You are on page 1of 12

Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 10(2), 2017, 77-88

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KECERDASAN


(INTELEKTUAL, SPIRITUAL, EMOSIONAL DAN SOSIAL)
STUDI KASUS: ANAK-ANAK
Gilang Wisnu Saputra, Muhammad Aldy Rivai, Mawaddatus Su’udah, Shepty Lana Gust Wulandari,
Tyas Rosiana Dewi, Fitroh

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No.95, Ciputat Jakarta
1
gilangwsaputra@gmail.com,2aldy.ipay@gmail.com,3mawaddahsuudah@gmail.com,4aulialana15@gmail.com,
5
tyasrosianadewi29@gmail.com,6fitroh@uinjkt.ac.id

ABSTRACT
The use of information technology (IT) has a positive impact and negative depending on the user's ability to use
it, not to mention children. Discretion in the use of IT has considerable influence for the formation of a child's
brain ability and will affect the level of intelligence of children. Parents have a role to be aware of changes that
occur during the growth of the child. This study will show how far the changes that occur in children after they
use information technology and what impact information technology that has a positive effect or a negative for
the level of intelligence of children consisting of intellectual, emotional, spiritual, and social terms of parents.
This research uses descriptive quantitative method by using questionnaire data collection, data processing, data
analysis and interpretation of data. The results showed that information technology has a considerable impact
both on four areas of intelligence of children who have been mentioned by values obtained from the calculation
of the questionnaires. The results of the questionnaires calculation for intellectual acumen have an adverse
impact, influence of IT on emotional intelligence has a pretty good impact, influence IT has an influence on
spiritual intelligence is quite good, and the influence of IT for social intelligence has a good impact on the level
of social intelligence of children child.

Keywords: information technology, intellectual acumen, emotional intelligence, spiritual intelligence,


intelligence social.

ABSTRAK
Penggunaan teknologi informasi (TI) memiliki dampak yang positif dan juga negatif tergantung pada
kemampuan pengguna dalam memanfaatkannya, tak terkecuali anak-anak. Kebijaksanaan dalam penggunaan TI
mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi pembentukan kemampuan otak anak dan akan berpengaruh
terhadap tingkat kecerdasan anak. Orang tua memiliki peran untuk dapat mengetahui perubahan-perubahan yang
terjadi selama tumbuh kembang anak. Penelitian ini akan menunjukkan seberapa besar perubahan yang terjadi
pada anak-anak setelah mereka menggunakan teknologi informasi dan apakah pengaruh yang diberikan
teknologi informasi memiliki pengaruh yang positif atau negatif untuk tingkat kecerdasan anak yang terdiri dari
kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial dilihat dari segi orang tua. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif deskriptif dengan pengambilan data menggunakan kuisioner, pengolahan data, analisis data
dan interpretasi data Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi informasi memiliki dampak yang cukup
baik untuk 4 bidang kecerdasan anak yang telah disebutkan dengan nilai yang diperoleh dari perhitungan
kuisioner. Hasil perhitungan kuisioner untuk kecerdasan intelektual memiliki dampak yang kurang baik,
pengaruh TI terhadap kecerdasan emosional memiliki dampak yang cukup baik, pengaruh TI memiliki
pengaruh terhadap kecerdasan spiritual yang cukup baik, dan pengaruh TI untuk kecerdasan sosial memiliki
dampak yang baik untuk tingkat kecerdasan sosial anak-anak.

Kata kunci: teknologi informasi, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual,
kecerdasan
sosial.

I. PENDAHULUAN

77
Copyright ©2017, Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, P-ISSN 1979-0767
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kecerdasan... Saputra GW, dkk

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) untuk keperluan belajar dan hal yang positif
merupakan suatu hasil dari semakin lainnya [2].
berkembangnya pengetahuan manusia yang dapat Penelitian ini akan membahas tentang
memberikan perubahan pada pola kehidupan pengaruh teknologi informasi terhadap kecerdasan
manusia. TI memberikan beberapa kemudahan- intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ),
kemudahan yang dapat digunakan untuk kecerdasan spiritual (SQ) dan sosial pada anak-
menyelesaikan beberapa permasalahan manusia anak. Dimana nantinya akan diketahui seberapa
dalam hal pekerjaan, komunikasi, tugas sekolah besar pengaruh teknologi informasi terhadap
dan lain sebagainya sehingga mendorong manusia kecerdasan anak-anak dan dapat diketahui hasil
untuk menggunakan TI [1]. presentase pada bidang kecerdasan mana teknologi
Dengan berbagai macam kemudahan yang informasi dapat berpengaruh memiliki pengaruh
ditawarkan, bukan berarti teknologi informasi positif dan negatif.
sepenuhnya tidak memiliki kekurangan. Data yang diperoleh didapatkan dari
Perkembangan TI dapat menjadi dua mata pisau kuisioner yang hasilnya dihitung dengan metode
untuk perkembangan manusia, dapat memberikan kuantitatif deskriptif. Data yang diperoleh dari
dampak positif untuk kehidupan sehari-hari atau sampel populasi penelitian akan dianalisis dengan
dapat menjadi dampak negatif bila digunakan tidak metode perhitungan yang telah ditentukan, dan
sesuai porsinya [2]. penelitian deskriptif dalam penelitian ini
Perkembangan TI memberikan pegaruh dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan
yang berbeda-beda pada setiap penggunanya, tak keterangan-keterangan mengenai respon dari orang
terkecuali anak-anak. Oleh sebab itu peran orang tua mengenai pengaruh teknologi informasi
tua sangat diperlukan dalam mengajari dan terhadap kecerdasan intelektual, emosional,
mengawasi perkembangan pertumbuhan anak. spiritual, dan sosial bagi anak-anak.
Apalagi pada zaman sekarang, banyak perubahan-
perubahan nilai baru yang berbeda dengan nilai II. LANDASAN TEORI
yang diajarkan orang tua pada masa dulu sehingga A. Kecerdasan Intelektual (IQ)
orang tua harus dapat menerapkan metode Kecerdasan intelektual merupakan
pendekatan maupun komunikasi yang lebih efektif intrepretasi hasil tes inteligensi (kecerdasan) ke
untuk dapat diserap dan dianut oleh anak-anak agar dalam angka yang dapat menjadi petunjuk
perubahan-perubahan seperti perkembangan TI mengenai kedudukan tingkat inteligensi seseorang
dapat memberikan dampak yang positif bagi [4]. Kecerdasan intelektual berkaitan dengan
tumbuh kembang anak [3]. kesadaran akan ruang, kesadaran akan sesuatu yang
Ada beberapa penelitian yang membahas tampak, dan penguasaan matematika. Kecerdasan
mengenai dampak positif dan negatif dari Intelektual mampu bekerja mengukur kecepatan,
perkembangan TI. [1] menjelaskan bahwa mengukur hal-hal baru, menyimpan dan mengingat
perkembangan teknologi berupa internet kembali informasi objektif serta berperan aktif
memberikan dampak yang bermanfaat untuk dalam menghitung angka-angka dan lain-lain. Kita
membantu proses belajar mengajar dan dapat menggunakan kecerdasan intelektual yang
berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan menonjolkan kemampuan logika berpikir untuk
intelektual pelajar yang ada pada sekolah di daerah menemukan fakta obyektif, akurat, dan untuk
pedesaan [2]. Menjelaskan bahwa perkembangan memprediksi resiko, melihat konsekuensi dari
TI berupa handphone memiliki dampak yang setiap keputusan yang ada.
positif maupun negatif tergantung pada pengguna Faktor genetik yang berperan pada
yang dalam penelitian adalah siswa SMA. Lebih pembentukan kecerdasan intelektual tidak akan
lanjut dampak negatif dapat didapatkan apabila banyak berubah dari waktu ke waktu tanpa adanya
siswa menggunakan hp untuk keperluan yang tidak katalisator dari lingkungan [5]. Faktor lingkungan
seharusnya seperti menonton video porno dan juga lah yang sebenarnya mendorong terjadinya
penggunaan yang tidak tahu batas waktu atau peningkatan aktivitas berpikir manusia yang
berlebihan [2]. Oleh sebab itu untuk mengurangi kemudian mengarah pada peningkatan kecerdasan
dampak negatif tersebut, maka siswa harus dapat intelektual. Faktor ini misalnya terjadi pada
meminimalkan waktu dalam menggunakan generasi muda sekarang yang dituntut untuk dapat
handphone dan dapat memanfaatkan handphone memecahkan masalah kompleks secara cepat,

78
Copyright ©2017, Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, P-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 10(2), 2017, 77-88

kreatif dan konseptual. Peningkatan kecerdasan Sejalan dengan hal tersebut, [9] mendefenisikan
intelektual memang dibutuhkan untuk bertahan kecerdasan emosional adalah kemampuan
hidup (survival) dan menjawab tantangan jaman. mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang
Mereka yang kapasitas berpikirnya lemah akan lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi
tersingkir. Intinya, kecerdasan intelektual dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan
membantu merencanakan strategi dan taktik. dengan orang lain.
Kecerdasan Intelektual (IQ) menurut dapat Kecerdasan emosional adalah kemampuan
didefenisikan sebagai berikut : merasakan, memahami, dan secara efektif
1. Kemampuan untuk bekerja secara abstrak, baik menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai
menggunakan ide-ide, simbol, hubungan logis, sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh
maupun konsep-konsep teoritis; yang manusiawi [10]. Kecerdasan emosional
2. Kemampuan untuk mengenali dan belajar serta bukanlah muncul dari pemikiran intelek yang
menggunakan abstraksi tersebut; dan jernih, tetapi dari pekerjaan manusia. Kecerdasan
3. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah Emosional bukanlah tentang trik-trik penjualan
termasuk masalah yang baru. atau cara menata sebuah ruangan. Kecerdasan
Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan Emosional bukanlah tentang memakai topeng
berfikir dan akal cemerlang yang mengelola otak kemunafikan atau penggunaan psikologi untuk
kanan dan otak kiri secara seimbang [6]. mengendalikan, mengeksploitasi, atau
Kecerdasan intelektual juga diartikan memanipulasi seseorang [10].
sebagaikemampuan kognitif secara global yang Kecerdasan emosional tidak cukup hanya
dimiliki oleh individu agar dapat bertindak secara memiliki perasaan. Kecerdasan emosional
terarah dan berpikir secara bermakna sehingga menuntut kita untuk belajar mengakui dan
dapat memecahkan masalah [7]. menghargai perasaan, pada diri kita dan orang lain,
Kecerdasan intelektual menurut [8] dan untuk menanggapinya dengan tepat,
sebagai berikut: menerapkan dengan efektif informasi dan energi
1. Yang berhubungan dengan keterampilan emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari
penggunaan anggota badan yang terkoordinasi, [10]
minat seseorang, seperti: mempunyai Kecerdasan emosional adalah serangkaian
2. Lingkup minat yang luas, pengamatan yang kecakapan untuk melapangkan jalan di dunia yang
tajam, mampu mengingat dengan cepat, penuh liku-liku permasalahan social [11]. Ari
berimaginasi, mempunyai berbagai hobi, dan Ginanjar juga menyimpulkan bahwa Kecerdasan
keterampilan mekanis. emosional adalah sebuah kemampuan untuk
3. Yang berhubungan dengan suatu dorongan “mendengarkan” bisikan emosi, dan
untuk menciptakan, menemukan yang baru menjadikannya sebagai sumber informasi maha
(inovasi), seperti: melukis, menggambar, penting untuk memahami diri sendiri dan orang
menciptakan musik, berinisiatif terhadap lain demi mencapai sebuah tujuan. Sikap kreatif,
pekerjaan yang dikerjakan, respon terhadap ide- konsisten, berani mengambil keputusan dan
ide baru, memanfaatkan sesuatu dengan efektif, memiliki tekad yang tangguh adalah sikap yang
tidak mau bergantung dengan orang lain. dipelajari dalam kecerdasan emosional.
4. Yang berhubungan dengan fungsi intelektual, Pengembangan kecerdasan emosional
seperti: kemampuan berfikir, menalar, cepat menurut dua ahli EQ, merangkumnya dalam lima
dalam belajar, menarik kesimpulan-kesimpulan, aspek yaitu:
dan kemampuan untuk menggolongkan 1. Kesadaran diri (self awareness) : kemampuan
informasi dengan benar, memahami sesuatu mengobservasi dan mengenali perasaan yang
yang kompleks dan berhitung. dimiliki diri sendiri;
2. Mengelola emosi (managing emotions) :
B. Kecerdasan Emosional (EQ) kemampuan mengelola emosi termasuk yang
Kecerdasan Emosional adalah kemampuan tidak menyenangkan, secara akurat, berikut
untuk memahami perasaan diri sendiri, untuk memahami alasan di baliknya;
berempati terhadap perasaan orang lain dan untuk 3. Memotivasi diri sendiri (motivating oneself) :
mengatur emosi, yang secara bersama berperan kemampuan mengendalikan emosi guna
dalam peningkatan taraf hidup seseorang [5]. mendukung pencapaian tujuan pribadi;

79
Copyright ©2017, Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, P-ISSN 1979-0767
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kecerdasan... Saputra GW, dkk

4. Empati (empathy) : kemampuan untuk mengetahui apa yang kita dan orang lain rasakan,
mengelola sensitifitas, menempatkan diri pada termasuk cara cepat untuk menangani masalah.
sudut pandang orang lain sekaligus Kecerdasan Emosional melakukan penyesuaian dan
menghargainya; dan membantu memenangkan suatu tujuan.
5. Menjaga relasi (handling relationship) : Kecerdasan emosional dapat berpengaruh
kemampuan berinteraksi dan menjaga terhadap sikap etis seorang mahasiswa manajemen
hubungan yang sehat dengan orang lain, disebut karena dengan memiliki kecerdasan emosional
juga kemampuan sosial atau interpersonal yang memadai maka mahasiswa tersebut dapat
mengelola emosinya dengan lebih baik. Hal ini
Kecerdasan emosional harus mengukur dapat mempengaruhi sikap mahasiswa manajemen
tiga komponen utama yakni : 1) kemampuan untuk lebih etis atau tidak sehingga dalam
menilai dan mengekspresikan emosi; 2) menjalani perkuliahan dapat bertindak berdasarkan
kemampuan mengatur emosi; dan 3) kemampuan etika yang dia miliki.
menggunakan informasi yang berkaitan dengan
emosi untuk berpikir dan bertindak [5]. C. Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan Spiritualitas tidak selalu identik dengan
lebih yang dimilliki individu dalam memotivasi agama, walaupun salah satu sumber dari
diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, spritualitas dapat terdapat di agama. Spiritualitas
mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta adalah sesuatu pengalaman yang universal,
mengatur keadaan jiwa [9]. Dengan kecerdasan sehingga tidak mengacu ajaran agama tertentu.
emosional, individu dapat menempatkan emosinya Spritualitas tidak saja dapat ditemui di dalam
pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan masjid-masjid, gereja-gereja, kuil-kuil, ataupun
mengatur suasana hati. Individu yanng memiliki vihara-vihara, tetapi spiritualitas terdapat di dalam
kecerdasan emosional yang tinggi dapat keseluruhan segi-segi dan aspek-aspek hidup.
menanggulangi emosi mereka sendiri dengan baik, Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan
dan memperhatikan kondisi emosinya, serta untuk menghadapi dan memecahkan persoalan
merespon dengan benar emosinya untuk orang lain. makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
Daniel Goleman juga menyebut 5 (lima) menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
faktor penting (ia menyebutnya “5 dimensi”) guna konteks makna yang lebih luas dan kaya,
mengembangkan kecerdasan emosi, yakni 1) kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau
Penyadaran Diri; 2) Mengelola Emosi; 3) Motivasi jalan hidup seseorang lebih bermakna
Diri; 4) Empati; dan 5) Keterampilan sosial. dibandingkan dengan yang lain [12].
Goleman mengelompokkan kecerdasan emosional Kecerdasan spiritual merupakan
menjadi dua bagian utama yaitu “EQ Personal” kecerdasan tertinggi pada manusia, yang
yang berkaitan dengan diri kita sendiri haruslah melingkupi seluruh kecerdasan yang ada pada
mendahului “EQ Sosial”, aspek yang mengatur manusia. Artinya, kecerdasan spiritual melingkupi
interaksi kita dengan orang lain [5] seluruh kecerdasan-kecerdasan yang terdapat pada
Sementara itu, Dulewicz dan Higgs (1998) manusia [12].
dalam [5] melakukan analisis isi terhadap tujuh Kecerdasan spiritual memungkinkan
penulis masalah kecerdasan emosional. Mereka manusia menjadi kreatif, mengubah aturan dan
menemukan tujuh elemen utama: situasi. Kecerdasan spiritual memberi kita
1. Penyadaran diri (self awareness); kemampuan membedakan. Kecerdasan spiritual
2. Manajemen emosi (emotional management) memberi kita rasa moral, kemampuan untuk
3. Motivasi diri (self motivation); menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan
4. Empati (empathy); pemahaman dan cinta serta kemampuan setara
5. Mengelola hubungan (handling relationship) untuk melihat kapan cinta dan pemahaman sampai
6. Komunikasi interpersonal (interpersonal pada batasannya. Kita menggunakan kecerdasan
communication); dan spiritual untuk bergulat dengan ihwal baik dan
7. Gaya pribadi (personal style). jahat, serta untuk membayangkan kemungkinan
yang belum terwujud seperti untuk bermimpi,
Dalam konteks pekerjaan, pengertian bercita-cita, dan mengangkat diri kita dari
Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk kerendahan [12].

80
Copyright ©2017, Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, P-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 10(2), 2017, 77-88

Kecerdasan spiritual adalah pemikiran 3. Kemampuan untuk menghadapi dan


yang terilhami. Kecerdasan ini diilhami oleh memanfaatkan penderitaan
dorongan dan efektivitas, keberadaan atau hidup 4. Kemampuan untuk menghadapi dan
ilahia yang mempersatukan kita sebagai mahkluk melampaui perasaan sakit
ciptaan Tuhan [13]. 5. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan
Kecerdasan spiritual menurut (Michael nilai-nilai
Levin, 2000) adalah sebuah perspektif, yang artinya 6. Keengganan untuk menyebabkan kerugian
mengarahkan cara berpikir kita menuju hakekat yang tidak perlu
terdalam kehidupan manusia, yaitu penghambaan 7. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan
diri kepada Sang Maha Suci dan Maha Meliputi. antara berbagai hal (berpandangan holistik)
Kecerdasan spiritual tertinggi hanya dapat dilihat 8. Kecenderungan untuk bertanya “mengapa”
jika individu telah mampu mewujudkannya dan atau “bagaimana jika” dan berupaya untuk
terrefleksi dalam kehidupan sehari-harinya. Artinya mencari jawaban-jawaban yang mendasar
sikap-sikap hidup individu mencerminkan 9. Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan
penghayatannya akan kebajikan dan kebijaksanaan konvensi
yang mendalam, dengan jalan suci menuju pada
Sang Pencipta. Wujud dari kecerdasan spiritual ini adalah
Proses berkembangnya kecerdasan sikap moral yang dipandang luhur oleh pelaku.
spiritual dimulai sejak adanya kesadaran spiritual. Matinya etika lama dan seluruh kerangka pikiran
Kemudian kesadaran secara spiritual ini mendasarinya, memberi kesempatan yang berharga
mendorong munculnya pemahaman spiritual pada untuk menciptakan ajaran etika baru berdasarkan
anak melalui bimbingan orang tua dan kecerdasan spiritual [12].
lingkungannya. Dengan munculnya pemahaman Kecerdasan spiritual dapat memberi
spiritual ini, seseorang akan mampu melakukan pengaruh terhadap sikap etis seorang mahasiswa
penghayatan spiritual secara mendalam, sehingga manajemen karena melalui kecerdasan spiritual
mampu mencapai kebermaknaan spiritual. memungkinkan seseorang lebih mengetahui untuk
Kebermaknaan spiritual inilah yang menjadi melakukan tindakan yang baik dan benar
sumber utama terbentuknya kecerdasan spiritual. berdasarkan nurani sehingga kecerdasan spiritual
Kecerdasan spiritual tidak mesti berfungsi sebagai dasar mempertimbangkan suatu
berhubungan dengan agama. Bagi sebagian orang, tindakan etis atau tidak untuk dilakukan karena
kecerdasan spiritual mungkin menemukan cara wujud dari kecerdasan spiritual yaitu sikap moral
pengungkapan melalui agama formal, tetapi yang dipandang luhur oleh si pelaku dalam hal ini
beragama tidak menjamin kecerdasan spiritualnya adalah mahasiswa manajemen.
menjadi tinggi. Kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang dapat D. Kecerdasan Sosial (SI)
membantu kita menyembuhkan dan membangun Kecerdasan sosial merupakan kemampuan
diri kita secara utuh. Kecerdasan spiritual adalah seseorang dalam berinteraksi denganorang lain dan
kecerdasan yang berada di bagian diri yang dalam, memahami orang lain. Konsep kecerdasan sosial
berhubungan dengan kearifan di luar ego atau ini berpangkal dari konsep kecerdasan sosial yang
pikiran sadar. Kecerdasan spiritual adalah dikemukakan oleh Thorndike dalam [9] yang
kesadaran yang dengannya kita tidak hanya menjelaskan kecerdasan sosial sebagai kemampuan
mengakui nilai-nilai yang ada, tetapi juga secara untuk memahami danmengelola orang lain baik
kreatif menemukan nilai-nilai yang [12]. laki-laki dan perempuan. Sebagai seorang siswa,
Kecerdasan spiritual memungkinkan kecerdasan sosial sangat diperlukan bagi mereka
seseorang untuk menyatukan hal-hal yang bersifat dalam pembelajaran. Kecerdasan sosial membantu
intrapersonal dan interpersonal, serta menjembatani siswa dalam berinteraksi dengan teman sebaya,
kesenjangan antara diri dan orang lain [12]. guru dan juga masyarakat serta mempunyai
Indikasi dari kecerdasan spiritual yang telah keberanian untuk mengemukakan pendapat,
berkembang dengan baik mencakup: dansebagai bekal untuk kehidupan masa depan
1. Kemampuan untuk bersikap fleksibel (adaptif yang lebih kompleks lagi.
spontan dan aktif) Kecerdasan sosial kadang disebut juga
2. Adanya tingkat kesadaran diri yang tinggi dengan inteligensi interpersonal yaitu orang yang

81
Copyright ©2017, Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, P-ISSN 1979-0767
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kecerdasan... Saputra GW, dkk

mampu memahami, berinteraksi, dan berhubungan Mead, dan Allport memandang sikap merupakan
baik dengan orang lain. Inteligensi interpersonal ini kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek
meliputi memahami orang lain, kemampuan sosial, dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan
danketerampilan menjalin hubungan [11]. pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
Selanjutnya, [14] mengemukakan bahwakecerdasan respon. Kelompok ketiga diwakili oleh Secord Dan
sosial adalah suatu kemampuan untuk bergaul Backman memandang sikap merupakan konstelasi
denganbaik dan mengajak orang lain untuk bekerja komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif
sama. yang saling berinteraksi dalam memahami,
Kecerdasan sosial merupakan merasakan, dan berperilaku terhadap suatu obyek
kemampuan seseorang untuk memahami orang lain [4].
dan bagaimana reaksi merekaterhadap berbagai Berdasarkan ketiga pandangan di atas,
situasi yang berbeda [9]. Kecerdasan sosial sikap dapat didefenisikan sebagai reaksi konatif
membantu seorang siswauntuk berinteraksi dengan yang disebabkan oleh suatu stimulus yang
teman sebaya dan dapat berpengaruh pada menghendaki adanya respon (pendirian). Sikap dan
prestasiakademik. Siswa yang merasa lebih perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang
terhubung dengan lingkungan belajarnya sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima
menunjukkan prestasi akademik yang lebih baik secara umum sehubungan dengan tindakan-
[9]. Kecerdasan sosial merupakan sekumpulan tindakan yang bermanfaat dan yang
keterampilan yang memungkinkan kita dalam membahayakan [17]. Dengan demikian dalam
berinteraksidengan lebih [[9]. kaitan dengan etika profesi, sikap dan perilaku etis
Orang yang memiliki kecerdasan sosial merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan
baikakan mampu berkomunikasi dengan orang lain etis profesi.
dengan menggunakan otak dan juga tubuhnya [15]. Etika adalah disiplin yang berkenaan
Mereka memiliki kemampuan membaca bahasa dengan apa yang baik dan buruk, yang benar dan
tubuh orang lain danmendengarkan untuk dapat salah, atau dengan kewajiban dan tanggung jawab
sukses dalam kehidupan luas. Kecerdasan sosial moral [18]. Etika berkenaan dengan pembuatan
akanmembuat seseorang nyaman berada keputusan apakah suatu tindakan baik atau buruk
dimanapun dengan orang lain yang berbeda dan apa yang harus dilakukan tentang hal tersebut
latarbelakang, umur, budaya, dan latar belakang jika hal tersebut dinilai buruk. Etika adalah disiplin
sosial serta mampu membuat merekamerasa filosofis yang mendeskripsikan dan mengarahkan
nyaman. perilaku moral. Orang-orang dalam dunia
Jadi, berdasarkan definisi para ahli di atas, manajemen mengambil keputusan etis (atau tidak
kecerdasan sosial berartikemampuan seseorang etis) setiap hari.
dalam berinteraksi, bergaul, memahami dan bekerja Menurut [19] kata “etika” dan “etis” tidak
samadengan orang lain dalam situasi yang berbeda- selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu
beda dengan menggunakanketerampilan sosial pula “etika bisnis” dapat berbeda artinya. Etika
yang dimiliki. dibedakan ke dalam dua jenis yaitu etika sebagai
praksis dan etika sebagai refleksi. Etika sebagai
E. Sikap Etis dan Etika praksis berarti nilai-nilai dan norma-norma moral
Sikap dalam Kamus Lengkap Bahasa sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan,
Indonesia didefenisikan sebagai perbuatan dan walaupun seharusnya dipraktekkan. Dapat juga
sebagainya yang berdasarkan pendirian, pendapat dikatakan bahwa etika sebagai praksis adalah apa
atau keyakinan [16]. Sementara defenisi sikap yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai
menurut para ahli hingga saat ini masih berbeda dengan nilai dan norma moral.
pandangan, yang secara umum pandangan tersebut Etika sebagai refleksi adalah pemikiran
dibagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama moral. Dalam etika sebagai refleksi, kita berpikir
yang diwakili oleh Thurstone, Likert, dan Osgood tentang apa yang harus dilakukan dan khususnya
memandang sikap merupakan bentuk evaluasi atau tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
reaksi perasaan terhadap suatu objek, yang dapat dilakukan. Etika sebagai refleksi berbicara tentang
berupa mendukung atau memihak maupun tidak etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis
mendukung atau tidak memihak. Kelompok kedua sebagai obyeknya. Etika sebagai refleksi menyoroti
yang diwakili oleh Chave, Bogardus, Lapierre, dan menilai baik buruknya perilaku orang. Etika

82
Copyright ©2017, Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, P-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 10(2), 2017, 77-88

dalam arti ini dapat dijalankan pada taraf populer terhadap kecerdasan anak – anak (intelektual,
maupun ilmiah [19]. spiritual, emosional dan sosial)
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Kuesioner disebarkan langsung kepada
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh responden dengan cara mendatangi lokasi
Teknologi Informasi terhadap perkembangan penelitian dan menunggu sampai responden selesai
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan mengerjakannya, serta memberikan petunjuk dan
kecerdasan spiritual pada anak-anak. bimbingan apabila ada pertanyaan yang tidak
dimengerti.
III. METODOLOGI PENELITIAN Jenis kuesioner yang digunakan dalam
A. Metode Penelitian Kuantitatif Deskriptif penelitian ini ialah kuesioner tertutup yaitu suatu
Dalam penelitian ini kami menggunakan jenis kuesioner yang jawaban-jawaban dari setiap
perhitungan kuantiatif deskriptif untuk mengolah pertanyaan sudah disediakan sehingga responden
data untuk mendapatkan hasil rata-rata. tinggal memilih saja salah satu dari jawaban yang
Dengan model perhitungan sebagai berikut: dihendaki. [23]
Jawaban yang disediakan dari setiap
pertanyaan menggunakan jawaban nilai Skala
Likert yang dikembangkan oleh Rensis Likert
(1932). Skala Likert adalah skala pengukuran yang
Penelitian kuantitatif, adalah penelitian digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
dengan memperoleh data yang berbentuk angka persepsi seseorang tentang fenomena sosial [20]
atau data kualitatif yang diangkakan [20] Penelitian Dalam skala ini, jawaban tiap item instrumen
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu sangat negatif [20]. Skala dalam penelitian ini
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat menggunakan skala Likert dengan interval lima,
perbandingan, atau menghubungkan dengan yakni:
variabel yang lain [20].
Sedangkan penelitian kuantitatif deskriptif C. Skor Kuesioner Untuk Pertanyaan Positif
merupakan penelitian yang bertujuan menjelaskan dan Negatif
fenomena yang ada dengan menggunakan angka-
angka untuk mencandarkan karakteristik individu Skor
atau kelompok [21]. Penelitian ini menilai sifat dari No Keterangan
kondisi-kondisi yang tampak. Tujuan dalam Positif Negatif
penelitian ini dibatasi untuk menggambarkan 1. Sangat Setuju 5 1
karakteristik sesuatu sebagaimana adanya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk 2. Setuju 4 2
mengetahui dan menganalisis pengaruh Teknologi 3. Ragu-ragu 3 3
Informasi terhadap perkembangan kecerdasan
4. Tidak Setuju 2 4
intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan
spiritual pada anak-anak. 5. Sangat Tidak Setuju 1 5
B. Metode Pengumpulan Data Sumber: [20]
Metode pengumpulan data merupakan suatu
cara yang digunakan dalam usaha memperoleh Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang
keterangan atau data yang sebanyak-banyaknya dan memiliki anak dengan rentang usia 5–15 tahun.
selengkap-lengkapnya. Metode pengumpulan data Kemudian hasil penelitian diolah dengan
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: menggunakan rumus perhitungan mean.
1. Angket (kuesioner) Mean adalah rata-rata, atau lebih jelasnya
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis mean adalah rata-rata nilai yang dapat kita peroleh
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari dari suatu informasi. Mean data tunggal memiliki
responden [22]. Angket disebarkan kepada orang rumus berikut:
tua yang berjumlah 60 orang untuk memberikan
pernyataan mengenai pengaruh teknologi informasi

83
Copyright ©2017, Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, P-ISSN 1979-0767
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kecerdasan... Saputra GW, dkk

menggunakan aplikasi keagamaan


Keterangan: dalam melaksanakan kegiatan
ibadah?
= rata-rata hitung
Seberapa sering anda mengetahui
xi = nilai sampel ke-I
anak anda berkata bohong setelah
n = jumlah sampel P14
menggunakan teknologi informasi
(gadget, laptop, dan lain-lain)?
Urutan
Pertanyaan Seberapa sering anak anda
Petanyaan
melakukan kegiatan yang tidak perlu
Aspek Intelektual
P15 (bermain game, menonton film
P1 Bagaimana prestasi anak anda di
dilaptop, dll) setelah mengenal
sekolah setelah diperkenalkan
teknologi informasi?
dengan teknologi informasi?
Aspek Sosial
Bagaimana minat belajar anak anda
Bagaimana pergaulan anak anda
P2 di rumah setelah menggunakan
dengan teman sebayanya setelah
gadget? P16
diperkenalkan dengan teknologi
Bagaimana dampak penggunaan
informasi atau gadget ?
P3 teknologi informasi pada proses
Bagaimana anak anda
belajar anak?
memperlakukan teman sebayanya
Bagaimana tingkat pemahaman anak P17
setelah diperkenalkan dengan
anda dalam menerima materi
teknologi informasi atau gadget?
P4 pelajaran di sekolah setelah
Bagaimana kegiatan sosial anak anda
menggunakan gadget dan media
P18 setelah diperkenalkan dengan
sosial?
teknologi informasi atau gadget?
Bagaimana pengaruh teknologi
Bagaimana hubungan komunikasi
P5 informasi terhadap perkembangan
P19 anda dengan anak anda setelah ia
kecerdasan anak anda?
diberikan gadget?
Aspek Emosional
Bagaimana sikap anak anda setelah
Bagaimana respon anak anda ketika
menggunakan aplikasi media social
P6 diperintah oleh orang tua saat sedang P20
seperti facebook, instagram, twitter,
bermain gadget?
dll. ?
Bagaimana perubahan emosi anak
P7
anda setelah menggunakan gadget?
Populasi dan Responden
Bagaimana reaksi anak anda ketika
Populasi dalam penelitian ini adalah orang
P8 temannya memiliki gadget yang lebih
tua yang memiliki anak dengan rentang usia 5–15
canggih?
tahun. Responden diberikan angket yang berisi 20
Bagaimana kemampuan anak anda
soal terdiri dari 5 soal aspek intelektual, aspek
dalam menyelesaikan setiap masalah
P9 emosional, aspek spiritual dan aspek sosial.
setelah diperkenalkan dengan
Kemudian hasil penelitian diolah dengan
teknologi informasi?
menggunakan rumus perhitungan mean.
Setelah mengenal gadget, apakah
P10 anak anda sering membantah atau
Prosedur Penelitian
berkata kasar kepada orang tua?
Aspek Spiritual
Apakah anak anda tepat waktu dalam
melaksanakan kewajiban ibadahnya
P11
setelah diperkenalkan dengan
teknologi?
Apakah saat mengikuti kegiatan
keagamanan, anak anda dapat
P12
berkonsentrasi atau malah fokus
dengan gadgetnya?
P13 Seberapa sering anak anda

84
Copyright ©2017, Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, P-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 10(2), 2017, 77-88

P5 : Sebanyak 22 orang tua menyatakan


bahwa pengaruh teknologi informasi
terhadap perkembangan kecerdasan
memiliki pengaruh cukup baik.

Perhitungan kuisisoner untuk pengaruh TI


pada intelektual menghasilkan nilai 49. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa teknologi informasi
memiliki pengaruh yang kurang baik untuk
kecerdasan intelektual anak. Perkembangan TI
dapat membuat tingkat ketertarikan anak terhadap
belajar menurun dan dapat memberikan pengaruh
negatif bagi tingkat prestasi anak.
 Aspek Emosional

Tabel 2. Hasil Kuesioner


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot Penilaian
Berdasarkan kuisisoner yang telah disebar, No.
1 2 3 4 5
didapatkan hasil sebagai berikut:
 Aspek Intelektual P6 3 31 16 7 3
P7 2 22 25 11 0
P8 4 14 21 17 4
P9 0 7 39 12 2
Tabel 1. Hasil Kuesioner P10 2 12 17 18 11
Bobot Penilaian
No. P6 : Sebanyak 31 orang tua menyatakan
1 2 3 4 5 bahwa TI memiliki pengaruh kurang baik
P1 16 2 19 21 2 terhadap respon anak ketika diperintah
oleh orang tua saat sedang bermain
P2 11 25 20 3 1
gadget.
P3 22 26 3 8 1 P7 : Sebanyak 25 orang tua menyatakan
P4 28 11 4 15 2 bahwa TI memiliki pengaruh cukup baik
dalam perubahan emosi anak.
P5 3 19 22 13 3
P8 : Sebanyak 21 orang tua menyatakan
bahwa TI memiliki pengaruh cukup baik
Data dari tabel diatas menunjukkan bahwa: terhadap reaksi anak ketika temannya
P1 : Sebanyak 21 orang tua menyatakan memiliki gadget yang lebih canggih.
bahwa TI memiliki pengaruh yang baik P9 : Sebanyak 39 orang tua menyatakan
terhadap anak-anak. bahwa TI memiliki pengaruh cukup baik
P2 : Sebanyak 25 orang tua menyatakan terhadap kemampuan anak dalam
bahwa TI memiliki pengaruh kurang minat menyelesaikan masalah.
belajar anak di rumah. P10 : Sebanyak 18 orang tua menyatakan
P3 : Sebanyak 26 orang tua menyatakan bahwa anak mereka cukup sering berkata
bahwa dampak penggunaan teknologi kasar setelah mengenal gadget.
informasi memiliki pengaruh kurang baik.
P4 : Sebanyak 28 orang tua menyatakan Kecerdasan emosional dipengaruhi oleh
bahwa tingkat pemahaman anak anda berbagai macam faktor,salah satunya yaitu kondisi
dalam menerima materi pelajaran setelah lingkungan sekitar dan kebiasaan. Setelah dianalisa
menggunakan gadget memiliki pengaruh dari data yang diperolah dihasilkan nilai 59.8,
tidak baik. sehingga dapat dikatakan pengaruh TI terhadap
kecerdasan emosional adalah cukup baik. Tumbuh

85
Copyright ©2017, Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, P-ISSN 1979-0767
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kecerdasan... Saputra GW, dkk

kembang anak yang disertai dengan penggunaan Bobot Penilaian


teknologi nyatanya tidak berpengaruh negatif No.
terhadap tingkat emosional, karena orang tua masih 1 2 3 4 5
dapat mengendalikan penggunaan TI dalam P16 0 5 21 27 7
kegiatan anak-anak mereka.
P17 0 4 25 25 6
 Aspek Spiritual
P18 0 6 28 20 6
Tabel 3. Hasil Kuesioner P19 0 5 30 15 10
Bobot Penilaian P20 1 5 35 19 0
No.
1 2 3 4 5
P16 : Sebanyak 21 orang tua menyatakan
P11 2 22 25 11 0 bahwa TI memiliki pengaruh yang baik
P12 0 11 21 26 2 terhadap pergaulan anak terhadap teman
sebayanya.
P13 30 19 9 2 0
P17 : Sebanyak 25 orang tua percaya bahwa
P14 7 3 10 26 14 anak mereka memperlakukan teman
P15 9 15 18 10 8 sebayanya dengan baik.
P18 : Sebanyak 28 orang tua menyatakan
P11 : Sebanyak 25 orang tua menyatakan bahwa TI memiliki pengaruh cukup baik
bahwa TI memiliki pengaruh yang baik pada kegiatan sosial anak.
terhadap anak-anak. P19 : Sebanyak 30 orang tua menyatakan
P12 : Sebanyak 26 orang tua menyatakan bahwa TI memiliki pengaruh cukup baik
bahwa TI memiliki pengaruh kurang minat pada hubungan komunikasi orang tua
belajar anak di rumah. dengan anak.
P13 : Sebanyak 30 orang tua menyatakan P20 : Sebanyak 35 orang tua menyatakan
bahwa dampak penggunaan teknologi bahwa pengaruh teknologi informasi
informasi memiliki pengaruh kurang baik. terhadap sikap anak memiliki pengaruh
P14 : Sebanyak 26 orang tua menyatakan yang cukup baik.
bahwa tingkat pemahaman anak anda Perkembangan TI memberi pengaruh yang
dalam menerima materi pelajaran setelah cukup berpengaruh terhadap perubahan hubungan
menggunakan gadget memiliki pengaruh sosial. Banyaknya aplikasi social media yang ada
tidak baik. memberi perubahan terhadap cara interkasi sosial,
P15 : Sebanyak 18 orang tua menyatakan sehingga ada sebagian orang yang dapat memiliki
bahwa pengaruh teknologi informasi banyak teman dan ada juga yang merasa
terhadap perkembangan kecerdasan terkucilkan. Untuk masalah ini, perhitungan yang
memiliki pengaruh cukup baik. dilakukan menghasilkan nilai 69,1 sehingga
mengindikasikan bahwa pengaruh TI terhadapa
TI dapat membantu individu-individu kecerdasan social pada anak adalah berdampak
untuk melaksanakan kegiatan peribadahannya, baik. Anak-anak menjadi lebih mudah dalam
tergantung bagaimana mereka dapat mendapatkan teman baru dan hubungan dengan
memaksimalkannya. Dari data yang diperoleh dan teman sekitar lingkungan juga masih terjalin
setelah dianalisa maka peneliti mendapatkan hasil dengan baik. Anak masih bisa menghabiskan untuk
nilai 57.1 yang berarti pengaruh TI terhadap bermain dengan teman-teman seusianya. Hal ini tak
kecerdasan spiritual cukup baik dampaknya. terlepas atas peran orang tua dalam pengawasan
Perkembangan TI tidak terlalu memiliki dampak terhadap anak.
negatif yang dapat merubah kebiasaan seorang Dari 4 variabel yang diukur dalam
anak, orang tua juga masih mampu mengontrol penelitian, dihasilkan nilai rata-rata 58.8. Hal ini
waktu dan batas penggunaan TI sesuai dengan menunjukkan bahwa pengaruh TI terhadap
porsinya. kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan
 Aspek Sosial sosial anak adalah cukup baik. Peran orang tua
sangat membantu dalam perkembangan tingkat
Tabel 4. Hasil Kuesioner kecerdasan anak. Teknologi informasi pada

86
Copyright ©2017, Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, P-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 10(2), 2017, 77-88

dasarnya hanyalah sebuah alat dan saran yang Menengah Atas (SMA) di Daerah Pedesaan
dapat memberikan dampak yang berbeda-beda bagi dalam Rangka Peningkatan Kualitas
setiap penggunanya tergantung dari cara pengguna Pendidikan di Daerah Pedesaan. E-Jurnal
memanfaatkannya. Untuk anak-anak sendiri, Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta:
tentunya untuk pemanfaatan yang bijaksana atas TI Volume 1.
diperlukan adanya pengawasan dari orang tua http://www.poltekindonusa.ac.id/wpcontent/
sehingga perkembangan TI yang baik juga dapat uploads/2016/05/vol-1-2-2014-dampak
seimbang dengan tumbuh kembang anak yang baik. penggunaan internet-terhadap kecerdasan
pelajar-edy-susena.pdf. Diakses 10
V. KESIMPULAN November 2016.
A. Simpulan [2]. Nikmah, A. (2013). Dampak penggunaan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis handphone terhadap prestasi siswa. Ejurnal
dalam penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan Dinas Pendidikan Kota Surabaya : Volume
sebagai berikut: 5.
1. TI membawa pengaruh yang cukup baik http://dispendik.surabaya.go.id/surabayabela
terhadap kecerdasan intelektual, emosional, jar/jurnal/199/5.7.pdf.
spiritual, dan sosial anak-anak. [3]. Setyowati, Y. (2005). Pola komunikasi
2. TI membawa pengaruh yang kurang baik keluarga dan perkembangan emosi anak
terhadap kecerdasan intelektual anak-anak. (Studi kasus penerapan pola komunikasi
3. TI membawa pengaruh yang cukup baik keluarga dan pengaruhnya terhadap
terhadap kecerdasan emosional anak-anak. perkembangan emosi anak pada keluarga
4. TI membawa pengaruh yang cukup baik Jawa). Jurnal Ilmu Komunikasi, 2 (1), p.67–
terhadap kecerdasan spiritual anak-anak. 78
5. TI membawa pengaruh yang baik terhadap [4]. Azwar, Saifuddin. (2004). Reliabilitas dan
kecerdasan sosial anak-anak. Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[5]. Martin, Anthony Dio.2003. Emotional
B. Saran Quality Management: Refleksi, Revisi, dan
Saran untuk pengembangan lebih lanjut Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosi.
mengenai penelitian ini adalah: Jakarta: Penerbit Arga.
1. Untuk para orang tua diharapkan lebih [6]. Vendy, Tri Leo. 2010. Brilliant @work for
memperhatikan anak-anaknya ketika leader menjadi pemimpin brilian dalam
menggunakan media teknologi informasi pekerjaan dan kehidupan anda. Yogyakarta
sehingga tetap dapat memberikan manfaat : Pohon Cahaya.
yang baik. [7]. Trihandini, R.A Fabiola Meirnayanti. 2005.
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan Analisis Pengaruh Kecerdasan
dapat menganalisis data menggunakan Intelektual,Kecerdasan Emosi dan
metode yang lain selain dengan metode di Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja
penelitian ini. Karyawan (StudiKasus di Hotel Horizon
3. Penelitian belum menunjukkan mengenai Semarang). Tesis. Semarang: Universitas
alasan mengapa teknologi informasi dapat Diponegoro
berdampak positif maupun negatif pada [8]. Laely, Nur. 2010. Pengaruh IQ, EQ, dan SQ
anak-anak sehingga diharapkan pada Terhadap Tingkat Pemahaman Mata Kuliah
penelitian selanjutnya dapat menunjukkan Perpajakan. Skripsi. Universitas Trunojoyo
hasil mengenai alasan dan juga cara [9]. Goleman, Daniel. 2002. Kecerdasan
penanggulangan untuk dapat Emosional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
memanfaatkan teknologi informasi dengan Utama
baik [10]. Cooper, R.K dan Sawaf, A. 1998. Executive
EQ Kecerdasan Emosional dalam
DAFTAR PUSTAKA Kepemimpinan dan Organisasi (terjemahan
[1]. Susena, Edi dan Lestari, Dewi Amalia. oleh Widodo). Jakarta: Gramedia Pustaka.
(2013). Dampak Penggunaan Internet
Terhadap Kecerdasan Pelajar Sekolah

87
Copyright ©2017, Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, P-ISSN 1979-0767
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kecerdasan... Saputra GW, dkk

[11]. Agustian, Ary Ginanjar. 2003. ESQ POWER [17]. Maryani, T. dan U. Ludigdo. 2001. Survei
Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan. Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Jakarta: Arga Sikap dan Perilaku Etis Akuntan. TEMA.
[12]. Zohar, Danah dan Ian Marshall. 2000. Volume II Nomor 1. Maret. p. 49-62.
Spiritual Intelligence, The Ultimate [18]. Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen
Intellegence. London: Bloomsbury Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Publishing. PenerbitErlangga.
[13]. Marsha Sinetar, 2001.Spiritual Intelegence [19]. Bertens, K. 2004. Etika. Gramedia. Jakarta.
Kecerdasan Spiritual. Jakarta : PT.Elex [20]. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian
Media komputindo. Administrasi. Bandung: Alfabeta
[14]. Albrecht, Karl. Service Within Business. [21]. Syamsuddin, dkk. 2011. Metode Penelitian
Illinois: One Irwin, 1990. Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja
[15]. Buzan, T. 2002. Use Your Perfect Memory: Rosdakarya.
Teknik Optimalisasi Daya Ingat, Temuan [22]. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Terkini Tentang Otak Manusia. Penerjemah: Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Basuki Herwono. Yogyakarta: Ikon Teralita. [23]. Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode
[16]. Dani, K. 2002.Kamus Lengkap Bahasa Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT.
Indonesia dilengkapi dengan EYD.Surabaya: Gramedia.
putra Hasta.

88
Copyright ©2017, Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, P-ISSN 1979-0767

You might also like