You are on page 1of 45

TUGAS SISTEM DALAM KAPAL

COOLING SYSTEM

Pranasetya Candra Mahardika


NRP. 0816040029

Dosen Pengajar :
Ekky Nur Budiyanto, SST., MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2017

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

Daftar Gambar ....................................................................................................... iv

Daftar Tabel .......................................................................................................... v

Daftar Pustaka ....................................................................................................... vi

Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3

1.3 Tujuan ................................................................................................... 3

Bab 2 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 4


2.1 Kapal General Cargo ........................................................................... 4
2.2 Sistem Pendingin .................................................................................. 5
2.3 Macam – Macam Sistem Pendingin ..................................................... 7
2.4 Seawater Cooling System (Sistem Pendingin Air Laut) ....................... 9
2.5 Central Cooling System (Sistem Pendingin Terpusat) ......................... 17
2.6 Jacket Cooling Water System ............................................................... 22
Bab 3 Metodologi Penelitian ................................................................................. 28

Bab 4 Analisa dan Pembahasan ............................................................................ 30


4.1 Dimensi Kapal ...................................................................................... 30
4.2 Desain P&ID Sistem Pendingin Referensi MAN B&W ..................... 31
4.3 Penentuan Dimensi Pipa Pendingin ...................................................... 33
4.3.1 Diameter Pipa .............................................................................. 34
4.3.2 Ketebalan Pipa ............................................................................. 35

ii
4.4 Penentuan Spesifikasi Pompa ............................................................... 36
Bab 5 Kesimpulan dan Saran ................................................................................ 38

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kapal General Cargo ........................................................................ 4

Gambar 2.2 Cooling Water System ....................................................................... 5

Gambar 2.3 Seawater Cooling System .................................................................. 9

Gambar 2.4 Central Cooling System ..................................................................... 17

Gambar 2.5 Jacket Cooling Water System ............................................................ 22

Gambar 2.6 Pipa Galvanis ..................................................................................... 24

Gambar 4.1 P&ID Seawater Cooling System ....................................................... 31

Gambar 4.2 P&ID Central Cooling System .......................................................... 32

Gambar 4.3 P&ID Jacket Water Cooling System ................................................. 33

Gambar 4.4 Spesifikasi Pompa ............................................................................. 37

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Choice of minimum wall thickness ........................................................ 25

Tabel 2.2 Minimum Wall Thickness for Steel Pipe ............................................... 26

Tabel 2.3 Pipe Connection .................................................................................... 26

Tabel 2.4 Use or Flang Type ................................................................................ 27

Tabel 4.1 Principal Dimension ............................................................................. 30

v
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Kapal General Cargo

Kapal, adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di


laut (sungai dsb) seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil.
Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci.
Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar
dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat membawa
perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya di
mana sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang
dan peraturan atau kebiasaan setempat.

Berabad-abad kapal digunakan oleh manusia untuk mengarungi


sungai atau lautan yang diawali oleh penemuan perahu. Biasanya
manusia pada masa lampau menggunakan kano, rakit ataupun perahu,
semakin besar kebutuhan akan daya muat maka dibuatlah perahu atau
rakit yang berukuran lebih besar yang dinamakan kapal. Bahan-bahan
yang digunakan untuk pembuatan kapal pada masa lampau
menggunakan kayu, bambu ataupun batang-batang papirus seperti yang
digunakan bangsa mesir kuno kemudian digunakan bahan bahan logam
seperti besi/baja karena kebutuhan manusia akan kapal yang kuat. Untuk
penggeraknya manusia pada awalnya menggunakan dayung kemudian
angin dengan bantuan layar, mesin uap setelah muncul revolusi Industri
dan mesin diesel serta Nuklir. Beberapa penelitian memunculkan kapal
bermesin yang berjalan mengambang di atas air seperti Hovercraft dan
Eakroplane. Serta kapal yang digunakan di dasar lautan yakni kapal
selam.

1
Berabad abad kapal digunakan untuk mengangkut penumpang
dan barang sampai akhirnya pada awal abad ke-20 ditemukan pesawat
terbang yang mampu mengangkut barang dan penumpang dalam waktu
singkat maka kapal pun mendapat saingan berat. Namun untuk kapal
masih memiliki keunggulan yakni mampu mengangkut barang dengan
tonase yang lebih besar sehingga lebih banyak didominasi kapal niaga
dan tanker sedangkan kapal penumpang banyak dialihkan menjadi kapal
pesiar seperti Queen Elizabeth dan Awani Dream.

1.1.2 Permasalahan dan Pentingnya Sisitem Pendingin Kapal

Pada hakikatnya dalam sebuah kapal, pasti terdapat suatu sistem


yang dapat menangani kinerja serta keselamatan yang ada pada kapal
tersebut, untuk dapat memenuhi syarat tersebut makan diperlukan suatu
sistem yang dapat mengatur olah kerja pada kapal.

Sistem pendingin pada kapal atau biasa disebut dengan cooling


water system, merupakan salah satu sistem pada kapal yang mengatur
pendinginan mesin serta kompartmen – kompartmen lainnya.

Dalam sistem pendingin kapal terdapat 3 macam dari sistem


pendinginan, diantaranya yaitu sistem pendingin air laut (seawater
cooling system), sistem pending terpusat (central cooling system), dan
yang terakhir yaitu jacket cooling water system, dimana ketiganya
memiliki perannya masing – masing.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dimensi kapal general cargo dan dimensi mesin yang


yang akan direncanakan ?

2. Bagaimana desain P&ID dari sistem pendingin yang digunakan ?

3. Berapa dimensi pipa yang diperlukan dalam sistem pendingin


tersebut ?

4. Spesifikasi pompa apa yang digunakan ?

1.3 Tujuan

1. Penulis dapat menentukan dimensi dari kapal yang akan


direncanakan, serta dimensi mesin yang digunakan.

2. Penulis dapat mengetahui desain sistem pendingin dari beberapa


referensi yang digunakan.

3. Penulis dapat menghitung dimensi dari pipa yang diperlukan.

4. Penulis dapat mengetahui spesifikasi pompa yang digunakan pada


sistem pendingin kapal.

3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapal General Cargo

Gambar 2.1 Kapal General Cargo

Kapal barang atau kapal kargo adalah segala jenis kapal yang membawa
barang-barang dan muatan dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Ribuan
kapal jenis ini menyusuri lautan dan samudra dunia, setiap tahunnya memuat
barang-barang perdagangan internasional. Kapal kargo pada umumnya
didesain khusus untuk tugasnya, dilengkapi dengan crane dan mekanisme
lainnya untuk bongkar muat, serta dibuat dalam beberapa ukuran. Kapal kargo
dibedakan pula menurut jenis muatannya, diantaranya :

1. Muatan campuran (General Cargo)


2. Muatan sejenis (Bulk Cargo)
1. Muatan curah kering (Dry Bulk Cargo)

4
2. Muatan curah cari (Liquid Bulk Cargo)
3. Muatan curah gas
3. Muatan yang didinginkan (Refrigerated Cargo)
4. Muatan hewan hidup (Life Stock Cargo)
5. Muatan unit (Unitized Cargo)
6. Muatan berbahaya (Dangerous Cargo)

Kapal general cargo adalah kapal yang mengangkut bermacam –


macam muatan berupa barang. Barang yang diangkut biasanya merupakan
barang yang sudah dikemas. Kapal general cargo dilengkapi dengan crane
pengangkut barang untuk memudahkan bongkar-muat muatan. Jenis muatan
yang di tampung pada kapal general cargo ini adalah muatan yang dimuat di
kapal dalam jenis dan pembungkus yang beraneka warna (dalam peti, drum,
kaleng, besi beton, karung, dsb).

2.2 Sistem Pendingin

Gambar 2.2 Cooling Water System

5
Mesin yang dipasang pada kapal dirancang untuk bekerja dengan efisien
maksimal dan berjalan selama berjam-jam berjalan lamanya. Hilangnya energi
paling sering dan maksimum dari mesin adalah dalam bentuk energi panas.
untuk menghilangkan energi panas yang berlebihan harus menggunakan
media pendingin (Cooller) untuk menghindari gangguan fungsingsional mesin
atau kerusakan pada mesin. Untuk itu, sistem air pendingin dipasang pada
kapal.

Ada dua sistem pendingin yang digunakan di kapal untuk tujuan


pendinginan :

1. Sistem pendingin Air Laut


Air laut langsung digunakan dalam sistem mesin sebagai media
pendingin untuk penukar panas.
2. Sistem Pendingin Air Tawar
Air tawar digunakan dalam rangkaian tertutup untuk mendinginkan
mesin yang ada di kamar mesin. Air tawar kembali dari exchanger
panas setelah pendinginan mesin yang selanjutnya didinginkan oleh
air laut pada pendingin air laut.

Sistem pendingin utama memiliki beberapa keuntungan, berikut


merupakan keuntungan – keuntungannya :

1. Biaya pemeliharaan rendah


Sebagai sistem yang menjalankan air tawar, pembersihan,
pemeliharaan dan penggantian komponen lebih sedikit.
2. Kecepatan Pendinginan air tawar lebih tinggi
Kecepatan yang tinggi mungkin dalam sistem air tawar dan tidak
berbahaya bagi pipa dan juga mengurangi biaya instalasi.
3. Penggunaan bahan lebih murah

6
Karena sistem air tawar dapat mengurangi faktor korosi, pada bahan
yang mahal seperti katup dan pipa.
4. Tingkat suhu yang stabil
Karena temperatur dikontrol tanpa melihat pada temperatur air laut,
temperatur tetap dipertahankan agar stabil yang membantu dalam
mengurangi kerusakan mesin.

2.3 Macam – Macam Sistem Pendingin pada Kapal

Pada umumnya, sistem pendingin pada kapal terbagi menajdi dua


macam, yaitu :

1. Sistem Pendingin Terbuka


Sistem pendinginan terbuka adalah sistem media air laut sebagai
media pendinginnya setelah melakukan fungsi pendinginan,
selanjutnya air laut tersebut langsung dibuang ke luar, umumnya
media pendingin yang di pakai adalah air laut, sistem media terbuka
ini mempunyi dampak negatif terhadap material yang bersentuhan
langsung dengan air laut, akan mudah berkarat, kotor, penyempitan
saluran pipa-pipa pendingin dan lainnya.

Air laut langsung digunakan dalam sistem mesin sebagai media


pendingin untuk penyerapan panas. Pendingin air laut sistemnya
hanya lewat untuk menyerap panas dan akan terbuang kembali ke
laut maka dikatakan sistem pendinginan terbuka.

Proses pendinginannya dengan cara air laut diambil dari katup


melalui filter dengan pompa air laut, kemudian air laut
disirkulasikan ke seluruh bagian-bagian mesin induk yang
membutuhkan pendinginan melalui pendingin minyak pelumas dan

7
pendingin udara untuk mendinginkan kepala silinder, dinding
silinder dan katup pelepas gas kemudian air laut dibuang keluar
kapal.

Keuntungan dari sistem pendingin air laut (sistem terbuka) yaitu


lebih sederhana dan daya yang diperlukan untuk sirkulasi air lebih
kecil dibandingkan dengan sistem pendinginan air tawar (tertutup).
Selain itu dapat menghemat pemakaian peralatan, karena pada
sistem ini tidak memerlukan tangki air dan tidak memerlukan
banyak pompa untuk mensirkulasikan air pendingin. Sedangkan
kerugian dari sistem pendinginan air laut ini adalah pada instalasi
perpipaannya mudah sekali terjadi pengerakan (karat) karena air laut
ini bersifat korosif serta air pendingin sangat terpengaruh dengan
temperatur air laut.

2. Sistem Pendingin Tertutup


Sistem pendingin yang menggunakan air tawar yang disirkulasikan
dalam suatu sirkuit tertutup untuk mendinginkan komponen yang
perlu didinginkan. Kemudian air tawar tersebut didinginkan oleh air
laut, kemudian air tawar tersebut disirkulasikan kembali untuk
mendinginkan komponen. Sistem ini dibagi menjadi dua, yaitu :
- Sistem Independent
Yaitu, dimana air tawar yang digunakan untuk mendinginkan
tiap-tiap komponen didinginkan secara terpisah, tidak bersama
dalam sebuah penukar panas.
- Sistem Terpusat
Yaitu, dimana air tawar yang digunakan untuk mendinginkan
komponen, dikumpulkan untuk didinginkan secara bersama,
dalam sebuah heat exchanger.

8
Sistem pendingin ini didesain dengan hanya mempunyai satu
heat exchanger yang didinginkan dengan air laut, sedangkan
untuk cooler yang lain termasuk jacket water, minyak pelumas,
udara bilas, didinginkan dengan air tawar yang bertemperatur
rendah. Sistem pendingin jenis ini sangat kecil peralatan yang
berhubungan langsung dengan air laut sehingga masalah korosi
dapat dikurangi.

2.4 Seawater Cooling System (Sistem Pendingin Air Laut)

Gambar 2.3 Seawater Cooling System

Merupakan sistem pendingin terpisah dalam pengertian masing–masing


bagian yang didinginkan disediakan cooler tersendiri, fluida pendinginnya
menggunakan air laut. Kerugian pada sistem ini memerlukan material
komponen yang tahan korosi, biaya maintenance lebih besar, bila terjadi salah

9
satu komponen mengalami kerusakan akan menyebabkan komponen yang
lainnya terganggu fungsinya. Sea water cooling system digunakan untuk
mendinginkan main engine lubricating cooler, jacket water cooler dan
scavenge air cooler.
Selain itu, sistem pendingin air laut digunakan untuk mendinginkan
pendingin oli main engine, jacket water cooler, dan juga scavenge air cooler.
Pada umumnya kapasitas dari sea water pump didasarkan pada temperatur
keluaran dari air laut yaitu 500C setelah melewati pendingin dengan
temperatur masukan 320C (pada kondisi tropis temperatur lingkungan 450 C),
dari temperatur tersebut temperatur dapat naik sebesar 180C.
Berikut gambaran alur dari sistem pendingin air laut. Air laut diambil
melalui sea chest dan disirkulasikan oleh sea water pump. Air laut yang
keluar dari sea water pump disirkulasikan menuju lubricating oil cooler dan
sebagian dari air laut yang disirkulasikan diarahkan pada scevenging air
cooler pada engine. Fluida yang melalui lubricaing oil cooler menyerap
panas dari lubricating oil kemudian diteruskan untuk mendinginkan jacket
water cooler. Setelah keluar dari jacket water cooler, sea water dapat dibuang
melalui over board atau disirkulasikan kembali dalam sistem.
Katup-katup yang diletakkan dalam sistem dapat mengatur aliran air
pendingin dan harus disediakan dalam skala gradual. Hubungan posisi satu
sama lain dalam pendingin dalam sistem tersebut untuk dapat mencapai :
- Temperatur pendingin yang rendah yang masih memungkinkan untuk
mendapatkan pendingin yang lebih murah. Dilain pihak, dalam rangka
untuk mencegah oli pendingin membeku pada kondisi dingin, inlet dari
pendingin tidak boleh kurang dari 100C.
- Cooling inlet temperatur pada scavange air cooler dibuat serendah
mungkin, dalam rangka untuk menjaga konsumsi bahan bakar sesedikit
mungkin.

10
Keuntungan dan kerugian dalam sistem :

a. Keuntungan :
1. Hanya menggunakan 2 set cooling water pump.
2. Instalasinya sederhana dan hanya menggunakan sedikit sistem
perpipaan.
3. Biaya awal murah.
4. Maintanace lebih mudah.
b. Kerugian :
1. Biaya maintenance lebih mahal.
2. Memerlukan material yang tahan korosi.
3. Bila salah satu komponen mengalami kerusakan maka akan
menyebabkan komponen lainnya terganggu fungsinya.

Terdapat pula dua perlakuan yang ada pada sistem ini :

1. Operation at sea (pada saat berlayar)


- Seawater (maks 32 oC) dari sea chest akan didistribusikan oleh pompa
melalui berbagai macam pendingin yaitu di main engine dan genset.
- Pada sistem ini ada bermacam – macam pendingin, yaitu lubricating
oil cooler, scavange air cooler, dan jacket water cooler.
- Genset sudah ada air cooler, di air cooler sudah ada air yang suhunya
rendah (untuk memperoleh efisiensi thermal yang rendah)
- Pada sistem ini ada 3 pompa yang digunakan, tapi pada kondisi sedang
berlayar hanya ada 2 pompa yang digunakan. Pompa yang tidak
digunakan dinamakan port service pump.
2. Operation in port (di dermaga)
- Main enginei mati, namun Auxillary engine tetap beroperasi.
- Pompa yang digunakan yaitu port service pump.

11
- Seawater dari sea chest akan didistribusikan oleh pompa ke auxillary
engine, setelah itu akan melalui jacket water cooler dan thermostatic
valve.
- Pada thermostatic valve ada dua saluran, yaitu saluran untuk
mensirkulasikan kembali seawater ke sistem pendingin dan saluran
untuk membuang seawater melalui saluran pembuangan (discharge).

Rule and recommendation BKI 1996 Vol III Sec 11 :


1. Sea Chest
 Sekurang - kurangnya 2 sea chest harus ada. Bilamana mungkin sea
chest diletakkan serendah mungkin pada masing-masing sisi kapal.
 Untuk daerah pelayaran yang dangkal, disarankan bahwa harus
terdapat sisi pengisapan air laut yang lebih tinggi, untuk mencegah
terhisapnya lumpur atau pasir yang ada di perairan dangkal tersebut.
 Diharuskan suplai air laut secara keseluruhan untuk main engine dapat
diambil hanya dari satu buah sea chest.
 Tiap sea chest dilengkapi dengan suatu ventilasi yang efektif.
Pengaturan ventilasi tersebut haruslah disetujui yang meliputi : Suatu
pipa udara sekurang-kurangnya berdiameter dalam 32 mm yang dapat
diputuskan hingga di atas deck bulk head. Adanya tempat dengan
ukuran yang cukup di bagian dinding pelat.
 Saluran udara bertekanan atau saluran uap melengkapi kelengkapan
sea chest untuk pembersihan sea chest dari kotoran. Saluran tersebut
dilengkapi dengan katup shut off yang dipasang di sea chest. Udara
yang dihembuskan ke sea chest dapat melebihi 2 bar jika sea chest
dirancang untuk tekanan yang lebih tinggi.
2. Katup
 Katup sea chest dipasang sedemikian hingga sehingga dapat
dioperasikan dari atas pelat lantai (floor plates)

12
 Pipa tekan untuk sistem pendingin air laut dipasangi suatu katup shut
off pada shell plating.
3. Strainer
Sisi hisap pompa air laut dipasangi strainer. Strainer tersebut juga diatur
sehingga dapat dibersihkan selama pompa beroparasi. Bilamana air
pendingin disedot oleh corong yang dipasang dengan penyaringnya, maka
pemasangan strainer dapat diabaikan.
4. Pompa pendingin air laut
 Pembangkit penggerak utama kapal dengan menggunakan motor
diesel harus dilengkapi dengan pompa utama dan pompa cadangan.
 Pompa pendingin motor induk yang diletakkan pada pembangkit
penggerak (propulsion plant) dipastikan bahwa pompa itu dapat
memenuhi kapasitas air pendingin yang layak untuk keperluan motor
induk dan Bantu pada berbagai jenis kecepatan dari propulsion plant.
(untuk pompa cadangan digerakkan oleh motor yang independent)
 Pompa air pendingin utama dan cadangan masing-masing
kapasitasnya merupakan kapasitas maksimal air pendingin yang
diperlukan oleh pembangkit. Atau sebagai alternatif tiga buah pompa
air pendingin dengan kapasitas yang sama dapat dipasang. Bahwa dua
dari pompa adalah cukup untuk menyuplai air pendingin yang
diperlukan pada kondisi operasi beban penuh pada temperatur
rancangan. Dengan pengaturan ini dimungkinkan untuk pompa yang
kedua secara otomatis mengambil alih operasi hanya pada temperatur
yang lebih tinggi dengan dikendalikan oleh thermostat.
 Pompa ballast atau pompa air laut lainnya dapat digunakan sebagai
pompa pendingin cadangan.
 Bilamana air pendingin dipasok oleh corong hisap (Scoop), pompa air
pendingin utama dan cadangan harus dipastikan memiliki kapasitas
yang menjamin keandalan pada operasinya pada pembangkit di bawah

13
kondisi pembebanan parsial. Pompa air pendingin utama secara
otomatis dibangkitkan sesegera mungkin bila kecepatan turun di
bawah kecepatan yang diperlukan oleh corong.
5. Sistem untuk pendingin air tawar
 Sistem pendingin air tawar diatur sehingga motor dapat secara baik
didinginkan di bawah berbagai kondisi suhu.
 Menurut kebutuhan dari motor system pendingin air tawar
yangdiperlukan seperti:
a. Suatu sirkuit tunggal untuk keseluruhan pembangkit.
b. Sirkuit terpisah untuk pembangkit daya induk dan bantu.
c. Beberapa sirkuit independent untuk komponen motor induk yang
memerlukan pendinginan (silinder, piston, dan katup bahan bakar)
dan untuk motor bantu.
d. Sirkuit terpisah untuk berbagai batasan temperatur.
 Sirkuit pendingin diatur sehingga bila salah satu sirkuit mangalami
kegagalan maka dapat diambil alih oleh sirkuit pendingin yang lain.
Bilamana perlu, dibuatkan pengaturan pengambilalihan untuk tujuan
tersebut.
 Sedapat mungkin pengatur suhu dari motor induk dan bantu dibuatkan
sirkuit yang terpisah dan independent satu sama lainnya.
 Bilamana pada motor pembangkit otomatis, penukar panas untuk
bahan bakar dan pelumas melibatkan sirkuit air pendingin, system air
pendingin dimonitor terhadap kebocoran dari minyak bahan bakar dan
pelumas.
 Sistem air pendingin umum untuk pembangkit induk dan bantu
dipasangi katup shut off untuk memungkinkan reparasi tetapi tidak
mengganggu pelayanan dari system tersebut.
6. Penukar Panas, Pendingin

14
 Pendingin dari sistem air pendingin, motor, dan peralatannya dipasang
untuk menjamin bahwa temperatur air pendingin yang telah ditentukan
dapat diperoleh pada berbegai jenis kondisi. Temperatur air pendingin
dipasang sesuai untuk keperluan yang dibutuhkan oleh motor dan
peralatan.
 Penukar panas untuk peralatan bantu pada sirkuit air pendingin utama
jika memungkinkan dilengkapi dengan jalur by pass, bilamana terjadi
gangguan pada penukar panas, untuk menjaga kelangsungan operasi
sistem.
 Dipastikan bahwa peralatan bantu dapat tetap bekerja saat perbaikan
pada peralatan pendingin utama. Bilamana perlu diberikan pengalih
aliran ke penukar panas yang lain, permesinan, atau peralatan
sepanjang suatu penukaran panas sementara dapat diperoleh.
 Katup shut off dipasang pada sisi hispap dan tekan dari semua penukar
panas.
 Tiap penukar panas dan pendingin dilengkapi dengan ventilasi dan
corong kuras.
7. Tangki Ekspansi
 Tangki ekspansi diatur pada ketinggian yang cukup untuk tiap sirkuit
air pendingin. Sirkuit pendingin lainnya hanya dapat dihubungkan ke
suatu tangki ekspansi umum jika tidak saling mempengaruhi satu sama
lainnya, perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa kerusakan
dan kegagalan dari system tidak dapat mempengaruhi system lain.
 Tangki ekspansi dihubungkan dengan jalur pengisi, peralatan aerasi
atau de aerasi, pengukur tinggi air, dan corong kuras.
8. Pompa Pendingin Air Tawar
 Pompa air pendingin utama dan cadangan harus terdapat di setiap
system pendingin air tawar.

15
 Pompa air pendingin dapat digerakkan langsung oleh motor induk atau
bantu yang mana dimaksudkan untuk mendinginkan sehingga jumlah
pasok yang layak dari air pendingin dapat dicapai pada berbegai
kondisi operasi.
 Pompa air pendingin cadangan digerakkan secara independent oleh
motor induk.
 Pompa air pendingin cadangan berkapasitas sama seperti pompa air
pendingin utama.
 Motor induk dilengkapi sekurangnya oleh satu pompa pendingin
utama dan cadangan. Bilamana menurut konstruksi dari motor
memerlukan lebih dari satu sirkuit air pendingin, satu pompa cadangan
dipasang untuk tiap pompa pendingin utama.
 Suatu pompa air pendingin cadangan dari suatu system pendingin
dapat digunakan sebagai suatu pompa cadangan untuk system lain
yang dilengkapi dengan lajur sambungan yang memungkinkan. Katup
shut off pada sambungan ini harus dilindungi dari penggunaan yang
tidak diinginkan.
 Peralatan yang melengkapi system untuk pendinginan darurat dari
system lain dapat disetujui jika system dan pembangkitnya sesuai
untuk tujuan ini.
9. Pengatur Suhu
Sirkuit air pendingin dilengkapi dengan pengatur suhu sesuai yang
diperlukan dan sesuai dengan peraturan yang ada. Alat pengatur yang
mengalami kerusakan dapat mempengaruhi fungsi keandalan dari motor
yang dilengkapinya atau saat dia bekerja.
10. Pemanasan Mula untuk Air Pendingin
Harus terdapat dan dilengkapi dengan pemanasan awal dari air pendingin.
11. Unit Pembangkit Darurat, Motor bakar dalam pembangkit daya yang
bekerja saat keadaan darurat dilengkapi dengan system pendingin yang

16
independent. Seperti system pendingin yang dibuat untuk mengatasi
kebekuan (freezing).

2.5 Central Cooling System (Sistem Pendingin Terpusat)

Gambar 2.4 Central Cooling System

Sistem pendingin ini didesain dengan hanya mempunyai satu heat


exchanger yang didinginkan dengan air laut, sedangkan untuk cooler yang
lain termasuk jacket water, minyak pelumas, udara bilas, didinginkan dengan
air tawar yang bertemperatur rendah. Sistem pendingin jenis ini, peralatan
yang berhubungan langsung dengan air laut sangat kecil, sehingga korosi
dapat dikurangi.
Sistem pendingin terpusat terdiri atas tiga sirkuit yaitu :
1. Seawater Circuit

17
Merupakan pendingin dengan fluida air laut yang mendinginkan
central cooler, sirkuit ini disuplai dengan pompa sea water pump, air
laut diambil dari sea chest pada sisi kapal, out put aliran ini akan
langsung dibuang keluar melaui over board yang terletak di bawah
sarat air kapal.
2. Fresh Water Circuit, dibagi menjadi 2 yaitu :
a. High temperature circuit, digunakan untuk mendinginkan jacket
water cooler, dimana fresh water dialirkan oleh jacket water
pump, dan sisa – sisa penguapannya diolah pada deaerating tank
untuk dimanfaatkan kembali untuk pendinginan.
b. Low temperature circuit, digunakan untuk mendinginkan lube oil
cooler dimana temperatur inletnya sebesar 360C dan outletnya
430C, mendinginkan scavenging (udara bilas).

Berikut gambaran alur dari sistem pendingin terpusat. Air laut diambil
melalui sea chest dan disirkulasikan oleh sea water pump. Air laut yang keluar
dari sea water pump masuk ke central cooler untuk mendinginkan fresh water
yang ada di dalamnya, kemudian keluar melalui sea water outlet. Sedangkan
fresh water yang telah didinginkan di sentral cooler disirkulasikan ke
scavenging dan ke lubricating oil cooler. Setelah didinginkan di lubricating oil
cooler, sea water disirkulasikan ke jacket water cooler. Pada jacket cooling
system pendinginan harus berjalan dengan baik sehingga harus dijaga
komponen-komponennya agar tidak terjadi kerusakan baik korosi, fatig,
kavitasi, dan scale.

Keuntungan dan kerugian dalam sistem :

a. Keuntungan :
1. Hanya satu heat exchanger yang didinginkan oleh seawater dan hanya
satu heat exchanger yang di overhoul.

18
2. Seluruh heat exchanger didinginkan oleh fresh water dan material
yang digunakan lebih murah.
3. Hanya sedikit pipa yang korosif pada instalasi.
4. Mengurangi maintenance untuk komponen pendingin.
5. Penambahan utilitas alat
b. Kerugian :
1. Ada 3 set cooling water pump (seawater, freshwater low temperature,
dan jacket water temperature)
2. Membutuhkan biaya awal yang mahal.

Untuk koneksi pipa eksternal, velosity dari air untuk keadaan maksimum
mengikuti :
Jacket water ............................................................................................ 3.0 m/s
Central cooling water (FW-LT) ............................................................. 3.0 m/s
Seawater ................................................................................................. 3.0 m/s

Komponen untuk seawater sistem, meliputi :


1. Pompa Seawater
Kapasitas seawater .……………………....................................... 105 m3/h
Head pompa …………………….................................................. 2,5 bar
Temperatur kerja normal ..............................................,................ 0 - 320C
Temperatur kerja maksimum ........................................................ 50 oC
Kapasitas ini diberikan toleransi sebesar 10%. Beda tekanan pompa
ditentukan berdasar total tekanan yang hilang saatmelalui sistem cooling
water.
2. Central Cooler
Cooler boleh menggunakan jenis shell and tube atau plate dan terbuat dari
bahan yang tahan korosif.
Panas yang hilang ......................................................................... 2200 kW
Debit aliran pendingin .................................................................. 105 m3/h

19
Temperatur keluar cooler ............................................................. 36 oC
Tekanan hilang pada sisi central cooling max. 0,2 bar Tekanan yang
hilang boleh besar, tergantung pada desain aktual cooler Panas yang
hilang dan debit sea water didasarkan pada output MCR pada kondisi
tropis dan temperatur udara ruang 45 oC. Pengoperasian pada beban
berlebih pada kondisi tropis akan meningkatkan temperatur sistem
pendingin dan juga mempengaruhi perfomance engine.
3. Pompa Central Cooling
Pompa yang digunakan yaitu pompa jenis sentrifugal
Debit air tawar ............................................................................... 105m3/h
Head pompa …………………....................................................... 2,5 bar
Temperatur kerja normal ................................................................ 80 oC
Temperatur kerja max ..................................................................... 90 oC
Debit aliran pada bagian ini diberikan toleransi sebesar 10%.
Data kapasitas hanya diperuntukkan pada main engine.
Perbedaan tekanan yang disediakan pada pompa ditentukan berdasarkan
total tekanan yang hilang pada sistem cooling water.
4. Katup Thermostatic Central Cooling Water
Temperatur rendah pada sistem pendingin dilengkapi dengan three way
valve, dihubungkan dengan katup pencampur, dimana tersambung
semuanya atau bagian air tawar mengelilingi central cooler.
5. Jacket Water Cooler
Cooler dapat menggunakan jenis shell and tube atau plate
Panas yang hilang ......................................................................... 580 kW
Debit aliran ................................................................................... 36 m3/h
Temperatur inlet jacket water cooler ............................................ 80 oC
Tekanan maksimal yang hilang .................................................... 0,2 bar
Debit FW- LT …………………………………………………... 105 m3/h
Temperatur inlet FW-LT .............................................................. 42 C

20
Tekanan yang hilang pada FW-LT maks ...................................... 0,2 bar
Panas yang hilang dan debit FW-LT ditentukan berdasarkan output MCR
pada kondisi tropis, temperatur maksimum sea water 32 C dan temperatur
udara ruang 45 C
6. Cooler Udara Bilas
Cooler ini terintregasi secara langsung dengan engine
Panas yang hilang ………........................................................... 1920 kW
Debit FW-LT .............................................................................. 105 m3/h
Tempewratur inlet FW-LT ......................................................... 36 oC
Tekanan hilang pada FW-LT ……………….............................. 0,5 bar
Diagram alir sistem pendingin yang direkomendasikan MAN & BW ,
untuk type Sea water cooling dan Central cooling adalah sebagai berikut
mengingat motor induk digunakan di kapal sebagian besar menggunakan
pendinginan air, maka akan dibahas operasi system pendinginan tertutup (
air tawar ) dan system pendinginan terbuka ( air laut ). Sistem pendinginan
tertutup pada motor kapal terdiri atas dua peredaran, yaitu peredaran air
tawar merupakan sistem yang harus ada pada mesin itu sendiri, sama
seperti sistem pendinginan pada mesin mobil.
Salah satu perbedaan antara instalasi air tawar pada motor induk dilaut dan
motor di mobil adalah bahwa pada motor laut penggabungan pendinginan
dan radiator di dalam instalasi yang membawa panas di dinginkan oleh air
laut, atau bahkan juga oleh angin, sedangkan pada motor mobil tidak
terdapat instalasi peredaran air laut.

21
2.6 Jacket Cooling Water System

Gambar 2.5 Jacket Water Cooling System

Jacket water cooling system digunakan untuk mendinginkan bagian


cylinder liner, cylinder cover, dan juga exhaust valve dari main engine dan
juga dapat memanaskan pipa drain bahan bakar. Pompa jacket water cooler
membawa air dari outlet jacket water cooler dan mengirimkannya ke mesin
utama. Pada daerah inlet dari jacket water cooler terdapat katup pengatur
temperatur, dengan sensor pada engine cooling water outlet yang menjaga
temperatur dari air pendingin tetap pada posisi 80 oC.
Air pendingin jacket harus sangat hati-hati dalam memperlakukannya,
merawat, dan juga memonitornya sehingga dapat mencegah terjadinya
perkaratan, kelelahan yang diakibatkan korosi, kavitasi. Dalam hal ini

22
direkomendasikan untuk memasang preheater jika preheating tidak tersedia
pada auxiliary engine jacket cooling water system.
Pipa pernapasan dalam tangki ekspansi harus berakhir di bawah bagian
terendah dari air yang ada di tangki tersebut, dan tangki tersebut harus di
letakkan paling tidak 5 meter diatas pipa outlet dari air pendingin.

Componen jacket water system, antara lain :


1. Jacket water cooling pump
 Pompa dengan tipe sentrifugal
 Jacket water flow ...................... 32 m3/h
 Pump head ................................. 3 bar
 Delivery pressure ....................... depend on position of expansion tank
 Test pressure .............................. according to class rule
 Working temperature ................. normal 80 oC, max 100 oC
Kapasitas tersebut merupakan kapasitas hanya untuk main engine saja,
pump head dari pompa tersebut untuk menghitung total actual pressure
drop yang terjadi sepanjang sistem cooling water sistem tersebut.
2. Jacket water thermostatic valve
Temperatur kontrol sistem dapat menggunakan katup tiga arah yang
dipasang sebagai katup pengalih, dengan mengalirkan dengan jalan pintas
seluruh atau sebagian jacket water disekitar jacket water cooler. Sensor
diletakkan pada keluaran dari mesin utama, dan level temperatur haruslah
dijaga pada range 70 - 900C.
3. Jacket water preheater
Ketika preheater diinstall pada jacket cooling water system, untuk
mengetahui aliran air dan juga kapasitas dari pompa adalah 10% dari
kapasitas dari pompa water jacket utama. Berdasarkan pada pengalaman,
direkomendasikan pressure drop pada preheater sekitar 0.2 bar. Pompa

23
preheater dan pompa utama harus terkunci secara electric untuk
menghindari resiko dari operasi simultan.
Kapasitas dari preheater tergantung pada permintaan lamanya waktu
pemanasan dan kebutuhan peningkatan temperatur dari air jacket. Pada
umumnya, temperatur meningkat sekitar 35 oC (dari 15 oC menjadi 50 oC).
4. Expansion tank
Total dari volume ekspansi harus memenuhi 10 % dari total air pada sitem
di jacket cooling. Sesuai dengan petunjuk bahwa volume tanki exspansi
untuk keluaran dari main engine berdayan antara 2700 kW dan 15000 kW
adalah 1.00 m3.

2.7 Pipa Pada Sistem Pendingin

Pipa yang digunakan pada sistem pendingin yaitu jenis pipa galvanis.
Pipa ini digunakan untuk menyuplai air laut. (BKI Vol 5, Section 4). Untuk
ukuran pipa, digunakan pipa dengan schedule 40. Pipa ini dilindungi terhadap
kerusakan mekanis, yaitu perlindungan menyeluruh dengan sistem galvanis.
Dengan sistem perlindungan tersebut maka pipa dapat digunakan untuk
menyuplai air laut, kecuali dalam ruangan yang kemungkinan mudah terkena
api sehingga dapat melebar dan merusak sistem.

Gambar 2.6 Pipa Galvanis

24
Tabel 2.1 Choice of minimum wall thickness

Sumber : BKI Vol 3 Section 11

25
Tabel 2.2 Minimum Wall Thickness for Steel Pipes

Sumber : BKI Vol 3 Section 11

Sambungan pipa yang digunakan yaitu jenis butt-weld dan flens (Table 11.11
and Table 11.12 BKI Vol 3 Section 11, D).

Tabel 2.3 Pipe Connections

Sumber : BKI Vol 3 Section 11

26
Table 2.4 Use or Flang Type

Sumber : BKI Vol 3 Section 11

Kalkulasi ketebalan pipa (BKI Vol 3 Section 11)

s = so + c + b [mm] (2.1)

[mm] (2.2)

Dimana :
s : Ketebalan minimum [mm]
so : Kalkulasi ketebalan [mm]
da : Diameter luar pipa [mm]
pc : Desain tekanan [bar]
σperm : Maximum permesible design stress [N/mm2]
b : Allowance for bends [mm]
v : Faktor efisiensi pengelasan = 1
c : Corrosion allowance [mm]

27
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Berikut merupakan flowchart atau diagram aliran dalam proses penentuan


daya pompa pada sistem bilga :

Start

Identifikasi Masalah

1. Penentuan Dimensi Kapal

2. Perhitungan Dimensi Pipa


3. Pembuatan Desain dari Sistem
Pendingin pada kapal

Menentukan Spesifikasi
Pompa

NO
YES

End

Deskripsi Flowchart :

1. Start, perencanaan data yang akan digunakan.

28
2. Process (Alur)
- Penentuan dimensi dari kapal yang akan direncanakan.
- Perhitungan dimensi dari pipa sistem pendingin.
- Pembuatan P&ID dari sistem.
3. Decision (Penentuan)
- Menentukan spesifikasi pompa yang diperlukan.
4. End, spesifikasi pompa telah ditentukan.

29
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Dimensi Kapal


Dalam perencanaannya, jenis kapal yang di gunakan yaitu kapal general
cargo dengan panjang total 75.23 m dan lebar 11.2 m. Berikut merupakan
tabel principal dimension (ukuran utama kapal).

Tabel 4.1 Principal Dimension

LOA (Length Over All) : 75.23 m


LWL (Length Water Line) : 68.25 m
LPP (Length Of Prependicular) : 65.00 m
B (Breadth) : 11.20 m
H (Height) : 5.80 m
T (Draft) : 4.30 m
Vs (Velocity) : 11.00 Knots
CB (Coeficient Block) : 0.70
TYPE : General Cargo

Berikut merupaka penjelasan dari tiap – tiap istilah diatas :

1. LOA (Length Over All) adalah panjang keseluruhan dari kapal yang
diukur dari ujung haluan hingga buritan kapal.
2. LBP (Length Between Perpendicular) adalah panjang antara kedua garis
tegak burutan dan garis tegak haluan yang diukur pada garis air muat.
3. LWL (Length of Water Line) adalah jarak mendatar antara kedua ujung
garis muat yang diukur dari titik potong dengan linggi haluan sampai
dengan titik perpotongan dengan linggi buritan, diukur pada bagian luar
linggi depan dan linggi belakang.
4. Blmd (Breadth Moulded) adalah lebar yang direncanakan, adalah jarak
mendatar antar gading tengah sebelah kanan dengan gading tengah
sebelah kiri kapal yang diukur pada bagian luar gading.

30
5. Depth adalah tinggi kapal yang dihitung dari jarak tegak dari garis dasar
sampai garis geladak terendah di tepi, diukur ditengah – tengah kapal
(Midship).
6. Draught adalah sarat kapal yang diukur dari garis dasar sampai garis air
muat.

4.2 Desain P&ID Sistem Pendingin Referensi MAN B&W

Gambar 4.1 P&ID Seawater Cooling System

31
Gambar 4.2 Central Cooling Water System

32
Gambar 4.3 P&ID Jacket Water Cooling System

4.3 Penentuan Dimensi Pipa Pendingin


Berikut merupakan perhitungan dimensi pipa pendingin, diantaranya
yaitu diameter (D) dan ketebalan (t) dari pipa yang digunakan, sebelum
menghitung maka diperlukan parameter seperti debit dari aliran (Q).

33
4.3.1 Diameter Pipa
- Seawater Cooling System dan Central Cooling Water System
Diketahui :
Q = 105 [m3/h]
= 0,0291666667 [m3/s]
v =3 [m/s]

Penyelesaian :
Q =vxA
Q = v x (1/4.π.D2)

D =

D =

= 0,1112596863 [m]
= 111,2596863 [mm]

- Jacket Water Cooling System


Diketahui :
Q = 36 [m3/h]
= 0,01 [m3/s]
v =3 [m/s]

Penyelesaian :
Q =vxA
Q = v x (1/4.π.D2)

34
D =

D =

= 0,0651470015 [m]
= 65,1470015 [mm]

4.3.2 Ketetabalan Pipa


- Seawater Cooling System dan Central Cooling Water System
Diketahui :
D = 0,1112596863 [m]
= 111,2596863 [mm]
Pc = 16 [bar]
v =3 [m/s]
c = 3,00
b =0

Penyelesaian :
s = so + c + b [mm]

so = [mm]

= 0,3696335093 [mm]
s = 0,3696335093 + 3,00 + 0
= 3,3696335093 [mm]

35
- Jacket Water Cooling System
Diketahui :
D = 0,0651470015 [m]
= 65,1470015 [mm]
Pc = 16 [bar]
v =3 [m/s]
c = 3,00
b =0

Penyelesaian :
s = so + c + b [mm]

so = [mm]

= 0,2164352209 [mm]
s = 0,3696335093 + 3,00 + 0
= 3,2164352209 [mm]

4.4 Penentuan Spesifikasi Pompa


Dari perhitungan di atas, maka dari itu dapat pula ditentukan spesifikasi
pompa yang akan digunakan pada sistem pendingin ini, dimana terdapat
perbedaan debit antara seawater cooling system dengan jacket water
cooling system.

36
Gambar 4.4 Spesifikasi Pompa

37
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang didapatkan setelah menganalisa dan merancang sebuah


sistem dalam kapal, diantaranya sistem bahan bakar. Telah didapatkan yaitu :

1. Sistem pendingin merupakan sistem yang mengatur pendinginan pada


kompartmen kapal yang diatur sedemikian rupa agar dapat sesuai dengan
standart. Adapula beberapa jenis dari sistem pendingin :
a. Sistem Pendingin Terbuka
b. Sistem Pendingin Tertutup
Berikut merupakan macam – macam sistem pendingin pada kapal :
a. Seawater Cooling System
b. Central Cooling Water System
c. Jacket Water Cooling System
2. Kapal yang digunakan berjenis general cargo dengan dimensi kapal yaitu
:

LOA (Length Over All) : 75.23 m


LWL (Length Water Line) : 68.25 m
LPP (Length Of Prependicular) : 65.00 m
B (Breadth) : 11.20 m
H (Height) : 5.80 m
T (Draft) : 4.30 m
Vs (Velocity) : 11.00 Knots
CB (Coeficient Block) : 0.70
TYPE : General Cargo

3. Input Parameter Desain :


a. Seawater Cooling System dan Central Cooling System
Q = 105 [m3/h]
b. Jacket Water Cooling System
Q = 36 [m3/h]

38
4. Output Parameter Desain :
a. Diameter dan Ketebalan Pipa Seawater Cooling System dan Central
Cooling System
D = 0,1112596863 [m]
= 111,2596863 [mm]
s = 3,3696335093 [mm]
b. Diameter dan Ketebalan Pipa Jacket Water Cooling System
D = 0,0651470015 [m]
= 65,1470015 [mm]
s = 3,2164352209 [mm]
5. Spesifikasi Pompa yang Digunakan :
Model = NS – 80
Pipe Connection (Dia.) =3 [inch]
Output = 15 / 11 [HP/KW]
Total Head = 39 [m]
Max. Flow = 120 [m3/h]
Speed = 3000 [rpm]
Net Weight = 47 [kg]

Untuk pengembangan lebih lanjut, maka penulis memberikan saran yang


bermanfaat dan dapat membantu menyempurnakan laporan yang digagas.

1. Perlunya bimbingan dari dosen dalam perencanaan teknis serta sistematika


penulisan laporan.
2. Untuk dapat mengoptimalkan hasil laporan, dianjurkan materi – materi
yang belum tersampaikan, dapat disampaikan agar dapat memperjelas
hasil laporan.

39
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal/Diakses pada tanggal 9 September 2017,


pukul 10:56 WIB
 Andrian, Agil. 2016. Perancangan Kapal General Cargo 7000 DWT. Fakultas
Teknik, Universitas Diponegoro
 http://www.academia.edu/12553268/_MAKALAH_Jenis-
Jenis_Muatan_Kapal_Laut/Diakses pada tanggal 9 September 2017, pukul 13:07
WIB
 https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_barang/Diakses pada tanggal 9 September
2017, pukul 13:10 WIB
 http://www.maritimeworld.web.id/2011/02/gambaran-umum-sistem-pendingin-
di-kapal.html/Diakses pada tanggal 12 Desember 2017, pukul 23:23 WIB
 https://makalahpelaut.com/sistem-pendingin-mesin-induk/Diakses pada tanggal
13 Desember 2017, pukul 09:18 WIB
 http://ilmuteknikpelayaran.blogspot.co.id/2013/05/sistem-pendingin-di-atas-
kapal.html/Diakses pada tanggal 13 Desember 2017, pukul 10:05 WIB
 http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2010/07/sistem-pendingin-kapal.html/Diakses
pada tanggal 13 Desember 2017, pukul 10:25 WIB

vi

You might also like