You are on page 1of 8

ANALISA SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM SEBAGAI

RANGKA JENDELA KAPAL DI PERUSAHAAN PENGECORAN


LOGAM CV. SETIA KAWAN KOTA TEGAL DENGAN CETAKAN
TIDAK PERMANEN
Kiryanto, Eko Samito Hadi, Muhammad Ansori
Department of Naval Engineering, Engineering Faculty
Diponegoro University Semarang

Abstract
Shiping components necessary are needed nowadays. For that many minor industry develop. One of
them is CV. Setia Kawan Tegal City which is one of central metal cast company which main product is ship
component but product that produced by CV. Setia Kawan has not comply but JIS or SNI standart. Based on
that, this final project purposed to now tensil test and material composition include from the material that
produced by CV. Setia Kawan.
Materials which used is pure elbow Aluminium, Aluminium Plat, brake Canvas and used pan. Those materials
must pass some process before tested, melting process, casting process than extracting from mould with use
permanent mould. After that the next process which done is tensil test. Beside tensil test material also pass
material composition test.
Tensil test result shows that Aluminium and Break canvas has the best materials quallity and fullfell JIS and SNI
standart about 13,18 kg/mm² for Aluminium Plate with used pan fusion about 10,46 kg/mm². Where as for elbow
Aluminium and Aluminium Plate fot it about 8,84 kg/mm² and 10,33 kg/mm². For the materials composition test
result with passed melting process, elbow aluminium and brake canvas and Aluminium Plate with used plan
have fullfelled standart both JIS and SNI which each content about 92,46% and 99,43%. For elbow Aluminium
and Aluminium Plate each content about 99,43% and 98,46% but material give not pass standart. Where as pure
materilas has not passed melting process for Aluminium and Aluminium Plate doesn’t meet standart both have
its content 98,33% and 99,59%. For breake canvas and used panthose about materials comply SNI and JIS
standart with content 84,68% and 97,66%.
Key word : Tensil Test, Material Composition Test, JIS and SNI

Latar Belakang tersebut adalah CV. Setia Kawan. Perusahaan


Pada perusahaan industri kecil ini berdiri sejak tahun 1990-an. Perusahaan ini
pengecoran logam kebanyakan tidak berada di Jl. K.H Umar Asnawi RT. 04/RW II
menggunakan bahan aluminium murni, namun Kebasen Talang – Kota Tegal. Selama ini CV.
memanfaatkan sekrap maupun rijek material Setia Kawan telah memproduksi komponen
dari bahan pengecoran yang sebelumnya. kapal yang berupa jendela kapal (side scuttle,
Sehingga hal ini mempengaruhi hasil dan front window), baling-baling kapal, konektor
kualitas dari barang yang dihasilkan. Oleh pipa, nosel pemadam kebakaran, pegangan
karena itu, kekuatan dan komposisi paduan pintu kapal, berbagai ragam katup, katrol dan
alumunium harus diuji dengan baik. Dalam lain-lain. Salah komponen yang harus
pembuatan komponen komponen kapal harus memenuhi spesifikasi teknis dan standar
memiliki spesifikasi teknis dari pengguna. kualitas dari klasifikasi, untuk komponen kapal
Beberapa komponen kapal yang ditentukan adalah rangka jendela. Komponen rangka
oleh pengguna, disamping sesuai spesifikasi jendela yang dihasilkan oleh CV. Setia Kawan
teknis harus juga memenuhi standarisasi dari Tegal, belum memenuhi standart Biro
klasifikasi. Standarisasi yang dilakukan oleh Klasifikasi Indonesia (BKI).
pihak klasifikasi wajib dipenuhi demi
tercapainya keselamatan dan kenyamanan baik Perumusan Masalah
untuk ABK, penumpang, maupun kapal itu Berdasarkan latar belakang tersebut di
sendiri. atas, maka dibuat perumusan masalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui kekuatan tarik dari paduan
Kota Tegal merupakan salah satu aluminium yang digunakan sebagai
sentra industri perusahaan pengecoran logam. bahan pembuatan rangka jendela
Salah satu perusahaan pengecoran logam kapal.

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 30


2. Komposisi unsur kimia dari masing-  - Hasil penelitian ini dapat memberikan
masing paduan aluminium yang informasi kepada industri terutama industri
digunakan sebagai bahan pembuatan kecil yang bergerak di bidang pengecoran
rangka jendela kapal. aluminium mengenai kandungan bahan serta
kualitas bari bahan yang telah diuji.
 - Memberikan informasi tentang sifat paduan
Batasan Masalah aluminium.
Batasan masalah di gunakan sebagai - Memberikan masukan kepada industri kecil
arahan serta acuan dalam penulisan tugas akhir ini tentang hasil dari pengujian bahan yang
sehingga sesuai dengan permasalahan serta telah dihasilkan.
tujuan yang di harapkan. Batasan Manfaat Teoritis
permasalahan yang di bahas dalam tugas akhir - Menambah pengetahuan bagi peneliti
ini antara lain: danpembaca tentang kualitas bahan
- Bahan cetakan menggunakan cetakan serta komposisi dari bahan yang
tidak permanen dengan menggunakan dihasilkan oleh CV. Setia Kawan Kota
cetakan pasir sebagai mediannya. Tegal.
- Menambah pengetahuan bagi peneliti
- Analisa kekuatan bahan dengan dan pembaca tentang pengaruh bahan
pengujian merusak yang meliputi : paduan aluminium.
a. Uji Tarik - Sebagai bahan kajian dan
b. Komposisi Bahan perbandingan bagi pengembangan
- Bahan yang yang diteliti merupakan penelitian sejenis dimasa yang akan
bahan yang digunakan oleh perusahaan datang.
CV. Setia Kawan Kota Tegal dalam - Sebagai bahan masukan dan informasi
pembuatan komponen kapal. bagi pengembangan bahan pustaka di
- Untuk uji komposisi bahan digunakan lingkungan Universitas Diponegoro
standart SNI serta JIS karena terutama Program Studi S1 Teknik
disesuaikan dengan alat uji komposisi Perkapalan.
bahan Laboratorium Metalurgi Teknik
Mesin Universitas Gajah Mada Analisa dan Pembahasan
Yogjakarta. Hasil penelitian dan pembahasan yang
- Untuk uji tarik menggunakan standart akan diuraikan meliputi hasil pengujian
JIS, karena pada pembuatan komposisi unsur kimia dan hasil pengujian
spesimennya menggunakan standar kekuatan tarik pada benda uji paduan
yang sama yaitu JIS yang sesuai Aluminium yang telah dibuat. Pada bab ini
dengan standarisasi dari alat uji tarik. penulis ingin menyampaikan semua hasil
pengujian yang telah dilakukan. Selain itu,
penulis juga akan mencoba menganalisa dari
hasil pengujian yang telah dilakukan. Dari
Tujuan Penelitian hasil pengujian tersebut akan bisa ditarik
Berdasarkan latar belakang serta analisa, yang nantinya hasil analisa akan
permasalahannya maka maksud dan tujuan dari menghasilkan data akurat. Dan harapannya
tugas akhir ini adalah : bisa memberikan manfaat bagi pihak pihak
1. Untuk mengetahui kekuatan tarik yang membutuhkan. Diantaranya, kami
paduan aluminium dengan sebagai peneliti dan penulis skripsi ini,
menggunakan cetakan permanen. Universitas Diponegoro yang lebih khususnya
2. Mengetahui komposisi coran paduan Jurusan Teknik Perkapalan, serta CV. Setia
paduan aluminium sebagai rangka Kawan sebagai pihak yang perusahaannya
jendela kapal. dijadikan sebagi lokasi pembuatan bahan uji
Manfaat Penelitian dan kerjasama penelitian.
Dari penilitian ini diharap akan Kami mencoba menguraikan hasil
membawa manfaat, baik manfaat praktis pengujian dan analisa hasil pengujian dengan
maupun manfaat teoritis. terperinci, dimana nantinya dari hasil dari
Manfaat Praktis pengujian tersebut dapat dilihat seperti apa
hasil dari proses peleburan paduan aluminium

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 31


dengan unsur-unsur lain. Selain itu juga untuk Cr 0,0231
mengetahui seberapa besar kekuatan tarik dari Ni 0,0511
masing-masing hasil dari bahan uji tersebut. Pb 0,0618
Berikut adalah hasil penelitian dan
Sn 0,0228
pembahasan yang akan diuraikan meliputi
komposisi unsur kimia dan kekuatan tarik. Al 92,46
Hasil Penelitian
- Komposisi Kimia Berdasarkan diatas menunjukan bahwa hasil
Uji komposisi merupakan pengujian yang pengujian komposisi bahan untuk paduan
berfungsi untuk mengetahui seberapa besar antara paduan aluminium siku dengan kampas
atau seberapa banyak jumlah suatu kandungan rem menghasilkan hasil yang bagus karena
yang terdapat pada suatu logam, baik logam hasil tersebut menunjukan bahwa paduan
ferro maupun logam non ferro. Uji komposisi tersebut masuk kedalam standard JIS H 4000
biasanya dilakukan ditempat pabrik-pabrik 1970 Seri 5005 Chemical Composition
atau perusahaan logam yang jumlah Aluminium Alloy atau SNI 07-1352-1989
produksinya besar, ataupun juga terdapat di AC2A dan hasilnya menunjukkan 70%
Instititusi-institusi pendidikan yang khusus memenuhi standard tersebut. Hal itu
mempelajari tentang logam misalnya memperlihatkan bahwa paduan antara
Laboratorium Teknik Mesin Universitas Gajah aluminium siku dengan kampas rem
Mada Yogyakarta. mempunyai kandungan yg cukup baik dan
Proses pengujian komposisi berlangsung dapat direkomendasikan untuk CV.Setia
dengan pembakaran bahan menggunakan Kawan sebagai bahan utama dari pembuatan
elektroda dimana terjadi suhu rekristalisasi, komponen kapal. Selain juga untuk
dari suhu rekristalisasi terjadi penguraian unsur karakteristik dari paduan ini masuk kedalam
yang masing-masing beda warnanya. paduan Al-Si karena pada unsur kimia yang
Penentuan kadar berdasar sensor perbedaan terdapat dalam bahan tersebut mengandung Al
warna. Proses pembakaran elektroda ini tidak sebesar 92,46% sedangkan untuk Si sendiri
lebih dari tiga detik. Pengujian komposisi mengandung 4,45%. Dari data tersebur berarti
dapat dilakukan untuk menentukan jenis bahan paduan antara kampas rem dengan aluminium
yang digunakan dengan melihat persentase siku mempunyai kandungan yang cukup bagus.
unsur yang ada. Pada pengujian ini
menggunakan dua macam bahan uji yaitu Tabel IV.2 Hasil Uji Komposisi Bahan
bahan uji yang telah mengalami peleburan Paduan antara Aluminium Siku dengan Panci
serta bahan baku yang masih murni tanpa bekas
proses peleburan.
Berikut ini adalah pengujian komposisi UNSUR (%)
bahan paduan aluminium pada penelitian ini Si 0,00
yang masing masing akan ditampilkan dalam Fe 0,1277
bentuk tabel :
Cu 0,0360
- Hasil komposisi bahan komposisi Mn 0,0049
bahan yang telah mengalami peleburan
Mg 0,1275
:
Tabel IV.1 Hasil Uji Komposisi Bahan Paduan Zn 1,2141
antara Aluminium Siku dengan Kampas Rem Ti 0,0174
Cr 0,0264
UNSUR (%)
Ni 0,0003
Si 4,45
Pb 0,0038
Fe 0,6714
Sn 0,0050
Cu 0,9190
Al 99,43
Mn 0,0991
Mg 0,1655
Zn 1,0557 Berdasarkan hasil pengujian komposisi
Ti 0,0254 bahan menunjukkan bahwa paduan antara

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 32


aluminium pelat dengan panci bekas
menghasilkan paduan yang cukup bagus Berdasarkan hasil pengujian komposisi
karena 70% memenuhi standart yaitu standart bahan untuk bahan aluminium siku serta
JIS H 4000 1970 Seri 5005 Chemical aluminium pelat menunjukan bahwa kedua
Composition Aluminium Alloy serta bahan tersebut belum memenuhi standart JIS
memenuhi SNI 07-1352-1989 AC2A. Hal itu dan SNI hal itu karena unsur-unsur yang ada
menunjukan bahwa panci bekas juga pada kedua bahan tersebut kandungan unsur-
mempunyai kandungan unsur yang baik untuk unsur kimianya belum memenuhi kandungan
dipadukan dengan aluminium pelat. Sedangkan unsur yang ditentukan oleh JIS maupun SNI.
untuk kadar dari komposisi bahan antara Sedangkan untuk kadar dari kandungan
aluminium pelat dengan panci bekas terdiri komposisi bahan kedua bahan uji tersebut lebih
dari 99,43 % Al serta 1,2141 % Zn sehingga didominasi oleh aluminium dengan presentase
paduan tersebut di dominasi oleh paduan untuk aluminium siku sebesar 99,43%
antara unsur aluminium dengan seng. sedangkan untuk kandungan dari aluminium
untuk aluminium pelat sendiri sebesar 98,46,
Tabel IV.3 Hasil Uji Komposisi Bahan sehingga untuk paduan yang ideal belum
Aluminium Siku memenuhi.
Untuk memenuhi standart yang ada
UNSUR (%) yaitu SNI maupun JIS maka bahan-bahan
Si 0,00 tersebut harus ditambahkan unsur lain yang
Fe 0,1277 lebih tinggi, misalnya unsur nmagnesium
sehingga nantinya paduan ini juga mempunyai
Cu 0,0360
karakter Al-Mg atau bisa juga ditambahkan
Mn 0,0049 dengan unsur Cu sehingga karakteristik dari
Mg 0,1275 paduan tersebut menjadi Al-Cu. Namun
Zn 1,2141 apabila paduan tersebut tidak tidak memiliki
Ti 0,0174 unsur-unsur yang cukup maka kecenderungan
Cr 0,0264 paduan dari aluminium ini tidak bagus dan
Ni 0,0003 tidak memenuhi standart. Sehingga perlu
dipadukan dengan unsur lain.
Pb 0,0038
Sn 0,0050 Hasil komposisi bahan komposisi bahan
Al 99,43 yang belum mengalami proses
peleburan/bahan murni :
Tabel IV.5. Hasil Uji Komposisi Bahan
Tabel IV.4 Hasil Uji Komposisi Bahan Paduan Aluminium Siku.
antara Aluminium Pelat
UNSUR (%)
UNSUR (%) Si 0,09
Si 0,26 Fe 0,1975
Fe 0,3847 Cu 0,0280
Cu 0,0860 Mn 0,0177
Mn 0,0287 Mg 0,0171
Mg 0,6495 Zn 0,0352
Ti 0,0161
Zn 0,0912
Cr 0,0050
Ti 0,0130 Ni 0,0024
Cr 0,0094 Pb 0,0006
Ni 0,0060 Sn 0,0054
Al 99,59
Pb 0,0097
Sn 0,0090
Al 98,46

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 33


Berdasarkan hasil pengujian komposisi untuk aluminium siku ini harus dipadukan
bahan berupa aluminium siku tanpa dilakukan dengan unsur-unsur lain yang mampu
proses peleburan serta tanpa dipadukan dengan meningkatkan kekerasannya atau kekuatan
unsur lain menunjukan hasil yang kurang tariknya. Misalnya magnesium, seng, maupun
bagus karena unsur-unsur yang terkandung di besi. Unsur-unsur itulah yang biasanya mampu
dalam bahan tersebut tidak memenuhi dengan meningkatkan kekuatan dari aluminium.
standart baik itu JIS maupun SNI. Untuk Tabel III.8. Hasil Uji Komposisi Bahan
kandungan terbesar dari bahan tersebut adalah Kampas Rem.
aluminium, yang mencapai 98,33% sedangkan UNSUR (%)
unsur lainnya yang mempunyai kadar yang Si 10,66
cukup besar pula adalah Magnesium. Kalau Fe 1,1163
dilihat dari kandungan komposisi bahan
Cu 2,2450
tersebut maka bahan ini termasuk dalam
karakter Al-Mg, meskipun tanpa proses Mn 0,1586
peleburan terlebih dahulu tp ternyata Mg 0,1226
kandungan dari unsur aluminium dangan Zn 0,8256
magnesium besar pula. penuangan lebih mudah Ti 0,0252
dilakukan. Cr 0,0264
Tabel III.7. Hasil Uji Komposisi Ni 0,0568
Bahan Aluminium Pelat.
Pb 0,0609
UNSUR (%)
Sn 0,0235
Si 0,38
Al 84,68
Fe 0,4249
Cu 0,0600 Untuk hasil pengujian komposisi
Mn 0,0408 bahan dengan bahan bakunya adalah kampas
Mg 0,6355 rem kemudian dicocokan dengan standart SNI
Zn 0,0854 ternyata hasilnya memenuhi yaitu memenuhi
Ti 0,0143 standart SNI 07-1352-1989 dengan kode
Cr 0,0106 AC4B. Kampas rem ini juga memunyai kadar
yang cukup baik karena hampir kandungan
Ni 0,0084
unsur dari kampas rem rata, terutama untuk
Pb 0,0063 unsur kimia Cu, Mg serta Si, karena ketiga
Sn 0,0072 unsur ini merupakan unsur yang pokok yang
Al 98,33 mempunyai pengaruh yang sangat baik untuk
dipadukan dengan aluminium.
Berdasarkan pengujian komposisi Kampas rem ini sendiri mampu
bahan ternyata bahan uji berupa aluminium membentuk karakter-karakter paduan
pelat juga tidak memenuhi standart baik itu JIS aluminium yaitu bisa menjadi paduan Al-Si,
maupun SNI, karena disini kadar dari Al-Mg serta Al-Cu karena unsurnya semua
aluminum hampir mencapai 100% yaitu memenuhi. Untuk kadar dari kampas rem ini
sebesar 99,59%. Secara tidak langsung untuk sendiri terdiri dari 84,68% berupa aluminium,
bahan ini tidak ada unsur lain yang dominan 0,1226% Magnesium, 2,2450% Cu serta 10,66
atau yang mampu berkolaborasi menjadi Si.
sebuah paduan. Karena bahan-bahan yang Kampas rem ini juga jika dilakukan
lainnya hanya mempunyai yang jauh blebih pengujian tarik hasilnya bagus karena
sedikit dari kadar aluminiumnya sendiri. mempunyai kekutan tarik yang cukup tinggi
Untuk karakter dari bahan uji ini juga hal ini kemungkinan disebabkan oleh
tidak mempunyai karakter, atau tidak tergolong kandungan unsur yang baik pula.
dalam karakter paduan aluminium yaitu Al-Cu, Tabel III.9. Hasil Uji Komposisi Bahan Panci
Al-Mg serta Al-Si. Untuk bahan seperti ini jika Bekas
dilakukan pengujian tarik maka hasilnya akan UNSUR (%)
mengalami titik kemuluran yang sangat tinggi Si 0,70
sehingga kekuatan tariknya pun tidak ada. Fe 0,6236
Untuk meningkatkan kekuatan tariknya maka

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 34


Cu 0,1560 pengujian tarik. Pengujian tarik ini bertujuan
Mn 0,0815 untuk mendapatkan data kekuatan tarik
Mg 0,0294 maksimal atau tegangan.
Tabel IV.11 Hasil uji tarik dengan
Zn 0,6461
menggunakan cetakan permanen
Ti 0,0199 NO PENGUJIAN
Cr 0,0123 KOD NAMA PADA
Ni 0,0136 E SPESIME SPESIMEN
Pb 0,0436 SPESI N
1 2 3
Sn 0,0119 MEN
Al 97,66 A12 ALUMINI 22, 20. 19,
UM 90 90 80
Untuk hasil komposisi bahan dari PELAT % % %
aluminium pelat menunjukan hasil yang A2 ALUMINI 14. - 12,
lumayan baik pula, karena memenuhi standart UM SIKU 00 80
SNI 07-1352-1989 dengan kode AC4B, % %
meskipun kandungan unsur kimiawinya tidak P2 ALUMINI 22, 21, 13,
sebagus dari kampas rem. Aluminium pelat ini UM 40 20 95
sendiri mempunyai kadar 97,66% sehingga PELAT + % % %
jika dipadukan dengan unsur lain yang PANCI
mempunyai kandungan yang cukup baik untuk K12 ALUMINI 28, 28, 29,
kekuatan tarinya maka akan mengasilkan UM SIKU 60 10 60
paduan yang sangat bagus.untuk + % % %
aluminiumnya KAMPAS
Dari hasil pengujian komposisi bahan REM
yang bisa kita lihat, kalau kita membandingkan
antara kedelapan. Maka bisa dilihat hasil yang Karena hasil dari mesin pengujian Uji
paling baik adalah antara paduan aluminium Kekuatan Tarik adalah dalam persen, maka
siku yang dipadukan dengan kampas rem, harus diurai perhitungnnya. Yaitu hasil yang
karena hampir seluruh dari sifat-sifat yang baik didapat dikalikan beban yang diberikan sebesar
yang mempengaruhi dari paduan aluminium 4 ton atau jika dijadikan kilo gram maka
terpenuhi yaitu bisa diliat dari kandungan menjadi 4000 kg dan kemudian dibagi dengan
unsur Si, Cu, Mg, serta Fe yang mempunyai luasan bahan uji tersebut. Karena spesimen
sifat-sifat yang baik yang mempengaruhi dari bahan uji menggunakan bentuk silinder, dan
paduan aluminium. Selain paduan antara luasannya adalah lingkaran, maka perkalian
kampas rem dengan aluminium siku ternyata persentase dengan beban dibagi luas lingkaran.
kandungan kampas rem tanpa dilakukan Dimana untuk rumus luas lingkaran sendiri
peleburan terlebih dahulupun bagus, karena adalah π r² atau bisa juga menggunakan 3,14 x
kolaborasi unsur-unsur yang sesuai. r x r. Berikut ini adalah perhitungan untuk uji
tarik :
Uji Tarik - Tahap pertama adalah menghitung luasan
Pengujian tarik dilakukan untuk dari spesimen, untuk menghitung luasan
mengetahui sifat-sifat mekanis dari material dari spesimen maka digunakan rumus π r².
aluminium paduan sebagai material uji dalam Karena bentuk spesimen untuk bahan uji
penelitian ini. Hasil pengujian tarik pada menggunakan bentuk silinder dengan
umumnya adalah parameter kekuatan diameter 10 maka jari-jari dari spesimen
(kekuatan tarik dan kekuatan luluh), parameter tersebut 5.
keliatan/keuletan yang ditunjukkan dengan π r² = 3,14 x 5 x 5 = 78,5 mm²
adanya prosen perpanjangan dan prosen Maka dengan demikian luasan dari
kontraksi atau reduksi penampang patah dan masing-masing spesimen yaitu sebesar
bentuk-bentuk penampang patah. Pengujian 78,5.
dengan menggunakan mesin servopulser pada - Setelah diketahui berapa jumlah dari
skala beban 4 ton (4000 kilogram) dan luasannya maka tahapan yang kedua baru
menggunakan spesimen standar untuk mengitung dari kekuatan dari uji tarik
masing-masing spesimen tersebut.

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 35


Pengujian tarik dilaksanakan dengan menambahkan beban sehingga akan
mesin pengujian tarik Servopulser yang mengakibatkan perubahan bentuk pada benda
selama pengujian akan mencatat setiap berupa pertambahan panjang dan pengecilan
kondisi bahan sampai terjadi tegangan serta bila diteruskan akan mengakibatkan
ultimate (u σ) , juga sekaligus akan kepatahan pada bahan. Pengujian tarik
menggambarkan diagram tarik dari benda dilaksanakan dengan mesin pengujian tarik
uji tersebut. Tegangan ultimate adalah Servopulser yang selama pengujian akan
beban tertinggi yang bekerja pada luas mencatat setiap kondisi bahan sampai
penampang semula. Untuk mengetahui terjadinya tegangan ultimate, juga sekaligus
kekuatan tarik atau beban ultimate maka akan menggambarkan diagram tarik dari benda
dapat menggunakan rumus: uji
Dari hasil pengujian tarik
menunjukan bahwa aluminium mempunyai
titik mulur yang sangat tinggi jika tidak
dipadukan dengan unsur lain, hal itu
Pu
u  x 4ton / A0 disebabkan karena kandungan aluminiumnya
100 yang sangat tinggi. Dengan adanya mulur yang
Dimana : tinggi secara laingsung berpengaruh terhadap
σu = Tegangan Ultimate atau Kekuatan kekuatan tarik dari suatu bahan uji tersebut
Tarik (kg/mm²) sehingga menyebabkan beberapa cacat coran.
Pu = Beban tertinggi yang bekerja (kg) Cacat coran itu sendiri adalah kerusakan atau
Ao = Luas penampang semula (mm2) kesalahan yang terjadi pada benda cor yang
4 ton = beban yang diberikan pada saat menyebabkan defect, sehingga hal tersebut
pengujian harus diminimalisir. Pada pengujian tarik ada
beberapa spesimen yang mengalami cacat cor
Dari hasil perhitungan uji kekuatan misrun hal ini disebabkan oleh proses
tarik diatas,maka dapat disimpulkan bahwa pengecoran atau proses penuangan bahan yang
setelah dianalisa dan dicocokan dengan telah dilebur yang kurang sempurna.
standard JIS H 4000 Seri 5005 Kode A 5005 Misrun adalah cacat yg terjadi karena
P-R Aluminium Alloy. Maka dari keempat logam cair tidak mengisi seluruh rongga
benda/bahan yang diujikan padual Aluminium cetakan sehingga benda cor menjadi tidak
murni(Al-siku) dengan Kampas Rem bekas, lengkap atau ada bagian yg kurang dari benda
memiliki hasil uji kekuatan tarik sesuai cor. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal
standard JIS H 4000 Seri 5005 Kode A 5005 misalnya ketidakseragaman benda cor
P-H 12 Aluminium Alloy. Hal ini tentunya sehingga mengganggu aliran dari logam cair,
akan sangat bagus untuk semua pihak. kemudian benda cor terlalu tipis, temperatur
Disamping selama ini CV. Setia Kawan yang terlalu rendah, kecepatan penuangan yg terlalu
merupakan perusahaan pengecoran aluminium lambat, ubang angin yg kurang pada cetakan,
memang menggunakan paduan aluminium penambah (riser) yang tidak sempurna, ukuran
dengan kampas rem. Walau lebih banyak saluran masuk, runner, & sprue, penempatan
campuran panci bekas, namun setelah saluran masuk yg kurang tepat, persebaran
mengetahui hasil uji kekuatan tarik ini, maka saluran masuk yg tidak merata. Jadi pada cact
perlu sekirannya CV. Setia Kawan lebih cor misrun proses penuangan dari hasil
memilih menggunakan paduan Aluminium peleburan sangat berpengaruh terhadap ada
murni dengan Kampas rem. Hal ini tentu akan atau tidaknya cacat cor misrun ini. Maka dari
menaikan daya saing dan kualitan barang yang itu dalam proses penuangan harus teliti dan
akan diproduksi. juga harus diperhatikan dari kecepatan proses
penuangan agar suhu tetap terjaga.
Pengaruh cacat cor tehadap cetakan Selain Misrun, cacat cor yang terjadi
permanen pada proses pengujian tarik dengan cetakan
Dalam uji tarik selain untuk permanen adalah cacat cor yang berupa
mengetahui kekuatan tariknya, uji tarik juga porositas.
digunakan untuk melihat kekuatan mulur dari Porositas sendiri adalah
masing-masing bahan uji. Pembebanan tarik terperangkapnya gas dalam logam cair pada
dilakukan secara menerus dengan waktu proses pengecoran. pada benda cor

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 36


terdapat lubang-lubang baik pada permukaan Purwanto, Helmy. 2007. Pengaruh Temperatur
maupun pada bagian dalam benda cor. Hal Tuang, Temperatur Cetakan, Tekanan dan
tersebut juga disebabkan oleh adanya gas yang Ketebalan Coran pada Pengecoran Squeeze
masuk ke dalam logam cair selama pencairan, Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Paduan Al–
gas terserap dalam logam cair dari cetakan, 6,4%Si–1,93%Fe. Jogjakarta : University
reaksi logam induk dengan uap air dari cetakan Gadjah Mada.
serta titik cair terlalu tinggi & waktu pencairan Rudianto, Rahmat.2010. Perlakuan Panas dan
terlalu lama. Dalam hal ini suhu pada proses Permukaan. From
peleburan harus dijaga dengan baik serta harus http://matrudian.wordpress.com/category/kulia
diperhatikan. Pada cacat posrositas ini h/perlakuan-panas-dan-permukaan/
kemungkinan terjadi disebabkan proses Standard Nasional Indonesia 07-1352.1989.
peleburan yang terlalu lama atau bisa juga Petunjuk Pengecoran aluminium Paduan.
disebabkan oleh penggunaan fluk yang terlalu Surdia, T. dan Cijiiwa K, 1991. Teknik
banyak, hal itu juga kemungkinan dapat Pengecoran Logam. Jakarta: PT Pradnya
menyebabkan terjadinya cacat cor berupa Paramita.
porositas ini. Surdia, T. dan Shinroku, 1992. Pengetahuan
Cacat cor selanjutnya yang terjadi Bahan Teknik. Jakarta: PT Pradnya
pada proses pengujian uji tarik ini pada Surdia, Tata dan Kenji Chijiiwa. 2000. Teknik
specimen dengan menggunakan cetakan Pengecoran logam. Jakarta: PT Pertja
permanen adalah cold shut. Cold shut adalah
tidak terpenuhinya rongga cetakan oleh logam
cair. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
bebarapa hal diantaranya adalah tidak tepatnya
dalam pemilihan jenis logam yang digunakan
sebagai cetakan serta temperatur tuang yang
terlalu rendah. Untuk cacat cora berupa cold
shut lebih penyebabnya sebagian besar
disebabkan oleh pemilihan bahan, karena
bagaimanapun juga bahan adalah factor utama
yang menjadi tolok ukur bagus atau tidaknya
hasil dari proses pengujain suatu bahan
tersebut. Selain itu juga temperature tuang
pada cacat ini terlalu rendah, hal ini juga
disebabkan oleh lamanya dari proses
penuangan kedalam cetakan, oleh karena itu
sebelum cetakan diisi maka sebelumnya
cetakan tersebut harus dipanaskan agar
temperature tuang tetep terjaga serta pada saat
proses pelepasan dari cetakan lebuh mudah.

Daftar Pustaka

Harsono, Kharis Sonny.2006. Kharakteristik


Kekuatan Fatik Paduan Aluminium Tuang.
Semarang: Universitas Negeri Semarang
Japan International Standard. 1970. H 4000
Seri 5005 Aluminium Alloys. Japan
Murtadho, Ali. 2010. Analisa Struktur Mikro
dan Fluiditas Paduan Aluminium Tembaga
(Al-Cu) dengan Metode Pengecoran Sand
Casting. Semarang: University of Diponegoro.
Neff, D.V.,2002. Understanding Aluminium
Degassing Modern Casting. Jakarta: May
Paramita.

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 37

You might also like