You are on page 1of 104

L.

_
.lt PREFACE

Piles have been used as structural foundations for many centuries. Their design
has generally been based on empirical approaches, and this has persisted even
well into 20'h century. More scientific design probably had its origins in the
Engineering News formula, developed in the late 1880's, but it is only over the
past 3040 years that efforts have been made to develop more appropriate
design methods. Since the 1960's, there has been substantial research carried
out at various institutions around the world to better understand the behaviour
of piles under applied loads and under the action of soil rriovements. In recent
years, considerable efforts have been made to correlate theoritical and actual
pile behaviour, and there is now much improved appreciation and together with
an increasing trend towards performance measurement of building foundations,
there is now a better basis for economical pile design tiran existed previously.

Like all newer developments, there is a considerable time lag betw'een the
development of improved design methods and their implementation in practice.
This process ian be accelerated to a considerable extent by having available
clearly written books and manuals which present the essentials in a manner
which can be readily understood and implemented by practitioners..

This present manual represents a significant step torvards the promulgation of


better design methods and practice in Indonesia. It is written by Indonesian
t engineers, primarily for Indonesian engineers, but it also incorporates
-e,r
,*:- appropriate knowledge from other part of the world. The coverage of topics,
d while it cannot be exhaustive in such a manual, is quite comprehensive and
addresses the major design and construction issues associated with piles. Both
driven and bored piles are discussed in detail, and lateral as rvell a-s axial
I oadin*es are considered.

Piling is used very widely indeed in Indonesia, and the rapid rate of
development of commercial buildings and infrastructure will mean more
intensive use of piling in the years ahead. The authors of this manual are
therefore to be commended on their efforts to collect, in a single manual, details
of good practice in pile foundaticn design and constructiion. It is an effort
which should contribute substantially towards improvements in the reliability
and economy of pile design. It wilt also provide a valuable springboard for
foundation engineers to extend.the common uses of piles to other more modern
foundation concepts and pile applications, including piled raft foundations and
piles used as reinforcing elements for slopes and soft ground.

I am very pleased to cornrnend this volume to engineers in Indonesia and hope


rhat it will be widely used and contribute towards and the advancement of
foundation engineering in one of the world's most dynamic developing
economies.

7---=/a--'---
t Prof.I{. G. Poulos, I'h.D., D.Sc.Eng.
Senior Principal

{
r
a

KATA PBNGANTAR
4'E
-
i

In Manual Pondasi riang ini disusun dengan tujuan untuk rn"rnu".ikan


)n pedoman bagi para praktisi untuk merancang maupun nreraksanakan
le pekerjaan pondasi tiang dengan baik. Informasi datam buku manual
le ini juga berguna bagi para pendidik dan malrasiswa untuk
te mempelajari aspek teoritis maupun pengetahuan praktis sefta petunjuk
,A petunjuk dan data yang termuat di dalamnya. Isi buku manual
IT mencakup falsafah, definisi, data, metode dan formula-formuta yang
nt relevan untuk pondasi tiang. Dengan cakirpan itu diharapkan manual
al ini merupakan panduan yang dapat mendukung para praktisi
:h m enjalankan profesinya.
s,
Kebutuhan akan Buku Manual pondasi riang ini adalah didorong
oleh kenyataan bahwa praktek pondasi tiang sudah semakin maju,
te sementara banyak praktisi di Indonesia yang masih berpegang kepada
e. cara cara lama dan membutuhkan peningkatan. Diskusi dan seminar
le mengenai pondasi tiang tidak pernah ketinggalan karena selatu saja
3r ada metoda metoda modern dan oleh karenanya buku manual ini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pada kurun rvaktu ini.

)f Manual ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan para nrahasisr'a s2


rn Magister Teknik Sipil universitas Katolik parahyangan yang penuh
)s dedikasi membantu menulis dan mencari data serta ilustraii. Diantara '
s, mereka adalah Ir. El Fie Salim, Ir. Lyna Meitinda, tr. Nelia soelistia,
rd Ir. christiarr H. Girsang, Ir. Lolom Evarita Hutabarat. Ir. Ng yin
rh Kuan, Ir. Helena Anggraeni, Ir. Maria watryurri, Ir. Achmad Muzni,
al Ir. I{aadi Kusumah, Ir. Erik singarimbun, Ir. Maynard Hutagaol. Ir.
PTTiEkas,ati,Ir. Sandy P. Gayasih,lr. Lilyanti Kasihtas,aq,, Ir. Inge
Meilani darr Ir. Freedy Gunawan. Tidak dapat dibhntah juga bahwa
rf dukungan Bapak Rektor unpar, Bapak Direktur program pascasarjana
re .: dan khususnya jugu Prof. H.C. poulos, serta para sponsor,
re memberikan nilai yang amat tinggi terhadap p.osei penyelesaian
ls manual ini. Kepada mereka semua, kami, editor Marrual pondasi
rt Tiang rnenyanlpaikan penghqrgaan tertinggi dan rasa terima kasih
ty yang besar.
)r
:n
rd

)e Paulus P. Rahardjo, Ph.D.


sf Ketua P rogram Magister Tetoik Sipil
rg
l MANIJAL PONDASI TIANG

Dnrrnn lst

PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN & KONSTRUKSI


l.I Tujuan I PONDASI TIANG PANCANG 26
1.2 Lingkup Bahasan I 4.1 Pendahuluan 26
1.3 Fungsi Pondasi Tiang I 4.2 Jenis-jenis Tiang dan Cara Pemilihan
., 26
1.4 Klasifikasi Pondasi Tiang Tiang Pancang
1.5 Persyaratan Pondasi Tian-e 2 4.2.1 Pondasi Tiang KaYu z7
1.6 Penyclidikan Tanah 2 4.2.2 PondasiTi4ngBaja 27
1.7 Pengetahuan Tentang Kond'isi 4.2.3 Pondasi Tiang Beton
Lapangan 3 Pracetak 27
1.8 Prosedur Perancan-gan Pondasi 4.2.4 Pondasi Tiang Beton
Tiang 3 Pratekan 27
1.9 Aspek Terkait Pada Pelaksanaan 4.2.5 PondasiTiangKomPosit 28
Pondasi Tiang 4 4.3 Metode Konstruksi dan
Peralatan untuli Tiang
Pancang 28
KONSEP PERANCANGAN PONDASI 4.3.1 CaraPen:ancangan 28
TIANG 4.3.2 Drop Hammer 29
2.1. Mekanisme Pemikulan Beban Pada 4-3.3 Diesel Hammer 29
Pondasi Tiang 4.3.4 VibratorY Hammer 29
2.2 Daya Dukung Ijin dan Faktor 4.3.5 Bantalan (Cushion
Keamanan Material) 30
4.3.6 Sambungan Tiang 30
4.4 Rekaman Pemancangan 30
PENYELTDIKAN TANA H L,:.*TUK 4.5 Cctaran Pada Pemancangan Tiang 31

PERANCANGAN PONDAST TTANG 8 4.6 Kapasitas Aksial Pondasi Tiang


JI
3. I Pendahuluan 8 Pancang
3.2 Tujuan Penyclidikan Taneh 8 4.6. I Penen(uan Dal'a Dukung
3.3 lahap Penyelidikan Tanalt dan Studi Pondasi Tiang Pliticartg :

Pondasi Cara Statik il


3.3.1 Evaluasi dan Stu<li Kondisi 4.6.2 Pene ntuatt DaYa Dukung
LaPangan 9 Pondasi Tiang Pancang
3.3.2 Penyelidikan Tanah Awal 9 Berdasarkan UjiCPT
3.3.3 Penyelidikan Tanah Terinci 9 (Metode Schmerttuann-
3.4 Jumlah dan Kedalaman bor 9 Notingham, 1975)
3.4.1 Jarak dan Jumlah Titik Bor l0 4.6.3 Penentuan DaYa Dukung
3.4.2 KedalamanPemboran r0 Pondasi Tiang Pancang
l0 Berdasarkan Lrji SpT 36
3.5 Teknik Pemboran
3.5.1 Bor Tan-ean lt 4-6.4 Formula Dinanrik dan
3.5.2 Bor Mesin il AplikasinYa
3.6 Pengambilan Contoh Tanah t2 4.6.5 Analisis Persamaan
3."7 Penguj ian Laboratorium t3 Cclombang
untuk Tiang Pancan-c 38
3.8 Uji Lapangan (in-Situ Test) r6
3.8.1 Uji Sondir l6
3.8.2 Standard Penetration Test
(SPT) r9 PERANCANGAN & KONSTRUKSI
3.8.3 Uji Geser Baling PONDASI TTANG I}OR 39
(Vane Sheal Test) 23 5.1 Pendahuluan 39

3.8.4 Uji Pressurenreter 23 5.2 Penggunaan Pondasi Tiang Bor '10


3.8.5 Uji Dilatomctcr :-1 5.3 Pclaksanaan Pondasi Tiani: Ilor' '10
3.8.6 Pcngatnatalt Nluka Atr 5.3.! Pcnciahulr,rart '10

Tanah 21 5.3.2 Pcralatan Pcttrlrotrttr 42

3.tt.7 Cara PclaPoren Hasil


1^
Pcnyclidikan Tanalr
OAFTAR BI u

5.3.3 Mctodc Pclaksanaan 8.4.1 . Pcnurunan Kelompok Tiang


Pondasi Tiang Bor 42 pada Tanah lrmpung
5.4 Pcngendalian Mutu Pondasi Tiang akibat Konsolidasi 70
Bor 44 8.5. Analisis Penurunan Pondasi
5.4.1 KondisiTanah 44 Kelompok Tiang berdasarkan Faktor
5.4.2 Inspcksi Lubang Bor 45 Interaksi (Metoda Poulos) 7A
5.4.3 Tulangan dan Cara 8.5.1. Faktor Interaksi untuk
Handling Tulangan 46 Tiang Tahanan Cesek 7l
5-4.4 Pemeriksaan Mutu Beton 46 8.5.2. Faktor Interaksi untuk
5.5 Perancangan Pondasi Tiang Bor 46 Tian-e Tahanan Ujung 74
5.5.1 Daya Dukun-e Ujung 46 8.5.3. Fakior Interaksi untuk
5.5.2 Daya Dukung Selimut 46 Tiang yang Tidak Seragam '76

DAYA DUKUNG TARIK DAN PENGUJIAN PONDASI TIANG DAN


GFSEKAN NEGATIF PADA I\{ETODA INTERPRETASI HASIL
PONDASI TIANG 48 UJI 77
6.1Kapasitas Tarik Pondasi Tiang 4E 9.1 Pendahuluan 77
r8 6.1.1 Kapasitas Tarik Pondasi 9.2 Uji Pembebanan Statik 78
t8 Tiang pada Tanah Lenrpun_e 48 9t.2.1 Metode Pengujian 78
1,9 6.1.2. Kapasitas Tarik Pondasi 9.2.2. Metode Pembebanan 79
t9 Tiang pada Tanah Pasir 49 9.2.3. lnteroretasi Hasil Uji
t9 6.2. Gesekan Negatif -19 Pembebanan Statik 80
6.2.1. MekanismeTimbulnl'a 9.3 Uji Pembebanan Dinamik 8r
r0 Gcsekan Negatif Pondas i 9.4 Uji Pcmbebanan Tarik 83
I0 Tiang Pancang 50 9.5 Uji Pembebanan Lateral 83
i0 6.2.2. Metode Men-sevaluasi 9.6 Uji Inte-eritas Tiang 83
il., Gesckan Nesatif 50

,,
: TIANGDENGANBEBANLATERAL 53
7.1. Pendahuluan -i3
1l 7.2. Penentuan Kriteria Tiang Pendek
danPanjang 53
7.3. Metoda Analisis -5-t
7.3.1. Metoda Brinch Hansen -54
: 7.3.2. Metoda Bronrs 55
\4 7.3.3. Mctoda Reese & Matlock 60

l6 8. KELOMPOK TIANG DAN


PENURUNAN PONbASI TIANG 63
l6 8.1. Pendahuluan 63
8.2. Efisiensi Kclompok Tiang dan Daya
Dukung Tian_e 61
38 8.2.1. Efisiensi Kclompok Tian,e
pada Tanah Pasiran 6-5
8.2.2. Da1,a Dukung Kelompok
Tian-c pada Tanah Lempun,e 66
39 8.2.3. PetunjukPraktis 67
39 8.3. Penurunan Pondasi Tian-e pada
40 Tanah Pasir 67
40 8.3.1 . Pcnurunan Ptrndasi Tiang Hak Cipta :
10 Tunggal 61 Progranr Pascasarjana Magister Teknik Sipil
42 8.3.2. Penurunan Kelompok Tiring
Urr iversitas Katol ik Parahyancarr
pada Tanah Pasir 69 Ir. Paulus P. Rahardjo. MSCE, ph.D.
8.4. Pcnulunan Pondasi Tiang pada
Tanah Lcmpung
MANUAL PONDASI TIANG
7o
ISBN 979_9s267_0-l
DAFTAR NOTAS/ IV

STFAT MEKANIS

Definition Definisi Lambans Satuan

Kuat Geser
Anoaren( cohcsion i ntercerrt kohes c... c ke/cm'. t/m'
Effective cohesion interceo[ kohes efektif ct ke/cm". t/m'
Vane shear strength kuat geser pada uji geser su kg/cm", t/m-
baling
Residual shear strength kuat geser residual T, kg/cm', t/m
Undrained shear strength kuat seser tak terdrainase s,, kg/cmr, t/mz
Remolded shear streneth kuat geser tanah teremas s,,. ks/cm'. t/m'
Tensile strength kuat geser tarik kg/cmr
Uniaxial compresive strength kuat tekan tak terkekans Q,, ks/cm'
Sensitivity sensltlvrtas s,
Friction angle Sudut geser dalam o(dcraiat)
0
Effective angle of internal friction sudut geser dalam efektif b' o(deraiat)
Apparent angle of internal friction sudut geser dalam tak 0,
o(derajat)
terdrainase
Drained ansle of internal friction sudut geser dalam terdrainase 6e
o(deraiat)
Failure friction angle sudut geser pada saat runtuh o(deraiat)
0r
Normal stress Tegangan normal on kg/cm". t/m'

Uii Lapansan (In-situ Test)


Dynamic cone penetrometer blorv Na. bloV0.3 m
count
Pressuremeter I inrit pressure Pr kg/cml
Pressuremeter vield Dressure P
Standard Penetration Test (SPT) N blorv/0.3 m
index.folow count
Diameter d ameter D cm, tn
Inside diameter of snlit barrei d ameter dalam tabune SPT Dt mm. cm
Outside diameter of split barrel d ameter luar tabuns SPT Do mm. cm
Standard Energv enersi standar SPT tr. (7c\
Material index indeks material In
Lateral stress index indeks tesansan lateral KJ
Dilatometer modulus modulus dilatometer E,I kg/cnrl
Pressuremeter modulus modulus Dressumeter E ks/cmr- t/mr
Friction ratio rasio gesekan Rr ?c.
Local side shear/ sleeve friction tahanan selimut sondir fs kg/cmi
Cone point resistance tahanan uiung sondir o" ko/cm'
Toroue tOr-St T kscm. tm
Bearing caoacity dava dukung o kg, ton
Effective Stress tesansan vertikal efektif P^'. o..' kdcm'. t/m'
iii MANUALPaNDASITIANG

Dnrrnn NorAsl

SIFAT FISIS

Definisi Lamban Satuan


Definition
g

angka pori e
Void ratio
berat isi Y t/m'
Un Weieht
berat SI atr "l t/m'
Un We ght of Water
berat isi butir partikel tanah t/m'
Un We sht of Solid particles Y.

berat si ienuh v t/m'


Saturated unit weight
Effective unit weight berat SI tanah efektif f ke/cm'.t/m'
berat isi kering r./m'
Drv unit weight Ya

Degree of saturation deraiat keienuhan s. 7o


a^
Water content kadar air
Relative density kepadatan relatif Dr Vc

porosltas n
Porositv

KONSISTENSI

Definisi Lambang Satuan


Definition
anqka oori maksinrum e-.r'.
Void ratio n Ioosest state
aneka nori mininrutn e'.:-
Void ratio n densest state
batas cair %
Liquid lim
7c
Dloctin limi batas olastis
o-
Shrinkage limit batas susut
Consistensy index ndeks konsistensi
Liquidity index ndeks liquiditas
Plastic y index ndeks plastis IP

ANALISA SARINGAN

Definisi Lambang Satuan


Definition
Curvature coefficient koefisien kelen gkungan c.
koefisien keseraqatnan C"
Uniformity coefficient
ukuran butir D nlnl
Crain diameter

PARAMETER HIDROLIK

Dcfinisi Lanrbang Satuan


Definition
bit aliran (l ,ut/dct
Ratc of Ilorv de

Hvdraulic cradicnt eradien hidrolik


kcccpatart aliran nri dct
I;low vclocitv
kocI'isicn pclnrcatriI iIas k ru/dct
Coc['llcicnt oI rrcrnrcabi I it]'
'j
tingqi (ckilrr h clli. rll
.i IJvdraulic hcad or Potcntial
.!ri
jE

a
,'{;
1[.
3i
;, !,
if!ll
l*,
\ MANUAL PONDASI TIANG

KONSOLIDASI

Definition Definisi Lambang Satuan


Desrec of consolidation deraiat konsolidasi U Vc

Time factor horisontal drainage Faktor waktu drainase arah Th


vertikal
Time factor vertical drainage Faktor waktu drainase arah T"
vertikal
Compression index indeks komoresi c.
Swelline index indeks Dengembangan c.
Recompression index indeks rekomrlresi C.'
Coefficient of consolidation koefisien konsolidasi arair C6 m'/det
(horisontal) horisontal
Coeffi cient of consolidatic n (vertikal) koefisien konsolidasi arah c* m'/det
vertikal
Coefficient of secondary koefi sien konsolidasi sekunder co m'/det
consolidation
Coefficient of volume changc koefi sien nerubahan vol ume m., cm'/kg. m'/t
Preconsol idation Dressure Tesan ean nrakonsolidasi P.'
Principal stress (maior) Tesangan utama (besar) Or kg/cm', t/m-
Principal stress (minor) Tegangan utama (kecil) Or kg/cm', t/m'
Effectivc stress Tesansan vertikal efekti f P^' k/cm'

TEGANGAN & REGANGAN

Definition Definisi Lambans Satuan


Poisson's ratio anska Poison U
Shear strain rate rcgangan geser v
Lincar strairr resangan linicr t
Volumetric strain regangan volunre 4..

Shear stress tesangan geser 7 ke/cm-, t/m-


Effective nornral stress teqansan normal efektif P"' kg/cm-, t/m'
Total nornral stress esansan normal total P kg/cnl', t/m'
Principal stress egangan-tegangan utama Or.0r,Or ks/cnrt. L/m-
Pore water pressure ekanan air oori U," ks/cnr', t/m
Excess Pore oressure ekanan nori ekses u ks/cnr', t/m'
Porc alr Drcssure ckanan udara nori u.. kq/crn-. t/m-

PONDASI

Definition Definisi Lambang Satuan


Workinq Ioad (horisonta[) beban kcria arah horisontal H ke. ton
Workine load (vertical) beban keria arah vertikal a ks. ton
beban kcria rrer satuan luas Q*' ks/cmt,t/m
heban pada tiang ke i P, ks. ton
Wcicht of rarn berat oalu kr ton
Wcight ol'pile bcrat tiang ke. (on
Unit settlcme nt of pile bcsarnya penurunan satu (rang X1 cnr,&g, rn/t
nada bcban satu satuan
Ultirnatc Ioad (horisontal) dava dukunq horisontal ultirnit H,. krI. toll
Allowablc bcarine canacitv davl dukurrs iiin o ks. ton

\t
DAFTARNOTASI Vi

Definition Definisi Lambans. Satuan


Total skin friction dava dukuns selimut total o. ke. ion
Ultimate bearins canacitv of oilc dava dukune ultimit tiane o ke..ton
Axial dcflection of pilc head defleksi kepala tiang arah d, cmtm
aksial (vertikal)
Lateral deflection of pile head defleksi kepala tiang arah d), cmrm
lateral (horisontal)
Pilc base diamcter diameter Dada dasar tiang D" cm,m
Diameter of a pile diameter tiang D cm, m
Efficiencv efisiensi er
efi siensi kelomook tiane Eo
Excentricitv cksentrisitas e cm, m
Hammer energv energi palu w ioule
Adhesion factor faktor adhesi CT

Tension adhesion factor faktor adhesi untuk tarik cf'


Pile interaction factor faktor interaksi antara tiang ke Gjr
-i dan tians ke-i
Pile interaction factor for friction pile faktor interaksi untuk tiang crg
tahanan gesek
Skin friction safetl, facior faktor keamanan untuk FK,
tahanan selimut
End bearin-e safety factor faktor keamanan untuk Fkr
tahanan uiuns
Influence factor faktor pengaruh I
Axial load on pile in consolidatin-s ga1,a aksial pada tian-e di atas P, k-e, ton
Iaver laoisan vans berkonsolidasi
Negative skin friction sesekan nesatif P... ks. ton
Maximum ne-eative skin friction -eesekan negatif maksimum Pssr kg, ton
(Dorvndrag)
Skin friction sesekan selimut tians f kg/cm'. t/m-
Unit friction gesekan selimut tiang per ft kg/cm-. t/m-
satuan luas oada segmen i
Skin friction (tension) sesekan selimut untuk tarik f,, ks/cm-. L/m-
N5p1 values at pile tip harga N-SPT pada elevasi Nb
dasar tians
Distance iarak r cm, nr
Pilc snacins iarak antar tianp s cm.m
Numbcr of piles in rows jumlah tiang pada derctan m

I Number of piles in colurnn

Ultimate moment caoacitv


baris
jumlah tiang pada deretan
kolom
kaoasitas momen ultimit M,,
n

kscm. tnr
Tension caoacitv kapasitas tarik T ks. ton
Total tension capacitv kaoasitas tarik total T,, ks. ton
Peak oarticle velocitv keceoatan oartikel ouncak mm./det
Depth of foundation beneath ground kedalaman pondasi di bawah D1 cm
oermukaan tanah
Periferi keliline dari penamnang tiang p cm.m
Bearing capacitv coefficient koefisien dava dukuns tanah N.. N^. N
Emnirical cocfiicient Vesic kocfisicn cmniris Vcsic Cp
Cocfficcint for pile friction kocfisien gesckan Dada tiang c. B. ).
Coefficient Resritution koefisicn restitusi n
Tcnsion coefficient koclrsicn tirik K,,
Earth rrrcssurc coefficicnt koefisicn tekanan tanah K.
Cocflicicnt of carth Drcssurc at rcst kocfisicn tckanan tanah at-rcst K.
Cocfficicnt of nassivc carth nrcssurc ko.-'fisicn (ckanan tanah nasil' K.
\,!I MANUAL PCNDASI TIANG

Dclinition Definisi Lambans Satuan


Cohcsion of soil kohesi tanah C, kg/cm'. t/m'
Width of oile sroun lebar kelomook tians B" cm,m
Width of foundation lebar pondasi B cm, m
Area ol'rrilc slceve luas oenamoans selimut tians As cm-, m-
Arca of'nile cross scction luas oenamoans tiang Ap cnt-, m-
Horizon(al modulus of subgrade moduius horisontal subsrade Kr' ke/cm',t/mr
rcaction reaction
Modulus of subgrade rcacrion modulus subgrade k. ke/cm'
Vertical modulus of suberade modulus subgrade arah K" k-e/cm',t/m'
reaction vertikal
lr{odulus of soil modulus tanah E. krycil:-
Modulus of pile modulus tians En ks/cm-
Subgrade modulus modulus variasi T',lr kg/cm'
Critical length Paniane kritis L.. cm, m
Leneth of pile sesment Danlang segmen [lang I cm.m
Length of pile oanians tians L cm, m
Overburden prcssure penambahan beban AP .t/m-
Settlement Denurunan S cm, m
Elastic settlemenl Denurunan eiastis S. cm.m
Pile grouo sertlement Denurunan kelomook tians S" cm.m
Poisson's ratio Posson's ratio tanah Us
Set set S r-I11. ITI
Pile soil friction angle sudut seser tanah-tiane 6 '(deraiat )

Skin friction tahanan selimut pada segmen i O-, ks. ton


Ultimate skin friction caoacirv tahanan selimut ultimit o.,,,, ks. ton
Static Resisrance tahanan statik R. ke/cm-, thr-
End bearine caDacitv lahanan uiuno o" k!. ton
Unit point resistance tahanan uiunq satuan q kg/,-rn-.t/nr-
Ultimatc end bearins carracitr' tahanan uiune ultimit Qnutr k.. ton
PENDAHULUAN

i. I. TUJTJAN
Tujuan dari buku manual ini adalah untuk Lingkup bahasan meliputi :
memberikan data dasar, prinsip dan metoda . Konsep umum mengenai pondasiTiang
untuk digunakan dalam perencanaan, . Penyelidikan Tanah untuk perancangan dan
. perancangan, konstruksi, pengendalian mutu
Konstruksi Pondasi Tiarrg
dan evaluasi pondasi tiarrg. . Perancangan dan lvletoda Konstruksi
Pondasi Tiang, baik Tiang pancang maupurl
Tiang Bor
1.2. LINGKUP BAHASAN ' Kelompok Tiang
Manual ini memberikan irrformasi umum untuk
. U-ii pembebanan' dan pengendalian Mutu
pemilihan, perancangan dan konstruksi pondasi PondasiTiang
tiang. Pondasi tiang tunggal darr kelompok tiang
dengan beban aksial dan tateral dibahas. Contolr
dari metoda yang diuraikan didalam buku ini 13. FUNGSI PONDASI TIANG
diberikan untuk memudahkan para pemakai
buku manual ini urenerapkan teori Secara umum. pondasi tiang adatah elenren
dan
nrengaplikasikan konsep perancangan yanq struktur yang berlirn-esi nreneruskarr beban
nrutakhir. Disamping itu diberikan dara data kepada tanah, baik beban dalam arah vertikal
unrut.lt nrengenai tiarre yang dapat digunakan maupult lrorisorrtal. Nantun denrikian furrgsi
oleh penrbaca utrtuk nrenrilih pondasi tiang lebilr dari itu dau penerapannva
-ienis tiang atau tuntuk nrasalalr nrasalah lain ctrktrp [ranvili-
.ierris alat pemancang, alat bor dan alat alat lain
trrrtuk irrstalasi tiang kedalant talrah. diantaranva:
MANUAL PONOASITIANG

l. Untuk memikul beban beban dari struktur (2) Tiang Bor


atas Sebuah tiang bor dikonstruksikan dengan cara
2. Untuk menahan gaya angkat (up-lift force) penggalian sebuah lubang bor yang kemudian
pada pondasi atau dok dibawah muka air diisi dengan material beton dengan memberikan
3. Untuk memadatkan tanah pasiran dengan penulangan terlebih dahulu.
cara penggetaran. Tiang ini kernudian
ditarik lagi. Kedua jenis tiang diatas dibedakan karena
4. Untuk mengurangi penurunan mekanisme pemikulan beban yang relatif tidak
5. Untuk memperkaku tanah dibawah pondasi sama drrn konsekuensinya secara empirik
mesin, mengurangi amplitudo getaran dan menghasilkan daya dukung yang berbeda,
frekuensi alamiah dari sistem. pengendalian mutu secara berbeda dan cara
6. Untuk memberikan tambahan faktor evaluasi yang tersendiri untuk nrasing masing
keamanan, khususnya pada kaki jembatan jenis tiang tersebut.
yang dikhawatirkhn mengalami erosi.
7. Untuk menahan longsoran atau sebagai
soldier piles. 1.5. PERSYARATAN PONDASI TIANG

Suatu faktor keamanan biasanya digunakan Beberapa persyaratan yang harus dipenulii oleh
untuk rrrenghindari penurunan secara berlebih suatu pondasi tiang yaitu :
yang dapat membahayakan sruktur diatasnya.
Pondasi tiang juga digunakan untuk menahan l. Beban yang diterirna oleh pondasi tidak
beban miring, beban lateral atau gaya angkat melebihi daya dukung tanah untuk
(up-lift) dan momen. menjamin keamana:r bangunan
2. Penrbatasan penurunan yang tbrjadi pada
Pondasi tiang memperoleh daya dukungnya dari bangunan pada nilai yang dapat diterima
gesekan anta.ra selimut tiang dengan tanah dan 1'ang tidak nrerusak struktur
dari tahanan ujungnya. Kedua komponen 3. Pengendaliau atau pencegahan efek dari
tersebut dapat bekerja bersama maupLrn terpisah, pelaksanaan konstruksi porrdasi atatt saliart
namun demikian pada suatu pondasi tiarrg atau pekerjaan pondasi yans lain tttttuk
urrumnya salah satu dari komponen tersebut nrembatasi per-{erakan bangr-tttati zrtatl
dapat lebih dominan. Tiang yang memiliki struktur lain disekitarnya.
tahanan ujung lebih tinggi dari tahanan
selimutnya disebut tiang tahanan tjung (tip
bearing pile! sebaliknya bila tahanan 1.6. PEI.IYELIDIKAN TAI.IAH
selimutnya lebih tinggi maka disebut tiattg
gesekan (friction pil es). Penl'elidikan tanah diperlukan tttrtttk
menentukan pilihan -ienis pondasi. dat'a
dukungnya, dan untuk tnerteutltkatr tttetodc
I.4. KLASIFIKASI PONDASI TIANG konstruksi yang efi sien.

Berdasarkan metoda instalasinya, pondasi tiang Karakteristik tanah amat bervariasi dan dapat
pada umumnya dapat diklasifikasikan atas : berubah drastis hanya dalam jarak beberapa
meter. Tujuan langsung {ari penyelidikan tanah
(11 Tiang Pancang adalah untuk menentukan stratigrafi atai
Sebuah tiang yang dipancang kedalam tanah pelapisan tanah, menentukan sifat sifat fisis dan
sampai kedalaman yang cukup untuk teknis tanah, khususnya kuat geser dan sifat
menimbulkan tahanan gesek pada selinrutn5'a kemampatannS,a. Secara ulruln ttljttan )/allg
atau tahanan u-iungnya disebtrt portdasi tiang ingin dicapai adalalr
pancang. Pemancangan tiattg dapat dilakukan
dengan memukul kepala tiang derrgatt paltt atatt I . \'lemberikatt pandattgatl patldangan tell{ang
getaran atau dengau penekattan secara Iridrolis. kelayakan suatu Iokasi utttuk Prolrcli cl',''
aspek kondisi tanalt.
PENDAHULUAN

2. Menentukan karakteristik tanah dan rnelintang melalui beberapa titik bor akan lebih
lra * kemurrgkinan perilakunya akibat memudahkan untuk mengevaluasi kondisi tanah
an pembebanan, menafsirkan data tersebut dan dalam arah potongan tersebut
i
atl digunakarr untuk merekomendasikan
perancangan, metode konstruksi dan cara Langknh 2: Penentuan Kedalaman Pondasi
pengamatan
rna Tentukan lapisan pendukung yang cukup baik
ak dan dapat memikul beban berdasarkan profil
rik 1.7. PENGETAHIJAN TENTANG KONDTSI tanah di lapangan. Bila terdapat lapisan
Ja" LAPANGAN kompresibel dibawahnya, pondasi dapat
r.ra dipe:'.iaiam atau perkiraan penurunan perlu
tlg Pengetahuan tentang kondisi lapangan amat diantisipasi. Bila lapisan tanah keras tidak
diperlukan untuk memilih dan melaksanakan didapatkan hingga kedalaman tertentu, tiang
pondasi tiang. Pengamatan mengenai kondisi dapat dirancang sebagai tiang tahanan gesek
lapangan meliputi pengamatan visual di (f;iction piles)
lapangan dan didaerah sekitarnya dan
pengetahuan mengenai konstruksi pondasi tiang Langkah 3 : Fenentuan Jenis Pondasi Tiano
leh didekat lokasi proyek.
Tentukan jenis pondasi tiang baik tiang
Pengamatan lapangan dapat memberikan pancang atau tiang bor atau pondasi khusus
lak informasi mengenai adanya hambatan atau berdasarkan pertimbangan beberapa faktor :
ruk bangunan atau struktur lain didaerah tersebut. . Daya dukung aksial dan lateral
Jalan akses masuk ke proyek juga menjadi . Ketersediaanperalatan
rda bahan pertimbangan. Aspek penting diantaranl,a . Pengalaman konstruksi di lokasi
lTIa lebar sempitnya jalan masuk, lokasi utilitas proyek
c
umum, topografi, ketersediaan air dan . Pertimbangan lingkungan (suara,
lari kemungkinan alat alat masuk kedalam lokasi. getaran, jalan akses, dan lain lairr)
iau . Ekonomi (biaya)
tuku
tau I.8. PROSEDUR PERANCANGAN Langkah 4 : Perancangan Pondasi Tiiang
PONDASI TIANG
Prosedur perancangan pondasi tiang mengikuti
Prosedur perancangan pondasi tiang pada cara yang umum yaitu penentuan daya dukung
I
umumnya mengikuti 6 langkah sebagai berikut. ujung tiang, daya dukung gesekan selimut dan
daya dukung lateral. Peralihan lateral pada
tuk Langkah I: Menentukan pro.fil tanah berbagai kombinasi beban biasanya ditentukan
a)'a
untuk mengetahui kemampuan pondasi menahan
ode
Penggambaran profil kadar air dan batas batas beban lateral.
Atterberg, menentukan kuat geser undrained
dari uji triaxial UU atau uji geser baling (vane- Masalah yang cukup lrirri dengan perancangan
rpat
shear) dan menggambarkan hasil uji lapangan adalah nrenentukan parameter tcmah ),ang tepal .
apa
(in-situ test) bila mungkin. Muka air tanah juga Dalarn banyak hal, meskipun metode analisis
nah
perlu ditetapkan. untuk daya dukung tiang cukup banyak dan
rtai Pada lapis tanah yang kompresibel perlu dapat memberikan jawaban yan-q benariasi.
dan
dilakukan uji konsolidasi dan padq tanatr tetapi kesalahan yan-e terjadi akibat kekeliruarr
rifat
ekspansif perlu digambarkan profil potensi paranretertanah adalah lebih fatal (Peck, 1988).
ang pengembangan.
Lartgkoh 5: Parrcntuan Konrytosisi Tiang
Untuk evaluasi perilaku tiang terhadap beban
ang
lateral, rnodulus subgrade ditentukan. Bila Berclasarkan beban bebarr struktur atas.
dari
terdapat beberapa pemboran dan u-ii sondir. korlposisi atau perrgelompokarr tiang
qanrbarkan penampang potorrgan melalui titik ditentukan. I)ada bebarr bet.tarr yanq kccil
! litik u.ii tersebtrt. PerrqqanrLrararr penanrpal'rs kenrurtgkinan bcbarr

G
4 MANUALPINDAST nANG

dipikul oleh tiang tunggal sedangkan pada beban


aksial dan momen yang besar, kelompok tiang
dirancang dalam sebuah pile-cap. Penurunan
pondasi tiang baik secara individual maupun
dalam kelompok diperkirakan.

Longkah 6: Penqaruh Konstruksi pada


Bangunan disekitar Prqtek

Evaluasi perubahan daya dukung pondasi dari


bangunan disekitar proyek dan perubahan muka
air tanah akibat konstruksi pondasi. Pengaruh
penggalian pada kestabilan tanah disekitar
proyek dan pengaruh vibrasi akibat
pemancangan dievaluasi

TERKAIT PADA
1.9. ASPEK
PELAKSANAAN PONDASI TIANG

Untuk studi pondasi, baik perancangan, metoda


konstruksi dan pengendalian mutu, perlu
dipertimbangkan beberapa aspek terkait berikut
rneskipun manual ini tidak mencakup semuanya.

1. Perqtaratan Secara Hukunt


a.. Proteksi bangunan sekitar proyek
b. Pengarvasan Pekerjaan
c. Keselamatan Umum

2. Prosedur Konstruk.;i dan Permasalahan


a. Urutan konstruksi sesuai dokumen
b. Stabilitas rerhadap galian
c. Pengaruh pemancangan tiang
d. Pengartrlr timbunan atau stock-piles
terhadap bangunan yang telali ada
e. Pengaruh dervatering
f. Penyembulan (heavirrg)
g. Adarrl,a utilitas dibawah bangunan
KONSEP PERANCANGAN
PON DASI TIANG

2.1. MEKANISME PEMIKULAN BEBAN menunjukkan distribusi pemikulan beban di titik


PADA PONDASI TIANG A.

Pondasi tiang mengalihkan beban kepada tanah Bilamana beban dinaikkan hingga titik B maka
melalui dua mekanisme : gesekan selimut dan sebagian dari gesekan selimut dibagian atas
tahanan ujung. Kedua komponen ditunjukkan tiang mencapai ultimit dan tcrjadi gelincir
oleh gambar 2.1. Cesekan selimut diperoleh antara tiang tanah. Pada saat mana ujung tiarrg
sebagai akibat adhesi atau perlas,anan geseran bergerak dan tahanan ujung mulai di nrobilisasi.
antara selimut tiang dengan tanah disekitarnya, Jika beban dilepaskan lagi maka kepala tiang
sedangkan tahanan ujung timbul karena desakan tidak akan kembali ke posisi semula rnetainkan
ujung pondasi terhadap tanah- ke titik C, meninggalkan suatu penurunan tetap
(permanent set) sebesar OC. Pergerakan yang
Jika pondasi tiang dibebani, akan menghasilkan dibutuhkan untuk memobilisasi gesekan ultirnit
kurva beban-penurunan seperti ditunjukkan oleh pada selimut tiang umumnya amat kecil (0.3 -
gambar2-2. 1.0 o/o dari diameter tiang atau berkisar 2.0 - S.0
mm) sedangkan unhrk mernobilisasi talrarrarr
Pada awalnya sistenr tian_9 tanah berperilaku ujung tiang dibutuhkan ger-akan ),ang letrih
secara elastis. Terbentuk garis lurus sanrpai titik besar. Oleh karena itu gesekan selirnrrr trltirrrit
A dan jika beban dilepaskan, kepata tiarr-q akan tercapai lebih dahulu. Bilanrana beban ditanrbalr
kembali ke posisi senrula. pada kondisi terus, nraka tahanan selimut tian-e tidak dapat
pembebanan ini seluruh bebarr nrasih dipikul lebih tinggi dan [reban lreban berikutrrva
oleh talranan selinrut pada tiang. Cambar 2.3.(a) dialihkan kepada tahanarr uitrng tiang.
MANUAL PONDASI TIANG

+o oleh gambar 2.3. Dimana pada titik D baik


tahanan selimut tiang maupun tahanan ujungnya
mencapai nilai ultimit.
IJeban pada
kepala tiang Beban ultimrr
Cesekan selinur pada iiarlg
matsimum

l"
I Kaki tiang

I A) ft) G) uJung ultirnit

a, ttt Cb.2.3. Distribusi Pemikulan Beban pada Pondasi


*l"F Tians di titik A (a). B (.b) dan D (c).

Gb..2.1. Mekanisme Pensalihan Beban pada Tanah Konsep yang rnemisahkan gesekau selinrut dau
Melalui Pondasi Tianq (Coduto. hal 315) tahanan ujung pondasi tiang merupakarr dasar
perhitungan daya dukung tiarrg carao statik.
0 B€ban
Persamaan dasarnya rnengarnbil berrtuk sebagai
berikut :

Qu : Qr + O" 'L{'t,

c
d dimana:
tr
E Q, : daya dukung ultirnit tiang
6
a. Q, = daya dukung ujurt-e (selinrut)

Q, = daya dukung selinrut (ultirnit)


Wt, : berat tianc

Komponen Qo dan p" ditunjukkan pada


tahap pembebanan akhir (gambar ?.3-c.). Berat
Cb. 2.2. Kurva Beban - Penurunan tiang, Wo, umumnya amat kecil dan dapat
d iabaikan.
Ketika mobilisasi tahanan ujung rercapai penulr
(titik D), tiang bergerak terus kebarvah tanpa
disertai peningkatan beban yan_e berafti. Kondisi
2.2.DAYA DUKUNG IJIN DAN FAKTOR
inilah yang disebut daya dukun_q ultinrit pondasi T(trAJ\{ANAN
tiang.
Daya dukung ijin pondasi tiang. Q,, . uutuk
Distribusi pen-rikulan bebarr oleh tanah pada bebarr aksiaI unr.unnya diperoleh dengart
pondasi tiang ketika mencapai ririk B dan saal nrentbagi da1'a dukung trltinrit dengiirt sualu
rnencapai beban ultirnit (titik D) ditLrn-iukkan laktor kcanranarr baik sccara kcsclrrrtrltarl atarr

I'
KONSEP PERANCANGAN PONDAS, TTANG

derrgan nrasirrg rnasing faktor keamanan pada Pengendalian Kurang : tidak ada uji
selimut tiang dan pada tahanan ujungnya.
i.
baik
pembebanan, kondisi tanah sulit dan
bervarias i, tetapi penguj ian tanah. dilakukan
;nya
Qo = Q,,/ F.K. dengan baik. pengawasan kurang.
4. Pengendalian Buruk: Kondisi tanah amat
mrt
e^ =9.S!
FK, FK,
buruk dan sukar ditentukan, penyelidikan
tanah tidak memadai.

Penentuan faktor keamanan, F.K., tergantung


Untuk beban aksial tarik dianjurkan
menggunakan faktor keamanan yang lebih tin-egi
beberapa hal diantaranya :
karena keruntuhan akibat beben-tarik umumnva
. lebih bersifat tiba" tiba. OIeh sebab itu
Jenis dan Kepentingan Struktur
dianjurkan menggunakan faktor keariranan 1.5
. Variasi Kondisi Tanah kali dari tabel diatas. Berdasarkan kriteria_
. Tingkat Keandalan penyelidikan Tanah kriteria diatas maka faktor keamanan dapat
. Bairyak dan Jenis pengujian Tanah ditentukan berdasarkan tabel berikut :
. Ketersediaan Data Uji penibebanan didekat
lokasi
ukurE
. Tingkat Pengawasan dan pengendalian (Sumber: Reese & O,Neill. i9g9)
rltimit
Mutu Pekerjaan pondasi
si
. Probabilitas Beban Rencana yang akan
terjadi sepanjang Masa Bangunan Klasifikasi Bangunan Bangunan Bangunan
StruL:tur Monumental Permanen Sementara
Probabilitas
Untuk menentukan faktor keamanan dapat
lau digunakan klasifikasi struktur menurut pugsley
Kegagalan l0-5 l0{ l0-3
yang dapat
sar (1966) sebagai berikut : diterima
:ik." FK
gai l. Bangunan Monuntentctl umumnya lnemiliki (Pengendali 2.3 2.0 t..4
umur rencana melebihi 100 tahun. seperti an Baik)
Monas, Monumen Garuda Wysnu Kencana, FK
Menara Jakarta, Jembatan Besar dan lain (Pengendali 3.0 2.5 2.0
lain an Normal)

2. Bangunan Perntanen. umumnya bangunan FK


(Pengendali 3.5 2.8 2.3
gedung, jembatan jalan raya dan jalan
an Kurans'l
kereta api, memiliki urnur rencana 50 tahun
t) FK
3. Bangunan Sentenlara, umur rencana kurang (Pengendali 4.0 3.4 2.8
r it) dari 25 tahun bahkan rnungkin han1,a an Buruk)
beberapa saat selama konstruksi.

Faktor faktor lain ken'rudian ditentukan


Lda
berdasarkan tingkat pengendaliannya pada saat
rat konstruksi.
)at l. Pengendaliatt Baik : Kondisi tanah cukup
homogen dan konstruksi didasarkan pada
program penyelidikan tanah dengan tin_ekat
profesional, terdapat informasi uji
di lokasi proyek atau dekat
pembebanan
lokasi dan pengawasan konstruksi
dilaksanakan ketat.
2. Pengendalian Normal : situasi yang paling
ruk
umum. Hampir sama dengarr kondisi diatas
alt
hanya saja kondisi tanah ben ariasi darr
rlU
tidak tersedia data pengujian tiang.
llU
PENYEI-IDIKAN TANAH
U NTU K P E RI\N CAN GAN
PON DASI TIANG

3.I. PENDAHULUAN drastis dalam jarak beberapa nteter. OIeh sebatr


itu penyelidikan tanah harus dapat mencakup
Penyelidikan tanah diperlukan unruk informasi kondisi tanah sedekat rnungkirr
nrenentukan stratifikasi (pelapisan) tanah dan dengan kerryatdan untuk meugurangi resiko
karakteristik teknis tanah sehingga perancangan akibat variasi tersebut darr junrlahnl,a cukup
dan korrstruksi pondasi dapat dilaksanakan utttuk menentukan rancangan )/ang nrendekati
dengan ekonomis. Biasanya infornrasi dari trasil kenvataan. Perencanaan pengujian tanah
penyelidikan tanalr tidak lranl,a unruk merliadi bagian dari explorasi tanah darr
perancangar: pondasi sa-ia nrelainkan trnruk perancangan pondasi.
evaluasi dan rekomendasi pekerjaan rang laiu
seperti kestabilan galian dan cara dervatering.
Dengan demikian pihak kontraktor .juga dapat 3.2. TUJUAN PENIITLIDIKAN TANAH
nrenyiapkan peralatan yaltg . sesuai deugau
kondisi tanah dan dapat urenrpcrkirakan bia-r,a I . Untuk nrendapatkarr infornrasi pelapisarr
lebih terinci. tanah dan batuarr
Dari stratifikasi tanah .v,ang diperoleh, dapat
Infornrasi n:engenai pondasi dari baug.urran diketahui lapisau tanah keras yang dapar
sekitar lokasi prrovek, .ialarr. brn.grrrrarr lairi. di-iadikan pendukung unluk pondasi,
fasilitas tcrtiulatn (trudergrotrnd faciliries) clarr kctcbalart lanah \rang kc'rntltresitrcl clarr
lain Iain perlu cliperolch scbelrrrrr pr.oscs variasi kondisi tanalr
l)erallcil ngatl.
2. Untuk rnenclapatkan in[ornursi rrrtrkrr ail lirnalr
Karaktcristik tarrah pada suatu lokasi pacla Pada lretrgttnart viulg rncnrllrrrr-r'li litntiri
unluuul.\,il alltat r,ariabcl c.|;rrr drrpai [rcrtreciu ['rc-sructt diperltrkan irrlbrrnasi tirrggi nrtrlil lrir'
PENYELIDIKAN TANAH UNTUK PERANCANAAN PONDASI TIANG

tanah, agar dapat ditentukan besarnya


tekanan pada besmen baik tekanan pada Informasi lain yang dapat dikumpulkan adalah
' dinding besmen maupun besarnya Eaya kondisi geologi, kegempaan regional, peraturan
angkat (uplift). Selain itu juga perlu setempat, dan besarnya beban dari struktur,
dipertimbangkan metoda konstruksi dan informasi ini akan membantu ahli geoteknik
sistem dewatering. memutuskan tahap penyelidikan selanjutnya.

3. Untuk mendapatkan informasi sifat sifat fisis 3.3.2. Penyelidikan tanah awal
dan sifat sifat mekanis tanah/batuan
Sifat sifat fisis tanah adalah karakteristii- dari Pada tahap ini dilakukan pemboran dan uji
suatu material yang diperoleh secara alami. lapangan dalam jumlah yang terbatas. Gunanya
Sifat sifat mekanis tanah adalah respon adalah untuk merencanakan .p.enyelidikan tanah
material terhadap pembebanan. Sifat sifat selanjutnya, tetapi pada proyek dengan skala
fisis digunakan untul( klasifikasi tanah kecil, tahap ini ditiadakan. Penyelidikan tanah
sedangkan sifat sifat mekanis untuk awal juga sering digunakan untuk studi
H memperkirakan kemampuan tanah kelayakan.
mendukung beban yang diiencanakan dan
N deformasi pada tanah 3.3.3. Penvelidikan tanah terinci

r\
t
4. lvfenentukan parameter tanah untuk analisis Pada tahap ini, informasi keadaan tanah yang
Dari informasi diatas dapat diturunkan dibutuhkan untuk perancangan dan konstruksi
parameter tanah untuk analisis pondasi atau pondasi dalam dikumpulkan. Informasi ini hams
untuk simulasi proses konstruksi. mencukupi perencana dan kontraktor untuk
menentukan jenis, kedalarnan dan daya dukung
pondasi dan untuk mengantisipasi penumnan
3.3. TAHAP PENYELIDTKAN TANAH yang akan terjadi, masalah yang mungkin timbul
DAN STUDI PONDASI selama konstruksi dan lain lain.

Umumnya penyelidikan ranah dapat Untuk itu pada tahap ini diperlukan sejumlah
dikategorikan atas "confirmatory" atau -pemboran yang dilengkapi dengan SpT,
"exploratory"- Dimana kondisi tanah telah pengarnbilan sampel, sondir, pengamatan muka
batr
(up:
diketahui oleh pelaksana, .maka. kategori air tanah dan penyelidikan lapangan yang lain.
confirmatory lebih menonjol dan sebaliknya Faktor yang menentukan disini adalah skala
kin
pada daerah yang sama sekali baru maka proyek, kepentingan penyelidikan tanah untuk
iko
il.rp
bersifat exploratory. Dalam hal yang kedua perancangan dan konstruksi bangun.in,
maka untuk penghematan sering dilakukan ketersediaan dana, ketersediaan waktu ,jrt.l
iati penyelidikan pendahuluan dan kemudian baru ketersediaan informasi dari sumber sumber yilrrg
ralr
dilakukan peq,elidikan terinci. Informasi lain lain. Pada beberapa proyek besar, beberapa
Jarr
yang penting dalam perancangan pondasi adalah kontraktor melakukan. penyelidikan tanah'
elevasi dari muka air tanah. Umumnya data ini tambahan untuk memastikan bahwa konstruksi
diperoleh bersamadn dengan pelaksanaan dapat dilaksanakan sesuai spesifikasi yang
penyelidikan tanah. tertulis dalam dokumen perencanaan. Analisis
pondasi sebaiknya diikuti dengan pengufian
Tahapan penyelidikan tanah dan studi pondasi pondasi di lapangan.
;a tl
.dapat
mengikuti prosedur berikut :
pa{
3.3.1. Evaluasidan Srudi Kondisi Lapanean 3.4. JUMLAH DAN KEDALAMAN BOR
pat
rs i,
Sebelum diadakan suatu penyelidikan tanah, Jumlah dan kedalaman pemboran amat
larr
diperlukan informasi keadaan di lapangan. bergantung kepada kondisi di lapangan. pacla
Pengamatan mengenai topo_erafi, vegetasi, kategori 'confirmatory', m:l:it
bangunan yang telah ada, jalan akses dan lain kedalaman
!!,1
Iain. Peninjauan seperri ini perlu dilakukan oleh
titi
rir' ; seorang ahli geoteknik.
10 MANUAL PINDASI rtANG

pengujian pada umumnya dapat ditetapkan 3.4.2. Kedal-aman Pemboran


secara lebih pasti, tetapi pada kategori
'exploratory' maka kedalaman pemboran Pemboran harus dilakukan hingga kedalaman
ditentukan berdasarkan prinsip prinsip umum dimana lapisan tanah keras (umumnya
dalam penyelidikan tanah. Namun demikian, diasumsikan nilai Nsrr ) 50) dicapai beberapa
beberapa pedoman dapat digunakan. meter (sekurangnya 3 kali pembacaan nilai
Nsrr)
Perencanaan penyclidikan tanah meliputi
penentuan banyaknya titik bor, kedalamannya, Bila dibawah lapisan keras masih terdapat tanah
jumlah sampel yang hendak diambil dan diuji di kompresibel, maka pemborari diteruskan kecual i
laboratorium, test pits, pengamatan muka air jika lapisan tersebut tidak alian mengakibatkan
tanah dan lain lain. penurunan yang berlebihan.

Biasanya, kecuali jika kondisi tanah setempat Bila terdapat rencana penggalian, maka
diketahui dari laporan geologi atau pengujian kedalaman pemboran di lokasi tersebut
terdahulu, jumlah pekerjaan penyelidikan tanah sekurangnya 1.5 - 2.0 kali kedalaman galian.
dapat mcngalami perubahan selama pelaksanaan Batas atas dilakukan bila kondisi tanah lembek.
di lapangan. Hal ini adalah untuk memungkinkan analisis
kestabilan lereng. galian dan mengevaluasi
3.4.1. Jarak dan Jumlah Titik Bor kemungkinan penyembulan (heave). Bila
didapati lapisan aquifer, maka pemboran
Bila kondisi tanah cukup homogen, maka mungkin dapat lebih dalam lagi.
jumlahtitik bor dapat dikurengi- Tetapi bila
pelapisan tanah amat acak, maka sejumlah titik Bila kaki pondasi tiang diharapkan masuk
bor dibutuhkan untuk dapat menggambarkan kedalam batuan, maka pemboran dilakukan
potongan melintang melalui titik titik bor sekurangnya 3.0 m kedalam lapis batuan
tersebut. Jumlah dan jarak pemboran tergantung tersebut.
darijenis struktur dan beberapa faktor lain.
Untuk struktur yang berat seperti bangunan
titik bor untuk pekerjaan pondasi
Jarak antara tinggi, satu titik bor perlu diiakukan hingga
tiang pada abutment jembatan umurffrya mencapai batuan dasar bila kondisi
dikonsentrasikan pada lokasi abutment. Untuk memungkinkan. Tabel 3.2. adalah kedalaman
bangunan gedung bertingkat, pada umumnya minimum pemboran yang perlu dilakukan
sebuah titik bor mewakili hingga radius 20.0 - menurut Sowers (1979)
30.0 m. Tiga buah titik bor untuk sebuah tower
disepakati sebagai jumlah minimum di DKI Tabel 3.2. Kedalaman Minimum Pemboran
Jakarta. Untuk pekerjaan jalan, jarak pemboran
berkish'i 50 m - 200 m. Sowers (1979) Jenis Struktur Kedalaman Bor
memberikan anjuran untuk penentuan jarak
' i i;i':i:r1:ii'r;4; '(m)'
antara titik bor (tabel 3.1) yang dapat dipakai Sempit dan Ringan 3 .S 0'7
sebagai acuan.
Luas dan Berat 6 S0'7

dimana S adalah banyaknya lanthi dalam gedung


Tabel 3.1. Pedoman-Penentuan Jarak.Titik Bor tinggi.

rehii stndduii: {.ijJarak'Tifk Boi


: 3.5. TEKNIK PEMBORAN
... l: (m) ::.
Geduns Tineei t5-45 Teknik pemboran umum dipakai dalam
Bansunan Industri 30-90 penyelidikan tanah untuk pondasi dalam'
Dengan pemboran, contoh tanah dan batuan
dapat diambil dan diuji di laboratorium untuk

I
PENYELIOIKAN TANAH UNTUK PERA^TCANGAN PONDASI
TIANG 1I.

klasifikasi dan pengujian sifat fisis maupun sifat Pemboran basah dapat dilakukan dengan atau
mekanisnya. tanpa casing. Casing digunakan bila dijumpai
ma; tanah pasiran karena umurmya rirnruh ke dalam
E
'mya 3.5.I. Bor Tangan lubang bor tanpa adanya casing.
rapa
nilai Bor tangan digunakan untuk pengambilan
sampel pada kedalaman maksimum 6.0 m. Alat
yang digunakan berupa suatu auger yang Ciputar
rnah yara manual. Bila pemboran dilakukan dengan
uali dibantu oleh mesin kecil maka kedalaman dipat
:kan mencapai I0.0 m.

Pada umumnya bor tangan digunakan untuk fting bail


raka kedalaman 5.0 - 6.0 m saja dan hanya untuk Water swivel
:but mendeteksi tanah dekat permukaan Water flow
ian. Driil rods
rck. Tiller
is is Wash tee
rasi - Water
discharge
lila to sump
rran Coupling pple
Casing Drive shoe
Chopping bit
suk
kan
uaI}
Gbr. 3.2-. Bor Basah (Wash Borins)

nart P embo ran P e rkus i ( p erc uss io rt D rilting )


ooA
b6*
disi " Pemboran dapat dilakukan dengan cdra
nan
memukul mukul alat bor . kedalam lubang
kan
dengan diameter 600 mm. Tanah yang terpotong
bercampur dengan air menjadi bubur (ifurfy).
Gbr.3.l. BorTangan Bubur ini secara berangsur angsur dikeluarkan
dengan bailer atau pompa lumpur.

3.5.2. Bor Mesin Jenis tanah diidentifikasi dari lumpur yang


diangkat keluar. Kejelekan dari cara ini adalah
Bor Basah (Wash Boring) karena tanah mengalami gangguan yang besar
sehingga sampel yang diambil memiliki kualitas
Pemboran basah dilakukan dengan cara rendah.
kombinasi pemotongan dan jening ,ii k"d"lu.n
tanah. Hasil pemotongan tanah diangkat keatas Bor Kering (Rotary Dritting/ Dry Coring)
rng
dengan aliran air bertekanan mela=lui casing.
Cara ini tidak dapat digunakan untuk Metoda pemboran dengan cara kering (rotary
mengambil sampel dan fungsi utamanya drilling arau dry coring) dilakukan tanpa air,
adalah
hanya- untuk pemboran. Untuk pengambilan dengan menggunakan rotasi pada mata bor
lam
sampel, alar pemorong (chopping bit) dinaikkan (drill-bit) bersamaan dengan pinekanan unruk
keatas dan diganti dengan taUung iontoh membuat lubang bor. pelaksanaan pemboran
am. tanah.
Lran
Jenis tanah diidentifikasi ,".uiu visual dari dengan cara ini memerlukan waktu yan_t lebih
tuk material yang terbawa oleh air pencuci. Iama daripada menggunakan metode bor basah.
;.
12 MANUALpoNDAStnANG

Bor kering memiliki keuntungan karena dengan


metoda ini contoh tanah dapat disimpan pada
core-box dan diidentifikasi secara visual.
Disamping itu cara ini umurrrnya dapat
digunakan pada jenis tanah apapun dan dapat
untuk membor batuan. r
t
t
I
I
-I
[;
!\

Pulley wheel

Gbi. 3.5. Pemboran Kering (Drv Borine)

3.6. PENGAMBILAN CONTOH TANAH

Pengambilan contoh tanah dapat berupa conroh


tanah terganggu (disturbed samples) atau conroh
tanah asli (undisturbed samples). Contoh tanah
Cbr. 3.3. Bor Perkusi (percussion Drilline) terganggu dapat dilakukan den*san au,qer atau
dari tabung SPT. Contoh tanah yang diperoleh
sekurang kurangnya 0.5 kg, merupakan jumlah
minimum untuk pengujian di laboratorium.

Contoh tanah asli diasumsikan sebagai conroh


tanah yang diperoleh dari kondisi aslinya di
Iapangan, dengan tidak mengalami perubahan
struktur, kepadatan, porositas dan kadar airnya.
Namun demikian pada saat contoh tanah
dikeluarkan dari tabung, sesungguhnya contoh
tanah itu tidak lagi asli karena sudah kehilangan
tegangan kelilingnya. Disamping iru penekanan

ry dinding tabung ke dalam ranah jugu


menyebabkan gangguan mekanis.

Gbr. 3_.4. Beberapa Jenis Mata Bor. Agar sampel yang diambil dari lapangan
(a) Surface-set diamond bit (botrom discharge) sesedikit mungkin mengalami gangguan, maka
(.b)
-'Steppe.d' sawtoorh bir
ketebalan dinding tabung harus memenuhi
(c) Tunesten carbide bit
- syarat. Untuk menjamin desakan sekecil
(d) Imoreenated diamond bir mungkin pada tanah, maka ketebalan dinding
(e) 'Diadril' corebit imoreenarcd tabung harus mempunyai rasio luas (area ratio)
(O 'Diadril' corebir imoreenarcd A. kurang' dari lOTa, dimana A, didefinisikan
sebagai :
PENYELIDIKAN TANAH UNTUK PERANCANGAN
PONDASI TIANG 13

o1-o?
o. =47- xtaovo


dimana
Do = diameter luar tabung
m
Di = diameter dalam tabung.

Tabung contoh tanah (open tube sampler)


tipikaUstandar diperlihatkan dalam Gbr. 3.6.
Tabung ini mempunyai diameter 100 mm dan
panjangnya 450 mm. Jenis tabung ini mampu
mengambil tanah lempung dengan kuat geser
k1r1g dari 0.5 kglcrn2. Contoh tanah yang
telah terambil drjaga kadar airnya dengan
menutup tabung dengan parafin atau lilin.
.N

Connection to
rods
.

Exit port

Non-return valve a.r.e(,B a--rtiOr^r^!

Sampler head Gbr. 3.7. Fixed piston Sampler


T" Overdrive
space
3.7. PENGUJIAN LABORATORTUTV{
nroh
ntoh Optional sampler
liner C..o11ohtanah yang diperoleh dari pemboran
rnah
ataq
diuji di laboratorium untuk klasifikasi dan
pengujian sifat mekanisnya. Tujuan pengujian
Iaboratorium adalah untuk - *"narpu*un
cleh
nlah
parameter yang dibutuhkan untuk analisis.
D

Klasifitcasi, Berat Isi;i dan pengujiart Indeks


rtoh
Tanah
rdi
Lhan
nya. Cutting shoe
Pengujian rutin untuk tanah adalah uji
klasifikasi, berat isi dan pengujian indeks
.nah ranah.
Yang termasuk dalam jenis
rtoh fengu;ian ini adalah
gan
nan
uga
. Kadar Air ( w )
o Berar Isi Tanah (y)
. Berar Jenis Tanah (Gs)
gan Bila tanah amar lembek, maka tabung
o Batas Batas Atterberg (wo, wj
raka akan membantu banyak karena "*nr**
ini tidak . Uji Gradasil Saringan dan Hidrometer
ruhi sampel amat besar. Untuk jenis
tanah ini harus Uji Kuat Geser
ecil digunakan piston sampler. Ukuran
ling diameter
tio)
piston sampler dari si - zso m-. Ct.. a.z Kuat geser tanah mempunyai pengaruh yang
memberikan ilustrasi fixed piston
k^t sampler besar dalam Perancangan Pondasi
sehingga
b
14 MANUALpoNDAslnANc

salah satu tujuan penyelidikan tanah yang hubungan antara tegangan normal tersebut
penting adalah untuk menentukan parameter dengan tegangan geser saat runtuh. pengujian
B
tersebut. Beberapa uji laboratorium yang umum dilakukan tiga kali dengan tegangan normal
digunakan adalah uji geser langsung, uji triaxial, yang berbeda dan hasilnya di plotkan (Gbr.
dan uji kuat tekan tidak terkekang (Unconfined 3.8.b.) untuk mendapatkan nilai kohesi (c) dan
Compression Test). sudut geser dalam, $.

Uji Geser Langsung DhludrL Uji Kuat Tekan Tak Terkekang (Unconfi.ned.
Compression Test).
TcgtsStooclorl
Pt , bcb.o

Dial gaugc
umrkmcaguhr
pa'gcrak!: ldcrsl

Dhl ieg. lo. ee.iog


dtoga ln Prlp& rhlcllE

Soil E@1.
lo rh..( box Gca.box .nd6.nk lor
mlyiog rtu.tirq fo'G

W.i!fi[ ltr
kngoJr{ ryilI lo.r

Gbr. 3.9.a. Alat Uii Unconfined Compression Test

Ghr. 3.8.a. Alat Uji Geser Langsung Cqrloh tanah

Garis kerurarh-an

b
oo
tr
u Nornor titik uji
6
&
F
:
b
Tegangan normal
@
c
Gbr. 3.8.b. Hasil Uii Ceser Langsune oo

o
F ,: =0 o, = Gayaaksial
Ukuran contoh tanah dalam uji geser langsung
umurnnya 60 mm dan penggeseran dilakukan .tt
Tegangan normal
hingga 6 mm. Contoh tanah diberi tegangan
normal kemudian digeser untuk menentukan Cbr. 3.9-b. Hasi.l Unconfined Conrprcssion Tcs!
PENYELIDIKAN TANAH UNTUK PERANCANGAN PONDASI TIANG
l5
Merupakan cara uji yang sederhana untuk tanah keliling untuk menentukan . perilakunya.
ebut kohesif. Contoh tanah silinder ditekan dengan Konfigurasi alat uji diberikan pada Gbr. 3.i0.
uran kecepatan konstan hingga runtuh. Cara ini dan uji yang lazim digunakan addlah :
rmdl umumnya memberikan kohesi yang lebih rendah
Gbr. karena peniadaan tegangan keliling.
dan
Uji UU (Unconsolidated Undrained) : tegangan
sel diberikan dalam kondisi air dalam contoh
Uji Triaxiat tanah tidak teralir. Demikian pula saat
ined
penggeseran, . air tidak diberi kesempatan
Pada uji triaxial, contoh tanah diberi regangan mengalir sehingga pembebanan dalam kondisi
keliling sebelum digeser. Cara ini adalah yang undrained.' Hasil uji tipikal dltgnjukkan pada
paling ideal untuk penentuan kuat geser tanah. gbr. 3.10.b.
Contoh tanah diuji dengan tiga buah tegangan

Pistcr

Kc ala
--. ukurtckrrun
Pcrnbcrien
tekanan
I"
)",

on: 5 kg/cmz

cn : t kgrtm2

o1.O5lg/cmZ

Tcganganpunk

.o
x
Tcg[E rt
lEc
CI
d
oo 6
c E
d
OD s
o
t-. Fo

TcgrrSan no.6d

Gbr. 3.10. Uii Triaxial UU. CU dan CD


(a). Konfigurasi Alat
(b). Hasil uii UU dan CU
a
16 MANUAL poNoASt nANc

Uji CU (Consolidated Undrainedl : konsolidasi Uji konsolidasi rerutama adalah untuk


tanah dilakukan dengan memberikan tegangan rnenenrukan sifat kemampatan tanah dan
p sel, kemudian saat penggeseran, aliran air kecepatan pengaliran air dalam satu arah yang
ditutup (undrained). merupakah fenomena konso lidasi.

Uji CD (Consolidated Drained): pada uji CD


tanah diberi kesemparan berkonsolidasi dibawah
3.8. UJr LAPANGAN (rN-srTU TBST)
tegangan sel dan pengujian diberikan amar
lambat dalam keadaan air dari contoh tanah Uji lapangan menjadi populer karena dapar
teralir sehingga terjadi perubahan volume pada
memberikan informasi profil tanah secara
contoh tanah tetapi tekanan air pori nol.
kontinu dan dewasa ini telah dikembangkan .

untuk perancangan pondasi tiang langsung


dengan korelasi empirik.
Uji Konsolidasi
Bcban rckan
3.8.1. Uji Sondir

'lapangan saat ini


Pcnyalur bcban .Uji sondir merupakan salah satu uji
yang telah diterima oleh para prattisi
Blru pori
dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah
menrrnjukkan manfaa( untuk pendugaan profil
atau pelapisan (stratifikasi) tanah karenalenis
Fixed ring consotideme(e,. perilaku tanah telah dapat diidentifikasi dari
kombinasi hasil penibacaan tahanan ujung dan
gesekan selimutnya.
Bcban tekan
Sonciir standar memiliki luas penampang ujun_e
Pcnyalur beban konus se'besar l0 cmr sudut puncal: 604. Luas
selimut 150 cm2. Kecepatan penetrasi 2 cm/det.
Standar alat yang pada saat ini secara luas
diterima tercanrum daiam ASTM D34l l-75T-
;E
Pada sondir mekanis, semenrara penetrasi ujung -e
Floating rlng con s c lrclonre te r L
konus dilakukan mendahului selimutnya, gaya r
2.6 pada konus diukur, kemudian baru penetrasi
ujung dan selimut dilakukan bersama-sama
r
TE
2.4
sehingga tercatat perlawanan roral. Selisih J-
2.2
antara pengukuran perlawanan kedua dan r
OE
pertama adalah gaya yang bekerja pada selimut =E
r 2'O sondir, sehingga gesekan selimui, fs, dapat I
oa
ditenrukan. a{
T
3
hD
t.t
i_
c Penggunaan uji sondir yang makin luas terutama
BE
disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Cukup ekonomis dan dapat dilakukan ulang
't.4
dengan hasil yang konsisten. T

1.2 2. Korelasi empirik semakin andal. o

3. Perkembangan yang semakin meningkat


1.0
I
khususnya dengan ada penambahan sensor
pada sondir Iistrik seperri batu pori dan L
Teglngac €{iJd.if (kd"*r) stress cell untuk mengukur respon tekanan
cor
Iateral tanah.
Cbr. 3.1 l. Uii Konsolidasi (O"Ldonrqrer) 4. Kebutuhan unruk pengujian di lapangan (in_
(a) Alat Uii (b) Haqil U,ii.dan Intemretasi Gbr.
situ test) dirnana sanrpel tanali tidirk dapat
dianrbil (tanah Iernlrek dan pasir).
PENYELIDIKAN TANAH UNTUK PERANoANGAN PaNDASI TIANG 17

tuko 5. Dapat digunakan untuk menentukan daya Pengujian awal dengan sondir dapat merupakan
:lan dukung tanah dengan baik. arahan untuk pemilihan jenis uji tanah
an& berikutnya dan dapat membantu menentukan
posisi ftedalaman) untuk uji lapangan yang lain
(misalnya pressuremeter dan uji geser baling/
cone shear test) maupun lokasi pengambilan
contoh tanah untuk uji laboratorium. Untuk uji
lapangan, sebaiknya uji sondir dilaksanakan
pat lebih dahulu.
ara
(an
ltr,el awln * t(drtcrrraals rt.raar
kfrd : B@ Elad:rla trut! a.aa r
rng NonJ& :S, EkTdrrbda ,-g..cr
&rrcL GO , gIA2+n Or.trtt . ifr,
Triclrt : bAd Oq.afrnfcf : lu
t Cooicrl point (tO cm)
2 lr.d ccll _a{8d1, ---O.t0(tS/qU, R.rbg-.trn(t,
3 Strein 3e3c tO g, !6 tao ll,
4 Ftiction riecvc (150 cmt) 0
azaa.
It t20 (h
5 Adjusrmnr rinj
6 {frtcrprm( bu:hiaj
UJI ? Crblc
3 Connccdoo with todr
tisi
lah
)fi1
nis
lari
Ian

lng
las
let.
Ias Gbr. 3.l3.Cara Pelaporan Hasil Uji Sondir

lng Interpretasi Hasil Uji


tya
'asr Penggunaan hasil uji sondir untuk klasifikasi
ma tanah juga berdasarkan data secara empiri.s,
sih demikian pula untuk kepentingan interpretasi
lan parameter tanah yang lain seperti kuat geser dan
nut kompresibilitas tanah. Oleh sebab itu pembaca
pat diminta memperhatikan keterbatasan pemakaian
korclasi yang ada.'Dalam praktek dianjurkan
agar uji sondir didampingi dengan uji lain baik
ma uji lapangan maupun uji labirratorium.

mg Aplikasi desain pon<iasi tiang berdasarkan uji


sondir lebih bersifat langsung (Schmertmann &
Nottingham, 1975, LCPC merhod l99l) ranpa
kat memerlukan perhitungan parameter tanah.
sor
Jan
1an Klasifikasi Tanah
COLLAPSEO EXTENOEO

.ln- Untuk sondir mekanis, Schmertmann telal


pat* Sondir Listrik mengumpulkan datadalamjumlah yang cukup

3
18 MAN;AL poNDAst rtANc

besar dan mengklasifikasikan tanah berdasarkan p


harga tahanan ujung (q.) dan rasio gesekan (Rr) tt
T.hrou Itrlrag S,mdk, q9 Ggicm)
4 sebagaimana ditunjukkan pada Gbr. 3.14. Bila k
CPT dilakukan dengan sondir listrik, data yang d
diperoleh lebih akurat. Klasifikasi tanah dengan ri
sondir listrik diberikan oleh Robertson & n
o.5
Campanella (1978). Namun demikian korelasi I\
di atas amat dipengaruhi oleh keadaan lokal
c n
berhubung perbedaan proses pembenrukan tanah *ro n
secara geologis. Praktisi perlu menyadari ::
-v
t(
keterbatasan ini. v
,s
3 r.s x
E g'
mlat:
l(srtqkqlelFd
l*. ki a.*r
h
z.o
tF,
6d-
kdH.*-
:Ht-'ddll<* p
lfill d a.d - adb b oo
o
r{dda-k
F. J
t
al
dr
!o too
€.
q
(ta
.d 'lx3€xsnr€ Cbr. 3.16. Korelasi Tahanan Ujung Sondir denean
Et lff.ft5SulfO
oo atoiqxl(
CUY
Kepadatan Relatif.(Sumber : Schmertmann. 1977)
oo
t I
ii Tatunan Ujung Sondir, qp (kg/crn21 K
tr
c
0 100 200 300 400 s dr

-E ro
t-.
a

di
f&h a.ri tk. k.{x L
&.(q lil (- kr d q .< te
fr. lnti. tn ld I & %
ni
0t23.(56?
Rasio GesakarL 9o
ft

Gbr. 3. 14. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Data


Son-dir Mekanis (sumber : Schmertmann. l97g) E t.s
&
'G!
v=
Gnvclly Sand
S z.o cr
t000 ig
E
5
@
z.s
t
6
-b d
u
o
.! F

w
S 100


I
oo
k$g
c
a
:+ 6SY
G
to 30" 3.
E
? St
F
IN
Cbr. 7. Korelasi Tahanan Ujung Sondir dengan 0
3. I
(Sumber : Durgunoelu dgn tal
5 Mitchell. 1975)
ru
Untuk tanah tak berkohesi atau tanah pasir, ca
Gbr. 3. 15. Kla.sifikasi,Tanah Berdasarkan Dara parameter yang umum menggambarkan ml
Sondir Listr"ik (Robefrson & Campanella. I9g3) perilakunya adalah kepada(an relarif. Penelitian pe
PENYELIDIKAN TANAH UNTUK PERANaANGAN PaNDASI TIANG L9
(

asir para pakar menunjukkan bahwa perilaku SPT termasuk cara yairg cukup ekonomis untuk
't
tegangan-regangan (stress-srain behavior) dan memperoleh informasi mengenai kondisi di
kuat geser tanah pasir terlalu kompleks untuk bawah permukaan tandh dan diperkirakan 857o
500
digambarkan hanya oleh besaran kepadatan dari desain pondasi untuk gedung bertingkat
relatif. Di samping itu pengukuran kepadatan menggunakan cara ini. Karena banyaknya data
maksimum dan minimum di lapangan amat sulit. SPT, korelasi empiris telah banyak memperoleh
Namun demikian, karena para praktisi masih kemajuan.
merasakan arti yang besar dari parameter ini,
maka kepadatan relatif dengan hasil uji sondir Alat uji ini terdiri dari beberapa komponen yang
tetap dipergunakan. Sederhana, mudah ditransportasikan, dipasang
dan mudah memeliharanya. Pandangan para ahli
Kuat geser tanah pasir dinyatakan dalam sudut masih sama yaitu bahwa alat ini akan terus
geser dalam, $. Banyak teori mengemukakan dipakai untuk penyelidikan tanah rutin karena
hub.ungan analitis antara luat geser tanah relatif masih ekonomis dan dapat diandalkan.
pasiran dengan tahanan ujung sondir, q". Gbr.
3.16. dan 3.17. memberikan-korelasi empirik
antara hasil uji sondir dengan kepadatan relatif Atat dan Prosedur tlji
dan sudut geser dalam tanah pasir.
Alat uji berupa sebuah tabung yang dapat
\ dibelah (split firbe, split spoon) yang
Ian Kuat Geser Tak Terdrainase mempunyai driving shoe agar tidak mudah msak
U) pada saat penetrasi. Pada bagian atas dilengkapi
Kuat geser tanah kchesif dapat ditentukan dengan coupling supaya dapat disambung
dengan uji sondir berdasarkan formula berikut : dengan batang bor (drill rod) ke permukaan
tanah. Sebuah sisipan pengambil contoh
", =!3s-g')
Nk (sampler insert) dapat dipasang pada bagian
bawah bila tanah yang harus diambil contohnya
dimana qc adalah tahanan ujung sondir, ov
berupa pasir lepas atau lumpur. Gbr.'3.19.
4g. r tegangan total, sedangkan Np adalah faktor yang
menunjukkan split spoon sampler dan santpler
nilainya bervariasi da:i 9-21 serta merupakan insert.
fungsi dari indeks plastis tanah.
Prosedur uji mengikuti urutan sebagai berikut:
460
1. Mempersiapkan lubang bor hingga
l? zo kedalaman uji.

-i q
kI -
-.{i ,, 2. Memasukkan alat split barrel sampter
r
o'1; F *-
lt -]
secara tegak.
,. I 3. Menumbuk dengan hammer dan mencatat
14"
i )- jumlah tumbukan setiap 15 cm Hammer
z,s . dijatuhkan bebas pada ketinggian 760 mm.
Nilai tumbukan dicatat 3x (No, Nl, N2)
oL dimanahargaN=Nl +N2.
o 420a)t850607080
' Inrl,r.rp[9,[11*o1 4. Sptit spoon sampler diangkat ke atas dan
Gbr. 3.18. Variasi Harg,a Nr terhadap Plasrisitas kemudian dibuka. Sampel yang diperoleh
dengan cara ini umumnya sangat terganggu.
,2"
5- Sampel yang diperoleh dimasukkan ke
dalam plastik untuk diuji di laboratorium.
Pada plastik tersebut harus diberikan catatan
\ Standard Penetration Test (SPT) telah
memperoleh popularitas dimana-mana sejak
nama proyek, kedalaman, dan jumlah
rnd penetrasinya.
tahun 1927 dan telah diterima sebagai uji tanah
rutin di lapangan. SPT dapat dilakukan dengan
Jenis-jenis hammer yang digunakah bisa
rasir, cara yang relatif mudah sehingga tidak
bermacam-macam, (lihat Gbr. 3.21.) namun
rrkan membutuhkan ketrampilan khusus dari
ltran demikian semua mempunyai berat yang sama
pemakainya. Metoda pengujian tanah dengan
yaitu 63.5 kg (la0lb).
I
l

20 MANUAL PONDASI TIANG

dengan baik bila dikaitkan dengan kondisi tanah


I
tersebut.
(
(
Variasi dari hasil uji dapar disebabkan oleh :
. Peralatan dibuat oleh pabrik yang berbeda. a

Namun demikian rotury auger dengan


C

safety h.ammer merupakan kombinasi yang


Crom Sbcevds)
q tullcy(s) lebih ekonomis dan lebih umum
c Konfigurasi hammer

Typizlty l.ia. @5.m) fanjang batang penghtrbung (drill rod).


Dianar Muilt Ropc Untuk panjang barang lebih dari l0 m dan
nilai Nsrr < 30 pengaruh panjang batang ini
cukup 5esar. Drill rod yang panjang lebih
berat dan memperkecil energi yang diterima
oleh batang dan sampler.
a Tegangan verrikal efektif
C Variasi tinggi jatuh
a Biia digunakan caFhead, jumlah lilitan
dapat mempengaruhi energi
Cara pemboran dan metoda stabilisasi
dinding lubang bor berpengaruh terhadap
nilai Nspr
Lubang yang tidak sempurna
pembersihannya dapat mengakibatkan
terperangkapnya lumpur kedalam sampler
dan dapat menyebabkan kenaikan N5gp
Cbr. 3.20. gara Konvensional Uji SpT a Dipakai atau ridaknya liner pada sampler
(Sumber: Kovacs. I9gl) a Ukuran lubang bor

Di Indonesia hal lain yang perlu ciiperhatikan


adalah spesifikasi alar SpT yang berbeda,
khususnya yang mengacu kepada ASTM tv
(standard USA) dan kepada JIS (srandard yi
Jepang) (Makarim, lgg?). hr
k(

Koreksi Nilai N5p7

WV
ll**_ Tanah (khususnya pasir) dengan
D
ke
w-'* kepadatan yang sama tetapi pada kedalaman
tingkat
de
p€
yang berbeda memberikan zurgka Nsrr lebih
tinggi pada kedalaman yang lebih besar. Unruk
(Sumbe{: Bowles. lggj) M
memberikan angka Nsrr lebih tinggi pada
Secara konvensional, ha
uji SpT dilakukan dengan kedalaman yang lebih besar. Untuk memberikan
interval kedalaman 1.5 m - 3.0 m dan sampel koreksi ini, umumnya nilai N56 diambil nilai M
tanah yang diperoleh dari tabung SpT ekivalennya terhadap tegangan vertikal'efektif ya
-
digunakan unruk klasifikasi. pentini unruk sebesar I kglcmz. Faktor koreksi tersebur
ditegaskan disini bahwa identifikasi dlri jenis disebut Cp. Beberapa angka koreksi yang dapat
tanah pada SPT harus dilakukan karena digunakan mengambil bentuk :
interpretasi dari data SpT hanya dapat dilakukan
PENYELIDIKAN TANAH UNTUK PERANCAI'IGAN PONOASITIANG
21
12

Tabel 3.3. Enerei Standar untuk Korcksi N$r


c* = --l'7
anah 0.7+o,' - terhadap Enerei

dimana o,' tegangan vertikal efektif dalam


satuan kglcmz. Seed (1979) juga memberikan
:
angka koreksi tersebut seperti ditunjukkan
)eda. Seed et al., 1985
dalam gambar3.23.
ngan
yang
Koreksi Enerei Untuk pemakaian di lndonesia dianjurkan
menggunakurBo= 6A?o
C..
o.z o.4 06 o.8. tb t.2 r.4 t.6
:od). 9?
dan Perkiraan Parameter ,on'o berdasarkan uji
g ini SPT
ebih
E
ima ,bo Korelasi dengan Keoadatan Relatif

.l.
c
Irl Sebagaimana uji lapangan yang lain, nilai Nssl
'#d Or.4Olo6Oi6 telah digunakan dalam korelasi dengan berat isi,
E kepadatan relatif tanah pasir, sudut geser dalam
C!
&
tanah, dan kuat geser uk . terdrainase
sasl c
d . 60 io 8O:A berdasarkan hubungan empirik. Diantara
B
o
drp F korelasi empirik yang sering digunakan pada uji
ini dapat dilihat pada gambar-gambar dan tabel
rrna berikut.
kan
rler.
Pasir densan N"-
ri
Cbr. 2.2. Koreksi tltpr..lethaelap o'*
(sumber: Seed. l9Z9\
kan "
,da,
rM Mengingat jenis hammer memberikan energi
-
ard " yang berbeda maka kore*si terhadap jenis
hammer ini juga harus dilakukan. Besarnya
koreksi dibenkan :
E
n =i11-
' E*

Dimana E" adalah energi aktual yang ditransfer


!G
ke batang dan E adalah energi teoritis sesuai
kat
dengan tinggi janrh atau kecepatan impak dari
t
E,
tan
I
.

palu.
rih o
t
ilk Masalahnya sekarang adalah bahwa Ei" yang

q)
rda
harus dijadikan standar hams ditenrukan.
:an
Mengenai hal ini terdapat 3 buah pandangan
Iai
yaitu:
:tif
)ut I.icpa&rrn Rclati{ ozo

)at
Sudut Geser Dalam (Q)
22 MANUAL PONDASI TIANG
e

Hoh sd Gibbr. t9?9 Unt


---
-
8r8e. 1967 t = Umur tanah (terhitung saat Ns"
deposisi) tanu
i
OCR = Rasio over_konsolidasi (l9t
gan
Korelasi dengan Kuat Geser
(len
(len
De Mello mengusulkan korelasi N5g1 dengan (lan
!]at qesgr tanah pasir seperri dirunju-kkan oleh
Gbr- 3.26. yang berlaku unruk tanali pasir yang
Kor,
tidak menyemen dan pada kedalaman lebih dari
dibe
2m-
gese
sifat
m,),

5
3.8.:

E
oo uji
!= '^ mer
.P dan
te
? 6"lm
N."r(Sunb"r : USBR. t gZ+ guz;;;lG7) :lS
E
3lt nilai
c berdr
M
tr
Pada awalnya Terzaghi dan peck (1967) o
fizo
memberikan korelasi langsung nilai Nssr
terhadap kepadatan relatif tanali pasir. Tetapi dima
penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa
tegangan overburden, OCR, ukuran partikel
dan
faktor-faktor lain juga memberikan pengaruh
yang cukup penting.

Persamaan berikut memberikan hubungan S(Bid trar


yang rqdint lq
Iebih komplek dan komprehensii dengan l,ffrio;
memasukkan OCR dan gradasi tanah (Kulhawi Dikoreksi ys 0 (Sumber : De Meilo. Igit) &ia cioj
dan Mayne, 1990). ..*tdiaa I

Tgrq* rod

o=E
' licPcAcoc"
50
tanah-r/
Klasifikasi.
berdasarkan /l / ,,
A{od
rc.
lX er.a ,
,o(
M.d<
r

40 USCS ,' | ,' toilB rod ,

Cp = 60+25logD,o s tl/ L__-_;4_So*",s Y*


E / rod -
s:O 8X<iajj
ce = r.2+oosros(#) haril3 rod

() Vrx
*20 // vrryia
Cocn = OCR0'!8 2.io <rira
=
l< lja dLn
dimana: .andie
l0
," ,"t-/ SC-ML-
---
Dr = Kepadatan
desimal)
relatif (dalam ,:Z::- V
---
f€r2aghi and Peck
N<eol = N5p1/ang telah dikoreksi l0 20 30 40 50 60 3.8.4.
Cr = Faktor koreksi ukuran butir
CA Faktor koreksi aging
Cocn _ Gbr. 3.26. Perkiraan Hubunean Nset vs S, Uji Pr
Faktor koreksi OCR (Sumber: Terzaghi & peck, 1967, Sowers, lgTg) berupa
Dso Ukuran rata-rata butir
Iubang
PENYEUDT,AN TANAH UNTUK PERANCANGAN PONDASI TIANG 23

Untuk tanah lempung telah diteliti korelasi nilai (perubahan volume atau jari jari lubang)
Nssl dengan kuat geser tak terdrainase, Sr, dari 'terhadap pengembangan karet diukur dan
tanah lempung. Data dari Terz-aghi dan peck diinterpretasikan kedalam besaran kuat geser
(1967) dan Sowers (1979) diberikan pada dan. sifat kemampatan tanah.
gambar3.27. pada rentang jenis tanah CH
(lempung dengan plastisitas tinggi), CL Keuntungan dari uji ini adalah karena modulus
(lempung dengan plastisitas rendah), dan ML tanah dapat diperoleh di lapangan (in-siru),
lengan (lanau dengan plastisitas rendah). demikian pula besarnya tekanan tanah at rest.
r oleh Besaran besaran lain seperti kuat geser tanah
: yang Korelasi dengan sifat kemampatan tanah dan tekanan air pori juga dapat diperoleh dari
h dari diberikan oleh beberapa peneliti dimana kuat uji ini.
gesei' tanah dinyatakan koretasi N5p1 dengan
sifat kemampatan tanah (dinyatakan oleh E, dan
rh,) dapat diperoleh secara langsung.

3.8.3. Uji Geser Baline (Vane Slear Test\ .

Uji geser baling dilakukan dengan cara


memasukkan baling pada kedalaman tirik uji
dan memutar baling tersebut dengan kecepatan
6olmenit hingga runtuh. Torsi (T) diukur dan
nilai kuat geser undrained Su dapat ditentukan
berdasarkan formula :
6T
s,= '7trD3
dimana D adalah diameter dari baling.

Slnlo tlt€ lor llola aroo6$o.t davEa (9rota)


rudia3 rorqc
Itti<n indirrq
&ia edaj rirl illc 6r lor
.ldotiaa rfiqe .euy
?qqc rod
E
Arod ,of rpdrioa toqs ro
re. Mrdc up io t{ hojrl.
g
3X ajaa 6t a
lfilE .!d &d A Ed
Yc rud 'O'da3 al
C
cieatq t
lXqd{foanr @uiiin!
lanioj rod nu a& loc lor
E tod 3aid3

Yre nryiag .ia Ro66cr'O- tir3 al


2i! di.fr by a h
!h dirn 6y 6 ir ?arga. )l t9. ,a. r{Ea
+h dne b, f ao lod .

3.8.4. Uji Pressuremeter 3.8.5. Uji Dilalsrnglq

Uji Pressuremeter dikembangkan oleh Menard, Uji dilatometer (Marcheti, 19g0, Schmerrmann,
berupa silinder karet yang dimasukkan 1988).merupakan uji sederhana untuk mengukur
kedalam
lubang bor dan dikernbangkan. Respon modulus ranah. Alat ini berupa suatu blade
tanah
U MANUALpoNDAStzANG

dengan lebar 95 rrrn dan tebal l5 rrrm.


tr _ Pl -u
pen
Ditengahnya terdapat suatu plat Iingkaran yang r\D - tekr
$ dapat bergerak keluar jika dikembangkan. ,J yan
Prosedur pengujian mengikuti langkah langkah 3.Indeks Material, [p a

sebagai berikut : 1 _Pz-Pr


rD' a
pz_u
l. Dilatometer dimasukkan kedalam lubang a
galian, ambil pembacaan setelah dikoreksi Berdasarkan parameter tersebut maka jenis
(p,)' tanah, modulus dan kekuatan gesernya japat a
2. Membran dikembangkan dan tekanan diperkirakan a
dibaca saar mencapai Ll. mm (p2). a
3. Tekanan diturunkan dan saat membran
kembali keposisi semula, kembali dibaca 3.8.6. Pengamatan Muka Air Tanah
fui).
4. Dilatometer diturunkan ke titik berikutnya Pengamatan mukaair tanah dan fluktuasinya
dan langkah I Yd 3 diulang kembali. untuk beberapa proyek amat dibutuhkan Pad
khususnya dimana pengaruh dari posisi muka rept
Setiap pengujian hanya membutuhkan waktu I- air tanah memberikan beban hidrostatik dan mer
2 menit. Keuntungan utama dari dilatometer beban uplift. Disampung itu pengetahuan rek(
adalah bahwa alat ini dapat mengukur tekanan mengenai muka air tanah juga amat diburuhkan .pekr
at rest di lapangan. Disamping itu kemampatan untuk tahapan konstruksi. unn
tanah dapat diperoleh (modulus subgrade). rek<
Cara umum untuk memperoleh informasi muka
air tanah adalah dengan menggunakan
piezometer yang dapat dipasang pada bekas
t lubang bor.
I
I Cas?Frrrted{
I
I
I
I
3,0 I
hdg&rdh$l
E (b.e
lr) etq16l

,fro .#
:2
#l :--
scd t l.d
23ms65*
(PvC r..dn&l
!oCl..

MUD or PEAT w-1 I*trdrrnn d

Matcrial indcx Ie

Gbr. 3.29. Korelasi Antara Jenis Tqnah denean


Indeks Material dan Modulus Dilatometer
(Sunrber: Lacasse & Lunne. I986)

Gbr. 3.30. Piezometer Jenis Srandpipe daLHidrolik


Dari data diatas dapat diperoleh beberapa
parameter dilatometer sebagai berikut
:
3.8.7. Cara Pelar:oran Hasil Penyelidikan Tanah
l. Modulus dilatometer, E6
Ea =34.7(pz _ pr ) Pelaporan hasil penyelidikan tanah harus
2. Indeks Tegangan Lateral, Kd mencakup informasi yang dibutuhkan untuk
PENYELIDIKAN TANAH UNTUK PERANCANGAN PONDASI TIANG 25

perancangan pondasi maupununtuk penentuan


teknik pelaksanaan oleh kontraktor. Bagian
yang p€nting dari isi laporan meliputi :
r Geologi dan topografi di lokasi proyek
r Bor log dan potongan - potongan melintang
profil tanah
o Hasil uji lapangan (SPT, CPT, VST,
jenis Pressuremeter dan lain lain)
:lapat . Posisi muka air tanah
. Hasil uji laboratorium
. Kondi;i'lapangan, diantaranya yang penting
: bangunan sekitar yang sudah ad4 jalan
akses, utilitas umum, lokasi sungai atau
selokan dan lain lain
slnya
Lhkan Pada umumnya laporan diatas-ilisebut factual
muka repoft yaitu berisi data data apa adanya tanpa
dan memberikan engineering judgemcnt ataupun
huan rekomendasi. Dalam banyak hal di Indonesia
.hkan .pekerjaan penyelidikan tanah sering ditunzut
untuk melengkapi dengan desain dan
rekomendasi.
inuka
rakan
rckas

rolik

anah

harus
rntuk.

.:_
d

,r
o Pot
r Pot
. Por

Kelemi
lapuk z
zat kir
perlaku
panjanl
sehingS
konstru
PERANCANGAN DAN 4.2.1.8

KONSTRUKSI PONDASI TIANG Jenis p


tiang k

PANCANG siap
diinginl
d

tei.entu
diperol
I50-4
yang dz

Pondas
sebagai
mengal
oleh se
digunal
tanah p
4.I. PENDAHULUAN
Untuk r

Pondasi tiang pancang digunakan unruk Tiang pancang memiliki keunrungan karena dapat pondasi
mentransfer beban pondasi ke lapisan tanah yang dilaksanakan dengan cepat, kualitas bahan lebih .Me
dalam dimana dapat dicapai daya dukung yang terkontrol dan dapat dilaksanakan atau dipancang . Pad
lebih baik dan dapat digunakan pula untuk pada daerah berair. Sebaliknya tiang pancang . Seb
menahan gaya angkat akibat tingginya muka air memiliki kelemahan karena menimbulkan getaran (pre
tanah dan gaya gempa. Pada tanah lunak yang dapat mengganggu lingkungan dan tidak
penggunaan tiang umumnya untuk menghindari dapat menembus lensa pasir padat kecuali dengan 4.2.2.P
penurunan berlebih dan penggunaan riang miring disertai pemboran Qt re-d rilling).
adalah untuk menahan gaya lateral. Pondasi
Untuk mengatasi gangguan getaran pada saat ini atau pr
Daya dukung tiang berupa tahanan selimut dan pemancangan telah dapat dilakukan dengan ringan,
tahanan ujung. Pada kondisi tanah tertentu pemancangan getar (vibration hanuner) atau dan p(
dimana lapisan atas merupakan tanah lunak dan dengan pemancangan hidrolik dengan
tiang dipancang hingga mencapai lapisan tanah tersedia
keras / lapisan pendukungnya, riang ini disebut
sebagai tiang tahanan ujung (end bearirtg piles) 4.2. JENIS.JENTS TIANG DAN CAzu Tiang b
karena sebagian besar daya dukung diperoleh dari PEMILTHAN TIANG PANCANG ujung t
tahanan ujung tiangnya. Pada kasus lain dimana pengala
tiang tidak mencapai tapisan keras maka daya Klasifikasi tiang berdasarkan jenis bahan tiang mengun
dukung tiang didominasi oleh tahanan selimut. dan pembuatannya terdiri atas 5 kategori yakni : dan da1
Jenis tiang seperti ini disebut tiang gesekan . Pondasi tiang kayu diperlul
(friction pile). . Pondasi tiang baja
PERANCANGAN OAN KONSTRUKSI PONOASI TIANG PAA'CAA/6 27

r Pondasi tiang beton pracetak berbatu. Selaih itu tanah yang berada pada
o Pondasi tiang beton pratekan bagian dalam pipa .dapat aitetuartan dengan
. Pondasi tiang komposit mudah dan dapat diisi kembali dengan beton
jika diinginkan.
Kelemahan dari pondasi tiang kayu adalah dapat
lapuk akibat serangga./binatang, jamur, dan zat- Untuk pcnetrasi ke dalam tanah berbatu
zat kimia sehingga kadangkala membutuhkan disarankan mgnggunakan tiang baja profil H.
perlakuan khusus. Kelemahan lain ddalah karena Jenis'ini tidak banyak mendesak volurne tanah
panjangnya terbatas dan diameternya kecil dan tidak menyebabkan penyembuhan. Tiang
sehingga lebih tepat untuk beban ringan dan pipa memiliki inersia lebih tinggi daripada tian!
konstruksi sementara. H, sehingga untulk memikul beban lateral yang
besar tiang pipa lebih menguntungkan.
N 4.2.1. Pondasi Tiang Kayu
.

A Tipe tiang baja lain yang digunakan untuk


7 Jenis pondasi tiang yang paling primitif adalah
tiang kayu. Pondasi jenis ini mudah diperoleh,
memikul beban ringan adalah screw pite.
Instalasi tiang dilakukan dengan cara memutar
R tiang 'tersebut ke dalam tanah tanpa adanya
z siap dipotong sesuai dengan panjang yang
diinginkan, dan pada kondisi lingkungan
ter.entu dapat bertahan lama. Tiang kayu
penggalian. Tiang ini dapat digunakan untuk
semua jenis tanah dan paling sering digunakan
diperoleh dari pohon dan mempunyai diameter untuk menahari tarik (tension p iles)
150 - 400 mm dengan panjang 6 - 15 m. Beban
yang dapat dipikul berkisar 5 - 30 ton. Kelemahan dari tiang baja adalah korosif
terhadap asam maupun air.
Pondasi tiang kayu sangat cocok digunakan
sebagai tiang gesekan. Tiang ini umumnya 4.2.3. Pondasi Tiane Beton Pracetak
mengalami kerusakan ringan saat dipancang,
oleh sebab itu tidak direkomendasikan un'tuk Sesuai dengan namanya tiang jenis ini dicetak,
digunakan seba_eai tiang tahanan ujung pada dibiarkan curing dan disimpan di lapangan
tanah pasir padat atau tanah berbatu. sebelum dipancang. Bentuk penampang tian_s ini
dapat berbagai rupa namun umunulya berbentuk
Untuk mengatasi kerusakan pada pemancangan lingkaran, persegi empat, segr tiga dan
a dalat pondasi tiang kayu dapat ditempuh cara : oktagonal. Pada bagian tengah dapat dibuat
n lebih . Menggunakan palu ringan berlubang untuk menghemat berat tiang itu
ancang . Pada ujungnya diberi gelang baja sendiri. Pondasi tiang beton pracetak dirancang
ancang r Sebelum pemancangan dilakukan pemboran mampu menahan gaya dan momen lentur yang
getaran (pre-drilling) timbul pada saat pengangkatan dan tegangan-
r tidak tegangan saat pemancangan disamping beban
dengan 4.2.2. Pondasi Tians Baja yang harus dipikul. Tipe tiang ini dapat bersifat
sebagai tiang gesekan inaupun tiang tahanan
Pondasi tiang baja umurrrnya berbenruk pipa ujung.
;aat ini atau profil H dan umumnya tiang jenis ini
dengan ringan, kuat, mampu menahan beban yang berat 4.2.4. Pondasi Tiang Beton Pratekan
) atau dan penyambungan tiang dapat dilakukan
dengan sangat mudah. Ukuran-ukuran yang Tiang beton pratekan memiliiti kekuatan yang
tersedia dapat dilihar pada lampiran. lebih tinggi dan memperkecil kemungkinan
kerusakan saat pengangkatan dan pemancangan.
CARA Tiang baja pipa dapat dipancang dengan bagian
ujung tertutup maupun terbuka. Berdasarkan Tiang jenis ini sangat cocok untuk kondisi
pengalaman bentuk ujung terbuka lebih dimana dibutuhkan tiang yang panjang' dan
menguntungkan dari segi kedalaman penetrasi memiliki daya dukung yang tinggi.
dan dapat dikombinasi dengan pemboran bila
diperlukan misalnya penetrasi tiang pada tanah
28 MANUALpoNDAstruANG

v 4.2.5. Pondasi Tiang Komposit


*::l hlra pada ikatan antarai
kedua 5:1,|-ly,a,
material tersebut terutama pada materi
Pondasi tiang komposit merupakan gabungan kayu - beton sehingga jenis irfi ditinggalka
a
antara dua material yang berbeda misalnya Ikatan antara bahan baja dan beton cukup baik.
material baja dengan beton, material kayu dengan

4.3. METODB KONSTRUKSI DAN PERALATAN UNTUK TIANG PANCANG

4..3. l. Cara pemacangan sebaiknya mengetahui bagaimana tiang terse


diinstalasi. 'Gbr. 4.1. mepunjukkan salah
Cara instalasi tiang amat berpengaruh terhadap kelengkapan alat pancang... -
perilaku tiang. Oleh sebab itu para konsulran
Hadblak
Top Fairloda
f'- Frcor Fairlcadc
i zDrill Fairlca&r

Rcaql-airloder

Cllirrdcr

R:m

Easc Boorn Fairleadci


Captak
Asrmbly
Core Hcad
AirHosc
Mandc!
Drill Lim

DriU C:niagc

Swircl

DriU
Jtugr
Drill Guidcs Boom Urc
Shcll
Safcty
Crbtcs
Stiding
AugcGuidc
\--
SlidingFm
Fucd
Aupr Compssor
Guidc
Mmbcar Plrfom I
strap
s
Crcssbcam
d
Compwr e
Plalfom

Cbr. 4.l.Alat Pancans

:lAtAl**l.*r
PERANCANGAN DAN KCNSTRUKSI PANOASI TIANG PANCANG 29

Pemancangan mengikuti langkah - langkah Hammer jenis ini sangat cocok untuk penetrasi
sebagai berikut : 'tiang pada tanah lunak.
o Penentuan lokasi titik dimana iiang akan
dipancang 4.3.3. Diesel Hammer
. Pengangkatan tiang
. Pengecekan kelurusan tiang Diesel hammer ditunjukkan pada Gbr. 4.3. palu
. Pemukulan tiang dengan palu (hammer) dijatuhkan dari ketinggian tertentu dan menekan
udara didalam silinder. Tipe ini juga mempunyai
4.3.2. Drop Hammer dua jenis yakni open top (single acting) dan
closed top (double acting). Diesel hammer
Jenis palu yang pertama adalah drop hammer dikembangkan hingga eneggi maksimum dan
terdiri dari massa palu.y'ang diangkat kemudian mungkin agak sulit bila dioperasikan pada daerah
dijatuhkan tepat pada kepala tiang pancang. tanah lunak. Kelemahan palu jenis ini adalah
Berhubung dengan kebutuhan energi untuk polusi udara.
dimensi tiang yang semakin besar, berat palu
dibuat semakin besar tergantulg dari kebutuhan.
Perkembangan kemudian adalah drop hammer
yang menggunakan energi uap yang diproduksi
dengan boiler dimana mengangkat dan
menjatuhkan hammer melalui uap yang
dihembuskan dari inlet / outler ke luang piston.

Drop hammer menjadi 3 macam yakni single


acting hammer, double acting hammer dan
differential hammer (Gbr. a.2.). Single acting
hammer mengangkat palu dengan tekanan uap
yang menaikkan palu setinggi 0-9 m dimana suatu
Iubang terbuka membuang tekanan dan
menjatuhkan hammer. Double acting hammer
menggunakan tekanan untuk mengangkat
sekaligus menekan hammer dari atas di samping
gravitasi.

,"O/Gro' l&uil&r
lJ9?.. ?ih

9..G Gbr.4.3.Diesel hammer


-

4.3.4. Vibratory Hammer

Vibratory hammer menggunakan berat rctasi


eksentrik untuk menimbulkan getaran verrikat
Cbr. 4.2.(a). Sinele Actiris Hammer seperti ditunjukkan pada Gbr..4.4. Frekwensi
(b). Double Actins HarTmer dan getaran dapat mencapai 150. Hz. palu tipe ini
(c). Differential Hammer sangat efektif bila' digunakan untuk penetrasi
tiang kedalam tanah kepasiran. pemancangan
tiang pancang dengan vibratory hammer lebih
Differential hammer mempunyai prinsip yang cepat, getaran yang muncul akibat pemancangan
sama dengan double actinj hammer hanya saja lebih kecil dan polusi udara maupun suara lebih
diameter piston berbeda untuk memungkinkan sedikit dibandingkan dengan palulalu
energi yang lebih besar. konvensional.
30 MANUAL PONDASITIANG

tebalnya bantalan mempengaruhi besarnya


w energi yang tersalurkan. Bantalan umumnya
\,",*
terbuat dari kayu.

Kegunaan dari bantalan tiang adalah untuk


mengurangi pengaruh gaya pada kepala tiang
agar tidak melebihi kekuatan tarik dan kekuatan
tekan dari beton

Plywood dapat digunakan sebagai banralan


tiang. Walaupun cukup baik, namun-. ada
beberapa kekurangannya, yaitu :

a. pertama : selama masa pelaksanaan


pemancangan tiang, pengulangan
pemukulan akan mengubah kekakuan
plywood sehingga menjadi terlalu keras.
'b. kedua : plywood mudah terbakar akibat
pukulan yang berulang-ulang pada saat
Pemancangan.

Untuk setiap kondisi tersebut akan


menyebabkan perlunya penggantian bantalan
Gbr. 4.4. Vibratcn, Hammer
tiang, sebaiknya dipertimbangkan dari segi
waktu maupun dari segi biaya. Pada saat ini
telah ada pabrik yang memproduksi material
4.3.5. Bantalan (Cushion Material)
bantalan tiang.

Sistem pemancangan tidak hanya terdiri dari 4.3.6. Sambungan Tiang


palu dan tiang. Ada komponen-komponen lain
yang perlu diperhatikan (Gbr. 4.5.). ts*ecuali
Ada beberapa metoda untuk sambungan tiang
drop hammer, palu tidak langsung menyentuh beton diantaranya dengan pengelasan pada
kepala tiang pada saat pemancangan karena kedua ujung tiang yang dilengkapi dengan plat
dapat merusak baik palu maupun kepala tiang.
baja atau denga socket. Pemilihan jenis
Komponen antara kepala tiang dengan palu
sambungan ditentukan oleh posisi sambungan
disebut bantalan.
dengan mempertimbangkan gaya gaya yang
bekerja pada titik tersebut.

Sambungan untuk tiang baja pada umumnya


.jauh lebih sederhana karena antara kedua ujung
tiang dapat langsung dilas. Beberapa pabrik
memproduksi sambungan untuk tiang baja
SEild Plrc
dengan tujuan untuk menjamin kelurusan antara
H,.ffiCwhio (CrrblGk) kedua bagian tiang yang disambung dan untuk
memberikan kekokohan sambungan.
DriE H..d (;{cld)

Pilc Orhlh Cq C6.'* I'il6 Oqly)


e&
4.4. REKAMAN PEMANCANGAN

Cbr. 4.5.--Kompongn pada Sistem' Pemancanean Rekaman pemancangan (driving record) sering
Tiane digunakan sebagai sebagian dari pengendalian
mutu (quality control). Rekaman pemancangan
Energi dari palu ditransfer melalui striker plate,
berupa pen.catatan jumlah pukulan hammer tiap
hamrner cushion, drive head, pile cushion dan
50 cm dan pencatatan set pada pemancangan
berakhir di kepala tiang. Jenis bantalan dan
PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI PONDASI TIANG PANCANG 31

terakhir, umumnya l0 pukulan terakhir. Nilai dimana V (mm/det) merupakan amplitudo


*l'
arnya set ini sering digunakan untuk memperkirakan
daya dukung tiang berdasarkan formula
kecepatan partikel pada jarak r terhadap sumber,
r adalah jarak dari sumber vibrasi ke titik yang
dinamik. ditinjau (m) dan o adalah koefisien atenuasi
yang besarnya tergantung jenis tanah. Beberapa
rntuk data empirik diberikan oleh tabel 4.1.
tiang
uatan Tabel 4.1. Koefisien Redaman a
' Set forblow
(Sumber : Theissen dan Wood)
. (bt
rtalan .Kcrt&s Gr8f.:r. Peneliti Jenis tanah Koefisien
'ada redaman (m'
l)
rnaan St(orghl edge
For Ssblad Pasir kelanauan 0.13
rngan fl965) sedikit kerakal

:kuan Woods Pasir halus kelanauan 0.27


(r967)
,.
Barkan Pasir halus jenuh 0.1
kibat
Gbr.4.6. Alat Baca lrenrancanean Tiang
(te62) Pasir jenuh 0.04
saat bcrcampur lanau
organik
Pasir kele'npungan, 0.04
akan 4.5. GETARAN PADA PEMANCANGAN lempung dengan
talan TIANG sedikit pasir dan
lanau dibawah muka
segi air
.t ini Pengaruh getaran akibat pemancangan tiang
Marly chalk 0.t
:erial diukur berdasarkan kecepatan parrikel pada titik l-oess and loessial o.27
yang ditinjau, Attewell dan Farmer (1979) soil
mengemukakan bahwa kecepatan partikel Lempung jenuh 0.04 - 0.12
? puncak akibat pemancangan tiang dapat bercamour oasir
diprediksi dengan formula : Dalmatov, pasir dan lanau 0.026 - 0.37
dkk.
tiang
pada
v- K.Jwo (1980)
Clough & Pasir timbunan di 0.05 - 0.2
plat dimana r ' Chameau atas lumpur tanah
jenis K = konstanta Dune sand 0.027 - 0.06'7
ngan Wo= energi palu [Joule] Peng L-empung lunak 0.26 - A.45
yang r i jarak titik pemancangan ke lokasi yang (1972) Bangkok
ditinjau

nnya Persamaan tersebut menyatakan bahwa 4.6. KAPASITAS AKSTAL POI.IDASI


tJung kecepatan partikel di sembarang titik adalah TIANG PANCANG
tbrik sebanding dengan akar kuadrat . dari energi
baja hammer dan kebalikan dari jarak suaru titik di Kapasitas aksial pondasi tiang pancang dapat
ntara lokasi pancang. K yang konstan digunakan dihitung dengan cara statik, berdasarkan
Lntuk untuk mencerminkan variasi dari keadaan tanah korelasi langsung dengan uji lapangan (in-sitrr
dan tipe-tipe riang. Nilai K berkisar antara 0.25 test), dengan formula dinamik (dari rekaman
sampai 1.5 dengan nilai rata-rataO-76. pemancangan), analisis perambatan gelombang
dan dengan pengujian di lapangan.
Formula empirik yang lain diturunkan oleh J.M.
Ko, dhk (1990) adalah sebagai berikut:
lnng
alian v = -tr
7o{-
r a(r .
Pancang : Cara Statik
"*p[- - r)J
ngan Penentuan daya dukung pondasi tiang pancang
tiQp dengan cara statik dapat dilakukan sebagai
8an berikut :

:!

{
32 MANUAL PoNDAstrtANc

4.6.1.1. Daya Dukung UjungTiang (Q) Harga qo di atas dibandingkan dengan harga qxa
l. Qara Meyerhof (1976) dan diambil harga yang lebih kecil. Kemudian
dikalikan dengan luas penampang ujung tiang
a. Tanah Pasir (Ap) sehingga diperoleh daya dukung ujung
tiang (Q).
Formula yang digunakan adalah :
1000
800
Qpr = Ao.9p =Ar.9'-No

di mana : Qpr = daya dukung ujung tiang


gp = I'Nq* = daYa dukung Per
satuan luas
Ap = luas penampang ujung tiang
q' = tegangan vertikal efektif
Nq*= faktor daya dukung ujung a
c
r-
Harga qp tidak dapat melebihi daya dukung a
batas er, karena itu daya dukung ujung tiang
tidak dapat lebih besardari :

Qpz = Ao.Qr = ApS.Nq'.tanS

di mana: Qp2 = deya dukung ujung tiang


$t#) .0 t0 20 30 d0 .15

Ap = luas penampang ujung tiang Sudr"rt Gescr Dalarn {. (")


(*')
No' = faktor daya dukung ujung Cbr. 4.7. Faktor Dala Dukung Uiune N.* dan N.*
A = sudrrt geser dalam
gr = dayadukung batas Talranan Ujung
<lr

Untuk kemudahan, harga Qpr dan


dibandingkan dan diambil harga yang lebih
kecil sebagai daya dukung ujung tiang.
Qpu

I
L

Harga \'ditentukan sebagai fungsi dari sudut


geser dalam tanah (Q)
pada Gbr.4.7.
sepe(i yang dirunjukkan

Untuk tanah pasir berlapis, harga q* ditentukan


I
dengan cara berikut ini (lihat Gbr.4.8-) :

r rLo
Qp =9rrrr -FLQrrar -9r<rlJtffi
Kcdalarurn
di mana: ero) = harga q1 pada lapisan loose
satid Gbr. 4.8. Varia$i Satuan-PerlaYanan Uiqng. Penetrasi
Tiane pada Pasir Beflapis
4,r0, = harga q6 pada lapisan dense
sand b. Taiuh l,empung
T-
r-b panjang penetrasi ke dalam
'
Iapisan bawah. Formula yang digunakan adalah :
D= diameter tiang
Qo =Ap.9p =Ao.cr.N.
PERANCANGAN DAN KANSTRUKSI PONDASI TIANG PANCANG 33

di mana : Qo = daya dukung ujung tiang l. Metoda Lambda (Vijayvergiya & Focht)
g'rral
ia Ae = luas penampang ujung tiang
udian
|rl"' = faktor daya dukung ujung (\
tiapS
cu = kohesi f,,, =,1"[o'"*+ 2Cu*"
ujung )
Harga N' dapat ditentukan dengan dimana: 1" = konstanta (ditentukan
menggunakan Gbr.4.7. dengan Gbr.4.9)
, o'"* = tegangan vertikal efektif
t .1.6.1.2. Daya Dukung Selimut Tiang (Qs)
rata- rata
Daya dukung selimut tiang
Cu",.= kohesi rata-rata
d.i.r.entukan f"u. = gesekan selimut ratil-tata
berdasarkan rumus berikut ini :
q, = f A,.f
Tabel 4.2. Penentuan Harsa K dan 6
dimana: A. = luas selimut tiang
= pxAI -'-'l:i'rr-'r a ,'' i
'll-i i ' 11
i i:i :, l,-rlij; ;:: Nil air f '

p = keliling tiang iB6hanl. :r:i'o .:'


,1.Ij;:.:"1-.:-1.: -

AL = panjang segmen tiang itane;.i1)i: lAt'r .,"i.. '

f = gesekan selimut satuan Baia 20" 0.5 1.0


Beton 3
1.0 2.O
-6
n'
Di bawah ini diberikan cara untuk menentukan Kayu
gesekan selimut (f).
jo 1.5 4.0

a. Tanah Pasir
Nilai K dari Tomlinson lebih realistik.
!0
f = K.o'.tan 6
t
0.1 o.2 0.3 0.4 0.5
N^* dimana: K =konstanta
o' =tegzrngan vertikal efektif tanah,
ljung dianggap konstan setelah
kedalaman 15 D (Meyerhoff) atau
10 D (Schmertmann)

Untuk tiang pancang harga K ditentukan sebagai


berikut: =
K= Ko (batas bawah)- d
cG
K = [.8. Ko (batas atas) F,
c,
d
E
G
c
dimana: Ift = koefisien tekanan tanah at rest -8
E
o
= l_sin$ Or
oO
E
A = sudutgeserdalam 'e
A
llarga K dan 6 menurut Tomlinson (1986)
ditentukan berdasarkan tabel 4 -2.

b. Tanah lzmpung

Ada 3 metoda yang dapat digunakan unruk


menghitung gesekan selimut pada tanah
lempung, yaitu : Gbr. 4.9. Koefisien _7i
31 MANu.ALPoNDAstrtANc

Harga rata-rata tegangan vertikal efektif (o'u..") 0, = sudut geser dalam pada

dapat dijelaskan dengan Gbr. 4.10., berdasarkan : kondisi terdrainase (dari uji
triaksialCD)
K = l-sinQ, (untuk tanah terkonso-
IAi . Iidasi normal)
o'or" = K = (l-sinQ,) {OCn (untuk tanah
i- over-consolidated)

Ai Iuas diagram tegangan vertikal


o' = (egangan vertikalefektif
dimana: = OCR = Over Consolidation Ratio
efektif
| = panjang tiang
Penentuan daya dukung ,il (Q.) diperoleh
sedangkan
dengan membagi daya dukung ultimit dengan
n
faktor keamanan sebagaimana ditentukan pada
I"ri.Li bab 2 atau menggunakan anjuran Tomlinson
?=i=l sebagai berikut :
-u ave
L
- o
dimana r cu; = kohesi (lapis i) ao =Satau
Li = panjang segmen tiang (laPis i)
L = panjang tiang \<a= 3r-* Q'
o. 3 I-5
Kohcsic,,to/o2 'ffi#Gffi Pengambilan faktor keamanan untuk Q' Iebih
rendah dari faktor keamanan untuk Qp karena
gerakan yang dibutuhkan untuk memobilisasi
gesekan jauh lebih kecil dari pada gerakan
untuk memobilisasi tahanan ujung. Di
Indonesia digunakan faktor keamatratr FK = 2
untuk gesekan selimut dan FK = 3 untuk daya
dukung ujung.
Kodalaraa
Kodalanqa Kcdalaman Kuat geserun&ainod, q. ftgico2;
..lO JO

Cbr. 4.10. Pcnentuan Harea Rata-rata c* dan


O Sl..l til..
Teeanean Vertikal Efektif O C&q.r ril.t
a Tida.
v Yw..d linDf
v Todr.d tlaal

2. Metoda Alpha (Tomlinson) U


r.oo o
o
E rt
' f = Cf,.cu o75
IEd Ar.ro€a @a lff
C&aia cilaa
t&
di mana: f = gesekanselimut
AY.rol.Qfr. ,r
cr = konstanta (ditentukan dengan ell Dll..
88 o
o
Gbr.4.l l.) ooo oo
o
cu = kohesi o

Gbr. 4.1 l. Variasi Harga cr terhadap Harga C,


3. Metoda Beta (Metoda Tegangan Efekti0
4.6.2. Penentuan D-aya Dukung Pondaqi Tiang
fr." = B'o'
Pancang berdasarkan Uji CPT (Metode
Schmertmann - Nottingham. I975)
di mana:
fr," = gesekan selin-rut rata-rata Karena cara statik membutuhkan parameter
F =Ktun(.r' tanah yang umumnya tidak tersedia secara
PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI PONDASI TIANG PANCANG 3s

?adn kontinu sepanjang tiang, maka terdapat resiko 'Bila zona tanah lembek dibarvah tiang masih
uii karena menggunakan parameter untuk mewakili terjadi pada kedalaman 4D - lOD, maka perlu
suatu lapis tanah yang memiliki kuat geser dilakukan reduksi terhadap nilai rata-rara
nsd- dengan suatu rentang. Kecenderungan baru tersebut. Pada umumnya nilai perlawanan ujung
adalah menggunakan data uji lapangan yang diambil tidak lebih dari 100 kd"*'untuk tanah
rnah lebih oersifat konrinu, yaitu data CPT (sondir) pasir dan tidak melebihi 75 kdc*'untuk tanah
dan SPT. pasir kelanauan.

Metoda yang diberikan oleh Schmertmann & Untuk mendapatkan daya dukung setimut tiang
Nottingham ini hanya berlaku unruk pondasi mal<a digunakan formula sebagai berikut :
oleh tiang pancang. Schmertmann - Nottingham
(1975) menganjurkan perhitungan daya dukung r- I
*'''L.A#- r''A. *,?r('
lgan [-so
lada ujung pondasi tiang menurut cara Begemann,
yaitu diambil dari nilai rata-rata perlawanan
Q,= o' j
lson
ujung sondir 8D diatas ujung tiang dan 0.7D -
4D dibawah ujung tiang. D adalah diameter K. dan IQ adalah faktor redrrksi yang tergantung
tiang. kepada kedalaman dan nilai lesekan selimut. f

^ 9cr' *9.r"oA-"P
Sedir ligrik(I)rsir)
() a:
xP = 1 o.J lo t5 2"0 25
dimana:
:bih Qr= daya dukung ujung tiang
rena 9cl = nilai qc rata-rara 0.7D - 4D dibarvah
sasi
ujung tiang
rkaD 9.2 = nilai qc rata-rata 8D diatas ujung tiang
Di Ae= luas proyeksi penampang tiang
-)
laya talurun ujwrg smdir

Sodnm*aon O.sir)- Taaah lcapung


4 'q
o 0J t.0 lJ Lo 0 05 t.0 rJ
--r---1

t0

Sclim4taluoaa 6s zo

-i
30

ranq
tode
Cbr.4.l2. Pcrhitunean Dava Dukung Uiuns ,ao
(Sumber : Schmerrmann. 1978)

teter Gbr. 4.13. Iraktor Koreksi Gcsckan pada Sclimut


cara Tianq (Sumber: Norrinsham. 1975)

l.
36 MAN:ALpoNoAStuANG

Apabila tanah terdiri dari berbagai lapisan pasir


dan lempung, Schmertmann menganjurkan Pancang (Sumbef : Schmertmann. 1967)
untuk menghitung daya dukung setiap lapisan
secara terpisah. Namun perlu diingat bahwa 'fabel ini berlaku untuk pondasi tiang pancang
nilai K.. pada persanrzum diatas dihitung dengan penampang tetap
berdasarkan total kedalarnan tiang.
Jenis tanah Deskripsi Gesekan Tahanan
Nilai f dibatasi hingga l.Z kglcmz unruk tanah selimut ujung
pasir dan I.0 kglcm2 untuk puri, k"lunuuun. ftelcm2) ftplcm2)
Pasir bersih(') GW, GP,. 0.019 N 3.2 N
GM SW,
SP, SM
Lempung lanau GC, SC, 0.04 1.6 N
Pancane berdasarkan Uii SpT bercampur ML, CL M")
pasir. pasir
Penentuan daya dukung pondasi tiang
kelanauan,
lanau
menggunakan data SPT diberikan dua metode
Lempung plastis CH, OH 0.05 0.7 N
yaitu:
NI("')
Batu gamping 0.01 N 3.6 N
4.6.3. I . Metode Meyerhoff rapuh, pasir
berkaranp
Meyerhoff (1956) menganjurkan formula daya
dukung untuk tiang pancang sebagai berikur a) Berlaku untuk diatas maupun dibawah muka air
:
(*) UntukN>60,diambilN=60
(**) Dianjurkan untuk memberikan reduksi untuk
Qu = 40 Nu.Ap + 0.2 N. As lempung teguh dan lempung pasiran

dimana:

Q, = daya dukung ultimit pondasi tiang Untuk menentukan daya dukung tiang pancang,
pancang (ton) formula dinamik merupakan meroda yang paling
Nu = harga N-SPT pada elevasi dasar tiang tua. Formula dinamik didasarkan pada
Ap = luas penampang dasar tiang (m2) hubungan daya dukung tiang pancang dengan
As = luas selimut tiang (m2) energi pemancangan tiang, yaitu
N = har$a N-SPT rata-rara menghubungkan daya dukung tiang dengan nilai
set, serta menganggap perlawanan tanah pada
Untuk tiang dengan desakan tanah yang kecil saat pemancangan adalah sama dengan kapasitas
seperti tiang bor dan tiang baja H, maka daya tiang untuk memikul beban dalam keadaan
dukung selimut hanya diambil separuh dari statis. Hubungan antara rahanan dinamik dan
fornrula diatas menjadi: statik dari tiang berdasarkan formula dinamik
tidak bol.eh terganrung pada faktor waktu. Hal
Qur, = 40 Nu .Ap + 0.1 N. As mana menyebabkan formula-formula dinamik
inf tidak dapat di-eunakan pada tanah lempung,
Harga batas untuk Nu adalah 40 dan har.ga batas tetapi dapat digunakan pada tanah lepas, seperti
untuk 0.2. N adalah I0 ton/m2 pasir dan kerikil.

4.6. 3.2. M etode Schmertnrunn Formula dinamik ini biasa disebut jugaformula
tiattg pancang rasional yang pada prinsip-
Schmertmann menggunakan korelasi N-SpT prinsip impuls-momentum. Formula dinamik
dengan tahanan ujung sondir e. untuk sering digunakan sekarang ini, didasarkan
yan_q
nrenentul:an daya dukung gesekan dan daya pada persamaan yang berasal dari prinsip-
dukung ujung pondasi tiang. Tabel 4.3. prinsip tersebut, dan dengan anggapan-anggapan
rnemberikan iklrtisar dari usulan Sclrniertmann yang disederhanakan berkembang menjadi
tersebut. formula-formu Ia yang ada.
PE RANCANAAN DAN KONSTRUKSI PONDASI TIANG
PANCANG 37

Tujuan dari formula dinamik seperti tetah dimana:


"
di atas adalah untuk menentukan
disebutkan
Wt +k.W
apakah suatu tiang pancang telah mencapai daya
C,=
I W+W
P
dukung yang cukup. Tetapi formula dinamik
.
mempunyai kelemahan karena ketidakpastian
rp
energi pemancangan dan redaman tanah tidak RI.M. L
L'l =-
diperhitungkan " A.E
k = 0.25 Tiang baja
Formula-formula dinamik ini diturunkan k = 0.1 Tiang lain
berdasarkan pararneter parameter energi palu
(E$, efisiensi (e[, berar palu (W,), berat tiang 4. Formula Gates
(Wo), panjang tiang (L), penampang tiang (A),
moduius tiang (E), koefisien restitusi (n), set (s) RUT= r0,45.m.(r-togs)
dan parameter lain yang ditentukan secara
empirik.
5. Forrnula Modified ENR
Beberapa formula dinamik yang cukup dikenal
adalah sebagai berikut : en'En w' + n2'wo
RUT= .
s + 0.254 wr +W
l. Formula Hiley (a)

wrp+ n2.w 6. Formula Janbu


RUT= "h'Eh
e. .E.
-'*;(0,+kr+kr) W+Wrp RUT= N
K.s
h

dimana:
dimana:

kr didapat dari tabel 4.6.


il9, /, memperkirakan harga RUT).
(dengan r" = co[r + l+ 2.

cd
ing" RUT = daya dukung dinamik
rda kz = RUT.U(A.E) Ca =0,75*6,15.II-
lan - k3 - Quake tanah 'w.
itu
lai r - et.En-L
Cara perhitungan dilakukan den_ean iterasi A.E.s2
rda " sampai konvergen
tas
.an
7. Formuia Danish
2. Formula Hiley (b)
an
rik w
wr + n2.w
n-.wp e. .8.
n n
RUT="h.Eh RUT= N h
Ial wr +W sll +C
rik ,*1c*'
2
l8'
dimana:
rri

en.En.h.L
C^ adalah pencatatan rebound dari Cr=
Ia pukulan terakhir 2.A.8
p-
ik 3. Formula PCUBC
ln e, -8. .C Tabel-tabel di bawah ini dapat digunakan.dalam
p- l.l
RUT= h I perhitungan-perhitungan formula dinamik :
ln s+C
di
38 I,IANUAL PONDASI TIAN9

Tabel 4.4. Nilai Efisiensi Palu (e,,) tiang, dalam kenyataan ada rentang waktu antara
kejadian saat palu memukul kepala tiang dan
Jenis Palu Efisiensi en sampainya gerakan ke kaki tiang. Hal ini
Drop hammer 0.75 - 1.00 mengakibatkan terjadinya gelombang rekan
Single acting hammer 0.75 - 0.85 yang merambat sepanjang riang. pada tahun
Double acting hammer 0.85
I960 Smith mengusulkan permodelan sisrem
Diesel hammer 0.85 - 1.00
palu, tiang dan tanah untuk menggambarkan
Tabel4.5. Nilai Koefisien Restitusi Tians n perambatan gelombang tekan pada
pemancangan tiang. Tiang dimodelkan sebagai
Material
Tiang pancang kayu
n
o.25
massa massa yang kaku yang dihubungkan oleh
pegas pegas yang dapat menerima tekan dan t
Bantalan kayu di atas tiang pancang baja o.32 tarik. Demikian pula pile cap dan pelat landas
Bantalan kayu pada tiang pancang baja
Tiang pancang baja tanpa bantalan kayu /
4.4 dimodelkan. Tanah dimasukkan pengaruhnya fi
0.5 sebagai pegas dan redaman. Pegas tanah dapat
Tiang beton dengan bantalan mengalami peralihan yang disebut quake dan
Palu besi cor di atas tiang pancang beton 0.4 redaman digambarkan sebagai dash pot. F
tanpa topi
E
c
SP,
Tabel 4.6. Nilai Kr - Nilai Perpendekan Elastik t
xG
Kepjala Tiang Pancang dan. Topi Tiane pancanq ruBSrJEtrn -9
g"

Kr (cm) pcr-a.lihan

Bahan Tegangan pemancangan RUT/A


pada kepala tians oancans
35 70 r05 t40
kdcm2 ks/cm2 kelcm2 ks/cmz
Tiang atau pipa
baja
langsung pada 0 0 0 0
kepala tiang
langsung paCa
yxgas sisi unurk
: iKs - 5.I
O,I 0.r 0,3 0,5 mcmodelkea
kepaia tians kavu
tr 8es€kan s€lunut K"
gesekansclimur rt#*.I
K c ! -J--f. E
Tiang pancang padar,Te
r{8,,, Fal
beton pracetak
dengan topi
setebalT,5 - l0
0,3 0.6 0,9 1,25 I \.-r, {_ffi_U
J

)r-#.
*r(r- PCI
bia
dia
cm ran
Topi baja yang Cbr. 4.14. Idealisasi Analisis Persamaan
aka
men-eandung GeloFbane untuk Pemancanean Tiane (Smith)
kor
paking kayu 0,r 0,2 0,3 0.4 der
untuk tiang baja
H Smith menggunakan perlawanan tanah dengan
atau tian-e baja R yang dapat ditulis Por
pipa khu
met
Cap Block terdiri R= R,(t+l.v) pen
dari 5 mm bahan
fiber di antara 0,05 0,1 0,r5 0.2 pan
dua pelat baja I0
dimana:
perl
run R, = tahanan statik a
J = Konstanta redarnan I
V = Kecepatan sesaat I
I
Tiang Patgans Formulasi analisis dengan rambatan gelombang
(
telah ditulis dalam program komputer TTI,
Formula dinanrik berlaku untuk korrdisi tiang WAVE, WEAP, GRLWEAP, Ir4icro\\/AVE dan
yang kaku, retapi karena sifat flcksibiliras aksial lain lain.
mtera
r dan
I ini
tekin
tahun
istem
rrkan
pada
bagai
oleh
dan
PERANCANGAN DAN
rndas
hnya
lapat
KONSTRUKSI
dan
PONDASI TIANG BOR

I
I
-u 1. PENDAHULUAN

Faktor utama yang sering menjadi bahan


-+
pertimbangan unruk pemilihan pondasi
Beton dicor dalam keadaan basah dan
-a adalah mengalami masa curing di bawah tanah
rbiaya dan keandalannya.
Keandalan disini Kadang-kadang digunakan casing untuk
:diartikan keyakinan dari ahli pondasi
I, u l/vrruaJl dimana kestabilan dinding lubang bor dan dapat pula
.rancangan yang tertulis dalam dokumen desain
I casing tersebut tidak dicabur karena klsufttan
LilU lakan memperoleh kondisi yang mendekati Iapangan
ndisi lapangan sehingga dapat .nl*imt beban
suatu faktor keamanan yang memadai.
o ](adang-kadang digunakan slurry untuk
kestabilan lubang bor yang dapat menrbentuk
lapisan lumpur pada dinding galian yang
tiang bormempunyai karakteristik mempengaruhi mekanisme gesekan tiang
karena cara pelaksanaannya yang dapat
dengan tanah
kan perbedaan perilakunya di bawah
:banan_ dibandingkan dengan tiang
o Cara penggalian lubang bor disesuaikan
dengan kondisi unah
ng. Hal - hal yang mengakibatkan
aan tersebut diantaranya :
Beberapa masalah pada tiang bor yang belum
Tiang bor dilaksanakan dengan menggali
terjawab diantaranya :
lubang bor dan mengisinya dengan maLrial
beton, sedangkan tiang pancang dimasu.kkan
. Besarnya reduksi kuat geser tanah akibat cara
ke tanah dengan mendesak tanah disekitarnya
pemboran yang berbeda
(displacement pile) . Efek migrasi air Jari beton ke dalam tanah
. Pengaruh dari Teknik pelaksanaan
. Pemikulan bcban di dasar tiang bcir
40 MANUALPoNDAstruANG

Kemajuan-kemajuan telah diperoleh terhadap buruk dapat menyebabkan penurunan daya


.
informasi mengenai perilaku tiang bor dengan dukung yang cukup berarti.
adanya instrumentasi pada tiang bor yang diuji. . Kondisi tanah di kaki tiang seringkali rusak
oleh proses pernboran atau sedimentasi
Manfaat pemakaian pondasi tiang bor adalah : lumpur sehingga seringkali daya dukung
o Metode desain yang semakin andal. Berbagai ujungnya tidak dapar diandalkan.
metode desain yang rasional telah . Pengecoran beton bukan pada kondisi ideal
untuk berbagai macam
dikembangkan dan tidak dapar segera diperiksa.
pembebanan dan kondisi tanah . Berbahaya bila ada tekanan arte.sis karena
o Kepastian kedalaman elevasi ujung pondasi / tekanan ini dapat menerobgs. keatas.
lapisan pendukung. Lokasi yang pasti dari
penggalian untuk pondasi tiang bor dapar Sebagai konsekwensi dari keandalan yang
diinspeksi atau diukur. Pondasi riang ditawarkan oleh pondasi tiang bor, perhatian
pancang dapat menyimpang lokasinya akibat yang lebih besar harus dicurahkan pada detail
adanya lapis batuan, bafu besar dan faktor- pelaksanaannya dan pengaruh yang potensial
faktor lainnya. terhadap perilaku serta biayanya. Hal ini dapat
. Inspeksi tanah galian. Keandalan dari desain menuntut investasi lanjut misalnya untuk
pondasi hanya baik bila kondisi ranah memperoleh dara penyelidikan tanah yang lebih
diketahui. Untuk pondasi tiang bor, saat akurat dan engineer yang berpengalaman untuk T

penggalian dapat dilakukan pemeriksaan pekerjaan inspeksi. ir

mengenai jenis tanah untuk membandingkan d


dengan jenis tanah yang diantisipasi.
. Dapat dilakukan pada berbagai jenis tanah. 5.2. PENGGUNAAN PONDASI TTANG
Pondasi tiang bor pada umumnya dapat BOR
dikonstruksi pada hampir serlua jenis tanah.
Penetrasi dapat dilakukan pada tanah kerikil Karena kedalaman dan diameter dari tiang bor
dan breksi, juga dapat menembus batuan. dapat divariasi dengan mudah, maka jonis
. Gangglran lingkungan yang minimal. Suara, pondasi ini dipakai baik untuk beban ringan
getaran dan gerakan dari tanah sekitarnya maupun untuk struktur berat seperti bangunan
dapat dikatakan minimum. bertingkat tinggi dan jembatan. Dalam dekade
o Kemudahan terhadap perubahan konstruksi. terakhir ini pemakaian pondasi tiang bor
Kontraktor dapat dengan mudah mengikuti semakin luas (lihat Gbr. 5.1.) seperri
perubahan diameter atau panjang tiang bor diantaranya:
P
untuk mengkompensasikan suatu kondisi a. Pondasijembatan
yang tidak rerduga. b. Menara transmisi listrik
. Umumnya daya dukung yang amar tinggi c. Fasilitas dok
memungkinkan perancangan satu kolom d. Soldier pile
dengan dukungan satu tiang (one column one e. Kestabilan lereng
pile) sehingga dapat menghemar keburuhan f. Dinding penahan tanah
untuk pile-cap. g. Pondasi bangunan ringan pada tanah lunak
. Mudah memperbesar kepala tiang bila h. Pondasi bangunan tinggi
diperlukan misalnya untuk meningkatkan i. Struktur yang membutuhkan gaya lateral !
inersia terhadap momen. yang cukup besar, dan lain-lain. Pi
. Tiang bor dengan diameter 0.5 hingga 6.0 m di
sudah dapat dibuat.
. Tidak ada resiko penyembulan (heaving.). 5.3. PELAKSANAAN PONDASI TIANG
BOR
Namun demikian terdapar juga beberapa
keberatan dengan tiang bor : 5.3. l. Pendahuluan
. Pelaksanaan yang sukses sangat bergantung
pada ketrampilan dan kemampuan Para kontraktor tiang bor biasanya
kontraktor, berbeda dengan tiang pancang menggunakan alat-alar dan teknik yang
atau pondasi dangkal. Pelaksanaan berbeda dalam pclaksanaan pembuatan Iiang
)/ang
PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI PONDASI TIANG BOR 41

bor, hal tersebut tergantung pada jenis kap,asitas pondasi, jadi para konsultan dan
proyeknya. Para ahli harus terbiasa dengan kontraktor harus bisa saling bekerja sama untuk
beberapa metode yang digunakan untuk menyakinkan bahwa segala sesuatu yang telah
usak.:, mengetahui kapan dan dimana lokasi pemboran dirancang sejak awal berhubungan dengan
ntasi harus dilakukan secara teliti. Metode dan metoda pelaksanaannya.
lcung penggunaan jenis alat berpengaruh dalam Beban lateral Il

ideal

Irena

yang
atian
tetail
nsial
lapat (b). Aplikasi Tiang Bor untuk Menahan Beban
ntuk Horisontal
(a). Aplikasi Tiane Bor untuk Kestabilan Lerens. Contoh di atas menggambarkan beban lateral yan-e
lebih
Khususnya pada lereng yang telah longsor, metode berasal dari beban angin pada papan iklan.
ntuk
ini cukup baik. Tiang bor harus masuk lebih dalam
dari bidang lon,esor.

ING

t4iilea!6ihrg (d)

; bor (d). Aplikasi Tiang Bor untuk Jembatan


jenis
Pada jembatan di mana gaya lateral cukup besar.
ngan peng,sunaan tiang bor menguntungkan karena
unan mempunyai inersia yang tinggi.
kade
boi
perti (c). Aplikasi Tiane Bor untuk Proteksi Galian
Pondasi liurr.r: lr,rr tlapat dimanfaatkan untuk menahan
gcnrk:ur t.rn:tlr akilrlrt galian.

ak
(O. Anlikasi Tians Bor untuk Pondasi Gcdune Tineei
Lteral (e). Anlikasi Tiang Bor untuk Konstruksi Dok Kapal Kelompok tiang bor dapat digunakan untuk pondasi
Pada konstruksi dok, pondasi tiang bor dapat baik untuk menahan uplift pada
bangunan tinggi
digunakan untuk mcnahan _eaya uplift. podium maupun menahan beban aksial tekan di
bawah tower.
\NG

Cbr.5.l. Beberapa Kegunaan Pondasi Tiang Bor

anya

Iu!s
tang
42 MAN:ALpoNDAstnANG

5.3.2. Peralatan Pemboran silinder. Alat ini biasanya digunakan pada


tanah dan batuan keras.
Setiap kontraktor umumnya memiliki peralatan - Multiroller, alat ini untuk hanya batuan keras.
yang berbeda, setiap alat yang ada hanya sesuai - Cleanout bucket, untuk meminCahkan hasil
penggunaannya pada kondisi ranah dan teknik galian akhir dari lubang bor dan membuar
pemboran tertentu saja. Flight auger biasanya dasar pengeboran menjadi lebih bersih. Tiang
dipakai, seperri terlihat pada Gbr. 5.2, Alar yang tahanan ujung membutuhkan bucket ini.
sederhana dan ringan ini mempunyai
kemampuan membuat lubang bor berdiameter 5.3.3. Metode Pelaksgnaan Pondasi Tiang Bor
0.8 - 3.6 m.
Cara kuno untuk mengkonstruksi tiang bor
Cara kerjanyarig akan berputar masuk ke tanah adalah dengan menggali secara manual
sampai terisi penuh oleh tanah. Kemudian kemudian melakukan pengecoran beton. Cara
ditarik kembali ke atas dan diayun supaya tanah ini amat membatasi kedalaman dan jenis tanah
yang menempel lepas dari pisaunya. yang dapat ditembus sehingga hanya digunakan
untuk bangunan residensial atau bangunan
AIat ini efektif pada jenis tanah dan baruan 5ingan lainnya. Dengan ditemukannya alat - alat
iunak, tstapi di lapangan biasanya mengalami hor modern, maka pelaksanaan konstruksi
kesulitan pada saat pemboran jadi para menjadi lebih mudah. Umumnya terdapar tiga
kontraktor bisanya memilih mesin bor lainnya metode yang dikenal :
atau mengganti pisaunya dengan yang lebih
baik. Pisau berbentuk spiral melancip akan 5.3.3.1. Pelal:sanaan tlengatt Cara Kering
rnembantu dalam pemboran tanah yang keras (Dry Merlrcd)
dan batuan. seperri terlihat pada Gbr. -5.3.
Cara ini sesuai dengan tanah jenis kohesif dan
muka air tanah berada pada kedalaman di bawah
dasar lubang bor atau jika perrneabilitas tanah
cukup kecilnya sehin-ega pengecoran beton
dapat dilakukan sebelurn pengaruh air terjadi.

5.3.3.2. Pelaksarmatt dettgan Casing

Casing diperlukan dirnana runtuhan tanah


(caving) atau deformasi lateral dalam lubang bor
dapat terjadi. Perlu dicatat bahwa slurry perlu
dipertahankan sebelum casing masuk.

Gbr. 5. 2. Alar Pembor Rlngan Dalan-r kondisi tertentu, casing harus


(Sumber : The Associatiori of Drilled Shaft
dimasukkan dengan menggunakan alat
Contractors) penggetar (vibrator).

Penggunaan casing'harus cukup panjang dan


AIat - alat bantu pemboran lainnya adalah : mencakup seluruh bagian tanah yang dapat
- Bucket auger, berfungsi untuk nrengumpulkan runtuh akibat penggalian dan juga diperlukan
hasil galian dalam keranjang berbentuk spiral bila terdapat tekanan artesis. Kadang-kadang
dengan cara mengambil tanah dari galian ke casing sukar dicabut kembali bila beron sudah
atas dan dibuang, alat ini biasanya berfungsi mengalami setting, tetapi sebaliknya casing
baik pada tanah pasir. tidak boleh dicabut mendahului elevasi beton
- Belling buckets, alat ini mempunyai karena tekanan air di sekeliling dinding dapat
keistimewaan dengan ukuran yang lebih besar menyebabkan curing beton tidak sempurna.
pada bagian dasarnya, pembesaran volume ini
Casing juga dibutuhkan pada pengecoran di atas
bisanya disebut bells atau underreams. tanah atau di tengah-tengah air misalnya pada
- Core l:arrcls, alat pemotong berbentuk pondasi untuk dermaga arau jenrbatan.
lingkaran, membuat dan menggali bentuk
qERANoANGAN DAN KoNsrRUKg poNDAstlANc BoR 43

ieras.
hasil
nbuat
Tiang

lor

; bor
anual
Cara
tanah
rakan
lunan
- alat
ruksi
tiga

e ring

'dan
rwah
anah
)et0n
ri'
1

anah
3 bor
rerlu

rarus
alat

dan
apat
-rkan
iang '.i'j' :d' (c)
rdah
sing (h)
eton Cbr.5. 3. Alirt-allt Bantu (Sunrbcr: The Association ol'Drilled Shaft Contractors)
apat (a). Bcntuk Pisau Bor Khusus Spriral
Lrna. (b). Core Barcls
atas,
(c). Multirollcr
(d). Bucket Auscr
ra{a
(c). Alat Bor Pondasi Tians Bcl
44 MANUAL PONDASI TIANG

5.3.3.3. Pelal<sanaan dengan Slurry

Metode ini hanya dapat dilakukan unruk suatu


situasi yang membutuhkan casing. Langkah-
langkah pelaksanaannya diberikan pada Cbr.
5.5. Perlu dicatat disini bahwa tinggi sluny
dalam lubang bor harus mencukupi untuk
memberikan tekanan yang lebih tinggi dari
tekanan air disekitar lubang bor.

Bentonite adalah bahan yang dipakai sebagai


slurry dengan mencampurkannya dengan air.
T.n&Kob6if Umumnya diperlukan bentonite sebanyak 4fc
==.t--=-=
hingga 67o untuk pencampuran tersebut.

Dengan penggunaan sllrrry umumnya


dikehendaki agar tidak membiarkan slurry
terlalu lama dalam lubang galian sehingga
campuran tersebut tidak menyebabkan suatu
bentuk bahan,kental (cake) yang menempel pada
dinding lubang bor. Penempelan bahan kenral
ini dapat mengurangi kapasitas gesekan selimut
tiang bor.

Bila lubang bor telah siap maka an)'aman


tulangan segera dimasukkan kemudian baru
dimasukkan treminya.

5.4. PENGENDALIAN MUTU PONDASI


TIANG BOR

5.4.1. KondisiTanah

Pengendalian muru pondasi tiang bor harus


dimulai dengan pengetahuan mengenai tanah
dimana konstruksi hendak dilaksanakan.
Kondisi tanah yang mudah longsor seperri
adanya pasir lepas atau medium mengharuskan
kontraktor untuk memobilisasi peralatan ekstra
misalnya diperlukannya casing dan
niembunrhkan waktu lebih lama.

Penyelidikan tanah harus memberikan informasi


cukup karena masalah yang muncul dapat
(c) bervariasi. Disamping itu salah satu tujuan
pengendalian mutu termasuk didalamnya adalah
Chr. 5. 4, Pembuaran Tiang Bor dengan inspeksi dari jenis tanah yang dijumpai selanu
Mcnggunakan Casing (Recsc & O'Neill. l98ti) proses pemboran. Penyimpangan yang jauh dari
(q). Instalasi Casing dcngan Vihrasi
kondisi tanah yang diharapkan harus dilaporkan
(b). Pcngeboran Tanalr
karena berarti dapat saja terjadi perbedaan
(c). Ppmasangan T!t-lansal dan pcngccoran
dalam daya dukung tanah yang dapar
mempengaruhi kinerja dari pondasi.
PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI PONOASI TIANG BOR 45

Hal - hal tak terduga yang dapat muncul akibat tqrjadi perpanjangan waktu atau perbedaan
kondisi tanah yang tidak diantisipasi akan biaya yang cukup menyolok.
menimbulkan pertikaian karena dapat saja
suatu
skdh-
Gbr.
slurry
untuk
dari

bagar
r air.
< 47c

mnya
slurry
ingga
suatu
pada
lental
limut

t
"*,
tanah (c) (d)

rakan.
Cbr. 5.5. Pembuatan Tianq Bor densan Menqgunakan Slurr.,,
eperti (a). Pembuatan Lubans Bor Disertai denean Peneisian Slurry
uskan (b). Pemasansan Tulansan
ekstra (c). Peneisian Material Beton
dan (d). Tiang Bor Penvelesaian

rITI]iISl Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : 5.4.2. Inspeksi Lubane Bor
dapat a. Adanya lapis tanah pasir di bawah muka air
.ujuan tanah Pen-gawasan mutu yang diperlukan untuk lubang
rdalah b. Adanya kerikil dan boulder bor adalah pemeriksaan alignment yang terakhir,
elanra c. Ada bekas - bekas bangunan lama jenis tanah yang diperoleh dan pembersihan
h dari d. Tanah timbunan dasar lubang bor. Biasanya aspek-aspek diatas
,orkan e. Lapisan batuan induk memiliki format pemeriksaan tersendiri.
edaan f. Muka air tanah
dapht
46 MANUALpoNoAstnANc

5.4.3. Tulangan dan C_ara Handling Tulangan dimana:

Pemeriksanaan tulangan metiputi jurnlah


Q, = daya dukung ultimit tiang (ton)
tulangan dan diameternya. Cukup penting pula
Q, = daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
Q, = daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
untuk memerikia selimut yang disediakan
untuk beton dan juga kekokohan dari tutangan Dalam manual ini metode untuk memprediksi
tersebut karena pada saat pengangkatan besarnya daya dukung selirnut maupun daya
tulangan dapat mengalami deformasi secara dukung ujung rnenggunakan metode Reese &
berlebihan dan bisa mengalami kesutitan masuk Wright dan metode Kulhawy.
ke dalam lubang bor disamping dapat
mengakibatkan kerusakan pada dinding lubang.
5.5.1 . Daya Dukung Ujung
5.4.4. Pem,eriksa?n Mutu Beton
Daya dukung ultimit pada ujung tiang bor
Beton untuk pondasi tiang bor harus dinyatakan sebagai berikut :
menggunakan campuran dengan nilai slump Qp=gpxA
tertentu. Campuran yang terlalu kental akan
mengakibatkan penggumpalan dan dapar tirnunu t
membentuk lubang sehingga daya dukung Qo = daya dukung ultimit tiang (ton)
pondasi berkurang. Umumnya, nilai slump yang gp = tahanan ujung per satuan luas (ton/ml)
baik berkisar anrara 15 - 18 cm, nitai slump A = luas penampang tiang bor (.m2)
terendah cocok digunakan untuk pondasi dengan
diameter besar dengan jarak tulangan yang Pada tanah kohesif besarnya tahanan ujung per
besar. Kadang-kadang baik juga menambahkan satuan luas, go, dapat diambil sebesar 9 kali kuat
campuran tambahan pada campuran beton untuk geser tanah. Sedangkan untuk tanah noll-
nrendapatkan nilai slump yang tinsgi sebelunr kohesif, Reese mengusulkan korelasi anrara qp
settin_s terjadi. dengan Nsrr (Gbr. 5.6.).
50
Beberapa kontraktor juga telalr mengenal
adanya jenis semen mengemban_e .),anc HH
(9 9)
digunakan dalam pondasi bor. Semen ini 40
rnenyebabkan beton mengembang pada saar US 5-q
(10.2)
curittg, hal tersebut membuat peningkatan $
B8
( r8.0]
tekanan tanah lateral dan tahanan gesek pondasi. 930
E

Hal - hal penting pada pemeriksaan nlutu beton E


adalah :
s20 /o
'= a,/ Gl
I

a. Kekuatan silinder beton c


c
/ uall G2
I
(2s.41
b. Slurnp / workability -E l0 a -Toumo
F
c. Kemungkinan tedadinya segregasi r - Koizu mi
d. Ukuran agregat dikaitkan dengan keraparan
tulangan 0t I
0 40 80 r00
Nspr

Cbr.5.6. Tahanan Ujung Ulrimit pada


5.5. PERANCANGAN PONDASI TIAI.{G
Tanah Non Kohesif
BOR (Sunrher: Reetq & Wright. l9*77)

Daya dukung pondasi tiang bor mengikuti


rurnus urnum yang diperoleh dari penjumlahan 5.5.2. Daya Dukung Seliniur
tahanarr ujung dan tahanan selimut tiang.
Scl:lgui rnana l'orrtrrrla urnunr dapat dinl,atakan Perhitungan daya dukung selimut tiang pada
clirlanr lrclltuk :
tanah homogen dapat dituliskan dalam bentuk :
e,,=e,,+e.
Q,=fxLxp
PERANCANGAN DAN KONSTRURS/ PAAIOASITIANG BOR 47

di mana : Q, = daya dukung ultimit selimut Pada tanah non-kohesif : gesekan selimut
tiang (ton) dihitung dengan formula
On)' i..l
f = gesekan selimut tiang per satuan f=KxOv'xtan0
luas (ton/m2)
(toJr) ,.,
L = panjang tiang (m) dimana : &= Koefisien tekanan tanah at rest
ediksi
i..
p = keliling penampang tiang (m) I -sin$
;,,
daya (I"'= tekanan vertikal efektif tanah
:se &
& Wright ( 1977)
a. Metode Reese (ton/m2)
Cesekan selimut tiang per satuan
dipengaruhi oleh jenis tanah dan parameter kuat
luas
o= sudut geser dalam tanah

geser tanah. Untuk tanah kohesif dan tanah non- Kuar gcs€r und.rin6( c, (t/m2)
kohesif dapat menggunakan formula : 1.2
5, b. 23

Tanah kohesif : a l'


l4al
g . f=Ctxcu to
a
a
. Udai(65Td)
bor rl l.C*f+ra(alTcar)
dimana : d =faktoradhesi
cu = kohesi tanah (ton/m2) 6ol \r\r {
a
B
E
.(, !\^\a AT
A

Berdasarkan hasil penelitian Reese faktor { o-e 1i


b AA
koreksi (cr) dapat diambil sebesar 0.55. -v
kd .t G:.Gr+
o-r
a a
n2)
Pada tanah non-kohesif, nilai f dapat diperoleh
a
1
.a,
dari korelasi langsung dengan Nspr (Gbr. 5.7.).
rg per
i kuat Gr (18.31
non- ^ Cbr. 5. 8. Faktor Adhesi (Kulhawv. I99l)
lrer qp
o GT (4G71 Bila tiang bor pada tanah berlapis maka formula
.6.75
tersebut dapat dimodifikasi menjadi :

E
o
Q. = Ifi
i=l
xlr xp
b
€ dimana: Q, = daya dukung ultimit selimut
.E (ton)
'f,
i li
-
gesekan selimut tiang per satuan
E luas pada lapisan ke-i (ton/m2)
T
,i
.a
c(
s4,
li= panjang segmen tiang pada
o lapisan ke-i (m)
,r*
t oI p= keliling penampang tiang (m)
'.d
*
1
i
i
:i 40 80
,}
.1*
Nspr
dE Gbr.5.7. Tahanan Selimut Ultimit vs Nsrr
{ (Sumber: Wrieht 1977)
J

,t
l b. Metode Kulha*1,
I
i Kulhawy menyatakan bahwa faktor adhesi pada
tanah kohesif tergantung pada besarnya kuat
,*
'.x
geser tanah (Gbr. 5.8.)
j
pada 1 f=(XXCu
ri!
tuk
l

:
dimana: cr =faktorkoreksi
c, = kohesi tanah (ton/m2)

i.l
;4

;4
,dH

ffi
DAYA DUKUNG TARIK
DAN GESEKAN NEGATIF
PADA PONDASI TIANG

6.1. KAPASITAS TARIK PONDASI TIANG di mana ; [- = panjang tiang


p = keliling
Pada kondisi tertentu, seperti gempa, adanya cr' = faktor adhesi untuk tarik
gaya uplift atau unruk jangkar, pondasi tiang cu = kohesi
akan berfungsi menahan beban tarik. perhatian
para peneliti mengenai hal ini belum banyak dan Nilai o' dapat diperoleh dalam tabel 6.1.
pandangan lama menganggap kapasitas rarik
sama dengan nilai Qsuru,,tr paCa kondisi tekan.
Beberapa literatur dan Rahardjo (LggZ) T
mendapatkan bahwa gesekan ultimit pada saat
tarik lebih rendah daripada nilai gesekan ultimit
tiang dalam keadaan tekan, umurrrnya berkisar
40 - 70Vo. Kapasitas tarik pondasi tiang dapat
N
dinyatakan:
di
T,=T+Wp
dimana: Tr = kapasitas totai
T = kapasitas tarik
Wo= berat tiang
v
6.l.l.' Kapasitas. Tarik Pondasi Tiang pada tir
Tanah Lempuns bi
ta
Das dan Seeley (1982) mernberikan formula :
di
T=L.p.G'.cu Gbt. 6. L Kanasitas Tarik Pondasi l'ians
DAYA DUKUNG TARIK DAN GESERAN NEGATIF PADA PONDASI TIANG 49

Tabcl 6. L Faktor Adhesi untuk Kaoasitas Tarik

Jenis Tians Faktor Adhesi


Tiang Bor cr' = 0.9 - 0.00625 cu
(c, < 80 kPa)
E
cr' = 0.4 (c,, > 80 kPa) E

Tiang Pipa
?
€o
cr' = 0.715 - 0.0191 c,
JI
(c" < 27 kPa)
d' =0.2 (c, > 27 kPa)

Dalam formula di atas c, dalam kPa


K 6. | .2. Kapasitas Tarik Pondasi Tiang oada
Tanah Pasir
F 3
Daya dukung tarik pondasi tiang pada tanah
pasir dapat dihrtung sebagai berikut
K-2
r= l(r, .p)dz
0 'l
di mana: f, = gesekan selimut untuk tarik
(Gbr.6.2.a)
= Ku o"' tan 6
0L
20 30 10 50
K,= koefisien tarik Su&rt gcscr da&o, {
6r' = tegangan vertikal efektif (b)
6= sudut geser antara tiang-
tanah
1.6 l6
Prosedur perhitungan sebagai berikut :

!. Tentukan kapasitas relatif, D., kernudian


berdasarkan nilai Dr, tentukan L.. dari Gbr.
6.2.c. t-2 12.
2. BilaL<L", 3
.

LL 6 -:I
T = pJ f u.dz= pJ (o,'. Ku. tan 6)dz slg
00 o.8 8
bila permukaan air jauh di bawah tiang,
T= + p.t.I:. Ku.tan 6
3. BilaL>L- 0.4
1= j n t I.''. I(.tan6 + p.y.k. I!. tan a(I-- r..)

Nilai K dan 6 dapat ditentukan dari Gbr. 6.2.b.


dan Gbr. 6.2.c. 20 40 60 80 100
kcpaaato n{aiftauh (g) ;

G)
6.2. GESEKAN NEGATTF
Cbr. 6.2. (a). Variasi f,
' (b). Koefisien Tarik
Masalah yang harus diperhatikan pada pondasi
(c). Variasi 6/d dan fi-lD).,dgnga!_D{
tiang yang berada pada tanah timbunan adalah
bahwa penurunan tanah dapat mengakibatkan
tarikan ke bawah(downdrag). Tarikan ini Pada berbagai keadaan, khususnya pada tanah
disebut gesekan negarif (negative skin friction). lempung, distribusi penurunan tanah akan
berubah terhadap waktu karena adanl,a
50 MANLTAL PoNDAst rtANc

perubahan tekanan pori yang mengakibatkan P.


konsolidasi pada tanah. I I

Berkaitan dengan penyebab penurunan tanah, :


(
besarnya gesekan negatif bertambah dengan
I
besarnya gerakan relatif antara selimut tiang dan
(
tanah. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan penurunan tanah
adalah:
L Profil tanah dan elevasi muka air tanah
2. Sifat-sifat tanah (kompresibilitas dan
konsolidasi)
3. Besamya beban dan lamanya pembebanan

6,2.1. Mekanisme Timbulnya Gesekan Negatif


Pondasi Tiane Pancang

Bila sebuah tiang berada di dalam tanah


timbunan yang cukup tebal dan ditempatkan
diatas lapisan tanah yang kompresibel, maka
tanah cenderung akan bergerak kebarvah. Akibat
beban timbunan, terjadi peningkatan tekanan air
pori sehingga tanah tersebut mengalami
konsolidasi dan penurunan yang cukup besar.
P,t+ Pt+ Prr
Jika penurunan tanah disekitar tiang lebih besar
daripada penurunan tiang, maka akan timbul Cbr, 6.-i. Skcrnatis Gcsc,kan Ncgatil
geseran antara selimut tiang dengan tanah pada Pondasi Tiang
kearah barvah yang menyebabkan tiang pancang
tertarik kebawah. Gaya geser l<ebawah ini
dikenal sebagai gesekan negatif (negative skin 6.2.2. Metoda Meneevaluasi Gesekan Neeatif
friction) atau downdrag.
Besarnya gesekan negatif merupakan jumlah
Perilaku ini, juga terjadi pada daerah endapan gaya geser disepanjang tiang. Pada tiang
lumpur atau lempung akibat terganggunya tanah pancang tunggal besaran tersebut pada
pada saat pemancangan tiang. Peningkatan kedalaman z adalah
tekanan air pori pada saat pemancangan z
p=
menimbulkan penurunan tanah yang Ir,pdz
mengakibatkan. gesekan negatif. 0
dimana:
Akibat utama yang ditimbulkan oleh gesekan Ta = tegangan geser antara tiang dengan
negatif adalah penambahan beban aksial pada tanah
tiang dan pengurangan tegangan efektif pada p - keliling tiang.
ujung tiang yang disertai pengurangan kapasitas
daya dukung ultimit. Penambahan beban aksial Tegangan geser diperoleh dari persamaan
pada tiang dapat mengakibatkan pertambahan Coulomb
penurunan tiang yang disebabkan oleh t"=cr'+Krottan6
pemendekan aksial tiang pancang dibawah titik dimana
netral (neutral point). Yang dimaksud dengan cu' = adhesi antara tiang dan tanah (drained
titik netral adalah elevasi pada tiang dimana soil)
tidak terjadi geseran antara selimut tiang dengan K, = koefisien tekanan tanah
tanah atau suatu titik batas dinrana terjadi o\. = tegan,gan vertikal efektif
perubahan menjadi gesekan negatif seperti yang [ = sudut geser antara tiang dan tanah
tcrlihat dalam Gbr. 6.3.
DAYA DUKUNG TARIK DAN GESEKAN NEGATIFPADAPONDASITIANG 51

l. Metoda P 2., Metoda Poulos dan Davis

Metoda Beta merupakan metoda semi empiris Dalam menganalisa gesekan negatif pada tiang
yang dikembangkan oleh Dr. Garlenger (1973) tunggal, Poulos dan Davis membagi tiang
$ dengan harga Beta sama dengan K. tan Q. Harga menjadi beberapa elemen serta mengasumsikan
Beta tergantung dari jenis tanah dan dapat bahwa tanah merupakan material elastis dengan
!'j.

dilihat dalam tabel berikut : lapisan tanah dasar yang kaku. Pada tanah
dengan kondisi elastis seperti asumsi diatas,
Tabel 6.2. Nilai B pada Jenis-ienis Tanah penurunan tanah dan tiang pada setiap elemen
disamakan untuk mendapatkan tegangan geser
Jenis Tanah B disepanjang tiang.
[-empung 0.20 - 0.25
0.25 - 0.35 Besarnya gesekan negatif pada tiang akan
Lanau
berganrung pada beberapa faktor :
Pasir 0.35 - 0.50
l. Karakteristik tiang
Seperti tipe tiang, metode pemancangan,
Dalam memperkirakan gesekan negatif panjang tiang, bentuk potongan melintang
Garlenger memberi asumsi :
l. Gaya geser pada selimut tiang dihubungkan 2. Karakteristik tanah
dengan tegangan efektif vertikal secara
Seperti kekuatan kompresibilitas,
kedalaman . Iapisan, kekakuan lapisan
empiris untuk rnenentukan harga konstanta
pendukung
Ktan6 3. Penyebab pergerakan tanah
2. Gesekan negatif hanya bekeda sampai titik 4. Kondisi pada saat pelaksanaan
rretral.
Besarnya gesekan negatif pada tiang pancang
Metode Beta digunakan dalam memperkirakan tunggal dihirung dengan rumus :
besarnya gesekan negatifyang terjadi pada tiang
pancang tunggal. Langkah-lan-ekah yang Pru = PNsr .Nn -Nr + P.
d i I akukan u ntuk memperki rakan -eesekan negati f
adalah :
dimana:
l. Memperkirakan penurunan tanah yang akan
Nn = faktor koreksi jika tidak terjadi
:gatif tedadi setelah pemancangan tiang dan gelincir
-v memeriksa apakah penurunan tersebut Nr = faktor koreksi akibat penundaan
umlah cukup besar sehingga menyebabkan
tiang pemancangan
masalah gesekan negatif yang hebat (lebih
pada besar dari 5 cm).
Pu = gaya aksial pada tiang diatas lapisan
yang berkonsolidasi
2. Menentukan ukuran tiang, yaitu keliling downdrag maksimum jika terjadi slip
tiang dan elevasi tiang.
Pxsr =
antara tiang dan tanah yang besamya
3. Menentukan profil tanah dan parameter-
parameter tanah.
4. Menentukan tegangan efektif vertikal o*', PNsr = rcDL [c"' + K tan Q"'( */. *qll
lengan ditengah setiap lapisan.
5. Menentukan besarnya gesekan negatif
maksimum pada setiap tengah lapisan tanah, di mana:
f = 0.o"' D = diameter tiang
amaan 6. Menghitung gaya gesekan negatif Pp, )ang L = panjang tiang pada tanah yang
merupakan kontribusi dari masing-masing berkonsolidasi
i
'I
,i lapisan tanah, cr' = adhesi tiang dan tanah (drained soil)
rI
!i Pr.r = f.p-h
K, = koefisien tekanan lateral
lrained : di mana : p = keliling tiang pancang Q" = sudut geser tiang dan tanah (drained
J
d
h = ketebalan lapisan soil)
.,{
,!? v = berat isi tanah
i q = tegangan konsolidasi efektif akhir
rlt
52 MANUAL PONDASI TIANG

KorfirNR( L di mana :
C, = koefisien konsolidasi tanah
M = I untuk drainase satu arah
= 4 untuk drainase dua arah
to = waktu pada saat pemasangan tiang
t = waktu
L = panjang tiang

7L
q
dr
BF
.Ei
'd'6
TCF
dc
'K . IOOO Volucs in bockcls aE
-d,e
,: . t =-
- (tl,t, ,t't . Ks ron +; I
Hfi
dt
66
!J-
t.oqb
-L2
cirtqn or ci"Uq
Cbr. 6.6. Faktor Rcduksi Gcse kan Ncgatif Nr -
Gbr.6.4. Faktor Reduksi Gcsekan Negarif N8 Drainase Dua Arah
(a'1. (K* tan 6u'
= 0.2)
(b). (K. ran d.' = 0.4)
(Sumber : Poulos & Davis. 1975)

rft
tt t-
-El !
! 'so ___l_,olo*
@.o1o.'l -
5ta KIIOOO |
Eb ,i "o
HS
' illi-&,
Orn-woydmirnge A.qs,Ozl-
gc
de
(cl,zq, rt-zq. Kr ron +')
dt
8t
;
F
z.

Drainase Satu Arah

Faktor koreksi Ns diperoleh dari Gbr. 6.4.


berikut sedangkan faktor koreksi N1 diperoleh
dari grafik hubungan antara Nn dengan
pengaruh waktu, dimana pengaruh waktu
tersebut diperhitungkan sebagai berikur :

t..tt
Tro = ,
L*
dan
c., t
T, = --:-
t M
TIANG DENGAN
BEBAN LATERAL

7.1. PENDAHULUAN

Beban lateral dan momen dapat bekerja pada


pondasi tiang akibat gaya gempq gaya angin
pada struktur atas, beban statik seperti misalnya
ffi
a{
tekanan aktif tanah pada abutment jembatan
atau pada soldier pile, tumbukan kapal dan lain-
lain. Untuk analisis, kondisi kepala tiang
dibedakan seba-eai kondisi kepala tiang bebas lol ('I
(free head) dan kepala tiang tedepit (fixed a.r-gr*sk t
head).

Beban lateral yang diijinkan pada pondasi tiang


diperoleh berdasarkan salah satu dari2 kriteria :
. beban lateral rjin ditentukan dengan (c)
' (dl
membagi beban ultimit dengan suatu faktor Cbr. 7.1. Kondisi Pcnrbebanan Lateral
keamanan. pada Pondasi Tiang
. beban lateral ditentukan berdasarkan defleksi
maksimum yang diijinkan.
7.2. PENENTUAN KRITERIA TIANG
Ir4etoda analisis yang dapat digunakan adalah :
PENDEK DAN PANJANG
o Metoda Broms
. Metoda Brinch-Hansen Dalam perhitungan pondasi tiang yang dibebani
. Metoda Recse - Matlock
lateral disamping kondisi kepala tiang,

5 r;l
;\
rI
:::

1l

j
:
54 MANLIAL poNDAStnANc

umumnya tiang dibedakan perilakunya atas tanah lempung terkonsolidasi normal, harga q5
pondasi tiang pendek dan ponda.si tiang panjang.
= 3.50 - 7.00 kd"*'. Sedangkan untuk tanah
organik, ln = 1.50 kg/cm'l.
Pada pondasi tiang pendek, sumbu tiang masih
tetap lurus pada kondisi terbebani lateral.
Kriteria penentuan tiang pendek dan tiang trt?t
panjang didasarkan pada kekakuan relatif anrara UlH(LEC mg.c.tlya strcngth l&.trl

pondasi tiang dengan ranah.

Pada tanah lempung over consolidated, modulus


subgrade tanah biasanya diasumsi konstan t
c
terhadap kedalaman tanah. Dalam hal ini
digunakan faktor kekakuan R untuk menentukan
tiang pendek atau panjang.

*=rE
\IKD
di mana:
K = k/1.5, dengan nilai k, adalah modulus Gbr. 7.2. Hubunean na dan Kepadatan l'anah Pasir
subgrade tanah yang dapat ditentukan
dengan percobaan pembebanan plat di
Iapangan, atau dari korelasi dengan kuat Kriteria tiang pendek atau panjang ditentukan
geser tanah seperri pada tabel 7. l. berdasarkan nilai R arau T yang relah dihitung
dan ditunjukkan dalam tabel 7.2.

Tabel 7. l. Hubunean antara k1 dan c,,


Tabe I 7.2. Kriteria Jenis Tiene

Konsistensi Sedang Teguh Keras Jenis tians Modulus Tanah


hingga hingga Kaku LS2T LS2R
tesuh anrat tesuh (pendek)
Kuat geser 0.50 - r.00 1.00 - 2.00 > 2.00 Elastis L>47 L>3.5R
undrained, (panians)
c,, (ke/cm3)
Rentang k1 0.r5 - 0.30 0.30 - 0.60 > 0.60
(ks/cml)
7.3. METODA ANALISIS
Sedangkan pada tanah lempung yang 7.3.1 . Metoda Brinch Hansen
terkonsolidasi normal dan tanah berbutir kasar,
nilai modulus subgrade umumnya meningkat Metoda ini berdasarkan teori tekanan tanah dan
secara linier terhadap kedalaman, sehingga memiliki keuntungan karena dapat diterapkan
digunakan kriteria lain yaitu :
baik pada tanah homogen, tanah dengan c-Q dan
tanah berlapis, tetapi hanya berlaku untuk tiang
T= (datam satuan panjang)
lF pendek dan dalam solusinya membutuhkan cara
coba-coba untuk mendapatkan ririk rotasi dari
Iv
dimana: tiang.
ai
E = modulus tiang hr
J Tahanan ultimit tanah pada suatu kedalaman
= momen inersia tiang
dihitung dengan persamaan : 0
Ir = modulus variasi dan. hubungannya dr
dengan K adalah sebagai berikut :
Prr=o.,'xiq+cxK-
K= In'x
D
di nrana IQ dan IQ nterupakan fungsi Q dan x/D,
Nilai 116 tipikal untuk tanah pasir diberikan oleh
yang ketentuannya seperti pada Cbr. 7.4.
Terz-aghi dan Reese seperri pada Gbr. 7.2. Untuk
TIANG DENGAN 8E8AN LATERAI. 55

kcpala tiang
tctj"pit
Trtfttangkep
bcban ckivalca. \.
\.
ko{disikcpde:
tirng bcbas
I
Mornco lcrtur
a*
A
t:
*l
.rr I Elqnco
--J-

l"
,-l
-----.lo
ldl

Cbr.7.3. Reaksi

rah dan
:rapkan
:-Q dan
Gbr. 7.4.a. Koefisien I(.
k tiang
an cara
rsi dari Metoda Brinch Hansen juga berlaku untuk
7.3.2. Metoda Broms
analisis^-jangka pendek dengan menggunakan
harga nilai kohesi tak terdrainase, cu, jin
alaman f,r.gu Metoda perhitungan ini menggunakan teori
Q = 0o; atau unruk analisis jangka paniang tekanan tanah yang disederhinakan dengan
dengan menggunakan harga c, dan
4-,. menganggap bahwa sepanjang kedalaman tiang,
tanah mencapai nilai ultimit.
Keuntungan metoda Broms :
. dapat digunakan pada tiang panjang
maupun tiang pendek
- 56 MANUALPoNoAstTtANc

r dapat digunakan pada kondisi kepala tiang asumsi ini dapat memberikan estimasi yang
terjepit maupun bebas terlalu tinggi dalam daya dukung lateral ultimit
Kerugian: khususnya pada tanah berkonsistensi padat atau
. hanya berlaku untuk tanah homogen, yaitu ven,sti.ff.
tanah lempung saja atau tanah pasir saja Bcbas lil{ral H
o tidak dapat digunakan pada ranah berlapis
Broms membedakan antara tiang pendek dan
panjang serta membedakan posisi kepala tiang
bebas dan terjepit.

7.3.2.1. Metoda Broms untuk Kondisi Tiang


Pendek

Kepala.Tiang Bebas (Free Head)

Untuk tiang pendek (1./T < 2), pola kerunruhan


yang mungkin terjadi dan distribusi dari tahanan Mmcalcrorr
RcEksi tana.h
ultimit tanah ditunjukkan oleh Gbr. 7.5.
Gbt 7.5,c.
Rgaksi Tanah dan Monren,Ler.rttlr Tians
Pendek Kepala Ti4ne Bebas pada Tanah Lempung
Bcbolalcral H

Karena titik rotasi diasumsikan berada di dekat


ujung tiang, tegangan yang cukup besar yang
bekerja di dekat ujung (Gbr. 7.5.b. untuk butir
tanah kasar) dapat diganti dengan sebuah gaya
terpusat. Dengan mengambil momen terhaaap
kaki tiang diperoleh :
Gbr. 7.5.a. Pola Keruntuhan Tiang Pendek
Kepala Tiane Bebjri
H
.,' _osy'L3Dfp
- '
1"+Q
B€bao taleral H Momen maksimum diperoleh pada kedalaman
Xo.

..=orr[#k;)
Mrno, = Hu(e+l5x)

Hubungan di atas dapat dinyatakan dengan chart


Hu
dengan suku tak berdimensi [-/D vs
KoDtY'
R;;H;h Niomcalear
seperti terlihat pada Gbr. 7.6.a.
Cbr. 7.5.b. Re4ksi Tanah dan Momcn Lentur Tiane
Pendek Kepala Tiane Bebas pada Tanah Pasir
Pada tanah lempung, momen maksimum
diberikan untuk dua rentang kedalaman, yaitu ;
Sebagaimana dijelaskan di atas, Broms Mn."*=Hu(e+ l.5D+0.5xq) untuk l.5D+xo'
menyederhanakan dengan menganggap bahwa Mn*,= 2.25xDxc,(L- xo)' untukL-xs
tahanan tanah mencapai nitai ultimitnl,a di
seluruh kedalaman tiang. Rahardjo dan dan harga x6 dinyatakan sebagai berikut :

Anjasmara (1993) telah menunjuk-lian bahwa


TIANGDENAANBEBANLATERAT 57

H, Kepala Tiang Terjepit (Fixed Head)


Xn =-
ultimit
" 9xc, xD
Mekanisme keruntuhan yang mungkin terjadi
at atau
Solusi perhitungan diberikan pada Gbr. 7.5.b. di dan distribusi dari tahanan tanah yang dilihat
mana dengan mengetahui rasio L-lD dan e/D padaGbn7.7.

maka akan diperoleh n*g, 1 ; ; sehingga


cu'D4
Hu dapat dihitung.

i-
a


q Tiane Terjepit
o
q
:i rJ
l d
:,:l
Tiang o.
rDuns
,# v6
::fr

:'l
',i
j
i dekat .l lr
tr
LJ
r yang il
l

< butir '.?


H Rcaxst- tasdl
1 gaya {
,.j
:3
Pcndck nada Tanah pasir
rhaciap +

,s
.;r

s
.g

&
ts
rlaman W
$
I.i ,l d
'a
lo

'E

d
b tr
d
d Pendek - Kepala Tiane Terjeoit oada
o.
n chart v 6 Tanah lrmpung
Hu
D'Y'
o
Pada tanah pasir maka kapasitas lateral dan
momen maksimum dinyatakan sebagai berikut :
I H, = 15xy'xl2 xDxKo
IJD
slmum M-r* -y'xl-3xDxKo
aitu ;
Pendek pada Tanah Lemnunq
) + x6' Untuk tanah lempung, kapasitas lateral dan
X6
momen maksimum adalah sebagai berikut :

a,
Hu =9xcu xOx(t--tSO)

J
l
.r
:J
-i
{
58 MANUALpoNoAstnANc

M.* =45Xcu xox(12 -2.?5D2) 7.3.2.2. Metoda Broms untuk kondisi tiang
paqlang
Seperti halnya pada kondisi kepala tiang bebas, KepalaTiang Bebas
maka untuk kondisi kepala tiang terjepit, solusi
grafis juga diberikan berupa chart dengan suku Untuk tiang panjang, mekanisme keruntuhan
tak berdimensi. L/D sebagaimana terlihat pada distribusi tahanan tanah serta momen lentur
Gbr.4.6a dan 7.6b. ditunjukkan pada Gbr. 7.8.

Deflclai Rcaksi tanah lr{omen lentur Dc0eksi Re.ksi ranah Momcn lentur

Gbr. 7.8. Petlawanan Tanah dan Mome n Lentur Tiang Paniane-Kepala Tiang Bcbas
(a). pada Tanah Pasir: (b). oada
Tanah Lemnune

Dari gambar tersebut, terlihat bahwa defleksi M,** = H,** (e + 0.67 xo)
tiang terutama berada di daerah dekat ""'
permukaan tanah sehingga respon tanah di -
dengan xn = 0.82 [ "' ]
bagian bawah tiang mengecil, begitu pula [r'xDxKoJ
besarnya momen dan distribusinya sepanjan_e
tian-e. Hal ini adalah iesuai dengan kenyataan di Lr- M,
lapangan. ^^'-
Untuk tiang bor, dimana dalam instalasinya
";;;f:;;-J
[Y'*DxKrJ
tidak mengalarni tegangan tarik, maka seringkali
dalam desain tiang bor, penulangan tidak dimana Mu adalah momen kapasitas ultimit dari
penampang tiang..
diberikan penuh hingga dasar' tiang. Dalam
desain tiang bor, distribusi tegangan sepanjan*e
tiang amat menentukan dalam optimasi
Besarnya H, dapat dihitung dengan
penampang dan tulangan. menggunakan chart hubungan antara
ib
Pada tanah pasir, karena momen maksimum M..
terletak. pada titik dengan geser sama dengan
us --*
K,,Y,D,
seperti oada Gbr. 7.9a.
nol, maka momen maksimum dan gaya ultimit
lateral dapat dihitung sebagai berikut :
TIANGDENGANBEBANLATERAI 59

F
Untuk tanah lempung maka digunakan
o ,persamaan seperti pada tiang pendek yaitu
f :

..l Moo, = Hu (e + 1.5 D + 0.5 xo)


:E

?
b dimana xn- = u

I 9xcu xD
6

o. Dengan mengetahui harga maka harga


rl6 #
KaPasitas mqncn uhimit +-
g -,>
Da.r.Kp &
C,D,
dapat ditentukan dari Gbr. 7.9b. dan

Gbr. 7.9.a. Kapasitas l:teral Ultimit untuk Tiane harga H, dapat diperoleh.
Panjane pada Tanah Pasir
KepalaTiang Terjepit (Fked Head)

Gbr. 7. 10. menunjukkan mekanisme keruntuhan,


distribusi tahanan ultimit tanah dan momen
lentur untuk kondisi kepala tiang terjepit pada
tanah lempung dan pasir.

Momen maksimum dan -eaya lateral ultimit


untuk tanah pasir dapat dihitung dengan
persamaan :

rr 2M,
n.,=
- (e+ 0.67xs)
lo & ,oo 200 ,kb e
j
ultimh M r / --
[- H, )o't
mqncn
,j ,Kapasitas
-
',,.
cr.DP
"
xn = o.g2
[r'xDxKrJ
I

-j
t Chr. 7.9.tr. Kapasitas Lateral Ultimit untuk Tiane
Panianq pada Tanah kmnune
il
M*"* = H, (e + 0.67 xo)
.i
j
i
,.*

$
4
x
t .,n

t
1
',
dari tl

ngan
Iu
(D3

rellcksl
Deflcksi Rcrksi lanah lcnlur tanah
l Momen Defleksi Rcaksi I
Momcn lcntur
:t
.d{
Gbr'. 7.10. Perlawanan Tanah dan Momen Lentur Tiane Paniang-Kepala Tiane Teriepit
i$ (a). pada Tanah Pasir : (b). pada Tanah Lenrpuns
-.i
.?
],
,It:1
,,t
,.4

.,'i
.J
i{
60 MANTJAL PoNDAst ruANG

Sedangkan untuk tanah lempung dapat 7.3.3. Metoda Reese &Matlock Pt


digunakan persamaan : di
Disamping kapasitas lateral ultimit sebagai m
Lr - 2M, kriteria desain, dapat pula digunakan defleksi ta
"u - l3l;85-il lateral rjin. Metoda yang digunakan adalah
Reese & Matlock yang menggunakan
pendekatan reaksi subgrade.
xo=DrF H..

Kepala T;nng Bebas


Dalam perhitungan kapasitas lateral ultimit, Gbr. 7.11. menunjukkan distribusi dari defleksi
maka untuk kondisi kepala tiang terjepit, Gbr.
tiang (dy), variasi slope (dy/dx), momen, geser,
7.9.a. dapat digunakan untuk ranah pasir, dan reaksi tanah sepanjang tiang akibat beban
sedangkan untuk tanah lempung digunakan Gbr.
lateral Q* dan momen M* yang bekerja di
7.9.b.
kepala tiang.
H:
M BP
/--\

l
H un

ke
be
dir
ad,

Te
m€
4
me

ll bal
har

il
liang Ddletsi Slop" G€scr Realsi taaah

(Reese & Matlock. 1956)

Perilaku tiang tersebut dapat dinyatakan dengan dimana:


persamaan : _ kedalaman dibawah permukaan
tanah
doY 'T'
l- faktor kekakuan
*-knJ. = 6
dx' EI L= panjang tiang
lq, = Ir.X = modulus reaksi subgrade
Solusi umum dari persamaan tersebut horisontal
ditunjukkan dengan persamaan :
D diameter tiang
EI kekakuan tiang
Y = f(x, T, L, kt, EI, H, M) H beban lateral yang diterima olelr
kepala tiang
M= momen yang diterima oleh kepala
tiang.
TIANG DENGAN BEBAN LATERAL
6I
Persamaan-persamaan berikut ini dapat
digunakan untuk menghitung defleksi y*, -
bagai momen Mr, slope Sr, gaya geser V* dan reaksi
9"qi5)Xondisi Keonta Tiane Bebas
(Sumber : R.J. Woodwood. et.al..
t972)
fleksi tanah p*:
dalah
rakan yr = ye +yir = Or.#*., # q B. B- B. Bi,
M* = Me +M" = A,.H.T+Bo.M o.0 t,623 -1.?50 i.o0o 0.000 0.000
o.l 1.453 -r.650 l.ooo -0.007 -0.t,{5
M'T 02 1293 - 1.550 0.999 -0.028 -0.2s9
S* = Se +S, = O..S*
.EI'EI B.. 0.3 r.143 - 1.450 0.99,t
0.4 1.003 -0.058 -0.::43
0.5 0.873 - r35t 0.98? -o.og5 -o.,tol
fleksi V, =Vn*V, =Au.H+B*.+ -t251 0.976
-0.137 -0.436
0.6 0.ts2 -1.t56 0.960 -0.181 -0.451
Ieser, o.7 0.642 -1.061 0.939 -0226 -0.449
leban px = pe *pn = Or.**r0.4 o.8 05{O -0.968 0.914 -0270 -0.132
ja di O-9 0..148 -0.878 0.885 -o3t2
1.0 0.!64 -o.7y2 0.852 -0.403
-0.350 -03An
12 0223 -0.629 0.7t5
lare-a-harsa
Ay, A., A-, Au, Ap, By, Br, B., Bu, r.{ 0.u2 -0.482 0.688 -0.414 -0163
-0.456 -0.t5?
Bo, dapar dilihat pada tabel l.S. dan tabel'7.4. t.6 0.029 -0.354 0594 -0.477 -o.M1
1.8 -0245 0.498
-0.030
2.O -0.070 -0.476 0.05,{
untuk tiang panjan , (r^^.=f =r) o* kondisi -0.155 0.401 -0.456 o.t{o
3.0 0.057
.-0213
0.059
kepada tiang bebas. Koefisien
4.0 -0.089
-o.o28 0.049 '-0.042
0268
o.0l? o.tt2
A dan D tersebut 5.0 0.0cx)
-0.0u -0.026 o.ta -0.fi)2
besarnya bervariasi terhadap harga Z
= x/T;
dimana x adalah kedalaman yang ditinjau dan T
adalah faktor kekakuan. Karena itu, tiang dengan panjang lebih dari 5T,
akan memiliki defleksi yang sama. Datam
Telah diketahui bahrva deformasi tiang praktek, tiang umumnya memiliki panjang lebih
menyerupai batang kaku (small curvature) untuk
Zn** = 2. Karena itu, 'tiang dengan Z** < 2
!f Sf sehingga tabel 2.3 dan tabet i.+. aup^t
{iSulakqn. Untuk harga, A,, A., 8.. B* ju,ea
memiliki perilaku sebagai tiang pendek. Juga diberikan dalam Gbr. 7.12. untuk berbagai harla
bahwa tiang dtingan Z,** > 5 - l0 memiliki Z"*, = 1117.
harga koefisien defleksi yang sama.
Kepal^a Tiang Terjepir (Fixed Head)

!%na>l ronaisifepata as Pada tiang dengan kepala terjepit, harga slope


di
(Sumber: R.J. Woodwood. et.ai.. I972) kepala tiang adalah nol. Kareni itu :

'l S. =Se +S, = ' H.'Ia - M'T


.l r\ A. A- A" Ar.
'd!) I
).l
jt 0.0 2.415 -r.623 0.000 1.000 o.ooo
Den-ean mengambit
'1.3 dan tabel7.4,
;H. .;;
B: ;; *r",
' 2273 -1.618 maka untuk x = 0 diperoleh
:'1

{
0.1 0.100 0.989 _0227 :

l o.2 2.112 -1.603 0.198 0.956 _0.422 M A. 1.623


.,*
.,i;
o.3
0.4
r.9s2 -1.5?8
t.796 -1.545
o29t 0.906 -0586
0.379 0a40 -0.?I8 ffi= - tJs =-{.93
ti
:il ,
o'5 1.64 -t.503 0.459 0.764 -o.azz M =_a.e3(H.T)
t.t
rkaan 0.6 t.496 -1.454 0.532 0.677 _o.89?
0.7 r.353 -t.397 0.595 ti.ses -0.947 Dengan demikian untuk perhitungan defleksi
0.8 t-2r6 _t335 0.649 0.489 _o.s73 momen dan perlawanan tanah dapat digunakan
0.9 1.086 -tr6s 0.693 0s92 -o.9?7 rumus sebagaiberlkut :
1.0 0.962 -1.197 0.727 0295 _0.962
l2 0.738 _t.M1 0.767 0.ro9 _0f85
yade 1.4
1.6
0.544 _0.893
0.381 -o.t4l
0.772 -0.056 _0.761 . ="_y.EIH't'
Jx
0.746 -0.193 _0.609
1.8 0.247 _0.596 0.696 -0.298 -0.445 M* = C*H'T
2-0 0.142 *0.464 0.628 -0.371 _0283
3.0 -0.075 0.225 -0.349 0.226
olclt .{.0 -0.040 P' = C^'E
-P'.f
-0.050 o.o52 0.000 -0.106 0.20r
,.0 -0.009 0.025
-0.033 0.015 0.046
dimana harga Cr, C* dan C, seperti pada Gbr.
7.13.
(I{ANUAL PONDASITIANG

t, t\
10t23 -l
,y '{
t, r 4, 4
,/
4 0

t- / 2N
}l ll

N
ll / N

4 4. l0
4

l0

a- B-
o.2 0.,{ 0.6 0.8 t.0 1.2 o.2 0.4 0.6 0.8 1.0
0

t- 2N
N I
N
T
N oH

,.'r -J-J l\. lio('tr.i..n


Ghr. 7.12.a. Ktre'fisit'n ,\: .dj!ll-5' r -B .rlirn_l]

Kocdisicn De{lcksi, Cr. Xoctisien Mqnco, C-

N
N 6
(
(
E
6
E c
sd o
€o
M 6
.E
rt vE
t
!4

Koefisiea Pcdawaoao Ttnah Cp

N
d,
6
E

E
v
6
rI
t
\4

(Sunrber : Reese & Matlock. l916)


KELOMPOK TIANG DAN
PENURUNAN PONDASI TIANG

8.1. PENDAHULUAN . Pemadatan ke arah lateral pada saat


pemancangan memperbesar tekanan tanah
Meskipun pada tiang yang berdiameter besar lateral yang bekerja di sekeliling tiang
atau untuk beban yang ringan sering digunakan sehingga meningkatkan .kapasitas tahanan
pondasi tiang tunggal untuk memikul kolom geseknya. Hal ini terutama berlaku pada
atau beban stmktur, pada lazimnya beban kolom tanah pasiran.
struktur atas dipikul oleh kelompok tiang.
Penggunaan kelompok tiang mempunyai Konfi gurasi kel ompok tian_e tipi kal di tunjukkan
keuntungan-keuntungan sebagai berikut : oleh Gbr.8.l.
. Bila tiang tunggal tidak mempunyai
kapasitas yang cukup untuk menahan beban Tetapi dalam hal kelompok tiang maka baik
kolom. pada ujung maupun pada keliling tiang akan
. Pemancangan tiang atau instalasi tiang bor terjadi overlapping daerah yang mengalami
dapat meleset (sampai dengan 15 cm) dari tegangan-tegangan akibat beban kerja struktur.
posisinya. Eksentrisitas yang ditimbulkan Gbr. 8.2 dan Gbr. 8.3 menunjukkan daerah
terhadap pusat beban dari kolom dapat pengaruh tegangan pada kelompok tiang.
menimbulkan momen momen tambahan.
Bila kolom dipikul oleh beberapa pondasi, Pondasi.tiang yang duduk di atas lapisan pasir
maka pengaruh eksentrisitas ini dapat padat biasanya mgrupakan tiang tahanan ujun-e.
berkurang banylk. Untuk overlapping tegangan yang terjadi maka
. Kegagalan dari sebuah tiang dapat akan memperbesar tegangan keliling di sekitar
dirnirrirnalisir akibatnya oleh adanya tiing tiang. Hal ini menguntungkan untuk pondasi
)rt
y,urrg lain (prinsip redudancy). yang duduk pada tanah pasir, karena daya
dukungnya akan meningkat.
64 MANUALpoNDAstT:ANG

Demikian juga karena adanya pelebaran daerah pasir lepas karena efek pemancangan Con
akan
pengaruh dari kelompok tiang maka secara memadatkan tanah disekitarnya. men
keseluruhan kelompok tiang pada tanah pasir efisi
tidak merupakan masalah kecuali perlunya kelo
pengontrolan penurunan dari kelompok tiang dihir
yang umurmya beberapa kali lebih besar t96:
daripada tiang tunggal. ges€

T sekit
lebil

PA\"
ffi
35O t45O 35o
jL indi,
gese
disel
daya
mele
f-'5o *-1
- masi
("t-------'{
Efisi
oldl 4 huh lilng bebe
zooa tcgangan
ol
zooat saoga.o olch 3 hrhtilrg
I
zooatcgloganolch2 hrah
I
Cgralan: Jarak arUara r;."g ol
*a1kf*.e"r"t reriudap
ovcrtapping dacr-ah tcgartgr
el
I
Chr. tl. I . Konlieur:l:i Kclonrpok Tirrng Tinikal Cbr. 8.3. Overlappinq Daerah Teqangan Sckirar el
Kelomnok Tiang oJ
ol
I
Kebanyakarr peraturan ban_9unan mensyaratkan
jarak minirnum antara tian,e sebesar 2 kali 8.2.1
diameter sedangkan jarak optirnal antara tiang
7a rulsgurgut adalah anrara 2.5 - 3.0 kali diameter. Untuk
pondasi yang memikul beban lateral yang besar 8.2.1
maka dianjurkan jarak yang lebih besar.
Forn
duku
8.2. EFISIENSI KELOMPOK TIANG DAN satu l

Cibr. 8.2. Ieganeaf di Bawah Uiunq'l-iang Tunqgal DAYA DUKUNG KELOMPOK


dan Kelompok Tiang
Efisiensi kelompok tiang didefi nisikan I
Pada tiang talianan gesek (pondasi tiang pada dima
tanah lempung atau pasir lepas) maka r
overlapping regangan akan terjadi di sekitar E" _ Daya dukung kelompok tiang
T
tiang yang akan mempengaruhi daya Jumlah tiang x daya dukung riang tunggal
s
dukungnya. Karena jarak antara tiang tidak I
dapat dibuat rerlalu besar (oleh alasan praktis) p
maka pengaruh kelompok tiang ini tidak dapat Meskipun beberapa formula sering
dihindarkan sehingga daya dukun_e kelompok dipergunakan untuk menenrukan nilai'efisiensi 8.2.1
tiang dapat lebih kecil dari jumlah total diya ini tetapi belum ada suatu peraturan bangunan
dukung masing-masing tiang. perkecualian yang secara khusus menetapkan cara (ertentu E
hanya pada pondasi tiang yang dipancang pada untuk menghitungnya. Laporan terakhir ASCE
' *Tfl
.l KELoMpoK TTANG DAN PENURUNAN PoNDAst rtANG 65
!
,1

"{
Committee on Deep Foundation (1984)' di mana:
.n :-d menganjurkan untuk tidak menggunakan 0'= arc tan (D/s)
-,,e efisiensi kelompok untuk mendeskripsikan aksi
kelompok tiang (group action). Laporan yang
{
dihimpun berdasarkan studi dan publikasi sejak
t 1963 itu menganjurkan bahwa tiang tahanan
gesek pada tanah pasiran dengan jarak tiang
1
sekitar 2.0D - 3.0 D akan memiliki daya dukung
t lebih besar daripada jumlah total daya dukung
i
I
individual tiang, sedangkan untuk tiang tahanan
gesek pada tanah kohesif, geser blok
t disekeliling kelompok tiang ditambah dengan Z, -(m- l)s
I daya dukung ujung besarnya tidak boleh L:Lr4D
melebihi jumlah total daya dukung masing -
I
{
masing tiang.
i
i
I Efisiensi kelompok tiang tergantung pada
beberapa faktor diantaranya :
ou"* I . Jumlah tiang, panjang, diameter,
hdens
pengaturan, dan terutama jarak antara
I
as
lrtt-g j

rg
tiang.
Modus pengalihan beban (gesekan selimut
-"{ bl* :

IP atau tahanan ujung).


F- " -'{ o = tan-t D/s. deg
san
Prosedur pelaksanaan konstruksi (tiang Cbr. 8.4. Efisicnsi Kelompok'lirnu
pancang atau tiang bor).
a Urutan instalasi tiang.
a Jangka waktu setelah pemancangan. 8.2. 1.3. Forntula Ins Atryeles
a Interaksi antara pile cap dan tanah di
permukaan.
Es = r- --P-t m(n-1) + n(m-l) + tm-l)(n-l) J7 l
:kan TISmn
kali 3.2.1. Efisiensi Kelompok Tiang Pada Tanah
iang: Pasiran sesuai dengan definisi
di mana besaran-besaran
ntuk terdahulu.
esarI 8.2. l. I. Fonnula Sederlruna
8.2. 1.4. Fonnula Seiler- Keenet
Formula didasarkan pada jurrlah daya
ini
)AN
dukung gesekan dari kelompok tian-e sebagai
satu kesatuan (blok).
Eg=
36s(m+n-2) Il+ o.r

2(m+n-2)s+4D [,- (75s2-7Xm+n-l) _l m+n


Es- -
gai :
p'm'n
dimana dalam formula di atas, s diambil dalam satuan
m = jumlah tiang pada deretan baris meter.
n - jurnlah tiang pada deretan kolom
rggal . s - jarak antar tiang 8.2.1.5 Fonnula FIed
i D = diameter atau sisi tiang
:
p = keliling dari penampang tiang Dalam meLoda ini kapasitas pondasi individual
:nng i
i tiang berkurang sebesar l/16 akibat adanya
tensl i ),
8.2. t.2. Fonn ula Converse- In ba rre
,I
tiang yang berdampingan baik dalam arah lurus
rnan ;{I
en(u i Eg=
(n -l)m+(m-l)
90.m.n
.l .e
maupun dalam arah diagonal. Ilustrasi hasil
perhitungan formula ini diberikan pada Gbr. 8.5.
SCE !
j

?:
1

a
66 luiANtJAL PON OAS I TIANG

Ee = l5/16 = 0.938 ^
O 8.2.1.6. Petunjuk -(Jmum Untuk Menentukan
Efisiensi Kelompok Tiang pa"da Tanah
Pasir
6
&- 14/16 = 0.675 Pada tiang pancang baik pada tiang tahanan
gesek maupun tiang tahanan ujung dengan s
/\ > 3.0 D, daya dukung kelompok tiang dapat
R diambil sama besar dengan jumlah daya
{* *b dukung masing-masing tiang (Eg = t).
F*= I3lrc = 0.8 15 Pada tiang pancang tahanan gesek dengan s
a-_o
ffi /L < 3.0 D, gunakan salah satu formula di atas.
Pada tiang bor dimana tahanan gesek
dominan dengan jarak s = 3.0 D, nilai
efisiensi berkisar antara 0.67 - 0.75. Tetapi
a" :3 pada tiarrg bor tahanan ujung nilai efisiensi
dapat dianggaP = 1.0.

+*11*zxI 8.2.2. Diya. Dukung Kelqmpok Tiang Jada


&:-15.-16-:0.77 Tanah Lempung
$f :8Y a
i

Daya dukung batas kelompok tiang pada tanah


lempung didasarkan pada aksi blok yaitu bila

v- An 13 kelompok tersebut berperan sebagai blok.

13 11a
{y-12[11-
8
-
e=-J.6--I.6._-l-6-=0.729
<--{-)
3; ?tv {t
K ffi tr
& M :3 Gbr. 8.6. Kelomook Tiafrg sebagai Pondasi Blok

+*lf*o*I+z*a
16 16 16 = 9.7
Daya dukung kelompok tiang dihitung seba*eai
F: berikut;
4

?i :N :ts a
12
l. Tentukan jumlah total kapasitas kelompok
tiang

K, ffiffi s 2.
IQu =*.n(Qn+Qs)
= m . n [9 . c" (p) + c'
Tentukan daya dukung blok berukuran
LxBrxLp
cu' P' ALo]

y* SA A3A
Cbr. ti.5. Ellsic'nsi Kclornpok Tiang
:3
I Qu = Lr.B*.cu (p) .Nc +22 (L.D) .c,.AL.

Bcrdasarkan Fornrula Flcd


KELoMpoKTtANc DAN qENURUNAN poNoAst TTANG 67

. di mana: L, - panjang blok 8.3. PENURUNAN PONDASI TTANG


Bs = lebar blok PADA TANAH PASIR
, p - keliling
AI = panjang segemen tiang Perkiraan penurunan (settlement) pada pondasi
nan
3. Bandingkan kedua besaran di atas. Harga tiang merupakan masalah yang komplek karena,
lns daya dukung diambil nilai yang lebih kecil. (i) Gangguan pada keadaan tegangan tanah
saat pemancangan.
rpat
eya
Alternatif untuk menentukan efisiensi kelompok (ii) Ketidakpastian mengenai distribusi dan
tiang pada tanah kohesif diberikan oleh posisi pengalihan beban (load transfer) dari
NAVFAC DM 7.2 (1982) sebagaimana tiang ke tanah.
ms ditunjukkan oleh Gbr. 8.7.
:as. Peralihan (displacement) yang diperlukan untuk
)sek memobilisasi gesekan selimut adalah kecil
coo
rilai 6
(tidak lebih dari 5 mm) tidak tergantung pada
,y
rapi o
o. jenis tanah, jenis tiang maupun ukuran tiang.
E
ensi o Tetapi Vesic (1977) cian Sharma"et al. (1988)
*o menemukan bah'"va peralihan ini dapat mencapai
6
l0 mm. Peralihan yang diperlukan untuk
&l
memobilisasi perlawanan ujung sebaliknya lebih
- r,.J"ra,""Irr-toit ufirr.r,ns'n
besar dan tergantung jenis tahah, jenis tiang dan
" ukuran tiang. Dengan demikian maka gesekan
Gbr. 8.7. Efisiensi Kelompok Tiang pada Tanah selimut akan dimobilisasi lebih arval
Kohesif mendahului perlawanan ujung.

8.2.3. PetuniukPraktis 8.3.1. Penurunan Pondasi Tiang Tuneqal

Tidak ada metoda yang paling memuaskan Karena penurunan dipengaruhi mekdnisme
untuk menilai efisiensi kelompok tiang sehing_ea pen,salihan beban, maka penyelesaian untuk
seorang ahli geoteknik harus men_egunakan perhitungan penurunan hanya bersifat
Judgernent'. Tetapi beberapa petunjuk praktis pendekatan. Untuk memperkirakan penurunan
dapat diikuti : pondasi tiang tunggal pada tanah pasir dapat
. Tentukan apakah keruntuhan blok akan digunakan dua buah cara yaitu:
terjadi. Umumnya bila jarak anrar tiang (i) Metodesemi-empiris
cukup besar, keruntuhan tidak ditentukan (ii) Metode empiris
oleh blok. Keruntuhan blok hanya terjadi
bila jarak antara tian,e cukup rapat'(s/D < 2) 8.3.1.1. Merode Semi Empiris
sehingga umurnnya tidirli. terjadi masalah.
lek e Kapasitas dukung sementara kelompok Untuk perencanaan, penurunan pondasi tiang
tiang pada tanah kohesif turun sebagai tunggal dapat dihitung sebagai berikut:
bagai akibat tekanan air pori yang timbul saat
' pemancangan. Efisiensi kelompok S = Ss+ SO +Sps
mpok sementara dapat turun hingga 0-4 0.8
tetapi akan meningkat terhadap waktu.-
di mana:
. Kelompok tiang dalam tanah non kohesif S = peruRrn&n total pondasi tiang tunggal
mencapai kapasitas maksimum sesaat Ss = penurunan akibat deformasi axial tiang
"t
rDl i
sesudah pemancangan karena tekanan air
tunggal
(uran l
i
pori segera hilang. Efisiensi kelompok
umumnya lebih besar dari 1.0. Untuk desain
Sp = penurunan dari ujung tiang

,i dapat digunakan angka Eg = 1.2 pada tiang Sp, = penurunan tiang akibat beban 1,an_e
,ri pancang dan E, = 1.0 pada pondasi tiang dialihkan sepanjang tiang
:u.AL ,4
,i.s
i-,'.q pancang dengan pre-drilling
:1&

ri
ri

i.ri

i.i
*
68 MANUAL PONDASI TIANG

D =diernc(crtiangtunggal
B. = lcbar kclonpok tiang
L = panjangtiang
s =jaraktiang
3

Q
oo2 c,
'5

sl
,.s
riE" 1.5

$
o
r.o
IE t.0
3 o.z
J
o,
.E
'H o.s
r.=
td E o.s

o.3

r0 20 50 100
l0 20
EstD
BslD
(a)
o)
Cbr. 8.8. Efisiensi Kelornpok Tiane pada Tanah Kohesif pada Skala Penuh
(a). Pile Cap Menyentuh Tanah
(b). Pile Cap Ditopane di atas Tanah
(Sumber : O'Neill. 1983 t t
tr
b
Ketiga komponen ini dihrtung secara rerpisah
+x Sinttc Pit6
Y 9-Pi|cCGp
r ll-Pik CrqD
kemudian dijumlahkan: 25-Alc Gru
O :u-nt
a
coi
I lGPik Grcur
O zro'nt o*i
(Qo *o.Q,)L
sr=
Ao'Eo

di mana:
Qp = beban yang didukung ujung tiang
O.l I t0 l@ tqJO
p
Qr = beban yang didukung selimut riang (-Er€.twT/e?t6s Walorscgdah
q - Hrdqt Forc we prB* pcmncalgafl (hari)
L
L = panjang tiang t
Ap = luas penampang tiang . Gbr. 8.9. Tekanan Air Pori di sekitar Kelqnrpok E
En = modulus elastis tiang Tiang (Sumber: O'Neill. 1983) v
cx, = koefisien yang bergantung pada Iu
distribusi gesekan selimut sepanjan-e Untuk distribusi berbentuk segitiga (nol di
pondasi tiang puncak dan maksimum di dasar) harga cr = 0.33.
Distribusi tegangan seperti ini hanya dapat
Vesic (1977) menyarankan harga s = 0.5 unruk diperoleh secara empiris dengan memonitor
distribusi gesekan yang seragam atau parabolik gesekan selimut saat uji pembebanan tiang.
sepanjang tiang. Co'Q,
., -
D.qp
rrI .T
T
KELoMpoK TTANG DAN PEIIURUNAN PoNoAst rtANG 69
Id
I
g1l
I
T
di mana: a = beban kerja (lbs)
.l
-,1

Ce = koefisien empiris (lihat tabel 8.1-) Ao = luas PenamPang tiang


a
a; = perlawanan ujung di bawah L = panjang tiang
d beban kerja atau beban ujung Yang E p = modulus elastis tiang
{ diijinkan
t
E ep = daya dukung batas di ujurrg tiang
I D = diameter tiang 8.3.2. Penurunan Kelompok Tiang Pada
l Tanah Pasir
j Dalam perkiraan ini telah diasumsikan bahwa
ketebalan lapis pendukung di bawah ujung tiang Penurunan kelompok tiang umumnya lebih
1 sekurang-kurangnya l0 x diameter tiang. Harga
besar daripada pondasi tiang tunggal karena
I Cp menurut anjuran Vesic adalah sebagai pengaruh tegangan pada daerah yang lebih luas
1

berikut: dan lebih dalam.

Tabel 8.1. Nilai Koefisien Cn


(Sumber: Vesic .1977) 8.3.2.1. MetodaVesic ( 1977)

Jenis tanhti fianePancans .:;fliang'Bor Vesic (1977) memberikan formula sederhana


.::P2isft,:l,,,i; 0.02 - 0.04 0.09 - 0.18 sebagai berikut :

"Ldmpiliiil':f: 0.02 - 0.03 0.03 - 0.06


Lanau(Silt)tj 0.03 - 0.05 0.09 - 0.12
Se =s

Penurunan akibat pengalihan beban sepanjang di mana:


tiang dapat dihitung dengan formula sebagai g = penuninan pondasi tiang tunggal
berikut: S, = penurunan kelomPok tiang
D B-c = lebar kelompok tiang
- vr2) I.u,
'-=[H -(l Es D = diameter tiang nrnggal
dimana:
Q*= 8.3.2.2. Cara MeYet*off (1976)
gesekan rata-rata Yang bekerja
p.L
sepanjang tiang Meyerhoff (1976) memberikan formula empiris
p= keliling tiang yang 'sederhana untuk memperkirakan
r_
l- panjang tiang tertanam p"no-nun kelompok tiang berdasarkan hasil uji
penetrasi standar (SPT) dan hasil uji sondir.
D= diameter tiang
t
Es= modulus elastisitas tanah
(l) Berdasarkan hasil N-SPT
vs= Poisson's ratio tanah
IB"T
di
f,r. = faktor pengaruh ' ss ='o{t
z+o.ts.E
33.
\lP [' L
prl r=u- l=os
itor
B.i. 1.2. Metoda Empiris L
8'B' I
D Q.L dimana
" _ loo_ Ao .Eo
:

U_ q = tekanan pada dasar PoPdasi


(kg/cm2).
Bq = lebar kelompok tiang.
dimana : N = harga rata - rata N pada kedalaman
S = penurunan total di kepala tiang (inch) + Bg di barvah kaki pondasi tiang.
D = diameter tiang (inch)
70 MANUALPoNDAstrtANc

L = kcdalaman pondasi tiang 4) Tanah dibagi atas lapis-lapis dengan


= panjang tiang masing- masing lapis ditentukan parameter
kompresibilitasnya, tegangan efektif awal
Untuk pasir kelanauan (SM), harga S, hanrs (Po') dan besarnya beban luar (AP)
dikalikan dua. Kemudian settlement tiap Iapis dijunrlahkan
sebagai berikut :
(2) Berdasarkan data sondir
s,=r*#,-(q+)
5- = 9'Be'I
" 2.9. Bilamana tanah overkonSolidasi maka harus
diperhitungkan dengan Cr (rebound
Formula - formula di atas adalah berdasarkan compression index) pada harga (Po' + AP) < Pc
anggapan bahwa tanah bersifat homogen dalam (preconsolidation pressure) dan untuk (Po' *
daerah pengaruh pondasi. AP)disesuaikan nilai penyebutnya.

sr=:S.r"s[
6.4. PENURUNAN PONDASI TIANG PADA
TANAH LEMPUNG #).'ffi'{H)
Penurunan pondasi tiang pada tanah kohesif
terdiri atas dua komponen yaitu : 8.5. ANALISTS PENURUNAN PONDAST
. Penurunan seketika (short term settlement) KELOMPOK TIANG BERDASARKAN
yang terjadi segera setelah beban bekerja FAKTOR INTBRAKST (N{ETODA
. Penurunan jangka panjang atau penurunan POULOS)
konsolidasi, yang terjadi secara berangsur -
Penurunan tiang pada pondasi kelonrpok tiang
angsur bersamaan dengan dissipasi tekanan
air pori
dapat dihitung dengan memperhitungkart
interaksi antar tiang dengan menggunakan
rumus di bawah ini :
Untuk penurunan seketika, metoda yang berlaku
pada pasir juga dapat diterapkan disini.
S. = xr .t (l.cr,,) + x, . P.
8.4.l. Penurunan Kelompok Tiang pada
Tanah Lempung Akibat Konsolidasi di mana:
S. = penurunan tiang i akibat pengaruh
Perkiraan penunrnan pondasi tiang kelompok tiang-tiang yang lain (mm)
pada tanah lempung dapat menggunakan X, = besarnya penurunan satu tiang pada
prosedur sebagai berikut : beban satu satuan (mm/ton)
I) Tentukan beban kerja P = beban pada tiang ke j (ton)
J
Q interaksi antara tiang ke
o= cr.
rJ
. = faktor i
dengan tiang ke j
Beban kerja ini r"i:.i; kecir dari yang
diijinkan. .
Untuk kelompok tiang yang memiliki uk'ri:rrt
2) Beban kerja di aLas dialihkan pada dan geometri yang berbeda dihitung deri;;ttt
kedalaman 2/3 Dr di bawah pile cap. rumus di bawah ini :
Penurunan tanah di atas kedalaman tersebut
amat kecil dan dapat diabaikan. S,= I (*,, . Pt . cti ) + P,
^,,.
3) Beban kerja disebarkan ke barvah pondasi
di rnana:
tiang dengan perkiraan pola penyebaran j
vertikal : horisontal =2: I
1rj = besarnya penurunan tiang ke pada
beban satu satuan (mm/ton)
t ::{
." :t
,tit;{

.ir_? KELoMpaK nANc DAN qENURUNAN poNDAg TTANG 7l


ri3
I xri besarnya penurunan tiang ke i pada Faktor interaksi untuk tiang tahanan gesek dan
gan { i
beban satu satuan (mm/ton) tiang tahanan ujung berbeda. Poulos
eter I Pj= beban pada tiang ke j (ton) menurunkan kurva-kurva faktor interaksi pada
,wal i Pi = beban pada tiang ke j (ton) harga Poisson's ratio sama dengan 0.5.
').1 Gi.i = faktor interaksi antara tiang ke i
rkan dengan tiang ke j (parameter geometri
dipakai tiang ke j)
I
l

PcrtnukeanTanah

arus
lund
Desar pon&si ckivalcn
<Pc
o'+

-AP\
.)

)ASI
KAN
ODA

tiang
r,gkan
nakan

rgaruh
Gbr. 8.10. Distribusi Teeanean untuk Perkiraan Penurunan Pondasi Tiane pada Tanah Lempune
; pada

8.5.1. Faktor Interaksi untuk Tiang Tahanan Beberapa faktor koreksi unhrk cLF :

ke
Gesek (cr0 (l) Nn
Faktor koreksi letak kedalaman tanah keras
Faktor interaksi ini berlaku untuk kelompok (Gbr. 8.15.). Perhatikan bahwa dengan
tiang yang memiliki diameter seragam. Poulos peningkatan nilai Nn mengakibatkan pening-
uli,', t,l dan Mattes menyatakan cr6 pada Gbr. 8.11.
deti;.tlt katan [-/D dan penurunan nilai K.
sampai dengan Gbr. 8.14. sebagai fungsi dari
s/D, L/D, dan K. Perbandingan antara modulus (2) Noo
elastisitas tiang dengan modulus elastisitas Faktor koreksi perbesaran kepala . tiang
tanah disebut K. (Gbr. 8.16.) merupakan fungsi dari s/D,
LDID, dan D6/D. Grafik ini untuk tiang yang
; pade
72 MAN:ALpoNDAstuANG

tidak kompresibel (K = -), pengaruh akan menghasilkan penurunan yang


kompresibilitas tiang memperkecil nilai berlebihan.
Nau. (s) N,
Faktor koreksi gelincir. pengaruh
(3) Nv gelincir yang terjadi antara permukaan
Faktor koreksi rasio Poisson (Gbr. 8.17.). tanah dengan tiang bor tunggal pada beban
kerja dapat diabaikan, tetapi untuk dermaga
(4) N* yang memiliki L/D yang rendah dan untuk
Faktor koreksi modulus ranah (Gbr. 8.1g.). tiang-tiang dengan perbesaran pada
Semua faktor koreksi mengasurrrsi modulus ujungnya, pengaruh gelincir harus
tanah sama sepanjang tiang. Dalam kasus diperhirungkan. Walaupun demikian faktor
nyata seringkali dilakukan pendekatan gelincir ini tidak memberikan perubahan
dengan mengambil asumsi peningkatan yang berarti.pada nilai crr.
linier nilai modulus tanah sesuai dengan
kedalaman karena pengambilan faktor Sehingga faktor interaksi (a) menjadi :

interaksi dengan asumsi tanah homogen


- (X,= C[r. Nt,. Nau. Nr. N,. N.
1.O

o.15 o.r
D/s
Gbr. 8. i l. Fakror Interaksi untuk Tianq Tahanan Gesek. [-/D = l0

I
UD-25
v. = 0.5

o-6 S\' \* - NilEi K


I

GF \\ 1OOO

\ :-e.-
O-4
-hs :----.
o.2
16'----.- \
\
2"tD3{5
N
o'2 O.15 D/s O.1 oos
Cbr. 8.12. Fakror Interaksi untuk l'iang Tahanan Cesek. l_/D = 25
'.$ ,4,
'.!
I

KELoMpoK nANc DAN PEttuRUNAN PoNoAstrtANG 73

UD=50
yang v. = 0.5

0.8
garuh
ukaan'

N
beban Nilti K

rmaga
untuk >\
\:
.'q
pada
t+
harus
faktor
Lbahan
o.2

2 sltD 3
=\\
t0

F \

o-8

o'6
o'6

O'4

5
sllD o.2 0.15 0'1
D/s'

Ghr. 8.14. Faktor Interaksi untuk Tiane Tahanan Ct'se'k' [-/D = l(]tl

3.O
Ot

---ob T.J
2.9 I
516 o IJD

Na 2.0
4-
,ol

i.5
tc -//
25*
t\\ ,?

to 6oZ
5

o5 s'D
o.2 0.15 0.lo 0.o5 0

s/D O.2 D's O


D,,s

Gbr'. ii. l 5. [:aktor Kort:\si Kcdrtlrrnran'hrralr Kc'r'rs' Chr. tl.l(r. Faktor Korcksi Pcrtrcsaran Kcpala Tirrng'
N. Nr.
74 MANUALPoNDAstnANG

1
ltD - 5( r-O I
LrD - 5(
v. = 0.J
K * IOO(
h
L
t-L \
*1.
h l'*-
I

l
I

'\c ,tq K - 2oool

't
\i
imrdv\
--.1

E I
increrrirry
(E"/8. - 190(
ttt
x\
Vrlq o( r.
y- \
lz 4.u o- 1 2 3 4 5

= o.so s/D 02 0.1 o


t.0
0r23.5 D/s

s/D 0.2 o.l 0


D/s Gbr. 8.18. Faktor Koreksi Modulus Tanah. N,

9br. & 17. Faktor Koreksi Poisson's Ratio. N,

o.e
v. - 0.5

o.6
Gg
Nilai K
o.4

\ soo

&
o-2 rZ-*1OO
'*-
:--.
o
o12345 - Q.2 0.15 0.1 o-os o
D/s

Gbr. 8,19. Faktor Interaksi untuk Tiang Tahanan Uiune. IJD = l0

8.5,2.-Faktor Interaksi-untuk Tia,ne Tahanan- duduk di tanah keras (a6), dapat dinyatakarr
Ujung (ss) sebagai berikut:
CX,=Clr.Fs.(crr-ae)
Faktor interaksi, cr6 , un(uk tiang tahanan di mana:
ujung pada tanah keras ditunjukkan pada Gbr. Ft = faktor yang rergantung dari besaran K,
8.19. sampai dengan Gbr. 8.22. Untuk tiang L/D dan Eu/E, (Gbr.8.23. sampai dengan Gbr.
yang duduk pada tanah kompresibel berada 8.26.).
diantara kondisi tiang rahanan gesek pada
tarrah hornocen (cJF) dan kondisi tiang yang
KELOMPOK TIANG DAN PENURUNAN PONDASITIANG 7S

1.O

oa
UD'25
v.-Q.5 l-
\l
o.6 -\- Nilai K
I

t..
q,E I

\-(
o.4

----_l
)+
II)
\ \_
o.2 -"'1
=\ --.- >--
----J :..--.
1000I :_
oL-u
o 2345
s/D O'2 o.15 0.1 D/s O.O5

Gbr. 8.20. Faktor Inreraksi untuk Tiane Tahanan Uiune. [-/D = 25


t.0
L/D:50
vr - 0.5
0.8

0.6
Nila K

0.4

-
'100 \.-l

N
o.2
lCOC

\
0
I 2s/D 3 4 5 D/t
o.2 0.t

Gbr. 8.21. Faktor Interaksi untuk Tiane Tahanan Ujuns. [-/D = 50


1.O

IJD= :00
vr=0.
Voltx rsofK

Sx
o-6
Gs oo

-\<+ st--
rkan
- 10c H
= \
500 o
rK, \r---- : \..-
Gbr.
2345 D/s
s/D O'2 o.15 0-1 o.o5

Cbr. 8.22. Faktor Interaksi untuk Tiang Tahanan Uiung. L/D = 100
76 MANUAL PoNDAst rtANG

8.5.3. Faktor Interaksi untuk Tiang Tahanan K-10


yang Ti.dak Seragam '/,
Pada kasus dimana tiang i dan tiang j tidak
seragam, baik diameter maupun panJangnya, r
terjadi penambahan penurunan pada tiang i a

akibat tiang j (A sr;) c


o
A S;i = x.i . C,.i UD =25
v, - 0.5
di mana:
x; = penurunan tiang j akibat beban sendiri
c
'; -4
7
% ...= faktor interaksi yang rergantung jarak c
antara tiang i ke tiang j, parameter
geometri tiang j [,"-
Demikian pula sebaliknya unruk tiang j

/
Eo 109 1000
tu
o-a
/,, E.

L K=1 ,/;, V ./P:ooo Gbr.,8.25. Faktor Reduksi [nteraksi. FE. [-/D = 25

r
o
U r.o
o
t!
.o o'6
u
!(,
0. o'4 t,
c
.9
UD' t0
U
C,
b o'2
// v.-0
c
(
1 10 100 I-D = 50
t/., vr = 0.5

Ghr. 8.23. Faktor Rc_duksi Intcraksi. Fe. L/D = l0

1.O
.=r
la'
.o
U
o'8
f/
I
'*/
5 o'e
D
l
C'
G
I UD = lo0
v. = 0.5
I
I 10 Eo roo 1000

- o.4
b
E.

Gbr. 8.26. Faktor Rcduksi Interaksi. Fr-. LiD =:r0


=
o
L
A
e6\
(,
o Tiang Tiang j
i o-z
i.

I
1101@
Eo,
./cLS
l\D
Chr. t'i.27. Intcraksi antara Dul Tiang
Chr. ti.24. Faktor Rcduksi Inrcraksi. Fr.. L/D = 100
' vang Bcrbcda Ukuran
PENGUJIAN PONDASI
TIANG DAN
METCDA INTERPRETASI
HASIL UJ I

9.1. PENDAHULUAN Dalam kasus dimana pondasi tiang bor


diperlukan untuk menahan beban tarik akibat
Kualitas akhir dari tian-e meliputi 2 aspek, yaitu: gempa maupun gaya angkat oleh air (muka air
. integritas struktr:ral dari tiang tanah tinggi pada"konstruksi basement), maka
. kemampuan untuk mendtrkung beban yang uji aksial tarik diperlukan. Perlu dimengerti oleh
biasanya berupa kekuatan elemen struktur para praktisi bahwa besarnya kapasitas tarik
dan hubungan penurunan-beban antara tiang pondasi tiang hanya didasarkan pada gesekan
dengan tanah yang mendutcungnya- selimut dan bobot dari pondasi, namun demikian
besarnya gesekan selimut tiang pada kondisi
Uji pembebanan dapat di-eunakan untuk aksial tarik umunrnya lebih kecil daripada
mengkonfirmasikan asumsi-asumsi yang telah gesekan selimut tiang pada kondisi tekan.
ditentukan sebelumnya pada saat perancangan. Tergantung panjang tiang, nilai Poisson's ratio
Dewasa ini telah dapat diterima dua cara dan stratifikasi ianah, besarnya gesekan selimut
pengujian yaitu : untuk tarik ini dapat berkisar 407o hingga TOVc
,50
. UjiPembebanan Statik dari gesekan selimut untuk tekan.
. Uji Dinamik
Selama konstruksi, beberapa tian-g biasanya
Bila jumlah tiang cukup banyak, kornbinasi memang dirancang untuk pengujian. Seringpula
kedua cara tersebut dapat menghemat biaya dan hal ini berdasarkan ketentuan peraturan
waktu pengujian dengan masih tetap bangunan yang menuntut prosentase darijumlah
mempertahankan keandalan has ilnya. tiang untuk diuji. Jumlah pengujian umunlnya
lVc danjumlah tiang pancang, sedangkan untuk
d
I
78 MAIIUAL PaNDAstzANG ,i

tiang bor ditentukan satu uji pembebanan tiap tetapi untuk alasan lain misalnya untuk
75 buah tiang. keperluan optimasi dan untuk kontrui [-reban
ultimit pada gempa kuat, seringkali diperlukan
Umumnya pondasi tiang terdiri dari sekelompok pengujian sebesar 250Vo hingga '\A1c/c dari
tiang. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan beban kerja.
pula hubungan antara daya dukung tiang tunggal
terhadap kelompok tiang.
Pengujian beban statik meiibatkan pemberian
beban statik dan pengukuran pergerakan tiang.
9.2. UJT PEMBEBANAN STATIK Beban-beban biasanya diberikan secara bertahap
dan penurunan dari tiangl tJ*r*ny* definisi
9.2.1 . Metode Pengujian keruntuhan yang diterima dicatal untuk
interpretasi lebih lanjut adalah bila di bawah
Cara yang paling dapat diandalkan untuk suatu beban, tiang terus menerus mengalami
menguji daya dukung pondasi tiang adalah penurunan. Pada umumnya beban runtuh tidak
dengan uji pembebanan statik. Interpretasi dari dicapai pada saat pengujian. Oleh karena itu
hasil uji pembebanan statik merupakan bagian - daya dukung ultimit dari tiang hanya rnerupakan
yang cukup penting untuk mengetahui respon suatu estimasi.
tiang pada selimut dan ujungnya serta besarnya Sesudah tiang uji disiapkan (dipanr:ang atau
daya dukung ultimitnya. Berbagai metode dicor), perlu ditunggu dulu selama 7 saitilr':ri 3,J
interpretasi seperti cara log p - log s, cara Chin hari sebelum tiang oisa diuji. Hal inr peuting
dsb. perlu mendapat perhatian dalam hal untuk memungkinkan tanah y.ing telalr
menginterpretasikan besar daya dukung ultimit terganggu kembali ke keadaan scrnui.r. darr
karena setiap metode dapat memberikan tekanan air pori yang terjadi akibat
jawaban yang berbeda. pemancangan tiang berdisipasi.

Yang terpenting adalah agar dari hasil uji Beban kontra dapat dilakukan den*elri J {:itrii
pembebanan statik, seorang praktisi' dalam Cara pertama adalah den-9an mc'l:i.qun;ikan
rekayasa pondasi dapat mengeanrbarkan sistem keruledge seperti yang dapat di!ihat iiida
mekanisme yang terjadi misalnya dengan Gbr. 9.1. Selain itu dapat jug, liguri,tk'.tn
melihat bentuk kurva, besarnya deformasi kerangka baja atau jangkar []c, l,i i;ttlltr
plastis tiang atau kemungkinan terjadinya sebagaimana yang diilustrasikan parli, rll'1. 0.2

kegagalan bahan tiang dsb. Pernbebanan diberikan pada tiang dengan


dongkrak hidrolik.
Pengujian hingga 2 kali beban kerja sering
dilakukan pada tahap verifikasi daya dukung,

l<.entJe@ 6lac*s C
b

Dialgwge
l.Jm minimum Hydraulic,fa<* 'imber S(,ll-Dl I
Clear to
crib fo: fvL,- o'at
Cbp cast on
herd of testpiE 9dc9sS
Test pite

Glrr 9 I Pcn!uii:rn Sistcrtt Kcntlctltlc


pENGUJ;AN poNDAst ruANG DAN METo'oA INTERPRETAS,I HAstL uJt 79
Univqsal

uk
r?O
=
;an
ari

ian
ng. ,

lap 'rctlatlcn2m)
risi ',

tuk

Cbr.9.2. Pensuiian denean Tiane Janskar (Tomlinson. 1980)


lnri
dalr
iru
kan Pergerakan tiang dapat diukur dengan beban diturunkan secara bertahap untuk
menggunakan satu sel dial gages yang dipasang pengukuran rebound.

ttar ,
pada puncak tiang. loleransi pembacaannya
.l i) antara satu dial gage dengan dial gage yang lain P ro sedur P e mbebanan Standar-SM I-, siklik
ting adalah I mm. Dalam banyak hal, sangatlah Metoda pembebanen sama dengan SML
:lalr penting untuk mengukur pergerakan relatif tetapi setiap tahapan beban dilakukan
tiang. pelepasan beban kemudian dibebani kembali
da,r
ibat
hingga tahap beban berikutnya (unloading-
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari reloading). Dengan cara ini, rebound setiap
interaksi tanah dengan tiang, pengujian tiang tahap beban dapat diketahui dan perilaku
rilrll sebaiknya dilengkapi dengan instrumentasi- pemikulan beban pada tanah daPat

il<an Instrumentasi yang dapat digunakan adalah <lisimpulkan lebih baik. Metode ini
'ada strain gages sepanjang tiang, telltales pada membutuhkan waktu yang lebih lama
l i<,rrt
kedalaman-kedalaman tertentu, atat load celis daripada metode SML (monotonik).
r: l llt yang ditempatkan di bawah. kaki tiang.
,l'-)... Instrumentasi dapat memberikan informasi Quick Inad Test (Quick ML)
)gan mengenai pergerakan kaki tiang, deformasi Karena prosedur standar membutuhkan
sepanjang tiang, atau distribusi beban sepanjang rvaktu cukup lama" maka para peneliti
tiang selama pengujian. membuat modifikasi untuk mempercepat
pengujian. Metode ini dikontrol oleh waktu
9.2.2. Metode Pembebanan dan settlentent dimana setiap 8 tahapan
beban ditahan selama waktu yang pendek
Cara pembebanan dapat dilakukan dengan tanpa memperhatikan .kecepatan pergerakan
beberapa cara : tiang. Pengujian dilakukan hingga runtuh
atau hingga mencapai beban tertentu. Waktu
. Prosedur Pembebatrun Standar-SML total yang dibutuhkan 3 sampai 6 jam.
Monotonik.
Slow Maintained Load Test (SML) Prosedur Pembebannn dengan Kecepatatt
menggunakan delapan kali pen-eingkatan Konstan (Constant Rate of Penetratiott
beban. Prosedur standar SML adalah dengan Method = CRP)
memberikan beban secara bertahap setiap Metode CRP merupakan salah satu alternatif
25Vc dari beban rencana, dan untuk tiap lain untuk pengujian tiang secara statis.
tahap beban, pembacaan diteruskan hingga Prosedurnya adalah tian-e dibebani terus
penurunan (settlenrcnt) tidak lebih dari 2.54 nrenerus sampai kecepatan penetrasi ke
mm/jam, tetapi tidak melebihi dari 2 jam- dalam tanah konstan. Biasanya patokan yang
Penambahan beban dilakukan sampai 2 kali diarnbil adaleh 0.254 crn/menit atau lebih
beban rcncana, kemudian ditahan. Setelah itu
80 MANUALPoNDAstTIANG

rendah lagi bila jenis tanahnya lempung. 9.2.3.1. Metode Davissoit M.T.
Hasil penelitian dengan Metode CRP
menunjukkan bahwa beban runtuh relatif Prosedur penentuan beban ultimit dari pondasi
tidak tergantung oleh kecepatan penetrasi tiang dengan menggunakan metode ini adalah e
E
bila digunakna kecepatan kurang dari 0.125 sbb: c

cm/rnenit. Kecepatan yang lebih tinggi, dapat a. Diplot kurva beban terhadap penurunan e
6
menghasilkan daya dukung yang sedikit
lebih tinggi. Beban dan pembacaan defleksi b. Penurunan elastis dihitung dengan
diambil setiap nrenit. Pengujian dihentikan menggunakan rumus berikut:
bitra pergerakan total kepala tiang mencapai S. L-
l)Vc dan diameter tiang atau hi,!a pergerakan =.A.E
O
(displacemerlr) sudah cukup besar.
di mana:
Pengujian dengan Metode CRP ini umumnya S.
membutuhkan waktu I jam (tergantung
= penurunan elastis

ukuran dan daya dukung tiang). Metode CRP


a = beban uji yang diberikan
L = panjang tiang
memberikan hasil yang serupa dengan A = Iuas penampang tiang
Metode Quick ML, dan sebagaimana Metode E = modulus tiang
Quick ML, metode ini juga dapat
diselesaikan dalam I hari. c. Menarik garis OA berdasarkan p(ii'ssrrr lilir
penurunan elastis (S.)
Bcban(ur)
d. Menarik garis BC sejajar dengan j,rri;: r)A
dengan jarak X, dimana X

' x = g.15191n.1,
120
dimana:
D = diameter tian-e bor
t
E
co
A
e. Perpotongan antara kurva loarl ldirient.nt
den-9an garis lurus merupakau ,J",.a .1u1.,'-rrrg

o
:"':t ,- ,q) x*s,.- ?o, ,, 1 ,

-5
tlj'ljE
Cbr.9.i. Contolr Hasil Uii Pcmbcbanan Starik Aksial E,o
E
Tekan c -lJ
E
o
5
e.
-ro

9.2.3. Interpretasi Hasil U. ji Pembebanan Statik

Gbr. 9.4 Intemretasi B.eban I ',,


Dari hasi uji pembebanan, dapat dilakukan (Mctode Davisson M._! r
interpretasi untuk menentukan besarnya beban
ultimit. Ada banyak metode interpretasi, nantun
dalam manual ini hanya akan dibahas 4 metode
9.2.3.2. Merode P-S
saja. Keempat metode tersebut adalah:
. Metode Davisson M.T. Cara memperoleh beban ultimit adallir ii,-'ngan
. Metode P-S menarik garis lurus dari kedua le l);;\r;,i1 r,rr, ..
o Metode Mazurkiervick Perpotongan kedua garis lurus ., ,.i1i )'ii:lg
. Metode Chin diperkirakan sebagai interpretasi bcbl'i u i t,.: r.l,
PENGUJIAN PONDASI TIANG DAN METODA INTERPRETASI HASIL LIJI 8I

Beben (ct) 9.2.3.4. Metode Chin


&fr0
-L.--_.-__-
Perhitungan beban ultimit dari pondasi tiang
dasi
dengan menggunakan Metod'e Chin adalah sbb:
al ah
C
E
.ro a. Diplot kurva antara rasio beban dan
c penurunan (s/Q) dengan penurunan
Er:
e
t .ro
X Diperoleh persamaan garis tersebut adalah
rgan
s/Q-c1.S*c2
Q,-Jl0to'n
C. c1 dihitung dari persamaan garis, atau dari
Gbr. 9.5. Interpretasi Beban Ultimit gradien/kemiringan
(Metode P-S)
d. Beban ultimit adalah l/c1.

9-2.3 -3. M etode M az urkiewich

Prosedur penentuan beban ultimit dari pondasi o@


tiang dengan menggunakan Metode e
fc oor9
Mazurkiewich adalah sbb: (
ril,lil
a. Diplot kurva beban uji yang diberikan Q. = l/cr = 935 tqt
terhadap penurunan o@
b. Menarik garis dari beberapa titik penurunan OM
yang dipilih hingga memotong kurva. ' !
Kernudian ditarik garis vertikal hingga
,},,--,"t#l
memotong sumbu beban. Cbr. 9.7. Interpretasi Bcban Ultimit
c. Dari pcrpotongan setiap beban tersebut, (Metode Chin)
dibuat -saris bersudut 45o terhadap garis
perpotongan berikutnya dan seterusnya.
d. Menghubungkan titik-titik yang terbentuk Metode ini biasanl'a menghasilkan beban ultimit
ini hingga rnenghasilkan sebuah garis lurus. yan,e terlalu tin-e,ei, sehirrgga harus dikoreksi
Perpotongan garis lurus ini dengan sumbu (dibagi 1.2 s/d 1.4).
; i,-'?i t
t
beban merupakan beban ultimitnya.
L ,,,,,
9.3. UJI PEMBEBANAN DINAMIK
.!

Uji pembebanan dinamik mulanya


dikernbangkan untuk pondasi tiang pancang,
namun dengan cara analog, jenis uji ini dapat
juga dilaksanakan pada pondasi tiang bor. Salah
satu metoda yang semakin populer di Indonesia
adalah jenis uji Pile Driving Analyzer (PDA)
yang dikembangkan oleh Professor Goble di
Case Instinrte of Technology, Ohio.
&lJ
?lr-x Cara pengujian adalah dengan memasang strain
tranducer dan accelerometer di dekat kepala
Cbr. 9.6. Interpretasi Beban Ultinrit tian-e. kemudian respon kedua instrumen
(Metode Maz-urkicrvich ) tersebut diinterpretasikan terhadap gelorrrbang
yang dapat terjadi akibat pukulan hatntner.
(:ngan
Jr4etode i nterpretas i rnembutuhkan pett getaltuittt
;rll, , .t

)/ al) -q
:$

82 MANUALpoNDAstnANc :.

rnengenai teori perambatan gelombang. pada besarnya daya dukung ultimit, disrribusi
uji PDA digunakan model analitis yang gesekan selimut sepanjang tiang dan simulasi
menggabungkan data lapangan dengan teori perilaku load - settlement dalam pembebanan
perambatan gelombang untuk memprediksi starik.

aGl
xx

R€StSr^.€E OISTRtATfl

!o
llL€ fmCES Af R-{r-f

Gbr.9.8. Contoh Hasil Uji PDA

tAaeA
tD test Sile
-Bracle.t
ladell
lfidradblxk
b(dKiry
/-A.yk

Oialgauge
Min2m) i I
Itr h-e*p*
Gbr.9.9.S"t Up Uji P",nb.brnrn Trrik (Srn,b"r,ASTM D3689-83. l9g9)
ti.!
,!

PENGUJIAN PONDASI TIANG DAN METODA INTERPRETASI HASIL UJI 83

rusi 9.4. UJI PEMBEBANAN TARIK oirl jagc


lasi ; Strul

nan lJji tarik pcrlu dilakukan pada pondasi tiang


yntt11 rrretttrltfin f,nyn
1111ilt qepettl nltllnt y,nt1n
itrtgl<nl ole-lt itir, [,,ayit geml)4, monlen dan laitr
lain. Pcnrbcltarran dilakukan dcngan
nrcncnrpillklln rlongkrak diatas balok (Gbr. 9.9.)

Interpretasi untuk menentukan beban


h
rs€c.
keruntuhan pada uji tarik bisa bervariasi
tergantung besarnya gerakan yang dapat
L,C
ditolerir, tetapi pada umumnya lebih mudah
dibandingkan dengan uji tekan karena
komponen perlawanan tidak bercampur dengan
tahanan ujung. Keruntuhan pada beban tarik
3€C amat jelas, dan untuk perrentu&n dapat langsun_e
L,'c
,9..
dengan memotongkan dua bagian kurva yang
berpotongan. Kriteria lain mcntukan bahrva
\r daya dukung ultimit untuk tarik dicapai pada
defleksi kepala tiang 6.25 mm. C6rd:5.daarti
@i&lhaCet
.rutkaffia.Grk
,at.id tW* qrrd...
tw.dc cy{hd€r

9.5. UJI PEMBEBANAN LATERAL

Uji lateral dilakukan dengan cara mendorong


platcs
kepala tiang dengan dongkrall hidrolis yang
disandarkan pada suatu sistem reaksi yang dapat
berupa blok beban, pondasi tian_g dan blok k)
jangkar. Pada saat pembebanan per_eerakan
kepala tiang dapat diul:ur dengan dial _sau_se dan (Sumhcr : ASTM D3966-gt. l9g9)
bila dibutuhkan defleksi sepanjang tian_e juga
dapat diukur dengan rlenanam inklinometer ke 9.6. UJT INTEGRTTAS TIANG
dalam tiang. Susunan pembebanan ditunjukkan
pada Cbr. 9.10. Pondasi tiang bor dapat men-salami rrecking saar
konstruksi dan pondasi tiang pancang dapat
Cara pemberian beban umumnya secara retak pada saat pemancan-san. para praktisi
bertahap dalam 8 tingkatan hin_e_sa ZOOT: beban membutuhkan keyakinan bahwa pondasi tiang
rencana. Daya dukung lateral diperoleh den_9an diproduksi utuh secaru struktural.
yan_e
mengacu kepada gerakan maksimum 6-25 mnr
atau dari perpotongan antara dua lengkung Beberapa metoda yang sudah rhulai umunl
kurva dari hasil uji pembebanan lateral. perlu dilaksanakan adalah dengan menggunakan
diketahui bahwa kondisi kepala tiang sasar prinsip perambatan gelomban_e. Metoda
pengujian adalah beban sedangkan dibas,ah pile pengujian adalali dengan cara memberikan
cap, kepala tiang terjepit, sehin_t-ea interpretasi getaran dan mengevaluasi pantulan. Cara ini
daya dukung laterdl yan-e dilakukan dengan cara dapat mendeteksi cacat (defect) pada tiang.
diatas sesungguhnya memberikan nilai yan_s
lebih rendah dari kenvataan. Di sampung itu
umumnya kepala tiang berada pada eler.asi yang
Iebih rendah daripada saar pengujian (pada
umumriya diatas permukaan tanah).
VIII MANUAL PONDASI TIANG

Dnrrnn Pusrnrn

ASCE ( American Society of Civil Engineers Canadian Geotechnical Society, lggl,


), "Canadian Foundatiort Engineering
l976, "Subsurface lnvestigation for Design and Manual, "3'd edition.
Construcion of Foundaticns for Buildings.,'
Canadian Geotechnical Soclety, lgg2,
ASCE ( American Society of Civit Engineers Foundation
" Catrudian .. Engineering
), I993, "Desig,n of Pile Foundatiort." Manual, "2"o edition.

ASTM D 1143., "standard Merhod of Testirtg Canadian Geotechnical Society, lggl,


Piles Under Static A-rial Compressive Loads". " Carrudian Foundatiott Engineering
Manual, "3'd edition.
ASTM D 34441-75 T., "Tetr.totive Method for
Deep, Quasi-Static,Cone and Friction-Cone Chin, F.K., 1970, "Estimation of the {Jlrinnte
Penetratiort Tests of Soil". l"oad of Piles Not Carried to Failure ,',
Proceedings of the 2d S.E. Asia Conference on
ASTM D 3689., "Methodfor Tesrirtg Individual Soil Engineering, pp. 8l-9.
Piles Under Static Axial Tensile Inad".
Chin, Pung Kee, 1978, "Diagnosis of pite
ASTM D 3966., "Method of Tesrittg piles Cortditiort," Geotechnical Engineering. r,ol.9,
Urtder l*teral Loads". p.85- 104.

Begemann, C., 1972, "The Penetronteter c.rttd Coduto, D.P., IgS4, "Foundatiort Desigrt.
Soil E.rploratiort," Elsevier publishing Prirtciples and Pranctices, " Prentice Hall.
Company. Englewood: NJ., 07632.

Bell, F.G., 1993, "Engineerirtg Geologl.,,' Coduto, D.P., 1994, " Fourtdatiort Desigrt
Blackwell Scientific Publications. Prittciples and Practices, " Prentice Hall.
Englewood, N.J., 01 632.
Bon,les, J.8., I993, "Foundation Analysis and
Desigrt, " Mc Graw Hill-
Davisson, M.T., l970, "Static Measurenrcnts of
Pile Behavior, " Design and Installaticn of
Brinch Hansen, J., I961, "The Ultintate Cellular Structures, Envo. Publishing Co.,
Resistattce of Rigid Piles Agaittst Trartsversal
edited by H-Y Fang, pp. 159-164.
Forces," Danish Geotechnical Institute Bulletin,
no.12.,p.5-9.
Department of The Naly Naval Facilities
Engineering Command, Ig82, "Foundatiorts
Broms, 8., 1964a, "Tlte Lateral R"sista,tce of artd Earth Structures, " Design Manual 7.2.
Piles irt Cohesive Soils," Journal of Soil
Mechanics and Foundation Engineerin*q, ASCE,
Goble, G.G., and Rausche, F., 1976, "Wave
vol 90, no SM-2.
Equation Analysis of Pile Driving-l4rEAP
Progrant," U.S. Department of Transportation
Broms, 8., 1964b, "Tlte larcral Resistattce oJ Report, FHWA-IP-4.2.
Piles in Cohesionless Soils. " Journal of Soil
Mechanics and Foundation Engineering, ASCE,
Goble, G.G., Likins, G.E., ancl Rauschc F.,
vol 90. no SM-3. 1975, " Bearing Cctpacin, of Pitcs Front
Dyrtatnic Measuretnents - Final Re port, " Dept.
7

DAFTAR PUSTAKA

of Civil Engineering, Case Western Reserve Peck; R.8., 1988, Komunikasi Pribadi dengan
University, Cleveland, Ohio. Paulus P. Rahardo.

Hunt, R.E., I984, "Geotechnical Engineering Poulos, H.G., 1971, "Belzaviour of ktteralb'
Investigation Manual, " McGraw Hill. l,oaded Piles : Single Piles," Proceedings of the
ASCE, vol. 97(SM5), p.7ll'731 .
z,
Hunt, R.E., 1986, "Geotecltnical Engineerittg
5o Tecltniques and Practices, " McGraw Hill. Poulos, H.G, 1977, "Estimatiotl of Pile Group
Settlements," Ground Engineering, ch.l0(2),
)
Hvorslev, M. Juul, 1965, " Subsurface p.40-50.
Exploration and Santpling of Soils for Civil
Engineering Purposes, " Research Report of Poulos, H.G., 1979, "An Approach for the
,'8

ASCE. Analysis of Offshore Pile Groups, " Proceedings


of the Conference on Numerical Methods in
2,
Janbu, N., 1953, "An Energl' Anab'sis of Pile Offshore Piling, lnstitution of Civil Engineers,
rg
Drivirtg w'ith the Use of Dintensionless London, pp.l l9-126.
Paranrcters, " Norwegian Geotechnical Institute,
Oslo, Publication No.3. Poulos, H.G., -Davis, E.H., 1980, "Pile
te Foundatiort Analysis and Desigtt, " John Wiley,
Kulhawy, F.H., 1983, "Transntission Line New York.
)n
Structure Foundatiorts for Uplift-Cotnpression
Loading," Reseaarch Report EL'287A, Electric Prakash, S., Sharma, H., I990, "Pile
Power Research Institute (EPRI). California. Foundatiotts in Engineering Practice," John
le Wiley & Sons.
9,
Matlock, H., Reese, L.C., 1962, "Gertcrali:ed
Soluriorts fo, lnterallt' Inadcd Piles," Rahardjo, P.P., 1991, "lnterpretatiott of Cone
Transactions of the American Societl' of Civil Pe netratiort Te st fo, De sigrt Pnrpose s,"
n, Semirrar on The
Engir,eers, vol.lLl, part I. Proceeding, Joint Unpar-ASCE
ll. State of The Art of Civil Engineering Practice in
McCharty, D., 1977 . " Essenrials of Soi[ Indonesia, Bandtrn,e.
Mechanics and Foundatiorts," Prentice Hall,
gfi
Reston, Virginia. Rahardjo, P.P., 1992, "Studi Perilaku Pordasi
ill. Tiang Tunggal Akibat Bebart Aksial dettgart
Meyerhoff, G.G., l976, "Bearing Capacin'artd Beberapa Fungsi Pengalihan Bebar\"
Settlement of Pile Foundatiorts, " Journal of Prosiding, Seminar Pile Foundation, MBT-
of Geotechnical Engineering Division. ASCE, IIATTI.
of vol.l02, no.GT-3.
o.. Rahardjo, P.P., 1995, "Daya Dukung Aksial
Meyerhoff, G.G., and Adams, J.I., 1968, "Tlte dan Penurunan Kelontpok Tiangi, " Publikasi
[Jltintatc Capaciry of Foun"datiotts," Canadian GEC, Unpar.
les
Gectechn ical Journal, v o1.5, p.225'241.
)r?s
Rahardjo, P.P., 1995, "Uji Sondir, Interpretasi
Meyerhoff, G.G., and Murdock, L.J., 1953, dan Aplikasinva untuk Perancangan Pondasi,"
"An Investigation of The Bearing Capacin' of Publikasi GEC, Unpar.
tve
Some Bored and Driven Piles in Lnrtdon Clat,"
AP Geotechnique, vol.3, p.267 -282. Rahardjo, P.P., 1995, "VST dan BST'
ion Inrerpretasi dan Aplikasinta untuk
Nar{ac, DM-7.2., 1982, " Foundation attd Perancangan Pondasi, " Publikasi GEC, Unpar'
Earth Srntctures, Desigrt Mantral," Departtnent
F., of The Navy, Alexandria, VA. Rahardjo, P.P., 1996, "SPT, Interpretasi dart
'() lll
Aplika.rinya r:ntuk Perancangan Pondasi,"
)t"
Publikasi GEC. Unpar.
T
MANIJAL PONDASI TIANG

Rahardjo, P.P., Brandon, T., Clough, G.W., Tomlinson, M.J., 1970, "Tlrc Adhesiort of Piles
1995, "Stud1'of Cone Penetratiotr Resistartce of in Stiff Clay," Construction Industry Researclr
Si/ry Sand in the Calibratiott Chamber," and Information Association Research Report
Proceeding "CPT 95", International Symposium no.26.
on Cone Penetration Testing, Sweden.
Tomlinson, M.J., 1977, " Pile Design and
Rahardjo, P.P., Junita, Brotodihardjo, W., Cottstruction Practice," View Point
1993, "Analisis Pondasi Tiang Tunggal dengan Publication.
Beban Aksial Berdasarkan Metoda Peitgalilrun
Beban," Prosiding, Pertemuan Ilmiah Tahunan I'omlinson, M.J., 1986, "Fowtdarion Desigrt
I-HAT[I, Jakarta. and Construction," 5'h' 'edition, Longman
Scientific & Technicat, Eirgland.
E., 1995, "Aplikasi
Rahardjo, P.P., Salim,
Program Kontputer BORPILE urttuk U.S. Army Corps of Engineers, I983, "^Soils
Perhitungan Daya Dukwtg Axial Tiang Bor," and Geology Procedures for Foutrdation Design
Seminar Rekayasa Pondasi, "Beneficial Use of of Buildings and Otlrcr Structures," Technical
Bored Pile Foundation to Support Heavy Manual, No.5-818-1.
Loadings, Hyatt, Regency, Surabaya.
U.S. Army Corps of Engineers, 1986, "Desigtt
Rahardjo, P.P., Salim, 8., 1997, "Aplikasi of Deep Foundatiott, " Technical Manual No. 5-
CPTU untuk Penyelidtkart Tatult Letnbek di 809-7.
Daerah Marina," Publikasi GEC, Unpar.
Yesic, A.S., 1977, "Design of Pile
Rahardjo, P.P., Soelistia, N., 1997, "PMT, Foundatiotts, " NCHRP Synthesis of Practice.
Interpretasi dan Aplikasittta uttuk no.42, Transportation Research Board,
Perancangan Pondasi, " Publikasi GEC, Unpar- Washington, DC.

Rahardjo, P.P., Sukamta, D., Anna. 199-1. Vijayvergiya, V.N., Focht Jr., J.A., 1972, "A
"Load Transfer of Axialll' I-oacled Bored Pilc." A/crr' lVa-l, to Predict Capaciq' o.f Pilcs Clav"
3'd Internatinal Conference on Deep Foundation OTC paper, l7lE, 4'h Offshore Technologl'
Practice-Incorporating Pile Talk International Con ference, Houston, Texas.
'94, Singapore.
\Yoodrvard, R.J, Gardener, W.S., and Greer,
Reese, L.Cu and Matlock, H., I960, D.M., 1972, "Drilled Pier Foundatiorts,"
"Numerical Analysis of Laterallv Loaded McGraw Hill, New York.
Piles," Proceedings of the Second Conference
on Electronic Computation, ASCE, Pittsburgh.

Reese, L.C., Matlock, H., 1956, "Nort'


Dintensional Solutiotts for Laterally Loaded
Piles v'ith Soil Modulus Assunted Proportiorrul
to Depth," Proceedings 8th Texas Conference on
Soil Mechanics and Foundation Engineering,
Austin, Texas.

Reese, L.C., Wright, SJ., 1971 , " Drilled Shaft


Dcsigrt anrl Constt'uctiott Cuidelines lt[anual."
vol. I, U.S. Depar-tment of Transportation,
Washington, D.C.

Srnitlr, E.A., 1962, "Pilc Driviltg Arruly5i5 121'


rhc lVuve llquation, " Transactiott. ASCE,
vol. 127.
7
DAFTARGAMAAR XI

'es l
Dnrrnn GnMsnn
ch
)rt

4.2.b Double Acting Hammer 29


2.1 Mckanisme Pengalihan Beban Pada 29
nd Tanah Melalui Pondasi Tian-e 6 4.2.c Differcntial Hammer
int 2.2 Kurva Beban-Penurunan 6 4.3 Diesel Hammer 29

2.3 Distribusi Pemikulan Beban Pada 4.4 Vibratory Hammer 30

PondasiTiang diTitik A (a), B (b)' dan 4.5 Komponen pada Sistem Pemancangan
6 Tiang 30
gtl D (c)
ll 4.6 Alat Baca Pemancangan Tiang 3l
ran 3.1 BorTangan
ll 4.7 Faktor Daya Dukun-e Ujung N.* dan N.* 32
3.2 Bor Basah @ash Boring)
Variasi Satuan Perlawanan Ujung
3.3 BorPerkusi(PcrcussionDrilling) t2 4.8
l2 Penetrasi Tiang pada Pasir Berlapis 32
rils
3.4 Beberapa Jenis Mata Bor
l' JJ
3.5 Pemboran Kering (DrY Boring) t2 4.9 Koefisien
igtt 3.6 Tabung Contoh Tanah (Ul0O) l3 4.10 Penentuan Harga Rata-rata c0 dan
cal 3.7 Fixed Piston SamPlcr l-? Tegangan Vertikal Efektif 31

3.8.a Alat Uji Ceser Langsun,e l4 4.1 I Variasi Harga cr terhadap Harga c, 34

3.8.b Hasil Uji Geser Lan-esung 1-t 4.12 Perhitungan Daya Dukun-e Ujung 35

t8t1 3.9.a Alat Uji Unconfined Compression Test l4 4.13 Faktor Koreksi Cesekan pada Selimut
3.9.b Hasil Uji Unconfined Compression Test l4 I lang
.5- Analisis
3.lO UjiTriaxial UU, CU, dan CD l5 4.14 Idealisasi Persamaan

3.1I Uji Konsolidasi (Oedometer) r6 Gelombang untuk Pemancangan Tiang 38

3.12 Bcntuk Ujung Konus Sondir lvlekanis 5.r Bebcrapa Kegunaan Pondasi Tiang Bor 4l
ile Alat Pembor Ringan 4?
D

dan Sondir Listrik t7 5.2


ice. 3.13 Cara Pelaporan Hasil Uji Sondir t7 5.3 Alat-alat Bantu 43
ard. 3.14 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Data 5.4 Penrbuatan Tiang Bor den-ean

Sondir Mekanis l8 Menggunakan Casing 44

3. I -5 Klasifikasi Tanah Perdasarkan Data 5.5 Pembuatan Tiang Bor den-san

/r Sondir Listrik r8 Mcnggunakan Slurry' 4-i

2\', 3.16 Korclasi Tal.ranan Ujung Sondir den'can 5.6 Tahanan Ujung Ultirnit pada Tanah Non
l8 Kohcsif 46
ogY Kepadatan Relatif
3.17 Korclasi Tahanan Ujung Sondir den'ean 5-7 Tahanan Selimut Ultimit ts N5p1 4'7

t8 5.8 Faktor Adhesi 41


0 48
3.18 Variasi Harga N1 terhadap Plastisitas r9 6.1 Kapasitas Tarik Pondasi Tiang
'eert 6.2.a Variasi fu 49
3.19 Sampler SPT Menurut ASTM D-1586 20
49
,ts,
3.20 Cara Konvensional Uji SPT 20 6.2.b Koefisien Tarik
3.21 Dia-eram Skematis Jenis-jenis Hammer 20
6.2.c Variasi 9 dan (t-lD)., den-Qan D. 49
3.22 Koreksi N5p1 terhadaP ou' 2l 0
3.23 Korelasi Kepadatan Rclatif (D') dengan 6.3 Skcmatis Cesekan Negatif pada For'dasi
Sudut Geser (0) 2t 'fiatng 50
3.24 Korclasi Kepadatan Relatif (D') dengan 6.4 Faktor Reduksi Gesekan Negatif, Nn 52
Nspr 22
6.5 Faktor Reduksi Gesekan Negatif, N1-
3.25 Korelasi Empirik Nilai N5pl yang telah Drainase Satu Arah 52
Dikoreksi vs Q 22 6.6 Faktor Reduksi Cesekan Negatif, Nr -
3.26 Perkiraan Hubungan N5sy vs So 22 Drainase Dua Arah 52
3.27 UjiCescr Baling (VST) 23 7.1 Kondisi Pembebanan Lateral pada
3.28 Uji Pressuremeter dan Hasil Uji di Tiang
Pondasi 53
23
Lapangan 7.2 Hubungan {6 dan Kepadatan Tanah
3.29 Korelasi Antara Jenis Tanah dengan Pasir 54
Indcks Material dan Modulus 7.3 Reaksi Tanah, Ceser dan Momen Lentur
Dilatomctcr 24 pada Metoda Brinch Hansen 55
3.30 Piczometer Jenis Standpipe dan Hidrolik 24
1.4.a Kocfisien IQ 55
4.1 Alat Pancang 28
7.4.b Kocfisien \ 55
4.2.a Singlc Acting Hammer 29
xii MANUALPONDASITIAI'IG

7.5.a Pola Kcruntuhan Tiang-Pcndck Kcpala tJ.5 Eljsicnsi Kelompok Tiang Berdasarkan
Tiang Bcbas 56 Fonnula Flcd 66
7.5.b Reaksi Tanah dan Momcn Lentur Tiang 8.6 Kclompok Tiang scbagai Pondasi Blok 66
Pendek-Kepala Tiang Bebas pada Tanah 8|7 Efisicnsi Kelompok Tiang pada Tanah
Pasir 56 Kohcsif 6'l
7.5.c Reaksi Tanah dan Momen Lentur Tiang 8.8.a Efisiensi Kclompok Tiang pada Tanah 2
Pcndek-Kcpala Tiang Bebas pada Tanah Kohcsif pada Skala Penuh pada Pile Cap J
Lempung 56 Menycntuh Tanah 68 3
7.6.a Kapasitas Lateral Ultimit untuk Tiang 8.8.b Efisiensi Kelompok Tiang pada Tanah 3
Pendek pada Tanah Pasir 57 Kohesif pada Skala Penuh pada Pile Cap
7.6.b Kapasitas Lateral Ultimit untuk Tiang Ditopang di atas Tanah 68
Pendek pada Tanah Lempung 57 8.9 Tekanan Air Pori di Sekitar Kelompok
7.7.a Pola Keruntuhan Tiang Pcndek - Kepala Tiang 68 +
Tiang Terjepit 57 8.10 Distribusi Tegangan untuk Perkiraan 4,
1.7 -b Reaksi Tanah dan Momen Lentur Tiang Penurunan Pondasi Tian-u pada Tanah 4.
Pendek - Kepala Tian-e Terjepit Lempung 'll
pada Tanah Pasir 57 8.1l. Faktor Interaksi untuk Tiang Tahanan 4.
7.7.c Reaksi Tanah dan Momen Lentur Tiang Gcsek, [-rD = l0 72 4.
Pendek - Kepala Tiang Terjepit pada 8.12 Faktor Interaksi untuk Tian*e Tahanan 4.
Tanah Lempun-e 57 Gesek, LID =25 12
7.8.a Perlawanan Tanah dan Momen Lentur 8.1-i Faktor Interaksi untuk Tiang Tahanan
Tiang Panjang - Kepala Tiang Bebas Gesek, L/D = 50 73 6.
pada Tanah Pasir 58 8.14 Faktor Interaksi untuk Tiang Tahanan 6.
7.8.b Perlawanan Tanah dan Momen [.entur Gesek, t-lD = 100 '13
7.
Tiang Panjang - Kepala Tiang Bebas 8.1-5 Faktc,r Koreksi Kedalaman Tanalt 7.
padaTarrah Lempung Keras,N6 7-l
7.
7.9.a Kapasitas Lateral Ultimi-t untuk Tiang 8.16 Faktor Koreksi Pcrbesaran Kepala
Panjang pada Tanah Pasir Tiang N66 73
7.9.b Kapasitas Lateral Ultimit untuk Tiang 8.17 Faktor Koreksi Poisson's Ratio. N.. 11
Panjang pada Tanah Lempung 59 8.18 Faktor Koreksi Modulus Tanalt, N,,, ' 11
7.10.a Pcrlau,anan Tanah dan Momen Lentur 8.19 Faktor Interaksi untuk Tiang Taharran
Tian-e Panjang (Kepata Tian-e Tcrjepit) Ujung, L/D = l0 11
pada Tanah Pasir 59 8.20 Faktor Interaksi untuk Tiang Tahanan
7.10.b Pcrlawanan Tanah dan Monten Lcntur Ujung, LID = 25 7-5

Tiang Panjang (Kepala Tiang Tcrjepit) 8.21 Faktor Interaksi untuk Tians Tahcnan
pada Tanah Lempung 59 Ujung, L/D = 50 15
7.ll.a Pondasi Tiang dengan Beban Lateral H 8.72 Faktor Interaksi untuk Tiang Tahanan
dan Momen M, Defleksi Ujung, L/D = 100 15

7.1l.b Pondasi Tiang dengan Beban Latcra! H 8.23 Faktor Reduksi interaksi, Fg. L/D = l0 io
dan Monren M, Slope dy/dx 8.24 Faktor Reduksi Interaksi, Fe. L/D = 100 16
7.1 Lc Pondasi Tiang dengan Beban Lateral H 8.25 Faktor Reduksi In(eraksi. Fs, L/D = 15 .16

dan Momen M, Momen, El(d-1'/dx-) 8.26 Faktor Reduksi lnteraksi. Fs. L/D = -50 16
7.1 I.d Pondasi Tiang den-ean Bcban Lateral H 8.27 Interaksi antara Dua Tieng -\'ang
dan Momen M, Geser, El(dry/dx3) Berbeda Ukuran t6
7.1l.e Pondasi Tiang dengan Bcban Lateral H 9.1 Pengujian Sistem Kcntledge 78

dan Momen M, Reaksi Tanah. 1d{y/dx{) 60 9.2 Pengujian dengan Tiang Jan-ukar 19
7.12.a Koefisien A, dan A. 62 9.3 Contolt Hasil Uji P.'nrbebanen Stetii
it()
7.12.b Koefisien B, dan B- 62 AksialTekan
7.13 Koefisicn Defleksi (C,), Morlcn (C-), 9.4 Interpretasi Beban Ultimit (irtci. -.
dan Reaksi Tanah (Co) pada Tiang- Davisson M.T.) 80
Kepala Tian-e Terjepit 62 9.5 Interprctasi Bcban Ultinrit (lvletode P-S) 8r
8.1 Konfi-eurasi Kelompok Tian-e Tipikal (t4 9.6 InLerpretasi Be ban Ultinlit (I"4ci.,il,
8.2 Te-ean-tan di Barvalr Ujung Tiang Mazurkiewich) 8l
Tunggal dan Kclompok Tiang 9.7 Interprctasi Bcban Ultinrir (N4c'tor.|'
8.3 Overlapping Daerah Tegangan Sckitar chin) til
Kclornpok Tiang 64 9.8 Contoh Hasil Uji PDA ,j:.

8.4 Eiisicnsi Kclourpok Tiang (r5 9.9 Sct Up Uji Pcnrbcbanarr'l-arik ),1'

9.10 Sct Up U.ii Pcnttrctrrtn:rtr Lateral lil


I
DAFTAR TA,BEL Xiii

(t6 Dnrrnn Tnsrl


6g

6'l
,|
2.1 Faktor Keamanan untuk Pondasi Tiang
3. I Pcdoman Penentuan Jarak Titik Bor l0
68 3.2 Kedalaman Minimum Pemboran t0
3.3 Energi Standar untuk Koreksi N5p1
terhadap Energi 2l
68 3.4 Korelasi Derajat Kepadatan (Dr) Tanah
.fasir dengan N5p1 2l
68 4.1 Koefisien Redaman cr 3l
4.2 Penentuan Harga K dan 6 33
4.3 Nilai Gesekan untuk Desain Pondasi
7l Tiang Pancang 36
4.4 Nilai Efisiensi Palu (ea) 38
72 4.5 Nilai Koefisien Restitusi Tiang n 38
4.6 Nilai K1 - Nilai Perpendekan Elastik
12 Kepala Tiang Pancang dan Topi Tiang
Pancang 38
73 6.1 Faktor Adhesi untuk Kapasitas Tarik 49
6.2 Nilai p pada Jenis-jenis Tanah 5l
73
7.1 Hubungan antara k1 dan cu 54
I.'L l(flterta Jenrs !.rang 54
t5 7.3 Koefisien A untuk Tiang Panjang (Z^,*
73
5) Kondisi Kepala Tiang Bebas 6r
7.4 Koefisien B untuk Tian-e Panjang (4,*
11
5) Kondisi Kepala Tiang Bebas 6l
Nilai Koefisien Co
t-+
8 I 69

74

75

't3
t6
76
76
1e

'7(
78
79

1r(

8(
8r

8r

sl
r):

iB

t
xiv MANIJAL PoNoAsI TIANG

LaUPIRAN 41
TABEL PROFIL TIANG PIPA

a0d
0utside
0iameter

PPIO .109 3.39 'r 1.5 41.4 8.28 3.s0 2.62 75.2
1
.0193 62
.120 3.72 12.66 45.s 9.09 3.49 2.62 74.8 .0192 83
.134 4.15 14.12 50.5 10.1 3.49 2.62 74.4 .o 191 r16
.141 4.37 14.85 53.'r 10.6 3.49 2.62 74.2 .0191 135
.150 4.64 15.78 56.3 1 1.3 3.48 2.62 73.9 .0190 193
.16{ 5.07 17.23 61.3 12.3 3.48 2.62 73.5 .0189 214
.112 5.31 18.05 64.1 12.8 3.48 2.62 73.2 .O1BB
179 247
5.52 18.78 66.6 3.47 2.62 73.0 .0188 279
-13.3
.188 s.80 19.70 69.8 14.0 3.47 2.62 72.7 .0187 324
.203 6.25 21 .24 75.0 15.0 3.46 2.62 72.3 .0186 409
.219 6.73 22.88 80.s 16.1 3.46 2.62 71.8
.230
.0185 5r5
7.06 24.OO 84.3 16.9 3.46 2.62 71.5 .0184 588
.2so 7.66 26.03 9 r.1 18.2 3.45 2.62 70.9 .0182 719
10-3/4 .109 3.64 12,39 51 .6 9.60 3.76 2.81 87.1 .o224 50
.120 4.01 13.62 56.6 10.5 3.76 2.81 86.8 .0223 67
.125 4.17 14.19 589 1 i.0 3.76 2.81 86.6 .o223 76
134 4.47 15.19 63.0 11.7 3.75 2.81 86.3 .o222 93
.141 4.70 r 5.98 66.1 12.3 3.75 2.81 86.1 .o221 109
.150 5.00 r6 9t 70.2 13.1 3.75 2.81 85.8 .o221 131
156 5.19 17.65 7 2.9 r 3.6 3.75 2.81 85.6 .0220 148
.164 545 18.54 76.4 14.2 3.74 2.8'l 853 .0219 172
.17 2 5.72 19.43 B0.c 1{.9 3.74 2.81 85.0 .021e r99
179 5.94 20.21 83.1 15.5 3.74 2.8r 84.8 .0218 224
.188 6.24 21.21 87.0 16.2 3.73 2.81 84.5 .o217 260
.203 6.73 22.87 93.6 17.4 3.73 2.81 84.0 .0216 328
.219 7.25 24.63 100 18.7 3.72 2.81 83.5 .0215 414
.230 7.60 2s.u 105 19.6 3.72 2.81 83.2 .0214 480
.2s0 8.25 28.O4 114 21.2 3.71 2.81 82.s .o212
.27e @5
9.18 31.20 126 23.1 3.70 2.81 81.6 .0210 781
.307 10.1 34.24 r37 25.6 3.69 2.8r 80.7 .0208 951
.344 11.2 38.23 152 28.1 3.68 2.81 79.5 .020s 1.180
.365 I I.9 40.48 161 2e,9 3.67 2.81 78.9 .0203 1.320
.438 71.2 48.21 r89 3s.2 3.65 2.81 76.6 .0197 1.890
.500 16. r 9.71 212 39.4 3.63 2.81 74.7 .0192 2.380
PP12 .r34 5.00 r6.98 87.9 11.7 4.20 3.t4 108 .o278 67
.141 5.25 17.86 s2.1 15.4 4.i9 3.r4 108 .o277 78
.150 5.58 18.S8 98.0 16.3 4.19 3. r4 108 .o277 s4
.164 6.10 n.73 107 17.8 4.19 3.r4 I07 .o275 123
.172 6.39 21.73 112 r 8.6 4.18 3.14 ro7 .o274 142
.r 79 6.65 22.60 116 19.4 4.18 3.r{ 106 .o274 161
.188 6.88 23.72 122 20.3 4.18 3.14 1C5 .o273 r86
.20s 7.52 25.58 131 21.8 4.17 3.14 106 .o272 235
.219 8.r1 27.55 141 23.1 4.17 3.14 105 .o270 19€
.230 8.50 28.9 I 117 21.6 {.16 3. r4 105 .0269 3.(4
.2fi 9.23 31.37 159 26.6 4.16 3.14 1 04' .o267 4{3
.2A1 10.3 35.1 7 178 29.6 4.14 3.14 103 .o2g 616
.312 r 1.5 38.95 19€ 32.6 {.13 3. r< 102 .0261 784
12-3/1 .109 (.33 14.t2 86.5 13.6 4.47 3.34 123 .031 7 30
.125 4.9€ r 6.85 98.8 r5.5 4.{6 3.34 123 .03 16 45
.I3.( 5.3 r 18.06 10€ 16.6 4.46 3.34 122 .0315 56
.141 5.59 r 8.09 t11 17.1 4.16 334 122 03 l4 65

E.
LAMPIRAN .XV

LAMPIRAN A2

TABBL PROFIL TIANG PI}'A oerururnNr

0 eiignetiot Section Pm0edica lnddc


rfld wilt Arta Weight Afla ol Cmss- lnride trtrmel
0uEidc Ilickncs A N( Ertcdor Volumc Collapse
0iamcEr f{ot s I Surtacc Arar lndcr

t0. ln. ln2 It in.4 in.3 an. rEv,rt in.2 yuirtt


.150 5.94 20.1 9 118 18.5 4.{6 3.34 122 .o313 78
P P12-3/ I .156 6.17 20.98 122 19.2 4.45 3.34 122 .03 13 88
.154 5.48 22.A4 128 20.1 4.45 3.34 121 .0312 103
.172 6.80 23.11 134 21.1 4.4t 3.34 121 .o3r 1 118

.1 79 7.07 24.O3 140 21.9 4.4 5 3.34 121 .0310 r34


.188 7.42 2s.22 146 23.0 4.44 3.34 120 .0309 r55
.203 8.00 27.20 158 24.7 4.44 3.34 120 .0308 196
.219 3.62 29.31 169 26.6 4.43 3.34 1'19 .0306 246

.230 9.05 30.75 177 27.e 4.43 3.34 119 .0305 286
.2s0 9.82 nn aa 192 30.1 4.42 334 1't8 .0303 368
.281 r 1.0 37.42 2la 33.6 4.41 3.34 117 .0300 526
.3r2 12.2 41.45 236 37.O 4.40 3.34 115 .o297 684
.330 r 2.9 43.77 248 39.O 4.39 3.34 115 .o29s 776

.344 13.4 45.58 258 40.5 4.39 3.34 114 .0294 848
.375 14.6 49:56 279 43.8 4.38 3.34 113 .0291 1.010
.406 15.7 53.52 300 47.1 4.37 3.34 112 .0288 r.170
.438 16.9 57.5S 321 50.4 436 3.34 111 .0285 r.350
.500 19.2 65.42, 362 56.7 4.33 334 lo8 .o279 1.760

PPl 4 .134 5.84 19.84 140 20.0 a.90 3.6 7 148 .0381 42
.14 1 6.14 20.87 147 21.1 4.90 3.67 149 .0380 49
.150 6.53 22.19 157 22.4 490 3.6 7 147 .03 79 59
.156 6.78 23.O7 163 232 489 3.6 7 147 .03 78 66
164 7. 13 24.23 ll t 24.4 4.69 3.6 7 147 0378

.172 7.47 25.40 179 2s.5 4.89 3.67 146 .o377 89


.179 7.77 26.42 186 26.5 I
4.89 367 146 .0376 101
188 8.16 27.73 195 27.4 488 3.67 146 .0375 117
.203 8.80 29.9 1 209 29.9 4.83 3.6 7 145 .0373 147
.210 9.10 30.93 216 30.9 4.8E 3.67 145 .0373 163
.219 9.48 32.23 225 32.2 4.87 3.67 144 .o372 185
.230 s.95 33.82 236 33.7 4.87 3.67 144 .0370 215
.250 10.8 36.7 1 2ss 36.5 4.86 3.67 143 .0368 277
.281 12.1 41 .17 285 40.7 4.85 3.67 142 .o365 395
.312 13.4 45 61 314 44.9 4.84 3.67 141 .0361 542
.344 14.8 50.1 7 344 :49.2 4.83 3.67 139 .0358 691
.375 16.'l 54.57 373 ,53.3 4.42 3.67 138 .0355 835
.438 18.7 63.44 429 61.4 4.80 3.67 135 .o348 1.130
.469 19.9 67-78 457 65.3 4.79 3.67 134 .0345 1.280
.500 21.2 72.O9 484 69.1 4.78 3.67 133 l.osa r r.460
PP16 .134 6.68 22.71 210 26.3 5.6't 419 't
94 .o500 28
.14't 7.02 23.88 221 27.6 5.61 419 194 .0499 33
.r50 7.47 25.39 23s 29.3 5.60 4 19' 194 .0498 39
.156 7.76 26.40 244 30.5 s.60 419 193 .o497 44
.164 8.16 27.74 256 32.O s.60 4.19 r93 .0496 52
.172 8.55 29.08 268 33.5 5.60 4.'l I 193 .0495 60
.179 8.90 30.2s 278 34.8 5.53 419 192 .o494 67
.188 9.34 31.75 292 36.5 5.59 4, 19 192 0493 78
.203 10.1 34.25 314 393 559 4 19 191 .0491 98
.219 10s 36 91 338 423 5.58 4 19 r90 04B9 124
.230 1 1.4 38.7 4 354 44.3 558 4.19 190 o48B 144
.250 12.4 42.O5 384 480 5.5 7 4.19 189 0485 185
.281 13 9 47.17 429 536 556 4. 19 187 .o481 264
aia
15 { s2 27 473 592 < (a 4 19 186 .04 78 362
344 16 9 <a qa 519 648 5s4 4 19
I

184 487
l o47 4
375 18 4 62.58 562. 743 ss3 419 I 183 0470 617
438 21 4 72 BO 649 81 1 ssol 4 19 lBO 046 2 874
469 )) o 7 7 79 691 863 s 4s I 4 1g lZB 04 58 cc0
500 lq J 82 /7 :?a 915 s dB I 419 177 0455
xvl MANUAL PONDASI TIANG

Lnuprnnru A3
TABBL PROFIL TTANG BA.IA H

HP pile dimensions and section properties


Mctric rrnits in dark typc. Fps units in light type.

Flange Section propcrtics


Dcsignation
nominal sizc/wl, Area, Depth, Width, Thick Web, Ir, , &, L, to,
in. lVft
x in.2 in. in. in. in. in.a in.! in-r ,;ii
mm x kg/m mr y. l0-l nlm mm mm mm m{ x 10-6 m3 X l0-l ma x 10-6 m, .i [0 r

HP 14 x.t t? 34.4 t4.2t 14.89 0.805 0.805 t?20 172 443 59.i
HP360 x t74 22.2 361 378 20.4 20.4 508 2.8t7 184 0 r?i
HP t4 x t02 30.0 r4.0r 14.78 0.705 0.705 r050 r50 380 -ir4
HP360 x I52 19.4 3s6 376 t7 -9 t7.9 437 2.458 158 {i.ri,t2
HP t4x S9 26.1 13.83 r4.?0 0.6r5 0.6r5 9U l3t 326 44.3
I{P360 x 132 16.9 351 373 15.6 15.6 373 2.147 136 ii.?;",
H? t4 Y. 73 2t.4 13-61 r4.59 0.505 0.505 729 t07 26i :,:t
HP360 x 108 13.9 346 371 12.8 r2.8 303 t.?5J t09 l).s8 7

HP x t00
13 29.4 13.15 13.20 0.765 0.76-i 886 135 294 41.5
HP330 x t49 19.0 33.{ 335 L9.4 r9.4 369 x.2t2 t?2 $'779
HP 13 x tt7 25.5 12.95 r3. r0 0.665 0.665 755 ll? 250 -18 I
HP330 x t29 16.5 329 333 16.9 16.9 314 1.917 104 0.0i,d
HP l3x 73 2t.6 t2.75 13.0r 0.565. 0.565 630 98.8 ?0'1 i i.9
HP330 x r09 13.9 3U 330 L4.4 14.4 262 1.6I9 86.2 C"s?2
HP l3x 60 17.5 t2.54 12.90 0.460 0.460 503 80.3 165 25.s
HP330 x 89 r13 319 328 . tt.1 tt.1 209 13r5 68.7 ) t7
*HP x il7
12 34.3 12.7't 12.87 0.930 0.930 946 t48 33 I ;l l
t{P310 x 174 22.2 324 327 23.6 23.6 394 2.43 r3B 0.843
+HP 12 x 102 30.0 t2.55 t2-62 0.820 0.820 8t2 t29 215 43.6
HP3l0 x I52 19.4 3r9 32t 20-8 20.8 338 .2.t20 115 0.7 L6
*HP x 89
12 26.2 12.35 t2.33 0.720 0.720 693 tt2 226 16.1
HP3l0 x 132 t6.7 3t4 313 18.3 I8.3 u7 r.830 93.7 0.59'.)
l{P l2 x 84 24.6 t2.28 12.30 0.68s 0.685 650 106 Zlj 14.6
HP3t0 x 125 15.9 3r2 3t2 17.4 17.4 27L t.737 88.7 0.56i;
HP l2x ?4 2r.8 r2.r3 t2.22 0.610 0.605 569 93.8 186 30.4
HP3l0 x lr0 14.r 308 3r0 1s5 15.4 236 1.537 17.4 0.4'a/i
HP l2x 63 18.4 r r.94 t2.t3 0.515 0.515 472 79. r 153 ',i \

HP3l0 x 93 I1.9 303 308 13.1 r3.1 196 t.296 63.7 0,'
HP l2x 53 15.5 l r.78 12.05 0.43-5 0.435 393 66.6 127 - 1.,
I{P310 x 79 10.0 299 306 11.0 11.0 163 r.095 52.9 q).-i.ru
HP lox 5? 16.8 9.99 to.72 0.565 0.565 294 58.S r0l r9.?
HP250 x 85 10.8 2s4 260 t4.4 14.4 122 0.96{ 42.tJ 0.3) 1

I{P t0 x 42 t2.4 9.70 10.08 0.420 0.415 2r0 43.4 1t.1 ; 4.-,
IiI'250 x 62 6.0 246 256 10.7 10.s 87.4 0.711 29.8 0.233
HP 8x 36 10.6 8.02 8.16 0.445 0.445 u9 29.8 40.3 q 88
I-1P200 x 53 6.84 204 207 rt3 11.3 495 0.488 16.8 0.162
LAMPIRAN XVII

LnUPIRAN 81

KARAKTERISTIK STNGLE ACTING HAMMER


Max cncr6r pcr blow Max
Mass of Mass of striking/rarc
ram (ke) ram (lb) m&g ftllb (blo,ralmia.)
Makcr Typ"

BSP 2 540 5 600 3 4E 24 806 50

Intcrnational 3 050 672o 4 ilo ,5767 JO

Foundations 4 060 8 960 J 480 39 690 JO

Ltd 5 080 ll 200 6 850 49 612 JO

(utr)' -
6ll0 t3 440 8 220 59 J3J 50

8 130 t1 920 t0 960 79 380 50


l0 160 224(o 13 ?00 99225 JO

l2 190 26 880 t6 440 I 19 070 50


t5 240 33 600 20 J50 148 837 50

Kochring-MKT sr0 4 JOO r0 000 4 JOo 32 J00 s5


(use) sl4 6 350 t4 0@ J t00 37 J00 &
s20 9 000 20 000 8 300 @0m 60

os40 l8 100 40 c00 t6 600 120 000 J5

os60 2720n @000 24 900 180000 55

Mcnck MRBISO 20@ 4 4lo 23& 18 100 50


(w- Gcrmany) MRB270 30@ 6 610 3 150 22 800 50
1r: MRB5OO J 000 It 020 6 250 42250 50

MR3600 6750 14 880 8 430 61 030 50


75 MRBIOOO t0 000 22 050 t2 500 90 500 50

MRSIJOO 15 000 33 0?0 18 750 135 750 50


i,t2 l'{RB2000 200@ 44 100 250@ l8l O00 50

MRBSsOO J O00 lr 020 62jyi- 45 200 42

MRBST5O 7J@ I 6 54{) 9 375 67 810 42

MRBSIJOO !J O00 33 070 t8 750 135 600 42


;87
MRBS?JOO 25 000 5' 120 3t 250 226100
;
MRB54000 40 000 88 2@ 500c0 361 000 42

MRBS7000 70 0@ rJ4 350. 87 500 632900 42


I

MRBSI5OOSL t7 500 38 590 262y0.. 189 800 36


i) MRBS2SOOSL
'30 0m 66 r00 45 000 325 500 36
E ?.2
MRBS4OOOSL 460@ r0l 430 61 000 499 000 36
( 80 000 176 400 120000 868 000 36
MRBSTOOOSL
1t
Raymond (use) I 2270 5 ofi) 2070 15 000 60
2 690
,

2950 6 500 19 500 J8


843 l-s
6 o 34& 7 500 3370 24375 52

7t6 00 4 J{) ro 000 4490 32500 50


o00 5 670 12 500 5 620 40625 48
59') 410 6 800 15 0@ 6140 48 ?50 46
6 79{o t7 500 7 860 56 875 44
sl0
'56t'; 22)( t0 0m 22 000 7 870 56900 58
.4
8/0 il 340 25 000 il 230 81 250 33-38
.,14.8
30x r3 610 30 000 t0 370 ?J 000 70

40x tE.t40 ,10 000 13 EIO r0OO0O 64


t-
Vulcao (use) 1 r3@ 3 000 t 000 - 72@ 70

-t.tu I 2270 5 000 2070 t5 000 60

06 29lo 6 500 2691J 19 500 60


31',] 08 3 630 8 000 3 590 26000 50
45{o r0 000 4 490 32 JOo JO
0t0
233 63@ 14 000 5 810 42 000 60
ol4
B8
0r6 72@ l6 000 6740 48 750 @
162 8 300 @o00 60
020 9 070 20 000
030 t3 610 30 0@ t2440 90000 J5

040 t8 l@ 40 000 t6 600 t20 000 @


27?fo 60 000 24 690 180 000 61
o{o
XVIII MANUA!- PONOASI TIANG

LnUpIRAN 82
KARAKTtrRISTIK DOUBLE ACTING HAMMER
& DIFFtrRENTTAL ACTING HAMMER
Encrgy pcr blow Max. striking
Mass of ram Mass of ram ratc
Makcr Typc (ks) (lb) m/kg flilb (blowslmin.)
BSP 5@N
Intcrnational 600N
91 200 t65 I 200 " 310
227 5@ 4t5 3 000 250
Foundations 700N 385 850 650 470o 11<
Ltd (ux)
900 726 I
600 I zto I 750 145
I000 I 360 3 000 I8I-< I3 IOO t05
I IOO 2270 5 000 2 650 I9 I5O '9J
Kochring-MK 983 726 I
(usa)
600 I 210 8 7s0 t45
IOB3 l3@ 3 occ- I El5 !3 100 lc5
I l83 2 270 5 000 2 650 19 I50 95
Mcnck s880 270 600
(W. Gcrmany) 400 2 900 205
sBl20 390 8@ @0 4 340 t75
SBISO 600 I 320 945 6 840 lJ0
s8270 8?0 I 920 I 410 l0 200 130
s8400 I 300 2 860 2 170 15 700 I l5
xaymood r5M 2270 5 000
(usr
(usr) 2070 15 000 75-90
65C 2950 6 500 270o 'r9 500 100-r t0
8oc 3 630 8 000 3 370 24 450 95- I 05
r25CX 6 800 15 000 s 620 40 62s I lo-t 20
r50c 6 800 I5 000 6 710 {E 750 95-:05
/ulcan.
Yu I8C 8t6
(us
I 800 J00 3 600 I -(0
use) 30c r3@ 3 000 r 000 72@ 131
50c 2270 5 000 2 080 15 100 r20
65C 2 950 6 500 2 650 19 200 lti
8rc 3 630 8 000 3 370 24 450 111
r40c 6 350 14 000 4 970 36 000 103
200c 9 070 20 000 6 930 50 200 98
400c t8 I40 40 000 15 660 ll3 488 100

' D i.6crcuti al-ectiag.

.r.
LAMPIqAN XIX

LnUPIRAN 83

KARAKTERTSTIK DTESEL HAMMER


Mass of
rarn Encrgl pcr blow
Max strikjag ratc
Makcr Ty?c kS tb m/k8 frlb blo,ra/min

BSP DE3OB t3@ 3 000 3 73t 27ffi 47


ln(crnational DE5OB 22& 5 000 62t9 45 000 47
Foun&tions Br5 I 500 3 300 3 630 26 300 80-t00
(doublc-acting)
Ltd. (ux)
845 4 500 992o r0 900 ?8 840 80-t00
(doublc-acting)

Dclmag D2 220 48J r20-250 868-1 8rJ @-70


(W. Gcrmany) D4 380 840 ?2j-5co r 625-3 630 50,{o
D5 500 ll@ 1 2SO 9 050 40-"@
D12 I 250 21& 3lx 22 610 4o.&
D22 27@ J 950 5 500 39 780 40-60

D30 3 000 6 610 3 3OO-7 5{^l' 73 870-54200 3re


D36 3 600 794o 12fo-t02!f) 30 380-73 780 31-53
D14 4 300 9 480 6@O-120@ 43 500-87 000 37-56
D55 5 400 ll 900 8 650-1 6 200 62 570-u? t;0 36-47

Hcra H1500 I 500 3 300 414o 29 900 40-{0


(FIolland) H2JOO 25@ 5 510 8 000 57 900 37-50
H35@ 3 500 7 720 n 200 8l oco 37-50
H5000 50@ tl 020 l6 ooo ll5 700 37-50
HD ? 500 16ffi z70.o 195 300 31-l0

Ishila*ajima tI 22co 4 850 5 410 39 lO0 12-10


Harima J35 3 500 7 720 E 780 63 500 42-70
(Japan) 44co 91@ 1r ooo 79 400 42-10

Kr3 I 300 28'10 3 700 267@ 40-.60


Kobc
(Japan) K2J 25@ 5 510 7ffi 54 200 39-{O
Ki5 3 500 7 720 to 500 7s9{o 3re
K45 4 500 9 920 13 500 97ffi 3re
K.B45 4 500 9 92' 13 -<00 97ffi 3re
KB60 6 000 13 230 l6 0m I 15 7oO 35-{O
Kl50 15 000 33 070 39 500 286 000 42-{o

Kochring-l'fKT DElO J00 I 100 12fr 88& 48


(McKicroa-o-Tcrry DE2O 910 2 000 '2200 r6 000 48
Us^) DE3OA 1,2i0 28@ 3 t00 724@ .48
DE40 r 8t0 40@ 4m 32 000 48

DETO ) t75 7 (}00 8 ?00 63 000 48


DA35B ,770 2 800 3 100 224s 48 sioelc.ecting
82 doublc^aaioe
DAJ5B 2270 J O00 5 500 40000 <8 singic-s.ting
82 doublc"aeine

Lh-k Bclt l60 780 1 720 I 120 8 100 90-95


(usr) 312 17lo 3 E60 2 080 15 000 100-l05
440 l614 4 000 242o l8 200 86-90
520 2 300 5 070 3 640 26 300 EN4
Mitsubishi M14 I 350 2 980 3 600 26 000 42-&
(Japan) f\'n3 , .)o <
5 060 6 220 4J OOO 42-&
1.1-13 329o i 2so 6 650 6{ OOO 40-&
M43 I 290 9 4{O il 620 84 000 40-60
l'{870 7 185 15 840 16 950 r37 000 38-40

Vulcan (ue) tNl00 I 360 3 000 3 400 24 600 M


and M-A.N.I.L. SA 4N100 I 600 3 970 4 500 32 550 50-40
(Bclgrum) 3N100 2 400 5 290 6 000 43 400 50-"60
1

t:.
I
l

You might also like