You are on page 1of 17

CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

ISSN : 2614-8900
E-ISSN : 2622-6545
©Program Pascasarjana Universitas Papua, https://pasca.unipa.ac.id/

Pengaruh suhu rendaman dan media tumbuh terhadap daya


kecambah benih dan pertumbuhan tanaman Indigofera zollingeriana

The Impact of Water Heat Treatment and Growth Media on Seed Viability and Growth
of Indigofera zollingeriana

Firna Novita Yafur, Sientje D. Rumetor*, Onesimus Yoku

Program Studi S2 Ilmu Peternakan, Program Pascasarjana Universitas Papua


Jalan Gunung Salju, Amban, Manokwari, Kodepos 98314, Papua Barat, Indonesia.

*Email: sientjdr@gmail.com

ABSTRACT: Indigofera zollingeriana is one of legumes that contains high nutrient


contents (crude protein: 29,16%±2,37%; fibres: 14,02±2,48%; Ca: 1,78-2,48%; P: 0,34-
0,46% and protein digestibility: 82,3-86,3%). The purpose of the study was to identify
and analyse the effect of initial water heat treatment and different media on seed
viability and plant growth of Indigofera zollingeriana. This study will be an useful basic
information on how to cultivate Indigofera zollingeriana as one of forage feed in Papua
Barat (West Papua). The result of the study could be used by the farmers. The design of
the study was using complete randomize design with two factors: water heat treatment
and different media. Water heat treatments consist of two different temperatures: 70oC
and 80oC, and growth media had three different media: 100%; 75% soil + 25% compos;
50% soil + 50% compos. Every treatment combination had three replicates so in total
the study had 18 unit experiments. Time of germination (days), seed viability (%), plant
height (cm/week), number of leaves (per week), leaf length and width (cm/week), stem
and leaf ratio, root length (cm/week), number of root nodules. The results showed that
time of germination and seed viability indicated the best result by using water heat
treatment at 70oC. Combination of water heat treatment at 80oC and 100% of soil as
growth media showed the highest plant growth, the most number and width of leaf of
Indigofera zollingerian, while stem and leaf ratio and root length were high with
combination of water heat treatment at 80oC and media with 50% soil and compos. The
greatest number of nodules were found in the plants with water heat treatment at 80oC
and media with 75% soil + 25% compos.

Key words: Indigofera zollingeriana, water heat treatment, media, viability, growth.

ABSTRAK: Indigofera zollingeriana adalah salah satu jenis Leguminosa pohon yang
memiliki kandungan nutrisi yang tinggi (PK: 29,16%±2,37%; SK: 14,02±2,48%; Ca:
1,78-2,48%; P: 0,34-0,46% dan kecernaan protein: 82,3-86,3%). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perlakuan suhu awal rendaman

176
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

di dalam air panas dan penggunaan beberapa media tumbuh terhadap daya kecambah
benih dan pertumbuhan tanaman Indigofera zollingeriana. Manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai informasi awal untuk mengetahui dan menganalisis cara pembudidayaan
tanaman Indigofera zollingeriana sebagai salah satu hijauan pakan di Provinsi Papua
Barat yang sekaligus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat/peternak. Rancangan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial, dengan dua faktor,
yaitu faktor suhu rendaman (terdiri dari dua level yaitu: 700C dan 800C) dan faktor
media tumbuh (terdiri dari tiga level yaitu: 100% tanah; 75% tanah + 25% top kompos;
dan 50% tanah + 50% top kompos). Kombinasi perlakuan tersebut diulang sebanyak 3
kali, sehingga diperoleh 18 satuan percobaan. Variabel yang diukur adalah lama
berkecambah (hari), daya kecambah (%), tinggi tanaman (cm/minggu), jumlah daun
(helai/minggu), panjang daun dan lebar daun (cm/minggu), rasio daun dan batang,
panjang akar (cm) dan jumlah bintil akar. Pada variabel lama berkecambah dan daya
kecambah terbaik dari benih Indigofera zollingeriana, terdapat pada suhu awal
rendaman 700C dan media tumbuh 100% tanah. Variabel tinggi tanaman, jumlah daun
dan lebar daun terbaik dari tanaman Indigofera zollingeriana adalah dengan
menggunakan suhu awal rendaman 800C dan media tumbuh 100% tanah, sedangkan
pada variabel rasio daun dan batang serta panjang akar, suhu awal rendaman 800C dan
media tumbuh 50% tanah + 50% top kompos adalah yang terbaik. Pada variabel jumlah
bintil akar, suhu awal rendaman dan media tumbuh terbaik adalah 800C dan 75% tanah
+ 25% top kompos.

Kata kunci: Indigofera zollingeriana, suhu rendaman, media tumbuh, daya kecambah,
pertumbuhan

PENDAHULUAN biaya pakan merupakan komponen


Keberhasilan suatu usaha terbesar dalam usaha budidaya ternak
peternakan khususnya usaha ternak ruminansia. Hijauan merupakan pakan
ruminansia ditentukan oleh tiga faktor basal bagi ternak ruminansia, namun
yaitu pakan (feeding), bibit (breeding) menurut Topps (1992) selain jenis
dan manajemen (management) yang rumput-rumputan yang merupakan
baik. Bibit yang berkualitas baik, akan hijauan utama bagi ternak ruminansia,
mampu tumbuh dengan cepat untuk potensi jenis leguminosa sangat
menghasilkan produk yang optimal. strategis pada agroekosistem tertentu,
Optimalisasi produk juga ditentukan terutama di daerah tropis dan sub tropis.
oleh pakan dan manajemen secara McDonald et al. (2002) dalam Tarigan
terpadu. Pakan merupakan salah satu (2009) melaporkan bahwa kandungan
sarana produksi yang sangat penting protein dan mineral (kalsium dan
dan sangat strategis dalam usaha fosfor) pada jenis-jenis legum lebih
budidaya ternak ruminansia, bukan saja tinggi dibandingkan dengan rumput.
karena kecukupan dan mutunya yang Salah satu jenis legum yang telah
secara langsung berkorelasi dengan dikembangkan adalah Indigofera sp.
performans ternak, tetapi juga karena

177
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

Pada awal tahun 2016 tanaman memerlukan perlakuan dan media yang
Indigofera mulai dikembangkan sebagai sesuai untuk mempercepat proses
pakan ruminansia pada Balai perkecambahan dan pertumbuhan
Pembibitan Ternak dan Hijauan tanaman ini. Menurut Hassen et al.,
Makanan Ternak Provinsi Papua Barat, (2007) Indigofera spp. memiliki biji
di Satuan Pemukiman V (SP V) Prafi, dengan kulit luar yang keras, sehingga
Manokwari. Spesies Indigofera yang diperlukan perlakuan sebelum ditanam
dikembangkan adalah Indigofera untuk mempercepat daya kecambah
zollingeriana dan diperbanyak dengan (pemecahan dormansi). Selanjutnya
menggunakan biji. Hal ini sesuai Bajang et al. (2015) melaporkan bahwa
dengan pernyataan Herdiawan dan salah satu faktor penentu
Krisnan (2014) bahwa Indigofera perkecambahan adalah dengan
zollingeriana dapat dibudidayakan menggunakan media tumbuh yang
secara generatif menggunakan biji dan efektif.
secara vegetatif dengan menggunakan Masa kritis perbanyakan
stek batang tanaman. Selanjutnya tanaman dengan menggunakan biji
Gandhi et al. (2011) menyatakan bahwa adalah pada perlakuan awal. Beberapa
tanaman ini lebih mudah dibudidayakan penelitian yang dilakukan oleh
dengan menggunakan biji, Herdiawan et al., (2014) mengawali
dibandingkan bagian tanaman lainnya. proses penanaman Indigofera
Pemanfaatan Indigofera zollingeriana dengan proses
zollingeriana sebagai pakan ternak, perendaman biji dalam air panas dengan
karena legum ini memiliki kandungan suhu awal 700C dan 800C selama 2 jam,
nutrisi yang tinggi dan palatabel bagi yang dapat mempercepat proses
ternak (kisaran nilai PK: 29.16±2.37%; perkecambahan dari tanaman tersebut.
SK: 14.02±2.48%; Ca: 1.78 – 2.48%; P: Demikian halnya dengan penelitian
0.34 – 0.46% dan kecernaan protein: yang dilakukan oleh Hassen et al.
82.3 – 86.3%), serta mudah (2007) dengan menggunakan suhu 930C
dibudidayakan, dapat menghasilkan selama 15 menit pada suhu awal
polong dan benih dengan biji bernas, perendaman biji Indigofera
daya adaptasi tinggi/tahan kekeringan, zollingeriana dalam air panas untuk
tersedia sepanjang tahun dengan mempercepat proses perkecambahan
interval pemanenan setiap 60 hari sekali benih. Selanjutnya Suprayitno (1981)
(Abdullah, 2014). Selain itu, Tarigan melaporkan bahwa biji Lamtoro yang
(2009) melaporkan bahwa uji coba akan dijadikan bibit memiliki kulit biji
palatabilitas Indigofera zollingerina yang keras, tebal dan berlilin, sehingga
hingga taraf 45% pada kambing kacang, tanpa perlakuan peretasan biji maka
dapat meningkatkan efisiensi pakan dan dapat berkecambah setelah 2 hingga 3
bobot badan. bulan. Ani (2006) menyatakan bahwa
Indigofera zollingeriana memiliki peretasan kulit dimaksudkan agar dapat
benih berwarna coklat dan coklat memecahkan kulit biji, sehingga
kehitaman serta bulat berisi dengan lembaga muda tumbuh terbuka
viabilitas yang lebih baik jika menembus kulit biji yang telah retas,
dibandingkan dengan benih berwarna lalu inti lembaga ini tumbuh leluasa
kuning atau hijau kecoklatan (Abdullah, menjadi kecambah dengan akar
2014). Perbanyakan tanaman tunggangnya yang langsung mampu
Indigofera zollingeriana dengan menyerap makanan yang tersimpan
menggunakan biji, tentunya dalam tanah sedangkan kuncup

178
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

lembaganya tumbuh leluasa menjadi benih dan pertumbuhan tanaman


calon pohon yang kuat. Indigofera zollingeriana.
Sumanto dan Sriwahyuni (1993)
juga berpendapat bahwa perlakuan MATERI DAN METODE
benih memberikan kecepatan tumbuh Penelitian ini dilakukan di
yang paling baik karena air dan oksigen Jl. Brawijaya Kabupaten Manokwari,
yang dibutuhkan untuk perkecambahan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian
dapat masuk ke benih tanpa halangan UNIPA Manokwari untuk analisis fisika
sehingga benih dapat berkecambah. tanah, dan Seameo Biotrop Services
Semakin lama biji direndam, maka Laboratory-Bogor untuk analisis sifat
semakin besar masuknya air ke dalam kimia tanah dan pupuk yang digunakan
endosperm biji, sehingga pada penelitian ini. Penelitian ini
memungkinkan benih berkecambah berlangsung bulan Agustus- November
dengan cepat tetapi ada batasan tertentu Tahun 2017.
untuk lamanya perendaman, karena Pelaksanaan penelitian tanaman
semakin lama perendaman akan Indigofera zollingeriana dibagi dalam 2
mengakibatkan kerusakan pada benih. (dua) tahap, yaitu tahap pertama untuk
Selain faktor suhu perendaman yang mengamati perkecambahan yang
digunakan untuk peretasan benih dilaksanakan selama 45 hari dan tahap
Indigofera zollingeriana, media tumbuh kedua untuk mengamati pertumbuhan
juga penting untuk diperhatikan dalam yang dilaksanakan selama 45 hari.
menunjang perkecambahan dan Rancangan percobaan pada penelitian
pertumbuhan tanaman ini. ini menggunakan rancangan acak
Hardjowigeno (1989) mengemukakan lengkap pola faktorial 2 x 3 x 3, dimana
bahwa beberapa media tumbuh yang suhu awal rendaman dan media tumbuh
digunakan untuk penanaman Indigofera sebagai faktor perlakuan (faktor
sp. berupa tanah dan bahan organik pertama adalah suhu rendaman: S1 =
seperti kompos. Media tanah yang baik 700C dan S2 = 800C dan faktor kedua
adalah dapat menyediakan air dan unsur adalah: M1 = 100% tanah; M2 = 75%
hara yang cukup, dengan kemampuan tanah + 25% top kompos dan M3 =
menahan air dan ruang yang cukup 50% tanah + 50% top kompos.
untuk pertumbuhan akar. Selain itu, Sebelum penelitian
kandungan bahan organik dalam tanah dilaksanakan, dilakukan berbagai
dapat meningkat dengan adanya persiapan yaitu pembuatan rumah
penggunaan pupuk organik, yang dapat sungkup berukuran 2m x 3m; persiapan
mempengaruhi dan menambah kebaikan media tumbuh berupa tanah, campuran
fisik, biologi dan kimiawi tanah. tanah dan top kompos dengan
Indigofera zollingeriana adalah perbandingan sesuai perlakuan;
tanaman yang memiliki tekstur kulit persiapan biji Indigofera zollingeriana
luar biji yang keras sehingga perlakuan yang diseleksi berdasarkan bentuk
perendaman pada suhu awal air panas morfologisnya. Biji normal dicirikan
yang ditunjang dengan penggunaan dengan telah berwarna coklat
media tumbuh yang sesuai perlu diteliti. kehitaman, terdapat relief pada setiap
Penelitian ini bertujuan untuk segmen benih (menunjukkan benih
mengetahui dan menganalisis pengaruh bernas), dan bentuk utuh tanpa
perlakuan suhu awal rendaman di dalam kerusakan fisik (Abdullah dan
air panas dan penggunaan beberapa Kumalasari, 2016); serta persiapan
media tumbuh terhadap daya kecambah

179
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

materi penelitian (bahan dan alat) yang • Penyiraman dengan air bersih
digunakan. dilakukan 2x dalam sehari (pagi
Pelaksanaan penelitian adalah dan sore), jika kondisi media
sebagai berikut: tumbuh masih basah maka
Tahap pertama. penyiraman hanya dilakukan 1 kali
Persiapan sampel untuk analisis sehari. Selain itu, jika terdapat
Laboratorium: gulma, maka dilakukan
• Sampel tanah ditimbang sebanyak 1 pembersihan.
kg (tanpa pengayakan) dan • Pengamatan untuk mengetahui
dimasukkan ke dalam plastik, guna daya kecambah dari benih
proses analisis fisika yang dilakukan Indigofera zollingeriana, dilakukan
di Laboratorium Tanah, Fakultas setiap hari selama 45 hari.
Pertanian Universitas Papua. Tahap kedua.
• Sampel tanah dan top kompos yang Pada tahap kedua kegiatan yang
telah diayak, ditimbang masing- dilakukan, adalah sebagai berikut:
masing sebanyak 2 kg serta a. Benih yang telah berkecambah dan
dimasukkan ke dalam plastik dan tumbuh normal menjadi tanaman
dikirim ke Seameo Biotrop Services dengan daun sempurna pada
Laboratory-Bogor untuk analisis penelitian tahap pertama, selanjutnya
kimia. dipindahkan ke polibag dengan
a. Pemilihan benih dan penanaman : ukuran 25 cm x 25 cm dengan media
• Pada masing-masing media tumbuh yang sama, yaitu tanah serta
perlakuan menggunakan 25 benih campuran tanah dan top kompos
Indigofera zollingeriana, sehingga dengan perbandingan yang berbeda.
kebutuhan benih untuk 18 b. Polibag diletakkan 15 cm menurut
satuan percobaan adalah sebanyak baris dan 15 cm menurut kolom yang
450 benih. akan mempermudah untuk
• Media tumbuh dimasukkan ke melakukan pengamatan dan
dalam nampan, diletakkan sesuai pengukuran.
dengan kombinasi perlakuan yang c. Pengamatan dan pengukuran
telah diacak. dilakukan setiap minggu selama 45
• Biji Indigofera zollingeriana hari untuk mengetahui pertumbuhan
terlebih dahulu direndam dalam air tanaman Indigofera zollingeriana.
biasa selama 5 menit, dan biji yang Data yang diperoleh dalam
terapung tidak digunakan dalam penelitian ini, dianalisis menggunakan
penelitian ini. Multivariate Analysis of Variance
• Benih selanjutnya direndam dalam (Manova) dalam rancangan acak
air panas dengan suhu awal lengkap (RAL) pola faktorial pada
rendaman 700C dan 800C selama 2 tahap pertama dan kedua. Pengolahan
jam. Setelah 2 jam, benih tersebut data menggunakan Program Excel dan
ditiriskan. SPSS versi 24. Perlakuan yang
• Media tumbuh dibasahi dengan air menunjukkan pengaruh signifikan,
secukupnya dan benih Indigofera dilanjutkan dengan Uji Lanjut Tukey
zollingeriana dapat ditanam dengan Honestly Significant Difference (HSD)
cara dibuat lubang dengan (Steel and Torrie, 1995). Model linier
kedalaman ± 1 cm dan jarak tanam analisis keragaman pada penelitian ini
± 5 cm. adalah (Steel dan Torrie, 1995):

180
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

yang mudah larut yang merupakan


Yijk = µ + Si + Mj + (SM)ij + εijk racun bagi tanaman. Namun dengan pH
tanah 5,5 atau lebih, dapat
Keterangan : mengakibatkan bakteri tanah (bakteri
Yijk : pengamatan terhadap daya pengikat nitrogen) berkembang dengan
kecambah dan pertumbuhan baik. Selanjutnya dikatakan pula bahwa
ke-k yang memperoleh kapasitas tukar kation (KTK)
kombinasi perlakuan suhu merupakan sifat kimia tanah yang
rendaman ke-i dari faktor S berhubungan dengan kesuburan tanah,
dan media tumbuh ke-j dari sehingga dengan nilai KTK yang tinggi,
faktor M maka tanah dapat menyediakan unsur
µ : rata-rata umum hara lebih baik jika dibandingkan
Si : pengaruh suhu rendaman ke-i dengan nilai KTK yang rendah. Ginting
(i = 1 dan 2) et al., (2012) menyatakan bahwa
Mj : pengaruh media tumbuh ke-j (j tanaman Indigofera sp. dapat tumbuh
= 1,2 dan 3) dan berkembang di tanah liat atau
(SM)ij : pengaruh interaksi suhu lempung berliat dengan pH 5 – 7,7 dan
rendaman ke-i dan media toleran terhadap unsur fosfat yang
tumbuh ke-j (i = 1,2 dan rendah.
j = 1,2,3) Nilai N pada hasil analisis
εijk : galat percobaan menunjukkan kriteria sedang, yang
mana tidak mempengaruhi pertumbuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN legum karena adanya kemampuan untuk
mengikat N dari udara dengan
Karakteristik Tanah dan Top berasosiasi bersama mikroorganisme
Kompos serta Suhu dan Kelembaban dalam tanah. Tanaman Indigofera sp.
Rumah Sungkup bila berasosiasi dengan bakteri tanah
rhizobium mampu memfiksasi N2 dari
Tanah yang digunakan dalam udara, yang merupakan sumber nitrogen
penelitian ini bertekstur lempung dalam bentuk tidak tersedia untuk
berliat, berwarna coklat tua yang tanaman dan mengubahnya menjadi
didominasi dengan fraksi pasir (44,6%) NO3 atau NH4 yang merupakan bentuk
dan memiliki pH 5,9. Selain itu, nitrogen tersedia untuk tanaman,
memiliki C organik, rasio C/N dan sehingga dapat memperkaya kandungan
Kapasitas Tukar Kation (KTK) dengan nitrogen di dalam tanah (Ginting et al.,
kriteria rendah, namun memiliki kriteria 2012). Hasil analisis nilai P
sedang pada parameter N total, serta menunjukkan kriteria tinggi hingga
kriteria tinggi dan sangat tinggi, sangat tinggi, dapat berfungsi dalam
masing-masing pada parameter P205 proses pembentukan biji pada tanaman
tersedia dan P205 potensial (Lampiran (Fanindi, 2009).
11). Hardjowigeno (2010) menyatakan Berdasarkan beberapa kriteria
bahwa pentingnya pH tanah pada sifat kimia tanah hasil analisis yang
penyerapan unsur-unsur hara tanaman, cenderung rendah, maka diperlukan
karena tanah dengan pH netral akan proses pemupukan untuk digunakan
lebih mudah menyerap unsur-unsur dalam penelitian. Hasil analisis
hara, karena mudah larut dalam air. (Lampiran 11), sifat kimia pupuk
Sedangkan pada tanah yang masam, diperoleh nilai pH yang baik untuk
banyak ditemukan unsur-unsur mikro meningkatkan pH campuran media

181
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

tumbuh pada saat penelitian. S1 = suhu 700C, S2 = 800C, M1 = 100% tanah,


Kandungan C-organik dan rasio C/N M2 = 75% tanah + 25% top kompos, M3 = 50%
tanah + 50% top kompos.
menunjukkan kematangan top kompos,
Pada Tabel 1. terlihat bahwa
yaitu terjadinya degradasi bahan
lama berkecambah benih Indigofera
organik yang baik, sehingga tersedia
zollingeriana berkisar antara 6,6667 –
unsur hara makro dan mikro untuk
7,6035 hari. Hasil ini mendukung
meningkatkan kesuburan media tumbuh
pernyataan Suhendi (1979), bahwa
yang digunakan. Demikian juga pada
waktu berkecambah yang dibutuhkan
kriteria unsur Nitrogen, P205 dan K20.
setelah benih ditanam adalah 7 – 15
Kompos ini berperan juga dalam
hari. Waktu yang pendek sangat berarti
meningkatkan Kapasitas Tukar Kation
karena semakin cepat semai
(KTK) dan memperbaiki struktur tanah
meninggalkan masa sukulen, akan lebih
(Hardjowigeno, 1989).
baik.
Suhu dan kelembaban rumah
Hasil Manova (Multivariate
sungkup pada saat penelitian di bulan
Analysis of Variance) menunjukkan
Agustus hingga November 2017,
bahwa perlakuan suhu awal rendaman,
berkisar antara 21,2 0C – 33,4 0C,
media tumbuh dan interaksinya, tidak
dengan kelembaban sebesar 41 % - 99
berpengaruh signifikan terhadap lama
%. Rendahnya temperatur disebabkan
berkecambah benih Indigofera
karena pada saat penelitian, terjadi
zollingeriana. Hal ini mengindikasikan
curah hujan yang signifikan, bergantian
bahwa lama berkecambah tidak
dengan musim panas. Sutopo (2004)
dipengaruhi oleh perlakuan sebelum
menyatakan bahwa temperatur
benih disemaikan. Kartasapoetra
merupakan salah satu syarat penting
(2003), bahwa benih yang kecepatan
bagi perkecambahan benih.
berkecambahnya tinggi, tanaman yang
Kebanyakan tanaman tropika
dihasilkannya akan lebih tahan terhadap
membutuhkan temperatur tinggi untuk
keadaan atau lingkungan yang kurang
perkecambahannya.
menguntungkan. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Schmidt (2000), yang
Penelitian Tahap Pertama
mengemukakan bahwa perkecambahan
Lama Berkecambah Benih Indigofera
sangat bergantung pada ketersediaan
zollingeriana `
air, temperatur, cahaya, dan kualitas
Berdasarkan penelitian yang
benih yang bebas dari hama dan
telah dilakukan, didapatkan nilai rata-
penyakit.
rata lama berkecambah benih Indigofera
zollingeriana (hari), yang disajikan
Daya Kecambah Benih Indigofera
pada Tabel 1.
zollingeriana
Tabel 1. Rata-rata Lama Berkecambah
Menurut Sadjad et al. (1999)
Benih Indigofera zollingeriana (hari)
daya kecambah menggambarkan
Menurut Perlakuan Suhu Rendaman
viabilitas potensial benih dihitung
dan Media Tumbuh
berdasarkan persentase kecambah
Suhu Media Tumbuh Rata- normal dibagi jumlah benih yang
Rendaman M1 M2 M3 rata
dikecambahkan. Selanjutnya Sutopo
S1 6,67 7,05 7,39 7,03 (2004) menyatakan bahwa daya
S2 7,18 7,46 7,60 7,42 kecambah merupakan jumlah kecambah
Rata-rata 6,92 7,25 7,50 normal yang dapat dihasilkan oleh
Keterangan :
benih pada lingkungan optimal.

182
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

Suhu Media Tumbuh Rata- Tabel 2. Rata-rata Daya Kecambah


Rendaman M1 M2 M3 rata Benih Indigofera zollingeriana (%)
S1 100,00 70,67 76,00 82,22 Menurut Perlakuan Suhu Rendaman
S2 92,00 73,33 61,33 75,56 dan Media Tumbuh
Rata-rata 96,00a 72,00b 68,67b Keterangan :
Berdasarkan perhitungan yang 1. S1 = suhu 700C, S2 = 800C, M1 = 100%
telah dilakukan tentang persentase daya tanah, M2 = 75% tanah + 25% top
kecambah benih Indigofera kompos, M3 = 50% tanah + 50% top
kompos.
zollingeriana, terlihat bahwa daya 2. Superskrip a,b yang berbeda menurut baris
kecambah terbaik pada perlakuan S1M1 menunjukkan berbeda sangat nyata
(700C dan 100% tanah) dan terendah (P<0.01).
pada perlakuan S2M3 (800C dan 50% Pada Tabel 2, terlihat bahwa suhu
tanah +50% top kompos), dengan nilai awal rendaman benih Indigofera
masing-masing sebesar 100% dan zollingeriana dan interaksi antara suhu
61,3%. Tingginya daya kecambah pada awal rendaman dan media tumbuh
kombinasi perlakuan (S1M1), sesuai tidak berpengaruh signifikan terhadap
dengan pernyataan Sutopo (2004) dan daya kecambah. Namun, faktor yang
Permentan (2013) bahwa syarat benih berpengaruh signifikan untuk
yang bermutu baik adalah memiliki meningkatnya persentase daya
daya kecambah minimal 80%, daya kecambah benih adalah media tumbuh,
tumbuh yang baik, tidak terinfeksi dengan nilai rata-rata tertinggi terlihat
cendawan, benih sehat, bernas, pada media tumbuh (100% tanah),
mengkilat, dan tidak keriput. yang diikuti dengan media tumbuh
Selanjutnya, penyebab rendahnya daya (75% tanah + 25% top kompos) dan
kecambah benih dapat disebabkan media tumbuh (50% tanah + 50% top
karena tipe dormansi benih, yaitu kompos), masing-masing sebesar
impermeabilitas kulit biji terhadap air, 96.00%, 72.00% dan 68.67%. Hasil
dimana pengabsorbsian air terhalang Manova (Multivariate Analysis of
oleh kulit biji yang keras, terdiri dari Variance), terlihat bahwa perlakuan
lapisan sel-sel serupa palisade media tumbuh yang berpengaruh
berdinding tebal terutama pada signifikan terhadap daya kecambah
permukaan paling luar dan bagian benih, maka dilanjutkan dengan uji
dalamnya mempunyai lapisan lilin dari Tukey HSD. Pada uji Tukey HSD,
bahan kutikula. Selain itu, Lodong et menunjukkan pula bahwa M1 vs M2
al. (2015) menyatakan bahwa daya dan M1 vs M3 berbeda sangat nyata
kecambah dan kecepatan tumbuh yang sedangkan M2 vs M3 berbeda tidak
tinggi secara tidak langsung akan nyata.
mempengaruhi pertumbuhan bibit Hardjowigeno (1989)
selanjutnya, disebabkan karena bibit menyatakan bahwa tanah merupakan
akan segera mengabsorbsi makanannya salah satu media tumbuh yang baik, jika
sendiri dari lingkungan tumbuhnya memiliki tata udara yang baik,
melalui organ-organ vegetatif. kemampuan menahan air yang baik dan
Selanjutnya, berdasarkan ruang untuk perakaran yang cukup. Hal
perhitungan persentase daya kecambah, ini mengindikasikan bahwa media
maka dapat diperoleh nilai rata-rata tumbuh 100% tanah adalah yang tepat
daya kecambah benih Indigofera untuk perkecambahan benih Indigofera
zollingeriana (%), yang disajikan pada zollingeriana, jika dibandingkan dengan
Tabel 2. media tumbuh M2 (75% tanah + 25%
top kompos) dan media tumbuh M3

183
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

(50% tanah + 50% top kompos). masing sebesar 37,1167 cm; 24,7111
Disamping itu, dengan penambahan cm dan 18,1389 cm. Hal ini
25% dan 50% top kompos, akan mengindikasikan bahwa semakin cepat
menurunkan daya kecambah benih benih Indigofera zollingeriana
Indigofera zollingeriana. Sejalan berkecambah dan memiliki daya
dengan penelitian yang dilakukan oleh kecambah yang tinggi pada media
Rofik dan Muniarti (2008) bahwa tumbuh (M1), maka akan
kombinasi perlakuan media tumbuh mempengaruhi variabel pertumbuhan
tanah dan kompos (1:1) menghasilkan selanjutnya (tinggi tanaman) (Lodong et
daya kecambah benih aren terendah, al. (2015). Pertumbuhan tanaman dapat
yaitu sebesar 10%. Disamping itu, dicirikan oleh penambahan jumlah sel
Murniati dan Suminar (2006) yang disertai dengan pembesaran sel.
menyatakan bahwa benih yang tidak Dalam keadaan alamiah, fase
mengalami enforced dormancy, tidak pertumbuhan awal ditunjukkan oleh laju
membutuhkan perlakuan pra pertumbuhan bersifat eksponensial
perkecambahan. kemudian menurun karena adanya
faktor-faktor pembatas (Tohari, 2002).
Penelitian Tahap Kedua Hasil Manova, menunjukkan bahwa
Tinggi Tanaman Indigofera media tumbuh berpengaruh signifikan
zollingeriana terhadap variabel tinggi tanaman,
Berdasarkan penelitian yang telah namun suhu awal rendaman dan
dilakukan, maka didapatkan nilai rata- interaksi antara suhu awal rendaman
rata tinggi tanaman Indigofera dan media tumbuh tidak memberikan
zollingeriana (cm) yang disajikan pada pengaruh yang signifikan terhadap
Tabel 3. tinggi tanaman Indigofera
Tabel 3. Rata-rata Tinggi zollingeriana. Yang dilanjutkan dengan
Tanaman Indigofera zollingeriana (cm) uji lanjut Tukey HSD, dimana terlihat
Menurut Pelakuan Suhu Rendaman dan bahwa media tumbuh M1 vs M2, M1 vs
Media Tumbuh M3 dan M2 vs M3 menunjukkan
berbeda sangat nyata terhadap variabel
Suhu Media Tumbuh Rata-
Rendaman M1 M2 M3 rata tinggi tanaman. Sofyan dan Islam
S1 37,33 20,86 18,58 25,59 (2006), menyatakan bahwa untuk
S2 36,90 28,57 17,70 27,72 mendapatkan tanaman yang berproduksi
Rata-rata 37,12a 24,71b 18,14c tinggi, maka fase awal penyemaian
merupakan fase yang harus
diperhatikan, terutama pada saat akan
Keterangan : melakukan seleksi tanaman, yaitu
1. S1 = suhu 700C, S2 = 800C, M1 = 100%
tanah, M2 = 75% tanah + 25% top
tanaman harus sehat dan tumbuh
kompos, M3 = 50% tanah + 50% top dengan baik, sehingga semai dapat
kompos. beradaptasi dan menyerap unsur hara
2. Superskrip a,b,c yang berbeda menurut yang maksimal dari media tumbuh yang
baris menunjukkan berbeda sangat nyata akan digunakan.
(P<0.01).
Daniel et al. (1992), kegiatan
Pada Tabel 3, terlihat bahwa nilai
pemisahan/pemindahan semai dari
rata-rata tertinggi, terdapat pada media
nampan ke polibag, merupakan salah
tumbuh (100% tanah), yang diikuti oleh
satu faktor yang sangat penting
media tumbuh (75% tanah + 25% top
terutama faktor umur semai saat
kompos) dan media tumbuh (50% tanah
dipisahkan, mengingat pengaruhnya
+ 50% top kompos), yaitu masing-

184
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

yang cukup besar terhadap pertumbuhan tumbuh M1 (56,56 helai), yang diikuti
dan perkembangan semai atau bibit. dengan jumlah daun pada media
Selanjutnya dikatakan pula bahwa tumbuh M2 (59,11 helai) dan M3
terdapat tiga faktor yang berpengaruh (36,22 helai). Hal ini sesuai dengan
terhadap keberhasilan pertumbuhan pernyataan Shehu et al., (2001) bahwa
semai yaitu kondisi lingkungan berupa daun merupakan bagian jaringan
ketersediaan air dan suhu tanaman yang memiliki kandungan
media/lingkungan serta kondisi internal nutrisi paling tinggi jika dibandingkan
semai yaitu berupa kesiapan fisiologis dengan batang/ranting, sehingga
semai dalam atau untuk beradaptasi semakin banyak daun yang diproduksi
pada saat dipisahkan. Disamping itu, oleh legum pohon, maka kualitas dari
sehubungan dengan kemampuan semai legum ini semakin baik.
dalam beradaptasi dengan media Hasil Manova, menunjukkan bahwa
tumbuh, walaupun kondisi fisik atau media tumbuh memberikan pengaruh
lingkungan media tumbuh (ketersediaan signifikan terhadap jumlah daun
air dan suhu) dalam kondisi yang tanaman Indigofera zollingeriana.
optimum namun semai hanya akan Sedangkan perlakuan suhu awal
tumbuh optimum jika semai berada rendaman dan interaksi antara suhu
dalam kondisi fisiologis yang optimum. awal rendaman dan media tumbuh tidak
Hal ini sesuai dengan sifat unggul dari memberikan pengaruh signifikan
tanaman Indigofera zollingeriana terhadap jumlah daun. Hal ini
bahwa daya adaptasi tinggi/tahan mengindikasikan bahwa media tumbuh
kekeringan (Abdullah, 2014). 100% tanah masih menjadi media
tumbuh terbaik untuk pertumbuhan
Jumlah Daun Tanaman Indigofera tanaman (variabel jumlah daun
zollingeriana tanaman). Untuk itu, dilanjutkan
Berdasarkan penelitian yang telah dengan uji lanjut Tukey HSD, dan
dilakukan, maka didapatkan nilai rata- diperoleh hasil bahwa media tumbuh
rata jumlah daun tanaman Indigofera M1 vs M2 tidak berbeda nyata,
zollingeriana (helai), yang disajikan sedangkan M1 vs M3 dan M2 vs M3
pada Tabel 4. berbeda sangat nyata. Sitompul dan
Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun Guritno (1995), mengemukakan bahwa
Tanaman Indigofera zollingeriana tanaman yang mempunyai daun yang
(helai) Menurut Perlakuan Suhu lebih banyak pada awal
Rendaman dan Media Tumbuh pertumbuhannya, tanaman akan lebih
Suhu Media Tumbuh Rata- cepat tumbuh karena kemampuan
Rendaman M1 M2 M3 rata menyerap makanan yang cukup akan
S1 56,89 42,33 37,56 45,59 menghasilkan pertumbuhan yang cepat
S2 56,22 57,89 34,89 49,67
yaitu diperlihatkan dengan banyaknya
Rata-rata 56,56a 50,11a 36,22b
Keterangan :
daun yang terbentuk. Disamping itu,
1. S1 = suhu 700C, S2 = 800C, M1 = 100% kemampuan fotosintesa yang lebih
tanah, M2 = 75% tanah + 25% top tinggi jika dibandingkan dengan
kompos, M3 = 50% tanah + 50% top tanaman dengan jumlah daun yang lebih
kompos. rendah. Jumlah daun tanaman akan
2. Superskrip a,b,c yang berbeda menurut
baris menunjukkan berbeda sangat nyata
mempengaruhi pertumbuhan jaringan
(P<0.01). tanaman yang lain.
Pada Tabel 4, terlihat bahwa jumlah
daun tertinggi terdapat pada media

185
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

Panjang Daun Tanaman Indigofera panen yang lebih awal (3 bulan), maka
zollingeriana panjang daun yang dihasilkan akan
Berdasarkan penelitian yang telah semakin pendek.
dilakukan, didapatkan nilai rata-rata
panjang daun (cm) tanaman Indigofera Lebar Daun Tanaman Indigofera
zollingeriana yang disajikan pada Tabel zollingeriana
5. Berdasarkan penelitian yang telah
Tabel 5. Rata-rata Panjang Daun dilakukan, diperoleh nilai rata-rata lebar
(cm) Tanaman Indigofera zollingeriana daun (cm) tanaman Indigofera
Suhu Media Tumbuh Rata-
zollingeriana, yang disajikan pada Tabel
Rendaman M1 M2 M3 rata 6.
S1 2,11 1,82 1,73 1,89 Tabel 6. Rata-rata Lebar Daun
S2 2,15 1,99 1,72 1,95 (cm) Tanaman Indigofera zollingeriana
Rata-rata 2,13a 1,90b 1,72c Media Tumbuh
Suhu Rata-
Menurut Perlakuan Suhu Rendaman Rendaman M1 M2 M3 rata
dan Media Tumbuh (cm) S1 4,99 3,87 3,56 4,14
S2 4,91 4,47 3,34 4,24
Rata-rata 4,95a 4,17b 3,45c
Keterangan : Berdasarkan Perlakuan Suhu Rendaman
1. S1 = suhu 700C, S2 = 800C, M1 = 100% dan Media Tumbuh
tanah, M2 = 75% tanah + 25% top Keterangan :
kompos, M3 = 50% tanah + 50% top 1. S1 = suhu 700C, S2 = 800C, M1 = 100%
kompos. tanah, M2 = 75% tanah + 25% top
2. Superskrip a,b,c yang berbeda menurut kompos, M3 = 50% tanah + 50% top
baris menunjukkan berbeda sangat nyata kompos.
(P<0.01). 2. Superskrip a,b,c yang berbeda menurut
Pada Tabel 5, terlihat bahwa media baris menunjukkan berbeda sangat nyata
tumbuh M1 masih memberikan hasil (P<0.01).
terbaik jika dibandingkan dengan media Sama halnya dengan beberapa
tumbuh M2 dan M3, dengan nilai variabel pengamatan lainnya, pada
masing-masing sebesar 4,94971 cm, variabel lebar daun, media M1 (2,13061
4,17015 cm dan 3,44851 cm. cm) masih memiliki nilai tertinggi, yang
Berdasarkan Manova, terlihat pula diikuti dengan M2 (1,90176 cm) dan
bahwa media tumbuh memberikan M3 (1,72345 cm). Hasil Manova,
pengaruh signifikan terhadap panjang terlihat bahwa media tumbuh
daun tanaman Indigofera zollingeriana memberikan pengaruh signifikan,
jika dibandingkan dengan suhu awal sedangkan suhu awal rendaman dan
rendaman dan interaksinya, yang tidak interaksi antara suhu awal rendaman
memberikan pengaruh yang signifikan. dan media tumbuh, tidak memberikan
Untuk itu, dilanjutkan dengan uji lanjut pengaruh signifikan terhadap lebar daun
Tukey HSD pada media tumbuh M1 vs tanaman Indigofera zollingeriana. Serta
M2, M1 vs M3 dan M2 vs M3 dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey
menunjukkan berbeda sangat nyata. HSD, yang diperoleh M1 vs M2 dan
Hasil analisis ini sejalan dengan M1 vs M3 menunjukkan berbeda sangat
penelitian yang dilakukan oleh Hassen nyata, sedangkan M2 vs M3
et al., (2007) bahwa tanaman menunjukkan berbeda nyata.
Indigofera pada umur 7 bulan, memiliki Tingginya variabel lebar daun pada
panjang daun sebesar 6,93cm. Hal ini media tumbuh M1, menunjukkan bahwa
mengindikasikan bahwa dengan umur pertumbuhan lebar daun pada tanaman
Indigofera zollingeraiana, berfungsi

186
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

sebagai organ utama fotosintesis pada pada kisaran 1,9 – 4,2 untuk leguminosa
tumbuhan, dimana daun yang dan kisaran 1,8 – 6,5 untuk gramminae,
diproduksi oleh tanaman budidaya yang mengindikasikan bahwa rasio
memiliki permukaan luar daun yang daun dan batang yang dihasilkan pada
luas dan datar, yang memungkinkan M3 ini cukup baik, karena mendekati
menangkap cahaya semaksimal nilai 4,2.
mungkin per satuan volume dan Hasil Manova, terlihat bahwa
meminimalkan jarak yang harus media tumbuh memberikan pengaruh
ditempuh oleh CO2 dari permukaan yang signifikan terhadap produksi rasio
daun ke kloroplas, dengan jumlah daun dan batang pada tanaman
stomata yang banyak per satuan luas Indigofera zollingeriana. Sedangkan
(Gardner, et al., 1991). perlakuan suhu awal rendaman dan
interaksi antara suhu awal rendaman
Rasio Daun dan Batang Tanaman dan media tumbuh tidak memberikan
Indigofera zollingeriana pengaruh yang signifikan terhadap
Berdasarkan penelitian yang telah variabel rasio daun dan batang tanaman.
dilakuakn, didapatkan nilai rata-rata Untuk itu, dilanjutkan dengan uji lanjut
rasio daun dan batang tanaman Tukey HSD, dimana media tumbuh M1
Indigofera zollingeriana, yang disajikan vs M2, M1 vs M3 dan M2 vs M3 sangat
pada Tabel 7. berbeda nyata untuk variabel ini.
Tabel 7. Rata-rata Rasio Daun Waters dan Givens, (1992) dalam
dan Batang Tanaman Indigofera Tarigan et al. (2013) menyatakan bahwa
zollingeriana Berdasarkan Perlakuan rasio daun dan batang dapat
Suhu Rendaman dan Media Tumbuh menggambarkan usia dari tanaman yang
Keterangan : Media Tumbuh
Suhu Rata-
1. S1 = suhu 700C, S2 = 800C, M1 = 100%
Rendaman M1 M2 M3 rata
tanah, M2 = 75% tanah + 25% top
kompos, M3 = 50% tanah + 50% top S1 2,25 3,08 3,41 2,92
kompos. S2 2,28 2,98 3,84 3,03
2. Superskrip a,b yang berbeda menurut baris Rata-rata 2,27 3,03b 3,63b
a

menunjukkan berbeda sangat nyata diamati, yaitu dengan semakin


(P<0.01). menurunnya kandungan nutrisi, akan
Pada Tabel 7 terlihat bahwa rasio terlihat pada semakin bertambahnya
daun dan batang tertinggi pada media umur tanaman. Selanjutnya dikatakan
tumbuh M3 (3,6275), yang diikuti oleh pula bahwa helai daun memiliki
media tumbuh M2 (3,0305) dan M1 kandungan protein yang lebih tinggi
(2,2685). Tingginya rasio daun dan dibandingkan dengan bagian batang
batang pada media tumbuh M3, tanaman yang lainnya, dimana
disebabkan karena proses fotosintesis kandungan protein pada bagian batang
pada daun akan menghasilkan energi cenderung lebih rendah bila
yang dapat digunakan untuk dibandingkan dengan protein kasar
pertumbuhan dan perkembangan daun. fraksi daun.
Banyaknya daun akan mempengaruhi
jumlah asimilat yang dihasilkan pada Panjang Akar Tanaman Indigofera
akhirnya berpengaruh pula pada zollingeriana
pembentukkan daun dan organ tanaman Nilai rata-rata hasil Manova
yang lain (Dwidjoseputro, 1994). (Multivariate Analysis of Variance)
Selain itu, nilai rata-rata tersebut sesuai pada variabel panjang akar (cm)
dengan pernyataan Sirait et al., (2007)
bahwa rasio daun dan batang berada

187
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

tanaman Indigofera zollingeriana, yang perkembangan selanjutnya auksin akan


disajikan pada Tabel 8. merangsang pembentukan akar
Tabel 8. Rata-rata Panjang Akar (Leopold dan Kriedemann, 1975).
(cm) Tanaman Indigofera zollingeriana Tampaknya dengan banyaknya akar
Menurut Perlakuan Suhu Rendaman yang terbentuk akan dengan cepat pula
dan Media Tumbuh melakukan kegiatan menyerap makanan
Keterangan :
Suhu Media Tumbuh Rata-
S1 = suhu 700C, S2 = 800C, M1 = 100% tanah,
Rendaman M1 M2 M3 rata
M2 = 75% tanah + 25% top kompos, M3 = 50%
tanah + 50% top kompos. S1 31,36 27,31 28,03 28,90
S2 28,20 32,47 32,07 30,91
Berdasarkan Tabel 8, terlihat
Rata-rata 29,78 29,89 30,05
bahwa suhu awal rendaman, media
tumbuh dan interaksi antara suhu dan dari dalam tanah.
media tumbuh tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap Jumlah Bintil Akar Tanaman
variabel panjang akar. Oleh karena Indigofera zollingeriana
kombinasi perlakuan ini tidak Berdasarkan penelitian yang telah
memberikan pengaruh yang signifikan, dilakukan, didapatkan nilai rata-rata
maka tidak dilanjutkan dengan uji lanjut jumlah bintil akar tanaman Indigofera
zollingeriana, yang disajikan pada
Suhu Media Tumbuh Rata- Tabel 9.
Rendaman M1 M2 M3 rata Tabel 9. Rata-rata Jumlah Bintil
S1 7,11 23,56 16,78 15,81 Akar Tanaman Indigofera zollingeriana
S2 6,33 25,78 22,56 18,22 Menurut Perlakuan Suhu Rendaman
Rata-rata 6,72b 24,67b 19,67a dan Media Tumbuh
Tukey HSD. Hal ini disebabkan karena Keterangan :
untuk variabel ini, tanaman Indigofera 1. S1 = suhu 700C, S2 = 800C, M1 = 100%
tanah, M2 = 75% tanah + 25% top
zollingeriana ditanam pada polibag kompos, M3 = 50% tanah + 50% top
yang menyebabkan akar hanya bisa kompos.
tumbuh sebatas ruang yang ada di 2. Superskrip a,b,c yang berbeda menurut
dalam polibag, sehingga tidak terdapat baris menunjukkan berbeda sangat nyata
pengaruh dari suhu, media dan (P<0.01).
interaksinya, akar tetap tidak bisa Pada Tabel 9 terlihat bahwa jumlah
tumbuh maksimal. Hartmann dan bintil akar tertinggi pada media tumbuh
Kester (1983) menyatakan bahwa M2 (24,67), yang diikuti oleh media
terdapat senyawa khusus selain auksin tumbuh M3 (19,67) dan M1 (6,72). Hal
yang berperan dalam perakaran yang ini disebabkan karena, pada saat
disebut rooting cofactor. Senyawa- pengamatan dan pengkuran pada tahap
senyawa fenol seperti cafeic acid, akhir penelitian, peneliti dapat melihat
cathecol dan chorogenic acid terbukti bahwa, tanaman Indigofera
berinteraksi dengan auksin membantu zollingeriana yang tumbuh pada media
proses pembentukan akar. Reaksi M2 lebih banyak menghasilkan bintil-
senyawa-senyawa tersebut dengan bintik akar, sedangkan pada media
auksin beserta bantuan enzim akan tumbuh M1 terlihat bahwa bintil akar
membentuk suatu kompleks senyawa yang dihasilkan sedikit bahkan ada
yang disebut rhizocaline. Tunas yang tanaman yang belum terdapat bintil
baru muncul dan daun-daun muda akar.
adalah bagian tanaman yang Hasil Manova, terlihat bahwa
menghasilkan auksin. Dalam media tumbuh memberikan pengaruh
yang signifikan, jika dibandingkan

188
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

dengan suhu awal rendaman serta rendaman 800C dan media tumbuh
interaksi antara suhu awal rendaman 100% tanah.
dan media tumbuh yang tidak 3. Suhu awal rendaman 800C dan
memberikan pengaruh yang signifikan media tumbuh 50% tanah + 50%
terhadap variabel jumlah bintil akar top kompos memberikan hasil
tanaman Indigofera zollingeriana. terbaik terhadap rasio daun dan
Untuk itu dilakukan uji lanjut Tukey batang serta panjang akar tanaman
HSD pada variabel terikat (media Indigofera zollingeriana.
tumbuh), sehingga diperoleh M1 vs M2 4. Suhu awal rendaman 800C dan
dan M1 vs M3 berbeda sangat nyata, media tumbuh 75% tanah + 25%
serta M2 vs M3 berbeda nyata pada top kompos memberikan hasil
variabel ini. Indriyanto (2005) terbaik terhadap jumlah bintil akar
menyatakan bahwa nodul akar atau tanaman Indigofera zollingeriana.
bintil akar adalah bentuk simbiosis 5. Penggunaan top kompos sebaiknya
mutualisme antara bakteri Rhizobium digunakan setelah tanaman
spp., dengan akar tumbuhan. berumur tiga bulan, agar dapat
Selanjutnya, simbiosis tersebut terjadi mempercepat pertumbuhan dan
pada tumbuhan anggota famili produksi tanaman Indigofera
Fabaceae (Leguminosae), akan tetapi zollingeriana.
ada juga beberapa spesies pohon yang
memiliki nodul akar, yaitu Podocarpus DAFTAR PUSTAKA
spp., Casuarina spp., Pinus spp., Abdullah L., 2014. Prospektif
Ginkgo spp., Araucaria spp., Alnus spp. Agronomi dan Ekofisiologi
dan Myrica spp. Rhizobium adalah Indigofera zollingeriana Sebagai
bakteri yang memiliki kemampuan Tanaman Penghasil Hijauan
menambat nitrogen dari udara dalam Pakan Berkualitas Tinggi. Jurnal
proses yang disebut fiksasi biologis. Pastura 3(2):79–83.
Dengan demikian, peranan bintil akar
sangat penting dalam meningkatkan Abdullah L., 2014. Mewujudkan
jumlah unsur nitrogen tanah maupun Konsentrasi Hijau (Green
nitrogen yang diperlukan oleh Concentrate) dalam Industri Baru
tumbuhan inangnya. Pakan Untuk Mendorong
Kemandirian Pakan dan Daya
KESIMPULAN Saing Peternakan Nasional. Orasi
Ilmiah Guru Besar Fakultas
Berdasarkan hasil penelitian yang Peternakan IPB, Bogor.
telah diperoleh, disimpulkan bahwa:
1. Lama dan daya kecambah terbaik Abdullah L dan Kumalasari N.R., 2016.
dari benih Indigofera zollingeriana Panduan Teknis Budidaya dan
adalah dengan menggunakan suhu Pemanenan Indigofera
awal rendaman 700C dan media zollingeriana. PT. Penerbit IPB
tumbuh 100% tanah. Press, Bogor.
2. Pada variabel tinggi tanaman,
jumlah daun, panjang daun, dan Ani N., 2006. Pengaruh Perendaman
lebar daun terbaik dari tanaman Benih dalam Air Panas Terhadap
Indigofera zollingeriana adalah Daya Kecambah dan Pertumbuhan
dengan menggunakan suhu awal Bibit Lamtoro (Leucaena
leucocephala). Jurnal Penelitian

189
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

Bidang Ilmu Pertanian Vol. 4 No. Peternakan: IAARD Press,


1, April 2006:24–28. Jakarta.

Bajang M.E, A. Rumambi, W.B. Hassen A, Rethman N.F.G, Van


Kaunang dan D. Rustandi, 2015. Niekerk, Tjelele T.J., 2007.
Pengaruh Media Tumbuh dan Influence of season/year and
Lama Perendaman Terhadap species on chemical composition
Perkecambahan Sorgum Varietas and in vitro digestibility of five
Numbu. Jurnal Zootek (“Zootek Indigofera accessions. Anim Feed
Journal) Vol. 35 No. 2:302–311 Sci Technol. 136:312-322.
(Juli 2015).
Hardjowigeno S., 1989. Pengantar Ilmu
Daniel, T.W., Helms J.A., Baker F.S. Tanah. Medyatama Sarana
1992. Prinsip-prinsip Silvikultur. Perkasa, Jakarta.
Marsono D., penerjemah;
Soesono O.H., Ed. Yogyakarta. Hardjowigeno S., 2010. Ilmu Tanah.
Gajah Mada University Press. Penerbit Akademika Pressindo,
Terjemahan dari : Principles of Jakarta.
Silviculture.
Hartmann, H.T. dan D.E. Kester. 1983.
Dwidjoseputro. 1994. Pengetahuan Plant Propagation ; Principles and
Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Practices. Fourth Edition. Prentice
Jakarta. p232. Hall, Inc. Englewood Cliffs. New
Jersey.
Fanindi A. 2009. Pengaruh Intensitas
Cahaya Terhadap Produksi dan Herdiawan I. dan R. Krisnan, 2014.
Kualitas Hijauan Serta Benih Produktivitas dan Pemanfaatan
Legum Tanaman Pakan. Tesis, Tanaman Leguminosa Pohon
sekolah Pascasarjana, Institut Indigofera zollingeriana Pada
Pertanian Bogor. Lahan Kering.

Gandhi D., S. Albert and N. Pandya, Indriyanto, 2005. Ekologi Hutan. PT.
2011. Morphological and Bumi Aksara. Jakarta.
Micromorphological
Characterization of Some Legume Kartasapoetra, A.G., 2003. Teknologi
Seeds from Gujarat, India. Benih Pengolahan Benih Dan
Environmental and Experimental Tuntunan Praktikum . PT.
Biology 9:105–113. Asdi Mahasatya, Jakarta.

Gardner F. P., R. B. Pearce dan R. L. Leopold, A.C. dan P.E. Kriedemann.


Mitchell (1991). Fisiologi 1975. Plant Growth and
Tanaman Budidaya. Penerbit Development. McGrow Hill Book
Universitas Indonesia (UI-Press). Company. New York.

Ginting S.P., B.R. Prawiradiputra, dan Lodong, O., Y. Tambing dan Adrianton.
N.D. Purwantari, 2012. Indigofera 2015. Peranan kemasan dan
Sebagai Pakan Ternak. Pusat media simpan terhadap ketahanan
Penelitian dan Pengembangan viabilitas dan vigor benih nangka

190
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

(Artocarpus heterophyllus Lamk) Steel R.G.D and J.H. Torrie., 1995.


kultivar tulo-5 selama Prinsip dan Prosedur Statistika:
penyimpanan. e-J. Agrotekbis. Suatu Pendekatan Biometrika.
3(3): 303-3015. Jakarta (Indones): PT. Gramedia.
Murniati. E. dan M. Suminar, 2006. Suhendi, H. 1979. Hasil Pendahuluan
Pengaruh Jenis Media Mengenai Perkecambahan dan
Perkecambahan dan Perlakuan Pertumbuhan Gmelina arborea L.
Pra Perkecambahan Terhadap di Persemaian. Lembaga
Viabilitas Benih Mengkudu Penelitian Hutan. Bogor.
(Morinda citrifolia L.) dan Sirait J., A. Tarigan, K. Simanihuruk
Hubungannya Dengan Sifat dan Junjungan, 2007. Produksi
Dormansi Benih. Bul. Agronomi. dan Nilai Nutrisi Enam Spesies
34 (2):119-123. Hijauan Pada Tiga Taraf Naungan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor Di Dataran Tinggi-Beriklim
90/Permentan/OT.140/9/2013. kering. Seminar Nasional
Standar Operasional Prosedur Teknologi Peternakan dan
Penetapan Kebun Sumber Benih, Veteriner.
Sertifikasi Benih, dan Evaluasi Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995.
Kebun Sumber Benih Tanaman Analisis Pertumbuhan Tanaman.
Kakao (Theobroma cacao L.). Gadjah Mada University Press.
Rofik A. dan E. Murniati E., (2008). Yogyakarta. p412.
Pengaruh Perlakuan Deoperkulasi Sumanto dan Sriwahyuni, 1993.
Benih dan Media Perkecambahan Pengembangan Perlakuan Benih
Untuk Meningkatkan Viabilitas Terhadap Perkecambahan. Pusat
Benih Aren (Arenga pinnata Penelitian dan Pengembangan
(Wurmb.) Merr.). Bulletin Tanaman Industri.
Agronomi. (36) (1) 33 – 40. Suprayitno, 1981. Lamtoro Gung dan
Sadjad, S., Muniarti, E., Ilyas, S. 1999. Manfaatnya. Bharata Karya
Parameter Pengujian Vigor Aksara, Jakarta.
Benih dari Komperatif ke Sutopo L. 2004. Teknologi Benih. Edisi
Simulatif. Grasindo Gramedia Revisi. PT. Raja Grafindo
Widiasarana Indonesia, Persada, Jakarta.
Jakarta. Tarigan A., (2009). Produktivitas dan
Schmidt, L. 2000. Pedoman Pemanfaatan Indigofera sp.
Penanganan Benih Tanaman Sebagai Pakan Ternak Kambing
Hutan Tropis dan Subtropis. Pada Interval dan Intensitas
Terjemahan. Kerjasama Pemotongan Berbeda. Tesis.
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sekolah Pascasarjana, Institute
Lahan dan Perhutanan Sosial Pertanian Bogor, Bogor.
denganIndonesia Forest Seed Tarigan A., J. Sirait dan SP. Ginting,
Project. PT. Gramedia Jakarta. 2013. Produksi dan Komposisi
Shehu, Y., W. S. Alhassan, U. R. Pal, Nutrisi Indigofera sp. pada
dan C. J. C. Phillips. 2001. Yield Intensitas Pemotongan dan Jarak
and Chemical Composition Tanam yang Berbeda di Dataran
Response of Lab Purpureus to Tinggi dengan Curah Hujan
Nitrogen, Phosphorus and Sedang. Seminar Nasional
Potassium Fertilizers. Trop Teknologi Peternakan dan
Grassl. 35:180-185. Veteriner.

191
CASSOWARY Volume 2 (2): 176 - 192

Tohari, 2002. Pertumbuhan dan


Perkembangan Tanaman. Program
Pascasarjana UGM. Yogyakarta.
Topps J.H., 1992. Potential
Composition and Use of Legume
Shrubs and Trees as Fodders for
Livestock in the Tropics. Journal
Agric. Sci. 118 : 1 – 8.

192

You might also like