You are on page 1of 8

Agros Vol.16 No.

1 Januari 2014: 53- 60 ISSN 1411-0172

MUTU BENIH JAGUNG LAMURU PADA UMUR SIMPAN BERBEDA


DENGAN BEBERAPA METODE PENGUJIAN
LAMURU CORN SEED QUALITY IN DIFFERENT STORE PERIOD WITH
SOME STUDIES METHOD
Rahmawati1) dan Syamsuddin2)*)
1)
2)
Balai Penelitian Tanaman Serealia
Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat
ABSTRACT
Research quality of seed executed at green house and laboratory of seed, Hall of
Research of Crop of Serealia Maros in May 2013. Maize used is Lamuru coming from
warehouse of UPBS Balitsereal with period keep 12 and 23 month. Research conducted by
using RCD four replicated. Result: test by using sand media show percentage germinate,
speed growth, length root, amount root of secondary, long of shoot and seed of sprout do not
differ significant. Examinatied by piercing paper test to show percentage germinated, speed
growth and dry wight of sprout differ significant, while length root, amount secondary root
and seed shoot not significant. Use of Brick gravel test to show same result by is piercing
paper test except dry weight of sprout at brick gravel test to show result which do not
significant. Seed with period keep 12 month have percentage germinate, dry weight sprout,
long root primary, sum up root secondary and same seed length at all method test, while
speed growth to differ significant at piercing paper test. Seed with period keep 23 month
show different result by 12 month. Dry weight sprout, long root primary, sum up root
secondary and seed length shoot show same result, while speed growth show different result
at third test method. Percentage germinate obtained by piercing paper test to differ
significant by brick is gravel test and sand media.
Key-words: quality of seed, keep period of seed, maize
INTISARI
Pengujian mutu benih di laboratorium Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros Mei
2013, varietas jagung Lamuru dari UPBS Balitsereal periode simpan 12 dan 23 bulan.
Pengujian RAL empat ulangan menghasilkan persentase daya berkecambah, kecepatan
tumbuh, panjang akar, jumlah akar sekunder, panjang bibit, dan bobot kering kecambah tidak
beda nyata. Pengujian paper piercing test menunjukkan persentase daya kecambah,
kecepatan tumbuh, dan bobot kering kecambah berbeda nyata, sedangkan panjang akar,
jumlah akar sekunder, dan panjang bibit tidak beda nyata. Penggunaan brick gravel test
menunjukkan hasil sama dengan paper piercing test, kecuali berat kering kecambah pada
brick gravel test hasil tidak beda nyata. Benih periode 12 bulan persentase daya
berkecambah, berat kering kecambah, panjang akar primer, jumlah akar sekunder, dan
panjang bibit sama pada semua metode, sedangkan kecepatan tumbuh beda nyata pada paper
piercing test. Benih 23 bulan menunjukkan hasil beda dengan 12 bulan. Pengamatan berat
kering kecambah, panjang akar primer, jumlah akar sekunder, dan panjang bibit hasilnya
sama, sedangkan kecepatan tumbuh hasilnya beda pada ketiga metode. Persentase daya
berkecambah dengan paper piercing test beda nyata dengan brick gravel test dan media pasir.

Kata kunci: mutu benih, umur simpan benih, jagung

*)
Alamat penulis untuk korespondensi: Syamsuddin. Loka Pengkajian Teknologi Pertanian
Sulawesi Barat. Jl. RE. Marthadinata No. 14 Mamuju.
54 Agros Vol.16 No.1 Januari 2014: 53-60

PENDAHULUAN lingkungan simpan, keadaan fisik maupun


fisiologis benih. Benih dengan umur
Varietas Lamuru merupakan jagung simpan yang berbeda akan berpengaruh
komposit yang dilepas oleh Balitsereal pada terhadap mutu benih terutama viabilitas dan
tahun 2000 (Deskripsi varietas 2011). Rata- vigor benih.
rata jagung Lamuru bertongkol dan Pengujian vigor benih dapat
mempunyai biji cukup besar serta berbentuk dilakukan dengan menggunakan media
pipih. Biji yang besar mempunyai cadangan kertas, pasir, tanah, dan batu bata.
makanan yang besar sehingga benih yang Beberapa metode yang biasa digunakan
mempunyai ukuran biji besar lebih tahan dengan menggunakan media tersebut antara
disimpan dalam jangka waktu yang lama. lain: uji kertas digulung plastik, uji antar-
Selain itu Miller (1938) menyatakan bahwa kertas, paper piercing test, dan brick gravel
pada umumnya tanaman dari benih yang test, sedangkan media pasir adalah cara
lebih besar mempunyai nilai tinggi tanaman, perkecambahan yang banyak digunakan
daya berkecambah, dan panjang akar yang karena prosedur kerjanya cukup sederhana.
lebih besar daripada tanaman dari benih Pengujian benih menggunakan uji kertas
kecil, karena cadangan makanan awal yang digulung plastik dan uji antar-kertas
lebih banyak pada benih yang berukuran dilakukan di laboratorium dengan
besar sehingga kemampuan membentuk menggunakan room germinator, sedangkan
epikotil dan radicle akan lebih besar dan paper piercing test, brick gravel test, dan
kuat. media pasir dilakukan di rumah kaca.
Selama penyimpanan benih akan Paper piercing test adalah metode
mengalami deteriorasi yang menyebabkan pengujian vigor benih yang dapat
viabilitas dan vigor benih semakin digunakan untuk menguji vigor benih yang
berkurang sejalan dengan waktu, seperti terserang penyakit. Pengujian dilakukan
yang dinyatakan oleh Sadjad (1993), bahwa dengan mengecambahkan benih di antara
kemunduran mutu benih alami terjadi secara pasir dan kertas filter, sedangkan brick
kronologis, yang berkaitan dengan waktu gravel test menggunakan pecahan bata
dan kemunduran fisiologis yang disebabkan merah sebagai media perkecambahan.
oleh faktor lingkungan. Selama proses Prinsip paper piercing test adalah sama
penyimpanan benih melakukan proses dengan brick gravel test. Benih yang
respirasi. Karbohidrat dari benih dirombak bervigor tinggi akan menghasilkan
menjadi tenaga, air, dan karbon dioksida. kecambah yang kuat sehingga dapat
Semakin cepat proses respirasi, penurunan menembus kertas sedangkan pada lot benih
karbohidrat benih semakin cepat, sehingga yang bervigor rendah tidak mampu
benih menjadi semakin tidak bernas menembus kertas. Berdasarkan hal tersebut
(mengalami penurunan daya tumbuh) (Sigit disimpulkan bahwa kecambah yang mampu
Nugraha et al. 2005). Wirawan & Wahyuni menembus kertas mempunyai vigor yang
(2003) dalam Atika Baktisari (2013), lebih tinggi dibanding benih yang tidak
menambahkan bahwa, lamanya daya simpan mampu tumbuh melewati kertas. Tidak
benih dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu berbeda dengan paper piercing test, brick
genetik dari tanaman induk, kondisi gravel test mempunyai prinsip bahwa
Mutu Benih Jagung (Rahmawati dan Syamsuddin) 55

kecambah yang lemah tidak mempunyai Brick Gravel Test. Benih jagung sebanyak
energi yang cukup untuk menembus kerikil 50 butir dikecambahkan dengan media
batu bata, sehingga metode ini dapat pecahan bata merah yang berdiameter ±
digunakan untuk membedakan tingkatan dua mm dan sudah dilembabkan. Kemudian
vigor pada benih-benih serealia (Moh. Safar benih ditutup lagi dengan selapis bata
Alizada 2013). merah setinggi dua hingga 2,5 cm.
Untuk mengetahui mutu benih Pengamatan dilakukan pada hari ke tiga,
jagung selama penyimpanan dan empat, dan lima hari setelah tanam.
perbandingan hasil uji masing-masing
Daya Berkecambah. Persentase daya
metode tersebut dilakukan pengujian dengan
berkecambah diperoleh dengan menghitung
menggunakan benih jagung dari periode
jumlah kecambah yang tumbuh pada hari
simpan yang berbeda.
ke lima.
METODE Kecepatan Tumbuh. Data diperoleh dari
substrat pengujian daya berkecambah
Pengujian mutu benih dilaksanakan benih. Setiap kali pengamatan, jumlah
di rumah kaca dan laboratorium benih Balai persentase kecambah normal dibagi dengan
Penelitian Tanaman Serealia Maros pada etmal (24 jam). Nilai etmal kumulatif
bulan Mei 2013. Varietas jagung yang diperoleh dari saat benih ditanam sampai
digunakan adalah Lamuru yang berasal dari dengan waktu pengamatan. Perhitungan
gudang UPBS Balitsereal dengan periode kecepatan tumbuh menggunakan rumus
simpan 12 dan 23 bulan. Pengujian mutu sebagai berikut.
fisiologis benih menggunakan beberapa ∑ (Xi-Xi-1)
metode uji, yaitu: media pasir, paper
piercing test, dan brick gravel test dengan KT =
menggunakan rancangan acak lengkap Ti
empat ulangan. KT = Kecepatan tumbuh (%/etmal)
Media Pasir. Benih jagung yang telah Xi = Persentase kecambah normal
disiapkan sebanyak 50 butir ditanam dengan pada etmal ke i
media pasir yang lembab sebanyak empat Ti = Waktu pengamatan dalam
ulangan. Kemudian benih ditutup dengan (etmal)
selapis pasir setebal dua hingga 2,5 cm.
Pengamatan dilakukan pada hari ketiga, Panjang Akar Primer. Pengukuran
empat, dan lima hari setelah tanam. panjang akar primer dilakukan dengan
menggunakan alat pengukur atau
Paper Piercing Test. Benih jagung yang penggaris. Akar kecambah direntangkan
telah disiapkan sebanyak 50 butir ditanam kemudian diukur dari pangkal sampai ke
dengan media pasir yang lembab sebanyak ujung akar.
empat ulangan. Benih ditutup dengan kertas
filter dan ditutup lagi dengan selapis pasir Jumlah Akar Sekunder. Perhitungan akar
setebal dua hingga 2,5 cm. Pengamatan sekunder dilakukan dengan mengambil 10
dilakukan pada hari ke tiga, empat, dan lima sampel secara acak kemudian dihitung akar
hari setelah tanam. sekunder yang ada pada kecambah tersebut.
56 Agros Vol.16 No.1 Januari 2014: 53-60

Panjang Bibit. Pengukuran terhadap metode uji ini diberikan sedikit beban
panjang bibit dilakukan dengan mengambil untuk ditembus oleh kecambah (diberi
10 sampel secara acak kemudian lapisan kertas filter) sehingga untuk
direntangkan dan diukur panjang bibitnya menembus kertas filter dibutuhkan
dari pangkal sampai ke ujung daun. kekuatan tumbuh benih yang tinggi
sedangkan benih dengan vigor yang rendah
Bobot Kering Kecambah. Kecambah yang
sulit untuk menembusnya. Benih dengan
diperoleh pada uji daya tumbuh benih
periode simpan yang lama akan mengalami
dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC
penurunan vigor, sehingga persentase daya
selam 3 x 24 jam, setelah itu dimasukkan ke
berkecambah yang diperoleh dengan
dalam desikator dan setelah dingin
menggunakan paper piercing test lebih
kemudian ditimbang.
rendah dibandingkan dengan media pasir
HASIL DAN PEMBAHASAN dan brick gravel test, sedangkan menurut
Persentase daya berkecambah yang Mugnisyah et al. (1994), benih yang
dihasilkan dengan menggunakan beberapa tumbuh normal pada medium bata merah
metode pengujian dapat dilihat pada Tabel dikategorikan sebagai benih yang bervigor
1. Berdasarkan analisis ragam terlihat tinggi. Tim Peneliti (1991) menyatakan
persentase daya berkecambah dengan bahwa metode uji serta media tumbuh yang
menggunakan media pasir tidak berbeda digunakan dalam pengujian benih sering
nyata antara benih dan periode simpan 12 memberikan hasil pengujian yang berbeda.
dan 23 bulan, sedangkan hasil pengujian Menurut Mugnisyah et al. (1994) dan
menggunakan paper piercing test dan brick Sadjad (1993) dalam Kadarwati Budiharjo
gravel test, persentase daya berkecambah (2002), benih yang bervigor tinggi
yang diperolehnya berbeda nyata pada benih merupakan benih yang mempunyai
tersebut. Analisis ragam juga menunjukkan kemampuan untuk tumbuh menjadi
bahwa benih dengan periode simpan 12 tanaman normal meskipun keadaan biofisik
bulan, persentase daya berkecambah yang lapangan suboptimal atau sesudah benih
diperoleh dengan menggunakan media pasir, disimpan lama.
paper piercing test, dan brick gravel test Pengamatan terhadap kecepatan
tidak berbeda nyata pada ketiga metode uji tumbuh benih (dapat dilihat pada Tabel 1)
tersebut, sedangkan benih dengan periode hampir sama dengan persentase daya
simpan 23 bulan menunjukkan hasil yang berkecambah. Benih dengan periode
berbeda. Hasil uji daya berkecambah benih simpan 12 dan 23 bulan dengan
periode simpan 23 bulan dengan menggunakan media pasir tidak berbeda
menggunakan metode uji paper piercing nyata kecepatan tumbuh benihnya, namun
test, berbeda nyata pada media pasir dan pada paper piercing test dan brick gravel
brick gravel test, begitu pula dengan umur test berbeda nyata pada kedua benih
simpan benih. Pengujian benih periode tersebut. Pada benih dengan periode simpan
simpan 23 bulan dengan menggunakan 12 bulan, nilai kecepatan tumbuh benih
media pasir dan brick gravel test persentase tidak berbeda nyata pada media pasir dan
daya berkecambahnya tidak berbeda nyata. brick gravel test, tetapi berbeda nyata
Paper piercing test merupakan metode uji dengan menggunakan paper piercing test.
yang dapat digunakan untuk menguji vigor Berbeda dengan periode simpan 23 bulan,
benih yang terserang penyakit, karena pada kecepatan tumbuh benih yang diperoleh
Mutu Benih Jagung (Rahmawati dan Syamsuddin) 57

pada uji paper piercing test berbeda nyata simpan benih yang berbeda (dapat dilihat
pada media pasir dan brick gravel test begitu pada Tabel 2). Kondisi perkecambahan
pula dengan umur simpan benih. yang baik akan berpengaruh terhadap
Pengamatan kecepatan tumbuh yang keluarnya akar primer dan sekunder,
dihasilkan oleh ketiga metode uji tersebut sedangkan perbedaan umur simpan benih
menunjukkan terjadi penurunan nilai 12 dan 23 bulan belum memberikan
kecepatan tumbuh (nilai kecepatan tumbuh perbedaan terhadap kemampuan benih
maksimal kecambah adalah 33,33 persen per mengeluarkan akar. Dwidjoseputro (1994)
etmal). Nilai kecepatan tumbuh yang menambahkan panjang pendeknya akar
tertinggi dihasilkan oleh media pasir dipengaruhi oleh faktor luar seperti keras
kemudian brick gravel test dan paper lunaknya tanah, banyak sedikitnya air, dan
piercing test. Pasir yang digunakan pada lain sebagainya. Panjang pendeknya akar
media perkecambahan merupakan pasir primer dan jumlah akar sekunder dapat
dengan ukuran partikel yang kecil sehingga menunjukkan suatu kecambah masih dalam
mudah untuk ditembus oleh kecambah yang kondisi yang baik atau tidak. Media
tumbuh, sedangkan brick gravel test perkecambahan yang digunakan
menggunakan pecahan bata yang ukuran memberikan peluang yang sama untuk
partikelnya lebih besar dan berat. Menurut perkembangan akar. Media pasir dan
Robersts (1972) dalam Mohammad Safar paper piercing test menggunakan pasir
Alizada (2013), benih yang sehat dapat untuk media perkecambahan dan brick
berkecambah melalui brick gravel test. gravel test menggunakan butiran batu bata
Adapun paper piercing test juga namun tidak menghambat keluarnya akar
menggunakan pasir halus namun diberi karena terdapat pori atau rongga yang
tambahan selembar kertas filter. terbentuk antar-butiran bata tersebut.
Analisis ragam menunjukkan Butiran bata tersebut cukup kecil
panjang akar primer dan jumlah akar berdiameter sekitar dua mm sehingga tidak
sekunder tidak berbeda nyata pada semua memberikan beban yang terlalu berat.
metode uji yang digunakan dan antar-umur

Tabel 1. Rata-rata persentase daya berkecambah dan kecepatan tumbuh pada benih jagung
varietas Lamuru dengan menggunakan beberapa metode pengujian.

Metode Periode Simpan Daya Berkecambah Kecepatan Tumbuh


Pengujian (Bulan) (%) (%/etmal)
12 91,00ab 23,05a
Media Pasir
23 86,50b 23,88a
12 88,50ab 18,10b
Paper Piercing Test
23 76,50c 15,48c
12 96,00a 23,18a
Brick Gravel Test
23 86,50b 20,35b
KK (%) 5,95 7,64
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji DMRt 5%.
58 Agros Vol.16 No.1 Januari 2014: 53-60

Tabel 2. Rata-rata persentase panjang akar dan jumlah akar sekunder pada benih jagung
varietas Lamuru dengan menggunakan beberapa metode pengujian.

Metode Periode Simpan Panjang Akar Jumlah Akar


Pengujian (Bulan) Primer Sekunder
(cm)
12 9,40tn 4,95tn
Media Pasir
23 8,75 4,53
12 9,23 5,18
Paper Piercing Test
23 8,75 5,05
12 7,50 5,33
Brick Gravel Test
23 8,05 4,90
KK(%) 21,85 10,31
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji DMRt 5%.

Tabel 3. Rata-rata panjang bibit dan berat kering kecambah pada benih jagung varietas
Lamuru dengan menggunakan beberapa metode pengujian.

Metode Periode Simpan Panjang Bibit Bobot Kering


Pengujian (Bulan) (cm) Kecambah (g/tan)
12 7,85tn 0,25a
Media Pasir
23 7,58 0,24ab
12 7,58 0,26a
Paper Piercing Test
23 6,53 0,22b
12 8,30 0,26a
Brick Gravel Test
23 8,23 0,24ab
KK(%) 14,84 7,57
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut uji DMRt 5%.

Berdasarkan analisis ragam panjang periode simpan yang berbeda (12 dan 23
bibit yang diperoleh juga tidak berbeda bulan) menunjukkan perbedaan yang nyata
nyata antara umur simpan benih yang dengan menggunakan metode uji paper
berbeda dan pada semua metode uji yang piercing test, sedangkan dengan
digunakan (dapat dilihat pada Tabel 3). menggunakan media pasir dan brick gravel
Penggunaan metode uji yang berbeda lebih test tidak berbeda nyata. Analisis ragam
berpengaruh terhadap persentase daya juga menunjukkan benih dengan periode
berkecambah dan kecepatan tumbuh benih, simpan yang sama, bobot kering
sedangkan perkembangan bibit selanjutnya kecambahnya tidak berbeda nyata pada
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat semua metode uji. Menurut Sadjad (1993),
tumbuh, selain cadangan makanan yang ada bobot kering benih mengidentifikasikan
dalam benih tersebut. Pengamatan terhadap status viabilitas benih yang secara tidak
bobot kering kecambah pada benih dengan langsung karena berkaitan dengan sumber
Mutu Benih Jagung (Rahmawati dan Syamsuddin) 59

energi untuk pertumbuhannya yang tumbuh menunjukkan hasil yang berbeda


dihasilkan dari perombakan cadangan bahan pada ketiga metode uji tersebut. Persentase
energi dalam benih. Benih yang daya berkecambah yang diperoleh dengan
berkecambah baik dengan menggunakan paper piercing test berbeda nyata dengan
metode uji paper piercing test merupakan brick gravel test dan media pasir.
benih dengan vigor yang tinggi. Benih yang mampu berkecambah
normal dengan menggunakan metode uji
KESIMPULAN paper piercing test merupakan benih yang
Pengujian mutu fisiologis benih bervigor tinggi.
dengan menggunakan metode uji paper
piercing test, brick gravel test, dan media DAFTAR PUSTAKA
pasir menunjukkan hasil yang cukup Dwidjoseputro, 1994. Pengantar Fisiologi
berbeda. Hasil uji dengan menggunakan Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama.
media pasir menunjukkan persentase daya Jakarta.
berkecambah, kecepatan tumbuh, panjang
akar, jumlah akar sekunder, panjang bibit, Miller, E. C. 1938. Plant Physiology. Mc
dan bobot kering kecambah tidak berbeda Graw Hill Book Co., Inc. New York.
nyata pada benih dengan periode simpan 12 Mohammad Safar Alizada. 2013. Seed
dan 23 bulan. Pengujian dengan paper Quality Tests. Diakses tanggal 19 April
piercing test menunjukkan persentase daya 2013.
berkecambah, kecepatan tumbuh, dan bobot
kering kecambah berbeda nyata pada benih Mugnisyah W.Q., A. Setiawan, Suwarto
dengan periode simpan 12 dan 23 bulan, dan C. Santiwa., 1994 dan Sadjad, 1993
sedangkan panjang akar, jumlah akar dalam Kadarwati Budiharjdo. 2002.
sekunder, dan panjang bibit tidak berbeda Tingkat Viabilitas dan Vigor Biji Kentang
nyata. Penggunaan brick gravel test “Granola” dari Tanaman yang Dirangsang
menunjukkan hasil yang sama dengan paper Pembungaannya. Biota. Volume VII(3): 115
piercing test kecuali berat kering kecambah – 120. ISSN 0853 – 8670.
pada brick gravel test menunjukkan hasil Mugnisyah, W.Q., A. Setiawan, Suwarto
yang tidak berbeda nyata pada benih dengan dan C. Santiwa. 1994 dalam Kadarwati
periode simpan 12 dan 23 bulan. Budiharjdo. 2002. Tingkat Viabilitas dan
Benih dengan periode simpan 12 Vigor Biji Kentang “Granola” dari
bulan mempunyai persentase daya Tanaman yang Dirangsang
berkecambah, berat kering kecambah, Pembungaannya. Biota. Volume VII(3): 115
panjang akar primer, jumlah akar sekunder, – 120. ISSN 0853 – 8670.
dan panjang bibit yang sama pada semua
metode uji, sedangkan kecepatan tumbuh Robersts. 1972. Seed Quality Tests. Dalam
berbeda nyata pada paper piercing test. Mohammad Safar Alizada, 2013. Diakses
Benih dengan periode simpan 23 bulan tanggal 19 April 2013.
menunjukkan hasil yang berbeda dengan 12 Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih.
bulan. Pengamatan terhadap berat kering PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
kecambah, panjang akar primer, jumlah akar Jakarta.
sekunder, dan panjang bibit menunjukkan
hasil yang sama, sedangkan kecepatan
60 Agros Vol.16 No.1 Januari 2014: 53-60

Sigit Nugraha, Sudaryono dan Safaruddin Benih Berbagai Komoditas Kehutanan dan
Lubis. 2005. Pengaruh Pengemasan Pertanian Pada Berbagai Media Tumbuh
terhadap Kandungan Oksigen (Oxygen dan Metode Uji. Laporan Penelitian.
Level) dan Perubahan Kualitas Gabah Jurusan Perbenihan. Fakultas Politeknik
selama Penyimpanan. Prosiding Seminar Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen
Wirawan dan Wahyuni. 2003 Keragaman
untuk Pengembangan Industri Berbasis
Karakter Terkait Vigor Daya Simpan Benih
Pertanian. Balai Besar Penelitian dan
Kedelai (Glycine Max L. Merill). Dalam
Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Atika Baktisari. 2013. Institut Pertanian
Tim Peneliti. 1991. Pengaruh Berbagai Bogor.
Aspek Fisiologi Terhadap Ragam Viabilitas

You might also like