Professional Documents
Culture Documents
net/publication/234166958
CITATIONS READS
2 5,980
1 author:
Zuqni Meldha
University of Sumatera Utara
3 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Zuqni Meldha on 21 May 2014.
ABSTRACT
One of the materials that have potential as raw material for bioethanol is
sorghum. Sorghum has advantages over sugarcane and maize, that is a shorter
harvest time , needs little water and a source of ethanol can be obtained from the
sap, starch and pulp. This study used the seeds of sorghum as raw material for
bioethanol by simultaneous saccharification and fermentation process by varying
the temperature liquifications, that is 75°C, 85°C, 95°C, and 105°C and the
sampling time is 12, 24, 48 and 72 hours. This study aims to determine the best
liquification temperature of sorghum starch conversion into bioethanol and
determine the best fermentation time on levels of bioethanol produced. Tests were
conducted with alcoholmeter. The results shows that the best sugar liquification
results is in the amount of 14.001 g/l at temperature of 95°C and the best ethanol
concentration is 40 g/l at 48 hours of fermentation time with liquification
temperature is 95°C.
Keywords: Bioethanol, liquification, pichia stipitis, sorghum.
1. PENDAHULUAN
Isu krisis energi menjadi kebutuhan akan bahan bakar dapat
ramai diperbincangkan beberapa terpenuhi. Bahan bakar berbasis
tahun belakangan ini. Krisis energi nabati juga dapat mengurangi
terjadi karena mulai menipisnya pencemaran lingkungan, sehingga
cadangan bahan bakar fosil. Karena lebih ramah lingkungan [Assegaf,
konsumsi manusia yang berlebih dan 2009].
ketergantungannya pada bahan bakar
fosil menyebabkan cadangan bahan Bahan bakar berbasis nabati
bakar tersebut menjadi semakin salah satu contohnya adalah
menipis, sedangkan untuk bioetanol. Bioetanol dibuat dari
pembaharuannya diperlukan waktu biomassa. Salah satu biomassa yang
ribuan bahkan jutaan tahun [Istantini potensi untuk dimanfaatkan menjadi
dan Purnama, 2011]. Bahan bakar bioetanol adalah sorgum. Sorgum
berbasis nabati diharapkan dapat mempunyai banyak keunggulan
mengurangi terjadinya kelangkaan seperti mempunyai adaptasi
bahan bakar minyak, sehingga lingkungan yang luas, membutuhkan
jumlah air yang sedikit, cocok untuk 2. METODA PENELITIAN
dryland farming system, tahan
kondisi marginal [Hoeman, 2011]. Bahan yang digunakan dalam
Potensi tanaman sorgum digunakan pembuatan bioetanol adalah biji
sebagai bahan baku pembuatan sorgum yang digiling (grinding)
bioetanol sangat besar karena sumber untuk mendapatkan patinya. Pati
bahan bakunya dapat diambil dari yang dihasilkan akan diseragamkan
pati, nira, dan ampas dari sorgum. ukurannya yaitu 100 – 200 mesh.
Sorgum memiliki komposisi pati Setelah itu pati diliquifikasi dengan
sebanyak 80,42% [Suarni, 2004]. menggunakan enzim α – amilase
Komposisi pati sorgum tersebut selama 2 jam dengan temperatur
sangat berpotensi sebagai sumber 75°C, 85°C, 95°C, dan 105°C, dan
bahan bakar nabati yaitu bioetanol. pH liquifikasi adalah 5. Pada proses
ini juga dilakukan penambahan
Pati sorgum dapat dikonversi CaCl2. Fungsi CaCl2 adalah untuk
menjadi bioetanol melalui proses meningkatkan aktivitas kerja dan
hidrolisis dan fermentasi. Metode menjaga kestabilan enzim α –
hidrolisis dapat dilakukan dengan amilase. Setelah diliquifikasi,
katalis asam dan secara enzimatis. dekstrin yang terbentuk akan
Metode hidrolisis secara enzimatis disakarifikasi awal selama 3 jam, pH
lebih sering digunakan karena lebih sakarifikasi 5 dan temperatur
ramah lingkungan dibandingkan sakarifikasi awal 60°C. Sebagian
dengan katalis asam. Proses dekstrin akan diukur konsentrasi gula
hidrolisis secara enzimatis terbagi awalnya dengan menggunakan
menjadi dua proses yaitu liquifikasi metode Nelson somogy. Glukosa
dan sakarifikasi. Liquifikasi yang terbentuk pada proses
merupakan proses mengubah pati sakarifikasi awal akan dikonversi
mejadi gula komplek (dekstrin). menjadi bioetanol pada proses
Sedangkan sakarifikasi adalah proses sakarifikasi dan fermentasi serentak
mengubah dekstrin menjadi gula (SFS) dengan yeast Pichia stipitis,
sederhana (glukosa) [Atika, 2010]. dimana temperatur SFS adalah
temperatur kamar dan pH nya adalah
Setelah dihidrolisis, glukosa 5. Proses SFS ditunjukkan pada
fermentasi dengan menambahkan Gambar 1.
yeast sehingga diperoleh bioetanol.
Oleh karena proses liquifikasi dan
fermentasi merupakan salah satu Proses Sakarifikasi
proses yang penting pada proses Dekstrin glukosa
konversi sorgum menjadi bioetanol,
maka penelitian ini bertujuan untuk
menentukan temperatur liquifikasi Proses Fermentasi
Temperatur8585°C
Temperatur C
0.400
0.350
Temperatur9595°C
Temperatur
Temperatur105
Temperatur
C
105°C
C
mempertahankan hidup sel. Gula
0.300 digunakan oleh yeast untuk
0.250
0.200 beraktivitas sehingga menghasilkan
0.150 bioetanol sebagai metabolit primer
0.100
0.050 [Rachman, 1989]. Sementara itu
0.000 konsentrasi bioetanol meningkat
0 12 24 36 48 60 72
Waktu Fermentasi (jam) seiring berkurangnya konsentrasi
gula sisa. Setelah mencapai waktu
Gambar 4 Hubungan Waktu tertentu, bioetanol hasil fermentasi
Fermentasi Terhadap Konsentrasi kembali mengalami penurunan. Hal
Gula Sisa Hasil Fermentasi dengan ini disebabkan konsentrasi gula yang
Variasi Temperatur Liquifikasi semakin berkurang dan pembentukan
bioetanol produk dari fermentasi
Dari Gambar 4 dapat dilihat dapat menghambat pertumbuhan
pada temperatur 75°C dan 105°C yeast dan adanya reaksi lanjut dari
konsentrasi gula sisa pada waktu 12 bioetanol yang teroksidasi menjadi
dan 24 jam semakin menurun, tetapi asam asetat [Herlinda, 2011]. Reaksi
pada waktu 48 jam konsentrasi gula pembentukan asam asetat adalah
sisa naik dan pada waktu 72 jam sebagai berikut:
kembali turun lagi. Kenaikan
konsentrasi gula pada waktu 48 jam C2H5OH + O2 CH3COOH + H2O (1)
dapat disebabkan oleh laju proses
sakarifikasi meningkat, sehingga laju 4. KESIMPULAN
pembentukan gula juga meningkat.
Dari penelitian yang telah
Sementara itu konsentrasi bioetanol
dilakukan dapat diambil kesimpulan
meningkat seiring berkurangnya
bahwa konsentrasi gula awal hasil
konsentrasi gula sisa. Setelah
liquifikasi pati sorgum terbaik yaitu
mencapai waktu tertentu, bioetanol
14,001 g/l pada temperatur 95°C.
hasil fermentasi kembali mengalami
Temperatur liquifikasi terbaik adalah Stipitis, Skripsi, Universitas
pada temperatur 95°C dengan Riau.
konsentrasi etanol 40 g/l dan waktu Hoeman, S., 2011, Seminar
fermentasi 48 jam. Perkembangan Teknologi
Sorgum Dari Riset
5. SARAN SampaiIndustri,
http://www.batan.go.id, 16 Mei
Adapun saran dari peneliti
2012.
adalah penelitian ini berlangsung
Istantini, A., dan Purnama, A., 2011,
secara batch, maka perlu dikaji
Sagu Sebagai Alternatif
proses fermentasi pati sorgum
Bioetanol Untuk Menjawab Isu
menjadi etanol dengan sistem
Krisis Energi di Masa
sinambung/kontinyu. Perlu
Mendatang, PKM-GT, Institut
dikembangkan dan dilaksanakan
Pertanian Bogor.
penelitian lebih lanjut untuk
Rachman, 1989, Pengantar
memurnikan bioetanol hasil
Teknologi Fermentasi,
fermentasi pati sorgum, sehingga
Departemen Pendidikan dan
diperoleh bioetanol dengan tingkat
Kebudayaan Direktorat Jenderal
kemurnian yang tinggi.
Pendidikan Tinggi Pusat Antar
DAFTAR PUSTAKA Universitas, Ed. 1, Institut
Pertanian Bogor, Hal. 38-40.
Assegaf, F., 2009, Prospek Produksi Suarni, 2004, Pemanfaatan Tepung
Bioetanol Bonggol Pisang Sorgum Untuk Produk Olahan,
(Musa Paradisiacal) Jurnal Litbang Pertanian, No.
Menggunakan Metode 23 (Vol. 4), Hal. 38-39.
Hidrolisis Asam dan Enzimatis, Yandra, R.E, 2011, Sakarifikasi dan
Skripsi, Universitas Jenderal Fermentasi Serentak Reject Pulp
Soedirman. menjadi Bioetanol
Atika, B., 2010, Pemanfaatan Pati Menggunakan Enzim Selulase,
Suweg (Amorphophallus Xylanase dan Pichia stipitis,
Campanulatus B) Untuk Skripsi, Universitas Riau.
Pembuatan Dekstrin Secara
Enzimatis, Thesis, Universitas
Pembangunan Nasional.
Bulawayo, B., 1996, Ethanol
Production by Fermentation of
Sweet-Stem Sorghum Juice
Using Various Yeast Strains,
World Journal of Microbiology
and Biotechnology, No.1 (Vol.
12), Hal. 357-360.
Herlinda, Y., 2011, Pembuatan
Bioetanol dari Nira Sorgum
dengan Proses Fermentasi
Menggunakan Yeast Pichia