Professional Documents
Culture Documents
1200 2254 4 PB PDF
1200 2254 4 PB PDF
ABSTRACT The objective of this study was to using Chi square. The results showed that the
determine the effect of feeding methods on feeding treatments affect significantly (P < 0.05) on spent of
behavior include the frequency and dur ation of eating night; rumination daytime and night spent,
eating time, the frequency and the duration of but had no effect (P>0,05) on spent of eating one
rumination for one day, night and daytime. The day, spent of eating daytime and spent of
study used twenty of local cattle feeder males rumination for one day. Rumination frequency
(Peranakan Ongole) with an age range of 1.5 – 2 one day, daytime, and night were not affected (P >
years old and initial weight were 200-273 kg. They 0.05) by feeding method. Night rumination of
were fed randomly with four feeding methods of feeder cattle groups fed with TMR method were
top concentrate, component feedingg, total mixed longer ( P < 0.05 ) compared to feeder cattle groups
ration (TMR) and free choice. Thus, completely fed with Component Feeding and Free Choice
randomized design was used for this study. Data method, but it was similar ( P > 0.05 ) to feeder
length of eating and rumination time was analyzed cattle groups fed with Top Concentrate. Between
using analysis of variance and continuited by the groups feeder cattle fed with Component
honestly significant difference test (HSD). The feeding and Free Choice were not significantly
frequency of eating and rumination were analyzed different ( P > 0.05 ).
Tingkah Laku Makan Sapi Peranakan Ongole Yang Diberi Pakan … (Dr. Sc. Agr. Ir. Muhammad Bata, MS dan Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc. Agr)
18
yang diuji empat macam pola pemberiaan HASIL DAN PEMBAHASAN
pakan yang berbeda, setiap perlakuan diulang 5
Lama Waktu dan Frekuensi Makan
kali. Perlakuan yang diuji disajikan pada Tabel
Rataan lama waktu makan untuk satu
2.
hari, siang dan malam hari disajikan pada
Tabel 2. Perlakuan yang Diujicobakan
Tabel 3. Hasil anailisis variansi menunjukkan
No Perlakuan Keterangan
bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05)
1 Top Concentrate Pemberian Jerami padi amoniasi
menggunakan urea dan molases terhadap lama waktu makan malam, akan
ditempatkan dibawah konsentrat tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
yang diberikan secara bersamaan.
Pemberian pakan pertama pada jam terhadap total lama waktu makan satu hari, dan
07.00 WIB dan kedua jam 14.00
WIB
lama waktu makan siang.
2 Component Feeding Pemberian jenis jerami amoniasi padi Tabel 3.Rataan Lama Waktu Makan Sapi Peranakan Ongole Jantan
sama dengan T1 namun Dengan Pola Pemberian Pakan Berbeda
pemberiannya 2 jam setelah
konsentrat diberikan. Pemberian Lama Waktu Makan (Menit)
pakan konsentrat pertama pada jam Perlakuan
Satu Hari Siang Hari Malam Hari
07.00 dan pada jam 09.00 WIB
diberikan jerami padi amoniasi. Top Concentrate 296,80 + 39,33 196,89 + 32,47 96,55a + 18,85
Pemberian konsenrat kedua pada jam Component Feeding 233,90 + 34,52 171,18 + 33,21 62,77b + 12,18
14.00 dan pada jam 16.00 diberikan
Total Mixed Ration
jerami amoniasi kedua 293,09 + 44,76 226,45 + 29,09 66,64ab + 22,72
(TMR)
3 Total Mixed Ration Pemberian jerami padi amoniasi
(TMR) yang sudah dicacah dengan ukuran 2 Free Choice 299,83 + 30,50 210,00 + 31,43 82,74ab + 14,41
- 3 cm dicampur dengan konsentrat Keterangan :T1 : Pola Pemberian Pakan Top Concentrate,
4 Free Choice Pemberian konsentrat dan jerami T2 : Pola Pemberian Pakan Component Feeding,
padi amoniasi ditempatkan secara T3 : Pola Pemberian Pakan TMR, T4 : Pola Pemberian Pakan
terpisah pada waktu yang bersamaan Free Choice
ªᵇ Superskrip huruf yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan perbedaan (P<0,05)
Peubah yang diamati dalam penelitian
ini adalah tingkah laku makan selama satu hari, Lama waktu makan malam hari ternak
siang dan malam yang terdiri dari lama waktu dengan pola pemberian pakan Component
makan dan frekuensi makan; lama waktu Feeding lebih singkat (P<0,05) dibandingkan
ruminasi dan frekuensi ruminansi yang dengan pola Top Concentrate, akan tetapi tidak
pengamatannya dilakukan selama 5 hari. berbeda dengan pola TMR dan Free Choice.
Tingkah laku makan dan ruminasi satu hari Hal ini disebabkan karena waktu makan
diamati dan dicatat dari jam 06.00 sampai jam konsentrat yang relatif singkat, setelah itu
06.00 di hari berikutnya (24 jam). Tingkah ternak berhenti makan karena jerami padi
laku makan dan ruminasi siang hari diamati amoniasi belum diberikan dibandingkan ternak
dan dicatat dari jam 06.00 sampai jam 18.00; dengan pola Top Concentrate. Konsentrat
dan tingkah laku makan dan ruminasi malam mempunyai bentuk fisik halus, sehingga cepat
hari diamati dan dicatat dari jam 18.00 sampai untuk dimakan dan dapat menyebabkan
jam 06.00 pagi penurunan pH rumen (pH rumen menjadi
Analisis data asam). Oleh karena itu, kondisi rumen menjadi
Data lama waktu makan dan ruminasi tidak nyaman dan ternak mengurangi konsumsi
satu hari, siang hari, dan malam hari, serta yang kemudian akan mengurangi lama waktu
kecernaan nutrien dianalisis menggunakan makan. Faktor lain yang menyebabkan
analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji singkatnya lama waktu ternak dengan pola
beda nyata jujur (uji BNJ) (Steel dan Torrie, Component Feeding adalah karena konsentrat
1980). Data frekuensi makan dan ruminasi satu merupakan pakan sumber energi yang dapat
hari, siang hari, dan malam hari dianalisis memberikan sensasi lebih cepat kenyang
dengan menggunakan analisis Chi Square meskipun kapasitas rumen belum penuh,
(Steel dan Torrie, 1980). sehingga ternak berhenti makan lebih cepat.
Sedangkan pada ternak dengan pola pemberian
pakan Top Concentrate mempunyai peluang
untuk memilih komponen pakan yang
diberikan secara bersamaan (jerami padi
Tingkah Laku Makan Sapi Peranakan Ongole Yang Diberi Pakan … (Dr. Sc. Agr. Ir. Muhammad Bata, MS dan Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc. Agr)
20
pemberian pakan secara pilihan (free choice), memberi kesempatan ternak untuk memilih
Top Grass, dan TMR membutuhkan frekuensi antara konsentrat dan jerami padi amoniasi
makan berturut-turut sebanyak 11,07; 9,75; sehingga peluang untuk keduanya dikonsumsi
9,62 kali/hari. DeVries et al. (2009a) secara bersamaan sangat tinggi. Hal ini
melaporkan sapi dengan pola pemberian pakan mungkin akan menyebabkan tercampurnya
TMR membutuhkan frekuensi makan sebanyak konsentrat dan jerami lebih baik atau sempurna
8,8 sampai 10,7 kali/hari. sehingga lama ruminasi lebih lama waktunya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingan dengan free choice maupun
pada semua perlakuan, waktu makan siang hari component feeding. Lama waktu ruminasi satu
(171,18 sampai 226,45 menit) lebih lama hari pada semua perlakuan sama. Hal tersebut
daripada waktu makan malam (62,77 sampai diduga karena konsumsi NDF sama. Lama
96,55 menit). Hal ini karena pada waktu siang waktu ruminasi dipengaruhi oleh konsumsi
hari, ternak menggunakan waktu lebih lama NDF (Supurwaningdyah et al., 2002). Lebih
untuk makan, sedangkan pada malam hari lanjut konsumsi NDF berkorelasi dengan lama
menggunakan waktu lebih lama untuk istirahat waktu ruminasi (Maekawa et al., 2002; Yang
dan ruminasi. Selanjutnya pada semua dan Beauchemin, 2006; Klinger et al., 2007;
perlakuan frekuensi makan siang (5,6 sampai 7 Aikman et al., 2008).
kali) lebih tinggi daripada frekuensi makan Frekuensi ruminasi satu hari, siang, dan
malam (3,6 sampai 4,6 kali). Hal tersebut malam hari pada semua perlakuan tidak
karena ternak pada siang hari lebih sering berbeda. Hal ini mungkin disebabkan karena
untuk makan. Sedangkan pada malam hari, frekuensi pemberian pakan yang sama
ternak lebih sering untuk istirahat dan sehingga waktu yang digunakan untuk
ruminasi. ruminasi relatif pada waktu yang sama.
Ruminasi pada ternak ruminansia dilakukan
Lama Waktu dan Frekuensi Ruminasi pada waktu istrahat atau tidak sedang makan.
Hasil analisis variansi menunjukkan
Tabel 5. Rataan Lama Waktu dan Frekuensi Ruminasi Sapi Peranakan
perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) Ongole Jantan Dengan Pola Pemberian Pakan Berbeda
terhadap lama waktu ruminasi siang hari; dan Lama Waktu Ruminasi (Menit)
Perlakuan
lama waktu ruminasi malam hari, akan tetapi Satu Hari Siang Hari Malam Hari
perlakuan tidak berpengaruh terhadap lama Top Concentrate 315,03 + 95,12 199,23a + 21,13 112,94a + 22,33
ab
waktu ruminasi satu hari. Hasil Chi-Square Component Feeding 257,85 + 32,69 173,34 + 28,91 84,51b + 13,03
Total Mixed Ration
frekuensi ruminasi satu hari, siang, dan malam (TMR)
304,96 + 49,87 a
209,37 + 19,11 116,35a + 13,09
b
hari menunjukkan tidak berbeda nyata Free Choice 218,25 + 24,63 148,81 + 23,54 69,44b + 12,86
Frekuensi Ruminasi (Kali)
(P>0,05). Rataan lama waktu dan frekuensi Top Concentrate 9,20 ± 0,89 3,67 ± 0,40 5,53 ± 0,60
ruminasi disajikan pada Tabel 5. Component Feeding 10,53 ± 1,72 3,80 ± 0,87 6,74 ± 1,10
Total Mixed Ration
Lama waktu ruminasi siang dan malam (TMR)
11,40 ± 1,57 4,47 ± 0,31 6,93 ± 1,32
hari ternak dengan pola pemberian pakan Free Free Choice 10,06 ± 1,84 3,87 ± 0,51 6,20 ± 1,52
Keterangan : T1 : Pola Pemberian Pakan Top Concentrate,
Choice lebih singkat (P<0,05) dibandingkan T2 : Pola Pemberian Pakan Component Feeding,
T3 : Pola Pemberian Pakan TMR,
dengan pola Top Concentrate dan TMR, akan T4 : Pola Pemberian Pakan Free Choice
tetapi tidak berbeda dengan pola pemberian ªᵇ Superskrip huruf yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan perbedaan (P<0,05)
pakan Component Feeding (P>0,05). Hal ini
disebabkan karena ternak lebih memilih makan Frekuensi ruminasi malam hari lebih
konsentrat lebih dulu untuk memacu lama dari pada siang hari, hal ini karena pada
pertumbuhan mikroorganisme rumen, sehingga waktu siang hari ternak cenderung
mikroorganisme lebih siap saat jerami padi mengkonsumsi pakan, dan melakukan ruminasi
amoniasi masuk. Namun demikian bentuk fisik pada malam hari. Frekuensi ruminasi siang hari
konsentrat yang halus menyebabkan ruminasi tidak berbeda karena pada siang hari ternak
lebih singkat dibandingkan dengan TMR lebih banyak melakukan aktivitas makan. Rook
maupun top concentrate. Metode pemberian (2000) melaporkan ruminansia yang
pakan Top Concentrate dan TMR tidak digembalakan mengkonsumsi hijauan lebih
Tingkah Laku Makan Sapi Peranakan Ongole Yang Diberi Pakan … (Dr. Sc. Agr. Ir. Muhammad Bata, MS dan Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc. Agr)
22
B., Robinson J. and Moseley, W. M., metabolism. Asian-Aust. J. Anim. Sci.
2000. Evaluation of models of acute and 19:705 – 712.
subacute acidosis on dry matter intake,
Klinger, S. A., Block, H. C. and Mc Kinnon, J.
ruminal fermentation, blood chemistry,
J., 2007. Nutrient digestibility, fecal
and endocrine profiles of beef steers. J.
output and eating behavior for different
Anim. Sci. 78:3155–3168.
cattle background feeding strategies.
DeVries, T. J and von Keyserlingk, M. A. G., Can. J. Anim. Sci. 87: 393-399.
2009. Short communication: Feeding
Maekawa, M., Beauchemin, K. A. and
menthod affects the feeding behavior of
Christensen, D. A., 2002. Effect of
growing dairy heifers. Canada. J. Dairy
concentrate level and feeding
Sci. 92:1161–1168.
management on chewing activities,
DeVries, T. J., von Keyserlingk M. A. G. and saliva production, and ruminal pH of
Beauchemin, K. A., 2009a. Frequency of lactating dairy cows. J. Dairy Sci. 85:
feed delivery affects the behavior of 1165–1175.
lactating dairy cows. J. Dairy Sci.
Maryati. D., Bata, M. dan Pudjiarti., 2008.
88:3553–3562.
Penambahan molasses untuk
DeVries, T. J., Beauchemin, K. A., Dohme, F. meningkatkan kualitas amoniasi jerami
and Schwartzkopf-Genswein, K. S., padi dan pengaruhnya terhadap
2009b. Repeated ruminal acidosis kecernaan bahan kering dan bahan
challenges in lactating dairy cows at organik. Skripsi. Fakultas Peternakan,
high and low risk for developing Unsoed, Purwokerto. (Belum
acidosis: Feeding, ruminating, and lying Dipublikasikan).
behavior. J. Dairy Sci. 92 :5067–5078.
Nisa, M., Sarwar, M. and Khan, M. A., 2004.
Gibb, M. J., Huckle, C. A. and Nuthall, R., Nutritive value of urea treated wheat
1998. Effect of time of day on grazing straw ensiled with or without corn steep
behaviour by lactating dairy cows. Grass liquor for lactating Nili-ravi Buffaloes.
Forage Sci. 53:41–46. Asian-Aust. J. Anim. Sci. Vol 17, 6:825 –
829.
Hall, M. B., 2002. Rumen Acidosis:
Carbohydrate feeding consideration. Rook, J.A., 2000. Principles of Foraging and
12th International Symposium on Grazing Behaviour. Page 229 in Grass:
Lameness in Ruminant. Orlando, its production and utilization. A.
Florida. 2002 Jan. 9-13. Dept of Anim. Hopkins, ed. Blackwell Science.
Sci University of Florida, Gainesville,
Rustomo, B. Alzahal, O., Odongo, N. E.,
FL. Pp. 51-61.
Duffield, T. F. and Mc Bride. B. W.,
Kartika, D. P. K, Bata, M. dan Pudjiarti., 2006. Effect of rumen acid load from
2007. Penambahan onggok basah pada feeds and forage particle size on ruminal
ensilase jerami padi amoniasi dan pH and dry matter intake, and milk
pengaruhnya terhadap kecernaan bahan production in lactating cow. American
kering dan bahan organik. Skripsi. Journal of Dairy Science, Vol 89:4758 –
Fakultas Peternakan, Unsoed, 4768.
Purwokerto. (Belum Dipublikasikan).
Rustomo, B dan Rimbawanto, E. A., 2009.
Khan, M. A., Iqbal, Z., Sarwar, M., Nisa, M. Optimasi produksi ternak ruminansi
S. , Khan, M. Lee, H. J., Lee, W. S., menggunakan complete feed berbasis
Kim, H. S. and Ki, K. S., 2006b. Urea limbah perikanan dan pertanian dalam
treated corncobs ensiled with or without sub sistim LEISA di Desa Pesisir.
additives for buffaloes, ruminal Laporan Hasil Penelitian. Riset
characteristics, digestibility and nitrogen
Tingkah Laku Makan Sapi Peranakan Ongole Yang Diberi Pakan … (Dr. Sc. Agr. Ir. Muhammad Bata, MS dan Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc. Agr)
24