You are on page 1of 5

Prosiding Peradilan Agama ISSN: 2460-6391

Tinjauan Fikih Munakahat Terhadap Konsep Kafaah Menurut


Pendapat Habaib
(Studi Pendapat Habaib di Kadipaten Majalengka)
Review of Jurisprudence on the Concept of Kafaah According to Habaib's opinion
(Habaib Opinion Study in Majalengka Duchy)
1
Hasnia Rizqi, 2Ramdan Fawzi, 3Yandi Maryandi
123
Prodi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116
e-mail: hasniarizqi57@gmail.com, 2ramdanfawzi@unisba.ac.id
1

Abstract. One of the way to select a future partner in Islam is known as the term kafaah which means
comparability between the two future partners so that they do not feel hard to get married. Jumhur ulama
argued, that there five kafaah standard in marriage, religion, nasab/descent, wealth, work and independence.
They agreed that the most important thing in kafaah is religion. But other thing with the opinion of habaib,
among the ahlul bait besides religion, nasab or descent is one of the important thing in kafaah. Therefore
the researcher will analyze the habaib opinion reviewed from fikih munakahat’s review related to the concept
of kafaah among the ahlul bait. The research used a qualitative research with data analysis, where the
researcher collected the related reading resources supported by direct interviews with habaib. The result of
this research is among the ahlul bait cited the opinion of Ahmad bin Hambal who said that nasab is one of
the important part of the kafaah in marriage, because they are obliged to guard the descendants of the prophet
Muhammad SAW.
Keywords: Kafaah, Fikih Munakahat, Habaib

Abstrak. Salah satu cara untuk memilih pasangan dalam Islam di kenal dengan istilah kafaah yang berarti
kesepadanan antara kedua calon sehingga mereka tidak merasa berat untuk melangsungkan pernikahan.
Jumhur ulama berpendapat bahwa terdapat lima ukuran kafaah dalam pernikahan, agama, nasab/keturunan,
harta, pekerjaan dan kemerdekaan. Mereka sepakat bahwa yang terpenting dalam suatu kafaah adalah agama.
Namun lain hal dengan pendapat habaib, di kalangan ahlul bait selain agama, nasab adalah salah satu hal
penting dalam sebuah kafaah. Oleh sebab itu peneliti akan meneliti pendapat habaib yang di tinjau dari Fikih
Munakahat. Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana tinjauan Fikih Munakahat terhadap konsep kafaah
di kalangan ahlul bait tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data, di
mana peneliti mengumpulkan sumber bacaan yang terkait didukung dengan wawancara langsung dengan
habaib. Adapun hasil dari penelitian ini adalah kalangan ahlul bait menukil pendapat Imam Ahmad bin
Hambal yang menyebutkan bahwa nasab adalah salah satu bagian penting yang ada pada kafaah di dalam
pernikahan, karena mereka berkewajiban untuk menjaga keturunan Rasulullah SAW.
Kata Kunci: Kafaah, Fikih Munakahat, Habaib.

A. Pendahuluan kafaah adalah keseimbangan,


keharmonisan, dan keserasian, terutama
Di dalam Islam, salah satu cara
dalam hal agama, yaitu akhlak dan
untuk memilih pasangan dikenal
ibadah. Sebab, kalau kafaah diartikan
sebagai konsep kafaah. Kafaah atau
persamaan dalam hal harta atau
kufu dalam pernikahan menurut istilah
kebangsawanan, maka akan berarti
hukum Islam, yaitu keseimbangan dan
terbentuknya kasta, sedangkan manusia
keserasian antara calon istri dan suami
di sisi Allah semuanya sama yang
sehingga masing-masing calon tidak
menjadi pembeda hanyalah
merasa berat untuk melangsungkan
ketakwaannya saja.
pernikahan. Jadi tekanan dalam hal
Namun pada masyarakat
8
Tinjauan Fikih Munakahat Terhadap Konsep… | 9

kalangan habaib1, ada hal lain yang


mensyaratkan seseorang yang ingin “Hai sekalian manusia
menikahkan putrinya atau yang biasa sesungguhnya kami telah
disebut syarifah2, yaitu sebaiknya menciptakanmu dari laki-laki dan
syarifah dinikahkan dengan seorang perempuan dan menjadikanmu
syarif/sayyid/habib3, dan bagi yang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
bukan sayyid/syarif/habib agar tidak agar kamu saling mengenal.
menikahi seorang syarifah. Karena Sesungguhnya orang yang paling mulia
pernikahan tersebut terhukum fasakh di sisi Allah adalah yang paling
(bila tidak sekufu nasab laki-laki bertakwa di antarmu. Sesungguhnya
dengan wanita keturunan Ahlul Bait Allah maha mengetahui lagi Maha
Nabi Muhammad SAW). Sedang Mengenal.” (QS. Al-Hujurat : 13)5
hukum setara nasab bagi para syarifah Berdasarkan latar belakang yang
adalah wajib dalam rangka menjaga telah diuraikan, maka tujuan penelitian
hubungan kekeluargaan keturunan ini adalah sebagai berikut:
anaknya kepada Nabi Muhammad 1. Untuk mengetahui konsep
SAW4. Padahal di dalam Al-Qur’an kafaah menurut fikih munakahat
telah dijelaskan bahwa setiap manusia 2. Untuk mengetahui konsep
adalah sama, yang membedakan hanya kafaah menurut pendapat habaib
ketakwaannya. Seperti yang terdapat 3. Untuk mengetahui tinjauan fikih
dalam firman Allah Q.S al-Hujurat: 13: munakahat terhadap pendapat
habaib mengenai konsep kafaah.
‫َاس ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن‬ ُ ‫يا َ أَيُّ َها الن‬
‫شعُ ْو ًبا َو َق َبا ِئ َل‬ ُ ‫ذَ َك ٍر َوأ ُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬ B. Landasan Teori

‫َّللا أَ ْت َقا ُك ْم‬


ِ َّ َ‫ِلت َ َعا َرفُ ْوا ِإ َّن ا َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند‬ Dalam istilah fikih, “sejodoh”
disebut dengan “kafaah”, artinya ialah
َّ ‫ِإ َّن‬
‫َّللاَ َع ِل ْي ٌم َخ ِبي ٌْر‬
1
Habaib merupakan jamak dari kata Fatimah az-Zahra dan menantunya yaitu Ali bin
habib, sebutan/gelar habib dikalangan Arab- Abi Thalib. Lihat Zulkifli, gelar dalam Islam,...
Indonesia yang dinisbatkan secara khusus hlm. 63.
3
terhadap keturunan Nabi Muhammad SAW Syarif secara bahasa berarti Yang
melalui putrinya yang bernama Fatimah az- Mulia dan Sayyid (jamak: sadah) secara harfiah
Zahra dan Ali Bin Abi Thalib. Lihat Zulkifli, berarti tuan dan menurut istilah dalam
Ensiklopedi Gelar Dalam Islam, (Yogyakarta: pembahasan ini adalah gelar kehormatan yang
Interprebook, 2011), hlm. 41. Panggilan habib diberikan kepada keturunan Nabi Muhammad
biasa digunakan mereka yang dipandang tokoh SAW melalui cucu beliau Husein bin Ali dan
agama yang secara genealogis dari keturunan Hasan bin Ali, yang merupakan anak perempuan
Sayyidina Husein ataupun Sayyidina Hasan dari Nabi Muhammad SAW, Fatimah az-Zahra
dipanggil dengan sebutan habib (bentuk tunggal dan menantunya Ali bin Abi Thalib. Lihat
dari kata habaib). Lihat Ahmad haydar Baharun, Zulkifli, gelar dalam islam,... hlm.64.
4
madzhab para Habaib & Akar Tradisinya, Sayyid Umar Muhdhor Syihab,
(Malang, Pustaka Basma: 2013), hlm. 33. Kafa’ah Syariat Pernikahan Keluarga Nabi
2
Syarifah adalah gelar kehormatan Muhammad SAW, (Jakarta, El-Batul Publisher:
yang diberikan kepada keturunan wanita yang 2007), hlm. 95.
merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW 5
Departemen Agama, Al-Qur’an dan
melalui cucu beliau Husein bin Ali dan Hasan bin terjemahannya,(Banten: Insan Media Pustaka)
Ali yang merupakan keturunan anak dari anak hlm. 517.
perempuannya Nabi Muhammad SAW, yaitu

Peradilan Agama
10 | Hasnia Rizqi, et al.

Tabel 1. Ukuran Kafaah Imam Madzhab

Madzhab Agama Keturunan Harta Pekerjaan Merdeka

Imam Syafi`i √ √ √ √

Imam Mailiki √ √

Imam Hambali √ √ √ √ √

Imam Hanafi √ √ √ √ √

sama, serupa, seimbang, atau serasi.6 adalah untuk laki-laki yang keji, dan
Menurut H. Abd. Rahman Ghazali, laki-laki yang keji adalah buat wanita-
kafaah atau kufu, menurut bahasa, wanita yang keji (pula); dan wanita-
artinya “setaraf, seimbang, atau wanita yang baik adalah untuk laki-laki
keserasian/kesesuaian, serupa, sederajat yang baik, dan laki-laki yang baik
atau sebanding”.7 adalah untuk wanita-wanita yang baik
Kafaah dalam pernikahan, (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih
merupakan faktor dapat mendorong dari apa yang dituduhkan oleh mereka
terciptanya kebahagiaan suami istri dan (yang menuduh itu). Bagi mereka
lebih menjamin keselamatan ampunan dan rezeki yang mulia
perempuan dari kegagalan atau (surga)”. (Q.S An-Nur: 26)9
kegoncangan rumah tangga. 8 Kafaah Konsep kafaah menurut ulama
dianjurkan oleh Islam dalam memilih madzhab memiliki tolak ukur yang
calon suami atau istri, tetapi tidak berbeda-beda dalam menentukan
menentukan sah atau tidaknya kafaah tersebut, di antaranya: madzhab
perkawinan yang tidak seimbang, Malikiyyah menentukan ukuran kafaah
serasa atau sesuai akan menimbulkan dilihat dari dua aspek yaitu agama dan
problema berkelanjutan, dan besar kesejahteraan dari cacat. Madzhab
kemungkinan menyebabkan terjadinya Hanafiyah menentukan ukuran kafaah
perceraian oleh karena itu, boleh dilihat dari 5 aspek: agama,
dibatalkan. Hal ini sesuai dengan kemerdekaan, keturunan/nasab,
firman Allah: pekerjaan dan kekayaan. Madzhab
Syafi’i menentukan ukuran kafaah
ِ ‫ْال َخ ِبيثَاتُ ِل ْل َخ ِبيثِينَ َو ْال َخ ِبيثُونَ ِل ْلخَ ِبيثَا‬
‫ت‬ dilihat dari empat aspek: Kebangsaan,
َ‫ت أُو َلئِكَ ُم َب َّر ُءون‬ َّ ‫ط ِيبُونَ ِلل‬
ِ ‫ط ِي َبا‬ َّ ‫ط ِي ِبينَ َوال‬
َّ ‫ط ِي َباتُ ِلل‬
َّ ‫َوال‬ keagamaan, merdeka, dan pekerjaan.
ُ
‫ِم َّما َيقُولونَ َل ُه ْم َم ْغ ِف َرة ٌ َو ِر ْز ٌق ك َِري ٌم‬ Madzhab Hambali menentukan ukuran
kafaah memiliki kesamaan dengan
“Wanita-wanita yang keji madzhab Syafi’i. Maka dari itu dilihat

6 8
Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum H.M.A Tihami, Sohari Sahrani, Fikih
Islam tentang Perkawinan (Jakarta : Bulan Munakahat : Kajian Fikih Lengkap, (Jakarta :
Bintang, 1974), hlm. 69. RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 57.
7 9
M. Abdul Mujib dkk, Kamus Istilah Ibid, hlm. 352
Fikih, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1995), hlm.
147. Lihat pula kitab Al-Ta’rifat., hlm. 185.

Volume 5, No. 2, Tahun 2019


Tinjauan Fikih Munakahat Terhadap Konsep… | 11

dari ukuran kafaah menurut ketiga menyebutkan bahwa kafaah adalah


madzhab tersebut, mereka sepakat salah satu syarat sahnya suatu
bahwa nasab termasuk dari bagian pernikahan. Mengapa demikian, selain
kriteria kafaah. untuk tetap menjaga keturunan
Mereka berpendapat bahwa Rasulullah SAW, agar terciptanya suatu
orang Arab akan kufu’ antara satu pernikahan yang sakinah, mawaddah,
dengan yang lainnya. Orang quraisy warrahmah.
kufu’ dengan sesama quraisy lainnya, Berdasarkan hasil penelitian
karena itu konsep kafaah inilah yang yang diketahui oleh peneliti bahwa,
mendasari para ulama dalam kafaah dalam pernikahan hanya
menentukan tidak bolehnya pernikahan berkedudukan sebagai pencegahan
antara syarifah dengan laki-laki non suatu kecacatan dalam pernikahan, dan
syarif karena dianggap tidak sekufu dan tidak menjadi salah satu syarat sahnya
akan merusak nasab keturunan Nabi suatu pernikahan. Jika adanya larangan
Muhammad SAW. pernikahan antara wanita syarifah
dengan laki-laki yang bukan habib ini
di lihat dalam segi nasab. Karena nasab
C. Hasil Penelitian dan
merupakah salah satu ukuran suatu
Pembahasan
kafaah. Mengapa wanita syarifah di
Konsep kafaah yang dimaksud larang menikah dengan laki-laki yang
menurut jumhur ulama adalah bahwa bukan habib, karena orang Arab di nilai
kafaah yang menjadi ukurannya adalah tidaklah seimbang dengan orang Ajam.
segi agama dan akhlaknya, bukan Demikian pula orang Arab bukan dari
nasab, usaha, kekayaan ataupun sesuatu suku Quraisy tidak seimbang dengan
yang lainnya.10 Jadi dalam hal ini laki- orang Arab dari suku Quraisy. Jika
laki sekalipun bukan dari keturunan orang Arab saja tidak sepadan dengan
orang yang terpandang, ia berhak atas orang Ajam terlebih lagi putri dari
kebolehan untuk menikah dengan keturunan Rasulullah SAW tentu sangat
seorang perempuan manapun. Manusia tidak sepadan apabila dinikahi oleh
pada asalnya dan nilai kemanusiaannya laki-laki yang bukan habib.
adalah sama, bahwa tidak ada seorang Berikut salah satu dalil hadis
pun yang lebih mulia di sisi Allah SWT yang menjelaskan mengapa nasab
daripada yang lainnya, selain dengan termasuk ke dalam salah satu konsep
ketakwaannya kepada Allah SWT kafaah. Hadis ini di riwayatkan oleh
dengan menunaikan kewajibannya Sayyidah Aisyah RA, bahwa Nabi
kepada Allah SWT dan kewajibannya SAW bersabda:
kepada sesama manusia.
Namun berbeda dengan ‫ع فا َ ْن ِك ُحوا‬ٌ ‫ط ِف ُك ْم َفإ ِ َّن ْال ِع ْرقَ ن ََّزا‬
َ ُ‫ت َ َخي َُّر ْو ِلن‬
pendapat di kalangan ahlul bait َ ْ َ َ
‫األ ِكفا َء َو أن ِك ُحوا إِل ْي ِه ْم‬َ ْ
khususnya di daerah Kadipaten
Majalengka. Mereka berpendapat “Pilihlah untuk benih keturunan
bahwa salah satu ukuran kafaah yang kalian. Sesungguhnya asal genetik itu
harus di penuhi adalah nasab. Karena sangat mempengaruhi keserupaan.
kalangan ahlul bait menukil kepada Maka, nikahilah orang-orang yang
Imam Ahmad bin Hambal, yang sepadan, dan nikahkanlah mereka.”11

10
Ibrahim Muhammad al-Jamal, Fiqih Najiyah, “terj. Muhammad Ahmad Vad’aq,
Wanita, (Semarang, 1986), hlm. 370. (Bekasi: Mutiara Kafie, 2017), hlm. 224.
11
Habib Zein Ibrahim bin Sumaith, Al-
Ajwibah Al-Ghaliyah Fi’Aqidah Al-Firqah An-

Peradilan Agama
12 | Hasnia Rizqi, et al.

D. Kesimpulan Daftar Pustaka


Berdasarkan hasil penelitian al-Jamal, Ibrahim Muhammad. (1986).
mengenai tinjauan fikih munakahat Fiqih Wanita, Semarang.
terhadap konsep kafaah menurut Departemen, Agama. (2002). Banten:
pendapat habaib di Kadipaten Insan Media Pustaka
Majalengka, maka dapat disimpulkan Mujib, M. Abdul dkk. (1995). Kamus
sebagai berikut: Istilah Fikih, Jakarta: Pustaka
1. Kafaah dalam fikih munakahat Firdaus.
yaitu keseimbangan dan
Mukhtar, Kamal. (1974). Asas-asas
keserasian antara calon istri dan
Hukum Islam tentang
suami sehingga masing-masing
Perkawinan, Jakarta: Bulan
calon tidak merasa berat untuk
Bintang.
melangsungkan perkawinan.
Dalam fikih munakahat ukuran Sumaith, Habib Zein Ibrahim bin.
kafaah di lihat dari kesepakatan (2017). Al-Ajwibah Al-Ghaliyah
jumhur ulama, yang berpendapat Fi’Aqidah Al-Firqah An-Najiyah,
bahwa kafaah dapat di lihat dari “terj. Muhammad Ahmad
agama, nasab/keturunan, harta, Vad’aq, Bekasi: Mutiara Kafie.
pekerjaan dan kemerdekaan. Syihab, Sayyid Umar Muhdhor. (2007).
Namun poin utama dalam Kafaah Syariat Pernikahan
kafaah di sini adalah agama. Keluarga Nabi Muhammad SAW,
2. Menurut kalangan habaib di Jakarta: El- Publisher.
Kadipaten Majalengka, bahwa Tihami, H.M.A & Sahrani, Sohari.
konsep kafaah di kalangan ahlul (2009). Fikih Munakahat :
bait menukil kepada Imam Kajian Fikih Lengkap, Jakarta:
Ahmad bin Hambal yang Raja Grafindo Persada.
menyebutkan bahwa kalangan
ahlul bait harus menikah dengan
yang sekufu. Tidak
diperbolehkan adanya
pernikahan antara syarifah
dengan laki-laki yang bukan
habib. Karena dapat merusak
keturunan Rasulullah SAW.
Sebab kalangan ahlul bait
berkewajiban menjaga
keturunan Rasulullah SAW.
3. Adapun tinjauan fikih
munakahat terhadap konsep
kafaah di kalangan ahlul bait,
nasab bukan salah satu yang
harus di utamakan dalam sebuah
konsep kafaah, melainkan
agamalah yang harus di
utamakan. Karena di hadapan
Allah SWT semua manusia
sama, yang dapat membedakan
hanyalah ketakwaannya
terhadap Allah SWT.

Volume 5, No. 2, Tahun 2019

You might also like