You are on page 1of 10

APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 6, No. 2.

Juli 2020
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENERAPAN


E-LEARNING PADA MASA DARURAT COVID-19
Ratna Yuniarti1*, Widya Hartati2
1
Program Studi Ilmu Administrasi Negara STIA Muhammadiyah Selong
2
Program Studi Ilmu Administrasi Negara STIA Muhammadiyah Selong

Corresponding author :
1
E-mail : ratna.matika@gmail.com
2
E-mail : widyahartaty@gmail.com

ABSTRAK
Proses belajar mengajar berlangsung jarak jauh. Memindahkan proses pembelajaran dari ruang kelas
menjadi ruang kelas daring membutuhkan metode dan persiapan yang matang. Baik dari segi fasilitas dan
Sumber Daya Manusia. Salah satu Sumber Daya Manusia yang dimaksud adalah mahasiswa. Penelitian ini
menjelaskan secara deskriptif kuantitatif tentang persepsi mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi
Negara terhadap penerapan e-learning di STIA Muhammadiyah Selong. Dari hasil analisis data diperoleh
persepsi mahasiswa STIA Muhammadiyah Selong Program Studi Ilmu administrasi Negara cukup baik
terhadap penerapan e-learning. Hal ini dapat dilihat dari kemandirian mahasiswa dalam menyelesaikan tugas
dan memahami materi kuliah tergolong sedang (62%). Kemudahan mahasiswa dalam mengakses materi
kuliah termasuk kategori cukup tinggi (71,1%). Namun, penguasaan materi tergolong rendah, 73,6%
mahasiswa mengatakan kesulitan memahami materi ajar dan pemberian pengayaan.

Kata Kunci: Persepsi Mahasiswa, E-learning, Masa Darurat Covid-19

ABSTRACT
In an effort to prevent the spread of the corona virus the government has instructed the teaching and
learning process to take place online. To move the learning process from classrooms to online classrooms
requires careful methods and preparation. Both in terms of facilities and Human Resources. One of the
Human Resources referred to is students. Students are objects in teaching and learning activities. Therefore,
students are required to understand computers. It is not enough just to be able to operate, but most
importantly to master computer applications. The application of online learning or known as e-learning has
been in effect for a long time. E-learning which was implemented during this pandemic made it difficult for
some students because 100% of teaching and learning activities took place without face to face. In this
research, it is explained descriptively quantitatively about the perceptions of students of the State
Administration Study Program towards the application of e-learning at STIA Muhammadiyah Selong. From
the results of data analysis, it was found that the students' perceptions of STIA Muhammadiyah Selong
Administration Science Study Program were quite good on the application of e-learning. This can be seen
from the independence of students in completing assignments and understanding material belong to medium
category (62%). The ease of access for students in accessing course material included in the high enough
category (71,1%). However, the mastery of the material is low. 73,6% students said it was difficult to
understand teaching materials and enrichment provision.

Keywords: E-learning, Pandemi Covid-19

158
APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 6, No. 2. Juli 2020
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

PENDAHULUAN membutuhkn SDM sebagai aktor utama


Pemanfaatan TIK (Teknologi penggerak pembelajaran e-learning yaitu
Informasi dan Komunikasi) pada zaman dosen dan mahasiswa. Bagi pengajar,
sekarang ini mengalami perkembangan pengetahuan yang mutlak diperlukan
yang sangat pesat. Terlebih sejak adalah pengetahuan tentang aplikasi
memasuki era revolusi industri 4.0 komputer dan pengetahuan mengenai
sekarang ini penggunaan internet jaringan internet muali dari searching,
merupakan bagian dari gaya hidup. browsing, upload dan download.
Menurut Delifiter Lase (2019), untuk Menurut Roni S wahono(dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0, Grendi Hendarstomo, 2008) menjelaskan
diperlukan pendidikan yang dapat Sistem e-learning dapat
membentuk generasi kreatif, inovatif, diimplementasikan dalam bentuk
serta kompetitif dengan cara asynchronous, synchronous, atau
mengoptimalisasi penggunaan teknologi kombinasi keduanya. Contoh e-learning
sebagai alat bantu pendidikan. asynchronous banyak dijumpai di
Penerapan teknologi dalam pembelajaran Internet baik yang sederhana maupun
sangat membantu guru dan siswa dalam yang terpadu melalui portal e-learning.
memahami materi yang sifatnya abstrak Sedangkan dalam e-learning
dan jauh dari penalaran. Pembelajaran synchronous, pengajar dan siswa harus
yang memanfaatkan penggunaan internet berada di depan komputer secara
dikenal dengan e-learning atau bersama-sama karena proses
pembelajaran daring. Pada penerapan e- pembelajaran dilaksanakan secara live,
learning terdapat perbedaan proses baik melalui video maupun audio
pembelajaran dengan sebelumnya, conference. Sedangkan menurut (Rusman
misalnya pembelajaran dapat berlangsung dkk, 2011: 264) e-learning memiliki
tidak hanya di sekolah bisa dirumah, atau karakteristik, antara lain (a)
dimana saja. Sumber bacaan atau interactivity (interaktivitas); (b)
referensi tidak hanya dalam bentuk buku, independency (kemandirian); (c)
modul, diktat atau tidak terbatas pada accessibility (aksesibilitas); (d)
media cetak. Bahan ajar dapat diakses enrichment (pengayaan).
seluas-luasnya yang disediakan dalam Sejak mewabahnya virus Corona,
buku atau artikel di internet. E-learning semua proses pembelajaran dilakukan
sudah lama diterapkan di Indonesia, secara daring. Semua kegiatan
namun belum merata. pembelajaran baik di sekolah dan di
Hasil penelitian Roman Andrianto kampus dilakukan dengan jarak jauh.
Pangondian (2019), sebelum melakukan Tidak ada tatap muka di kelas antara
inovasi dan pemanfaatan beberapa hal pengajar dan peserta didik. Bahkan ujian,
harus dilakukan karena merupakan seminar skripsi , pelatihan, dan lain-lain
faktor yang menentukan keberhasilan dilakukan secara daring. Pembelajaran
dalam pengimplementasian e-learning di daring merupakan yang paling tepat
Indonesia, yaitu Sumber Daya Manusia diterapkan dimasa darurat COVID-19.
Tenaga Pengajar yang profesional dan Pembelajaran e-learning yang
kompeten, inprastruktur yang memadai, diterapkan STIA Muhammadiyah Selong
dan Kualitas Universitas atau sekolah. dikembangkan melalui layanan Sistem
Senada dengan pendapat di atas Grendi Informasi Akademik (SIAKAD). Menu
Hendrastomo (2008) mengatakan, faktor Dosen yang dikembangkan dalam
penting dalam penerapan pembelajaran e- SIAKAD STIA Muhammadiyah Selong
learning adalah SDM, dan sarana memungkinkan dosen untuk share materi
prasarana. Penerapan e-learning kuliah, pemberian tugas, absensi dan

159
APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 6, No. 2. Juli 2020
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

pemberian nilai. Mahasiswa dapat penerapan e-learning selamaa masa


menggunakan materi yang disediakan pandemi virus corona
melalui website untuk digunakan setiap
waktu, sehingga mahasiswa dapat METODE PENELITIAN
mengakses bahan ajar sesuai kebutuhan Jenis penelitian yang digunakan
selama 24 jam. Konsep ini dikenal dalam penelitian ini menggunakan
dengan nama asynchronous e-learning. penelitian survey, yaitu dalam penelitian
Metode e-learning asynchronous yang ini tidak melakukan perubahan (tidak ada
sudah diterapkan STIA Muhammadiyah perlakuan khusus) terhadap variabel-
Selong belum berjlan maksimal. beberapa variabel yang diteliti. Dalam penelitian
kendalanya adalah jaringan internet tidak ini akan diuraikan secara deskriptif dari
stabil. Banyaknnya mahasiswa yang hasil pengumpulan data, dengan
mekases secara bersamaan sedangkan menggunakan koesioner untuk
kapasistas bandwithnya terbatas. memperkuat analisis kuantitatif. Populasi
Sehingga sebagian besar dosen lebih dalam penelitian ini adalah seluruh
memilih mengunakan metode mahasiswa STIA Muhmmadiyah Selong
konvensional. Pembelajaran daring hanya Program Studi Ilmu Administrasi Negara
sebagai pelengkap pembelajaran angkatan 2019-2020 yang jumlahnya
konvensional. ±175 orang. Seluruh anggota populasi
Peran mahasiswa juga sangat akan diambil sebagai responden,
penting dalam keberlangsungan sedangkan besarnya sampel adalah
pembelajaran e-learning, karena mereka sebesar jumlah kuestioner yang diisi dan
adalah objek dalam pembelajaran ini. dikembalikan, dan layak untuk diolah.
seperti halnya tenaga pengajar mahasiswa Untuk mengetahui persepsi
juga dituntut untuk menguasai aplikasi mahasiswa terhadap penerapan
komputer dan jaringan internet. Selain pembelajaran e-learning di STIA
pengetahuan kondisi psikologis seperti Muhammadiyah Selong peneliti
motivasi, disiplin diri dan emosi menggunakan angket sebagai alat untuk
mahasiswa turut berpengaruh dalam mengumpulkan data. Angket dibuat
berlangsungnya pembelajaran e-learning. melalui aplikasi google form sehingga
Berdasarkan hasil observasi penyebaran dilakukan melalui link. Link
terjadi perbedaan situasi pembelajaran distribusikan melalui grup belajar online.
selama pandemi dengan sebelumnya. Adapun informasi yang termuat dalam
Pada saat pembelajaran konvensional Angket persepsi mahasiswa sesuai
presentasi kehadiran mahasiswa cukup dengan karaketristik pembelajaran e-
tinggi. Selain itu keaktifan dalam diskusi learning yang diungkapkan Rusman
di kelas sangat baik. Namun, dikelas dkk(2011) yaitu:
daring kehadiaran mahsiswa kategori a. Interactivity (Interaktivitas);
sedang. Keaktifan dalam diskusi kategori tersedianya jalur komunikasi yang
kurang. lebih banyak, baik secara langsung
Oleh karena itu, pada penelitian (Synchronous), seperti chatting atau
ini akan dibahas mengenai persepsi messenger atau tidak langsung
mahasiswa Program Studi Ilmu (Asynchronous), seperti forum,
Administrasi Negara terhadap penerapan maillinglist atau buku tamu.
e-learning pada masa pandemi Covid-19. b. Indepedency (Kemadirian);
Penelitian ini bertujuan untuk fleksibilitas dalam aspek penyediaan
mendeskripsikan persepsi mahasiswa waktu, tempat, pengajar dan bahan
STIA Muhammadiyah Selong mengenai ajar. Hal ini menyebabkan

160
APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 6, No. 2. Juli 2020
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

pembelajaran menjadi lebih terpusat pertanyaan yang diajukan. Setiap kriteria


kepada siswa. diberikan skor :
c. Accesbillity (Aksesibilitas) sumber- a. Untuk jawaban “Ya” diberi skor 1
sumber belajar menajadi lebih mudah b. Untuk jawaban “Tidak” diberi
diakses melalui pendistribusian di skor 0
jaringan internet dengan akses yang Sebelum angket digunakan,
lebih luas dari pada pendistribusian terlebuh dahulu diuji validitas dan
sumber belajar pada pembelajaran reliabilitasnya.
konvensional. Untuk menguji validitas istrumen
d. Enrichment (Pengayaan); kegiatan digunakan teknik korelasi Product
pembelajaran, presentasi materi kuliah Moment yaitu:
dan materi pelatihan sebagai 𝑛 ∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − (∑ 𝑋𝑖 )(𝑌𝑖 )
𝑟𝑖 =
pengayaan, memungkinkan
penggunaan perangkat teknologi √[𝑛 ∑ 𝑋𝑖2 − (∑ 𝑋𝑖 )2 ][𝑛 ∑ 𝑌𝑖2 − (∑ 𝑌𝑖 )2 ]
informasi seperti video streaming, Dengan n =120 dan taraf signifikan 1%
simulasi dan animasi. sehingga diperoleh r tabel = 0,360
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel (Sugiyono;2016)
di bawah ini: Sedangkan untuk menguji reliabilitas
Tabel 1. Kisi-kisi Angket instrumen digunakan rumus Alfa
Aspek Indiktor Item Cronbach. Rumus koefisien reliabilitas
Interacti  Keaktifan bertanya 13,14,15 Alfa Cronbach:
vity  Keaktifan 𝑘 ∑ 𝑠𝑖2
(Interakti mengeluarkan 𝑟𝑖 = {1 − 2 }
vitas) pendapat (𝑘 − 1) 𝑠𝑖
 Interaktif dengan Dimana :
sesama mahasiswa
dan dosen K = mean kuadrat antara subyek
∑ 𝑠𝑖2 = mean kuadrat kesalahan
𝑠𝑖2 = variansi total
Indepede  Motivasi dan 10,11,12
(Sugiyono; 2016)
ncy tanggung jawab
(Kemadi  Kedisplinan
rian); menyelesaikan
tugas
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Uji Instrumen
Accesbill  Sumber belajar 6,7,8,9 Uji validitas dimaksudkan untuk
ity lebih luas mengukur sejauh mana tingkat kesahihan
(Aksesib  Kedalaman materi
ilitas)  Kemudahan dalam atau ketepatan suatu instrumen penelitian
memahami materi sehingga tidak menyimpang dari
Enrichm  Kejelasan 1,2,3,5 opersional variabel yang telah ditetapkan.
ent pembahasan Uji validitas dilakukan dengan
(Pengay materi menggunakan teknik korelasi item total
aan)  Meningkatkan melalui koefisien korelasi r Product
perhatian
Moment dan Pearson dengan pengujian
arah (two Tailed test). Data diolah
Jumlah 15 menggunakan SPSS for Windows Relase
16.0 dengan hasil sebagai berikut.
Angket pada penelitian ini
menggunakan skala Guttman. Dimana
skala pengukuran dengan tipe ini didapat
jawaban tegas “Ya-Tidak. Kriteria pada
setiap jenjang disesuaikan dengan

161
APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 6, No. 2. Juli 2020
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

Tabel 2. Hasil Uji validitas 13 0,360 reliabel


0.851
ITEM r hitung r tabel Keterangan 14 0,360 reliabel
0.866
1 0.301 0,360 Tidak valid 15 0,360 reliabel
0.857
2 0.551 0,360 Valid Berdasarkan tabel di atas terlihat
3 0.738 0,360 Valid bahwa semua instrumen dinyatakan
4 0.395 0,360 Valid reliabel. Sehingga pada penelitian ini
5 0.018 0,360 Tidak valid digunakan 12 item pertanyaan.
6 0.601 0,360 Valid
b. Deskriptif Data
7 -0.022 0,360 Tidak valid
Instrumen disebarkan secara online
8 0.609 0,360 Valid
melalui google form digrup belajar online
9 0.664 0,360 Valid angkatan 2019-2020, dari 175 mahasiswa
10 0.728 0,360 Valid yang mengisi form dan layak diolah
11 0.716 0,360 Valid sebanyak 121.
12 0.726 0,360 Valid Data yang diperoleh dideskripsikan
13 0.708 0,360 Valid dengan menggunakan statistik deskriptif.
14 0.502 0,360 Valid Ini meliputi skor maksimal ideal (SMi),
harga rata-rata ideal (Mi) dan simpangan
15 0.634 0,360 Valid
baku atau standar deviasi ideal (SDi).
Berdasarkan hasil tabel di atas, item 1, 5 Angka-angka Mi dan SDi diperoleh
dan 7 merupakan item tidak valid karena dengan cara :
r hitung < r tabel. Taraf signifikan 1 % Mi = ½ (Smak + Smin) dan SDi = 1/6 (Smax
dan n = 120 sehingga didapat r tabel = – Smin). Hal ini dilakukan untuk
0,360 sedangkan r hitung item 1 = 0,301, mempermudah pendeskripsian data
item 5 = 0,018 dan item 7 = -0,022. Maka dengan cara sebagai berikut :
item 1, 5, dan 7 tidak digunakan untuk Mi + 1 SDi sampai dengan Mi + 3 SDi = Baik
analisis selanjutnya. Mi – 1 SDi sampai dengan < Mi + 1 SDi = Cukup
Setelah menguji validitas, Mi – 3 SDi sampai dengan < Mi – 1 SDi = kurang
dilanjutkan dengan uji reliabilitas. (Arikunto, 2001)
Reliabilitas digunakan untuk mengetahui Diketahui data skor angket
sejauh mana pengukuran dari suatu tes persepsi mahasiswa bahwa skor
tetap konsisten setelah dilakukan maksimal ideal = 12 dan skor minimal
berulang-ulang terhadap subjek dan ideal = 0, maka diperoleh Mi = 6 dan SDi
dalam kondisi yang sama. =2.
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Dengan demikian maka kategori
ITEM Cronbach's r tabel Keterangan yang disebut untuk pengkategorian data
Alpha if adalah sebagai berikut:
Item
Deleted 8 sampai dengan 12 : kategori
2
0.862
0,360 reliabel Baik
3 0,360 reliabel 4 sampai dengan < 8 : kategori
0.849
4 0,360 reliabel
Cukup Baik
0.867 0 sampai dengan < 4 :kategori
6 0,360 reliabel
0.858 Kurang Baik
8 0.857 0,360 reliabel Dari hasil rekapitulasi angket
9 0,360 reliabel diperoleh hasil skor minimum adalah 0,
0.853
10 0.848 0,360 reliabel skor maksimum adalah 12, rata-rata skor
11 0,360 reliabel adalah 6,742 dan standar deviasinya
0.849
12 0,360 reliabel adalah 3,592. Maka dapat dikatakan
0.847 bahwa persepsi mahasiswa terhadap

162
APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 6, No. 2. Juli 2020
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

penerapan e-learning cukup baik. Untuk Tabel 5.


lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel Persentase Persepsi Mahasiswa
berikut : Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
Tabel 4. Apakah anda lebih aktif 43% 57%
bertanya di kelas
Ringkasan Statistik deskriptif pembelajaran daring daripada
Statistik Nilai Kriteria pada saat tatap muka?
Deskriptif
Keaktifan mahasiswa didalam
Skor Minimum 0
Skor Maksimum 12 proses pembelajaran dipengaruhi oleh
Cukup Baik faktor psikologis. Ada mahasiswa yang
Mean 6,742
Standar Deviasi 3,592 malu/tidak aktif bertanya ketika
Penyebaran angket menggunakan bertatapan langsung tetapi aktif pada saat
aplikasi google form sangat praktis dan pembelajaran daring, ada mahasiswa
efisien. Hasil rekapitulasi jawaban isian yang aktif pada saat tatap muka tetapi
angket mahasiswa secara otomatis sudah tidak aktif pada saat pembelajaran daring.
tersedia. Bahkan presentasi jumlah Hal ini senada dengan pendapat Grendi
responden yang menjawab langsung Hendarstomo (2008) bahwa sisi
dapat diketahui. psikologis itu antara lain motivasi,
Adapun kategori penilaian disiplin diri dan emosi, ketiga faktor itu
berdasarkan besar presentase jawaban akan turut mempengaruhi efektifitas
adalah sebagai berikut: pembelajaran e-learning.
90%-100% : Sangat tinggi Dari hasil jawaban angket 59,5%
80%-89% : Tinggi mahasiswa mengaku tidak malu
70%-79% : Cukup Tinggi mengeluarkan pendapat pada saat
60%-69% : Sedang pembelajaran daring.
50%-59% : Rendah
<50% : Sangat Rendah Tabel 6.
Persentase Persepsi Mahasiswa
1. Persepsi Mahasiswa dari Pertanyaan Jawaban
Aspek Interactivity Ya Tidak
(Interaktivitas) Apakah anda malu 41,3% 59,5%
mengeluarkan pendapat di
Penerapan e-learning kelas pembelajaran daring
memungkinkan tersedianya interaksi daripada pada saat tatap
yang lebih banyak antara dosen dan muka?
mahasiswa atau antar mahasiswa baik
secara langsung maupun tidak.
Harapannya adalah antara mahasiswa 2. Persepsi Mahasiswa dari
lebih aktif bertukar pendapat dan dosen Aspek Indepedency
berperan sebagai fasilitator. Namun (Kemadirian)
kenyataannya dari hasil jawaban Salah faktor penerapan e-learning
mahasiswa Program Studi Ilmu adalah faktor fleksibilas. Proses
administrasi Negara STIA pembelajaran dapat dilakukan kapan saja
Muhammadiyah Selong, 57% mahasiswa dan dimana saja. Materi ajar dapat
mengatakan lebih aktif bertannya di kelas diakses selama 24 jam. Sehingga
tatap muka daripada pembelajaran daring. harapnnya mahasiswa lebih disiplin dan
bertanggung jawab dalam menyelesaikan
tugas.

163
APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 6, No. 2. Juli 2020
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

Tabel 7. Tabel 8.
Persentase Persepsi Mahasiswa Persentase Persepsi Mahasiswa
Pertanyaan Jawaban Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak Ya Tidak
Apakah dengan 57,9% 42,1% Apakah anda dapat 71,1% 28,9%
pembelajaran daring mengakses materi kuliah
membuat anda lebih rajin kapan saja?
belajar?
Apakah dengan 62,8% 37,2%
pembelajaran daring Apakah dengan penerapan 73,6% 26,4%
membuat anda lebih disiplin e-learning anda kesulitan
menyelesaikan tugas? memahami materi ajar?

Apakah dengan pembelajaran 65,3% 34,7% Apakah anda setuju mata 32,2% 67,8%
daring waktu yang anda kuliah Statistik sosial
gunakan lebih efisien? menggunakan metode e-
learning?
Berdasarkan hasil di atas terlihat
bahwa mahasiswa mengatakan lebih Keberhasilan suatu metode
rajin, lebih disiplin belajar dan pembelajaran tidak dapat diukur dari
mengerjakan tugas dengan waktu lebih tingkat fleksibilitasnya saja. Namun,
efisien. 57,9% mahasiswa mengatakan yang paling penting adalah pemahaman
lebih rajin belajar, dan 62,8% mahasiswa peserta didik terhadap materi. Sumber
mengatakan lebih disiplin menyelesaikan belajar yang banyak dan tak terbatas tidak
tugas. Serta 65,3% mahasiswa menjamin keberhasilan pemahaman
mengatakan penggunaan waktu lebih materi. Tetapi harus dibarengi dengan
efisien. kemauan yang kuat. Senada dengan
pendapat Thomson(dalam Grendi
3. Persepsi Mahasiswa dari Hendrastomo, 2008) bahwa ada dua hal
aspek Accesbillity yang bersumber dari dalam diri manusia
(Aksesibilitas) yaitu 1) kemampuan untuk menentukan
Dengan penerapan e-learning keputusan dan bertindak, dimana hal ini
sumber-sumber belajar dapat diakses berkaitan dengan skill, kapasitas dan daya
lebih luas. Mahasiswa dapat mencari guna, 2) bekerja sama dengan orag lain,
refrensi berdasarkan silabus. Materi yang dimana hal ini bersangkut paut dengan
di bagikan oleh dosen dapat dipahami motivasi dan kemauan untuk belajar.
lebih mendalam. 93,4% mahasiswa Respon mahasiswa Program Studi Ilmu
mengatakan sudah sesuai dengan silabus Administrasi negara tentang bagaimana
yang diberikan, pemahaman mereka pada materi kuliah
Banyak sumber belajar diperoleh selama penerapan e-learning adalah
secara online, tidak hanya terbatas pada 73,6% mahasiswa mengatakan kesulitan
sumber belajar yang dicetak. Dengan dalam memahami materi ajar.
banyaknya sumber belajar yang dapat Selain faktor dari dalam berupa
diakses diharapkan pemahaman kemauan dan motivasi, faktor
mahasiswa lebih luas dan lebih kemampuan atau daya serap peserta juga
mendalam. Dari hasil survei, 71,1 % berpengaruh terhadap efektifitas
mahasiswa mengatakan dapat mengakses penerapan e-learning. Karakteristik
materi kuliah kapan saja.
mahasiswa dalam sebuah kelas berbeda-
beda ada mahasiswa yang memiliki daya
tangkap yang cepat dan ada mahasiswa

164
APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 6, No. 2. Juli 2020
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

yang membutuhkan lebih banyak waktu Persepsi mahasiswa tentang penerapan e-


untuk menangkap materi. learning dari aspek interaktivitas adalah
Tidak semua mata kuliah dapat 42,15%.
disampaikan menggunakan e-learning. Persepsi mahasiswa tentang penerapan e-
Menurut mahasiswa Program Studi Ilmu learning dari aspek Kemadirian dalam
Administrasi Negara, pada mata kuliah menyelesaikan tugas dan memahami
eksak seperti mata kuliah statistik sosial materi ajar sebesar 62% termasuk
67,8% tidak setuju jika menggunakan e- kategori sedang.
learning. Persepsi mahasiswa tentang penerapan e-
learning dari segi kemudahan dalam
4. Persepsi mahasiswa dari mengakses materi yaitu 71,1% tergolong
aspek Enrichment cukup tinggi.
(Pengayaan) Presentase penguasaan materi adalah
Menurut Lewis (dalam Grendi 26,4% tergolong sangat rendah. Tingkat
Hendrastomo, 2008) pemberian materi kesulitan mahasiswa memahami materi
pengayaan apabila kepada peserta didik ajar cukup tinggi yaitu 73,6%. Begitu
yang dapat dengan cepat juga tentang materi pengayaan, persepsi
menguasai/memahami materi pelajaran. mahasiswa tentang pemberian enrichment
Tujuannya agar semakin memantapkan yaitu 37,2% tergolong sangat rendah.
tingkat penguasaan peserta didik terhadap Sebelum kejadian pandemi
materi yang disajikan. Covid-19 penerapan e-learning di STIA
Muhamamdiyah Selong adalah sebagai
Tabel 9. pelengkap pembelajaran. Artinya
Persentase Persepsi Mahasiswa penerapannya dikombinasikan dengan
Pertanyaan Jawaban pembelajaran konvensional. Penerapan
Ya Tidak pembelajaran konvensional masih
Apakah dengan penerapan e- 47,1% 52,9% mendominasi yaitu sekitar 80%.
learning anda termotivasi
untuk mempelajari materi Mahasiswa Program Studi Ilmu
kuliah lebih mendalam? Administrasi Negara belum siap dengan
pembelajaran online jika diterapkan
sepenuhnya. Hal ini ditunjukkan dengan
Apakah dengan penerapan e- 27,3% 72,7% jawaban mahasiswa tentang penerapan
learning anda tertarik untuk diskusi di kelas online. 96,7% mahasiswa
mempelajari penerapan mengatakan lebih suka berdiskusi dengan
materi kuliah dalam
kehidupan sehari-hari? tatap muka di kelas.

Tabel 10.
Persentase Persepsi Mahasiswa
Pemberian materi enrichment Pertanyaan Jawaban
direspon baik oleh sebagian kecil Ya Tidak
mahasiswa. 47,1% mahasiswa Apakah anda lebih suka 96,7% 3,3%
mengatakan termotivasi untuk berdiskusi dengan tatap
mempelajari materi kuliah lebih muka daripada di kelas
mendalam dan 27,3% mahasiswa tertarik online?
mempelajari penerapan materi kuliah Berdasarkan jawaban mahasiswa
dalam kehidupan sehari-hari. dari pertanyaan di atas terlihat bahwa
Berdasarkan uraian di atas dapat kinginan mereka untuk berkumpul
dilihat bahwa dengan penerapan e- bersama teman dan dosen di dalam ruang
learning, keaktivan mahasiswa didalam kelas sangat tinggi. Penerapan e-learning
pembelajaran jarak jauh kategori rendah.
165
APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 6, No. 2. Juli 2020
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

pada masa covid-19 menjadi kurang Pembelajaran Daring Dalam


maksimal. Ikatan emosional antara Revolusi Industri 4.0 Seminar
mahasiswa dan dosen, maupun antar Nasional Teknologi Komputer &
sesama masasiswa menjadi kurang. Hal Sains (SAINTEKS)
ini tentu saja berpengaruh terhdap https://www.prosiding.seminarid.co
efektifitas penerapan pembelajaran m/index.php/sainteks/article/view/1
daring. 22
____. (2016). Penggunaan Teknologi
PENUTUP Dalam
Persepsi mahasiswa STIA Pembelajaran.Artikelhttps://www.
Muhammadiyah Selong Program Studi padamu.net/penggunaan-
Ilmu Administrasi Negara cukup baik teknologi-dalam-pembelajaran
terhadap penerapan e-learning Hendrastomo, Grendi. (2008). “Dilema
ditunjukkan dengan dan Tantangan Pembelajaran E-
kemandirian mahasiswa dalam Learning”. Majalah Ilmiah
menyelesaikan tugas dan memahami Pembelajar Nomor 1. Vol.4 Mei
materi kuliah tergolong sedang (62%). 2008.
Kemudahan mahasiswa dalam mengakses
materi kuliah termasuk kategori cukup Lase, Delipiter. (2019). “Pendidikan Di
tinggi (71,1%). Namun, penguasaan era Revolusi Industri4.0.”
materi tergolong rendah, 73,6% https://doi.org/10.36588/sunderma
mahasiswa mengatakan kesulitan nn.v1i1.18
memahami materi ajar dan pemberian
pengayaan. Rendahnya keinginan dan Lestari, Ema dan Jaya, Jaka Darma.
motivasi yang dimiliki mahasiswa (2017). “Persepsi Mahasiswa
menyebabkan penerapan e-learning di Terhadap Proses Pembelajaran
STIA Muhammadiyah Selong menjadi Berbasis Internet (PRAE-
kurang maksimal. Mahasiswa masih LEARNING) Pada Program Studi
terbiasa dengan kelas konvensional Teknologi Industri Pertanian
sehingga diperlukan waktu untuk Politeknik Negeri Tanah Laut”.
menyesuaikan. Selain itu, diperlukan Prosiding Seminar Nasional
pengajar yang kompeten dan profesional Pendidikan Sains PPs Unesa 2017
dalam Penerapan e-learning di STIA Surabaya, 14 Januari 2017.
Muhammadiyah Selong sehingga Doi10.31219/osf.io/6svfg
penyajian materi lebih menarik dan tidak Marcel,Susanto.https://www.zenius.net/bl
membosankan. og/21104/revolusi-industri-4-0

DAFTAR PUSTAKA Nugraha, I Kadek Agus Erta dkk.


Adijaya, Nuryansyah dan Santosa, (2017). “Analisis Pemanfaatan E-
Lestanto Pudji. (2018). “Persepsi Learning Sebagai Knowledge
Mahasiswa Dalam Pembelajaran Management Dalam Mendukung
Online”. Volume 1 0 No. 2 Proses Pembelajaran Di Jurusan
September 2018. Pendidikan Teknik Informatika
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/ind Undiksha”. Kumpulan Artikel
ex.php/wanastra/article/download/3 Mahasiswa Pendidikan Teknik
931/2647. Informatika (KARMAPATI)
Andrianto Pangondian, Roman dkk. Volume 6, Nomor 1, tahun 2017.
(2019). Faktor - Faktor Yang https://ejournal.undiksha.ac.id/ind
Mempengaruhi Kesuksesan ex.php/KP/article/view/9865/6275

166
APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 6, No. 2. Juli 2020
ISSN: 2407-8840 (print)
ISSN: 2580-9253 (online)

(TEOREMA) Vol. 1 No. 1,


Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran September 2016.
berbasis https://jurnal.unigal.ac.id/index.php
teknologi informasi dan /teorema/issue/download/104/37.
komunikasi,
mengembangkan profesionalitas
guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Sugiyono. 2010. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2001.Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta:PT. Rineka
Cipta.
Supianti, In. 2016. “Dampak Penerapan
E-Learning dalam Pembelajaran
Matematika Terhadap Kemandirian
Belajar Matematika”. Teorema:
Jurnal Teori dan Riset matematika

167

You might also like