You are on page 1of 45

TUGAS SISTEM DALAM KAPAL

FUEL OIL SYSTEM

Pranasetya Candra Mahardika


NRP. 0816040029

Dosen Pengajar :
Ekky Nur Budiyanto, SST., MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2017

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................ ii

Daftar Gambar ....................................................................................................... iv

Daftar Tabel .......................................................................................................... v

Daftar Pustaka ....................................................................................................... vi

Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3

1.3 Tujuan ................................................................................................... 3

Bab 2 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 4


2.1 Kapal General Cargo ........................................................................... 4
2.2 Sistem Bahan Bakar .............................................................................. 5
2.3 Jenis Bahan Bakar ................................................................................ 6
2.3.1 Minyak Bakar .............................................................................. 6
2.3.2 Minyak Solar ............................................................................... 7
2.3.3 Minyak Diesel .............................................................................. 8
2.4 Sifat Bahan Bakar ................................................................................. 9
2.5 Sistem Transfer, Filtering, dan Purifikasi ............................................ 11
2.6 Fuel Oil Feed System ............................................................................ 14
2.7 Fuel Oil Supply System ......................................................................... 16
2.8 Fuel Oil Circulating Pump ................................................................... 18
Bab 3 Metodologi Penelitian ................................................................................. 26

Bab 4 Analisa dan Pembahasan ............................................................................ 28

ii
4.1 Dimensi Kapal ...................................................................................... 28
4.2 Desain P&ID Sistem Bahan Bakar Referensi MAN B&W ................. 31
4.3 Perhitungan Volume Tangki Bahan Bakar ........................................... 31
4.4 Penentuan Pipa Fuel Oil System ........................................................... 36
4.4.1 Diameter Pipa .............................................................................. 36
4.4.2 Ketebalan Pipa ............................................................................. 37
Bab 5 Kesimpulan dan Saran ................................................................................ 38

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kapal General Cargo ........................................................................ 4

Gambar 2.2 Fuel Oil System .................................................................................. 5

Gambar 2.3 Transfer System ................................................................................. 11

Gambar 2.4 Feed System ....................................................................................... 14

Gambar 2.5 Fuel Oil Supply System ..................................................................... 16

Gambar 2.6 Fuel Oil Circulating Pump ................................................................ 18

Gambar 4.1 Mesin 3512C HD .............................................................................. 14

Gambar 4.2 P&ID Referensi MAN B&W ............................................................ 16

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Minyak Bakar ..................................................................... 7

Tabel 2.2 Spesifikasi Minyak Solar ...................................................................... 8

Table 2.3 Spesifikasi Minyak Diesel .................................................................... 9

Tabel 2.4 Choice of minimum wall thickness ........................................................ 21

Tabel 2.5 Minimum Wall Thickness for Steel Pipe ............................................... 22

Tabel 2.6 Pipe Connection .................................................................................... 22

Tabel 2.7 Use or Flang Type ................................................................................ 23

Tabel 4.1 Principal Dimension ............................................................................. 28

Tabel 4.2 Spesifikasi Daya Mesin Referensi MAN B&W ................................... 33

Tabel 4.3 Spesifikasi SFOC Referensi MAN B&W .............................................. 34

Tabel 4.4 Spesifikasi MAN B&W ........................................................................ 34

v
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Kapal General Cargo

Kapal, adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di


laut (sungai dsb) seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil.
Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci.
Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar
dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat membawa
perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya di
mana sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang
dan peraturan atau kebiasaan setempat.

Berabad-abad kapal digunakan oleh manusia untuk mengarungi


sungai atau lautan yang diawali oleh penemuan perahu. Biasanya
manusia pada masa lampau menggunakan kano, rakit ataupun perahu,
semakin besar kebutuhan akan daya muat maka dibuatlah perahu atau
rakit yang berukuran lebih besar yang dinamakan kapal. Bahan-bahan
yang digunakan untuk pembuatan kapal pada masa lampau
menggunakan kayu, bambu ataupun batang-batang papirus seperti yang
digunakan bangsa mesir kuno kemudian digunakan bahan bahan logam
seperti besi/baja karena kebutuhan manusia akan kapal yang kuat. Untuk
penggeraknya manusia pada awalnya menggunakan dayung kemudian
angin dengan bantuan layar, mesin uap setelah muncul revolusi Industri
dan mesin diesel serta Nuklir. Beberapa penelitian memunculkan kapal
bermesin yang berjalan mengambang di atas air seperti Hovercraft dan
Eakroplane. Serta kapal yang digunakan di dasar lautan yakni kapal
selam.

1
Berabad abad kapal digunakan untuk mengangkut penumpang
dan barang sampai akhirnya pada awal abad ke-20 ditemukan pesawat
terbang yang mampu mengangkut barang dan penumpang dalam waktu
singkat maka kapal pun mendapat saingan berat. Namun untuk kapal
masih memiliki keunggulan yakni mampu mengangkut barang dengan
tonase yang lebih besar sehingga lebih banyak didominasi kapal niaga
dan tanker sedangkan kapal penumpang banyak dialihkan menjadi kapal
pesiar seperti Queen Elizabeth dan Awani Dream.

1.1.2 Permasalahan dan Pentingnya Sistem Bahan Bakar

Pada hakikatnya dalam sebuah kapal, pasti terdapat suatu sistem


yang dapat menangani kinerja serta keselamatan yang ada pada kapal
tersebut, untuk dapat memenuhi syarat tersebut makan diperlukan suatu
sistem yang dapat mengatur olah kerja pada kapal.

Sistem bahan bakar merupakan salah satu sistem yang dapat


mengatur kinerja bahan bakar yang digunakan pada saat kapal berlayar
dengan jarak pelayaran terntentu.

Dalam sistem bahan bakar biasanya terdapat 2 jenis bahan bakar


yang digunakan, yaitu MDO dan HFO. Dimana MDO merupakan
(Marine Diesel Oil) adalah bahan bakar yang digunakan pada saat kapal
berlayar jauh dan HFO (Heavy Fuel Oil) adalah bahan bakar kapal yang
digunakan pada saat engine dinyalakan dan digunakan pada saat kapal
hendak berlabuh atau bisa disebut (start up).

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dimensi kapal general cargo dan dimensi mesin yang


yang akan direncanakan ?

2. Bagaimana desain P&ID dari sistem bahan bakar yang digunakan ?

3. Berapa volume tangki bahan bakar yang dibutuhkan ?

4. Berapa kebutuhan bahan bakar untuk pelayaran ?

1.3 Tujuan

1. Penulis dapat menentukan dimensi dari kapal yang akan


direncanakan, serta dimensi mesin yang digunakan.

2. Penulis dapat mengetahui desain sistem bahan bakar dari beberapa


referensi yang digunakan.

3. Penulis dapat menghitung volume tangki bahan bakar selama


pelayaran.

4. Penulis dapat mengetahui kebutuhan bahan bakar saat pelayaran.

3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapal General Cargo

Gambar 2.1 Kapal General Cargo

Kapal barang atau kapal kargo adalah segala jenis kapal yang membawa
barang-barang dan muatan dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Ribuan
kapal jenis ini menyusuri lautan dan samudra dunia, setiap tahunnya memuat
barang-barang perdagangan internasional. Kapal kargo pada umumnya
didesain khusus untuk tugasnya, dilengkapi dengan crane dan mekanisme
lainnya untuk bongkar muat, serta dibuat dalam beberapa ukuran. Kapal kargo
dibedakan pula menurut jenis muatannya, diantaranya :

1. Muatan campuran (General Cargo)


2. Muatan sejenis (Bulk Cargo)
1. Muatan curah kering (Dry Bulk Cargo)

4
2. Muatan curah cari (Liquid Bulk Cargo)
3. Muatan curah gas
3. Muatan yang didinginkan (Refrigerated Cargo)
4. Muatan hewan hidup (Life Stock Cargo)
5. Muatan unit (Unitized Cargo)
6. Muatan berbahaya (Dangerous Cargo)

Kapal general cargo adalah kapal yang mengangkut bermacam –


macam muatan berupa barang. Barang yang diangkut biasanya merupakan
barang yang sudah dikemas. Kapal general cargo dilengkapi dengan crane
pengangkut barang untuk memudahkan bongkar-muat muatan. Jenis muatan
yang di tampung pada kapal general cargo ini adalah muatan yang dimuat di
kapal dalam jenis dan pembungkus yang beraneka warna (dalam peti, drum,
kaleng, besi beton, karung, dsb). Muatan berupa wadah dari baja, aluminium,
besi, yang digunakan untuk menyimpan atau menghimpun barang.

2.2 Sistem Bahan Bakar

Gambar 2.2 Fuel Oil System

5
Sistem bahan bakar merupakan salah satu sistem terpenting yang
menunjang kerja mesin utama kapal. Perpipaan yang ada didalam sistem
bahan bakar dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu sistem suplai
bahan bakar dari proses pengisian (filling process) hingga menuju tanki-tanki
seperti bunker (fuel storage tank), tanki pengendapan (fuel service tank) dan
tanki harian (fuel daily tank) serta sistem injeksi (fuel injection system) bahan
bakar yang terjadi didalam mesin.

Berikut merupakan sub sistem bahan bakar diantaranya :

1. Transfer System
2. Feed System
3. Supply System
4. Circulating System

Sistem bahan harus mampu menyedikan bahan bakar yang bersih pada
sebelum dimasukkan kedalam mesin, sehingga diperlukan peralatan yang
mampu memurnikan bahan bakar tersebut. Selain itu, jumlah dan waktu
pemasukan bahan bakar kedalam mesin juga harus dilakukan dengan tepat
dan sesuai dengan kebutuhan mesin (engine requirement).

Dalam sistem bahan bakar terdapat 3 jenis bahan bakar, diantaranya :

1. Minyak Bakar
2. Minyak Solar
3. Minyak Diesel

2.3 Jenis Bahan Bakar

2.3.1 Minyak Bakar

6
Minyak bakar atau minyak berat adalah hasil distilasi dari
penyulingan minyak tetapi belum membentuk residu akhir dari proses
penyulingan itu sendiri. Biasanya warna dari minyak bakar ini adalah
hitam . Selain itu minyak bakar lebih pekat dibandingkan dengan bahan
bakar diesel. Secara umum kegunaan minyak bakar adalah untuk bahan
bakar pengapian langsung pada industri - industri besar, PLTU dan juga
digunakan sebagai salah satu alternatif bahan bakar pada industri
menengah kecil lainnya. Minyak bakar juga sering dikenal dengan
istilah fuel oil.

Tabel 2.1 Spesifikasi Minyak Bakar

2.3.2 Minyak Solar

Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning


kecoklatan yang jernih. Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah
untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi
(diatas 1000 Rpm) yang juga dapat dipergunakan sebagai bahan bakar
pada pembakaran langsung dalam dapur – dapur kecil, yang terutama

7
diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga
Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel.

Tabel 2.2 Spesifikasi Minyak Solar

2.3.3 Minyak Diesel

Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna


hitam yang berbentuk cair pada temperature rendah. Biasanya memiliki
kandungan sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed
Diesel Engine di sektor industri. Oleh karena itu diesel oil juga disebut
Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).

8
Tabel 2.3 Spesifikasi Minyak Diesel

2.4 Sifat Bahan Bakar

Sifat berikut yang mempengaruhi prestasi dan keandalan dari suatu


mesin diesel :

1. Penguapan
2. Residu karbon
3. Viskositas
4. Kandungan blerang
5. Abu
6. Air dan endapan
7. Titik nyala, dan
8. Mutu pelayanan

Untuk mesin diesel dalam skala kecil dibutuhkan penguapan bahan


bakar yang tinggi dari mesin diesel besar agar didapatkan penggunaan bahan
bakar yang lebih hemat, suhu buang rendah, dan asap minimum.

9
Residu karbon adalah karbon yang tertinggal setelah penguapan dan
pembakaran habis suatu bahan yang diuapkan dari minyak, ini menunjukkan
kecenderungan bahan bakar untuk membentuk endapan karbon pada bagian
mesin ( torak ) diperbolehkan residu karbon sebesar 0,1 %.

Viskositas suatu minyak dinyatakan oleh volume tertentu dari minyak


untuk mengalirkan melalui lubang diameter tertentu, makin rendah jumlah
detiknya makin rendah viskositasnya. Alat untuk mengukur viskositas bahan
bakar adalah viskosimeter saybolt.

Dalam sistem bahan bakar terbakar bersama minyak dan menghasilkan


gas yang sangat korosif yang diembunkan oleh dinding silinder yang
didinginkan, terutama kalau mesin beroprasi dengan beban rendah dan suhu
silinder menurun. Korosi yang sering disebabkan oleh gas balerang sering
didapati dalam sistem buang dari mesin diesel.

Berbagai spesifikasi tidak mengijinkan kandungan balerang lebih dari


0,5-1,5%. titik nyala meruapakan suhu yang paling rendah yang harus di capai
dalam pemenasan minyak untuk menimbulkan uap yang dapat terdapat dalam
jumlah yang cukup untuk menyala/terbakar sesaat.

Titik nyala minimum untuk bahan bakar diesel sekitar 150 derajat
fahrenhet. mutu penyalaan adalah sifat dari bahan bakar diesel yang penting,
terutama pada mesin diesel putaran tinggi sangat menentukan mudahnya
penyalaan dan start mesin dingin.

Jenis pembakaran yang di peroleh dari bahan bakar dengan mutu


penyalaan yang baik akan memberikan mutu operasi yang lebih halus, mutu
pelayanan diukur dengan indek yang disebut angka setana, nilai bilangan ini
sebagi karakteristik bahan bakar diesel serupa dengan angka oktana pada
motor bensin.

10
2.5 Sistem Transfer, Filtering, dan Purifikasi

Gambar 2.3 Transfer System

Sistem ini bertugas memindahkan bahan bakar dari storage tank ke


settling tank, serta membersihkan bahan bakar dari kotoran yang berasal dari
storage tank. Heavy fuel oil harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
melewatkanya melalui centrifuge sebelum masuk ke daily tank. Pada
centrifuge nantinya kotoran-kotoran yang terdapat pada HFO yang terdiri atas
partikel dan air akan dipisahkan dari HFO.

HFO :

Storage Tank > Heater > Transfer Pump > Settling Tank > Filter > Heater >
Centrifuge > Service Tank (HFO)

MDO :

11
Storage Tank > Filter > Heater > Centrifuge > Service Tank (MDO)

1. Storage Tank / Bunker / Tangki penyimpanan


Storage tank adalah tanki induk dari keseluruhan bahan bakar yang
dibutuhkan motor induk selama berlayar.
- Volume FO storage tank mengcover kebutuhan FO selama
waktu pelayaran.
- Lokasi : Berada di double bottom
- VHFO = BHP x SFOC x t x 10-6
- VMDO = Disesuaikan dengan kebutuhan A/E
2. Settling Tank
Tangki ini didesain agar dapat mengendapkan kotoran dan air yang
ikut terbawa oleh bahan bakar. Kapasitas settling tank didesain
untuk mampu menyuplai bahan bakar minimum selama 24 jam (I
hari) operasi mesin ketika tangki settling diisi penuh. Desain tangki
dibuat sedemikian sehingga pengeluaran kotoran /endapan dan air
dapat dilakukan secara efisien.
- Berfungsi sebagai tangki pengendapan.
- Berjumlah 2 atau 1 dengan dilengkapi continous purifying
process ke day tank.
- Lokasi : sejajar dengan FO purifier dan service tank
(keterbatasan head dari FO purifier).
- Vol = to be settled down min 24 jam.
- Vol = f(sfoc, BHP, 24 jam) + allowance.
3. Filter
Filter adalah alat yang berfungsi menyaring kotoran yang tercampur
dalam bahan bakar.
4. Heater Tank
Merupakan pemanas bahan bakar, sehingga dapat menjaga viscositas
bahan bakar yang diinginkan sesuai dengan spesifikasi.

12
- Terletak dalam storage tank dan mengelilingi sisi isap pompa.
- Panas berasal dari steam atau thermal oil heater (coil pipes) yang
dihasilkan oleh boiler.
- Heat = f(kapasitas transfer pump, ΔT –sampai 500C)
5. FO Transfer Pump
Pompa yang digunakan adalah gear pump yang berfungsi untuk
mengalirkan bahan bakar dari tanki storage ke tanki settling untuk
diendapkan.
- Q = f(volume settling tank, waktu pengisian).
- Kecepatan aliran = berdasar project guide > biasanya 0,6 m/s (for
HFO) dan 1,0 m/s (for MDO).
- Lokasi : Tanktop
- Tipe pompa : Gear pump atau screw pump.
- Total Head = Hp + Hv + Hs + Hloss
- Dimana : Tidak terdapat perbedaan tekanan dan kecepatan.
- Sehingga, Htotal = Hs + Hloss
6. FO Feed Pump
Berfungsi memindahkan bahan baker dari Setling tank ke service
tank. Pompa yang digunakan adalah pompa jenis roda gigi.
7. Centrifuges
Centrifuges berfungsi memisahkan bahan bakar dengan air dan
bahan bakar yang bersih dialirkan ke service tank sedangkan kotoran
dan air disalurkan ke sludge tank. Centrifuges pada prinsipnya
dilengkapi dengan 2 set dengan type yang sama dimana 1 set
digunakan untuk service dan yang kedua sebagai stand-by.
8. Pipe
- Q = f (volume settling tank, dan lama pengisian tangki)
- Kecepatan aliran = berdasar project guide -> biasanya 0,6 m/s
(for HFO) dan 1,0 m/s (for MDO).

13
- Diameter pipa berdasar : f(Q, Vflow).
- Ketebalan pipa : Klas N atau M (tabel 11.4 BKI)
- Material : Steel –untuk HFO pipa diberi insulasi.
- Pipa tidak diijinkan melintas pada area : LO, FW, Cargo Tank

2.6 Fuil Oil Feed System

Gambar 2.4 Feed System

Sistem ini bertugas memindahkan bahan bakar dari settling tank ke


service tank. Berikut merupakan alur kerja dari sistem :

i. Settling Tank > Filter > Feed Pump > Heater > Centrifuge > Service
Tank (HFO)
ii. Storage Tank > Filter > Feed Pump > Heater > Service Tank (MDO)

14
1. Pipa
- Q = f (volume settling tank, dan lama pengisian tangki)
- Kecepatan aliran= berdasar project guide → biasanya 0,6 m/s
(for HFO) dan 1,0 m/s (for MDO).
- Diameter pipa berdasar: f(Q, Vflow).
- Ketebalan pipa: Klas N atau M (tabel11.4 BKI)
- Material : Steel → untuk HFO pipa diberi insulasi.
2. Fuel Oil Feed Pump
- Lokasi : Platform
- Jenis : Screw atau Gear Pump
- Head total = Hs + Hloss
- Dimana : Hs = perbedaan ketinggian service tank dan settling
tank.
3. Fuel Oil Preheater
- Berfungsi untuk mengurangi viskositas sebelum masuk proses
purifier.
- Type : Electric heater, heat excanger (from steam or thermal oil)
4. Fuel Oil Purifier
- Berfungsi untuk memisahkan HFO dari kandungan air dan
partikel padat.
- Q = f(BHP) -> biasanya 0,2lt/BHP-h
- Lokasi : Sejajar dengan settling tank (keterbatasan head dari
separator).
- Jumlah : 2 (for HFO) atau 1 (for MDO - tapi tidak harus)
- Tipe : Centrifuge
5. Service Tank
- Berfungsi untuk menampung FO hasil purifier dan mensuplay
FO ke M/E.
- Lokasi : Biasanya terletak pada platform

15
- Kapasitas = f(sfoc, BHP, time) + allowance.
- Waktu : didesain untuk (8, 10, atau 12 jam)
- Lama pengisian : 0,5 sampai 1 jam.

2.7 Fuel Oil Supply System

Gambar 2.5 Fuel Oil Supply System

Sistem ini bertugas untuk mensuply bahan bakar ke engine. Sistem ini
lebih dikenal dengan nama “Fuel Oil Supply Unit”

MDO :

Service Tank > Supply Pump > ME

16
HFO :

Service Tank > Supply Pump > Circulating Pump

1. Service Tank
Adalah tanki yang berfungsi untuk mensuplai bahan bakar ke engine
selama operasi dan mempunyai kapasitas 8 -12 jam. Pada tangki ini
dilengkapi dengan hetar tank. Pemanasan ini bertujuan agar
viskositas HFO tetap terjaga.
2. Three Way Cock
Katup ini digunakan ketika terjadi pergantian bahan baker yang
disuplai ke mesin induk dari HFO ke MDO atau sebaliknya.
3. Supply Pump
Pompa yang digunakan adalah pompa jenis screw atau gear. Pompa
ini menghisap bahan bakar dari service tank. Pompa yang digunakan
adalah screw wheel atau gear wheel. Syarat pompa adalah :
- Fuel oil viscosity, specified up to ……………….700 cSt at 500C
- Fuel oil viscosity maximum………………………1000 cST
- Fuel oil flow……………………………………… 0.6 m3/h
- Pump head………………………………………...4 bar
- Delivery pressure…………………………………..4 bar
- Working temperature………………………………1000C
Karena pompa ini digunakan untuk mengalirkan zat cair dengan
temperatur tinggi maka sebelum dioperasikan terlebih dahulu
dilakukan pemanasan sebelum pompa di jalankan.
4. Pipe
- Q = f (BHP) referensi ke project guide + toleransi 0% -15% to
cover back-flushing of filter
- Valiran= referensi ke project guide (umumnya: 0.6 m/s untuk HFO
and 1.0 m/s untuk MDO)

17
- Din pipe = f (Q,Vflow) untuk HFO membutuhkan insulasi
- Thickness: class N or M (tabel11.4. BKI)

2.8 Fuel Oil Circulating Pump

Gambar 2.6 Fuel Oil Circulating Pump

Circulating Pump > Heater > Filter > M/E > FO Return > Venting box / de –
aerating tank > Back to Circulating Pump

1. Circulating Pump
Pompa ini berfungsi meneruskan mengangkut bahan bakar dari
supply pump dan juga dari venting box. Pompa yang digunakan
adalah screw wheel atau gear wheel. Syarat pompa adalah :

18
- Fuel oil viscosity, specified up to ……………….700 cSt at 500C
- Fuel oil viscosity normal……………..…………..20 cSt
- Fuel oil viscosity maximum………………………1000 cST
- Fuel oil flow………………………………………2 m3/h
- Pump head………………………………………...6 bar
- Delivery pressure………………………………….10 bar
- Working tempereture……………………………...1500C
Karena pompa ini digunakan untuk mengaliran zat cair dengan
temperatur tinggi maka sebelum dioperasikan terlebih dahulu
dilakukan pemanasan sebelum pompa di jalankan.
2. Fuel Oil Heater
Berfungsi untuk memanaskan bahan bakar sebelum masuk ke engine
sesuai dengan temperatur yang direkomendasikan. Type heater yang
dipakai adalah tube type atau plate heat exchanger type. Heater harus
dapat bekerja pada :
- Recommended viscosity meter setting………….10-15 cSt
- Fuel oil viscocsty, specified up to ………………700 cSt at 500C
- Fuel oil flow……………………………………..2m3/h
- Heat dissipation………………………………… kWh
- Pressure drop on oil side………………………...maximum 1 bar
- Working pressure…...…………………………....1500C
- Fuel oil inlet temperature………………………...approx. 1000C
- Fuel oil outlet temperature………………….........1500C
- Steam supply, saturated…………………………..7 bar abs
3. Fuel Flow Filter
Filter yang digunakan dapat berupa type duplex dengan pembersihan
manual atau automatic filter dengan pembersihan manual by-pass
filter. Spesifikasinya adalah sebagai berikut :

19
- Fuel oil filer harus berdasar HFO dengan : 130 cSt at 800C = 700
cSt at 500C = 7000 sec Red-wood l/100 0F.
- Working pressure……………………………..10 bar
- Absolute fineness……………………………..50μ m
- Working temperature………………………….maksimum 1500C
- Oil Viscosity at working temperature…………15 cSt
- Pressure drop at clean filter……………………maximum 0,3 bar
4. Fuel Oil Venting Box
Bertugas untuk membebaskan gas/udara yang ada dan akan
menampung cairan/liquid
- FO vapor: to service tank
- FO liquid: to suction of circulating pump
5. Auto de – aerating tank
Adalah peralatan yang digunakan untuk memisahkan sisa bahan
bakar dari keluaran main engine, bahan bakar cair masuk ke venting
box sedangkan bahan bakar berbentuk uap dialirkan ke service tank.
6. Pipe
- Q = f (BHP) referensi ke project guide + toleransi 0% -15%
untuk menutupi pembilasan balik dari filter
- Valiran = referensi ke project guide (umumnya: 0.6 m/s untuk
HFO and 1.0 m/s untuk MDO)
- Din pipe = f (Q,Vflow) untuk HFO membutuhkan insulasi
- Thickness : class N or M (tabel11.4. BKI)

20
Tabel 2.4 Choice of minimum wall thickness

Sumber : BKI Vol 3 Section 11

21
Tabel 2.5 Minimum Wall Thickness for Steel Pipes

Sumber : BKI Vol 3 Section 11

Tabel 2.6 Pipe Connections

Sumber : BKI Vol 3 Section 11

22
Table 2.7 Use or Flang Type

Sumber : BKI Vol 3 Section 11

2.9 Rules and Recommendation Fuel Oil System

Aturan – aturan yang perlu dipenuhi oleh suatu sistem bahan bakar
dengan memakai bahan bakar berkualitas berjenis HFO menurut rules
klasifikasi BKI Vol 3 yaitu seperti berikut :

1. Bunker dari sistem bahan bakar berada pada deck yang terbawah dan
harus diisolasi dari ruangan yang lain (section 11. G. 1. 1)
2. Tangki bahan bakar harus dipisahkan dengan cofferdam pada tangki-
tangki yang lain (Section 10. B. 2. 1. 3)
3. Pipa bahan bakar tidak bisa melawati tangki yang diisi feed water,
air minum, pelumas dan oil thermal (section 11. G. 4. 1)
4. Plastik dan gelas tidak bisa dipakai untuk sistem bahan bakar
(section 11. G. 4. 6)
5. Pompa transfer, feed, booster harus direncanakan untuk keperluan
temperatur operasi pada keadaan medium (section 11. G. 5. 1)

23
6. Pompa transfer harus disiapkan sedang untuk pompa service yang
lain dipakai sebagai pompa cadangan yang sesuai sama pompa
transfer bahan bakar (section 11. G. 5. 2)
7. Harus ada paling sedikit 2 pompa transfer bahan bakar untuk isi
tangki harian. Purifier sebagai pelengkap pengisian (section 11. G. 5.
3)
8. Pompa feed/booster diperlukan untuk mensupply bahan bakar ke
main engine atau auxiliary engine dan pompa cadangan harus
disiapkan (section 11. G. 5. 4)
9. Untuk pendistribusian bahan bakar melalui pompa suplai bahan
bakar harus diperlengkapi dengan filter duplex dengan control
amnual atau automatis (section 11. G. 7. 1)
10. Untuk saluran masuk memakai filter simplex (section 11. G. 7. 2)
11. Purifier untuk bersihkan minyak harus memperoleh kesepakatan
pihak klasifikasi setempat (section 11. G. 8. 1)
12. Untuk pemakaian filter dengan cara berbarengan pada bahan bakar
dan minyak pelumas pada suplai sistem maka harus ada pemisah
(pengontrol) agar bahan bakar dan minyak pelumas tidak tercampur
(section 11. G. 8. 2)
13. Sludge tank harus disiapkan untuk purifier agar kotoran dari purifier
tidak mengganggu kerja dari purifier itu (section 11. G. 8. 3)
14. Untuk pengoperasian dengan heavy fuel oil (HFO) harus dipasang
sistem pemanas (section 11. G. 9. 1)
15. Settling tank dan daily tank harus diperlengkapi dengan sistem drain
(section 11. G. 9. 2)
16. Settling tank yang disiapkan sejumlah 2 dan kemampuan minimum
dapat sediakan bahan bakar selama 1 hari atau 24 jam (secion 11. G.
9. 3. 1)

24
17. Daily tank harus dapat sediakan bahan bakar selama minimum 8 jam
(section 11. G. 9. 4. 3)
18. Harus ada 2 mutually independent pre-heater (section 11. G. 9. 7)

25
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Berikut merupakan flowchart atau diagram aliran dalam proses penentuan


daya pompa pada sistem bilga :

Start

Identifikasi Masalah

1. Penentuan Dimensi Kapal


2. Penentuan Desain dari Sistem
Bahan Bakar

3. Penentuan Mesin yang


Digunakan dalam Sistem Bahan
Bakar

Menentukan V Tangki

P&ID Sistem FO

NO
YES

End

Deskripsi Flowchart :

1. Start, perencanaan data yang akan digunakan.

26
2. Process (Alur)
- Penentuan dimensi dari kapal yang akan direncanakan.
- Penentuan desain sistem bahan bakar dari referensi project guide.
- Penentuan mesin yang digunakan dalam kapal, yang mengacu pada
sistem bahan bakar kapal.
3. Decision (Penentuan)
- Menentukan Volume tangki serta desain P&ID dari sistem bahan
bakar.
- Apabila “yes”, maka proses dapat dihentikan dan pengerjaan dapat
diakhiri.
- Apabila “no”, maka kembali lagi ke proses.
4. End, desain dan volume tangki telah ditentukan.

27
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Dimensi Kapal


Dalam perencanaannya, jenis kapal yang di gunakan yaitu kapal general
cargo dengan panjang total 75.23 m dan lebar 11.2 m. Berikut merupakan
tabel principal dimension (ukuran utama kapal).

Tabel 4.1 Principal Dimension

LOA (Length Over All) : 75.23 m


LWL (Length Water Line) : 68.25 m
LPP (Length Of Prependicular) : 65.00 m
B (Breadth) : 11.20 m
H (Height) : 5.80 m
T (Draft) : 4.30 m
Vs (Velocity) : 11.00 Knots
CB (Coeficient Block) : 0.70
TYPE : General Cargo

Berikut merupaka penjelasan dari tiap – tiap istilah diatas :

1. LOA (Length Over All) adalah panjang keseluruhan dari kapal yang
diukur dari ujung haluan hingga buritan kapal.
2. LBP (Length Between Perpendicular) adalah panjang antara kedua garis
tegak burutan dan garis tegak haluan yang diukur pada garis air muat.
3. LWL (Length of Water Line) adalah jarak mendatar antara kedua ujung
garis muat yang diukur dari titik potong dengan linggi haluan sampai
dengan titik perpotongan dengan linggi buritan, diukur pada bagian luar
linggi depan dan linggi belakang.
4. Blmd (Breadth Moulded) adalah lebar yang direncanakan, adalah jarak
mendatar antar gading tengah sebelah kanan dengan gading tengah
sebelah kiri kapal yang diukur pada bagian luar gading.

28
5. Depth adalah tinggi kapal yang dihitung dari jarak tegak dari garis dasar
sampai garis geladak terendah di tepi, diukur ditengah – tengah kapal
(Midship).
6. Draught adalah sarat kapal yang diukur dari garis dasar sampai garis air
muat.

Berikut merupakan desain serta parameter – parameter yang terdapat


pada mesin 3512C HD

29
Gambar 4.1 Mesin 3512C HD

- Nama Mesin = 3512C HD


- Peringkat
Rentang Daya = 1340 – 2366 BHP (1000 – 1765 kW)

- Engine
Kisaran Kecepatan (Rpm) = 1600 – 1800 rpm
Emisi = EPA Tier 3 IMO II
Aspirasi = TTA
Diameter Cylinder = 170 mm
Stroke = 215 mm
Kapasitas Silinder = 58,6 l
Rotasi (dari ujung Flywheel) = Berlawan arah jarum jam
Konfigurasi = Diesel Siklus 4 Silinder V,4 Langkah

- Dimensi & Bobot


Bobot Kering = 7488 kg
Panjang = 2645 mm
Tinggi = 2222,6 mm
Lebar = 2037 mm

30
4.2 Desain P&ID Sistem Bahan Bakar Referensi MAN B&W

Gambar 4.2 P&ID Referensi MAN B&W

4.3 Perhitungan Volume Tangki Bahan Bakar

Dalam perhitungan volume tangki perlu beberapa parameter pendukung,


diantaranya :

1. Daya mesin yang digunakan (BHP)


2. Nilai SFOC melalui referensi MAN B&W esg01

31
3. Waktu pelayaran

Dapat diketahui bahwa rentang daya mesin yang digunakan yaitu 1340 –
2366 BHP (1000 – 1765 kW). Dengan nilai SFOC sebagai berikut :

32
Tabel 4.2 Spesifikasi Daya Mesin Referensi MAN B&W

33
Tabel 4.3 Spesifikasi SFOC Referensi MAN B&W

Setelah melihat referensi MAN B&W dan didapatkan SFOC sebagai


berikut :

Tabel 4.4 Spesifikasi MAN B&W

No Spesifikasi Keterangan
1 Engine Type S26MC
2 Bore 260 mm
3 Stroke 960 mm
4 Layout Point L1
5 Engine Speed 250 r/min

34
Mean Effective
6 18.5
Preasure Bar
7 1600 kW
Power
8 2180 BHP
9 179 g/kWh
SFOC
10 132 g/BHPh

Waktu pelayaran dapat diperhitungkan dengan fungsi sebagai berikut :

t = s/v

v = 11.00 Knots

= 5,659 m/s

s = Jarak dari Surabaya ke Batam

= 1911,9 km

= 1911900 m

1911900 m
t =
5,659 m/s

= 337851,21046121 s

= 93,8475584614 jam

Maka, volume tangki bahan bakar yaitu :

V = BHP x SFOC x t

= 2180 x 132 x 93,8475584614 jam

= 27005573,422866 x 10-6

= 27,0055734229 m3

35
4.4 Penentuan Pipa Fuel Oil System
4.4.1 Diameter Pipa
Menentukan kapasitas aliran :
Volume Tangki
Q =
Waktu Pelayaran

27,0055734229 m3
Q =
337851,21046121 s
Q = 0,0000799333 m3/s

Menentukan diameter pipa


1. MDO
Q
A =
v

0,0000799333 m3 /s
A =
1 m/s
A = 0,0000799333 [m2]
A = ¼ π D2
D = 0,01308832 [m]
(Masuk ke grup N pada tabel thickness Vol III Section 11
BKI)

2. HFO
Q
A =
v

0,0000799333 m3 /s
A =
0,6 m/s
A = 0,0001332221 [m2]
A = ¼ π D2
D = 0,0150239664 [m]

36
(Masuk ke grup N pada tabel thickness Vol III Section 11
BKI)

4.4.2 Ketebalan Pipa


1. MDO
S = so + c + b [mm]
x pc
so = [mm]
20 x σperm x v+pc

13,08832 mm x 16 bar
so = N m
20 x 80mmx 1 s +16 bar

so = 0,1295873144 [mm]
S = 0,1295873144 + 3,00 + 0
S = 3,1295873144 [mm]

2. HFO
S = so + c + b [mm]
x pc
so = [mm]
20 x σperm x v+pc

15,0239664 mm x 16 bar
so = N m
20 x 80mmx 0,6 s +16 bar

so = 0,2462945311 [mm]
S = 0,2462945311 + 3,00 + 0
S = 3,2462945311 [mm]

37
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang didapatkan setelah menganalisa dan merancang sebuah


sistem dalam kapal, diantaranya sistem bahan bakar. Telah didapatkan yaitu :

1. Sistem bahan bakar merupakan salah satu sistem terpenting yang


menunjang kerja mesin utama kapal. Perpipaan yang ada didalam sistem
bahan bakar dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu sistem suplai
bahan bakar dari proses pengisian (filling process) hingga menuju tanki-
tanki seperti bunker (fuel storage tank), tanki pengendapan (fuel service
tank) dan tanki harian (fuel daily tank) serta sistem injeksi (fuel injection
system) bahan bakar yang terjadi didalam mesin.
2. Kapal yang digunakan berjenis general cargo dengan dimensi kapal yaitu
:

LOA (Length Over All) : 75.23 m


LWL (Length Water Line) : 68.25 m
LPP (Length Of Prependicular) : 65.00 m
B (Breadth) : 11.20 m
H (Height) : 5.80 m
T (Draft) : 4.30 m
Vs (Velocity) : 11.00 Knots
CB (Coeficient Block) : 0.70
TYPE : General Cargo

3. Rentang Daya = 1340 – 2366 BHP (1000 – 1765 kW)


4. Nilai SFOC

No Spesifikasi Keterangan
1 Engine Type S26MC
2 Bore 260 mm
3 Stroke 960 mm

38
4 Layout Point L1
5 Engine Speed 250 r/min
Mean Effective
6 18.5
Preasure Bar
7 1600 kW
Power
8 2180 BHP
9 179 g/kWh
SFOC
10 132 g/BHPh

5. Volume tangki bahan bakar sebesar 27,0055734229 m3

Untuk pengembangan lebih lanjut, maka penulis memberikan saran yang


bermanfaat dan dapat membantu menyempurnakan laporan yang digagas.

1. Perlunya bimbingan dari dosen dalam perencanaan teknis serta sistematika


penulisan laporan.
2. Untuk dapat mengoptimalkan hasil laporan, dianjurkan materi – materi
yang belum tersampaikan, dapat disampaikan agar dapat memperjelas
hasil laporan.

39
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal/Diakses pada tanggal 9 September 2017,


pukul 10:56 WIB
 Andrian, Agil. 2016. Perancangan Kapal General Cargo 7000 DWT. Fakultas
Teknik, Universitas Diponegoro
 http://www.academia.edu/12553268/_MAKALAH_Jenis-
Jenis_Muatan_Kapal_Laut/Diakses pada tanggal 9 September 2017, pukul 13:07
WIB
 https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_barang/Diakses pada tanggal 9 September
2017, pukul 13:10 WIB
 https://duniamaritim.id/memahami-dasar-sistem-bahan-bakar-kapal-fuel-oil-
system/Diakses pada tanggal 05 Desember 2017, pukul 01:56 WIB
 https://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bakar/Diakses pada tanggal 05 Desember
2017, pukul 02:03 WIB
 http://www.maritimeworld.web.id/2011/05/fuel-oil-system-sistem-bahan-bakar-
in.html/Diakses pada tanggal 05 Desember 2017, pukul 02:25 WIB

vi

You might also like