You are on page 1of 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326450811

SENI DAN BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH

Article · July 2018

CITATIONS READS
0 4,128

1 author:

Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny


Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Indonesia, Jawa Barat
12 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Intoducing the law of causality to the earlychildhood View project

All content following this page was uploaded by Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny on 17 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598

SENI DAN BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH


Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
elfan.fanhas@umtas.ac.id

Abstract

The presence of the Study Program of Drama, Dance and Music (Sendratasik) in Muhammadiyah University (PTM)
becomes a challenge as well as an opportunity for the development of da'wah amar ma`ruf nahi munkar, especially the
pros and cons of religious scholars (fuqahau fi diin) with artistic and cultural laws. Muhammadiyah as an Islamic
movement and da'wah amar ma`ruf nahi munkar with the spirit of tajdid to carry out its movement in various aspects of
human life, namely: education, health, social, economic, arts and culture, and other aspects, even KH Ahmad Dahlan as
founding father using art in his dakwah. By using descriptive method, then art and culture in Muhammadiyah
perspective of law is allowed, even can become fardu if in framework of da'wah amar maruf nahi munkar. As for norms
and values that must be held firmly in running art and cultural activities, do not lead or cause damage (fasad), danger
(dharar), iniquity (Ishyan), and distancing themselves from Allah (baid anillah).
Keywords: Art; Culture; Muhammadiyah.

Abstrak
Kehadiran Program studi pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) di Perguruan Tinggi Muhammadiyah
(PTM) menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pengembangan model dakwah amar ma`ruf nahi munkar, terlebih
masih adanya pro dan kontra ahli agama (fuqahau fi diin) berkenaan dengan hukum berkesenian dan berbudaya.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan dakwah amar ma`ruf nahi munkar dengan semangat tajdid melaksanakan
gerakannya dalam berbagai aspek kehidupan manusia, yaitu : pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, seni dan budaya,
dan aspek lainnya, bahkan K.H Ahmad Dahlan sebagai founding father menggunakan seni dalam dakwahnya. Dengan
menggunakan metode deskriptif, maka seni dan budaya dalam perspektif Muhammadiyah hukumnya adalah boleh,
bahkan dapat menjadi fardu kalau dalam kerangka dakwah amar maruf nahi munkar. Adapun norma dan nilai yang
harus dipegang teguh dalam menjalankan aktivitas seni dan budaya, tidak mengarah atau mengakibatkan kerusakan
(fasad), bahaya (dharar), kedurhakaan (Ishyan), dan menjauhkan diri dari Allah (baid anillah).
Kata Kunci: Seni; Budaya; Muhammadiyah.

A. PENDAHULUAN menggunakan seni dalam dakwahnya, dan


Kehadiran Program studi pendidikan Seni pada saat itu pun mendapatkan banyak
Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) di penolakan dan hujatan, sampai diberi label
Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) sebagai kyai kafir, terlebih yang digunakan
menjadi tantangan sekaligus peluang bagi adalah alat musik yang dibuat dan biasa
pengembangan model dakwah amar ma`ruf dipakai oleh orang belanda yang nota bene
nahi munkar, terlebih masih adanya pro dan mayoritas beragama non muslim.
kontra ahli agama (fuqahau fi diin) berkenaan Dakwah kultural adalah istilah yang
dengan hukum berkesenian dan berbudaya. sering dipakai di kalangan muhammadiyah,
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan ketika mengkaji tentang metode dakwah
dakwah amar ma`ruf nahi munkar dengan dengan pendekatan seni dan budaya. Banyak
semangat tajdid melaksanakan gerakannya tokoh muhammadiyah yang mengkaji dan
dalam berbagai aspek kehidupan manusia, menganalisis tentang epektivitas dakwah
meliputi : pendidikan, kesehatan, sosial, melalui pendekatan seni dan budaya, tetapi
ekonomi, seni dan budaya, dan aspek lainnya. kajiannya baru sebatas teori dan sedikit yang
K.H Ahmad Dahlan sebagai founding father bersifat praktis, sehingga persepsi dan mindset
masyarakat tentang berkesenian dan
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

berbudaya dibangun atas dasar pengalaman pada perdebatan panjang tentang hukum seni
dan realita seni dan budaya yang muncul dan dan budaya dalam perspektif ajaran Islam.
familiar mengikuti trend dan preferensi Penulis memiliki sebuah anggapan perdebatan
masyarakat yang sering berubah dan ini tidak akan pernah selesai dan akan terus
mengabaikan nilai demi sebuah rating. terjadi karena setiap golongan bangga dengan
Pergeseran ekspresi dan apresiasi seni apa yang ada pada golongannya, serta akan
dari yang bernilai tinggi menjadi rendahan, membela mati-matian kebanggaannya,
bukanlah suatu kebetulan tanpa adanya faktor- walaupun semangat ukhuwah, maslahah dan
faktor yang mempengaruhi baik secara muamalah yang bersifat dinamis harus
internal maupun ekstenal. Secara internal, dikorbankan.
bahwa masyarakat tidak menjadikan nilai Kajian tentang seni dan budaya dalam
moral dan agama sebagai dasar dalam perspektif Muhammadiyah sebagai salah satu
menjalani kehidupan, hal ini diindikasikan organisasi Islam terbesar di Indonesia,
dengan banyak ditinggalkannya pendidikan bertujuan untuk lebih memberikan keyakinan
agama dan lebih cenderung pada pendidikan dan ketenangan bagi pendidik dan pelaku seni
umum. Faktor lainnya tokoh dan cendikiawan untuk dapat menjadikan kemampuan dan
muslim banyak yang menjaga jarak dengan keahliannya sebagai sarana dakwah amar
perkembangan seni dan budaya, tanpa ada ma`ruf nahi munkar, serta memberikan
upaya untuk masuk dalam sistem dan motivasi untuk lebih kreatif dalam berkarya
melakukan perubahan sebagaimana konsep dan adaptif dengan perubahan zaman yang
topo ngeli Sunan Kalijaga dalam berdakwah, serba cepat (speed), berubah mendadak
yaitu masuk pada sistem dan kehidupan (suddent change) dan tidak bersahabat dengan
masyarakat, kemudian berupaya untuk yang lambat (unfriendly with slowly), dengan
melakukan perubahan menuju hal yang lebih tetap menjadikan nilai moral dan agama
baik sesuai dengan nilai dan norma agama. sebagai dasar dalam berkesenian dan
Secara eksternal, perkembangan teknologi berbudaya. Kajian perspektif Muhammadiyah
informasi yang begitu masif, sehingga dalam seni dan budaya didasarkan pada
menjadikan masyarakat tidak dibatasi dengan konsensus bersama yang berlaku umum,
ruang dan waktu untuk saling terhubung, sebagaimana tertuang dalam hasil putusan
berbagi dan mempengaruhi satu dengan muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta berupa
lainnya. Apapun yang terjadi di segala Pedoman Hidup Islami Warga
penjuru dunia baik buruk maupun baik, dapat Muhammadiyah (PHIWM).
diakses dan dilihat oleh siapapun tanpa
adanya filter, kecuali filter individu B. METODE PENELITIAN
masyarakat tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam
Seni dan budaya adalah hal yang penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
bersifat fitrah dan inharen bagi manusia, yaitu cara kerja penelitian yang menekankan
sehingga proses dan produk hasil dari seni dan pada aspek pendalaman data demi
budaya selalu menarik masyarakat untuk larut mendapatkan kualitas dari hasil suatu
dan terlena didalamnya. Hal ini dengan penelitian, dengan mekanisme kerja penelitian
cermat banyak dimanfaatkan oleh orang non yang mengandalkan uraian deskriptif kata
muslim untuk bisa mempengaruhi atau kalimat yang disusun secara sistematis
masyarakat, dan sedikit orang muslim yang dan cermat mulai dari menghimpun data,
masuk pada dunia ini, bahkan terkesan hanya menafsirkan, hingga melaporkan hasil
menjadi penikmat yang banyak menghujat penelitian (Ibrahim 2015, 52), dapat diartikan
tanpa mampu berbuat apa apa, serta terjebak
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 36
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

pula sebagai pendekatan penelitian yang Menurut Quraish Shihab (1996:386) Seni
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, adalah keindahan. Ia merupakan ekspresi ruh
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek dan budaya manusia yang mengandung dan
yang alamiah, dimana peneliti sebagai mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi
instrumen kunci, teknik pengumpulan data terdalam manusia yang didorong oleh
dilakukan secara triangulasi (gabungan), kecenderungan seniman kepada yang indah,
analisis bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil apa pun jenis keindahan itu. Dorongan
penelitiannya lebih menekankan makna dari tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah
pada generalisasi (Sugiyono 2016, 14). yang dianugerahkan Allah kepada hamba-
Adapun metode yang digunakan adalah hamba-Nya. Menurut Gazalba (1978: 299),
metode deskriptif, yaitu salah satu cara kerja seni atau kesenian adalah manifestasi dari
penelitian yang bersifat melukiskan, budaya manusia yang memenuhi syarat
menggambarkan, meringkaskan berbagai estetika. Inti dari seni adalah usaha untuk
kondisi, situasi atau berbagai variabel yang mencipatakan bentuk-bentuk yang
diteliti, dan memaparkan keadaan objek yang menyenangkan (indah), baik dalam bidang
diteliti sebagaimana apa adanya, sesuai seni sastra, seni musik, seni tari, seni rupa
dengan situasi dan kondisi ketika penelitian maupun seni drama. Sedangkan makna
tersebut dilakukan (Ibrahim 2015, 59). keindahan dalam Dictionary of Sociology and
Variabel yang menjadi fokus penelitian ini Related Science, dijelaskan bahwa keindahan
adalah seni dan budaya serta perspektif adalah The believed capacity of any object to
Muhammadiyah. satisfy a human desire. The quality of any
object cause it to be of interest to an
C. HASIL DAN PEMBAHASAN individual or of a group (Kemampuan yang
1. Pengertian Seni dan Budaya dianggap ada pada suatu benda yang dapat
Kata Seni dalam e-KBBI memiliki arti memuaskan keinginan manusia; sifat dari
halus (tentang rabaan); kecil dan halus; tipis suatu benda yang menarik minat seseorang
dan halus; lembut dan tinggi (tentang suara), atau suatu kelompok) (Notowidagdo, 1997 :
Seni mempunyai padanan kata techne 85-86).
(Yunani), art (Latin), kuns (Jerman) dan art Menurut Muhammadiyah kesenian
(Inggris). Semua padanan kata ini mempunyai merupakan salah satu hasil kebudayaan
pengertian yang sama yakni keterampilan dan manusia dalam rangka menyatakan dan
kemampuan. Keterampilan dan kemampuan mengekspresikan pengalaman keindahannya.
ini dikaitkan dengan tujuan seni, misalnya Kesenian diciptakan manusia berdasarkan apa
nilai estetis (keindahan), etis dan nilai praktis. yang terjadi dan terbentang di alam, yang
Namun ada juga pendapat yang mengatakan selanjutnya menumbuhkan
seni sama dengan keindahan. Untuk memberi imajinasi/emosinya. Secara prinsip harus
batasan mengenai pengertian seni dapat dibedakan antara alam dan kesenian,
dikemukakan bahwa seni merupakan hasil meskipun keduanya mampu menggerakkan
karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman keindahan manusia. Alam adalah
pengalaman pengalaman batinnya, disajikan ciptaan Allah, sementara kesenian adalah
secara indah dan menarik sehingga upaya manusia untuk mengungkapkan apa
merangsang timbulnya pengalaman batin yang dialaminya dan dihayatinya dalam
manusia yang menghayatinya (Sulistyo, 2005: kehidupan (PP Muhammadiyah 2014, 84).
1). Dari beberapa pendapat tersebut dapat
difahami bahwa seni atau kesenian adalah
bagian dari kebudayaan.
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 37
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

Adapun arti budaya dalam e-KKBI 2. Pengertian Seni dan Budaya Islam
adalah pikiran; akal budi, adat istiadat, sesuatu Seni Islam merupakan hasil dari
mengenai kebudayaan yang sudah pengejawantahan Ke-esaan pada bidang
berkembang (beradab, maju), dan sesuatu keanekaragaman yang merefleksikan Ke-
yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah Esaan Illahi, kebergantungan keanekaragaman
sukar diubah. Sehingga kebudayaan memiliki kepada Tuhan Yang Maha Esa,
makna hasil kegiatan dan penciptaan batin kesementaraan dunia dan kualitas-kualitas
(akal budi) manusia seperti kepercayaan, positif dari eksistensi kosmos atau makhluk
kesenian, dan adat istiadat; dan keseluruhan sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT
pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial dalam Al-Qur‟an (Nasr, 1993:18). Pendapat
yang digunakan untuk memahami lingkungan tersebut mirip toeri Ernst Diez yang
serta pengalamannya dan yang menjadi menyatakan bahwa seni Islam atau seni yang
pedoman tingkah lakunya. Kebudayaan Islamis adalah seni yang mengungkapkan
sebenarnya melekat dalam kehidupan sikap pengabdian kepada Allah. Kemudian M.
manusia. Lahirnya kebudayaan bersamaan Abdul Jabbar Beg melengkapi pernyataan-
dengan lahir dan berkembangnya kehidupan pernyataan di atas dengan pendapatnya bahwa
manusia. Kebudayaan merupakan endapan suatu seni menjadi Islamis, jika hasil seni itu
dari kegiatan dan karya manusia, yang tidak mengungkapkan pandangan hidup kaum
lagi diartikan semata-mata sebagai segala Muslimin, yaitu konsep tauhid, sedangkan
manifestasi kehidupan manusia yang berbudi seniman yang membuat objek seninya tidak
luhur seperti agama, kesenian, filsafat, dan mesti seorang Muslim (Beg, 1981: 2-3).
sebagainya. Kesenian Islam tidak harus berbicara
Dewasa ini, kebudayaan diartikan sebagai tentang Islam, ia tidak harus berupa nasihat
manifestasi kehidupan setiap orang dan setiap langsung, atau anjuran berbuat kebajikan,
kelompok dalam arti luas. Manusia tidak bisa bukan juga abstrak tentang akidah. Seni yang
begitu saja hidup di tengah alam, melainkan Islami adalah seni yang dapat
selalu mengubah alam itu, melalui akal menggambarkan wujud ini, dengan „bahasa‟
budinya (cipta, karsa dan rasa) yang telah yang indah serta sesuai dengan cetusan fitrah.
dibekalkan oleh Allah kepadanya. Manusia Seni Islam adalah ekspresi tentang keindahan
tidak dapat hidup dengan makanan yang tidak wujud dari sisi pandangan Islam tentang
diolah maupun dimasak terlebih dahulu. Islam, hidup dan manusia yang mengantar
Pakaian dan tempat tinggalnya tidak sekedar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran
sebagai alat penahan terpaan cuaca seperti dan keindahan (Shihab, 1996: 398).
layaknya bulu dan sarang bagi binatang, Seni sebagai bahasa universal diharapkan
pakaian dan papan bisa bermakna keindahan mampu dijadikan sarana untuk mengajak
dan kenyamanan (estetis dan etis). Oleh berbuat baik (ma‟ruf), dan mencegah
karena itu pengertian kebudayaan meliputi perbuatan tercela (munkar) serta membangun
segala perbuatan manusia, yang bersifat kehidupan yang berkeadaban dan bermoral.
dinamis, bukan yang statis, bukan lagi kata Di samping itu diharapkan dapat
benda tetapi kata kerja. Sedangkan yang mengembangkan dan menumbuhkan perasaan
bersifat benda/materi adalah “hasil” halus, keindahan dan kebenaran menuju
kebudayaan. (PP Muhammadiyah 2014, 80- keseimbangan „material-spiritual‟. Dengan
81). demikian seni mampu berperan dalam
memenuhi kebutuhan manusia baik jasmani

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 38
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

maupun rohani, serta dapat memberi kepuasan bertentangan dengan al-Quran dan as-
secara fisik dan psikis (Rizali 2012, 6). Sunnah. Contohnya :
Adapun kebudayaan dalam Islam 1) Penentuan mahar untuk istri. Dalam
menurut Muhammadiyah adalah sebuah
Islam, seorang laki-laki yang ingin
keniscayaan, karena manusia merupakan
makhluk yang mendunia (khalifatulllah fil- menikahi seorang perempuan wajib
ardl), yang memiliki kemampuan yang memberi mahar atau mas kawin.
diberikan oleh Allah untuk meningkatkan Mahar tersebut jika tidak ditentukan
dirinya selaku makhluk berakal budi dan pada saat akad nikah dikembalikan
karenanya manusia selalu mengembangkan kepada adat budaya setempat untuk
kebudayaan. Dengan kebudayaan, manusia menentukan ukurannya.
memperoleh gerak pemanusiaan manusia. Di
2) Pemberian nafkah kepada keluarga.
samping itu, kebudayaan manusia merupakan
proses humanisasi, yaitu peningkatan Menurut Islam, kepala rumah tangga
martabat manusia, yang bermakna spiritual wajib memberi nafkah keluarga yang
bukan fisikal. Kebudayaan adalah khas dipimpinnya, namun Islam tidak
manusia, ia pelaku aktif kebudayaan. Manusia menentukan besarannya. Hal itu
menjalankan kegiatannya untuk mencapai diserahkan kepada kemampuannya
sesuatu yang bernilai baginya dan dengan dan adat budaya yang berlaku di
demikian tugas kemanusiaannya menjadi
daerah tempat tinggalnya.
lebih nyata, yaitu memakmurkan dunia,
Adapun kebudayaan yang ada dan 3) Islam menganjurkan umatnya untuk
berkembang di dalam masyarakat dapat membangun masjid sebagai tempat
diklasifikasikan menjadi tiga kategori: ibadah. Namun tidak ada ketentuan
a. Kebudayaan yang diakui syariat, yaitu yang pasti bentuk bangunan masjid
semua kebudayaan dan hasil karya itu, karena hal itu diserahkan kepada
manusia yang tidak bertentangan dengan adat budaya masing-masing umat.
nas-nas al-Quran dan hadis. Kebudayaan Oleh karena itu, jika di Jawa umat
tersebut diterima, diakui dan bahkan Islam membangun masjid dengan
terkadang bisa dijadikan sumber hukum. bentuk joglo umpamanya, maka hal
Dalam hal ini, para ahli fiqih telah tersebut tidak dipermasalahkan.
membuat sebuah kaedah yang berbunyi: Demikianlah penghormatan Islam
“aladah al muhakamah” yang artinya: terhadap adat budaya setempat. Islam
“Adat istiadat itu bisa dijadikan sebagai tidak hanya mengakui suatu adat budaya,
sumber hukum”. Kaedah ini bukan bahkan terkadang menjadikannya sebagai
sumber hukum yang bisa dirujuk dalam
sekedar menerima sebuah adat istiadat
hal-hal yang belum ada ketentuannya
yang merupakan bagian dari kebudayaan, dalam alQuran dan as-Sunnah.
bahkan lebih dari itu, ia menempatkannya b. Kebudayaan yang pada mulanya
di posisi yang tinggi, yaitu sebagai bertentangan dengan syariat, lalu
sumber hukum yang diakui oleh agama. diperbaiki sehingga sesuai dengannya.
Namun perlu ditekankan di sini bahwa Contohnya adalah syair-syair yang
adat istiadat yang bisa dijadikan sumber dilantunkan orang-orang Jahiliyyah
hukum itu syarat utamanya ialah tidak dahulu yang mengandung unsur-unsur
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 39
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

kemusyrikan. Ketika Islam datang, menghanyutkannya ke laut. Budaya ini


melantunkan syair tetap dibenarkan, berasal dari adat budaya Hindu, yang
namun tentu saja tidak boleh dilakukan oleh sebagian orangorang Jawa
untuk mengharap berkah dari penunggu
mengandung hal-hal yang bertentangan
lautan dan menghindarkan mereka dari
dengan agama, seperti kemusyrikan, mara bahaya. Contoh lain, budaya
bid‟ah dan hal-hal yang membantu “ngaben” yang dilakukan oleh orang-
kezaliman. Dapat dikemukakan di sini, orang Hindu Bali. Dalam budaya tersebut
bahwa usaha para Wali Songo mereka membakar mayat dengan upacara
memodifikasi kesenian wayang dengan besar besaran dengan kepercayaan orang
wayang yang berisi ajaran-ajaran Islam yang meninggal tersebut dapat masuk
nirwana dengan upacara tersebut. Budaya
yang diselipkan dalam ceritanya,
ini jelas bertentangan dengan syariat
penggunaan alat gending atau gamelan Islam yang mewajibkan kita menghormati
untuk mengiringi lagu-lagu yang mayat dan mengharamkan kita mengusik,
diciptakan oleh wali songo, yang isinya melukai atau mengganggunya.
berupa ajaran Islam, dan lainnya.
c. Kebudayaan yang bertentangan 3. Jenis dan Bentuk Seni dan Budaya
dengan syariat. Adat budaya yang a. Seni Lukis, Patung, dan Pahat
bertentangan dengan syariat Islam itu Seni luki, patung dan pahat adalah seni
adalah semua hasil karya manusia yang yang paling banyak penentangan dari
beberapa ulama, hal ini karena adanya hadits
menyalahi nas-nas al-Quran dan as-
yang melarangan membuat atau
Sunnah atau mengandung unsur-unsur menggambarkan benda bernyawa yang
kemusyrikan, bid‟ah, khurafat, takhayul, difahami secara tekstual, dan mengabaikan
kezaliman dan hal-hal negatif lainnya. kontekstual serta pemahaman secara
Jika sebuah adat budaya itu jelas-jelas komprehensif. Alquran secara tegas dan
bertentangan dengan al-Quran dan as- dengan bahasa yang sangat jelas berbicara
tentang patung dan pahatan, yaitu pada : Q.S.
Sunnah, maka hasil karya dan ciptaan
Al-Anbiya (21) : 51-58, Q.S Saba‟ (34): 12-
manusia tersebut harus ditundukkan 13, Ali-Imran (3): 48-49 dan Al-Maidah (5):
kepada ajaran Islam. Bukan sebaliknya, 110, Al-A‟raf (7) : 74, dan ayat lainnya.
Islam yang harus mengikuti kebudayaan Dalam Q.S Al-Anbiya (21): 51-58
tersebut. Ini karena hasil karya dan tradisi diceritakan tentang peristiwa penghancuran
sebuah masyarakat itu bisa berupa patung-patung yang ada di tempat peribadatan
kebatilan yang telah disepakati, oleh nabi Ibrahim, a.s. yang disembah oleh
ayah dan kaumnya. Sikap Alquran terhadap
sementara nas-nas syariat yang terbukti
patung-patung itu, bukan sekadar
keasliannya tidak mungkin mengandung menolaknya, tetapi merestui
unsur kebatilan. penghancurannya.“Maka Ibrahim menjadikan
Contoh adat budaya yang menyalahi berhala-berhala itu hancur berpotong-potong,
syariat adalah seperti budaya larung laut. kecuali yang terbesar (induk) dari patung
Dalam budaya ini orang-orang patung yang lain, agar mereka kembali (untuk
mempersembahkan sesajian berupa bertanya) kepadanya “ (QS Al-Anbiya‟ [21]:
kepala kerbau dan hasil pertanian lalu 58). Ada satu hal substansi dan mendasar dari

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 40
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

peristiwa tersebut yang dapat memberikan tanah, dan dengan izin Allah S.W.T burung
arti dari sikap Nabi Ibrahim di atas, yaitu tersebut dapat hidup.
bahwa beliau menghancurkan semua berhala Di sini, karena kekhawatiran kepada
kecuali satu yang terbesar. penyembahan berhala atau karena faktor
Membiarkan satu di antaranya dibenarkan syirik tidak ditemukan, Allah S.W.T.
karena ketika itu berhala tersebut diharapkan membenarkan pembuatan patung burung oleh
dapat berperan sesuai dengan ajaran tauhid. Nabi Isa a.s. sehingga, penolakan al-Quran
Melalui berhala itulah Nabi Ibrahim bukan disebabkan oleh patungnya, melainkan
membuktikan kepada mereka bahwa berhala karena kemusyrikan dan penyembahannya.
betapapun besar dan indahnya tidak wajar Kaum Nabi Shaleh terkenal dengan keahlian
untuk disembah, karena patung tidaka dapat mereka memahat, sehingga Allah S.W.T
berbuat apa-apa dan memberikan manfaat berfirman, “ Ingatlah olehmu di waktu Tuhan
apapun kepada umat manusia, sekaligus menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang
menjadikan patung yang besar tersebut berkuasa) sesudah kaum Ad, dan
sebagai sarana pembelajaran atau dakwah. “ memberikan tempat bagimu di bumi, Kamu
Sebenarnya patung yang besar inilah yang dirikan istana-istana di tanah tanah yang datar,
melakukannya (penghancuran berhala-berhala dan kamu pahat gunung-gunung untuk
itu). Maka tanyakanlah kepada mereka jika dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-
mereka dapat berbicara, “ Sesungguhnya nikmat Allah, dan janganlah kamu merajalela
kamu sekalian adalah orang-orang yang di bumi membuat kerusakan (QS Al-Araf
menganiaya (diri sendiri). “ (QS Al-Anbiya‟ (70): 74). Begitu pula Kaum Tsamud sangat
[21]: 63-64). Sekali lagi Nabi Ibrahim a.s. ahli dan menyukai melukis dan memahat,
tidak menghancurkan berhala yang terbesar dalam bentuk relief-relief yang indah
pada saat berhala itu difungsikan untuk satu bagaikan “sesuatu yang hidup”, menghiasi
tujuan yang benar. Jika demikian, yang gunung-gunung tempat tinggal mereka. Kaum
dipersoalkan bukan berhalanya, tetapi sikap ini enggan beriman, maka kepada mereka
terhadap berhala, serta peranan yang disodorkan mukjizat yang sesuai dengan
diharapkan darinya. “keahliannya” itu, yakni keluarnya seekor
Adapun dalam Q.S Saba (34): 12-13 yang unta yang benar-benar hidup dari sebuah batu
menjelaskan tentang nikmat yang karang. Mereka melihat unta itu makan dan
dianugerahkan Allah kepada Nabi Sulaiman, minum (Q.S Al-Araf (7):73 dan Q.S Al-
yang antara lain adalah,“ (Para jin) membuat Syuara (26): 155-156), bahkan mereka
untuknya (Sulaiman) apa yang meminum susunya. Ketika itu relief-relief
dikehendakinya seperti gedung-gedung yang yang mereka lukis tidak berarti sama sekali
tinggi dan patung-patung… “. Dalam Tafsir dibanding dengan unta yang menjadi mukjizat
Al-Quthubi disebutkan bahwa patung-patung itu. Sayang mereka begitu keras kepala dan
itu terbuat dari kaca, marmer, dan tembaga, kesal sampai mereka tidak mendapat jalan lain
dan konon menampilkan para ulama dan nabi- kecuali menyembelih unta itu sehingga Allah
nabi terdahulu. Patung-patung tersebut tidak S.W.T pun membinasakan kaum Tsamud dan
untuk disembah atau diduga akan disembah, meratakannya dengan tanah(baca QS Al-
melainkan sebuah hasil karya seni manusia Syams (91): 13-15).
yang merupakan anugerah dari ilahi. Dalam Pahat-memahat yang ditekuni oleh kaum
Q.S Al-Imran (3): 48-49 dan Q.S. Al-Maidah Tsamud merupakan nikmat Allah S.W.T.
(5): 110 diuraikan mukjizat Nabi Isa a.s. yang harus disyukuri, dan harus mengantar
antara lain adalah menciptakan burung dari kepada pengakuan dan kesadaran akan
kebesaran dan keesaan Allah S.W.T. Allah
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 41
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

S.W.T sendiri yang menantang kaum Tsamud menegakkan agama; lagu-lagu dengan tema
dalam bidang keahlian mereka itu, yang pada falsafah atau tema keislaman secara umum.
hakikatnya merupakan “seniman agung” kalau Tari Seudati yang heroik di Aceh, yang
istilah ini dapat diterima. Kembali kepada dahulunya disertai pembacaan Hikayat Perang
persoalan sikap Islam tentang seni pahat atau Sabil, termasuk dalam jenis ini. 5) Musik atau
patung, maka agaknya dapat dipahami antara nyanyian hiburan (al-gina’) yang
lain melalui penjelasan berikut Syaikh mengandung unsur pendidikan dan tidak
Muhammad AthThahir bin Asyur ketika mendorong pendengarnya untuk melalaikan
menafsirkan ayat-ayat yang berbicara tentang kewajiban agama. (Pinem 2012, 284).
patung patung Nabi Sulaiman menegaskan, c. Seni Sastra
bahwa Islam mengharamkan patung karena Seni sastra (adab) adalah segala sesuatu
agama ini sangat tegas dalam memberantas yang tertulis dan tercetak. Seni sastra dalam
segala bentuk kemusyrikan yang demikian Islam sangat dipengaruhi oleh al-Qur‟an yang
mendarah daging dalam jiwa orang-orang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun. Seni
Arab serta orang-orang selain mereka ketika sastra al-Qur‟an memiliki susunan kata dan
itu. Sebagian besar berhala adalah patung- kalimat serta gaya bahasa (nilai estetika) yang
patung sehingga Islam mengharamkannya luar biasa indahnya, di samping
karena alasan tersebut bukan karena dalam kandungannya yang demikian kuat, dan
patung terdapat keburukan, tetapi karena membuat pendengarnya terpesona. Amin
patung itu dijadikan sarana bagi kemusyrikan Khuli (1961:308) menyatakan bahwa al-
(Yedi Purwanto 2010, 786-787). Qur‟an sebagai kitab sastra terbesar.
b. Seni Suara Sedangkan menurut Picktall sebagaimana
Seni suara (handasah al-sawt) dipandang dikutif oleh Qurash Shihab, menyatakan
sebagai pernyataan estetik yang bersumber bahwa al-Qur‟an mempunyai simfoni yang
dari tradisi Islam, yang kaidah dan tiada taranya dan setiap nada-nadanya
pelaksanaannya berakar dalam estetika Al- menggetarkan manusia. Sayyid Qutb (1992:5
Qur‟an atau seruan AlQur‟an. Musik dan seni dan 2571) berpendapat bahwa al-Qur‟an
suara yang diterima dalam Islam dapat dibagi mengandung kekuatan dan pengaruh, kesan
menurut keperluan dan tatanan estetiknya yang dalam serta daya tarik yang tidak dapat
sebagai berikut: 1) jenis seni suara yang dilawan, sedangkan bagi al-Faruqi seni sastra
sepenuhnya tunduk pada estetika Al-Qur‟an al-Qur‟an bukan hanya indah dan estetis saja
seperti tilawah, qira‟ah dan lain-lain. 2) tapi juga indah dari sublimitas bentuk (prosa
Berkaitan dengan seruan salat dan ibadah bebas mutlak/al-natr al-mutlaq), sublimitas isi
seperti azan; atau yang dimaksud sebagai (Al-Qur‟an sangat sesuai dengan rasio
bagian dari ibadah seperti tahmid, takbir, manusia), dan sublimitas efek (antara isi dan
zikir, wirid dan lain-lain. Puncak dari jenis bentuk dinamis).
handasah al-sawt seperti ini ialah sama‟, 3). d. Seni Pertunjukan
konser keruhanian sufi yang dilengkapi Seni pertunjukan merupakan proses
dengan orkestra, pembacaan puisi dan gerak penyampaian hasil karya seni yang dibuat
tari tertentu. 4) Seni improvisasi bunyi dari oleh manusia, baik dalam bentuk pameran
alat musik tertentu atau instrumentalia dan lukisan, patung dan pahatan,
suara. Misalnya seni Rebana Biang dan memperdengarkan suara dan musik, gerakan
banyak jenis seperti itu ditemukan dalam yang harmonis dan dinamis, serta
kehidupan masyarakat Muslim. 4) Lagu-lagu menyampaikan hasil kesusastraan dihadapan
dengan tema keagamaan, perjuangan masyarakat, untuk dapat dinikmati sebagai

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 42
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

hasil karya seni. sarana pertunjukan seni dapat dan penjilidan buku. Bidang syair yang
melalui banyak sarana baik secara langsung terkenal di antaranya adalah Ibnu Muqaffa‟,
(live) maupun tidak langsung, bahkan Abu Nawas (wafat sekitar 803 M) keturunan
menggunakan bantuan kecanggihan aplikasi Persia yang hidup sezaman dengan Khalifah
dari teknologi informasi yang berkembangn Harun al-Rasyid, dan Bashshar ibn Bard. Pada
dewasa ini. bidang arsitektur Khalifah Abbasiyah
Pertunjukan hasil seni secara langsung membangun istana-istana, masjid-masjid yang
bisa dalam bentuk kegiatan pameran, konser, indah, dan tempat peristirahatan. Bidang seni
pembuka dan selingan pada kegiatan- kaligrafi Abbasiyah mencatat beberapa nama
kegiatan, on air pada saluran radio maupun besar diantaranya Ibnu Muqlah ibn Bawwab
televisi. Sedangkan pertunjukan seni secara dan Yaqut al-Musta‟shim (Blake, 1987: 6).
tidak langsung bisa memanfaatkan Pusat kegiatan ilmu dan kesenian yang
kecanggihan aplikasi yang ada pada teknologi terpenting pada zaman khalifah abbasiyah
informasi, seperti e-exhibition, e-book, menurut Adli sebagaimana dikutip oleh
youtube, Instagram, facebook, dan aplikasi- Harimurti antara lain, adalah:
aplikasi lain yang berkembang saat ini. Dalam 1. Hijaz, Makkah, dan Madinah yang
ajaran Islam mempertunjukkan hasil seni menjadi pusat kegiatan ilmu Hadits dan
diperbolehkan selama tidak melanggar nilai Fiqh.
dan norma ajaran Islam.
2. Iraq, Kota-kota Iraq pada zaman ini
4. Perkembangan Seni Pada Masa terkenal sebagai pusat kegiatan segala
Dinasti Abbasiyah macam ilmu seperti tafsir, hadits, fiqh,
Dinasti Abbasiyah sebagaimana Orang bahasa, sejarah, ilmu kalam, falsafah,
Arab pada umumnya sangat menghargai ilmu alam, ilmu pasti, dan musik.
terhadap sesuatu yang subjektif, partikular, 3. Mesir. Kota Fustat di Mesir mempunyai
dan mempunyai rasa yang lembut. Hal itu peranan sangat besar dalam
cocok untuk menggambarkan sebuah seni. pengembangan ilmu pengetahuan dan
Pada masa-masa itu, para Khalifah Masjid Amr ibn „Ash menjadi pusatnya.
mengembangkan berbagai jenis kesenian
4. Suriah. Masjid Damaskus sebagai pusat
terutama kesusastraan pada khususnya dan
kebudayaan pada umumnya. Berbagai buku ilmu. Damaskus, Halab (Aleppo), dan
bermutu diterjemahkan dari peradaban India Beirut (sekarang ibu kota Lebanon),
maupun Yunani. Pada masa itu berhasil berkembang bermacam-macam ilmu
dialihbahasakan buku-buku Kalilah dan dengan ciri khas masing-masing, seperti
Dimnah yang berasal dari India maupun di Beirut dikaji hukum internasional
berbagai cerita fabel yang bersifat anonim. termasuk hukum Romawi.
Berbagai dalil dan dasar matematika juga
5. Isfahan. Istana Bani Buwaihi di Isfahan
diperoleh dari terjemahan yang berasal dari
India. Ada juga penerjemahan buku-buku merupakan pusat para ulama, sarjana, dan
filsafat dari Yunani terutama filsafat etika dan pujangga di sini ilmu dikembangkan
logika (Harimurti 2015, 196). hingga ke seluruh negeri. Kota Bukhari
Menurut Harimurti (2015, 199-201) yang menjadi Istana Bani Buwaihi, juga
Perhatian para Khalifah Abbasiyah terhadap sebagai pusat ilmu.
seni budaya sangat besar yaitu mencakup
syair-syair, seni musik, arsitektur, kaligrafi ,

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 43
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

6. Thabristan. Istana Amir Thabristan Qabus Gitar modern merupakan turunan dari alat
ibn Wasymakir yang terletak di tepi Laut musik berdawai empat yang dibawa oleh
Qazwin juga sebagai pusat ilmu. masyarakat Muslim, setelah Dinasti
Umayyah menaklukkan semenanjung
7. Ghaznah. Sultan Mahmud Ghaznah
Iberia pada abad ke-8 Masehi. Pada
adalah raja yang sangat mementingkan perjalanannya, kemudian oud menjadi
ilmu pengetahuan. kecapi modern. Gitar berdawai empat
8. Hataib Saif al-Daulah menjadikan yang diperkenalkan oleh Bangsa Moor
istananya tempat pertemuan para ulama, terbagi menjadi dua jenis di Spanyol
sarjana, dan pujangga. yakni guitarra morisca (gitar orang Moor)
9. Istana Ibnu Thulun. Zaman Ibnu Thulun yang bagian belakangnya bundar, papan
jarinya lebar, dan memiliki beberapa
di Mesir terkenal dengan sejumlah ulama
lubang suara. Jenis yang kedua adalah
Muhadditsin (para ahli ilmu Hadits), ahli guitarra latina (gitar Latin) yang
sejarah, pengarang, dan penya‟ir. Masjid menyerupai gitar modern dengan satu
Amr ibn „Ash dan Masjid Ibnu Thulun lubang suara.
menjadi pusat ilmu. Pusat dunia Islam 3. Hurdy Gurdy dan Instrumen Musik
sebelum Dinasti Abbasiyah selalu Keyboard Gesek
bermuara pada masjid. Masjid dijadikan Hurdy Gurdy boleh dibilang sebagai
centre of education. (Harimurti 2015, nenek moyang alat musik piano. Alat
196). musik ini ternyata juga merupakan
warisan dari peradaban Islam di zaman
Kejayaan pencapaian pengembangan
kekhalifahan. Instrumen yang mirip
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
dengan hurdy gurdy pertama kali disebut
(IPTEKS) pada masa khalifah abbasiyah telah
dalam risalah musik Arab. Manuskrip itu
mewariskan banyak hasil pengembangan ilmu
ditulis oleh al-Zirikli pada abad ke-10 M,
pengetahuan dan teknologi, dan seni,
dan dikenal sebagai alat musik organ
termasuk dalam bidang seni banyak
jarak jauh. Alat musik organ hidrolik
dihasilkan instrumen musik yang terbilang
jarak jauh pertama kali disebutkan dalam
penting bagi masyarakat musik modern.
risalah Arab berjudul, Sirr al-Asrar. Alat
Berikut ini adalah alat musik yang diwariskan
musik ini dapat didengar hingga jarak 60
musisi Islam di zaman kekhalifahan dan
mil. Manuskrip berbahasa Arab itu
kemudian dikembangkan musisi Eropa pasca-
kemudian diterjemahkan ke dalam
Renaisans:
Bahasa Latin oleh Roger Bacon di abad
1. Alboque atau Alboka
ke-13. Instrumen Musik Mekanik dan
Alboka dan alboque merupakan alat Organ Hidrolik Otomatis. Kedua alat
musik tiup, terbuat dari kayu berkembang musik itu ditemukan oleh Banu Musa
di era keemasan Islam. Alboka dan bersaudara. Ilmuwan Muslim di zaman
alboque berasal dari bahasa Arab albuq, Abbasiyah ini berhasil menciptakan
yang berarti terompet. Ini adalah cikal sebuah organ yang digerakkan oleh
bakal klarinet dan terompet modern. tenaga air secara otomatis. Tenaga air itu
Instrumen musik alboka dan alboque memindahkan silinder sehingga
telah digunakan oleh musisi Islam di menghasilkan musik.
masa kejayaannya. 4. Timpani, Naker , dan Naqareh Alat
2. Gitar, Kecapi, dan Oud
Musik Timpani (Tambur atau Genderang)

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 44
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

Cikal bakal timpani berasal dari Naqareh secara kongkrit terwujud dalam seni, serta hati
Arab. Alat musik pukul itu diperkenalkan nurani untuk mengembangkan kemampuan
ke benua Eropa pada abad ke-13 M oleh moralitasnya. Ketiganya kalau dijalankan
Orang Arab dan tentara Perang Salib. secara optimal akan dapat menumbuhkan dan
Biola, Rebec, dan Rebab Biola modern mengembangkan secara optimal pula potensi
yang saat ini berkembang pesat di dunia manusia untuk menemukan kebenaran
Barat ternyata juga berawal dan berakar tertinggi, yakni kebenaran Allah S.W.T.,
dari dunia Islam. Alat musik gesek itu sebagai acuan dari kebudayaan yang
diperkenalkan oleh orang Timur Tengah dikembangkan manusia. Kemampuan rasional
kepada Orang Eropa pada masa kejayaan manusia terwujud dalam nilai-nilai kebenaran,
Kekhalifahan Islam. Biola pertama kemampuan imajinasi/emosi/rasa terwujud
berasal dari Rebec dan ditemukan pada dalam nilai-nilai keindahan dan kemampuan
abad ke-10 M. Cikal bakal biola adalah hati nurani terwujud dalam nilai-nilai
rebab yang merupakan alat musik khas kebenaran. Kesenian merupakan salah satu
Arab. Al-Farabi merupakan penemu subsistem hasil kebudayaan yang sangat
rebab (rebec). (Harimurti 2015, 199-201). penting, sebagai salah satu ekspresi
Dalam kesimpulannya Harimurti kebudayaan. Gejala dan kenyataan dalam
menyatakan bahwa Dinasti Abbasiyah kehidupan manusia, bahwa manusia itu
merupakan kekhalifahan Islam yang telah membutuhkan serta pengembangan kesenian
mencapai puncak kejayaan. Salah satunya tidak dapat diabaikan, sebab kesenian
adalah kemajuan di bidang seni, yang dapat merupakan bagian kodrati (fitrah) manusia itu
dilihat dari syair-syair, seni musik, arsitektur, sendiri, sebagai perwujudan nilai keindahan
dan kaligrafi . Seni arsitektur yang menonjol manusia. Pada (PP Muhammadiyah 2014, 82-
dapat dilihat pada istana dan masjid. 83).
Contohnya adalah Masjid Agung Samarra dan Untuk mengetahui bagaimana pandangan
Istana Ibnu Thulun. Para Khalifah kala itu Muhammadiyah sebagai salah satu ormas
sangat perhatian terhadap seni musik. Islam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia
Beberapa alat musik modern ternyata berasal terhadap bidang seni dan budaya, maka harus
dari masa Dinasti Abbasiyah seperti alboque mengkaji literatur-literatur berupa dokumen
(alboka), gitar, kecapi, oud, Hurdy Gurdy, resmi yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh
instrumen musik keyboard gesek, timpani, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan harus
naker, serta naqareh alat musik timpani meminimalisir unsur-unsur subyektif yang
(tambur atau genderang). Solmisasi yang berasal dari pengalaman atau fenomena yang
dipelajari para ahli musik sekarang ternyata terjadi di lapangan. Minimal ada dua
dicetuskan oleh Ishaq al-Mausili yang dokumen resmi yang dapat dijadikan rujukan
merupakan orang Abbasiyah. dalam memahami pandangan Muhammadiyah
tentang seni dan budaya, yaitu Pedoman
5. Seni dan Budaya Dalam Perspektif Hidup Islami Warga Muhammmadiyah
Muhammadiyah (PHIWM) yang merupakan hasil keputusan
Secara teoretis, manusia memiliki tiga muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta, serta
kemampuan dasar untuk mengembangkan Surat Keputusan Pimpinan Pusat
kebudayaannya, yakni rasio untuk Muhammadiyah Nomor: 138/KEP/I.0/B/2014
mengembangkan ilmu pengetahuan dan tentang Tanfidz Keputusan Musyawarah
teknologi, imajinasi/ emosi/rasa untuk Nasional (Munas) Tarjih XXVII.
mengembangkan kemampuan estetika, yang Dalam Pedoman Hidup Islami Warga
Muhammmadiyah (PHIWM) yang merupakan
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 45
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

hasil keputusan muktamar ke-44 tahun 2000 tekstual maupun visual tersebut menjurus
di Jakarta, Seni Budaya menurut pandangan pada pelanggaran norma-norma agama.
Muhammadiyah adalah sebagai berikut : 6. Setiap warga Muhammadiyah baik dalam
1. Islam adalah agama fitrah, yaitu agama
menciptakan maupun menikmati seni dan
yang berisi ajaran yang tidak
budaya selain dapat menumbuhkan
bertentangan dengan fitrah manusia,
perasaan halus dan keindahan juga
Islam bahkan menyalurkan, mengatur,
menjadikan seni dan budaya sebagai
dan mengarahkan fitrah manusia itu
sarana mendekatkan diri kepada Allah
untuk kemuliaan dan kehormatan
dan sebagai media atau sarana da'wah
manusia sebagai makhluq Allah.
untuk membangun kehidupan yang
2. Rasa seni sebagai penjelmaan rasa
berkeadaban.
keindahan dalam diri manusia merupakan
7. Menghidupkan sastra Islam sebagai
salah satu fitrah yang dianugerahkan
bagian dari strategi membangun
Allah SWT yang harus dipelihara dan
peradaban dan kebudayaan muslim.
disalurkan dengan baik dan benar sesuai
dengan jiwa ajaran Islam. Sedangkan dalam kesimpulan tentang
3. Berdasarkan keputusan Munas Tarjih ke- Pedoman Seni dan Budaya Islam yang
22 tahun 1995 bahwa karya seni tertuang dalam lampiran Surat Keputusan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor :
hukumnya mubah (boleh) selama tidak
138/KEP/I.0/B/2014 tentang Tanfidz
mengarah atau mengakibatkan fasad Keputusan Musyawarah Nasional (Munas)
(kerusakan), dlarar (bahaya), isyyan Tarjih XXVII adalah sebagai berikut:
(kedurhakaan), dan ba'id `anillah 1. Menurut fitrah dan kondratnya, seni dan
(terjauhkan dari Allah); maka budaya itu ada dan melekat pada diri
pengembangan kehidupan seni dan manusia sejak lahir, karena manusia
budaya di kalangan Muhammadiyah dibekali oleh oleh Allah keamampuan
harus sejalan dengan etika atau norma- akal budi (karsa, cipta dan rasa) yang
norma Islam sebagaimana dituntunkan berwujud hati nurani, akal, dan perasaan.
Tarjih tersebut. 2. Kesenian adalah bagian dari kebudayaan,
4. Seni rupa yang objeknya makhluq yaitu hasil karsa, cipta dan rasa manusia
bemyawa seperti patung hukumnya yang mempunyai nilai keindahan
mubah bila untuk kepentingan sarana 3. Agama adalah kepercayaan, yang
pengajaran, ilmu pengetahuan, dan berfungsi sebagai sumber nilai dan
sejarah; serta menjadi haram bila panduan dalam kehidupan berbudaya dan
mengandung unsur yang membawa berkesenian.
`isyyan (kedurhakaan) dan kemusyrikan. 4. Wilayah atau peta seni budaya Islam
5. Seni suara baik seni vokal maupun adalah termasuk muamalah duniawiyah
instrumental, seni sastra, dan seni dengan kaidah: pada dasarnya boleh
pertunjukan pada dasarnya mubah (boleh) kecuali ada nas yang mengharamkan.
serta menjadi terlarang manakala seni dan 5. Hukum Islam tentang kesenian adalah
ekspresinya baik dalam wujud penandaan mubah/boleh, sejauh tidak ada larangan

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 46
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

agama dalam cara maupun tujuannya. larangannya, sebagaimana bunyi kaidah usul
Bahkan kalau tujuannya untuk dakwah, fikih “Al-hukmu yaduuru maa illatihi wujudan
karena dakwah hukumnya wajib, maka wa adaman” yang artinya Hukum itu berputar
bersama illat/sebab dalam keadaan ada dan
kesenian hukumnya dapat menjadi
tidak ada. Maksudnya, jika illat atau sebab itu
sunnah atau wajib, paling tidak menjadi ada, maka hukumnya juga ada. Sebaliknya,
wajib kifayah. jika sebabnya tidak ada maka demikian pula
6. Agama Islam mendorong berkembangnya hukumnya tidak ada. Sebagai contoh,
kebudayaan dan kesenian, dengan membuat patung pada zaman dahulu itu
mengintegrasikan agama, ilmu dan seni. hukumnya haram. Ini karena patung atau
7. Strategi Kebudayaan Muhammadiyah berhala itu dijadikan sesembahan oleh orang-
orang pada waktu itu. Namun sekarang ini,
menyatakan bahwa dimensi ajaran
ada orang membuat patung bukan untuk
kembali kepada al-Quran dan as-Sunnah disembah, tapi untuk dijadikan alat
dengan dimensi Ijtihad dan Tajdid sosial pendidikan, hiasan dan lainnya, maka apakah
keagamaan, dilakukan secara organisasi. hukumnya juga haram? Tentu tidak, karena
8. Peran Muhammadiyah dalam hukum larangan itu berputar pada
mengembangkan kebudayaan dan „illat/sebabnya. Oleh karena „illat-nya (yaitu
kesenian adalah sebagai media dakwah. patung untuk disembah) tidak ada, maka
hukumnya (larangannya) juga tidak ada. (PP
Dakwah adalah wajib ’ain dan wajib
Muhammadiyah 2014, 108).
kifayah, maka mengembangkan kesenian Adapun tujuan berkesenian karena seni
dan kebudayaan, sebagai media dakwah merupakan bagian dari hidup, maka tujuan
dapat menjadi wajib ’ain dan wajib berkesenian sama dengan tujuan hidup itu
kifayah, berdasar kaidah ”maa lam sendiri, yaitu: 1). Dalam rangka mennggapai
yatimmul waajib, illa bihi fahuwa keridlaan Allah S.W.T, 2). Mencapai
kebahagia di dunia dan akhirat, 3). Menjadi
waajibun” tidak sempurna suatu
rahmat bagi sesama manusia dan alam
kewajiban tanpa dengannya, maka hal sekitarnya. Dalam Islam, seni tidaklah
yang dapat menyempurnakan itu menjadi bertentangan dengan prinsip-prinsip
wajib. pemikiran tauhid, melainkan sebagai
Kesenian merupakan ekspresi jiwa manifestasi dari kesadaran tauhid itu sendiri.
manusia yang mengandung dan Akhlak Allah yang Maha baik, Maha benar,
mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi dan Maha indah harus dimanifestasikan dalam
terdalam manusia yang mendorongnya untuk segenap aspek kehidupan. Akhlak Allah yang
mengekspresikan segala sesuatu yang indah, Maha baik menjadi tujuan dan kehendak
apa pun jenis keindahan itu. Dorongan dalam moral, Akhlak Allah Maha benar
tersebut merupakan fitrah yang menjadi cita-cita akal budi, dan akhlak Allah
dianugerahkan Allah S.W.T., kepada hamba- Maha indah menjadi dambaan rasa. Dambaan
hamba-Nya. Adapun larangan-larangan Islam rasa inilah yang diwujudkan dalam ekspresi
terhadap kesenian tertentu seperti seni patung, kesenian dan kebudayaan. (PP
seni lukis yang porno, seni tari yang Muhammadiyah 2014, 145). Hal ini sejalan
menampakkan aurat dan lainnya, larangan- dengan pendapat Prof. Dr. H. A. Mukti Ali,
larangan tersebut ada „illat atau sebabnya. Jika M.A. dalam amanat pada Pembukaan MTQ
sebab tersebut tidak ada, maka tidak ada pula Nasional, beliau pernah mengemukakan
bahwa untuk hidup yang baik di dunia, paling
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 47
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

tidak harus didukung oleh tiga hal, yaitu: dibunuh dan dibuang (Nadjib, 1996: 209-
Agama, Ilmu dan Seni. Dengan agama hidup 210). Begitu pula beberapa ulama yang
kita menjadi terarah, dengan ilmu hidup kita melakukan pengkajian fiqhiyah, belum
menjadi mudah dan dengan seni hidup kita mampu mengintegrasikan kajian fiqh dengan
menjadi indah. kesenian, dan masih dihadapkan pada
Pedoman tentang seni dan budaya Islam hubungan yang bertolak belakang. Melihat
telah memberikan sebuah kepastian hukum betapa kekuatan fikih dan kesenian bagi kaum
dan ketenangan bagi seorang muslim yag muslimin di era globalisasi ini, maka
memiliki kegemaran dalam bidang seni dan semestinya antara keduanya bisa bersinergi
atau bergelut dan berprofesi di bidang seni, untuk membangun peradaban manusia yang
terhindar dari keraguan dan kekhawatiran atas adilihung, bukannya saling mengeroposi
adanya perdebatan tentang hukum seni dan untuk kepuasaan sesaat yang hanya
budaya, bahkan secara ekstrim dibawa pada memberikan kesempatan bagi kekuatan lain
ranah tauhid dan ibadah dengan label kafir melakukan penetrasi terhadap masyarakat
dan Islam atau halal dan haram. Seni dengan tawaran nilai yang justru jauh dari
seringkali disalahpahami dan diperdebatkan maqasid al-syari‘ah (tujuan syariat). Kesenian
dalam dunia Islam. Bahkan perdebatan memberikan porsi yang besar kepada manusia
tersebut telah berlangsung dalam waktu yang untuk memaknai adanya alam rohani dalam
lama. Bila ditilik lebih jauh perdebatan- diri manusia. Dan di sanalah terletak
perdebatan tersebut lebih banyak didasarkan keimanan, bukan di alam material ini. Bukan
teks-teks hadis yang sangat kecil jumlahnya pula jasad manusia yang beriman, tetapi
bila dibandingkan dengan ratusan ribu hadis- letaknya di kalbu. Karena itu, kalbu manusia
hadis yang ada. Perbandingan hadis yang harus dididik, salah satunya lewat kesenian.
membolehkan dan melarang penggunaan (Khalil 2013, 79).
musik dan seni suara, baik dalam rangka syiar Seni dan budaya dalam perspektif
Islam maupun dalam rangka perkembangan Muhammadiyah adalah hal fitrah yang
kebudayaan Islam, jauh lebih banyak yang dibutuhkan oleh manusia, sehingga hukum
membolehkan dibandingkan yang seni dan budaya adalah boleh (mubah) dengan
melarangnya. Pada perdebatan antara yang merujuk pada kaidah ushul fiqh tentang
membolehkan dan tidak membolehkan muamalah duniawiyah yang menyatakan “ al-
tersebutlah muncul kecenderungan ekstrem aslu fiil Asyyaa al-ibahah, hatta yadullu dalil
yang secara langsung menetapkan halal dan ala tahrim” yang berarti asal hukum sesuatu
haramnya seni dalam Islam (Pinem 2012, adalah boleh, sampai datang dalil yang
286). mengharamkannya., bahkan hukum seni dan
Bahkan perdebatan tidak hanya pada budaya bisa menjadi wajib ain dan wajib
aspek halal/ haram, tetapi juga lebih ekstrim kifayah apabila dalam kerangka dakwah, dan
pada status keislaman seseorang, kondisi menjadi hal yang dapat menyempurnakan
seperti ini tergambar dalam pernyataan Ainun kewajiban. Muhammadiyah mengapresiasi
Najib, yang menyatakan bahwa karena dan mengakui kehebatan dan kecerdasan wali
kurangnya pemahaman dan apresiasi terhadap songo dalam menjalankan dakwah amar
proses rekayasa kebudayaan: yang maruf nahi munkar, yang menggunakan
diselenggarakan oleh gerakan pemurnian itu pendekatan seni dan budaya lokal sebagai
adalah hanya perubahan ke arah kevakuman. sarana dakwah Islam, sehingga kedatangan
Perubahan tanpa tawaran kontinuitas budaya. Islam ke nusantara khususnya tanah jawa
Dalam metaphor lain: kekufuran kreasi dapat diterima dengan damai tanpa adanya
budaya itu bukannya diIslamkan, melainkan pergesekan yang menyebabkan konflik.
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 48
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

Tidak ada satu pun data atau informasi yang kelestarian, keamanan dan kenyamanan
menceritakan atau menggambarkan tentang bagi pelaku, sesama, dan lingkungan
kedatangan dan penyebaran Islam di sekitarnya.
nusantara diawali dengan adanya konflik
2. Tidak mengarah atau mengakibatkan
terlebih peperangan.
Realita dewasa ini, bahwa seni dan dlarar (bahaya), yaitu aktivitas seni dan
budaya adalah sarana yang epektif untuk budaya tidak mengakibatkan bahaya bagi
dapat memberikan pengaruh kepada pelaku, sesama, dan lingkungannya,
masyarakat luas, sehingga orang non muslim justru dengan aktivitasnya memberikan
memanfaatkan sarana tersebut untuk manfaat dan dan maslahat
mendoktrin dan menyebarkan propagandanya. 3. Tidak mengarah atau mengakibatkan
Adapun umat Islam masih terlena dalam
isyyan (kedurhakaan), aktivitas seni dan
perdebatan panjang tentang hukum seni dan
budaya, sehingga tidak mampu tampil dan budaya tidak menjadikan manusia
memanfaatkan sarana tersebut secara optimal. melakukan kedurhakaan, yaitu melakukan
Fakta di lapangan bahwa hasil seni dan apa yang dilarang Allah S.W.T., dan
budaya mendominasi dalam memberikan meninggalkan apa yang
pengaruh dan tuntunan bagi masyarakat diperintahkanNya.
umum, karena umat Islam belum 4. Tidak mengarah atau mengakibatkan
memaksimalkan sarana tersebut, maka
ba'id `anillah (terjauhkan dari Allah),
pengaruh non muslim atau sekuler lebih
kental dan memiliki peran penting dalam aktivitas seni dan budaya tidak
membentuk karakterk generasi bangsa ini. menjadikan manusia menjauh dari Allah
Bahkan kedepan kita akan masuk pada S.W.T., justru dengan seni dan budaya
disruption era, dimana semua serba tidak dapat mendekatkan dirinya kepada sang
teratur, sehingga seni dan budaya akan sangat pencipta.
berperan dalam meghadapi era
Ada beberapa norma yang harus dipegang
ketidakteraturan tersebut, karena orang yang
dalam berkesenian menurut Islam, yaitu: 1).
berjiwa seni memiliki kreatifitas dan inovasi
Dilarang melukis lukisan yang bersifat
tinggi dalam menyelesaikan masalah (problem
pornografi, serta melukis tidak bermanfaat. 2).
solving).
Dilarang menciptakan hikayat yang
Hukum boleh bahkan dapat menjadi fardu
menceritakan dewa-dewa, kebiasaan
dalam berkesenian dan budaya dalam
pengarang yang mengkritik Tuhan. 3).
pandangan muhammadiyah, tentunya selama
Dilarang menyanyikan lagu-lagu yang
mengikuti aturan dan tidak bertentangan
berisikan kata-kata yang tidak sopan atau
dengan norma dan nilai ajaran Islam. Norma
cabul. 4). Dilarang memainkan musik yang
dan nilai ajaran Islam yang menjadi dasar
merangsang kepada gerakan gerakan sensual.
dalam menjalankan aktivitas seni dan budaya,
5). Dilarang berpeluk-pelukan antara laki-laki
meliputi :
dan perempuan atas nama tarian. 6). Dilarang
1. Tidak mengarah atau mengakibatkan
menampilkan drama dan film yang
fasad (kerusakan), yaitu aktivitas seni dan melukiskan kekerasan, kebencian dan
budaya tidak mengakibatkan kerusakan kekejaman. 7). Dilarang memakai pakaian
bagi pelaku, sesama, dan lingkungannya, yang memamerkan aurat (Gazalba, 1978:
justru dengan aktivitasnya memberikan 307).
manfaat dan berperan aktif menjaga

Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 49
SENI BUDAYA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMADIYAH
Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny

D. SIMPULAN Jurnal Kajian Seni Volume 01, No.


Seni dan budaya dalam perspektif 02, April 2015. Hal 194-204.
Muhammadiyah hukumnya adalah boleh, Ibrahim (2015). Metodologi Penelitian
bahkan dapat menjadi fardu ain atau fardu Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
kifayah, kalau dalam kerangka dakwah amar Khuli, Amin (1961) Manahij al-Tajdid fi al-
maruf nahi munkar dan hal tersebut menjadi Nahwi wa al-Balagah wa al-Tafsir wa
pelengkap dari kewajiban. Muhammadiyah al-Adab, Kairo, Dar al-Ma‟rifah.
memandang bahwa seni dan budaya harus Khalil, Munawwar 2013. Antara Fiqih dan
dijadikan sarana yang epektif dalam Kesenian. Jurnal Tarjih Volume 11
menjalankan dakwah amar ma`ruf nahi (1), 71-80.
munkar dewasa ini, dimana keterbukaan Nadjib, Emha Ainun (1996) Surat Kepada
informasi, kecanggihan teknologi, serta Kanjeng Nabi, Bandung : Mizan.
kuatnya pengaruh hasil seni dan budaya, telah Nasr, Sayyed Hossein (1933). Spiritualitas
mendorong ke arah era ketidak teraturan dan Seni Islam (terj. Afif Muhammad).
(disruption era). Seni dan budaya yang Bandung: Mizan
menyentuh cipta, karsa dan rasa manusia akan Nanang Rizali. Kedudukan Seni dalam Islam.
menjadi sarana epektif dalam penyelesaian TSAQAFA , Jurnal Kajian Seni
masalah (problem solving). Adapun norma Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012,
dan nilai yang harus dipegang teguh dalam Hal 1-8.
menjalankan aktivitas seni dan budaya, tidak Notowidagdo, Rohman (1997). Ilmu Budaya
mengarah atau mengakibatkan kerusakan Dasar Berdasarkan Alquran dan
(fasad), bahaya (dharar), kedurhakaan Hadis. Jakarta: Rajawali Press.
(Ishyan), dan menjauhkan diri dari Allah PP Muhammadiyah (2015). Pedoman Hidup
(baid anillah). Islami Warga Muhammadiyah.
Yogyakarta : Suara Muhammadiyah.
DAFTAR PUSTAKA Purwanto, Yedi. Seni dalam pandangan
Adli, Rasyaa (2012). Al-Qahirah al-Madinat Islam. Jurnal Sosioteknologi Edisi 19
alDzakriyaat. Al-Jizah: Daar Tahun 9, April 2010, hal 782-796.
Nahdhah Mishr. Qutb, Sayyid (1992) Fi Zilal Al-Qur’an.
Blake, Gerald, et.al. 1987. The Cambridge Beirut : Dar al-Suruq.
Atlas of the Middle East and North Sugiyono (2016). Metode Penelitian
Africa. Cambridge: Cambridge Kombinasi (Mixed Methods). Bandung
University Press. : Alfabeta.
Beg, M. Abdul Jabbar (ed) (1981). Seni dalam Shihab, M Quraish (1996). Wawasan Al-
Peradaban Islam (terj. Yustiono dan Quran. Bandung : Mizan.
Edi Sutriyono). Bandung: Pustaka. Sulistyo, H. Edy Tri (2005). Kajian Dini
Gazalba, Sidi (1978). Asas Kebudayaan Pendidikan Seni, Solo: UPT
Islam: Pembahasan Ilmu dan Filsafat Penerbitan & UNS Press,.
tentang Ijtihad, Fiqh, Akhlak, Bidang- Surat Keputusan Pimpinan Pusat
bidang Kebudayaan, Masyarakat dan Muhammadiyah
Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Nomor:138/KEP/I.0/B/2014 tentang
Harimurti, Shubhi Mahmashony. Seni pada Tanfidz Keputusan Musyawarah
Masa Pemerintahan Dinasti Nasional (Munas) Tarjih XXVII,
Abbasiyyah Tahun 711-950 Masehi. dimuat pada Berita Resmi
Muhammadiyah Nomor 06/ 2010-
2015/ Juli 2014.
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, Vol 1. No. 1, Juni 2018, ISSN: 2620-8598 | 50

View publication stats

You might also like