You are on page 1of 11

Jurnal Tata Kelola Pendidikan

p-ISSN 2746-8895| e-ISSN 2746-8909


https://ejournal.upi.edu/index.php/jtkp

STRATEGI FORESIGHT LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DALAM


PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER JABAR MASAGI

Dewi Tioktowati1), Asep Suryana2), Eka Prihatin3)


123)
Universitas Pendidikan Indonesia
Correspondence Email: dewitioktowati@student.upi.edu

Abstract.
This study entitled Principal Foresight Strategy in Implementation of Character Education
“Jabar Masagi” at state Vocational High School (SMKN) 1 Bandung. The problem that
the authors have addressed in this study is about foresight strategy and implementation of
character education “Jabar Masagi”. This research aims to find out how Principal
implements Foresight Leadership Strategy in Character Education “Jabar Masagi” at
SMKN 1 Bandung. This study use qualitative descriptive approach. Subjects of this study
were a principal, teachers, and students. The data was obtained by interview and
documentation study and were analyzed by reducing the data, presenting the, and
concluding the data in in narrative form. The result of the study reveal that: 1) SMKN 1
Bandung has already implement Character Education “Jabar Masagi” since December
2018. The integration of each value in the Character Education “Jabar Masagi” at SMKN
1 Bandung were carried out by habituation method, the principle and teachers guidance
by showing the students some set of an example, teaching and learning activity and also
extracurricular activity. The implementation will not be separated by the role of the
principle, teachers students and their parents. 2) In designing their future plans, principle
analyze the outcome from the past experience, the outcome that met school standard and
the outcome that did not met the school standard in order to get a better outcome in the
future. 3) According to the characteristic of Foresight Leadership which the principle
possessed, principle designing the plan to implement Character Education Program
“Jabar Masagi”, any programs that related to Character Education “Jabar Masagi” were
implemented by habituating the students, tutoring or counseling, and also by giving them
some set of an example

Keywords : Foresight Leadership, Character Education

1. PENDAHULUAN dan baik untuk mampu berinteraksi dengan


Pendidikan merupakan hal yang kehidupan masyarakat. Menjadikan peserta
penting dalam kehidupan manusia, ini berarti didik pintar boleh jadi mudah melakukannya,
bahwa setiap manusia berhak mendapat dan namun menjadikan peserta didik agar menjadi
berharap untuk selalu berkembang dalam orang yang baik atau berkarakter tampaknya
pendidikan. Pendidikan secara umum jauh lebih sulit. Sangat wajar apabila problem
mempunyai arti suatu proses kehidupan moral menjadi persoalan akut yang
dalam mengembangkan diri tiap individu mengiringi kehidupan manusia. Terdapat
untuk dapat hidup dan melangsungkan banyak sekali potret pendidikan yang
kehidupan, sehingga menjadi individu yang memperlihatkan masih minimnya moral
terdidik itu sangat penting. Pada dasarnya peserta didik, mulai dari pergaulan bebas,
pendidikan diselenggarakan untuk narkoba, tawuran antar pelajar dan
menumbuhkan kompetensi pengetahuan, sebagainya.
keterampilan, dan sikap peserta didik. Berdasarkan data Badan Pusat
Pendidikan pada hakikatnya memiliki 2 Statistik pada publikasi Statistik kriminal
tujuan, yaitu menjadikan peserta didik pintar tahun 2019 menunjukan bahwa dari hasil
Podes 2018 perkelahian antar pemimpin perlu memiliki karakteristik
pelajar/mahasiswa masih sering terjadi. Foresight.
Persentase desa/kelurahan yang mengalami Veitzhral Rivai (2004:2) menyatakan
perkelahian antar pelajar/mahasiswa sebesar bahwa, kepemimpinan adalah proses
0,40 % di tahun 2014 meningkat menjadi 0,65 mempengaruhi dan menentukan tujuan
% di tahun 2018. organisasi, memotivasi perilaku pengikut
Adapun menurut data Komisi untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), jumlah memperbaiki kelompok dan budayanya.
kasus pendidikan di Indonesia per tanggal 30 Sedangkan menurut Titik Handayani dan
Mei 2018 adalah 161 dengan kasus paling Aliyah (2015:266), Kepala sekolah adalah
banyak yakni kasus anak pelaku kekerasan pemimpin pendidikan yang mempunyai
dan bullying sebanyak 41 kasus atau 25,5%. peranan sangat besar dalam mengembangkan
Di Kota Bandung sendiri, pendidikan. Kepala sekolah merupakan
Kapolrestabes Kota Bandung, berdasarkan komponen pendidikan yang berperan dalam
data Kriminalitas remaja yang diperoleh dari meningkatkan kualitas pendidikan karakter di
hasil wawancara dengan KASUBNIT PPA sekolah, maka kepala sekolah memiliki peran
Satreskrim, Ipda Deden Jaenudin yang yang sangat penting. Ada tujuh peran kepala
menyatakan bahwa selama tahun 2019 di sekolah menurut Mulyasa (2012:98), yaitu:
Satreskrim tercatat sebanyak 32 anak SLTA (1) Sebagai pendidik, (2) Sebagai manajer
terlibat kasus kriminalitas, diantaranya adalah sekolah, (3)Sebagai administrator, (4)
kasus penyerangan antar sekolah, bully, Sebagai supervisor, (5)Sebagai leader,
hingga pencabulan. (6)Sebagai inovator, dan (7)Sebagai
Pada tahun 2019 banyak kasus motivator.
kenakalan remaja yang terpublikasi oleh Salah satu karakteristik seorang
sosial media seperti yang dikutip dari pemimpin yang perlu dimiliki oleh seorang
https://kupang.tribunnews.com, salah satu pemimpin menurut Larry C. Spears (1995)
problem moral peserta didik, diantaranya adalah seorang pemimpin perlu memiliki
tawuran antar pelajar yang terjadi di Kupang, karakteristik Foresight. Menurut Spears
Nusa Tenggara Timur. Tepatnya antar siswa (2004), Foresight Leadership merupakan
SMKN 2 dan SMAN 4 Kupang. Dalam pemimpin yang harus mampu mengambil
kutipan di Pos-kupang.com, Jimmi, selaku hikmah yang terjadi di masa lalu dan yang
Komisi V DPRD NTT, memaparkan akan sedang terjadi saat ini untuk dijadikan
melakukan evaluasi terhadap manajemen masukan dalam menghadapi masa depan.
kepemimpinan dari kepala sekolah di sekolah Berarti bahwa untuk dapat menentukan suatu
yang bermasalah. Baginya, aksi tawuran bentuk orientasi masa depan yang tepat
siswa di jam pelajaran itu menunjukan bahwa diperlukan suatu “potret” tiga dimensi dari
sekolah dan dinas gagal dalam mendidik organisasi yang dipimpinya, yaitu masa lalu,
karakter siswa. masa sekarang dan masa depan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Jabar Masagi merupakan salah satu
Aspek penting dalam pendidikan karakter program pemerintah Provinsi Jawa Barat.
khususnya di lingkungan sekolah, menurut Pendidikan karakter Jabar Masagi adalah
Salim (2017:170) salah satunya adalah pendidikan karakter berbasis budaya jawa
memperbaiki kompetensi, kinerja, dan barat. Tujuannya adalah untuk menciptakan
karakter guru atau kepala sekolah. manusia yang “masagi” atau "Jelema masagi"
Setiap Kepala sekolah memiliki artinya orang yang memiliki banyak
karakteristik yang berbeda-beda dalam kemampuan dan tidak ada kekurangan atau
menjalankan kepemimpinannya, Salah satu serba bisa. Artinya, siswa bukan hanya peru
karakteristik seorang pemimpin yang perlu pintar tapi juga harus berahlak baik dan
dimiliki oleh seorang pemimpin menurut memiliki bukti nyata atau prestasi. Menurut
Larry C. Spears (1995) adalah seorang Agus Suherman (2018), Jalma masagi

2 JTKP: Vol. 2 No. 1, April 2020


memiliki keseimbangan antara aspek jasmani Menurut Satori dan Komariah
dan rohani. Tubuhnya sehat jiwanya kuat. (2010:28) penelitian kualitatif bersifat
Manusia yang benar dalam bernalar, baik deskriptif. Artinya, data, fakta yang dihimpun
akhlaknya serta elok perilakunya. Melalui berbentuk kata yang bersifat naratif atau
program ini siswa diasah jiwa raganya untuk gambar-gambar daripada angka-angka.
belajar “merasakan” (surti/rasa), belajar Mendeskripsikan sesuatu berarti
“memahami” (harti/karsa), belajar menggambarkan apa, mengapa dan
“melakukan” (bukti), dan belajar “mengabdi” bagaimana suatu kejadian terjadi.
(bakti/dumadi nyata). Partisipan dalam penelitian ini adalah
Menurut Suherman (2018), Dalam kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
pelaksanaannya di sekolah, pendidikan kesiswaan, guru, dan siswa. Lokasi yang di
karakter "masagi" seperti halnya pendidikan pilih oleh peneliti adalah SMKN 1 Bandung.
karakter yang sudah diprogramkan oleh
pemerintah pusat, tidak menjadi mata Teknik pengumpulan data dilakukan
pelajaran tersendiri, tetapi diintegrasikan ke dengan cara wawancara (interview), dan studi
dalam kegiatan pembiasaan, kegiatan dokumentasi. Dikarenakan pengumpulan data
intrakurikuler (pembelajaran), dan kegiatan dilaksankan saat masa pandemi Covid 19,
ekstrakurikuler maka wawancara dilakukan secara Daring
Menurut Gunawan (2012:195-197) menggunakan google form dan secara
ada 4 strategi dalam pelaksanaan pendidikan langsung.
karakter yaitu melalui (1) Kegiatan
Pembelajaran, (2) Pengembangan Budaya
Sekolah dan Kegiatan Belajar. Dilakukan 3. HASIL PENELITIAN DAN
melalui kegiatan Kegiatan rutin, Kegiatan PEMBAHASAN
spontan, Keteladanan, Pengondisian yaitu A. Pelaksanaan Pendidikan Karakter
penciptaan kondisi yang mendukung Jabar Masagi di Sekolah
keterlaksanaan pendidikan karakter. (3) Menengah Kejuruan Negeri
Kegiatan Kokurikuler dan atau Kegiatan (SMKN 1) Bandung
Ekstrakurikuler, dan (4) Kegiatan Keseharian SMKN 1 Bandung telah
di Rumah dan di Masyarakat. melaksanakan Pendidikan Karakter Jabar
Masagi sejak Desember 2018.
Pengintegrasian setiap nilai dalam
2. METODE PENELITIAN pendidikan karakter jabar masagi di
Desain penelitian yang digunakan SMKN 1 Bandung dilakukan dengan
dalam penelitian ini adalah menggunakan pembiasaan kepada siswa, keteladanan
metode penelitian deskriptif melalui dari kepala sekolah dan guru, serta
pendekatan kualitatif. kegiatan pembelajaran dan
ekstrakulikuler. Hal tersebut sejalan
Menurut Satori dan Komariah dengan pendapat Agus Suherman (2018)
(2010:22) penelitian kualitatif adalah yang menyatakan bahwa dalam
penelitian yang menekankan pada quality atau pelaksanaannya di sekolah, pendidikan
hal yang terpenting dari sifat suatu karakter "masagi" seperti halnya
barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang pendidikan karakter yang sudah
atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala diprogramkan oleh pemerintah pusat,
sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut tidak menjadi mata pelajaran tersendiri,
yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi tetapi diintegrasikan ke dalam kegiatan
suatu pengembangan konsep teori. Penelitian pembiasaan, kegiatan intrakurikuler
kualitatif dapat didesain untuk memberikan (pembelajaran), dan kegiatan
sumbangannya terhadap teori, praktis, ekstrakurikuler.
kebijakan, masalah-masalah sosial dan
tindakan.

Dewi Tioktowati, Asep Suryana, Eka Prihatin


Strategi Foresight Leadership Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter Jabar Masagi - 3
1. Pengintegrasian nilai Surti Sebuah ungkapan verbal atau bentuk
dalam pelaksanaan program penderitaan akan mudah menstimulan
pendidikan karakter Jabar relung hati yang paling dalam, kemudian
Masagi diikuti oleh tindakan yang patut
SMKN 1 Bandung memiliki dilakukan. Itu terjadi karena surti telah
beberapa program dan kegiatan sebagai tertanam, dan rasa telah terasah dengan
bentuk upaya penanaman nilai Surti, tajam.
diantaranya: (1) Program Jumtus (jumat 2. Pengintegrasian nilai Harti
seratus) yakni dana yang dikumpulkan dalam pelaksanaan program
oleh siswa untuk disumbangkan kepada pendidikan karakter Jabar
orang yang membutuhkan sebagai bentuk Masagi
penanaman rasa empati kepada siswa Pengintegrasian nilai harti di
untuk peka terhadap masalah sekitar. (2) SMKN 1 Bandung ini dilakukan pada
Kegiatan spontan memberikan saat proses kegiatan belajar mengajar
sumbangan dana untuk siswa yang dilakukan, yakni pada saat proses
terkena musibah atau orang tua siswa pemberian materi pembelajaran oleh
yang meninggal dunia. (3)Membentuk guru kepada siswa sehingga siswa dapat
kelompok peduli lingkungan (koling) memahami materi pembelajaran dan
yang merupakan suatu kelompok yang menambah pengetahuan serta
mempunyai tujuan untuk menciptakan wawasannya.
lingkungan bersih dan nyaman serta Selain dalam kegiatan belajar
mengingatkan kepada siswa-siswa mengajar, penanaman nilai harti juga
lainnya agar senantiasa menjaga dilaksanakan dalam kegiatan
kelestarian lingkungan sekitar. (4) ekstrakulikuler, kegiatan ini
Pembiasaan pungut sampah untuk dimaksudkan sebagai kegiatan yang
menjaga kebersihan lingkungan. (5) diarahkan untuk memperluas
Metode pembelajaran dengan metode pengetahuan siswa, mengembangkan
tutor sebaya (peer teaching), artinya nilai-nilai atau sikap dan menerapkan
kegiatan belajar mengajar di kelas yang secara lebih lanjut pengetahuan yang
memberi kesempatan pada siswa untuk dipelajari siswa dalam mata pelajaran
mengajarkan dan berbagi ilmu program inti dan pilihan sesuai dengan
pengetahuan atau keterampilan pada minat dan bakat siswa. Terdapat dua
siswa yang lain untuk membantu puluh dua ekstrakulikuler yang terdapat
temannya yang mengalami kesulitan di SMKN 1 Bandung, diantaranya
dalam belajar agar temannya tersebut adalah: Bahasa Jerman, Bahasa Prancis,
bisa memahami materi dengan baik. Bahasa Korea, Bahasa Mandarin, Bahasa
Metode tutor sebaya ini digunakan untuk Jepang, Bahasa Inggris, Volly ball,
melatih siswa supaya lebih peduli Basket ball, Taekwondo, Kewirausahaan,
terhadap temannya. DRM (dewan remaja masjid), Paskibra,
Kegiatan-kegiatan tersebut Pramuka, Keputrian, PMR, Degung,
merupakan bentuk upaya penanaman Angklung dan Arumba, Paduan suara,
nilai surti kepada siswa, agar siswa Mading, Animasi, dan Komunitas Peduli
senantiasa memiliki rasa empati dan Lingkungan.
peduli kepada lingkungan sekitarnya juga Kegiatan-kegiatan tersebut
terhadap lingkungan. Hal tersebut sejalan merupakan bentuk upaya penanaman
dengan pendapat Agus Suherman (2018) nilai harti kepada siswa, agar siswa
yang menyatakan bahwa pribadi yang memiliki pengetahuan dan wawasan
surti diantaranya peka terhadap dalam bidang akademik juga
lingkungan sekitar, karena memiliki keterampilan khususnya dalam bidang
perasaan yang kuat untuk berempati. ektrakulikuler yang pelajarinya. Hal

4 JTKP: Vol. 2 No. 1, April 2020


tersebut sejalan dengan pendapat Agus berbakti pada orang tua, guru, juga
Suherman (2018) yang menyatakan masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan
bahwa Harti artinya mengerti atau pendapat Agus Suherman (2018) yang
memahami. Intinya seseorang perlu menyatakan bahwa Melakukan bakti
memiliki wawasan yang luas, mampu tentu saja dengan berbagai hal dan cara,
memahaminya, dan melaksanakannya bukan hanya materi, tetapi juga dengan
dalam kehidupan sehari-hari. Kata harti pemikiran-pemikiran. Kuncinya adalah
tidak dapat lepas dari kata pangarti, semuanya dilakukan atas dasar
pangabisa, atau pangaweruh atau disebut keikhlasan dalam kerangka hidup
sebagai kompetensi, yaitu sejumlah bersama. Bakti atau ngabakti artinya bisa
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam artian seorang anak yang berbakti
yang dicerminkan dalam sikap, kepada orang tuanya, bakti murid
pengetahuan, dan keterampilan setelah terhadap gurunya, atau bakti seorang
mengikuti sebuah proses pendidikan. warga negara terhadap bangsa dan
3. Pengintegrasian nilai Bakti negaranya. Bakti murid terhadap guru
dalam pelaksanaan program misalnya belajar dengan sungguh-
pendidikan karakter Jabar sungguh, melaksanakan perintahnya, dan
Masagi menaati nasihatnya.
Pengintegrasian nilai bakti di SMKN 4. Pengintegrasian nilai Bukti
1 Bandung dilakukan dengan beberapa dalam pelaksanaan program
cara yaitu: (1) Program bakti masyarakat, pendidikan karakter Jabar
yakni program bakti sosial yang Masagi
dilakukan oleh siswa dengan bimbingan Bukti artinya seseorang harus mampu
dari sekolah sebagai bentuk penanaman berkarya atau memberi bukti. Belajar
nilai bakti siswa kepada masyarakat. (2) bukti atau “melakukan” berarti berupaya
Kegiatan PKL atau praktek kerja untuk menciptakan sesuatu, baik yang
lapangan untuk siswa kelas sebelas baru maupun memperbaharui. Generasi
dengan tujuan untuk memberikan muda sebagai agen perubahan dan calon
pengalaman kerja langsung dan penerus pembangunan harus menjadi
memenuhi hal-hal yang belum terpenuhi generasi yang pandai berkarya dan
di sekolah agar standar kompetensi memberikan bukti sebagai bukti peran
lulusan dapat tercapai serta program sertanya dalam pembangunan bangsa dan
pelatihan kewirausahaan yang negara. SMKN 1 Bandung memiliki
dilaksanakan oleh sekolah sehingga saat beberapa program dan kegiatan sebagai
siswa tersebut lulus dari sekolah, siswa bentuk upaya penanaman nilai Bukti,
dapat langsung bekerja sesuai dengan diantaranya: (1) Dalam bidang akademik,
kompetensi dan skill yang ia miliki dan Rangking merupakan salah satu
tidak menjadi beban bagi orang tua dan pembuktian bahwa siswa dapat meraih
negara. (3) Dalam kegiatan belajar prestasi. Untuk mendapatkan rangking di
mengajar, nilai bakti diintegrasikan sekolah, siswa dilatih melalui proses
melalui nasihat-nasihat atau wejangan pembelajaran. (2) Diikutsertakannya
dari guru kepada siswa agar siswa siswa dalam perlombaan baik dalam
memiliki sikap baktinya kepada guru bidang akademik maupun non akademik,
maupun orang tua. Dengan menunjukan siswa diikutsertakan dalam lomba tingkat
sikap baiknya merupakan salah satu provinsi maupun nasional. Prestasi yang
bentuk bakti siswa. diraih siswa dalam perlombaan tersebut
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk pembuktian bahwa
merupakan bentuk upaya penanaman siswa bisa meraih prestasi selama berada
nilai bakti kepada siswa, agar siswa di lingkungan SMKN 1 Bandung. (3)
senantiasa memiliki rasa hormat, serta Sekolah mengadakan pameran seni yang

Dewi Tioktowati, Asep Suryana, Eka Prihatin


Strategi Foresight Leadership Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter Jabar Masagi - 5
dilaksanakan di lingkungan SMKN 1 menyatakan bahwa “Foresight
Bandung yang menampilkan hasil karya merupakan kemapuan untuk belajar dari
rupa dan seni lukis dari siswa SMKN 1 kesalahan masa lalu dan tumbuh dari
Bandung, pameran tersebut merupakan kegagalan. Foresight menghindari
ajang untuk siswa agar dapat membuat kesalahan yang sama dan
menampilkan karya. berulang kali dalam memprediksi target
Kegiatan-kegiatan tersebut di masa depan. Kemampuan meramalkan
merupakan bentuk upaya penanaman merupakan ciri khas yang
nilai bukti kepada siswa, agar siswa memungkinkan pemimpin dapat
bukan hanya pintar dengan teori, tapi memahami pelajaran masa lalu, realita
juga memiliki hasil karyanya sendiri. Hal sekarang, dan kemungkinan konsekuensi
tersebut sejalan dengan pendapat Agus suatu keputusan di masa depan.”
Suherman (2018) yang menyatakan 2. Analisa Masa Kini
bahwa Bukti merupakan pembuktian Hal yang perlu diperhatikan dalam
bahwa pribadi yang masagi mampu menganalisa masa kini adalah
merealisasikan gagasan-gagasannya menganalisa kekuatan dan kelemahan
menjadi nyata, bukan sekedar kata-kata. yang dimiliki. Dalam mengidentifikasi
Contohnya adalah prestasi, baik melalui kekuatan, kepala sekolah SMKN 1
prestasi akademik maupun non- Bandung mencari cara bagaimana
akademik. caranya agar kekuatan tersebut dapat
B. Karakteristik Foresight Leadership terus dikembangkan agar dapat terus
Kepala Sekolah di SMKN 1 dipertahankan, dikembangkan dan
Bandung mencapai hasil maksimal. Dalam
1. Analisa Masa Lalu mengidentifikasi kelemahan, kepala
Dalam menganalisa masa lalu, kepala sekolah berusaha mengubah kelemahan
sekolah SMKN 1 Bandung melihat yang ada menjadi peluang. Kelemahan
keberhasilan yang telah diraih sebagai tersebut perlu dianalisis, dikendalikan, di
sesuatu yang perlu dipertahankan, serta ubah menjadi sesuatu yang dapat menjadi
mengembangkan strategi yang telah kekuatan dan peluang agar dapat
dilaksanakan. Serta kegagalan yang mencapai tujuan. Pentingnya mengenali
terjadi sebagai sesuatu yang perlu masa sekarang terletak pada manfaatnya
dievaluasi dan dijadikan bahan pelajaran untuk menentukan arah dan strategi yang
agar kesalahan yang pernah diperbuat di akan ditempuh dimasa yang akan datang.
masa lalu itu tidak terulang kembali. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Pentingnya mengenal masa lalu Brewer (2010) yang menyatakan bahwa
organisasi terlihat pada pengetahuan dan Agar dapat merencanakan masa depan
persepsi yang tepat tentang dua hal, yaitu yang diinginkan dengan baik, perlu
: keberhasilan yang diraih beserta faktor- diperkirakan secara tepat empat hal yaitu
faktor pendukungnya dan kekurang : (a) Kekuatan yang dimiliki oleh
berhasilan atau bahkan mungkin organisasi, misalnya dalam bentuk dan
kegagalan beserta faktor- faktor jenis keunggulannya dibandingkan
penyebabnya. Maksudnya adalah untuk dengan organisasi lain yang bergerak
belajar dari pengalaman masa lalu itu dalam bidang yang sama. (b) Kelemahan
agar keberhasilan dijadikan modal untuk yang mungkin secara inheren atau
terus dikembangkan, dan kekurangan artifisal melekat pada tubuh organisasi.
berhasilan atau kegagalan dijadikan (c) Kepentingan berbagai pihak yang
bahan pelajaran agar kesalahan yang menjadi stakeholders bagi organisasi,
pernah diperbuat di masa lalu itu tidak yaitu semua pihak yang berkepentingan
terulang kembali. Hal tersebut sejalan dalam keberhasilan organisasi mencapai
dengan pendapat Brewer (2010) yang tujuan dan berbagai sasarannya, (d)

6 JTKP: Vol. 2 No. 1, April 2020


Perkembangan dan perubahan yang mampu untuk membuat hubungan antara
diperkirakan akan timbul dalam berbagai pengetahuan yang dimilikinya dengan
bidang seperti bidang politik, bidang penerapannya dalam kehidupan mereka.
ekonomi, bidang keamanan, bidang Begitupun dalam penintegrasian nilai
pendidikan, dan bidang teknologi, Harti dalam pendidikan karakter Jabar
terutama perkembangan dan perubahan Masagi dilakukan dengan kegiatan
yang mempunyai dampak langsung bagi pembelajaran, baik melalui KBM
organisasi yang bersangkutan. maupun pada kegiatan ektrakulikuler. (b)
3. Future Planning Pengembangan Budaya Sekolah.
Orientasi masa depan berkaitan erat Pengembangan budaya sekolah dan pusat
dengan harapan, tujuan, standar, rencana, kegiatan belajar dilakukan melalui
dan strategi pencapaian tujuan dimasa kegiatan pengembangan diri, yaitu:
akan datang. Kepala sekolah SMKN 1 Kegiatan rutin, yaitu kegiatan yang
Bandung dinilai telah memiliki orientasi dilakukan peserta didik secara terus
masa depan. Dalam merancang rencana menerus dan konsisten setiap saat.
masa depannya, kepala sekolah SMKN 1 Misalnya shalat berjamaah, kegiatan
Bandung menganalisis terlebih dahulu senyum salam sapa sopan dan santun,
pengalaman masa lalu, menganalisis mengaji sebelum kegiatan pembelajaran,
masa kini, dan tantangan masa depan. dan gerakan pungut sampah, Kegiatan
C. Strategi Foresight Leadership spontan, yakni kegiatan yang dilakukan
Kepala Sekolah dalam peserta didik secara spontan pada saat itu
Pelaksanaan Pendidikan Karakter juga. Misalnya, mengumpulkan
Jabar Masagi di SMKN 1 Bandung sumbangan untuk teman yang sedang
Berdasarkan karakteristik Foresight membutuhkan ataupun memungut
Leadership yang miliki oleh kepala sampah yang berserakan, Keteladanan,
sekolah, kepala sekolah merencanakan merupakan perilaku dan sikap guru dan
atau merancang program terkait tenaga kependidikan dan peserta didik
pelaksanaan pendidikan karakter Jabar dalam memberikan contoh melalui
Masagi dengan menganalisa masa lalu tindakan-tindakan yang baik sehingga
berdasarkan hasil evaluasi program, dan diharapkan menjadi panutan bagi peserta
melihat kondisi saat ini untuk merancang didik lain Misalnya nilai disiplin,
strategi masa depan. Program-program kebersihan dan kerapian, kasih sayang,
yang erat kaitannya dengan pendidikan kesopanan, perhatian, jujur dan kerja
karakter jabar masagi di laksanakan keras. Di SMKN 1 Bandung sendiri,
melalui kegiatan pembelajaran, kepala sekolah selalu memberikan
pembiasaan kegiatan rutin, kegiatan contoh baik kepada guru maupun siswa,
spontan, keteladanan, pengkondisian, contohnya hadir tepat waktu ke sekolah,
kegiatan ekstrakulikuler, dan Kegiatan melaksanakan senyum, salam, sapa,
Keseharian di Rumah dan di Masyarakat. sopan, dan santun, maupun kegiatan
Menurut Gunawan (2012:195-197) lainnya, Pengondisian yaitu penciptaan
Strategi pengembangan pendidikan kondisi yang mendukung keterlaksanaan
karakter ini antara lain: (a) Kegiatan pendidikan karakter. Misalnya
Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pengkondisian kelas yang kondusif untuk
dalam kerangka pengembangan karakter belajar. (c) Kegiatan Ekstrakurikuler.
peserta didik dapat menggunakan Demi terlaksananya kegiatan
pendekatan kontekstual sebagai konsep ekstrakurikuler yang mendukung
belajar dan mengajar yang membantu pendidikan karakter, perlu didukung
guru dan peserta didik mengaitkan antara dengan perangkat pedoman pelaksanaan,
materi yang diajarkan dengan situasi pengembangan kapasıtas sumber daya
dunia nyata, sehingga peserta didik manusia dalam rangka mendukung

Dewi Tioktowati, Asep Suryana, Eka Prihatin


Strategi Foresight Leadership Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter Jabar Masagi - 7
pelaksanaan pendidıkan karakter, dan SMKN 1 Bandung dilakukan dengan
revitalisası kegiatan ko dan pembiasaan kepada siswa, keteladanan
esktrakurikuler yang sudah ada ke arah dari kepala sekolah dan guru, serta
pengembangan karakter. SMKN 1 kegiatan pembelajaran dan ekstrakulikuler.
Bandung sendiri memiliki 22 jenis Dalam pelaksanaannya, tidak terlepas dari
Ekstrakulikuler sebagai wadah bagi peran kepala sekolah, guru, siswa, dan
siswa yang memiliki minat dan bakat orang tua siswa, juga masyarakat sekitar.
pada bidang tertentu agar minat dan bakat 2. Karakteristik Foresight Leadership Kepala
tersebut dapat tersalurkan dan Sekolah SMKN 1 Bandung. Dalam
menghasilkan sebuah prestasi, hal merancang rencana masa depannya, kepala
tersebut merupakan bentuk upaya sekolah SMKN 1 Bandung menganalisis
penanaman nilai bukti, yakni hasil terlebih dahulu pengalaman masa lalu
prestasi siswa. (d) Kegiatan Keseharian dengan menganalisis keberhasilan dan
di Rumah dan di Masyarakat kegagalan yang alaminya sehingga
Keberhasilan pendidikan di sekolah kedepannya dapat dijadikan pelajaran,
sangat banyak tergantung pada kegiatan menganalisis masa kini dengan
keseharian siswa di rumah. Rumah menganalisis kekuatan yang terus
(keluarga) menjadi lembaga pendidikan dikembangkan dan kelemahan yang diubah
pertama dan utama karena sangat menjadi sebuah peluang, dan tantangan
menentukan keberhasilan pendidikan di masa depan.
sekolah Keluarga, sekolah dan
masyarakat merupakan trilogi 3. Strategi Foresight Leadership Kepala
pendidikan yang tidak bisa dipisahkan. Sekolah dalam Pelaksanaan Program
Dalam kegiatan ini sekolah dapat Pendidikan Karakter Jabar Masagi di
mengupayakan terciptanya keselarasan SMKN 1 Bandung. Berdasarkan
antara karakter yang dikembangkan di karakteristik Foresight Leadership yang
sekolah dengan pembiasaan di rumah dan miliki oleh kepala sekolah, kepala sekolah
masyarakat. merencanakan atau merancang program
Hal tersebut juga sesuai terkait pelaksanaan program pendidikan
dengan pernyataan Suherman (2018) karakter Jabar Masagi. Program-program
yang menyatakan bahwa dalam yang erat kaitannya dengan pendidikan
pelaksanaannya di sekolah, pendidikan karakter jabar masagi di laksanakan
karakter “masagi” seperti halnya melalui kegiatan Pembiasaaan,
pendidikan karakter yang sudah di pembelajaran atau bimbingan, serta
programkan oleh pemerintah pusat, tidak keteladanan. Hal tersebut sesuai dengan
menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi Gunawan (2012:195-197) yang
diintegrasikan ke dalam kegiatan menyatakan bahwa Strategi
pembiasaan, kegiatan intrakulikuler pengembangan pendidikan karakter ini
(pembelajaran), dan kegiatan antara lain melalui kegiatan pembelajaran,
ekstrakulikuler. pengembangan budaya sekolah melalui
kegiatan rutin, kegiatan spontan,
keteladanan, dan pengkondisian
lingkungan sekitar, kegiatan kokulikuler
4. KESIMPULAN dan ekstrakulikuler, serta kegiatan
1. Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter keseharian di Rumah dan Masyarakat.
Jabar Masagi. SMKN 1 Bandung telah
melaksanakan Pendidikan Karakter Jabar
Masagi sejak Desember 2018.
Pengintegrasian setiap nilai dalam 5. DAFTAR PUSTAKA
pendidikan karakter jabar masagi di Afriadi. (2017). Peranan Kepala Sekolah
dalam Pelaksanaan Pendidikan

8 JTKP: Vol. 2 No. 1, April 2020


Karakter di SMP di Kecamatan Pascasarjana Universitas Negeri
Sindue. Jurnal Katalogis. Yogyakarta
Ahmadi. (2013). Peran Kepala Sekolah Handoko, Reksoprodjo. (1994). Organisasi
Sebagai Pendidik dalam Perusahaan Teori Struktur dan
Meningkatkan Kinerja Perilaku. Yogyakarta: BPFE
Mengajar Guru. Jurnal Katalogis
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi
Andang. (2014). Manajemen dan Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Iis Sulastri, (2014). “Peranan
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur dalam Mengembangkan
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Pendidikan Karakter di MIN 09
Yogyakarta: Rineka Cipta. Petukangan Selatan
Jakarta”. (Skripsi). Fakultas Ilmu
Asep Suryana. (2016). Membangun Tarbiyah dan Keguruan,
Kepemimpinan yang Universitas Islam Negeri Syarif
Menyenangkan. Researchgate Hidayatullah, Jakarta.
Balitbang Puskur. (2010). Pengembangan Khan, Yahya. (2010). Pendidikan Karakter
Pendidikan Budaya dan Karakter Berbasis Potensi Diri:
Bangsa Pedoman Sekolah. Jakarta: Mendongkrak Kualitas Pendidikan.
Kemdiknas Balitbang Puskur. Yogyakarta: Pelangi Publishing
Clarke, Crossland. (2006). Jakarta: PT Kementrian Pendidikan Nasional. (2010).
Gramedia Pustaka Utama. Pengembangan Pendidikan Budaya
Clay Brewer. (2010). Servant Leadership: A dan Karakter Bangsa. Jakarta: KPN
Review of Literature. Online Journal Kurniawan, Syamsul. (2017). Pendidikan
of Workforce Education an Karakter. Yogyakarta: AR Ruzz
Development Volume IV Media.
Connie Reimers. (2018). Strategic Lewanmeru oby. (2019) “Aksi Tawuran
Foresight, Leadership, and The Antar Siswa SMKN 2 dan SMAN
Future of Rural Healthcare Staffing 4, Komisi V DPRD NTT Evaluasi
in the United States. Reseachgate. Sekolah Bermasalah.”. Kompas.
Daryanto. (2011). Administrasi Pendidikan. Diakses pada 20/12/2019. tersedia:
Jakarta: Rineka Cipta. https://kupang.tribunnews.com/201
9/02/16/aksi-tawuran- antar-siswa-
Gaffar, Mohammad. (2010). Pendidikan smkn-2-dan-sman-4-komisi-v-dprd-
Karakter Berbasis Islam. ntt-evaluasi-sekolah-bermasalah
Yogyakarta: Makalah Workshop
Pendidikan Karakter Berbasis Megawangi, Ratna. (2007). Pendidikan
Agama Karakter Solusi yang Tepat Untuk
Membangun Bangsa. Jakarta:
Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Indonesia Heritage Foundation
Karakter, Konsep dan
Implementasi. Bandung: Alfabeta. Muhaimin. (2009). Rekonstruksi
Pendidikan islam Dan Paradigma
Handayani, Titik dan Aliyah. (2015). Jurnal Pengembangan Manajemen
Akuntabilitas Manajemen Kelembagaan Kurikulum hingga
Pendidikan.Yogyakarta: Program Strategi pembelajaran. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.

Dewi Tioktowati, Asep Suryana, Eka Prihatin


Strategi Foresight Leadership Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter Jabar Masagi - 9
Mulyasa. (2012). Manajemen & Schwartz, J.O. (1991). The Value
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Contribution of Strategic Foresight:
Jakarta:Bumi Aksara. Insights From an Empirical
Study of Large European
Mulyasa, E. (2014). Manajemen Pendidikan Companies. Berlin. Berlin
Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara University of the Arts.
Mulyasa. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Sedarmayanti. (2009). Sumbar Daya
Profesional. Bandung: PT Remaja Manusia dan Produktivitas Kerja.
Rosda Karya. Bandung: Mandar Maju
Nurmi.J.E. (1991). The Development of Setiyati, S. (2014). Pengaruh Kepemimpinan
Future Orientation In Life Span Kepala Sekolah, Motivasi Kerja
Contect. Helsink: Finnish dan Budaya Sekolah Terhadap
Society of Science Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Teknologi dan Kejuruan.
Kebudayaan Republik Indonesia Slaugher, Richard.(1995). The Foresight
Nomor 20 Tahun 2018 Principle: Cultural Recovery inthe
Tentang Penguatan Pendidikan 21st Century.London:
Karakter pada Satuan Pendidikan Adamantine Press Limited.
Formal
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Spears, L.C. (2002). On Character and
Republik Indonesia Nomor 13 servant leadership : Ten
Tahun 2007 Tentang Standar characteristics of effective, caring
Kepala Sekolah/ Madrasah leader. Diakses pada 20 Januari 2020
Permadi, Dadi. (2011). Kepemimpinan dari httt://www.greenleaf.org/leadership
Mandiri (Professional) Kepala /read- about-it/ Servant-
Sekolah (Kiat Memimpin Leadership- Articles-Book-
yang Mengembangakn Partisipasi). reviews.html.
Bandung: PT. Sarana Panca Karya
Nusa Purnomo, Eko. (2016). Teori Subadya, Diko. (2019). “ Perbaikan Moral
Kepemimpinan dalam Organisasi. Resolusi Pergantian Tahun 2020”.
Jakarta:Yayasan Nusantara Bangun Diakses pada 25/02/2020.
Jaya. tersedia:
Rochaety, dkk. (2010). Sistem Informasi https://babelreview.co.id/perbaikan-
Manajemen Pendidikan. Jakarta: moral-resolusi- pergantian-
Bumi Aksara. tahun-2020

Sachs, G. (2016). Millenial Coming of Age. Sudaryat, Y. (2015). Wawasan Kesundaan.


The Washington Post. Bandung: JPBD FPBS UPI

Satjadibrata, R. (2009). Kamus Basa Sunda. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian


Bandung: Kiblat Buku Utama Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: alfabeta
Samani, Muchlas dan Hariyanto. (2011).
Konsep dan Model Pendidikan Suherman, Agus. (2018). Jabar
Karakter. Bandung : PT Remaja Masagi:Penguatan Karakter Bagi
Rosda Karya. Generasi Milenial Berbasis
Kearifan Lokal.
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. (2010). Bandung:Universitas Pendidikan
MetodologiPenelitian Kualitatif. Indonesia
Bandung: Alfabeta.

10 JTKP: Vol. 2 No. 1, April 2020


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Thommsdorff, G. (1983). Future
Orientation and Socialization.
International Journal of
Pshychology
Tim Penyusun. (2011). Bahan Pelatihan
Penguatan Metodologi
Pembelajaran Berdasarkan Nilai-
nilai Budaya untuk Membenuk Daya
Saing dan Karakter Bangsa.
Jakarta:Pusat Kurikulum, Balitbang
Kemendiknas
Tony Bush dan Marianne Coleman. (2008).
Manajemen Strategi Kepemimpinan
Pendidikan. Yogyakarta: Ircisod.
Vaitzal Rivai. (2004). Memimpin Dalam
Abad ke-21. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Wahyojosumidjo. (2011). Kepemimpinan
Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Yogi. (2019)” Stop Bullying’, Atalia Ajak
Korban untuk Tidak Takut
Melapor”. Diakses pada
25/02/2020. tersedia:
http://bappeda.jabarprov.go.id/stop-
bullying-atalia-ajak korban-
untuk-tidak-takut-melapor/
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan
Karakter. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Dewi Tioktowati, Asep Suryana, Eka Prihatin


Strategi Foresight Leadership Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter Jabar Masagi - 11

You might also like