You are on page 1of 12

BENTUK TINGKAH LAKU SALAH SUAI PESERTA DIDIK DALAM

HUBUNGAN SOSIAL BERDASARKAN PENDEKATAN KONSELING EGO


(Studi di Kelas XI SMAN 1 Padang Gelugur Kabupten PasamanTimur)

Rosida, Rahma Wira Nita, Besti Nora Dwi Putri


Program Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
Rosidaaja903@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the existence of learners who conduct mis-


behavior in learning that is the shy learner speak at the time of learning process,
change the conversation when asked by teacher, angry when opinion is not
accepted by friend, angry when get low score, always anxiously asked by the
teacher during the learning process. The purpose of this study was to describe the
profile of misbehavior forms of learners in learning based on ego counseling
approaches seen from: (1) alienation, (2) behavioral inadequacy,(3) anxiety,(4)
defense mechanism Tends to stiffen. This research was conducted at SMAN 1
Padang Gelugur Kabupaten Pasaman Timr Regency, this type of research is
descriptive quantitative with student population of class XI as many as 133
students. Sampling in this study using propotional random sampling technique
with the number of samples of 60 students. The instrument used in this study is a
questionnaire while for data analysis using interval techniques. The results of this
study reveal that: 1) alienation is on many criteria with 51.67%; 2) discrepancies
in behavior are at very high criteria by 45%; 3) the anxiety is on the criteria pretty
much 48.33%; 4) defense mechanisms are at very high criteria by 55%; 5) tend to
rigidly be on the criteria very much with 73.33%. Based on the results of the
study, it is recommended to the BK Teachers to be able to carry out counseling
services both in formal, individual, group and classical to overcome the wrong
forms of misconduct experienced by learners.

Keywords: Alienation, Behavioral Inadequacy, Anxiety,Defense Mechanism


Tends To Stiffen

PENDAHULUAN pengaruh yang sangat besar terhadap


Pendidikan merupakan dunia pendidikan terutama di era
investasi penting yang dapat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
menentukan masa depan bangsa. Sumber Daya Manusia (SDM) yang
Saat ini, pesatnya perkembangan berkualitas sangat diperlukan bagi
teknologi dan informasi memiliki negara berkembang seperti Indonesia

1
di dunia yang penuh dengan masa dewasa. Kebingungan yang
persaingan ini. Peningkatan kualitas dialami oleh remaja sebagai akibat
sumber daya manusia tersebut sangat dari masa peralihan tersebut
bergantung pada kualitas pendidikan terkadang menimbulkan perilaku
disuatu negara. Sekolah adalah salah yang salah suai yang ditampilkan
satu lembaga yang bisa dalam bentuk kurangnya percaya
mengembangkan potensi peserta diri, rasa kecemasan, depresi, dan
didik. Sekolah bertujuan untuk pikiran yang negatif terhadap dirinya
menciptakan individu yang dan orang lain.
berkualitas, dimana individu yang Peserta didik di SMAN 1
berkualitas tersebut ialah individu Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
yang mampu mengembangkan segala Timur juga termasuk individu yang
yang dimilikinya dan mampu sedang berada pada masa remaja dan
memandang positif terhadap dirinya tidak terlepas dari permasalahan
dan orang lain. Salah satu komponen yang berkaitan dengan tingkah laku
dari sekolah adalah adanya peserta salah suai terutama dalam hubungan
didik. Peserta didik merupakan sosial. Permasalahan-permasalahan
komponen yang penting dalam tersebut seringkali dianggap wajar
sistem pendidikan, dimana peserta terjadi di sekolah, padahal berbagai
didik pada sekolah menengah atas perilaku salah suai tersebut dapat
tersebut berada pada masa remaja. berdampak tidak bagus pada
Menurut Ali dan Asrori perkembangan pribadi dan
(2012:9) “Remaja yang dalam bahasa aktualisasi diri peserta didik.
aslinya disebut adolescence yang Tingkah laku salah suai tersebut
berasal dari kata latin adolescere banyak terjadi pada proses belajar
yang berarti tumbuh atau tumbuh mengajar dan menjadi masalah
untuk mencapai kematangan”. Pada dalam hubungan sosial peserta didik.
masa remaja ini, individu banyak Oleh karena itu peserta didik
mengalami permasalahan, karena memerlukan arahan dan bimbingan
pada masa ini adalah masa untuk dapat memahami tentang
peralihannya dari masa anak-anak ke dirinya dan mengatasi permasalahan

2
dirinya. Pemberian arahan dan dan ini pulalah alasan model Erikson
bimbingan di sekolah dapat ini dinamakan dengan konseling ego.
dilakukan melalui bimbingan dan Kegiatan konseling adalah usaha
konseling. memperkuat “ego strength” individu
Bimbingan dan konseling yang bermasalaah adalah orang yang
yang juga merupakan bagian dari memiliki ego yang lemah. Fungsi
pendidikan, mempunyai tanggung ego sendiri menurut para pengikut
jawab besar dalam mewujudkan Freud (Hendri, 2013:171) dalam
manusia yang sesuai dengan tujuan bidang psikologi ego adalah lebih
pendidikan. Konseling perorangan dari sekedar wasit penengah yang
merupakan salah satu layanan di harus peka akan keinginan-keinginan
dalam bimbingan dan konseling yang dari “tuan-tuannya” dan yang harus
dapat membantu individu atau mengkompromikan dengan
peserta didik dalam mengentaskan keinginan-keinginan tersebut.
permasalahannya. Prayitno dan Pendekatan konseling ego dapat
Erman Amti (2004:105) menyatakan digunakan untuk mengidentifikasi
bahwa “Konseling perorangan adalah permasalahan-permsalahan yang
proses pemberian bantuan yang dialami oleh peserta didik di sekolah
dilakukan melalui wawancara terutama dalam permasalahan
konseling oleh seorang ahli (disebut tingkah laku salah suai yang dialami
konselor) kepada individu yang oleh peserta didik dalam hubungan
sedang mengalami sesuatu masalah sosial. Menurut Sobur (2003:341)
(disebut klien) yang bermuara pada “Tingkah laku salah suai dipandang
teratasinya masalah yang dihadapi sebagai ketidakefektifan individu
klien”. dalam menghadapi, menangani atau
Menurut Erikson 1968 melaksanakan tuntutan-tuntutan dari
(Taufik, 2012:73) Model konseling lingkungan fisik dan sosialnya
ego lebih menekankan pada fungsi maupun yang bersumber dari
ego, menggunakan satu istilah yang berbagai kebutuhannya sendiri”.
sangat menonjol yaitu “ego Sedangkan menurut Prayitno
strength” yang artinya kekuatan ego, (2000:76) “Tingkah laku salah suai

3
adalah apabila seseorang tidak Apabila pola coping yang sudah
mampu memenuhi kebutuhannya, ia terbina pada dirinya sekarang tidak
akan kehilangan hubungan dengan sesuai lagi dengan situasi sekarang.
kenyataan persepsinya terhadap 3) Fungsi ego tidak berjalan dengan
kenyataan menjadi kacau”. baik, saat bertingkah laku. Menurut
Menurut Erikson 1968 Erikson 1968 (Hendri, 2013:185)
(Hendri, 2013:186) tingkah laku Bentuk/karakteristik pribadi
salah suai (maladaptive behavior) menyimpang: estrangement
adalah perilaku yang biasanya (keterasingan), incongruity
mengiringi individu berada pada (ketidaksesuaian tingkah laku),
tingkah ketegangan atau kecemasan, anxiety (kecemasan), defense
perilaku ini cenderung kaku karena mechanisms (mekanisme
adanya keracunan persepsi dirinya pertahanan), Cenderung kaku.
terhadap pengalaman yang sudah ia Berdasarkan pendapat di atas
alami sendiri. Menurut Mudjiran maka dapat disimpulkan bahwa
(2007 : 150) perilaku menyimpang tingkah laku salah suai adalah
adalah prilaku seseorang yang dapat ketidakmampuan individu dalam
merugikan dirinya sendiri maupun memenuhi kebutuhannya termasuk
orang lain dan juga melanggar ketidakefektifan individu dalam
aturan-aturan, nilai-nilai, dan norma menghadapi, menangani atau
baik agama, hukum maupun adat melaksanakan tuntutan-tuntutan dari
istiadat. lingkungan fisik dan sosialnya
Munculnya tingkah laku maupun yang bersumber dari
salah suai pada diri seseorang berbagai kebutuhannya sendiri.
disebabkan oleh tiga faktor yaitu: 1) Berdasarkan apa yang dijelaskan di
Individu di masa lalunya kehilangan atas, tingkah laku salah suai tersebut
kemampuan atau tidak banyak dilakukan oleh peserta didik
diperkenankan merespon di sekolah dan hal tersebut perlu
rangsangaan dari luar secara tepat adanya arahan dan bimbingan dari
sehingga pada saat sekarang menjadi pihak sekolah untuk membantu
salah suai dalam bertingkah. 2)

4
peserta didik mengatasi Bedasarkan latar belakang di
permasalahannya tersebut. atas dapat kemukakan identifikasi
Berdasarkan observasi pada masalah sebagai berikut:
tanggal 4 April 2017 yang dilakukan
1. Adanya peserta didik tidak
di SMAN 1 Padang Gelugur
menyukai kritikan yang diberikan
Kabupaten Pasaman Timur
oleh teman dalam kelompok
bahwasanya peserta didik dalam
bermain
proses belajar adanya yang pemalu,
2. Adanya peserta didik yang
mengalihkan pembicaran, marah
pemalu berbicara di lingkungan
ketika pendapatnya tidak diterima,
sekolah
marah ketika mendapatkan nilai yang
3. Adanya peserta didik yang tidak
rendah, minder dengan teman yang
mampu mengkomunikasikan
berprestasi, selalu cemas saat
masalahnya pada guru.
ditanya, tidak mau bertanya,
4. Adanya peserta didik yang
memiliki kecurigaan yang
menyendiri karena tidak mau
berlebihan, kurang motivasi belajar,
bergaul dengan teman pada saat di
kurang merespon guru saat belajar,
lingkungan sekolah
menyendiri karena tidak mau bergaul
5. Adanya peserta didik yang selalu
dengan teman pada saat proses
cemas kalau ditanya oleh guru
belajar.
pada saat berada di lingkungan
Berdasarkan hasil wawancara
sekolah.
dengan guru mata pelajaran dan
6. Adanya peserta didik yang
wali kelas Pada Tanggal 20
memiliki kecurigaan yang
November 2017 adanya peserta
berlebihan terhadap teman pada
didik pada saat proses belajar malu,
saat di lingkungan sekolah.
tidak mampu berkomunikasi,
7. Adanya peserta didik yang kurang
menyendiri, terasing, tidak mau
nya keinginan untuk bergaul
bergaul dengan teman sebaya,
dengan teman sebayanya.
kurang percaya diri, cemas, memiliki
kecurigaan yang berlebihan, tidak
merespon saat ditanya.

5
8. Adanya peserta didik yang kurang konseling ego dilihat dari
merespon pada saat temannya cenderung kaku.
bertanya.
Berdasarkan latar belakang
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas
masalah, maka dapat dibatasi maka dapat merumuskan pokok
masalah sebagai berikut : dalam penelitian ini adalah
1. Bentuk tingkah laku salah suai “Bagaimana Bentuk Tingkah Laku
peserta didik dalam hubungan Salah Suai Peserta Didik dalam
sosial berdasarkat pendekatan hubungan sosial Berdasarkan
konseling ego dilihat secara Pendekatan Konseling Ego (Studi di
umum. Kelas XI SMAN 1 Padang Gelugur
2. Bentuk tingkah laku salah suai Kabupaten Pasaman Timur)”
peserta didik dalam hubungan Berdasarkan rumusan
sosial berdasarkat pendekatan masalah di atas maka tujuan yang
konseling ego dilihat secara ingin dicapai dalam penelitian ini
Estrangement (keterasingan) adalah:
3. Bentuk tingkah laku salah suai
1. Bentuk tingkah laku salah suai
peserta didik dalam hubungan
peserta didik dalam hubungan
sosial berdasarkan pendekatan
sosial berdasarkan pendekatan
konseling ego dilihat dari Anxiety
konseling ego dilihat dari secara
(kecemasan).
umum.
4. Bentuk tingkah laku salah suai
2. Bentuk tingkah laku salah suai
peserta didik dalam hubungan
peserta didik dalam hubungan
sosial berdasarkan pendekatan
sosial berdasarkan pendekatan
konseling ego dilihat dari Defence
konseling ego dilihat dari
mechanisme (mekanisme
Estrangement (keterasingan) .
pertahanan).
3. Bentuk tingkah laku salah suai
5. Bentuk tingkah laku salah suai
peserta didik dalam hubungan
peserta didik dalam hubungan
sosial berdasarkan pendekatan
sosial berdasarkan pendekatan

6
konseling ego dilihat dari Anxiety deskriptif kuantitatif merupakan jenis
(kecemasan) . penelitian yang bertujuan untuk
4. Bentuk tingkah laku salah suai mendeskripsikan suatu hal dengan
peserta didik dalam hubungan menggunakan angka sehingga data
sosial berdasarkan pendekatan yang dikumpulkan, dapat ditafsirkan
konseling ego dilihat dari Defence dan ditampilkan hasilnya secara
mechanisme(mekanisme sistematis, faktual dan akurat.
pertahanan). Dengan demikian penelitian ini
5. Bentuk tingkah laku salah suai mendeskripsikan tentang Bentuk
peserta didik dalam hubungan tingkah laku salah suai peserta didik
sosial berdasarkan pendekatan dalam hubungan sosial berdasarkan
konseling ego dilihat dari pendekatan konseling ego di kelas
cenderung kaku. XI SMAN 1 Padang Gelugur
Kabupaten Pasaman Timur.
METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini
Penelitian ini dilakukan berjumlah 151 peserta didik di kelas
dengan menggunakan pendekatan XI SMAN 1 Padang Gelugur.
deskriptif kuantitatif. Menurut Sedangkan teknik Teknik
Darmawan (2013:37) “Penelitian pengambilan sampel dengan teknik
kuantitatif adalah proses menemukan propotional random sampling.
pengetahuan yang menggunakan data Selanjutnya pengolahan data
berupa angka sebagai alat dilakukan dengan menghitung
menemukan keterangan mengenai interval skor. Di samping itu juga
apa yang ingin kita ketehui”. dilakaukan berbagai macam uji
Selanjutnya Sugiyono (2013:7) terhadap data yang terhadap data
mengemukakan penelitian kuantitatif yang terdapat dalam uji validitas dan
merupakan penelitian yang data reliabilitas
penelitiannya berupa angka-angka
dan dianalisis menggunakan statistik.
Berdasarkan pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa penelitian

7
HASIL DAN PEMBAHASAN masih dalam batas ciri-ciri
Berdasarkan hasil analisis pertumbuhan dan perkembangan
penelitian yang telah dilakukan, sebagai akibat adanya perubahan
gambaran secara umum mengenai secara fisik dan psikis, serta masih
Bentuk tingkah laku salah suai dapat diterima sepanjang tidak
peserta didik di kelas XI SMAN 1 merugikan dirinya sendiri dan
Padang Gelugur Kabupaten Pasaman masyarakat sekitarnya”.
Timur, dapat dilihat secara umum
1. Bentuk Tingkah Laku Salah
dari 58 peserta didik terdapat 10 Suai Peserta Didik dalam
peserta didik berada pada kategori Hubungan Sosial Berdasarkan
Pendekatan Konseling Ego di
sangat banyak dengan persentase Kelas XI SMAN 1 Padang
21,67%, 44 peserta didik berada pada Gelugur Kabupten Pasaman
Timur dilihat dari Secara
kategori banyak dengan persentase Umum
73,33%, 3 peserta didik berada pada
Berdasarkan hasil penelitian,
kategori sedang dengan persentase
dapat disimpulkan bahwa Bentuk
5%.
tingkah laku salah suai peserta
Yusuf dan Nurihsan
didik dalam hubungan sosial
(2007:145) menyatakan bahwa
berdasarkan pendekatan konseling
kepribadian salah suai terjadi karena
ego di kelas XI SMAN 1 Padang
adanya inkongruen dalam diri
Gelgur Kabupaten Pasam Timur
individu yang menyebabkan
dilihat dari keterasingan berada
seseorang mengalami sakit mental,
pada kategori banyak dengan
seperti merasa terancam, cemas,
persentase 51,67%. Berdasarkan
berperilaku defensif dan berpikir
keterangan tersebut bahwa peserta
yang kaku atau picik.
didik banyak yang melakukan
Menurut Mappiare (Susistri,
tingkah laku salah suai dalam
2016:10) “Tingkah laku salah suai
hubungan sosial dilihat dari
adalah perilaku bermasalah artinya
keterasingan.
tingkah laku bermasalah yang masih
Rogers (Hendri, 2013:185)
dianggap wajar dan dialami oleh
berpendapat bahwa keterasingan
remaja, yaitu tingkah laku yang
adalah individu yang dalam

8
perkembangannya mendapat nilai- 45%. Berdasarkan keterangan
nilai tertentu yang tidak dapat tersebut bahwa peserta didik
membenarkan diri sendiri. sangat banyak yang melakukan
Seorang anak akan melakukan tingkah laku salah suai dalam
banyak hal yang dapat hubungan sosial pada aspek
memuaskan dirinya tapi dapat ketidaksesuaian tingkah laku.
menyebabkan orang lain Erikson 1968 (Hendri,
memberikan respon negatif 2013:185) Ketidaksesuaian
kepadanya. Seorang anak tingkah laku sebagai akibat dari
membuat keributan saat orang pengalaman keadaan dan ketidak
tuanya meminta dia untuk diam sesuaian antara konsep diri dan
atau dia akan bermain dengan pengalaman maka timbulah
benda-benda yang seharusnya ketidak sesuaian tingkah laku
tidak boleh ia sentuh. karena ketidak mampuan menilai
2. Bentuk Tingkah Laku Salah diri sendiri secara positif, kecuali
Suai Peserta Didik dalam
nilai-nilai yang dipaksakan. Hal
Hubungan Sosial Berdasarkan
Pendekatan Konseling Ego di ini sering menimbulkan
Kelas XI SMAN 1 Padang
kecemasan terhadap individu
Gelur Kabupaten Pasaman
Timur dilihat dari tersebut.
Ketidaksesuaian Keterasingan
3. Bentuk Tingkah Laku Salah
Berdasarkan hasil penelitian Suai Peserta Didik dalam
Hubungan Sosial Berdasarkan
yang sudah dilakukan, dapat Pendekatan Konseling Ego di
disimpulkan bahwa Bentuk Kelas XI SMAN 1 Padang
Gelugur Kabupaten Pasaman
tingkah laku salah suai peserta Timur dilihat dari Kecemasan
didik dalam hubungan sosial
Berdasarkan hasil penelitian
berdasarkan pendekatan konseling
yang sudah dilakukan, dapat
ego di kelas XI SMAN 1 X Koto
disumpulkan bahwa Bentuk
Singkarak Kabupaten Solok
tingkah laku salah suai peserta
dilihat dari ketidaksesuaian
didik dalam hubungan sosial
tingkah laku berada pada kategori
berdasarkan pendekatan
sangat banyak dengan persentase
konseling ego di kelas XI SMAN

9
1 X Koto Singkarak Kabupaten berdasarkan pendekatan
Solok dilihat dari kecemasan konseling ego di kelas XI SMAN
berada pada kategori sedang 1 X Koto Singkarak Kabupaten
dengan persentase 48%. Solok dilihat dari mekanisme
Erikson 1968 (Hendri, pertahanan berada pada kategori
2013:185) Kecemasan muncul sangat banyak dengan persentase
sebagai reaksi terhadap 55%. Berdasarkan keterangan
penolakan, merasa terancam, tersebut peserta didik sangat
takut disakiti yang akhirnya banyak yang melakukan tingkah
memicu bagaimana ia melakukan laku salah suai dalam hubungan
pembelaan terhadap dirinya. sosial pada aspek mekanisme
Sedangkan Taufik (2016:153- pertahanan.
155) menjelaskan bahwa pada Erikson 1968 (Hendri,
diri individu tersebut muncul 2013:185) Mekanisme
kecemasan setiap kali pertahanan adalah tindakan yang
menghadapi situasi tertentu, atau dilakukan oleh individu untuk
kecemasan bahwa yang mempertahankan supaya
dilakukannya itu akan gagal atau persepsinya terhadap pengalaman
kecemasan akan selalu ditimpa terjadi tetap konsisten dengan
musibah. struktur self. Contoh, seorang
4. Bentuk Tingkah Laku Salah wanita yang menggunakan rasio
Suai Peserta Didik dalam
berpikir untuk menilai apa yang
Hubungan Sosial Berdasarkan
Pendekatan Konseling Ego di talah dilakukan.
Kelas XI SMAN 1 Padang
Gelugur Kabupaten Pasaman
Timur dilihat dari Mekanisme
Pertahanan
Berdasarkan hasil penelitian
yang sudah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa Bentuk
tingkah laku salah suai peserta
didik dalam hubungan sosial

10
5. Bentuk Tingkah Laku Salah tidak bisa berbaur dengan
Suai Peserta Didik dalam
lingkungan dan irasional.
Hubungan Sosial Berdasarkan
Pendekatan Konseling Ego di
Kelas XI SMAN 1 Padang KESIMPULAN
Gelugur Kabupaten Pasaman Berdasarkan hasil analisis
Timur dilihat dari Cenderung
Kaku data dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa Bentuk tingkah
Berdasarkan hasil penelitian
laku salah suai peserta didik dalam
yang sudah dilakukan, dapat
hubungan sosial berdasarkan
disimpulkan bahwa Bentuk
pendekatan konseling ego di kelas XI
tingkah laku salah suai peserta
SMAN 1 Padang Geugur Kabupaten
didik dalam hubungan sosial
Pasaman Timur sebagai berikut:
berdasarkan pendekatan
konseling ego di kelas XI SMAN 1. Bentuk tingkah laku salah suai
1 X Koto Singkarak Kabupaten peserta didik dalam hubungan
Solok pada aspek cenderung sosial berdasarkan pendekatan
kaku berada pada kategori sangat konseling ego, dilihat dari secara
banyak dengan persentase umum berada pada kriteria
73,33%. Berdasarkan keterangan banyak seperti: Teman di kelas
tersebut peserta didik sangat banyak membenci.
banyak yang melakukan tingkah 2. Bentuk tingkah laku salah suai
laku salah suai dalam hubungan peserta didik dalam hubungan
sosial pada aspek cenderung sosial berdasarkan pendekatan
kaku. konseling ego, dilihat dari
Erikson 1968 (Hendri, keterasingan berada pada kriteria
2013:185) Cenderung kaku (tidak sangat banyak seperti: Bolos
fleksibel) karena adanya pada mata pelajaran tertentu.
kerancuan persepsi dirinya 3. Bentuk tingkah laku salah suai
terhadap pengalaman yang sudah peserta didik dalam hubungan
ia alami sendiri. Dampaknya sosial berdasarkan pendekatan
individu tersebut tidak mampu konseling ego, dilihat dari
menjadi pribadi yang fleksibel, kecemasan berada pada kriteria

11
cukup banyak seperti: Mudjiran, dkk. 2007.
Perkembangan Peserta
Berkeringat dingin ketika
Didik. Padang: FIP Padang.
disuruh tampil didepan kelas.
Prayitno. 2000. Konseling
4. Bentuk tingkah laku salah suai
Pancawaskita. Padang: UNP.
peserta didik dalam hubungan Prayitno, dan Erman Amti. 2004.
Wawasan Bimbingan dan
sosial berdasarkan pendekatan
Konseling. Jakarta: Rineka
konseling ego, dilihat dari Cipta.
mekanisme pertahanan berada
Susistri, Dwika. 2016. Bentuk
pada kriteria sangat banyak Tingkaah Laku Salah Suai
Peserta Didik Dilihat dari
seperti: Menjawab perkataan
Pendekatan Konseling
guru ketika marah. Realitaas.
5. Bentuk tingkah laku salah suai
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum.
peserta didik dalam hubungan Bandung: Pustaka Setia.
sosial berdasarkan pendekatan
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
konseling ego, dilihat dari Administrasi dilengkapi
Metode R&D. Bandung:
cenderung kaku berada pada
Alfabeta.
kriteria sangat banyak seperti:
Taufik. 2012. Model-model
Sulit menyesuaikan diri dengan
Kondseling. Padang: UNP
teman banyak. Press.

DAFTAR PUSTAKA Taufik. 2016. Pendekatan dalam


Konseling. Padang:
Ali, Mohammad dan Mohammad Universitas Negeri Padang.
Asrori. 2012. Psikologi
Remaja. Jakarta: Bumi Yusuf, Syamsu dan Juntika
Aksara. Nurihsan. 2007. Teori
Kepribadian. Bandung:
Darmawan, Deni. 2013. Metode Remaja Rosdakarya.
Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Hendri, Novi. 2013. Model- model


Konseling. Medan: Perdana
Publishing.

12

You might also like