Professional Documents
Culture Documents
(Vol 7 No. 2 Desember 2019) halaman 113- 128 ISSN 2354-5690: E-ISSN 2579-3594
https://doi.org/10.29244/jai.2019.7.2.113-128
ABSTRACT
Knowing the performance of a company is needed in order to be able to determine the extent to which
goals have been achieved. The final objective of this research was to analyze the performance of Al-Ittifaq
vegetable supply chain for each of its members in order to achieve a common goal, by maximizing the
resources they have with their best practices. The analytical method used in this research was the Supply
Chain Operational Reference (SCOR) model by considering the internal and external attributes of the
foodSCOR card. The four attributes used in this study were reliability, responsiveness, agility ,and
assets. The results of measuring internal performance in the supply chain at all levels in the
responsiveness and agility attributes had achieved superior performance positions on the foods card. The
value of Al-Ittifaq vegetable supply chain performance on reliability attributes in conformity performance
with the standards was still in the advantage position, while the delivery performance and order
fulfillment were already in a superior position. The internal performance of the Al-Ittifaq vegetable
supply chain in each section for the cash to cash cycle time attribute had reached a superior position. The
daily inventory performance was still in the advantage position, therefore Al-Ittifaq it still needs
improvement in performance by not doing a daily inventory to reduce storage costs and to always provide
fresh vegetables.
ABSTRAK
Mengetahui kinerja suatu perusahaan sangat dibutuhkan, untuk mengetahui sejauh mana
tujuan sudah tercapai. Tujuan akhir pada penelitian ini yaitu untuk menganalisis kinerja rantai
pasok sayuran Al-Ittifaq pada setiap anggotanya guna mencapai tujuan bersama, dengan
memaksimalkan sumber daya yang dimiliki dengan praktik terbaiknya. Metode analisis yang
digunakan adalah model Supply Chain Operational Reference (SCOR) dengan
mempertimbangkan atribut internal dan eksternal dari foodSCOR card. Empat atribut yang
digunakan dalam penelitian kali ini adalah reliability, responsiveness, agility dan asset. Hasil
pengukuran kinerja internal pada rantai pasok di semua tingkatan pada atribut responsiveness
dan agility telah mencapai posisi kinerja superior pada foodCSOR card. Nilai kinerja rantai pasok
sayuran Al-Ittifaq pada atribut reliabiliy pada kinerja kesesuaian kesesuaian dengan standar
masih pada posisi advantage, sedangkan pada kinerja pengiriman dan pemenuhan pesanan
sudah berada poda posisi superior. Kinerja internal rantai pasok sayuran Al-Ittifaq pada setiap
bagian untuk atribut cash to cash cycle time sudah mencapai posisi superior. Nilai kinerja
persediaan harian masih pada posisi advantage, sehingga Al-Ittifaq masih membutuhkan
perbaikan kinerja dengan tidak melakukan persediaan harian untuk mengurangi biaya
penyimpanan dan agar selalu menghadirkan sayuran segar.
113
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
114
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
115
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
116
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
117
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
kinerja. Bencmarking yang digunakan dalam Secara keseluruhan petani mitra responden
penelitian ini merupakan kombinasi berjumlah 12 orang. Pengukuran kinerja
penetapan oleh Supply Chain Council dan pada petani mitra dibagi menjadi dua yaitu
pengukuran rantai pasok pada perusahaan
kinerja petani secara individu dan kinerja
yang berada dalam konteks lingkungan yang
petani menurut komoditasnya. Pengukuran
kompetitif (Harrison dan Hoek 2008; Francis
et al. 2008). Benchmark yang terdiri dari tiga kinerja individu petani mitra dihasilkan dari
klasifikasi nilai yaitu parity, advantages dan rata-rata nilai kinerja petani pada setiap
superior. Parity adalah klasifikasi nilai atribut SCOR, dan kinerja petani menurut
terendah, Advantages adalah klasifikasi nilai komoditasnya adalah pengukuran kinerja
menengah sedangkan Superior adalah rantai pasok yang dikelompokan atas dasar
klasifikasi nilai tertinggi target efektivitas
masing-masing komoditas yang di usahakan.
sebuah kinerja rantai pasok. Data pada
kategori superior diperoleh dari 90 persen Penggunaan pengelompokan
organisasi-organisasi dengan nilai terbaik perhitungan rantai pasok pada penelitian ini
untuk masing-masing metrik. Pengukuran didasarkan karena karakteristik setiap
dan penetapan target pencapaiannya selesai komoditas yang berbeda-beda sehingga
dilakukan pada rantai pasok, kemudian penanganan dan penentuan indikator pada
melakukan identifikasi untuk menetapkan kinerja rantai pasok berbeda. Sejalan dengan
praktik-praktir terbaik yang harus dilaksakan
penelitian Yolandika (2016) dan Apriani et al.
guna mencapai target tersebut (Setiawan
2011). (2018),perlunya pengelompokan perhitungan
berdasarkan komoditas karena setiap
HASIL DAN PEMBAHASAN komoditas memiliki karakteristik dan
penanganan yang berbeda-beda. Perbedaan
Mengukur kinerja rantai pasok sangat karakteristik ini menjadikan adanya
dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan pada penentuan indikator dalam
tujuan sudah tercapai. Setelah dilakukan penentuan kinerja rantai pasok. sejalan
pengukuran, maka diketahui permasalahan dengan penelitian Aramyam et al. (2007)
serta pada bagian mana yang harus lebih menyatakan bahwa dibutuhkannya sistem
ditingkatkan sehingga mampu memberikan pengukuran terpadu mengenai Agri-Food
praktik-praktik terbaik, guna mencapai Supply Chain dikarenakan sayuran dan buah-
tujuan bersama dan mengembangkannya. buahan memiliki karakteristik yang berbeda
Pengukuran kinerja rantai pasok diukur dengan produk lainnya.
berdasarkan aliran rantai pasok sayuran,
dimulai dari petani hingga perusahaan. 1. Kinerja petani mitra secara individu
Penelitian kinerja rantai pasok sayuran pada Pengukuran kinerja rantai pasok
Pondok Pesantren Al-Ittifaq kali ini dilihat petani mitra secara individu dilihat dari
dari dua bagian tingkatan yaitu pada bagian kinerja eksternal dengan indikator reliability,
kinerja petani mitra dan kinerja perusahaan responsiveness dan agility, sedangkan untuk
(Al-Ittifaq). Pengukuran kinerja berdasarkan kinerja internal adalah indikator asset.
musiman, yaitu satu musim tanam (Oktober- Kinerja Eksternal
Desember 2019) sebagai waktu yang Pengukuran indikator eksternal pada
digunakan oleh petani mitra untuk budidaya petani mitra secara individu dilihat dari
ketiga komoditas sayuran unggul yaitu perhitungan pada turunan atribut reliability
wortel, daun bawang dan seledri. (kinerja pengiriman pesanan, pemenuhan
pesanan, kesesuian dengan standar),
Kinerja rantai pasok pada petani mitra responsiveness (lead time pemenuhan pesanan,
siklus pemenuhan pesanan) dan agility
Penelitian ini memilih responden (fleksibiliti). Hasil pengukuran nilai rata-rata
petani mitra sebagai pemasok tiga jenis dari atribut kinerja dapat dilihat pada Tabel
sayuran (wortel, daun bawang dan seledri). 2.
118
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
119
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
Agility
Fleksibilitas (hari) 26.00-11.00 ≤ 10.00 0,383 0,275 0,25
Responsiveness
Lead time pemenuhan pesanan (hari) 5.00-4.00 ≤ 3.00 0,30 0,225 0,25
Siklus pemenuhan pesanan (hari)
6.00-5.00 ≤ 4.00 0,575 0,67 0,50
Kinerja Internal
Asset
Cash to cash cycle time (hari) 33.00-21.00 ≥ 20.00 12,50 7,25 8,50
Persediaan harian (hari) 13.00-0.01 = 0.00 0,61 0,175 0,16
menggunakan atribut reliability,
Kinerja Eksternal responsiveness, dan agility. Atribut reliability
Pengukuran indikator eksternal rantai dapat menunjukkan kemampuan petani
pasok pada petani mitra Al-Ittifaq menurut dalam memenuhi pesanan sesuai dengan
komoditas pada penelitian ini diukur permintaan konsumen baik dari segi waktu
dan tanggal pengiriman, jumlah atau
120
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
kuantitas pesanan, dan kualitas pada setiap wortel yang lebih tahan lama dibandingkan
kelompok komoditas. daun bawang dan seledri, maka pemenuhan
Berdasarkan Tabel 3, pengukuran rata- perubahan pesanan bisa dipenuhi dari
rata kinerja pengiriman dan pemenuhan penyimpanan hasil panen hari sebelumnya.
pesanan, paling tinggi dicapai oleh petani Pengukuran kinerja petani mitra
dengan komoditas wortel yaitu 96.615% dan berdasarkan komoditas menggunakan
96.85%. Petani dengan komoditas wortel atribut responsiveness pada masing-masing
menempati posisi tertinggi dibandingkan komoditas sudah mencapai kinerja terbaik
dengan komoditas seledri dan daun bawang. (superior). Artinya, kinerja kecepatan dalam
Terjadi karenakan untuk komoditas sayuran melaksanakan pekerjaan yang dilakukan
daun-daunan memerlukan perlakuan yang petani mitra pada setiap komoditas sudah
lebih banyak oleh petani. Setelah di panen dilakukan dengan baik sesuai target. Nilai
lalu dibersihkan, membutuhkan waktu tertinggi pada matriks lead time pemenuhan
tambahan untuk melakukan pengemasan pesanan dengan nilai rata-rata 0.3 hari (7.2
dan pemilihan produk yang sesuai dengan jam) adalah petani dengan komoditas seledri.
standar permintaan konsumen. Wortel hanya Penanaman seledri dilakukan pada lahan
perlu membersihkan tanpa pengemasan, yang paling dekat dengan rumah petani,
karena grading dan pengemasan dilakukan sehingga tidak terlalu membutuhkan waktu
oleh bagian packing di gudang Al-Ittifaq, banyak untuk melakukan pemanenan.
sehingga pada pengiriman kebih cepat. Matriks siklus pemenuhan pesanan tercepat
Wortel juga merupakan salah satu komoditas adalah petani dengan komoditas daun
unggulan paling utama bagi Al-Ittifaq karena bawang yaitu 0.575 hari (13.8 jam). Nilai
memiliki permintaan terbanyak, maka dari pada pengukuran responsiveness itu kecil,
itu banyak diproduksi oleh petani mitra Al- Karena semakin kecil nilai kinerjanya
Ittifaq. Dibutuhkan ketersediaan wortel di dipastikan semakin baik capaian kinerja
Al-Ittifaq cukup untuk memenuhi kebutuhan rantai pasoknya (Setiawan 2011).
ritel. Besar Nilai rata-rata kesesuaian standar Kinerja Internal
rantai pasok paling tinggi dicapai oleh petani Indikator internal rantai pasok sayuran
dengan komoditas daun bawang yaitu petani mitra menurut komoditas pada
91.42%. Karena komoditas daun bawang penelitian ini diukur melalui atribut asset
sudah dilakukan pengemasan dari petani, yang di identifikasi menggunakan dua
sehingga sampai pada gudang Al-Ittifaq matrik yaitu cash to cash cycle time dan
sudah dalam keadaan siap untuk di salurkan persediaan harian. Tabel 3 menunjukkan
tinggal penambahan label saja. bahwa semua petani menurut komoditas
Atribut agility pada kinerja rantai dalam memperoleh pembayaran sudah
pasok petani mitra menurut komoditas, mencapai kerja terbaiknya atau berada pada
mencerminkan kemampuan petani di setiap posisi superior. Terjadi karena memiliki nilai
komoditas dalam merespon perubahan rata-rata cash to cash cycle time atau
pesanan. Atribut agility pada penelitian pembayaran atas produk yang sudah
diukur menggunakan satuan waktu dengan disalurkan kurang dari 20 hari. Nilai rata-rata
satuan hari. Kinerja setiap petani mitra pada cash to cash cycle time paling tinggi adalah
setiap komoditas sudah mencapai posisi komoditas daun bawang. Terjadi karena
terbaik (superior). Nilai kinerja tertinggi petani pemasok daun bawang tidak
adalah wortel, dengan perolehan nilai rata- melakukan persediaan harian, sehingga
rata 0,383 hari. Artinya, komoditas wortel meminta pembayaran produk yang sudah
paling cepat dalam merespon perubahan dikirim lebih cepat untuk petani dapat
pesanan memerlukan waktu selama 9.2 jam melakukan penanaman lagi. Sejalan dengan
untuk merespon bila adanya perubahan penelitian Yolandika (2016) cash to cash cycle
pesanan. Hal ini dikarenakan karakteristik time ini dilakukan untuk melihat perputaran
121
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
uang dari mulai penerimaan pembayaran tersebut adalah daun bawang dan seledri.
dari ritel dan di bayarkan kepada petani Hal ini terjadi dikarenakan karakteristik
yang dinyatakan dalam satuan hari, semakin sayuran hijau yang mudah layu dan kualitas
rendahnya nilai metrik ini semakin baik kesegaran mudah turun. Petani selalu
Perhitungan nilai kinerja persediaan berusaha menghindari penyimpanan daun
harian menunjukkan bahwa semua bawang, karena risiko rusaknya sangat
komoditas hanya berada pada posisi tinggi. Sejalan dengan penelitian Yolandika
advantage. Setelah panen, para petani mitra (2016), petani mitra langsung menjual semua
menjual hasil panennya langsung kepada hasil panennya kepada perusahaan, selain
perusahaan. Stok tidak dengan sengaja untuk memberikan kualitas yang baik juga
dilakukan, hal ini dikarenakan petani sering mengurangi biaya penyimpanan.
mengalami kelebihan pemanenan dari total
pesanan. Apabila ada kelebihan panen yang Kinerja Rantai Pasok Al-Ittifaq
jumlahnya cukup banyak, biasanya petani
melaporkan kepada perusahaan untuk di jual Pengukuran kinerja merupakan salah
ke pasar tradisional. Adapun nilai rata-rata satu bentuk peninjauan sebagai evaluasi dari
persediaan harian yang rendah adalah petani seluruh proses dalam rantai pasok. Kinerja
daun bawang sebesar 0,18 hari (3.54 jam) dan rantai pasok yang diukur selama satu musim
seledri sebesar 0,175 hari (4.2 jam). tanam (Oktober sampai Desember 2018).
Pengukuran capaian kinerja rantai pasok bisa
Penyimpanan dengan nilai persentase yang
diukur kurun waktu tiga hingga enam bulan
kecil pada umumnya di alami oleh tanaman
bahkan setahun (Francis et al. 2008).
sayur hijau, yang di antara ke tiga sayuran
122
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
atribut kinerja rantai pasok sayuran pada Al- pukul 10.00 WIB, akan mendapat teguran
Ittifaq disajikan pada Tabel 4. bisa saja penolakan produk. Hal ini dapat
berpengaruh terhadap kualitas produk.
Kinerja Eksternal
Ketepatan waktu dalam pengiriman akan
Kinerja eksternal merupakan kinerja
mempengaruhi reliabilitas perusahaan.
suatu anggota rantai pasok yang melibatkan
Pangsa pasar dan penjualan dapat
atau berhubungan dengan pihak luar dalam
ditingkatkan melalui strategi inovasi
upaya pemenuhan kebutuhan pencapaian
produk dan kedisplinan waktu
tujuannya. Enam matrik yang digunakan
pengiriman, sebab kedua tindakan
dalam mengukur kinerja rantai pasok yaitu
tersebut mencerminkan kuatnya
pengiriman, pemenuhan pesanan, kesesuaian
karakteristik responsivitas, fleksibilitas,
standar, fleksibilitas, lead time pemenuhan
dan reliabilitas perusahaan yang dapat
pesanan dan satu periode pemenuhan
memengaruhi peningkatan kepemilikan
pesanan (Bolstorff dan Rosenbaum 2011).
aset perusahaan (Mentzer et al. 2001).
1. Kinerja Pengiriman
2. Pemenuhan Pesanan
Pengukuran kinerja pengiriman
Kemampuan dalam memenuhi
merupakan atribut yang menunjukan
permintaan konsumen tanpa harus
kemampuan perusahaan dalam
memerlukan waktu tunggu menjadi
memenuhi permintaan dengan baik ukuran penilaian reliabilitas pada
berupa ketepatan waktu sesuai dengan penelitian rantai pasok sayuran Al-Ittifaq.
batasan tanggal beserta waktu yang Semakin besar nilai rata-rata pemenuhan
diinginkan oleh konsumen tanpa ada pesanan rantai pasok, maka semakin baik
kerusakan. Tabel 4 menunjukan bahwa capaian kinerja rantai pasoknya (Sari
2017). Hasil perhitungan pada Tabel 4,
nilai kinerja pengiriman Al-Ittifaq sebesar
menjelaskan rata-rata nilai kinerja
95.70% yang sudah mencapai kinerja pemenuhan pesanan sayuran Al-Ittifaq
terbaik (superior) pada foodSCOR card. yaitu sebesar 98.30% berada pas posisi
Menandakan kinerja Al-Ittifaq telah superior. Artinya Al-Ittifaq sudah dapat
menjalankan aktivitas terbaiknya dalam menghadirkan produk sayuran kepada
kemampuan pengiriman produk dengan konsumen tanpa memerlukan waktu
utuh dan akhurat tanpa ada kerusakan banyak, untuk menunggu produknya
tersedia sesuai dengan yang
pengiriman sebesar 95.70%. Semakin
diinginkannya dengan kinerja terbaiknya.
mendekati 100% artinya capaian kinerja Kinerja terbaiknya ini harus terus di
semakin membaik, dan ketika sudah pertahankan, karena akan berpengaruh
mencapai 100% artinya pencapaian terhadap penilaian konsumen terhadap
kinerja pengiriman sudah berada pada perusahaan. Faktor yang menyebabkan
posisi kesempurnaan (Yolandika 2016). perusahaan tidak mampu memenuhi
permintaan ritel adalah keadaan alam
Hal tersebut dapat dikatakan Al-Ittifaq
sehingga menyebabkan kegagalan panen,
sudah mampu memenuhi permintaan banyaknya produk yang di tolak
ritel mitra dengan tepat waktu. konsumen karena tidak sesuai, dan petani
Pengiriman produk yang dilakukan yang tidak memberikan informasi apabila
setiap hari oleh bagian pengiriman tidak dapat memenuhi pesanan (Apriani
produk. Kegiatan pengiriman dimulai et al. 2018). Posisi kinerja Al-ittifaq berada
berangkat dari gudang Al-Ittifaq pukul pada kinerja terbaik, maka sudah mampu
dalam mengintegrasikan faktor-faktir di
03.00 WIB dan sampai dilokasi pertama
atas.
tidak lebih dari pukul 08.00 WIB.
Pemberian toleransi kedatangan produk 3. Kesesuaian dengan Standar
ke ritel rata-rata maksimal pukul 10.00 Tujuan akhir dari rantai pasok
WIB. Pengiriman sampai ke ritel di atas sayuran Al-Ittifaq adalah kepuasan
123
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
124
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
menunjukkan besarnya nilai untuk kinerja yang 30 hari setelah barang sampai di
siklus pemenuhan pesanan sayuran di Al- ritel. Semakin singkat waktu yang
Ittifaq yaitu 0.98 hari (23.52 jam) masih digunakan untuk mengubah persediaan,
kurang dari empat hari, artinya siklus semakin bagus pula pencapaian kinerja
pemenuhan pesanan Al-Ittifaq sudah rantai pasoknya (Pujawan dan
mencapai posisi terbaik atau superior. Baik Mahendrawathi 2017).
petani mitra, ritel, maupun perusahaan Perusahaan selalu berusaha untuk
sudah memahami pola order yang setiap memberikan waktu pembayaran paling
hari dilakukan, karena kerja sama yang cepat kepada petani, karenakan dapat
terjalin sudah cukup lama. Hal ini berpengaruh terhadap kepercayaan dan
memudahkan setiap anggota rantai pasok loyalitas petani mitra terhadap
dalam melakukan order atau pesanan. perusahaan. Usaha Al-Ittifaq dalam
Perhitungan siklus pemenuhan pesanan meminta waktu pembayaran yang lebih
dilakukan dengan menjumlahkan cepat kepada ritel dengan melakukan
beberapa variabel waktu yaitu waktu berbagai perjanjian dan kerja sama
perencanaan, waktu sortasi, waktu dengan pihak lain seperti bank. Membuat
pengemasan, dan waktu pengiriman. petani mitra akan lebih bersemangat
untuk terus melakukan budidaya dan
Kinerja Internal karena petani memerlukan biaya untuk
Kinerja internal merupakan melakukan produksi.
pengukuran aktivitas rantai pasok yang lebih
banyak melibatkan sumber daya dari dalam 2. Persediaan Harian.
perusahaan. Kinerja internal rantai pasok Kinerja persediaan harian
pada atribut asset dengan turunan pada merupakan lamanya persediaan yang
foodSCOR card diukur melalui cash to cash time cukup untuk memenuhi kebutuhan jika
cycle dan persediaan harian. Atribut asset tidak ada pasokan yang masuk. Tabel 4
akan dihitung dengan dua pendekatan yaitu menunjukkan nilai persediaan harian Al-
waktu antara pelaku rantai pasok membayar Ittifaq adalah 0,17 berarti masih berada
dan menerima pembayaran produk serta pada posisi advantage pada foodSCOR card.
persediaan harian (Bolstorff dan Rosenbaum Pemilihan keputusan tersebut dilakukan
2011). Al-Ittifaq pada sayuran yang tidak mudah
layu dengan volume sedikit, bertujuan
1. Cash to Cash Cycle Time.
untuk berjaga-jaga apabila terjadi
Atribut kinerja cash to cash cycle time
kekurangan pasokan atau persediaan
berupa matrik yang menghitung
tersebut menjadi pengganti produk yang
kecepatan rantai pasok dalam mengubah
mengalami kerusakan.
persediaan menjadi uang. Berdasarkan
Karakteristik sayuran yang mudah
Tabel 4, nilai rata-rata cash to cash cycle
rusak dan juga permintaan dari
time Al-Ittifaq adalah 15 hari. Artinya,
konsumen yang menginginkan produk
kemampuan Al-Ittifaq dalam
dalam keadaan segar, sehingga
memanfaatkan aset secara poduktif telah
penyimpanan dapat menambah
mencapai kinerja terbaik atau posisi
pengeluaran biaya penyimpanan.
superior karena masih kurang dari 20 hari.
Menurut bencmark pada posisi superior,
Terdapat beberapa perbedaan
perusahaan sebaiknya tidak melakukan
pembayaran dari setiap ritel, ada yang
penyimpanan produk maupun
sudah melakukan pembayaran setelah 3
perencanaan untuk melakukan
hari barang dikirim karena adanya kerja
persediaan (Bolstorff dan Rosenbaum
sama dengan Bank, ada yang 14 hari
2011). Sesuai dengan penelitian Yolandika
setelah barang diterima ritel dan ada juga
(2016) dan Srihartati (2004), tidak adaya
125
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
126
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
[BPS] Badan Pusat Statistik Jawa Barat, 2017, Harrison A., Hoek V. R., (2008), Logistics
Jawa Barat Dalam Angka 2017, Jawa Management and Strategy: Competing
Barat (ID): BPS Provinsi. [Internet], through the supply chain, Prentice
Hall, England.
[Diunduh pada 03 Oktober 2018],
Tersedia pada: www.jabar.bps.go.id [Kementan] Kementerian Pertanian, 2016,
Statistik Produksi Hortikultura Tahun
[BPS] Badan Pusat Statistik, 2017, Konsumsi 2016, Pusat Data dan Sistrm Informasi
Buah dan Sayuran 2017, Jakarta (ID): Pertanian. Jakarta (ID), [Internet],
Badan Pusat Statistik, [Internet], [Diunduh pada 03 Oktober 2018],
[Diunduh pada 03 Oktober 2018], Tersedia pada:
Tersedia pada: www.bps.go.id. www.pusdatin.setjen.pertanian.go.id.
Direktorat Jendral Hortikultura Departemen [Kementan] Kementerian Pertanian, 2017,
Pertanian, 2010, Statistik Produksi Statistik Konsumsi Pangan 2017,
Holtikultura, Jakarta (ID): Kementrian Jakarta (ID). Pusat Data dan Sistem
Pertanian. [Internet], [Diunduh pada Informasi Pertanian. [Internet],
03 Oktober 2018], Tersedia pada: [Diunduh pada 03 Oktober 2018],
www.hortikultura.pertanian.go.id. Tersedia pada:
www.pusdatin.setjen.pertanian.go.id
Direktorat Jendral Hortikultura Departemen
Pertanian, 2017, Konsumsi Sayuran Manuj I., Sahin F., 2011, A Model of Supply
Indonesia, Jakarta (ID): Kementrian Chain and Supply Chain
Pertanian. [Internet], [Diunduh pada Decisionmaking Complexity,
03 Oktober 2018], Tersedia pada: International Journal of Physical
www.hortikultura.pertanian.go.id. Distribution and Logistics
Management, Vol 41, No.5, 511-549.
Dissanayake C. K., Cross J. A., (2018),
Mentzer J.T., De W. W., Keebler J.S., Min S.,
Systematic Mechanism for Identifying
Nix N.W., Smith C.D., Zacharia Z.G.,
the Relative Impact of Supply Chain
2001, Defining Supply Chain
Performance Areas on the Overall
Management, Journal of Business
Supply Chain Performance using
Logistics, Vol 22, No. 2, 125.
SCOR Model and SEM, International
Journal of Production Economics, Vol Polindi M., 2019, Pengaruh Karakteristik
201, 102-115. Enterpreneur terhadap Minat
Fauroni R. L., 2011, Model Pemberdayaan Berwirausaha (Studi Empiris pada
Ekonomi ala Pesantren Al-Ittifaq Santri di Pondok Pesantren Al-Ittifaq
Rancabali Kab Bandung, Jurnal Ciwidey Bandung), Al-Intaj Jurnal
Penelitian Sosial Keagamaan, Vol 5, Ekonomi dan Perbankan Sayariah. Vol
No.1, Juni 2011. 5, No.1, Maret 2019.
Francis JQ, Poirer CC, Swink ML. 2008.
Pujawan I. N., 2005, Supply Chain
Diagnostics Greatness: Ten Traits of
the Best Supply Chains. J.Ross Management, Surabaya (ID),
Publishing. The USA. Gundawidya.
Guritno A. D., Fujianti R., Kusumasari D., Pujawan I. N., Mahendrawathi E., 2017,
(2015), Assessment of the Supply Supply Chain Management, Edisi ke 3,
Chain Factors and Classification of Penerbit Andi. Yogyakarta.
Inventory Management in Suppliers
Level of Fresh Vegetables, Agriculture Sari P. N., 2015, Pengaruh Relationship
and Agricultural Science Procedia, Vol Marketing Terhadap Kinerja Rantai
3, 51-55. Pasok Beras Organik Bersertifikat Di
127
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…
Sari I. R. M, 2017, Rantai Pasok Sayuran di PT Sutawijaya A. H dan Marlapa E., 2016,
Bimandiri Agro Sedaya, [Tesis], Bogor Supply Chain Management: Analisis
(ID), IPB, Program Magister dan penerpan menggunakan Reference
Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. (SCOR) di PT Indoturbine, Jurnal
Ilmiah Manajemen, Vol 8, No. 1, 121-
[SCC] Supply Chain Council, 2008 Supply 138.
Chain Operations Reference Model, Vorst Van Der J.G.A.J., 2005, Effective Food
Version 9.0, ISBN 0-615-20259-4.
Supply Chain (Generating, Modeling
Setiawan A., Marimin, Arkeman Y., Udin F., and Evaluating Supply Chain
2011, Studi Peningkatan Kinerja Scenarios, Logistics, and Operations
Manajemen Rantai Pasok Sayuran Research Group, Amsterdam (NLD).
Dataran Tinggi di Jawa Barat, Jurnal
Wageningen University.
Aritech, Vol 31, No. 1, 60-70.
Setiawan S. A., 2011, Studi Peningkatan Yaqoub A M., 2012, Pengaruh mediasi
Kinerja Manajemen rantai pasok kepercayaan pada hubungan antara
kolaborasi supply chain dan kinerja
sayuran dataran tinggi terpilih di Jawa
operasi, Jurnal Manajemen dan
Barat, Disertasi, Doktoral, Teknologi Kewirausahaan, Vol 14, No. 2, 138-146.
Industri Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Yolandika C., 2016, Analisis Supply Cahin
Management Brokoli CV. Yan’s Fruit
Srihartati. 2004. The Global Language of and Vegetable di Kabupaten Bandung
Bussiness. Management Supply Chain. Barat, Tesis, Program Magister
Indonesian Journal of Computing and Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.
128