You are on page 1of 23

Konsepsi dan Tolok Ukur Ketahanan

Regional
Konsepsi Dan Tolok Ukur Ketahanan Regional1)
Prima Roza, Sutan Adjamsyah, Nining Respati,
Siti Kusumawati Azhari, Rr. Sri Wachyuni,
2)
Ronny Hendrawan, Dicky R Munaf

Abstract

The development of interaction among people is nowadays very much


influenced by two contradictory factors. They are the unifying interest and
tribalism. The later is not in a context of traditional anthropology. The fact can be
seen from the trend of regionalism recently, particularly in the region of North
America, Asia Pacific, and Europe. In the effort of balancing the competitive
ability among the three regions, and in making them synergized, it is necessary to
pay close attention to the formation of competitive supremacy from time to time.
Besides that, since regionalisation involves a group of countries, each of which
has each own national interest, it is necessary that the synergy effort has to be
led to a balance on the similar element/feature, and not the effort of interest
accumulation of each country member of a region. Within this context, this study
is conducted with reference to the above mentioned principles, and it is focused
mainly on the ASEAN region in which Indonesia is the most influencing country
member. The study focuses on the current regionalisation development of the
three main regions. Also, the study predicts the targets they intend to achieve by
identifying the dominant parameters for the targets and correlates the parameters
with the targets. In addition, the extrapolation towards the globally shared values
into the concept of Indonesia’s National Resillience is done. The extrapolation is
done to enrich the concept of Indonesia’s National Resillience, and the result of
which can further be used to strengthen the regional resillience concept. This
enriched regional resillience concept is then translated into quantitative
parameter which are adopted as the indicators of the regional resillience concept.

Pendahuluan keseluruhan, khususnya cara


manusia dan bangsa-bangsa
Berakhirnya perang dingin telah memenuhi kebutuhan hidupnya yang
menciptakan lingkungan internasional terus meningkat.
baru yang ditandai oleh perubahan
yang cepat dan ketidakpastian. Dibanding dengan faktor-faktor
Perubahan yang terpenting adalah produksi yang standar telah muncul
terbentuknya modal nonkonvensional faktor baru secara menonjol, yaitu
yang mempunyai dampak sangat pengetahuan, informasi, dan inovasi.
besar bagi budaya manusia Manifestasinya dapat dilihat pada
secara terus meningkatnya kegiatan yang
1) berhubungan dengan pengumpulan,
Penyempurnaan lanjut dari makalah
Jurnal Ketahanan Nasional, 2000
penyusunan, penyimpanan, dan kaji
2)
Tim Pengajar PPKN, KK-Ilmu ulang dari berbagai informasi dan
Kemanusiaan FSRD ITB. berkembangnya suatu masyarakat

Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 1


2006
Konsepsi dan Tolok Ukur Ketahanan
Regional

Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 2


2006
informasi yang terdiri atas para bagi suatu masyarakat dibanding
manusia yang hidup dan berkarya di masyarakat lainnya.
bidang pendayagunaan informasi
yaitu yang mengandalkan Berbagai interaksi dan
pengetahuan dan daya nalarnya. perkembangan ini mempengaruhi
keadaan dan perkembangan dalam
Selain itu, hal-hal yang negeri setiap negara. Kenyataan ini
mempengaruhi adalah sistem menunjukkan, bahwa negara
internasional yang merupakan jaring merdeka (independent) itu saling
antar negara-bangsa, masing-masing bergantung (interdependent) secara
negara mempengaruhi dan internasional dengan kata lain,
dipengaruhi oleh hubungan politik, berintegrasi. Semakin besar saling
ekonomi, dan hubungan fungsional ketergantungan, atau integrasi itu,
lainnya. Siapa yang lebih semakin berkurang negara individual
mempengaruhi siapa, ditentukan oleh menentukan sendiri politik dalam
struktur posisi relatif dari kekuasaan negeri maupun luar negerinya.
(power) dan pengaruh (influence), Hubungan dan interaksi semakin
norma-norma perangai (behavior), tunduk kepada berbagai pengaturan.
serta partisipasi proaktif yang Dalam sistem internasional dengan
membentuk interaksi fungsional tingkat integrasi tinggi, interaksi antar
negara-negara itu. Ciri-ciri struktural anggotanya lebih stabil dan lebih
dan fungsional dari interaksi itu dapat diramal. Sebaliknya, semakin
berubah dari waktu ke waktu dengan sedikit interaksi dan hubungan,
berubahnya kemampuan relatif dan dengan kata lain, dalam sistem
motivasi dari para pelaku interaksi, internasional yang longgar, semakin
dalam hal ini anggota sistem besar pula kebebasan dan
internasional tersebut. kemandirian negara individual untuk
menentukan sendiri keinginan dan
Selain interaksi antar pemerintah perkembangannya. Akan tetapi,
dan antar negara dengan lembaga dalam sistem yang longgar itu,
internasional, sistem internasional keadaan menjadi cair (fluid), sulit
juga mencakup hubungan melewati diperkirakan, dan menjadi kurang
wilayah nasional yang dilakukan stabil.
melalui antar organisasi swasta, antar
kelompok dan perorangan yang Mencermati kecenderungan
dilakukan untuk tujuan-tujuan interaksi kehidupan manusia di
ekonomi, ilmiah, agama, pendidikan, seluruh dunia dalam satu dasawarsa
kemanusiaan, hak asasi, terakhir ini, dapat diamati adanya
kebudayaan, dan lain-lain. Daya fenomena Ambivalensi Globalisasi
mampu dan kekuatan negara-negara dalam interaksi kehidupan tersebut,
tidak pernah konstan. Hal ini yaitu ditandai adanya upaya
disebabkan oleh pertumbuhan yang penyatuan tujuan hidup (unifying
tidak merata di antara masyarakat- effect), sedangkan di lain pihak timbul
masyarakat serta terobosan modal kesadaran akan kebutuhan
faktor produksi baru dan pengakuan hak pribadi atau hak
organisasional yang memberi kelompok. Khusus untuk aspek yang
keuntungan-keuntungan lebih besar kedua ini ada kecenderungan

Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 39


2006
terkikisnya manusia, artinya manusia). Ketiga Mengawali
pandangan potensi dalam parameter ini pembahasan
pentingnya kehidupan merupakan ketahanan suatu
kolektivitas oleh manusia yang pemicu bagi negara maupun
tribalisme yang mampu merusak makin eratnya ketahanan
dicirikan dengan namun dapat interaksi regional tempat
penonjolan memberi kehidupan negara tersebut
kepentingan manfaat bagi manusia yang berada, perlu
kehidupan mungkin dimulai dari
kelompok atau manusia keeratan pengertian
unit sosial. tersebut jika sifat tersebut dapat bahwa setiap
pretoriannya ditingkatkan bangsa yang
Paradigma dapat dengan telah bernegara
kehidupan dimanfaatkan partisipasi kaotik memiliki tujuan
manusia (nonkaotik). bagi nasional
tersebut di atas Aspek ini terkait terbentuknya sebagai
akan dengan societal landasan baru pengejawantaha
mengakibatkan yang diakibatkan terhadap tatanan n cita-cita
makin oleh interaksi nasionalnya
pentingnya peningkatan kehidupan yang mungkin
interaksi peradaban manusia dilandasi oleh
antarunit sosial manusia yang tersebut. falsafah dan
atau bangsa diejawantahkan ideologi bangsa
yang mungkin dalam bentuk tersebut. Tujuan
memiliki Tingkat nasional
kepentingan Partisipasi. tersebut
berbeda, direpresentasika
sehingga jalinan Berdasarka n dalam bentuk
interaksi ini n hal tersebut di pembangunan
menjadi atas, paradigma nasional yang
dominan dalam interaksi pasti
pencapaian kehidupan memerlukan
ketenteraman manusia secara interaksi dengan
kehidupan lengkap dapat negara lain
manusia. dicirikan oleh 3 selain
Jalinan ini akan parameter mensinergikan
rentan terhadap utama yang interaksi potensi
gangguan meliputi statis internal dalam
perbedaan (sumber daya), bangsa
kepentingannya dinamis (aspek tersebut.
terhadap unit yang melandasi Namun, proses
sosial lain. interaksi pencapaian
Fenomena ini kehidupan), dan tujuan nasional
didefinisikan kaotik (aspek tersebut selalu
sebagai aspek yang mampu menghadapi
Kaotik bersifat pretorian Tantangan,
(chaotics) dalam Ancaman,
kehidupan kehidupan Hambatan, dan
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 40
2006
Gangguan kerangka pikir TENGGARA regional tersebut.
(TAHG) dari untuk mampu Peningkatan
sisi internal menciptakan Fenomena regionalisme
maupun keuletan interaksi tersebut turut
eksternal, dan kehidupan dipengaruhi oleh
sehingga
ketangguhan manusia tampak tanggapan
untukdengan menonjol yaitu terhadap
menanggulangi melibatkan maraknya perkem-bangan
, parameter pengelompokan kelompok-
bahkan
interaksi regional. kelompok satu
memanfaatkan kehidupan Kelompok- sama lain.
TAHG tersebut manusia yang kelompok yang Dengan
setiap bangsa proaktif akan mengambil demikian,
harus memiliki diuraikan, peran dalam perubahan pola
keuletan dan demikian pula basis ini, baik dari bipolarisme
ketangguhan instrumen yang politik maupun ke multipolarisme
yang mampu diperlukan ekonomi, sudah turut
mengembangk untuk menilai berjalan sejak memasukkan
an konsep tersebut lama, namun kelompok-
kekuatannya yang selama itu kelompok
sendiri. Hal ini dituangkan tertutupi oleh regional ini
disebut dalam tolok persaingan bersama-sama
Ketahanan ukur akan kekuatan negara secara
Nasional, dijelaskan bipolar. individual ke
sedangkan dalam makalah Hilangnya dalam berbagai
ketahanan ini. Tujuan ketegangan sentra kekuatan
bersama penulisan dunia meski dengan
negara lain makalah ini memunculkan kualitas yang
dalam konteks adalah untuk kelompok ini ke berbeda.
wilayah menyumbangka depan panggung
tertentu, n pemikiran internasional. Pada
disebut tentang hal Selain itu, dasarnya,
Ketahanan yang strategis kecende-rungan pengelompokan
Regional. dari konsepsi regionalisasi regional dapat
Bertolak dari ketahanan juga terpacu dilihat sebagai
uraian di atas, regional yang dengan sulitnya proses atau
model berorientasi perundingan upaya yang pada
Konsepsi memperkuat perdagangan akhirnya menuju
Ketahanan solidaritas multilateral. pada penyatuan
Regional politik dan kerja Kekhawatiran (integrasi)
dengan sama kegagalan forum ekonomi dan
disegala bidang peradaban multilateral ini mungkin politik.
demi manusia. dan hilangnya Teori klasik
tercapainya persaingan menyebutkan
tujuan bersama politik global terdapat tujuh
dalam REGIONALISM mendorong tahapan menuju
menghadapi E GLOBAL meningkatnya integrasi
akselerasi DAN ASIA ekonomi (dan
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 41
2006
politik), yaitu. Pertama bebas bergerak Monetary Union
adalah Free dalam kawasan (MU) yang
Trade Area tersebut. menentukan
(FTA), nilai tukar mata
Keempat uang negara
semua adalah anggota dan
Economic konvertabilitasn
hambatan Union (EU) ya, atau
perdagangan merupakan kesepakatan
baik tarif perluasan CM akan satu mata
maupun dengan aspek uang yang
nontarif dihapus koordinasi (dan berlaku di
pada kawasan harmonisasi) seluruh negara
perdagangan, kebijakan anggota. Pada
namun masing- ekonomi, tahap MU ini
masing anggota pengaturan sudah terdapat
kelompok pasar, tingkat integrasi
kebijakan yang tinggi di
masih moneter, bidang makro
mempertahank hingga ekonomi dan
an aturan kebijakan kebijakan
tarifnya dengan redistribusi anggaran.
negara ketiga di pendapatan,
luar kawasan. sehingga Keenam adalah
dikatakan EU Economic and
Kedua adalah memiliki Monetary Union
Custom Union kebijakan (EMU)
(CU), selain perdagangan menggabungka
memberikan bersama. n isi EU dan MU
kemudahan yang bergerak
seperti dalam Kelima adalah bersamaan.
FTA, Ketujuh adalah kerangka
mempunyai Full Economic tersebut, UE dan
kebijakan tarif Integration ASEAN
bersama (FEU) merupakan
terhadap merupakan contoh kelompok
negara ketiga. penyatuan total regional yang
semua sendi meningkatkan
Ketiga adalah perekonomian intensitas
Common negara anggota. integrasi dan
Market (CM) Keadaan dalam kerjasamanya
selain mengatur FEU sudah seiiring dengan
perdagangan seperti turut serta
barang juga pengaturan hilangnya
mengatur faktor dalam sebuah ketegangan
produksi seperti negara. dunia, meski
tenaga kerja dengan tahapan
dan modal yang Dalam yang berbeda.
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 42
2006
Jika ASEAN terpenting mengacu pada negara yang
masih baru fenomena amat kuatnya mencoba
dengan FTA, tersebut kandungan bekerja sama
Uni Eropa telah mempercepat hukum dalam untuk
jauh lebih maju evolusi setelah proses menjalankan
memasuki tahap Perang Dingin integrasi. kebijakan yang
EMU di akhir berlalu. Semua sama. Sebuah
abad 20. kesepakatan pekerjaan
Peningkatan Dalam masa dituangkan ke rumah UE lain
atau penguatan peralihan dalam traktat yang berat
regionalisme setelah Perang yang mengikat. selain masalah
dalam gambar Dingin Selain itu, pendalaman
baru dunia diperlukan kesepakatan kualitas
terlihat dalam kejelian masing- ditulis secara integritas,
Traktat masing negara rinci tanpa menuju EMU
Maastricht dan untuk memberi (deeping)
ASEAN Free memanfaatkan peluang adalah masalah
Trade Area interpretasi pelebaran
(AFTA) yang perkembangan ganda. Dengan cakupan
merupakan dan pergeseran latar belakang integrasi dengan
wujud langsung politik maupun demikian, UE memperluas
dari kebutuhan ekonomi yang tumbuh menjadi keanggotaannya
tersebut. North muncul seiring sosok yang ada (widening).
America Free dengan proses saat ini, sebuah Keberha- silan
Trade Area pembentukan kekuatan integrasi
(NAFTA) dan tatanan ekonomi nyata ekonomi UE
APEC, di pihak internasional namun yang telah membuat
lain, dapat baru. Dari masih mencoba negara-negara
dipandang proses integrasi tampil kompak sekitar tertarik
sebagai Eropa, dapat dalam bidang untuk
alternatif baru dilihat tiga ciri politik. Di bergabung.
terhadap pokok bidang
kekhawatiran pendekatan ekonomi, UE ASEAN, di
gagalnya sistem yang dilakukan, adalah subyek pihak lain,
multilateralisme. yakni legalitas, hukum menunjukkan
Di samping institusionalita internasional proses dan sifat
merupakan s, dan sebagaimana yang berbeda
tanggapan supranasionalit layaknya walau dengan
terhadap as. Legalitas negara, menjadi hasil yang
perkembangan anggota PBB, secara relatif
ekskluifisme menentukan sama. Yang
integrasi Eropa kebijakan harus diingat
serta alat AS tunggal, atau pertama kali
untuk menekan melakukan adalah proses
Uni Eropa perundingan. Di yang selama ini
dalam bidang politik, berjalan di
perundingan UE tak ubahnya ASEAN bukan
GATT, yang sekumpulan merupakan
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 43
2006
upaya menonjol dalam bekerja sama Bangkok. Kerja
integrasi, tetapi pembentukan untuk sama
kerja sama. ASEAN adalah membangun
Asean didirikan faktor politik kawasan dan
pada 1967 di dan keamanan. menyepakati
bawah bayang- Deklarasi segala sesuatu
bayang Perang Bangkok harus dilakukan
Vietnam dan melalui
meningkatnya yang musyawarah
kebangkitan untuk mencapai
gerakan mendasari konsensus.
komunisme di pembentukan Deklarasi
kawasan itu, ASEAN Bangkok dapat
motivasi menyebutkan dilihat sebagai
kerja sama untuk komitmen politik
ekonomi dan membentuk negara-negara
sosial adalah AFTA dan anggota untuk
masalah- terealisasi pada bersatu dan
masalah politik tahun 2003 yang bekerja sama
yang menjadi lalu. tanpa
agenda utama mengurangi
ASEAN dalam Dalam kedaulatan
dua dekade konteks ini dapat nasional masing-
pertama. dilihat prioritas masing negara
Setelah pertama kerja dalam
kesamaan sama ASEAN mengupayakan
persepsi adalah stabilitas politik
berhasil membiasakan kawasan yang
dibangun dan berdialog satu dapat
dasar-dasar sama lain, saling menunjang
filosofis berhasil mengerti dan pembangunan
ditegakkan, menghormati, nasional.
kemudian dan berkawan. Declaration of
ASEAN mengisi Lambatnya kerja ASEAN Concord
kerangka sama ASEAN Treaty of Amity
tersebut dengan pada tahun- and Cooperation
kerja sama tahun pertama (1976) adalah
ekonomi yang banyak tonggak-tonggak
lebih disebabkan oleh penting dalam
substansial. terserapnya tahap ini.
sebagian besar Meskipun
mengemuka/dibi perhatian pada demikian, tidak
ncangkan pada usaha untuk berarti ASEAN
KTT IV di membangun mengabaikan
Singapura pada rasa percaya kerja sama
tahun 1992 bahwa saling ekonomi seperti
yang membutuhkan disebutkan oleh
menyepakati dan dapat Deklarasi
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 44
2006
ekonomi pertemuan untuk mengerahkan
ASEAN dapat formal. Hingga memperoleh kekuatan untuk
dibagi ke dalam 40 tahun ketahanan mengurangi
empat tahap : usianya, regional. ketergantungan
1967-1976, ASEAN baru Konsep ini politik- ekonomi
1976-1987, mengadakan banyak mereka dari
1987-1992, dan tujuh kali KTT dilandasi oleh negara G-8.
1992- formal dan dua pemikiran Semangat ini
sekarang. kali KTT bahwa negara terlihat nyata
informal serta dunia ketiga ketika negara-
Keberhasil pertemuan seharusnya negara
an dan tahunan tingkat bekerja
berkembang
ketahanan menteri. sama
ekonomi Penampilan mengampanyek kuat akan
ASEAN yang lebih an Tata Ekonomi menciptakan
bersama banyak bersifat Dunia Baru ketahanan
negara- negara informal dan melalui kerja regional yang
Asia Timur lain, kuatnya sama Selatan- kokoh dan pada
meskipun hubungan Selatan, gilirannya
masih lebih pribadi untuk menampilkan
banyak (personalized) menghapuskan ASEAN yang
disebabkan itu solid.
oleh upaya menunjukkan terhadap Berdasarkan
individual dari negara-negara konsep ini, kerja
pada hasil kerja institusionalisas maju dengan sama tidak harus
sama dalam i yang secara memobilisasi berujung pada
kerangka mencolok sumber daya integrasi, namun
ASEAN, telah berbeda dan kemampuan lebih mengarah
meningkatkan dengan Uni sendiri. Namun pada alat untuk
kepercayaan Eropa. terlalu besar dan membangun
diri ASEAN beragamnya kekuatan dan
untuk Ciri lain kepesertaan kedaulatan
meningkatkan adalah kelompok nasional. Jadi,
perannya ketahanan membuat
dalam turut regional. penyaluran nasionalisme
menyusun Konsep aspirasi tersebut tetap
gambar baru Indonesia ini banyak merupakan
hubungan diterima disandarkan faktor
internasional sebagai konsep pada ketahanan pendorong
setelah Perang dasar ASEAN kolektif yang kuat.
Dingin. mensyaratkan kawasan. Meski diakui
adanya bahwa
Selain itu, ketahanan Tersirat keberhasilan
ASEAN adalah kolektif dari bahwa ASEAN ekonomi anggota
minimalis, ini ketahanan percaya bahwa ASEAN sampai
terlihat dari nasional dengan saat ini masih
relatif masing-masing ketahanan banyak
sedikitnya negara anggota nasional yang disebabkan oleh
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 45
2006
keberhasilan mereka. Keberhasilan terhadap
individual dari tersebut pemimpin.
pada hasil kerja memunculkan Dengan prinsip
sama kawasan, identitias kemasyarakatan
namun kondisi kawasan yang tersebut,
kerja sama dilandaskan perorangan
ASEAN yang pada nilai tidak saja
demikian budaya Timur memiliki hak,
merupakan sebagai namun juga
dasar yang alternatif yang kewajiban dan
kokoh dalam setaraf dengan tanggung jawab
meningkatkan atau bahkan yang sering
penampilan lebih dari nilai- harus
ASEAN seperti nilai Barat, yang diutamakan jika
terbukti selama oleh Asia justru keselarasan
ini. dipandang sosial
sedang runtuh. terganggu. Asia
ASEAN Perdebatan berkeyakinan
bahkan Asia tentang nilai ini bahwa hak-hak
menentang terlihat azasi manusia
pengaitan menonjol harus dipahami
perdagangan hingga paruh dalam konteks
atau bantuan pertama 1990- budaya, sejarah
pembangunan an. Secara dan ekonomi
dengan isu-isu ideologis, suatu negara.
seperti universalisme Selama
demokrasi, hak- Barat kemiskinan
hak azasi memperoleh masih membelit,
manusia, atau tentangan dari hak sosial dan
lingkungan relativisme ekonomi
hidup dan Asia. memperoleh
menganggap prioritas utama
sikap tersebut Berbeda di atas hak-hak
sebagai dengan konsep politik.
pemaksaan individualisme,
penerapan nilai- budaya Asia
nilai Barat di lebih LINGKUNGAN
dunia Timur. menekankan STRATEGIS
Penolakan ini pada hak DALAM
semakin keras ulayat, INTERAKSI
sejalan dengan kesatuan dan KEHIDUPAN
menguatnya persatuan, MANUSIA
kepercayaan diri keharmonisan
Asia yang sosial, Proses
berasal dari musyawarah globalisasi itu
keberhasilan dan mufakat, juga didorong
pembangunan atau oleh lahirnya
ekonomi penghormatan satu wadah
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 46
2006
global, 200 tahun), sederhana seperti
Persatuan maupun sekalipun (yang berbagai
Bangsa- negara-negara tak jarang faksi di
Bangsa (PBB) yang baru digunakan untuk Somalia,
pada merdeka kepentingan Afganistan,
penghujung PD setelah PD I para penguasa); Basque di
II, yang dan terutama dan pasar bagi Spanyol;
beranggotakan setelah PD II, ekspor Kurdi di Irak -
semua negara- serta negara- komoditas Turki - Iran -
bangsa itu, baik negara yang primer jika ada. Armenia.
negara-negara mungkin masih Berbagai
“tua” (berusia akan lahir lagi. Di samping ATN ini
lebih kurang Terdapat negara-negara mempengaru
disparitas yang Tidak ada atau adidaya, besar, hi lingkungan
sangat besar sangat sedang, kecil, politik
dan beragam kurangnya dan lemah itu, internasional
antara negara- berbagai sumber terjadi pula dan regional.
negara tersebut, daya itu pertumbuhan
praktis meliputi menimbulkan yang proliferatif b. Aktor
semua unsur kelemahan- dari berbagai Non-
pembentuk kelemahan pada sektor (unit) teritorial
kemampuan banyak negara nonnegara yang Transnasion
nasional, seperti berkembang, juga dapat al
homogenitas apalagi negara- sangat (ANT)
etnik, ukuran negara mempengaruhi seperti
besar negara, termiskin. Untuk agenda perusahaan-
tersedianya dapat internasional. Di perusahaan
sumber daya melanjutkan antaranya yang multinasional
alam, agama, hidup, mereka terpenting (MNC). Jika
ideologi, politik, membutuhkan adalah : MNC
ekonomi, sosial sumber-sumber terutama
budaya, militer, dari luar seperti a. Aktor bergerak di
tingkat bantuan Teritorial bidang
kesejahteraan, ekonomi; Non-negara ekonomi
tingkat bantuan (ATN) seperti nasional dan
pendidikan, kemanusiaan; PLO yang internasional
tingkat bantuan dalam duduk dalam (tetapi ada
kemajuan. bencana- PBB dengan kalanya juga
bencana alam status politik
Disparitas seperti musim peninjau dan nasional
besar beragam kering, banjir, berbagai negara-
itulah yang gempa, bantuan gerakan negara
menimbulkan militer untuk “pembebasan lemah), ciri-
ketergantungan membentuk dan nasional” ciri ANT
internasional memelihara lainnya, sebagai
(dalam rangka kemampuan berikut :
interdependensi militer yang 1) Mempuny
internasional). paling
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 47
2006
ai dengan pemerintah dibayangkan
aktivitas segala agen meningkat betapa
terorgani spesialis. pula. kompleksnya
sasi yang IGO sering sistem
berlangsu mempunyai d. Lembaga- internasional
ng pengaruh lembaga yang global itu.
bersama besar dalam Swadaya Tidak mungkin
an dalam dimensi Masyarakat semua negara di
beberapa internasional (lebih dengan dunia dapat ikut
negara dan sebutan berkiprah dalam
sekaligus mempengaru NGO). semua aspek
. hi pula Melalui dan dimensi
2) Mempuny agenda lembaga- sistem
ai domestik lembaga internasional
sasaran negara- NGO ini tersebut.
yang negara rakyat seluruh Meskipun semua
tidak anggota-nya, dunia dapat unsur itu
berhubun tetapi saling berperan, namun
gan kadang- bertemu dan negara-bangsa
dengan kadang bertukar tetap merupakan
kepenting kebija- pikiran dalam pemain yang
an- kannya berbagai terpenting. Oleh
kepenting dapat pula bidang sosial karena itu,
an bertentangan budaya,
a. Hanya
negara dengan kemanusiaan,
negaralah
individual kebijakan dan
yang mampu
. satu atau lingkungan
menggalang
3) Mempuny lebih hidup. NGO
kesetiaan dari
ai unsur- anggotanya. merupakan
rakyat yang
unsur Dengan bentuk yang
menghuni
kompo- semakin paling efektif
suatu teritori
nen yang padatnya dalam
tertentu.
secara jaringan meletakkan
b. Hanya
esensial hubungan- landasan-
negaralah
bersifat hubungan landasan dan
yang mampu
non internasional penyelenggar
mengerahkan
politik. karena aan
segala
pertumbuhan hubungan
c. Organisasi- sumber daya
transaksi- people to
organisasi untuk
transaksi people.
antar mengatasi
sosial,
pemerintah ancaman
komersial Semua
(intergovern terbesar
dan lembaga
mental (perang).
komunikasi, tersebut di atas
organization c. Hanya negara
keperluan ikut dalam
, atau IGO), pulalah yang
untuk kerja pentas
seperti PBB memiliki
sama dan internasional.
konsep yang
koordinasi antarDapat
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 48
2006
meliputi lima tingkat semakin seperti
keseluruhan pengambilan banyaknya persoalan
masalah keputusan pelaku politik lingkungan
yang dalam internasional hidup,
menyangkut hubungan dengan perdagangan,
kesejahteraa internasional, heterogenitas atau investasi.
n dan yakni aturan dan keragaman
keamanan global dan multi kepentingan Dengan
semua lateral seperti terasa semakin demikian,
rakyat. WTO dan sulit untuk hubungan antar
d. Hanya konvensi mencapai kelompok
negara yang internasional kemufakatan regional itu
memiliki lain; dialog ditingkat global/ mempunyai
kedaulatan. antarkelompok multilateral. kemampuan
regional seperti Sebagai contoh untuk
Dengan APEC, atau adalah lamanya mempengaruhi
hadirnya strata ASEM atau perundingan
tersebut, ASEAN- dalam kerangka institusionalisasi
setidaknya kini NAFTA/ GATT. hubungan
dapat ASEAN- Keadaaan ini internasional.
Mercosur, belum ditambah Desa
diidentifikasi kelompok sub- dengan desakan untuk
regional seperti keharusan menyelaraskan
BIMP-EAGA, ratifikasi yang berbagai
Sijori; dan juga memakan kepentingan dan
hubungan waktu lama, kebutuhan untuk
bilateral sedangkan arti mengkom-
antarnegara. penting peran promikan
interaksi pemecahan
Dari kelima bilateral pun, di dalam dan
tingkatan itu, sisi lain, turut antara
tingkatan yang menurun, kelompok-
didasarkan seperti kelompok
pada hubungan ditunjukkan regional itu akan
antar oleh banyaknya menciptakan
keputusan yang satu tingkat
kelompok ditentukan oleh interaksi
menunjukkan interaksi tingkat tersendiri di
peran yang di atasnya, luar
semakin struktur dialog global maupun
penting yang telah ada. regional dapat
Dilandasi oleh dilihat bahwa
dalam paradigma baru terdapat suatu
kualitas interaksi parameter
hubungan manusia dalam kehidupan yang
internasional. berbangsa dan akan
Sementara itu, bernegara baik mendominasi
mengingat dalam konteks kualitas hidup
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 49
2006
manusia yang memiliki daya yang dapat sikap suatu
dapat saing untuk berpikiran bangsa sebagai
diakomodasi berperan dalam ganda, yaitu implementasi
oleh aspek dunia global. sebagai modal dari
statis dan persaingan keinginannya
dinamis yang Kecerdasan sekaligus dapat untuk dapat
selama ini ada, manusia juga menjadi diakui di dunia
yaitu merupakan sarana perusak ini dengan
kemampuan faktor pendorong tata kehidupan memberikan
antisipasi bagi suatu jika tidak sentuhan
partisipatif yang bangsa diimbangi moral konstruktif bagi
didukung oleh yang mantap. tingkat
jaringan Unsur utama peradaban
berlapis. dari parameter manusia yang
Adapun alasan kaotik adalah : strateginya perlu
tidak dilakukan
terakomodasiny  Tumbuhnya
dengan
a parameter kreativitas
berjenjang
tersebut pada  Perlindungan bergantung
aspek statis dan kekayaan pada tingkat
dinamis adalah tradisional aplikasi dari
dilandasi oleh unsur parameter
 Kemampuan
kedua aspek kaotik ini.
menciptakan
tersebut yang Proses proses
daya saing
tidak mampu identifikasi
memberi koridor ketiga unsur
Ketiga
yang dapat utama di atas
unsur
digunakan dapat dilihat
parameter
untuk antisipasi pada gambar
kaotik tersebut
proaktif guna berikut :
timbul dari
meningkatkan
peradaban
manusia. Di lain
pihak, Unsur “Ego” (Individu ataup
parameter interaksi antar Bangsa
kaotik adalah Keproaktifan Suatu Bangsa
suatu parameter Menjamin Eksistensinya
yang
mengandalkan
kecerdasan
manusia dalam
upayanya
Unsur “Ego” Dapat Disinergikan melalui Stasiologi Moral & Nalar Berbasis Modal Inkonvensional :
Tumbuhnya Kreatifitas
Perlindungan kekayaan Tradisional (serumpun) Menciptakan daya saing

Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 50


2006
Gambar
Unsur Ego1. Merusak(KAOTIK)
Identifikasi Unsur
Parameter Kaotik Bersinergi Positif (KONTRA KAOTIK)

Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 51


2006
KONSEPSI KETAHANAN sentral pengertian bahwa pemba-
NASIONAL ngunan manusia adalah unsur utama
dari proses sinergi ketahanan regional
Berlandaskan kecenderungan dan digabung dengan adanya gejala
para-digma interaksi kehidupan pentingnya parameter kaotik dalam
berbangsa semakin disadari bahwa menentukan kualitas interaksi antar
kepentingan dan kebutuhan suatu bangsa, maka konsepsi Ketahanan
negara tidak lagi mungkin dipenuhi Regional yang akan dikembangkan
mandiri dan terlepas dari masyarakat akan mengoptimalkan pandangan
dunia sehingga ketahanan suatu perlunya meninjau aspek statis dan
bangsa mutlak diperlukan. Dalam aspek dinamis dengan suatu koridor
konteks ASEAN, Indonesia merintis aspek kaotik sehingga diperoleh
upaya untuk membina suatu mekanisme sinergi kepentingan
Ketahanan Regional ASEAN nasional anggota ASEAN tanpa
mengingat kawasan ini selalu menjadi melibatkan unsur-unsur yang
obyek kekuatan luar dan tidak pernah memang tidak dapat disinergikan
menjadi motivator sesuai kepentingan masing-masing
untuk lingkungannya anggota, karena dengan melibatkan
sendiri apalagi untuk lingkungan luar. hal itu justru mungkin akan timbul
konflik.
Konsep Ketahanan Regional
ASEAN ini perlu dikembangkan lebih Terkait dengan penjelasan di
lanjut dengan konsep dasar bahwa atas, Konsepsi Ketahanan Regional
“Common denominator” kepentingan ASEAN adalah konsepsi
nasional masing-masing anggota pengembangan kekuatan Regional
harus dapat diserasikan kemudian melalui pengaturan dan
disinergikan menjadi suatu penyelenggaraan kesejahteraan dan
ketangguhan dan keuletan kawasan. keamanan yang seimbang, serasi,
Ketahanan Regional bukanlah jumlah dan selaras dalam aspek kehidupan
total dari Ketahanan Nasional masing- berpotensi yang utuh, menyeluruh
masing anggota. dan terpadu berlandaskan pada
kepen-tingan yang sama, searah, dan
Bertitik tolak dari konsep dasar di bersifat proaktif untuk memperoleh
atas, Ketahanan Regional hanya daya saing. Jadi kata kunci dalam
dapat dicapai dengan membangun ketahanan regional adalah Serasi,
manusia sebagai pelaku interaksi. Proaktif, dan Institusional.
Makalah ini akan menjelaskan
konsepsi dasar dan tolok ukur Satu hal yang penting juga bahwa
Ketahanan Regional ASEAN Ketahanan Regional ini perlu
berlandaskan Visi “ASEAN 2020 : dievaluasi secara periodik sehingga
Partnership in Dynamic Development” dapat dinilai kecenderungan
yang telah diacu oleh seluruh anggota perubahannya dengan transformasi
ASEAN dalam menetapkan strategi dari waktu ke waktu yang dinyatakan
pembangunan nasionalnya. Artinya dengan pemetaan. Namun demikian
Visi ini adalah penyelaras awal dari mengingat sampai saat ini belum ada
segenap proses pembangunan para indikasi nilai Ketahanan Regional,
anggota ASEAN. Mengacu pada titik untuk menentukan
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 48
2006
Benchmark Nilai dirancang
Ketahanan kegiatan yang
Regional mampu menjadi
dilakukan pendorong agar TAN
transformasi nilai pada waktu REG T t2 -
nilai Tannas ke EKS AN t1 =
berikut adalah t3
Tanreg dengan TRA RE
positif. POL G (pe
formulasi Demikian pula ASI BE riod
sebagai berikut jika nilai positif, TAN N ic)
NAS C i=
laju antisipasi H ar
adalah yang M c
diinginkan AR tg
K K
dengan nilai
Ni Nilai R2
lai Dinamis
x
Nilai proporsional. –
St non
ati Nilai
Kaoti K
s Tannas
100
k Kembali R1
t2-t1
pada ii
>
pengertian dasar
Ketahanan 0
Regional
b
Kemudian ASEAN yang a
regresi nonlinier merupakan i
k
dengan derajat sinergi dari <0
kepercayaan unsur-unsur p
antara yang serasi di e
antara negara- r
99 100% l
diaplikasikan negara anggota u
pada Nilai yang tidak
Tanreg mempertimban k
transformasi gkan unsur a
yang j
seperti i
ditunjukkan merupakan
pada gambar 2. kekhasan dari u
tiap negara l
Kemampua anggota maka a
Ketahanan n
n antisipasi dari g
satu kawasan Regional
pada suatu ASEAN K
rentang waktu khususnya o
jika nilai adalah diusulkan n
mempunyai d
negatif maka i
unsur s
dapat
keterkaitan i
sebagai
berikut : r
e
Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 49
2006
g ional

K
R
2

K
R
3
1 1
KR1

BM
t
1

t
2

t
3

X
X
X

Waktu
02

03

04

05

06

5 Tahun Lalu

Gambar 2.
Pemetaan
Ketahanan
Regional

Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 50


2006
Konsepsi dan Tolok Ukur Ketahanan
Regional
Ketahanan
STATIS Regional
o Geografi
o Demografi
o SKA

DINAMIS
o Ideologi
o Politik Catatan
o Ekonomi : Sangat Dinamis
o Sosial Budaya : Dominan
o Hankam : Tidak Terkait

KAOTIK
o Kreatifitas
o Kekayaan Tradisional
o Daya Saing Tujuan

Serasi Proaktif Institusional

Gambar 3. Pohon Keterkaitan Unsur Ketahanan Regional

Nilai Transformasi Tannas ke Tanreg yang timbal balik, saling bergantung


51,5xz dan merupakan satu kesatuan yang
48,5 nilai 51,5 dan 48,5 utuh dan serasi. Dengan demikian,
100
Ketahanan Regional adalah
diperoleh dari analisis tolok ukur pengertian holistik dengan kelemahan
ketahanan regional yang diusulkan satu gatra akan mengakibatkan
seperti tabel 1. kelemahan unsur lainnya dan
mempengaruhi totalitas konfigurasi
dan kondisi Ketahanan Regional
TOLOK UKUR secara total dan Ketahanan Nasional
KETAHANAN REGIONAL anggota secara parsial.
Rumusan tolok ukur Ketahanan
Regional yang diusulkan adalah yang
didasarkan pada unsur-unsur yang
tersebut pada pohon keterkaitan
unsur yang telah disebut pada pasal
sebelumnya. Pohon keterkaitan
tersebut mempunyai keterkaitan unsur
Tabel 1. Pembobotan Ketahanan Nasional

BOBOT
NO ASPEK KOMPONEN
TANNAS-LEMHANNAS USULAN TANREG
1 STATIS - Geografi 5 0
- Demografi 15 0
- SKA 5 1/3 x 5 = 2
2 DINAMIS - Ideologi 17 0
- Politik 10 2,5/3 x 10 = 8,5
- Ekonomi 15 2,5/3 x 15 = 12,5
- Sosbud 23 2/3 x 23 = 20
- Hankam 10 2/3 x 10 = 8,5
3 KAOTIK - Kreatifitas 0 17,5
- Kekayaan Tradisional 0 15,5
- Daya Saing 0 15,5
100 100

Model tolok ukur Ketahanan diekstrapolarisasikan terhadap


Regional yang dipakai adalah model ketahanan nasional.
tolok ukur Ketahanan Nasional
Lemhannas dengan tujuan agar Adapun proses transformasi nilai
Ketahanan Regional yang diusulkan Ketahanan Regional pada Ketahanan
dapat dikorelasikan terhadap nilai Nasional dapat dilakukan dengan
Ketahanan Nasional Indonesia prosedur sebagai berikut
sekaligus sebagai bahan penilaian
yang terhadap kondisi nasional - Nilai Tanreg =X
Indonesia yang bernuansa - Nilai Tanreg tanpa Kaotik =Y=X-48,5
internasional. Perlu dijelaskan bahwa
pengkajian juga telah dilakukan - Transformasi Nilai Tanreg ke nilai
100 x Y
dengan melihat Konsep Tolok Ukur Tannas Lemhannas z
Ketahanan Nasional lainnya, namun 51,5
konsep Ketahanan Nasional
Lemhannas merupakan Konsep sedangkan Klasifikasi Kondisi
Kuantitatif Relatif yang secara Ketahanan Regional adalah memakai
universal telah mengakomodasi Klasifikasi Nasional Lemhannas :
unsur-unsur kehidupan secara utuh
dan terintegrasi didalam aspek ATHG. 1-30 Kurang Tangguh
31-70 Cukup Tangguh
Bertitik tolak dari landasan
pemikiran di atas, disusunlah 71-100 Tangguh
pembobotan aspek pada tabel 1
dengan mengacu pada kekuatan Dengan demikian secara lengkap
pengaruh dominasi. Klarifikasi tolok diperoleh konsep ketahanan nasional
ukur yang dipakai adalah klarifikasi beserta klasifikasi penilaian
Lemhannas dengan alasan agar kondisinya.
kajian ketahanan regional dapat

Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 51


2006
Konsepsi dan Tolok Ukur Ketahanan
Regional
KESIMPULAN dikembangkan harus dapat
mengakomodiasi kontradiksi
Berlandas pada uraian dan tersebut. Hal ini dapat dilakukan
pembahasan kajian yang telah melalui penyatuan visi kemampuan
dilakukan, dapat diambil beberapa pikir manusia yang merupakan
kesimpulan yang dikaitkan dengan harkat mendalam manusia dan
tujuan penulisan makalah ini peningkatan daya saing untuk
mengenai Konsepsi dan Tolok Ukur memperoleh kesetaraan dengan
Ketahanan Regional, yaitu : budaya lain.
1. Interaksi kehidupan manusia saat 4. Menguatnya regionalisme di dunia
ini maupun di masa datang ini yang ditandai dengan adanya
dicirikan oleh adanya Global regionalisasi Amerika Utara, Asia–
Paradoks yang memuat unsur Pasifik dan Uni Eropa memberikan
“unifying effect” dan tribalisme peluang bagi anggota ASEAN
yang merupakan potensi konflik untuk meningkatkan perannya di
antar bangsa yang perlu masa depan. Kekuatan
diantisipasi dan dicegah melalui Nasionalisme bangsa Asia
pendekatan humaniti yang Tenggara, akibat perjalanan
mengan-dalkan historisnya, merupakan sarana
penghargaan maksimal terhadap awal bagi penyelarasan potensi
kemampuan intelektual manusia yang dimiliki anggota ASEAN
dan naluri manusia dalam tanpa melupakan kepentingannya
menciptakan daya saing. masing-masing. Kekuatan ini
diarahkan bagi pencapaian
2. Kolektivitas Daya Saing individu
maksimal Parameter Kaotik melalui
dalam suatu bangsa perlu
eksplorasi kemampuan pikir
diselaraskan guna menghasilkan
spesifik untuk menciptakan daya
parameter Kaotik yang bermanfaat
saing yang diimbangi rasa
bagi peradaban manusia.
solidaritas.
Meskipun penyelarasan parameter
kaotik bergantung pada nilai 5. Berlandaskan kesepakatan dasar
historis bangsa tetapi ASEAN yang meliputi pengertian
sesungguhnya naluri manusia bahwa ASEAN bukanlah
adalah sama yaitu menuju merupakan badan supranasional
peningkatan kualitas kehidupan dan tidak diarahkan menjadi pakta
manusia. militer, maka Konsepsi Ketahanan
Regional ASEAN dikembangkan
3. Upaya negara Barat dalam
dengan prinsip mengidentifikasi
menerapkan sistem nilai baru
dan menyelaraskan aspek yang
dalam kehidupan manusia
dapat disinergikan. Kajian makalah
mendapatkan tentangan dari Asia
ini mengusulkan bahwa dalam
yang memiliki karakteristik dan
Ketahanan Regional ASEAN perlu
histori kultur yang berbeda yang
diadakan prioritas telaah dengan
disebut tatanan nilai relativitas
pembobotan aspek statis dan
Asia. Berlandaskan kenyataan
dinamis : aspek Kaotik = 51,5 :
tersebut dan orientasi regionalisme
48,5. Argumentasinya adalah
global, maka pola interaksi yang
bahwa Konsepsi ini dikembangkan
Konsepsi dan Tolok Ukur Ketahanan
Regional
dari konsep Competitive
Ketahanan 4. Wie, Indo Ness”,
1. Porter, M,
Nasional nesi
“The Prosiding
“Raising a’s Lokakarya
Competitive
Lemhannas korelasi linier Dewan Riset
Advantage of
dengan tetap dapat Nasional,
Nations”, The
mengelimina dilakukan Serpong, 11
Free Press,
si parameter- agar hasil – 14
New York,
parameter kajian Desember
1990.
yang berpo- Ketahanan 1996.
2. Suryohadikus
tensi konflik Regional 5. Pengestu, M,
umo,S,
jika dengan “Mencari
“Perencanaan
diselaraskan. menggunaka Paradigma
Ketahanan
Adapun n konsep Baru
Nasional
pemberian yang Pembanguna
dalam Era
bobot yang diusulkan n Indonesia”
Reformasi”,
besar tetap dapat CSIS,
Jurnal
terhadap mengukur Jakarta 1997.
Ketahanan
aspek kaotik kondisi 6. Paribatra,
Nasional, No.
adalah Ketahanan M.K.R,
IV (!), April
ditujukan Nasional “Preparing
99, hal 1 –
agar ASEAN Indonesia. ASEAN for
19.
lebih proaktif Juga the Twenty
3. Jacob, T,
dalam diusulkan First
“Ketahanan
pencapaian bahwa Century”,
Nasional dan
daya saing. pengukuran The
Milenium
Ketahanan Indonesian
6. Tolok Ukur Ketiga”,
Regional Quarterly,
beserta Jurnal
harus dapat CSIS,
Klasifikasi Ketahanan
dilakukan Volume XXVI
Ketahanan Nasional, No,
secara No. 3 hal 2-8
Regional IV(1), April
periodik agar 7. Hardjosoedar
yang 99, hal 211-
kecenderung mo,
diusulkan 30.
annya RADM, 1991,
adalah
digunakan “Asean dan
modifikasi
untuk analisis Tantangan
dari Tolok
antisipasi Keamananny
Ukur
proaktif dan a di Tahun
Ketahanan
kemandirian Sembilan
Nasional
ASEAN di Puluhan”,
yang dibuat
masa datang Telstra,
Lemhannas
melalui kajian Maret
dengan
Parameter – April.
eliminasi
Kaotik. 8. The
parameter
sumber Technology
konflik. Atlas Tema,
Namun DAFTAR 1987,
demikian PUSTAKA “Technologic
Konsepsi dan Tolok Ukur Ketahanan
Regional
al
Assesment
in
Developing
Countries”,
Special
Issue of
Technologic
al
Forecasting
Social
Change,
Vol. 32, No.
1 August,
118 hal.
9. Munaf, D.
R., 1999,
“Konsepsi
dan Tolok
Ukur
Ketahanan
Regional
Dalam
Mengantisip
asi
Akselerasi
Dinamika
Paradigma
Global”,
Taskap KRA
XXXII,
November
1999.

You might also like