Professional Documents
Culture Documents
1, Agustus 2019 : 41 – 48
ABSTRACT
Christmas palm is a plant that has high economic value as an ornamental plant and is in great
demand. Christmas palm seeds begin to germinate 3-4 weeks after planting, slow germination
because of to seeds experiencing physical dormancy. To break dormancy can be done by scarification
and immersion GA3. The purpose of this study was to determine the effect of scarification and GA 3 on
the germination and growth of christmas palm seedlings and the interaction between the two
treatments. This research was carried out from December 2017 to March 2018 on experimental Field
and Agronomy Laboratory Faculty of Agriculture and Animal Science State Islamic University Sultan
Syarif Kasim Riau. The method used Randomized Completely Block Design (RCBD) with two factors
and four replications. The first factor was the scarification (control and with scarification) and the
second factor was the concentration of GA3 (0 ppm, 150 ppm, 300 ppm and 450 ppm). The results
showed that scarification by sandpaper scarification can increase the growth speed and height of the
christmas palm plant. The dipping of GA3 with concentration of 450 ppm for 2 hours is the best
concentration for growth speed. There was no interaction between scarification and concentration of
GA3 on all observational parameters both in germination and in the nursery of chritmas palm.
41
Pengaruh Skarifikasi dan Hormon Giberelin Terhadap Bibit Palem Putri (Elfianis dkk.)
pada ubi kayu (Manihot esculenta Crantz). Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas
Perlakuan skarifikasi pada bagian pangkal biji Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada
nyata meningkatkan laju perkecambahan Bulan Desember 2017 sampai dengan Maret
benih hingga 64% dan jumlah daun hingga 2018.
167% dibanding tanpa skarifikasi pada benih Penelitian ini menggunakan rancangan
pinang (Mistian dkk, 2014). acak kelompok (RAK) dua faktor yang terdiri
Selain dengan perlakuan skarifikasi dari dua tahap yaitu di laboratorium dan di
pematahan dormansi dapat dilakukan dengan lapangan. Faktor pertama yaitu Skarifikasi (M):
cara pemberian zat pengatur tumbuh. Zat M0 (Kontrol), M1 (dengan Skarifikasi) dan
pengatur tumbuh adalah senyawa organik Faktor kedua adalah perendaman dengan
selain nutrisi (memasok unsur energi atau konsentrasi berbeda di dalam larutan GA3 (G):
mineral) yang, dalam jumlah kecil, G0 (0 ppm), G1 (150 ppm), G2 (300 ppm), G3
mempromosikan, menghambat atau (450 ppm).
memodifikasi proses fisiologis pada tanaman Terdapat 8 kombinasi perlakuan,
Namun zat pengatur tumbuh yang terdapat di masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4
dalam tumbuhan itu sendiri sering kali kurang kali dan setiap ulangan membutuhkan 20
optimal, sehingga diperlukan penambahan dari benih, jadi total benih yang dibutuhkan untuk
luar (Basra, 2000). penyemaian adalah 640 benih. Benih yang
Giberelin merupakan zat pengatur telah tumbuh menjadi bibit diambil 6 bibit
tumbuh yang mengandung senyawa aktif yang setiap ulangan untuk ditanam di polybag (1
diambil dari jamur fujikuroi dan apabila tanaman per polybag) dan dipindahkan ke
disemprotkan ke tanaman akan membantu lapangan. Jadi untuk penanaman terdiri dari
proses pertumbuhan (Ayub, 2010). Hasil 192 tanaman.
penelitian Sari dkk. (2014) menunjukkan Bahan yang digunakan dalam penelitian
pemberian GA3 300 ppm merupakan ini adalah benih palem putri, pasir, pupuk
perlakuan terbaik terhadap daya kandang, air dan hormon giberelin (GA3). Alat
perkecambahan, bobot basah tajuk, bobot yang digunakan adalah timbangan digital,
kering tajuk dan shoot root ratio pada tanaman gelas ukur, kertas label, gunting, penggaris,
Mucuna bracteata. Pada penelitian Setyowati gembor, meteran, polibag, cangkul, alat tulis
dan Utami (2008) menunjukkan bahwa dan peralatan budidaya lainnya .
perendaman dalam larutan GA3 1000 mg/L Prosedur penelitian diawali dengan
efektif untuk mempercepat dan meningkatkan pengambilan benih palem putri dengan tingkat
perkecambahan biji Brucea javanica (L) Merr. kematangan buah 7 (tangkai buah menguning
Pada penelitian Asra (2014) menunjukkan dan warna buah menjadi merah). Setelah itu
bahwa perlakuan GA3 dengan lama dilakukan pembuatan larutan hormon giberelin
perendaman 24 jam menghasilkan persentase yaitu GA3 dengan konsentrasi 150 ppm, 300
perkecambahan tertinggi yaitu sebesar 57,33% ppm, dan 450 ppm. Selanjutnya pemberian
pada Calopogonium caeruleum. perlakuan pada benih palem putri yaitu dengan
Pada penelitian Arifin (2007) skarifikasi dan perendaman GA3. Perlakuan
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian skarifikasi dilakukan dengan cara menggosok
konsentrasi asam giberelin 100 ppm lapisan endocarp benih dengan kertas amplas
menghasilkan pertumbuhan bibit jambu biji halus dengan nomor P120 pada pangkal
lebih baik dibandingkan perlakuan yang lain. benih palem putri selanjutnya dilakukan
Pada penelitian Muniarti dan Elza (2002) perendaman selama 2 jam di dalam larutan
menunjukkan bahwa pemberian hormon GA3 sesuai dengan perlakuan (0, 150, 300,
giberelin 20 ppm akan mempercepat dan 450 ppm). Benih kemudian ditanam pada
perkecambahan kopi robusta yaitu 23 hari media kecambah (pasir) kemudian benih yang
setelah penyemaian dan jumlah berkecambah sudah berkecambah dipindahkan ke polybag
meningkat 71,60% dibandingkan tanpa dengan perbandingan campuran tanah, pasir
pemberian giberelin yaitu 8-12 minggu baru dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 :
mulai berkecambah. 1 : 1 (v/v).
Tujuan penelitian ini adalah untuk Parameter pengamatan terdiri dari dua
mengetahui pengaruh skarifikasi dan hormon tahap. Tahap perkecambahan: persentase
giberelin (GA3) terhadap daya kecambah dan daya kecambah (%), kecepatan tumbuh (%),
pertumbuhan bibit palem putri. bobot segar dan kering bibit (g). Pengamatan
di lapangan: tinggi bibit (cm), berat basah dan
BAHAN DAN METODE kering tanaman palem putri (g).
Data hasil penelitian yang diperoleh dari
Penelitian ini dilakukan di lahan pengamatan dianalisis dengan menggunakan
percobaan dan Laboratorium Agronomi Analisis Sidik Ragam. Apabila perlakuan
42
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 1, Agustus 2019 : 41 – 48
berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Rerata persentase daya kecambah benih
uji Duncan`s Multiple Range Test (DMRT) palem putri yaitu 99,06%-100%. Persentase
dengan taraf 5%. daya kecambah yang diamati selama 28 hari
setelah tanam ini lebih tinggi dibandingkan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan penelitian yang dilakukan Sumiasri
dkk. (2010) yang menghasilkan persentase
Persentase Daya Kecambah daya kecambah benih palem putri tertinggi
Perlakuan skarifikasi pada benih palem yaitu 80 %. Tingginya persentase daya
putri tidak berpengaruh nyata terhadap kecambah ini diduga karena kualitas dan mutu
persentase daya kecambah benih palem putri. benih yang digunakan bagus.
Tabel 1. Rerata Persentase Daya Kecambah, Kecepatan Tumbuh Benih Palem Putri dengan
Skarifikasi dan Perendaman GA3 dengan Konsentrasi yang Berbeda.
Perlakuan Daya Kecambah Kecepatan Tumbuh
(%) (%)
Skarifikasi
b
Kontrol (tanpa skarifikasi) 99,06 1,40
a
Dengan skarifikasi 100,00 1,75
Giberelin (GA3)
b
0 ppm 99,38 1,48
b
150 ppm 98,75 1,49
ab
300 ppm 100,00 1,60
a
450 ppm 100,00 1,74
Interaksi tn tn
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf uji 5% (Uji
selang berganda Duncan)
43
Pengaruh Skarifikasi dan Hormon Giberelin Terhadap Bibit Palem Putri (Elfianis dkk.)
caeruleum. Menurut penelitian Kurniawan lebih tipis setelah diamplas sehingga unsur
(2018) menunjukkan bahwa kombinasi hara mudah masuk, namun skarifikasi bukan
perlakuan konsentrasi cairan hormon GA3 sebagai nutrisi yang dapat menambahkan
sebesar 750 ppm dengan waktu perendaman bobot segar bibit. Selain unsur hara,
18 jam menunjukkan kecepatan tumbuh benih kandungan air juga menentukan bobot segar
jati yang lebih tinggi dari pada kombinasi bibit. Media pasir memiliki pori-pori yang besar
perlakuan lainnya. sehingga kurang baik dalam menahan air
Bobot Segar dan Kering Bibit dengan kondisi suhu diatas rata-rata pasir
Perlakuan skarifikasi tidak ber-pengaruh akan mudah mengering (Perwtasari dkk.,
terhadap bobot segar bibit palem putri. Bobot 2012). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
segar bibit palem putri pada perlakuan dilakukan Hastuti (2015) bahwa perlakuan
skarifikasi yaitu berkisar 4,43-4,48 g (Tabel 2). skarifikasi menggunakan kertas amplas tidak
Skarifikasi pada benih mampu meningkatkan berpengaruh nyata terhadap bobot segar bibit
pertumbuhan, hal ini dikarena-kan benih yang sawo (Manilkara zapota L.) dan menghasilkan
diskarifikasi akan mudah menyerap nutrisi bobot terkecil, yaitu 0,380 g.
yang ada pada media tanam karena kulit benih
Tabel 2. Rerata Bobot Segar dan Kering Bibit Palem Putri dengan Skarifikasi dan Perendaman GA3
dengan Konsentrasi yang Berbeda.
Perlakuan Bobot Segar Bibit (g) Bobot Kering Bibit (g)
Skarifikasi
Kontrol (tanpa skarifikasi) 4,43 2,01
Dengan skarifikasi 4,48 1,99
Giberelin (GA3)
0 ppm 4,48 2,02
150 ppm 4,38 1,97
300 ppm 4,44 2,01
450 ppm 4,53 1,99
Interaksi tn tn
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
pada taraf uji 5% (Uji selang berganda Duncan).
Perendaman GA3 dengan konsentrasi bobot kering bibit palem putri. Rerata bobot
yang berbeda juga menunjukkan hasil yang kering bibit palem putri pada perlakuan
tidak berpengaruh nyata terhadap bobot segar skarifikasi yaitu 2,01 g dan tanpa skarifikasi
bibit palem putri. Rerata bobot segar bibit yaitu 1,99 g (Tabel 2). Hal ini diduga karena
palem putri pada perlakuan perendaman GA3 saat perkecambahan hanya menggunakan
yaitu 4,38-4,53 g. Menurut Syamsiah dan satu media (pasir) tanpa penambahan pupuk.
Marlina (2016) pertambahan bobot segar Bobot kering tanaman merupakan hasil
dikarenakan adanya aktivitas fisiologis akumulasi karbohidrat yang tersedia untuk
tanaman yang lebih banyak dengan adanya pertumbuhan tanaman selama masa hidupnya.
penambahan GA3 endogen yang dapat Sehingga apabila proses fisiologis yang terjadi
merangsang pertumbuhan sel. Tidak pada tanaman berjalan dengan baik dan
terdapatnya pengaruh nyata perlakuan yang didukung dengan penerapan pemupukan yang
diberikan terhadap bobot segar bibit diduga efisien mampu meningkatkan bobot kering
karena giberelin eksogen yang diberikan tidak tanaman. Oleh karena itu ketika benih sudah
mempengaruhi bobot segar bibit, yang diskarifikasi akan mudah masuk air pada saat
berpengaruh hanya giberelin endogen yang imbibisi, namun setelah berkecambah benih
sudah ada didalam biji tersebut. Hal ini tidak dapat nutrisi tambahan dari media, hanya
dikarenakan GA3 yang diberikan hanya dapat mendapat makanan dari kotiledon
mampu mematahkan dormansi namun tidak sebagai cadang makanan pada benih,
pada pertumbuhan vegetatif. Sehingga tanpa sehingga kontrol dengan skarifikasi tidak
pemberian giberelin tidak berbeda nyata berbeda nyata. Secara fisiologis fungsi
dengan pemberian giberelin. Pada penelitian kotiledon adalah menggantikan fungsi daun
Andjarikmawati dkk. (2005) menunjukkan yang belum muncul, sehingga energi dari
bahwa GA3 25-100 ppm menunjukkan karbohidrat mengalami pemecahan
penurunan berat basah pada bibit tanaman menghasilkan Adenosina Trifosfat (ATP) untuk
delima putih (Punica granatum L.). pertumbuhan terutama daun (Haryanti dan
Perlakuan skarifikasi tidak Budihastuti., 2015). Respon jenis benih
memberikan pengaruh yang nyata terhadap menunjukkan perbedaan terhadap tindakan
44
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 1, Agustus 2019 : 41 – 48
skarifikasi yang diberikan tergantung pada merilli) terbaik adalah kompos. Hal ini berbeda
kondisi fisik dan fisiologi dari jenis benih dengan penelitian yang dilakukan Umam
tersebut. Hasil dari penelitian Dharma dkk. (2017) menunjukkan bahwa perlakuan GA3
(2015) menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap bobot kering bibit
skarifikasi dengan pengamplasan pada benih tanaman baobab (Adansonia digitata L.),
pala (Myristica fragrans Houtt.) merupakan sedangkan penelitian Andjarikmawati dkk.
perlakuan terbaik terhadap bobot kering bibit (2005) menunjukkan bahwa pemberian GA3
3,71 g dibandingkan perlakuan skarifikasi pada konsentrasi 25-100 ppm menurunkan
dengan peretakan yang memberikan nilai rata- bobot kering bibit pada tanaman delima putih
rata bobot kering bibit 3,49 g. Hal ini berbeda (Punica granatum L.).
dengan penelitian Hastuti dkk. (2015)
menunjukkan bahwa perlakuan pengamplasan Tinggi Bibit
pada kulit benih sawo (Manilkara zapota (L.) Perlakuan skarifikasi memberi
van Royen) menghasilkan bobot kering bibit pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
terkecil yaitu 0,075 g. palem putri. Perlakuan skarifikasi (19,04 cm)
Perendaman GA3 tidak berpengaruh menghasilkan tinggi tanaman yang lebih baik
terhadap bobot kering bibit palem putri (Tabel dibandingkan tanpa skarifikasi (18,43 cm). Hal
2). Hal ini diduga karena fungsi giberelin ini diduga karena perlakuan skarifikasi
sebagai peransang pertumbuhan benih bukan menyebabkan perkecambahan lebih cepat
sebagai nutrisi untuk tumbuh bibit. Menurut yaitu 10 hari setelah tanam sehingga tanaman
Kartikasari dkk. (2016) fungsi dari pengatur zat pada saat pindah tanam lebih tinggi ukurannya
tumbuh yaitu sebagai pemacu proses fisiologi dibandingkan tanpa skarifikasi. Perlakuan
tanaman melainkan bukan sebagai nutrisi, skarifikasi dapat membuat permeabilitas kulit
sehingga untuk memperoleh manfaat giberelin benih terhadap air dan gas. Bertambahnya air
yang mendapatkan hasil optimal diperlukan yang masuk ke dalam benih maka perubahan
tambahan nutrisi yang cukup. Hal ini diduga zat-zat makro akan bertambah pula yang
karena penggunaan pasir sebagai media menyebabkan pembelahan dan pembesaran
tanam menjadi salah satu penyebab ringannya sel (Sari dkk., 2014). Menurut penelitian
bobot kering bibit palem putri. Hal ini sesuai Uyatmi dkk, (2016) menunjukkan bahwa
dengan penelitian yang dilakukan oleh Saleh Perlakuan skarifikasi berupa pelukaan kulit
dkk. (2008) menyatakan bahwa benih aren benih menghasilkan tinggi bibit tertinggi
yang dikecambahkan pada media pasir dengan rata-rata 16,78 pada benih kebiul
memiliki bobot kering bibit yang paling ringan (Caesalphinia bonduc L.). Hal ini berbeda
walaupun diberi perlakuan skarifikasi. Menurut dengan penelitian Hastuti dkk. (2015)
Sumiasri dkk. (2010) dibandingkan dengan menunjukkan bahwa perlakuan skarifikasi
pasir, tanah jenis latosol maupun podsolik kertas amplas menunjukkan tinggi bibit sawo
merah kuning, media untuk perkecambahan yang terendah yaitu 3,23 cm.
dan pertumbuhan bibit palem putri (Veitchia
Tabel 3. Rerata Tinggi Bibit, Berat Basah, Berat Kering Tanaman Palem Putri dengan Skarifikasi dan
Perendaman GA3 dengan Konsentrasi yang Berbeda Pada Fase Pembibitan
Perlakuan Tinggi Berat Berat Berat Berat
Bibit Basah Basah Akar Kering Kering
(cm) Tajuk (g) (g) Tajuk (g) Akar (g)
Skarifikasi
b
Kontrol (tanpa skarifikasi) 18,43 5,02 1,64 1,71 0,41
a
Dengan skarifikasi 19,04 4,86 1,69 1,66 0,41
Giberelin (GA3)
0 ppm 18,45 5,17 1,54 1,70 0,41
150 ppm 18,69 4,90 1,70 1,69 0,43
300 ppm 19,00 5,04 1,79 1,71 0,40
450 ppm 18,80 4,65 1,66 1,64 0,39
Interaksi tn tn tn tn tn
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf uji 5% (Uji
selang berganda Duncan)
Perlakuan perendaman GA3 yang 19 cm (tabel 3). Hal ini diduga bahwa zat
diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap pengatur tumbuh eksogen yang diberikan tidak
tinggi tanaman palem putri. Rerata tinggi mampu bertahan lama hanya mampu
tanaman palem putri pada perlakuan memberikan pengaruh pada pematahan
perendaman GA3 yaitu berkisar antara 18,45- dormansi benih palem putri, namun tidak pada
45
Pengaruh Skarifikasi dan Hormon Giberelin Terhadap Bibit Palem Putri (Elfianis dkk.)
pertumbuhan vegetatif. Hal ini berbeda dengan ppm, 40 ppm, 60 ppm, dan 80 ppm tidak
penelitian yang dilakukan oleh Agustin dan berpengaruh nyata terhadap bobot basah
Aprilianti (2011) yang menghasilkan pada tanaman Kina Succi (Cinchona
perbedaan yang signifikan pada perlakuan succirubra Pavon).
GA3 1500 ppm rata-rata tinggi tanaman pada
akhir pengamatan ada 7,5-1,62 cm sedangkan Berat Kering Tanaman
kontrol hanya 6,14-0,83 cm pada tanaman Perlakuan skarifikasi yang diberikan
Verschaffeltia splendida H.A. Wendl. tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering
Sedangkan pada penelitian Pertiwi dkk. (2014) tajuk dan berat kering akar tanaman palem
Tinggi tanaman varietas tanggamus yang putri. Rerata berat kering tajuk berkisar antara
disemprotkan giberelin 200 ppm (117,67 cm) 1,71-1,66 g, sedangkan berat kering akar pada
cenderung lebih tinggi bila dibandingkan perlakuan kontrol dan dengan skarifikasi
dengan tinggi tanaman varietas burangrang menghasilkan berat kering yang sama yaitu
yang diberi giberelin 300 ppm (84,00 cm). 0,41 g. Hal ini diduga bahwa perlakuan
skarifikasi bukan sebagai nutrisi untuk
Berat Basah Tanaman tanaman, namun karena ada perlakuan
Perlakuan skarifikasi yang diberikan skarifikasi memudahkan nutrisi masuk
tidak berpengaruh nyata terhadap berat basah kedalam benih yang menyebabkan bobot
tajuk dan akar tanaman palem putri. Berat tanaman meningkat. Skarifikasi merupakan
basah tajuk pada perlakuan skarifikasi berkisar salah satu teknik pematahan dormansi yang
antara 4,86-5,02 g (Tabel 3). Sedangkan berat menyebabkan permeabilitas kulit benih
basah akar berkisar antara 1,64-1,69 g. Hal ini terhadap air dan gas. Namun media juga
diduga karena unsur hara pada bibit tanaman sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya
palem putri tidak tercukupi. Unsur hara yang tanaman, karena dari media unsur hara
telah diserap akar, baik yang digunakan dalam diserap oleh tanaman. Menurut penelitian Sari
sintesis senyawa organik maupun yang tetap dkk. (2014) perlakuan pematahan dormansi
dalam ionik dalam jaringan tanaman akan memberikan pengaruh nyata terhadap bobot
memberikan kontribusi terhadap pertambahan kering tajuk dan akar, pada perlakuan
berat kering tanaman (Elidar, 2018). Hal ini pengguntingan bobot kering tajuk (11,12 g)
berbeda dengan hasi penelitian Sari dkk. dan bobot kering akar (1,17 g) dan pada
(2014) bahwa perlakuan skarifikasi dapat perlakuan penggosokan bobot kering tajuk
meningkatkan berat basah tajuk dan akar pada (8,86 g) serta bobot kering akar (1,01 g).
tanaman Mucuna bracteata. Perendaman GA3 dengan konsentrasi
Perendaman GA3 dengan konsentrasi berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap
yang berbeda tidak berpengaruh nyata berat kering tajuk dan akar pada bibit palem
terhadap berat basah tajuk dan akar tanaman putri. Rerata berat kering tajuk yaitu berkisar
palem putri. Rerata berat basah tajuk palem antara 1,64-1,71 g sedangkan berat kering
putri berkisar antara 4,65-5,17 g sedangkan akar berkisar antara 0,39-0,41 g. Hal ini
berat basah akar berkisar antara 1,54-1,79 g. berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Hal ini diduga bahwa giberelin yang diberikan oleh Sari dkk. (2014) bahwa pemberian GA3
tidak menyebabkan pertambahan sel pada 300 ppm memberikan pengaruh yang nyata
tanaman. Pengaruh giberelin terutama dalam terhadap berat kering tajuk Mucuna bracteata.
perpanjangan ruas yang berhubungan dengan Sedikitnya serapan unsur hara yang
pertumbuhan sel-sel tanaman (Siregar, 2017). berlangsung dalam proses pertumbuhan dapat
Bobot basah tanaman menunjukkan besarnya mempengaruhi tinggi dan rendahnya bahan
kandungan air dalam jaringan atau organ kering tanaman (Pertiwi dkk, 2016). Pada
tumbuhan selain bahan organik (Sitompul dan penelitian Arifin (2007) menunjukkan bahwa
Guritno, 1995). Selain itu berat basah tanaman konsentrasi asam giberelin 100 ppm
digambarkan dengan pertumbuhan tanaman menghasilkan bobot kering akar yang tertinggi
yang subur yang dikarenakan terjadi dan berbeda nyata dengan konsentrasi asam
pembelahan sel yang meningkat. Hasil giberelin 50 ppm, 150 ppm dan 0 ppm.
penelitian ini menunjukkan bahwa giberelin
tidak memberi pengaruh terhadap bobot basah KESIMPULAN DAN SARAN
tajuk dan akar, karena dengan pemberian GA3
pada konsentrasi yang berbeda tidak Kesimpulan
menunjukkan peningkatan jumlah sel pada Berdasarkan hasil penelitian dapat
tanaman, sehingga bobot basah tajuk dan akar diambil kesimpulan bahwa skarifikasi dengan
tidak berbeda nyata dengan kontrol. Pada cara diamplas dapat meningkatkan kecepatan
penelitian Mayerni (2008) menunjukkan bahwa tumbuh dan tinggi tanaman palem putri,
pemberian giberelin dengan konsentrasi 20 perendaman GA3 dengan konsentrasi 450 ppm
46
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 1, Agustus 2019 : 41 – 48
selama 2 jam merupakan konsentrasi terbaik Kartika., M. Surahman, dan M. Susanti. 2015.
terhadap kecepatan tumbuh, tidak terdapat Pematahan Dormansi Benih Kelapa
interaksi antara skarifikasi dan perendaman Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
GA3 terhadap semua parameter pengamatan Menggunakan KNO3 dan Skarifikasi.
baik pada perkecambahan maupun pembibitan Jurnal Pertanian dan Lingkungan, 8 (2) :
tanaman palem putri di lahan. 48-55.
Kartikasari, O., N. Aini, dan Koesriharti. 2016.
Saran Respon Tiga Varietas Tanaman
Disarankan untuk menggunakan teknik Mentimun (Cucumis sativus L.) terhadap
skarifikasi dengan cara diamplas dan Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Giberelin
perendaman GA3 dengan konsentrasi 450 ppm (Ga3). Jurnal Produksi Tanaman, 6(4):
selama 2 jam untuk meningkatkan kecepatan 425-430.
tumbuh tanaman palem putri. Kurniawan, A. 2018. Pengaruh Lama
Perendaman dan Konsentrasi Hormon
DAFTAR PUSTAKA GA3 terhadap Vigor dan Viabilitas Benih
Jati di Persemaian. Jurnal Agrotek
Agustin, E. K, dan P. Aprilianti. 2011. Indonesia, 3(1): 22-28.
Pengaruh Pemakaian Hormon Tumbuh Mayerni, R. 2008. Pengaruh Beberapa
GA3 (Giberelin Acid) terhadap Konsentrasi Giberelin terhadap
Perkecambahan dan Pertumbuhan Biji Pertumbuhan Bibit Kina Succi (Cinchona
Verschaffeltia splendida H.A. Wendl. succirubra Pavon). Jerami, 1(1): 46-49.
Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus.7 (A) : Mistian, D., Meriani. E, dan Purba. 2012.
157-160. Respons Perkecambahan Benih Pinang
Andjarikmawati, D. W., W. Mudyantini, dan (Areca catechu L.) terhadap Berbagai
Marsusi. 2005. Perkecambahan dan Skarifikasi dan Konsentrasi Asam
Pertumbuhan Delima Putih (Punica Giberelat (Ga3). Jurnal Online
granatum L.) dengan Perlakuan Asam Agroekoteknologi, 1 (1) : 15-25.
Indol Asetat dan Asam Giberelat. Muniarti dan E, Zuhri. Peranan Gibberellin
Biosmart, 2(7): 91-94. terhadap Perkecambahan Benih Kopi
Arifin, S. Z. 2007. Pengaruh Dua Varietas dan Robusta (Coffea canephora Pierre)
Konsentrasi Asam Giberelat (GA3) Tanpa Kulit. SAGU, 1 (1) : 1-5.
terhadap Pertumbuhan Jambu Biji Mustopa. A. S. 2015. Pengaruh Asam
(Psidium guajava L.). Fakultas Pertanian Giberelat (GA3) dan Lama Perendaman
UPN, 25 (2) : 98-113. terhadap Viabilitas, Vigor dan
Asra, R. 2014. Pengaruh Hormon Giberelin Pertumbuhan Benih Jarak (Jatropha
(GA3) terhadap Daya Kecambah dan curcas L.) Klon IP-1P di Pembenihan.
Vigoritas Calopogonium caeruleum. Paspalum, 3 (2) : 9-22.
Biospecies, 7 (1) : 29-33. Nurahmi, E., I. Hereri, dan Afriansyah. 2010.
Basra, A. 2000. Planth Growth Regulators Viabilitas Benih Pala (Myristica fragnans
Agriculture and Hulticulture. Food Houtt) Pada Beberapa Tingkat
Product Press. United Stated of Skarifikasi dan Konsentrasi Air Kelapa
Amerika. 255 p. Muda. Agrista, 14 (2) : 52-55.
Elidar, Y. 2018. Respon Akar Bibit Aren Nur’ain A. 2002. Perbanyakan Tanaman Hias
Genjah (Arenga pinnata) di Pembibitan Palem Putri (Veitchia marilli) Jurusan
pada Pemberian Dosis dan Interval Biologi. FMIPA UNRI, Pekanbaru.
Pupuk Organik Cair Nasa. Jurnal Pertiwi, N, M., M. Tahrir, dan M. Same. 2016.
Agrifarm. 7 (1) : 2301-9700. Respon Pertumbuhan Benih Kopi
Haryanti, S, dan R. Budihastuti. 2015. Robusta terhadap Waktu Perendaman
Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon dan Konsentrasi Giberelin (GA3). Jurnal
dan Ketebalan Daun Kecambah Kacang Agro Industri Perkebunan, 4 (1) : 1-11.
Hijau (Phaseolus vulgaris L.) pada Perwtasari, B., M. Tripatmasari, dan C.
Naungan yang Berbeda. Buletin Wasonowati. 2012. Pengaruh Media
Anatomi dan Fisiologi, 23 (1) : 47-56. Tanam dan Nutrisi terhadap
Hastuti, E, Y., S. Purwanti, dan E. Ambarwati. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
2015. Pengaruh Skarifikasi dan Lama Pakcoy (Brassica juncea L.) dengan
Perendaman Air terhadap Sistem Hidroponik. Agrovigor, 5 (1) : 14-
Perkecambahan Benih dan 25.
Pertumbuhan Bibit Sawo (Manilkara Rukmana, R. 2011. Palem Si Hijau Nan
zapota L. Van Royen). Vegetalika, 4 (2) : Cantik. Cahaya Atma Pusaka.
30-38. Yogyakarta. Hal: 23.
47
Pengaruh Skarifikasi dan Hormon Giberelin Terhadap Bibit Palem Putri (Elfianis dkk.)
48