You are on page 1of 12

JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 02 NO.

01 MEI 2018

Available online at : http://jurnal.poltekapp.ac.id/

Jurnal Manajemen Industri dan Logistik


| ISSN (Print) 2622-528X | ISSN (Online) 2598-5795 |

Logistic Management

STUDI KASUS PENERAPAN VENDOR MANAGED INVENTORY PADA


SISTEM RANTAI PASOK

CASE STUDY OF VENDOR MANAGED INVENTORY APPLICATION


IN A SUPPLY CHAIN SYSTEM

Ricky Virona Martono


Sekolah Tinggi Manajemen PPM,
Jalan Menteng Raya 9, Jakarta, 10340, Indonesia
E-mail: RIC@ppm-manajemen.ac.id

Diterima: 21 02 2018 Disetujui: 15 03 2018 Dipublikasi: 31 05 2018

Abstract

Vendor Managed Inventory (VMI) is an approach in managing inventory between supplier and consumer
in an supply chain system. In VMI concept, supplier keeps its inventory at consumer’s warehouse, meanwhile
inventory ownership belong to supplier until it is used by consumer. The advantage of VMI is to reduce inventory
replenishment ordering process and to reduce the usage of consumer’s warehouse space. Some key factors to
achieve VMI success are: coordination, communication, production system and inventory order reliability.When
supplier is a subsidiary of consumer, coordination between the two usually puts them not at an equivalent level,
especially when supplier’s infrastructure is not as good as that at consumer. This research is a case study at a
pharmaceutical company and its supplier which acts as its subsidiary. Information and data gathered by deep
interview to all parties responsible for supply chain, production, and inventory at supplier and consumer sides.
The results show advantages and obstacles in applying VMI, thus long-term commitment is needed to reach a
better performance.

Keywords: vendor managed inventory, collaboration, single level analysis

Abstrak

Konsep Vendor Managed Inventory (VMI) merupakan salah satu pendekatan dalam mengelola
inventori yang efisien antara pemasok dan konsumen di dalam sebuah sistem rantai pasok. Dengan VMI, pemasok
menempatkan inventorinya di konsumen, namun kepemilikan inventori berpindah kepada konsumen ketika
inventori digunakan. Keuntungan menerapkan VMI diantaranya adalah mengurangi proses pemesanan inventori
dan mengurangi pemakaian ruang penyimpanan inventori di pemasok. Untuk mencapai ini dibutuhkan koordinasi,
komunikasi, dan kehandalan sistem produksi dan pemesanan inventori yang tangguh untuk menerapkan VMI.
Dalam kondisi dimana pemasok merupakan anak perusahaan dari konsumen, maka koordinasi tidak selalu
menempatkan pemasok dan konsumen pada posisi setara. Terlebih ketika infrastruktur pemasok tidak sekuat
konsumen. Penelitian ini dikhususkan pada studi kasus di sebuah perusahaan farmasi dan pemasoknya dimana
pemasok merupakan anak perusahaannya. Informasi diperoleh melalui wawancara kepada pihak terkait di pemasok
dan konsumen. Hasil pengamatan menunjukkan kelebihan dan hambatan dalam menerapkan VMI, sehingga
dibutuhkan komitmen jangka panjang untuk mencapai keberhasilan yang lebih baik.

Kata kunci: vendor managed inventory, kolaborasi, single level analysis

Page | 28
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018

1. PENDAHULUAN (Lockström et al., 2010). Penelitian


mengenai VMI pernah dilakukan pada
Tujuan keseluruhan elemen di dalam rantai
industri farmasi (Elvander, 2007). Namun,
pasok adalah menyediakan barang jadi
belum mengerucut pada industri farmasi di
kepada pasar sekaligus meningkatkan
Indonesia dan kolaborasi dimana pemasok
keuntungan perusahaan (Harrison, 2012).
dan konsumen berada pada satu induk
Proses dari pengolahan bahan mentah
perusahaan yang sama.
menjadi barang jadi, sampai diterima
konsumen melibatkan banyak perusahaan.
Studi yang pernah dilakukan pada industri
Setiap perusahaan ini berusaha mencapai
ritel menyatakan bahwa kunci keberhasilan
keuntungannya, dimana salah satu
VMI lebih banyak di pihak pemasok
langkahnya dengan menurunkan biaya
(Sitompul, 2012). Studi lain menunjukkan
proses. Persaingan sebuah rantai pasok
bahwa anak perusahaan kurang memperoleh
menuntut semua perusahaan berkoordinasi
benefit dar penerapan VMI (Elvander,
dalam mengefisienkan prosesnya, yang
2007).
mana pada akhirnya menurunkan biaya
(Simchi-Levi, 2014).
Penelitian ini membahas keberhasilan dan
risiko menerapkan VMI pada salah satu
Salah satu bentuk koordinasi di dalam rantai
industri farmasi Indonesia dimana setiap
pasok dalam menurunkan biaya inventori,
pihak dalam rantai pasok dibawahi oleh
sekaligus menjamin tingkat ketersediaan
perusahaan induk yang sama. Industri ini
inventori adalah Vendor Managed Inventory
menarik dibahas karena produknya mudah
(Vigtil, 2014). Vendor Managed Inventory
diperoleh oleh masyarakat, harga
(VMI) bertujuan mengisi ketersediaan
terjangkau, sehingga tingkat
inventori dari pemasok ke konsumen,
ketersediaannya di pasar harus tinggi. Pada
dimana pemasok memiliki wewenang dan
studi kasus ini, pemasok dan konsumen
tanggungjawab akan ketersediaan barang di
berada di bawah grup perusahaan yang
konsumen. Namun ada risiko berupa
sama, dimana justru konsumen berperan
pembagian tanggungjawab ketika inventori
sebagai perusahaan induk. Sehingga,
sudah masuk ke lokasi konsumen tapi belum
konsumen pun seharusnya ikut banyak
dikonsumsi. Sebelum melaksanakan VMI,
berperan. Maka penelitian ini ditujukan
pihak-pihak terkait wajib menyepakati siapa
untuk menjawab pertanyaan: Apakah kunci
yang mengawasi, bagaimana membagi
keberhasilan dan penghambat dalam
pembayaran asuransi inventori, bagaimana
menerapkan VMI di dalam sebuah rantai
mempertahankan kualitas inventori
pasok?
sbahkaetelah diterima konsumen sampai
digunakan konsumen. Maka, menerapkan
VMI butuh kolaborasi yang kuat antara 2. TINJAUAN TEORI
pemasok dan konsumen, koordinasi
informasi, sistem pembayaran inventori, Kegiatan di dalam sebuah rantai pasok
pembagian tanggungjawab dan risiko yang secara umum terdiri dari: penagihan,
jelas diantara pemasok dan konsumen. permintaan, produksi, inventori, distribusi,
Kolaborasi rantai pasok antar perusahaan dan aliran informasi melalui setiap elemen
yang bernaung di bawah satu organisasi di rantai pasok (Simchi-Levi, 2014). Yang
akan menjadi lebih kuat dibanding beberapa dimaksud pemasok dan konsumen disini
perusahaan yang berdiri sendiri (Vigtil, dapat berarti: pemasok dan produsen,
2014). produsen dengan distributor, atau distributor
dengan penjual.
Beberapa penelitian telah membuktikan
faktor-faktor penunjang keberhasilan
kolaborasi pemasok dan konsumen
Page | 29
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018

Dari sudut pandang pengisian inventori, menunggu order dari konsumen untuk
kesatuan dari seluruh kegiatan-kegiatan menginisiasi pengisian inventori di
tersebut membentuk kolaborasi yang disebut konsumen.
dengan Customer Relations Management
(CMR) atau Supplier Relations Management Order yang diterima pemasok sampai
(SRM) (Simchi-Levi, 2014). Dalam sudut pemasok melakukan pengisian inventori di
pandang efisiensi pengisian dan konsumen membutuhkan lead time. Untuk
ketersediaan inventori, tanpa meningkatkan antisipasi variasi lead time terhadap
biaya akrual, strategi yang digunakan adalah pemakaian inventori, maka jumlah inventori
Vendor Managed Inventory (VMI). Ketika di konsumen ditambahkan dengan sejumlah
koordinasi tidak berjalan baik, inventori sediaan pengaman (safety stock). Dengan
akan bertambah dan menghambat efisiensi demikian, pengisian inventori dengan sistem
biaya dari aliran bahan jadi dan barang VMI juga mempertimbangkan jumlah safety
mentah. Sekitar 60% dari isu biaya dari stock. Setelah inventori dipakai konsumen,
rantai pasok sendiri adalah mengelola kepemilikan inventori beralih dari pemasok
inventori (Ellinger, 2013). Inventori ini bisa ke konsumen. Pembayaran dari konsumen
berupa bahan mentah maupun barang jadi. kepada pemasok dilakukan pada setiap batas
waktu penutupan laporan keuangan bulanan.
Salah satu strategi dalam mengelola biaya
dan tingkat ketersediaan inventori adalah Keuntungan menerapkan VMI adalah
konsep Vendor Managed Inventory (VMI) pengurangan proses keputusan pemesanan
yang diterapkan pada tahun 1980an dalam inventori (Simchi-Levi, 2014),
kerjasama antara Wal-Mart dengan Procter menghilangkan kesalahan penyampaian
& Gamble (Simchi-Levi, 2014). Ide informasi sehingga meningkatkan
dasarnya diperkenalkan oleh John F. Magee transparansi data (Mattson. 2012) dan
dengan diskusinya mengenai pihak yang permintaan konsumen dari konsumen akhir
seharusnya mengontrol inventori, apakah (Waller, M. Johnson. 2009), pengiriman
organisasi yang menggunakan inventori atau inventori tepat waktu, dan menyesuaikan
organisasi yang memasok inventori. aliran inventori sesuai kebutuhan konsumen
Menurut Magee, kedua pihak (Lapide, 2011). Konsumen memperoleh
bertanggungjawab menjaga inventori dan keuntungan dari VMI dengan ketersediaan
pemasok harus menngawasi ketersediaan inventori lebih baik sekaligus menangani
inventori berdasarkan informasi yang lebih sedikit prosedur penanganan inventori
disediakan konsumen. (Waller, M. Johnson. 2009). Sedangkan
keuntungan bagi pemasok adalah
Dengan konsep VMI, inventori secara fisik berkurangnya penyimpanan fisik inventori
disimpan di konsumen, tapi kepemilikan (Mattson. 2012).
masih sebagai aset pemasok sampai
inventori digunakan. Secara berkala, Namun perlu diperhatikan bahwa VMI
pemasok memantau pemakaian inventori hanya dapat meningkatkan service level
yang disimpan di konsumen. Ketika ketika pemasok dan konsumen memiliki
ketersediaan inventori sudah mencapai titik konsep perhitungan inventori yang sama
tertentu, pemasok segera mengirim inventori (terkait tingkat re- order point, lead time,
sesuai jumlah yang disepakati bersama service level, jumlah pengisian kembali
konsumen. Jumlah yang dikirim ini inventori) dan kesepakatan penanganan
disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, risiko terhadap inventori (McBeath, Bill.
lead time pengiriman, dan ketersediaan 2012).
ruang menyimpan inventori (Vigtil, 2014).
Konsumen tidak perlu melakukan Keuntungan menerapkan VMI
pemesanan barang dan pemasok tidak perlu memunculkan juga rintangan dan risiko

Page | 30
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018

yang menyertainya. Karena pemasok Biaya investasi


mengatur pengisian inventori di konsumen, Permintaan konsumen sistem informasi
maka kinerja konsumen tergantung dari akhir diketahui semua
disiplin pemasok dan rentan dengan tingkat pihak di dalam rantai Kepemilikan dan
kepercayaan konsumen kepada pemasok pasok pembagian risiko
(Harrison, Van Hoek, 2012). Ketika inventori
inventori diterima konsumen namun Pengiriman inventori
kepemilikan masih ditangan pemasok, tepat waktu
muncul isu mengenai pertanggungan biaya
inventori dan risk sharing, misalnya: Berkurangnya
bagaimana sistem pembiayaan asuransi dan kebutuhan
pajak inventori, bagaimana penyimpanan fisik
pertanggungjawaban jika inventori rusak inventori di pemasok
atau hilang (Mattson, 2012). Kolaborasi dan
kepercayaan ini mempengaruhi kemauan Mengurangi proses
pemasok dan konsumen untuk saling penanganan
berbagi informasi yang akurat (Whang, inventori di
2010). Informasi ini kadangkala bersifat konsumen
rahasia, namun mengandung informasi
faktor keberhasilan operasional, produksi,
dan inventori pemasok dan konsumen.
Tentunya faktor-faktor keberhasilan di 3. METODE PENELITIAN
konsumen harus sejalan dengan faktor
keberhasilan di pemasok (McBeath 2012). Penelitian dilakukan dengan metode
case study berbasis pendekatan deskriptif di
Sistem informasi pendukung ini tidak jarang industri farmasi pada perusahaan X
membutuhkan biaya tinggi, prosedur (konsumen) dan perusahaan Y (pemasok),
memelihara sistem yang baik (Van Hoek, yang juga statusnya sebagai anak perusahaan
2012), dan kemampuan mengelola sistem dari X. Perusahaan X (konsumen) adalah
informasi dengan baik (Towill 2013). salah satu perusahaan farmasi terbesar di
Sehingga, perhitungan Return On Indonesia. Pabriknya terletak di kawasan
Investment (ROI) yang tidak layak Cikarang, Jawa Barat. Ada ratusan jenis
menyebabkan proyek VMI dibatalkan produk obat yang dihasilkan setiap
(McBeath, 2012). tahunnya. Bahan mentah obat diperoleh dari
dalam dan luar negeri. Bahan baku kemasan
Dapat disimpulkan beberapa faktor penentu yang termasuk dalam Pareto dihasilkan
keberhasilan dan penghambat dalam oleh perusahaan Y (pemasok). Pemasok
menerapkan VMI sebagai berikut: terletak di daerah Bekasi, Jawa Barat.
Menerapkan VMI memberikan banyak
Tabel 1. Faktor Keberhasilan dan keuntungan karena instensitas komunikasi
Penghambat VMI dan pengiriman inventori diantara kedua
perusahaan. Maka, penelitian untuk
Keberhasilan Penghambat perusahaan X dan Y memberi gambaran
Pengurangan proses Komitmen dan yang lebih menyeluruh mengenai penerapan
pemesanan inventori kemauan pemasok VMI.
dan konsumen
Menghilangkan dalam menjalankan Kronologi penulisan penelitian ini dimulai
kesalahan VMI secara dengan deskripsi kasus, dilanjutkan dengan
penyampaian konsisten keterkaitan antara perusahaan X dan Y,
informasi

Page | 31
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018

metode pengumpulan data, dan metode inventori di pemasok tidak kondusif


analisis data. sehingga sering terjadi pengiriman tidak
tepat waktu, dan sering terjadi kesalahan
i. Kondisi perusahaan X dan Y dalam menentukan kapan harus melakukan
pengisian kembali inventori.
Meski keduanya ada di satu grup perusahaan
yang sama, kolaborasi permintaan dan Penelitian ini membahas perilaku
pengiriman barang tidak selalu berjalan organisasi/perusahaan dalam menangani satu
mulus. Begitu juga dengan lokasi isu khusus, yaitu inventori (metode single
perusahaan yang relatif dekat, lead time level analysis). Data primer diperoleh
pengiriman inventori masih saja berfluktuasi melalui wawancara kepada para karyawan di
tinggi, mulai dari dua jam sampai tiga hari. kedua perusahaan (sebagai unit analisis)
Penyebabnya adalah kemasan yang yang bertanggungjawab dengan keberhasilan
dikirim seringkali tidak memenuhi standar VMI (metode single case design). Unit
kualitas yang disepakati, dikarenakan analisis disini adalah kelompok karyawan
kondisi penyimpanan yang tidak kondusif dari pemasok (perusahaan Y) dan konsumen
dan sistem pengendalian kualitas di pemasok (perusahaan X). Sumber informasi diperoleh
masih kurang baik. dari informan yang memiliki pengetahuan
mengenai inventori dan bertanggungjawab
Seiring meningkatnya bisnis konsumen, atas keberhasilan VMI dikedua perusahaan.
otomatis produksi dari pemasok harus naik. Informan adalah karyawan dari kedua
Dengan kondisi penyimpanan inventori di perusahaan yang menempati posisi: Manager
pemasok yang kurang kondusif, maka akan Supply Chain, Manajer Produksi dan
meningkatkan risiko inventori rusak. Selain Inventori, Asisten Manajer Keuangan dan
itu, kapasitas penyimpanan inventori di observasi lapangan kepada karyawan terkait.
pemasok terbatas. Wawancara dilakukan secara individu,
dimana setiap responden mendeskripsikan
Dikarenakan statusnya sebagai anak proses pada divisi masing-masing dan
perusahaan, maka pemasok selalu kaitannya dengan proyek VMI.
menanggung kesalahan penyimpanan dan
pengiriman inventori. Di sisi lain, Pewawancara diakomodir dengan interview
konsumen kurang peduli dengan konerja guide untuk mengarahkan sesi wawancara
pemasok. sesuai arah yang benar, namun masih
membuka peluang bagi informan untuk
Peluang untuk efisiensi ini dipecahkan mengembangkan informasi yang disediakan.
dengan menerapkan VMI untuk Waktu wawancara adalah pada jam kerja di
menyelesaikan masalah pengiriman, pagi hari ketika informan masih dalam
menjaga kualitas inventori, dan keterbatasan kondisi terbaiknya untuk bekerja.
ruang penyimpanan di pemasok.
Tahap pertama wawancara untuk
ii. Pengumpulan dan Analisa data mengumpulkan informasi. Setelah itu,
informasi dibandingkan dengan teori,
Penelitian berbasi case study mampu kemudian divalidasi dengan wawancara
menggali informasi secara mendetil dan dengan divisi lain dan observasi lapangan.
mendalam terkait subyek penelitian. Kasus Tahap kedua wawancara untuk memvalidasi
diangkat ketika perusahaan X dan Y akhir dari semua informasi yang diperoleh.
menjalankan konsep VMI untuk
mengefisienkan pengelolaan inventori Kekurangan metode wawancara adalah
mereka dengan konsep VMI. Sebelum informasi yang disediakan tergantung pada
menerapkan VMI, metode penyimpanan sudut pandang dari pihak yang

Page | 32
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018

diwawancara, maka diperlukan sumber data collection, data display, dan


informasi dari pihak pemasok dan conclusion (Vigtil, 2014).
konsumen sebagai validasi (Yin, 2003).
Untuk meningkatkan validitas dan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
reliabilitas dari data yang didapatkan, maka
dilakukan proses wawancara dengan tahapan
yang sama kepada pihak pemasok dan Kerjasama pemasok-konsumen tidak bersifat
konsumen. Informasi yang diperoleh dari eksklusif, artinya pemasok juga menjual
wawancara kepada semua pihak terdiri dari: output produksinya kepada beberap
perusahaan lain. Perusahaan X sebagai induk
Tabel 2. Sumber Informasi, Metode Pengumpulan perusahaan Y harus diutamakan
Informasi, dan Informasi Yang Diperoleh permintaannya. Sekitar 70% output Y dijual
ke X.
Informasi yang
Informan Metode
diperoleh Obyektif sebagai pemasok adalah memenuhi
semua permintaan konsumen. Ketika
- Proses bisnis permintaan tinggi, pemasok seringkali
antara pemasok dan bekerja lembur. Ketika permintaan turun,
Manager Wawancara
konsumen.
supply chain mendalam
- Tipe kolaborasi pemasok bertanggung jawab mengatur
pemasok- konsumen waktu produksinya sendiri. Jika ada produk
terkirim yang rusak, pemasok
- Proses peramalan, bertanggungjawab menggantinya dengan
pemesanan dan
Manajer
Wawancara penanganan inventori.
yang baru. Sementara itu, obyektif dari
Produksi dan konsumen adalah membina kerjasama
mendalam - Intensitas
Inventori dengan pemasok, membantu pemasok
komunikasi dan
information sharing. meningkatkan efisiensi pengelolaan
perusahaan, termasuk di bidang sumber
Asisten Proses pembayaran
Wawancara daya manusia dan inventori. Karena
Manajer penagihan harga jual
mendalam konsumen menghasilkan barang jadi dan
Keuangan inventori.
dijual langsung kepada konsumen akhir,
Karyawan Mempelajari maka sistem dan standar pengendalian
yang dokumen Alur proses penanganan
perusahaan,
kualitas yang tinggi menjadi tanggungjawab
menangani inventori
inventori observasi pemasok dan konsumen.
lapangan
Mempelajari Ketika menerapkan VMI, kedua perusahaan
Literature dan mengkaji
berupa text teori atau memiiliki komitmen dan kemauain
book penelitian menjalani VMI, memahami dan sepakat
terdahulu. bekerja sama mengelola inventori, berbagi
informasi, dan menanggung risiko inventori
bersama-sama. Tahap pertama adalah
Analisis data dilakukan secara menentukan inventori mana sajakah yang
kronologis, mulai dari tahapan penerapan akan diperlakukan dalam sistem VMI, yaitu
VMI dan evaluasi keberhasilan VMI. dengan memilih jenis inventori Pareto.
Proses analisa dilengkapi dengan Inventori Pareto ini akan mengurangi
mendeskripsikan kondisi penerapan VMI, kebutuhan ruang penyimpanan inventori di
membandingkan kunci keberhasilan dan pemasok dan mengurangi biaya pengelolaan
penghambat, dan kesesuaian dengan teori. inventori secara signifikan. Inventori yang
Proses ini merupakan pendekatan yang tidak termasuk dalam Pareto menggunakan
ampuh dan kaya akan penjelasan sistem pemesanan inventori tradisional,
argumentative, berdasarkan teknik analisa yaitu inventori dipesan dalam jumlah besar

Page | 33
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018

untuk memenuhi kebutuhan beberapa bulan disimpan di gudang konsumen sampai


ke depan. Hal ini tidak memberatkan biaya inventori dikonsumsi. Tanggungjawab ini
inventori karena nilainya yang relatif murah. berupa pembagian biaya risiko hilang, rusak,
Berikutnya adalah menentukan titik dan asuransi. Kedua pihak sepakat berbagi
pengisian kembali inventori (re-order level) tanggungjawab biaya-biaya tersebut. Biaya
yang efisien bagi pemasok dan konsumen penyimpanan fisik ditanggung oleh
dengan pertimbangan kapasitas produksi di konsumen. Investasi berikutnya adalah
pemasok, tenggat waktu pengiriman jaringan sistem informasi dengan perangkat
inventori, ketersediaan moda transportasi, lunak yang handal, aman, dan terintegrasi
infrastuktur proses penerimaan dan antara pemasok dan konsumen. Informasi
penyimpanan inventori di konsumen, pada sistem harus mampu diperbaharui
infrastruktur proses administrasi. Untuk setiap saat hanya oleh pihak yang
mendukung ini, dipersiapkan sebuah sistem bertanggungjawab terhadap pengelolaan
informasi terintegrasi yang secara bersamaan inventori. Data dapat diketahui oleh divisi
digunakan oleh pemasok dan konsumen. keuangan untuk pelaporan, namun divisi
Berikutnya adalah kesiapan tenaga kerja dan keuangan tidak dapat merubah isi data.
standar kerja menjalani VMI, termasuk
pelatihan dan periode transisi. Proses dari VMI ini adalah konsumen
mengirim informasi kebutuhan dan
Tahap kedua adalah mempersiapkan peramalan kebutuhan invetori kepada
lokasi dan kapasitas penyimpanan inventori pemasok setiap bulannya. Informasi ini
VMI. K a r e n a V MI ditekankan pada berupa jenis, jumlah, dan waktu pemakaian
perubahan sistem, maka lokasi penyimpanan barang. Pemasok mengirim informasi berupa
inventori tidak dikhususkan, tidak terpisah jadual kesanggupan mengirim inventori.
dengan inventori yang dikelola tanpa VMI. Inventori yang tidak sepenuhnya bisa
Lokasi penyimpanan inventori di konsumen dipenuhi konsumen tetap diperlakukan
dikelompokkan berdasarkan pemasoknya. dengan sistem VMI. Namun kekurangan ini
Yang membedakan adalah status inventori akan dipenuhi pada periode mendatang atau
pada sistem informasi bahwa inventori konsumen mencari pemasok lain. Moda
tertentu menggunakan sistem pengisian transportasi pengiriman inventori menjadi
VMI. Status ini menunjukkan jenis tanggungan bersama. Pemasok tidak
inventori, kebutuhan per bulan, nomor lokasi mendedikasikan moda transportasi khusus,
penyimpanan, dan penanggungjawabnya. karena pengiriman dapat dilakukan
Kapasitas penyimpanan pun memadai bersamaan dengan inventori lain yang tidak
karena konsumen mempersiapkan gudang termasuk dalam proyek VMI. Hal ini karena
penyimpanan skala besar untuk antisipasi pada dasarnya pemasok mengirim
kebutuhan sampai beberapa tahun ke produknya kepada konsumen secara
depan. harian atau maksimal dua hari sekali. Hal ini
sejalan dengan penemuan dari Lockström
Tahap ketiga adalah investasi infrastruktur, bahwa ketersediaan sarana transportasi yang
termasuk sistem informasi, sistem kontrol, terjadual dan intensif pengirimannya akan
reward dan punishment, kewajiban pemasok mendukung keberhasilan VMI (Lockström,
dan konsumen. Pemasok wajib memantau 2010).
perkembangan pemakaian inventori, dan
konsumen wajib menyediakan lokasi Pengawasan terhadap inventori VMI
penyimpanan yang memadai serta dilakukan lebih intensif dibandingkan
pembayaran harga beli inventori sesuai kontrol untuk inventori jenis lain, mengingat
jadual term of payment. Keduanya wajib nilainya yang besar dan pemakaiannya yang
menanggung risiko inventori selama instensif. Setiap kali ada pemakaian
periode setelah inventori diterima dan inventori, konsumen memperbaharui data

Page | 34
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018

inventori yang secara otomatis akan terkirim organisasi dengan budaya kerja yang
ke pemasok. Pemasok mengontrol berbeda membutuhkan proses penyatuan
ketersediaan inventori dan ketika mendekati pandangan terlebih dahulu (Waller, 2009).
titik pengisian inventori (re-order level),
pemasok mempersiapkan pengiriman Secara berkala, pemasok dan konsumen
inventori berikutnya. Di setiap akhir bulan, menilai kinerja masing-masing, yaitu:
pemasok mengirim data pemakaian ketepatan permintaan dari konsumen kepada
inventori kepada konsumen. Tenggat waktu pemasok, ketepatan pengiriman barang dari
pembayaran khusus inventori VMI pemasok kepada konsumen, jumlah produk
disepakati satu bulan setelah akhir bulan rusak yang minim, dan ketepatan
sebelumnya dari pemakaian inventori. pembayaran oleh konsumen kepada
Tenggat waktu pembayaran inventori pemasok.
lainnya dilakukan selama dua sampai tiga
bulan setelah pemakaian. Setiap tiga bulan, ii. Berkurangnya proses pemesanan
pemasok dan konsumen menilai inventori.
keberhasilan dari proyek VMI, membahas
masalah yang muncul, kemudian mencari Sebelum VMI diterapkan, konsumen
solusinya. mengirim kebutuhan inventori setiap bulan
dan peramalan pemakaian inventori untuk
Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil tiga bulan ke depan. Pada bulan berjalan,
wawancara mengenai faktor keberhasilan konsumen melakukan kontak harian
dan penghambat dalam menerapkan VMI. dengan pemasok untuk memastikan
inventori yang diminta akan dikirim
i. Komitmen dan kemauan pemasok dan sesuai jadualnya. Informasi disampaikan
konsumen dalam menerapkan VMI. secara manual (melalui e-mail, fax).
Dibutuhkan beberapa waktu sebelum
Pada dasarnya, pemasok dan konsumen pemasok menerima informasi permintaan
memiliki perhatian yang besar untuk terus inventori secara lengkap. Konsumen
berkembang bersama dalam menghadapi membuat sendiri perkiraan kebutuhan dan
persaingan usaha, meksipun perbedaan titik pemesanan kembali untuk inventori.
kualitas infrastruktur dan sumber daya Hal ini tidak dikoordinasikan dengan
manusianya mengakibatkan kerjasama tidak kapasitas produksi dan ruang penyimpanan
selalu berjalan mulus. inventori di pemasok.

Pemasok dan konsumen mampu bekerja Proses monitoring dilakukan oleh


sama dengan baik dalam mendesain dan konsumen melalui sebuah tim khusus di
menjalankan ketiga tahap persiapan VMI. divisi pembelian (purchasing) dan oleh
Pertemuan dijalankan secara intensif secara pemasok di divisi produksi. Proses
mingguan. Hambatan yang muncul adalah monitoring ini cukup memakan waktu
kesiapan tenaga kerja di pemasok yang ketika terjadi keterlambatan pengiriman dan
kurang kualitasnya. Konsumen turut pengisian inventori. Akibatnya, proses
membantu pemasok dengan memberi produksi terhambat.
pelatihan dan bimbingan. Hambatan ketika
VMI dijalankan adalah disiplin dan budaya Dengan menerapkan VMI, konsumen dan
kerja yang berbeda, dimana disiplin kerja di pemasok mendiskusikan dan menyepakati
pemasok tidak sebaik di konsumen. Situasi jumlah inventori yang dikirim setiap bulan
ini diakomodir dengan pengenalan budaya dengan pertimbangan kapasitas produksi
kerja, memantapkan disiplin, menegur, serta dan ruang penyimpanan inventori di kedua
pengawasan langsung oleh konsumen pihak. Untuk mendukung ini, dilakukan
kepada pemasok. Penerapan VMI pada proyek pendahuluan berupa efisiensi dan
Page | 35
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018

integrasi sistem pergudangan di pemasok Inventori, sharing informasi tidak selalu


dan konsumen. Setiap bulan, konsumen berjalan lancar karena pemasok terkadang
mengirim informasi kebutuhan inventori tidak menyampaikan data produksi secara
dan peramalan kebutuhan untuk tiga bulan lengkap dan konsumen menekan pemasok
ke depan. Khusus ketersediaan inventori untuk memenuhi keinginannya. Hal ini
VMI diakomodasi dalam sistem informasi karena status konsumen sebagai induk
yang mengintegrasikan pemasok dan perusahaan dari pemasok. Konsumen
konsumen sehingga pemasok. Ketika sendiri kurang membantu pemasok dalam
konsumen menggunakan inventori, membangun sistem produksi yang
konsumen memperbaharui data inventori diharapkan. Kekurangan ini dapat
pada sistem informasi, kemudian status mengakibatkan penerapan VMI tidak
kepemilikan beralih dari pemasok kepada menjadi lebih efisien dibandingkan
konsumen. Sistem informasi secara metode pemesanan inventori lainnya
otomatis memperbaharui data inventori (Towill, 2013). Namun demikian, antara
yang dapat dilihat oleh divisi produksi dan pemasok dan konsumen selalu
inventori, pembelian, dan supply chain di berkomitmen dalam memantau
kedua perusahaan. Dengan sistem VMI, keberhasilan VMI serta mencari solusi
hanya divisi produksi di pemasok yang terhadap hambatan- hambatan yang
mengawasi sisa inventori di konsumen. muncul.
Ketika mencapai titik pemesanan inventori,
divisi produksi segera mempersiapkan iii. Berkurangnya kebutuhan penyimpanan
inventori yang akan dikirim kepada fisik inventori di pemasok.
konsumen. Proses ini dilakukan tanpa ada
proses permintaan secara manual dari Sebelum VMI diterapkan, konsumen dan
konsumen. Kedua pihak mengontrol pemasok menyimpan inventori untuk
kelancaran pengiriman inventori melalui memenuhi kebutuhan masing-masing tanpa
sistem informasi: apakah inventori sudah melihat jumlah inventori di luar gudang
dikirim pemasok, apakah inventori sudah mereka. Pertimbangan dalam menyediakan
diterima konsumen, berapa lama inventori inventori adalah fluktuasi kebutuhan
tersimpan di konsumen, dan apakah konsumen, tingkat produksi di pemasok,
inventori sudah dikonsumsi. dan tenggat waktu pengiriman
inventori dari pemasok kepada konsumen.
Dengan demikian, proses permintaan dan Dengan statusnya sebagai induk perusahaan
penerimaan inventori dilakukan sepenuhnya dari pemasok, konsumen seringkali
dengan bantuan sistem, tanpa adanya proses merubah jumlah kebutuhan inventori dan
manual yang dilakukan kedua perusahaan. melimpahkan biaya dan risiko inventori
Informasi kebutuhan inventori pun kepada pemasok. Biaya yang ditanggung
diperoleh pemasok saat itu juga, tanpa pemasok dengan sendirinya akan
perlu waktu untuk mengumpulkan mengurangi keuntungan pemasok. Pada
informasi sampai lengkap (yang mana akhirnya, konsumen sendiri yang menerima
sebelum proyek VMI dilakukan manual dampak pengurangan keuntungan.
dengan menunggu informasi melalui e-mail
dan fax). Dengan meningkatnya risiko dan
masalah pada inventori, maka perlu
Dengan sistem informasi yang terintegrasi, tindakan untuk mengurangi jumlah dan
maka tidak muncul kesalahan penyampaian biaya inventori total yang ditanggung oleh
informasi. Namun demikian, dibutuhkan konsumen sekaligus pemasok. Perlu diingat
kedisiplinan konsumen dalam juga bahwa biaya inventori menyumbang
memperbaharui status inventori setiap saat sekitar 25% dari harga jualnya (Harrison,
(McBeath, 2012). Menurut Manajer 2012). Maka, pengelolaannya harus

Page | 36
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018

dilakukan terintegrasi. Antara pemasok dan sudah dijalankan oleh perusahaan.


konsumen tidak dapat berjalan masing- Sehingga, perhitungan biaya inventori
masing jika ingin mencapai keuntungan selayaknya mempertimbangkan biaya total
bersama. inventori yang ditanggung oleh perusahaan
yang terlibat (Towill, 2013).
Selain mengintegrasikan informasi, VMI
pun mengintegrasikan kebutuhan dan iv. Permintaan konsumen akhir diketahui
ketersediaan inventori yang disimpan di semua pihak di dalam rantai pasok.
setiap perusahaan yang bekerja sama (Vigtil,
2014). Dalam penelitian ini, pemasok dan Dengan terintegrasinya informasi, maka
konsumen bekerja sama mengolah data perkiraan akhir (barang jadi yang akan
kebutuhan inventori selama satu tahun ke dijual) dapat diketahui oleh pemasok dan
depan, kemudian dirinci menjadi kebutuhan konsumen. Sebelum menerapkan VMI,
per bulan. Data ini diterjemahkan menjadi kebutuhan akhir hanya diolah dan diketahui
data produksi, kebutuhan inventori setiap oleh konsumen, dan pemasok hanya
bulan, dan kapasitas penyimpanan inventori. menerima informasi kebutuhan konsumen.
Dengan integrasi ini, maka kebutuhan Jumlah kebutuhan inventori yang diminta
inventori ditujukan untuk kebutuhan konsumen kepada pemasok terdiri dari
konsumen. Konsumen tidak menyimpan jumlah barang yang akan dijual ditambah
inventori lebih demi mengakomodasi dengan inventori pengaman jika ada
keterlambatan pengiriman dari pemasok, pengiriman yang terlambat dari pemasok.
pemasok pun tidak menyimpan inventori Akibatnya inventori total harus disediakan
berlebih akibat antisipasi tenggat waktu banyak. Kondisi ini dirasakan oleh Manajer
dan fluktuasi permintaan konsumen. Inventori di pemasok pada masa awal
menerapkan VMI.
Secara total, inventori yang disimpan di
pemasok dan konsumen menjadi lebih Ketidaksesuaian informasi mengenai
sedikit. Terlebih lagi, inventori yang inventori sesungguhnya yang harus
disimpan di pemasok berkurang banyak disediakan pemasok dan konsumen
karena sebagian besar inventori dialihkan ke mengakibatkan fenomena bullwhip effect
gudang konsumen. Akibatnya, biaya (Towill, 2013). Dalam fenomena ini,
penyimpanan dan biaya mengontrol entiti pada posisi yang semakin mendekati
inventori di konsumen meningkat. hulu akan menyediakan inventori lebih besar
Sebaliknya, biaya tetap gudang di konsumen dari yang dibutuhkan demi mengantisipasi
per satuan unit inventori menjadi lebih fluktuasi kebutuhan konsumennya dan
murah karena menampung lebih banyak mengakomodir tenggat waktu pengiriman
inventori. Gudang konsumen menyediakan inventori. Fluktuasi di sisi hilir akan
ruang yang cukup untuk menampung dan mengakibatkan fluktuasi inventori yang
mengawasi inventori dengan baik. semakin besar di posisi hulu. Efeknya adalah
beban proses produksi dan penanganan
Biaya lain yang berkurang adalah inventori berfluktuasi dan tidak efisien bagi
pembagian biaya risiko kehilangan atau perusahaan.
rusaknya inventori selama disimpan oleh
konsumen, biaya penyimpanan dan Fenomena ini dapat dikurangi dengan
mengontrol inventori di pemasok. berbagi informasi kebutuhan inventori
Manajer Supply Chain di perusahaan kepada semua pihak di dalam rantai
pemasok dan konsumen sepakat bahwa pasok, sehingga pemasok mengetahui
bertambahnya biaya pada konsumen iini perkiraan kebutuhan untuk barang jadi,
dapat diakomodir dengan berkurangnya dapat mempersiapkan rencana produksi,
biaya inventori di pemasok. Perhitungan ini dapat melakukan pembelian bahan mentah
Page | 37
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018

dengan lebih efisien, dan penanganan Kendala yang dihadapai berupa: sistem
inventori yang lebih baik (Simchi-Levi. produksi dan kualitas antara pemasok dan
2014). Dengan demikian, pengiriman konsumen tidak sepadan, dibutuhkan
inventori kepada konsumen menjadi lebih penyesuaian material handling di pemasok
terjamin dan konsumen.

Selain data penjualan yang dibagi kepada Disarankan kolaborasi perusahaan dalam
semua pihak, informasi lain yang wajib satu induk perusahaan yang sama
diketahui adalah jumlah minimum dan seharusnya menjadi pemicu kerjasama yang
maksimum inventori. Ketika jumlah lebih erat, bukan sebagai kondisi menekan
inventori mencapai dua kondisi ini, anak perusahaan. Keuntungan yang
perangkat lunak dalam sistem informasi diperoleh dari menerapkan VMI harus dapat
akan memberi peringatan. Ketika jumlah dihitung baik sehingga mampu
inventori mencapai titik minimum, mengakomodir biaya-biaya yang dapat
konsumen bertanggungjawab mengingatkan muncul, seperti meningkatnya biaya
pemasok untuk segera mengisi kembali penyimpanan inventori di konsumen.
inventori. Dalam kondisi ini, pemasok wajib
memprioritaskan produksi dan pengiriman Meski demikian, pada kasus ini pemasok
inventori yang sudah mencapai jumlah dan konsumen sepakat untuk terus
minimum. Ketika mencapai jumlah memperbaiki kerjasama mereka. Pemasok
maksimum, konsumen berhak menolak dan konsumen sepakat bahwa menerapkan
inventori yang dikirim pemasok, dan sebuah sistem baru seperti VMI
pemasok berhak mengingatkan konsumen membutuhkan komitmen dan kolaborasi
untuk memperbaiki sistem peramalan jangka panjang, serta saling mendukung
kebutuhan inventori. untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.
5. KESIMPULAN

Pada studi kasus di industri farmasi dimana DAFTAR PUSTAKA


pemasok merupakan anak perusahaan, VMI
mampu menyediakan keuntungan Paper dalam jurnal
operasional dan stratejik, yaitu: mengurangi
kegiatan rutin pemesanan inventori, [1] Ellinger. 2013. Automatic
mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan, Replenishment Programs and Level of
menjamin ketersediaan inventori, Involvement: Performance
memperkuat kolaborasi antara entiti di Implications, International Journal of
dalam rantai pasok karena keterbukaan Logistics Management, Vol. 10, No. 1,
diantara entiti serta membuka peluang pp 25-36.
perbaikan.
[2] Lapide, L. 2011. New developments in
Untuk mencapai ini, pemasok harus menjaga business forecasting, The Journal of
kualitas barang yang akan dikirim ke Business Forecasting Methods &
konsumen. Sangat penting untuk memahami Systems, Vol. 20, Iss. 4, pp 11, 12 and
permintaan dan persyaratan kualitas produk 36.
sebelum pemasok menjalankan produksinya.
Infrastruktur dan keterbukaan berbagi [3] Towill, D.R. 2013. Vendor-managed
informasi pun menjadi faktor penting untuk inventory and bullwhip reduction in a
keberhasilan VMI. two-level supply chain, International
Journal of Operations & Production
Management,Vol. 23 No. 6.

Page | 38
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018

[4] Vigtil, Astrid. 2014. A framework for


Modelling of Vendor Managed Inventory,
Norwegian University of Science and
Technology.

[5] Waller, M. Johnson. 2009. Vendor-


managed inventory in the retail supply
chain, Journal of business logistics, Vol.
20, No. 1.

[6] Whang, S. 2010. Information distortion


in a supply chain: the bullwhip effect,
Management Science, Vol. 43 No. 4, pp.
546-58.

Buku

[7] Harrison, A, & van Hoek, R.. 2012.


Logistics management and strategy, Pearson
Education, Prentice Hall.

[8] Lockström et al. 2010. Antecedents to


Supplier Integration in the Automotive
Industry: A Multiple-Case Study of Foreign
Subsidiaries in China Journal of Operations
Management, pp 240-256.

[9] Simchi-Levi. 2014. Designing and


managing the supply chain, concepts,
strategies and case studies, McGraw Hill.

Laporan Penelitian

[10] Mattson. 2012. Logistik i


försörjningskedjor Studentlitteratur, Lund.

[11] McBeath, Bill. 2012. The truth about


VMI – revelations and recommendations,
ChainLink Research study on VMI in the
High tech Supply chain, ChainLink
Research.

[12] Sitompul, Carles. 2013. Implementasi


model persediaan yang dikelola pemasok
(Vendors Managed Inventory) dengan
banyak retailer, Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas
Katolik Parahyangan.

Page | 39

You might also like