Professional Documents
Culture Documents
01 MEI 2018
Logistic Management
Abstract
Vendor Managed Inventory (VMI) is an approach in managing inventory between supplier and consumer
in an supply chain system. In VMI concept, supplier keeps its inventory at consumer’s warehouse, meanwhile
inventory ownership belong to supplier until it is used by consumer. The advantage of VMI is to reduce inventory
replenishment ordering process and to reduce the usage of consumer’s warehouse space. Some key factors to
achieve VMI success are: coordination, communication, production system and inventory order reliability.When
supplier is a subsidiary of consumer, coordination between the two usually puts them not at an equivalent level,
especially when supplier’s infrastructure is not as good as that at consumer. This research is a case study at a
pharmaceutical company and its supplier which acts as its subsidiary. Information and data gathered by deep
interview to all parties responsible for supply chain, production, and inventory at supplier and consumer sides.
The results show advantages and obstacles in applying VMI, thus long-term commitment is needed to reach a
better performance.
Abstrak
Konsep Vendor Managed Inventory (VMI) merupakan salah satu pendekatan dalam mengelola
inventori yang efisien antara pemasok dan konsumen di dalam sebuah sistem rantai pasok. Dengan VMI, pemasok
menempatkan inventorinya di konsumen, namun kepemilikan inventori berpindah kepada konsumen ketika
inventori digunakan. Keuntungan menerapkan VMI diantaranya adalah mengurangi proses pemesanan inventori
dan mengurangi pemakaian ruang penyimpanan inventori di pemasok. Untuk mencapai ini dibutuhkan koordinasi,
komunikasi, dan kehandalan sistem produksi dan pemesanan inventori yang tangguh untuk menerapkan VMI.
Dalam kondisi dimana pemasok merupakan anak perusahaan dari konsumen, maka koordinasi tidak selalu
menempatkan pemasok dan konsumen pada posisi setara. Terlebih ketika infrastruktur pemasok tidak sekuat
konsumen. Penelitian ini dikhususkan pada studi kasus di sebuah perusahaan farmasi dan pemasoknya dimana
pemasok merupakan anak perusahaannya. Informasi diperoleh melalui wawancara kepada pihak terkait di pemasok
dan konsumen. Hasil pengamatan menunjukkan kelebihan dan hambatan dalam menerapkan VMI, sehingga
dibutuhkan komitmen jangka panjang untuk mencapai keberhasilan yang lebih baik.
Page | 28
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018
Dari sudut pandang pengisian inventori, menunggu order dari konsumen untuk
kesatuan dari seluruh kegiatan-kegiatan menginisiasi pengisian inventori di
tersebut membentuk kolaborasi yang disebut konsumen.
dengan Customer Relations Management
(CMR) atau Supplier Relations Management Order yang diterima pemasok sampai
(SRM) (Simchi-Levi, 2014). Dalam sudut pemasok melakukan pengisian inventori di
pandang efisiensi pengisian dan konsumen membutuhkan lead time. Untuk
ketersediaan inventori, tanpa meningkatkan antisipasi variasi lead time terhadap
biaya akrual, strategi yang digunakan adalah pemakaian inventori, maka jumlah inventori
Vendor Managed Inventory (VMI). Ketika di konsumen ditambahkan dengan sejumlah
koordinasi tidak berjalan baik, inventori sediaan pengaman (safety stock). Dengan
akan bertambah dan menghambat efisiensi demikian, pengisian inventori dengan sistem
biaya dari aliran bahan jadi dan barang VMI juga mempertimbangkan jumlah safety
mentah. Sekitar 60% dari isu biaya dari stock. Setelah inventori dipakai konsumen,
rantai pasok sendiri adalah mengelola kepemilikan inventori beralih dari pemasok
inventori (Ellinger, 2013). Inventori ini bisa ke konsumen. Pembayaran dari konsumen
berupa bahan mentah maupun barang jadi. kepada pemasok dilakukan pada setiap batas
waktu penutupan laporan keuangan bulanan.
Salah satu strategi dalam mengelola biaya
dan tingkat ketersediaan inventori adalah Keuntungan menerapkan VMI adalah
konsep Vendor Managed Inventory (VMI) pengurangan proses keputusan pemesanan
yang diterapkan pada tahun 1980an dalam inventori (Simchi-Levi, 2014),
kerjasama antara Wal-Mart dengan Procter menghilangkan kesalahan penyampaian
& Gamble (Simchi-Levi, 2014). Ide informasi sehingga meningkatkan
dasarnya diperkenalkan oleh John F. Magee transparansi data (Mattson. 2012) dan
dengan diskusinya mengenai pihak yang permintaan konsumen dari konsumen akhir
seharusnya mengontrol inventori, apakah (Waller, M. Johnson. 2009), pengiriman
organisasi yang menggunakan inventori atau inventori tepat waktu, dan menyesuaikan
organisasi yang memasok inventori. aliran inventori sesuai kebutuhan konsumen
Menurut Magee, kedua pihak (Lapide, 2011). Konsumen memperoleh
bertanggungjawab menjaga inventori dan keuntungan dari VMI dengan ketersediaan
pemasok harus menngawasi ketersediaan inventori lebih baik sekaligus menangani
inventori berdasarkan informasi yang lebih sedikit prosedur penanganan inventori
disediakan konsumen. (Waller, M. Johnson. 2009). Sedangkan
keuntungan bagi pemasok adalah
Dengan konsep VMI, inventori secara fisik berkurangnya penyimpanan fisik inventori
disimpan di konsumen, tapi kepemilikan (Mattson. 2012).
masih sebagai aset pemasok sampai
inventori digunakan. Secara berkala, Namun perlu diperhatikan bahwa VMI
pemasok memantau pemakaian inventori hanya dapat meningkatkan service level
yang disimpan di konsumen. Ketika ketika pemasok dan konsumen memiliki
ketersediaan inventori sudah mencapai titik konsep perhitungan inventori yang sama
tertentu, pemasok segera mengirim inventori (terkait tingkat re- order point, lead time,
sesuai jumlah yang disepakati bersama service level, jumlah pengisian kembali
konsumen. Jumlah yang dikirim ini inventori) dan kesepakatan penanganan
disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, risiko terhadap inventori (McBeath, Bill.
lead time pengiriman, dan ketersediaan 2012).
ruang menyimpan inventori (Vigtil, 2014).
Konsumen tidak perlu melakukan Keuntungan menerapkan VMI
pemesanan barang dan pemasok tidak perlu memunculkan juga rintangan dan risiko
Page | 30
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018
Page | 31
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018
Page | 32
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018
Page | 33
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018
Page | 34
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018
inventori yang secara otomatis akan terkirim organisasi dengan budaya kerja yang
ke pemasok. Pemasok mengontrol berbeda membutuhkan proses penyatuan
ketersediaan inventori dan ketika mendekati pandangan terlebih dahulu (Waller, 2009).
titik pengisian inventori (re-order level),
pemasok mempersiapkan pengiriman Secara berkala, pemasok dan konsumen
inventori berikutnya. Di setiap akhir bulan, menilai kinerja masing-masing, yaitu:
pemasok mengirim data pemakaian ketepatan permintaan dari konsumen kepada
inventori kepada konsumen. Tenggat waktu pemasok, ketepatan pengiriman barang dari
pembayaran khusus inventori VMI pemasok kepada konsumen, jumlah produk
disepakati satu bulan setelah akhir bulan rusak yang minim, dan ketepatan
sebelumnya dari pemakaian inventori. pembayaran oleh konsumen kepada
Tenggat waktu pembayaran inventori pemasok.
lainnya dilakukan selama dua sampai tiga
bulan setelah pemakaian. Setiap tiga bulan, ii. Berkurangnya proses pemesanan
pemasok dan konsumen menilai inventori.
keberhasilan dari proyek VMI, membahas
masalah yang muncul, kemudian mencari Sebelum VMI diterapkan, konsumen
solusinya. mengirim kebutuhan inventori setiap bulan
dan peramalan pemakaian inventori untuk
Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil tiga bulan ke depan. Pada bulan berjalan,
wawancara mengenai faktor keberhasilan konsumen melakukan kontak harian
dan penghambat dalam menerapkan VMI. dengan pemasok untuk memastikan
inventori yang diminta akan dikirim
i. Komitmen dan kemauan pemasok dan sesuai jadualnya. Informasi disampaikan
konsumen dalam menerapkan VMI. secara manual (melalui e-mail, fax).
Dibutuhkan beberapa waktu sebelum
Pada dasarnya, pemasok dan konsumen pemasok menerima informasi permintaan
memiliki perhatian yang besar untuk terus inventori secara lengkap. Konsumen
berkembang bersama dalam menghadapi membuat sendiri perkiraan kebutuhan dan
persaingan usaha, meksipun perbedaan titik pemesanan kembali untuk inventori.
kualitas infrastruktur dan sumber daya Hal ini tidak dikoordinasikan dengan
manusianya mengakibatkan kerjasama tidak kapasitas produksi dan ruang penyimpanan
selalu berjalan mulus. inventori di pemasok.
Page | 36
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018
dengan lebih efisien, dan penanganan Kendala yang dihadapai berupa: sistem
inventori yang lebih baik (Simchi-Levi. produksi dan kualitas antara pemasok dan
2014). Dengan demikian, pengiriman konsumen tidak sepadan, dibutuhkan
inventori kepada konsumen menjadi lebih penyesuaian material handling di pemasok
terjamin dan konsumen.
Selain data penjualan yang dibagi kepada Disarankan kolaborasi perusahaan dalam
semua pihak, informasi lain yang wajib satu induk perusahaan yang sama
diketahui adalah jumlah minimum dan seharusnya menjadi pemicu kerjasama yang
maksimum inventori. Ketika jumlah lebih erat, bukan sebagai kondisi menekan
inventori mencapai dua kondisi ini, anak perusahaan. Keuntungan yang
perangkat lunak dalam sistem informasi diperoleh dari menerapkan VMI harus dapat
akan memberi peringatan. Ketika jumlah dihitung baik sehingga mampu
inventori mencapai titik minimum, mengakomodir biaya-biaya yang dapat
konsumen bertanggungjawab mengingatkan muncul, seperti meningkatnya biaya
pemasok untuk segera mengisi kembali penyimpanan inventori di konsumen.
inventori. Dalam kondisi ini, pemasok wajib
memprioritaskan produksi dan pengiriman Meski demikian, pada kasus ini pemasok
inventori yang sudah mencapai jumlah dan konsumen sepakat untuk terus
minimum. Ketika mencapai jumlah memperbaiki kerjasama mereka. Pemasok
maksimum, konsumen berhak menolak dan konsumen sepakat bahwa menerapkan
inventori yang dikirim pemasok, dan sebuah sistem baru seperti VMI
pemasok berhak mengingatkan konsumen membutuhkan komitmen dan kolaborasi
untuk memperbaiki sistem peramalan jangka panjang, serta saling mendukung
kebutuhan inventori. untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.
5. KESIMPULAN
Page | 38
Ricky Martono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 02 No. 01, Mei 2018
Buku
Laporan Penelitian
Page | 39