Professional Documents
Culture Documents
Abstrak: Judul penelitian ini adalah “Pembiasaan Sikap Cinta Lingkungan pada
Anak Umur 4-5 Tahun TK Negeri Pembina PAUD Terpadu Kabupaten
Ketapang”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang pembiasaan sikap
cinta lingkungan pada anak usia 4-5 tahun di TK Negeri Pembina PAUD Terpadu
Ketapang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentu
Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 20 anak. Hasil
analisi data bahwa: 1) Perencanaan pembelajaran sikap cinta lingkungan antara
lain: menentukan tema dan sub tema, menetukan kompetensi dan hasil belajar,
membuat Rencana Kegiatan Harian, merancang materi pembelajaran yakni
tentang menjaga kebersihan lingkungan, menyiapkan pedoman observasi anak,
menyiapkan media pembelajaran antara lain: gambar. 2) Pelaksanaan
pembelajaran sikap cinta lingkungan meliputi penjelasan tentang sikap cinta
2
e. Menumbuhkan rasa harmoni dan selaras dengan alam. Wabah ulat yang
melanda beberapa kota beberapa waktu lalu terjadi karena salah satu
mata rantai makanan bagi keselarasan ekosistem makhluk hidup hilang.
f. Menghargai proses pertumbuhan. Dengan menanam tumbuh-tumbuhan
dan memelihara hewan, anak Indonesia dapat belajar menghargai proses
pertumbuhan.
g. Belajar memikirkan kepentingan orang lain. Alam juga mengajarkan
untuk tidak egois. Pohon-pohon besar di hutan, telah ditanam beratus-
ratus tahun sebelumnya.
h. Rasa syukur dan kagum atas kebaikan Sang Pencipta, melihat bagaimana
pohon dan binatang bertumbuh dan berkembang, anak pasti kagum
dengan Sang Pencipta.
i. Merasakan adanya kaitan erat antara manusia dengan ciptaan lain. Ada
keterkaitan antara manusia dengan makhluk hidup lain. Alam itu ada
demi kebaikan dan kelangsungan hidup manusia.
j. Menumbuhkan sikap kreatif dalam memanfaatkan kebaikan alam, karena
alam juga mengajak manusia menjadi kreatif dalam memanfaatkan
kebaikannya.
G. Karakteristik Sikap Cinta Lingkungan Pada Anak Usia Dini
Sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhannya, pembiasaan
sikap cinta lingkungan pada anak usia dini perlu memperhatikan karakteristik
perkembangan dan lingkungan mereka. Brewer, (2007: 45) mengemukakan
bahwa
Possible revision would be more appealing to children because the
environment provides a very wide range of learning resources and
many options. Penchant to learn from an early age is the capital of
which is badly needed for the preparation of a learning society
(learning societes) and human resources in the future.
Penjelasan: Kemungkinan revisi akan lebih menarik bagi anak-anak
karena lingkungan menyediakan berbagai sangat luas sumber belajar
dan banyak pilihan. Kegemaran untuk belajar sejak usia dini merupakan
modal yang sangat dibutuhkan untuk persiapan masyarakat belajar dan
sumber daya manusia di masa mendatang.
Guru dapat membiasakan sikap cinta lingkungan pada anak usia dini
melalui pola pembiasaan karena melalui pembiasaan, akan terbentuk perilaku
yang bersifat menetap pada diri anak (Sujiono, 2009: 7). Lickona (1992: 3)
mengemukakan bahwa:
The core problem facing our school is a moral one, all the other
problem derive from it. Even academi reform dependend on
putting character first.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu
“metode yang bermaksud untuk menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/
objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dll)”(Nawawi,1989: 63).
Pendapat diatas memberikan arahan kepada peneliti bahwa data-data yang
akan diambil dari penelitian ini bersumber dari hasil pembicaraan/hasil
pengamatan perilaku orang-orang yang menjadi objek penelitian, sehingga dengan
demikian akan lebih memudahkan bagi peneliti sendiri.
Sunendar (2001: 54) “subjek penelitian adalah sumber tempat memperoleh
informasi, yang dapat diperoleh dari seseorang maupun sesuatu, yang
mengenainya ingin diperoleh keterangan”. Adapun yang menjadi subjek
penelitian adalah anak kelompok A Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina PAUD
Terpadu Ketapang yang berjumlah 20 (dua puluh) orang anak.
Proses penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Menurut Satyasa, (2007: 25) Prosedur penelitian mencakup
tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Perencanaan (planning); 2) Penerapan
tindakan (action); 3) Mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan
(observation and evaluation); dan 4) Melakukan refleksi (reflecting) dan
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan). Berikut ini adalah prosedur penelitian tindakan kelas Arikunto
(dalam Satyasa, 2007: 25). Proses yang diterapkan pada penelitian ini meliputi
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning) langkah persiapan untuk a. Berkolaborasi dengan guru
menyusun rencana tindakan, b. Memilih fokus pengalaman yang akan
dijadikan pembelajaran dalam membiasakan sikap cinta lingkungan pada anak,
c. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) dapat dilihat pada lampiran, d.
Mempersiapkan format observasi dan wawancara yang akan digunakan selama
pembelajaan setiap akhir siklus dapat dilihat pada lampiran.
2. Melakukan tindakan (Acting) kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana
yang telah disusun dan disepakati sebelumnya, yaitu : Langkah pertama,
memilih fokus pengalaman yang akan dijadikan pembelajaran dalam
membiasakan sikap cinta lingkungan pada anak. Langkah kedua, setelah anak
mengalami fokus pengalaman yang telah ditentukan kemudian kegiatan
pembelajaran diatur secara klasikal. Langkah ketiga, yaitu guru melakukan
pencatatan terhadap cerita yang disampaikan oleh anak. Dalam hal ini,
khususnya untuk mengubah perilaku anak kearah yang lebih baik. Langkah
keempat, dalam meningkatkan imajinasi anak yaitu mengembangkan sistem
pengelolaan untuk memberikan keterampilan sesuai dengan kebutuhan anak.
Pada langkah ini, guru mengadakan tanya jawab kepada anak tentang kegiatan
bermain telah disajikan.
3. Mengamati (Observing) yaitu kegiatan pengamatan langsung maupun tidak
langsung untuk merekam semua peristiwa yang terjadi pada saat proses
tindakan, pengaruh tindakan, kendala tindakan, langkah-langkah tindakan,
serta permasalahan lain yang mungkin timbul selama pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi ( Reflecting) yaitu kegiatan mengkaji hasil observasi dengan
menggunakan analisis kualitatif dan merenungkan kembali proses tindakan
10
Siklus ke 1
No. Aspek yang diteliti Pertemuan ke 1
B C K
Menentukan bahan pelajaran dan merumuskan
1. √
tujuan
Mengembangkan dan mengorganisasikan materi
2. media (alat bantu pembelajaran), dan sumber √
belajar
3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran √
4. Merencanakan pengelolaan kelas √
Merancang prosedur, jenis, dan menyiapkan Alat
5. √
penilaian
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran √
7. Melakukan Pembelajaran. √
8. Mengelola Interaksi Kelas. √
Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam
9. √
mempraktekkan sikap cinta lingkungan
10. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar √
11. Kesan umum proses dan hasil pembelajaran √
Keterangan :
B (Baik) : Guru dapat melakukan kegiatan dengan baik dan
benar.
C (Cukup) : Guru dapat melakukan kegiatan tapi masih perlu
perbaikan.
K (Kurang) : Guru belum dapat melaksanakan kegiatan dengan
baik dan benar.
b. Siklus ke 1 Pertemuan ke 2
Observasi dilakukan untuk mengamati selama kegiatan pembelajaran,
mengamati interaksi selama proses penyelidikan berlangsung, mengamati
respon anak terhadap proses pembelajaran. Adapun hasil observasi yang
telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut.
Hasil Kegiatan Guru Siklus 1 Pertemuan 2
Siklus ke 1
No. Aspek yang diteliti Pertemuan ke 2
B C K
Menentukan bahan pelajaran dan merumuskan
1. √
tujuan
Mengembangkan dan mengorganisasikan materi
2. media (alat bantu pembelajaran), dan sumber √
belajar
3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran √
4. Merencanakan pengelolaan kelas √
Merancang prosedur, jenis, dan menyiapkan Alat
5. √
penilaian
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran √
7. Melakukan Pembelajaran. √
8. Mengelola Interaksi Kelas. √
Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam
9. √
mempraktekkan sikap cinta lingkungan
10. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar √
11. Kesan umum proses dan hasil pembelajaran √
Keterangan :
B (Baik) : Guru dapat melakukan kegiatan dengan baik dan
benar.
C (Cukup) : Guru dapat melakukan kegiatan tapi masih perlu
perbaikan.
K (Kurang) : Guru belum dapat melaksanakan kegiatan dengan
baik dan benar
Tabel di atas, dapat peneliti jelaskan bahwa sebagian kecil
kegiatan yang daat dilakukan guru dengan kategori “baik” antara lain
guru menentukan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan, guru
13
c. Siklus ke 2 Pertemuan ke 1
Observasi tindakan di kelas berfungsi untuk mendapatkan
informasi pengaruh terhadap tindakan yang dilakukan guru adapun
hasil observasi sebagai berikut.
Hasil Kegiatan Guru Siklus 2 Pertemuan 1
Siklus ke 2
No. Aspek yang diteliti Pertemuan ke 1
B C K
Menentukan bahan pelajaran dan merumuskan
1. √
tujuan
Mengembangkan dan mengorganisasikan materi
2. media (alat bantu pembelajaran), dan sumber √
belajar
3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran √
4. Merencanakan pengelolaan kelas √
Merancang prosedur, jenis, dan menyiapkan Alat
5. √
penilaian
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran √
7. Melakukan Pembelajaran. √
8. Mengelola Interaksi Kelas. √
Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam
9. √
mempraktekkan sikap cinta lingkungan
10. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar √
11. Kesan umum proses dan hasil pembelajaran √
Keterangan :
B (Baik) : Guru dapat melakukan kegiatan dengan baik dan
benar.
14
d. Siklus ke 2 Pertemuan ke 2
Observasi tindakan di kelas berfungsi untuk mendapatkan
informasi pengaruh terhadap tindakan yang dilakan guru adapun hasil
observasi sebagai berikut.
Hasil Kegiatan Guru Siklus 2 Pertemuan 2
Siklus ke 2
No. Aspek yang diteliti Pertemuan ke 2
B C K
Menentukan bahan pelajaran dan merumuskan
1. √
tujuan
Mengembangkan dan mengorganisasikan materi
2. media (alat bantu pembelajaran), dan sumber √
belajar
3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran √
4. Merencanakan pengelolaan kelas √
Merancang prosedur, jenis, dan menyiapkan Alat
5. √
penilaian
15
Keterangan :
B (Baik) : Guru dapat melakukan kegiatan dengan baik dan
benar.
C (Cukup) : Guru dapat melakukan kegiatan tapi masih perlu
perbaikan.
K (Kurang) : Guru belum dapat melaksanakan kegiatan dengan
baik dan benar.
2. Pembahasan
Perencanaan pembelajaran sikap cinta lingkungan melalui membuang
sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan kelas, pembiasaan merawat
tanaman pada anak usia 4-5 tahun di TK Negeri Pembina PAUD Terpadu
16
Ketapang antara lain: menentukan tema dan sub tema, menetukan kompetensi
dan hasil belajar, membuat Rencana Kegiatan Harian, adapun materi kegiatan
tentang menjaga kebersihan lingkungan, menyiapkan pedoman observasi anak,
menyiapkan media pembelajaran antara lain: gambar.
Perencanaan yang dilakukan guru dapat dikategorikan “baik” karena
sebagian besar kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan teori, selain itu
melalui perencanaan guru dapat mempertimbangkan faktor-fakto penghambat
dalam pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran sikap cinta lingkungan melalui membuang
sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan kelas, pembiasaan merawat
tanaman pada anak usia 4-5 tahun di TK Negeri Pembina PAUD Terpadu
Ketapang meliputi penjelasan tentang sikap cinta lingkungan, mencontohkan
cara mencintai lingkungan, mengadakan perlombaan untuk membersihkan
lingkungan.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dapat dikategorikan
“baik” karena melalui kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran dapat
menumbuhkan rasa cinta terhadap kehidupan, dapat melatih kesabaran dan
ketekunan pada anak, dapat mengajarkan pada anak arti tanggung jawab,
mengajak anak belajar memikirkan kepentingan orang lain, menumbuhkan rasa
syukur dan kagum atas kebaikan Sang Pencipta, menumbuhkan sikap kreatif
dalam memanfaatkan kebaikan alam.
Respon anak terhadap pembelajaran sikap cinta lingkungan melalui
pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, pembiasaan menjaga
kebersihan kelas, pembiasaan merawat tanaman pada anak usia 4-5 tahun di
TK Negeri Pembina PAUD Terpadu Ketapang antara lain anak sangat antusias
untuk berlomba mempraktekkan seperti menyapu, membersihkan debu,
menyiram tanaman, mencabut rumput dan memungut sampah, kegiatan yang
telah dilakukan dapat dikategorikan “baik” karena anak dapat melakukan
kegiatan tanpa bimbingan guru, selain itu anak sudah mulai membiasakan diri
untuk mencintai lingkungan dengan hal-hal yang sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa untuk membiasakan sikap cinta lingkungan pada anak usia 4-5
tahun di TK Negeri Pembina PAUD Terpadu Ketapang dengan cara mengadakan
praktek langsung untuk menjaga kebersihan kelas, menjaga kebersihan sekolah.
merawat tanaman dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, secara khusus hasil
penelitian ini antara lain:
1. Perencanaan pembelajaran sikap cinta lingkungan melalui membuang sampah
pada tempatnya, menjaga kebersihan kelas, merawat tanaman pada anak usia
4-5 tahun di TK Negeri Pembina PAUD Terpadu Ketapang antara lain:
menentukan tema dan sub tema, menetukan kompetensi dan hasil belajar,
membuat Rencana Kegiatan Harian, merancang materi pembelajaran yakni
tentang menjaga kebersihan lingkungan, menyiapkan pedoman observasi anak,
menyiapkan media pembelajaran antara lain: gambar.
17
DAFTAR PUSTAKA
Feez, Susan. (2010). Montessori and Early Childhood A Guide for Students. Los
Angles: Sage
Lickona, Thomas. (1992) Educating For Character. New York: Bantam Books
Santrock, J.W, & Yussen, S.R. (1992). Child Development, 5 th Ed. Dubuque, IA,
Wm,C.Brown.