You are on page 1of 10

Jurnal

MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol .V. No. 1, September 2020, hlm. 36 – 45


DOI: https://doi.org/10.36294/jmp.vxix.xxx
Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK TERHADAP


KARAKTER SISWA KELAS VIII MTS NURUL HAKIM

Hizmi Wardani1), Machrani Adi Putri Siregar2)


1,2
Pendidikan Matematika, UMN Al Washliyah
1
Email : hizmiwardani@umnaw.ac.id

Abstract

Research is aimed to know the influence of the scientific learning approach to the character of
students character. The sample of this research was students grade VIII MTs Nurul Hakim. The type
of research used is associative research, namely to analyze the effect of the independent variable
(scientific approach) on the dependent variable (student character). Instruments in the research is the
student character questionnaire and the scientific learning approach questionnaire. Descriptive data
analysis techniques to describe the character of students: ANOVA test to test the research hypothesis:
and Simple regression analysis aims to determine the relationship between the two variables. Based
on the research results obtained 1) There is an effect of the scientific learning approach on the
character building of students, 2) the level of the relationship between the two research variables,
namely the student character and the scientific learning approach, are categorized as high, 3) the
scientific approach has a positive effect on the character of students by 68.6%.

Keyword: Scientific Learning Approach, Student Character

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran saintifik terhadap
karakter siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Nurul Hakim. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian assosiatif yaitu untuk menganalisis pengaruh variabel independen
(pendekatan saintifik) terhadap variabel dependen (karakter siswa). Instrumen dalam penelitian adalah
angket karakter siswa dan angket pendekatan pembelajaran saintifik. Teknik analisis data secara
deskripsi untuk mendeskripsikan karakter siswa; uji ANOVA untuk menguji hipotesis penelitian;
sedangkan analisis regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui hubungan kedua variabel.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 1) terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran saintifik
terhadap pembentukan karakter siswa 2)tingkat hubungan kedua variabel penelitian yaitu karakter
siswa dan pendekatan pembelajaran saintifik dikategorikan tinggi, 3) pendekatan saintifik memberi
pengaruh positif terhadap karakter siswa sebesar 68,6%.

Kata kunci: Pendekatan Pembelajaran Saintifik, Karakter Siswa

36
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol .V. No. 1, September 2020, hlm. 36 – 45


DOI: https://doi.org/10.36294/jmp.vxix.xxx
Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

PENDAHULUAN dan sekolah mempunyai peran penting


membentuk karakter terutama sebagai
Pendidikan karakter adalah suatu
control sosial jika anak memiliki penyim-
bentuk aktivitas manusia dimana aktivitas
pangan karakter. Tidak dapat di-abaikan
tersebut terdapat suatu tindakan atau
faktor lingkungan sangat berpengaruh
perbuatan yang sengaja dilakukan untuk
terhadap perkembangan pribadi manusia
mendidik generasi selanjutnya. Tujuan
umumnya dan anak khususnya, baik
pendidikan karakter adalah untuk
karena disengaja maupun tidak disengaja.
menyempurnakan jati diri seseorang ke
Seperti yang diungkapkan oleh Slameto
arah lebih baik secara berkelanjutan, serta
(2013) Perkembangan pribadi manusia
mengembangkan ke-mampuan diri untuk
dipengaruhi oleh diri manusia itu sendiri
kemajuan diri sendiri. Adapun fokus
dan lingkungannya.
pendidikan karakter menurut Rukiyati
Di masa sekarang ini orang tidak lagi
(2016) yaitu bukan hanya terletak pada
bertindak berdasarkan kepatutan.
tujuan-tujuan etika, akan tetapi pada
Sayangnya lagi malah ada beberapa
praktiknya meliputi penguatan kecakapan-
kelompok orang menyatakan ke-
kecakapan yang penting yang mencakup
tidakpatutan menjadi hal yang biasa.
perkembangan sosial peserta didik.
Tuntutan hidup memaksa beberapa
Penguatan kecakapan dapat berupa
golongan orang melakukan tindakan-
penguatan kecakapan sikap, kecakapan
tindakan diluar kepatutan dan melakukan
moral, kecakapan tingkah laku, dan
penyimpangan terhadap nilai-nilai luhur.
kecakapan lainnya. Kecakapan inilah yang
Junaidi (2017) dalam jurnalnya
nantinya menjadi tolak ukur pembentukan
menyebutkan penyimpangan terjadi karena
karakter seseorang. Irjanti (2018)
adanya pergeseran tatanan kehidupan
mengatakan karakter seseorang terbentuk
manusia sebagai akibat berkembang
sesuai dengan norma sosial berasal dari
pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
lingkungan dan bawaan diri atau disebut
teknologi yang berdampak pada
genetika. Dari penuturan irjanti tersebut
pengabaian dan pengasingan nilai-nilai
dapat dikatakan bahwa faktor pembentuk
luhur. Tidak perlu dijelaskan lagi berapa
karakter salah satunya adalah interaksi.
banyak contoh-contoh penyimpangan yang
Santoso (2019) menjelaskan ka-rakter dilakukan seseorang. Televisi, media
merupakan nilai-nilai yang terbentuk dari massa, dan media online setiap harinya
proses interaksi dengan lingkungan memberitakan tentang perilaku me-
sehingga membentuk sikap dan perilaku nyimpang seseorang seperti tindakan
yang pada akhirnya menjadi kepribadian. kriminal, narkoba, pelecehan seksual,
Karakter tidak terbentuk begitu saja dan penindasan terhadap anak dibawah umur,
melalui proses instan, membutuhkan diskriminasi terhadap pendidik, dan
proses yang cukup panjang untuk sebagainya.
membentuk karakter se-seorang. Dalam Penyimpangan tersebut salah satunya
hal ini lingkungan keluarga, masyarakat terjadi karena ketidak-seimbangan antara

37
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol .V. No. 1, September 2020, hlm. 36 – 45


DOI: https://doi.org/10.36294/jmp.vxix.xxx
Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

kecerdasan emo-sional-spiritual dengan mencapai tujuan kurikulum, tujuan


kecerdasan intelektual. Selama ini sistem pembelajaran, me-ningkatkan kecerdasan
pen-didikan di Indonesia hanya menitik intelaktual, melainkan guru dituntut untuk
beratkan kecerdasan intektual dan meningkatkan kecerdasan emosional-
mengabaikan kecerdasan emosional- spiritual siswa dalam hal ini mengubah
spiritual. Hal inilah menyebabkan karakter siswa menjadi lebih baik.
kurangnya penanam nilai-nilai luhur dan Ditinjau dari segi siswa, karakter yang
spiritual sehingga mengakibatkan ada pada diri siswa dipengaruhi oleh
terjadinya penyimpangan. Agar penyim- kecerdasan emosinal. Kecerdasan
pangan tidak terjadi lagi pada generasi emosional merupakan suatu ke-mampuan
selanjutnya dan berharap tidak me- seseorang dalam menerima, mengelola,
ngulanginya kembali. Oleh karena itu, menilai, dan me-ngontrol emosi diri
diperlukan upaya yang kom-prehensif agar sendiri dan orang lain. Ada kaitan antara
kecerdasan emosional dan spiritual anak karakter siswa dengan kecerdasan emosi,
sejalan dengan kecerdasan intelektual salah satu kaitannya adalah siswa yang
anak. Salah satu upaya yang dapat mampu mengelola dan mengontrol emosi
dilakukan dalam pembentukan karakter dengan baik akan memiliki karakter yang
yaitu melalui pendi-dikan karakter. baik pula. Bachri (2014) menyebutkan
Sekolah sebagai lembaga pendidikan siswa yang memiliki masalah dengan
masih dipercaya mampu mewujudkan kecerdasan emosi akan mengalami
siswa berkarakter dan mempunyai nilai- kesulitan belajar, mengalami kesulitan
nilai luhur melalui penerapan kurikulum dalam pergaulan, dan kesulitan mengontrol
2013. Walaupun Kurikulum 2013 sudah emosinya sendiri. Lebih lanjut, Goleman
berjalan selama 7 tahun namun faktanya (dalam Bachri, 2014) melalui penelitian
Kurikulum 2013 belum berjalan secara yang Ia temukan 80% keberhasilan
maksimal, masih banyak ditemukan seseorang dalam bermasyarakat
kekurangan-kekurangan. Latifatul (dalam dipengaruhi oleh kecerdasan emosional,
Per-matasari, 2014) menjelaskan alasan sedangkan sisanya sebesar 20% ditentukan
utama kurikulum perlu diperbaiki karena oleh kecerdasan intelektual.
belum menjawab tantangan zaman yang Siswa di MTs Nurul Hakim
terus berubah-ubah serta belum mengalami masalah berkaitan dengan
mempersiapkan anak mampu bersaing kecerdasan emosional. Berdasarkan hasil
dimasa depan sesuai perkembangan ilmu wawancara dengan beberapa guru MTs
pengetahuan dan teknologi. Nurul Hakim serta pengamatan langsung
Kompetensi pedagogik, kompetensi selama proses pembelajaran berlangsung
sosial, kompetensi pribadi, dan pro- diperoleh kesimpulan masih ada siswa
fesionalisme merupakan kompetensi yang tidak bertanggung jawab terhadap
keguruan yang harus dimiliki oleh se- tugas yang diamanahkan; siswa tidak jujur
orang guru. Sekarang ini tugas guru mengakui kesalahan ketika kedapatan
semakin berat, tugas guru bukan hanya menyotek; masih terlihat siswa tidak

38
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol .V. No. 1, September 2020, hlm. 36 – 45


DOI: https://doi.org/10.36294/jmp.vxix.xxx
Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

disiplin hadir tepat waktu; tidak disiplin kurang mampu memanfaatkan lingkungan
mengikuti arahan guru pada saat belajar sekitar sebagai sumber belajar dan masih
berkelompok; tidak mematuhi aturan yang banyak juga guru yang masih
ditetapkan guru pada proses pembelajaran mempertahankan gaya belajar
berlangsung; masih ditemukan beberapa konvensional.
siswa kurang toleransi ketika diberi Dari pengamatan terhadap guru di
kritikan dan saran; masih ada siswa yang MTs Nurul Hakim selama kegiatan belajar
kurang percaya diri ketika berbicara mengajar, rata-rata guru di sekolah
didepan kelas; kurang percaya diri tersebut juga menerapkan pembelajaran
mengerjakan tugas secara individu konvensional. Adapun kegiatan diawali
akibatnya siswa kerja sama menyelesaikan dengan mengucapkan salam, mengabsen
tugas individu; masih ada siswa malas siswa, memotivasi siswa, menanyakan
belajar; rendahnya rasa ingin tahu siswa tugas sebelumnya tanpa memeriksa
terhadap pelajaran; serta kurangnya kembali tugas yang diberikan, selanjutnya
kepedulian siswa terhadap dirinya sendiri, menjelaskan materi yang dipelajari, tahap
teman, guru dan lingkungan. Hal-hal inilah akhir ke-giatan pembelajaran guru
yang mendasari bahwa kecerdasan memberikan latihan dan menutup
emosional atau karakter siswa di MTs pembelajaran.
Nurul Hakim tergolong rendah. Jika hal ini Model pembelajaran yang di-terapkan
dibiarkan saja akan berdampak pada guru MTs Nurul Hakim belum maksimal
perkembangan moral, akhlak dan tingkah membentuk karakter siswa. Untuk itu
laku siswa di masa yang akan datang. Oleh perlu upaya perbaikan pendekatan
karena itu perlu pembiasaan penanaman pembelajaran selama proses kegiatan
pendidikan karakter selama kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran tersebut
belajar mengajar. haruslah berpusat pada siswa; menjadikan
Terobosan yang telah dilakukan siswa aktif dalam belajar; menciptakan
pemerintah melalui kurikulum 2013 interaksi belajar antara siswa dengan
menuntut pendidik lebih peduli siswa, siswa dengan guru dan siswa
mengembangkan karakter siswa. Karakter dengan lingkungan sekitar; meningkatkan
tidak akan terbentuk melalui proses motivasi belajar siswa; menciptakan
pembelajaran biasa dimana siswa tidak pembelajaran yang lebih bermakna;
dilibatkan secara aktif selama proses meningkatkan keberanian dan percaya diri
pembelajaran. Pembelajaran seperti ini siswa; serta meningkatkan hasil belajar
dikenal dengan istilah pembelajaran siswa.
kovensional yaitu suatu pembelajaran yang Pendekatan saintifik merupakan
menempatkan guru sebagai pusat kegiatan salah satu pendekatan pembelajaran yang
pembelajaran, sedangkan siswa hanya menjadikan siswa sebagai pusat
mendengarkan apa yang disampaikan pembelajaran. Sufairoh (2016) pen-
guru. Rostika (2019) melalui penelitiannya dekatan saintifik adalah proses pem-
men-jelaskan masih banyak guru yang belajaran yang dirangsang sedemikian

39
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol .V. No. 1, September 2020, hlm. 36 – 45


DOI: https://doi.org/10.36294/jmp.vxix.xxx
Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

rupa agar peserta didik secara aktif X Y


mengontruksi konsep, hukum atau prinsip Keterangan
melalui tahapan-tahapan mengamati X = Pembelajaran saintifik
(untuk mengidentifikasi atau menemukan Y= Karakter siswa
masalah), perumusan masalah, pengajuan Ridwan (2006) mengatakan tes adalah
hipotesis, pe-ngumpulan data, analisis serangkaian pernyataan atau latihan yang
data, kesimpulan dan komunikasi konsep, digunakan untuk mengukur keterampilan
hukum atau prinsip yang “ditemukan”. pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau
Bermawi (2016) menambahkan in-formasi bakat yang dimiliki individu atau
yang diperoleh selama menerapkan kelompok. Instrumen dalam penelitian
pembelajaran saintifik di dapat dari mana berupa angket karakter siswa dan lembar
saja, kapan saja dan tidak tergantung dari observasi penggunaan pendekatan
infomasi yang diberikan guru. Musfiqon saintifik. Selanjutnya instrumen tersebut
(2015) penerapan pendekatan saintifik digunakan untuk memperoleh data
dalam pembelajaran di sekolah bertujuan penelitian berupa data karakter siswa (Y)
membiasakan peserta didik berfikir, dan data pendekatan saintifik (X).
bersikap, serta berkarya dengan Adapun tahap analisis data yaitu tahap
menggunakan kaidah dan langkah ilmiah, awal analisis yaitu secara deskriptif data
proses pembelajaran menjadi lebih penting kemampuan karakter siswa, selanjutnya
dibandingkan hasil pembelajaran. Peserta data dianalisis secara uji prasyarat yaitu
mengalami lebih bermakna dibandingkan untuk mengetahui data hasil penelitian
peserta didik memahami. Raharjo (2015) berdistribusi normal. Tahap akhir yaitu
berpendapat bahwa pendekatan saintifik tahap uji hipotesis, meliputi pertama
sangat tepat diterapkan di Indonesia, analisis regresi sederhana digunakan untuk
melalui metode ilmiah kualitas siswa akan mendapatkan hubungan matematis dalam
meningkatkan dalam hal ini kualitas sikap, bentuk suatu persamaan antara variabel
pengetahuan dan keterampilan siswa. terikat (predictor) dengan va-riabel bebas
respon (Sugiyono, 2017). Kedua analisis
METODE koefisien korelasi dan koefisien
Penelitian ini menggunakan jenis determinan dan ketiga uji hipotesis.
penelitian assosiatif yaitu melihat
pangaruh suatu variabel terhadap variabel HASIL DAN PEMBAHASAN
lainnya (Sugiyono, 2015). Tujuan Analisis Secara Deskriptif Karakter Siswa
penelitian yaitu untuk mengetahui Data angket memberikan informasi
pengaruh pendekatan pembelajaran tentang karakter siswa yang muncul
saintifik terhadap karakter siswa. Dimana setelah diajar menggunakan pendekatan
variabel independen adalah pembelajaran pembelajaran saintifik. Adapun jenis
saintifik (variabel X), sedangkan variabel karakter siswa yang diamati meliputi 8
dependen adalah karakter siswa. Desain komponen utama yaitu jujur, disiplin,
penelitian adalah sebagai berikut: percaya diri, peduli, gigih, toleransi,

40
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol .V. No. 1, September 2020, hlm. 36 – 45


DOI: https://doi.org/10.36294/jmp.vxix.xxx
Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

kreatif, dan bertanggung jawab. Penilaian karakter siswa disajikan dalam bentuk
yang digunakan setiap pertanyaan persentase. Tabel 1 dibawah ini
menggunakan skala likert yaitu sangat menunjukkan secara deskriptif karakter
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), siswa.
dan sangat tidak setuju (STS). Deskripsi

Tabel 1 Hasil Analisis Desktriptif Karakter Siswa


Total Responden (Persentase)
No
Indikator SS S TS STS
1 Jujur (J) 14
(17.5%) 62 (77.5%) 3(5%) 0
2 Disiplin (D) (6.25%) 61.25% 26.25% 6.25%
3 Percaya Diri (PD) 0 11.25% 58.75% 30%
4 Peduli (P) 10% 15% 71.25% 3.75%
5 Gigih (G) 0 70% 30% 0
6 Toleransi (T) 1.25% 85% 13.75% 0
7 Kreatif (K) 0 10% 36.25% 53.75%
8 Bertanggung Jawab (TJ) 1.25% 68.75% 20% 10%

Komponen karakter siswa yang terhadap karakter jujur; kedua komponen


diamati pada penelitian ini sebanyak 8 disiplin, 4 responden atau 6,25%
komponen, masing-masing komponen menyatakan sangat setuju (SS) bahwa
memiliki 4 pernyataan, jadi total ke- pembelajaran saintifik memberi pengaruh
seluruhan item pernyataan adalah 32 item. terhadap tingkat kedisiplinan siswa, 49
Jumlah responden sebanyak 20 orang, responden menyatakan setuju (S) dengan
setiap komponenakan direspon oleh 20 persentase 61,25%, 21 responden atau
responden sehingga total pernyataan yang 26,25% menyatakan tidak setuju (TS), dan
direspon sebanyak 80 yaitu 4 pernyataan x 5 responden atau sebesar 6,25%
20 responden. Secara ke-seluruhan peneliti menyatakan sangat tidak setuju (TS)
menjabarkan makna dari tabel di atas yaitu pembelajaran saintifik memberi pengaruh
sebagai berikut: pertama kom-ponen jujur, terhadap tingkat kedisiplinan terutama
secara keseluruhan responden menyatakan pada disiplin tepat waktu dan mematuhi
sangat setuju (SS) bahwa pembelajaran aturan; ketiga komponen percaya diri,
saintifik memberi pengaruh terhadap hanya 9 responden atau sebesar 11,25%
karakter jujur sebanyak 14 responden menyatakan setuju (S) bahwa melalui
dengan persentase 17,5%; 62 responden pembelajaran saintifik mampu
atau 77,5% menyatakan setuju (S), menciptakan percaya diri siswa, sedangkan
sedangkan 3 responden atau 5% sisanya yaitu 47 responden (58,75)%
menyatakan tidak setuju (TS) menyatakan tidak setuju (ST) dan 24
pembelajaran saintifik memberi pengaruh responden atau sebesar 30%. Hal ini dapat

41
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol .V. No. 1, September 2020, hlm. 36 – 45


DOI: https://doi.org/10.36294/jmp.vxix.xxx
Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

dimaklumi karena responden yang dan saran sangat diterima baik oleh guru
menyatakan tidak setuju karena belum dan teman-teman, serta menumbuhkan
memiliki keberanian dan percaya diri sikap kerja sama yang baik; ketujuh
tampil didepan umum; keempat komponen komponen kreatif, 43 responden (53,75%)
peduli, pernyataan yang diajukan menyatakan belum mampu menciptakan
bermakna negatif misalnya saya tidak ide-ide baru dan berinovasi dalam
pernah memperhatikan ketika orang lain pembelajaran; kedelapan, komponen
sedang berbicara dan ilmu saya tidak bertanggung jawab, 55 responden
bertambah jika saya saling berbagi ilmu. (68,75%) menyatakan pem-belajaran
Sudah tentu siswa merespon tidak setuju saintifik menumbuhkan sikap bertanggung
dan sangat tidak setuju. Adapun jumlah jawab terutama dalam hal tanggung jawab
responden menyatakan tidak setuju (TS) mengerjakan tugas kelompok dan individu,
adalah 74 responden atau sebesar 71,25%. tanggung jawab meng-gumpulkan tugas
Kelima komponen gigih, 56 responden tepat waktu, bertanggung jawab menjadi
atau sebesar 70% menyatakan ketua atau pun anggota kelompok.
pembelajaran saintifik menumbuhkan rasa Analisis Prasyarat (Uji Normalitas)
gigih siswa dalam belajar; keenam Hasil perhitungan uji normalitas data
komponen toleransi, sebanyak 68 karakter siswa dapat dilihat pada Tabel
responden (85%) menyatakan selama dibawah ini:
proses pem-belajaran dengan menerapkan
saintifik menumbuhkan sikap toleransi
dimana siswa merasa dihargai, kritikan

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Karakter Siswa


Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
*
Karakter_Siswa .152 20 .200 .951 20 .380
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Dari Tabel di atas terlihat nilai Regresi linier sederhana digunakan


signifikansi lebih besar dari tarafnilai untuk mendapatkan hubungan ma-tematis
significance (sig.) 𝛼 = 0,05. Yaitu 0,20 > dalam bentuk suatu persamaan antara
0,05 Artinya H0 diterima, ini berarti bahwa variabel terikat (predictor) dengan
data skor karakter siswa berdistribusi variabel bebas respon yang dinyatakan
normal. dengan persamaan Y = a + bX.
Tahap Uji Hipotesis Berdasarkan hasil analisis regresi
a. Analisis Regresi Linier Sederhana menggunakan Software SPSS 22 diperoleh
yaitu:

42
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol .V. No. 1, September 2020, hlm. 36 – 45


DOI: https://doi.org/10.36294/jmp.vxix.xxx
Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Berdasarkan Nilai Koefisien


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 19.796 2.496 7.932 .000
Pendekatan
.303 .115 .528 2.641 .017
Saintifik
a. Dependent Variable: Karakter_Siswa

Dari tabel di atas dapat dilihat dengan demikian dapat dikatakan bahwa
koefisien konstanta atau model constant pendekatan saintifik (X) berpengaruh
disimpulkan sebagai a sebesar 19,796. positif terhadap karakter siswa (Y1)
Angka ini menunjukkan angka konstanta sehingga persamaan regresinya yaitu Y1 =
yang mempunyai arti bahwa jika tidak ada 19,796 + 0,303 X
model pendekatan saintifik (X) maka nilai b. Koefisien Korelasi dan koefisien
konsisten karakter siswa (Y1) adalah Determinan
sebesar 19,796. Angka koefisien regresi Analisis korelasi menunjukkan arah
mempunyai nilai sebesar +0,303. Nilai ini dan kuatnya hubungan antara dua variabel
mengandung arti bahwa setiap atau lebih, arahnya dinyatakan dalam
penambahan 1% tingkat pendekatan bentuk hubungan positif atau negatif,
saintifik (X) maka karakter siswa (Y1) Adapun hasil analisis disajikan pada tabel
akan meningkat sebesar 0,303. Karena berikut ini:
nilai koefisien regresi bernilai + maka

Tabel 4 Hasil Analisis Korelasi Product Moment


Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .828 .686 .239 1.17617
a. Predictors: (Constant), Pendekatan Saintifik

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai dengan 68,6%. Persentase tersebut
koefisien korelasi R adalah 0,828. Ber- menunjukan bahwa variabel X
dasarkan pedoman pemberian interpretasi (pendekatan saintifik) memberi pengaruh
terhadap koefisien korelasi dapat diartikan terhadap variabel Y (karakter siswa)
bahwa tingkat hubungan kedua variabel sebesar 68,6% sedangkan sisanya (100% -
penelitian dikategorikan tinggi. Dari tabel 68,6% = 31,4%). 31,4% menunjukan
diatas juga telihat R Square adalah 0,686 karakter siswa dipengaruhi oleh variabel
yaitu 0,828 x 0,828 = 0,686 atau sama lain.
43
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol .V. No. 1, September 2020, hlm. 36 – 45


DOI: https://doi.org/10.36294/jmp.vxix.xxx
Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

c. Uji Hipotesis Analasis anova untuk menentukan


Karena tujuan penelitian ini adalah taraf signifikasi atau linieritas suatu
untuk mengetahui pengaruh variabel bebas regresi. Untuk menentukan linieritas dapat
yaitu pendekatan saintifik terhadap ditentukan berdasarkan uji F atau uji nilai
variabel terikat yaitu karakter siswa maka signifikasi (sig). Berdasarkan hasil analisis
analisis yang digunakan adalah uji menggunakan SPSS 22 diperoleh:
simultan menggunakan uji F yang
ditunjukan tabel anova.

Tabel 5 Analisis Uji Anova


ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9.649 1 9.649 6.975 .017b
Residual 24.901 18 1.383
Total 34.550 19
a. Dependent Variable: Karakter_Siswa
b. Predictors: (Constant), Pendekatan Saintifik

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai SIMPULAN


simultan atau nilai F (Fhitung) adalah 6,975. Berdasarkan hasil analisis data dan
Sedangkan menentukan nilai Ftabel yaitu temuan penelitian selama pembelajaran
menentukan df(n1) dan df(n2). df(n1) = k – dengan menggunakan pendekatan
1 = 3 – 1 = 2 sedangkan df(n2) = n – k = pembelajaran saintifik dengan
20 – 3 = 17. Berdasarkan tabel distribusi F menekankan pembentukan karakter, maka
diperoleh Ftabel adalah 3,59. Sehingga peneliti memperoleh kesimpulan bahwa
diperoleh Fhitung ≥Ftabel atau 6,975 > 3,59 pendekatan pembelajaran saintifik
artinya Ho ditolak dan Ha diterima terdapat memberikan pengaruh postif terhadap
pengaruh pendekatan pembelajaran pembentukan karakter siswa kelas VIII
saintifik terhadap pembentukan karakter MTs Nurul Hakim
siswa kelas VIII MTs Nurul Hakim.

DAFTAR RUJUKAN
Bachri, S. & Suharnan. (2014). DOI:https://doi.org/10.30996/perso
Kecerdasan Emosi, Persepsi na.v3i01.369
terhadap Pendidikan Karakter Bermawi, Y & Fauziah, T. (2016).
Cinta Damai dan Penyesuaian Diri Penerapan Pendekatan Saintifik
Remaja. Jurnal Psikologi Dalam Pembelajaran Di Sekolah
Indonesia, 3(01), 52-64. Dasar Aceh Besar . Jurnal Pesona
Dasar, 2(4), 63-71

44
Jurnal
MATEMATICS PAEDAGOGIC

Vol .V. No. 1, September 2020, hlm. 36 – 45


DOI: https://doi.org/10.36294/jmp.vxix.xxx
Available online at www.jurnal.una.ac.id/indeks/jmp

Irjanti, R. & Setiawati, F.A. (2018). Rostika, D. & Prihatini. (2019).


Pengaruh Nilai-Nilai Karakter Pemahaman Guru Tentang
Terhadap Prestasi Belajar di SDIT Pendekatan Saintifik Dan
Salman Al Farisi. Jurnal Implikasinya Dalam Penerapan
Pendidikan Karakter, 8(1), 40-50. Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
DOI:https://doi.org/10.21831/jpk.v EduHumaniora | Jurnal Pendidikan
8i1.21490 Dasar Kampus Cibiru, 11(1), 86-
Junaidi. & Aprosin, W. (2017) Pendekatan 94. DOI:https: //doi.org/
Saintifik: Melihat Arah 10.17509/eh.v11i1.14443
Pembangunan Karakter Dan Rukiyati. & Purwastuti, L.A. (2016) Model
Peradaban Bangsa Indonesia. Pendidikan Karakter Berbasis
Epistemé: Jurnal Pengembangan Kearifan Lokal Pada Sekolah
Ilmu Keislaman, 12(2) 507-532. Dasar Di Bantul Yogyakarta.
DOI:https://doi. org/ Jurnal Pendidikan Karakter, 6(1),
10.21274/epis.2017.12.2.507-532 130-142. DOI:https: //doi.org/
Musfiqon, dkk. 2015. Pendekatan 10.21831/jpk.v0i1.10743
Pembelajaran Saintifik. Nizamia Santoso, J., Wahyudi, A.B., Sabardila, A.,
Learning Center. Sidoarjo. Setiawaty, R., & Kusmanto, H.
Permatasari, E.A. (2014). Implementasi (2019). Nilai Pendidikan Karakter
Pendekatan Saintifik Dalam Pada Ungkapan Hikmah Di
Kurikulum 2013 Pada Sekolah Dasar Se-Karesidenan
Pembelajaran Sejarah. Indonesian Surakarta. Jurnal Pendidikan
Journal of History Education, 3(1), Karakter, 9(1). 64-79
11-16. DOI: https://doi.org/10.21831/jpk.v
Raharjo, H.P. 2015. Penerapan 0i1.24931.
Pendekatan Saintifik Dalam Slameto. 2013. Slameto, Belajar dan
Membentuk Karakter Positf Anak. Faktor-Faktor yang
Jurnal of Physical Education, Mempengaruhinya Jakarta: Rineka
Health and Sport, 2(1) 28-29. Cipta
DOI:https://doi.org/ Sufairoh, 2016. Pendekatan Saintifik dan
10.15294/jpehs.v2i1.3939 Model Pembelajaran K -13. Jurnal
Ridwan. 2006. Aplikasi Statistika dan Pendidikan Nasional, 5(3)
Metode Penelitian Untuk Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan
Adminitrasi dan Manajemen. Pengembangan. Bandung: Alfabeta
Bandung: Dewa Ruci Sugiyono. 2017. Statistika untuk
Penelitian.. Bandung: CV Alfabeta

45

You might also like