You are on page 1of 33

Sempurnakan Amalan di Akhir

Ramadhan Dengan Penuh Keberkahan

CURRICULLUM VITAE
Nama : Said Harismansyah
Ttgl : Sumedang, 14-10-1990
Pekerjaan : Guru PAI SMK Negeri 2 Sumedang
Pendidikan : S3 UIN Sunan Gunung Djati Bandung
PENJELASAN DALIL AMALAN DI AKHIR
BULAN RAMADHAN
‫‪TAFSIR QS AL QADAR AYAT 1‬‬

‫َ ْ َ ْ َْ‬ ‫َّ َ ْ َ ْٰ‬


‫ِانآ انزلنهُ ِف ْيُ ليل ُِ‬
‫ة القد ُِر ‪ ( ١‬القدر‪97:1‬‬
‫‪EMPAT TEMPAT DALAM AL-QUR'AN YANG MENERANGKAN TENTANG‬‬
‫‪PENURUNANNYA KEPADA NABI SAW YAITU : ke 1‬‬

‫ْ‬ ‫ٰ‬ ‫ه َّ ْ‬
‫َّ‬ ‫ِب ْس ِم ِ‬
‫ُاّٰللُالرحم ِنُالر ِحي ِمُ‪‬‬
‫َّ َ ْ َ ْ ٰ ْ َ ْ َ ْ َ ْ‬
‫‪ِ ‬انآُانزلنه ُِفيُليل ِةُالقد ِرُ‪١‬‬
‫َ َ َْ ٰ َ َ َْ َ َْ ْ‬
‫‪ ‬ومآُادرىكُماُليلةُالقد ِرُِۗ‪٢‬‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ٌ ِّ ْ َ ْ‬ ‫َْ َ َْ ْ‬
‫‪ ‬ليلةُالقد ِرُەُۙخير ُِمنُال ِفُشهرُِۗ‪٣‬‬
‫ْ‬ ‫ْ ِّ َ‬ ‫ِّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ََّ ْ ٰۤ َ‬
‫اُب ِاذ ِن َُر ِب ِه ْمْۚ ُِمنُك ِلُامرٍُۛ‪٤‬‬
‫ِ‬ ‫ه‬ ‫ي‬‫الر ْوحُف ْ‬
‫ِ‬ ‫ُّ‬ ‫‪ ‬تنزلُال َملىِٕكة َ‬
‫ُو‬
‫َ ٰ ٌ َ َ ه َ ْ َ َْ ْ‬
‫‪ ‬سلمُ ٍِۛهيُحتىُمطل ِعُالفج ِرُࣖ ‪ ( ٥‬القدر‪)5-1 :97/‬‬
‫‪EMPAT TEMPAT DALAM AL-QUR'AN YANG MENERANGKAN TENTANG‬‬
‫‪PENURUNANNYA KEPADA NABI SAW YAITU: ke 2‬‬

‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬


‫َّ ْ َ ٰ ْ ْ ُّ ٰ َ َّ َّ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ٰ‬ ‫ْ‬ ‫ٰ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ح ۤمُُْۚ‪ ١‬وال ِكت ِبُالم ِبي ِنُۙ‪ِ ٢‬انآُانزلنه ُِفيُليلةُمبركة ُِاناُكناُمن ِذ ِرينُ‪ِ ٣‬فيهاُ‬

‫َ ْ َ ً ِّ ْ َّ ِّ َ َّ ٗ‬ ‫َ ْ ً ِّ ْ ْ َ َّ َّ ْ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ُّ َْ‬ ‫ْ‬


‫ِۗانهُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫اُمن ُِعن ِدناِۗ ُِاناُكناُمر ِس ِلينَُۖ‪ ٥‬رحمة ُِمنُر ِبكُ ِ‬
‫يفرقُكلُامرُح ِكيمُۙ‪ ٤‬امر ِ‬

‫َ‬ ‫ْ‬
‫ه َو َّ‬
‫ُالس ِم ْيعُالع ِل ْيمُِۗ‪ ( ٦‬الدخان‪)6-1 :44/‬‬
‫‪EMPAT TEMPAT DALAM AL-QUR'AN YANG MENERANGKAN TENTANG‬‬
‫‪PENURUNANNYA KEPADA NABI SAW YAITU: ke 3‬‬

‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ٰ‬ ‫ْ‬ ‫ٰ‬ ‫َ َ ِّ‬ ‫َّ‬ ‫ِّ‬ ‫ً‬ ‫ٰ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ ْ َ َ َ َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِّ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ُفمنُ‬ ‫انْۚ ُ‬
‫اسُوب ِينت ُِمنُالهدىُوالفرق ِ‬ ‫يُان ِزلُ ِفي ِهُالقرانُهدىُ ِللن ِ‬
‫شهرُرمضانُال ِذ ٓ‬

‫َ‬ ‫َ َ َّ ٌ ِّ ْ َ‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫ً َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ ْ َ َ‬ ‫َ َ ْ‬


‫ْ‬
‫ُِۗي ِريدُ‬
‫رُ‬‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ُِۗومنُكانُم ِريضاُاوُعلىُسفرُف ِعدة ُِمنُايامُاخ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ش ِهد ُِمنكمُالشهرُفليصمهُ‬

‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫ِّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ه‬
‫ُعلىُماُهدىك ُمْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َُۖولِ تك ِملواُال ِعدةُولِ تك ِبرواُاّٰلل ُ‬‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اّٰلل ُِبكمُاليسرُولاُي ِريد ُِبكمُالعسرُ‬

‫ْ َ‬ ‫َ َ َ َّ ْ َ ْ‬
‫ولعلكمُتشكرونُ‪ ( ١٨٥‬البقرة‪)185-185 :2/‬‬
‫‪EMPAT TEMPAT DALAM AL-QUR'AN YANG MENERANGKAN TENTANG‬‬
‫‪PENURUNANNYA KEPADA NABI SAW YAITU: ke 4‬‬

‫ْ ْ ٰ َ ْ َ ٰٰ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٗ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫َّ‬ ‫ََ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ِّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫لرسو ِلُولِ ِذىُالقربى واليتمىُ‬ ‫ُّٰللُخمسهُو ِل َّ‬ ‫‪َ ‬واعلموٓاُانماُغ ِن ْمت ْم ُِمنُش ْيءُفان ِ ِ‬
‫ْ ْ ْ َٰ ْ ْ ه َ َ َْ َ ْ َ َ ٰ َ ْ َ َ ْ َ ْ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫انُ‬
‫ِ‬ ‫ق‬ ‫ر‬ ‫ف‬ ‫ُال‬ ‫م‬‫و‬ ‫اُي‬‫ن‬‫د‬‫ِ‬ ‫ُ‬
‫ب‬ ‫ىُع‬ ‫ل‬ ‫اُع‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ز‬ ‫ن‬ ‫آُا‬ ‫م‬ ‫ُو‬‫اّٰلل‬
‫ِ ِ‬ ‫ُب‬‫م‬ ‫ت‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ُا‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ن‬‫ُك‬ ‫ن‬ ‫ُا‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫ب‬
‫والمس ِكي ِنُواب ِنُالس ِ ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِّ‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫ٰ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ ْ‬
‫ْ‬
‫َيومُالتقىُالج ْمع ِنُِۗواّٰللُعلىُك ِلُش ْيءُق ِدي ٌرُ‪ ( ٤١‬الانفال‪)41-41 :8/‬‬ ‫َ‬
PENJELASAN

 Ayat Surah al-Qadr menyatakan bahwa turunnya Al-Qur'an dari Lau¥ Ma¥fµd ke Baitul-
izzah jelas pada Lailatul Qadr.

 Ayat Surah ad-Dukhan menguatkan turunnya Al-Qur'an pada malam yang diberkahi, ayat
Surah al-Baqarah menunjukkan turunnya Al-Qur'an pada bulan Ramadan.

 Sedangkan Surah al-Anfal/8: 41 di atas menerangkan penyelesaian pembagian rampasan


perang pada Perang Badar. Perang ini disebut yaumul-furqan karena merupakan pertempuran
antara tentara Islam dengan tentara kafir, di mana kemenangan berada di tangan tentara Islam.
Lanjutan
 Dalam ayat ini diungkapkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur'an pertama kali kepada Nabi saw
pada malam yang mulia. Kemudian diturunkan terus-menerus secara berangsur-angsur menurut
peristiwa dan suasana yang menghendakinya dalam jangka waktu dua puluh dua tahun lebih
sebagai petunjuk bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti.

 Sehubungan dengan uraian di atas, para ulama mengatakan bahwa kata anzala dan nazzala
berbeda penggunaan dan maknanya. Oleh sebab itu, makna anzalnahu dalam Surah al-Qadr
menunjukkan turunnya kitab suci Al-Qur'an pertama kali dan sekaligus dari Lau¥ Ma¥fµd ke langit
dunia. Kemudian diturunkan berangsur-angsur dari langit dunia kepada Nabi Muhammad, yang
dibawa oleh Malaikat Jibril selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari. Sedangkan makna nazzala
bermakna diturunkan berangsur-angsur.
Lanjutan

 Tidak diragukan lagi bahwa manusia sangat memerlukan Al-Qur'an sebagai pedoman yang
menjelaskan sesuatu yang mereka ragukan dalam hal-hal yang berhubungan dengan soal-soal keagamaan
atau masalah-masalah duniawi. Al-Qur'an juga menerangkan kepada mereka kejadian manusia dan
kejadian yang akan datang ketika datangnya hari kebangkitan.

 Manusia memerlukan pegangan tersebut karena tanpanya, mereka tidak dapat memahami prinsip-
prinsip kemaslahatan yang sebenarnya untuk membentuk peraturan-peraturan dan undang-undang. Oleh
sebab itu, benarlah pendapat yang menyatakan bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama
dan petunjuk rohani yang menentukan ukuran dan nilai sesuatu setelah mengetahui secara ilmiah
keadaan dan khasiat sesuatu.
Tafsir Qs Al Qadar Ayat 2

ْ َْ َ َْ َ َ َْٰ َ َ
)97:2/‫ ( القدر‬٢ُِۗ‫ومآُادرىكُماُليلةُالقد ِر‬
 Kemudian dalam ayat ini, Allah menyatakan keutamaan Lailatul-Qadr yang tidak dapat

diketahui oleh para ulama dan ilmuwan, bagaimanapun tingginya ilmu pengetahuan mereka.

Pengertian dan pengetahuan Nabi-Nya pun tidak sanggup menentukan kebesaran dan

keutamaan malam itu. Hanya Allah yang mengetahui segala hal yang gaib, yang menciptakan

alam semesta, yang mewujudkannya dari tidak ada menjadi ada.


Tafsir Qs Al Qadar Ayat 3

ْ َ ْ َ ْ ِّ ٌ ْ َ ْ َ ْ َ َ
ْ
)97:3/‫ ( القدر‬٣ُِۗ‫ليلةُالقد ِرُەُۙخير ُِمنُال ِفُشهر‬
 Pada ayat ini, Allah menerangkan keutamaan Lailatul-Qadr yang sebenarnya. Malam itu adalah suatu
malam yang memancarkan cahaya hidayah sebagai permulaan tasyr³‘ yang diturunkan untuk kebahagiaan
manusia. Malam itu juga sebagai peletakan batu pertama syariat Islam, sebagai agama penghabisan bagi umat
manusia, yang sesuai dengan kemaslahatan mereka sepanjang zaman. Malam tersebut lebih utama dari seribu
bulan yang mereka lalui dengan bergelimang dosa kemusyrikan dan kesesatan yang tidak berkesudahan. Ibadah
pada malam itu mempunyai nilai tambah berupa kemuliaan dan ganjaran yang lebih baik dari ibadah seribu
bulan.
Lanjutan
 Sebutan kata “seribu” dalam ayat ini tidak bermaksud untuk menentukan bilangannya. Akan tetapi, maksudnya untuk

َ َ َ ْ َ َّ َ ْ َ ْ ََ ُّ َ
menyatakan banyaknya yang tidak terhingga sebagaimana yang dikehendaki dengan firman Allah:

ُ‫يو ُد احده ُم ل ُو يعمرُ الفُ سنة‬ َ


 Masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun. (al-Baqarah/2: 96).;Apakah ada malam yang lebih mulia

daripada malam yang padanya mulai diturunkan cahaya hidayah untuk manusia setelah berabad-abad lamanya mereka berada

dalam kesesatan dan kekufuran? Apakah ada kemuliaan yang lebih agung daripada malam di mana cahaya purnama ilmu

makrifah ketuhanan menerangi jiwa Muhammad saw yang diutus sebagai rahmat untuk seluruh manusia, menyampaikan berita

gembira dan ancaman serta memanggil mereka ke jalan yang lurus, menjadikan mereka umat yang melepaskan manusia dari

belenggu perbudakan dan penindasan penguasa yang zalim di timur dan barat, dan mempersatukan mereka sesudah berpecah-

belah dan bermusuh-musuhan?


Lanjutan
 Maka seyogyanya umat Islam menjadikan malam tersebut sebagai hari raya karena malam itu

merupakan waktu turunnya undang-undang dasar samawi yang mengarahkan manusia ke arah yang

bermanfaat bagi mereka. Penurunan ini juga memperbaharui janji mereka dengan Tuhan yang

berhubungan dengan jiwa dan harta sebagai tanda syukur atas nikmat pemberian-Nya serta

mengharapkan pahala balasan-Nya.


Tafsir Qs Al Qadar Ayat 4

َْ ِّ ْ ِّ َ ْ َ َ ٰۤ ْ ََّ َ
ْ ْ ْ ُّ َ َ
ِ ‫تنزلُالملىِٕكةُوالروح ُِفيه‬
)97:4/‫ ( القدر‬٤ٍُۛ‫اُب ِاذ ِنُر ِب ِهمْۚ ُِمنُك ِلُامر‬
 Dalam Ayat Ini, Allah Menyatakan Sebagian Dari Keistimewaan Malam Tersebut, Yaitu Turunnya Para
Malaikat Bersama Jibril Dari Alam Malaikat Sehingga Tampak Oleh Nabi Saw, Terutama Jibril Yang
Menyampaikan Wahyu. Penampakan Jibril Kepada Nabi Saw Dalam Rupanya Yang Asli Adalah Perintah Allah,
Setelah Ia Mempersiapkan Nabi-nya Untuk Menerima Wahyu Yang Akan Disampaikannya Kepada Manusia Yang
Mengandung Kebajikan Dan Keberkahan.
Lanjutan
 Turunnya malaikat ke bumi adalah dengan izin Allah, tidak perlu kita menyelidiki bagaimana cara dan

apa rahasianya. Kita cukup beriman saja dengannya. Adapun yang dapat diketahui manusia tentang rahasia

alam ini hanya sedikit sekali, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah:

َ َّ ْ ْ َ ِّ ْ ْ ْ َ
ُ ‫ن ال ِعل ُِم ِالا‬
‫ق‬ ُ ‫ومآ او ِتيت ُم ِم‬
 Sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit. (al-Isra'/17: 85);Malam itu (Lailatul-Qadr) adalah

hari raya umat Islam karena merupakan waktu turunnya Al-Qur’an dan malam bersyukur kepada Allah atas

kebajikan serta kenikmatan yang dikaruniakan-Nya. Pada saat itu, malaikat ikut bersyukur bersama manusia

atas kebesaran malam Qadar, sebagai tanda kemuliaan manusia yang menjadi khalifah Allah di muka bumi.
Lanjutan

 Di antara tanda-tanda Lailatul-Qadr adalah matahari terbit tanpa sinarnya yang memancar. Ibnu

Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda tentang Lailatul-Qadr:

 ٌ‫ص ِف ْيقَةٌ َح ْم َرا َء‬


َ ‫ص ِب ْي َحَ َ َها‬
ٌَ ‫س َها‬
ُ ‫ح ش َْم‬ ْ ُ ‫ ت‬،ٌ‫لَ با َ ِردَة‬
ٌُ ‫ص ِب‬ ٌ ‫ارةٌ َو‬ ٌ ،ٌ‫ط ْلقَة‬
َّ ‫لَ َح‬ َ ٌ‫س ْم َحة‬
َ ‫لَ ْيلَ ٌة‬.

(Lailatul qadar adalah malam yang tenang dan cerah, tidak panas dan tidak dingin, serta matahari

pada pagi harinya berwarna merah terang. (Riwayat Abµ Dawud)


Tafsir Qs Al Qadar Ayat 5

ْ َْ َ ْ َ ‫َ ٰ ٌ َ َ ه‬
)97:5/‫ ( القدر‬٥ ُࣖ‫ سلمُ ٍِۛهيُحتىُمطل ِعُالفج ِر‬
 Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa malam tersebut dipenuhi kebajikan dan

keberkahan dari permulaan sampai terbit fajar, karena turunnya Al-Qur'an yang

disaksikan oleh para malaikat ketika Allah melapangkan dada Nabi-Nya dan memudahkan

jalan untuk menyampaikan petunjuk serta bimbingan kepada umatnya.


KEUTAMAAN MALAM LAILATUL QODAR

 Akan dihpuskan dosa orang yang mendapatkan malam lailatur qodar


‫ من قـام ليلـة القـدر إيمـانا وإحتسـابا غـفـر له مـا تقـدم من ذنبــه‬
 Artinya : barangsiapa mendirikan (menghidupkan) malam lailatul qodar dengan penuh keutamaan
dan keikhlasan, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.
 2. Pada malam lailatur qodar ini akan terbuka alam malaikat dan manusia tidak ada hijab
penghalang antara langit dan bumi kemudian para malaikat menyaksikan orang-orang yang
sedang ibadah (berdiri, duduk, ruku’, sujud, dzikir, yang membaca syahadat, tasbih, tahlil dan
ibadah lainnya).
 3. Begitu juga pada malam lailatur qodar akan terbuka hijab penghalang bumi, akan terlihat jin,
syetan, iblis dan golongannya termasuk golongan jin yang tho’at dan yang durhaka.
 4. Dan akan dibuka juga bagi seseorang (selain hijab yang tadi) karena keikhlasan, kemaslahatan
dan derajatnya dan derajatnya dalam ketho’atan kepada Allah SWT (Hikmatu Tasyri’, hal : 242)
ISYARAH NABI TENTANG LAILATUR QODAR
Nabi Muhammad SAW tidak menyebutkan secara langsung hari dan tanggal. Adanya malam lailatul qodar
hanya secara isyarat, Nabi lebih khusyu’ ibadahnya pada 10 akhir bulan ramadhan.

‫م إذا دخـل العـشـر الأخـرة من رمـضان شـد مـئزره وأحيـا ليلـه‬.‫ء قالت كان رسـول اّٰلل ص‬.‫ عـن عائشـة ر‬
‫وأيـقـاظ اهـله‬

Dari ‘Aisyah RA berkata : adalah biasa Rosululloh SAW ketika masuk hari ke sepuluh akhir ramadhan lebih sungguh-
sungg ‫إ‬h beribadah, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. (HR. Bukhari-Muslim).

Dari berbagai riwayat Nabi mnyebutkan lailatur qodar diperkirakan pada: tanggal 21, tanggal 23, tanggal 25, tanggal
27 dan pada tanggal 29 Ramadhan.

Tapi yang lebih banyak disebut oleh Nabi yaitu tanggal 27 Ramadhan, inilah yang dipegang oleh Jumhur
‘Ulama (Subulus Salam, II, hal : 175-176, I’anatu Tholibin, II, hal : 257, Taf. Ibnu Kasir, IV, hal : 530-536, Fiqhul Islam
Wa adilatuhu, II, hal : 573).
SEBAB ADANYA LAILATUL QODAR
 Adapaun sebab dan latar belakang adanya lailatul Qodar itu adalah sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu
‘Abbas Ra.

‫م رجـل من بني إسـرئيل حمل السـلاح على عاتقـه في سبيل اّٰلل‬.‫ء أنـه ذكـر لرسـول اّٰلل ص‬.‫ روي عطا عن إبن عـباس ر‬
‫ يارب جعـلت أمتي اقصر الأمم‬: ‫م وتمـنى أن يكون لأمـته من الفضـائل فقـال‬.‫ألف شـهر فعجـب رسـول اّٰلل ص‬
‫ فـأعـطاه اّٰلل تعـالى ليلـة القـدر خير من ألف شـهر ألتي حمل فيـها ألإســرائيلي ألســلاح في‬,‫أعمـارا واقـلهم أعـمالا‬
‫ رواه البخـارى والمســلم‬.‫سـبيل اّٰلل لك ولأمتـك إلى يوم القيـامـة‬

 Artinya: Atho meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA bahwasanya di ceritakan kepada Nabi SAW ada
seorang laki-laki Bani Israil yang membawa / memikul senjata selama 1000 bulan fi sabilillah, kemudian
Rosul merasa takjub dan tertarik berkeingingan umatnya mendapatkan kelebihan seperti itu (orang bani
israil) lalu Nabi SAW berdo’a : Ya Tuhanku engkau jadikan umatku pendek-pendek umurnya dan sedikit
amalnya, maka Allah memberinya lailatur qodar (yang nilainya) lebih baik dari 1000 bulan untuk engkau
(Muhammad) dan untuk umatku hingga hari kiamat nanti, sebagaimana orang Bani Israil dulu telah
memikul senjata di jalan Allah 1000 bulan. (HR. Bukhori –Muslim).
SEBAB DIRAHASIAKANNYA LAILATUL QODAR
Adapun sebab dirahasiahkannya Lailatul Qodar adalah Sbb :

 Agar manusia mengagungkan seluruh tahun, seluruh bulan suci ramadhan dan malam 10 akhir bulan ramadhan
(tanpa memilah dan memilih satu dengan yang lainnya) sebagaimana Allah merahasiakan keridoannya bago
irang yang tho’at kepada Allah agar mereka selalu tho’at / beribadah dlam setiap saat. Da sebagaimana Allah
merahasiakan kebenciannya terhadap orang-orang maksiat (durhaka) agar mereka berhati-hati setiap saat,
begitu juga Allah merahasiakan wali-wali-Nya di tengah kaum muslimin agar mereka memuliakan seluruh
para wali Allah SWT.

 Jika seorang hamba tidak yakin adanya malam lailatur qodar dan tidak bersungguh-sungguh untuk
mendapatkannya, maka orang seperti itulah yang disebut oleh para malaikat sebagai perusak di muka bumi
dan pencemar ligkungan.

 Agar orang lebih sungguh-sungguh dalam mencarinya, sehingga mereka mendapatkan pahala seperti orang
yang sungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah SWT.(Hikmatu Tasyri’, hal 242 dan Fiqhul Islam, II,
hal 574).
TANDA ADANYA LAILATUL QODAR
 Adapun tanda-tanda adanya lailatul Qodar adalah sbagai berikut :

1. Cuaca cerah, tenang tentram dan tidak panas tidak dingin;

2. Matahari memancarkan sinarnya ke seluruh tempat tidak ada tempat yang gelap;

3. Air laut akan terasa tawar dan manis (tidak asin);

4. Anak kecil tidak banyak rewel, dan binatang-binatang pun tidak banyak menggonggong;

5. Seluruh makhluk akan terasa tenang.

(Hikmatu Tasyri’, hal 243, I’anatu Tholibin, II, hal : 256, Subulus Salam, II, hal : 175-176)
Lanjutan
Sebagaimana diriwayatkan dari ‘Ubay bin Ka’ab, Nabi Saw Bersabda :

‫ رواه المسـلم و أبوداود‬.‫م وإمـارتـها أن تـصـبح الشــمس في صبيحـة يومهـا بيضـاء ولاشـعا لهـا‬.‫ عن أبي بن كعب عن النبي ص‬
‫والترميذي‬

Artinya : dari Ubay Bin Ka’ab dari Nabi SAW bersabda : dan tanda-tanda lailatul qodar adalah tampak pagi
harinya matahari putih cemerlang dan tidak memancarkan sinarnya .(HR. Muslim, Daud, Tirmidzi).
‫ رواه أحمــد‬.‫ وإمـارتـها أنهـا صافية بلجة كان فيها قمـرا سـاطعــا سـاكنـة لا برد فيها ولاحر‬
Artinya : dan tanda-tanda lailatul qodar adalah cuaca dalam kondisi bersih cemerlang seakan ada bulan purnama
tenang tidak dingin dan tidak panas. (HR. Ahmad).
(Fiqhul Islam Wa adilatuhu, II, hal 574)
I’TIKAF DAN BERDO’A PADA MALAM HARI KE
SEPULUH AKHIR RAMADHAN
Dianjurkan bahka di sunnahkan untuk lebih khusyu dan banyak itikaf di mesjid pada hari ke 10 akhir bulan ramadhan.

Baik siang hari maupun malamnya sambil membaca Alqur’an dan banyak berdo’a.
‫ أللهم إني أسـئلك رضـاك والجنـة وأعـوذبك من سخـاطك والنــار‬3 ‫ أللهم إنك عفو كريم تحب العـفـو فاعـف عني‬

Bagi orang yang dikehendaki Allah mendapatkan lailatul qodar niscaya do’a dan kehidupannya baik dunia maupun

akhirat akan diangkat derajatnya selama seumur hidup, lebih kurang selama 1000 bulan atau 83 tahun 4 bulan.

Mudah-mudahan kita semuanya termasuk orang yang dikehendaki Allah SWT. Untuk mendapatkan Lailatul Qodar,

amin ya robbal’alamin.
Hikmah Lailatul Qadar
lailatul qadar mengajarkan kepada kita tentang pentingnya fungsi manajeman hidup yang -menurut Henri

Fayol (1841–1925 M)- meliputi perencaan (planning), pengorganisasian (organizing), dan pengawasan

(controlling) dan evaluasi (evaluating). Pesan ini terinspirasi dari pemahaman atas makna dasar term lailatul

al-Qadr yang berarti malam penentuan/ketetapan (takdir). Menurut pemahaman ini, maka pada malam itulah

Allah “merencanakan”, “mengorganisasikan”, “mengawasi” sekaligus “mengevaluasi” tugas pokok dan fungsi

(Tupoksi) serta hak seluruh umat manusia. Inilah kesan yang tersirat dari firman Allah; fîhâ yufraqu kullu

amrin hakîm (di malam itu, dijelaskan [kepada malaikat] tiap-tiap perkara yang mengandung hikmah) (QS.

Ad-Dukhan [44]: 4), dan kalimat min kulli amr (dari tiap-tiap perkara) dalam QS. Al-Qadr [97]: 4.
LANJUTAN
 Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, maka pesan pertama ini memberikan wejangan

kepada para penguasa untuk mengatur bangsa ini secara serius dalam semua lini kehidupan;

pendidikan, lapangan pekerjaan, kesehatan, keamanan dan kebudayaan. Fungsi manajemen juga

harus dilakukan dengan baik dan maksimal, tidak sekadar formalitas dan dalam konteks

menghabiskan anggaran. Jika pesan pertama ini dilakukan dengan baik, niscaya huru-hara dan carut

marut kehidupan berbangsa dan bernegara tidak akan pernah terjadi di negeri ini.
LANJUTAN

 Mengatur (memanage) hidup harus dilakukan secara periodik –minimal setahun sekali- dan

berkesinambungan. Pesan ini tersirat dari ayat tanazzalul malâ’ikatu (QS. Al-Qadr [97]: 3). Menurut

para mufasir, bentuk asli kata tanazzalu (turun temurun) adalah tatanazzalu, namun huruf tâ’ yang

pertama dibuang untuk memudahkan bacaan. Jika demikian, maka tatanazzalu adalah fi’il mudhâri’

(present continuous tense), yang dalam kaedah bahasa Arab mengandung makna kekinian (al-hâdhir)

dan kontinuitas (al-istimrâr). Dari pemahaman semacam ini, maka umat Islam dan seluruh lapisan

bangsa, sejatinya diajak untuk terus serius dan komitmen mengatur kehidupan umat dan bangsa ini.
LANJUTAN

 Aturan, sistem dan manajemen yang ditetapkan harus berorientasi jangka panjang dan untuk
kebaikan bersama. Ini adalah kesan dari ayat khairun min alfi syahrin (lebih baik dari seribu
bulan) (QS. Al-Qadr [97]: 2). Jadi selama sistem yang digunakan masih berbasis pada
kepentingan sesaat; kini-saat ini dan di sini, apalagi kepentingan kelompok dan orang perorang,
maka sistem itu tidak akan membawa dampak signifikan bagi perbaikan kehidupan ini.
LANJUTAN

 Peristiwa yang terjadi pada lailatul qadar –khususnya nuzulul Qur’an- mengajak kepada kita untuk me-nuzul-kan

(menurunkan) Al-Qur’an ke dalam relung jiwa dan seluruh aspek kehidupan, baik pribadi maupun sosial kenegaraan. Kata

anzalnâ di awal surat Al-Qadr -yang menggunakan diksi anzala, yang berbentuk fi’il mâdhî (past tense)- menunjukkan

bahwa penurunan Al-Qur’an ke dalam diri manusia itu harus dilakukan secara totalitas dan sungguh-sungguh. Dengan

demikian, Al-Quran tidak lagi sekadar dirapal secara kuantitatif, tapi jauh di atas itu adalah bagaimana Al-Quran dapat

berfungsi secara kualitatif pada hidup dan kehidupan ini. Berfungsi secara kualitatif mengandaikan pembacaan dan

pengkajian yang begitu mendalam, kontinyu, terprogram dan pengejawantahan secara maksimal dalam keseharian.
LANJUTAN
 Peristiwa lailatul qadar juga mengajak kita untuk menyebarkan perdamaian dan kedamaian (salâm).
Perdamaian dan kedamaian itu harus terus disebarkan umat Islam dan seluruh lapisan bangsa ini, hingga benar-
benar mewujud dalam kehidupan seru sekalian alam. Secara sufistik, term hattâ mathla’il fajr (hingga terbit
fajar) (QS. Al-Qadr [97]: 5) berarti hingga (perdamaian dan kedamaian) itu termanifestasi dalam seluruh
semesta alam, bagi semua makhluk ciptaan Tuhan, tanpa melihat perberdaan latarbelakang dan status sosial.
Kata fajr di akhir ayat itu juga mengisyaratkan kedamian, kesejukan, keindahan dan kesentosaan. Carut marut
kehidupan di berbagai belahan bumi Islam, khususnya di Indonesia belakangan ini, adalah bentuk penodaan
terhadap visi salâm (perdamaian dan kedaiaman) yang dititahkan Tuhan dalam Al-Quran.
SUMBER

1. TAFSIR AL- QUR’AN KEMENTRIAN AGAMA


2. Hikmatu Tasyri’ Wafalsafatuhu,
3. Subulus Salam Juz II,
4. I’anatu Tholibin, Juz II,
5. Tafsir Ibnu Kasir, Juz IV,
6. Tafsir al Munir Syeh Nawawi al Bantany.
TERIMAKASIH

You might also like