You are on page 1of 7

ISSN 2303-1433

PENGARUH ROM EXERCISE DINI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR


EKSTREMITAS BAWAH (FRAKTUR FEMUR DAN FRAKTUR CRURIS)
TERHADAP LAMA HARI RAWAT DI RUANG BEDAH RSUD GAMBIRAN
KOTA KEDIRI

Yunanik Esmi Dwi Lestari

Abstract
Fracture is a cutting of bone continuity. ORIF (Open Reduction and Internal
Fixation) is one of therapy management from fracture. The lack of mobility to the post
ORIF patient infact to recovery injury process cannot go on perfectly. Of course this
condition will influence the length of patient treatment day in the hospital. Rehabilitation
that can be done by nurse to the post ORIF patient is by early ROM Exercise. This
objective research is to know the influence early ROM Exercise to post operation low
fracture extremity patient (femur fracture and cruris fracture) to the length of treatment
day in Surgery Room RSUD Gambiran Kediri City. Research design that is used is Pre-
Experiment by approach Postest Only Control Group Design. The population is the post
operation low extremity fracture patient (femur fracture and cruris fracture) who is
treated in Surgery Room by 30 respondent sample taken by purposive sampling technique.
The free variable is early ROM Exercise and bound variable is the length of treatment day
post operation low fracture extremity patient (femur fracture and cruris fracture). The
data is gotten by observation, clarified by ratio scale, analyzed by Independent T-test
(experiment) with SPSS 16. Based on research result (out put result) is gotten that length
of treatment day most of respondent that is done early ROM Exercise is 4 days, they are 10
respondent (67%) and almost a half of respondent who are not done early ROM Exercise
is 6 days, they are 6 respondent (40%). Based on Independent T-test Experiment shown the
big significance number is 0,000 < α = 0,05. Being concluded that there is influence early
ROM Exercise to the post operation low extremity fracture patient (femur fracture and
cruris fracture)to the length of treatment day in Surgery Room RSUD Gambiran Kediri
City. Post ORIF patient needs being done early ROM Exercise so that blood circulation
can be fluent, accelerate recovery wound healing process and reduce the length of
treatment day.

Key word : Early ROM Exercise, length of treatment day, post ORIF patient.

Pendahuluan pakai dalam menilai efesiensi pengelolaan


Fungsi utama rumah sakit rumah sakit. Sebagian besar rumah sakit
sebagaimana yang telah digariskan dalam menunjukkan pelayanan yang tidak efisien
Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai salah satu sumber peningkatan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang biaya, sementara kwalitas pelayanan
bersifat penyembuhan dan pemulihan, kesehatan di rumah sakit menjadi sebuah
yang perlu di atur sedemikian rupa hak yang sama untuk seluruh pasien
sehingga mampu memanfaatkan terutama pada kasus-kasus operasi
sumberdaya yang tersedia dengan lebih (Santi, 2007).
berdaya guna (efisien) dari berhasil guna Lama hari rawat pasien pasca operasi
(efektif). Dalam kaitan dengan efisien adalah hari rawat pasien sejak menjalani
rumah sakit, lama hari rawat (LOS) operasi sampai pada saat pasien
merupakan suatu hal yang perlu mendapat dipulangkan. Apabila terjadi komplikasi
perhatian, karena merupakan salah satu khususnya komplikasi setelah operasi
unsur dari rangkaian parameter yang di perlu mendapat perhatian yang besar
karena beberapa komplikasi dapat tejadi setelah operasi dan apabila tidak ditangani
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3 No. 1 Nopember 2014 1
ISSN 2303-1433

dengan baik, maka lama hari rawat pasien operasi fraktur ekstremitas bawah adalah
akan menjadi panjang yang akhirnya 5 sampai 7 hari setelah operasi.
dapat menyebabkan dampak pada Selama ini yang terjadi di ruangan
peningkatan biaya perawatan (Corwin & (Ruang Bedah) pada pasien post ORIF
Elizabeth J, 2001). Hal ini juga bisa jarang yang dilakukan mobilisasi oleh
terjadi pada pasien post operasi fraktur. perawat, perawat hanya sekedar
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas menganjurkan pada pasien untuk
tulang dan ditentukan sesuai jenis dan melakukan mobilisasi dengan menggerak-
luasnya. Salah satu prosedur pembedahan gerakkan anggota badan yang di operasi.
yang sering dilakukan pada kasus fraktur Akan tetapi karena ketidaktahuan pasien
adalah reduksi terbuka dengan fiksasi akan pentingnya mobilisasi pasien justru
interna (ORIF, Open Reduction and takut melakukan mobilisasi sehingga
Internal Fixation) (Brunner & Suddarth, berdampak pada banyaknya keluhan yang
2002). muncul pada pasien post ORIF seperti
ORIF merupakan salah satu bengkak atau edema, kesemutan,
manajemen terapeutik dari fraktur. kekakuan sendi, nyeri dan pucat pada
Berdasarkan data medical record dari anggota gerak yang di operasi. Disamping
RSUD Gambiran Kediri menunjukkan itu akhir-akhir ini yang terjadi di ruangan
total pasien yang mengalami fraktur (Ruang Bedah) tidak semua pasien yang
ekstremitas bawah tahun 2010 sebanyak menjalani operasi dilakukan fisioterapi,
323 pasien, khusus dari Ruang Bedah 267 tetapi hanya kasus-kasus post operasi
pasien dan pasien yang menjalani tertentu saja seperti post operasi
ORIF laminektomy dan post operasi AMP
209 pasien (78,28%). Sedang dari hasil (Austin Moore Prosthesis) yang dilakukan
studi pendahuluan di Ruang Bedah pada fisioterapi oleh petugas fisioterapi.
bulan Juli 2011 sampai dengan bulan Melihat fenomena di atas maka
September 2011 ada 36 pasien fraktur adalah tugas bersama antara dokter,
ekstrimitas bawah yang menjalani ORIF, terapis, dan perawat untuk memberi
di mana ada sebagian besar dari mereka penjelasan pada pasien post ORIF,
yang mengalami komplikasi pasca operasi bahwa mobilisasi selama masih dalam
yaitu bengkak atau edema, kesemutan, batas terapeutik sangat menguntungkan.
nyeri dan pucat pada anggota gerak yang Latihan dalam batas terapeutik
di operasi. Dari hasil wawancara dan diantaranya latihan aktif meliputi menarik
observasi di dapat kemungkinan pegangan di atas tempat tidur, fleksi dan
komplikasi tersebut terjadi dikarenakan ekstensi kaki, dan latihan rentang gerak
pasien tidak mau atau kurang melakukan atau menahan beban bagi sendi yang
mobilisasi sehingga peredaran darah tidak sehat, pada ekstremitas yang diimobilisasi
lancar dan akhirnya berdampak pada dilakukan latihan isometrik, latihan
proses penyembuhan luka kuadrisep dan pengesetan gluteal untuk
(vaskularisasi,inflamasi, proliferasi dan menjaga kekuatan otot besar yang penting
granulasi) tidak dapat berlangsung untuk berjalan (Brunner & Suddarth,
maksimal. Tentunya kondisi ini akan 2002). Salah satu keuntungan
mempengaruhi lama keberadaan pasien di menjalankan rehabilitasi post ORIF adalah
rumah sakit atau lama perawatan pasien untuk mencegah terjadinya komplikasi
(Perry & Potter. 2005). Sedangkan dari yang merugikan bagi pasien di samping
data dokumentasi ruangan (Ruang Bedah) mempercepat kesembuhan. Peran perawat
pada bulan Juli 2011 sampai dengan bulan sebagai edukator dan motivator kepada
September 2011 diperoleh rata-rata lama klien diperlukan guna meminimalkan
hari rawat dari pasien yang menjalani suatu komplikasi yang tidak diinginkan
(Ichanner’s, 2009). Tidak berhenti disitu,
perawat juga menjadi ujung tombak dalam pelayanan kesehatan pada klien. Rehabilitasi

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3 No. 1 Nopember 2014 2


ISSN 2303-1433

yang dapat dilaksanakan perawat Jika nilai ρ value > 0,05 (α) maka Ho
diantaranya ROM (Range Of Motion), diterima, dan jika nilai ρ value < 0,05 (α)
nafas dalam batuk efektif dan yang maka Ho ditolak yang artinya ada
penting untuk mengaktifkan kembali pengaruh ROM Exercise dini pada pasien
fungsi neuromuskular dan mengeluarkan post operasi fraktur ekstremitas bawah
sekret dan lendir (Unej, 2009). (fraktur femur dan fraktur cruris) terhadap
Bagaimanakah Pengaruh ROM Exercise lama hari rawat di Ruang Bedah RSUD
Dini Pada Pasien Post Operasi Fraktur Gambiran Kota Kediri.
Ekstremitas Bawah (Fraktur Femur Dan
Fraktur Cruris) Terhadap Lama Hari Hasil Penelitian
Rawat Di Ruang Bedah RSUD Gambiran 1. Lama Hari Rawat Responden Post
Kota Kediri. Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah
Penelitian ini bertujuan untuk (Fraktur Femur Dan Fraktur Cruris)
mengetahui pengaruh ROM Exercise dini Yang Tidak Dilaksanakan ROM
pada pasien post operasi fraktur Exercise Dini Di Ruang Bedah RSUD
ekstremitas bawah (fraktur femur dan Gambiran Kota Kediri
fraktur cruris) terhadap lama hari rawat
di Ruang Bedah RSUD Gambiran Kota
Kediri.
2 (13%)1 (7%) 4
3 (20%)3 (20%) Hari 5
Metode Penelitian
Hari 6
Desain penelitian yang digunakan
Hari 7
dalam penelitian ini Pra-Eksperimen Hari
dengan Perbandingan Kelompok Statis
(Static Group Comparasion) dengan 6 (40%)
observasi yang dilakukan Postest Only
Control Group Design yaitu peneliti
mengukur pengaruh perlakuan (intervensi) Sumber : Data hasil penelitian
pada kelompok eksperimen dengan cara
membandingkan kelompok tersebut Diagram 1 Lama Hari Rawat
dengan kelompok kontrol. Populasi dalam Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas
penelitian Semua pasien post operasi Bawah (Fraktur Femur Dan Fraktur
fraktur ekstremitas bawah (fraktur femur Cruris) Yang Tidak Dilaksanakan ROM
& fraktur cruris) yang di rawat di Ruang Exercise Dini Di Ruang Bedah RSUD
Bedah RSUD Gambiran Kota Kediri Gambiran Kota Kediri
yaitu sebanyak 37 pasien Dalam Berdasarkan diagram 1 diketahui
penelitian ini peneliti menggunakan hampir setengah dari responden post
purposive sampling. Variabel operasi fraktur ekstremitas bawah (fraktur
Independent/bebas dalam penelitian ini femur dan fraktur cruris) yang tidak
adalah ROM Exercise dini. Variabel dilaksanakan ROM Exercise dini lama
Dependent/ terikat pada penelitian ini hari rawatnya adalah 6 hari yaitu 6
adalah lama hari rawat pasien post operasi responden (40%).
fraktur ekstremitas bawah. Untuk menguji
pengaruh ke dua variabel menggunakan 2. Lama Hari Rawat Responden Post
analisa Data Dengan Independent T-test Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah
menggunakan taraf nyata (α = 0,05). (Fraktur Femur Dan Fraktur Cruris)
Pengolahan data menggunakan komputer Yang Dilaksanakan ROM Exercise
dengan program SPSS 16 under windows. Dini Di Ruang Bedah RSUD
Gambiran Kota Kediri

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3 No. 1 Nopember 2014 3


1 (7%)
3 Hari
4 (27%)
4 Hari ISSN 2303-1433
10 (67%) 5 Hari
pasien masih mempunyai kekhawatiran
kalau tubuh digerakkan pada posisi
tertentu pasca operasi akan mempengaruhi
luka operasi yang masih belum sembuh
Sumber : Data hasil penelitian yang baru saja selesai dikerjakan. Padahal
tidak sepenuhnya masalah ini perlu
Diagram 2 Lama Hari Rawat Pasien dikhawatirkan, bahkan justru hampir
Post Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah semua jenis operasi membutuhkan
(Fraktur Femur Dan Fraktur Cruris) Yang mobilisasi atau pergerakan badan sedini
Dilaksanakan ROM Exercise Dini Di mungkin (Ekakusmawan, 2008). Sehingga
Ruang Bedah RSUD Gambiran Kota apabila terjadi komplikasi khususnya
Kediri komplikasi setelah operasi perlu mendapat
Berdasarkan diagram 2 diketahui perhatian yang besar karena beberapa
sebagian besar lama hari rawat dari komplikasi dapat terjadi setelah operasi
responden post operasi fraktur ekstremitas dan apabila tidak ditangani dengan baik,
bawah (fraktur femur dan fraktur cruris) maka lama hari rawat pasien akan menjadi
yang dilaksanakan ROM Exercise dini panjang yang akhirnya dapat
adalah 4 hari yaitu 10 responden (67%). menyebabkan dampak pada peningkatan
Berdasarkan uji SPSS 16 under biaya perawatan (Corwin & Elizabeth J,
windows menggunakan uji Independent T- 2001).
test menunjukkan bahwa besarnya angka Kondisi yang terjadi seperti di atas
signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05, kemungkinan disebabkan karena
sehingga Ho ditolak. Jadi dapat responden kurang mengerti jika setelah
disimpulkan adanya Pengaruh ROM operasi diperbolehkan untuk melakukan
Exercise Dini Pada Pasien Post Operasi mobilisasi dan responden juga kurang
Fraktur Ekstrimitas Bawah (Fraktur mengerti mobilisasi seperti apa yang bisa
Femur dan Fraktur Cruris) Terhadap atau boleh dilakukan, sehingga seringkali
Lama Hari Rawat di Ruang Bedah RSUD dijumpai responden merasa takut untuk
Gambiran Kota Kediri. bergerak walaupun mereka sudah
seringkali dianjurkan untuk melakukan
Pembahasan mobilisasi atau melakukan pergerakan.
A. Lama Hari Rawat Pada Pasien Post Mereka takut kalau banyak bergerak nanti
Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah kakinya patah lagi, nanti lukanya
(Fraktur Femur Dan Fraktur Cruris) membuka lagi atau jahitannya lepas lagi
Yang Tidak Dilaksanakan ROM sehingga mereka lebih memilih diam
Exercise Dini. tidak melakukan mobilisasi dari pada
Didapatkannya hampir setengah dari melakukan mobilisasi tetapi mereka harus
responden post operasi fraktur ekstremitas berlama-lama tinggal di rumah sakit
bawah lama hari rawatnya 6 hari karena lukanya tidak sembuh-sembuh.
disebabkan karena kebanyakan pasien Sebenarnya kondisi ini dapat dihindari
merasa takut untuk bergerak setelah apabila kita sebagai perawat dapat
pembedahan ortopedi (Brunner & meyakinkan pada pasien bahwa gerakan
Suddart, 2002). Dan kebanyakan dari selama masih dalam batas terapeutik
sangat menguntungkan, bahwa bantuan
akan diberikan oleh perawat, bahwa
ketidaknyamanan dapat dikontrol dan
sasaran aktivitas pasti dapat tercapai.
Namun masalahnya semua di atas
memiliki keterbatasan yaitu selama belum
ada protap mengenai pelaksanaan ROM
Exercise dini pada pasien post operasi fraktur kemungkinan tidak semua perawat

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3 No. 1 Nopember 2014 4


ISSN 2303-1433

mau turut berpartisipasi melaksanakan telapak kaki dan femur) dan 7,2 dengan
latihan tersebut. Disamping itu komplikasi. Untuk fraktur femur rerata
kemungkinan kondisi yang terjadi tersebut RPL 7,4 hari. Umumnya sebagian besar
disebabkan karena perawat di ruangan pasien enggan berada lama di rumah sakit
tidak menjalankan SOP yang sudah ada karena situasi yang dihadapi berbeda jika
sehingga intervensi yang seharusnya dibandingkan dengan kondisi di rumah di
diberikan pada pasien post operasi masih samping pertimbangan lain yaitu berkaitan
belum dilakukan dengan baik. Selain itu biaya perawatan dan pengobatan..
kurangnya pengawasan dan motivasi yang Didapatkannya sebagian besar
diberikan oleh perawat menyebabkan responden post operasi fraktur ekstremitas
pasien juga tidak melaksanakan mobilisasi bawah lama hari rawatnya 4 hari
(ROM Exercise) dini secara rutin. disebabkan karena dengan dilaksanakan
Walaupun pada kenyataannya perawat ROM Exercise dini maka
sudah seringkali menganjurkan pasien pasien/responden dapat mempertahankan
untuk melakukan mobilisasi namun tanpa sirkulasi /peredaran darahnya sehingga
adanya perawat yang mendampingi oksigenasi pada luka menjadi lebih baik,
pasien, maka pasien tetap saja merasa asupan zat nutrisi dan juga obat dapat
takut akan terjadi hal yang tidak terserap dengan baik. Kondisi tersebut
diinginkan. Tentunya kondisi tersebut dapat membantu proses penyembuhan
menyebabkan kurangnya tingkat luka (vaskularisasi, inflamasi, proliferasi
kemandirian pasien sehingga perawatan dan granulasi) dapat berlangsung dengan
menjadi lebih lama dan akhirnya maksimal yaitu luka mulai menutup,
berdampak pada lama hari rawat pasien kering, bersih tidak berbau dan tidak ada
yang menjadi lebih panjang. nanah. Disamping itu dengan adanya
intervensi langsung yang dilakukan
B. Lama Hari Rawat Pada Pasien Post perawat dalam hal pelaksanaan ROM
Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah Exercise dini menyebabkan
(Fraktur Femur Dan Fraktur Cruris) pasien/responden mernjadi lebih berani
Yang Dilaksanakan ROM Exercise dan tidak merasa khawatir akan terjadi
Dini. hal-hal yang tidak diinginkan. Mereka
Lama hari rawat adalah jumlah hari di menjadi lebih semangat melakukan latihan
mana pasien mendapatkan perawatan (ROM Exercise) dini dan kondisi tersebut
rawat inap di rumah sakit, sejak tercatat dapat meningkatkan motivasi dan
sebagai pasien rawat inap (admisi) hingga kemandirian pasien. Dengan demikian
keluar dari rumah sakit (discharge) pasien dapat cepat dipulangkan, lama hari
(Sudra, R.I, 2010). Sedangkan lama hari rawat pasien post operasi fraktur
rawat pasien pasca operasi adalah lama ekstremitas bawah dapat dipersingkat,
hari rawat pasien sejak menjalani operasi sehingga biaya perawatan dan pengobatan
sampai dengan pasien dipulangkan dari dapat pula diminimalkan. Selain itu
rumah sakit (Corwin & Elizabeth J, 2001). menurut penilaian medis pasien/responden
Namun dalam perhitungan atau standart sudah dalam kondisi baik jika harus
lama rawat inap untuk berbagai kasus dipulangkan. Namun demikian
fraktur belum ada standart yang baku. pasien/responden masih membutuhkan
Menurut Engram B (1999) Rerata lama perawatan medis yang dapat dilaksanakan
waktu perawatan (RPL) bervariasi sesuai dengan metode rawat jalan. Penyembuhan
tipe fraktur. Untuk fraktur ekstremitas fraktur berkisar antara 3 minggu sampai 4
bawah dan humerus RPL-nya 4,6 hari bulan (Muttaqin A, 2005). Sesuai dengan
tanpa komplikasi (kecuali panggul, pengalaman medis dalam waktu 3 bulan
pasien sudah sembuh. Rentang waktu ini
masih dibutuhkan pemeriksaan ulang di
poli bedah ortopedi. C. Pengaruh ROM Exercise Dini Pada

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3 No. 1 Nopember 2014 5


ISSN 2303-1433

Pasien Post Operasi Fraktur 2. Sebagian besar lama hari rawat dari 15
Ekstremitas bawah (Fraktur Femur responden post operasi fraktur
dan Fraktur Cruris) Terhadap Lama ekstremitas bawah (fraktur femur dan
Hari Rawat fraktur cruris) yang dilaksanakan ROM
Hasil Uji statistik Independent T-test Exercise dini adalah 4 hari yaitu 10
didapatkan besarnya angka signifikansi responden (67%).
sebesar 0,000 < α = 0,05, sehingga Ho di 3. Dari hasil penelitian didapatkan
tolak. Hal ini menunjukkan bahwa ROM besarnya nilai signifikansi (nilai
Exercise dini berpengaruh positif terhadap probabilitas) sebesar 0,000 < α = 0.05,
lama hari rawat pada pasien post operasi yang artinya ada pengaruh positif dari
fraktur ekstremitas bawah (fraktur femur ROM Exercise dini pada pasien post
dan fraktur cruris). operasi fraktur ekstremitas bawah
Hal ini sesuai dengan yang dituliskan (fraktur femur dan fraktur cruris)
Brunner & Suddarth (2002) yaitu gerakan terhadap lama hari rawat, yaitu lama
dalam batas imobilisasi terapeutik selalu hari rawat lebih pendek 2 hari
dianjurkan untuk pasien tentu saja dalam dibanding dengan pasien post operasi
melakukan gerakan tersebut dengan fraktur ekstremitas bawah (fraktur
bantuan perawat. Hali ini di dukung juga femur dan fraktur cruris) yang tidak
dengan yang dituliskan oleh dilaksanakan ROM Exercise dini.
Syamsuhidayat (2001) yaitu keadaan Saran
umum sangat dipengaruhi secara positif 1. Bagi Peneliti
bila penderita telah dapat bergerak. Disarankan pada peneliti untuk
Bahkan ekstremitas yang di mobilisasi menginformasikan pada semua teman
harus digerakkan pada semua sendi yang sejawat agar turut berpartisipasi langsung
tidak masuk mobilisasi. Begitu pula yang dalam melaksanakan ROM Exercise dini
dituliskan oleh Ichanner’s, (2009) yaitu pada semua pasien post operasi fraktur
salah satu keuntungan menjalankan ekstremitas bawah tanpa harus menunggu
rehabilitasi post ORIF adalah untuk datangnya petugas fisioterapi, sehingga
mencegah terjadinya komplikasi yang kebutuhan pasien akan mobilisasi segera
merugikan bagi pasien. Peran perawat dapat terpenuhi.
sebagai edukator dan motivator kepada
klien diperlukan guna meminimalkan 2. Bagi Rumah Sakit
suatu komplikasi yang tidak diinginkan . Disarankan agar penelitian ini dapat
Sehingga apabila komplikasi tidak terjadi dipakai sebagai masukan sehingga dapat
tentunya kondisi ini akan mempengaruhi digunakan sebagai bahan pertimbangan
lama keberadaan pasien di rumah sakit dan evaluasi dalam rangka meningkatkan
atau lama perawatan pasien (Perry dan pelayanan, khususnya tentang pelaksanaan
Potter, 2005). ROM Exercise dini pada pasien post
operasi fraktur ekstremitas bawah, yaitu
Kesimpulan dengan membuatkan protap tentang
1. Sebagian besar lama hari rawat dari 15 penatalaksanaan pasien post operasi
responden post operasi fraktur fraktur (post ORIF) agar segera
ekstremitas bawah (fraktur femur dan dilaksanakan ROM Exercise dini.
fraktur cruris) yang tidak dilaksanakan
ROM Exercise dini adalah 6 hari yaitu 3. Bagi Institusi Pendidikan
6 responden (40%). Disarankan bagi Institusi
Pendidikan agar penelitian ini dapat
dijadikan informasi dan bisa digunakan
sebagai bahan masukan untuk
perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang medikal bedah dalam kaitannya pengaruh mobilisasi (ROM

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3 No. 1 Nopember 2014 6


ISSN 2303-1433

Exercise) dini pada pasien post ORIF Priharjo, R. (2003). Pemenuhan Aktivitas
dalam membantu mempercepat proses Istirahat Pasien. Jakarta : EGC
penyembuhan pasien dan mencegah Sedarmayanti dan Hidayat. (2002).
komplikasi pasca operasi. Metode Penelitian. Bandung :
Mandar Maju.
4. Bagi Profesi Keperawatan
Disarankan agar semua perawat di Singgih Santoso. (2000). Statistical
rumah sakit untuk memberikan asuhan Product and Service. Jakarta : PT.
perawatan pada pasien post ORIF dalam Elex Media Komputindo.
kaitannya dengan pelaksanaan ROM Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
Exercise dini tanpa tergantung pada Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
petugas fisioterapi, sehingga kebutuhan Cetakan keempat. Bandung : CV
pasien akan mobilisasi dapat segera Alfabeta.
terpenuhi dan dapat mencegah terjadinya Suarti, N.M, Suparmi, Y, Rosliany, N.
komplikasi pasca operasi. (2009). Panduan Praktek
Keperawatan Lansia. Yogyakarta :
DAFTAR PUSTAKA PT. Citra Aji Parama.
Apley. (2001). Buku Ajar Ortopedi Dan Syamsuhidayat, R. (2001). Buku Ajar
Fraktur Sistem Apley Edisi 7. Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta :
Jakarta : Widya Medika. EGC.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Ekakusmawan. (2008). Pentingnya
Penelitian Suatu Pendekatan Bergerak Pasca Operasi.
Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta : (http://www.spesialisbedah.com,
PT. Adi Mahasatya. diakses pada 10 September 2011)
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Diagnose Ichanner’s. (2009). Pengetahuan
Keperawatan Edisi 6. Jakarta : Perawatan Tentang Mobilisasi Dini.
EGC. (http://www.wordpress.com, diakses
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). pada 10 September 2011)
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Unej. (2009). ROM (Range Of Motion)
Salemba Medika. Dalam Mobilisasi.
Muttaqin, A. (2005). Buku Ajar Asuhan (http://www.elearning.unej.ac.id.
keperawatan Klien Gangguan diakses tanggal 10 September 2011)
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta :
EGC.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Nursalam dan Siti Pariani. (2001).
Pendekatan Praktis Metodologi
Riset Keperawatan. Jakarta : CV.
Info Medika.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi,
Tesis dan Instrumen Penelitian
keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3 No. 1 Nopember 2014 7

You might also like