You are on page 1of 15

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERTAMBANGAN PASIR BAHAN GALIAN

C DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI BERDASARKAN


UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009
TENTANG PERTAMBANGAN
Oleh: Nova Yanti Siburian
Pembimbing 1: Dr. Erdianto Efendi,S.H.,M.Hum
Pembimbing 2: Widia Edorita,S.H.,M.H
Alamat: Jalan Amal Hamzah Nomor 4 Pekanbaru
Email: novasiburian@hotmail.com-Telepon: 082365947272
ABSTRACT
Mining is a part or all phases of activities in the framework of research, management
and exploitation of mineral or coal that include investigations, general, exploration,
feasibility, construction, mining, processing and refining, transportation and refining,
transportation and sales, and post-mining activities. Mining sand quarrying C in Kuantan
Singingi an illegal mining that have negative impacts on the environment, public morality
and so forth. Therefore, law enforcement agencies Regency Kuantan Singingi attempt to
eradicate the illegal sand mining activities. But enforcement of the law by the Law
Enforcement Institutions Regency Kuantan Singingi not run effectively and efficiently. This is
evident from the data is the increasing number of illegal sand mining from 2013 to 2015. Of
the many cases of illegal sand mining in Kuantan Singingi no legal proceedings. The purpose
of writing the thesis as follows: first, to find out how the implementation of law enforcement
against sand mining minerals C illegal in Kuantan Singingi, secondly, to determine what
factors are obstacles in the implementation of law enforcement against Sand Mining Illegal
District kuantan Singingi, third, to determine the extent of the role of Local Government in
the discipline Regency Kuantan Singingi sand mining quarrying C in Kuantan Singingi.
This type of research can be classified in this type of research Sociological, namely
direct research on locations or places studied, this study conducted at the Department of
Energy and Mineral Resources Regency Kuantan Singingi and police Resort Kuantan
Singingi, the research wanted to see the correlation between the law society.
From the research, there are three things that can be inferred. First, the
implementation of the rule of law against the perpetrators of sand mining extractive C
illegally in Kuantan Singingi. Second, obstacles encountered in the implementation of law
enforcement against illegal sand mining in Kuantan Singingi them is the lack of public
awareness, economic factors, and educational factors. Third, the role of the Regional
Government of Regency Kuantan Singingi in mining curb illegal sand quarrying C in
Kuantan Singingi of which is to disseminate the relevant community sanctions will be
accepted perpetrators of illegal sand mining and the impact of mining on environmental
sustainability. Advice writer, first, in carrying out enforcement against illegal sand mining in
Kuantan Singingi should be maximized and efforts should be made to arrest the perpetrators
of illegal sand mining and not only take steps to prevent it. Second, law enforcement
authorities and agencies, Regional Goverment Regency Kuantan Singingi so diligently
provide socialization law, so that more people understand and accept written rules made by
the competent authorities in order that the higher legal awareness. Third, people should
accept all the rules applied by law enforcement agencies and Government Regency Kuantan
Singingi in order to achieve security and peace in social life.

Keywords: Law Enforcement-Sand Mining-Illegal

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 1


BAB I
PENDAHULUAN galian. Tujuan penguasaan oleh negara
(pemerintah) agar kekayaan nasional
A. Latar Belakang Masalah. tersebut dimanfaatkan untuk sebesar-
Indonesia adalah negara yang besarnya kemakmuran rakyat
memiliki sumber daya alam yang Indonesia.3
berlimpah merupakan kekayaan Pemanfaatan sungai sebagai
nasional. Kekayaan itu termasuk bahan lokasi pertambangan pasir yang
galian (tambang) yang mencakup termasuk kedalam bahan galian
mineral dan batubara. Mengingat golongan C oleh masyarakat sebagai
mineral dan batubara merupakan mata pencaharian untuk membangun
kekayaan alam yang terkandung perkonomian masyarakat memberikan
didalam bumi merupakan sumber daya dampak buruk bagi daerah aliran
alam yang tidak bisa diperbaharui, sungai. Pertambangan rakyat
pengelolaannya perlu dilakukan merupakan suatu kegiatan yang dikelola
seoptimal mungkin, efisiensi, oleh masyarakat setempat secara
transparan, berkelanjutan, dan sederhana, karena orang luar tidak
berwawasan lingkungan serta dapat diperbolehkan untuk menambang
berkeadilan agar memperoleh manfaat dan dalam pengelolaannya
yang sebesar-besarnya bagi menggunakan alat-alat tradisional
kemakmuran rakyat secara seperti linggis, sekop, wajan, dan talam.
berkelanjutan. Dalam implementasinya, pelaksanaan
Dalam Undang-Undang Dasar pertambanngan rakyat tidak dapat
3DVDO D\DW \DQJ EHUEXQ\L ³ menunjang pembanganunan
bumi, air dan kekayaan alam yang berkelanjutan sebagimana diatur dalam
terkandung didalamnya dikuasai oleh Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009
negara dan dipergunakan untuk sebesar- tentang Perlindungan dan Pengelolaan
EHVDUQ\D XQWXN NHPDNPXUDQ UDN\DW´1. Lingkungan Hidup.
Istilah hukum pertambangan merupakan Pertambangan rakyat merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu kegiatan pembangunan yang didalam
mining law. Hukum pertambangan dirinya mengalami perubahan-
adalah : 2 perubahan yang membawa dampak
terutama pada lingkungan hidup.
³+XNXP \DQJ PHQJDWXU WHQWDQJ Dampak yang ditimbulkan oleh
penggalian atau pertambangan kegiatan pengelolaan pertambangan
bijih-bijih dan mineral-mineral memberikan manfaat dan berdampak
GDODP WDQDK´ negatif yang dapat mendatangkan
Penggalian atau pertambangan resiko bagi lingkungan hidup, ekonomi,
merupakan usaha untuk menggali dan sosial-budaya masyarakat.4 Salah
berbagai potensi-potensi yang satu daerah yang menjadi lokasi
terkandung di dalam perut bumi. penambangan pasir di Provinsi Riau
Kedudukan negara adalah sebagai adalah Kabupaten Kuantan Singingi.
pemilik bahan galian mengatur Kegiatan pertambangan rakyat
peruntukan dan penggunaan bahan dilakukan didalam suatu wilayah
galian untuk kemakmuran masyarakat pertambangan rakyat atau WPR.
sehingga negara menguasai bahan Kriteria untuk menetapkan WPR
menurut pasal 22 Undang-Undang
1
Undang-Undang Dasar Negara Republik
3
Indonesia Tahun 1945. Ibid, hlm 10.
2 4
Salim, Hukum Pertambangan Di Indonesia, http://www. Eprinst.undip.ac.id/13351/,
Jakarta : Rajawali Pers, hlm 7 diakses, tanggal 1 Desember 2015.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 2


Nomor 4 Tahun 2009 Tentang pada bahan galian C dan itupun yang
Pertambangan adalah, sebagai berikut :5 tidak berada di lepas pantai serta tidak
a. Mempunyai cadangan mineral dalam rangka penanaman modal asing.6
sekunder yang terdapat disungai Kegiatan usaha penambangan
dan/atau diantara tepi dan tepi yang dilakukan tanpa izin ini dapat
sungai; dikenakan pidana sebagaimana tertuang
b. Mempunyai cadangan mineral pada ketentuan pasal 158 Undang-
primer logam atau batubara dengan Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang
kedalam maksimal 25 (dua puluh Pertambangan Mineral dan Batubara,
lima) meter; menyatakan bahwa:
c. Endapan teras, dataran banjir, dan ³VHWLDS RUDQJ \DQJ PHODNXNDQ
endapan sungai purba; usaha penambangan tanpa IUP, IPR
d. Luas maksimal wilayah atau IUPK sebagaimana dimaksud
pertambangan rakyat adalah 25 dalam pasal 37, pasal 40 ayat (3), pasal
dua puluh lima) meter; 48, pasal 67 ayat (1), pasal 74 ayat (1)
e. Menyebutkan jenis komoditas yang atau ayat (5) dipidana dengan pidana
akan ditambang; dan/atau penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
f. Merupakan wilayah atau tempat dan denda paling banyak Rp
kegiatan tambang rakyat yang 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
sudah dikerjakan sekurang- UXSLDK ´ 7
kurangnya 15 (lima belas tahun). Kegiatan penambangan di
Bupati atau walikota Indonesia saat ini banyak dipersoalkan
memberikan Ijin Pertambangan rakyat oleh berbagai kalangan, termasuk di
kepada masyarakat setempat, baik itu Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi
perseorangan, kelompok masyarakat yang memiliki potensi sumber daya
atau koperasi. Kewenangan Gubernur alam berupa pasir yaitu bahan galian C .
dibidang pertambangan tertuang dalam kegiatan penambangan dilakukan di
penerbitan Surat Izin Pertambangan sungai Kuantan dengan menggunakan
Daerah (SIPD) yang merupakan mesin dompeng dan mesin mobil diesel
kewenangan pemerintah tingkat 1 untuk menghisap material-material
(Provinsi). Kongkretnya, Gubernur pasir dan batuan yang ada di dalam
berwenang untuk menerbitkan Izin sungai.
Usaha Pertambangan bahan galian Pada tahun 2013 terdapat 19
golongan C seperti yang diatur dalam tambang pasir illegal, tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun meningkat menjadi 20 tambang pasir
1986 tentang Penyerahan Sebagian ilegal, dan pada tahun 2015 mengalami
Urusan pemerintah dibidang peningkatan yaitu menjadi 28 tambang
Pertambangan Kepada Pemerintah ilegal. Dan dalam kasus ini tidak pernah
Daerah Tingkat 1, yang meliputi terjadi penindakan atau penangan yang
Kebijaksanaan untuk mengatur, serius dari aparat penegak hukum dan
mengurus, dan mengembangakan usaha Pemerintah setempat. Oleh karena itu,
pertambangan bahan galian C tujuan penelitian ini adalah untuk
sepanjang tidak terletak di lepas pantai menemukan pemecahan terhadap
dan/atau yang pengusahanya dilakukan masalah-masalah yang terjadi, dengan
dalam rangka Penanaman Modal asing.
Berarti kewenangan Gubernur dalam 6
Suparto Wijoyo, Hukum Lingkungan:
bidang pertambangan hanya sebatas Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Di Daerah,
Airlangga University press, Surabaya : 2005 , hlm
32.
5 7
Undang-undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009
Pertambangan. tentang Pertambangan.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 3


maksud agar negara dan masyarakat Kuantan Singingi dalam
Indonesia termasuk masyarakat di menertibkan penambangan pasir
wilayah Kabupaten Kuantan Singingi secara Ilegal.
tidak selalu dirugikan oleh perbuatan 2. Kegunaan penelitian
orang-orang atau kelompok-kelompok a. Untuk menambah pengetahuan dan
pelaku kejahatan penambang pasir pengalaman penulis sendiri
illegal dan menyelamatkan negara dari khususnya mengenai tema yang
ancaman kerugian perekonomian diteliti.
negara serta mengangkat martabat b. Untuk menyumbangkan pendapat
negara. dan informasi pada bidang hukum
Berdasarkan latar belakang pidana umumnya, khususnya tentang
diatas maka menarik untuk diteliti yang pertanggungjawaban pidana terhadap
dituangkan ke dalam proposal skripsi penambangan pasir bahan galian C.
dengan judul ³Penegakan Hukum c. Sebagai bahan referensi kepustakaan
Terhadap Pertambangan Pasir dan sebagai sumbangan penulis bagi
Bahan Galian C Di Kabupaten almamater Universitas Riau serta
Kuantan Singingi Berdasarkan kepada seluruh pembaca.
Undang-Undang Nomor 4 Tentang D. Kerangka Teoritis
Pertambangan´ 1. Teori Perizinan
B. Rumusan Masalah Perizinan merupakan salah satu
1. Bagaimana pelaksanaan penegakan instrumen administratif yang digunakan
hukum terhadap pelaku sebagai sarana di bidang pencegahan
penambangan pasir bahan galian C dan pengendalian pencemaran
secara illegal di Kabupaten Kuantan lingkungan hidup.
Singingi? Perizinan di bidang
2. Faktor apa saja yang menjadi pertambangan dikaitkan dengan
hambatan dalam pelaksanaan pemberian kuasa pertambangan.
penegakan hukum terhadap pelaku Berdasarkan ketentuan pasal 2
penambangan pasir bahan galian C peraturan pemerintah Nomor 32 tahun
illegal di Kabupaten kuantan 1969, kuasa pertambangan diberikan
Singingi? dalam bentuk:
3. Sejauh manakah peran pemerintah 1. Surat Keputusan Penugasan
Kabupaten Kuantan Singingi dalam Pertambangan, yaitu kuasa
menertibkan penambangan pasir pertambangan yang diberikan oleh
bahan galian C illegal? Menteri kepada Instansi Pemerintah
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian untuk melaksanakan usaha
1. Tujuan Penelitian Pertambangan;
a. Untuk mengetahui bagaimana 2. Surat Keputusan Izin pertambangan
pelaksanaan penegakan hukum rakyat, yaitu kuasa Pertambangan
terhadap pelaku penambangan pasir Yang diberikan oleh Menteri secara
bahan galian C illegal di Kabupaten kecil-kecilan dan dengan luas
Kuantan Singingi. wilayah yang sangat terbatas;
b. Untuk faktor yang menjadi hambatan 3. Surat Keputusan Pemberian Kuasa
dalam pelaksanaan penegakan Pertambangan, yaitu kuasa
hukum terhadap pelaku pertambangan yang diberikan oleh
penambangan pasir bahan galian C Menteri kepada Perusahaan Negara,
illegal di Kabupaten Kuantan Perusahaan Daerah, Badan Lain atau
Singingi. Perorangan untuk melaksanakan
c. Untuk mengetahui sejauhmana peran usaha pertambangan.
Pemerintah Daerah Kabupaten

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 4


Kuasa-kuasa pertambangan sikap tindak sebgai rangkaian
yang diberikan Menteri adalah kuasa penjabaran nilai tahap akhir untuk
pertambangan untuk melaksanakan menciptakan, memelihara, dan
usaha pertambangan bahan-bahan mempertahankan kedamaian pergaulan
galian golongan A/Strategis dan hidup.12
golongan B/Vital. Sedangkan kuasa Namun dalam melaksanakan
pertambangan untuk melaksanakan penegakan hukum, hal ini tidak
usaha pertambangan bahan galian selalu mudah dilakukan karena
golongan C, yaitu bahan galian yang banyak faktor-faktor yang
tidak termasuk golongan Strategis dan mempengaruhi. Faktor-faktor
Vital, diberikan oleh Gubernur Kepala tersebut adalah sebagai berikut:
Daerah Tingkat I dan disebut dengan a) Faktor hukumnya sendiri, yang
surat izin pertambangan daerah.8 didalamnya dibatasi pada
2. Teori Tindak Pidana undang-undang saja.
Istilah tindak pidana berasal dari b) Faktor penegak hukum, yakni
istilah Belanda yaitu ´VWUDIEDDU IHLW´ pihak-pihak yang membentuk
Adapula yang menggunakan istilah maupun yang menrapkan
³'HOLN´ yang berasal dari bahasa latin, hukum.
\DLWX ³GHOLFWXP´ 9 c) Faktor sarana atau fasilitas yang
Menurut Simons, tindak pidana mendukung penegak hukum.
adalah suatu tindakan atau perbuatan d) Faktor masyarakat, yakni
yang diancam dengan pidana oleh lingkungan dimana hukum
Undang-undang, bertentangan dengan tersebut berkaku atau
hukum dan dilakukan dengan kesalahan diterapkan.
oleh seseorang yang mampu e) Fator kebudayaan, yakni sebagi
bertanggungjawab.10 karya cipta dan rasa yang
Suatu peristiwa pidana atau didasrkan pada karsa manusia
tindak pidana menurut KUHP yang didalam pergaulan hidup.13
berlaku saat ini, terbagi dalam dua jenis Kelima faktor tersebut saling
yaitu misdriff (kejahatan) dan berkaitan dengan erat, karena
11
overtreding (pelanggaran). Maka yang merupakan sendi dari penegak hukum,
menjadi subjek dari delik adalah juga merupakan tolak ukur dari pada
manusia, disamping yang disebutkan efektifitas hukum.
sebagai badan hukum yang dapat E. Kerangka Konseptual
bertindak seperti kedudukan manusia 1. Penegakan hukum adalah usaha
(orang). untuk melaksanakan hukum
3. Teori Penegakan Hukum sebagaimana mestinya, mengawasi
Menurut Soerjono Soekanto, pelaksanaannya agar tidak terjadi
penegakan hukum adalah kegiatan pelanggaran ada usaha lain untuk
menyerasi hubungan nilai-nilai yang memulihkan hukum yang dilanggar
terjabarkan dalam kaidah-kaidah yang itu agar ditegakkan kembali.14
mantap dan mengejawantahan dan 2. Tindak pidana atau strafbaar feit
atau sering dikenal juga dengan
8
Ibid,Hlm 304.
9
Laden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum
12
Pidana, Sinar grafika, Jakarta, 2005 hlm, 7. Soerjono Soekanto, Faktor-Fator Yang
10
Erdianto, Pokok-pokok Hukum Pidana, Alaf Mempengaruhi Penegakan Hukum. PT
Riau, Riau 2010, hlm 53. Rajagrafindo, Jakarta, 2005, hlm 5.
11 13
C.S.T. Kansil, Enggelien R. Palandeng dan Soerjono Soekanto, Op.cit. hlm. 5.
14
Altje Agustis Musa, Tindak Pidana Dalam Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi
Undang-Undang Nasional. Jala Permata Aksara, Hukum, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2006. Hlm.
jakarta : 2009 hlm, 5. 115.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 5


sebutan delik atau peristiwa pemerintah yang merupakan bagian
pidana, perbuatan pidana, adalah dari tataruang nasional.19
mengandung defenisi dan maksud 7. Izin Usaha Pertambangan Rakyat,
yang sama yakni untuk yang selanjutnya disebut IPR,
menunjukkan atau menggambarkan adalah Izin untuk melaksanakan
mengenai adanya suatu peristiwa usaha pertambangan dalam wilayah
atau perbuatan pidana yang pertambangan rakyat dengan luas
dilakukan oleh seseorang subjek wilayah dan investasi terbatas.20
hukum pidana.15 8. Bahan galian C, yaitu bahan galian
3. Pertambangan menurut Undang- yang tidak termasuk bahan
Undang No 4 tahun 2009 tentang golongan A dan B.21
pertambangan adalah sebagian atau 9. Ilegal adalah tidak sah atau tidak
seluruh tahapan kegiatan dalam berdasrkan peraturan perundang-
rangka penelitian, pengelolaan dan undangan yang berlaku.22
pengusahaan mineral atau batubara 10. Kuantan Singgingi adalah
yang meliputi penyelidikan, umum, sebuah kabupaten di Provinsi Riau.
eksplorasi, studi kelayakan, F. Metode Penelitian
kontruksi, penambangan, 1. Jenis dan Sifat Penelitian
pengolahan dan pemurnian, Mengacu pada judul dan
pengangkutan dan pemurnian, rumusan masalah, maka penelitian ini
pengangkutan dan penjualan, serta tergolong kedalam penelitian yuridis
kegiatan pascatambang.16 sosiologis,
4. Penambangan adalah bagian 2. Lokasi Penelitian
kegiatan usaha pertambangan untuk Lokasi penelitian penulisan
memproduksi mineral dan/atau dan skripsi ini adalah di Wilayah Kabupaten
batubara dan mineral ikutannya.17 Kuantan Singingi.
5. AMDAL atau analisis dampak 3. Populasi dan Sampel
lingkungan adalah kajian mengenai a. Populasi
dampak besar dan penting suatu 1. Kepala Dinas Energi dan
usaha dan/atau kegiatan yang Sumber Daya Mineral
direncanakan pada lingkungan Kabupaten Kuantan Singingi
hidup yang diperlukan bagi proses 2. kepala Desa Koto Taluk,
pengambilan keputusan tentang Kecamatan Kuantan Tengah,
penyelenggaraan usaha dan/atau Kabupaten Kuantan Singingi
kegiatan.18 3. Kepala Desa Sawah, Kecamatan
6. Wilayah pertambangan yamg Kuantan Tengah, Kabupaten
selanjutnya disebut WP adalah Kuantan Singingi.
wilayah yang memiliki potensi 4. Kepala Desa Sukaping,
mineral dan/atau batubara dan tidak Kecamatan Pangean, kabupaten
terikat dengan batasan administrasi Kuantan Singingi,

15
Edi Setiadi dan Dian Andriasari,
19
Perkembangan Hukum Pidana Di Indonesia, Graha Pasal 1 ayat 29 undang nomor 4 tahun 2009
Ilmu, Yogyakarta : 2013, hlm 23. tentang pertambangan,
16 20
pasal 1 ayat 1 Undang-undang nomor 4 Pasal 1 ayat 10 undang nomor 4 tahun 2009
tahun 2009 tentang pertambangan, tentang pertambangan,
17 21
pasal 1 ayat 20 Undang-undang nomor 4 http://www.finiesuandiny.blogspot.co.id,
tahun 2009 tentang pertambangan, diakses tanggal 16 Januari 201.
18 22
Pasal 1 ayat 25 undang nomor 4 tahun 2009 Sudarsono, Kamus Hukum, PT. Rineka
tentang pertambangan, Cipta, Jakarta:2007, hlm 178.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 6


5. Kepala Desa Pulau Rengas, Singingi
JUMLAH 73 26 -
Kecamatan Pangean, Kabupaten
Sumber : Data Primer Olahan Tahun 2015
Kuantan Singingi,
6. Kepala Desa Pulau Rumpi, c. Sumber Data
kecamatan Pangean, Kabupaten a) Data Primer
Kuantan Singingi. Data primer adalah data yang penulis
7. Pemilik tambang pasir illegal di dapatkan/peroleh secara langsung melalui
kabupaten Kuantan Singingi. responden.
b. Sampel
Tabel 1.3 b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang
Jumlah Populasi dan Sampel diperoleh peneliti dari berbagai studi
No Responden Populasi Sampel Persentase kepustakaan.
Kepala Desa (1) Bahan Hukum Primer
Koto Taluk, Yaitu bahan yang bersumber dari
1 Kecamatan 1 1 100%
Kuantan penelitian kepustakaan yang
Tengah, diperoleh dari Undang-Undang
Kabupaten antara lain Kitap Undang-Undang
Kuantan
Singingi. Hukum Pidana (KUHP), Undang-
Kepala Desa Undang Nomor 4 tahun 2009
Sawah, tentang Pertambangan, Undang-
2 Kecamatan 1 100%
Kuantan Undang Nomor 32 tahun 2009
Tengah,
1
tentang Perlindungan dan
Kabupaten Pengolahan Lingkungan
Kuantan
Singingi Hidup,Undang-Undang Nomor 11
Kepala Desa tahun1967 tentang Ketentuan-
Sukaping, Ketentuan Pokok Pertambangan.
3 Kecamatan 1 1 100%
Pangean, (2) Bahan Hukum Sekunder
kabupaten Yaitu bahan-bahan penelitian
Kuantan yang berasal dari literatur dan
Singingi,
Kepala Desa
hasil penelitian para ahli sarjana
Pulau yang berupa buku-buku yang
4 Rengas, 1 1 100% berkaitan dengan pokok
Kecamatan
Pangean,
pembahasan.
Kabupaten (3) Bahan Hukum Tersier
Kuantan Yaitu bahan-bahan penelitian
Singingi,
5 Kepala Desa 1 1 100%
yang memberikan petunjuk dan
Pulau penjelasan terhadap bahan-bahan
Rumpi, hukum primer dan sekunder yang
kecamatan
Pangean,
berupa kamus.
Kabupaten d. Tehnik Pengumpulan Data
Kuantan a) Observasi
Singingi.
6 Penyidik
yaitu metode pengumpulan data
Polres 1 1 100% yang dilakukan dengan cara
Kabupaten pengamatan langsung terhadap
Kuantan objek penelitian yakni lokasi
Singingi
Pemilik pertambangan pasir ilegal di
tambang daerah Kabupaten Kuantan
7 pasir illegal 67 20 29,85% Singingi.
di kabupaten
Kuantan

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 7


b) Wawancara tertentu. Perizinan memiliki fungsi
yaitu pengumpulan data yang preventif dalam arti instrumen untuk
dilakukan peneliti dengan cara mencegah terjadinya masalah-masalah
memberikan pertanyaan, dalam akibat kegiatan usaha.23 Dari perspektif
hal ini dengan pemilik usaha penegakan hukum administrasi,
pertambangan illegal di penyatuan kewenangan pemberi izin
Kabupaten Kuantan Singingi. lingkungan kepada satu institusi saja
c) Kuisioner akan berpengaruh positif karena akan
yaitu metode pengumpulan data lebih menjamin konsistensi dalam
dengan cara membuat daftar- penegakan hukum guna mewujudkan
daftar pertanyaan yang memiliki pembangan berkelanjutan atau kegiatan
korelasi dengan permasalahan usaha yang bewawasan lingkungan.
yang diteliti, yang pada Ada beberapa unsur dalam
umumnya dalam daftar perizinan, yaitu sebagai berikut:24
pertanyaan-pertanyaan ini telah 1. Instrumen yuridis;
di sediakan jawabannya. 2. Peraturan Perundang-Undangan;
d) Kajian Kepustakaan 3. Organ Pemerintah;
yaitu penulis mengambil 4. Peristiwa Konkret;
kutipan dari buku, bacaan, 5. Prosedur dan Persyaratan;
literatur, atau buku pendukung
yang memiliki kaitan dengan B. Tinjauan Umum Tentang Tindak
permasalahan yang akan diteliti. Pidana
e. Analisis Data 1. Pengertian Tindak Pidana
Data yang diperileh baik dari Pengertian tindak pidana adalah
hasil obsevasi, wawancara, studi perbuatan yang dilarang dan diancam
kepustakaan akan dianalisis dengan dengan pidana oleh Undang-Undang.25
metode kualitatif. Pendekatan kualitatif Tindak pidana adalah perbuatan yang
merupakan penelitian yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan
menghasilkan data deskriptif yaitu apa diancam pidana, dimana larangannya
yang dinyatakan oleh responden secara ditujukan kepada perbuatannya,
tertulis atau lisan dan perilaku nyata. sedangkan ancaman pidananya
Dari pembahasan tersebut, akan ditujukan kepada orang yang
26
menarik kesimpulan secara deduktif menimbulkan kejadian itu.
yaitu penarikan kesimpulan dari yang Hukum pidana pada dasar nya
bersifat umum kepada khusus. membahas tiga masalah sentral dalam
hukum pidana, yaitu:27
BAB II 1) Tentang perbuatan apa yang
TINJAUAN PUSTAKA dilarang yang kemudian lazim
disebut dalam bahasa Indonesia
A. Tinjauan Umun Tentang Perizinan sebagai tindak pidana, peristiwa
1. Pengertian Perizinan
Izin merupakan instrumen
hukum administrasi yang dapat 23
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan si
digunakan oleh pejabat pemerintah Indonesia, Raja Grafindo Persada; Jakarta, 2013,
yang berwenang untuk mengatur cara- hlm 105.
24
Ibid, hlm 210.
cara pengusaha menjalankan usahanya. 25
Jur Andi Hamzah, terminologi Hukum
Dengan demikian izin merupakan Pidana, Sinar Grafika, 2013, Jakarta; hlm 164.
pengaturan hukum tingkat individual 26
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, PT,
atau norma hukum subjektif karena Bina Aksara, 1985, hlm 54.
27
sudah dikaitkan dengan subjek hukum Erdianto, Pokok-Pokok Hukum Pidana, Alaf
Riau 2010, Pekanbaru, hlm 15.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 8


pidana dan perbuatan yang dapat 3) Faktor sarana dan fasilitas yang
dipidana. mendukung penegakan hukum;
2) Tentang pertanggungjawaban 4) Faktor masyarakat, yakni
pidana yaitu keadaan yang lingkungan di mana hukum
membuat seseorang dapat dipidana tersebut berlaku atau diterapkan;
serta alasan-alasan dan keadaan apa 5) Faktor kebudayaan.29
saja yang membuat seseorang
terbukti melakukan tindak pidana. BAB III
Istilah pertanggungjawaban pidana TINJAUAN UMUM LOKASI
merupakan terjemahan dari Bahasa PENELITIAN
Belanda Torekeningbaar heid.
3) Tentang pidana itu sendiri, yaitu A. Sejarah Kabupaten Kuantan
hukuman atau sanksi apa yang Singingi
dapat dijatuhkan kepada seseorang Menurut sejarahnya daerah ini
yang melakukan tindak pidana dan berawal dari suatu kawasan aliran
kepadanya dapat dianggap Batang Kuantan yang pada bagian hilir
bertanggung jawab. VXQJDL EHUQDPD ³6XQJDL ,QGUDJLUL´ GDQ
2. Unsur-unsur Tindak Pidana EDJLDQ KXOX EHUQDPD ³%DWDQJ
Menurut doktrin, unsur-unsur delik 2PELOLQ´ 'DHUDK LQL EROHK GLNDWDNDQ
terdiri atas unsur Subjektif dan unsur sebagai suatu kesatuan adat. Nama
Objektif. Rantau Kuantan terdiri atas Rantau
a. Unsur Subjektif sama dengan Kenegerian dan untuk
Unsur subjektif adalah unsur Kuantan memiliki beberapa perbedaan
yang berasal dari dalam diri pelaku. pendapat antara lain ada yang menyebut
b. Unsur Objektif kuantan yang berasal dari nama
Unsur obejektif merupakan Kuantan di Pahang Malaysia dan ada
unsur dari luar diri pelaku. pula yang berpendapat berasal dari
C. Tinjauan Umum Tentang kuantan dalam dialek Banjar yang
Penegakan Hukum EHUDUWL ³SHULXN´. Dan dalam sejarahnya
1. Pengertian Penegakan Hukum mempunyai julukan Rantau Nan
Pengertian penegakan hukum dapat Kurang Oso Duo Puluah artinya Rantau
dirumuskan sebagai usaha atau Kenegerian yang kurang satu
menyelesaikan hukum sebagaimana, daripada dua puluh. Dalam sejarahnya
mengawasi pelaksanaannya agar tidak pernah terdapat suatu kerajaan yang
terjadi pelanggaran dan jika terjadi GLVHEXW ³.HUDMDDQ .DQGLV´ GDQ
pelanggaran memulihkan hukum yang mungkin merupakan kerajaan tertua
dilanggar itu supaya bisa ditegakkan yang pernah berdiri di Rantau Kuantan
kembali.28 dengan pusat kerajaan terletak di
Faktor-faktor penegakan hukum Padang Candi di dekat Desa Sangau
adalah: Lubuk Jambi sekarang ini. Dan kapan
1) Faktor hukumnya sendiri, yang kerajaan ini didirikan dan runtuh sudah
dalam tulisan ini akan dibatatasi pupus dalam tahun sejarah.
pada Undang-Undang saja; Wilayah Kabupaten Kuantan
2) Faktor penegak hukum, yakni Singingi pada awalnya adalah beberapa
pihak-pihak yang membentuk kecamatan dibawah Kabupaten
maupun menerapkan hukum; Indragiri Hulu. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 53 Tahun 1999
28 29
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang
Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 2006, Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rajawali Press,
hlm 115 . Jakarta, 2014

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 9


Kabupaten Indragiri Hulu dimekarkan D. Jumlah Penduduk
menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Indragiri hulu dan berdasarkan data dari Dinas
Kabupaten Kuantan Singingi. Saat ini Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Kuantan Singingi telah Kabupaten Kuantan Singingi, pada
menjadi Kabupaten definitif yang tahun 2015, jumlah penduduknya
mempunyai 15 kecamatan. adalah:
Tabel 3.1
B. Letak Geografis Populasi Penduduk
Kabupaten Kuantan Singingi
mempunyai luas ± 7.668,54 Km2 No Kecamata Laki- Perem Jumla Sex
(766.854 Ha) dengan jarak dari n laki puan h Ratio
1. Kuantan 11.548 11.32 22.878 101,93
permukaan laut 120 Km dan ketinggian Mudik 9
berkisar 25-30 Meter dari permukaan 2. Hulu 4.386 4.161 8.577 104,65
laut. Kabupaten Kuantan Singingi Kuantan
terletak pada 00.00 Lintang Utara-1000 3. Gunung 6.807 6.689 13.496 101,76
Toar
Lintang Selatan, 101002-101055 Bujur 4. Pucuk 5.896 5.040 10.935 116,98
Timur. Rantau
Kabupaten Kuantan Singingi 5. Singingi 16.248 14.52 30.772 111,87
4
terdiri dari 15 kecamatan, yaitu 6. Singingi 19.593 17.56 37.156 111,56
kecamatan Cerenti, inuman, Kuantan Hilir 3
Hilir, Seberang Hilir, Logas tanah 7. Kuantan 23.981 22.79 46.772 105,22
Tengah 1
Darat, Pangean, Benai, Sentajo Raya, 8. Sentajo 14.263 13.59 27.888 105,13
Kuantan Tengah, Gunung Toar, Raya 5
Kuantan Mudik, Hulu Kuantan, Pucuk 9. Benai 7.600 7.922 15.822 99,72
Rantau, Singingi dan kecamatan 10. Kuantan 7.414 7.325 14.739 101,22
Hilir
Singingi Hilir. Batasan wilayah 11. Pangean 9.085 9.163 18.248 99,15
Kabupaten Kuantan Singingi sebagai 12. Logas 10.535 9.620 20.155 109,51
berikut: tanah
¾ Sebelah Utara : Kabupaten darat
Kampar dan Pelalawan. 13. Kuantan 6.502 6.428 12.930 101,15
Hilir
¾ Sebelah Selatan : Provinsi Seberang
Jambi 14. Cerenti 7.612 7.336 14.948 103,76
¾ Sebelah Barat : Provinsi 15. Inuman 7.680 7.623 15.303 100,75
Sumatera Barat. Jumlah Total 159.48 151.1 310.61 105,52
0 39 9
¾ Sebelah Timur : Kabupaten Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Indragiri Hulu. Sipil Kuantan Singingi 2015.
C. Topografi dan Geologi
Kabupaten Kuantan Singingi memeliki E. Sosial Ekonomi
topografi dengan derajat kemiringingan Mata pencaharian penduduk
yang bervariasi. Sebagain besar memiliki Kabupaten Kuantan Singingi
derajat kemiringan 0-2% dengan luasnya diantaranya pertanian tanaman pangan,
202.176 Ha (43,3%), 15-40% seluas perkebunan, perikanan, pertambangan,
172.324 Ha (36,9%), 2-15% seluas 70.040 peternakan, perdagangan, industri
Ha (15%) dan sebagain kecil memiliki pengolahan, jasa dan angkutan serta
derajat kemiringan > 40% dengan luas pekerjaan lainnya. Mata pencaharian
jenis tanah di Kabupaten Kuantan Singingi utama di Kabupaten Kuantan Singingi
adalah potzolik merah kuning (PMK), yang ditekuni mayoritas dibidang
latosol, alluvial, glei humus. pertanian tanaman pangan menacapai
75,08% dari jumlah penduduk yang
bekerja. Selain bidang pertanian
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 10
tanaman pangan bidang perkebunan, 5) Menciptakan iklim investasi yang
pertambangan dan jasa juga merupakan menarik (PMA/PMPN) pada sektor
jenis mata pencaharian yang banyak, energi dan sumber daya mineral,
dilakukan oleh masyarakat di artinya: memberikan jaminan
Kabupaten Kuantan Singingi. keamanan dan kenyamanan bagi
F. Sejarah Dinas Energi, Sumber Daya investor dalam pengusahaan energi
Mineral Kabupaten Kuantan dan sumberdaya mineral.
Singingi 6) Meningkatkan koordinasi sektor
Dinas Energi Sumber Daya energi sumberdaya mineral dengan
Mineral (ESDM) Kabupaten Kuantan sektor lainnya, artinya: adanya
Singingi berdiri pada tahun 1999, saat kerjasama yang baik dan benar
itu bernama Dinas Pertambangan. Pada dalam tujuan dan sasaran yang
tahun 2003 namanya berubah menjadi optimal.
Dinas Pertambangan dan Energi. Pada 7) Meningkatkan pengawasan dan
tahun 2007 Dinas Pertambangan dan pembinaan di bidang energi dan
Energi berubah nama menjadi Dinas sumberdaya mineral.
Energi Sumber Daya Mineral, dan
nama itu tidak berubah sampai BAB IV
sekarang. PEMBAHASAN DAN
G. Visi dan Misi Dinas Energi Sumber HASIL PENELITIAN
Daya Mineral Kabupaten Kuantan
Singingi. A. Pelaksanaan Penegakan Hukum
a. Visi Terhadap Pelaku Penambangan
Terwujudnya Dinas Energi dan Pasir Bahan Galian C di Kabupaten
Sumber Daya Mineral yang Kuantan Singingi
maju, berpihak kepada 1. Tindakan Preventif
kepentingan banyak, (Pencegahan)
berkelanjutan, memenuhi kaidah Pihak kepolisian Resort Kuantan
hukum dan berwawasan Singingi melalui Bidang Pembinaan
lingkungan. Masyarakatnya telah melakukan
b. Misi tindakan preventif berupa himbauan
1) Memperkuat dan meningkatkan baik secara tertulis maupun secara lisan
manajemen Dinas serta kepada masyarakat agar tidak
menciptakan personil yang melakukan penambangan pasir secara
berkemampuan dalam ilegal disepanjang sungai Kuantan dan
mewujudkan kelembagaan sungai-sungai yang lainnya yang ada di
Dinas Energi Sumber Daya Kabupaten Kuantan Singingi.30 Pihak
Mineral yang dapat dipercaya, Dinas Energi Sumber Daya Mineral
tangguh, handal dan produktif. (ESDM) Kabupaten Kuantan Singingi
2) Mewujudkan pelayanan kepada juga telah melakukan tindakan
masyarakat untuk membangun pencegahan dengan melakukan
energi dan sumber daya mineral. himbauan secara langsung dan tertulis
3) Mendorong peran aktif kepada para penambang pasir supaya
masyarakat dalam mengurus izin usaha pertambangan
pengembangan usaha energi dan rakyak kepada pihak yang berwenang
sumber daya mineral. dan tidak melakukan penambangan
4) Dapat menyelenggarakan
penyuluhan kegiatan energi 30
Wawancara dengan Bapak Brig. Melvin
sumber daya mineral yang Sinaga, penyidik Polres Kuantan Singingi, Hari
berwawasan lingkungan. Selasa Tanggal 19 April 2016, jam 13.00 wib di
Kepolisian Resor Kuantan Singingi.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 11


secara liar (ilegal) agar tidak terjadi 2. Faktor Ekonomi
kerugian pada Daerah.31 penambang pasir ilegal rata-rata
Selain itu pihak Polres, Dinas menggantungkan hidupnya pada hasil
ESDM dan pemerintah Kabupaten dari pertambangan pasir tersebut.
Kuantan Singingi juga melakukan Berdasarkan penjelasan dari masyarakat
pendekatan dengan tokoh-tokoh pemilik tambang terbatasnya lapangan
masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh pekerjaan dan banyaknya kebutuhan
adat. hidup yang akan dipenuhi maka mereka
B. Hambatan yang Dhadapi Dalam melakukan inisiatif sendiri untuk
Melakukan Penegakan Hukum mendapat pekerjaan dan dapat
Terhadap Pelaku Tindak Pidana memenuhi kebutuhan hidupnya yakni
Penambangan Pasir Ilegal dengan cara melakukan pertambangan
Dalam melakukan usaha pasir di sepanjang Sungai Kuantan dan
penegakan hukum terhadap sungai-sungai lainnya. Selain dapat
pertambangan pasir ilegal di Kabupaten memenuhi kebutuhan hidup
Kuantan Singingi Pihak Kepolisian keluarganya mereka juga dapat
Resor Kuantan Singingi maupun Dinas menampung 2 sampai 3 pekerja,
Energi Sumberdaya Mineral Kabupaten sehingga dapat mengurangi
Kuantan Singingi telah melakukan pengangguran.
upaya prefentif (pencegahan), namun 3. Faktor Pendidikan
pihak kepolisian maupun Dinas Energi Tingkat pendidikan di
Sumberdaya Mineral mengalami Kabupaten Kuantan Singingi pada
beberapa kendala (hambatan), yaitu: umumnya masih tergolong rendah. Hal
1. Kurangnya Kesadaran Hukum ini dikarenakan tidak meratanya
Pada Masyarakat penyebaran sekolah di setiap
Kurangnya kesadaran hukum kecamatan.
masyarakat di Kabupaten Kuantan C. Peran Pemerintah Kabupaten
Singingi membuat semakin banyaknya Kuantan Singingi dalam
tindakan yang melanggar ketentuan Menertibkan Penambangan Pasir
hukum yang telah diatur dalam Ilegal
Undang-Undang, Masyarakat yang Dalam menertipkan
kurang terbiasa dengan administrasi penambangan pasir ilegal ini,
menjadi salah satu kendala dalam pemerintah Kabupaten Kuantan
memberantas penambangan pasir ilegal Singingi sejauh ini hanya melakukan
ini. Adanya ketentuan dalam Undang- Sosialisasi kepada masyarakat setempat
Undang nomor 23 tahun 2014 yang
menyatakan bahwasannya segala BAB V
perizinan dilimpahkan ke kantor PENUTUP
gubernur semakin membuat masyarakat
penambang pasir di Kabupaten Kuantan A. Kesimpulan
Singingi semakin malas untuk 1. Penegakan Hukum Terhadap
mengurus izin usaha untuk melakukan Pertambangan Pasir Ilegal di
pertambangan.32 Kabupaten Kuantan Singingi
berdasarkan Undang-Undang Nomor
31
4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan,
Wawancara dengan Bapak Eko Suliatno,
penegakan hukum terhadap tindak
Seksi Pembinaan dan Pengawasan Dinas ESDM
Kabupaten Kuantan Singingi, pada hari kamis 19 pidana pertambangan pasir bahan
April 2016, jam 10.00 wib di Dinas ESDM
Kabupaten Kuantan Singngi.
32
Hasil wawancara dengan Bapak Brig. pukul 13.00 di Kantor Polisi Resor Kabupaten
Melvin Sinaga, Penyidik Polres Kuantan Singingi, Kuantan Singingi.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 12


galian c ilegal di Kabupaten Kuantan 3. Bagi masyarakat hendaknya menerima
Singingi masih belum terlaksana segala aturan tang diterapkan agar
secara maksimal, kareana upaya yang tercapai keamanan dan ketenraman
dilakukan aparat penegak hukum dalm hidup bermasyarakat.
hanya sebatas upaya preventif yaitu
pencegahan saja, DAFTAR PUSTAKA
2. Hambatan Yang di Hapadi oleh
Aparat Penegak Hukum dalam
menangani Pertambangan Pasir Ilegal A. Buku
di Kabupaten Kuantan Singingi, Anwar, Moch, 1986, Beberapa
Pertama, Kurangnya sedaran hukum Ketentuan Dalam Buku
dalam masyarakat, kesadaran hukum Pertama KUHP, Penerbit
merupakan cara pandang masyarakat Alumni, Bandung
terhadap hukum. Kedua Faktor
ekonomi, kebutuhan yang semakin Chazawi, Adami, 2011, Stelsel
banyak seiring dengan perkembangan Pidana, Tindak Pidana,
zaman membuat siapaun dapat Teori-Teori pemidanaan dan
melakukan hal apa saja untuk Batas Berlakunya Hukum
memenuhi kebutuhan tersebut, Pidana, Pelajaran Hukum
termasuk dengan melakukan hal Pidana 1, Rajawali pers,
melawan hukum sekalipun. Ketiga, jakarta.
Faktor Pendidikan.
3. Upaya Pemerintah Kabupaten ____________, 2005, Pelajaran
Kuantan Singingi dalam Menertibkan Hukum Pidana II, PT, Raja
Pertambangan Pasir Ilegal di Grafindo Persada, Jakarta.
Kabupaten Kuantan Singingi, sejauh
ini hanya dilakukan sosialisasi saja ____________, 2002, Pelajaran
tanpa adanya tindakan yang serius dari Hukum Pidana III, Rajawali
Pemerintah Kabupaten Kuantan Press, Jakarta.
Singingi maupun dari pihak yang
berwenang. Djamali, R. Abdoel, 2011, Pengantar
B. Saran Hukum Indonesia edisi revisi,
1. Penegakan hukum terhadap Rajawali Pres, Jakarta.
pertambangan pasir ilegal ini harus
lebih maksimal dan perlu dilakukan ____________, 1985, Fungsi dan
penangkapan terhadap pelaku Tujuan Hukum Pidana
penambangan pasir ilegal dan tidak Indonesia, PT Bina Aksara,
hanya melakukan upaya pencegahan Yogyakarta
saja..
2. Penegak hukum dan instansi yang Erdianto, 2010, Pokok-Pokok Hukum
berwenang terhadap pertambangan di Pidana, Alaf Riau, Riau
Kabupaten Kuantan Singingi supaya
memberikan sosialisasi hukum, agar Hardjasoemantri, Koesnadi, 2001,
msyarakat lebih mengerti dan Hukum Tata Lingkungan,
menerima peraturan tertulis yang Gadjah Mada University
sudah mengatur kehidupan setiap Press, Yogyakarta.
orang. Sehingga kendala yang
dihadapi dalam menegakkan hukum Hamzah, Andi, 2006, Hukum Acara
terhadap Pertambangan pasir ilegal ini Pidana Indonesia, Sinar
dapat diatasi. Grafika, Jakarta.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 13


Moeljatno, 2008, Asas-asas Hukum
Hamzah, Jur Andi, 2013 Terminologi Pidana edisi Revisi, Rineka
Hukum Pidana, Sinar Cipta, Jakarta
Grafika, Jakarta
Muhammad, Abdulkadir, 2006, Etika
Hamzah, A, Siti Rahayu, 2000, Suatu Profesi Hukum, PT. Citra
Tinjauan Ringkas Sistem Aditya Bakti, Bansung.
Pemidanaan di Indonesia,
Akademika Presindo, Jakarta P.A.F, Lamintang, 1984, Delik-Delik
Khusus, Bina Cipta, Bandung.
Helmi, 2012, Hukum Perizinan
Lingkungan Hidup, Sinar Prasetyo Teguh, 2014, Hukum Pidana,
Grafika, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Huda, Chairul, 2006, Dari Tiada
Pidana Tanpa Kesalahan Prodjodjkro, Wirjono, Tindak Pidana
Menuju Kepada Tiada Tertentu Di Indonesia, Eresco,
Pertanggungjawaban Pidana Jakarta-Bandung
Tanpa Kesalahan, Kencana
Prenada Media Grup, Jakarta. Pramudya, Kelik, Ananto
Widiatmoko, 2010, Pedoman
HR, Ridwan, 2009, Hukum Etika Profesi Aparat Hukum,
Administrasi Negara, Pustaka Yustisia, Yogyakarta
Rajawali Press, Jakarta.
RM, Suharto, 2002, Hukum Pidana
Jaya, Nyoman Serikat Putra, 2008, Materil Unsur-Unsur Objektif
Beberapa Kepemikiran Kearah sebagai Dasar Dakwaan edisi
Pengembangan Hukum Pidana, kedua, Sinar grafika, Jakarta.
PT. Citra Aditya, Bandung
Rahmadi, Takdir, 2013, Hukum
Kansil, C.S.T, Enggelien R Palandeng Lingkungan di Indonesia, Raja
dan Altje Agustis Musa, 2009, Grafindo Persada, Jakarta.
Tindak Pidana Dalam
Undang-Undang Nasional, Raharjdo, Satjipto, 2006, Ilmu Hukum
Jala Permata Aksara, Jakarta. cet 6, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Mahmud ,Syahrul, 2012, Penegakan
Hukum Lingkungan Salim, H, 2006, Hukum pertambangan
Indonesia, Graha Ilmu, Di Indonesia, Rajawali pers,
Yogyakarta. Jakarta.

Marpaung, Laden, 2005, Asas-Teori- Sahepty, J.E, Agustinus Pohan, 2007,


Praktik Hukum Pidana, Sinar Hukum Pidana, PT, Citra
Grafika, Jakarta. Aditya Bakti, Jakarta.

Marzuki, Peter Mahmud, 2008, Syarifin, Pipin, 2000, Hukum Pidana


Pengantar Ilmu Hukum Edisi Indonesia, Bustaka Setia,
Revisi, Kencana Bandung.
Prenadamedia Grup, Jakarta.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 14


Setiadi, Edi, dan Dian Adriasari, 2013,
Perkembangan Hukum Pusat Bahasa Dapertemen Pendidikan
Pidana Di Indonesia, Graha Nasional, Kamus Besar Bahasa
Ilmu, Yogyakarta Indonesia, 2001, Balai Pustaka,
Jakarta
Soeroso, R, 2011, Pengantar Ilmu
Hukum, Sinar Grafika,
Jakarta. C. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara
Soekanto, Soerjono, 2008, Faktor- Republik Indonesia Tahun
Faktor Yang Mempengaruhi 1945
Penegakan Hukum, PT. Raja
Grafindo, Jakarta Undang-Undang Nomor 4 tahun
2009 Tentang Pertambangan
_____________, 2012, Hukum Adat Mineral dan Batubara,
Indonesia, Rajawali Press, Lembaran Negara tahun 2009
Jakarta. Nomor 04, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4959
_____________, 2012, Pokok-Pokok
Sosiologi Hukum, Rajawali Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Press, Jakarta. 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Sunggono Bambang, 2005, Hidup, Lembaran Negara
Metodologi penelitian Tahun 2009 Nomor 140,
Hukum, PT Raja Grafindo Tambahan Lembaran Negara
Persada, Jakarta. Nomor 5059

Weda, Made Darma, 1996,


Kriminologi, PT, Raja Kitab Undang-Undang Hukum
Grafindo Persada, Jakarta. Pidana Indonesia,

Wijoyo, Suparto, 2005, Hukum D. Internet


Lingkungan : Kelembagaan http://www.Eprinst.undip.ac.id/133
Pengelolaan Lingkungan Di 51/, diakses tanggal 1
Daerah, Airlangga Desember 2015
University Press, Surabaya.
http://www.finiesuandiny.blogspot.
B. Jurnal/Kamus co.id, diakses tanggal 16
:LGLD (GRULWD ³0HQFLSWDNDQ Januari 2016
Sebuah Sistem Hukum Yang
(IHNWLI´ Jurnal Ilmu Hukum, http://www.himpunanmahasiswata
Fakultas Hukum Universitas mbang.itb.ac.id, diakses
Riau, Edisi 1, No. 1 Agustus. tanggal 17 Mei 2016

(UGLDQWR (IIHQGL ³0DNHODU


Kasus/Mafia, Modus Operandi
GDQ )DNWRU 3HQ\HEDEQ\D´
Jurnal Ilmu Hukum, Fakultas
Hukum Universitas Riau, Edisi
1, No, 1, Agustus

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 15

You might also like