You are on page 1of 15

ETNOGRAFI KOMUNIKASI DALAM IBADAH SEKOLAH MINGGU HURIA

KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP) MARANATHA


KECAMATAN PAYUNG SEKAKI

By: Artarty Siringoringo


Email: artartyringo@gmail.com
Counselor:
Belli Nasution, S.IP., M.A

Jurusan Ilmu Komunikasi – Konsentrasi Hubungan Masyarakat


Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Riau

Kampus Bina Widya jl. H.R Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRACT
HKBP Maranatha Sunday School is one of the church which is devoted to
children aged 3-13 years old in Pekanbaru. However, in practice, HKBP Maranatha
Sunday School has its own uniqueness that is the use of local languages which is Batak
language as the intermediate language. Language became one of the important factors
in the implementation of the communication process where the Ethnography of
Communication stressed that language can not be separated from how and why the
language was used. This study aims to determine the Ethnography of Communication in
Sunday School Worship of Huria Kristen Batak Protestant (HKBP) Maranatha District
of Payung Sekaki. The purpose of this study was to determine how the communicative
situation, communicative events and communicative acts in worship sunday school .
The type of research is qualitative. While research method used is an
ethnography of communication. Most of the data collected through observation and
interviews. Informants in this study were Sunday school chidren, Sunday school teacher
and also sintua which selected by using purposive technique. Techniques of collecting
data was through interviews, participant observation, and documentation.
The results showed that the communicative situation was happened in HKBP
Maranatha Sunday school where the situations didn’t conducive because the children
didn’t understand the Batak Language. Communicative events based on the type of
event that is a religious service. Topics discussed are about the Bible story. The
function of using Batak language is to preserve and familiarize the use of Batak
language in worship. Setting occurs in HKBP Maranatha held at the end of the month.
Participants are sunday school children, Sunday school teacher, sintua and
keyboardist. Action communicative is in the form of commands or messages which given
by Sunday school teachers to organize the worship, given by sintua to pray and read the
Bible and Sunday school children as listener and the implementer.

Keywords: Etnography Of Communication, Communicative Situation, Action


Communication , Communication Event, Batak Language, Sunday School.


Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2010

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 1


PENDAHULUAN komunikasi itu yaitu keseluruhan
perilaku dalam tema kebudayaan
Bahasa merupakan salah satu
tertentu. Adapun yang dimaksud dengan
bagian dalam kebudayaan. Bahasa
perilaku komunikasi menurut ilmu
berperan penting dalam kehidupan
komunikasi adalah tindakan atau
manusia karena berfungsi sebagai alat
kegiatan seseorang, kelompok atau
komunikasi yang terus berkembang
khalayak ketika terlibat dalam proses
sesuai dengan perkembangan peradaban
komunikasi (Kuswarno, 2008:35).
manusia itu sendiri. Keberadaan bahasa
Etnografi komunikasi
perlu dilestarikan, terutama yang
memandang perilaku komunikasi
berkenaan dengan pemakaian bahasa
sebagai perilaku yang lahir dari
daerah yang pada saat ini mulai
integrasi tiga keterampilan yang
ditinggalkan oleh masyarakat.
dimiliki setiap individu sebagai
Pada dasarnya bahasa merupakan
makhluk sosial, ketiga keterampilan itu
bagian yang tidak terpisahkan dari suatu
terdiri dari keterampilan linguistic,
sistem sosial. Para sosiolinguis
keterampilan interaksi, dan
mempertanyakan keberadaan variasi
keterampilan budaya (Kuswarno,
bahasa dari berbagai tataran yang jelas-
2008:18).
jelas bukan merupakan sekedar
Berdasarkan fenomena tersebut,
performansi sebagai akibat kondisi-
maka penulis tertarik untuk melakukan
kondisi gramatikal yang tidak relevan,
penelitian dengan judul : “ Etnografi
tetapi adanya benar-benar diakibatkan
Komunikasi Dalam Pelaksanaan Ibadah
oleh bermacam-macam faktor
Sekolah Minggu Huria Kristen Batak
ekstralingual sebagai pencerminan dari
Protestan (HKBP) Maranatha Payung
sebuah masyarakat bahasa yang selalu
Sekaki”
bersifat heterogen (Wijana, 2012: 12-
13).
TINJAUAN PUSTAKA
Sekolah Minggu HKBP
Maranatha memiliki kegiatan yang tidak
Komunikasi Budaya
jauh berbeda dengan Sekolah Minggu
cabang Ressort Sukajadi lainnya. Budaya dan komunikasi
Namun ada 1 hal yan paling menonjol memiliki hubungan timbal balik.
dan membedakan Sekolah Minggu Budaya mempengaruhi komunikasi dan
HKBP Maranatha dengan 10 cabang sebaliknya komunikasi mempengaruhi
Sekolah Minggu se-Ressort Sukajadi budaya. Karena itulah menjelaskan
lainnya. Perbedaan tersebut terletak keterkaitan kedua unsur ini menjadi
pada penggunaan Bahasa Batak Toba di sedikit rumit. Martin dan Nakayama
dalam pelaksanaan Ibadah Sekolah (2003:86) menjelaskan bahwa melalui
Minggu. (Sumber : Wawancara pada St. budaya dapat mempengaruhi proses
K Tinambunan, 3 Juli 2014). dimana seseorang mempersepsi suatu
Pada etnografi komunikasi, yang realitas.
menjadi fokus perhatian adalah apa
yang individu dalam suatu masyarakat Bahasa
lakukan atau perilaku, kemudian apa
yang mereka bicarakan atau bahas dan H. Douglas Brown dalam
apa ada hubungan antara perilaku bukunya Henry Guntur Tarigan
dengan apa yang seharusnya dilakukan “Pengajaran Pragmatik” menyebutkan
dalam masyarakat tersebut atau hakikat bahasa sebagai suatu sistem
kesimpulan dalam fokus etnografi yang sistematis, juga untuk sistem

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 2


generative, seperangkat lambang- lainnya (Murie. Dalam Kuswarno,
lambang atau simbol-simbol arbitrer 2008:86).
(Sobur, 2003:271).
Sedangkan bahasa menurut Dalam rangka untuk
Social Self Definition dalam Liliweri, menggambarkan dan menganalisis
bahasa adalah sistem komunikasi komunikasi Hymes membagi ke dalam
dengan menggunakan simbol-simbol tiga unit analisis, meliputi situasi
verbal (Liliweri, 2002: 136). (situation), peristiwa (event), dan tindak
(act). Situasi komunikatif
Bahasa Daerah (communicative situation) merupakan
Dalam UUD 1945, Bab XV, konteks di mana komunikasi terjadi
Pasal 36 dikatakan bahwa: “Bahasa seperti upacara, perkelahian, perburuan,
daerah itu adalah merupakan bagian pembelajaran di dalam ruang kelas,
dari kebudayaan Indonesia yang hidup; konferensi, pesta dan lain sebagainya.
bahasa daerah itu adalah salah satu Peristiwa komunikatif (communicative
unsur kebudayaan nasional yang event) merupakan unit dasar untuk
dilindungi oleh negara” sebuah tujuan deskriptif komunikasi
yang sama meliputi: topik yang sama,
Sekolah Minggu peserta yang sama, ragam bahasa yang
Menurut Kebijakan Dasar sama. Tindak komunikatif
Sekolah Minggu tahun 2011, Sekolah (communicative act) umumnya
Minggu diartikan sebagai sistem berbatasan dengan fungsi tunggal
Pelayanan gereja yang bermutu bagi interaksional, seperti pernyataan
generasi muda pada jenjang usia anak- referensial, permintaan, atau perintah,
anak kelompok bermain, SD dan yang mungkin berupa tindak verbal atau
remaja. tindak nonverbal (Muriel, 2003: 23-24).
Wallem menyatakan bahwa
Sekolah minggu adalah sekolah yang Kerangka pemikiran membantu
diadakan pada hari minggu. Hal ini juga peneliti dalam penentuan tujuan dan arah
sependapat dengan Lautfer dan Dyck penelitiannya dan dalam memilih konsep-
(1998:3) menyatakaan bahwa ”Sekolah konsep yang tepat guna pembentukan
Minggu” adalah anak dikumpulkan dan hipotesa-hipotesanya (Koentjaraningrat,
diajar firman Tuhan pada hari minggu . 1986:21). Bahasa Batak merupakan ciri
khas dari gereja Huria Kristen Batak
Etnografi Komunikasi Protestan (HKBP) yang pertama kali
Komunikasi Etnografi didirikan di Tapanuli Utara di tengah-
(Ethnography of Communication) tengah masyarakat Batak Toba. Oleh
merupakan sebuah pendekatan untuk karenanya, dimanapun gereja HKBP ini
menganalisa sebuah wacana yang berada, sudah dapat dipastikan adanya
digunakan. Pendekatan ini didasarkan penggunaan bahasa daerah Batak Toba di
pada antropologi dan linguistik. dalam ibadahnya. Bahasa batak sudah
Pendekatan ini berfokus pada berbagai melekat, hidup, dan juga berkembang di
perilaku komunikatif (communicative tengah-tengah masyarakat suku Batak.
competence) dalam masyarakat penutur Bahasa Batak menjadi alat komunikasi
(speech community), komunikasi yang tetap dijaga dan diperlihara oleh
berpola dan diatur sebagai sebuah masyarakat batak. Untuk tetap
sistem peristiwa komunikatif, dan cara- melestarikan penggunaan bahasa Batak di
cara berinteraksi dengan sistem budaya dalam ibadah, maka Sekolah Minggu

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 3


HKBP Maranatha menjadwalkan ibadah yang terkandung di dalam proses ibadah
dengan menggunakana bahasa Batak berlangsung.
yang diadakan setiap satu kali dalam
sebulan. Tindak komunikatif adalah pada
Etnografi komunikasi umumnya bersifat konterminus dengan
(ethnography of communication) fungsi interaksi tunggal, seperti
merupakan pengembangan dari pertanyaan referensial, permohonan
etnografi berbahasa (ethnography of atau perintah, dan bisa bersifat verbal
speaking) yang mula-mula maupun nonverbal.
dikembangkan oleh Dell Hymes pada Kerangka pemikiran mencakup
tahun 1962. Etnografi komunikasi yang keseluruhan aspek-aspek diatas dan
dimaksud adalah mengkaji peranan sekaligus mencakup identifikasi
bahasa dalam perilaku komunikasi suatu penelitian.
masyarakat, yaitu cara-cara bagaimana Maka, kerangka pemikiran dalam
bahasa dipergunakan dalam masyarakat penelitian ini dapat digambarkan
yang berbeda-beda kebudayaannya. sebagai berikut:
Adapun etnografi berbahasa menurut
Hymes, mengkaji situasi dan
penggunaan pola fungsi “bicara”
sebagai salah satu kegiatan, misalnya
mengkaji tindak tutur rutin, khusus,
ritual, dan sebagainya (Kuswarno, 2008
: 14).

Penulis menggunakan konsep


etnografi komunikasi dengan unit-unit
analisis yang dikemukakan oleh Dell
Hymes (2008), yaitu situasi
komunikatif, peristiwa dan tindak
komunikatif dalam komunitas.

Situasi komunikatif adalah setti


ng umum. Situasi bisa tetap sama
walaupun lokasinya berubah, seperti di
dalam gereja, di luar gereja atau bisa
berubah dalam kondisi yang sama
apabila aktifitas-aktifitas yang berbeda
berlangsung pada saat yang berbeda.

Peristiwa komunikatif
melibatkan adanya pembiacara dan
lawan bicara. Didalamnya terdapat
beberapa komponen seperti genre,
topik, tujuan, setting, partisipan, bentuk
pesan, isi pesan, urutan tindakan,
kaidah interaksi dan juga norma-norma

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 4


Ibadah Sekolah Minggu di gereja HKBP Maranatha

Penggunaan Bahasa daerah Batak Toba sebagai Bahasa Pengatar dalam


Ibadah

Peristiwa Komunikasi
Situasi 1. Tipe peristiwa
Tindak
Komunikatif 2. Topik Komunikatif
3. Fungsi
4. Setting
5. Partisipan
Etnografi 6. Bentuk pesan
Komunikasi 7. Isi pesan
8. Urutan tindak atau tata cara
9. Kaidah interaksi
10. Norma-norma

Pemolaan Etnografi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Ibadah Sekolah


Minggu Hurian Kristen Batak Protestan (HKBP) Maranatha Kecamatan
Payung Sekaki

dalamnya atau yang ada di balik


METODE PENELITIAN
kenyataan-kenyataan yang teramati
(Patilima, 2005: 5).
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan
Metode Penelitian
metode penelitian deskriptif kualitatif
Menurut Jane Richie, ada
untuk memperoleh gambaran tentang
beberapa keuntungan dalam
permasalahan yang diteliti. Secara
penggunaan penelitian kualitatif.
defenitif, Kirk dan Miller
Keuntungan tersebut dapat dirasakan
mendefenisikan penelitian kualitatif
ketika melihat realitas sosial yang
adalah tradisi tertentu dalam ilmu
merupakan upaya untuk menyajikan
pengetahuan sosial yang secara
dunia sosial, dan perspektifnya di dalam
fundamental bergantung dari
dunia, dari segi konsep, perilaku,
pengamatan pada manusia baik dalam
persepsi, dan persoalan tentang manusia
kawasannya maupun dalam
yang diteliti (dalam Moleong, 2005: 6).
peristilahannya (dalam Moleong, 2005:
Untuk menjawab pertanyaan-
4). Pada umumnya, pendekatan
pertanyaan yang telah dirumuskan,
kualitatif dikaitkan dengan epistemologi
maka Penelitian ini menggunakan
interpretatif atau interpretif, yang
penelitian yang dikenal dengan istilah
biasanya digunakan untuk pengumpulan
penelitian deskriptif. Penelitian
dan analisa data yang menyandarkan
deskriptif akan memberikan gambaran
pada pemahaman dengan penekanan
secara sistematis fakta yang terjadi.
pada makna-makna yang terkandung di

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 5


Penelitian deskriptif bertujuan untuk subjektif peneliti, dimana persyaratan
mengumpulkan informasi aktual secara yang dibuat sebagai kriteria harus
rinci dengan melukiskan gejala yang dipenuhi sebagai sampel. Jadi, yang
ada, mengidentifikasikan gejala yang menjadi dasar pertimbangan di dalam
berlaku, menentukan apa yang pengambilan sampel ditentukan sendiri
dilakukan orang lain dalam menghadapi oleh peneliti (Subagyo,1991:31-32).
masalah yang sama dan belajar dari Lebih jelasnya, peneliti dapat memilih
mereka untuk menetapkan rencana dan sampel yang benar-benar represintatif,
keputusan pada waktu yang akan datang karena itu peneliti harus menguasai dan
(Rakhmat, 2004: 25). memiliki pengetahuan yang memadai
Berdasarkan metode penelitian tentang karakteristik objek yang akan
tersebut, peneliti berusaha diteliti. (Sugiarto 2003:40).
menggambarkan keadaan sesungguhnya Teknik ini dipilih karena
dari penggunaan bahasa Batak di dalam kebutuhan akan sumber informasi yang
ibadah Anak Sekolah Minggu HKBP memiliki otoritas dan kompetensi untuk
Maranatha. menjawab pertanyaan-pertanyaan
seputar penggunaan bahasa batak di
Lokasi dan Waktu Penelitian dalam pelaksanaan ibadah Anak
Lokasi penelitian dilaksanakan Sekolah Minggu. Dengan teknik ini
di HKBP Maranatha Payung Sekaki Jl. diharapkan peneliti dapat memperoleh
Rawa Indah no. 15. Alasan mengapa informasi yang lengkap. Informan yang
peneliti memilih HKBP Maranatha digunakan diantaranya adalah anak
sebagai lokasi penelitian adalah karena sekolah minggu, guru-guru sekolah
HKBP Maranatha merupakan satu- minggu, serta orangtua anak Sekolah
satunya gereja yang memiliki ibadah Minggu.
Sekolah Minggu yang berbeda dengan Jumlah seluruh anak sekolah
10 cabang Sekolah Minggu yang ada di mingu di HKBP Maranatha adalah ±200
Ressort Sukajadi. Sekolah Minggu orang. Sedangkan guru sekolah Minggu
HKBP Maranatha menggunakan Bahasa berjumlah 11 orang. Penulis
Batak di dalam ibadah yang mewawancarai guru Sekolah Minggu
dilaksanakan satu kali di setiap akhir berdasarkan kriteria guru yang telah
bulan. mengajar sejak tahun 2008 dimana
Sedangkan untuk waktu Bahasa Batak Toba telah digunakan di
penelitian dilaksanakan sejak Juli 2014 dalam ibadah anak Sekolah Minggu.
– Mei 2015.
Objek Penelitian
Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini
Subjek dalam penelitian ini adalah penggunaan bahasa Batak di
adalah 10 orang anak sekolah Minggu, dalam pelaksanaan ibadah anak Sekolah
4 orang guru Sekolah Minggu, dan juga Minggu HKBP Maranatha Payung
2 orang sintua sekolah Minggu. Data Sekaki.
dan informasi dikumpulkan, dilakukan
secara wawancara yang mendalam
Jenis dan Sumber Data Penelitian
disamping observasi dan dokumentasi. Data dalam penelitian kualitatif
Dalam penelitian ini pemilihan adalah data yang berbetuk kata-kata,
informan menggunakan teknik kalimat-kalimat, atau narasi-narasi
purposive sampling, yakni sampel (dalam Kriyantono, 2006:43). Dalam
diambil berdasarkan pertimbangan

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 6


penelitian ini penulis mengumpulkan wawancara semi terstruktur. Peneliti
data-data terdiri dari : mengajukan pertanyaan-pertanyaan
a. Data Primer (Primary Data) secara lebih bebas dan leluasa, tanpa
Dalam penelitian ini, peneliti terikat oleh suatu susunan pertanyaan
memperoleh data primer melalui yang telah dipersiapkan sebelumnya.
wawancara langsung dengan Dengan teknik ini, wawancara dapat
anak sekolah Minggu, guru- berlangsung luwes; arahnya bisa lebih
guru sekolah Minggu, dan juga terbuka, percakapan tidak membuat
sintua sekolah Minggu HKBP jenuh kedua belah pihak, sehingga
Maranatha. diperoleh informasi yang lebih kaya
b. Data Sekunder (Secondary (Patilima, 2005: 75). Teknik wawancara
Data) ini dilakukan untuk memperoleh
Data sekunder yang dimaksud gambaran yang objektif tentang
bersumber dari buku-buku penggunaan bahasa batak di dalam
referensi yang berhubungan ibadah anak sekolah minggu.
dengan penelitian serta sumber-
sumber lainnya, seperti
dokumentasi dan data-data Dokumentasi
penelitian sebelumnya. Dokumentasi secara arti kata
adalah pengumpulan bukti-bukti dan
Teknik Pengumpulan Data keterangan yang berkaitan dengan
Secara garis besar, dalam masalah yang diteliti (Amran, 1996:
penelitian ini peneliti menggunakan 166). Teknik ini digunakan untuk
tiga bentuk teknik pengumpulan data menganalisa data-data relevan yang
yang terdiri dari: diperoleh di lapangan. Data diperoleh
dari penelaahan terhadap kegiatan yang
Observasi (Pengamatan) ada di Sekolah Minggu HKBP
Observasi merupakan Maranatha.
pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala atau Teknik Analisa Data
fenomena yang diselidiki (Marzuki, Penelitian ini menggunakan
2000: 62). Data yang didapat melalui metode penelitian kualitatif, dimana
observasi atau pengamatan langsung, analisis data dalam penelitian kualitatif
terdiri dari perincian tentang kegiatan, dilakukan pada saat pengumpulan data
perilaku, tindakan serta juga berlangsung dan setelah selesai
keseluruhan kemungkinan interaksi pengumpulan data dalam periode
interpersonal dan proses penataan yang tertentu. Pada saat wawancara, peneliti
merupakan bagian dari penggunaan sudah melakukan analisis terhadap
bahasa batak di dalam ibadah anak jawaban yang diwawancarai. Bila
sekolah minggu. jawaban yang diwawancarai setelah
dianalisis terasa belum memuaskan,
Wawancara maka peneliti akan melanjutkan
Wawancara merupakan cara pertanyaan lagi sampai tahap tertentu,
pengumpulan data dengan jalan tanya sampai diperoleh data yang dianggap
jawab, yang dikerjakan secara kredibel.
sistematis dan berlandaskan pada tujuan Untuk menganalisa data-data
penelitian (Marzuki, 2000: 62). Jenis yang diperoleh, baik itu berupa
wawancara yang digunakan adalah dokumen maupun wawancara, peneliti

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 7


menggunakan teknik analisa data data-data yang dapat
berdasarkan siklus yang dilukiskan oleh dipertanggungjawabkan
Huberman dan Miles
HASIL PENELITIAN
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam kegiatan penelitian Penelitian ini akan membahas
kualitatif, objektivitas dan keabsahan mengenai etnografi komunikasi di
data penelitian dilakukan dengan dalam ibadah anak sekolah Minggu
melihat reliabilitas dan validitas data Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)
yang diperoleh. Pemeriksaan keabsahan Maranatha Kecamatan Payung Sekaki,
data dilakukan dengan dua cara sebagai dimana di dalam pelaksanaan ibadah
berikut: tersebut, terdapat adanya penggunaan
bahasa daerah Batak Toba. Ibadah anak
Perpanjangan Keikutsertaan sekolah Minggu HKBP Maranatha
Keikutsertaan peneliti sangat dengan menggunakan bahasa daerah
menentukan kualitas dan keabsahaan Batak Toba diadakan setiap akhir bulan.
dalam proses pengumpulan data. Pengguanaan bahasa Batak melibatkan
Perpanjangan keikutsertaan peneliti seluruh aspek kegiatan ibadah, mulai
akan meningkatkan derajat kepercayaan dari tata acara, pengucapan doa
data yang dikumpulkan karena dengan berbahasa batak, hingga lagu-lagu
perpanjangan keikutsertaannya dapat pujian yang juga menggunakan bahasa
menguji ketidak benaran infornasi yang Batak. Penelitian etnografi komunikasi
diterima. Maksud perpanjangan dalam ibadah ibadah anak sekolah
keikutsertaan adalah memungkinkan Minggu HKBP Maranatha Kecamatan
peneliti terbuka terhadap pengaruh Payung difokuskan pada bagaimana
ganda, yaitu faktor-faktor kontekstual peristiwa komunikasi yang terjadi
dan pengaruh bersanma peneliti dan selama adanya penggunaan bahasa
subjek yang skhirnya mempengaruhi daerah Batak Toba di dalam ibadah
fenomena yang diteliti. anak sekolah Minggu yang dilihat
(Moleong,2005:327) melalui bagaimana situasi, peristiwa
dan tindak komunikatif yang terjadi di
Triangulasi dalamnya.
Triangulasi adalah teknik Penelitian diadakan di Gereja
pemerikasaan keabsahan data yang HKBP Maranatha yang beralamat di
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar Jalan Rawa Indah no. 15, Kecamatan
data itu untuk keperluan pengecekan Payung Sekaki. Data penelitian adalah
atau pembanding terhadap data tersebut berupa pengamatan selama pelaksanaan
(Moleong, 2005:327). Teknik ibadah sekolah Minggu yang
triangulasi yang paling sering dilaksanakan pada hari Minggu tanggal
digunakan adalah pemeriksaan melalui 26 Oktober 2014, 30 November 2014,
sumber lain. Dalam kaitannya dengan dan 25 Januari 2015 dimana data
penelitian ini, keabsahan data diambil selama ibadah sekolah Minggu
merupakan penyusunan data dari hasil berlangsung yang dimulai pada pukul
penelitian (observasi) dengan hasil 07.15 WIB sampai selesai. Selain itu
wawancara dan isi suatu dokumen yang peneliti juga mewawancarai guru
berkaitan sehingga dengan langkah sekolah Minggu, anak sekolah Minggu
tersebut penyusunan data yang dan pengurus gereja untuk mendapatkan
dilakukan berupaya untuk mendapatkan data tambahan.

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 8


Setelah mendapatkan data mentah ini memang digunakan untuk tempat
berupa rekaman dan dokumentasi, melaksanakan kegiatan ibadah setiap
kemudian data tersebut diklasifikasikan hari Minggu ataupun hari lain. Bukan
berdasarkan peristiwa komunikasi yang hanya diperuntukkan bagi pelaksanaan
terjadi selama ibadah anak sekolah ibadah anak sekolah Minggu saja,
Minggu HKBP Maranatha berupa namun bagi seluruh kegiatan ibadah
tindak tutur komunikasi yang yang dilaksanakan jemaat seperti ibadah
dikemukakan oleh Kuswarno, 2008 : 42 pagi dan ibadah siang bagi jemaat yang
- 47 yaitu: (1) situasi komunikatif, (2) sudah dewasa.
peristiwa komunikatif dan (3) tindak Bahasa daerah Batak Toba akan
komunikatif. Kegiatan ibadah anak digunakan selama ibadah berlangsung.
sekolah Minggu ini dilaksanakan secara Namun terkadang, bahasa Indonesia
langsung dan melibatkan seorang juga digunakan untuk memudahkan
pemimpin ibadah (sintua), seorang guru penyampaian pesan atau perintah
sekolah Minggu yang bertindak sebagai kepada anak-anak sekolah Minggu yang
pembawa acara/ MC, seorang pemain kurang paham akan bahasa Batak Toba.
keyboard, sembilan orang guru sekolah Penggunaan bahasa Batak dalam ibadah
Minggu sebagai pengawas ibadah, dan anak sekolah Minggu mencakup tata
anak-anak sekolah Minggu. ibadah, pembacaan doa, nyanyian, dan
Sesuai dengan apa yang dibahas juga isi khotbah.
sebelumnya, maka peneliti hanya akan Situasi yang tercipta selama
mengkaji unit-unit komunikasi di dalam ibadah dengan menggunakan bahasa
etnografi komunikasi yang daerah Batak Toba tidak sekondusif
dikemukakan oleh Hymes yaitu terdiri situasi selama ibadah berbahasa
dari situasi komunikatif, peristiwa Indonesia. Situasi yang tidak kondusif
komunikatif, dan tindakan komunikatif ini tercipta karena anak-anak sekolah
yang terjadi di dalam ibadah anak Minggu kurang atau bahkan tidak
sekolah Minggu Huria Kristen Batak memiliki kemampuan yang cukup
Protestan (HKBP) Maranatha dalam berbahasa Batak sehingga
Kecamatan Payung Sekaki.Situasi mereka kebingungan saat harus
Komunikatif dalam Ibadah Sekolah mengikuti ibadah bahasa Batak.
Minggu Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP) Maranatha
Peristiwa Komunikatif Dalam
Situasi komunikatif merupakan
Ibadah Sekolah Minggu Huria
konteks terjadinya komunikasi. Hymes
Kristen Batak Protestan (HKBP)
mendeskripsikan situasi tutur sebagai
Maranatha Kecamatan Payung
situasi yang dihubungkan dengan (atau
Sekaki
ditandai dengan ketiadaan) bahasa.
Peristiwa komunikatif,
Hymes (dalam Ibrahim, 1994:267).
merupakan unit dasar untuk tujuan
Situasi komunikatif yang dapat
deskriptif. Sebuah peristiwa tertentu
dilihat di dalam pelaksanaan ibadah
didefinisikan sebagai keseluruhan
anak sekolah Minggu HKBP Maranatha
perangkat komponen yang utuh, yang
adalah situasi dalam konteks layanan
melibatkan partisipan yang sama, yang
keagamaan (religious service). Ibadah
secara umum menggunakan varietas
sekolah Minggu dilaksanakan di dalam
bahasa yang sama untuk berinteraksi,
gedung Gereja HKBP Maranatha
dalam setting yang sama.
Payung Sekaki yang beralamat di jalan
Untuk menganalisis peristiwa
Rawa Indah nomor 15. Gedung gereja
komunikatif di dalam ibadah anak

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 9


sekolah Minggu HKBP Maranatha, C. Fungsi dan Tujuan dari
maka akan dilihat dari beberapa Ibadah Anak Sekolah Minggu
komponen yaitu: tipe komunikatif, HKBP Maranatha
topik, fungsi atau tujuan, setting, Secara khusus, fungsi
partisipan termasuk usia, bentuk pesan penggunaan bahasa daerah Batak Toba
seperti bahasa yang digunakan, isi pesan di dalam pelaksanaan ibadah Sekolah
dan urutan tindakan, serta kaidah Minggu HKBP Maranatha adalah untuk
interaksi dan norma interprestasi. mempertahankan eksistensi bahasa
Analisis komponen-komponen tersebut daerah Batak Toba sebagai bahasa
diharapkan dapat menelaah bagaimana pengantar dalam ibadah yang
sebuah penggunaan bahasa batak di dilaksanakan di gereja HKBP.
dalam ibadah anak sekolah Minggu di
HKBP Maranatha sebagai peristiwa D. Setting pada Ibadah
komunikatif. Sekolah Minggu HKBP
A. Genre atau Tipe peristiwa Maranatha
Tipe peristiwa dapat berbentuk Setting merupakan penataan
lelucon, cerita, ceramah, salam, dan tempat khusus yang digunakan oleh
percakapan (dalam Kuswarno,2008: para pelaku budaya, berikut
42,43). Ibadah anak sekolah Minggu perlengkapan, dan ukuran ruang. Setting
HKBP Maranatha termasuk dalam tipe meliputi waktu, lokasi, dan ruang atau
peristiwa cerita dan percakapan yang aspek fisik dari ruangan teresebut. Letak
berlangsung selama ibadah sekolah sebuah peristiwa komunikatif
Minggu di gereja HKBP Maranatha. berlangsung disebut lokasi. Waktu
sangat menentukan terjadinyaa
peristiwa. Ruang merupakan acuan
B. Genre atau Tipe peristiwa sebuah peristiwa komunikatif terjadinya
Tipe peristiwa dapat berbentuk yang dilakukan oleh para pelaku
lelucon, cerita, ceramah, salam, dan budaya.
percakapan (dalam Kuswarno,2008: Ibadah anak sekolah Minggu
42,43). Ibadah anak sekolah Minggu HKBP Maranatha dilaksanakan di
HKBP Maranatha termasuk dalam tipe dalam gereja HKBP Maranatha setiap
peristiwa cerita dan percakapan yang akhir bulan. Alasan mengapa
berlangsung selama ibadah sekolah dilaksanakan setiap akhir bulan adalah
Minggu di gereja HKBP Maranatha. agar dapat mempermudah guru sekolah
Ibadah sekolah Minggu di HKBP Minggu maupun anak sekolah Minggu
Maranatha merupakan satu kesatuan dalam mengingat jadwal penggunaan
konsep tata acara yang mengikuti bahasa Batak.
susunan atau urutan acara yang telah
ditetapkan oleh pusat gereja HKBP
yang berada di Pearaja Taurutung. E. Partisipan dalam Ibadah
Dengan tujuan agar pelaksanaan Ibadah Sekolah Minggu HKBP
tertata dengan baik, maka dalam Marantha
pelaksanaan ibadah digunakanlah buku Partisipan yang terlibat dalam
Agenda yang didalamnya telah ibadah sekolah Minggu HKBP
mencakup urutan tata ibadah mulai dari Maranatha adalah anak-anak sekolah
awal hingga akhir acara. Minggu, guru sekolah Minggu, sintua,
dan keyboardist. Anak sekolah Minggu
yang ada di HKBP Maranatha rata-rata

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 10


berjumlah 200 anak dalam sekali komunikasi dan interaksi dengan
ibadah. Umur anak-anak tersebut mulai manusia-manusia lainnya semua
dari 3 tahun sampai dengan 13 tahun. kebutuhan akan terpenuhi dan tujuan
pun akan tercapai. Begitu juga dalam
F. Bentuk Pesan dalam satu komunitas budaya, apabila tiap
Ibadah Sekolah Minggu individunya tidak berinteraksi dan
HKBP Maranatha berkomunikasi mustahil akan tercapai
Ibadah sekolah Minggu HKBP tujuannya.
Maranatha merupakan bentuk pesan Interaksi yang terjadi selama
verbal dan didukung oleh pesan non ibadah sekolah Minggu adalah antara
verbal. Pesan verbal disampaikan sintua, guru sekolah Minggu dan juga
langsung oleh sintua dan juga guru anak sekolah Minggu. Dalam
sekolah Minggu. Pesan yang pelaksanaan ibadah, sintua memiliki
disampaikan seperti ajakan untuk posisi tertinggi dan merupakan orang
bernyanyi, berdoa, ataupun pesan yang lebih tua dibandingkan guru
mengenai isi alkitab yang mengajarkan sekolah Minggu.
anak untuk berbuat baik yang J. Norma-Norma Interpretasi
disampaikan di dalam kotbah. Interprestasi merupakan apa
yang di pandang sebagai sesuatu yang
tersirat mencakup upaya memahami apa
G. Isi Pesan dalam Ibadah yang di sampaikan di luar apa yang ada
Sekolah Minggu HKBP dalam kata-kata actual (Kuswarno,
Maranatha 2008). Komponen interprestasi harus
Isi pesan merupakan hal-hal yang bisa memberikan semua informasi lain
disampaikan oleh komunikator kepada mengenai masyarakat tutur dan
komunikan. Apa yang dikomunikasikan kebudayaan untuk memahami peristiwa
antara komunikator dengan komunikatif.
komunikannya sangat tergantung dari Defenisi etnografi komunikasi
waktu, tempat, peristiwa yang sedang di secara sederhana adanya pengkajian
alami oleh kebudayaan. Isi pesan yang peranan bahasa dalam perilaku
disampaikan dalam ibadah sekolah komunikasi suatu masyarakat, yaitu
Minggu HKBP Maranatha adalah cara-cara bagaimana bahasa
cerita-cerita dari Alkitab yang dipergunakan dalam masyarakat yang
mengajarkan agar anak-anak dapat berbeda-beda kebudayaannya (Ibid,
berbuat baik sesuai dengan perintah dari dalam Kuswarno, 2008 : 208-209).
Tuhan dan memiliki iman yang lebih Norma yang terdapat di dalam
tumbuh berkembang. ibadah sekolah Minggu yang terlaksana
di HKBP Maranatha terlihat dari nilai-
H. Kaidah Interaksi (rules of nilai agama, kedisiplinan, kesopanan
interaction) dalam Ibadah Sekolah dan ketaatan.
Minggu HKBP Maranatha Norma-
norma Interprestasi Tindak Komunikatif dalam Ibadah
Komunikasi adalah interaksi, Sekolah Minggu HKBP Maranatha
dimana yang menghubungkan setiap
manusia adalah komunikasi. Pada saat Tindakan Komunikatif merupakan
kita berinteraksi dengan orang lain pasti bentuk perintah, pernyataan,
akan menciptakan sebuah komunikasi, permohonan dan perilaku nonverbal.
baik verbal maupun nonverbal. Melalui Bentuk perintah dan pernyataan yang

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 11


ada dalam ibadah sekolah Minggu Situasi komunikatif merupakan
HKBP Maranatha disampaikan oleh setting umum. Setting memegang
guru sekolah Minggu dan juga sintua. peranan penting untuk terjadinya situasi
Bentuk perintah, pernyataan dan komunikatif agar konteks terjadinya
permohonan tersebut berupa ajakan komunikasi dapat terwujud dari
untuk bernyanyi, berdoa, berdiri, komunitas suatu budaya atau
membaca alkitab, dan memberikan masyarakat dalam peristiwa komunikasi
persembahan. (Ibrahim, 2008:36). Situasi komunikatif
yang dapat dilihat di dalam pelaksanaan
Pembahasan ibadah anak sekolah Minggu HKBP
Dari deskripsi hasil penelitian Maranatha adalah situasi dalam konteks
diatas, maka penulis akan membahas layanan keagamaan (religious service).
secara keseluruhan mengenai “Etnografi Ibadah sekolah Minggu dilaksanakan di
Komunikasi dalam Pelaksanaan Ibadah gereja HKBP Maranatha yang
Sekolah Minggu HKBP Maranatha beralamat di Jalan Rawa Indah nomor
Kecamatan Payung Sekaki”. 15. Ibadah akan dimulai pada pukul
Pembahasan hasil penelitian 7.15 dan selesai pada pukul 8.15.
dimaksudkan untuk menunjukan Khusus untuk ibadah berbahasa Batak
analisis peneliti berdasarkan hasil yang diteliti di dalam penelitian ini,
penelitian dan mengacu pada landasan ibadah hanya dilaksanakan sekali dalam
teoritis yang digunakan yaitu teori sebulan, yaitu dilaksanakan pada akhir
etnografi komunikasi. bulan.
Etnografi pada dasarnya adalah
kegiatan peneliti untuk memahami cara Peristiwa komunikatif
orang-orang berinteraksi dan bekerja Bahasa dan komunikasi
sama melalui fenomena dalam merupakan produk dan interaksi suatu
kehidupan sehari-hari. Etnografi kelompok masyarakat, sehingga setiap
komunikasi memandang komunikasi kelompok akan memiliki pola
sebagai proses sirkuler dan dipengaruhi komunikasi yang berbeda dengan
oleh sosiokultural tempat komunikasi kelompok lain. Peristiwa komunikatif,
itu berlangsung. Untuk mendeskripsikan merupakan unit dasar untuk tujuan
dan menganalisis komunikasi dalam deskriptif. Sebuah peristiwa tertentu
etnografi komunikasi diperlukan didefinisikan sebagai keseluruhan
pemahaman mengenai unit-unit diskrit perangkat komponen yang utuh, yang
aktivitas komunikasi yang memiliki melibatkan partisipan yang sama, yang
batasan-batasan yang bisa diketahui. secara umum menggunakan varietas
Hymes mengemukakan ada tiga unit bahasa yang sama untuk berinteraksi,
diskrit aktivitas komunikasi yaitu dalam setting yang sama. Hymes
situasi, peristiwa, dan tindak (Kuswarno,2008: 41).
komunikasi (Kuswarno, 2008 : 41).
Tindak komunikatif
Situasi Komunikatif Tindakan Komunikatif merupakan
Situasi komunikatif merupakan bentuk perintah, pernyataan,
konteks terjadinya komunikasi. Hymes permohonan dan perilaku nonverbal.
mendeskripsikan situasi tutur sebagai Bentuk perintah dan pernyataan yang
situasi yang dihubungkan dengan (atau ada dalam ibadah sekolah Minggu
ditandai dengan ketiadaan) bahasa. HKBP Maranatha disampaikan oleh
Hymes (dalam Ibrahim, 1994:267). guru sekolah Minggu dan juga sintua.

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 12


Bentuk perintah, pernyataan dan partisipan yang terdiri dari anak
permohonan tersebut berupa ajakan sekolah Minggu, gutu sekolah
untuk bernyanyi, berdoa, berdiri, Minggu, sintua, dan keyboardist
membaca alkitab, dan memberikan akan berada di posisi yang sudah
persembahan. ditentukan. Di dalam ibadah
sekolah Minggu, pesan
Kesimpulan disampaikan dalam dua bentuk,
yaitu bentuk pesan verbal yang
Berdasarkan penelitian yang penulis disampaikan secara langsung oleh
lakukan menggunakan metode guru sekolah Minggu ataupun
wawancara mendalam, observasi dan sintua di dalam kotbah ataupun
dokumentasi. Maka penulis membuat saat ibadah berlangsung dan pesan
kesimpulan sebagai berikut. non verbal yang terlihat pada saat
1. Situasi Komunikatif dalam ibadah guru menyuruh anak sekolah
sekolah Minggu HKBP Maranatha Minggu untuk berdoa,diam
Kecamatan Payung sekaki ataupun berupa posisi berdiri di
merupakan sebuah kegiatan layanan dalam acara tertentu yang
keagamaan (religius service) yang bertujuan untuk menyatakan
dikhususkan bagi anak-anak yang kesiapan anak dalam mengikuti
berumur 3-13 tahun dimana ibadah ibadah. Isi pesan dalam ibadah
ini menggunakan bahasa daerah adalah mengenai cerita-cerita dari
Batak Toba sebagai bahasa pengantar Alkitab yang mengajarkan anak
yang hanya dilaksanakan setiap akhir untuk dapat berbuat baik dan juga
bulan. Namun, situasi ibadah dengan taat pada perintah-perintah Tuhan.
bahasa daerah Batak Toba kurang Urutan tindak atau tata cara
kondusif dan kurang diminati oleh pelaksanaan ibadah dilaksanakan
anak-anak sekolah Minggu jika dengan mengikuti aturan dalam
dibandingkan dengan ibadah dengan buku agenda sekolah Minggu.
bahasa Indonesia. Kaidah interaksi dalam
2. Peristiwa Komunikatif dalam pelaksanaan ibadah yaitu masing-
ibadah sekolah Minggu HKBP masing partisipan harus saling
Maranatha meliputi tipe menghormati satu sama lain.
peristiwa berupa percakapan dan Khususnya bagi anak sekolah
juga berita dimana topik yang Minggu, mereka diharusnya
dibahas adalah seputar cerita- mematuhi perintah dari bapak ibu
cerita yang ada di dalam Alkitab. guru sekolah Minggu dan juga
Fungsi dari ibadah sekolah sintua. Norma interpretasi yang
Minggu yang menggunakan terdapat dalam ibadah sekolah
bahasa daerah Batak Toba sebagai Minggu adalah nilai agama, nilai
bahasa pengantar adalah agar kedisiplinan, nilai kesopanan dan
bahasa Batak tetap lestari dan nilai ketaatan.
tetap terjaga penggunaannya dan
agar anak-anak sekolah Minggu 3. Tindak Komunikatif dalam ibadah
juga terbiasa dengan ibadah sekolah Minggu HKBP Maranatha
berbahasa Batak. Setting meliputi yaitu guru sekolah Minggu yang
waktu pelaksanaan Ibadah sekolah bertugas sebagai pembawa acara
Minggu yaitu hanya diadakan bertindak sebagai pengatur
pada akhir bulan dimana pelaksanaan ibadah sehingga

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 13


pembawa acara dituntut untuk mengerti dengan apa yang mereka
memiliki ketrampilan dalam dengar dan baca.
berkomunikasi agar dapat menarik
perhatian anak sekolah Minggu. DAFTAR PUSTAKA
Guru sekolah Minggu yang
Amran, Y.S Chaniago. 1996. Kamus
bertugas sebagai pengawas ibadah
Lengkap Bahasa Indonesia.
bertindak untuk memberikan
Bandung: Pustaka Setia.
penjelasan kepada anak sekolah
Berybe, Hendryk. 1984. Sikap Etis
Minggu jika pesan yang
Dalam Berbahasa : Suatu
disampaikan oleh pembawa acara
Persoalan. Yogyakarta.
kurang dimengerti. Sintua bertindak
Cangara, Hafield. 2005. Pengantar Ilmu
untuk menyampaikan isi pesan
Komunikasi. Jakarta : Raja
melalui kotbah dan juga ajakan
Grafindo Persada.
untuk membaca doa atau Alkitab,
Cassirer, Ernest. 1983. Manusia dan
sedangkan anak sekolah Minggu
Kebudayaan. Jakarta :
bertindak sebagai pendengar dan
Gramedia.
pelaksana pesan yang disampaikan. Departemen Sekolah Minggu HKBP .
Saran 2011. Kebijakan Dasar Sekolah
Minggu. Pearaja : Departemen
1. Melihat kurangnya pemahaman Sekolah Minggu HKBP.
anak sekolah Minggu terhadap Effendy, Uchjana Onong, 2003, Ilmu
bahasa daerah Batak Toba, maka Komunikasi Teori dan Praktek.
peneliti merasa perlu adanya peran Bandung : Remaja
serta dari orangtua sebagai tenaga Rosdakarya.
pengajar di rumah. Jika bahasa Faisal, Sanapiah. 1995. Format-format
Batak diajarkan dengan baik oleh Penelitian Sosial. Jakarta: Raja
orangtua di rumah, maka anak-anak Grafindo Persada.
tentunya akan lebih mampu untuk Halim, Amran (ed). 1976. Politik
mengikuti ibadah berbahasa daerah Bahasa Nasional I. Jakarta:
Batak Toba dengan baik. Pusat Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa.
2. Untuk dapat semakin membiasakan Hasibuan, Ricky Pramono. 2011.
anak-anak sekolah Minggu dengan Analisa Teologis Tentang Ibadah
ibadah berbahasa daerah Batak yang Sejati.
Toba, guru bisa menambahkan http://agama.kompasiana.com/2011/02/
jadwal penggunaan bahasa daerah 05/ibadah-yang-sejati-338073.html.
di dalam ibadah dari satu kali (Diakses : Selasa, 1 Juli 2014. 00:14 )
dalam sebulan menjadi dua kali Hutagalung, WH. 1991. Pustaka Batak.
dalam sebulan. Tulus Jaya.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik
3. Untuk menambah pemahaman dan
Praktis Riset Komunikasi. Jakarta
pengertian anak sekolah Minggu,
: Kencana Media Group.
maka peneliti menyarankan agar
Marzuki. 2000. Metodologi Riset.
buku agenda berbahasa Batak yang
Yogyakarta: BPFE-UII.
dibagikan juga dilengkapi dengan
Moleong, Lexy J. 2005. Metode
terjemahan bahasa Indonesia
Penelitian Kualitatif. Bandung:
sehingga anak sekolah Minggu
Remaja Rosdakarya.
dapat lebih memahami dan

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 14


Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi Simbolon, Eldarton. 2010. Umpama
Penelitian Kualitatif. Bandung: dan Umpasa Batak Toba.
Remaja Rosda Karya. Cileles Makmur Jaya.
_______, Deddy. 2002. Ilmu Subagyo, P. Joko. 1991. Metode
Komunikasi Suatu Pengantar. Penelitian Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosda Karya. Jakarta: Rineka Cipta.
Mustansyir, Rizal. 1998. Filsafat Sugiarto. 2003. Teknik Sampling.
Bahasa – Aneka Masalah Arti dan Jakarta
Upaya Pemecaahannya. Jakarta : : Gramedia.
PT. Prima Karya. Tim Penyusun Kamus. 2002. Kamus
Pace, R. Wayne dan Faules. F. Don. Besar Bahasa Indonesia. Ed. 3. –
2005. Komunikasi Organisasi: cet 2. Jakarta: Balai Pustaka.
Strategi Meningkatkan Kerja Tinambunan, W.E. 2002. Metode
Perusahaan. Bandung: PT. Rosda Penelitian Komunikasi. Pekanbaru
Karya. : Sinar Kelesan.
Partanto, Pius A dan M. Dahlan Al Umar, Husein. 2002. Metode Riset
Barry. 1994. Kamus Ilmiah Komunikasi Organisasi. Jakarta :
Populer. Surabaya: Angkasa. Pustaka Utama.
Patilima, Hamid. 2005. Metode Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu
Penelitian Kualitatif. Bandung: Komunikasi. Jakarta : Gramedia
Alfabeto. Widiasarana Indonesia.
Rakhmat, J. 2004. Metode Penelitian
Komunikasi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Riswadi. 2009. Ilmu Komunikasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ruslan, Rosady. 2004. Metode Penelitin
Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 15

You might also like