You are on page 1of 5

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

OPTIMALISASI UKS DALAM PENANGANAN KEGAWATDARURATAN DI SEKOLAH


MELALUI PELATIHAN KEGAWATDARURATAN DASAR

Chanif 1), Maryam 2) ,Sri Widodo 3)


1
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
email: chanif_ppzakky@yahoo.co.id
2
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
email: mary_chalista81@yahoo.co.id
3
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
email: s.wid72@yahoo.co.id

Abstract
The Position of red cross personnel in school trained in prehospital stage in an integrated
system of emergency response (SPGDT) has a very strategic position. The victim's condition
requiring the airway clear, adequacy of pulmonary ventilation, blood circulation is good and
avoid further bleeding and protected from disability becomes an important point that a first
helper must have an adequate scientific basis on skills Patient Emergency Response. The school
is one of the educational institution as a place to learn the students gain knowledge. Various
circumstances in the school environment could trigger the arrival of emergency medical service
that can not be estimated time for example a storied school building, a slippery floor can be at
risk of risk of injury. It is necessary a safe community concept in the school environment such as
in SMA 1 and SMK Muhammadiyah Semarang. This study aims to describe the knowledge of
emergency first aid in members of the red cross at each school. The methodology in this study is
descriptive study with number of subject is 44. Result of the study showed that the average score
of knowledge before and after is 46 and 63 respectively. If members of red cross dealing with
emergency cases of trauma and non-trauma or in the school environment should be able to
provide first aid by using the steps appropriate action. To achieve this, the participants were given
training First Emergency Aid Course (EFAC), basic emergency equipment procurement tool in
each school and development activities in a sustainable manner.
Key words: Training, emergency first aid course, red cross

1. PENDAHULUAN (2005) menyatakan bahwa suatu sistem yang


baik akan tercermin dari waktu tanggap
A. Latar belakang (Respon Time) sesaat setelah cedera terjadi.
Angka kematian di Indonesia semakin Keberhasilan pertolongan terhadap penderita
meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan gawat darurat itu tergantung kepada tiga hal
pemberitaan di media elektronik maupun yaitu kecepatan ditemukannya penderita,
cetak yang sering kali menampilkan kecepatan meminta bantuan pertolongan dan
berita kecelakaan baik di jalan raya, kecepatan dan ketepatan bantuan yang
kecelakaan kerja, di sekolah ataupun di rumah diberikan. Melihat ketiga faktor tersebut dapat
tangga. Kenapa ini bisa terjadi, salah satunya dimengerti bahwa pertolongan pertama di
karena masyarakat Indonesia tidak tahu cara tempat kejadian ( On The Spot ) sebaiknya
menolong korban yang baik dan benar saat dilakukan oleh penolong yang memahami
menemukan korban. Tidak jarang akibat prinsip resusitasi dan stabilisasi, ekstrikasi dan
tindakan yang salah saat menolong bisa evakuasi, serta cara transportasi penderita
menambah cidera bahkan kematian. dengan benar.
Sistem Pelayanan Gawat Darurat Kedudukan tenaga PMR di sekolah yang
Terpadu (SPGDT) menjadi solusi terpilih terlatih di tahap prahospital di dalam SPGDT
terbaik untuk memberi bantuan bagi seseorang memiliki posisi sangat strategis. Kondisi
dengan kriteria “gawat darurat”. Pusponegoro penderita yang membutuhkan jalan napas

421
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

yang bersih, ventilasi paru adequat, sirkulasi dilakukan upaya penyelematan di


darah yang baik dan terhindar dari perdarahan sekolah.
lanjut serta terlindungi dari kecacatan menjadi C. Tujuan
poin penting bahwa seorang penolong pertama Mendiskripsikan pengetahuan
harus mempunyai dasar keilmuan yang siswa/siswi anggota PMR tentang
memadai tentang keterampilan kegawatadaruratan dasar disekolah.
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD). 2. METODE PENELITIAN
Program Studi Ilmu Keperawatan Metode yang digunakan dalam penulisan
Universitas Muhammadiyah Semarang ini adalah deskriptif. Penulis mendeskripsikan
mempunyai visi dan misi menjadi program pengetahuan siswa/siswi anggota PMR di
studi yang mempunyai unggulan dalam SMA Muhammadiyah 2 dan SMK
bidang kegawatadaruratan. Melalui kerjasama Muhammadiyah 1 Semarang sebelum dan
dengan Yayasan Ambulan Gawat Darurat setelah diberikan pelatihan emergency first aid
(YAGD) 118 Jakarta sejak tahun 2005, telah course (EFAC). Pelatihan dilakukan selama
berkiprah dalam memberikan pelatihan dua hari yang terdiri atas pelatihan secara teori
kegawatadaruratan dasar (Basic Trauma and di kelas dan pelatihan skill di tiap kelompok
Cardiac Life Support) yang dalam pada anggota PMR di masing masing sekolah
perkembangan selanjutnya menjadi sentral dengan jumlah total peserta sebanyak 44
pendidikan dan pelatihan kegawatdaruratan di orang. Adapun metode pelaksanaannya
Kota Semarang. Terwujudnya ”safe dijabarkan seperti dibawah ini:
community” adalah komitmen bersama A. Metode Pelaksanaan Pelatihan Emergency
dengan menyebarkan dan menyelenggarakan First Aid
pelatihan-pelatihan gawat darurat untuk 1. Kuliah Interaktif
masyarakat umum termasuk siswa dan siswi Kuliah interaktif merupakan cara
yang tergabung dalam PMR di UKS. Salah penyampaian materi yang terus menerus
satunya adalah SMA Muhammadiyah 1 dan berusaha menjaga terjalinnya suatu
SMK Muhammadiyah 2 Semarang. komunikasi interaktif antara peserta dan
pengajar. Kuliah interaktif ditujukan untuk
B. Permasalahan Mitra. meningkatkan pengetahuan peserta
Permasalahan yang dialami oleh mitra memahami penatalaksanaan
adalah sebagai berikut: kegawatdaruratan dalam pelatihan EFAC
a. Kegiatan UKS yang dilakukan oleh yang dilaksanakan dalam waktu relatif
Sekolah hanya sebatas rutinitas singkat, mengingat banyaknya materi yang
kegiatan UKS yang tidak ditunjang diterima oleh peserta.
dengan tenaga PMR yang terlatih dan 2. Praktikum
alat yang memadai. Praktikum diberikan agar peserta
b. Siswa dan siswi anggota PMR di SMA EFAC memahami dan dapat melakukan
Muhammadiyah 1 dan SMK dengan benar tindakan penanganan
Muhammadiyah 2 Semarang belum kegawatdaruratan berupa penilaian pasien
pernah mendapatkan pelatihan dan tanda-tanda vital, RJP, pembalutan,
kegawatdaruratan dasar. imobilisasi dan pembidaian serta
c. Belum pernah ada lembaga pendidikan mengangkat dan memindahkan pasien,
yang memberikan pelatihan sesuai dengan materi yang telah diberikan.
kegawatadaruratan dasar secara 3. Demonstrasi
langsung di sekolah Demonstrasi dilakukan saat pelatihan
d. Saat wawancara dengan petugas PMR, skill berlangsung dan disesuaikan dengan
misalnya ketika ada kejadian kegawatan jadual putaran skill. Beberapa contoh
jantung (henti jantung), petugas tidak demonstrasi yang dilakukan antara lain :
mengetahui tindakan yang harus - Demonstrasi Evakuasi penderitra
dilakukan yang sebenarnya bisa menggunakan Short Spine Board (SSB) :

422
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

mencontohkan upaya ekstrikasi korban pendukung.


trauma yang berada didalam mobil Kegiatan pelatihan diselenggarakan
dengan menggunakan peralatan yang pada tanggal 6-7 Juni 2015, dengan rincian
sesuai antara lain Short Spine Board, waktu sebagai berikut:
Long Spine Board dan Neck Collar. Pada hari pertama pelatihan, peserta
- Demonstrasi Resusitasi Jantung dan Paru datang ke tempat pelatihan di kampus
(RJP) pada penderita henti jantung. UNIMUS gedung NRC Lt 4 untuk melakukan
- Demonstrasi cara pembalutan dan registrasi. Sebanyak 44 peserta melakukan
pembidaian pada korban dengan cidera registrasi, kemudian dilanjutkan dengan
jaringan lunak. pembukaan. Untuk mengukur tingkat
pengetahuan peserta tentang pelatihan
4. Evaluasi emergency first aid, telah dilakukan pretest.
Evaluasi dilaksanakan pada awal dan Peserta diberi waktu selama 30 menit.
akhir pelatihan dalam bentuk ujian tulis Berdasarkan hasil pre-test didapatkan hasil
yaitu pre test dan post test. Evaluasi kedua bahwa sebagian besar pengetahuan peserta
dalam bentuk ujian praktikum keterampilan tentang emergency first aid masih kurang
(ujian praktek RJP). rata-rata nilai 46.
Hari pertama pelatihan, peserta
B. Optimalisasi dan pembinan UKS diberikan materi tentang dasar pertolongan
Mengadakan konseling secara pertama, penilaian korban dan cidera jaringan
langsung dan evaluasi kegiatan UKS di lunak. Hari kedua pelatihan, peserta diberikan
masing masing sekolah untuk menjamin materi pelatihan tentang bantuan hidup dasar,
keberlangsungan kegiatan UKS yang siap perdarahan dan pembalutan dan pembidaian.
dalam menangani kasus kegawatan di Selain materi tersebut yang diberikan di kelas,
lingkungan sekolah dan sekitarnya. peserta juga diberikan materi praktek bantuan
Upaya optimalisasi dan pembinaan UKS hidup dasar (BHD)/RJP, balut bidai dan
dilaksanakan setiap bulan sekali. transportasi dan stabilisasi korban. Untuk
menilai sejauh mana pengetahuan peserta
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dalam menerima materi pelatihan, telah
A. Hasil dilakukan post test tulis dan praktek BHD.
Berikut ini akan dipaparkan hasil Berdasarkan evaluasi post test tentang
kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) emergency first aid course, seluruh peserta
optimalisasi UKS dalam penanganan kegawat dinyatakan lulus uji tulis dengan nilai batas
daruratan di SMA Muhammadiyah 1 dan lulus 60. Rata-rata nilai post-test adalah 68
SMK Muhammadiyah 2 Semarang. Kegiatan dengan nilai terendah 60 dan tertinggi 83.
yang telah dilaksanakan meliputi: pelatihan Setelah uji tulis, peserta dilanjutkan dengan
Emergency first aid course (EFAC), ujian praktek RJP, dengan hasil seluruh
pembinaan secara berkelanjutan terhadap peserta dinyatakan lulus uji RJP. Laporan hasil
keberlangsungan UKS. Media yang digunakan masing-masing kegiatan seperti tertulis dalam
dalam pelatihan meliputi: modul, slide power tabel berikut ini:
point, alat peraga, manikin dan probandus. Tabel 4.1 Deskripsi skore
Sebelum pelatihan diselenggarakan, tim pengetahuan penganganan kegawatdaruratan
pengabdian masyarakat melakukan beberapa di sekolah pada anggota PMR di SMA
kegiatan persiapan, antara lain adalah: rapat Muhammadiyah 1 dan SMK Muhammadiyah
koordinasi tim pengabdian masyarakat dengan 2 Semarang (N=44).
mitra untuk menyusun planning of action Pre-test Post-test
(POA), rapat koordinasi antara tim Variabel
pengabdian masyarakat dengan mitra, Min Max M Min Max M
penyusunan modul pembelajaran, diskusi Pengetahuan 20 63 46 60 83 68
untuk finalisasi modul, pembuatan rancangan Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan
media pembelajaran dan persiapan peralatan

423
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

bahwa skor rata rata pengetahuan perserta ialah keterlambatan penanganan korban
sebelum diberikan pelatihan sebesar 46 maupun kesalahan penanganan pertama oleh
dengan skor terendah 20 dan tertinggi 63, orang-orang yang pada saat kejadian berada di
sedangkan skor rata rata pengetahuan setelah sekitar korban. Pemberian pertolongan
diberikan pelatihan sebesar 68 dengan skor pertama kepada korban adalah suatu hal yang
terendah sebesar 60 dan tertinggi 83. Hal ini sangat penting dalam upaya penyelamatan
berarti bahwa rata rata skor pengetahuan hidup serta pencegahan kecacatan.
peserta setelah diberikan pelatihan emergency Untuk dapat melakukan pertolongan
first aid coures selama dua hari terjadi pertama memiliki arti sama dengan menguasai
peningkatan dari yang sebelumnya 46 menjadi ketrampilan yang berdasarkan pengetahuan,
68. latihan dan pengalaman. Disamping itu upaya
pertolongan pertama pada kegawatan dan
B. Pembahasan kedaruratan bukan hanya masalah ketrampilan
Emergency First Aid Course (EFAC) melakukan bantuan hidup dasar. Terkadang
adalah Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat upaya pertolongan pertama harus berhadapan
Darurat atau kursus gawat darurat yang dapat dengan kondisi “Live Saving” atau keadaan
diberikan kepada setiap orang, baik petugas yang mengancam nyawa bagi korban.
kesehatan maupun orang awam khusus (siswa Emergency First Aid Course adalah
anggota PMR) dalam menanggulangi suatu pelatihan kegawat daruratan yang bertujuan
keadaan yang mengancam nyawa (gawat) memberikan pengertian dan keterampilan
dengan situasi yang terbatas dan segera dasar mengenali kasus kegawat daruratan,
(darurat). sehingga dapat mengidentifikasi dan timbul
Pertolongan pertama merupakan tindakan keberanian atas dasar kemampuannya untuk
awal yang harus segera diberikan pada menolong korban. EFAC mengajarkan cara
korban yang mengalami masalah yang benar melaksanakan tindakan – tindakan
kegawatdaruratan akibat kecelakaan atau untuk membantu memulihkan nafas dan
insiden gawat darurat ataupun oleh penyakit denyut jantung spontan yang terhenti,
mendadak sebelum datangnya ambulans, mengatasi luka dan perdarahan, cedera pada
dokter atau petugas terkait lainnya. Masalah otot dan tulang dan transportasi korban.
kegawatdaruratan dapat menimpa siapa saja, Pelatihan ini ditunjang dengan alat peraga
dimana saja dan kapan saja, insiden gawat boneka emergency (manekin), dan peralatan
darurat kadang tak dapat terelakkan. Keadaan yang beragam, mulai dari peralatan sederhana
gawat darurat dapat disebabkan oleh yang mudah ditemui sehari – hari, peralatan –
kecelakaan, penyakit, kimiawi, kebakaran peralatan yang hanya (biasa) ditemui di
ataupun faktor kesengajaan. lokasi-lokasi kejadian, atau lokasi tertentu,
Persoalan Pertolongan Pertama Dawat hingga peralatan yang biasa dipakai petugas
Darurat seringkali masih dianggap oleh kesehatan.
kebanyakan orang adalah sebagai tanggung Pelatihan EFAC ini dibimbing oleh tim
jawab para petugas kesehatan semata. Hal ini pelatih yang sudah berpengalaman yang telah
dapat dimaklumi karena mungkin informasi mendapat pelatihan sebagai instruktur dan
lengkap mengenai pemberian pertolongan juga sebagai pelaku / pelaksana di lapangan
pertama gawat darurat belum diperoleh. langsung sehingga anggota PMR dapat
Padahal kenyataan di lapangan peran serta menyampaikan pengetahuan berdasarkan teori
ataupun keterlibatan masyarakat dapat sangat dan kenyataan lapangan yang memudahkan
berpengaruh, mulai dari mengurangi rasa peserta untuk menyerap pelatihan ini. Untuk
nyeri, meringankan penderitaan, sampai lebih lengkapnya, di bawah ini dilaporkan
menyelamatkan nyawa seseorang. kegiatan pelatihan EFAC.
Angka kematian atau kecacatan akibat Sebagai upaya optimalisasi dan
kecelakaan maupun insiden gawat darurat pembinaan UKS, pengadaan alat alat
lainnya tiap tahun cukup tinggi. Hal yang emergency dasar telah diberikan di setiap
ditunjuk sebagai penyebabnya antara lain UKS. Untuk menjamin keberlangsungan

424
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

kegiatan di UKS, tim pengabmas mengadakan Marry T, et.al, (1990), Resusitasi


konseling secara langsung dan evaluasi Kardiopulmoner dan Syok,
kegiatan UKS setiap bulan. Sehingga (terjemahan), EGC, Jakarta
diharapkan, petugas UKS benar-benar siap Pusponegoro, A, D. (2015). Safe Community:
dalam menangani kasus kegawatan di Penanggulangan gawat darurat
lingkungan sekolah dan sekitarnya. sehari-hari, Sagung seto, Jakarta.

5. SIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Pelatihan emergency first aid course
yang telah diselenggarakan mampu
meningkatkan pengetahuan siswa
siswi anggota PMR tentang
dasar-dasar memberikan pertolongan
pada kegawatdaruratan di sekolah,
Penilaian korban, pembalutan dan
pembidaian, bantuan hidup dasar,
Perdarahan dan cidera jaringan lunak
dengan rata rata skor pengetahuan 46
menjadi 63
2. Pelatihan emergency first aid course
yang telah diselenggarakan mampu
meningkatkan keterampilan siswa
siswi anggota PMR dalam melakukan
resusitasi jantung dan paru (RJP).
Setelah dievaluasi, dari total 44 orang
peserta dinyatakan lulus skill RJP
3. Tersedianya sarana dan prasarana
untuk mendukung optimalsasi UKS
yang siap dan tanggap darurat di
lingkungan sekolah dan sekitarnya.

B. Saran
1. Sekolah melalui pembina UKS perlu
mengadakan perekrutan anggota PMR
yang baru setiap tahun.
2. Tim pengabdian masyarakat perlu
memberikan pendampingan dan
evaluasi secara berkala terkait
pemanfaatan UKS yang siap dan
tanggap darurat.

6. REFERENSI
Diklat ambulans gawat darurat 118 Jakarta.
(2012). Basic trauma and cardiac life
support, penerbit yayasan ambulans
118 Jakarta.
Kartikawati, D. (2008). Buku dasar-dasar
keperawatan gawat darurat. Salemba
Medika

425

You might also like