You are on page 1of 10

JURNAL PRAKTEK

MESIN ARUS BOLAK - BALIK

Nama : Sahminan Nasution


NIM : 201971076
Kelas :B
Tgl. Praktek : 13 Oktober 2020
Tgl. Presentasi : 24 November 2020
Jurusan : D-III Teknologi Listrik
Asisten : Fikri Rachmanda

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN


PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2020
NAMA : SAHMINAN NASUTION NIM : 2019 – 71 – 076

Generator Tanpa Beban

Sahminan Nasution 201971076

Mesin Arus Bolak-Balik

Sahminan1971076@itpln.ac.id

ABSTRACT

Research has been conducted based on the online practice of unloadless generators using 3
phase AC sync generators. In this study, we examined the workings of unen burdenless AC
generators, the working characteristics of unen burdenless AC generators, and examined the
analysis of the ac generator circuit without load. In the experiment there were 3 conditions where
the excitation current given was 0 volts, 20 volts, and 40 volts. In this practice there are 3
measurements that measure the voltage between phases, the phase voltage to neutral, and measure
the rotation of the motor rotor. Based on the results of the experiment, it is known that the excitation
current given is directly proportional to the output voltage of the generator output. The voltage
between the R-S phases was initially 4.9 volts when the excitation current given 0 volts rose to 254.1
v when the given excitation current was 40 volts. Based on the results of the experiment, it is known
that the excitation current is inversely proportional to the number of motor rotor spins. The larger
the excitation current flowed the smaller the motor rotor rotation. The motor rotor spin was initially
2984 RPM when the excitation current flowed 0 volts dropped to 2976 RPM when the excitation
current was flowing 40 volts.

Keywords: generator, excitation current, rotor rotation, output voltage

ABSTRAK

Telah dilaksanakan penelitian didasarkan atas praktikum secara online tentang generator
tanpa beban menggunakan generator sinkron AC 3 fasa. Dalam penelitian ini dikaji tentang cara
kerja generator AC tanpa beban, karakteristik kerja generator AC tanpa beban, dan mengkaji
Analisa rangkaian generator AC tanpa beban. Pada percobaan terdapat 3 kondisi yaitu kondisi
ketika arus eksitasi yang diberikan sebesar 0 volt, 20 volt, dan 40 volt. Pada praktikum ini terdapat
3 pengukuran yaitu mengukur tegangan antar fasa, tegangan fasa ke netral, dan mengukur putaran
rotor motor. Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa arus eksitasi yang diberikan
berbanding lurus dengan tegangan keluaran output generator. Tegangan antar fasa R-S yang pada
mulanya 4,9 v ketika arus eksitasi yang diberikan 0 v naik menjadi 254,1 volt ketika arus eksitasi
yang diberikan sebesar 40 volt. Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa arus eksitasi
yang diberikan berbanding terbalik dengan banyaknya putaran rotor motor. Semakin besar arus
eksitasi yang dialirkan maka semakin kecil banyaknya putaran rotor motor. Putaran rotor motor
yang pada mulanya 2984 RPM ketika arus eksitasi yang dialirkan 0 v turun menjadi 2976 RPM
ketika arus eksitasi yang dialirkan 40 volt.

Kata kunci: generator, arus eksitasi, putaran rotor, tegangan output

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 2


NAMA : SAHMINAN NASUTION NIM : 2019 – 71 – 076

1. PENDAHULUAN

Listrik sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk semua manusia. Manusia
mungkin sudah tidak dapat hidup lagi tanpa listrik. Dalam menciptakan energi listrik tersebut,
dibutuhkan sebuah generator. Generator adalah converter yang sampai sekarang tetap digunakan
untuk mengubah sebuah energi (dapat berupa energi kimia atau kinetic) menjadi energi listrik pada
sebuah pembangkit listrik, baik pembangkit tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga uap, dan yang
lainnya.

Generator yang paling sering digunakan adalah generator AC karena arus AC yang
dihasilkan oleh generator tersebut mudah untuk diubah-ubah, baik besar tegangannya diubah maupun
bentuknya diubah menjadi arus DC. Dari beberapa jenis generator AC yang ada, generator AC tiga
fasa adalah jenis generator yang sering dipakai karena daya yang dihasilkan lebih stabil.

Generator arus bolak–balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus
bolak–balik. Generator arus bolak – balik sering disebut juga sebagai alternator, generator AC
(alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran
rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan
dari kecepatan putar rotor dengan kutub – kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama
dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub–kutub rotor
tidak dapat mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala–jala.
Generator sinkron 3 fasa merupakan generator AC 3 fasa yang dijalankan pada kecepatan sinkron.
Mesin ini merupakan konverter energi terbesar di dunia yang prinsip kerjanya merubah energi
mekanik menjadi energi listrik.

Konstruksi umum dari suatu generator sinkron adalah rotor atau bagian yang berputar, stator
atau bagian yang diam, dan celah udara antara stator dan rotor. Di samping itu juga perlu rangkaian
eksitasi sebagai penghasil tegangan induksi pada terminal jangkar. Generator tiga fasa dituntut untuk
bekerja stabil (tegangan dan frekuensi yang dihasilkan tetap stabil).

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengkaji dan meneliti tentang cara kerja Generator AC
tanpa beban, karakteristik kerja dari Generator AC tanpa beban, serta menganalisis rangkaian
Generator AC tanpa beban. Manfaat praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kerja Generator
AC tanpa beban, mengetahui karakteristik kerja dari Generator AC tanpa beban, serta dapat
mengetahui analisa rangkaian Generator AC tanpa beban.

2. LANDASAN TEORI
2.1 Karakteristik Generator

Generator adalah mesin listrik yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Mesin
listrik dapat berupa motor dan juga generator. Berdasarkan arah arusnya mesin listrik terbagi menjadi
mesin listrik arus searah dan mesin listrik arus bolak – balik. Pada dasarnya listrik dapat dibangkitkan
apabila terpenuhi tiga syarat yaitu kumparan, medan magnet, dan putaran.

Generator merupakan suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi energi listrik.
Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap, dll. Energi listrik yang dihasilkan oleh generator
bisa berupa Listrik AC (listrik bolak-balik) maupun DC (listrik searah). Hal tersebut tegantung dari
konstruksi generator yang dipakai oleh pembangkit tenaga listrik. Generator berhubungan erat

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 3


NAMA : SAHMINAN NASUTION NIM : 2019 – 71 – 076

dengan hukum faraday. Berikut hasil dari hukum faraday “bahwa apabila sepotong kawat penghantar
listrik berada dalam medan magnet berubah-ubah, maka dalam kawat tersebut akan terbentuk Gaya
Gerak Listrik”. Gaya gerak listrik tersebut selanjutnya disebut GGL yang memiliki satuan volt. Besar
tegangan generator sangat bergantung pada kecepatan putaran, jumlah kawat pada kumparan yang
memotong fluks, banyak fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet, dan juga konstruksi
generator itu sendiri.

Prinsip generator dengan sederhana dapat dikatakan bahwa tegangan diinduksikan pada
konduktor, apabila konduktor digerakkan pada medan magnet sehingga memotong garis gaya.
Generator digerakkan oleh beberapa mesin mekanis diantaranya uap tau turbin air, mesin besin
ataupun motor listrik. Generator AC membutuhkan energi mekanis untuk operasinya. Jumlah
tegangan yang diinduksikan pada penghantar pada saat penghantar bergerak pada medan magnet
bergantung pada:

1. Kekuatan medan magnet. Makin kuat medan magnet makin besar tegangan yang dinduksikan.
2. Kecepatan pada penghantar yang memotong fluks. Bertambahnya kecepatan penghantar
menambah besarnya tegangan yang diinduksikan.
3. Sudut pada penghantar memotng fluks. Tegangan maksimum diinduksikan apabila konduktor
memotong pada sudut 90 derajat, dan tegangan yang lebih rendah diinduksikan apabila sudut
itu kurang dari 90 derajat.

2.2 Komponen Generator


a. Stator

Stator merupakan bagian generator yang diam (statis). Inti stator terbuat dari bahan
feromagnetik atau besi yang disusun hingga berlapis-lapis. Pada bagian yang disusun berlapislapis
ini nantinya akan menjadi tempat terbentuknya fluks magnetik. Kemudian terdapat juga tembaga
yang dibelitkan secara beralur pada bagian stator dan berfungsi sebagai tempat terbentuknya GGL.

b. Rotor

Sedangkan rotor merupakan bagian dari generator AC yang bergerak atau berputar. Pada
rotor terdapat kutub-kutub magnet beserta lilitan-lilitan kawat.

Gambar 1. Stator dan Rotor

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 4


NAMA : SAHMINAN NASUTION NIM : 2019 – 71 – 076

3. METODE PRAKTEK
3.1 Alat dan Perlengkapan Praktek
1. Generator Sinkron 3 phase 1 Buah
2. Motor induksi 3 phase 1 Buah
3. AVO meter 1 Buah
4. Tachometer 1 Buah
5. Sumber listrik AC 3 phase 1 Buah
6. SVR 1 Buah
7. MCB dan MCCB
8. Kabel penghubung

3.2 Langkah Praktek

Gambar 2. Rangkaian Percobaan

1. Siapkan alat dan perlengkapan praktikum dan pastikan dalam keadaan baik.
2. Lakukan pengawatan sesuai dengan gambar 2. namun jangan sambungkan ke sumber
listrik. Lakukan pemeriksaan untuk memastikan rangakaian benar.
3. Pastikan sumber listrik untuk excitasi Generator adalah “nol”
4. Masukkan sumber listrik untuk penggerak motor hingga motor mencapai putaran
nominalnya.
5. Naikkan eksitasi DC secara bertahap dari 0, 20, dan 40 volt.
6. Ukur tegangan L-N untuk setiap kenaikan excitasi dari 0 sampai 40 Volt dengan
menggunakan AVO meter.
7. Ukur tegangan L-L untuk setiap kenaikan excitasi dari 0 sampai 40 Volt dengan
menggunakan AVO meter.

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 5


NAMA : SAHMINAN NASUTION NIM : 2019 – 71 – 076

8. Ukur kecepatan putar generator untuk setiap kenaikan excitasi dari 0 sampai 40 Volt
dengan menggunakan Tachometer.
9. Turunkan sumber listrik untuk excitasi kembali ke “nol” secara perlahan.
10. Matikan sumber listrik untuk penggerak motor.
11. Rapihkan dan bereskan alat dan perlengkapan praktikum kembali seperti semula.
12. Analisa hasil percobaan ini.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data

Tabel 1. Data Pengamatan

Tegangan L-N (V) Tegangan L-L (V)


Excitasi Kecepatan
R-N S-N T-N R-S S-T T-R (RPM)
0 2,8 2,8 2,8 4,9 4,9 4,9 2984

20 67,4 67,7 67,8 117,2 117,2 117,7 2980

40 147,3 148,2 148 254,1 253,6 254 2976

4.2 Analisa

Generator AC tanpa beban merupakan generator yang tidak diberi beban. Cara kerja
Generator AC tanpa beban yaitu berdasarkan prinsip elektromagnetik. Berdasarkan hukum Faraday
yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka
pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. Gaya gerak listrik tersebut selanjutnya
disebut GGL yang memiliki satuan volt. Besar tegangan generator sangat bergantung pada kecepatan
putaran, jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluks, banyak fluk magnet yang dibangkitkan
oleh medan magnet, dan juga konstruksi generator itu sendiri. Prinsip kerja generator arus bolak-
balik tiga fasa (alternator) pada dasarnya sama dengan generator arus bolak-balik satu fasa, akan
tetapi pada generator tiga fasa memiliki tiga lilitan yang sama dan tiga tegangan outputnya berbeda
fasa 120o pada masing-masing fasa.

Karakteristik kerja Generator AC tanpa diberi beban yaitu arus jangkar tidak mengalir pada
stator, sehingga tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If).
Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan output juga akan naik sampai titik saturasi
(jenuh). Pada generator dengan sistem eksitasi, besar tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator
sebanding dengan besar medan magnet di dalamnya, sedangkan besar medan magnet ini
sebanding dengan besar arus eksitasi yang dibangkitkan. Maka jika arus eksitasi sama dengan nol,
maka tegangan listrik juga sama dengan nol. Atas dasar ini, system eksitasi dapat dikatakan sebagai
sebuah sistem amplifier, dimana sejumlah kecil daya dapat mengontrol sejumlah daya yang
besar. Prinsip ini menjadi dasar untuk mengontrol tegangan keluaran generator, jika tegangan system
turun maka arus eksitasi harus ditambah, dan jika tegangan sistem terlalu tinggi maka arus eksitasi
dapat diturunkan.

Analisa rangkaian yaitu dari sumber tegangan fasa R, fasa S, dan fasa T dihubungkan dengan
fasa U, fasa V. dan fasa W pada motor AC 3 fasa. Penghubungannya yaitu fasa R dihubungkan

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 6


NAMA : SAHMINAN NASUTION NIM : 2019 – 71 – 076

dengan fasa U, fasa S dihubungkan dengan fasa V, dan fasa T dihubungkan dengan fasa W. Fasa X,
fasa Y, dan fasa Z pada motor AC 3 fasa dihubungkan wye dengan fasa N (netral) pada sumber
tegangan AC 3 fasa. Mesin motor AC 3 fasa dihubungkan dengan generator AC 3 fasa. Fasa J dan
Fasa K dihubungkan dengan komponen SVR DC untuk memberikan arus eksitasi masuk ke
generator. Fasa X, fasa Y, dan fasa Z pada generator AC 3 fasa dihubung wye. Sedangkan fasa U,
fasa V, dan fasa W tidak dihubungkan ke komponen apapun karena pada percobaan ini yaitu tidak
menggunakan beban lampu sebagai indikator.

Pada praktikum ini terdapat beberapa peralatan dan perlengkapan yang digunakan yaitu
MCB atau MCCB digunakan sebagai proteksi dan pemutus arus apabila terjadi kelebihan beban
ataupun terjadi hubung singkat. AVO meter digunakan sebagai alat untuk mengukur kuat arus dan
tegangan pada rangkaian. Tachometer difungsikan sebagai alat untuk mengukur putaran motor.
Kabel penghubung digunakan sebagai alat sambung hubung atau penghantar kabel jumper antar
komponen. Sumber listrik AC 3 phase yaitu sumber tegangan 3 fasa berupa listrik arus bolak balik
yang digunakan untuk menyuplai tegangan ke rangkaian. Generator Sinkron 3 phase berfungsi untuk
mengubah energi mekanik menjadi enargi listrik. Motor induksi 3 phase berfungsi sebagai
primemover atau penggerak. SVR berfungsi untuk menghasilkan arus eksitasi ke generator agar
membangkitkan medan magnet.

Pada praktikum percobaan terdapat 3 kondisi yaitu kondisi ketika arus eksitasi yang
diberikan sebesar 0 volt, kondisi ketika arus eksitasi yang diberikan sebesar 20 volt, dan kondisi
ketika arus eksitasi yang diberikan sebesar 40 volt. Pada praktikum ini terdapat 3 pengukuran yang
diamati. Pengukuran yang dilakukan yaitu mengukur tegangan antar fasa pada generator yaitu
tegangan fasa antara fasa S dan fasa T (VS-T), tegangan fasa antara fasa T dan fasa R (VT-R), dan
tegangan fasa antara fasa R dan fasa S (VR-S). Mengukur tegangan fasa ke netral pada generator yaitu
tegangan fasa S dengan netral (VS-N), tegangan fasa T dengan netral (VT-N), dan tegangan fasa R
dengan netral (VR-N). Mengukur putaran rotor pada motor.

Pada kondisi ke-1 ketika arus eksitasi belum diberikan ke generator maka tegangan antar
fasa generator yang terukur yaitu VS-T, VT-R, dan VR-S bernilai sama yaitu 4,9 volt. Tegangan fasa ke
netral pada generator yang terukur yaitu VT-N, VR-N, dan VS-N bernilai sama yaitu terukur sebesar 2,8
volt. Pada kondisi ke-1 ini kecepatan putaran motor yang terukur sebesar 2984 RPM.

Pada kondisi ke-2 ketika arus eksitasi mulai diberikan sebesar 20 volt maka tegangan antar
fasa generator yang terukur yaitu pada fasa S-T bernilai sama dengan pada fasa R-S yaitu sebesar
117,2 volt, dan pada fasa T-R berbeda sedikit dengan antar fasa lain yaitu sebesar 117,7 volt.
Tegangan fasa ke netral generator yang terukur pada fasa R-N sebesar 67,4 volt, pada fasa S-N
sebesar 67,7 volt, dan pada fasa T-N sebesar 67,8 volt. Pada kondisi ke-2 ini kecepatan putaran motor
yang terukur sebesar 2980 RPM.

Pada kondisi ke-3 ketika arus eksitasi dinaikkan sebesar 20 volt menjadi 40 volt maka
tegangan antar fasa generator yang terukur terdapat perbedaan yang sangat kecil antara fasa ke fasa
yaitu pada fasa S-T sebesar 253,6 volt, pada fasa T-R sebesar 254 volt, dan pada fasa R-S sebesar
254,1 volt. Tegangan fasa ke netral generator yang terukur terdapat perbedaan yang kecil yaitu
tegangan pada fasa R-N sebesar 147,3 volt, pada fasa S-N sebesar 148,2 volt, dan fasa T-N sebesar
148 volt. Pada kondisi ke-3 ini kecepatan putaran motor yang terukur sebesar 2976 RPM.

Berdasarkan beberapa percobaan kondisi yang dianalisis maka dapat dinyatakan bahwa pengaruh
arus eksitasi terhadap tegangan keluaran atau tegangan output cukup signifikan dianalisiskan.

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 7


NAMA : SAHMINAN NASUTION NIM : 2019 – 71 – 076

Hubungan antara arus eksitasi berbanding lurus dengan tegangan keluaran. Ketika arus eksitasi yang
diberikan semakin besar maka tegangan keluaran generator akan semakin besar sehingga tegangan
antar fasa dan tegangan fasa ke netral akan semakin besar. Pengaruh arus eksitasi terhadap tegangan
keluaran yang dihasilkan generator 3 fasa adalah jika arus eksitasi yang dialirkan besar maka akan
terjadi penguatan pada medan magnet sehingga medan magnet akan semakin kuat. Hal ini berdampak
pada fluks magnet yang terjadi yaitu jika medan magnet kuat maka fluks atau garis gaya magnet
yang terpotong akan semakin banyak. Jika garis gaya magnet fluks yang terpotong semakin banyak
maka gaya gerak listrik (ggl) yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini tentu mempengaruhi
tegangan keluaran yang dihasilkan. Dikarenakan ggl yang dihasilkan besar maka tegangan keluaran
(Vout) akan semakin besar. Perbedaan tegangan yang terukur antar fasa pada beberapa kondisi yang
telah dianalisis diakibatkan oleh efek pada alat ukur. Pada alat ukur terdapat kesalahan relative
dimana pada saat pengukuran fluktuasi bisa saja tegangan yang terukur pada kondisi minimum.

Hubungan arus eksitasi berbanding terbalik dengan putaran rotor motor. Ketika semakin
besar arus eksitasi yang diberikan ke generator maka putaran rotor motor akan semakin kecil.
Pengaruh arus eksitasi dengan putaran motor yaitu banyaknya terjadinya garis fluks yang terjadi pada
generator. Medan magnet akan semakin banyak, banyak garis fluks bergesekan dengan fluks pada
rotor sehingga putaran rotor melambat.

4.3 Tugas Akhir


1. Apa pengertian dari Generator Listrik Arus bolak-balik (AC)?

Jawab :

Generator AC merupakan jenis generator dimana tegangan yang dihasilkan atau tegangan
outputnya adalah tegangan listrik arus bolak-balik (Alternating Current).

2. Jelaskan prinsip kerja Genarator berdasarkan hukum faraday atau hukum fleming?

Jawab :

Prinsip kerja generator berdasarkan Hukum Faraday adalah menghasilkan arus listrik induksi
dengan cara memutar kumparan diantara kutub utara-selatan magnet, sehingga akan terjadi
perubahan fluks magnetik yang akan menghasilkan arus induksi. Dan prinsip kerja generator
berdasarkan Hukum Fleming atau sering disebut metode hukum jari yaitu dengan menggunakan
3 jari yaitu ibu jari sebagai arah gerak penghantar, jari telunjuk sebagai garis gaya magnet, dan
jari tengah sebagai gaya gerak listrik.

3. Bagaimana teori timbulnya GGL (Gaya Gerak Listrik) Induksi?

Jawab :

GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi timbul ketika arus eksitasi yang dialirkan ke suatu kumparan
sehingga apabila konduktor melintasi benda magnetik semakin besar maka akan terjadi penguatan
pada medan magnet sehingga medan magnet akan semakin kuat. Hal ini berdampak pada fluks
magnet yang terjadi yaitu jika medan magnet kuat maka fluks atau garis gaya magnet yang

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 8


NAMA : SAHMINAN NASUTION NIM : 2019 – 71 – 076

terpotong akan semakin banyak. Jika garis gaya magnet fluks yang terpotong semakin banyak
maka gaya gerak listrik (ggl) yang dihasilkan akan semakin besar.

4. Apakah generator dapat menghasilkan listrik tanpa diberi arus eksitasi?

Jawab :

Generator dapat menghasilkan tegangan listrik sangat kecil sehingga arus tidak dapat mengalir.

5. Sebutkan aplikasi pemanfataan generator AC!

Jawab :

Generator PLN dan generator set (Genset).

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu generator AC tanpa beban merupakan generator
yang tidak diberi beban. Cara kerja Generator AC tanpa beban yaitu berdasarkan prinsip
elektromagnetik. Berdasarkan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada
pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak
listrik. Karakteristik kerja Generator AC tanpa diberi beban yaitu arus jangkar tidak mengalir pada
stator, sehingga tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If).
Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan output juga akan naik sampai titik saturasi
(jenuh).

Hubungan arus eksitasi berbanding lurus dengan tegangan keluaran output generator dan
berbanding terbalik dengan banyaknya putaran rotor motor. Semakin besar arus eksitasi yang
dialirkan ke dalam generator maka akan semakin besar tegangan keluaran dari generator. Semakin
besar arus eksitasi yang dialirkan ke dalam generator maka akan semakin kecil putaran rotor dari
motor.

Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar peneliti memfokuskan kedalam satu pokok
pembahasan dan peneliti memperkaya data serta landasan teori.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan jurnal tentang Generator Tanpa Beban ini.
2. Terimakasih kepada pihak Laboratorium Distrbusi dan Pemanfaatan Tenaga Listrik yang telah
membimbing penulis dan memfasilitasi praktikum online sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis jurnal ini.
3. Terimakasih kepada pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam penyelesaian jurnal
ini.

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 9


NAMA : SAHMINAN NASUTION NIM : 2019 – 71 – 076

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sumanto, 1996, Mesin Sinkron, Andi Yogyakarta.

[2] Yon Rijjono, 1977, Dasar Teknik tenaga Listrik, Andi Yogyakarta,Yogyakarta.

[3] A.E.Fitzgerald Charles kingsley,Jr, 1986, Mesin-Mesin Listrik, Edisi Ke Empat, Erlangga,
Jakarta.

[4] http://blog.unnes.ac.id/antosupri/prinsip-kerja-generator-sinkron/, Diakses pada tanggal 19


Oktober 2020 Pukul 10.22

[5] https://www.academia.edu/6441467/PRINSIP_KERJA_GENERATOR_SINKRON, Diakses


pada tanggal 19 Oktober 2020 Pukul 10.25

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 10

You might also like