You are on page 1of 8

Biosfera Vol 33, No 2 Mei 2016 : 52-59 DOI: 10.20884/1.mib.2016.33.1.

325

ANALISIS FENETIK KULTIVAR KRISAN (Chrysanthemum morifolium Ramat.)


Indah Anugrah Sari1, Sukarsa1, Siti Samiyarsih1
1
Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedriman, Purwokerto
Email: indahbiologi@ymail.com

Abstract
Chrysanth (Chrysanthemum morifolium Ramat.) or known as Seruni is an ornamental herbaceous plant.
Chrysanth is one of the primary ornamental plant commodities that has diversity in its cultivar, as can be seen from
the shape and the color variation of its flower. This research is aimed at investigating the diversity and the similarity
relationship of chrysanth cultivar. The research method was used purposive sampling. Data of chrysanth cultivar
morphology and leaf anatomy characters were analyzed based on the similarity relationship with UPGMA
(Unweighted Pair Group Method with Arithmetic Mean) method using the MEGA 5.05 software. Based on the
research, eight chrysanth cultivars were obtained, namely C. morifolium ‘Cut Nyak Dien’, C. morifolium ‘Dewi Ratih’,
C. morifolium ‘Dwina Kencana’, C. morifolium ‘Dwina Pelangi’, C. morifolium ‘Elora’, C. morifolium ‘Pasopati’, C.
morifolium ‘Puspita Nusantara’, and C. morifolium ‘Swarna Kencana’. The closest similarity was between
C.morifolium‘DwinaKencana’ and C.morifolium‘DwinaPelangi’ cultivars, with the smallest dissimilarity index of
0.152, while the most distant similarity was between C.morifolium‘Elora’ and C.morifolium‘SwarnaKencana’cultivars,
with the largest dissimilarity index of 2.256.

Key words: Chrysanth, diversity, similarityrelationship, morphology, anatomy.

Abstrak
Krisan (Chrysanthemum morifolium Ramat.) atau dikenal sebagai Seruni merupakan tanaman herba.
Chrysanth merupakan salah satu komoditas tanaman hias utama yang memiliki keragaman kultivar, seperti dapat
dilihat dari bentuk dan variasi warna bunganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman dan
hubungan kemiripan kultivar krisan. Metode penelitian yang digunakan purposive sampling. Data dari karakter
morfologi dan karakter anatomi daunkultivar krisan dianalisis berdasarkan hubungan kemiripan dengan UPGMA
(Unweighted Pasangan Metode Group dengan Arithmetic mean) metode menggunakan 5.05 software MEGA.
Berdasarkan penelitian, diperoleh delapan kultivar krisan, yaitu C. morifolium 'Cut Nyak Dien', C. morifolium 'Dewi
Ratih', C. morifolium 'Dwina Kencana', C. morifolium 'Dwina Pelangi', C. morifolium 'Elora ', C. morifolium' Pasopati
', C. morifolium' Puspita Nusantara ', dan C. morifolium' Swarna Kencana '. Kesamaan terdekat adalah antara C.
morifolium 'Dwina Kencana' dan C. morifolium 'Dwina Pelangi' kultivar, dengan indeks dissimilaritas terkecil 0,152,
sedangkan kesamaan paling jauh adalah antara C. morifolium 'Elora' dan C. morifolium 'Swarna Kencana 'kultivar,
dengan indeks dissimilaritas terbesar 2,256.

Kata kunci : Krisan, keanekaragaman, hubungan kemiripan, morfologi, anatomi

Pendahuluan Kencana’, C. morifolium ‘Cintamani’, C.


Krisan (Chrysanthemum morifolium Ramat.) morifolium ‘Wastu Kania’, C. morifolium
termasuk dalam familia Asteraceae. Krisan ‘Kusumasakti’, C. morifolium ‘Dwina Pelangi’, C.
merupakan tanaman budidaya yang sangat morifolium ‘Mustika Kaniya’, C. morifolium
kuno, asli Asia Timur. Di Jawa, tanaman ini ‘Padma Buana’, C. morifolium ‘Puspa Kayani’, C.
banyak ditanam didaerah pegunungan dan morifolium ‘Paras Ratu’, C. morifolium ‘Pasopati’,
sering dibudidayakan sebagai tanaman hias C. morifolium ‘Permana’, C. morifolium ‘Tirta
atau sebagai bunga potong (Backer &van den Ayuni’, C. morifolium ‘Ratna Wisesa’, C.
Brink, 1965) morifolium ‘Raspati Merba’, C. morifolium
Menurut Tjitrosoepomo (1998) banyaknya ‘Swarna Kencana’, C. morifolium ‘Sasikirana’, C.
kultivar dari suatu spesies tumbuhan morifolium ‘Ratnahapsari’, C. morifolium
menyebabkan kesulitan untuk membedakannya, ’Kusumapatria’, C. morifolium ‘Raspati Ora’, C.
maka diperlukan suatu pengelompokan kultivar morifolium ‘Kusumaswasti’, C. morifolium
tersebut dengan menggunakan taksonomi ‘Pramudita’, C. morifolium ‘Tiara Salila’, C.
numerik. Dalam taksonomi numerik biasanya morifolium ‘Salzieta’, C. morifolium ‘Kineta’ C.
dilakukan dengan pendekatan fenetik. Rugayah morifolium ‘Selena’, C. morifolium ‘Yulimar’, C.
et al. (2004) menyatakan bahwa pendekatan morifolium ‘Velma’, C. morifolium ‘Elora’,
yang dipakai untuk mengevaluasi hubungan C.morifolium ‘Puspita Nusantara’, C. morifolium
kemiripan secara fenetik ‘Cut Nyak Dien’, dan C. morifolium ‘Dewi Ratih’
dapatberupakaraktermorfologi, anatomi, kimia, (Badan Litbang Pertanian, 2011).
sitologi,isozim, ataupun DNA. Melalui proses seleksi, para ahli botani
Balai Penelitian TanamanHias (Balithi) terus mengembangkan krisan untuk
sejak tahun 2007 hingga 2010 telah melepas menghasilkan kultivar baru. Bermacam-macam
lebih dari 35 kultivar unggul krisan. Kultivar kultivar baru krisan dimunculkan oleh pemulia
unggul krisan yang dikeluarkan Balithi yaitu C. tanaman hias yang tergabung dalam lembaga
morifolium ‘Asmarandana’, C. morifolium ‘Dwina atau Balai Penelitian Tanaman Hias yang

52
Analisis Fenetik Kultivar Krisan ... Sari, I.A dkk.

merupakan bagian dari Departemen Pertanian krisan.


(Nuryanto, 2007). Semakin banyaknya kultivar
baru krisan, akan menghasilkan semakin Pengamatan dan Pengkuran Karakter
beragamnya kultivar tersebut. Hal ini Morfologi Kultivar Krisan
menyebabkan belum diketahuinya hubungan Sampel yang diamati dan diukur
kemiripan kultivar-kultivar tersebut dalam bidang berdasarkan karakter morfologi adalah bagian
taksonomi. batang, daun, dan bunga dengan Panduan
Perumusan masalah dari penelitian ini yaitu Karakterisasi Tanaman Hias Krisan (Balai
bagaimana keragaman dan hubungan kemiripan Penelitian Tanaman Hias, 2009). Pengamatan
kultivar krisan. Penelitian ini bertujuan untuk dan pengukuran batang dan daun adalah pada
mengetahui keragaman dan hubungan tanaman yang telah berumur 3 bulan.
kemiripan kultivar krisan. Pengukuran batang diambil dari bagian tengah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan titik tinggi batang. Pengamatan dan pengukuran
informasi mengenai jauh dekatnya hubungan daun adalah daun yang masih segar pada
kemiripan kultivar krisan, kemudian informasi ini bagian ketiga dari pangkal batang dengan 3 kali
juga dapat membantu bidang pemuliaan pengulangan.Pengamatan dan pengukuran
tanaman untuk merakit kultivar krisan sehingga bunga adalah bunga yang telah mekar
didapatkan hasil silangan yang baik dan unggul. sempurna.Data karakter morfologi kemudian
diidentifikasi dengan buku Krisan (Hasim &
Metode Reza, 1995).
Materi Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian Pembuatan Preparat Segar Anatomi Daun
adalah kultivar C. morifolium ‘Cut Nyak Dien’, C. Kultivar Krisan
morifolium ‘Dewi Ratih’, C. morifolium ‘Dwina Sampel daun krisan dibuat preparat segar
Kencana’, C. morifolium ‘Dwina Pelangi’, C. berdasarkan langkah menurut Rompas etal.
morifolium ‘Elora’, C. morifolium ‘Pasopati’, C. (2011) yaitu sampel daun permukaan atas dan
morifolium ‘Puspita Nusantara’, dan C. bawah diolesi dengan kutek bening, kemudian
morifolium ‘Swarna Kencana’. Bahan yang didiamkan selama lebih kurang 3 menit. Lapisan
digunakan untuk pembuatan preparat segar kutek dilepas dengan pinset. Preparat segar
adalah kutek bening dan akuades. Alat-alat yang diletakkan di gelasbenda, ditetesi akuades, dan
digunakan adalah buku identifikasi, bolpoin, ditutup dengan gelas penutup. Preparat segar
penggaris, gunting, cutter, pinset, kertas label, kemudian diamati dengan mikroskop binokuler.
kertas koran, kertas HVS, kertas karton, selotip,
meteran, jangka sorong, plastik, baki, gelas Pengukuran Panjang dan Lebar Stomata
benda, gelas penutup, mikroskop binokuler, Pengukuran panjang dan lebar stomata
mikrometer objektif, mikrometer okuler, menurut Sulistyaningsih et al. (1994) yaitu
mikrometer square, dan kamera digital. preparat segar diletakan pada meja preparat
mikroskop, kemudian dicari bayangan preparat
Lokasi dan Waktu Penelitian sampai jelas perbesaran 400x. Mikrometer
Lokasi pengambilan sampel, pengamatan okuler dipasang pada tabung okuler, kemudian
dan pengukuran karakter morfologi kultivar diatur posisi skala sesuai dengan panjang dan
krisan dilakukan di Desa Kenteng Kecamatan lebar stomata. Dihitung jumlah skala terukur,
Bandungan Kabupaten Semarang. Pengamatan kemudian dikalikan dengan nilai kalibrasi skala
dan pengukuran karakter anatomi daun kultivar micrometer okuler. Pengukuran dilakukan
krisan dilakukan di Laboratorium Struktur dan sebanyak 5 kali ulangan.
Perkembangan Tumbuhan Fakultas Biologi
Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian
dilakukan pada bulan Mei – Juni 2015. Perhitungan Jumlah Stomata dan Trikomata
Perhitungan jumlah stomata dan trikomata
Metode Pengambilan Sampel menurut Sulistyaningsih et al. (1994) yaitu
Metode yang digunakan adalah metode preparat segar daun diletakkan di atas meja
survei dengan teknik pengambilan sampel preparat mikroskop, kemudian dicari bayangan
secara purposive sampling di Sentra Krisan preparat dengan perbesaran 400x. Mikrometer
Desa Kenteng Kecamatan Bandungan square dipasang pada tabung okuler, kemudian
Kabupaten Semarang. diatur hingga stomata terlihat jelas. Jumlah
stomata dan trikomata dihitung berdasarkan luas
2
Parameter Penelitian mikrometer square yaitu 1 mm . Perhitungan
Parameter penelitian terdiri dari karakter dilakukan sebanyak 5 kali ulangan.
morfologi batang, daun, dan bunga serta
karakter anatomi daun dari delapan kultivar

53
Biosfera Vol 33, No 2 Mei 2016 : 52-59 DOI: 10.20884/1.mib.2016.33.1.325

Metode Analisis dewasa tidak hanya mempunyai nilai diagnosa,


Data yang diperoleh dianalisis secara tetapi dapat juga digunakan pada banyak kasus
deskriptif, yaitu dengan menggambarkan dan sebagai indikator kesamaan taksonomi secara
menginterpretasikan perbedaan karakter ilmiah. Selain itu, menurut Metcalfe & Chalk
morfologi dan anatomi daun untuk mengetahui (1950) penggunaan trikomata dalam taksonomi
keragaman kultivar krisan dan dilakukan analisis juga sangat dikenal. Beberapa familia dapat
fenetik dengan metode UPGMA (Unweighted dengan mudah diidentifikasi dengan adanya tipe
Pair Group Method with Arithmetic Mean) istimewa berbentuk rambut. Menurut Fatimah
menggunakan software MEGA (Molecular (2013) kunci identifikasi dapat digunakan untuk
Evolutionary Genetics Analysis) version 5.05 menentukan penciri dari kultivar yang
(Tamura et al., 2011). bersangkutan. Cara menentukan kunci
identifikasi yaitu dicari sifat berbeda yang
Hasil dan Pembahasan mencirikan kultivar satu dengan lainnya.
Berikut adalah kunci identifikasi dari
Keragaman Kultivar Krisan yang Ditemukan kedelapan kultivar krisan :
di Sentra Krisan Bandungan, Semarang
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, diperoleh delapan kultivar krisan yaitu
C. morifolium ‘Cut Nyak Dien’, C. morifolium
‘Dewi Ratih’, C. morifolium ‘Dwina Kencana’, C.
morifolium ‘Dwina Pelangi’, C. morifolium ‘Elora’,
C. morifolium‘Pasopati’, C. morifolium ‘Puspita
Nusantara’, dan C. morifolium ‘Swarna
Kencana’.
Analisis hubungan kemiripan dalam
penelitian ini, dilakukan dengan mengamati
persamaan dan perbedaan karakter morfologi
dan anatomi daun kultivar krisan. Karakter
morfologi pada umumnya digunakan untuk
mendasari pengelompokan taksonomi pada
tingkat ordo, familia, genus dan spesies (Jones
& Luchsinger, 1987). Menurut Judd et al. (2002)
karakter anatomi dapat digunakan dengan baik
untuk praktek identifikasi maupun untuk
menentukan hubungan kemiripan secara fenetik.
Karakter anatomi cukup konstan dan dapat
bersifat diagnostik.
Pengamatan dan pengukuran terhadap Deskripsi lengkap masing-masing kultivar
karakter morfologi kultivar krisan, menunjukkan krisan adalah sebagai berikut :
beberapa karakteristik yang berbeda antara
kultivar yang satu dengan lainnya. Hasil 1. Chrysanthemum morifolium ‘Cut Nyak
pengamatan dan pengukuran terhadap karakter Dien’
anatomi daun kultivar krisan Sinonim: Dendranthema grandiflora Tzvelev.
juga menunjukkan karakteristik yang bervariasi. Tanaman herba; arah tumbuh tegak lurus; tinggi
Beberapa variasi tersebut adalah panjang ± 83,3-104,3 cm. Batang berdiameter ± 3,3-4,6
stomata, lebar stomata, jumlah stomata dan mm; bentuk bulat; permukaan beralur; warna
2
trikomata per mm luas daun. Stomata kultivar hijau tua; panjang ruas ± 5,7-6,8 cm. Daun
krisan berdasarkan susunan sel penjaga dan sel tersebar; panjang tangkai ± 1,7-2 cm; panjang ±
tetangga yang diamati termasuk tipe anomositik, 6,4-7 cm; lebar ± 4,3-5,7 cm; bangun jorong;
yaitu sel penjaganya dikelilingi oleh sejumlah sel pangkal mematah; ujung runcing; tepi berbagi;
tertentu yang tidak berbeda dengan sel permukaan berbulu; warna permukaan atas
epidermis yang lain dalam bentuk maupun hijau tua; warna permukaan bawah hijau muda;
ukuran (Metcalfe & Chalk, 1950), sedangkan warna bulu pada daun putih; pertulangan
trikomatanya termasuk trikomata non glandular. menyirip. Bunga dengan panjang tangkai ± 11-
Berdasarkan penelitian Vantu & Gales (2009) 14,5 cm; bentuk tunggal; jumlah ± 7-30 kuntum;
stomata C.morifoliun termasuk dalam tipe diameter ± 52-71 mm; Bunga pita, ujung
anomositik, sedangkan trikomatanya termasuk membundar; warna putih; jumlah ± 31-38 helai;
dalam trikomata non glandular dengan panjang lingkaran terluar ± 1,8-2,6 cm; panjang
kerapatan yang relatif berbeda antar kultivarnya. lingkaran terdalam ± 1,5-2,8 cm; lebar lingkaran
Van Cotthem (1970) menyatakan tipe stomata terluar ± 1-1,4 cm; lebar lingkaran terdalam ± 1-

54
Analisis Fenetik Kultivar Krisan ... Sari, I.A dkk.
1,3 cm. Bunga tabung; diameter kumpulan Tanaman herba; arah tumbuh tegak lurus; tinggi
bunga tabung ± 11-13,6 mm; warna ± 83,3-104,3 cm. Batang; diameter ± 3,3-4,6
kuningkehijauan; jumlah putik 1 per helaian mm; bentuk bulat; permukaan beralur; warna
bunga pita; panjang putik ± 0,4 cm; warna putik hijau tua; panjang ruas± 5,7-6,8 cm. Daun;
hijau muda; warna kepala sari kuning; warna tersebar; panjang tangkai daun ± 2,1-2,5 cm;
tangkai sari hijau muda; diameter bunga tengah panjang daun ± 6,4-7 cm; daun ± 4,3-5,7 cm;
± 4-5,6 mm. Ujung daun pembalut runcing; bangun jorong; pangkal tumpul; ujung
permukaan daun berbulu. Panjang stomata membundar; tepi berlekuk; permukaan berbulu;
permukaan epidermis atas ± 31-34,5µm; warna permukaan atas hijau tua; warna
panjang stomata permukaan epidermis bawah ± permukaan bawah hijau muda; warna bulu pada
31-38 µm; lebar stomata permukaan epidermis daun putih; pertulangan menyirip. Bunga;
atas ± 3-4,5 µm; lebar stomata permukaan panjang tangkai ± 15-17,6 cm; bentuk tunggal;
epidermis bawah ± 3,5-4,5 µm; jumlah stomata jumlah ± 7-30 kuntum; diameter ± 52-71 mm.
2
permukaan epidermis atas ± 1 per mm ; jumlah Bunga pita; ujung runcing; warna gradasi
stomata permukaan epidermis bawah ± 6 per (merah-kuning); jumlah ± 24-30 helai; panjang
2
mm . Jumlah trikomata permukaan epidermis lingkaran terluar ± 3-3,6 cm; panjang lingkaran
2
atas ± 1 per mm ; jumlah trikomata permukaan terdalam ± 1,5-2,8 cm; lebar lingkaran terluar ±
2
epidermis bawah ± 2 per mm . 0,6-0,9 cm; lebar lingkaran terdalam ± 0,6-0,9
cm. Bunga tabung; diameter kumpulan bunga ±
2. Chrysanthemum morifolium ‘Dewi Ratih’ 11-13,6 mm; warna kuning; jumlah putik 1 per
Sinonim: Dendranthema grandifloraTzvelev. helaian bunga pita; panjang putik ± 0,4 cm;
Tanaman herba; arah tumbuh tegak lurus; warna putik hijau muda; warna kepala sari
tinggi ± 116-141 cm. Batang berdiameter ± 5,3- kuning; warna tangkai sari hijau muda; diameter
6,3 mm; bentuk bulat; permukaan beralur; warna bunga tengah ± 4-5,6 mm. Daun pembalut;
hijau tua; panjang ruas ± 7,3-8,9 cm. Daun ujung runcing; permukaan berbulu. Panjang
tersebar; panjang tangkai ± 1,7-2 cm; panjang stomata permukaan epidermis atas ± 31-34,5
daun ± 8-8,7 cm; lebar ± 4,3-5,7 cm; bangun µm; panjang stomata permukaan epidermis
jorong; pangkal tumpul; ujung runcing; tepi bawah ± 31-38 µm; lebar stoma permukaan
berlekuk; permukaan berbulu; warna permukaan epidermis atas ± 3-4,5 µm; lebar stomata
atas hijau tua; warna permukaan bawah hijau permukaan epidermis bawah ± 6,5-7,5 µm;
muda; warna bulu pada daun putih; pertulangan jumlah stomata permukaan epidermis atas ± 2
2
menyirip. Bunga; panjang tangkai ± 15-17,6 cm; per mm ; jumlah stomata permukaan epidermis
2
bentuk tunggal; bunga ± 44-62 kuntum; bawah ± 6 per mm . Jumlah trikomata
2
diameter ± 52-71 mm. Bunga pita; ujung permukaan epidermis atas ± 1 per mm ; jumlah
membundar; warna ungu; jumlah ± 31-38 helai; trikomata permukaan epidermis bawah ± 2 per
2
panjang lingkaran terluar ± 1,8-2,6 cm; panjang mm .
lingkaran terdalam ± 1,5-2,8 cm; lebar bunga
pita lingkaran terluar ± 1-1,4 cm; lebar lingkaran 4. Chrysanthemum morifolium ‘Dwina
terdalam ± 0,6-0,9 cm. Bunga tabung; diameter Pelangi’
kumpulan bunga tabung ± 11-13,6 mm; warna Sinonim: Dendranthema grandiflora Tzvelev.
kuningkehijauan; jumlah putik 1 per helaian Tanaman herba; arah tumbuh tegak lurus;
bunga pita; panjang putik ± 0,6 cm; warna putik tinggi ± 83,3-104,3 cm. Batang berdiameter ±
hijau muda; warna kepala sari kuning; warna 3,3-4,6 mm; bentuk bulat; permukaan beralur;
tangkai sari hijau muda; diameter bunga tengah warna hijau tua; panjang ruas± 7,3-8,9 cm. Daun
± 4-5,6 mm. Daun pembalit; ujung runcing; tersebar; panjang tangkai daun ± 2,1-2,5 cm;
permukaan berbulu. Panjang stomata panjang daun ± 6,4-7 cm; lebar ± 4,3-5,7 cm;
permukaan epidermis atas ± 31-34,5 µm; bangun jorong; pangkal tumpul; ujung
panjang stomata permukaan epidermis bawah ± membundar; tepi berlekuk; permukaan berbulu;
31-38 µm; lebar stomata permukaan epidermis warna permukaan atas hijau tua; warna
atas ± 5-7 µm; lebar stomata permukaan permukaan bawah hijau muda; warna bulu pada
epidermis bawah ± 3,5-4,5 µm; jumlah stomata daun putih; pertulangan menyirip. Bunga;
2
permukaan epidermis atas ± 2 per mm ; jumlah panjang tangkai ± 11-14,5 cm; bentuk tunggal;
stomata permukaan epidermis bawah ± 7 per jumlah ± 7-30 kuntum; diameter ± 52-71 mm.
2
mm . Jumlah trikomata permukaan epidermis Bunga pita; ujung runcing; warna gradasi (ungu-
2
atas ± 1 per mm ; jumlah trikomata permukaan putih); jumlah ± 24-30 helai; panjang lingkaran
2
epidermis bawah ± 2 per mm . terluar ± 3-3,6 cm; panjang lingkaran terdalam ±
3-3,2 cm; lebar lingkaran terluar ± 0,6-0,9 cm;
3. Chrysanthemum morifolium ‘Dwina lebar bunga pita lingkaran terdalam ± 0,6-0,9
Kencana’ cm. Bunga tabung; diameter kumpulan bunga ±
Sinonim: Dendranthema grandiflora Tzvelev. 11-13,6 cm; warna kuning; jumlah putik 1 per

55
Biosfera Vol 33, No 2 Mei 2016 : 52-59 DOI: 10.20884/1.mib.2016.33.1.325

helaian bunga pita; panjang putik ± 0,4 cm; 3,3-4,6 mm; bentuk bulat; permukaan beralur;
warna putik hijau muda; warna kepala sari warna hijau tua; panjang ruas ± 5,7-6,8 cm.
kuning; warna tangkai sari hijau muda; diameter Daun; tersebar; panjang tangkai ± 1,7-2 cm;
bunga tengah ± 6-6,6 mm. Daun pembalut ; panjang ± 8-8,7 cm; lebar ± 4,3-5,7 cm; bangun
ujung runcing; permukaan berbulu.Panjang jorong; pangkal mematah; ujung runcing; tepi
stomata permukaan epidermis atas ± 31-34,5 berbagi; permukaan berbulu; warna permukaan
µm; panjang stomata permukaan epidermis atas hijau tua; warna permukaan bawah hijau
bawah ± 31-38 µm; lebar stomata permukaan muda; warna bulu pada daun putih; pertulangan
epidermis atas ± 3-4,5 µm; lebar stomata menyirip. Bunga; panjang tangkai ± 11-14,5 cm;
permukaan epidermis bawah ± 6,5-7,5 µm; bentuk tunggal; jumlah ± 7-30 kuntum; diameter
jumlah stomata permukaan epidermis atas ± 2 ± 34,6-43,3 mm. Bunga pita; ujung membundar;
2
per mm ; jumlah stomata permukaan epidermis warna merah; jumlah ± 31-38 helai; panjang
2
bawah ± 6 per mm . Jumlah trikomata lingkaran terluar ± 1,8-2,6 cm; panjang lingkaran
2
permukaan epidermis atas ± 1 per mm ; jumlah terdalam ± 1,5-2,8 cm; lebar lingkaran terluar ±
trikomata permukaan epidermis bawah ± 2 per 0,6-0,9 cm; lebar lingkaran terdalam ± 0,6-0,9
2
mm . cm. Bunga tabung; diameter kumpulan bunga
tabung ± 11-13,6 mm; warna kuning; jumlah
5. Chrysanthemum morifolium ‘Elora’ putik 1 per helaian bunga pita; panjang putik ±
Sinonim: Dendranthema grandiflora Tzvelev. 0,5 cm; warna putik hijau muda; warna kepala
Tanaman herba; arah tumbuh tegak lurus; sari kuning; warna tangkai sari hijau muda;
tinggi ± 116-141 cm. Batang berdiameter ± 5,3- diameter bunga tengah ± 4-5,6 mm.Daun
6,3 mm; bentuk bulat; permukaan beralur; warna pembalut; ujung runcing; permukaan berbulu..
hijau tua; panjang ruas ± 7,3-8,9 cm. Daun; Panjang stomata permukaan epidermis atas ±
tersebar; panjang tangkai daun ± 2,1-2,5 cm; 25,5-29,5 µm; panjang stomata permukaan
panjang daun ± 8-8,7 cm; lebar ± 4,3-5,7 cm; epidermis bawah ± 31-38 µm; lebar stomata
bangun jorong; pangkal meruncing; ujung permukaan epidermis atas ± 5-7 µm; lebar
membundar; tepi berlekuk; permukaan berbulu; stomata permukaan epidermis bawah ± 3,5-4,5
warna permukaan atas hijau tua; warna µm; jumlah stomata permukaan epidermis atas ±
2
permukaan bawah hijau muda; warna bulu pada 3 per mm ; jumlah stomata permukaan
2
daun putih; pertulangan menyirip. Bunga; epidermis bawah ± 4 per mm . Jumlah trikomata
2
panjang tangkai ± 15-17,6 cm; bentuk anemone; permukaan epidermis atas ± 2 per mm ; jumlah
jumlah ± 7-30 kuntum; diameter ± 34,6-43,3 mm. trikomata permukaan epidermis bawah ± 2 per
2
Bunga pita; ujung membundar; warna putih; mm .
jumlah ± 31-38 helai; panjang lingkaran terluar ±
1,8-2,6 cm; panjang lingkaran terdalam ± 1,5-2,8 7. Chrysanthemum morifolium ‘Puspita
cm; lebar lingkaran terluar ± 0,6-0,9 cm; lebar Nusantara’
lingkaran terdalam ± 0,6-0,9 cm. Bunga tabung; Sinonim: Dendranthema grandiflora Tzvelev.
diameter kumpulan bunga tabung ± 14,6-15,3 Tanaman herba; arah tumbuh tegak lurus;
mm; warna kuning kehijauan; jumlah putik 1 per tinggi ± 116-141 cm. Batang berdiameter ± 5,3-
helaian bunga pita; panjang putik ± 0,6 cm; 6,3 mm; bentuk bulat; permukaan beralur; warna
warna putik hijau muda; warna kepala sari hijau tua; panjang ruas ± 7,3-8,9 cm. Daun;
kuning; warna tangkai sari hijau muda; diameter tersebar; panjang tangkai ± 2,1-2,5 cm; panjang
bunga tengah ± 6-6,6 mm. Daun pembalut; ± 8-8,7 cm; lebar ± 6-7,5 cm; bangun bundar
ujung runcing; permukaan berbulu.Panjang telur; pangkal mematah; ujung membundar; tepi
stomata permukaan epidermis atas ± 31-34,5 berlekuk; permukaan berbulu; warna permukaan
µm; panjang stomata permukaan epidermis atas hijau tua; warna permukaan bawah hijau
bawah ± 31-38 µm; lebar stomata permukaan muda; warna bulu pada daun putih; pertulangan
epidermis atas ± 5-7 µm; lebar stomata menyirip. Bunga; panjang tangkai ± 15-17,6 cm;
permukaan epidermis bawah ± 6,5-7,5 µm; bentuk tunggal; jumlah ± 44-62 kuntum;
jumlah stomata permukaan epidermis atas ± 1 diameter ± 52-71 mm. Bunga pita; ujung tumpul;
2
per mm ; jumlah stomata permukaan epidermis warna kuning; jumlah ± 31-38 helai; panjang
2
bawah ± 4 per mm . Jumlah trikomata lingkaran terluar ± 3-3,6 cm; panjang lingkaran
2
permukaan epidermis atas ± 2 per mm ; jumlah terdalam ± 3-3,2 cm; lebar bunga pita lingkaran
trikomata permukaan epidermis bawah ± 2 per terluar ± 1-1,4 cm; lebar lingkaran terdalam ±
2
mm . 0,6-0,9 cm. Bunga tabung; diameter kumpulan
bunga tabung ± 14,6-15,3 mm; warna
6. Chrysanthemum morifolium ‘Pasopati’ kuningkehijauan; jumlah putik 1 per helaian
Sinonim: Dendranthema grandiflora Tzvelev. bunga pita; panjang putik ± 0,4 cm; warna putik
Tanaman herba; arah tumbuh tegak lurus; hijau muda; warna kepala sari kuning; warna
tinggi ± 83,3-104,3 cm. Batang berdiameter ± tangkai sari hijau muda; diameter bunga tengah

56
Analisis Fenetik Kultivar Krisan ... Sari, I.A dkk.

± 6-6,6 mm. Daun pembalut; ujung runcing; cm; panjang lingkaran terdalam ± 3-3,2 cm;
permukaan berbulu. Panjang stomata lebar lingkaran terluar ± 1-1,4cm; lebar lingkaran
permukaan epidermis atas ± 31-34,5 µm; terdalam ±1-1,3 cm Bunga tabung; diameter
panjang stomata permukaan epidermis bawah ± kumpulan bunga tabung ± 14,6-15,3 mm; warna
31-38 µm; lebar stomata permukaan epidermis kuningkehijauan; jumlah putik 1 per helaian
atas ± 5-7 µm; lebar stomata permukaan bunga pita; panjang putik ± 0,6 cm; warna putik
epidermis bawah ± 3,5-4,5 µm; jumlah stomata hijau muda; warna kepala sari kuning; warna
2
permukaan epidermis atas ± 3 per mm ; jumlah tangkai sari hijau muda; diameter bunga tengah
stomata permukaan epidermis bawah ± 4 per ± 6-6,6 mm. Daun pembalut; ujung runcing;
2
mm . Jumlah trikomata permukaan epidermis permukaan berbulu.Panjang stomata permukaan
2
atas ± 2 per mm ; jumlah trikomata permukaan epidermis atas ± 25,5-29,5 µm; panjang stomata
2
epidermis bawah ± 2 per mm . permukaan epidermis bawah ± 26-30 µm; lebar
stomata permukaan epidermis atas ± 3-4,5 µm;
8. Chrysanthemum morifolium ‘Swarna lebar stomata permukaan epidermis bawah ±
Kencana’ 3,5-4,5 µm; jumlah stomata permukaan
2
Sinonim: Dendranthema grandiflora Tzvelev. epidermis atas ± 2 per mm ; jumlah stomata
2
Tanaman herba; arah tumbuh tegak lurus; tinggi permukaan epidermis bawah ± 4 per mm .
± 116-141cm. Batang berdiameter batang ± 3,3- Jumlah trikomata permukaan epidermis atas ± 1
2
4,6 mm; bentuk bulat; permukaan beralur; warna per mm ; jumlah trikomata permukaan epidermis
2
hijau tua; panjang ruas ± 5,7-6,8 cm. Daun; bawah ± 1 per mm .
tersebar; panjang tangkai ± 2,1-2,5 cm; panjang
daun ± 6,4-7 cm; lebar ± 4,3-5,7 cm; bangun B. Hubungan Kemiripan Kultivar Krisan yang
bundar telur; pangkal mematah; ujung runcing; Ditemukan di Sentra Krisan Bandungan,
tepi berlekuk; permukaan berbulu; warna Semarang
permukaan atas hijau tua; warna permukaan Berdasarkan data matriks operasional
bawah hijau muda; warna bulu pada daun putih; taksonomi unit (OTU) karakter morfologi dan
pertulangan menyirip. Bunga; panjang tangkai ± anatomi daun kultivar krisan yang telah
11,1-14,5 cm; bentuk tunggal; jumlah ± 7-30 dianalisis hubungan kemiripannya, maka
kuntum; diameter bunga ± 52-71 mm. Bunga diperoleh matriks dissimilaritas, seperti yang
pita; ujung membundar; warna orange; jumlah ± disajikan pada tabel 1 berikut:
24-30 helai; panjang lingkaran terluar ± 3-3,6

Tabel 1. Matriks Dissimilaritas Karakter Morfologi dan Anatomi Daun Kultivar Krisan yang Ditemukan
di Sentra Krisan Bandungan, Semarang

Kultivar 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Cut Nyak Dien -
2. Dewi Ratih 0.893
3. Dwina Kencana 1.041 1.219
4. Dwina Pelangi 1.408 1.837 0.152
5. Elora 1.940 0.893 1.837 1.837
6. Pasopati 0.648 1.147 1.728 2.036 1.190
7. Puspita Nusantara 2.219 0.921 2.231 1.957 0.706 2.130
8. Swarna Kencana 1.112 1.990 1.909 1.237 2.256 2.170 1.205 -

Keterangan :
: indeks dissimilaritas terkecil
: indeks dissimilaritas terbesar

Dari tabel 1. di atas, diketahui bahwa dikarenakan karena kultivar C. morifolium


hubungan kemiripan terdekat yaitu antara ‘Dwina Kencana’ dan C. morifolium ‘Dwina
kultivar C. morifolium ‘Dwina Kencana’ dan C. Pelangi’ memiliki perbedaan paling sedikit yaitu
morifolium ‘Dwina Pelangi’, dengan indeks dari 33 karakter hanya terdapat 4 karakter yang
dissimilaritas terkecil yaitu 0.152. Hal ini berbeda. Empat karakter yang berbeda dari

57
Biosfera Vol 33, No 2 Mei 2016 : 52-59 DOI: 10.20884/1.mib.2016.33.1.325

kultivar C. morifolium ‘Dwina Kencana’ dan C. stomata permukaan epidermis bawah, jumlah
morifolium ‘Dwina Pelangi’ adalah panjang ruas, stomata permukaan epidermis atas, jumlah
panjang tangkai bunga, panjang bunga pita trikomata permukaan epidermis atas, jumlah
lingkaran terdalam, dan diameter bunga tengah. trikomata permukaan epidermis bawah. Menurut
Hubungan kemiripan terjauh yaitu antara Rohlf (1993) indeks dissimilaritas menunjukkan
kultivar C. morifolium ‘Elora’ dan C. morifolium angka perbedaan antar OTU yang diteliti. Indeks
‘Swarna Kencana’, dengan indeks dissimilaritas dissimilaritas terkecil menunjukkan hubungan
terbesar yaitu 2.256. Kultivar C. morifolium kemiripan yang lebih dekat, sedangkan indeks
‘Elora’ dan C. morifolium ‘Swarna Kencana’ dissimilaritas terbesar menunjukkan hubungan
memiliki perbedaan paling banyak yaitu dari 33 kemiripan yang lebih jauh. Penentuan tersebut
karakter terdapat 22 karakteryang berbeda. Dua memiliki adanya kesesuian dengan data
puluh dua karakter tersebut adalah diameter karakter dan sifat tumbuhan yang diteliti.
batang, panjang ruas, panjang daun, bangun Loveless (1989) menyatakan bahwa klasifikasi
daun, pangkal daun, ujung daun, panjang didasarkan korelasi sejumlah besar karakter,
tangkai bunga, bentuk bunga, diameter bunga, sehingga tumbuhan yang memiliki sejumlah
warna bunga pita, jumlah bunga pita, panjang karakter yang sama dianggap lebih dekat
bunga pita lingkaran terluar, panjang bunga pita hubungan kemiripannya, dari pada tumbuhan
lingkaran terdalam, lebar bunga pita lingkaran yang hanya memiliki beberapa persamaan
terluar, lebar bunga pita lingkaran terdalam, karakter saja.
panjang stomata permukaan epidermis atas, Dari hasil analisis UPGMA diperoleh
panjang stomata permukaan epidermis bawah, fenogram hubungan kemiripan kultivar krisan,
lebar stomata permukaan epidermis atas, lebar seperti yang disajikan pada (Gambar 1).

Gambar 1.Fenogram Hubungan Kemiripan Kultivar Krisan Berdasarkan Analisis Fenetik.


Keterangan :
: Diameter batang kecil ≤ 4,6 mm.
: Diameter batang besar ≥ 5,3 m

Hasil pengelompokan kultivar krisan morifolium ‘Puspita Nusantara’. Kelompok ini


berdasarkan fenogram di atas diperoleh dua memiliki persamaan sebanyak 13 karakter.
kelompok kemiripan. Dua kelompok yang Persamaan pada kelompok ini yaitu tinggi
terbentuk didasarkan oleh adanya perbedaan tanaman ≥ 116 cm. Diameter batang ≥ 5,3 mm;
ukuran diameter batang. Kelompok I memiliki panjang ruas ≥ 7,3 cm. Panjang daun ≥ 8 cm;
ukuran diameter batang kecil ≤ 4,6 mm, tepi daun berlekuk. Panjang tangkai bunga ≥ 15
sedangkan kelompok II memiliki ukuran cm; jumlah bunga pita ≥ 31 helai; lebar bunga
diameter batang besar ≥ 5,3 mm. pita lingkaran terdalam ≤ 0,9 cm; warna bunga
Kelompok I terdiri dari kultivar C. tabung kuningkehijauan. Panjang stomata
morifolium ‘Cut Nyak Dien’, C. morifolium permukaan epdermis atas ≥ 31 µm; panjang
‘Pasopati’, C. morifolium ‘Dwina Kencana’, C. stomata permukaan epidermis bawah ≥ 31 µm;
morifolium ‘Dwina Pelangi’, dan C. morifolium lebar stomata permukaan epidermis atas ≥ 5
‘Swarna Kencana’. Kelompok ini memiliki µm. Jumlah trikomata permukaan epidermis
2
persamaan sebanyak 4 karakter. Persamaan bawah 2 per mm .
pada kelompok ini yaitu diameter
batang ≤ 4,6 mm; lebar daun ≤ 5,7 cm; bentuk Simpulan
bunga tunggal; jumlah bunga ≤ 30 kuntum. Keragaman kultivar krisan yang ditemukan
Kelompok II terdiri dari kultivar C. morifolium di Sentra Krisan Bandungan, Semarang
‘Dewi Ratih’, C. morifolium ‘Elora’, dan C. sebanyak delapan kultivar, yaitu C. morifolium

58
Analisis Fenetik Kultivar Krisan ... Sari, I.A dkk.

‘Cut Nyak Dien’, C. morifolium ‘Dewi Ratih’, C. The Dicotyledons. Oxford: Clarendon
morifolium ‘Dwina Kencana’, C. morifolium Press.
‘Dwina Pelangi’, C. morifolium ‘Elora’, C.
Nuryanto, H. 2007. Budidaya Tanaman Krisan.
morifolium ‘Pasopati’, C. morifolium ‘Puspita
Bekasi: Ganeca.
Nusantara’, dan C. morifolium ‘Swarna
Kencana’. Hubungan kemiripan kultivar krisan Rohlf, F. J. 1993. NTSYS-pc: Numerical
terdekat yaitu antara kultivar C. morifolium Taxonomy and Multivariate Analysis
‘Dwina Kencana’ dan C. morifolium ‘Dwina System. New York: Applied Biostatistics
Pelangi’, dengan indeks dissimilaritas terkecil Inc.
yaitu sebesar 0.152, sedangkan hubungan
kemiripan terjauh yaitu antara kultivar C. Rompas, Y.,Rampe, H.L. & Rumondor, M. J.
morifolium ‘Elora’ dan C. morifolium ‘Swarna 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata
Daun Beberapa Tumbuhan Orchidaceae.
Kencana’, dengan indeks dissimilaritas terbesar
Bioslogos, 1(1), pp.13-19.
yaitu 2.256
Rugayah, A.,Retnowati, F. I.,Windadri. &Hidayat,
A. 2004. Pengumpulan Data Taksonomi.
Daftar Referensi Bogor: PuslitBiologi-LIPI.
Backer, C. A. &Bakhuizen Van Den Brink Jr., R. Sass, J. E. 1957. Botanichal Microtechnique.
C. 1965.Flora of Java (Spermatophytes USA: The Lowa State University Press.
Only) Vol II. Netherland: Wolters-Noordhoff
N. V.-Groningen. Sulistyaningsih, Y. C., Dorli. & Akmal, H. 1994.
Studi Anatomi Daun Saccharum sp.
Badan Litbang Pertanian. 2011. Varietas Unggul Sebagai Induk dalam Pemuliaan Tebu.
Krisan Siap Meretas Pasar Florikultura. Hayati,1(2), pp.61-65.
Balai Penelitian Tanaman Hias. 2009. Panduan Tamura, K., Peterson, D., Peterson, N., Stecher,
Karakterisasi Tanaman Hias Krisan. G., Nei, M. & S. Kumar. 2011. MEGA 5:
Fatimah, S. 2013. Analisis Morfologi dan Molecular Evolutionary Genetics Analysis
Hubungan Kekerabatan Sebelas Jenis Using Maximum Likelihood, Evolutionary
Tanaman Salak (Salacca zalacca (Gertner) Dintance, and Maximum Parsimony
Voss Bangkalan. Agrovigor, 6(1), pp.1-15. Methods. Molecular Biology and Evolution,
28(10), pp.2731-2739.
Hasim, I. & Reza, M. 1995. Krisan. Jakarta:
Penebar Swadaya. Tjitrosoepomo, G. 1993.Taksonomi Umum.
Yogyakarta: GadjahMada University Press.
Jones, S. B. & Luchsinger, A. E. 1987.Plant
Systematics. Singapore: McGraw Hill Book Tjitrosoepomo, G. 1998. TaksonomiUmum:
Company. Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Judd, W. S., Campbell, C. S., Kellog E. A.,
Stevens, P. F. & Donoghue, M. J. 2002. Van Cotthem, W. R. J. 1970. A Classification of
Plant Systematics: a Phylogenetic Stomatal Types. J. Linn. Soc., Bot, 63,
Approach. USA: Sinauer Associates. Inc. pp.235-246.
Loveless, A. R. 1989.Prinsip-prinsip Biologi Vantu, S. & Gales, R. C. 2009. Structural
Tumbuhan untuk Daerah Tropik.Jakarta: Characteristhic of Chrysanthemum
Gramedia. morifolium Ramat. (Romica Cultivar)
Regenerated In Vitro. Molecular Biology,
Metcalfe, C. R. & Chalk, L. 1950. Anatomy of pp.43-50.

59

You might also like