You are on page 1of 11

JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 2 No 1, Januari 2019 1

UJI SENSITIVITAS BAKTERI Shigella sp. TERHADAP


ANTIBIOTIK GOLONGAN SULFONAMIDA,
BETA-LAKTAM, DAN MAKROLIDA
TAHUN 2017

Tessa Sjahriani1 Pattiyah1

ABSTRACT
The insidens rate of diarrhea in Lampung province is tend to increase for all
age group in year 2005-2014, from 9,8 per 1.000 population to 21,4 per
1.000 population in year 2014. One of the causes in children under 5 years
old is Shigella’s infection. During few decades Shigella dysentriae shows
resistance of Ampisilin, kotrimoksazol, kloramfenikol, siprofloksasin,
fluorokuinolon and tetrasiklin. This research aim is to determine the
sensitivity of Shigella sp. against the Sulfonamide, Beta-Lactam, and
Makrolid antibiotics. The research methode is Observational Laboratory with
descriptive design, place in Microbiology Laboratory Faculty of Medicine
University Malahayati. The object of this study was isolated Shigella sp. Which
carried out resistance test against antibiotic Trimethoprim-sulfametoxazole,
Ampicilin, Cefixime, Azithromycin with various concentrations and using Kirby
Bauer method. Data analysis is done with the frequency distribution table.
The results of the resistance test on Trimethoprim-sulfametoxazole was
sensitive at various concentrations (10μg, 20μg, 50μg, and 100μg),against
Ampicillin was resistant at concentrations of 10μg and sensitive at
concentrations of 20μg, 50μg, and 100μg, against Cefixime was resistant at
concentrations of 10μg, 20μg, intermediates at concentrations of 50μg and
sensitive at concentrations of 100μg, andagainst Azithromycin was sensitive
at concentrations of 10μg, 20μg, 50μg, and 100μg.The conclusions is Shigella
sp. was found still sensitive to antibiotic Trimethoprim-Sulfamethoxazole and
antibiotic Azithromycin.

Keywords: Shigella sp., Antibiotics, Antibiotics Sensitivity Test

ABSTRAK
Provinsi Lampung memiliki angka kesakitan (Insidens Rate) diare cenderung
meningkat untuk semua kelompok umur dari tahun 2005–2014, yaitu dari 9,8
per 1.000 penduduk menjadi 21,4 per 1.000 penduduk tahun 2014. Penyebab
diare pada balita salah satunya adalah infeksi bakteri Shigella. Selama
beberapa dekade bakteri Shigella dysentriae menunjukkan resistensi terhadap
antibiotik seperti Ampisilin, kotrimoksazol, kloramfenikol, siprofloksasin,
fluorokuinolon dan tetrasiklin. Tujuan penelitian untuk mengetahui sensitivitas
bakteri Shigella sp. terhadap antibiotik golongan Sulfonamida, Beta-Laktam,
dan Makrolida. Jenis penelitian ini merupakan observasional laboratory. Objek
penelitian adalah isolat Shigella sp. yang dilakukan uji resistensi terhadap
antibiotik Trimethoprim-sulfametoxazole, Ampicilin, Cefixime, Azithromycin
dengan berbagai konsentrasi dan menggunakan metode Kirby Bauer. Analisis
data dilakukan dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan uji
resistensi terhadap Trimethoprim-sulfametoxazole didapatkan sensitif pada
berbagai konsentrasi (10µg, 20µg, 50µg, dan 100µg), terhadap Ampicilin
didapatkan resisten pada konsentrasi 10µg dan sensitif pada konsentrasi

1 . Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati


2 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 2 No 1, Januari 2019

20µg, 50µg, dan 100µg,terhadap Cefixime didapatkan resisten pada


konsentrasi 10µg, 20µg, intermediet pada konsentrasi 50µg dan sensitif pada
konsentrasi 100µg,dan terhadap Azithromycin didapatkan sensitif pada
konsentrasi 10µg, 20µg, 50µg, dan 100µg. Disimpulkan bahwa Shigella sp.
didapatkan masih sensitif terhadap antibiotik Trimethoprim-Sulfamethoxazole
dan antibiotik Azithromycin.

Kata Kunci : Bakteri Shigella sp., Antibiotik, Uji sensitivitas antibiotik


(KLB) diare yang tersebar di 11
Provinsi, 18 Kabupaten/Kota,
PENDAHULUAN dengan jumlah penderita 1.213
Penyakit diare merupakan orang dan kematian 30 orang
buang air besar dengan bentuk tinja (Kementerian Kesehatan
yang encer dan frekuensi lebih banyak Republik Indonesia, 2016).
dari biasanya. Neonatus dinyatakan Provinsi Lampung memiliki
diare bila frekuensi buang air besar angka kesakitan (Insidens Rate)
sudah lebih dari 4 kali, sedangkan diare cenderung meningkat
untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan untuk semua kelompok umur
dan anak, bila frekuensinya lebih dari dari tahun 2005–2014, yaitu dari
3 kali (Latief,et al., 2007). Penyakit 9,8 per
diare merupakan masalah kesehatan
1.000 penduduk menjadi 21,4
masyarakat di
per 1.000 penduduk tahun 2014
Indonesia. Menurut hasil Riskesdas (Dinas Kesehatan Pemerintah
2007, diare merupakan penyebab Provinsi Lampung, 2015).
kematian nomor satu pada bayi dan
Penyebab diare pada
balita (Kementerian Kesehatan
balita salah satunya adalah
Republik Indonesia, 2014). Penyakit
infeksi bakteri Shigella. Infeksi
diare masih menjadi masalah global
Shigella terjadi paling sering
dengan derajat kesakitan dan
selama bulanbulan panas di
kematian yang tinggi di berbagai
daerah beriklim sedang dan
negara terutama di negara
selama musim hujan di daerah
berkembang, dan juga sebagai salah
beriklim tropis. Infeksi Shigella
satu penyebab utama tingginya angka
paling sering terjadi pada usia
kesakitan dan kematian anak di dunia.
tahun ke-2 dan tahun ke-3
Secara umum, diperkirakanlebih dari
(Gomez dan Cleary, 2000).
10 juta anak berusia kurang dari 5
Terdapat 4 spesies dari
tahun di dunia meninggal setiap
bakteri Shigella yang menjadi
tahunnya dimana sekitar 20%
penyebab penyakit diare.
disebabkan oleh infeksi diare (Hardi,
Shigella sonnei menyebabkan
et al., 2012).
bentuk penyakit paling ringan,
Pada tahun 2015 terjadi
Shigella flexneri dan Shigella
18 kali Kejadian Luar Biasa
boydii dapat menyebabkan
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 2 No 1, Januari 2019 3
penyakit baik parah maupun tidak sesuai indikasi. Intensitas
ringan, sedangkan penggunaan antibiotik yang
Shigella dysenteriae tinggi menimbulkan berbagai
menyebabkan penyakit disentri permasalahan, terutama
yang paling berbahaya di negara resistensi. Bakteri menjadi
berkembang (Sari, 2015). resisten terhadap antibiotik
Menurut data rekam disebabkan akibat penggunaan
medik di beberapa Rumah Sakit antibiotik yang tidak bijak (Sari,
di Kota Makassar, proporsi kasus 2015).
diare yang disebabkan oleh Yenny dan Herwana (2016)
bakteri Shigella (Shigellosis) melaporkan bahwa selama beberapa
pada balita cenderung dekade bakteri Shigella dysenterie
meningkat dalam beberapa menunjukkan resistensi terhadap
tahun terakhir. Tahun 2008, antibiotik seperti Ampisilin,
kejadian Shigellosis pada balita kotrimoksazol, kloramfenikol,
rawat inap di Rumah Sakit siprofloksasin, fluorokuinolon dan
Umum Pemerintah (RSUP) tetrasiklin. Shigella flexneri
Wahidin Sudirohusodo tercatat menunjukkan resistensi terhadap
26 kasus dari 208 kasus diare, Ampisilin, kloramfenikol dan
kemudian mengalami tetrasiklin, sedangkan Shigella sonnei
peningkatan menjadi 37 dari 175 resisten
kasus diare pada tahun 2010. terhadap trimetoprimsulfametoksazol
Pada tahun yang sama, dan tetrasiklin.
dilaporkan terjadi 1.218 kasus Munculnya bakteri-bakteri
diare tercatat di Rumah Sakit patogen yang resisten terhadap satu
(RS) Labuang Baji dan 593 kasus atau beberapa jenis antibiotika, maka
di Rumah Sakit Umum (RSU) akan mempersulitkan proses
Daya pengobatan. Sehingga penulis tertarik
(Abdullah, et al., 2012). melakukan penelitian dengan judul
Dalam penanganan “Uji Sensitivitas Bakteri Shigella sp.
kasuskasus penyakit infeksi Terhadap Antibiotik Golongan
sampai saat ini antibiotika masih Sulfonamida, Beta-Laktam, dan
menjadi obat andalan. Makrolida Tahun 2017” untuk
Kasus diare yang disebabkan mengetahui antibiotik yang tepat
oleh bakteri, membuat kita lebih dalam keberhasilan terapi.
selektif dalam memilih antibiotik
yang tepat untuk mengobati METODE PENELITIAN
penyakit diare. Namun, berbagai Penelitian ini merupakan
studi menyatakan bahwa 40- penelitian Observasional
60% antibiotik yang digunakan Laboratory dengan rancangan
4 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 2 No 1, Januari 2019

deskriptif. Tempat penelitian di Trimethoprim-sulfametoxazole,


Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ampicilin, Cefixime,
Kedokteran Universitas Malahayati. Azithromycin dengan berbagai
Objek penelitian adalah isolat konsentrasi dan menggunakan
Shigella sp. yang dilakukan uji metode Kirby Bauer. Analisis
resistensi terhadap antibiotik data dilakukan dengan tabel
distribusi frekuensi.
bakteri Shigella sp. terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN antibiotik
Penelitian ini dilakukan di Trimethoprimsulfametoxazole,
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ampicilin, Cefixime, dan
Kedokteran Universitas Malahayati. Azithromycin, diperoleh data
Penelitian ini merupakan hasil rata-rata zona hambat
Laboratory Eksperimental dengan antibiotikTrimethoprimsulfameto
menggunakan Rancangan Acak xazole, Ampicilin, Cefixime,
Lengkap (RAL). Metode yang Azithromycin yang terbentuk.
digunakan pada penelitian ini adalah
metode difusi agar yang
menggunakan Mueller Hinton Agar.
Hasil penelitian diperoleh dengan
mengukur besarnya diameter zona
hambat antibiotik
Trimethoprimsulfametoxazole,
Ampicillin, Cefixime, dan Azithromycin
terhadap pertumbuhan
bakteriShigellasp. pada media Mueller
Hinton Agar.
Berdasarkan hasil dari
verifikasi,didapatkan bahwa bakteri uji
merupakan bakteri Shigella sp. yang
ditandai dengan adanya pertumbuhan
koloni bakteri yang tidak berwarna
pada media SSA.

Sensitivitas Bakteri Shigellasp.


Berdasarkan Konsentrasi
Antibiotik
Berdasarkan dari hasil
penelitian tentang uji sensitivitas
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 2 No 1, Januari 2019 5
Tabel 4.1 Distribusi Rata-Rata Zona Hambat Antibiotik
Trimethoprimsulfametoxazole

Konsentra Zona Hambat (mm) Mea Interpreta si


Pengulang Pengulang Pengulang n si an 1 an 2
an 3
10µg 18,5 18,5 18,5 18,5 Sensitif
20µg 19,5 19,5 19,5 19,5 Sensitif

Sensitif
21 22 22
24 , 3
100 µg
3
Standar Interpretasi (CLSI 2015)
Sensitif : ≥16 Intermediet : 11 - 15 Resisten: ≤ 10
Sensitif
24 25 24

Tabel 4.2 Distribusi Rata-Rata Zona Hambat Antibiotik Ampicilin

si Pengulang Pengulang Pengulang n si


an 1 an 2 an 3
11 , 3 Resisten
10 µg 11 11 12
3

µg
µg
Standar Interpretasi (CLSI 2015)
Sensitif : ≥17 Intermediet : 14 - 16 Resisten: ≤13

Konsentra Zona Hambat (mm) Mea Interpreta

20µg 18 18 18 18 Sensitif
50 24 24 24 24 Sensitif
100 26 26 26 26 Sensitif

Berdasarkan table 4.1, dapat


diketahui sensitivitas bakteri
Shigellasp. terhadap
Trimethoprimsulfametoxazole
pada setiap pengulangan. Pada
pengulangan pertama, kedua,
dan ketiga, didapatkan hasil
sensitif pada seluruh kadar
konsentrasi yang diujikan. Maka
6 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 2 No 1, Januari 2019

berdasarkan hasil dari nilai rata- pertama, kedua, dan ketiga,


rata diameter zona hambat, didapatkan hasil resisten pada
antibiotik konsentrasi 10µg, dan hasil sensitif
Trimethoprimsulfametoxazole pada konsentrasi 20µg,
termasuk antibiotik yang sensitif 50µg, dan 100µg. Maka
terhadap bakteri Shigella sp. berdasarkan hasil dari nilai ratarata
pada semua konsentrasi dengan diameter zona hambat, antibiotik
rata-rata zona hambat terbesar Ampicilin termasuk antibiotik yang
adalah 24,33 mm pada resisten terhadap bakteri Shigella sp.
konsentrasi 100µg dan ratarata pada konsentrasi 10µg dengan rata-
zona hambat terkecil adalah rata zona hambat 11,33 mm dan
18,5 mm pada konsentrasi 10µg. termasuk antibiotik yang sensitif pada
Berdasarkan tabel 4.2, dapat konsentrasi 20µg, 50µg, dan
diketahui sensitivitas bakteri Shigella 100µg dengan rata-rata zona
sp. terhadap Ampicilin pada setiap hambat 18 mm, 24 mm, dan 26
pengulangan. Pada pengulangan mm.
20 mm dan zona hambat terkecil 13
Berdasarkan tabel 4.3, dapat mm. Pada pengulangan ketiga,
diketahui sensitivitas bakteri Shigella didapatkan hasil resisten pada
sp. terhadap Cefixime pada setiap konsentrasi 10µgdan 20µg,
pengulangan. Pada pengulangan intermediet pada konsentrasi 50µg,
pertama didapatkan hasil resisten dan sensitif pada konsentrasi 100µg,
pada konsentrasi 10µg, intermediet dengan zona hambat terbesar 20 mm
pada konsentrasi 20µgdan 50µg, dan dan zona hambat terkecil 12,5 mm.
sensitif pada konsentrasi 100µg, Maka berdasarkan hasil dari nilai
dengan zona hambat terbesar 20 mm ratarata diameter zona hambat,
dan zona hambat terkecil 12,5 mm. antibiotik Cefixime termasuk antibiotik
Pada pengulangan kedua didapatkan yang resisten terhadap bakteri
hasil resisten pada konsentrasi 10µg, Shigella sp. pada konsentrasi 10µg
intermediet pada konsentrasi 20µgdan dan 20µgdengan rata-rata zona
50µg, dan sensitif pada konsentrasi hambat 12,67 mm dan 15,33 mm,
100µg,dengan zona hambat terbesar termasuk antibiotik intermediet pada

Tabel 4.3 Distribusi Rata-Rata Zona Hambat Antibiotik Cefixime


Zona Hambat ( mm )
Konsentrasi Pengulangan Pengulangan Pengulangan Mean Interpretasi
1 2 3
10µg 12,5 13 12,5 12,67 Resisten
20µg 15,5 15,5 15 15,33 Resisten
50µg 17,5 17,5 17,5 17,5 Intermediet
100µg 20 20 20 20 Sensitif

Standar Interpretasi (CLSI 2015)


Sensitif : ≥19 Intermediet : 16-18 Resisten: ≤15
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 2 No 1, Januari 2019 7
konsentrasi 50µg dengan rata-rata secara sintetik yang bersumber
zona hambat 17,5 mm dan termasuk dari mikroorganisme yang dalam
antibiotik yang sensitif pada jumlah kecil dapat menghambat
konsentrasi 100µg dengan rata-rata pertumbuhan mikroorganisme
zona hambat 20 mm. lain dan memiliki sifat toksisitas
Tabel 4.4 Distribusi Rata-Rata Zona Hambat Antibiotik Azithromycin
Zona Hambat ( mm )
Konsentrasi Pengulangan Pengulangan Pengulangan Mean Interpretasi
1 2 3
10µg 17 17 17 17 Sensitif
20µg 18,5 19 18,5 18,67 Sensitif
50µg 23,5 23,5 23 23,33 Sensitif
100µg 25,5 25,5 25,5 25,5 Sensitif

Standar Interpretasi (CLSI 2015)


Sensitif : ≥13 Intermediet : - Resisten: ≤12

selektif (Radji, 2016).


Berdasarkan tabel di atas, Pada penelitian ini dapat dilihat
dapat diketahui sensitivitas bakteri bahwa antibiotik Trimethoprim-
Shigellasp. terhadap Azithromycin sulfamethoxazole termasuk kedalam
pada setiap pengulangan. Pada kelompok yang sensitifterhadap
pengulangan pertama, kedua, dan bakteri Shigellasp. dengan diameter
ketiga, didapatkan hasil sensitif pada zona hambat terbesar 24,33 mm dan
seluruh kadar konsentrasi yang dengan diameter zona hambat terkecil
diujikan. Maka berdasarkan hasil dari 18,5 mm.Hal ini sesuai dengan
nilai rata-rata diameter zona hambat, penelitian yang dilakukan oleh Daniel
antibiotik Astrat di Ethiopiamengenai pola
Azithromycin termasuk antibiotik kepekaan antibiotik terhadap bakteri
yang sensitif terhadap bakteri Salmonella dan Shigella. Pada
Shigella sp. pada semua penelitian ini, Daniel memaparkan
konsentrasi dengan rata-rata bahwa 76 Shigella sp. yang diisolasi
zona hambat terbesar adalah dari pasien diare memperlihatkan
25,5 mm pada konsentrasi sebanyak 75,7% sensitifterhadap
100µg dan ratarata zona hambat antibiotik Trimethoprim-
terkecil adalah 17 mm pada sulfamethoxazole dengan konsentrasi
konsentrasi 10µg. 25µg (Daniel, 2008).
Secara teori antibiotik
Antibiotik Trimethoprim Trimethoprim–sulfamethoxazole

- Sulfamethoxazole bekerja menghambat sintesis

Antibiotik merupakan metabolit. Mikroorganisme

semua senyawa yang dibuat membutuhkan asam folat untuk

secara semi sintetik ataupun kelangsungan hidupnya karena


diperlukan dalam sintesis DNA.
8 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 2 No 1, Januari 2019

Mikroorganisme harus menyintesis sebanyak 16 spesimen resisten


sendiri dihidrofolat dari asam terhadap antibiotik
paraaminobenzoat (PABA). Untuk Ampicilindengan konsentrasi
dapat bekerja dihidrofolat harus 10µg (Saeed, et al.,2015).
dirubah menjadi bentuk aktifnya, yaitu Namun pada penelitian Hamedi
asam tetrahidrofolat, dengan bantuan Abdolkarim yang dilakukan di
enzim dehidrofolat reduktase. Mashhad, Iran mengenai
Antibiotik jenis ini antara lain resistensi antibiotik pada anak
Sulfonamid, Trimetoprim, dan Asam dengan diare berdarah
paminosalisilat (PAS). Sulfonamida dijelaskan bahwa 83% bakteri
bekerja dengan cara berkompetisi Shigella sp. resisten terhadap
dengan PABA dalam pembentukan antibiotik Ampicilin dengan
dihidrofolat yang membentuk suatu konsentrasi 10µg (Hamedi,
analog yang tidak aktif. Sementara 2009).
itu, Trimetoprim menghambat enzim Secara teori antibiotik
dihidrofolat reduktase sehingga Ampicilin termasuk antibiotik
tetrahidrofolat tidak terbentuk (Radji, golongan beta-laktam yang
2016). bekerja menghambat sintesis
atau merusak dinding sel
Antibiotik Ampicilin bakteri, Antibiotik golongan
Pada penelitian ini dapat dilihat beta-laktam diberi nama
bahwa didapatkan hasil resisten pada berdasarkan keberadaan cincin
antibiotik Ampicilin konsentrasi 10µg beta-laktam. Sifat-sifat
dengan diameter zona hambat 11,33 betalaktam sangat tergantung
mm. pada ikatan cincin beta-laktam
Didapatkan juga hasil sensitifpada dan ikatan gugus asam pada
antibiotik konsentrasi 20µg, 50µg, dan karbon yang terikat pada
100µgdengan masing-masing nitrogen betalaktam. Cincin
diameter zona hambat 18 mm, 24 beta-laktam ini berfungsi untuk
mm, dan 26 mm. Pada penelitian menghambat sintesis enzim
Saeed Amir, et al. yang dilakukan di transpeptidase yang berguna
Khartoum, Sudan mengenai mikroba pada pembentukan lapisan
penyebab diare akut pada anak peptidoglikan dinding sel bakteri
dibawah 5 tahun dijelaskan bahwa (Radji, 2016).
dari 36 spesimen yang positif Shigella, Resistensi Ampicilin
50% atau sebanyak 18 spesimen dapat terjadi oleh karena
Sensitif, 6% atau sebanyak 2 beberapa faktor, salah satunya
spesimen Intermediet, dan 44% atau karena terbentuknya enzim
betalaktamase pada bakteri,
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 2 No 1, Januari 2019 9
meskipun enzim Shigella resisten terhadap
betalaktamase yang disekresi antibiotik Cefixime dengan
oleh bakteri gram negatif tidak konsentrasi 5µg
sebesar yang disekresi oleh (Sadeghabadi, et al.,2014).
bakteri gram positif tetapi Namun pada penelitian
tempat sekresi pada gram Abdolkarim yang dilakukan di
negatif lebih strategis yaitu di Mashhad, Iran mengenai
rongga periplasmik di antara resistensi antibiotik pada anak
membran sitoplasma dan dengan diare berdarah
dinding sel bakteri sehingga dijelaskan bahwa 97% bakteri
dapat mencapai target Shigella sensitif terhadap antibiotik
antibiotik yang tepat untuk Cefixime dengan konsentrasi 10µg
mengganggu cara kerja (Abdolkarim, 2009).
antibiotik tersebut (Istiantoro Cefixime merupakan antibiotik
dan Gan, 2012). generasi ke-3 dari golongan
sefalosporin. Berdasarkan struktur
Antibiotik Cefixime kimianya, antibiotik ini masih
Pada penelitian ini dapat termasuk kedalam antibiotik golongan
dilihat bahwa didapatkan hasil beta-laktam.Antibiotik golongan beta-
resisten pada antibiotik laktam ini mempunyai ikatan cincin
Cefixime konsentrasi 10µg dan betalaktam, dimana cincin beta-
20µg dengan diameter zona laktam ini berfungsi untuk
hambat masingmasing 12,67 menghambat enzim transpeptidase
mm dan 15,33 mm. pada pembentukan lapisan
Didapatkan juga hasil peptidoglikan dinding sel bakteri
intermediet pada antibiotik (Menteri Kesehatan Republik
Cefixime Indonesia, 2011).
konsentrasi 50µg dengan
diameter zona hambat 17,5 Antibotik Azithromycin
mm, dan hasil sensitif pada Pada penelitian ini dapat dilihat
antibiotik Cefixime konsentrasi bahwa antibiotik Azithromycin
100µg, dengan diameter zona termasuk kedalam kelompok yang
hambat 20 mm. sensitif terhadap bakteri Shigella sp.
Pada penelitian Sadeghabadi, dengan diameter zona hambat
et al. yang dilakukan di terbesar 25,5 mm dan dengan
Isfahan, Iran mengenai diameter zona hambat terkecil 17
resistensi antibiotik yang luas mm.Hal ini sesuai dengan penelitian
pada bakteri Escherichia coli yang dilakukan oleh Pandey Prativa,
dan Shigella sp.dijelaskan et al. di Nepal mengenai resistensi
bahwa terdapat 85,2% bakteri antibiotik pada diare traveller. Pada
10 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 2 No 1, Januari 2019

penelitian ini, Pandey Prativa, et al. zole dan antibiotic


memaparkan bahwa dari 50 isolat Azithromycin termasuk
bakteri Shigella, 35 menunjukkan antibiotik yang sensitif
sensitif terhadap Azithromycin dengan terhadap bakteri Shigella
konsentrasi 15µg (Pandey, et al., sp. dan dapat digunakan
2011). Secara teori antibiotik sebagai terapi penyakit
Azithromycin termasuk antibiotik diare yang disebabkan oleh
golongan makrolida, makrolida bakteri
merupakan senyawa yang aktivitasnya Shigella sp.
disebabkan oleh cincin makrolida yang 2. Antibiotik Ampicillin
merupakan suatu cincin lakton besar termasuk antibiotik yang
yang berikatan dengan satu atau lebih sensitif terhadap bakteri
gula deoksi (biasanya kladinosa dan Shigella sp. pada
desosamin), cincin lakton makrolida konsentrasi minimal 20µg
biasanya tersusun dari 14, 15, atau 16 dengan diameter zona
atom. Antibiotik Azithromycin bekerja hambat 18 mm.
menghambat sintesis protein, Sintesis 3. Antibiotik Cefixime
protein berlangsung pada ribosom termasuk antibiotik yang
dengan bantuan mRNA dan tRNA. sensitif terhadap bakteri
Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua Shigella sp. pada
subunit yang berdasarkan konstanta konsentrasi minimal 50µg
sedimentasi dinyatakan sebagai dengan diameter zona
subunit ribosom 30S dan 50S yang hambat 17,5 mm.
membentuk ribosom 70S. Antibiotik
golongan ini bersifat toksisitas selektif
DAFTAR PUSTAKA
terhadap inangnya karena terdapat
Abdolkarim, H. (2009). Antibiotic
perbedaan antara ribosom bakteri Resistance in Children with
Bloody Diarrhea.
dengan ribosom mamalia (unit
Acta
ribosom 80S) (Radji, 2016). Medica Iranica, 47(2),
121124.
KESIMPULAN Abdullah, Z. A., Arsin, A. A.,
Dahlan, L. (2012). Faktor
Dari hasil penelitian uji Risiko Diare Shigellosis
sensitivitas bakteri Shigella sp. pada
Anak Balita. Jurnal
terhadap antibiotik golongan Kesehatan Masyarakat
sulfonamida, beta-laktam, dan Nasional, 7(1), 16-21.
Clinical and Laboratory
makrolida tahun 2017 dapat
Standards Institute
diambil kesimpulan sebagai (CLSI). (2015). M100-
berikut: S25 Performance
Standards for
1. Antibiotik Antimicrobial
TrimethoprimSulfamethoxa Susceptibility Testing.
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 2 No 1, Januari 2019 11
Twenty-Fifth Kesehatan Anak FKUI.
Informational Bagian Ilmu Kesehatan
Supplement. USA. Anak Fakultas Kedokteran
Dinas Kesehatan Universitas Indonesia, Hal
Pemerintah Provinsi 283-285.
Lampung. (2015). Profil Menteri Kesehatan Republik
Kesehatan Provinsi Indonesia (2011). Peraturan
Lampung Tahun Menteri Kesehatan
2014. Indonesia Tentang Pedoman
Bandar Lampung, Hal. 50. Umum Penggunaan
Gomez, H. F., Cleary, T. G. Antibiotik. Jakarta
(2000). Pandey, P., Bodhidatta, L., Lewis,
Nelson Ilmu Kesehatan M., Murphy, H., Shlim, D. R.,
Anak. (Vol. 2). (Edisi ke- Cave, W., et al. (2011).
15). EGC, Jakarta, Hal. Travelers’ Diarrhea in Nepal:
974. An Update on the Pathogens
Hardi, A. R., Masni, Rahma. and Antibiotic Resistance.
(2012). Faktor-Faktor Journal of Travel Medicine.
Yang Mempengaruhi 18(2): 102-108.
Kejadian Radji, M. (2016). Mekanisme Aksi
Diare Pada Batita Di Molekuler Antibiotik
Wilayah dan Kemoterapi. EGC. Jakarta.,
Kerja Puskesmas Hal. 2-5.
Baranglompo Kecamatan Sadeghabadi, A. F., Ajami, A., Fadaei,
Ujung Tanah Tahun 2012. R., Zandieh, M., Heidari, E.,
Hal. 1-13. Sadeghi, M., et al. (2014).
Widespread antibiotic
Istiantoro, Y. H., Gan, V. H. S.
resistance of diarrheagenic
(2012). Farmakologi dan
Escherichia coli dan Shigella
Terapi. (Edisi 5). FKUI.
species. Journal of Research in
Jakarta.
Medical Sciences. 19: 5155.
Kementerian Kesehatan Republik
Saeed, A., Abd, H., Sandstrom, G.
Indonesia. (2014).
(2015). Microbial aetiology of
Profil Kesehatan
acute diarrhoea in children
Indonesia Tahun 2013.
under five years of age in
Jakarta, Hal. 143.
Khartoum, Sudan. Journal of
Kementerian Kesehatan Republik
Medical
Indonesia. (2016).
Microbiology, 64, 432–437.
Profil Kesehatan
Sari, M. (2015). Uji Bakteriologis dan
Indonesia Tahun 2015.
Resistensi Antibiotik
Jakarta, Hal. 179.
Terhadap Bakteri
Kliegman, Stanton, Geme, S. T.,
Escherichia coli dan Shigella sp.
Schor, Behrman. (2011).
Pada Makanan GadoGado di
Nelson Textbook of
Kantin UIN Syarif Hidayatullah
Pediatrics. Elsevier
Jakarta. Skripsi, Universitas
Saunders. USA. Hal.
Islam Negeri Syarif
1337. Hidayatullah, Jakarta.
Latief, A., Putra, S. T., Yenny, Herwana, E. (2016).
Napitupulu, Resistensi Dari Bakteri Aspek
P. M., Pujiadi, A., Ghazali, Global terhadap Antimikroba.
M. V. (2007). Ilmu Universa

Medicina, 26(1), 46-56.

You might also like