Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengajar :
Ekky Nur Budiyanto, SST., MT.
i
DAFTAR ISI
ii
4.1 Dimensi Kapal ...................................................................................... 28
4.2 Desain P&ID Sistem Bahan Bakar Referensi MAN B&W ................. 31
4.3 Perhitungan Volume Tangki Bahan Bakar ........................................... 31
4.4 Penentuan Pipa Fuel Oil System ........................................................... 36
4.4.1 Diameter Pipa .............................................................................. 36
4.4.2 Ketebalan Pipa ............................................................................. 37
Bab 5 Kesimpulan dan Saran ................................................................................ 38
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB 1 PENDAHULUAN
1
Berabad abad kapal digunakan untuk mengangkut penumpang
dan barang sampai akhirnya pada awal abad ke-20 ditemukan pesawat
terbang yang mampu mengangkut barang dan penumpang dalam waktu
singkat maka kapal pun mendapat saingan berat. Namun untuk kapal
masih memiliki keunggulan yakni mampu mengangkut barang dengan
tonase yang lebih besar sehingga lebih banyak didominasi kapal niaga
dan tanker sedangkan kapal penumpang banyak dialihkan menjadi kapal
pesiar seperti Queen Elizabeth dan Awani Dream.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Kapal barang atau kapal kargo adalah segala jenis kapal yang membawa
barang-barang dan muatan dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Ribuan
kapal jenis ini menyusuri lautan dan samudra dunia, setiap tahunnya memuat
barang-barang perdagangan internasional. Kapal kargo pada umumnya
didesain khusus untuk tugasnya, dilengkapi dengan crane dan mekanisme
lainnya untuk bongkar muat, serta dibuat dalam beberapa ukuran. Kapal kargo
dibedakan pula menurut jenis muatannya, diantaranya :
4
2. Muatan curah cari (Liquid Bulk Cargo)
3. Muatan curah gas
3. Muatan yang didinginkan (Refrigerated Cargo)
4. Muatan hewan hidup (Life Stock Cargo)
5. Muatan unit (Unitized Cargo)
6. Muatan berbahaya (Dangerous Cargo)
5
Sistem bahan bakar merupakan salah satu sistem terpenting yang
menunjang kerja mesin utama kapal. Perpipaan yang ada didalam sistem
bahan bakar dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu sistem suplai
bahan bakar dari proses pengisian (filling process) hingga menuju tanki-tanki
seperti bunker (fuel storage tank), tanki pengendapan (fuel service tank) dan
tanki harian (fuel daily tank) serta sistem injeksi (fuel injection system) bahan
bakar yang terjadi didalam mesin.
1. Transfer System
2. Feed System
3. Supply System
4. Circulating System
Sistem bahan harus mampu menyedikan bahan bakar yang bersih pada
sebelum dimasukkan kedalam mesin, sehingga diperlukan peralatan yang
mampu memurnikan bahan bakar tersebut. Selain itu, jumlah dan waktu
pemasukan bahan bakar kedalam mesin juga harus dilakukan dengan tepat
dan sesuai dengan kebutuhan mesin (engine requirement).
1. Minyak Bakar
2. Minyak Solar
3. Minyak Diesel
6
Minyak bakar atau minyak berat adalah hasil distilasi dari
penyulingan minyak tetapi belum membentuk residu akhir dari proses
penyulingan itu sendiri. Biasanya warna dari minyak bakar ini adalah
hitam . Selain itu minyak bakar lebih pekat dibandingkan dengan bahan
bakar diesel. Secara umum kegunaan minyak bakar adalah untuk bahan
bakar pengapian langsung pada industri - industri besar, PLTU dan juga
digunakan sebagai salah satu alternatif bahan bakar pada industri
menengah kecil lainnya. Minyak bakar juga sering dikenal dengan
istilah fuel oil.
7
diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga
Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel.
8
Tabel 2.3 Spesifikasi Minyak Diesel
1. Penguapan
2. Residu karbon
3. Viskositas
4. Kandungan blerang
5. Abu
6. Air dan endapan
7. Titik nyala, dan
8. Mutu pelayanan
9
Residu karbon adalah karbon yang tertinggal setelah penguapan dan
pembakaran habis suatu bahan yang diuapkan dari minyak, ini menunjukkan
kecenderungan bahan bakar untuk membentuk endapan karbon pada bagian
mesin ( torak ) diperbolehkan residu karbon sebesar 0,1 %.
Titik nyala minimum untuk bahan bakar diesel sekitar 150 derajat
fahrenhet. mutu penyalaan adalah sifat dari bahan bakar diesel yang penting,
terutama pada mesin diesel putaran tinggi sangat menentukan mudahnya
penyalaan dan start mesin dingin.
10
2.5 Sistem Transfer, Filtering, dan Purifikasi
HFO :
Storage Tank > Heater > Transfer Pump > Settling Tank > Filter > Heater >
Centrifuge > Service Tank (HFO)
MDO :
11
Storage Tank > Filter > Heater > Centrifuge > Service Tank (MDO)
12
- Terletak dalam storage tank dan mengelilingi sisi isap pompa.
- Panas berasal dari steam atau thermal oil heater (coil pipes) yang
dihasilkan oleh boiler.
- Heat = f(kapasitas transfer pump, ΔT –sampai 500C)
5. FO Transfer Pump
Pompa yang digunakan adalah gear pump yang berfungsi untuk
mengalirkan bahan bakar dari tanki storage ke tanki settling untuk
diendapkan.
- Q = f(volume settling tank, waktu pengisian).
- Kecepatan aliran = berdasar project guide > biasanya 0,6 m/s (for
HFO) dan 1,0 m/s (for MDO).
- Lokasi : Tanktop
- Tipe pompa : Gear pump atau screw pump.
- Total Head = Hp + Hv + Hs + Hloss
- Dimana : Tidak terdapat perbedaan tekanan dan kecepatan.
- Sehingga, Htotal = Hs + Hloss
6. FO Feed Pump
Berfungsi memindahkan bahan baker dari Setling tank ke service
tank. Pompa yang digunakan adalah pompa jenis roda gigi.
7. Centrifuges
Centrifuges berfungsi memisahkan bahan bakar dengan air dan
bahan bakar yang bersih dialirkan ke service tank sedangkan kotoran
dan air disalurkan ke sludge tank. Centrifuges pada prinsipnya
dilengkapi dengan 2 set dengan type yang sama dimana 1 set
digunakan untuk service dan yang kedua sebagai stand-by.
8. Pipe
- Q = f (volume settling tank, dan lama pengisian tangki)
- Kecepatan aliran = berdasar project guide -> biasanya 0,6 m/s
(for HFO) dan 1,0 m/s (for MDO).
13
- Diameter pipa berdasar : f(Q, Vflow).
- Ketebalan pipa : Klas N atau M (tabel 11.4 BKI)
- Material : Steel –untuk HFO pipa diberi insulasi.
- Pipa tidak diijinkan melintas pada area : LO, FW, Cargo Tank
i. Settling Tank > Filter > Feed Pump > Heater > Centrifuge > Service
Tank (HFO)
ii. Storage Tank > Filter > Feed Pump > Heater > Service Tank (MDO)
14
1. Pipa
- Q = f (volume settling tank, dan lama pengisian tangki)
- Kecepatan aliran= berdasar project guide → biasanya 0,6 m/s
(for HFO) dan 1,0 m/s (for MDO).
- Diameter pipa berdasar: f(Q, Vflow).
- Ketebalan pipa: Klas N atau M (tabel11.4 BKI)
- Material : Steel → untuk HFO pipa diberi insulasi.
2. Fuel Oil Feed Pump
- Lokasi : Platform
- Jenis : Screw atau Gear Pump
- Head total = Hs + Hloss
- Dimana : Hs = perbedaan ketinggian service tank dan settling
tank.
3. Fuel Oil Preheater
- Berfungsi untuk mengurangi viskositas sebelum masuk proses
purifier.
- Type : Electric heater, heat excanger (from steam or thermal oil)
4. Fuel Oil Purifier
- Berfungsi untuk memisahkan HFO dari kandungan air dan
partikel padat.
- Q = f(BHP) -> biasanya 0,2lt/BHP-h
- Lokasi : Sejajar dengan settling tank (keterbatasan head dari
separator).
- Jumlah : 2 (for HFO) atau 1 (for MDO - tapi tidak harus)
- Tipe : Centrifuge
5. Service Tank
- Berfungsi untuk menampung FO hasil purifier dan mensuplay
FO ke M/E.
- Lokasi : Biasanya terletak pada platform
15
- Kapasitas = f(sfoc, BHP, time) + allowance.
- Waktu : didesain untuk (8, 10, atau 12 jam)
- Lama pengisian : 0,5 sampai 1 jam.
Sistem ini bertugas untuk mensuply bahan bakar ke engine. Sistem ini
lebih dikenal dengan nama “Fuel Oil Supply Unit”
MDO :
16
HFO :
1. Service Tank
Adalah tanki yang berfungsi untuk mensuplai bahan bakar ke engine
selama operasi dan mempunyai kapasitas 8 -12 jam. Pada tangki ini
dilengkapi dengan hetar tank. Pemanasan ini bertujuan agar
viskositas HFO tetap terjaga.
2. Three Way Cock
Katup ini digunakan ketika terjadi pergantian bahan baker yang
disuplai ke mesin induk dari HFO ke MDO atau sebaliknya.
3. Supply Pump
Pompa yang digunakan adalah pompa jenis screw atau gear. Pompa
ini menghisap bahan bakar dari service tank. Pompa yang digunakan
adalah screw wheel atau gear wheel. Syarat pompa adalah :
- Fuel oil viscosity, specified up to ……………….700 cSt at 500C
- Fuel oil viscosity maximum………………………1000 cST
- Fuel oil flow……………………………………… 0.6 m3/h
- Pump head………………………………………...4 bar
- Delivery pressure…………………………………..4 bar
- Working temperature………………………………1000C
Karena pompa ini digunakan untuk mengalirkan zat cair dengan
temperatur tinggi maka sebelum dioperasikan terlebih dahulu
dilakukan pemanasan sebelum pompa di jalankan.
4. Pipe
- Q = f (BHP) referensi ke project guide + toleransi 0% -15% to
cover back-flushing of filter
- Valiran= referensi ke project guide (umumnya: 0.6 m/s untuk HFO
and 1.0 m/s untuk MDO)
17
- Din pipe = f (Q,Vflow) untuk HFO membutuhkan insulasi
- Thickness: class N or M (tabel11.4. BKI)
Circulating Pump > Heater > Filter > M/E > FO Return > Venting box / de –
aerating tank > Back to Circulating Pump
1. Circulating Pump
Pompa ini berfungsi meneruskan mengangkut bahan bakar dari
supply pump dan juga dari venting box. Pompa yang digunakan
adalah screw wheel atau gear wheel. Syarat pompa adalah :
18
- Fuel oil viscosity, specified up to ……………….700 cSt at 500C
- Fuel oil viscosity normal……………..…………..20 cSt
- Fuel oil viscosity maximum………………………1000 cST
- Fuel oil flow………………………………………2 m3/h
- Pump head………………………………………...6 bar
- Delivery pressure………………………………….10 bar
- Working tempereture……………………………...1500C
Karena pompa ini digunakan untuk mengaliran zat cair dengan
temperatur tinggi maka sebelum dioperasikan terlebih dahulu
dilakukan pemanasan sebelum pompa di jalankan.
2. Fuel Oil Heater
Berfungsi untuk memanaskan bahan bakar sebelum masuk ke engine
sesuai dengan temperatur yang direkomendasikan. Type heater yang
dipakai adalah tube type atau plate heat exchanger type. Heater harus
dapat bekerja pada :
- Recommended viscosity meter setting………….10-15 cSt
- Fuel oil viscocsty, specified up to ………………700 cSt at 500C
- Fuel oil flow……………………………………..2m3/h
- Heat dissipation………………………………… kWh
- Pressure drop on oil side………………………...maximum 1 bar
- Working pressure…...…………………………....1500C
- Fuel oil inlet temperature………………………...approx. 1000C
- Fuel oil outlet temperature………………….........1500C
- Steam supply, saturated…………………………..7 bar abs
3. Fuel Flow Filter
Filter yang digunakan dapat berupa type duplex dengan pembersihan
manual atau automatic filter dengan pembersihan manual by-pass
filter. Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
19
- Fuel oil filer harus berdasar HFO dengan : 130 cSt at 800C = 700
cSt at 500C = 7000 sec Red-wood l/100 0F.
- Working pressure……………………………..10 bar
- Absolute fineness……………………………..50μ m
- Working temperature………………………….maksimum 1500C
- Oil Viscosity at working temperature…………15 cSt
- Pressure drop at clean filter……………………maximum 0,3 bar
4. Fuel Oil Venting Box
Bertugas untuk membebaskan gas/udara yang ada dan akan
menampung cairan/liquid
- FO vapor: to service tank
- FO liquid: to suction of circulating pump
5. Auto de – aerating tank
Adalah peralatan yang digunakan untuk memisahkan sisa bahan
bakar dari keluaran main engine, bahan bakar cair masuk ke venting
box sedangkan bahan bakar berbentuk uap dialirkan ke service tank.
6. Pipe
- Q = f (BHP) referensi ke project guide + toleransi 0% -15%
untuk menutupi pembilasan balik dari filter
- Valiran = referensi ke project guide (umumnya: 0.6 m/s untuk
HFO and 1.0 m/s untuk MDO)
- Din pipe = f (Q,Vflow) untuk HFO membutuhkan insulasi
- Thickness : class N or M (tabel11.4. BKI)
20
Tabel 2.4 Choice of minimum wall thickness
21
Tabel 2.5 Minimum Wall Thickness for Steel Pipes
22
Table 2.7 Use or Flang Type
Aturan – aturan yang perlu dipenuhi oleh suatu sistem bahan bakar
dengan memakai bahan bakar berkualitas berjenis HFO menurut rules
klasifikasi BKI Vol 3 yaitu seperti berikut :
1. Bunker dari sistem bahan bakar berada pada deck yang terbawah dan
harus diisolasi dari ruangan yang lain (section 11. G. 1. 1)
2. Tangki bahan bakar harus dipisahkan dengan cofferdam pada tangki-
tangki yang lain (Section 10. B. 2. 1. 3)
3. Pipa bahan bakar tidak bisa melawati tangki yang diisi feed water,
air minum, pelumas dan oil thermal (section 11. G. 4. 1)
4. Plastik dan gelas tidak bisa dipakai untuk sistem bahan bakar
(section 11. G. 4. 6)
5. Pompa transfer, feed, booster harus direncanakan untuk keperluan
temperatur operasi pada keadaan medium (section 11. G. 5. 1)
23
6. Pompa transfer harus disiapkan sedang untuk pompa service yang
lain dipakai sebagai pompa cadangan yang sesuai sama pompa
transfer bahan bakar (section 11. G. 5. 2)
7. Harus ada paling sedikit 2 pompa transfer bahan bakar untuk isi
tangki harian. Purifier sebagai pelengkap pengisian (section 11. G. 5.
3)
8. Pompa feed/booster diperlukan untuk mensupply bahan bakar ke
main engine atau auxiliary engine dan pompa cadangan harus
disiapkan (section 11. G. 5. 4)
9. Untuk pendistribusian bahan bakar melalui pompa suplai bahan
bakar harus diperlengkapi dengan filter duplex dengan control
amnual atau automatis (section 11. G. 7. 1)
10. Untuk saluran masuk memakai filter simplex (section 11. G. 7. 2)
11. Purifier untuk bersihkan minyak harus memperoleh kesepakatan
pihak klasifikasi setempat (section 11. G. 8. 1)
12. Untuk pemakaian filter dengan cara berbarengan pada bahan bakar
dan minyak pelumas pada suplai sistem maka harus ada pemisah
(pengontrol) agar bahan bakar dan minyak pelumas tidak tercampur
(section 11. G. 8. 2)
13. Sludge tank harus disiapkan untuk purifier agar kotoran dari purifier
tidak mengganggu kerja dari purifier itu (section 11. G. 8. 3)
14. Untuk pengoperasian dengan heavy fuel oil (HFO) harus dipasang
sistem pemanas (section 11. G. 9. 1)
15. Settling tank dan daily tank harus diperlengkapi dengan sistem drain
(section 11. G. 9. 2)
16. Settling tank yang disiapkan sejumlah 2 dan kemampuan minimum
dapat sediakan bahan bakar selama 1 hari atau 24 jam (secion 11. G.
9. 3. 1)
24
17. Daily tank harus dapat sediakan bahan bakar selama minimum 8 jam
(section 11. G. 9. 4. 3)
18. Harus ada 2 mutually independent pre-heater (section 11. G. 9. 7)
25
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Start
Identifikasi Masalah
Menentukan V Tangki
P&ID Sistem FO
NO
YES
End
Deskripsi Flowchart :
26
2. Process (Alur)
- Penentuan dimensi dari kapal yang akan direncanakan.
- Penentuan desain sistem bahan bakar dari referensi project guide.
- Penentuan mesin yang digunakan dalam kapal, yang mengacu pada
sistem bahan bakar kapal.
3. Decision (Penentuan)
- Menentukan Volume tangki serta desain P&ID dari sistem bahan
bakar.
- Apabila “yes”, maka proses dapat dihentikan dan pengerjaan dapat
diakhiri.
- Apabila “no”, maka kembali lagi ke proses.
4. End, desain dan volume tangki telah ditentukan.
27
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
1. LOA (Length Over All) adalah panjang keseluruhan dari kapal yang
diukur dari ujung haluan hingga buritan kapal.
2. LBP (Length Between Perpendicular) adalah panjang antara kedua garis
tegak burutan dan garis tegak haluan yang diukur pada garis air muat.
3. LWL (Length of Water Line) adalah jarak mendatar antara kedua ujung
garis muat yang diukur dari titik potong dengan linggi haluan sampai
dengan titik perpotongan dengan linggi buritan, diukur pada bagian luar
linggi depan dan linggi belakang.
4. Blmd (Breadth Moulded) adalah lebar yang direncanakan, adalah jarak
mendatar antar gading tengah sebelah kanan dengan gading tengah
sebelah kiri kapal yang diukur pada bagian luar gading.
28
5. Depth adalah tinggi kapal yang dihitung dari jarak tegak dari garis dasar
sampai garis geladak terendah di tepi, diukur ditengah – tengah kapal
(Midship).
6. Draught adalah sarat kapal yang diukur dari garis dasar sampai garis air
muat.
29
Gambar 4.1 Mesin 3512C HD
- Engine
Kisaran Kecepatan (Rpm) = 1600 – 1800 rpm
Emisi = EPA Tier 3 IMO II
Aspirasi = TTA
Diameter Cylinder = 170 mm
Stroke = 215 mm
Kapasitas Silinder = 58,6 l
Rotasi (dari ujung Flywheel) = Berlawan arah jarum jam
Konfigurasi = Diesel Siklus 4 Silinder V,4 Langkah
30
4.2 Desain P&ID Sistem Bahan Bakar Referensi MAN B&W
31
3. Waktu pelayaran
Dapat diketahui bahwa rentang daya mesin yang digunakan yaitu 1340 –
2366 BHP (1000 – 1765 kW). Dengan nilai SFOC sebagai berikut :
32
Tabel 4.2 Spesifikasi Daya Mesin Referensi MAN B&W
33
Tabel 4.3 Spesifikasi SFOC Referensi MAN B&W
No Spesifikasi Keterangan
1 Engine Type S26MC
2 Bore 260 mm
3 Stroke 960 mm
4 Layout Point L1
5 Engine Speed 250 r/min
34
Mean Effective
6 18.5
Preasure Bar
7 1600 kW
Power
8 2180 BHP
9 179 g/kWh
SFOC
10 132 g/BHPh
t = s/v
v = 11.00 Knots
= 5,659 m/s
= 1911,9 km
= 1911900 m
1911900 m
t =
5,659 m/s
= 337851,21046121 s
= 93,8475584614 jam
V = BHP x SFOC x t
= 27005573,422866 x 10-6
= 27,0055734229 m3
35
4.4 Penentuan Pipa Fuel Oil System
4.4.1 Diameter Pipa
Menentukan kapasitas aliran :
Volume Tangki
Q =
Waktu Pelayaran
27,0055734229 m3
Q =
337851,21046121 s
Q = 0,0000799333 m3/s
0,0000799333 m3 /s
A =
1 m/s
A = 0,0000799333 [m2]
A = ¼ π D2
D = 0,01308832 [m]
(Masuk ke grup N pada tabel thickness Vol III Section 11
BKI)
2. HFO
Q
A =
v
0,0000799333 m3 /s
A =
0,6 m/s
A = 0,0001332221 [m2]
A = ¼ π D2
D = 0,0150239664 [m]
36
(Masuk ke grup N pada tabel thickness Vol III Section 11
BKI)
13,08832 mm x 16 bar
so = N m
20 x 80mmx 1 s +16 bar
so = 0,1295873144 [mm]
S = 0,1295873144 + 3,00 + 0
S = 3,1295873144 [mm]
2. HFO
S = so + c + b [mm]
x pc
so = [mm]
20 x σperm x v+pc
15,0239664 mm x 16 bar
so = N m
20 x 80mmx 0,6 s +16 bar
so = 0,2462945311 [mm]
S = 0,2462945311 + 3,00 + 0
S = 3,2462945311 [mm]
37
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
No Spesifikasi Keterangan
1 Engine Type S26MC
2 Bore 260 mm
3 Stroke 960 mm
38
4 Layout Point L1
5 Engine Speed 250 r/min
Mean Effective
6 18.5
Preasure Bar
7 1600 kW
Power
8 2180 BHP
9 179 g/kWh
SFOC
10 132 g/BHPh
39
DAFTAR PUSTAKA
vi