You are on page 1of 17

INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM

ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad


DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

Hubungan Kreativitas Dengan Kecerdasan Emosional Pada Siswa


MTs Islamiyah Ciputat Banten

Abdul Aziz Ridha*1


Universitas Muhammadiyah Makassar*1
*1email: abdulazizridha@unismuh.ac.id

Abstract Artikel Info


This research aims to find and analyze the relationship of Received:
creativity with the emotional intelligence in the students 26 November 2019
MTs Islamiyyah Ciputat, Banten. In this study used Revised:
quantitative methods. The population in this study amounted 23 December 2019
to 115 while a sample of 52 students and schoolgirls by Accepted:
using sampling techniques nonprobability 09 February 2020
sampling technique with type purposive sampling. In this Published:
study, data collection was conducted by sharing 02 Juni 2020
questionnaire poll for creativity variables and emotional
intelligence variables. The results of the research that has
been done first, there is a relationship between the creativity
of students with the emotional intelligence of students, in
the students of class VIII MTs Islamiyyah
Ciputat. Secondly, The size of creativity of students with the
emotional intelligence of class VIII MTs Islamiyyah Ciputat
students, obtained the correlation coefficient = 0.27,
with contributions, 07.29%, with significant student
creativity variables and students emotional intelligence
variables of 2.25. Degrees of freedom (df) 50 are consulted
with Significance of 5% by 2.00. Thus
obtained ≥ (0.25 > 2.00) at a level of significance 5%
then Ha accepted and Ho was rejected. This indicates there
is a low relationship between the creativity of students with
emotional intelligence students, in the students of class VIII
MTs Islamiyyah Ciputat, Tangsel, Banten. Thus that there is
a relationship between creativity and emotional intelligence.

Keywords: Creativity and Emotional Intelligence.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan serta
menganalisis hubungan kreativitas dengan kecerdasan

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
1
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

emosional pada siswa MTs Islamiyyah Ciputat, Banten.


Dalam penelitian ini digunakan metode kuantitatif.
Populasi pada penelitian yang dilakukan ini berjumlah 115
sedangkan sampel sebanyak 52 siswa dan siswi dengan
menggunakn teknik sampling teknik nonprobability
sampling dengan jenis purposive sampling. Pada
penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan
membagikan angket kuesioner untuk variabel kreativitas
dan variabel kecerdasan emosional. Hasil penelitian yang
telah dilakukan Pertama, terdapat hubungan antara
kreatifitas siswa dengan kecerdasan emosional siswa, pada
siswa kelas VIII MTs Islamiyyah Ciputat. Kedua, Besaran
hubungan kreatifitas siswa dengan kecerdasan emosional
siswa kelas VIII MTs Islamiyyah Ciputat, diperoleh
koefisien korelasi = 0,27, dengan kontribusi, 07,29%,
dengan signifikan variabel kreativitas siswa dan variabel
kecerdasan emosional siswa sebesar 2,25. Derajat
kebebasan (df) 50 dikonsultasikan dengan pada
taraf signifikansi 5% sebesar 2,00. Sehingga diperoleh
≥ (0,25 > 2,00) pada taraf signifikansi 5% maka Ha
diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan terdapat
hubungan yang rendah antara kreatifitas siswa dengan
kecerdasan emosioanal siswa, pada siswa kelas VIII MTs
Islamiyyah Ciputat, Tangsel, Banten. Dengan demikian
bahwa ada hubungan antar kreativitas dengan kecerdasan
emosional.

Keywords: Kreativitas dan Kecerdasan Emosional.

A. Pendahuuan dengan kematian. Namun di luar itu,


Manusia adalah makhluk ciptaan manusia hidup dengan memiliki banyak
Tuhan yang secara biologis berawal dari potensi. Berbagai kelebihan dimiliki
fisik yang lemah (janin) kemudian manusia sehingga memungkinkan
tumbuh menjadi bayi, menjadi remaja, dirinya untuk meningkatkan kualitas
hingga menjadi dewasa, kemudian sumber daya dirinya. Manusia juga
memasuki masa tua yang membuatnya dibekali dengan berbagai kecerdesan,
kembali menjadi lemah dan diakhiri salah satunya kecerdasan emosional.

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
2
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

Kecerdasan emosional merupakan emosional maupun aspek-aspek lain


kemampuan untuk mengenali diri masih kerap dilupakan. Guru di dalam
(menyadari kesadaran diri), kelas juga lebih berorientasi pada
mengendalikan diri yang spontan, penyampaian materi secara tuntas, tanpa
menumbuhkan rasa empati terhadap melihat materi yang disampaikan. Hal
orang lain melalui komunikasi sesama itu memberi dampak pada perubahan
individu, selain itu juga kecerdasan perilaku dan mental ke arah yang positif.
emosional berperan penting terhadap Padahal menurut Goleman
memotivasi diri terhadap hal yang kesuksesan hidup seseorang tidak
positif, serta melihat aspek pengalaman, ditentukan oleh intelektual karena
perasaan, pikiran, persepsi serta tingkah intelektual maksimal berkontribusi
laku seseorang (Herwono, 2005). sebanyak 20% dalam hidup seseorang,
Berbagai faktor memengaruhi 80% lainnya dipengaruhi hal lainnya,
perkembangan kecerdasan emosional, diantaranya kecerdasan emosional
baik eksternal maupun internal. Faktor dimana kemampuan individu manusia
eksternal memiliki peranan penting dalam bekerja sama tarhadap individu
dalam mempengaruhi perkembangan lainnya, menumbuhkan sikap empati,
kecerdasan emosional anak kondisi mengontrol suasana emosi hati,
lingkungan seperti keluarga, dan orang mengatasi frustasi diri, mengkondisikan
tua sebagai figur terdekat anak, diri sendiri, serta mampu mengontrol
sedangkan faktor internal dipengaruhi emosi dengan baik (Goleman, 1996).
oleh kondisi anak itu sendiri. Jadi jika ingin meraih kesuksesan
Pendidikan di sekolah umumnya bukan hanya mementingkan kecerdasan
lebih memperhatikan aspek kecerdasan intelektual akan tetapi perlu juga
berfikir serta logika atau yang dikenal kecerdasan yang lainnya salah satunya
dengan istilah kecerdasan intelektual kecerdasan emosional.
(Bahasa Inggris: intelligence quotien, Untuk mengembangkan diri,
disingkat IQ). Aspek kecerdasan manusia bukan hanya mengandalkan

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
3
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

kecerdasan-kecerdasan yang dia miliki, mampu menciptakan sesuatu atau


akan tetapi manusia juga harus memiliki mengkreasikan sesuatu. Namun
kreativitas dimana kreativitas tersebut pengertian ciptaan dari hasil kreativitas
mampu membantu dalam yaitu memodifikasi bermacam-macam
mengembangkan diri. ide dan karya untuk menjadi hal yang
Menurut Yoris Sebastian baru, jadi cipataan tersebut bukanlah hal
kreativitas merupakan suatu kemampuan yang baru (Purwanto, 2005).
atau skill yang dimiliki oleh siapapun Dari pengertian di atas dapat
yang dapat diperoleh melalui kebiasaan dipahami bahwa kreativitas bukanlah
dan latihan (Sebastian, 2010). sesuatu yang baru melainkan sebuah
Kreativitas tumbuh dengan karya dari kombinasi dan modifikasi dari
sendirinya selama manusia sesuatu yang telah menjadi hal yang
meningkatkan kualitas dirinya melalui baru.
kebiasaan dan latihan lalu apakah ada Kreativitas memiliki banyak
hubungan kreativitas dengan kecerdasan pengertian yang populer diantaranya ada
emosional? yang mendefinisikan kreativitas pada
Tujuan dalam penelitian ini adalah empat bagian yakni Person (pribadi),
untuk menemukan dan membahas Process (proses), Press (pendorong),
hubungan kreativitas dengan kecerdasan dan Product (hasil). Kreativitas dari segi
emosional pada siswa MTs Islamiyyah person (pribadi) menunjukkan bahwa
Ciputat, Banten. setiap individu memeliki potensi untuk
kreatif. Kreativitas sebagai suatu process
B. Landasan Teori
(proses) dimana setiap individu dalam
1. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas menghadapi sebuah masalah mampu
Memahami konsep kreativitas
menemukan bentuk pemikiran yang
dapat diawali dari memahami arti
baru, mampu menjawab permasalahan,
kamusnya. Di dalam Kamus Besar
serta mampu menyelesaikan masalah
Bahasa Indonesia, kreativitas berarti
dengan metode yang baru. Kreativitas

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
4
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

sebagai press (pendorong) dimana kolaborasi yang baru sesuai unsur-unsur,


individu memiliki motivasi dan data, serta informasi yang didapatkan”
keinginan yang tinggi dalam (Munandar, 1999).
mengkreasikan sesuatu. Dan kreativitas Dari pendapat para ahli yang
dari sisi product (hasil) yaitu individu dikemukan sebelumnya dapat ambil
yang berhasil menciptakan sesuatu yang kesimpulan bahwa sesungguhnya
unik dari dirinya hasil dari bersosialisasi kreativitas itu membuat kolaborasi baru
di daerah sekitarnya (Satiadarma & dari data yang sudah ada.
Wawuru, 2003). Kreativitas tersusun dari hal yang
Berdasarkan pengertian di atas tidak sederhana, selain itu kreativitas
bahwa kreativitas mencakup pada empat dapat bertambah karena beberapa factor;
dimensi diantaranya, kepribadian, proses mampu berkreasi, mampu menyusun
kreativitas, pendorong kreativitas serta kembali, mampu memperbaharui,
hasil. Dari empat dimensi inilah membuat hubungan yang baru, cepat
kreativitas bisa muncul dari diri tanggap terhadap sesuatu yang terjadi di
seseorang. sekitarnya, fleksibel terhadap sesuatu,
Adapun definisi tentang kreativitas berekspresi sesuai apa yang disukai,
menurut para ahli: serta mampu menghadapi permasalahan-
James J. Gallagher dalam permasalan yang terjadi di
Rahmawati mengatakan bahwa, lingkungannya (Al-Khalili, 2005).
“kreativitas itu ketika individu b. Ciri-ciri Kreativitas
melakukan proses mental baik itu berupa Kreativitas memiliki ciri-ciri
produk atau gagasan yang baru atau diantaranya kognitif yang meliputi
melekatkan pada dirinya kedua hal fleksibilitas, orisinilitas, dan elaborasi
tersebut” (Rahmawati & Kurniati, 2010). serta non kognitif yang terdiri dari
Sedangkan Menurut Utami motivasi, sikap, serta kepribadian yang
Munandar, “kreativitas yaitu dimana kreatif.
seseorang mampu menciptakan

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
5
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

Hamzah B. Uno menyebutkan 2) Lingkungan sekitar dan iklim


beberapa ciri seorang yang memiliki Lingkungan sangat berpengaruh besar
kreativitas, yaitu: 1) Lihat masalah dari terhadap perkembangan kreativitas.
berbagai sisi, 2) Memiliki kemauan Jika seorang anak tinggal dalam
terhadap sesuatu yang tinggi, 3) Tidak lingkungan yang menjemukan, maka
menolak terhadap hal-hal yang baru, 4) tanpa disandari kereativitas yang dia
Menyukai tugas yang penuh tantangan, miliki akan stagnan bahkan
5) Berpikir luas, serta tidak mencela cenderung hilang.
hasil orang lain (Uno, 2008). 3) Peran guru
c. Faktor Pendukung dan Pendidik dapat berperan aktif dalam
Penghambat dalam Perkembangan menciptakan suasana yang
Kreativitas menyenangkan dalam lingkungan
Menurut Yeni Rachmawati dan belajar dengan cara menghargai dan
Euis Kurniati, ada beberapa faktor yang menghormati keberadaan siswa
mampu mempengaruhi pada sebagai individu sebagaimana
perkembangan kreativitas, yaitu: adanya, memberi kebebasan dan
1) Mental. menjauhi sikap otoriter dalam
Anak yang kreatif cenderung memupuk potensi kreativitas yang
menyukai tantangan, oleh karena itu ada pada diri setiap siswa.
potensi kreatif dapat dikembangkan 4) Peran guru dan tanggung
melalui rangsangan atau stimulus jawab orang tua
yang dapat merangsang Orang tua pada dasarnya terlibat
perkembangan kreativitas dengan langsung dalam pertumbuhan
cara memberikan mereka suatu kreativitas anak, dimana orang tua
permasalahan yang dijadikan sebagai umumnya senantiasa bersama anak-
stimulus bersifat mendidik dan sesuai anaknya dalam segala situasi,
dengan kemampuannya. sehingga memiliki kemampuan untuk
mengetahui bakat dan minat apa yang

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
6
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

dimiliki anaknya, serta memberikan menciptakan hal-hal yang berdaya guna,


motivasi dan dorongan agar dan hal itu hanya dapat terjadi jika
kreativitas anak berkembang dengan seseorang memiliki pengetahuan atau
baik. informasi yang cukup sebagai bekal
Jadi faktor pendukung dalam dalam kehidupannya.
tumbuhnya kreativitas siswa diantaranya Hambatan sosial memiliki
mental, lingkungan sekitar dan iklim, cakupan yang lebih luas dibandingkan
guru di sekolah dan orang tua. Keempat dengan yang lainnya, karena hal ini
faktor ini sangat mempengaruhi tumbuh berkaitan dengan interaksi antara anak
kembangnya kreativitas siswa. dengan orang di sekitarnya. Baik itu
Faktor penghambat dalam dengan keluarga, orang tua, guru
perkembangan Kreativitas diantaranya maupun lingkungan tempat ia tinggal.
(Rahmawati S. , 2001): Dalam proses interaksi tersebut tentunya
Hambatan Fisik tidak jarang banyak pula hal-hal yang dapat menekan
dirasakan oleh mereka yang mengalami tumbuhnya kreativitas anak terutama
kekurangan/cacat fisik, meski pada oleh orang tua yang merupakan orang
kenyataannya tidak semua orang yang terdekat dalam kehidupannya.
cacat fisik tidak dapat berkreasi. Ada Demikianlah faktor-faktor pada
segelintir orang yang cacat tetapi mampu kreativitas siswa, diantaranya hambatan
berbicara lebih banyak dengan kreasi fisik, hambatan informasi, dan hambatan
yang diciptakannya dan mampu sosial
mengalahkan orang yang normal secara d. Manfaat Kreativitas Bagi Siswa
fisik. Karena mereka memiliki motivasi Kegiatan pembelajaran merupakan
yang sangat besar dibanding dengan proses, dan manfaatnya tidak dirasakan
siapapun. secara langsung oleh peserta didik
Hambatan informasi kreativitas melainkan baru akan dirasakan
berarti menggunakan kemampuan dikemudian hari. Tanpa bermaksud
berfikir yang dimiliki untuk mengecilkan fungsi pendidikan dalam

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
7
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

ranah kognitif, bahwa masyarakat dan Itu semua mereka capai selain
dunia kerja terlihat sukses dan hidup mendapat bimbingan dari guru dan
bahagia ternyata bukan mereka yang orang tua dalam mengembangkan
berprestasi tinggi di bangku sekolah, potensi kreatif, tetapi juga dari motif
melainkan mereka yang berhasil instrinsik siswa yang lebih besar dan
menggunakan potensi kreatifnya dengan dari kesadaran akan pentingnya
baik, berani mengambil resiko dan kreativitas yang mereka miliki. Setelah
mampu memecahkan permasalahannya mereka menyelesaikan pendidikannya,
(Munandar, 1999). masa depan mereka akan lebih terjamin
Tidak sedikit para pengusaha dan terarah yaitu untuk mengembangkan
sukses dalam bidangnya dan ternyata potensi yang dimilikinya itu. Mereka
hanya lulusan Sekolah Dasar atau SMP, akan merasa lebih puas dengan
mereka tidak dapat mengandalkan ijazah kemampuan sendiri sehingga termotivasi
yang dimiliki, tetapi mereka mampu untuk berbuat yang lebih baik.
mengoptimalkan potensi kreatif yang Jadi secara mendasar bahwa
dimiliki menjadi sesuatu yang sangat terkadang manfaat kreativitas bagi siswa
berharga dan berdaya guna. dirasakan ketika selesai Sekolah atau
Siswa yang kreatif akan lebih siap lulus sekolah, meskipun pada saat
menghadapi tantangan zaman sekolah kreativitas itu bisa tumbuh
dibandingkan siswa yang kurang kreatif. dengan sendirinya, dimana dengan
Kita telah melihat siswa-siswi SMK kreativitas yang dimiliki mampu
yang telah berhasil berkarya membuat menunjang dalam mengikuti kegiatan di
mobil atau membuat penemuan- sekolah bahkan mampu berprestasi
penemuan berharga lainnya, bahkan kita karena memiliki kreativitas yang tinggi.
sering mendengar bahwa siswa-siswi
SMK mendapat nobel atau penghargaan
atas karya-karya yang berhasil mereka
buat.

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
8
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

2. Kecerdasan Emosional lain, dan kecerdasan dalam mengamati


a. Pengertian Kecerdasan diri sendiri” (Rose & Nicholl, 1993).
Emosional
Daniel Goleman dalam Rose
M. Alisuf Sabri (1996)
mengatakan emosi adalah kondisi
menyatakan “Kecerdasan seseorang
dimana mental atau emosi yang meluap-
dapat dilihat ketika dia bertindak, karena
luap dikarenakan pergolakan pikiran,
kecerdasan merupakan kata kerja.
nafsu, dan perasaan (Uno, 2008).
Sehingga jika seseorang melakukan
Selain itu juga emosi adalah
aktifitas akan terlihat apakah orang
respon terhadap apa yang terjadi yang
tersebut memiliki kecerdasan yang baik
ditandai dengan perubahan pada diri
atau tidak. Jika kecerdasannya baik
dalam memberikan tanggapan terhadap
maka hasil pekerjaannya tentu baik, jika
apa yang yang sedang disaksikan, hal ini
kecerdasannya kurang hasil
berarti bahwa terjadi perubahan emosi
pekerjaannya juga kurang baik.
atas kejadian yang telah disaksikan
W.J.S Poerwadarminta (1991)
(Uno, 2008).
mendefinisikan “Secara mendasar
Daniel Goleman mengungkapan
kecerdasan itu dimana perkembangan
bahwa kecerdasan emosional memiliki
akal budinya positif, dalam berfikir
macam-macam pengertian:
senantiasa selalu pandai dan befikiran
Kecerdasan dalam emosional
terbuka, selain itu cerdas juga
diperlukan dalam pengendalian diri,
perkembangan fisiknya sehat dan baik
pada waktu-waktu tertentu sikap ramah
dalam tumbuh kembangnya”.
terhadap apa yang terjadi tidak
Gardner membagi kecerdasan pada
diperlukan, tetapi sikap yang tegas
tujuh bagian yaitu, “cerdas dalam
terhadap apa yang terjadi ketika tidak
bermusik, Cerdas dalam berpikir
sesuai dengan hati nurani terkadang
matematik, cerdas dalam bahasa, cerdas
diperlukan, karena mengungkapkan
dalam penglihatan, cerdas dalam olah
kebenaran perlu dilakukan. Kecerdasan
tubuh, cerdas dalam mengamati orang
emosional diperlukan dalam mengelola

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
9
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

emosi yang terjadi pada diri, hal ini b. Indikator Kecerdasan Emosional
diperlukan agar emosi dapat terolah Untuk mengukur atau mempelajari
dengan baik dan diekspresikan dengan Kecerdasan emosional perlu diketahui
baik sesuai kondisi yang sedang dialami, indikator-indikatornya, diantaranya
sehingga setiap inidividu mampu yaitu: Pertama, mengenali emosi diri
bersama-sama dalam bekerja sesuai dimana mengetahui sifat dasar yang ada
dengan tujuan yang akan dicapai. Lebih pada diri, apakah kita termasuk orang
lanjut Kecerdasan emosional berarti yang mudah terselut emosi atau tidak,
kepandaian, dan kepatutan individu sehingga dengan mengenali emosi diri
dalam mengelola pribadinya, sehingga memudahkan kita dalam bersikap.
memudahkan dalam adaptasi pada Kedua, mengelola emosi yaitu mampu
lingkungan sekitar serta mampu bekerja mengkodisikan diri sehingga dapat
sama dengan baik terhadap siapapun mengungkapkan isi hati dengan baik.
(Uno, 2008). Ketiga, Motivasi diri sendiri dimana
Kecerdasan emosional adalah mampu menuntun diri untuk selalu
suatu proses dalam mengerti diri sendiri, semangat dalam setiap keadaan tidak
mengendalikan pribadi, memotivasi, mudah tepuruk terhadap sesuatu yang
serta mampu memahami lingkungan tidak diinginkan sehingga mampu
sekitar yang terjadi sehingga mampu mengambil inisiatif yang efektif dalam
memberikan respon terhadap apa yang bertindak. Keempat, empati; mengerti
terjadi di sekitarnya (Herwono, 2005). apa yang dialami oleh orang lain,
Dari beberapa pengertian tersebut sehingga memiliki kemampuan ini
disimpulkan bahwa kemampuan dalam masing-masing orang saling memiliki
mengolah diri dalam berbagai keadaan keterikatan satu sama lain, sikap saling
serta mampu memposisikan diri dalam peduli satu sama lain sehingga
berbagai situasi adalah kecerdasan menimbulkan sikap sosial yang positif.
emosional. Jadi ada empat indikator dalam
kecerdasan emosional diantaranya;

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
10
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

mengenali emosi diri sendiri, mengelola orang tua terbiasa dengan prilaku emosi
emosi diri, motivasi diri dan empati. yang negatif dalam mengekspresikan
diri seperti sering marah, mudah putus
c. Pengembangan Kecerdasan
asa, tidak bisa menahan atau mengontrol
Emosional
emosi dalam menghadapi suatu
Berbicara tentang emosi manusia
permasalahan, maka perkembangan
Alquran dan Hadis juga membahas hal
emosi anak cenderung mengarah ke hal-
tersebut. Alquran dan Hadis
hal negatif sehingga perkembangan
mengungkapkan emosi dasar manusia
emosinya menjadi kurang baik dan tidak
dengan bahasa yang indah, bahagia,
sehat (Yusuf & Sugandhi, 2011).
sedih, sabar, marah, takut diungkapkan
John Gottman dalam Nggermanto
dengan jelas. Emosi lainnya yang ada
merumuskan: ada lima langkah dalam
pada individu manusia seperti
mengembangkan kecerdasan emosional
kesombongan, berbangga diri, cinta,
(EQ) (Nggermanto, 2011):
kedengkian, serta benci. Alquran dan
Langkah pertama: orang tua
Hadis membahasnya dengan penjelasan
harus menyadari sikap emosional pada
yang sangat baik (Hasan, 2008).
anaknya, dan orang tua juga harus
Setiap orang mampu mengontrol
memahami emosi yang dominan pada
emosinya, tentunya dengan melalui dua
anaknya, sehingga dengan demikian
cara yaitu menirukan apa yang ada di
orang tua siap menjadi pelatih atau
sekitarnya atau membiasakan diri baik
terapis bagi anaknya agar emosinya
itu positif dan negatif. Orang tua serta
cenderung mengarah ke hal yang positif.
guru memiliki peranan penting dalam
Langkah Kedua: menangani
membina emosi anak. Jika dalam
emosi dengan baik dalam segala kondisi,
lingkungan keluarga masing-masing
ketika seorang anak mendapatkan hal
memiliki emosi yang senantiasa positif
yang tidak dia inginkan seperti nilai
maka anak cenderung memiliki emosi
yang tidak bagus, mendapat perlakuan
yang positif dan stabil. Sebaliknya, jika
buruk dari teman, serta pengalaman-

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
11
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

pengalaman negatif lainnya. Keadaan ini yang baik prilaku serta perbuatan anak-
sangat berpeluang bagi anak untuk anak akan berubah ke arah yang positif
mengelola emosinya sehingga dalam tanpa harus banyak berkata-kata.
kondisi yang tidak disukai emosi anak Keteladanan juga menjadi metode yang
tetap stabil. efektif dalam mengembangkan emosi
Langkah Ketiga: sikap empati anak, dan anak pada umumnya lebih
melalui mata dan pendengaran anak. senang mengikuti tindakan positif yang
Dengan adanya empati anak mampu dilakukan dibandingkan dengan
mengamati emosi-emosi seseorang mendengarkan ceramah yang terkadang
sehingga anak bisa membedakan mana membuat mereka bosan, terlebih lagi
emosi yang positif dan emosi yang jika ucapan tidak sesuai dengan
negatif. perkataan.
Langkah Keempat: Setiap anak Jadi dalam mengembangkan
tentunya dalam kehidupannya pasti kecerdasan emosional dapat dilakukan
dihadapkan oleh masalah. Orang tua dan dalam lima langkah, dimana dengan
guru sebagai orang yang terdekat harus pengembangan tersebut menjadikan
membantu dalam memecahkan masalah kecerdasan emosional siswa menjadi
yang dihadapi oleh anak, mulai dari lebih baik.
merumuskan masalah, batasan masalah, d. Wilayah Kecerdasan Emosional
proses pemecahan masalah, dan Mayer dan Salovey dalam
mengevaluasi masalah. Dengan Goleman mengungkapkan ada lima
membantunya tentu memudahkan anak aspek kecerdasan pribadi dalam
dalam memecahkan masalahnya, kecerdasan emosional (Goleman, 1996).
sehingga emosinya berkembang dengan Pertama; Mengenali emosi diri.
baik. Secara mendasar, manusia mengerti
Langkah Kelima: orang tua dan emosi yang dominan pada dirinya. Jika
guru harus menjadi teladan, karena individu mengerti dengan baik emosi
dengan memberikan contoh perbuatan yang dominan pada dirinya maka secara

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
12
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

langsung individu tersebut memiliki dirinya, akan tetapi dilihat juga seberapa
kecerdasan emosional yang baik, cerdas seseorang tersebut dalam
sehingga individu tersebut bisa mengenali emosi orang lain terutama
mengendalikan emosi dirinya dengan orang yang ada di dekatnya, baik itu
baik, sehingga emosinya bisa terkontrol rekan belajar ataupun rekan kerja.
dengan positif. Dengan mengerti emosi orang lain maka
Kedua; Mengelola emosi. Setiap akan menumbuhkan sikap empati satu
manusia pasti memiliki emosi pada sama lain.
dirinya, sehingga setiap manusia harus Kelima; Berkomunikasi dengan
memiliki pengolaan emosi yang baik. orang-orang sekitarnya. Dalam
Dengan pengolaan emosi yang baik kehidupan bersosial, berinteraksi dengan
setiap individu bisa mengekspresikan orang lain tentu tidak bisa dilepaskan.
emosinya dengan tepat. Agar komunikasi terjalin dengan baik
Ketiga; Memotivasi diri sendiri. maka dibutuhkan kecerdasan dalam
Dalam melakukan aktifitas apapun berkomunikasi dengan orang lain.
seeorang membutuhkan dorongan dari Sehingga jika sikap ini terbangun maka
dalam dirinya atau umumnya disebut masing-masing inidividu akan memiliki
motivasi dari diri sendiri. Dengan sikap saling peduli dan saling kasih
memiliki motivasi dari dirinya, sayang.
seseorang akan selalu bergairah atau
C. Metodologi
semangat dalam melakukan aktifitas.
Dalam penelitian ini, populasinya
Sehingga apapun yang dilakukan akan
adalah siswa dan siswi kelas VIII MTs
terasa mudah. Dan tujuan yang ingin
Islamiyyah Ciputat, Banten, sebanyak
dicapai akan mudah didapatkan.
115 siswa dan siswi.
Keempat: Mengenali emosi orang
Dalam penelitian ini penulis
lain. Kecerdasan emosional seseorang
menetapkan sampel sebanyak 52 siswa
bukan hanya dilihat dari seberapa pandai
dimana teknik pengambilan sampel ini
seseorang itu dalam mengelola emosi

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
13
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

menggunakan rumus Slovin dengan emosional siswa dan siswi kelas VIII
teknik nonprobability sampling dengan MTs Islamiyyah, Ciputat.
jenis purposive sampling. Temuan hipotesis tersebut
Dalam memperoleh data peneliti dilakukan melalui tahap-tahap berikut:
mengambil data berdasarkan: Tahap pertama, peneliti
1. Observasi dimana peneliti mengumpulkan data kreativitas siswa
mengamati langsung di lapangan kelas VIII MTs Islamiyyah Ciputat dan
untuk menyaksikan kondisi dan Kecerdasan emosional melaluli tes
situasi lokasi objek yang diteliti. angket yang diadakan peneliti kepada 52
2. Angket, dalam penelitian ini siswa dan siswi kelas VIII MTs
penulis menyebarkan angket Islamiyyah, Ciputat.
berkaitan dengan kecerdasan Tahap kedua, setelah
emosional dan kreativitas. mengumpulkan data kemudian diolah
serta dianalisis dengan memakai analisis
D. Hasil Penelitian korelasi Pearson Produt Moment. Lalu
Hasil temuan peneliti dalam data diinput ke dalam tabel distribusi
mencari apakah hipotesis diterima atau frekuensi kreatifitas siswa dan tabel
tidak, dan ternyata hipotesis yang distribusi frekuensi kecerdasan
diajukan diterima atau menandakan ada emosional.
pengaruh signifikan yaitu “terdapat Tahap ketiga, memastikan
hubungan antara kreativitas siswa kontribusi lalu mengujinya apakah
dengan kecerdasan emosional siswa kreativitas (X) dan kecerdasan
pada siswa dan siswi kelas VIII MTs emosional (Y) ada hubungan yang
Islamiyyah Ciputat. Hal ini berarti positif ataukah hanya kebetulan. Selain
bahwa semakin baik kreativitas siswa itu juga apakah ada korelasi dengan uji t
kelas VIII MTs Islamiyyah, Ciputat, dimana dengan mencocokkan nilai t dari
maka semakin baik pula kecerdasan yang didapatkan.

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
14
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

Sesuai dengan tahapan-tahapan 5. Setelah itu mencocokkan nilai t


yang telah dilakukan didapatkan hasil yang telah didapatkan dengan
nilai dari masing-masing variabel yaitu: . Dengan 5% = 2,00
1. Variabel X diketahui bahwa mean dari hasil perhitungan diperoleh ≥
dari frekuensi kreativitas siswa
( 0,25 > 2,00).
kelas VIII MTs Islamiyyah Ciputat
Dari uraian tahapan-tahapan yang
termasuk kategori sedang karena
telah dilakukan dalam di atas, bahwa
diposisi interval 48 – 90.
kreatifitas siswa memiliki kontribusi
2. Variabel Y diketahui bahwa mean
terhadap kecerdasan emosional siswa,
dari frekuensi kecerdasan emosional
sehingga kreativitas siswa memiliki
siswa kelas VIII MTs Islamiyyah
pengaruh terhadap kecerdasan
Ciputat, termasuk kategori cukup
emosional.
karena di posisi interval 63 – 96.
Sehingga apabila siswa mempunya
3. Mencari derajat hubungan antara
kreativitas yang bagus, maka tingkat
variabel X dan Y, dari hasil
kecerdasan emosional siswa tersebut
perhitungan diketahui hubungan
akan ikut bagus. Kebalikannya bila
yang dimiliki rendah, dengan =
siswa memiliki kreativitas yang rendah
0,27 artinya semakin baik bisa jadi tingkat kecerdasan emosional
kreativitas siswa maka kecerdasan siswa tersebut juga rendah.
emosional siswa juga bagus. Dari hasil di atas dapat dilihat
4. Lalu mencari kontribusi serta bahwa kreativitas memiliki kontribusi
mengujinya apakah terdapat terhadap kecerdasan emosional siswa
hubungan antara krearivitas (X) dan meski dalam penilitian ini yang
kecerdasan emosional (Y) ataukah dilakukan di MTs Islamiyyah Ciputat
bertepatan saja serta dilakukan memiliki hubungan yang rendah tidak
signifikansi dengan uji t. hasilnya menutup kemungkinan jika faktor-faktor
diperolehlah uji t sebesar 2,22. penghambat dalam perkembangan

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
15
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

kecerdasan emosional bisa di maka Ha diterima dan Ho ditolak.


minimalisir. Dengan demikian menandakan adanya
hubungan yang signifikan antara
E. Simpulan kreatifitas siswa dengan kecerdasan
Hasil temuan penelitian yang telah emosional siswa, pada siswa kelas VIII
dikemukakan sebelumnya tentang MTs Islamiyyah Ciputat, Tangsel,
hubungan antara kreatifitas siswa Banten.
dengan kecerdasan emosional siswa Meskipun pada tingkat hubungan
pada siswa kelas VIII MTs Islamiyyah pada taraf rendah, setidaknya
Ciputat. Banten, terdapat dua temuan: memberikan gambaran bahwa terdapat
Pertama, Terdapat hubungan yang hubungan antara kreativitas dengan
positif dan signifikan antara kreatifitas kecerdasan emosional.
siswa dengan kecerdasan emosional
siswa pada siswa kelas VIII MTs F. Daftar Pustaka
Islamiyyah Ciputat.
Al-Khalili, A. (2005). Mengembangkan
Kedua, Besarnya hubungan
Kreativitas Anak. Jakarta:
kreatifitas siswa dengan kecerdasan
Pustaka Al-Kaustar.
emosional siswa kelas VIII MTs
Islamiyyah Ciputat, diperoleh koefisien Goleman, D. (1996). Kecerdasan
korelasi = 0,27, dengan kontribusi, Emosional. (Hermayati, Trans.)

07,29%, dengan signifikansi variabel Jakarta: Gramedia Pustaka

kreativitas dan variabel kecerdasan Utama.

emosional sebesar 2,25. Derajat Hasan, A. B. (2008). Psikologi


kebebasan (df) 50 dikonsultasikan Perkembangan Islam. Jakarta:
dengan pada taraf signifikansi 5% PT. Raja Grafindo Persada.
sebesar 2,00. Sehingga diperoleh ≥
(0,25 > 2,00) pada taraf signifikansi 5%

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
16
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: 10.30596/intiqad.v%vi%i.3785
Vol. 12, No. 1 (June 2020)

Herwono. (2005). Belajar Mengajar Rahmawati, Y., & Kurniati, E. (2010).


Berbasiskan Emosi. Jakarta: Strategi Pengembangan
MLC. Kreativitas Pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Munandar, U. (1999). Mengembangkan
Kencana.
dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: PT. Gramedia Rose, C., & Nicholl, M. J. (1993). Cara
Widiasarana Indonesia. Belajar Cepat Abad XXI. (D.
Ahimsa, Trans.)
Nggermanto, A. (2011). Quantum
Quetient Cara Praktis Melejitkan Sabri, M. A. (1996). Psikologi
IQ, EQ, SQ yang Harmonis. Pendidikan. Jakarta: Pedoman
Bandung: Nuansa. Ilmu Jaya.

Pembinaan, T. P., & Pengembangan. Satiadarma, M. P., & Wawuru, F. E.


(1988). Kamus Besar Bahasa (2003). Mendidik Kecerdasan.
Indonesia. Jakarta: Balai Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Pustaka. Sebastian, Y. (2010). Oh My Goodnes!
Poerwadarminta, W. (1991). Kamus Buku Pintar Seorang Creative
Umum Bahasa Indonesia. Junkies. Jakarta: PT. Gramedia
Jakarta: Balai Pustaka. Pustaka Utama.

Purwanto. (2005). Kreativitas Berpikir Uno, H. B. (2008). Orientasi Baru


Siswa dan Perilaku dalam Tes. Dalam Psikologi Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan dan Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kebudayaan, 11(55), 511. Yusuf, S., & Sugandhi, N. M. (2011).
Rahmawati, S. (2001). Mencetak Anak Perkembangan Peserta Didik.
Cerdas dan Kreatif. Jakarta: Jakarta: Rajawali Pers.
Kompas.

Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
17
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).

You might also like