Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Hama ulat krop kubis C. pavonana tersebut dapat meningkat serta hasil panen
merupakan salah satu jenis hama utama pada dapat menurun, baik itu kuantitas atau
tanaman kubis, karena hama tersebut selalu kualitasnya. Oleh karena itu diperlukan
ada dan menyebabkan kerugian pada upaya pengendalian yang tepat untuk dapat
pertanaman kubis. Apabila tidak dilakukan menekan dan mengurangi jumlah kerugian
11
I NYOMAN WIJAYA. et al. Uji Efektivitas Beberapa Konsentrasi Ekstrak Daun Kirinyuh…
yang ditimbulkan oleh hama tersebut (Alifah, konsentrasi yang efektif ektrak kirinyuh
2012). untuk mengendalikan hama. Oleh sebab itu
Penggunaan pestisida sintetis diperlukan pengujian lebih lanjut konsentrasi
merupakan cara yang paling ampuh untuk yang efektif untuk mengendalikan hama ulat
pengendalian hama. Namun mempunyai efek C. Pavonana pada tanaman kubis.
samping yang negatif yaitu resistensi hama,
terbunuhnya musuh alami dan timbulnya METODE PENELITIAN
hama sekunder. Oleh sebab itu, pengendalian Waktu dan Tempat Pelaksanaan
dengan konsep pengendalian hama terpadu Penelitian
(PHT) merupakan salah satu alternatif yang Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
sangat tepat untuk membatasi penggunaan April 2018 sampai bulan Agustus 2018,
pestisida sintetik. Untuk menunjang bertempat di Laboratorium Hama Tumbuhan
keberhasilan konsep PHT perlu dicarikan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
alternatif pengendalian yang ramah terhadap
lingkungan dengan menggunakan bahan Bahan dan Alat
bioaktif, insektisida nabati dan musuh alami . Bahan yang digunakan pada penelitian
Salah satu jenis tanaman yang dapat ini adalah, daun uji yaitu daun C. odorata
dimanfaatkan sebagai bahan pestisida nabati dengan berat kering 1 kg, daun kubis,
yaitu kirinyuh (Cromolaena odorata). Hasil aquades, air, etanol 96%, madu dan larva C.
penelitian Wijaya et al.(2015) menggunakan pavonana.
ekstrak tumbuhan tembelekan (Lantana Adapun alat yang digunakan adalah,
camara), dan kirinyuh (Cromolaena kurungan serangga, pinset, toples kaca,
odorata)dapat menengendalikan serangan timbangan analitik, kain mori, gelas ukur,
nematoda puru akar ( Meloidogyne spp.) gelas plastik, tissue, penggaris, kertas
pada tanaman cabai. Pengujian juga telah millimeter, labu evaporator, rotary vacum
dilakukan oleh Thamrin et al.(2013) evaporator,corong Buchner, kuas kecil,
menggunakan ektrak daun kirinyuh (C. gunting, selotip bening dan alat-alat
odorata) efektif mengendalikan ulat grayak pendukung lainnya.
dengan mortalitas 80-100%, serta menekan
tingkat kerusakan kedelai hingga 55,2%.
Namun belum ada pengujian tentang
12
AGROTROP, 8 (1): 11 - 19 (2018)
13
I NYOMAN WIJAYA. et al. Uji Efektivitas Beberapa Konsentrasi Ekstrak Daun Kirinyuh…
kirinyuh selama 1 jam. Daun kubis yang b = jumlah seluruh larva tiap perlakuan
telah di celupkan selama 1 jam kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
dikering anginkan selanjutnya dimasukkan
ke dalam gelas plastik yang telah diisi larva Pengaruh Perkembangan Biologi Ulat
C.pavonana instar 1, masing-masing gelas Krop Kubis (C. pavonana) Setelah
Aplikasi Keempat Jenis Ekstrak Daun
plastik tersebut diisi sebanyak 1 ekor larva C.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
Pavonanadan tiap perlakuan diulang
sebanyak 10 kali. Pemberian pakan diganti aplikasi keempat jenis konsentrasi ekstrak
setiap 1 hari sekali selama 10 hari dengan daun berpengaruh nyata terdapat siklus hidup
cara yang sama sampai larva mati atau
larva. Lama instar 1 dan instar 2 pada
menjadi pupa.
masing-masing perlakuan tidak berbeda
Pengamatan nyata, namun lama perkembangan larva
Pengamatan dilakukan setiap hari instar 1 paling singkat pada konsentrasi 30%
terhadap mortalitas larva sampai larva
dan 40% dan diakhiri kematian paling cepat.
menjadi imago.Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan uji F dan apabila Pada ekstrak C. odorata konsentrasi 30% dan
terdapat beda nyata maka selanjutnya akan 40% ini larva mengalami kematian akibat
diuji dengan uji Duncan’s pada taraf 5% .
dari pengaruh perlakuan dengan ekstrak daun
Pengamatan mortalitas larva dihitung
dengan rumus: C. odorata tersebut Tabel 1.
a
𝑀 = b × 100%
Keterangan:
M = Mortalitas
a = jumlah larva yang mati dalam setiap
kelompok perlakuan
14
AGROTROP, 8 (1): 11 - 19 (2018)
Pupa yang baru terbentuk berwarna kontrol karena pada perlakuan dengan
hijau muda kemudian berubah menjadi konsentrasi 30% dan 40% semua larva pada
warna coklat tua saat akan berubah menjadi percobaan mengalami kematian.
imago. Lama fase pupa menjadi imago pada Hasil pengujian konsentrasi ektrak
perlakuan ekstrak daun C.odoratkonsentrasi daun kirinyu terhadap panjang tubuh larva C.
30% dan 40% terlihat berbeda nyata dengan pavonana tertera pada Gambar 1.
pada perlakuan konsentrasi 10%, 20% dan
25
Panjang Larva (mm)
20
15 10%
20%
10 30%
5 40%
Kontrol
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Waktu Pengamatan (hari)
15
I NYOMAN WIJAYA. et al. Uji Efektivitas Beberapa Konsentrasi Ekstrak Daun Kirinyuh…
larva melalui makanan yang dimakan oleh mati (Cahyadi, 2009). Hasilanalisis fitokimia
serangga maka alat pencernaannya akan C. odorata seperti Tabel 2.
terganggu sehingga menyebabkan serangga
Pengaruh Ekstrak Daun Kirinyuh sebanyak 20% larva mati, dari 10 kali
Terhadap Mortalitas Larva C. pavonanas aplikasi ekstrak daun C.odorata dengan 12
Mortalitas merupakan ukuran jumlah kali pengamatan yang dilakukan keseluruhan
kematian pada suatu populasi. Mortalitas larva mengalami kematian sebesar 80%.
larva terjadi karena adanya gangguan yang Pada perlakuan ekstrak konsentrasi 20%
disebabkan oleh bahan kimia. Mortalitas larva baru mengalami kematian pada aplikasi
yang dialami masing-masing larva berbeda hari ke 5 larva mati sebanyak 20%, dari 10
antara perlakuan. Pada perlakuan ekstrak kali aplikasi dengan 12 kali pengamatan yang
kirinyu10%, 20%, 30% dan 40% pada dilakukan keseluruhan larva mengalami
aplikasi pertama larva belum menunjukkan kematian sebesar 80%. Lain halnya pada
tanda-tanda perubahan dilihat dari perlakuan konsentrasi 30% dan 40% yang
pengamatan hari pertama belum terjadi diuji, pada konsentrasi 30% dan 40% ekstrak
kematian, kematian larva baru terjadi pada tanaman yang mampu menyebabkan
aplikasi hari ke 5 larva mati sebanyak 10% mortalitas larva paling tinggi yaitu dengan
pada perlakuan konsentrasi 10%, kematian mortalitas mencapai 100% (Gambar 2.).
kembali terjadi pada pengamatan hari ke 7
16
AGROTROP, 8 (1): 11 - 19 (2018)
120
100
Mortalitas (%)
80 10%
60 20%
40 30%
20 40%
0 Kontrol
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Waktu Pengamatan (hari)
Gambar 2. Mortalitas larva C. pavonana setelah 10 kali aplikasi ekstrak daun tanaman
17
I NYOMAN WIJAYA. et al. Uji Efektivitas Beberapa Konsentrasi Ekstrak Daun Kirinyuh…
18
AGROTROP, 8 (1): 11 - 19 (2018)
19