Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study moved from the phenomena in LPKA Klas II Tanjung Pati which showed an
understanding of the spiritual intelligence of the fostered children while the fostered children
lacked self-awareness in conducting the prayer which signified the lack of closeness of the child
with Allah SWT, there were children who did acts that caused harm and damage, there are also
children who do not have the vision and values so that their lives are not directed. To improve
the understanding of the spiritual intelligence of the target children, researchers tried to provide
information services. The objectives to be achieved in this study are to determine the effect of
information services to improve the understanding of the spiritual intelligence of the fostered
children in LPKA Class II Tanjung Pati.
This research is classified as a pre-experimental research model of One Group Pretest
Posttest Design. The population is all of the fostered children of LPKA Class II Tanjung Pati,
amounting to 40 people, while the technique used in sampling is Non-probability Sampling,
namely Purposive Sampling where sampling is based on specific considerations and objectives,
the sample of this study is 20 fostered children indicated. lack of understanding of his spiritual
intelligence. The data collection instrument is a Likert scale. Data analysis techniques using
hypothesis testing using the Wilcoxon Signed Rank Test with the help of Statistical Product and
Service Solution (SPSS) version 22.
The results of research that have been done there are differences between the pretest value
and the posttest value. From the results of statistical tests it is known that the result of asymp sig
(2-tailed) obtained a value of (0,000) which means it is smaller than alpha (0.05). So it can be
said that Ha is accepted, this is also proved by the value of Zhitung 3,920> from Ztable which is
1,645 at a significance level of 0.05, so it can be said Ha is accepted, it means there is an
increase in the understanding of the spiritual intelligence of the fostered children. So it can be
concluded that the information service has an effect on improving the understanding of the
spiritual intelligence of the target children.
ABSTRAK
Penelitian ini beranjak dari fenomena yang ada di LPKA Klas II Tanjung Pati yang
menunjukkan pemahaman kecerdasan spiritual anak binaan yang sedang dimana anak binaan
kurang kesadaran diri dalam menjalankan ibadah sholat yang menandakan kurangnya kedekatan
anak dengan Allah SWT, terdapat anak yang melakukan perbuatan yang menyebabkan kerugian
dan kerusakan, juga terdapat anak tidak memiliki visi dan nilai sehingga hidupnya tidak terarah.
Untuk meningkatkan pemahaman kecerdasan spiritual anak binaan tersebut peneliti mencoba
melakukan layanan informasi. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh layanan informasi untuk meningkatkan pemahaman kecerdasan
spiritual anak binaan di LPKA Klas II Tanjung Pati.
Penelitian ini tergolong penelitian pre eksperimen model One Group Pretest Posttest
Design. Populasinya adalah seluruh anak binaan LPKA Klas II Tanjung Pati yang berjumlah 40
orang, sedangkan teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel adalah Non probability
Sampling yaitu Sampling Purposive dimana pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan dan tujuan tertentu, sampel penelitian ini berjumlah 20 orang anak binaan yang
terindikasi kurang pemahaman kecerdasan spiritualnya. Instrumen pengumpulan data adalah
skala likert. Teknik analisis data menggunakan uji hipotesis menggunakan Wilcoxon Signed
Rank Test dengan bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22.
Hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan antara nilai pretest dengan nilai
posttest. Dari hasil test statistic diketahui bahwa hasil asymp sig (2-tailed) diperoleh nilai sebesar
(0,000) yang berarti lebih kecil dari alpha (0,05). Maka dapat dikatakan Ha diterima hal ini juga
dibuktikan dengan nilai Zhitung 3,920 > dari Ztabel yaitu 1,645 pada taraf signifikansi 0,05, maka
dapat dikatakan Ha diterima artinya terdapat peningkatan pemahaman kecerdasan spiritual anak
binaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan informasi berpengaruh untuk meningkatkan
pemahaman kecerdasan spiritual anak binaan.
(Metode Pengembangan Kecerdasan Spiritual Anak) (Padang: Universitas Negri Padang, 2004), hal. 2-
….hal 6 3
(g) Informasi kehidupan berkeluarga; (h) dari kesalahan sikap dan perilaku anak yang
Informasi kehidupan beragama.16 melanggar nilai, agama dan moral sehingga
Semua materi yang bisa diberikan terjerat kasus seperti narkoba, asusila,
melalui layanan informasi ini, disesuaikan pencurian dan kasus lainnya dan
dengan kondisi dan kebutuhan klien. mengakibatkan anak berada dalam LPKA,
Contohnya kalau informasi tersebut sehingga anak terindikasi tidak memiliki visi
diberikan di sekolah maka layanan informasi dan nilai sehingga hidupnya tidak terarah.17
yang diberikan bisa berkaitan dengan poin Berdasarkan wawancara yang peneliti
pertama sampai dengan poin ke empat. Jika lakukan dengan beberapa orang anak binaan
layanan informasi tersebut diberikan di luar di LPKA Klas II Tanjung Pati salah satunya
sekolah seperti di kantor, di lembaga sosial yaitu AJ tanggal 16 Februari 2019 ia
dan lembaga keagamaan, maka informasi menjawab “saya sudah putus sekolah pada
yang di berikan bisa berkaitan dengan poin saat kelas 3 SD, dan setelah itu saya juga
nomor empat sampai nomor tujuh. berhenti mengikuti Taman Pendidikan Al-
Jadi dari pendapat para ahli di atas Quran, sehingga sekarang untuk melakukan
disimpulkan bahwa layanan informasi dapat shalat kadang saya lupa bacaan sholat.
memberikan pengetahuan dan pemahaman Dirumah juga tidak ada yang terlalu
baru yang mana pengetahuan dan memperhatikan apakah saya sudah shalat
pemahaman tersebut bisa mencegah, atau belum. Sampai sekarang saya belum
mengatasi dan sebagai bahan pertimbangan bisa membaca Al-Quran karena dirumah
dalam suatu masalah. Dalam masalah ini, saya juga jarang membacanya”. Dari
layanan informasi yang akan peneliti berikan penuturan AJ tersebut menandakan
adalah terkait dengan poin yang terakhir, kurangnya dari orang tua menanamkan nilai-
yaitu informasi mengenai kehidupan nilai spiritual sejak AJ kecil. Selanjutnya
beragama yang lebih rincinya adalah peneliti juga mewawancarai petugas lembaga
pemahaman kecerdasan spiritual. pembinaan, ia menjawab “untuk masalah
Berdasarkan observasi yang penulis pendidikan bagi warga binaan, kami dari
lakukan pada tanggal 16 Februari 2019 di petugas sudah berupaya memberikan
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II pelayanan pendidikan khusus warga binaan,
Tanjung Pati ditemui terdapat anak binaan di seperti mendatangkan guru mengaji setiap 2
LPKA kurang kesadaran diri dalam kali dalam seminggu. Disini kami juga
menjalankan ibadah sholat ditandai dengan menyediakan perpustakaan yang berisi buku-
anak binaan jika tidak ditegur petugas untuk buku tentang pengetahuan umum, buku
sholat maka anak binaan tersebut tidak cerita, buku inspirasi islami dan buku-buku
bergegas untuk segera menunaikan ibadah yang lainnya yang bisa di baca oleh
sholat berjamaah, hal tersebut menandakan anak.Semua sarana dan prasarana yang ada
kurangnya kedekatan anak dengan Allah bisa dimanfaatkan oleh anak untuk
SWT. Juga terdapat anak yang masih menambah wawasan apalagi tentang
melakukan pelanggaran di dalam LPKA keagaamaan, tapi tidak banyak kemauan
seperti berkelahi, menyimpan benda tajam anak untuk memanfaatkan itu semua. Juga
dan pelanggaran lainnya sehingga anak pada hari-hari besar islam kami juga
terindikasi melakukan perbuatan yang mengadakan acara untuk lebih mendekatkan
menyebabkan kerugian dan kerusakan. Dan anak pada nuansa yang lebih religius. Akan
keberadaan anak binaan di LPKA tidak luput tetapi terlepas dari itu semua masih ada anak
16
Prayitno, Seri Layanan Konseling L1-L9….. 17
Observasi Penelitian di LPKA Klas II
hal. 6-7 Tanjung Pati tanggal 16 Februari 2019
yang sulit dibentuk kepribadiannya dan Berdasarkan informasi di atas
masih mendapatkan dan membuat masalah mengindikasikan bahwa anak binaan di
meskipun sudah berada di lembaga LPKA klas II Tanjung Pati kurang memiliki
pembinaan”.18 Dari penuturan petugas pemahaman kecerdasan spiritual dan peneliti
terindikasi bahwa anak binaan memang tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
kurang dalam kesadaran diri untuk “Pengaruh Layanan Informasi Untuk
melakukan perubahan ke yang lebih baik Meningkatkan Pemahaman Kecerdasan
lagi, karena di LPKA petugas sudah Spiritual Anak di Lembaga Pembinaan
menyediakan sarana dan prasarana yang Khusus Anak Klas II Tanjung Pati”. Yang
sangat bisa dimanfaatkan oleh anak untuk menjadi objek penelitian adalah anak-anak
perkembangan dirinya ke arah yang lebih binaan di lembaga pemasyarakatan.
baik lagi.
Wawancara kedua juga dilakukan Landasan Teori
terhadap beberapa anak dimana peneliti Layanan Informasi
dapat mengetahui bagaimana cara anak Layanan informasi diberikan untuk
menghadapi suatu kendala ketika dihadapkan memenuhi kekurangan individu akan
beberapa masalah kepadanya. Menurut informasi yang dibutuhkan. Layanan
penuturan seorang anak berinisial I ketika informasi adalah “suatu layanan yang
dihadapkan suatu masalah “ketika ada diselenggarakan oleh seorang konselor dan
masalah saya menyelesaikannya dengan cara diikuti oleh seorang atau lebih peserta
yang mudah meskipun cara yang ditempuh layanan, dimana dalam layanan ini
itu tidak baik menurut orang lain, karena disampaikan berbagai informasi, informasi
pada prinsip saya ketika saya tidak mengusik tersebut kemudian diolah dan digunakan oleh
atau mengganggu orang lain saya merasa itu individu untuk kepentingan hidup dan
tidak masalah”.Dari penuturan anak tersebut perkembangannya”.20
mengindikasikan anak tidak berfikir panjang Menurut Hallen “Layanan informasi
akibat dari perbuatan yang adalah layanan bimbingan dan konseling
dilakukannya.Peneliti juga menanyakan yang memungkinkan peserta didik (klien)
bagaimana perasaan anak tersebut setelah menerima dan memahami berbagai informasi
berada di LPKA, dan anak tersebut juga (seperti informasi pendidikan, informasi
menjawab “tidak ada orang yang senang jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai
berada disini termasuk saya, sebisa mungkin bahan pertimbangan dan pengambilan
saya ingin keluar dari sini”. Penuturan anak keputusan untuk kepentingan peserta didik
binaan berinisial I tersebut mengindikasikan (klien)”.21 Informasi tersebut bisa
bahwa si anak tidak bisa menerima dipergunakan oleh klien sesuai dengan
kondisinya dengan lapang dada. Dan kebutuhannya, dan tempat di mana dia
ditambah dengan pernyataan salah satu berada. Karena informasi yang didapatkan
pegawai LPKA bahwa “pemikiran mereka melalui layanan informasi tersebut terdiri
(anak-anak) tidak panjang dan tidak dari berbagai macam informasi.
memikirkan kedepannya, bahkan mereka
(anak-anak) sebagian besar sudah tahu resiko 19
Anak Binaan di LPKA Klas II Tanjung
yang didapat ketika melakukan perbuatan
Pati tanggal 20 Juli 2019
yang melanggar aturan tersebut”.19
20
Prayitno, Seri Layanan Konseling L1-L9,
(Padang: Universitas Negri Padang, 2004), hal. 2
18
Kasi Pembinaan di LPKA Klas II Tanjung 21
Hallen, Bimbingan dan Konseling dalam
Pati tanggal 16 Februari 2019 Islam, (Jakarta: Ciputat Pers , 2002), hal. 82
Menurut Dewa Ketut Sukardi membuat perencanaan dan mengambil
“Layanan informasi yaitulayanan bimbingan keputusan”.24
yang memungkinkan peserta didik dan Berdasarkan beberapa pendapat di atas
pihak-pihak lain yang dapat memberikan dapat disimpulkan bahwa layanan informasi
pengaruh yang besar kepada peserta didik merupakan salah satu layanan yang ada
(terutama orang tua) dalam menerima dan dalam bimbingan konseling, yang
memahami informasi (seperti informasi diselenggarakan oleh seorang konselor
pendidikan dan informasi jabatan) yang kepada sejumlah individu atau kelompok
dapat digunakan sebagai bahanpertimbangan (klien), dalam rangka pemberian informasi
dalam pengambilan keputusan sehari-hari yang dibutuhkan individu. Informasi tersebut
sebagai pelajar, anggota keluarga dan dapat digunakan oleh individu sebagai acuan
masyarakat”.22 untuk bersikap dan bertingkah laku, sebagai
Menurut Winkel dalam Tohirin, pertimbangan dan pengembangan diri, dan
“layanan informasi merupakan suatu layanan sebagai dasar dalam pengambil keputusan.
yang berupaya memenuhi kekurangan Kecerdasan Spiritual
peserta didik akan informasi, juga bermakna Menurut Kamus Besar Bahasa
usaha-usaha untuk membekali peserta didik Indonesia “cerdas” berarti sempurna
dengan pengetahuan serta pemahaman perkembangan akal budinya untuk berfikir,
tentang lingkungan hidupnya dan tentang mengerti, dan sebagainya, sedangkan
proses perkembangan peserta didik”.23 kecerdasan adalah kesempurnaan
Jadi layanan informasi tersebut perkembangan akal budi seperti kepandaian
diberikan kepada klien untuk menambah dan ketajaman pikiran.25 Sedangkan spiritual
pengetahuan dan pemahaman klien tentang menurut bahasa dalam kamus umum bahasa
informasi-informasi tertentu yang belum indonesia, berasal dari kata spirit yang
dimilikinya. Dengan adanya pemberian berarti rohani, batin, kejiwaan, dan mental,
layanan informasi tersebut, maka klien akan atau sesuatu yang berhubungan dengan sifat
mempunyai pengetahuan tentang kejiwaan.26
perkembangan diri dan lingkungannya. Menurut kamus Webster dalam Nina
Karena informasi yang diberikan melalui W. Syam kata spirit berasal dari kata benda
layanan informasi mencakup seluruh aspek Bahasa latin yang berarti nafas (breath) dan
kehidupan. kata kerja spirare yang berarti bernafas.
Sedangkan menurut Ahmad Juntika Melihat asal katanya, untuk hidup adalah
Nurihsan “Layanan informasi adalah layanan untuk bernafas, dan memiliki nafas artinya
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh memiliki spirit.Menjadi spiritual berarti
individu. Tujuan layanan ini agar individu mempunyai ikatan yang lebih kepada hal
memiliki pengetahuan (informasi) yang yang bersifat kerohanian atau kejiwaan
memadai, baik tentang dirinya maupun dibandingkan hal yang bersifat fisik atau
tentang lingkungannya, lingkungan sekolah, material.Spiriual merupakan kebangkitan
masyarakat, serta sumber-sumber belajar.
Informasi yang diperoleh individu sangat 24
Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan
diperlukan agar individu lebih mudah dalam Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2006), hal. 19
22
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar 25
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Pengembangan Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia,
disekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 61 (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 164
23
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di 26
W. J. S Purwadarminta, Kamus Umum
Sekolah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT. Raja Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka 1976), hal.
Grafindo Persada, 2007), hal. 147 969
atau pencerahan diri dalam mencapai makna dan memberi integritas kemanusiaan.Dengan
hidup dan tujuan hidup.Spiritual merupakan kecerdasan ini seseorang dapat menggali
bagian esensial dari keseluruhan kesehatan dirinya sendiri, mempertanyakan pertanyaan
dan kesejahteraan seseorang.27 mendasar dan membentuk kerangka dari
Kecerdasan spiritual atau Spiritual jawaban yang di peroleh.Intelligensi spiritual
Intelligence yang lebih dikenal dengan (SQ), juga memberi kebutuhan manusia dalam
dibicarakan pada awal tahun 2000, yang kontek nilai kehidupan.29
lebih di pelopori oleh Danah Zohar dan Ian Kecerdasan spiritual melibatkan
Marshall. Mereka mendefenisikan bahwa kemampuan menghidupkan kebenaran paling
kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa, dalam.Itu berarti mewujudkan hal yang
ia adalah kecerdasan yang dapat membantu terbaik, utuh, dan paling manusiawi dalam
kita menyembuhkan dan membangun diri batin.Gagasan, energi, nilai, visi, dorongan
kita secara utuh, dan merupakan bentuk dan arah panggilan hidup, mengalir dari
kecerdasan yang kita pergunakan untuk dalam, dari suatu keadaan kesadaran yang
menghadapi persoalan makna atau value hidup bersama cinta.Hal ini berarti bahwa
yaitu kecerdasan yang menempatkan kecerdasan spiritual menjadikan manusia
perilaku dan hidup kita dalam konteks makna untuk hidup dengan sesama dengan cinta,
yang lebih luas dan kaya, dan kecerdasan ikhlas, dan ihsan yang semua itu bermuara
yang dipergunakan untuk menilai bahwa pada ilahi.30Menurut Toto Tasmara, bahwa
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih kecerdasan spiritual kemampuan seseorang
bermakna dibandingkan dengan yang lain.28 untuk mendengarkan hati nuraninya, baik
Kecerdasan spiritual merupakan akses buruk dan rasa moral dalam caranya
manusia untuk menggunakan makna, visi menempatkan diri dalam pergaulan.31
dan nilai-nilai dalam jalan yang pikiran dan Dari pengertian-pengertian yang telah
keputusan yang dibuat. Manusia dijelaskan diatas maka kecerdasan spiritual
menggunakan kecerdasan spiritual untuk dapat diartikan kecerdasan untuk
mentransformasikan diri mereka dan orang menghadapi dan memecahkan persoalan
lain, menyembuhkan luka dalam hubungan, makna dan nilai, dimana nilai-nilai
bertahan dalam kedudukan, dan bergerak ketuhanan di dalam akan termanifestasi ke
dari kebiasaan dimasa lalu. Kecerdasan luar melalui pengalaman dan kemajuan diri.
spiritual merupakan pemikiran tentang diri Dan kemampuan seseorang untuk
seseorang dan ekspresi dari realitas yang mendengarkan hati nuraninya, baik buruk
tinggi.Dengan kecerdasan spiritual, manusia dan rasa moral dalam caranya menempatkan
menyadari sumber daya yang tersedia bagi diri dalam pergaulan, dan kemampuan untuk
mereka.Manusia menyadari bahwa alam memberi makna ibadah terhadap setiap
bukan merupakan sesuatu yang harus perilaku dan kegiatan sehingga mempunyai
dieksploitasi.Manusia menemukan hubungan yang baik dengan Allah dan
kebebasan dari keterbatasan sebagai manusia manusia.
dan mencapai keilahian.Kecerdasan spiritual
membuat manusia dapat mencapai keutuhan
29
Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi
27
Nina W. Syam, Psikologi Sosial Sebagai Perkembangan Islami, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Akar Ilmu Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Persada, 2006), hal. 312
Rekatama Media, cet I, 2012), hal. 230 30
Abd.Wahab&Umiarso, Kepemimpinan
28
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual, (Jogjakarta:
Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, ESQ: AR-RUZ Media, 2011), hal. 49
Emotional Spritual Question, (Jakarta: Arga 31
Abd.Wahab&Umiarso, Kepemimpinan
Publishing, 2010) hal. 13 Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual ….., hal 50
Layanan Informasi Untuk Meningkatkan dengan kesadaran yang ada dalam jiwanya
Pemahaman dalam Pengembangan adalah langkah penting agar orang-orang
Kecerdasan Spiritual Anak yang beragama sejalan dengan ajaran
Kecerdasan intelektual memang agamanya.33 Salah satu cara untuk
menentukan keberhasilan seseorang akan meningkatkan pehaman kecerdasan spiritual
tetapi, sebenarnya ada kecerdasan lain yang adalah dengan diberikan salah satu layanan
lebih penting, yang menentukan kebahagiaan yang ada di dalam bimbingan dan konseling,
seseorang. Kecerdasan tersebut adalah yaitu layanan informasi.
kecerdasan spiritual, kecerdasan tertinggi Dewa Ketut Sukardi mengatakan
yang dimiliki manusia. Dengan kecerdasan “Layanan informasi bertujuan untuk
spiritual, kita dapat memahami esensi kita di membekali individu dengan berbagai
dunia ini. Kita dapat memahami diri kita pengetahuan dan pemahaman tentang
sebagai khalifah di muka bumi ini. Dengan berbagai hal yang berguna untuk mengenal
demikian, diharapkan kita dapat bermanfaat diri, merencanakan, dan mengembangkan
bukan saja bagi diri kita, melainkan juga pola kehidupan sebagai belajar, anggota
orang-orang di sekitar kita. keluarga, dan masyarakat. Pemahaman yang
Namun perlu diketahui bahwa diperoleh melalui layanan informasi
kecerdasan spiritual tidak identik dengan digunakan sebagai bahan acuan dalam
seorang yang beragama. Seorang yang meningkatkan kegiatan prestasi akademik,
beragama belum tentu memiliki kecerdasan mewujudkan cita-cita, menyelenggarakan
spiritual, ketika agama yang dipeluknya kehidupan yang efektif dan mengambil
hanya dipahami sebatas pada pengakuannya keputusan”.34 Dengan informasi seseorang
sebagai sebuah doktrin ajaran dan rangkaian mendapatkan pengetahuan serta pemahaman
ritual ibadah yang harus dijalani. baru yang bisa digunakan di dalam
Kecerdasan spiritual yang kehidupan sehari-hari.
berlandaskan pada agama, merupakan
kemampuan individu untuk menguatkan Metode
kesadaran beragamanya sebagai landasan Pendekatan yang utama dalam
untuk lebih dekat dengan Allah swt. penelitian ini menggunakan pendekatan
Kedekatan hubungan tersebut menjadikan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
individu memperoleh kekuatan spirit atau dapat diartikan sebagai metode penelitian
kekuatan ruhaniyah untuk menyingkap yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
makna dibalik gejala dan fenomena sehingga digunakan untuk meneliti pada populasi atau
memampukan individu menempatkan sikap sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
dan perilaku dalam berbagai situasi. pada umumnya dilakukan secara random,
Meskipun terkadang pilihan tindakannya pengumpulan data menggunakan instrumen
tanpa melalui proses pemikiran panjang atau penelitian, analisis data bersifat
bahkan di luar jangkauan akal rasio kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
manusia.32 menguji hipotesis yang telah ditetapkan.35
Memberikan pemahaman terhadap
ajaran agama dengan baik sehingga perilaku
3332
Triantoro Safaria, Spiritual Intelligence:
Metode PengembanganKecerdasan Spiritual
seseorang dalam beragama berbanding lurus
Anak….. hal. 41
3231
Yuliyatun, Jurnal Dakwah , Volume 1 34
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar
No. 1. 2013. Mengembangkan Kecerdasan Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Spiritual Anak Melalui Pendidikan Agama. disekolah….. hal. 32-33
diakses pada tanggal 24 oktober 2019, pukul: 35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan”
10.00 WIB. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D”,
Jenis penelitian yang digunakan dalam yaitu beupa peningkatan pemahaman
penelitian ini adalah penelitian eksperimen. kecerdasan spiritual anak dengan
“Penelitian eksperimental adalah suatu menggunakan layanan informasi.Penelitian
cara untuk mencari hubungan sebab akibat ini menggunakan instrumen yaitu angket.
(hubungan kausal) antara dua faktor yang Peneliti memberikan layanan informasi
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan untuk meningkatkan pemahaman kecerdasan
mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor spiritual anak.
lain yang dapat mengganggu. Penelitian Deskripsi Hasil Penelitian
eksperimen selalu dilakukan dengan maksud Bagian ini memaparkan pendeskripsian
untuk melihat akibat dari suatu perlakuan data dari instrumen yang digunakan yaitu
(treatment) yang sengaja diadakan atau angket, peneliti menyebarkan angket kepada
dilakukan oleh peneliti”. 3 6 20 orang anak binaan Lembaga Pembinaan
Menurut Sugiyono penelitian Khusus Anak Klas II Tanjung Pati.Angket
eksperimen merupakan metode penelitian disebarkan terdiri dari pernyataan positif dan
yang digunakan untuk mencari pengaruh negatif. Anak binaan bisa memilih dengan
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS),
kondisi yang terkendalikan.37Sedangkan setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS),
rancangan penelitiannya menggunakan jenis dan sangat tidak setuju (STS). Untuk
eksperimen The One Group Pretest-Posttest. pernyataan positif diberikan skor yaitu,
Rancangan ini terdiri dari satu kelompok SS=5, S=4, R=3, TS=2, STS=1. Sedangkan
(tidak ada kelompok kontrol), sedangkan untuk pernyataan negatif diberikan skor yaitu
proses penelitiannya dilaksanakan dalam tiga SS=1, S=2, R=3, TS=4, STS=5.
tahap, yaitu Dalam angket tersebut terdapat 9
Pertama: Melaksanakan pretest indikator yang dapat mengungkap
untuk mengukur kondisi pemahaman kecerdasan spiritual anak yaitu
awal responden sebelum dari aspek Kemampuan bersikap fleksibel
diberikan perlakuan. yang mencakupi kemampuan beradaptasi
Kedua Memberikan perlakuan secara aktif dan spontan, kesadaran adanya
: (X). Tuhan dan mengenal potensi dengan
Ketiga Melakukan posttest untuk baik.Dari aspek tingkat kesadaran yang
: mengetahui keadaan tinggi mencakupi kemampuan menerima
variabel terikat sesudah cobaan itu sebagai ujian, kesabaran, ikhlas
diberikan perlakuan.38 dan rela.Aspek kemampuan menghadapi
rasa takut yang mencakupi kemampuan
Hasil Penelitian menghadapi dan mengelola rasa takut
Penelitian ini dilakukan di Lembaga dengan baik dalam menghadapi sesuatu dan
Pembinaan Khusus Anak Klas II Tanjung meyakini diri mempunyai sandaran yang
Pati, pelaksanaan kegiatan penelitian ini kuat dalam keyakinan jiwanya. Kemudian
aspek kualitas hidup yang diilhami oleh visi
(Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 14 dan nilai yang mana mencakupi mempunyai
36
Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian, visi dan nilai disandarkan kepada keyakinan
Suatu Pendekatan dan Praktik, (Jakarta: Rineka kepada Tuhan, mempunyai tujuan hidup,
Cipta, 2003), hal. 3
37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,
hari ini lebih baik dari hari kemaren dan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D….. hal. 107 mempunyai pendirian yang teguh.Dari
38
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian aspek enggan menyebabkan kerugian yang
Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, tidak perlu mencakupi enggan
(Jakarta: Prenadamedia, 2014), hal. 181
meninggalkan ibadah dan mampu berfikir Tabel 4.7
selektif.Dari aspek cenderung melihat Tabel uji normalitas
keterkaitan berbagai hal mencakupi Tests of Normality
mempertimbangkan segala sesuatu dengan Kolmogorov-
mengaitkan berbagai hal.Dari aspek Smirnova Shapiro-Wilk
cenderung bertanya “mengapa” atau
Statis Stati
“bagaimana jika” mencakupi menelusuri
tic Df Sig. stic df Sig.
informasi melalui berbagai sumber.Dari
aspek pemimpin yang penuh pengabdian PRE
,182 20 ,083 ,902 20 ,045
dan bertanggung jawab mencakupi TES
bertanggung jawab, komitmen dan POS
,202 20 ,032 ,884 20 ,021
konsisten. TES
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilaksanakan untuk
melihat data yang telah dikumpulkan
berdistribusi normal atau tidak normal,
caranya dengan melihat diagram yang
diolah dari SPSS versi 22.0, semakin
dekat titik-titik tersebut dengan garis Berdasarkan tabel di atas
diagonal maka data berdistribusi normal. dapat dilihat bahwa significance
Pada pengujian normalitas ini, analisis pretest menggunakan Shapiro Wilk
data yang digunakan Shapiro Wilk, memiliki nilai pretest (0,045) dan
karena subjek/data yang dimiliki kurang postest (0,021) yang berarti lebih
dari 50. kecil dari alpha (0,05). Dari Normal
Dasar pengambilan keputusan Q-Q Plot of Pretest dan postest juga
dalam uji normalitas Shapiro Wilk, jika terlihat bahwa titik-titik menyebar
nilai significance ¿0.05 maka data menjauhi garis diagonal. Dari tabel
berdistribusi normal dan jika nilai dan diagram di atas dapat dikatakan
significance¿ 0,05 maka data bahwa data dari nilai pretest dan
berdistribusi tidak normal. postest berdistribusi tidak normal.
Kenormalitasan data juga akan lebih b. Uji Linearitas
tergambar dari normal Q-Q Plot. Pada Pengujian kelinearan regresi
normal Q-Q Plot prinsipnya normalitas dilakukan dalam menguji model
dapat dideteksi dengan melihat persamaan regresi suatu variabel Y
penyebaran data (titik) pada sumbu terhadap suatu variabel X.
diagonal grafik. Perhitungan linearitas ini
a. Uji normalitas menggunakan bantuan SPSS 22.00.
Data pretest dan posttest yang Uji lineritas dalam penelitian ini
diambil sebagai panduan penelitian membandingkan nilai Fhitung dengan
dengan menggunakan teknik analisa nilai Ftabel dengan nilai ∝= 0.05.
data program SPSS versi 22, yaitu Data dapat dikatakan linear atau
dengan menggunakan uji normalitas searah jika nilai Fhitung ¿Ftabel. Namun
terlebih dahulu, untuk mengetahui
normal atau tidaknya data tersebut.
sebaliknya jika nilai Fhitung ¿Ftabel pretest dan posttest setelah diberikan
maka data adalah tidak linear.39 perlakuan.
Tabel 4.8 Tabel 4.9
Tabel Uji Linearitas Ranks Pre-test dan Post-tes Eksperimen
ANOVA Table Ranks
Sum Mea Mean Sum of
of n N Rank Ranks
Squa Squa Sig Posttes Negative
res df re F . 0a .00 .00
t- Ranks
po Bet (Com 569,3 43,7 , , Pretest Positive
13 20b 10.50 210.00
st- we bined) 00 92 854 621 Ranks
te en Linea 58,43 58,4 1,1 , Ties 0c
st Gr rity 1
0 30 40 327 Total 20
* oup Devia
a. Posttest < Pretest
pr s tion
510,8 42,5 , , b. Posttest > Pretest
e- from 12
70 73 831 632 c. Posttest = Pretest
te Linea Pengujin hipotesis dianalisa dengan
st rity mencari perbandingan sig p-value yang
Within 307,5 51,2 diperoleh dengan α, sehingga bisa diketahui
6
Groups 00 50 perbedaan antara sebelum dan setelah
Total 876,8 diberikan perlakuan. Ranks pada pretest dan
19
00 posttest yang ditunjukkan pada table diatas
Tabel di atas menunjukkan dapat diketahui bahwa pada pretestdan
bahwa data dari pretest dan posttest posttest terdapat negative ranks (ranks yang
berdistribusi tidak normal karena nilainya turun) sebanyak 0 orang atau tidak
tidak ada perbandingan berarti ada nilai yang turun dengan mean ranksnya
datanya linear. 0,00 dan sum of ranks atau jumlah
Dari beberapa uji diatas dapat peringkatnya 0,00.Positeve rank atau ranks
diketahui bahwa data dari penelitian yang nilainya naik sebanyak 20 orang
ini berdistribusi tidak normal dan dengan mean ranks yaitu 10,50 dan sum of
tidak dapat diolah menggunakan ranks 210,00. Ties atau ranks nilainya yang
statistik parametrik karena tidak sama 0 orang. Total sampel pretest dan
dapat diketahui hasilnya, maka uji posttest adalah 20 orang.
statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah statistik non Uji Hipotesis Pretest dan Posttest
parametrik. Test Statisticsa
Posttest –
Pengujian Hipotesis Penelitian Pretest
Data yang telah terkumpul dianalisa Z 3.920b
dengan menggunakan uji Wilcoxon rank Asymp. Sig. (2-
test.Uji ini dilakukan untuk menguji .000
tailed)
hipotesis penelitian.Uji ini menjelaskan a. Wilcoxon Signed Ranks Test
tentang ada atau tidaknya perbedaan hasil b. Based on negative ranks.