laporan Eksplorasi Situs Budaya Manusia
Purba di Situs Ngandong, Blora. Sragen: Balai Pelestarian Situs Manusia Purba
Sangiran