You are on page 1of 16

Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness)

(Vol 7 No. 2 Desember 2019) halaman 113- 128 ISSN 2354-5690: E-ISSN 2579-3594
https://doi.org/10.29244/jai.2019.7.2.113-128

KINERJA RANTAI PASOK SAYURAN


DENGAN PENDEKATAN SCOR
(STUDI KASUS: PONDOK PESANTREN AL-ITTIFAQ DI
KABUPATEN BANDUNG)

Dwi Putriana N. Kinding1, Wahyu Budi Priatna2 dan Lukman M. Baga3


1) Mahasiswa Program Magister Sains Agribisnis, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
2,3) Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
e-mail : 1) dwi.putriana94@gmail.com
(Diterima 9 Mei 2019/Disetujui 31 Mei 2019)

ABSTRACT
Knowing the performance of a company is needed in order to be able to determine the extent to which
goals have been achieved. The final objective of this research was to analyze the performance of Al-Ittifaq
vegetable supply chain for each of its members in order to achieve a common goal, by maximizing the
resources they have with their best practices. The analytical method used in this research was the Supply
Chain Operational Reference (SCOR) model by considering the internal and external attributes of the
foodSCOR card. The four attributes used in this study were reliability, responsiveness, agility ,and
assets. The results of measuring internal performance in the supply chain at all levels in the
responsiveness and agility attributes had achieved superior performance positions on the foods card. The
value of Al-Ittifaq vegetable supply chain performance on reliability attributes in conformity performance
with the standards was still in the advantage position, while the delivery performance and order
fulfillment were already in a superior position. The internal performance of the Al-Ittifaq vegetable
supply chain in each section for the cash to cash cycle time attribute had reached a superior position. The
daily inventory performance was still in the advantage position, therefore Al-Ittifaq it still needs
improvement in performance by not doing a daily inventory to reduce storage costs and to always provide
fresh vegetables.

Keywords: performance, SCOR, supply chain, vegetables

ABSTRAK
Mengetahui kinerja suatu perusahaan sangat dibutuhkan, untuk mengetahui sejauh mana
tujuan sudah tercapai. Tujuan akhir pada penelitian ini yaitu untuk menganalisis kinerja rantai
pasok sayuran Al-Ittifaq pada setiap anggotanya guna mencapai tujuan bersama, dengan
memaksimalkan sumber daya yang dimiliki dengan praktik terbaiknya. Metode analisis yang
digunakan adalah model Supply Chain Operational Reference (SCOR) dengan
mempertimbangkan atribut internal dan eksternal dari foodSCOR card. Empat atribut yang
digunakan dalam penelitian kali ini adalah reliability, responsiveness, agility dan asset. Hasil
pengukuran kinerja internal pada rantai pasok di semua tingkatan pada atribut responsiveness
dan agility telah mencapai posisi kinerja superior pada foodCSOR card. Nilai kinerja rantai pasok
sayuran Al-Ittifaq pada atribut reliabiliy pada kinerja kesesuaian kesesuaian dengan standar
masih pada posisi advantage, sedangkan pada kinerja pengiriman dan pemenuhan pesanan
sudah berada poda posisi superior. Kinerja internal rantai pasok sayuran Al-Ittifaq pada setiap
bagian untuk atribut cash to cash cycle time sudah mencapai posisi superior. Nilai kinerja
persediaan harian masih pada posisi advantage, sehingga Al-Ittifaq masih membutuhkan
perbaikan kinerja dengan tidak melakukan persediaan harian untuk mengurangi biaya
penyimpanan dan agar selalu menghadirkan sayuran segar.

Kata Kunci: kinerja, rantai pasok, sayuran, SCOR

113
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

PENDAHULUAN khususnya komoditas hortikultura.


Permasalahan yang dihadapi meliputi aspek
Sayuran merupakan komoditas
lahan, infrastruktur, sarana produksi,
hortikultura yang memiliki peran penting
regulasi/ kelembagaan, sumberdaya
dalam keseimbangan pangan, sehingga perlu
manusia, dan permodalan (Direktorat
ketersediaanya setiap hari dalam jumlah
Jenderal Hortikultur 2017).
yang cukup, serta mudah diperoleh dan
memiliki kualitas yang baik sebagai sumber Tabel 1. Perkembangan jumlah produksi,
gizi tubuh. Banyaknya manfaat bagi tubuh, luas panen dan produktivitas
sayuran juga memiliki nilai ekonomis yang sayuran di Indonesia Tahun 2012
cukup tinggi. Kegiatan usaha agribisnis – 2016
hortikultura ini sebagai sumber pemenuhan
Tahun Luas Produksi Produktivitas
kebutuhan peningkatan ekonomi bagi
Panen (ha)
masyarakat, selain untuk pemenuh
2012 46.992 489.214 16,6
kebutuhan swasembada pangan (Direktorat
2013 47.648 503.157 15,3
Jenderal Hortikultura 2010).
2014 48.769 519.857 14,9
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2010
2015 45.616 508.788 15,4
tentang hortikultura, telah memberikan
2016 45.953 539.382 15,8
payung hukum terhadap penyelenggaraan
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat
pembangunan hortikultura. Secara intensif Jenderal Hortikultura (2017)
menjadikan dapat tercapainya sasaran
Tabel 1 menerangkan perkembangan
produksi, produktivitas, mutu, serta daya
budidaya sayuran di Indonesia mengalami
saing sesuai dengan target yang diinginkan.
peningkatan dari tahun ke tahun, ditandai
Selaras dengan Rencana Strategis Direktorat
dengan meningkatnya luas lahan yang
Jenderal Hortikultura tahun 2015 sampai
berdampak pada total produksi yang
tahun 2019, menunjukkan bahwa
meningkat pula. Tahun 2016 luas panen
hortikultura merupakan salah satu subsektor
meningkat dari tahun 2015, peningkatan luas
yang menjadi unggulan sumber devisa
panen ini menjadikan adanya peningkatan
negara. Dibuktikan dengan data data BPS
produksi yang besar dari tahun sebelumnya
(2017), PDB subsektor hortikultura atas harga
dikarenakan produktivitasnya yang
dasar berlaku pada tahun 2017 mencapai Rp
meningkat dibanding tahun sebelumnya
196.132 miliar meningkat dengan laju
(BPS 2017). Hal ini menandakan bahwa para
pertumbuhan sebesar 4,66 persen, apabila
pelaku usaha dan pemerintah semakin
dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp
mengembangkan sektor hortikultura.
187.403 miliar. Sub sektor hortikultura
mampu memenuhi kebutuhan hidup petani
dan usaha pertaniannya (Direktorat Jenderal
Hortikultur 2017).
Upaya ini tidak mudah untuk
dilakukan dikarenakan berbagai tantangan
dan permasalahan yang dihadapi. Tantangan
tersebut mencakup perubahan iklim,
peningkatan jumlah penduduk, distribusi
yang belum merata, semakin sempitnya
lahan pertanian, tingginya laju urbanisasi, Gambar 1. Konsumsi sayuran Indonesia per
perekonomian global yang melemah, gejolak kapita (Kg)
harga serta ketidak pastian harga pangan Sumber: Kementan (2017)

114
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

Gambar 1 menerangkan mengenai bawang dan seledri. Kegiatan usaha yang


data konsumsi sayuran pada masyarakat dilakukan tidak hanya mengusahakan lahan
Indonesia. Terlihat bahwa konsumsi sayuran pertanian sendiri sebagai tempat produksi,
pada tahun 2010 sebesar 30,19 namun mampu menampung hasil pertanian
kg/kapita/tahun terjadi peningkatan pada dari kelompok tani di sekitar pondok
tahun 2016 menjadi sebesar 33,06 pesantren dan juga menjadi koperasi
kg/kapita/tahun. Menandakan pola penyalur hasil budidaya santri alumni untuk
konsumsi masyarakat yang berubah dipasarkan ke konsumen ritel.
terhadap pertimbangan kebutuhan gizi Seluruh pelaksanaan kegiatan
tubuhnya (Kementan 2017). Meningkatnya agribisnisnya pada Al-Ittifaq melibatkan para
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat santri, alumni dan juga menjalin kerja sama
saat ini, menyebabkan adanya pergeseran dengan berbagai pihak dengan bentuk
pola konsumsi dan gaya hidup ke arah yang kemitraan. Pihak dari luar Al-Ittifaq yang
lebih baik. Pergeseran tersebut meningkatkan melakukan kerja sama antara lain dengan
permintaan terhadap sayuran dengan masyarakat petani sekitar pesantren dan
kualitas dan kuantitas yang lebih baik. perusahaan ritel. Kegiatan yang dilakukan
Karakteristik sayuran yang hanya petani mitra tidak hanya menyalurkan hasil
dapat tumbuh dengan baik di suatu daerah panen kepada Al-Ittifaq, melainkan
spesifik, menjadikan setiap daerah mendapatkan pembinaan dan pengetahuan
mempunyai keunggulan masing-masing. peningkatkan kapasitas produksi.
Tidak semua daerah memiliki potensi yang Peningkatan produksi baik kualitas maupun
sama untuk dapat menanam semua jenis kuantitas, peningkatan pengetahuan
sayuran, maka diperlukan pemenuhan terhadap kegiatan budidaya yang sesuai, dan
kebutuhan pasokan sayuran dari daerah lain. peningkatan efisiensi usaha sehingga pada
Jawa Barat memiliki potensi keunggulan akhirnya pendapatan usahatani yang lebih
dalam karakteristik budidaya komoditas tinggi guna menunjang kesejahteraan.
sayuran di kawasan budidaya dataran tinggi Hadirnya kemitraan dengan petani sekitar
dan dataran rendah. Menjadikan Provinsi Pondok Pesantren Al-Ittifaq ini diharapkan
Jawa Barat sebagai salah satu daerah sentral dapat meningkatkan pendapatan dan
sayuran di Indonesia dengan jumlah kesejahteraan. Fauroni (2011) menjelaskan,
produksi sebanyak 21.152.712 kwintal rata- bahwa Pesantren sebagai lembaga
rata produksi pada tahun 2016 (BPS 2017). pendidikan dan lembaga keagamaan yang
Salah satu pelaku usaha agribisnis telah terbukti menjadi pusat pendidikan dan
hortikultur khusunya komoditas sayuran menjadi barometer pertahanan moralitas
adalah Pondok Pesantren Al-Ittifaq. Tidak umat, sehingga mampu menghadapi
hanya sebagai lembaga pendidikan agama, perubahan dan tantangan sosial masyarakat
melainkan mengajarkan berbagai kegiatan di baik konteks lokal, nasional maupun global
bidang pertanian juga kepada para santrinya. Semakin banyaknya permintaan dari
Pergeseran lembaga pendidikan pondok berbagai ritel membuat jaringan rantai pasok
pesantren menuju orientasi kemandirian sayuran ada Al-Ittifaq ini semakin kompleks.
ekonomi tau kewirausahaan yang Munculnya beberapa hambatan dalam
diwujudkan oleh Al-Ittifaq (Polindi 2019). permintaan, di mana konsumen menyukai
Terletak di daerah pegunungan dataran produk dalam keadaan bersih, segar dan
tinggi di Kampung Ciburial Desa Alamendah tersedia setiap saat. Hal tersebut berbanding
Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung terbalik dengan karaktersistik sayuran itu
yang memiliki suhu rendah, sehingga sangat sendiri yang mudah rusak dan keberadaanya
cocok untuk melakukan budidaya sayuran dipengaruhi oleh banyak faktor alam.
dataran tinggi sebagai komoditas Permasalahan selanjutnya adalah
unggulannya, antara lain wortel, daun peningkatan pesanan yang tidak semuanya

115
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

dapat dipenuhi, sehingga perusahaan kontribusinya terhadap peran dan fungsi


membatasi beberapa permintaan dari ritel. bagiannya (Apriani 2018). Pengembangan
Keputusan perusahaan ini dilakukan karena harus berdasarkan kemampuan lokal dan
ketakutan apabila tidak terpenuhinya integrasi antar faktor, serta kesamaan tujuan
permintaan yang akan mengurangi performa dan kecepatan pelaku dalam merespon
perusahaan. Hal ini merupakan peluang masalah pengembangan, sehingga dapat
sekaligus hambatan bagi perusahaan yang berkembang baik. Fakta-fakta tersebut dapat
harus dicari solusi sebagai keputusan terbaik dianalisis untuk memberikan sebuah
perusahaan, sehingga perlu adanya pandangan alternatif kondisi dan evaluasi
peninjauan dalam manajerial. rantai pasok untuk pengembangan strategi
Manajemen rantai pasok dapat yang akan diterapkan sesuai dengan
digunakan untuk mengkoordinir dan kebutuhan Al-Ittifaq dalam mencapai target.
mengevaluasi seluruh aktivitas pada mata Tujuan penelitian adalah mengukur kinerja
rantai yang terlibat. Khususnya pada rantai pasok sayuran pada Pondok Pesantren
ketidakpastian di setiap rantai pasok sayuran Al-Ittifaq.
dalam menyediakan pasokan terbaiknya,
agar memperbaiki dan memaksimalkan METODE
sumber daya rantai pasok sayuran yang
masih terdapat permasalahan. Manajemen Lokasi dan Waktu Penelitian
rantai pasok menjelaskan bentuk koordinasi
Penentuan lokasi penelitian dilakukan
dan struktur manajemen dalam jaringan
secara sengaja (purvosive) pada Pondok
yang memfasilitasi proses pengambilan
Pesantren Al-Ittifaq. Hal ini berdasarkan
keputusan secara cepat dan pelaksanaan
karena perusahaan yang memiliki model
proses oleh pelaku rantai pasok (Yolandika
unik, di mana tidak hanya berdiri sebagai
2016).
lembaga pendidikan agama saja, melainkan
Pembentukan model pengembangan
dapat melakukan kegiatan agribisnis dari
agribisnis sayuran memerlukan kepastian
mulai pengadaan hingga penyaluran dengan
akses pelaku rantai pasok terhadap
konsumen berupa pasar modern yang cukup
ketersediaan sarana produksi, cara produksi,
luas. Petani mitra yang diteliti terletak di
dan pemasaran yang efisien. Kemampuan
daerah Ciwidey, sedangkan ritel mitra yang
bekerja sama dan integrasi antara pelaku
diteliti tersebar di area Bandung, Cimahi dan
yang terlibat, kesatuan arah dan ketepatan
Tangerang. Penelitian dilaksanakan mulai
kebijakan dari pemegang kekuasaan juga
bulan Januari hingga Februari 2019,
dibutuhkan (Pujawan 2005). Sistem
penggunaan data pada satu musim tanam
pengukuran kinerja sangat diperlukan rantai
yaitu bulan Oktober sampai Desember 2018.
pasok sayuran, salah satu cara dalam
mengoptimalkan jaringan rantai pasok agar Metode Pengumpulan Data
berjalan sesuai tujuan utama secara efisien.
Pengukuran kinerja bertujuan untuk Jenis data yang digunakan dalam
mendukung perancangan tujuan, evaluasi penelitian ini adalah data primer dan data
kinerja, dan menentukan langkah-langkah ke sekunder. Data primer diperoleh dari hasil
depan baik pada level strategi, taktik, dan observasi, wawancara mendalam dan metode
operasional (Vorst 2005). dengan melakukan diskusi dengan wakil-
Kendala yang dialami baik itu akses wakil perusahaan atau kelompok pada
terhadap sarana produksi, kerja sama, perusahaan sebagai para pelaku rantai pasok.
informasi, atau hal yang tidak mendukung Data sekunder diperoleh dari literatur,
perkembangan rantai pasok sayuran. artikel, jurnal, penelitian terdahulu dan data
Pengukuran dilakukan pada seluruh anggota yang relevan dari instansi terkait untuk
rantai pasok yang terlibat, untuk dilibat mendukung data primer.

116
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

Metode Penentuan Responden Jumlah waktu semua pesanan dikirim


Jumlah total pesanan yang dikirim
Pemilihan semua responden pada 3. Kesesuaian dengan standar adalah
penelitian ini dilakukan secara sengaja persentase jumlah permintaan yang
(purposive sampling), yaitu perusahaan (Al- dikirimkan sesuai dengan standar yang
Ittifaq), petani mitra sebanyak 12 orang ditentukan konsumen (persen).
dengan pertimbangan petani yang memasok Kesesuaian dengan standar =
sayuran secara continue kepada perusahaan Total pesanan yang sesuai standar x100%
(Al-Ittifaq). Pemilihan perusahaan karena Total pesanan yang dikirim
perusahaan ini memiliki model yang unik.
Selanjutnya responden ritel juga dipilih Agility (Ketangkasan) adalah waktu yang
dengan pertimbangan ritel yang memiliki dibutuhkan rantai pasok untuk merespon
permintaan sayuran paling dominan dan ketika ada perubahan pesanan atau pesanan
continue terhadap perusahaan. tidak terduga, baik ada peningkatan maupun
penurunan pesanan jumlah tanpa ada biaya
Metode Analisis Data
pinalti (hari).
Penghitungan kinerja rantai pasok Siklus pemenuhan pesanan = Siklus mencari
sayuran pada penelitian ini menggunakan barang + Siklus pengemasan barang +
atribut pada metode Supply Chain Operation Siklus mengirim barang
Refference (SCOR). Atribut yang digunakan
pada pengukuran kinerja menggunakan Responsiveness (Kemampuan reaksi) adalah
SCOR terdapat empat yang dibedakan kecepatan dalam melaksanakan pekerjaan,
menjadi kinerja internal (asset) dan kinerja antara lain diukur menggunakan:
eksternal (reliability, agility, dan 1. Lead Time Pemenuhan Pesanan adalah
responsiveness). Atribut kinerja menurut SCC waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh
(2008) diturunkan menjadi matrik-matrik petani atau perusahaan untuk memenuhi
kinerja sebagai berikut : pesanan konsumen (hari).
Reliability (Kendala) merupakan 2. Siklus Pemenuhan Pesanan adalah waktu
kemampuan perusahaan untuk melakukan yang dibutuhkan untuk satu kali sikluk
pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan; order/pesanan ke pemasok (hari).
tepat waktu, kualitas yang sesuai dan jumlah Siklus pemenuhan pesanan = Waktu
yang tepat. perencana + Waktu Pengemasan +
1. Kinerja pengiriman (Perfect Order Waktu pengiriman
Fulfillment) adalah persentase pesanan
yang memenuhi kinerja pengiriman Asset (Manajemen Aset) adalah kemampuan
dengan utuh dan akhurat tanpa untuk memanfaatkan aset secara produktif.
1. Cash to Cash Cycle Time adalah waktu
kerusakan pengiriman.
antara pelaku rantai pasok membayar ke
Kinerja pengiriman = pelaku sebelumnya dan menerima
Total pesanan dikirim tepat waktu x100% pembayaran dari pelaku setelahnya (hari).
Total pesanan yang dikirim 2. Persediaan harian (Inventory days of
2. Pemenuhan pesanan (Order fulfillment supply) adalah lamanya persediaan yang
cycle time) adalah waktu siklus aktual rata- cukup untuk memenuhi kebutuhan jika
tidak ada pasokan (hari).
rata yang secara konsisten diterima untuk
Persediaan harian = Rata-rata persediaan
memenuhi pesanan konsumen. Untuk
Rata-rata kebutuhan
setiap pesanan waktu siklus dimulai dari
penerimaan pesanan dan berakhir saat Menurut Bolstorff dan Rosenbaum
konsumen menerima pesanan tersebut. (2011), setelah diukur besaran nilai matrik
Pemenuhan pesanan = pada setiap indikator, kemudian
dibandingkan dengan nilai dengan benchmark

117
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

kinerja. Bencmarking yang digunakan dalam Secara keseluruhan petani mitra responden
penelitian ini merupakan kombinasi berjumlah 12 orang. Pengukuran kinerja
penetapan oleh Supply Chain Council dan pada petani mitra dibagi menjadi dua yaitu
pengukuran rantai pasok pada perusahaan
kinerja petani secara individu dan kinerja
yang berada dalam konteks lingkungan yang
petani menurut komoditasnya. Pengukuran
kompetitif (Harrison dan Hoek 2008; Francis
et al. 2008). Benchmark yang terdiri dari tiga kinerja individu petani mitra dihasilkan dari
klasifikasi nilai yaitu parity, advantages dan rata-rata nilai kinerja petani pada setiap
superior. Parity adalah klasifikasi nilai atribut SCOR, dan kinerja petani menurut
terendah, Advantages adalah klasifikasi nilai komoditasnya adalah pengukuran kinerja
menengah sedangkan Superior adalah rantai pasok yang dikelompokan atas dasar
klasifikasi nilai tertinggi target efektivitas
masing-masing komoditas yang di usahakan.
sebuah kinerja rantai pasok. Data pada
kategori superior diperoleh dari 90 persen Penggunaan pengelompokan
organisasi-organisasi dengan nilai terbaik perhitungan rantai pasok pada penelitian ini
untuk masing-masing metrik. Pengukuran didasarkan karena karakteristik setiap
dan penetapan target pencapaiannya selesai komoditas yang berbeda-beda sehingga
dilakukan pada rantai pasok, kemudian penanganan dan penentuan indikator pada
melakukan identifikasi untuk menetapkan kinerja rantai pasok berbeda. Sejalan dengan
praktik-praktir terbaik yang harus dilaksakan
penelitian Yolandika (2016) dan Apriani et al.
guna mencapai target tersebut (Setiawan
2011). (2018),perlunya pengelompokan perhitungan
berdasarkan komoditas karena setiap
HASIL DAN PEMBAHASAN komoditas memiliki karakteristik dan
penanganan yang berbeda-beda. Perbedaan
Mengukur kinerja rantai pasok sangat karakteristik ini menjadikan adanya
dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan pada penentuan indikator dalam
tujuan sudah tercapai. Setelah dilakukan penentuan kinerja rantai pasok. sejalan
pengukuran, maka diketahui permasalahan dengan penelitian Aramyam et al. (2007)
serta pada bagian mana yang harus lebih menyatakan bahwa dibutuhkannya sistem
ditingkatkan sehingga mampu memberikan pengukuran terpadu mengenai Agri-Food
praktik-praktik terbaik, guna mencapai Supply Chain dikarenakan sayuran dan buah-
tujuan bersama dan mengembangkannya. buahan memiliki karakteristik yang berbeda
Pengukuran kinerja rantai pasok diukur dengan produk lainnya.
berdasarkan aliran rantai pasok sayuran,
dimulai dari petani hingga perusahaan. 1. Kinerja petani mitra secara individu
Penelitian kinerja rantai pasok sayuran pada Pengukuran kinerja rantai pasok
Pondok Pesantren Al-Ittifaq kali ini dilihat petani mitra secara individu dilihat dari
dari dua bagian tingkatan yaitu pada bagian kinerja eksternal dengan indikator reliability,
kinerja petani mitra dan kinerja perusahaan responsiveness dan agility, sedangkan untuk
(Al-Ittifaq). Pengukuran kinerja berdasarkan kinerja internal adalah indikator asset.
musiman, yaitu satu musim tanam (Oktober- Kinerja Eksternal
Desember 2019) sebagai waktu yang Pengukuran indikator eksternal pada
digunakan oleh petani mitra untuk budidaya petani mitra secara individu dilihat dari
ketiga komoditas sayuran unggul yaitu perhitungan pada turunan atribut reliability
wortel, daun bawang dan seledri. (kinerja pengiriman pesanan, pemenuhan
pesanan, kesesuian dengan standar),
Kinerja rantai pasok pada petani mitra responsiveness (lead time pemenuhan pesanan,
siklus pemenuhan pesanan) dan agility
Penelitian ini memilih responden (fleksibiliti). Hasil pengukuran nilai rata-rata
petani mitra sebagai pemasok tiga jenis dari atribut kinerja dapat dilihat pada Tabel
sayuran (wortel, daun bawang dan seledri). 2.

118
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

Tabel 2. Nilai rata-rata kinerja rantai pasok pada petani mitra


Bencmarking
Atribut dan Indikator SCOR Rata-rata Hasil
Parity Advantage Superior
Kinerja Eksternal
Reliability
Kinerja Pengiriman (%) 85.00-89.00 90.00-94.00 ≥ 95.00 95,84 Superior
Pemenuhan Pesanan (%) 94.00-95.00 96.00-97.00 ≥ 98.00 98,36 Superior
Kesesuaian dengan Standar (%) 80.00-84.00 85.00-89.00 ≥ 90.00 89,80 Advantage
Agility
Fleksibilitas (hari) 42.00-27.00 26.00-11.00 ≤ 10.00 0,30 Superior
Responsiveness
Lead time pemenuhan pesanan 7.00-6.00 5.00-4.00 ≤ 3.00 0,26 Superior
(hari)
Siklus pemenuhan pesanan (hari) 8.00-7.00 6.00-5.00 ≤ 4.00 0,325 Superior
Kinerja Internal
Asset
Cash to cash cycle time (hari) 45.00-34.00 33.00-21.00 ≥ 20.00 9,42 Superior
Persediaan harian (hari) 27.00-14.00 13.00-0.01 = 0.00 0,31 Advantage

Atribut reliability dapat menunjukan merupakan waktu yang dibutuhkan


kemampuan petani mitra dalam melakukan petani dalam merespon ketika ada
pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, perubahan pesanan yang harus dipenuhinya.
berdasarkan ketepatan waktu, kualitas yang Hasil perhitungan menunjukan nilai rata-rata
sesuai dan jumlah yang tetap. Tabel 2 petani sebesar 0.3 hari (7.2 jam) yang berada
menjelaskan hasil pengukuran kinerja petani pada posisi masih di bawah 10 hari. Artinya
mitra Al-Ittifaq pada kinerja pengiriman dan kinerja petani dalam siklus pemenuhan
pemenuhan pesanan masing-masing sebesar pesanan sudah termasuk dalam kinerja
sebesar 95.84% dan 98.35%. Artinya, kinerja terbaik atau sudah mencapai posisi superior.
petani mitra dalam pengiriman dan Semakin kecil nilai atribut agility, maka
pemenuhan pesanan memiliki kinerja terbaik semakin baik capaian kinerjanya (Setiawan et
dengan berada pada posisi superior, sehingga al. 2011).
sangat perlu dipertahankan. Kinerja petani Nilai kinerja petani pada atribut
mitra terhadap kesesuaian standar produk responsiveness yang merupakan kecepatan
yang diinginkan konsumen memperoleh nilai petani dalam melaksanakan pekerjaannya,
89.80, sehingga ada pada posisi advantage. yang diukur melalui lead time pemenuhan
Terlihat masih adanya petani yang memasok pesanan dan siklus pemenuhan pesanan.
produk yang tidak sesuai dengan standar Memperoleh nilai masing-masing sebesar
ketetapan perusahaan. Menandakan masih 0.26 hari dan 0.325 hari sehingga berada pada
dibutuhkannya perbaikan untuk posisi superior. Artinya, kedua kemampuan
meningkatkan atribut kinerja reliability pada tersebut sudah mencapai posisi kinerja
petani mitra. Kegiatan yang diukur dalam terbaiknya, maka diharapkan dapat
atribut ini adalah sudah sejauh mana mempertahankan kegiatannya. Sejalan
kemampuan petani mitra Al-Ittifaq dalam dengan penelitian Setiawan (2011)
pengiriman pesanan, kemampuan dalam menyatakan bahwa semakin kecil nilai lead
jumlah produk yang dikirimkan sudah sesuai time nya, maka semakin baik kinerja rantai
pesanan serta kesesuaian standar produk pasoknya. Guritno et al. (2015), menjelaskan
dengan apa yang diharapkan konsumen waktu tunggu pemenuhan pesanan pada
(Pujawan dan Mahendrawati 2017). sebuah rantai pasok dipengaruhi oleh
Pengukuran kinerja rantai pasok berbagai faktor yang tidak terduga, sehingga
petani mitra Al-Ittifaq pada atribut agility sulit untuk dipastikan waktu selesainya.
Kinerja Internal

119
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

Pengukuran indikator internal rantai kinerja persediaan harian petani mitra


pasok petani mitra Al-Ittifaq pada penelitian sebesar 0.31 hari, menempati posisi advantage,
kali ini diukur menggunakan atribut asset. maka masih dibutuhkan peningkatan kinerja.
Atribut asset merupakan kemampuan untuk Penilaian kinerja persediaan ini digunakan
memanfaatkan aset secara produktif. Tabel 2 untuk mengetahui sampai mana kemampuan
menunjukkan bahwa kemampuan petani integrasi dengan perusahaan untuk
dalam mengubah persediaan/produk mengelola persediaan yang mencakup siklus
menjadi uang tunai telah mencapai kinerja persediaan, efisiensi kapasitas, dan
terbaik (suprior), karena nilai cash to cash cycle pengurangan biaya persediaan pada suatu
time hanya sebesar 9.42 hari (10 hari) kurang jaringan rantai pasok (Yaqoub 2012).
dari 20 hari (bencmark superior). Semakin
cepat waktu yang dibutuhkan untuk proses 2. Kinerja Petani Mitra menurut Komoditas
membayar dan menerima pembayaran Kinerja rantai pasok berikutnya dilihat
produk, semakin baik rantai pasok dari kelompok petani sesuai dengan
perusahaan tersebut (Sutawijaya dan komoditas yang diproduksinya. Setiap
Marlapa 2016). komoditas tentu memiliki karakteristik dan
Terkadang petani melakukan penanganan yang berbeda, membuat
penyimpanan produk karena mengalami berbagai perlakuan pada rantai pasok setiap
kelebihan jumlah panen, sehingga petani tidak sama. Berikut adalah indikator
perusahaan tidak mampu menyerapnya. eksternal dalam penilaian kinerja petani
Kelebihan jumlah panen tersebut biasanya menurut komoditas dalam kerangka SCOR,
disalurkan ke pasar tradisional. Penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengukuran kinerja petani menurut komoditas sayuran


Bencmarking Rata-rata Kinerja
Atribut dan Indikator SCOR Wortel Daun Seledri
Advantage Superior
bawang
Kinerja Eksternal
Reliability
Kinerja Pengiriman (%) 90.00-94.00 ≥ 95.00 96,615 95,28 95,612
Pemenuhan Pesanan (%) 96.00-97.00 ≥ 98.00 98,85 95,72 98,46
Kesesuaian dengan Standar (%) 85.00-89.00 ≥ 90.00 89,73 91,42 86,96

Agility
Fleksibilitas (hari) 26.00-11.00 ≤ 10.00 0,383 0,275 0,25
Responsiveness
Lead time pemenuhan pesanan (hari) 5.00-4.00 ≤ 3.00 0,30 0,225 0,25
Siklus pemenuhan pesanan (hari)
6.00-5.00 ≤ 4.00 0,575 0,67 0,50

Kinerja Internal
Asset
Cash to cash cycle time (hari) 33.00-21.00 ≥ 20.00 12,50 7,25 8,50
Persediaan harian (hari) 13.00-0.01 = 0.00 0,61 0,175 0,16
menggunakan atribut reliability,
Kinerja Eksternal responsiveness, dan agility. Atribut reliability
Pengukuran indikator eksternal rantai dapat menunjukkan kemampuan petani
pasok pada petani mitra Al-Ittifaq menurut dalam memenuhi pesanan sesuai dengan
komoditas pada penelitian ini diukur permintaan konsumen baik dari segi waktu
dan tanggal pengiriman, jumlah atau

120
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

kuantitas pesanan, dan kualitas pada setiap wortel yang lebih tahan lama dibandingkan
kelompok komoditas. daun bawang dan seledri, maka pemenuhan
Berdasarkan Tabel 3, pengukuran rata- perubahan pesanan bisa dipenuhi dari
rata kinerja pengiriman dan pemenuhan penyimpanan hasil panen hari sebelumnya.
pesanan, paling tinggi dicapai oleh petani Pengukuran kinerja petani mitra
dengan komoditas wortel yaitu 96.615% dan berdasarkan komoditas menggunakan
96.85%. Petani dengan komoditas wortel atribut responsiveness pada masing-masing
menempati posisi tertinggi dibandingkan komoditas sudah mencapai kinerja terbaik
dengan komoditas seledri dan daun bawang. (superior). Artinya, kinerja kecepatan dalam
Terjadi karenakan untuk komoditas sayuran melaksanakan pekerjaan yang dilakukan
daun-daunan memerlukan perlakuan yang petani mitra pada setiap komoditas sudah
lebih banyak oleh petani. Setelah di panen dilakukan dengan baik sesuai target. Nilai
lalu dibersihkan, membutuhkan waktu tertinggi pada matriks lead time pemenuhan
tambahan untuk melakukan pengemasan pesanan dengan nilai rata-rata 0.3 hari (7.2
dan pemilihan produk yang sesuai dengan jam) adalah petani dengan komoditas seledri.
standar permintaan konsumen. Wortel hanya Penanaman seledri dilakukan pada lahan
perlu membersihkan tanpa pengemasan, yang paling dekat dengan rumah petani,
karena grading dan pengemasan dilakukan sehingga tidak terlalu membutuhkan waktu
oleh bagian packing di gudang Al-Ittifaq, banyak untuk melakukan pemanenan.
sehingga pada pengiriman kebih cepat. Matriks siklus pemenuhan pesanan tercepat
Wortel juga merupakan salah satu komoditas adalah petani dengan komoditas daun
unggulan paling utama bagi Al-Ittifaq karena bawang yaitu 0.575 hari (13.8 jam). Nilai
memiliki permintaan terbanyak, maka dari pada pengukuran responsiveness itu kecil,
itu banyak diproduksi oleh petani mitra Al- Karena semakin kecil nilai kinerjanya
Ittifaq. Dibutuhkan ketersediaan wortel di dipastikan semakin baik capaian kinerja
Al-Ittifaq cukup untuk memenuhi kebutuhan rantai pasoknya (Setiawan 2011).
ritel. Besar Nilai rata-rata kesesuaian standar Kinerja Internal
rantai pasok paling tinggi dicapai oleh petani Indikator internal rantai pasok sayuran
dengan komoditas daun bawang yaitu petani mitra menurut komoditas pada
91.42%. Karena komoditas daun bawang penelitian ini diukur melalui atribut asset
sudah dilakukan pengemasan dari petani, yang di identifikasi menggunakan dua
sehingga sampai pada gudang Al-Ittifaq matrik yaitu cash to cash cycle time dan
sudah dalam keadaan siap untuk di salurkan persediaan harian. Tabel 3 menunjukkan
tinggal penambahan label saja. bahwa semua petani menurut komoditas
Atribut agility pada kinerja rantai dalam memperoleh pembayaran sudah
pasok petani mitra menurut komoditas, mencapai kerja terbaiknya atau berada pada
mencerminkan kemampuan petani di setiap posisi superior. Terjadi karena memiliki nilai
komoditas dalam merespon perubahan rata-rata cash to cash cycle time atau
pesanan. Atribut agility pada penelitian pembayaran atas produk yang sudah
diukur menggunakan satuan waktu dengan disalurkan kurang dari 20 hari. Nilai rata-rata
satuan hari. Kinerja setiap petani mitra pada cash to cash cycle time paling tinggi adalah
setiap komoditas sudah mencapai posisi komoditas daun bawang. Terjadi karena
terbaik (superior). Nilai kinerja tertinggi petani pemasok daun bawang tidak
adalah wortel, dengan perolehan nilai rata- melakukan persediaan harian, sehingga
rata 0,383 hari. Artinya, komoditas wortel meminta pembayaran produk yang sudah
paling cepat dalam merespon perubahan dikirim lebih cepat untuk petani dapat
pesanan memerlukan waktu selama 9.2 jam melakukan penanaman lagi. Sejalan dengan
untuk merespon bila adanya perubahan penelitian Yolandika (2016) cash to cash cycle
pesanan. Hal ini dikarenakan karakteristik time ini dilakukan untuk melihat perputaran

121
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

uang dari mulai penerimaan pembayaran tersebut adalah daun bawang dan seledri.
dari ritel dan di bayarkan kepada petani Hal ini terjadi dikarenakan karakteristik
yang dinyatakan dalam satuan hari, semakin sayuran hijau yang mudah layu dan kualitas
rendahnya nilai metrik ini semakin baik kesegaran mudah turun. Petani selalu
Perhitungan nilai kinerja persediaan berusaha menghindari penyimpanan daun
harian menunjukkan bahwa semua bawang, karena risiko rusaknya sangat
komoditas hanya berada pada posisi tinggi. Sejalan dengan penelitian Yolandika
advantage. Setelah panen, para petani mitra (2016), petani mitra langsung menjual semua
menjual hasil panennya langsung kepada hasil panennya kepada perusahaan, selain
perusahaan. Stok tidak dengan sengaja untuk memberikan kualitas yang baik juga
dilakukan, hal ini dikarenakan petani sering mengurangi biaya penyimpanan.
mengalami kelebihan pemanenan dari total
pesanan. Apabila ada kelebihan panen yang Kinerja Rantai Pasok Al-Ittifaq
jumlahnya cukup banyak, biasanya petani
melaporkan kepada perusahaan untuk di jual Pengukuran kinerja merupakan salah
ke pasar tradisional. Adapun nilai rata-rata satu bentuk peninjauan sebagai evaluasi dari
persediaan harian yang rendah adalah petani seluruh proses dalam rantai pasok. Kinerja
daun bawang sebesar 0,18 hari (3.54 jam) dan rantai pasok yang diukur selama satu musim
seledri sebesar 0,175 hari (4.2 jam). tanam (Oktober sampai Desember 2018).
Pengukuran capaian kinerja rantai pasok bisa
Penyimpanan dengan nilai persentase yang
diukur kurun waktu tiga hingga enam bulan
kecil pada umumnya di alami oleh tanaman
bahkan setahun (Francis et al. 2008).
sayur hijau, yang di antara ke tiga sayuran

Tabel 4. Perbandingan nilai rata-rata kinerja rantai pasok pada Al-Ittifaq


Bencmarking
Atribut dan Indikator SCOR Rata-rata Hasil
Parity Advantage Superior
Kinerja Eksternal
Reliability
Kinerja Pengiriman (%) 85.00-89.00 90.00-94.00 ≥ 95.00 95,70 Superior
Pemenuhan Pesanan (%) 94.00-95.00 96.00-97.00 ≥ 98.00 98,30 Superior
Kesesuaian dengan Standar (%) 80.00-84.00 85.00-89.00 ≥ 90.00 86,50 Advantage
Agility
Fleksibilitas (hari) 42.00-27.00 26.00-11.00 ≤ 10.00 0,31 Superior
Responsiveness
Lead time pemenuhan pesanan 7.00-6.00 5.00-4.00 ≤ 3.00 0,83 Superior
(hari)
Siklus pemenuhan pesanan 8.00-7.00 6.00-5.00 ≤ 4.00 0,98 Superior
(hari)
Kinerja Internal
Asset
Cash to cash cycle time (hari) 45.00-34.00 33.00-21.00 ≥ 20.00 15,00 Superior
Persediaan harian (hari) 27.00-14.00 13.00-0.01 = 0.00 0,17 Advantege

Penelitian ini mengukuran kinerja membutuhkan sebuah pendekatan untuk


rantai pasok Al-Ittifaq berdasarkan matrik evaluasi rantai pasok, yang mampu
SCOR, yang dibagi menjadi dua jenis kinerja membandingkan kinerja dari berbagai
yaitu kinerja eksternal dan internal. Kinerja perspektif organisasi, sebagaimana yang
eksternal diukur dengan atribut disarankan oleh stakeholder yang berbeda
responsiveness, agility, dan reliability, untuk memaksimalkan kinerjanya
sedangkan kinerja internal dilihat (Dissanayake dan Cross 2018). Nilai rata-rata
berdasarkan atribut asset. Manajer

122
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

atribut kinerja rantai pasok sayuran pada Al- pukul 10.00 WIB, akan mendapat teguran
Ittifaq disajikan pada Tabel 4. bisa saja penolakan produk. Hal ini dapat
berpengaruh terhadap kualitas produk.
Kinerja Eksternal
Ketepatan waktu dalam pengiriman akan
Kinerja eksternal merupakan kinerja
mempengaruhi reliabilitas perusahaan.
suatu anggota rantai pasok yang melibatkan
Pangsa pasar dan penjualan dapat
atau berhubungan dengan pihak luar dalam
ditingkatkan melalui strategi inovasi
upaya pemenuhan kebutuhan pencapaian
produk dan kedisplinan waktu
tujuannya. Enam matrik yang digunakan
pengiriman, sebab kedua tindakan
dalam mengukur kinerja rantai pasok yaitu
tersebut mencerminkan kuatnya
pengiriman, pemenuhan pesanan, kesesuaian
karakteristik responsivitas, fleksibilitas,
standar, fleksibilitas, lead time pemenuhan
dan reliabilitas perusahaan yang dapat
pesanan dan satu periode pemenuhan
memengaruhi peningkatan kepemilikan
pesanan (Bolstorff dan Rosenbaum 2011).
aset perusahaan (Mentzer et al. 2001).
1. Kinerja Pengiriman
2. Pemenuhan Pesanan
Pengukuran kinerja pengiriman
Kemampuan dalam memenuhi
merupakan atribut yang menunjukan
permintaan konsumen tanpa harus
kemampuan perusahaan dalam
memerlukan waktu tunggu menjadi
memenuhi permintaan dengan baik ukuran penilaian reliabilitas pada
berupa ketepatan waktu sesuai dengan penelitian rantai pasok sayuran Al-Ittifaq.
batasan tanggal beserta waktu yang Semakin besar nilai rata-rata pemenuhan
diinginkan oleh konsumen tanpa ada pesanan rantai pasok, maka semakin baik
kerusakan. Tabel 4 menunjukan bahwa capaian kinerja rantai pasoknya (Sari
2017). Hasil perhitungan pada Tabel 4,
nilai kinerja pengiriman Al-Ittifaq sebesar
menjelaskan rata-rata nilai kinerja
95.70% yang sudah mencapai kinerja pemenuhan pesanan sayuran Al-Ittifaq
terbaik (superior) pada foodSCOR card. yaitu sebesar 98.30% berada pas posisi
Menandakan kinerja Al-Ittifaq telah superior. Artinya Al-Ittifaq sudah dapat
menjalankan aktivitas terbaiknya dalam menghadirkan produk sayuran kepada
kemampuan pengiriman produk dengan konsumen tanpa memerlukan waktu
utuh dan akhurat tanpa ada kerusakan banyak, untuk menunggu produknya
tersedia sesuai dengan yang
pengiriman sebesar 95.70%. Semakin
diinginkannya dengan kinerja terbaiknya.
mendekati 100% artinya capaian kinerja Kinerja terbaiknya ini harus terus di
semakin membaik, dan ketika sudah pertahankan, karena akan berpengaruh
mencapai 100% artinya pencapaian terhadap penilaian konsumen terhadap
kinerja pengiriman sudah berada pada perusahaan. Faktor yang menyebabkan
posisi kesempurnaan (Yolandika 2016). perusahaan tidak mampu memenuhi
permintaan ritel adalah keadaan alam
Hal tersebut dapat dikatakan Al-Ittifaq
sehingga menyebabkan kegagalan panen,
sudah mampu memenuhi permintaan banyaknya produk yang di tolak
ritel mitra dengan tepat waktu. konsumen karena tidak sesuai, dan petani
Pengiriman produk yang dilakukan yang tidak memberikan informasi apabila
setiap hari oleh bagian pengiriman tidak dapat memenuhi pesanan (Apriani
produk. Kegiatan pengiriman dimulai et al. 2018). Posisi kinerja Al-ittifaq berada
berangkat dari gudang Al-Ittifaq pukul pada kinerja terbaik, maka sudah mampu
dalam mengintegrasikan faktor-faktir di
03.00 WIB dan sampai dilokasi pertama
atas.
tidak lebih dari pukul 08.00 WIB.
Pemberian toleransi kedatangan produk 3. Kesesuaian dengan Standar
ke ritel rata-rata maksimal pukul 10.00 Tujuan akhir dari rantai pasok
WIB. Pengiriman sampai ke ritel di atas sayuran Al-Ittifaq adalah kepuasan

123
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

konsumen, dengan indikatornya adalah kinerja flesksibilitas ini selalu dalam


kesesuaian produk dengan standar yang kondisi terbaik. Kinerja ini harus dapat
diinginkan konsumen. Tabel 4 dipertahankan agar konsumen dapat
menunjukkan posisi kesesuaian produk merasa puas dalam menjalin kerja sama.
dengan standar Al-Ittifaq hanya mencapai Hal ini juga sesuai dengan kriteria
posisi advantage, dengan nilai 86.50%. penilaian kinerja menurut Bolstroff dan
Kemampuan Al-Ittifaq dalam memenuhi Rosenbaum (2011), pada indikator siklus
standar konsumen masih perlu pemenuhan pesanan untuk mencapai
ditingkatkan agar mencapai posisi terbaik. kriteria baik pada kinerja suatu
Semakin dekat nilai rata-rata kesesuaian perusahaan ≤ 10 hari. Artinya perusahaan
standar menuju angka 100%, maka mampu memenuhi pesanan tidak terduga
semakin baik kinerja rantai pasoknya (Sari dengan waktu yang tidak terlampau lama
2015). Upaya yang dapat dilakukan Al- yaitu kurang dari 24 jam (1 hari).
Ittifaq dalah memberikan pelatihan
aktivitas pascapanen secara rutin kepada 5. Lead Time Pemenuhan Pesanan.
petani dan pendampingan kepada Pengukuran nilai lead time
pegawai agar hanya menerima produk pemenuhan pesanan pada penelitian
dari petani yang sesuai standar. rantai pasok sayuran Al-Ittifaq, diketahui
Perusahaan juga bisa memberikan reward dari nilai rata-rata waktu yang
untuk memotivasi petani dalam memasok dibutuhkan untuk memenuhi permintaan
produk yang sesuai dengan standar ritel ritel dalam satu kali siklus pengiriman
secara optimal. pasokan. 0.83 hari adalah waktu yang
dibutuhkan Al-Ittifaq pada kinerja lead
4. Fleksibilitas time pemenuhan pesanan. Waktu yang
Kemampuan perusahaan dalam dibutuhkan Al-Ittifaq kurang dari tiga
waktu menanggapi pesanan yang tidak hari membuat konsumen ritel tidak
terduga baik dalam penambahan pesanan menunggu lama, berarti sudah mencapai
maupun pengurangan jumlah disebut posisi superior pada foodSCOR card. Hal ini
dengan fleksibilitas rantai pasok. Al- sejalan dengan penelitian Sutawijaya dan
Ittifaq memberikan kebijakan kepada ritel Marlapa (2016), semakin pendek waktu
untuk memberikan waktu perubahan yang diperlukan maka semakin bagus
pesanan maksimal pada pukul 14.00 WIB. supply chain perusahaan tersebut.
Hal ini dilakukan karena pada pukul Keberadaan pemasok pada atribut
16.00 WIB merupakan bawas petani responsiveness menempati posisi yang
mengantarkan sayuran pesanan kepada sangat penting, karena keterlambatan
perusahaan. Menjelang sore petani sulit pasokan dapat mengurangi penilaian
untuk memetik sayur ke lahan lagi, dan terhadap perusahaan. Oleh karena itu,
juga ada beberapa sayuran yang perusahaan harus mampu mengelola dan
kualitasnya kurang baik apabila dipanen menjaga keharmonisan kerja sama dengan
pada sore hari. para pemasoknya (Manuj dan Sahin 2009).
Tabel 4 menunjukan pengukuran
6. Siklus Pemenuhan Pesanan.
nilai fleksibilitas rantai pasok sayuran di
Lamanya waktu yang dibutuhkan
Al-Ittifaq adalah 0.31 hari (7.44 jam),
setiap satu kali periode pemenuhan
sangat jauh dari capaian batas minimum
pesanan diukur dengan atribut siklus
pada posisi superior yaitu 10 hari. Hal ini
pemenuhan pesanan. Rendahnya nilai
dikarenakan perusahaan sudah membuat
siklus pemesanannya, semakin baik
perjanjian dengan ritel untuk tidak
capaian kinerja rantai pasoknya (Setiawan
mengubah pesanan setalah dikirim
et al. 2011; Yolandika 2016). Tabel 4
kepada perusahaan. Menjadikan performa

124
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

menunjukkan besarnya nilai untuk kinerja yang 30 hari setelah barang sampai di
siklus pemenuhan pesanan sayuran di Al- ritel. Semakin singkat waktu yang
Ittifaq yaitu 0.98 hari (23.52 jam) masih digunakan untuk mengubah persediaan,
kurang dari empat hari, artinya siklus semakin bagus pula pencapaian kinerja
pemenuhan pesanan Al-Ittifaq sudah rantai pasoknya (Pujawan dan
mencapai posisi terbaik atau superior. Baik Mahendrawathi 2017).
petani mitra, ritel, maupun perusahaan Perusahaan selalu berusaha untuk
sudah memahami pola order yang setiap memberikan waktu pembayaran paling
hari dilakukan, karena kerja sama yang cepat kepada petani, karenakan dapat
terjalin sudah cukup lama. Hal ini berpengaruh terhadap kepercayaan dan
memudahkan setiap anggota rantai pasok loyalitas petani mitra terhadap
dalam melakukan order atau pesanan. perusahaan. Usaha Al-Ittifaq dalam
Perhitungan siklus pemenuhan pesanan meminta waktu pembayaran yang lebih
dilakukan dengan menjumlahkan cepat kepada ritel dengan melakukan
beberapa variabel waktu yaitu waktu berbagai perjanjian dan kerja sama
perencanaan, waktu sortasi, waktu dengan pihak lain seperti bank. Membuat
pengemasan, dan waktu pengiriman. petani mitra akan lebih bersemangat
untuk terus melakukan budidaya dan
Kinerja Internal karena petani memerlukan biaya untuk
Kinerja internal merupakan melakukan produksi.
pengukuran aktivitas rantai pasok yang lebih
banyak melibatkan sumber daya dari dalam 2. Persediaan Harian.
perusahaan. Kinerja internal rantai pasok Kinerja persediaan harian
pada atribut asset dengan turunan pada merupakan lamanya persediaan yang
foodSCOR card diukur melalui cash to cash time cukup untuk memenuhi kebutuhan jika
cycle dan persediaan harian. Atribut asset tidak ada pasokan yang masuk. Tabel 4
akan dihitung dengan dua pendekatan yaitu menunjukkan nilai persediaan harian Al-
waktu antara pelaku rantai pasok membayar Ittifaq adalah 0,17 berarti masih berada
dan menerima pembayaran produk serta pada posisi advantage pada foodSCOR card.
persediaan harian (Bolstorff dan Rosenbaum Pemilihan keputusan tersebut dilakukan
2011). Al-Ittifaq pada sayuran yang tidak mudah
layu dengan volume sedikit, bertujuan
1. Cash to Cash Cycle Time.
untuk berjaga-jaga apabila terjadi
Atribut kinerja cash to cash cycle time
kekurangan pasokan atau persediaan
berupa matrik yang menghitung
tersebut menjadi pengganti produk yang
kecepatan rantai pasok dalam mengubah
mengalami kerusakan.
persediaan menjadi uang. Berdasarkan
Karakteristik sayuran yang mudah
Tabel 4, nilai rata-rata cash to cash cycle
rusak dan juga permintaan dari
time Al-Ittifaq adalah 15 hari. Artinya,
konsumen yang menginginkan produk
kemampuan Al-Ittifaq dalam
dalam keadaan segar, sehingga
memanfaatkan aset secara poduktif telah
penyimpanan dapat menambah
mencapai kinerja terbaik atau posisi
pengeluaran biaya penyimpanan.
superior karena masih kurang dari 20 hari.
Menurut bencmark pada posisi superior,
Terdapat beberapa perbedaan
perusahaan sebaiknya tidak melakukan
pembayaran dari setiap ritel, ada yang
penyimpanan produk maupun
sudah melakukan pembayaran setelah 3
perencanaan untuk melakukan
hari barang dikirim karena adanya kerja
persediaan (Bolstorff dan Rosenbaum
sama dengan Bank, ada yang 14 hari
2011). Sesuai dengan penelitian Yolandika
setelah barang diterima ritel dan ada juga
(2016) dan Srihartati (2004), tidak adaya

125
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

penyimpanan persediaan sesuai dengan 1. Perusahaan melakukan peramalan


tujuan rantai pasok, untuk menghadirkan pesanan yang akan diterima dan
produk berada di tempat waktu yang mempertimbangkan perhitungan pasokan
tepat dalam memenuhi permintaan yang akan mengalami return oleh ritel,
konsumen, serta memastikan persediaan sehingga kinerja perusahaan dalam
tidak berlebih maupun kurang kesesuaian pesanan dapat dilaksanakan
dengan sangat baik.
2. Perusahaan terus memberikan
KESIMPULAN DAN SARAN pendampingan dan pelatihan pascapanen
KESIMPULAN kepada petani mitra serta pegawai
perusahaan, untuk meningkatkan
Berdasarkan uraian di atas maka performa perusahaan
kesimpulan dalam penelitian ini adalah 3. Petani dalam penanganan pascapanen
sebagai berikut : khususnya komoditas sayuran hijau lebih
1. Secara keseluruhan kinerja rantai pasok cermat dalam proses pengemasan, untuk
sayuran pada Pondok Pesantren Al-Ittifaq mengurangi kerusakan produk sehingga
di Kabupaten Bandung sudah pada produk dapat sampai konsumen dalam
keadaaan baik. keadaan terbaiknya.
2. Indikator internal pada perusahaan, 4. Mengurangi penyimpanan produk untuk
petani mitra secara individu dan petani mengurangi kemungkinan cacat produk
mitra secara komoditas. Kinerja atribut sehingga selalu menghadirkan sayuran
responsiveness (lead time pemenuhan dalam keadaan segar.
pesanan dan siklus pemenuhan pesanan)
dan agility sudah berada pada posisi
superior. Tetapi pada atribut reliability DAFTAR PUSTAKA
pada turunannya yaitu kinerja kesesuaian
Apriani D., 2018, Kinerja Rantai Pasok
standar masih berada pada posisi Sayuran Organik di PT SFO
advantage, sedangkan atribut kinerja Kecamatan Cipanas Kabupaten
pengiriman dan pemenuhan pesanan Cianjur, Tesis, Program Magister
pada kondisi terbaik (superior). Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.
3. Indikator eksternal pada perusahaan, Apriani D., Nurmalina R., Burhanuddin,
petani mitra secara individu dan petani 2018, Evaluasi Rantai Pasok Sayuran
mitra secara komoditas, pada atribut asset Organik dengan Pendekatan Supply
dengan turunanya yaitu cash to cash cycle Chaion Operation Reference (SCOR),
time berada pada kinerja terbaiknya Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol VIII,
No. 2, 312-335.
(superior). Tetapi, pada kinerja persediaan
harian hanya mencapai posisi advantage Aramyam L.H., Alfons G.F.M., Lansink O.,
pada semua tingkatan. Kinerja tersebut Fack G.A.F., Vorst V.D., Kooten O.V.,
masih membutuhkan perbaikan kinerja 2007, Performance Measurement in
dengan tidak melakukan persediaan Agri-Food Supply Chains: a Case
Study, Supply Chain Management: An
harian untuk mengurangi biaya
International Journal. Vol 12, No.4.
penyimpanan dan selalu menghadirkan 304-315.
sayuran segar.
Bolstorff P., Rosenbaum R., 2011, Supply
SARAN Chain Excellence: A Handbook for
Dramatic Improvement Using the
Adapun saran yang dapat diberikan SCOR Model, New York (US),
antara lain: AMACOM.

126
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

[BPS] Badan Pusat Statistik Jawa Barat, 2017, Harrison A., Hoek V. R., (2008), Logistics
Jawa Barat Dalam Angka 2017, Jawa Management and Strategy: Competing
Barat (ID): BPS Provinsi. [Internet], through the supply chain, Prentice
Hall, England.
[Diunduh pada 03 Oktober 2018],
Tersedia pada: www.jabar.bps.go.id [Kementan] Kementerian Pertanian, 2016,
Statistik Produksi Hortikultura Tahun
[BPS] Badan Pusat Statistik, 2017, Konsumsi 2016, Pusat Data dan Sistrm Informasi
Buah dan Sayuran 2017, Jakarta (ID): Pertanian. Jakarta (ID), [Internet],
Badan Pusat Statistik, [Internet], [Diunduh pada 03 Oktober 2018],
[Diunduh pada 03 Oktober 2018], Tersedia pada:
Tersedia pada: www.bps.go.id. www.pusdatin.setjen.pertanian.go.id.
Direktorat Jendral Hortikultura Departemen [Kementan] Kementerian Pertanian, 2017,
Pertanian, 2010, Statistik Produksi Statistik Konsumsi Pangan 2017,
Holtikultura, Jakarta (ID): Kementrian Jakarta (ID). Pusat Data dan Sistem
Pertanian. [Internet], [Diunduh pada Informasi Pertanian. [Internet],
03 Oktober 2018], Tersedia pada: [Diunduh pada 03 Oktober 2018],
www.hortikultura.pertanian.go.id. Tersedia pada:
www.pusdatin.setjen.pertanian.go.id
Direktorat Jendral Hortikultura Departemen
Pertanian, 2017, Konsumsi Sayuran Manuj I., Sahin F., 2011, A Model of Supply
Indonesia, Jakarta (ID): Kementrian Chain and Supply Chain
Pertanian. [Internet], [Diunduh pada Decisionmaking Complexity,
03 Oktober 2018], Tersedia pada: International Journal of Physical
www.hortikultura.pertanian.go.id. Distribution and Logistics
Management, Vol 41, No.5, 511-549.
Dissanayake C. K., Cross J. A., (2018),
Mentzer J.T., De W. W., Keebler J.S., Min S.,
Systematic Mechanism for Identifying
Nix N.W., Smith C.D., Zacharia Z.G.,
the Relative Impact of Supply Chain
2001, Defining Supply Chain
Performance Areas on the Overall
Management, Journal of Business
Supply Chain Performance using
Logistics, Vol 22, No. 2, 125.
SCOR Model and SEM, International
Journal of Production Economics, Vol Polindi M., 2019, Pengaruh Karakteristik
201, 102-115. Enterpreneur terhadap Minat
Fauroni R. L., 2011, Model Pemberdayaan Berwirausaha (Studi Empiris pada
Ekonomi ala Pesantren Al-Ittifaq Santri di Pondok Pesantren Al-Ittifaq
Rancabali Kab Bandung, Jurnal Ciwidey Bandung), Al-Intaj Jurnal
Penelitian Sosial Keagamaan, Vol 5, Ekonomi dan Perbankan Sayariah. Vol
No.1, Juni 2011. 5, No.1, Maret 2019.
Francis JQ, Poirer CC, Swink ML. 2008.
Pujawan I. N., 2005, Supply Chain
Diagnostics Greatness: Ten Traits of
the Best Supply Chains. J.Ross Management, Surabaya (ID),
Publishing. The USA. Gundawidya.

Guritno A. D., Fujianti R., Kusumasari D., Pujawan I. N., Mahendrawathi E., 2017,
(2015), Assessment of the Supply Supply Chain Management, Edisi ke 3,
Chain Factors and Classification of Penerbit Andi. Yogyakarta.
Inventory Management in Suppliers
Level of Fresh Vegetables, Agriculture Sari P. N., 2015, Pengaruh Relationship
and Agricultural Science Procedia, Vol Marketing Terhadap Kinerja Rantai
3, 51-55. Pasok Beras Organik Bersertifikat Di

127
Dwi Putriana N. Kinding, Wahyu Budi Priatna, Lukman M. Baga Kinerja Rantai Pasok Sayuran…

Kabupaten Bandung Melalui Integrasi, Cybernetics Systems (IJCCS). Vol 1,


Tesis, Institut Pertanian Bogor. No. 9, 50-52.

Sari I. R. M, 2017, Rantai Pasok Sayuran di PT Sutawijaya A. H dan Marlapa E., 2016,
Bimandiri Agro Sedaya, [Tesis], Bogor Supply Chain Management: Analisis
(ID), IPB, Program Magister dan penerpan menggunakan Reference
Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. (SCOR) di PT Indoturbine, Jurnal
Ilmiah Manajemen, Vol 8, No. 1, 121-
[SCC] Supply Chain Council, 2008 Supply 138.
Chain Operations Reference Model, Vorst Van Der J.G.A.J., 2005, Effective Food
Version 9.0, ISBN 0-615-20259-4.
Supply Chain (Generating, Modeling
Setiawan A., Marimin, Arkeman Y., Udin F., and Evaluating Supply Chain
2011, Studi Peningkatan Kinerja Scenarios, Logistics, and Operations
Manajemen Rantai Pasok Sayuran Research Group, Amsterdam (NLD).
Dataran Tinggi di Jawa Barat, Jurnal
Wageningen University.
Aritech, Vol 31, No. 1, 60-70.

Setiawan S. A., 2011, Studi Peningkatan Yaqoub A M., 2012, Pengaruh mediasi
Kinerja Manajemen rantai pasok kepercayaan pada hubungan antara
kolaborasi supply chain dan kinerja
sayuran dataran tinggi terpilih di Jawa
operasi, Jurnal Manajemen dan
Barat, Disertasi, Doktoral, Teknologi Kewirausahaan, Vol 14, No. 2, 138-146.
Industri Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Yolandika C., 2016, Analisis Supply Cahin
Management Brokoli CV. Yan’s Fruit
Srihartati. 2004. The Global Language of and Vegetable di Kabupaten Bandung
Bussiness. Management Supply Chain. Barat, Tesis, Program Magister
Indonesian Journal of Computing and Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.

128

You might also like