Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Fracture is a break of continuity of bone, usually caused by trauma or physical exertion. Pain is the
most common complaint in patients with fracture. One of the interventions that can reduce fracture
pain is giving cold compress using a towel put in ice cubes mixed with water and put it on the skin
that do for 10 minutes. The purpose of this research was to analyze the effect of cold compress
therapy against post operative pain in patients ORIF fracture. This research method was pre
experimental with one group pretest-posttest design. The sampling technique was quota sampling
involving 10 respondents. The independent variable was cold compress therapy and dependent
variable was post operative pain. The data were analyzed using wilcoxon test with significant level
of α = 0,05. Mean of respondent pain score before intervention was 3,7 and score after intervention
was 2,9. The result showed a significant difference between pretest and posttest (p = 0,005). This
result indicates that there is significant effect of cold compress therapy on post operative pain in
patients ORIF fracture. Nurse was suggested to apply cold compress therapy as one of
interventions to decrease post operative pain in patients ORIF fracture. Keywords: ORIF, cold
compress, post operative pain
Abstrak
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Nyeri merupakan keluhan yang paling umum pada pasien dengan fraktur. Salah satu intervensi
yang dapat mengurangi nyeri patah tulang adalah memberikan kompres dingin menggunakan
handuk dimasukkan ke dalam es batu dicampur dengan air dan menaruhnya di atas kulit yang
dilakukan selama 10 menit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh terapi
kompres dingin terhadap nyeri pasca operasi pada pasien fraktur ORIF. Metode penelitian ini
adalah pre eksperimental dengan desain one group pretest-posttest. Teknik pengambilan sampel
adalah quota sampling melibatkan 10 responden. Variabel independen adalah terapi kompres
dingin dan variabel dependen adalah nyeri pasca operasi. Data dianalisis menggunakan uji
wilcoxon dengan tingkat signifikan α = 0,05. Rerata nilai nyeri responden sebelum intervensi
adalah 3,7 dan nilai setelah intervensi adalah 2,9. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara pretest dan posttest (p = 0,005). Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan dari terapi kompres dingin terhadap nyeri post operasi pada pasien fraktur ORIF.
Perawat disarankan untuk menerapkan terapi kompres dingin sebagai salah satu intervensi untuk
mengurangi nyeri pasca operasi pada pasien fraktur ORIF.
sebelum terapi adalah 3,7 dan mengalami kemampuan beradaptasi terhadap nyeri yang
penurunan setelah terapi kompres dingin dirasakan [11].
menjadi 2,9. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa
responden dengan jenis kelamin laki-laki
Tabel 4. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test (80%) lebih banyak dibandingkan perempuan
Karakteristik (20%). Dapat disimpulkan bahwa laki-laki lebih
Nyeri Jumlah banyak menderita fraktur jika dibandingkan
Posttest-Pretest dengan perempuan. Laki-laki juga cenderung
Negative Ranks 8 lebih aktif dalam beraktivitas dibandingkan
Positive Ranks 0 dengan perempuan. Hal ini menyebabkan
Ties 2 kemungkinan terjadinya fraktur pada laki-laki
Total 10 lebih besar dibandingkan dengan perempuan
Hasil analisis tabel 4 diatas menunjukkan [12]. Baik responden laki-laki maupun
hasil bahwa responden dengan nilai posttest responden perempuan sama-sama mengalami
lebih rendah daripada nilai pretest yaitu nyeri ringan dan nyeri sedang. Perbedaannya
sebanyak 8 orang. Tidak ada responden yang adalah responden perempuan lebih terbuka
mengalami peningkatan nyeri dan dua orang dalam mengungkapkan nyeri yang dirasakan,
yang tidak mengalami perubahan. mereka menceritakannya lebih detail,
sedangkan responden laki-laki lebih ringkas
Tabel 5. Hasil Uji Wilcoxon Nilai Skala Nyeri Pada dalam menceritakan nyeri yang dirasakan.
Responden (n=10) Menurut penelitian Setyawati, laki-laki memiliki
No sensitivitas yang lebih rendah dibandingkan
Kelompok Test Z p
. wanita. Laki-laki juga kurang mengekspresikan
Responde Pretest nyeri yang dirasakan secara berlebihan
1. n Posttest -2,828 0,005
dibandingkan wanita [13].
Tabel 5 diatas menunjukkan hasil uji Hasil pada penelitian ini didapatkan
wilcoxon pada responden yaitu nilai p<0,05 bahwa suku responden paling banyak adalah
(α), artinya terdapat perbedaan yang signifikan Suku Madura yaitu sebanyak 9 orang (90%).
nilai skala nyeri sebelum dan sesudah Suku dan nilai-nilai budaya mempengaruhi
dilakukan terapi kompres dingin. cara individu mengatasi nyeri. Individu
mempelajari apa yang diharapkan dan apa
Pembahasan yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini
Karakteristik Responden meliputi bagaimana individu bereaksi terhadap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyeri [14]. Pada penelitian ini, 1 responden
ratarata usia responden pada penelitian ini yang bersuku jawa mengalami nyeri ringan
adalah 46,20 tahun dengan usia minimal dan responden lainnya yang bersuku madura
responden 26 tahun dan usia maksimal 75 mengalami nyeri ringan dan nyeri sedang.
tahun. Hasil penelitian juga menunjukkan Responden yang bersuku jawa maupun
terdapat 6 responden yang mengalami nyeri madura tidak berbeda dalam menyampaikan
ringan dan 4 responden yang mengalami nyeri nyeri yang dirasakan baik secara verbal
sedang. Responden yang berusia maksimal maupun non verbal.
yaitu 75 tahun termasuk responden yang
mengalami nyeri ringan dan responden yang Nilai Nyeri Sebelum dan Sesudah Terapi
berusia minimal yaitu 26 tahun termasuk Kompres Dingin
responden yang mengalami nyeri sedang. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 10
Seiring dengan bertambahnya usia maka orang responden, didapatkan bahwa nilai
individu cenderung mempunyai pengalaman ratarata intensitas nyeri sebelum diberikan
yang lebih dalam merasakan nyeri daripada intervensi adalah 3,7 dan setelah diberikan
usia sebelumnya sehingga memberikan intervensi 2,9. Skala nyeri responden sebelum
pengalaman secara psikologis dan mempunyai diberikan intervensi paling banyak pada skala
3 yaitu 5 orang. Skala 1-3 merupakan nyeri
ringan, skala 4-6 merupakan nyeri sedang dan
skala 7-10 merupakan nyeri berat. Nyeri ringan nyeri sebelum dan sesudah diberikan kompres
merupakan nyeri yang timbul berintensitas dingin. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh
ringan. Ciri-ciri responden dengan nyeri ringan terapi kompres dingin terhadap nyeri. Namun
adalah pasien tidak merasakan sakit ketika pada hasil penelitian juga didapatkan bahwa 2
beristirahat, nyeri sedikit ketika bergerak, dan responden tidak mengalami penurunan nyeri
nyeri yang dirasakan tidak mengganggu setelah diberikan intervensi. Dua responden
aktivitas pasien. Selain itu menurut Tamsuri, yang tidak mengalami penurunan nyeri berusia
pada nyeri ringan biasanya pasien secara 56 tahun dan 67 tahun, dimana kisaran usia
obyektif dapat berkomunikasi dengan baik tersebut termasuk dalam dewasa tua.
[10]. Responden yang tidak mengalami penurunan
Nyeri sedang merupakan nyeri yang nyeri dipengaruhi oleh faktor usia. Usia dapat
timbul berintensitas sedang. Ciri-ciri responden mempengaruhi nyeri dikarenakan semakin
dengan nyeri sedang adalah pasien terkadang tinggi usia semakin adaptif seseorang
merasakan nyeri ketika beristirahat, nyeri terhadap nyeri yang dirasakan.
sedang ketika bergerak, dan nyeri yang Faktor lain yang mungkin dapat
dirasakan mengganggu aktivitas pasien. menyebabkan tidak terjadi penurunan nyeri
Selain ciri-ciri tersebut, secara obyektif pada 2 responden adalah media kompres
biasanya pasien mendesis, menyeringai, dapat dingin yang digunakan. Pada penelitian
menunjukkan lokasi nyeri serta Khodijah, peneliti menggunakan media
mendeskripsikannya, dan dapat mengikuti kompres kantong karet yang berisi es dan
perintah dengan baik [10]. didapatkan hasil pasien mengalami penurunan
Skala nyeri responden yang didapatkan nyeri yang signifikan yaitu sebesar p= 0,000 (p
setelah diberikan intervensi kompres dingin < 0,05). Sedangkan kelompok kontrol yang
paling banyak yaitu pada skala 2 sebanyak 6 hanya dikompres menggunakan kompres air
orang. Nyeri yang dirasakan sebelum diberi biasa tidak mengalami penurunan yang
kompres dingin rata-rata dirasakan ketika signifikan yaitu sebesar p= 0,080 [16].
responden menggerakkan bagian tubuh yang Perbedaan ini bisa dikarenakan media kantong
telah dioperasi, namun nyeri yang dirasakan karet lebih tahan lama dalam menahan suhu
tidak sampai mengganggu aktivitas dingin sehingga sensasi dingin yang memblok
responden. Setelah diberi kompres dingin, transmisi nyeri akan lebih konstan.
sebagian responden mengatakan bahwa nyeri Penurunan intensitas nyeri yang
yang dirasakan berkurang ketika sensasi dirasakan oleh 8 responden sejalan dengan
dingin mulai terasa. Hal ini dikarenakan dingin teori Price & Wilson, yaitu terapi dingin tidak
memiliki efek analgetik dan anastesi lokal hanya dapat mengurangi spasme otot tetapi
dalam mengurangi intensitas nyeri yang juga bisa menimbulkan efek analgetik yang
dirasakan seseorang. Mekanisme lain yang memperlambat kecepatan hantaran saraf
mungkin bekerja adalah persepsi dingin sehingga impuls nyeri yang mencapai otak
menjadi dominan dan mengurangi persepsi lebih sedikit [9]. Oleh karena itu, nyeri yang
nyeri [15]. dirasakan akan berkurang. Kerusakan jaringan
karena trauma baik trauma pembedahan atau
Pengaruh Pemberian Terapi Kompres trauma lainnya menyebabkan sintesa
Dingin Terhadap Nyeri prostaglandin, dimana prostaglandin inilah
Rata-rata penurunan nilai nyeri pada yang akan menyebabkan sensitisasi dari
responden setelah diberikan terapi kompres reseptor-reseptor nosiseptif dan
dingin yaitu sebesar -0,8. Hasil uji Wilcoxon dikeluarkannya zat-zat mediator nyeri seperti
untuk intensitas nyeri sebelum dan sesudah histamin dan serotonin yang akan
intervensi menunjukkan nilai p-value sebesar menimbulkan sensasi nyeri [17]. Nyeri
0,005 atau nilai p-value kurang dari α (0,05), pembedahan sedikitnya mengalami dua
artinya ada perbedaan rata-rata intensitas
perubahan, pertama akibat pembedahan itu terhadap nyeri ialah melalui peningkatan
sendiri yang menyebabkan rangsangan endorfin yang memblok transmisi stimulus
nosiseptif dan yang kedua setelah proses nyeri sehingga dapat meredakan nyeri yang
pembedahan terjadi respon inflamasi pada dirasakan.
daerah sekitar operasi, dimana terjadi Simpulan dan Saran
pelepasan zat-zat kimia (prostaglandin, Terdapat pengaruh terapi kompres dingin
histamin, serotonin, bradikinin, substansi P, terhadap nyeri pada pasien post operasi
dan lekoterin) oleh jaringan yang rusak dan fraktur ORIF. Kompres Dingin dapat
sel-sel inflamasi. Zat-zat kimia yang meredakan nyeri pasien post operasi fraktur
dilepaskan inilah yang berperan pada proses ORIF. Perawat dapat memberikan pendidikan
transduksi dari nyeri [18]. kesehatan tentang terapi kompres dingin yang
Nyeri yang dirasakan setelah prosedur dapat meredakan nyeri pada pasien post
pembedahan dapat diatasi dengan kompres operasi fraktur ORIF. Bagi peneliti selanjutnya
dingin. Kompres dingin merupakan suatu diharapkan untuk menambahkan kelompok
terapi es yang dapat menurunkan kontrol dan menggunakan media kompres
prostaglandin yang memperkuat sensitivitas dingin lain seperti ice gel dan kirbat es.
nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera
dengan menghambat proses inflamasi [14]. Ucapan Terima Kasih
Kompres dingin ini menggunakan handuk yang Penulis menyampaikan terima kasih
dimasukkan ke dalam es batu yang dicampur kepada RSD Dr. H. Koesnadi Bondowoso
dengan air dan meletakkannya di kulit yang serta pasien post operasi fraktur ORIF yang
dilakukan selama 5-10 menit [19]. Secara menjalani pengobatan di RSU Dr. H. Koesnadi
fisiologis, pada 10-15 menit pertama setelah Bondowoso dan telah bersedia menjadi
pemberian kompres dingin terjadi responden dalam penelitian ini.
vasokonstriksi pada pembuluh darah [20].
Pemberian kompres dingin dapat Daftar Pustaka
meningkatkan pelepasan endorfin yang [1] Astutik. Perbedaan tingkat mobilitas pada
memblok transmisi stimulus nyeri dan juga pasien post operasi fraktur ekstremitas
menstimulasi serabut saraf yang memiliki bawah sebelum dan sesudah dilakukan
diameter besar α-Beta sehingga menurunkan penyuluhan kesehatan di ruang
transmisi impuls nyeri melalui serabut kecil bougenville dan teratai rsud dr. soegiri
αDelta dan serabut saraf C [10]. Mekanisme lamongan. [internet] Lamongan; 2011.
penurunan nyeri dengan pemberian kompres [Cited 17 Februari 2016]. Available From:
dingin berdasarkan atas teori gate control. http://stikesmuhla.ac.id/v2/wpcontent/uplo
Teori ini menjelaskan mekanisme transmisi ads/jurnalsurya/noIX/0.pdf.
nyeri. Apabila masukan yang dominan berasal [2] World Health Organization. Statistics of
dari serabut beta-A, maka akan menutup road traffic accident. Geneva: UN
mekanisme pertahanan. Apabila masukan Publications; 2011
yang dominan berasal dari serabut delta-A dan [3] Haryadi. Transportasi: peran dan
serabut C, maka akan membuka pertahanan dampaknya dalam pertumbuhan ekonomi
tersebut dan pasien mempersepsikan sensasi sosial. Jawa Timur: Jurnal Perencanaan;
nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat 2012
endogen seperti endorfin, suatu pembunuh [4] Riset Kesehatan Dasar. Laporan
nyeri alami yang berasal dari tubuh. Semakin riskesdas 2011. [internet] Jakarta; 2011.
tinggi kadar endorphin seseorang, semakin [Cited 17 Februari 2016]. Available From:
ringan rasa nyeri yang dirasakan. Produksi http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/d
endorphin dapat ditingkatkan melalui stimulasi ow nload/Laporan_riskesdas_2011.pdf.
kulit. Stimulasi kulit meliputi massase, [5] Aslam M. Penanganan traumatologi.
penekanan jari-jari dan pemberian kompres [internet] Jakarta; 2009. [Cited 20 Mei
hangat atau dingin [21]. 2016]. Available From: http://o
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengaruh kompres dingin