You are on page 1of 12

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN STATUS

KESEHATAN PADA MASYARAKAT KELURAHAN UJUNG


Relationship Between Healthy Behavior and Health Status in
Kelurahan Ujung
Sulistiarini1,Rahmat Hargono2
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat
Jl. Dr. Ir. H. Soekarno, Mulyorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur
Rinnisulis22@yahoo.co.id

Abstract: Health is a human right and one of the elements of welfare that must be realized.
Individual or community health status is the result of interaction over the various factors
both internal and external. The four main factors affecting the health status of the
community are genetics, the environment such as social communities, economies, local
politics and culture, and behaviors including individual lifestyles, as well as the health care
facilities. Health status in Semampir District is low. Low health status caused by unhealthy
behavior of the community. This research aimed to analyzed the relation between healthy
life behavior with health status of the community in RW XIII Kelurahan Ujung, Kecamatan
Semampir, Surabaya. This research used descriptive method with Simple Random Sampling
technique, 136 respondents was selected as a sample. The independent variables in this
research consisted of smoking behavior, physical activity or exercise, fruit and vegetables
consumption behavior. The dependent variable is healthy status. The collected data were
analyzed using Chi-square analysis, to determine the strong relationship of research
subjects. The is a relationship relationship between vegetable consumption, fruit
consumption and smoking behavior with health status bythe p value 0,009, 0,006 and 0,001
respectively as a result. Moreover there is no relationship between sports with health status
by the result of p value is about 0.243.

Keyword: Healthy life behavior, health status

Abstrak: Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan. Status kesehatan individu atau masyarakat merupakan hasil interaksi
berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Empat faktor utama yang mempengaruhi
status kesehatan masyarakat yaitu genetik dari keluarga, lingkungan sekitar seperti sosial
masyarakat, ekonomi yang berkembang, politik dan budaya setempat, perilaku termasuk
gaya hidup individu, dan fasilitas pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitas). Status
kesehatan di Kecamatan Semampir termasuk rendah. Status kesehatan rendah disebakan
perilaku tidak sehat dari masyarakat. Penelitian ini mempunyai tujuan mengetahui
hubungan antara perilaku hidup sehat dengan status kesehatan masyarakat di RW XIII
Kelurahan Ujung Kecamatan Semampir Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling, sampel sabanyak
136 responden. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari perilaku merokok, aktifitas
fisik atau olah raga, perilaku mengkosumsi buah, dan perilaku mengkonsumsi sayur.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah status sehat. Data yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan analisis Chi-square. Analisis Chi-square digunakan untuk mengetahui
kuat hubungan subjek penelitian. Hasil dari penelitian yaitu terdapat hubungan antara
konsumsi sayur, konsumsi buah dan perilaku merokok dengan status kesehatan yaitu dengan
hasil p value sebesar 0,009, 0,006 dan 0,001. Serta tidak terdapat hubungan antara
olahraga dengan status kesehatan dengan hasil p value sebasar 0,243.

Kata kunci : Perilaku hidup sehat, status kesehatan


PENDAHULUAN faktor utama yang mempengaruhi status
kesehatan seseorang atau suatu komunitas
Kesehatan merupakan hal penting masyarakat. Beberapa faktor ini meliputi
dalam kaitannya dengan produktifitas genetik dari keluarga, lingkungan sekitar
seseorang. Pada hakikatnya, setiap seperti sosial masyarakat, ekonomi yang
manusia membutuhkan kehidupan yang berkembang, politik dan budaya setempat,
sehat untuk menunjang keberlangsungan perilaku termasuk gaya hidup individu,
hidupnya. Undang Undang Republik dan fasilitas pelayanan kesehatan (jenis
Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang cakupan dan kualitas). Status kesehatan
kesehatan, menjelaskan bahwa kesehatan akan tercapai bila keempat faktor tersebut
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, berada dalam kondisi yang optimal.
mental, spiritual maupun sosial yang Sedangkan, determinan yang paling besar
memungkinkan setiap orang untuk hidup mempengaruhi tinggi rendahnya status
produktif secara sosial dan ekonomi. kesehatan adalah faktor lingkungan dan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia perilaku. Oleh karennya, perlu diupayakan
dan salah satu unsur kesejahteraan yang lingkungan yang sehat dan perilaku hidup
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita sehat.
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud HL. Blum juga menyebutkan 12
dalam Pancasila dan Undang-Undang indikator yang berhubungan dengan
Dasar Negara RI Tahun 1945. derajat atau status kesehatan yaitu (1)
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat lamanya usia harapan untuk hidup dari
ditarik kesimpulan bahwa kesehatan itu masyarakat. (2) keadaan sakit atau cacat
bersifat holistik. Bukan hanya fisik secara anatomis dan fisiologis. (3)
melainkan jiwa dan sosial ekonomi. keluhan sakit dari masyarakat tentang
Status kesehatan masyarakat keadaan somatik, kejiwaan maupun sosial
adalah salah satu faktor penting yang pada dirinya. (4) ketidakmampuan
dapat mempengaruhi kualitas sumber seseorang untuk bersosialisasi dan
daya manusia dalam mendukung melakukan pekerjaan dikarenakan sakit.
pembangunan di suatu negara. Negara (5) kemauan dan kemampuan masyarakat
akan berjalan secara optimal apabila untuk berpartisipasi dalam menjaga
penduduk memiliki status kesehatan dirinya untuk selalu dalam keadaan sehat.
masyarakat yang baik. Adanya (6) perilaku individu secara langsung
peningkatkan status kesehatan masyarakat berkaitan dengan masalah kesehatan. (7)
tentu bukan hanya tugas dari institusi perilaku masyarakat terhadap lingkungan,
kesehatan tetapi juga integrasi dari dan ekosistem. (8) perilaku individu atau
berbagai institusi yang lainnya. dan tidak masyarakat terhadap sesamanya, keluarga
lepas dari dukungan dari masyarakat dan komunitasnya. (9) kualitas
sendiri. Jadi, seorang manusia mempunyai komunikasi anggota masyarakat. (10)
tanggung jawab untuk menjaga status daya tahan individu atau masyarakat
kesehatan pada dirinya. Karena terhadap penyakit. (11) kepuasan anggota
sumbangsih individu akan mempengaruhi masyarakat terhadap lingkungan sosialnya
tinggi rendahnya status kesehatan meliputi rumah, pekerjaan, sekolah,
masyarkat sebagai pondasi kesejahteraan. rekreasi, transportasi dan lain-lain. (12)
Status kesehatan individu atau kepuasan individu atau masyarakat
masyarakat merupakan hasil interaksi terhadap seluruh aspek kehidupan dirinya
berbagai faktor baik internal maupun sendiri.
eksternal. Faktor internal terdiri dari Perilaku hidup sehat adalah salah
faktor psikis dan fisik. Sedangkan faktor satu peran penting dan berpengaruh
eksternal terdiri dari faktor budaya, positif terhadap terwujudya status
lingkungan fisik, ekonomi, politik dan kesehatan masyarakat. Perilaku hidup
lain sebagainya. Salah satu teory yang sehat adalah perilaku yang berkaitan
menjelaskan tentang status kesehatan dengan upaya seseorang untuk
adalah teory dari HL. Blum. HL. Blum, mempertahankan dan meningkatkan
dikutip Notoadmodjo (2012) dalam derajat kesehatannya, Notoadmodjo
konsepnya menjelaskan bahwa ada empat (2007). Menurut Becker (1979) dalam
Notoadmodjo (2007), mengklasifikasikam karena itu setiap individu jika ingin
gaya hidup sehat yaitu olah raga teratur, menjaga status kesehatannya., maka
tidak merokok, makan dengan menu individu tersebut harus melakukan
seimbang, tidak minum minuman keras perilaku sehat dalam kesehariannya.
dan narkoba, mengendalikan stres, Data profil kesehatan Surabaya
istirahat cukup,dan berperilaku hidup 2015 kondisi perilaku hidup bersih dan
positif bagi kesehatan. Menurut Depkes sehat di kecamatan Semampir tergolong
(2002) indikator gaya atau perilaku hidup yang rendah dibandingkan kecamatan lain
sehat adalah perilaku tidak merokok, di Surabaya. Rerata dari 3 wilayah kerja
aktifitas fisik secara teratur dan pola puskesmas di kecamatan Semampir hanya
makan seimbang. 55,26 % masyarakat yang melakukan
Human Population Laboratory di perilaku hidup bersih dan sehat. Hal
California Departemen of Healh tersebut jauh dari rerata perilaku hidup
menerbitkan daftar kebiasaan atau bersih dan sehat Kota Surabaya. Masalah
perilaku yang berkaitan dengan kesehatan tersebut dapat menimbulkan munculya
yaitu olahraga atau aktifitas fisik secara berbagi macam penyakit yang berimbas
teratur, tidur secukupnya, sarapan yang pada turunya status kesehatan masyarakat
baik, makan yang teratur, kontrol berat di Kecamatan Semampir.
badan, bebas dari rokok dan obat-obatan, Kecamatan Semampir merupakan
dan tidak mengomsumsi alkohol salah satu kecamatan di Surabaya dengan
(Sharkey, 2003). Menurut kemendiknas peningkatan jumlah penduduk yang tinggi
dalam Suharjana (2012) pola hidup sehat dan tingkat kemiskinan tertinggi di Kota
terdiri dari mengkonsumsi makanan Surabaya. selain itu, terjadi kenaikan
dengan gizi seimbang, mengkonsumsi angka kematian di Kecamatan Semampir
makanan berserat tinggi, sayuran dan dari tahun 2010-2012 (Fistianto dkk,
buah segar setiap hari, menghindari 2015). Dengan jumlah penduduk yang
makanan yang mengandung banyak tinggi, pemukiman tempat tinggal yang
lemak, gula atau garam, mengkonsumsi padat, sanitasi yang tidak baik, serta
susu atau produk lainnya dari susu setia banyaknya penduduk yang miskin akan
hari, selalu berfikir positif, berat badan mempengaruhi status kesehatan
dalam batas normal, olah raga teratur, masyarakat di Kecamatan Semampir.
cukup istirahat, minum air putih 1,5-2 liter Dilihat dari Angka harapan hidup, dapat
perhari dan tidak merokok. digolongkan dalam angka harapan hidup
Penelitian yang dilakukan oleh yang rendah karena hanya berkisar umur
Guang (2002) menyatakan bahwa 80% 60 tahun. Selain itu, angka kelahiran di
penyakit kronis yang menyerang manusia Kecamatan Semampir naik dari tahun ke
disebabkan oleh perilaku hidup yang tidak tahun. Kelurahan Ujung yang merupakan
sehat. sedangkan 20% yang lain bagian dari kecamatan Semampir turut
disebabkan oleh faktor lain. Menurut data berkontribusi dalam status kesehatan
WHO pada tahun 2008, 57 juta kematian masyarakat di Kecamatan Semampir.
terjadi di dunia dan 63% diantaranya atau Bedasarkan latar belakang diatas,
sebesar 36 juta disebabkan oleh penyakit maka perlu dilakukan penelitian mengenai
tidak menular yang diakibatkan gaya hubungan antara perilaku hidup sehat
hidup tidak sehat. Sekitar 9 juta kematian terhadap status kesehatan masyarakat
akibat penyakit tidak menular terjadi pada yang ada di RW XIII Kelurahan Ujung
usia <60 tahun. kematian akibat penyakit Kecamatan Semampir Surabaya. Tujuan
tidak menular semakin meningkat. dari penelitian ini adalah mengetahui
Peningkatan terbesar terjadi pada negara- hubungan antara perilaku hidup sehat
negara menengah dan miskin termasuk yang terdiri dari perilaku merokok,
Indonesia. Di Indonesia penyakit tidak kebiasaan makan buah dan sayur serta
menular mengalami peningkatan dari perilaku merokok dengan status
41,7% menjadi 59,5%. Pada tahun 2008 kesehatan. Variabel dependen atau terikat
terdapat 582.300 laki-laki dan 481.700 dalam penelitian ini adalah status
perempuan meninggal karena penyakit kesehatan yang dinilai adalah adanya
tidak menular (Depkes RI, 2012). Oleh angka kesakitan dalam satu sampai enam
bulan terakhir. Variabel independen atau terakhir. Apabila responden mempunyai
bebas dalam penelitian ini adalah perilaku salah satu keluhan kesehatan dalam waktu
hidup sehat yang terdiri dari perilaku 1sampai 6 bulan terakhir maka dikatakan
merokok, aktifitas fisik, konsumsi buah status kesehatan tidak baik. Sedangkan
dan konsumsi sayur. untuk variabel bebas yaitu perilaku
merokok yaitu kebiasaan merokok
METODE responden setiap harinya. Konsumsi buah
dan sayur yaitu jumlah porsi konsumsi
Penelitian ini bersifat kuantitatif buah dan sayur dalam sehari. Aktifitas
untuk menganalisis hubungan antara fisik yaitu frekuensi olah raga yang
status kesehatan dengan perilaku sehat. dilakukan setiap minggunya.
Jenis penelitian ini termasuk kedalam Data yang terkumpul selanjutnya
Cross Sectional karena hanya dilakukan dilakukan klasifikasi ulang data,
pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pemberian kode untuk tiap kelompok dan
di RW XIII Kelurahan Ujung Kecamatan memasukkan data. Data yang telah
Semampir Surabaya pada bulan Januari dimasukkan dilakukakan analisis dengan
2017. Populasi dalam penelitian adalah menggunakan analisis deskriptif dengan
35.000 Orang dengan 1242 Kepala tujuan untuk mengetahui gambaran dan
Keluarga (KK). Teknik pengambilan distribusi frekuensi karakteristik setiap
sampel yang digunakan dengan metode variabel yang diteliti. Analisis berikutnya
Simple Random Sampling. Setelah menggunakan analisis Chi-square untuk
dilakukan perhitungan diperoleh sampel mengetahui kuat hubungan antar variabel
sabanyak 136 responden. bebas dengan variabel terikat. Tiap
Variabel bebas dalam penelitian variabel bebas satu persatu dianalisis
ini hanya diambil empat perilaku hidup untuk mengetahui seberapa kuat
sehat dikarenakan keterbatasan peneliti. hubungan dengan variabel teriakat.
Perilaku tersebut terdiri dari perilaku
merokok, aktifitas fisik atau olah raga, HASIL dan PEMBAHASAN
perilaku mengkosumsi buah, dan perilaku
mengkonsumsi sayur. Variabel terikat Gambaran Karakteristik Responden
dalam penelitian ini adalah status
kesehatan. Dari hasil penelitian yang telah
Pengumpulan data yang dilakukan, diambil hasil karakteristik
dilakukan dengan menggunakan data responden berdasarkan umur dan
primer dan data sekunder. Data primer pendidikan. Karakteristik responden dapat
didapatkan dengan wawancara dilihat pada tabel 1 dibawah ini:
menggunakan instrumen kuesioner yang
meliputi perilaku merokok yang dinilai
berdasarkan kebiasaan merokok,
kebiasaan makan buah dan sayur yang
dinilai berdasarkan porsi makan sayur dan
buah dalam sehari serta aktifitas fisik
yang dinilai berdasarkan olah raga rutin
dalam satu minggu. Data sekunder
didapatkan dari data RW XIII kelurahan
Ujung, balai kelurahan Ujung, jurnal
ilmiah, buku, artikel dan sebagainya.
Batasan operasional variabel
terikat dalam penelitian ini adalah dinilai
dengan menyatakan keluhan sakit atau
kesakitan yang dirasakan masyarakat
dalam 1 sampai 6 bulan terakhir. Status
kesehatan baik apabila responden tidak
tidak ada keluhan sakit atau kesakitan
yang dirasakan selama 1 sampai 6 bulan
Tabel 1. Karakteristik responden berkualitas untuk kemajuan bangsa
berdasarkan umur dan khususnya di RW XIII Kelurahan
pendidikan Ujung yang diharapkan akan
berdampak terhadap peningkatan
Karakteristik Frekuensi % status kesehatan masyarakat itu
Umur sendiri.
20-35 84 61,8 Dari karakteristik pendidikan
36-45 35 25,7 responden di RW XIII Kelurahan
46-65 16 11,8 Ujung sebagian besar responden
66-75 1 0,7 menjukkan tingkat pendidikan yang
Total 136 100 rendah. Pendidikan juga dapat menjadi
Pendidikan penentu karakteristik suatu masyarakat
Tidak Sekolah 19 14,0 karena tingkat pendidikan yang rendah
Tidak Lulus SD 4 2,90 akan membuat masyarakat atau
SD/Sederajat 57 41,9
seseorang sulit untuk menerima
informasi perilaku sehat baik dari
SMP/Sederajat 34 25,0
media massa ataupun orang lain. Hal
SMA/Sederajat 19 14,0
ini bedampak pada cara pandang
PT 3 2,20
responden terhadap pentingnya status
Total 136 100
kesehatan karena, semakin tinggi
Sumber: data primer 2017
pendidikan seseorang maka semakin
mudah seseorang untuk menerima dan
Berdasarkan tabel diatas,
mengerti informasi yang disampaikan
penduduk yang berusia 20-35 tahun
khususnya informaasi kesehatan.
sebanyak 84 responden atau 61,8%
Kelurahan Ujung memiliki
dan dari 136 responden hanya terdapat
potensi yang besar dengan banyaknya
satu responden yang berusia 66-75
usai produktif yang ada didalamnya.
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
Pendidikan yang kurang dari sebagian
RW XIII kelurahan Ujung memiliki
besar penduduknya menjadi
banyak usia produktif
penghalang dari potansi tersebut,
Berdasarkan tingkat
karena akan membuat kurangnya
pendidikan, mayoritas reponden
informasi kesehatan yang didapatkan.
berpendidikan SD yaitu sebesar
Akibatnya berdampak pada status
41,9%, sementara hanya 3 (2,20%)
kesehatan secara umum di RW XIII
orang responden dengan pendidikan
Kelurahan Ujung.
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
banyak masyarakat di RW XIII Gambaran Status Kesehatan di RW
kelurahan Ujung banyak yang XIII Kelurahan Ujung
berpendidikan rendah.
Analisis terhadap data primer Status kesehatan pada 136
dari 136 sampel di RW XIII reponden yang telah diteliti mendapatkan
Kelurahan Ujung, ditunjukan bahwa hasil lebih dari separuh responden
banyak dari penduduk Kelurahan memiliki status kesehatan yang tidak baik.
Ujung berusia poduktif. Kelompok Hasil penelitian melalui wawancara pada
masyarakat dengan umur yang tabel 2 :
didominasi oleh usia produktif akan
menjadi nilai tambah yang baik bagi
RW XIII Kelurahan Ujung.
Banyaknya usia produktif diharapkan
dapat meningkatkan status ekonomi Tabel 2. Gambaran status kesehatan
masyarakat serta menjadi SDM yang
Status Kesehatan Frekuensi (%)
Baik 58 42,8 Gambaran Perilaku sehat yang
Tidak Baik 78 57,4 digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari:
Total 136 100
Sumber: data primer 2017 Perilaku merokok
Gambaran perilaku merokok
Dari tabel diatas, menunjukkan responden dapat dilihat pada tabel 3
sebanyak 57,4% atau sebanyak 78 dibawah ini:
responden status kesehatannya dalam
kondisi tidak baik. Dari batasan Tabel 3. Gambaran perilaku merokok
operasional penelitian, hal tersebut
diartikan bahwa lebih dari 50% responden Kebiasaan Frekuensi (%)
mengalami keluhan kesakitan dalam Merokok
waktu 1 sampai 6 bulan terakhir. Merokok 101 74,3
Sedangkan 42,8% responden tidak Tidak 25 25,7
mengalami keluhan kesakitan. Hal ini Merokok
menunjukkan bahwa sebagian besar Total 136 100
masyarakat RW XIII kelurahan Ujung Sumber: data primer 2017
memiliki kondisi kesehatan yang tidak
baik. Buruknya status kesehatan Bedasarkan tabel diatas, perilaku
masyarakat tentu akan menimbulkan merokok 74,3% responden merokok
dampak bagi masyarakat itu sendiri, secara aktif, sedangkan 25% responden
seperti akan menganggu aktifitas sehari- tidak memiliki kebiasaan merokok.
hari hingga akan menurunkan Sehingga sebagian besar masyarakat RW
produktifitas. XIII kelurahan Ujung adalah perokok
Dari hasil survey yang dilakukan, aktif dan berpotensi terserang penyakit
banyak faktor yang mempengaruhi status degeneratif dan penyakit infeksi yang
kesehatan masyarakat RW XIII kelurahan akan mengganggu status kesehatan.
Ujung memiliki kondisi kesehatan yang Perilaku merokok dalam
tidak baik, diantaranya karena lingkungan penelitian ini dibagi menjadi dua
tempat tinggal yang terlalu padat, sanitasi kelompok yaitu, kelompok yang memiliki
yang kurang baik, serta perilaku kebiasaan merokok dan tidak memiliki
mayarakat itu sendiri. kebiasaan merokok. Dari hasil analisis
Status kesahatan masyarakat didapkan bahwa mayoritas responden
dapat dihubungkan oleh berbagai faktor. merokok. Perilaku merokok merupakan
Salah satu faktor yang yang berhubungan salah satu perilaku hidup yang tidak sehat
adalah perilaku sehat dari masyarakatnya. hal ini dibuktikan dengan kejadian
Semakin masyarakat berperilaku sehat, kesakitan yang disebabkan oleh rokok.
maka status kesehatan masyarakat akan Sekitar 90% kasus kanker paru
baik. Hal ini sesuai dengan penelitian diakibatkan oleh rokok, sekitar 80% kasus
(Hapsari, dkk 2009) yang menyimpulkan kanker esofagus telah dikaitka dengan
bahwa salah satu faktor yang merokok, penyakit jantung koner dan
berhubungan dengan status kesehatan lainnya merupakan akibat dari merokok
masyarkat adalah perilaku sehat. Perilaku (Bararah, 2011). Tidak hanya merugikan
sehat pada tiap responden sangat berperan perokok aktif, kesehatan perokok pasif
terhadap baik tidaknya status kesehatn pun terancam dengan adanya perokok
yang dimiliki. aktif yang ada dilingkungan sekitar
mereka. Hal ini dikarenakan asap rokok
yang terhirup oleh perokok pasif
mengandung racun dan bahan kimia
termasuk nikotin sebagaimana yang
dialami oleh perokok.
Gambaran Perilaku Sehat di RW XIII
Kelurahan Ujung Kebiasaan Makan Sayur dan Buah
Berdasarkan hasil wawancara mengkonsumsi sayur dan/atau buah 5
terhadap 136 responden diperoleh data porsi perhari. Dari hasil analisis lanjut ini
kebiasaan makan sayur dan buah sebagai diperoleh bahwa sebanyak 97,1%
berikut: penduduk Indonesia pada semua
kelompok umur, konsumsi sayur dan buah
Tabel 4. Gambaran kebiasaan makan masih rendah bila dibandingkan dengan
buah dan sayur anjuran konsumsi sayur dan buah dalam
pedoman gizi seimbang 2014.
Kebiasaan Frekuensi (%) Menurunnya tingkat konsumsi
makan sayur buah dan sayur menyebabkan perubahan
0 porsi 40 29,4 pola penyakit infeksi menjadi penyakit
1 porsi 72 52,9 metabolik dan degeneratif. Serat pangan
2 porsi 24 17,6 pada buah dan sayur juga menguntungkan
Total 136 100 bagi kesehatan yaitu berfungsi mengontrol
Kebiasaan berat badan, menanggulangi penyakit
makan buah diabetes, mengurangi tingkat kolesterol
0 porsi 26 19,1 darah dan penyakit kardiovaskuler serta
1 porsi 95 69,9 mencegah gangguan gastrointestinal,
2 porsi 15 11,0 kanker kolon, (Santoso, 2011).
Total 136 100 Menurut Santoso (2011), salah
Sumber: data primer 2017 satu faktor yang menyebabkan penurunan
konsmsi buah dan sayur pada masyarakat
Konsumsi sayur dalam penelitian perkotaan adalah tingkat mobilitas tinggi
ini dikelompokan berdasarkan porsi dan cenderung mengkonsumsi makanan
kebiasaan makan sayur perharinya yang siap saji sehingga terjadi pergeseran pola
terdiri dari kelompok tidak makan sayur makan dari tinggi karbohidrat, tinggi
setiap hari, satu porsi sayur setiap hari dan serat, dan rendah lemak ke pola konsumsi
2 porsi sayur setiap hari. Sama halnya rendah karbohidrat dan serat, tinggi lemak
dengan kebiasaan makan sayur, kebiasaan dan protein. Menurut hasil penelitian
maka buah dikelompokkan menjadi tidak Khuril’in (2015) status sosial ekonomi
makan buah dalam setiap hari, satu buah berpengaruh terhadap konsumsi ikan,
sayur setiap hari dan 2 porsi buah setiap sayur, dan buah dikarenakan pendapatan
hari. Berdasarkan tabel diatas, responden dan pekerjaan memang berpengaruh besar
paling banyak mengkonsumsi buah dan terhadap konsumsi pangan masyarakat.
sayur 1 porsi perhari yaitu sebesar 52,9% Semakin tinggi status sosial masyarakat,
untuk sayur dan 69,9% untuk buah. Hal semakin tinggi pula konsumsi pangan
ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat tersebut.
masyarakat di RW XIII Kelurahan Ujung
masuk dalam kategori kurang Aktifitas Fisik
mengkonsumsi buah dan sayur menurut Gambaran aktifitas fisik dari 136
Riskesdas (2013). Kurang mengkonsumsi responden adalah sebagai berikut:
sayur dan buah akan lebih mudah terkena
penyakit sehingga akan mengganggu Tabel 5. Gambaran aktifitas fisik
status kesehatan.
Penduduk dikategorikan ‘cukup’ Kebiasaan Frekuensi (%)
mengonsumsi sayur dan/atau buah apabila olah raga
makan sayur dan/atau buah minimal 5 Tidak pernah 132 97,1
porsi per hari selama 7 hari dalam 1 kali 1 0,7
seminggu. Dikategorikan ’kurang’ apabila 2 kali 2 1,5
konsumsi sayur dan/atau buah kurang dari 3 kali 1 0,7
ketentuan tersebut (Riskedas, 2013). Total 136 100
Berdasarkan data tersebut maka seluruh Sumber: data primer 2017
responden masuk dalam kategori kurang
untuk konsumsi buah dan sayur Aktifitas fisik dalam penelitian ini
dikarenakan tidak ada responden yang adalah frekuensi melakukan olah raga
dalam seminggu yang dikelompokan Koefisien P Value
menjadi tidak pernah, sekali seminggu, kontingensi
dua kali seminggu dan tiga kali dalam Hubungan 0,255 0,009
seminggu. Berdasarkan data diatas hampir mengkonsums
seluruh responden yaitu sebesar 97,1% i sayur dengan
tidak pernah berolah raga dalam status
seminggu. Terdapat 4 responden yang kesehatan
rutin melakukan olahraga rutin setiap Hubungan 0,266 0,006
minggunya yang terdiri dari 1 kali mengkonsums
seminggu 1 responden. 2 kali seminggu 2 i buah dengan
responden dan 3 kali seminggu 1 status
responden. Hampir seluruh masyarakat kesehatan
RW XIII Kelurahan Ujung tidak pernah Hubungan 0,295 0,001
melakukan olah raga. Banyaknya perilaku
responden yang tidak melakukan aktifitas merokok
fisik berupa olah raga menunjukan tingkat status
kesadaran berolah raga dari masyarakat kesehatan
Kelurahan Ujung yang sangat rendah. dengan
Menurut Rikesdas (2013) Hubungan 0,173 0,243
aktivitas fisik secara teratur bermanfaat olah raga
untuk mengatur berat badan serta dengan status
menguatkan sistem jantung dan pembuluh kesehatan olah
darah. Berolah raga selama minimal 10 raga
menit dilakukan minimal tiga hari dalam Sumber: data primer 2017
seminggu masuk dalam aktifitas fisik
berat. Hubungan kebiasaan makan sayur
Sekitar dua juta orang diseluruh dan buah dengan status kesehatan
dunia meninggal karena penyakit akbiat
gaya hidup malas dan kurang berolahraga. Tabel diatas menunjukkan bahwa
Menurut penelitian University of Hong terdapat hubungan antara konsumsi sayur
Kong dalam prasetyo 2014 dampak terhadap status kesehatan yaitu dengan
jangka panjang dari tidak pernah hasil p value sebesar 0,009 serta adanya
berolahraga sama berbahaya dengan hubungan antara konsumsi buah dengan
merokok dan sekitar 20% penyebab status kesehatan dengan p value 0,006
kematian orang dengan usia >35tahun karena menujukan nilai signifikansi
adalah kurang olah raga. kurang dari 0,05 (sig<0,0,5). Namun
hubungan besifat lemah dikarenakan hasil
Hubungan Status Kesehatan dengan dari koefisien kontingensinya sebesar
Perilaku Sehat 0,255 dan 0,266. Hal ini berarti
masyarakat yang cukup mengkonsumsi
Setelah diketahui distribusi buah dan sayur akan meningkatkan status
frekuensi selanjutnya dilakukan uji Chi- kesehatan.
square. Hasil uji Chi-square antara Sesuai dengan penelitian yang
variabel bebas (kebiasaan makan sayur dilakukan astian (2016) yaitu terdapat
dan buah, perilaku merokok dan aktifitas hubungan antara konsumsi sayur dan buah
fisik) dengan variabel terikat (status terhadap status gizi pada remaja dengan p
kesehatan) adalah sebagai berikut: value 0,000. Semakin beragam jenis
makanan yang dikonsumsi, maka semakin
banyak antioksidan baik nutrient maupun
non nutrient yang dihasilkan. Antioksidan
alami dapat diperoleh dari berbagai jenis
sayur dan buah seperti brokoli, kubis,
Tabel 6. Hubungan Status Kesehatan sawi hijau, jeruk dan lain sebagainya.
dengan Perilaku Sehat Selain itu, sayur dan buah juga
mengandung zat besi dan vitamin yang
sangat baik untuk tubuh dan masih banyak Hubungan perilaku merokok dengan
kandungan yang lainnya di dalam sayuran status kesehatan
yang baik utuk kesehatan. Oleh sebab
sayur dan buah penting untuk kesehatan Dari tabel 6 menunjukan hasil analisis
tubuh, maka hendaknya konsumsi sayur Chi-square dengan nilai signifikan p=
setiap hari sesuai anjuran yang telah 0.001 (sig <0,05) yang berarti terdapat
ditetapkan. Namun, sebaliknya apabila hubungan antara perilaku merokok
kurang mengkonsumsi sayur, dapat dengan status kesehatan. Dilihat dari kuat
menyebabkan berbagai keadaan yang hubungan dengan status kesehatan,
mengganggu kesehatan seperti anemia, perilaku merokok menunjukan hasil 0,295
kekurangan vitamin dan lain sebagainya. yang berarti hubungan bersifat lemah. Hal
Horne (2010), kurang ini berarti orang yang merokok berpotensi
mengkonsumsi sayur dan buah juga erat untuk terkena suatu penyakit yang akan
kaitannya dengan obesitas. Horne juga mengganggu status kesehatan.
menambahkan bahwa dengan rajin Merokok merupakan salah satu
mengkonsumsi buah setiap kali waktu kebiasaan yang ditemui dalam kehidupan
makan maka akan menghindari terjadinya sehari-hari. Gaya hidup atau life style ini
kenaikan berat badan. Menurut Sunita dianggap menarik sebagai suatu masalah
(2006) Konsumsi sayur dan buah sangat dalam kesehatan, minimal dianggap
penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai faktor risiko dari suatu penyakit
karena berfungsi sebagai zat pengatur, tidak menular. Hasil studi menunjukkan
mengandung zat gizi seperti vitamin dan bahwa perokok berat telah memulai
mineral, memiliki kadar air tinggi, kebiasaannya ini sejak berusia belasan
sumber sarat makanan, antioksidan dan tahun, dan hampir tidak ada perokok berat
dapat mencegah terjadinya berbagai yang memulai merokok pada saat dewasa
penyakit degenerative seperti obesitas, (Bustan, 2000).
(penyakit jantung coroner) PJK, Kebiasaan merokok tidak dapat
diabetes, hipertensi dan kanker. dihindari dari kehidupan masyarakat
Menurut Mak (2012), terutama para lelaki.. Hal ini sesuai
Kekurangan konsumsi sayur dan buah dengan penelitian Rochman tahun 2013
dapat menimbulkan berbagai penyakit bahwa terdapat hubungan kebiasaan
dikemudian hari. Rendahnya konsumsi merokok dengan status gizi. Merokok
sayur dan buah ini berkaitan dengan dapat menyebabkan gingiva karena
meningkatnya risiko terjadinya penyakit- kandungan nikotin pada rokok yang
penyakit kronik seperti penyakit jantung membuat seseorang menjadi ketagihan
dan diabetes. Anak yang mengkonsumsi sehingga ada keinginan untuk menambah
sayur dan buah dalam jumlah tinggi pada jumlah batang rokok yang dihisap setiap
masa kanak-kanaknya memiliki kesehatan hari. Selain itu, merokok juga dapat
yang lebih baik dan risiko untuk terkena menyebabkan penyakit jantung. Penelitian
penyakit kronik yang berkaitan dengan yang dilakukan di Aceh tentang status
diet menjadi berkurang. kesehatan remaja dengan perilaku hidup
Berlainan dengan penelitian yang sehat, menunjukkan bahwa sebesar 38%
dilakukan oleh Rahayuningtyas tahun remaja status kesehatannya kurang baik.
2012, menyatakan bahwa tidak ada Salah satu perilaku tidak sehat yang
hubungan bermakna antara asupan serat mempunyai hubungan dengan status
pada sayur dengan status gizi. Ada kesehatan kurang baik adalah mantan
beberapa hal yang dapat mendasari perokok dengan risiko 1,8 kali
peristiwa ini seperti pendidikan dibandingkan dengan yang tidak merokok
masyarakat, sosial ekonomi keluarga, dan (Puti, 2008)
infeksi pangan. Makaryani (2013) Hal ini sesuai dengan teori yang
menjelaskan, konsumsi serat yang rendah menyatakan bahwa rokok dapat
dapat mengakibatkan terjadi gizi lebih dan mengurangi nafsu makan, menyempitkan
mengkatnya penyakit degeneratif. pembuluh darah dalam jantung dan
saluran pencernaan sehingga mengganggu
proses penyerapan dalam tubuh (Arisman,
2009). Nafsu makan yang berkurang dan berolahraga dan secara statistik tidak
terjadinya gangguan pada proses bermakna.
penyerapan zat gizi dapat mengakibatkan Berlainan dengan penelitian yang
gangguan gizi pada tubuih seseorang dilakukan oleh Anggraini (2014) yaitu
seperti Kekurangan Energi Protein (KEP). terdapat hubungan yang bermakna
Individu yang merokok mempunyai risiko antara tingkat aktivitas fisik dengan
menjadi kurus 2 kali lebih besar IMT (p=<0,001) dengan kesimpulan
disbanding yang tidak merokok terdapat hubungan antara tingkat aktivitas
(Permaisih, 2004). Dengan demikian perlu fisik dengan status gizi. Aktivitas fisik
upaya untuk meminimalkan kebiasaan yang dilakukan secara reguler dapat
merokok sehingga seluruh lapisan dihubungkan dengan peningkatan
masyarakat dapat memperoleh kesehatan penyerapan oksigen yang maksimal.
yang utuh dan menyeluruh. Penurunan denyut jantung dan tekanan
darah secara teratur dikaitkan dengan
Hubungan aktifitas fisik dengan status peningkatan penyerapan oksigen yang
kesehatan maksimal, penurunan persentase lemak
tubuh, penurunan denyut jantung, tekanan
Tabel 6 diatas menunjukkan hasil darah dan meningkatkan perasaan akan
p Value 0,243 atau lebih dari 0,05 pada kesehatan . Landers (1998) menambahkan
hubungan antara aktifitas fisik dengan bahwa aktivitas fisik secara teratur akan
status kesehatan. Hal ini dikarenakan meningkatkan kualitas tidur dan
hampir seluruh sampel tidak pernah kemampuan untuk mengatasi stres.
melakukan olah raga sehingga frekuensi Rendahnya aktivitas fisik secara teratur
harapan tidak memenuhi syarat dalam dapat menimbulkan masalah kesehatan,
perhitungan menggunakan rumus Chi- karena tubuh tidak maksimal dalam
square. Dengan demikian tidak terdapat melakukan metabolisme sehingga orang
hubungan yang berakna antara olah raga dengan aktivitas rendah lebih mungkin
dengan status kesehatan. Hal ini berarti menderita masalah terkait dengan
aktifitas fisik tidak berpengaruh terhadap obesitas, insiden kardiovaskuler dan
status kesehatan beberapa jenis kanker.
Namun hasil dari Penelitian ini
senada dengan penelitian Rochman (2013) SIMPULAN
bahwa tidak terdapat keterkaitan antara
kebiasaan olahraga dengan status gizi. Berdasarkan hasil penelitian yang
Aktivitas fisik dapat dilakukan dimana telah dilaksanakan di RW XIII Kelurahan
saja, tidak membutuhkan biaya yang Ujung Kecamatan Semampir Surabaya,
mahal seperti jogging, bersepeda. Status maka peneliti dapat menarik kesimpulan
gizi tidak hanya dipengaruhi oleh sebagai berikut: terdapat hubungan antara
kebiasaan berolahraga tetapi banyak konsumsi sayur dengan status kesehatan
faktor determinannya, antara lain penyakit serta adanya hubungan antara konsumsi
infeksi, genetik, dan hormonal. Hasil buah dengan status kesehatan dengan,
penelitian Nurlika (2011) dalam jurnalnya namun hubungan besifat lemah. Terdapat
mengenai hubungan antara pola konsumsi hubungan yang signifikan antara perilaku
dan aktivitas fisik dengan staus gizi pada merokok dengan status kesehatan dengan,
lansia di panti dalam uji statistik namun hubungan besifat lemah dan tidak
diperoleh nilai RP = 1,005 dengan terdapat hubungan antara olahraga dengan
Confident Interval 0,638<RP<1,585 status kesehatan. Dengan demikian dapat
yang mencakup angka satu dengan P disarankan untuk masyrakat Kelurahan
value = 0,981. Hal ini menunjukkan Ujung agar merutinkan konsumsi sayur
tidak ada hubungan antara aktivitas dan buah setiap harinya, mengurangi
fisik dengan status gizi. Hasil RP = konsumsi rokok agar tidak memicu
1,005 menunjukkan bahwa orang yang penyakit muncul. Saran bagi instalasi
tidak berolahraga memiliki peluang untuk kesehatan lebih meningkatkan promosi
mengalami status gizi yang tidak baik kesehatan mengenai pentingnya makan
1,005 kali dari pada orang yang sayur dan buah yang sesuai dengan
wilayah dan budaya agar masyarakat
dapat menerima dan mau mengkonsumsi Depkes RI. (2002). Pedoman
sayur dan buah secara rutin, serta pemberantasan penyalit saluran
meningkatkan promosi kesehatan tentang pernafasan akut . Jakarta : Departemen
bahaya merokok untuk kesehatan. Kesehatan RI.

DAFTAR PUSTAKA Depkes, 2012. penyakit tidak menular.


Jakarta. Dalam
Adliyani, Zaraz. 2015. Pengaruh Perilaku www.depkes.go.id/download.php?
Indvidu Terhadap Hidup Sehat. file=download/pusdatin/buletin/buletin-
Universitas Lampung fakultas kedokteran. ptm.pdf. diakses tanggal 20 April 2017
Dalam www.jukeunila.com/wp-
content/uploads/2015/11/109-114- Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Profil
ZARAZ-ONA.pdf. Dikases tanggal 5 Kesehatan Surabaya Tahun 2015.
April 2017 Surabaya: Dinkes Kota Surabaya; 2016

Anggraini, Lonia. 2014. Hubungan Fistianto, Valdi. Dkk, 2015. Profil


Tingkat Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Kependudukan Kecamatan Semampir.
pada Anak Usia Prasekolah. Fakultas Surabaya:ITS
Kedokteran Universitas Diponegoro.
Dalam Guang, H.Z. 2002.“Gaya Hidup Usia
http://eprints.undip.ac.id/44816/1/Lonia_ Pertengahan dan Usia Lanjut Serta
Anggraini_22010110110082_Bab_0_KTI Pengaruhnya Terhadap
.pdf. Diakses tanggal 1 mei 2017 Kesehatan”.Makalah. (diterjemahkan oleh
Suryono Limputra)
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: EGC Hapsari, Dwi dkk. 2009. Pengaruh
Lingkungan Sehat, dan Perilaku Hidup
Astian, akbar (2016). Hubungan Sehat Terhadap Status Kesehatan.
Kebiasaan Sarapan dan Konsumsi Sayur Jakarta: Pusat penelitian dan
Buah dengan Status Gizi Remaja. pengembangan Ekologi dan Status
Universitas Hassanudin. Dalam Kesehatan. Dalam
http://repository.unhas.ac.id/handle/12345 www.ejournal.litbang.depkes.go.id.
6789/21777. Diakses tanggal 30 April Diakses tanggal 5 April 2017
2017
Horne, Pauline J, et al. 2010. Increasing
Bararah, Vera. 2011. Penyakit Akibat Pre-school Children’s Consumption of
Rokok. Dalam Fruit and Vegetable, a Modeling amd
https://health.detik.com/read/2011/07/07/1 Rewards Intervention. Appetite (375-
74913/1676916/763/15-penyakit-akibat- 385).
rokok. Diakses tanggal 2 April 2017
Khuril’in, Mei. 2015. Faktor-Faktor yang
Blum HL. Planning For health, Berhubunga dengan Konsumsi Ikan,
development and aplication of social Sayur, dan Buah pada Anak Usia
changes theory.New York: Human Prasekolah di TK LPII, Desa Sawotratap,
Sciences Press;1974. Kecamatan Gendangan, Kabupaten
Sidoarjo. Dalam
BPPK,RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jur
Jakarta. nal-tata-boga/article/view/1180. Dikases
tanggal 5 April 2017
BPPK,RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta. Landers D.M, & Craft L. 1998. The
Bustan, M.N. 2000. Epidemiologi effects of exercise on clinical depression
Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta: resulting from mental illness:a meta
Jakarta analysis . J Sport Exerc Psychol 20
Kesehatan Masyarakat Universitas
Mak, Tsz Ning, et al. 2012. Assessing Ahmad Dahlan. Yogyakarta. Dalam
Eating Context and Fruit and Vegetable www.journal.uad.ac.id. Dikses tanggal 1
Consumption in Children:New Methods Mei 2017
Using Food Diaries in the UK
National Diet and Nutrition Survey Permaisih. 2004. Status Gizi Remaja dan
Rolling Programme. International Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Journal of Behavioural Nutrition and Bandung: ITB.
Physical Activity 9:126.
Prasetyo, Yudik. Olahraga Bagi Orang
Makaryani. 2013. Hubungan Konsumsi yang Sibuk Di Kantor. Fakultas Ilmu
Serat dengan Kejadian Overweight pada Keolahragaan, UNY. Dalam
Remaja Putri SMA Batik 1 Surakarta. http://download.portalgaruda.org. Diakses
Skripsi Universitas Muhamadiyah tanggal 5 April 2017
Surakarta. Rahayuningtyas. 2013. Hubungan Antara
Asupan Serat dan Faktor Lainnya dengan
Martini. 2004. Opini Pelajar SMU Status Gizi Lebih pada Siswa SMPN 115
Tentang Upaya Pengendalian Wabag Jakarta Selatan Tahun 2012. Skripsi Gizi
Rokok. Laporan Penelitian. Surabaya: Universitas Indonesia.
Universitas Airlangga.
Rochman ,Iftita.(2013). Hubungan Gaya
Melissa. 2010. Perokok Pasif: Bahaya Hidup Dengan Status Gizi Remaja.
dan efek-efeknya. Skripsi. Surabaya. FKM-Unair.
Dalam .www.itokindo.org/?wpfb_dl=326.
Diakses tanggal 5 Aprl 2017 Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Dietary
Fiber) dan Manfaatnya Bagi Kesehatan.
Pradono, Julianty.2013. Hubungan Dalam http://journals.ums.ac.id/. Diakses
Antara Tingkat Pendidikan, Pengetahuan tanggal 10 Aprl 2017
Tentang Kesehatan Lingkungan, Perilaku
Hidup Sehat dengan Status Kesehatan. Sharkey, B.J. 2003. Fitness And Health.
Dalamwww.download.portalgaruda.org/ar Kebugaran dan Kesehatan (terjemahan
ticle. Diakses tanggal 5 April 2017 Eri Desmarini Nasution). Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Puti Sari H, dkk, 2008. Status Kesehatan
Masyarakat dan Faktor-Faktor yang Suharjana. 2012. Kebiasaan Berperilaku
Berhubungan Di Nanggroe Aceh Hidup Sehat dan Nilai-nilai Pendidikan.
Darussalam. Media Litbang Indonesia, FIK Universitas Negri Yogyakarta. Dalam
Januari. Jakarta www.journal.uny.ac.id/index.php/jpka/arti
cle/view/1303/1084. Diakses tanggal 30
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi April 2017
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta Sunita A. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama:
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi 2006:69-72
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta

Nurika Ismayanti, Solikhah. 2011.


Hubungan Antara Pola Konsumsi dan
Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Pada
Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Unit Abiyoso Yogykarta. Fakultas

You might also like