Professional Documents
Culture Documents
Email :jonitandi757@yahoo.com
ABSTRACT
Typhoid fever is an acute infection of the digestive tract caused by Salmonella typhi bacteria.
Typhoid fever is an endemic disease in Indonesia, which is contagious and can affect many people
that in turn causing epidemics and is widely found in various countries. The many cases of typhoid
fever and the dangers posed so that this disease requires good management and appropriate. This
study aims to examine the pharmacological therapy and food intake given to typhoid fever patients
in Anutapura General Hospital, Palu. This study was an observational study conducted
prospectively with a purposive sampling technique in the period September - December 2019 in
which data was obtained directly through interviews with patients or the patient's family and was
based on the patient's medical record. The results from of 37 typhoid fever patients showed that the
use of the most types and classes of antibiotics namely ceftriaxone and cefixime which included
cephalosporins was 20 (51.28%) in adult patients and cefixime was 11 (55.00%) in pediatric
patients. The provision of food intake in 37 patients with typhoid fever (100%) was catefomised as
appropriates food intake. Based on the suitability of pharmacological therapy and food intake of
typhoid fever patients have been in accordance with the guidelines for controlling typhoid fever and
SPM Anutapura Hospital Palu.
ABSTRAK
Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi. Demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia, penyakit ini mudah
menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah serta banyak dijumpai
secara luas di berbagai Negara. Tingginya kasus demam tifoid dan bahaya yang ditimbulkan,
sehingga penyakit ini memerlukan penatalaksanaan yang baik dan tepat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji terapi farmakologi dan asupan makanan yang diberikan pada pasien demam tifoid
di RSU Anutapura Palu. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan secara
prospektif dengan teknik purposive sampling pada periode September - Desember tahun 2019
yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan pasien ataupun keluarga pasien dan
didasarkan pada catatan rekam medis pasien. Hasil penelitian terhadap 37 pasien demam tifoid
menunjukkan penggunaan jenis dan golongan antibiotik terbanyak yaitu ceftriakson dan sefixime
yang termasuk golongan sefalosporin sebanyak 20 (51,28%) pada pasien dewasa dan cefixime
sebanyak 11 (55,00%) pada pasien anak. Pemberian asupan makanan pada 37 pasien demam
tifoid (100%) tepat asupan makanan. Berdasarkan kesesuaian terapi farmakologi dan asupan
makanan pasien demam tifoid sudah sesuai dengan pedoman pengendalian demam tifoid dan
SPM RSU Anutapura Palu.
mortalita dan banyaknya biaya kesehtan. sebanyak 55,55% di berikan pada pasien
didukung dengan terapi suportif lain demam lebih cepat dibanding dengan
Diet menjadi hal yang penting Anutapura Palu mengenai jumlah pasien
demam tifoid karena bila asupan tahun tahun 2017 sebanyak 217 pasien
makanan kurang akan menurunkan dan tahun 2018 sebanyak 235 pasien.
semakin lama. Kondisi penderita yang Palu pada tahun 2017 dan 2018 terjadi
Total 37 100%
golongan kuinolon sebanyak 3 (7,69%)
pada pasien dewasa dan 0 (0%) pada
pasien anak, golongan sulfonamida
sebanyak 1 (2,56%) pada pasien dewasa
dan sebanyak 0 (0%) pada pasien anak.
Data menunjukkan penggunaan antibiotik
Terapi demam tifoid
yang paling banyak digunakan pada
Terapi antibiotik pasien demam
pasien demam tifoid yaitu golongan
tifoid di RSU Anutapura Palu untuk
sefalosporin.
golongan sefalosporin sebanyak 35
Tabel Persentase terapi antibiotik pasien demam tifoid
Dewasa Anak-anak
No Golongan Jenis Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
1. Sefalosporin Cefixime 14 35,91 % 11 55,00 %
Ceftriaxone 20 51,28 % 7 35,00 %
Cefotaxime 0 0% 2 10,00 %
Cefadroxil 1 2,56 % 0 0%
Total 35 89,75 % 20 100 %
2. Kuinolon Ciprofloxacin 1 2,56 % 0 0%
Levofloxacin 2 5,13 % 0 0%
Total 3 7,69 % 0 0%
3. Sulfonamida Cotrimoxazole 1 2,56 % 0 0%
Total 1 2, 56 % 0 0%
Total 39 100 % 20 100 %
120.00% Terapi100.00%
Antibiotik
100.00% 89.75%
80.00% Gol. Sefalosporin
60.00% Gol. Kuinolon
40.00% Gol. Sulfanamida
20.00% 8% 3% 0% 0%
0.00%
Dewasa Anak
Gambar 1 Distribusi terapi antibiotik pasien demam tifoid yang menjalani rawat
inap di RSU Anutapura Palu
Data terapi non antibiotik pasien sebanyak 10 (12,50%) pada pasien
demam tifoid di RSU Anutapura Palu anak, golongan obat untuk saluran cerna
untuk golongan analgetik/antipiretik sebanyak 26 (36,625) pada pasien
sebanyak 26 (35,62%) pada pasien dewasa dan sebanyak 14 (17,50%) pada
dewasa dan sebanyak 24 (30,00%) pada pasien anak, golongan obat untuk
pasien anak, golongan antiemetik saluran nafas sebanyak 5 (6,85%) pada
sebanyak 13 (17,81%) pada pasien pasien dewasa dan sebanyak 19
dewasa dan 5 (6,25%) pada pasien (23,75%), golongan kortikosteroid
anak, golongan antihistamin sebanyak 2 sebanyak 1 (1,37%) pada pasien dewasa
(2,74%) pada pasien dewasa dan dan sebanyak 8 (10,00%).
Tabel Persentase terapi non antibiotik pasien demam tifoid
Dewasa Anak
No Golongan Nama Obat Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(%) (%)
Analgetik- Dumin 0 0% 3 3,75%
antipiretik Paracetamol 20 27,40% 12 15,00%
1. Sanmol 5 6,85% 3 3,75%
Santagesik 1 1,37% 6 7,50%
Total 26 35,62% 24 30,00%
2. Antiemetik Domperidon 5 6,85% 3 3,75%
Ondansentron 8 10,96% 2 2,50%
Total 55 100 %
Jumlah kalori yang diberikan pada kalori, pada pasien anak yaitu 1.300-
pasien demam tifoid di RSU Anutapura 1.500 kalori dan pasien dewasa 1.500-
Palu pada kriteria pasien balita jumlah 1.900 kalori.
kalori yang diberikan yaitu 1.200-1.500