You are on page 1of 7

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol.

20 (2): 157-163_________ ISSN 1410-8356


Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

BUDAYA MERANTAU MASYARAKAT DAN PERMASALAHAN PENDAFTARAN


PEMILIH PADA PILKADA DI SUMATERA BARAT
1 2
Mega Ardila *, Asrinaldi

Submitted Article:30 August 2018 Reviewed Article: 06 September 2018 Accepted Article: 18 December 2018

Abstract

An accurate, comprehensive and up-to-date voter list is an absolute prerequisite that


must fulfill in carrying out electoral democracy. The existence of a correct voter list
will improve the quality of the democratic electoral process by opening the most
extensive possible space for citizens to exercise their right to vote. The purpose of
this study was to find out the cultural implications of migrating the community in
Lubuk Tarok sub-district to voter registration with the Dejure pattern. This research
was carried out with qualitative methods through in-depth interviews with various
informants equipped with existing documents. The results of this study show that due
to the de jure pattern in voter registration has caused a large number of voters
registered in the permanent voter list, but the voters are not by the KTP address. It is
due to the wander culture in the Lubuk Tarok sub-district. Many of the residents of
Lubuk Tarok are wandering out, but their population administration still listed in the
Tarok. It is caused by many voting invitations to be returned by KPPS because there
were no voters registered in the voter list. Also, this also has implications for the low
level of voter participation on election day in the Lubuk Tarok sub-district.

Keywords: Merantau Culture, Voter Registration, De Jure Pattern, Election

A. PENDAHULUAN

K
isruh daftar pemilih selalu menjadi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
masalah yang berulang di Indonesia. menunjukkan terdapat sekitar 25-40 persen
Isu problematika permasalahan daftar pemilih kehilangan hak pilih karena tidak
pemilih puncaknya mencuat dan menjadi masuk daftar pemilih (Asy’ari, 2012: 4-5).
perdebatan hangat pada pemilu tahun 2009 Seolah tidak mau belajar dari
sejak ditetapkannya Daftar Pemilh Tetap kesalahan pada pemilu tahun 2009,
(DPT) oleh KPU. Hasil audit daftar pemilih begitupun pada pemilu tahun 2014 yang lalu
Pemilu 2009 yang dilakukan oleh Lembaga permasalahan serupa masih terjadi.
Penelitian Pendidikan dan Penerangan Meskipun pada pemilu tahun 2014 yang lalu
Ekonomi dan Sosial (LP3ES) terhadap dianggap lebih baik dibandingkan pemilu
daftar pemilih sementara (DPS) pada Juli- sebelumnya dalam proses pemutakhiran
Agustus 2008 menunjukkan sekitar 20,8 dan penyusunan daftar pemilih dilihat dari
persen warga negara berhak memilih belum sudut transparansi dan keakuratan data.
terdaftar. Laporan Tim Penyelidikan Akan tetapi penundaan penetapan DPT
Pemenuhan Hak Sipil dan Politik dalam secara nasional pemilu legislatif tahun 2014
Pemilu Legislatif 2009 oleh Komisi Nasional pun terjadi.
Penetapan DPT secara nasional yang
1
Graduate Student of Tata Kelola Pemilu, FISIP, sedianya dilaksanakan pada 23 Oktober
Universitas Andalas 2013 akan tetapi ditunda penetapannya
2 hingga 4 November 2013. Selain karena
Department of Political Science, FISIP, Universitas
Andalas desakan Komisi II DPR dan partai politik
* Corresponding Author: bundanyaalief@gmail.com yang menolak DPT ditetapkan kala itu, KPU
mengambil keputusan itu karena adanya
157 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p157-163.2018
JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)
under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional
JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 157-163_________ ISSN 1410-8356
Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu masih terdapat pemilih yang belum terdaftar
(Bawaslu) sebagaimana tertuang dalam pada daftar pemilih sehingga menggunakan
Surat Bawaslu Nomor 762/Bawaslu/X/2013. KTP /KK dan identitas lainnya di hari
Pada lampiran surat tersebut, Bawaslu pemilihan untuk mencoblos sebanyak 1321
menyebut masih terdapat 10,8 juta data pemilih. Akan tetapi jumlah tersebut belum
yang masih bermasalah, di antara nya lagi bagi mereka yang tidak terdaftar di DPT,
masih ada Nomor induk kependudukan akan tetapi tidak datang ke TPS karena
yang bermasalah dan terdapat pemilih tidak mengetahui prosedur memilih dengan
siluman (pemilih yang tidak memenuhi menggunakan KTP pada hari pemilihan.
syarat sebagai pemilih dan masih terdaftar Selain permasalahan pemilih yang tidak
di daftar pemilih tetap). Selain itu juga terdaftar, ada juga pemilih yang tidak
memang masih ada perbedaan data antara memenuhi syarat untuk memilih masih
data di DPT dan data di Sistem Informasi terdaftar pada daftar pemilih tetap pemilihan
Data Pemilih. (KPU, 2015: 33). Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Permasalahan daftar pemilih ini terus Sijunjung pada tahun 2015. Hal ini dapat
berulang bahkan pada Pilkada serentak dilihat dari masih adanya formulir C6
tahun 2015 yang lalu. Kabupaten Sijunjung (undangan memilih) yang dikembalikan oleh
yang merupakan salah satu Kabupaten di Petugas Pemungutan Suara (PPS) ke KPU
Sumatera Barat yang juga melaksanakan Kabupaten Sijunjung. Sebanyak 5.732
Pilkada serentak tahun 2015. Komisi pemilih yang tidak memenuhi syarat yang
Pemlihan Umum Kabupaten Sijunjung telah masih terdapat di daftar pemilih tetap
menetapkan Daftar Pemilih Tetap Pemilihan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di
Kepala Daerah sebesar 147,278 pemilih. Kabupaten Sijunjung yang bisa kita lihat
Akan tetapi pada hari pemungutan suara pada Tabel 1berikut :

Tabel 1: Rekapitulasi Formulir C-6 Yang di kembalikan ke KPU Kabupaten Sijunjung


Pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sijunjung 2015
IV Nagari

Sijunjung
Kamang

Tanjung
Gadang
Koto VII

Sumpur
Kupitan

Kudus
Lubuk
Tarok
Baru

Formulir C6-KWK
No Jumlah
yang dikembalikan

1. Pemilih Ganda 253 209 433 64 114 72 52 213 1.410


2. Meninggal Dunia 30 17 46 4 36 1 22 19 175
3. Alih Status TNI/Polri - - - - - - 1 1 2
4. Tidak diketahui/tidak 101 220 450 30 - 165 43 111 1.320
dikenal
5. Pindah domisili 145 176 173 164 190 85 67 155 1.055
6. Alasan lain 52 343 - 187 769 299 146 74 1.770
Total 581 965 1.102 449 1109 622 331 573 5.732
Sumber : Berita Acara Pengembalian C6 KPU Sijunjung Tahun 2015

Pada tabel 1 tersebut bahwa jumlah tulisannya pada Jurnal Pemilu dan
undangan memilih (model C6) yang Demokrasi yang berjudul “Arah Sistem
dikembalikan oleh KPPS kepada PPS Pendaftaran Pemilih Indonesia: Belajar Dari
1
terbanyak di Kecamatan Lubuk Tarok 1109. Pengalaman Menuju Perbaikan”. Dalam hal
Jumlah tersebut terntunya sangat banyak ini Hasyim membahas permasalahan daftar
jika dibandingkan dengan kecamatan lain pemilih langsung kepada level aplikasi
yang memiliki daftar pemilih yang lebih
besar dari Lubuk Tarok. Apakah yang 1
Hasyim Asyari , 2012 “Arah Sistem Pendaftaran
menyebabkan hal tersebut
Pemilih Indonesia: Belajar Dari Pengalaman
Beberapa kajian mengenai pendaftaran
pemilih seperti Hasyim asyari dalam Menuju Perbaikan, Jurnal Pemilu dan
Demokrasi, Februari 2012 (2):1-33
158 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p157-163.2018
JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)
under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional
JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 157-163_________ ISSN 1410-8356
Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

dengan mengelompokkan 3 isu krusial hak pilihnya, melindungi suara yang


dalam, yaitu siapa yang dimasukkan daftar diberikan pada proses pemungutan dan
pemilih, siapa yang melakukan pendaftaran penghitungan suara sehingga ikut
pemilih, dan apakah pendaftaran pemilih itu menentukan hasil pemilu.
hak atau kewajiban. Hasyim(2012) Ketiga tulisan diatas sangat menarik,
melakukan perbandingan dari Pemilu 2004, namun hanya mengkaji kepada aspek rule
Pemilu 2009 dan Pilkada, ditemukan application saja, belum ada penelitian yang
sejumlah masalah yang memerlukan menyentuh dan fokus keterkaitan budaya
penanganan serius. Dalam penelitian ini merantau dalam dengan kualitas daftar
hasyim 92012) mengkaji permasalahan pemilih terutama dengan penerapan pola
pada pendaftaran pemilih dari level dejure dalam pendaftaran pemilih ini.
application.
Penelitian oleh Daud M.Liando, Zulkifli B. METODE PENELITIAN
2
Golonggom dan Michael Mamentu Program

P
Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi enelitian ini dilakukan dengan metode
yang berjudul “Manajemen Daftar Pemilih deskriptif kualitatif melalui wawancara
Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum mendalam dengan berbagai informan
Legislatif Di Provinsi Sulawesi Utara Tahun kunci yaitu penyelenggara pemilu di
2014”. Dalam penelitian ini digunakan Kabupaten Sijunjung (KPU dan panitia ad
konsep yang dikemukakan oleh George R. hock) serta Dinas Kependudukan dan
Terry dengan fungsi manajemen yaitu Catatan Sipil Kabupaten Sijunjung dan
Planning, Organizing, Actuating dan Peserta Pemilu. Selain itu sumber tertulis
Controling dalam managemen pengelolaan (data sekunder) berupa hasil penelitian dan
daftar pemilih. Penelitian yang di lakukan dokumen resmi dari instansi yang
pada Pemilihan Umum Legislatif di Sulawesi berwenang. Analisis dilakukan berdasar
Utara tersebut menghasilkan kesimpulan kan pandangan-pandangan informan (emik)
bahwa manajemen pengelolaan daftar yang sudah divalidasi dengan meng
pemilih dalam penyelenggaraan pemilihan gunakan metode triangulasi data.
umum legislatif di Provinsi Sulawesi Utara Kesimpulan dari analisis yang dilakukan
belum berjalan dengan baik karena fungsi terkait pada gabungan data yang didapat
perencanaan, pengorganisasian, dari informan (emik) dan interpretasi
penggerakan dan pengawasan belum peneliti (etic) terhadap data lapangan
sepenuhnya diterapkan dalam pengelolaan tersebut.
daftar pemilih.
Dalam buku Seri Demokrasi Elektoral
yang berjudul Menjaga Kedaulatan Pemilih
yang ditulis oleh Ramlan Surbakti, Didik C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Supriyanto dan Hasyim Asyari bahwa untuk
menjadi kedaulatan rakyat perlu sistem 1. Budaya Merantau Masyarakat
pemilu yang bertujuan menjamin peluang Lubuk Tarok Dan Pola Dejure
semua warga negara yang berhak memilih Dalam Pendaftaran Pemilih
untuk terdaftar sebagai pemilih, menjamin
semua warga negara yang terdaftar

M
mendapat kemudahan untuk menggunakan erantau memiliki arti berlayar
atau mencari penghidupan di tanah
rantau atau pergi ke negeri lain
2 untuk mencari penghidupan, ilmu, dan
Daud M.Liando, Zulkifli Golonggom dan
Michael Mamentu, “ Manajemen Daftar Pemilih sebagainya (Kamus Besar Bahasa
Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Indonesia). Merantau telah menjadi budaya
hidup banyak orang di Indonesia. Budaya
Legislatif di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014”
merantau di ranah Minangkabau memiliki
dalam Jurnal Ilmu Sosial & Pengelolaan
arti sebagai proses interaksi masyarakat
Sumberdaya Pembangunan, Januari-Februari Minangkabau dengan dunia luar. Merantau
2016, 3 (XX) : 1-19
159 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p157-163.2018
JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)
under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional
JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 157-163_________ ISSN 1410-8356
Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

sebagai bentuk perjalanan ke negeri orang Pakanbaru, alah jadi tradisi disiko
hampir menjadi keharusan bagi setiap orang alah batahun-tahun marantau disinan,
bujang (sebutan untuk anak laki-laki di tapi KTP masih Sijunjuang, waktu
Minangkabau) dalam masyarakat ambo mandata keluarga ndak nio
Minangkabau tradisional, karena dengan namo-namo keluarga nyo nan
membuktikan kesuksesannya di rantau, si marantau ko dihilangan dari data
Bujang itu besar kemungkinannya lebih pamilihan, nan ambo yo takuik pulo
sukses dalam berbagai hal yang untuk mancoret, itu samo sajo
menyangkut adat seperti perkawinan, manghilangkan hak urang pidana
3
kehormatan, kedudukan dalam suku, dan jatuah nyo”
sebagainya (H. Geertz, 1967: 84 dalam
Kato, 2005: 147). ( Di Lubuk Tarok ini banyak yang
Namun, sesuai dengan perkembangan merantau ke Air Molek, Malaysia, dan
zaman dan meningkatnya emansipasi Pekanbaru sudah jadi tradisi disini
wanita, merantau saat ini tak hanya mereka sudah lama merantau,
dilakukan oleh anak bujang (anak laki-laki) bertahun-tahun sudah mempunya
saja, namun juga anak gadih (sebutan untuk rumah disana akan tetapi KTP masih
anak perempuan di Minangkabau). Budaya Sijunjung, waktu saya mendata
merantau ini sudah dilakukan oleh keluarga tidak mau nama-nama
masyarakat Minangkabau sejak berabad- keluarga nya yang merantau tersebut
abad silam. Suku Minangkabau terkenal dihilangkan dari data pemilih, dan
dengan suku yang berbudaya, memiliki saya tentunya tidak berani juga
kecepatan dalam beradaptasi dengan suku mencoretnya, karena itu sama juga
dan wilayah lainnya, dan cakap dalam dengan menghilangkan hak orang,
berkomunikasi. Hal ini yang akhirnya pidana nanti jatuhnya )
menjadikan suku minangkabau banyak yang
melakukan kegiatan merantau seperti Hal yang sama dikemukakan oleh Yose
halnya terjadi di kecamatan lubuk tarok Rizal, PPK Lubuk Tarok :
kabupaten sijunjung. Kecamatan Lubuk “ Memang banyak di Lubuk Tarok ini
Tarok yang meliputi 3 nagari yaitu Lalan, warga yang merantau ke luar dari
Buluh Kasok dan Lubuk Tarok. Selain adat Kabupaten Sijunjung tapi nama-nama
istiadatnya yang masih kuat, banyak rumah- nya masih ada di daftar pemilih,
rumah adat dipertahankan keberadaannya. tentunya kami bisa mencoret nama
Mata pencaharian penduduk setempat tersebut apabila keluaga nya
bertani dan berkebun, sebagian juga banyak mengizinkan, akan tetapi waktu itu
yang merantau ke Negeri Jiran Malaysia. keluarga tidak mau, karena mereka
Menariknya ternyata kebudayaan takut juga kalau hilang nama nya dari
merantau yang ada di kecamatan lubuk daftar pemilih di Pilkada berarti
tarok ini berpengaruh kepada kualitas daftar mereka beranggapan bahwa
pemilih di kabupaten sijunjung. Bahwa keluarganya tersebut bukan warga
secara de jure pemilih tersebut kediaman Sijunjung lagi dan segala hak mereka
4
Pemilih adalah berdasarkan KTP, akan sebagai warga Sijunjung turut hilang”
tetapi secara de facto tidak ada di
alamatnya seperti karena alasan merantau. Mengenai hal tersebut peneliti
Bahwa banyak diantara masyarakat lubuk mewawancarai keluarga yang merupakan
tarok yang merantau keriau bahkan ke keluarga perantau yang merantau ke
negeri jiran malaysia akan tetapi Malaysia:
administrasi kependudukan nya masih di
Kabupaten Sijunjung. Wawancara dengan
PPDP Sungai Jodi: 3
Wawancara dengan ZK PPDP Jorong Sungai
Jodi, tanggal 3 Februari 2018
“Di Lubuak Tarok ko banyak yang 4
Wawancara dengan Yose Rizal PPK Lubuak
merantau ka Aia Molek, Malaysia
Tarok, tanggal 3 Februari 2018
160 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p157-163.2018
JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)
under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional
JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 157-163_________ ISSN 1410-8356
Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

“ Bapak marantau di Malaysia, lah “ Masalah Lubuk Tarok dari pemilu


lamo disitu, karajo disitu dibawo dek ke pemilu selalu saja hal yang
keluarga. wakatu urang mandata dulu sama, dimana banyak dari warga
apak lai dirumah, apak emang pas disana yang merantau akan tetapi
lagi pulang dari Malaysia, wakatu itu administrasi kependudukan nya
kan lagi puaso nio ka rayo, jadi apak masih di Sijunjung sehingga nama-
waktu itu pulang dalam rangka hari nama mereka tetap ada di daftar
rayo, apak pulang sakali satahun pas pemilih kita dan tidak ada regulasi
5
rayo biasonyo” yang mengizinkan kita menghapus
nama-nama tersebut karena hal
( Bapak merantau di Malaysia, sudah tersebut sama saja kita
lama disana, kerja disana dibawa oleh menghilangkan hak pilih seseorang
keluarga yang disana juga, waktu meskipun pada hari H kemungkinan
petugas pemilu mendata dulu bapak mereka akan pulang memilih snagat
pas lagi pulang, waktu itu kalau tidak tipis sehingga hal ini menyebabkan
salah orang puasa mau lebaran jadi rendahnya tingkat partisipasi kita di
bapak waktu itu pulang dala rangka Sijunjung khususnya Lubuk Tarok,
Idul Fitri, kebetulan bapak emang kalau kita lihat kasat mata lebih dari
pulang biasanya sekali setahun pas 80 % pemilih di Lubuk Tarok
leberan tersebut. ) memilih akan tetapi tingkat
partisipasi disana tidak pernah
Informan lain juga menyebutkan : melampaui 50% dari tahun ke tahun,
“ Anak ambo merantau ke Air Molek,di hal ini karena banyaknya pemilih
disitu basamo suami dan anak-anak yang didata akan tetapi secara
nyo, duo anak ambo disitu , adiak nyo defacto mereka tidak di Lubuk
7
juo di Aia Molek, manggaleh di pasa Tarok.”
aia molek. Waktu petugas mendata
kapatang tu kami emang indak Berdasarkan wawancara di atas dapat
manyuruah petugas manghapuih disimpulkan bahwa banyak nya pemilih yang
namo anak tu, mano tau nanti pas terdata di dalam data pemilih karena
pemilihan nyo lai pulang kan bisa juo berpedoman kepada nama-nama yang
6
mamilih ” sudah tersedia di dalam formulir A-KWK
yang dibawa oleh petugas dalam proses
pencocokan dan penelitian dilapangan. Data
( Anak saya merantau ke Air Molek, yang berasal dari daftar pemilih potensial
disitu bersama suami dan anak- pemilih yang secara dejure berdasarkan
anaknya,, anak saya berdua di Air KTP berdomisili di Kabupaten Sijunjung,
Molek adikya juga disana, bekerja padahal secara fisik mereka sudah tidak
berjualan di pasar Air Molek. Waktu berdomisili di Kabupaten Sijunjung. Dalam
petugas mendata kemaren kami hal ini regulasi memang tidak mewajibkan
memang tidak mengiizinkan petugas untuk menghapus mereka dalam daftar
menghapusnya dala data pemilih pemilihan selama keluarga yang
karena mana tau nanti pas hari bersangkutan tidak menginginkan hal itu.
pemilihan mereka pulang kan bisa Hal tersebut juga dapat dilihat pada
juga memilih” rekapitulasi formilir C6 yang dikembalikan
dapat terlihat bahwa pada Kecamatan
Dari hasil wawancara dengan Lindo Lubuk Tarok merupakan Kecamatan yang
Karsyah: paling banyak kembali formulir C6
(undangan memilih). Hal ini menggam
5 barkan bahwa banyak dari pemilih yang
Wawancara dengan Rizka keluarga dari
perantau, tanggal 3 Februari 2018
6 7
Wawancara dengan Zuryenti keluarga Wawancara dengan Lindo Karsyah Komisioner
perantau, tanggal 3 Februari 2018 Divisi Sosialisasi dan Data, 7 Februari 2018
161 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p157-163.2018
JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)
under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional
JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 157-163_________ ISSN 1410-8356
Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

masuk ke dalam daftar pemilih tetap akan ke TPS karena memang sudah tidak
tetapi sewaktu KPPS memberikan surat berdomisili di Kabupaten Sijunjung.
undangan memilih yang bersangkutan tidak
ada di Kecamatan Lubuk Tarok. D. KESIMPULAN
Hal ini yang membuat prinsip mutakhir

B
sebagai salah satu prinsip yang harus udaya merantau yang terdapat di
dipenuhi dalam menyusun daftar pemilih Kecamatan Lubuk Tarok sehingga
tidak terwujud karena daftar pemilih tidak menyebabkan banyaknya pemilih
memuat informasi terkini dalam daftar yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap
pemilih. Hal ini juga merupakan implikasi yang mana secara dejure berdasarkan kartu
dari mekanisme pendaftaran pemilih yang identitas kependudukan mereka beralamat
berbasis administrasi kependudukan, kan di Lubuk Tarok, Akan tetapi secara de
dimana keakuratan data sangat tergantung facto keberadaan mereka tidak tercatat di
kepada informasi kependudukan yang Lubuk Tarok oleh karena beberapa alasan
dimiliki pemerintah. Dalam hal ini bukan hal terurtama karena merantau ke Provinsi lain
yang aneh bagi sejumlah besar orang di bahkan Negara lain seperti Malaysia.
dalam sebuah komunitas untuk bergerak Permasalahan ini juga yang membuat
baik di dalam negeri untuk meninggalkan surplus pada daftar pemilih sehingga
tanah kelahirannya untuk sementara atau rendahnya tingkat partisipasi di Kabupaten
selamanya karena keadaan ekonomi atau Sijunjung.
keadaan lainnya. Dalam kasus tersebut,
mungkin ada nama surplus dalam daftar E. UCAPAN TERIMA KASIH
dalam daftar pemilih akan tetapi

A
kebanyakan dari mereka tidak rtikel ini merupakan hasil penelitian
berkesempatan hadir dihari pemilihan yang dibiayai oleh Komisi Pemilihan
(OSCE/ODHR, 2012:12). Oleh karena itu lah Umum Republik Indonesia. Peneliti
hal ini juga menyebabkan rendahnya mengucapkan terima kasih kepada semua
partisipasi pada Kabupaten Sijunjung, pihak yang sudah membantu penelitian ini
karena kebanyakan nama-nama yang ada terlaksana sehingga sebagian hasilnya bisa
dalam daftar pemilih tersebut tidak datang dipublikasikan di jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rozali.(2009). Mewujudkan Pemilu Yang Lebih Berkualitas (Pemilu Legislatif).


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
ACE-Electoral Knowledge Network, (2012) “Voter Registration”, dan “General Issues”. ACE
Electoral Knowledge Network
Asya’ri, Hasyim. (2012). Arah Sistem Pendaftaran Pemilih Indonesia: Belajar Dari
Pengalaman Menuju Perbaikan. Jurnal Pemilu Dan Demokrasi. 2: 1-31
IDEA.(2010). Electoral Justice. The International IDEA Handbook. International. Sweden:
IDEA
IDEA.(2002). Standar-standar Internasional untuk Pemilihan Umum Pedoman Peninjauan
Kembali Kerangka Hukum Pemilu. Sweden: IDEA
Kadir, Abdul & Suaib Eka, Susilo Suko. (2015). Accurate Data Management for Voter (Case
of Indonesia). Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 9(11): 952-959
Kato, T. (2005). Adat Minangkabau dan merantau dalam perspektif sejarah. Balai Pustaka
Khoirunnisa, Agustyati (2016) Menata Ulang Mekanisme Pendaftaran Pemilih Pilkada,
Jurnal Pemilu Dan Demokrasi. 8 (-): 43-62
Mozaffar and Schedler (2002), The Comparative study of Electoral Governance, Journal
International Political Science , 23(1): 5-27
Marchetti (2012), Electoral Governance in Brazil, Journal Brazilian Political Siences, 6 l(X):
113-133
162 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p157-163.2018
JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)
under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional
JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 157-163_________ ISSN 1410-8356
Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

Nurmandi, & Eka, Bambang & Darumurti (2015). Strategi Pelembagaan Good Governance
Dalam Proses Pemilu Di Indonesia. Laporan penelitian hibah bersaing Perguruan
Tinggi Negeri, Yogyakarta: Dikti
OSCE/ODHIR. (2012). Handbook For The Observation Of Voeter Registration, Poland:
Osce Office for democratic institutional
Sadikin, Usep Hasan & Hafidz Masykurudin (2017), Penyelenggaraan Pilkada Serentak
2015 dan 2017, Jakarta : Komisi Pemilihan Umum
Suaib, Eka (2010). Problematika Pemutakhiran Data Pemilih Di Indonesia.
Depok:Koekoesan
Surbakti, Supriyanto, & Asya’ri (2011). Seri Demokrasi Elektoral: Menjaga Kedaulatan
Pemilih, Jakarta: Kemitraan.
Surbakti, Supriyanto, & Asya’ri (2012). Seri Demokrasi Elektoral: Meningkatkan Akurasi
Daftar Pemilih, Jakarta: Kemitraan.
Torres & diaz (2011), Electoral Governance More Than Electoral Administration, Journal
Mexico Law, VII(1) : 31-46

163 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p157-163.2018
JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)
under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

You might also like