You are on page 1of 21

Upaya Guru Bimbingan Dan Konseling Mencegah Perilaku Pacaran Siswa Di SMPN 2

2X11 Enam Lingkung

Ivonia Julian
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

ABSTRACT
The aim of this research is to find out the teacher's guidance and counseling efforts to
prevent the dating behavior of students at SMPN 2 2X11 Enam Lingkung.
This research is a descriptive qualitative field research, which aims to describe a
situation that occurs in the field. The key informants of this study were 1 teacher of guidance
and counseling and supporting informants in this study as many as 4 students. Data
collection techniques were obtained through observation and interviews. The collected data
were analyzed by data reduction, data presentation then drawing conclusions. The data
obtained was tested for validity by triangulating data.
Based on the results of the study showed that the efforts made by the guidance and
counseling teacher to prevent student dating behavior are the guidance and counseling
teacher providing guidance and counseling services with the strategy of holding a guidance
board, problem box, organizing student's personal cards, providing important explanations /
lectures, hold study groups, hold discussions, hold harmonious relationships with parents /
guardians of students. This effort aims to keep students from experiencing difficulties and
prevent them from things that are not desirable or also called preventive efforts.
Keywords: Teacher Guidance and Counseling Efforts, Deviant Behavior (Dating)

ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya guru
bimbingan dan konseling mencegah perilaku pacaran siswa di SMPN 2 2X11 Enam
Lingkung.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif
kualitatif, yaitu bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan yang terjadi di lapangan.
Adapun informan kunci dari penelitian ini adalah 1 orang guru bimbingan dan konseling dan
informan pendukung pada penelitian ini yaitu sebanyak 4 orang siswa. Teknik pengumpulan
data diperoleh melalui observasi dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis dengan
reduksi data, penyajian data kemudian penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh diuji
keabsahannya dengan triangulasi data.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh guru
bimbingan dan konseling mencegah perilaku berpacaran siswa adalah guru bimbingan dan
konseling melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan strategi mengadakan papan
bimbingan, kotak masalah, menyelenggarakan kartu pribadi siswa, memberikan penjelasan-
penjelasan/ceramah yang penting, mengadakan kelompok belajar, mengadakan diskusi,
mengadakan hubungan harmonis dengan orang tua/wali murid. Upaya ini bertujuan untuk
menjaga agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dan menghindarkannya dari hal-hal
yang tidak diinginkan atau disebut juga dengan upaya preventif.
Kata kunci: Upaya Guru Bimbingan dan Konseling, Perilaku Menyimpang (Pacaran)

Latar Belakang Masalah secara optimal, baik aspek intelektual


Peserta didik merupakan generasi maupun spiritual serta memiliki karakter
penerus bangsa yang harus dipersiapkan yang kuat sehingga mampu bersaing di
tengah era globalisasi yang begitu Keberadaan guru bimbingan dan konseling
kompetitif. Dalam hal ini salah satu jalan di sekolah sangat dibutuhkan mengingat
yang ditempuh adalah melalui pendidikan. masa sekolah merupakan masa dimana
Sekolah selaku penyelenggara pendidikan peserta didik secara emosional masih labil
memiliki peran strategis untuk mendidik, sehingga membutuhkan bimbingan, apalagi
membentuk, membimbing dan di era globalisasi ini banyak iklim
mengarahkan potensi yang dimiliki peserta lingkungan yang kurang sehat, seperti
didik. tayangan pornografi, penyalahgunaan
Bimbingan dan Konseling narkoba, minuman keras, dan pola perilaku
merupakan salah satu komponen dari serta gaya hidup yang cenderung
pendidikan, mengingat bahwa bimbingan menyimpang dari norma yang ada.
dan konseling adalah pelayanan bantuan Peserta didik yang bersekolah di
untuk peserta didik, baik secara perorangan jenjang sekolah menengah merupakan
maupun kelompok, agar mampu mandiri peserta didik yang sedang mengalami
dan berkembang secara optimal, dalam perkembangan psikologis dan perubahan
bidang pengembangan kehidupan pribadi, fisik yang kuat yang disebut dengan masa
kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan puber. Mereka adalah remaja yang
perencanaan karir, melalui berbagai jenis mengalami masa-masa transisi dimana
layanan dan kegiatan pendukung mereka perlu mendapatkan bimbingan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.1 tentang masa puber yang dialaminya.
Proses pemberian bimbingan bagi Apabila tidak dibimbing secara benar oleh
peserta didik di sekolah, harus melibatkan orang tua maupun guru maka akan
semua pihak baik itu kepala sekolah menjadikan perilaku anak menyimpang.
maupun guru mata pelajaran. Oleh karena Masa puber ditandai dengan perasaan
itu guru harus memiliki pengetahuan dimana ia memiliki keingintahuan yang
tentang bimbingan konseling karena selain tinggi, bahkan keingintahuan akan
sebagai pengajar guru juga sebagai kebutuhan biologis karena perubahan fisik
pembimbing. Melihat hal tersebut maka di dan kematangan seksual yang dihadapinya.
dalam suatu lembaga pendidikan, baik itu Apabila sekolah memberikan pelajaran
pendidikan formal, maupun non-formal tentang kesehatan seks atau keterangan
harus menyediakan fasilitas khusus yang tentang masa puber yang berkaitan dengan
memadai untuk menangani bidang pelajaran kesehatan fisik, peserta didik
bimbingan dan konseling, karena akan memiliki persiapan yang matang
bagaimanapun masa sekolah merupakan dalam menghadapi masa pubernya
3
masa dimana peserta didik sangat tersebut. Namun jika sekolah tidak
membutuhkan bimbingan agar mencapai memberikan pemahaman tersebut maka
perkembangan yang optimal. keingintahuan tersebut akan banyak mereka
Untuk optimalnya pelayanan salurkan dengan cara berhubungan dengan
konseling di sekolah maka dibutuhkan lawan jenis yang seringkali mereka sebut
tenaga pembimbing yang disebut Guru dengan berpacaran.
Bimbingan dan Konseling atau Konselor Pergaulan yang sering mereka sebut
Sekolah. Guru bimbingan dan konseling dengan pacaran ini telah lumrah di sekolah-
adalah guru yang mempunyai tugas, sekolah dan kantor-kantor masyarakat
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara dengan dalih bahwa pergaulan sepasang
penuh dalam kegiatan bimbingan dan manusia yang berlainan jenis itu dapat
konseling terhadap sejumlah peserta didik.2 mendidik naluri, menahan nafsu syahwat,
dan akan menjadikan pertemuan kaum
1
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), hal.1. Rineka Cipta, 2001), hal. 8.
2
Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan 3
Muhammad Al-Mighwar, Psikologi
Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Remaja, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hal. 44.
perempuan dan laki-laki sebagai sesuatu timbal balik antara laki-laki dan perempuan
yang biasa.4 Pada kenyataannya dalam untuk saling mengenal dan saling
berpacaran siswa akan melakukan apa saja memperkenalkan diri yang berkaitan
yang ingin ia ketahui tentang kematangan dengan masalah nikah. Perkenalan ini
seksual yang dialaminya, bahkan peserta sendiri dilakukan oleh dua orang yang
didik tidak memikirkan apakah hal tersebut memiliki niat untuk melanjutkan hubungan
baik atau buruk bagi dirinya, agama serta ke jenjang pernikahan.7 Perkenalan juga
kehidupannya.Inilah alasan mengapa pada sangat dianjurkan oleh Islam karena dengan
saat ini pacaran sudah menjadi hal umum saling mengenal ikatan ukhuwah bisa lebih
yang dianggap sebagai pencarian jati diri dipererat. Allah SWT berfirman:
‫?????ر َوأُنثَ ٰى َو َج َع ۡل ٰنَ ُكمۡ ُش?????عُوبٗ ا‬ ٰۡ ٓ
oleh sebagian peserta didik. Bahkan ٖ ‫ٰيَأَيُّهَاٱلنَّاسُ إِنَّا ۚ َخلَقنَ ُكم ِّمن َذ َك‬
sebagian peserta didik mengatakan bahwa ‫َوقَبَٓائِ َل ِلتَ َعا َرفُ ٓو ْا إِ َّن أَ ۡك??? َر َم ُكمۡ ِعن??? َد ٱهَّلل ِ أَ ۡتقَ ٰى ُكمۡۚ إِ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم‬
dengan berpacaran mereka akan dianggap ١٣ ‫ير‬ ٞ ِ‫خَ ب‬
gaul dan keren, meskipun kenyataannya
pacaran yang tidak sehat akan Artinya: Wahai manusia! Sungguh,
menjerumuskan mereka pada perilaku Kami telah menciptakan kamu dari
menyimpang (seks bebas).5 seorang laki-laki dan seorang perempuan,
Pacaran yang tidak sehat pada kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
puncaknya akan terjadi pada masa pubertas bangsa, dan bersuku-suku agar kamu
dimana anak/siswa memiliki rasa penasaran saling mengenal. Sungguh, yang paling
yang tinggi terhadap kematangan seksual mulia diantara kamu di sisi Allah ialah
yang dialaminya. Sebenarnya pacaran orang yang paling bertakwa. Sungguh,
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.8
oleh dua orang untuk saling mengenal dan Ayat tersebut di atas menjelaskan
juga saling memahami pasangannya bahwa sesungguhnya manusia diciptakan
sebelum menikah supaya ada kecocokan dari seorang laki-laki dan seorang
satu sama lain. Dalam sebuah penelitian perempuan dan menjadikan manusia
didapatkan hasil bahwa adanya hubungan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
positif antara pacaran dengan perilaku saling mengenal. Perkenalan inilah yang
seksual pranikah, hubungan positif berarti kemudian membawa manusia kepada
bahwa pacaran yang dilakukan remaja akan ikatan yang lebih yaitu pernikahan. Namun
semakin mengarah pada perilaku hubungan jika seseorang belum mampu untuk
seksual pranikah, sebaliknya remaja yang menikah dan membina suatu hubungan
tidak berpacaran akan semakin rendah rumah tangga, tidak disarankan untuknya
mengarah pada hubungan seksual berpacaran karena hanya dengan
pranikah.6 pernikahan rasa cinta akan tersalurkan
Dalam Islam sendiri tidak dikenal dengan baik dan lebih bertanggung jawab
mengenai istilah pacaran, hanya saja sehingga bukan menjurus kepada suatu
disebutkan tentang ta’aruf, yang artinya penyimpangan dalam berpacaran.
perkenalan atau saling berkenalan satu Membahas tentang perkembangan
sama lain. Ta’aruf merupakan komunikasi peserta didik maka tidak lepas dari peran
seorang guru bimbingan dan konseling
4
Abdullah Nashih Ulwan dan Hassan yang ada di sekolah. Guru bimbingan dan
Hathout, Pendidikan Seks, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1992), hal. 46.
konseling umumnya lebih mengetahui
5
Marlynda, L. (2017). Upaya Guru tentang perkembangan anak.
Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi
Perilaku Menyimpang Berpacaran Marlynda, L. (2017). Upaya Guru
7

Siswa. JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Bimbingan Konseling ...40-57.


Konseling, 3(1), 40-57. 8
Kemenag RI, Al-Qur’an dan
6
Marlynda, L. (2017). Upaya Guru Terjemahan Surah Al-Hujurat Ayat 13,
Bimbingan Konseling ...40-57. (Surabaya: Mekar Surabaya, 2004), hal. 745.
Perkembangan yang terjadi memberikan yang dapat ditunjukkan dengan
dorongan kepada anak untuk menyalurkan tantangan yang terbuka atau dengan
dorongan seksualnya, hal ini menjadi wajar jalan yang berpura-pura bersikap baik,
jika anak memiliki dorongan seksual yang akan tetapi tiba-tiba menjalankan
kuat dikarenakan usia dan perkembangan tindakan-tindakan yang merugikan.
fisik anak yang semakin matang. Dorongan b. Bertindak yang dapat menimbulkan
seksual inilah yang seringkali bahaya pada diri sendiri atau orang lain,
menjerumuskan anak ke dalam bebasnya misalnya ngebut-ngebutan, membawa
pergaulan saat pacaran. Karena inilah tugas atau mempergunakan senjata tajam, dan
lain dari seorang guru bimbingan dan mengadakan pelanggaran-pelanggaran
konseling adalah mengarahkan perilaku peraturan.11
peserta didik agar tidak menyimpang. Menurut Elida Prayitno perilaku
Fase remaja merupakan segmen menyimpang adalah tingkah laku anak
perkembangan individu yang sangat yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat
penting, yang diawali dengan matangnya perkembangannya dan tidak sesuai dengan
organ-organ fisik (seksual) sehingga nilai moral yang berlaku. Tingkah laku
mampu bereproduksi. Masa remaja anak yang menyimpang, mengganggu anak
merupakan masa yang banyak menarik untuk mencapai perkembangan
perhatian karena sifat-sifat khasnya dan berikutnya.12
peranannya yang menentukan dalam Menurut Sarlito W. Sarwono
kehidupan individu dalam masyarakat menyatakan bahwa secara keseluruhan,
orang dewasa.9 semua tingkah laku yang menyimpang dari
Masa remaja sebagai periode yang ketentuan yang berlaku dalam masyarakat
penting daripada beberapa periode lainnya, (norma agama, etika, peraturan sekolah dan
karena akibatnya yang langsung terhadap keluarga, dan lain-lain) dapat disebut
sikap dan perilaku serta akibat-akibat sebagai perilaku menyimpang (deviation).13
jangka panjangnya.10 Masa remaja juga Jadi perilaku menyimpang merupakan
seringkali dihubungkan dengan mitos suatu perbuatan atau tindakan tercela yang
mengenai penyimpangan dan timbul karena ketidakmampuan seseorang
ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat untuk menyesuaikan diri dengan nilai dan
dari banyaknya teori-teori perkembangan norma yang berlaku di dalam masyarakat
yang membahas ketidakselarasan, sehingga menimbulkan adanya usaha
gangguan emosi, dan gangguan perilaku perbaikan yang dilakukan oleh pihak
sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang berwenang.
dialami remaja karena perubahan- Bimbingan dan konseling
perubahan yang terjadi pada dirinya merupakan proses bantuan atau pertolongan
maupun akibat perubahan lingkungan. yang diberikan oleh pembimbing (konselor)
Perilaku remaja dikatakan kepada individu (konseli) melalui
menyimpang apabila memenuhi kategori pertemuan tatap muka atau hubungan
sebagai berikut: timbal balik antara keduanya, agar konseli
a. Bersikap tidak dapat diatur dan memiliki kemampuan atau kecakapan
menentang orang-orang yang melihat dan menemukan masalahnya serta
berkewajiban untuk mengatur dirinya, mampu memecahkan masalahnya sendiri.
11
Soesilowindradini, Psikologi
9
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Perkembangan (Masa Remaja), (Surabaya: Usaha
Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Nasional, 2000), hal. 196.
Rosdakarya, 2011), hal. 26. 12
Elida Prayitno, Psikologi Perkembangan
10
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Remaja, (Padang: Angkasa Raya, 2006), hal. 42.
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang 13
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja,
Rentang Kehidupan, (Jakarta: PT. Gelora Aksara (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hal.
Pratama) edisi ke-lima, hal. 207. 253
Atau proses pemberian bantuan atau Berdasarkan SK Mendikbud No.111
pertolongan yang sitematis dari Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
pembimbing (konselor) kepada konseli Konseling pada Pendidikan Dasar dan
(siswa) melalui pertemuan tatap muka atau Pendidikan Menengah dalam pasal 1 ayat 4
hubungan timbal balik antara keduanya dijelaskan bahwa guru bimbingan dan
untuk mengungkap masalah konseli konseling adalah pendidik yang
sehingga konseli mampu melihat masalah berkualifikasi akademik minimal Sarjana
sendiri, mampu menerima dirinya sendiri Pendidikan (S1) dalam bidang Bimbingan
sesuai dengan potensinya, dan mampu dan Konseling dan memiliki kompetensi di
memecahkan sendiri masalah yang bidang Bimbingan dan Konseling.16
dihadapinya.14 Guru bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling adalah pihak yang membantu klien dalam
memberikan bantuan layanan bidang proses konseling. Sebagai pihak yang
pribadi, sosial, karir, belajar, keluarga dan paling memahami dasar dan teknik
keagamaan melalui berbagai jenis layanan konseling secara luas, konselor dalam
dan kegiatan pendukung berdasarkan perannya bertindak sebagai fasilitator bagi
norma yang berlaku. Tujuan bimbingan dan klien.17
konseling juga tidak terlepas dari tujuan Jadi guru bimbingan dan konseling di
pendidikan pada umumnya. Tujuan dari sekolah ialah tenaga ahli yang
pendidikan di Indonesia tercantum dalam berpendidikan S1 jurusan bimbingan dan
UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 BAB konseling yang memiliki tugas, tanggung
II Pasal 3 yang berbunyi: jawab, wewenang dalam melaksanakan
“Pendidikan Nasional bertujuan pelayanan bimbingan dan konseling
untuk berkembangnya potensi peserta terhadap siswa. Peran guru bimbingan dan
didik agar menjadi manusia yang konseling di sekolah tidak hanya membuat
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan program, mengumpulkan data-data siswa
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan juga bukan duduk saja, namun juga
sehat, berilmu, cakap, kreatif, memberikan pelayanan serta arahan agar
mandiri, dan menjadi warga Negara siswa tidak memiliki perilaku menyimpang
yang demokratis serta di sekolah. Maka dari itu dibutuhkan upaya
betanggungjawab” guru bimbingan dan konseling mengatasi
Pelaksanaan layanan bimbingan dan perilaku menyimpang berpacaran yang
konseling di sekolah dilakukan oleh tenaga terjadi pada siswa. Karena hal inilah tugas
ahli yang disebut guru bimbingan dan lain dari seorang guru bimbingan dan
konseling. Bagi konselor/guru bimbingan konseling adalah mengarahkan perilaku
dan konseling memahami aspek psikologis anak agar tidak menyimpang.
pribadi klien merupakan tuntunan yang Para pendidik harus menjalankan
mutlak, karena pada dasarnya layanan tugas dan tanggung jawab secara serius
bimbingan dan konseling merupakan upaya dalam mengawasi dan mengontrol peserta
untuk menfasilitasi perkembangkan aspek- didik baik yang bersifat intern maupun
aspek psikologi, pribadi, atau perilaku ekstern. Namun apabila perilaku peserta
siswa.15 didik sudah jauh menyimpang bahkan
sudah tidak bisa lagi dikendalikan maka
umumnya sekolah yang memberikan
14
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di
Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), 16
http://akhmadsudrajat.files.wordpres
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal. s.com/2014//11/permendikbud-no-111-
26. tahun-2014
15
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, 17
Namora Lumongga Lubis, Memahami
Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Dasar-Dasar Konseling, (Jakarta: Kencana
PT. Remaja Rodakarya, 2008), hal. 157. Prenada Media Group, 2011), hal. 21-22.
hukuman berat kepada peserta didik yaitu Dan berdasarkan hasil wawancara peneliti
dengan skors atau bahkan dikeluarkan dari dengan beberapa orang siswa di ketahui
sekolah. Hukuman tersebut pada dasarnya bahwa ada beberapa siswa yang berpacaran
tidak bisa menyelesaikan masalah anak baik di lingkungan sekolah maupun di luar
secara langsung, justru hukuman tersebut sekolah, biasanya perilaku tersebut seperti
semakin membuat anak tersudutkan. Oleh berduaan di belakang sekolah, berpegangan
karena itu dibutuhkan upaya-upaya yang tangan, pergi pacaran. Perilaku berpacaran
dilakukan oleh guru bimbingan dan yang dilakukan oleh siswa ada yang
konseling untuk menanggulangi perilaku- ketahuan oleh guru dan ada juga yang tidak
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh karena siswa tersebut
19
peserta didik sehingga mereka tidak akan menyembunyikannya.
terjerumus ke dalam pergaulan yang bebas. Dari beberapa fenomena tersebut
SMPN 2 2X11 Enam Lingkung ialah jelas terlihat bahwa beberapa peserta didik
sekolah menengah pertama di Kabupaten sudah melakukan perilaku berpacaran. Hal
Padang Pariaman yang beralamat di Jl. tersebut mengindikasikan bahwa perlu
Simpang Empat Sungai Asam- adanya upaya pendekatan guna
Pakandangan Km. 2, Sungai Asam, memecahkan berbagai masalah yang
Kecamatan 2X11 Enam Lingkung, terjadi. Upaya tersebut melalui pendekatan
Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi bimbingan dan konseling yang dilakukan
Sumatera Barat, Indonesia. Sekolah ini oleh guru bimbingan dan konseling kepada
sendiri mempunyai akreditasi B, dengan peserta didik yang melakukan perilaku
berbagai macam sarana dan prasarana yang berpacaran maupun yang tidak berpacaran,
melengkapi sekolah ini untuk lebih maju. agar dengan upaya pendekatan tersebut
SMPN 2 2X11 Enam Lingkung ini peserta didik mampu terhindar dari perilaku
memiliki pendidik sebanyak 23 orang berpacaran, dan perilaku di luar batas
dengan siswa sebanyak 197 orang, dan aturan norma yang berlaku.
memiliki tenaga kerja sebagai guru Berdasarkan latar belakang masalah
bimbingan dan konseling sebanyak 1 orang. di atas, peneliti ingin mengadakan
Beberapa fenomena yang peneliti penelitian lanjut dan menyusunnya dalam
peroleh dari hasil survey peneliti di SMPN bentuk karya ilmiah yang berjudul “Upaya
2 2X11 Enam Lingkung pada tanggal 11 Guru Bimbingan dan Konseling
Februari 2019, peneliti melihat adanya Mencegah Perilaku Pacaran Siswa di
perilaku berpacaran yang dilakukan oleh SMPN 2 2X11 Enam Lingkung”.
beberapa peserta didik seperti pegangan
tangan, duduk berduaan di lingkungan Landasan Teoritis
sekolah, berboncengan dengan pacar di atas Guru Bimbingan dan Konseling
motor. Berdasarkan fenomena tersebut Menurut Undang-Undang RI Nomor
peneliti melakukan wawancara dengan guru 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
bimbingan dan konseling. Hasil wawancara Nasional Pasal 1 ayat 6 disebutkan konselor
peneliti bersama guru bimbingan dan sebagai pendidik yang merupakan salah
konseling di SMPN 2 2X11 Enam satu tenaga kependidikan yang
Lingkung bahwa ada beberapa orang berpartisipasi dalam menyelenggarakan
peserta didik yang melakukan perilaku pendidikan. Selanjutnya, menurut Standar
berpacaran seperti berduaan dengan pacar Kompetensi Konselor Indonesia konselor
di lingkungan sekolah, berpegangan tangan, adalah tenaga profesional bimbingan dan
dan bepergian bersama dengan pacar, serta konseling (guidance and counseling) yang
adanya persaingan antar siswa untuk harus memiliki sertifikasi dan lisensi untuk
mendapatkan hati orang yang di sukai.18
di SMPN 2 2X11 Enam Lingkung.
18
Wawancara pribadi dengan Guru BK 19
Wawancara dengan siswa di SMPN 2
Ibu DES Hari Senin Tanggal 11 Februari 2019 2X11 Enam Lingkung.
menyelenggarakan layanan profesional Berdasarkan pengertian di atas, maka
bagi masyarakat.20 guru bimbingan dan konseling adalah
Guru bimbingan dan konseling tenaga ahli yang berpendidikan S1 jurusan
adalah seorang yang memberikan proses bimbingan dan konseling yang memiliki
bantuan atau pertolongan kepada yang tugas, tanggung jawab, wewenang dalam
dibimbing atau yang membutuhkan melaksanakan pelayanan bimbingan dan
bantuan, sehingga dengan bantuan tersebut konseling terhadap siswa. Atau dengan
mereka dapat mengembangkan kalimat lain, guru bimbingan dan konseling
kemampuannya untuk dapat mengentaskan adalah seorang guru yang berfungsi sebagai
berbagai permasalahan yang ada sehingga pemberi bimbingan kepada individu atau
mencapai kematangan diri.21 Dalam siswanya, untuk mencapai pemahaman dan
pemberian bantuan kepada siswanya, guru pengarahan diri yang dibutuhkan untuk
bimbingan dan konseling harus melakukan penyesuaian diri secara
mengedepankan asas kerahasiaan, agar maksimal kepada sekolah, keluarga, serta
proses konseling tersebut berjalan dengan masyarakat.
lancar. Perilaku Menyimpang
Pembimbing adalah guru yang Secara etimologi (bahasa) perilaku
mempunyai keahlian khusus antara lain adalah kelakuan atau perbuatan.
untuk mengatasi kesulitan siswa yang tidak Penyimpangan merupakan perilaku yang
dapat diselesaikan oleh guru, membantu oleh sejumlah besar orang dianggap
siswa dalam pemilihan program studi, sebagai hal yang tercela dan diluar batas
penentuan kelompok, pemilihan gugus dan toleransi.23 Jadi yang dimaksud dengan
lain-lain. Bimbingan yang diberikan guru perilaku menyimpang adalah perilaku dari
(pembimbing) kepada peserta didik tidak para warga masyarakat yang dianggap tidak
saja terbatas pada membantu mengatasi sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau
kesulitan-kesulitan, tetapi juga menyangkut norma sosial yang berlaku.
masalah melanjutkan sekolah dan memilih Mendefinisikan perilaku
jabatan. menyimpang amatlah sulit, banyak
Guru bimbingan dan konseling penyimpangan yang menjadi masalah,
adalah guru yang mempunyai tugas, seperti penyimpangan terhadap peraturan
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara orang tua, pulang terlalu malam, merokok,
penuh dalam kegiatan bimbingan dan itu semua dikatakan menyimpang karena
konseling terhadap sejumlah peserta itu dinamakan kenakalan remaja.
didik.22 Selain itu guru bimbingan dan Secara keseluruhan semua tingkah
konseling juga merupakan sebuah profesi laku yang menyimpang dari ketentuan yang
yang menuntut kualifikasi pendidikan berlaku dalam masyarakat (norma agama,
tertentu. Sebagai bagian dari pendidik, guru etika, peraturan sekolah dan keluarga, dan
bimbingan dan konseling memiliki hak dan lain-lain) dapat disebut sebagai perilaku
kewajiban serta perlindungan yang harus menyimpang (deviation). Namun jika
diperhatikan agar dapat menjalankan tugas- penyimpangan itu terjadi terhadap norma-
tugas secara bermatabat. norma hukum pidana barulah disebut
kenakalan (delinquent).24
Perilaku menyimpang dapat juga
20
Hartono dan Boy Soedarmadji,
Psikologi Konseling Edisi Revisi, (Jakarta:
diartikan sebagai tingkah laku yang
Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 50. melanggar hukum, peraturan, dan nilai
21
W. S Winkel, Bimbingan dan Konseling
di Institusi Pendidikan, (Jakarta: Gramedia, 23
Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta:
2007), hal. 58. Pratama Rahardja, 2004), hal. 176.
22
Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan 24
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja,
Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hal.
Rineka Cipta, 2001), hal. 8. 253.
yang berlaku yang dijunjung tinggi, memahami lawan jenisnya dan belajar
sehingga menimbulkan kehancuran pada membina hubungan dengan lawan jenis
kehidupan remaja itu sendiri, orang lain sebagai persiapan sebelum menikah untuk
dan lingkungan sekitarnya.25 menghindari terjadinya ketidakcocokan dan
Jadi perilaku seseorang dapat permasalahan pada saat sudah menikah.28
dikatakan menyimpang bilamana perilaku Jadi dapat disimpulkan bahwa
tersebut dapat merugikan dirinya sendiri pacaran adalah proses perkenalan antara
ataupun orang lain dan juga melanggar lawan jenis dengan membina hubungan
aturan-aturan, nilai-nilai dan norma agama, yang disertai dengan ketertarikan satu sama
hukum maupun adat istiadat. lain agar dapat menyesuaikan diri dan
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagai pertimbangan sebelum pernikahan.
perilaku menyimpang ialah perilaku yang Upaya Guru Bimbingan dan Konseling
merugikan orang lain, perilaku yang tidak Mencegah Perilaku Berpacaran
serasi, tidak tepat dan tidak bisa diterima Mencegah kenakalan siswa agar tidak
oleh masyarakat pada umumnya serta terjadi perilaku menyimpang tidak hanya
tingkah laku siswa yang melanggar aturan. dilaksanakan oleh tenaga ahli saja tetapi
Tingkah laku siswa yang melanggar aturan perlu kerjasama guru, orang tua,
itu antara lain masalah disiplin, tata krama pemerintah dan masyarakat, tenaga ahli
dan sopan santun, serta kebiasaan yang lainnya dan siswa itu sendiri. Kenakalan
tidak terpuji yangmana sering mengganggu siswa tidak hanya bisa diselesaikan dengan
kehidupan dalam hubungan guru dan siswa, ceramah dan pidato akan tetapi lebih baik
siswa-siswa, antar personil sekolah lainnya, jika dengan perbuatan yang nyata. Adapun
seperti tidak efektifnya proses upaya-upaya yang dapat dilakukan guru
pembelajaran. bimbingan dan konseling dalam mencegah
Pacaran perilaku pacaran siswa adalah sebagai
Pacar adalah kekasih atau lawan jenis berikut:
yang tetap dan mempunyai hubungan 1. Upaya Preventif
berdasarkan cinta kasih. Berpacaran adalah Upaya yang dilakukan untuk
bercintaan atau berkasih-kasihan (dengan mencegah terjadinya penyimpangan
sang pacar).26 Pacaran adalah serangkaian 2. Upaya Kuratif
aktivitas bersama yang diwarnai keintiman Upaya yang dilakukan kepada
(seperti adanya rasa kepemilikan dan peserta didik yang mengalami
keterbukaan diri) serta adanya keterkaitan kesulitan-kesulitan, yang tidak dapat
emosi antara pria dan wanita yang belum dipecahkan sendiri, dan
menikah dengan tujuan untuk saling membutuhkan pertolongan dari pihak
mengenal dan melihat kesesuaian antara lain.29
satu sama lain dengan pertimbangan 3. Upaya Preservatif
sebelum menikah.27 Upaya untuk menjaga keadaan
Pacaran merupakan proses sayang- yang telah baik agar tetap menjadi
sayangan dua manusia lawan jenis yang baik, jangan sampai keadaan yang
bertujuan untuk saling mengenal dan telah baik menjadi tidak baik.30
25
Elida Prayitno, Psikologi Perkembangan
Remaja, (Padang: Angkasa Raya, 2006), hal. 42. 28
Aden R, Ketika Remaja dan Pubertas
26
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Tiba, (Yogyakarta: Hanggar Kreator, 2010), hal.
Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 2001), hal. 83.
807. 29
Bimo Walgito, Bimbingan Konseling
27
Marlynda, L. (2017). Upaya Guru (Studi dan Karir), (Yogyakarta: CV. Andi Offset,
Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi 2004), hal. 39.
Perilaku Menyimpang Berpacaran 30
Bimo Walgito, Bimbingan Konseling
Siswa. JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan (Studi dan Karir), (Yogyakarta: CV. Andi Offset,
Konseling, 3(1), 40-57. 2004), hal. 39.
Metodologo Penelitian peneliti lakukan terhadap informan.
Untuk memperoleh suatu data yang Wawancara yang peneliti lakukan
diperlukan, dalam penelitian ini peneliti sebelumnya adalah berisi tentang sejumlah
melakukan penelitian lapangan (field pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan tersebut
research) yang bersifat deskriptif kualitatif, peneliti buat berdasarkan atas beberapa
penelitian kualitatif ini adalah prosedur indikator yang menurut peneliti merupakan
penelitian yang menghasilkan data bagian yang dapat mewakili dan memberi
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau informasi serta untuk menjawab pertanyaan
lisan dari orang-orang dan perilaku yang tentang upaya guru bimbingan dan
dapat diamati.31 Penelitian deskriptif konseling mencegah perilaku pacaran siswa
merupakan metode penelitian yang di SMPN 2 2X11 Enam Lingkung.
berusaha menggambarkan dan A. Upaya Guru Bimbingan dan
menginterpretasikan objek sesuai dengan Konseling Mencegah Perilaku
apa adanya.32 Penelitian kualitatif juga Berpacaran
diartikan sebagai penelitian yang berupaya Guru bimbingan dan konseling di
membangun pandangan orang yang diteliti sekolah bertanggungjawab membantu
secara rinci serta dibentuk dengan kata- kepala sekolah beserta stafnya dalam
kata, gambaran holistik (menyeluruh dan menyelenggarakan kesejahteraan sekolah,
mendalam) dan rumit.33 serta kewajiban memberikan tindakan-
Dalam penelitian ini peneliti tindakan yang bersifat membantu siswa
menggunakan metode penelitian kualitatif yang bermasalah, khususnya dalam
yang bersifat deskriptif kualitatif, yang mencegah perilaku berpacaran siswa.
bertujuan untuk menggambarkan suatu Berkaitan dengan mencegah perilaku
keadaan dan status fenomena dengan kata- berpacaran siswa, maka upaya yang
kata berupa kalimat, untuk memperoleh diberikan oleh guru bimbingan dan
suatu kesimpulan yangmana penelitian ini konseling adalah dengan
untuk menggambarkan bagaimana upaya menyelenggarakan bimbingan yang bersifat
guru bimbingan dan konseling mencegah preventif.
perilaku menyimpang berpacaran siswa. Upaya preventif adalah suatu upaya
yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
Hasil Penelitian penyimpangan. Dengan tujuan untuk
Dalam bab ini peneliti akan menjaga agar peserta didik tidak
menggambarkan hasil dari penelitian yang mengalami kesulitan dan
telah peneliti lakukan melalui metode menghindarkannya dari hal-hal yang tidak
wawancara dan observasi kepada informan diinginkan.34 Artinya, upaya preventif
kunci yaitu guru bimbingan konseling, dan merupakan usaha pencegahan terhadap
informan pendukungnya adalah siswa timbulnya masalah/kesulitan dalam
SMPN 2 2X11 Enam Lingkung. hidupnya dengan membekali pengetahuan,
Untuk menggambarkan data hasil, pemahaman, keterampilan untuk
peneliti berpedoman kepada hasil menghadapi masalahnya.
wawancara dan observasi yang telah Untuk mengungkapkan data mengenai
usaha yang dilakukan guru bimbingan dan
31
Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian konseling yang bersifat preventif dalam
Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1995), Cet. Ke. 5, hal. 3.
mencegah perilaku berpacaran siswa,
32
Sukardi, Metodologi Penelitian peneliti melakukan wawancara dengan guru
Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: bimbingan dan konseling di SMPN 2 2X11
PT. Bumi Aksara, 2003), hal. 157.
33
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif
dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, 34
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hal. (Studi dan Karir), (Yogyakarta: CV. Andi Offset,
2. 2004), hal. 39
Enam Lingkung. Guru bimbingan dan Senada dengan ini peneliti juga
konseling tersebut Ibu yang berinisial DES. mewawancarai seorang siswa yang
1. Mengadakan Papan Bimbingan bernama RB menyatakan bahwa:
Selain memberikan materi di “Dalam mencegah perilaku
dalam kelas, mengadakan papan berpacaran guru bimbingan dan
bimbingan dan konseling juga dapat konseling tidak hanya menegur siswa
membantu siswa mengetahui bahaya tersebut, guru bimbingan dan
dari berpacaran. Karena papan konseling bahkan memberikan
bimbingan dan konseling ini berupa informasi tentang bahaya perilaku
berita-berita atau pedoman-pedoman tersebut yang ditempel di papan
yang perlu mendapatkan perhatian bimbingan.”36
dari peserta didik. Senada dengan ini peneliti juga
Berdasarkan hal di atas, peneliti mewawancarai seorang siswa yang
melakukan wawancara dengan guru bernama RY menyatakan bahwa:
bimbingan dan konseling yang “Guru bimbingan dan konseling
bernama DES yaitu: dalam mencegah perilaku berpacaran
“Ada sebagian siswa yang belum selain menasehati siswa yang
mengetahui tentang bahaya ketahuan berpacaran, guru bimbingan
berpacaran, oleh karena itu saya dan konseling juga akan memberikan
mengadakan papan bimbingan 1 kali bahan bacaan yang menyangkut ke
seminggu dengan materi yang sesuai dalam masalah tersebut.”37
dengan kebutuhan siswa. Materi yang Senada dengan ini peneliti juga
diberikan adalah yang sedang marak mewawancarai seorang siswa yang
terjadi (up-date) seperti bahaya bernama ADC menyatakan bahwa:
berpacaran, sehingga siswa dapat “Selain materi yang diberikan di
menambah wawasan dan dalam kelas guru bimbingan dan
pengetahuan dengan materi tersebut. koseling akan memberi bahan bacaan
Dalam menindaklanjuti hasil dari yang akan di tempel di papan yang
diadakannya papan bimbingan ini disediakan oleh guru bimbingan dan
saya akan memberikan informasi konseling/pihak sekolah.”38
yang mendalam di dalam kelas, selain Sesuai hasil observasi yang telah
itu dengan konseling perorangan.”35 peneliti lakukan terungkap bahwa
Senada dengan ini peneliti juga informasi pada papan bimbingan
mewawancarai salah seorang siswa yang diadakan di sekolah hanya
yang bernama MR menyatakan diganti sekali seminggu, informasi
bahwa: yang di pajang tidak hanya mengenai
“Usaha yang dilakukan guru pengumuman sekolah namun
bimbingan dan konseling dalam informasi yang sedang marak terjadi
mencegah perilaku berpacaran yaitu: seperti bahaya pacaran, merokok, dan
dengan memberikan informasi lain sebagainya.
terbaru yang banyak terjadi disekitar Berdasarkan hasil wawancara
baik di kelas maupun di luar kelas dengan guru bimbingan dan
misalnya dengan menempel informasi 36
Wawancara Pribadi dengan Siswa RB,
di papan bimbingan yang disediakan Hari Sabtu Tanggal 7 September 2019 di SMPN
oleh guru bimbingan dan konseling.” 2 2X11 Enam Lingkung.
37
Wawancara Pribadi dengan Siswa RY,
Hari Senin Tanggal 9 September 2019 di SMPN
2 2X11 Enam Lingkung.
35
Wawancara pribadi dengan Guru BK 38
Wawancara Pribadi dengan Siswa
Ibu DES Hari Senin Tanggal 2 September 2019 ADC, Hari Senin Tanggal 9 September 2019 di
di SMPN 2 2X11 Enam Lingkung. SMPN 2 2X11 Enam Lingkung.
konseling diatas terungkap bahwa Kotak masalah disediakan
guru bimbingan dan konseling telah sebagai sarana bagi peserta didik
melakukan upaya pencegahan dalam untuk menyampaikan masalah dan
bentuk papan bimbingan pada hari pertanyaan-pertanyaan secara tidak
Senin, 2 September 2019 dengan langsung, bisa dikarenakan siswa
materi bahaya pacaran, sehingga tersebut takut atau malu untuk
dengan diadakannya papan mengutarakan masalahnya. Kotak
bimbingan tersebut siswa dapat masalah dapat menjadi salah satu alat
membaca informasi serta memahami bantu yang digunakan guru
dengan mudah dan untuk membantu bimbingan dan konseling dalam
siswa menghindarkan diri dari upaya mencegah perilaku berpacaran
perilaku berpacaran. siswa
Diperkuat oleh pendapat Bimo Berdasarkan hasil wawancara
Walgito yang menyatakan yang dilakukan dengan guru
penyelenggaraan papan bimbingan bimbingan dan konseling yang
merupakan salah satu aspek kegiatan bernama DES yaitu:
untuk merealisasikan bimbingan dan “Dalam upaya mencegah
konseling di sekolah. Tujuan dari perilaku berpacaran sangatlah tidak
papan bimbingan adalah memberikan mudah, karena sebagian siswa ada
berbagai informasi yang perlu yang menyembunyikan status
diketahui oleh peserta didik seperti tersebut kepada guru, sehingga dalam
peraturan-peraturan sekolah, upaya mencegah perilaku tersebut
bimbingan cara belajar yang baik saya mengadakan kotak masalah.
(secara tertulis), kelanjutan studi, dan Kotak masalah saya sediakan
sebagainya.39 tujuannya bagi siswa yang
Diperlukan informasi bagi menganggap ruang bimbingan dan
individu semakin penting mengingat konseling adalah tempat anak
kegunaan informasi sebagai acuan bermasalah. Sehingga kotak masalah
untuk bersikap dan bertingkah laku menjadi media bagi siswa untuk
sehari-hari, sebagai pertimbangan bercerita, apalagi tentang masalah
bagi arah pengembangan diri dan pribadi ataupun yang lainnya.”40
sebagai dasar pengambilan Senada dengan ini peneliti juga
keputusan. Pemberian informasi mewawancarai salah seorang siswa
harus disertai juga dengan yang bernama MR menyatakan
penjelasan-penjelasan yang bahwa:
mendalam agar individu dapat “Bagi sebagian siswa yang tidak
dengan mudah memahami maksud ingin melakukan konseling secara
dari informasi yang diberikan melalui langsung, maka disediakan media
papan bimbingan tersebut. untuk menceritakan masalah yang
Dari pernyataan di atas ditulis di kertas dan dimasukkan
disimpulkan bahwa upaya yang dalam kotak.”41
dilakukan oleh guru bimbingan dan Senada dengan ini peneliti juga
konseling yaitu mengadakan papan mewawancarai salah seorang siswa
bimbingan dan konseling untuk
menambah wawasan dan informasi
lebih luas tentang kebutuhan siswa. 40
Wawancara pribadi dengan Guru BK
2. Mengadakan Kotak Masalah Ibu DES Hari Senin Tanggal 2 September 2019
di SMPN 2 2X11 Enam Lingkung.
39
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling 41
Wawancara Pribadi dengan Siswa MR,
(Studi dan Karir), (Yogyakarta: CV. Andi Offset, Hari Sabtu Tanggal 7 September 2019 di SMPN
2004), hal. 173. 2 2X11 Enam Lingkung.
yang bernama RB menyatakan menjadi media perantara bagi siswa
bahwa: dalam menceritakan masalah pribadi
“Siswa biasanya tidak akan maupun mengutarakan pertanyaan
menceritakan masalah pribadinya secara tidak langsung kepada guru
secara langsung, sehingga guru bimbingan dan konseling serta
bimbingan dan konseling pemecahannya dapat dilakukan
menyediakan media untuk secara keseluruhan di dalam kelas
menceritakannya berupa kotak dan melalui konseling.
42
masalah.” Diperkuat oleh pendapat Bimo
Senada dengan ini peneliti juga Walgito kotak masalah sering pula
mewawancarai seorang siswa yang disebut “kotak tanya”. Dasar pikiran
bernama RY menyatakan bahwa: untuk menyelenggarakan kotak ini
“Bagi siswa yang takut ialah untuk menampung masalah-
menceritakan masalahnya kepada masalah atau pertanyaan-pertanyaan
guru bimbingan dan konseling yang dihadapi oleh peserta didik
biasanya akan menulis dikertas dan ataupun oleh anggota yang lain dalam
dimasukkan kedalam kotak yang sekolah. Dengan jalan ini maka
disediakan guru bimbingan dan diharapkan tidak akan terjadi hal-hal
konseling.”43 yang tidak diinginkan di sekolah.
Senada dengan ini peneliti juga Penyelenggaraan ini mempunyai arti
mewawancarai seorang siswa yang yang tidak kecil baik dari segi
bernama ADC menyatakan bahwa: preventif maupun segi yang korektif.
“Sebagian siswa ada yang Jika dilihat dari masalahnya maka
ketahuan pacaran oleh guru sifatnya ada dua macam, antara lain:
bimbingan dan koseling secara a. Masalah yang bersifat
langsung dan ada juga melalui cerita umum, maka cara pemecahannya
yang ditulis siswa dalam kotak sebaiknya juga bersifat umum.
masalah.”44 Misalnya, peserta didik mengajukan
Berdasarkan hasil observasi yang persoalan mengenai bagaimana cara
peneliti lakukan terungkap bahwa belajar yang baik dan sebagainya. Ini
kurangnya minat siswa dapat dikemukakan kepada peserta
menyampaikan masalah melalui didik secara keseluruhan.
kotak masalah yang sudah di b. Masalah yang bersifat
sediakan. khusus, maka berarti hanya khusus
Hasil wawancara yang telah mengenai peserta didik tertentu. Oleh
peneliti lakukan dengan guru karena itu, cara pemecahannya juga
bimbingan dan konseling terungkap secara secara individual yaitu dengan
bahwa guru bimbingan dan konseling konseling.45
telah memberikan upaya mencegah Dari pernyataan di atas
perilaku pacaran dengan mengadakan disimpulkan bahwa upaya yang
kotak masalah, yangmana dengan dilakukan oleh guru bimbingan dan
keberadaan kotak masalah dapat konseling yaitu mengadakan kotak
masalah untuk menjadi media
42
Wawancara Pribadi dengan Siswa RB,
Hari Sabtu Tanggal 7 September 2019 di SMPN
perantara bagi peserta didik dalam
2 2X11 Enam Lingkung. menyampaikan persoalan/masalah
43
Wawancara Pribadi dengan Siswa RY,
Hari Senin Tanggal 9 September 2019 di SMPN
2 2X11 Enam Lingkung. 45
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling
44
Wawancara Pribadi dengan Siswa (Studi dan Karir), (Yogyakarta: CV. Andi Offset,
ADC, Hari Senin Tanggal 9 September 2019 di 2004), hal. 155-156.
SMPN 2 2X11 Enam Lingkung.
yang dihadapi agar dapat segera akan diperoleh juga data mengenai
dipecahkan/selesaikan. keadaan peserta didik.47
3. Menyelenggarakan Kartu Pribadi Dari pernyataan di atas dapat
Siswa disimpulkan bahwa guru bimbingan
Kartu pribadi adalah suatu daftar dan konseling telah
yang memuat semua aspek dari menyelenggarakan kartu pribadi pada
keadaan peserta didik, yang bersifat setiap siswa dengan baik, dan dengan
perorangan (individual). Kartu kartu pribadi tersebut guru bimbingan
pribadi siswa bermaksud untuk dan konseling dapat membantu siswa
mengumpulkan berbagai baik untuk bimbingan maupun
data/informasi mengenai peserta konseling.
didik secara lengkap dan 4. Memberikan Penjelasan-
komprehensif. Kartu pribadi tidak Penjelasan/Ceramah yang Penting.
hanya digunakan oleh guru Penjelasan-penjelasan atau
bimbingan dan konseling saja, namun ceramah ini biasanya dilakukan guru
dapat digunakan juga oleh staf secara lisan dan dapat juga
pengajar lain apabila menggunakan alat bantu mengajar
memerlukannya. untuk memperjelas uraian yang
Berdasarkan hasil wawancara disampaikan. Memberikan
yang dilakukan dengan guru penjelasan/ceramah ini dapat
bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru bimbingan dan
bernama DES yaitu: konseling dalam upaya mencegah
“Saya menyelenggarakan kartu perilaku berpacaran siswa baik pada
pribadi kepada setiap siswa, karena saat pemberian layanan dalam kelas
dari kartu pribadi ini akan diperoleh maupun di luar kelas.
data mengenai keadaan siswa. Berdasarkan hasil wawancara
Sehingga sangat membantu sekali yang dilakukan dengan guru
dalam menghimpun data siswa, dan bimbingan dan konseling yang
dapat dipergunakan oleh staf pengajar bernama DES yaitu:
lain apabila membutuhkannya.”46 “Memberikan penjelasan-
Berdasarkan hasil wawancara penjelasan atau ceramah bisa
yang telah peneliti lakukan dengan dilakukan ketika melaksanakan
guru bimbingan dan konseling layanan informasi tentang bahaya
terungkap bahwa guru bimbingan dan pacaran dan kegiatan kerohanian
konseling sudah menyelenggarakan yang diadakan setiap hari jum’at.
kartu pribadi kepada siswa, dan Dalam upaya mencegah perilaku
dengan kartu pribadi tersebut guru berpacaran maupun perilaku
bimbingan dan konseling dapat menyimpang lainnya memberikan
menghimpun data dan dapat juga penjelasan/ceramah pengaruhnya
dipergunakan staf pengajar lain bila sangat baik bagi siswa, karena siswa
dibutuhkan. dapat memahaminya dan menjadi
Diperkuat oleh pendapat Bimo takut untuk mengulang melakukan
Walgito kartu pribadi sangat penting, perilaku tersebut. Memberikan
karena dari kartu pribadi pembimbing penjelasan dan ceramah ini juga akan
dapat bertolak ke segala jurusan, baik menambah wawasan siswa tentang
untuk bimbingan maupun cara bergaul yang baik.”48
konselingnya. Dari kartu pribadi ini
46
Wawancara pribadi dengan Guru BK 47
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling
Ibu DES Hari Senin Tanggal 2 September 2019 (Studi dan Karir), (Yogyakarta: CV. Andi Offset,
di SMPN 2 2X11 Enam Lingkung. 2004), hal. 97.
Senada dengan ini peneliti juga dan konseling akan memberikan
mewawancarai salah seorang siswa siswa tersebut ceramah supaya dapat
yang bernama MR menyatakan menjauhi perilaku yang tidak baik
bahwa: itu.”52
“Dalam Sesuai dengan hasil observasi
menanggulangi/mencegah perilaku yang telah peneliti lakukan guru
berpacaran, guru bimbingan dan bimbingan dan konseling sering
konseling memberikan memberikan penjelasan maupun
penjelasan/ceramah yang ceramah kepada siswa yang
berhubungan dengan masalah melanggar aturan sekolah seperti
tersebut dan juga melakukan merokok, pacaran di lingkungan
pemantauan kepada siswa yang sekolah dang sebagainya.
berperilaku tersebut.”49 Berdasarkan hasil wawancara
Senada dengan ini peneliti juga yang telah peneliti lakukan dengan
mewawancarai salah seorang siswa guru bimbingan dan konseling
yang bernama RB menyatakan terungkap bahwa guru bimbingan dan
bahwa: konseling telah melakukan upaya
“Untuk mencegah perilaku pencegahan dengan memberikan
berpacaran di sekolah, guru penjelasan-penjelasan/ceramah yang
bimbingan dan konseling banyak penting bagi siswa, dikarenakan
memberikan saran dan nasehat serta masih banyak siswa yang melakukan
memberi ceramah tentang bahaya perilaku berpacaran dan perilaku
pacaran.”50 lainnya yang melanggar aturan,
Senada dengan ini peneliti juga sehingga dengan pemberian
mewawancarai seorang siswa yang penjelasan/ceramah tersebut siswa
bernama RY menyatakan bahwa: dapat merubah perilaku kearah yang
“Jika ketahuan siswa berpacaran lebih baik. Penjelasan atau ceramah
guru bimbingan dan konseling akan ini diberikan pada saat melaksanakan
memberikan nasehat dan memberikan layanan informasi dan kegiatan
penjelasan akan bahaya perilaku kerohanian disekolah. Pemberian
tersebut, terkadang guru bimbingan penjelasan/ceramah dapat
dan konseling hanya memilih diam meminimalisir perilaku yang tidak
terhadap siswa yang melakukan baik, karena siswa akan takut untuk
perilaku berpacaran itu.”51 mengulangi ataupun melakukan
Senada dengan ini peneliti juga perbuatan tersebut.
mewawancarai seorang siswa yang Diperkuat oleh pendapat Prayitno
bernama ADC menyatakan bahwa: dan Erman Amti layanan informasi
“Bagi siswa yang melakukan adalah kegiatan memberikan
perilaku berpacaran guru bimbingan pemahaman kepada individu-individu
yang berkepentingan tentang berbagai
48
Wawancara pribadi dengan Guru BK hal yang diperlukan untuk menjalani
Ibu DES Hari Senin Tanggal 2 September 2019 suatu kegiatan, atau untuk
di SMPN 2 2X11 Enam Lingkung.
menentukan arah suatu tujuan atau
49
Wawancara Pribadi dengan Siswa MR,
Hari Sabtu Tanggal 7 September 2019 di SMPN
yang dikehendaki.53
2 2X11 Enam Lingkung.
50
Wawancara Pribadi dengan Siswa RB, 52
Wawancara Pribadi dengan Siswa
Hari Sabtu Tanggal 7 September 2019 di SMPN ADC, Hari Senin Tanggal 9 September 2019 di
2 2X11 Enam Lingkung. SMPN 2 2X11 Enam Lingkung.
51
Wawancara Pribadi dengan Siswa RY, 53
Prayitno dan Erman Anti, Dasar-Dasar
Hari Senin Tanggal 9 September 2019 di SMPN Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,
2 2X11 Enam Lingkung. 2004), hal. 255.
Dari pernyataan di atas dapat terhindar dari perilaku
54
disimpulkan bahwa upaya yang tersebut.”
dilakukan oleh guru bimbingan dan Senada dengan ini peneliti juga
konseling yaitu memberikan mewawancarai salah seorang siswa
penjelasan atau ceramah yaitu yang bernama MR menyatakan
melalui layanan informasi dan bahwa:
kegiatan kerohanian untuk menambah “Guru bimbingan dan konseling
wawasan dan informasi lebih luas mengadakan konseling/bimbingan
tentang berbagai hal yang baik dan kelompok agar siswa terhindar dari
tidak baik dilakukan oleh peserta pergaulan yang salah.”55
didik. Senada dengan ini peneliti juga
5. Mengadakan Kelompok Belajar. mewawancarai salah seorang siswa
Penyelenggaraan kelompok yang bernama RB menyatakan
belajar merupakan salah satu bentuk bahwa:
tindakan yang direncanakan dalam “Bimbingan yang diberikan guru
bimbingan dan konseling di sekolah. bimbingan dan konseling tidak hanya
Di samping belajar individual, peserta berupa nasehat bagi individu, tapi
didik pun sebaiknya belajar dengan juga melakukan konseling/bimbingan
sistem kelompok. Dalam upaya kelompok dengan peserta didik.”56
mencegah perilaku berpacaran, maka Senada dengan ini peneliti juga
dengan kelompok belajar dapat mewawancarai seorang siswa yang
diadakan konseling/bimbingan bernama RY menyatakan bahwa:
kelompok yang dilakukan oleh guru “Mengadakan
bimbingan dan konseling kepada konseling/bimbingan kelompok
peserta didik. Kegiatan layanan supaya dapat menjauhi perilaku
bimbingan kelompok diharapkan berpacaran.”57
bukan saja sekedar mendapat Senada dengan ini peneliti juga
pengetahuan, melainkan mewawancarai seorang siswa yang
mengusahakan perubahan dalam bernama ADC menyatakan bahwa:
sikap dan cara bergaul peserta didik. “Banyak layanan yang sudah
Berdasarkan hasil wawancara diberikan guru bimbingan konseling
yang dilakukan dengan guru salah satunya konseling/bimbingan
bimbingan dan konseling yang kelompok.”58
bernama DES yaitu: Sesuai hasil observasi yang
“Dalam upaya mencegah sudah peneliti lakukan terlihat bahwa
perilaku berpacaran saya melakukan 54
Wawancara pribadi dengan Guru BK
konseling kelompok bersama peserta Ibu DES Hari Senin Tanggal 2 September 2019
didik yang telah bergabung dalam di SMPN 2 2X11 Enam Lingkung.
kelompok dengan topik tugas yaitu 55
Wawancara Pribadi dengan Siswa MR,
bahaya pacaran. Dalam Hari Sabtu Tanggal 7 September 2019 di SMPN
melaksanakan kegiatan ini peserta 2 2X11 Enam Lingkung.
didik cukup aktif dan bersemangat
56
Wawancara Pribadi dengan Siswa RB,
Hari Sabtu Tanggal 7 September 2019 di SMPN
selama proses kegiatan berlangsung.
2 2X11 Enam Lingkung.
Menindaklanjuti hasil dari diskusi 57
Wawancara Pribadi dengan Siswa RY,
kelompok ini saya akan memberikan Hari Senin Tanggal 9 September 2019 di SMPN
layanan di kelas dengan 2 2X11 Enam Lingkung.
menayangkan vidio-vidio yang 58
Wawancara Pribadi dengan Siswa
berkaitan dengan permasalahan yang ADC, Hari Senin Tanggal 9 September 2019 di
dibahas, agar seluruh peserta didik SMPN 2 2X11 Enam Lingkung.
kelompok belajar yang di bentuk kelompok belajar dengan
ketika melakukan melaksanakan konseling/bimbingan
bimbingan/konseling kelompok kelompok untuk mencegah perilaku
kurang aktif memberikan pendapat berpacaran peserta didik. Sehingga
masing-masing dan ketika melakukan peserta didik dapat terhindar dari
kegiatan tugas kelompok belajar perilaku tersebut dan juga untuk
maka yang aktif siswanya itu-itu saja. pertimbangan dalam pengambilan
Berdasarkan hasil wawancara keputusan atau tindakan tertentu.
yang telah peneliti lakukan dengan 6. Mengadakan Diskusi dengan Siswa
guru bimbingan dan konseling Mengadakan diskusi dengan
terungkap bahwa guru bimbingan dan peserta didik baik secara kelompok
konseling melakukan upaya maupun individual baik mengenai
pencegahan yaitu mengadakan kelanjutan studi, cita-cita, karir
kelompok belajar dan dengan maupun pembahasan mengenai upaya
kelompok tersebut dilaksanakan juga mencegah perilaku berpacaran.
konseling/bimbingan kelompok Metode diskusi ini bisa diberikan
dengan topik tugas bahaya pacaran. guru bimbingan dan konseling secara
Dengan tujuan agar peserta didik klasikal dan secara individu.
dapat terhindar dan menjauhi perilaku Berdasarkan hasil wawancara
tersebut. Namun, dalam yang dilakukan dengan guru
pelaksanaannya siswa masih kurang bimbingan dan konseling yang
aktif mengikuti setiap tahap kegiatan bernama DES yaitu:
konseling/bimbingan kelompok “Mengadakan diskusi dengan
tersebut. siswa adalah salah satu usaha yang
Diperkuat oleh pendapat Bimo sangat membantu dalam mencegah
Walgito tujuan dari kelompok belajar perilaku berpacaran, karena secara
yaitu: langsung saya dapat bertukar
a. Membiasakan peserta didik pendapat dengan siswa dan siswa
bergaul dengan teman-temannya, dapat berpartisipasi secara optimal
bagaimana mengemukakan tanpa adanya aturan-aturan yang
pendapat dan menerima pendapat mengikat namun tetap mengikuti
dari teman lain. etika yang disepakati. Dalam
b. Belajar secara kelompok turut pula mengadakan diskusi ini saya akan
merealisasikan tujuan pendidikan menerima pendapat siswa secara
dan pengajaran. terbuka sehingga siswa tidak malu
c. Untuk belajar mengatasi kesulitan untuk berpartisipasi dalam
secara bersama-sama. menyatakan pendapatnya.
d. Belajar hidup bersama agar Diharapkan dengan adanya diskusi
nantinya tidak canggung di dalam ini siswa dapat memahami akan
masyarakat yang lebih luas. bahaya dari berpacaran dan menjauhi
e. Memupuk rasa kegotong-royongan perilaku tersebut dengan kegiatan
yang merupakan sifat dari bangsa positif yang dapat menunjang belajar
Indonesia.59 siswa.”60
Dari pernyataan di atas Senada dengan ini peneliti juga
disimpulkan bahwa upaya yang mewawancarai salah seorang siswa
dilakukan oleh guru bimbingan dan yang bernama MR menyatakan
konseling yaitu mengadakan bahwa:
59
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling 60
Wawancara pribadi dengan Guru BK
(Studi dan Karir), (Yogyakarta: CV. Andi Offset, Ibu DES Hari Senin Tanggal 2 September 2019
2004), hal. 124. di SMPN 2 2X11 Enam Lingkung.
“Untuk mencegah perilaku guru bimbingan dan konseling mulai
berpacaran guru bimbingan dan sering mengadakan diskusi dengan
konseling akan mengadakan diskusi siswa baik mengenai kegiatan
di kelas dan meminta siswa untuk sekolah maupun mengenai
menyampaikan pendapat tentang permasalahan yang dialami.
perilaku tersebut.”61 Berdasarkan hasil wawancara
Senada dengan ini peneliti juga yang telah peneliti lakukan dengan
mewawancarai salah seorang siswa guru bimbingan dan konseling
yang bernama RB menyatakan terungkap bahwa guru bimbingan dan
bahwa: konseling melakukan upaya
“Guru bimbingan dan konseling pencegahan dengan mengadakan
mengadakan diskusi mengenai diskusi dengan siswa, dikarenakan
dampak dari berpacaran, dengan telah banyak siswa yang melakukan
meminta siswa menyampaikan perilaku berpacaran tidak hanya
pendapat masing-masing akan bahaya siswa di sekolah tempat guru
dari perilaku tersebut.”62 bimbingan dan konseling mengajar
Senada dengan ini peneliti juga melainkan juga siswa-siswa di
mewawancarai seorang siswa yang sekolah lain. Karena itu guru
bernama RY menyatakan bahwa: bimbingan dan konseling
“Upaya guru bimbingan dan mengadakan diskusi mengenai
konseling mencegah perilaku bahaya pacaran dan diharapkan
berpacaran dengan mengadakan dengan adanya diskusi ini siswa dapat
bimbingan seperti diskusi bersama di menjauhi perilaku berpacaran dengan
dalam kelas dengan membahas kegiatan-kegitan positif yang dapat
bahaya berpacaran agar siswa tidak menunjang proses belajar siswa.
melakukan perilaku tersebut.”63 Diperkuat oleh pendapat Zaini,
Senada dengan ini peneliti juga dkk (2004), keunggulan yang dimiliki
mewawancarai seorang siswa yang metode diskusi diantaranya:
bernama ADC menyatakan bahwa: a. Membantu siswa belajar berfikir
“Jika ada siswa yang ketahuan bedasarkan sudut pandang suatu
berpacaran, untuk mencegah agar subjek bahasan dengan
perilaku tersebut tidak memberikan kebebasan siswa
terjadi/dilakukan siswa yang lain dalam praktik berfikir.
guru bimbingan dan konseling akan b. Membantu siswa mengevaluasi
mengadakan diskusi dengan siswa logika dan bukti-bukti bagi posisi
dengan tema dampak/bahaya dirinya atau posisi yang lain.
64
berpacaran.” c. Memberikan kesempatan kepada
Sesuai dengan observasi yang siswa untuk memformulasikan
telah peneliti lakukan terlihat bahwa penerapan suatu prinsip.
d. Membantu siswa menyadari akan
61
Wawancara Pribadi dengan Siswa MR, suatu problem dan
Hari Sabtu Tanggal 7 September 2019 di SMPN memformulasikannya dengan
2 2X11 Enam Lingkung.
menggunakan informasi yang
62
Wawancara Pribadi dengan Siswa RB,
Hari Sabtu Tanggal 7 September 2019 di SMPN
diperoleh dari bacaan atau
2 2X11 Enam Lingkung. ceramah.
63
Wawancara Pribadi dengan Siswa RY, e. Menggunakan pendapat dari siswa
Hari Senin Tanggal 9 September 2019 di SMPN lain dan mengembangkan motivasi
2 2X11 Enam Lingkung. untuk belajar yang lebih baik.65
64
Wawancara Pribadi dengan Siswa
ADC, Hari Senin Tanggal 9 September 2019 di 65
Nur Lailiyah, “Penerapan Metode
SMPN 2 2X11 Enam Lingkung. Diskusi Kelompok Model Tanam Paksa
Dari pernyataan di atas dapat dapat membantu tugas guru dalam
disimpulkan bahwa upaya yang upaya mencegah perilaku berpacaran
dilakukan oleh guru bimbingan dan dengan memberikan perhatian dan
konseling dalam mencegah perilaku pengawasan terhadap pergaulan anak
berpacaran siswa yaitu dengan di lingkungan masyarakat.”66
mengadakan diskusi dengan siswa Senada dengan ini peneliti juga
mengenai bahaya berpacaran. mewawancarai salah seorang siswa
Sehingga dengan mengadakan diskusi yang bernama MR menyatakan
tersebut siswa dapat terhindar dari bahwa:
perilaku berpacaran dan “Guru bimbingan dan konseling
mengembangkan motivasi untuk memberikan surat panggilan kepada
belajar lebih baik. Guru bimbingan orang tua/wali siswa dalam
dan konseling secara langsung menyelesaikan masalah yang
melakukan diskusi dengan siswa dan dihadapi atau yang dilakukan
memberikan masukan-masukan siswa.”67
kepada siswa serta memaksimalkan Senada dengan ini peneliti juga
memberikan bantuan dalam mewawancarai salah seorang siswa
menyelesaikan masalah-masalah yang bernama RB menyatakan
yang dihadapi siswa. bahwa:
7. Mengadakan Hubungan Harmonis “Untuk menyelesaikan
dengan Orang Tua atau Wali permasalahan yang dilakukan oleh
Murid. siswa pihak sekolah akan melakukan
Dalam upaya mencegah perilaku pemanggilan kepada orang tua
berpacaran siswa guru bimbingan dan siswa.”68
konseling dapat mengadakan Senada dengan ini peneliti juga
hubungan yang harmonis/kerjasama mewawancarai seorang siswa yang
dengan orang tua atau wali siswa. bernama RY menyatakan bahwa:
Kerjasama dengan orang tua perlu “Ketika siswa sudah sering
dilakukan agar orang tua memperoleh melakukan perbuatan yang melanggar
pengetahuan dan pengalaman dari aturan sekolah, maka pihak sekolah
guru dalam hal mendidik anak. akan memberikan surat pemanggilan
Sebaliknya , guru dapat pula orang tua.”69
memperoleh keterangan-keterangan Senada dengan ini peneliti juga
dari orang tua tentang kehidupan dan mewawancarai seorang siswa yang
karakter siswanya. bernama ADC menyatakan bahwa:
Berdasarkan hasil wawancara “Hukuman bagi siswa yang
yang dilakukan dengan guru melakukan perbuatan yang salah
bimbingan dan konseling yang
bernama DES yaitu:
“Dalam menjalin hubungan yang
harmonis dengan orang tua/wali 66
Wawancara pribadi dengan Guru BK
siswa saya melakukan diskusi Ibu DES Hari Senin Tanggal 2 September 2019
di SMPN 2 2X11 Enam Lingkung.
bersama di sekolah dengan 67
Wawancara Pribadi dengan Siswa MR,
membahas permasalahan yang Hari Sabtu Tanggal 7 September 2019 di SMPN
banyak dilakukan oleh siswa. 2 2X11 Enam Lingkung.
Kerjasama yang dilakukan ini 68
Wawancara Pribadi dengan Siswa RB,
diharapkan orang tua/wali siswa Hari Sabtu Tanggal 7 September 2019 di SMPN
2 2X11 Enam Lingkung.
Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan 69
Wawancara Pribadi dengan Siswa RY,
Berbicara Siswa”, Jurnal Pendidikan, Volume 1 Hari Senin Tanggal 9 September 2019 di SMPN
Nomor 2 Tahun 2016 ISSN: 2527-6891. 2 2X11 Enam Lingkung.
secara berulang adalah berupa surat sarana sekolah dapat memberikan
pemanggilan untuk orang tua.”70 bantuan, baik sendiri-sendiri atau
Sesuai dengan observasi yang melalui organisasi BP3 (Badan
sudah peneliti lakukan terlihat bahwa Pembantu Penyelenggaraan
guru bimbingan dan konseling dan Pendidikan).
pihak sekolah sering bekerjasama c. Mencegah Perbuatan yang Kurang
dengan orang tua baik dalam Baik
membahas permasalahan di bidang Segala kelemahan dan
akademik, sosial, terutama mengenai kekurangan, mungkin anak akan
perilaku siswa. berbuat sesuatu yang dapat
Berdasarkan hasil wawancara mengganggu stabilitas lingkungan.
yang telah peneliti lakukan dengan Namun, orang tua dan guru dapat
guru bimbingan dan konseling bersama-sama mencegah usaha yang
terungkap bahwa guru bimbingan dan tidak baik tersebut dengan cara
konseling sudah melakukan memberi petunjuk dan bimbingan
hubungan yang harmonis dengan kepada sang anak.
orang tua/wali siswa dengan d. Membuat Rencana yang Baik
berkerjasama dalam menyelesaikan untuk Anak
permasalahan-permasalahan yang Dengan mengetahui kelemahan
dihadapi oleh siswa baik dalam atau bakat yang dimiliki anak, guru
bidang akademik maupun dalam bersama orang tua membuat rencana
bidang sosial siswa dan permasalahan pengembangan lebih lanjut, misalnya
lainnya. Sehingga dengan hubungan mengembangkan bakat olahraga, seni
yang harmonis guru bimbingan dan tari, seni musik, seni lukis, dan lain-
konseling dapat melakukan lain.71
pembinaan kepada siswa bersama Dari pernyataan di atas dapat
orang tua. disimpulkan bahwa upaya yang
Diperkuat oleh pendapat B. dilakukan oleh guru bimbingan dan
Suryosubroto yang menyatakan konseling dalam mencegah perilaku
tujuan kerjasama Guru dengan orang berpacaran siswa adalah dengan
tua siswa yaitu: mengadakan hubungan yang
a. Saling Membantu dan Saling harmonis dengan orang tua atau wali
Mengisi murid dalam bentuk kerjasama.
Guru selalu memberikan Dengan adanya kerjasama ini
informasi kepada orang tua siswa diharapkan agar guru dan orang tua
mengenai segi-segi positif dan dapat saling membantu dalam
negative anak mereka. Informasi membina dan membimbing siswa
tersebut dapat diberikan secara agar terhindar dari perilaku
tertulis atau lisan melalui kunjungan menyimpang terutama perilaku
guru kepada orang tua siswa. Dengan berpacaran.
mengetahui kekurangan atau
kelemahan sang anak, guru bersama Kesimpulan
orang tua siswa dapat melakukan Berdasarkan dari deskripsi dan
pembinaan semestinya. pembahasan pada bab sebelumnya, maka
b. Membantu Keuangan dan Barang dapat disimpulkan upaya yang dilakukan
Orang tua siswa yang guru bimbingan dan konseling mencegah
mengetahui berbagai kekurangan perilaku berpacaran siswa yaitu upaya
70
Wawancara Pribadi dengan Siswa 71
B. Suryosubroto, Hubungan Madrasah
ADC, Hari Senin Tanggal 9 September 2019 di dengan Masyarakat, (Jakarta: Rineka Cipta,
SMPN 2 2X11 Enam Lingkung. 2012), hal. 54.
preventif. Upaya preventif yang dilakukan Marlynda, L. (2017). Upaya Guru
yaitu dengan mengadakan papan Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi
bimbingan, mengadakan kotak masalah, Perilaku Menyimpang Berpacaran
menyelenggarakan kartu pribadi siswa, Siswa. JURNAL EDUKASI: Jurnal
memberikan penjelasan- Bimbingan Konseling, 3(1), 40-57.
penjelasan/ceramah penting, mengadakan Moleong, J. Lexy. 1995. Metodologi
kelompok belajar, mengadakan diskusi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
dengan siswa, dan mengadakan hubungan Remaja Rosdakarya.
harmonis dengan orang tua atau wali Muhammad Al-Mighwar. 2006. Psikologi
murid. Remaja. Bandung: Pustaka Setia.
Namora Lumongga Lubis. 2011.
Daftar Kepustakaan Memahami Dasar-Dasar
Abdullah Nashih Ulwan dan Hassan Konseling. Jakarta: Kencana
Hathout. 1992. Pendidikan Seks. Prenada Media Group.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Nur Lailiyah, “Penerapan Metode Diskusi
Aden R. 2010. Ketika Remaja dan Kelompok Model Tanam Paksa
Pubertas Tiba. Yogyakarta: Sebagai Upaya Meningkatkan
Hanggar Kreatorhal. Keterampilan Berbicara Siswa”,
Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jurnal Pendidikan, Volume 1
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nomor 2 Tahun 2016 ISSN: 2527-
Anti Erman dan Prayitno. 2004. Dasar- 6891.
Dasar Bimbingan dan Konseling. Nurihsan, Juntika dan Yusuf Syamsu. 2008.
Jakarta: Rineka Cipta. Landasan Bimbingan dan
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Konseling. Bandung: PT. Remaja
Penelitian. Bandung: Ghalia Rosdakarya.
Indonesia. Pasilaputra, D. (2016). Pendekatan
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Psychotherapy Agama Dalam
Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Menanggulangi Perilaku
Raja Grafindo Persada. Menyimpang (LGBT). Journal
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Educative: Journal of Educational
Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Studies, 1(2), 96-109.
Elizabeth B. Hurlock. 1980. Psikologi Prayitno, Elida. 2006. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Perkembangan Remaja. Padang:
Sepanjang Rentang Kehidupan. Angkasa Raya.
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan
Haryono, Amirul Hadi. 1998. Metodologi Pengawasan Bimbingan dan
Penelitian. Jakarta: Pustaka Setia. Konseling di Sekolah. Jakarta:
Hidayah, Rifa dan Mu’awanah Elfi. 2009. Rineka Cipta.
Bimbingan dan Konseling Islami di Rohani, Ahmad dan Ahmadi Abu. 1991.
Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Bimbingan dan Konseling di
Aksara. Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hikmawati, Fenti. 2012. Bimbingan Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: PT. Raja Konseling. Bandung: CV. Pustaka
Grafindo Persada. Setia.
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/ Sarwono, W. Sarlito. 2012. Psikologi
2014//11/permendikbud-no-111- Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo
tahun-2014. Persada.
Kemenag RI. 2004. Al-Qur’an dan Soedarmadji, Boy dan Hartono. 2012.
Terjemahan Surah Al-Hujurat Ayat Psikologi Konseling. Jakarta:
13. Surabaya: Mekar Surabaya. Kencana Prenada Media Group.
Soesilowindradini. 2000. Psikologi Zamroni, E., & Rahardjo, S. (2015).
Perkembangan (Masa Remaja). Manajemen bimbingan dan konseling
Surabaya: Usaha Nasional. berbasis permendikbud nomor 111
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian tahun 2014. Jurnal konseling
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, gusjigang, 1(1).
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian
Pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi.
Jakarta: Pratama Rahardja.
Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan
Konseling Berbasis Kompetensi
Orientasi Dasar Pengembangan
Konselor. Jakarta: PT. Rajawali
Pers.
Suryobroto, B. 2012. Hubungan Madrasah
dengan Masyarakat. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sutirna. 2013. Bimbingan dan Konseling.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Syafwar, Fadhilah. 2011. Remaja dan
Perkembangannya. Batu Sangkar:
STAIN Batu Sangkar.
Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di
Sekolah (Berbasis Integrasi).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
. 2012. Metode Penelitian Kualitatif
dalam Pendidikan dan Bimbingan
dan Konseling. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan
Konseling (Studi dan Karir).
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Wawancara dengan Guru Bimbingan dan
Konseling, di SMPN 2 2X11 Enam
Lingkung.
Wawancara dengan Siswa, di SMPN 2
2X11 Enam Lingkung.
Winkel, W. S. 2007. Bimbingan dan
Konseling di Institusi Pendidikan.
Jakarta: Gramedia.
Yusri, Fadhilla. 2015. Instrumentasi Non-
Tes dalam Konseling. Padang
Panjang: P3SDM Melati Publishing.
Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

You might also like