You are on page 1of 10

KOMUNIKASI RITUAL TARAWANGSA DAN JENTRENG

(Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Komunikasi Ritual Pertunjukkan Kesenian


Tarawangsa dan Jentreng di Masyarakat Rancakalong Kabupaten Sumedang)

Reska Trianti
NIM. 41813127

Ilmu Komunikasi Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Komputer Indonesia Bandung

Email : reretrianti@gmail.com

Abstract
This research was conducted to explain in detail about Ritual Communication in Tarawangsa
and Jentreng Arts at Rancakalong Community of Sumedang Regency. The focus of the problem is
devided into the sub-micro issues of communicative situations, communicative events, and
communicative actions in Arts of Tarawanga and Jentreng.
The results showed that Rancakalong Community use Buhun Sundanese language as a
communication media. Communicative Situation in Tarawangsa and Jentreng Arts Show was held at
Rancakalong Tourism Village with spesific part inside which is sacred and as a place to interact
Rancakalong community. Communicative Events in Tarawangsa and Jentreng Arts Show is a special
ritual-shaped celebration that was initiated from ancestral customs as a form of gratitude to Allah and
a form of respect to Nyai Pohaci, while the Communicative Actions contained in Tarawangsa and
Jentreng Art Performances is this art must continue to be done in order to gain blessings.

Keyword: Ethnography Communication, Communication Activity, Communicative Situation,


Communicative Events, Communicative Acts, Tarawangsa and Jentreng Art Performances.

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan secara terperinci mengenai Komunikasi Ritual dalam
Kesenian Tarawangsa dan Jentreng di Masyarakat Rancakalong Kabupaten Sumedang. Fokus masalah
tersebut peneliti bagi ke dalam sub-sub masalah mikro yaitu situasi komunikatif, peristiwa komunikatif,
dan tindakan komunikatif dalam Kesenian Tarawanga dan Jentreng.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Rancakalong menggunakan Bahasa Sunda
Buhun (halus) sebagai alat komunikasinya. Situasi Komunikatif dalam Pertunjukkan Kesenian
Tarawangsa dan Jentreng bertempat di Desa Wisata Rancakalong dengan bagian khusus didalamnya
yang bersifat sakral dan sebagai tempat berinteraksi masyarakat Rancakalong. Peristiwa Komunikatif
dalam Pertunjukkan Kesenian Tarawangsa dan Jentreng yaitu perayaan berbentuk acara ritual khusus
yang bermula dari kebiasaan nenek moyang sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah dan bentuk
penghormatan kepada Nyai Pohaci, sedangkan Tindakan Komunikatif yang terdapat dalam
Pertunjukkan Kesenian Tarawangsa dan Jentreng yaitu kesenian ini harus terus dilakukan agar
mendapatkan keberkahan.

Kata kunci : Etnografi Komunikasi, Aktivitas Komunikasi, Situasi Komunikatif, Peristiwa


Komunikatif, Tindakan Komunikatif, Pertunjukkan Kesenian Tarawangsa dan Jentreng.

1
I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

mencoba menyampaikan pesan dengan


Tarawangsa dan jentreng menggunakan simbol yang khas yaitu
merupakan salah satu kesenian yang bahasa Sunda Buhun yang penggunaan
masuk dalam komunikasi ritual dan bahasanya hanya ada ditingkatan
dilaksanakan di Desa Wisata masyarakat sekitar.
Rancakalong yang memunculkan aspek Sunda Buhun merupakan bahasa
budaya dan di dalamnya terdapat banyak jaman dahulu (bahasa halus) yang dalam
simbol-simbol komunikasi sebagai masyarakat Sunda tujuan penggunaan
bahasa yang digunakan. Bagi masyarakat bahasa tersebut yaitu untuk
Rancakalong, seni tarawangsa dan berkomunikasi, berinteraksi, menasehati
jentreng merupakan bagian yang tidak dirinya sendiri dan juga orang lain. Hal
dapat dipisahkan dari kehidupannya, tersebut bertujuan untuk melakukan
sebab kesenian tersebut adalah alat hubungan dengan Tuhan dan hubungan
komunikasi untuk menyampaikan pesan- dengan manusia. Sunda Buhun ini akan
pesan tertentu. Berdasarkan pra riset yang terdengar seperti peribahasa yang halus
telah peneliti lakukan, peneliti dalam bahasa Sunda.
memperoleh data melalui pengamatan Pertunjukkan kesenian ini sangat
sementara dan wawancara dengan menarik untuk di teliti. Karena dalam
narasumber bernama Abah Oting Keset setting alamiahnya, pertunjukkan
yang mengatakan: kesenian tarawangsa mengandung unsur-
“tarawangsa sinareng jentréng téh unsur komunikasi yang di kemas dalam
nyaéta tradisi anu kedah dilakonan ku suatu budaya dan tradisi di lingkungan
urang sadaya, khususna anu aya di masyarakat tersebut. Pada konteks ini
Rancakalong anu mangrupa pola interaksi antarmanusia akan muncul
dimaénkeuna tarawangsa sareng melalui perilaku, ide, atau gagasan
jentréng ogé tari babarengan pikeun melalui lambang atau simbol karena
ngucapkeun rasa syukur ka Gusti Allah potensi perilaku akan memunculkan
anu masihan kanikmatan sarta kasenian potensi komunikasi, begitupun
ieu ogé ngandung papatah atawa naséhat sebaliknya.
keur kahirupan urang” (tarawangsa dan Tarawangsa dan jentreng
jentreng itu semacam tradisi yang merupakan jenis tradisi seni pertunjukan
dilakukan oleh masyarakat disini.yaitu dalam masyarakat Sunda di provinsi Jawa
dengan memainkan alat musik Barat. Khususnya pada masyarakat
tarawangsa dan jentreng juga menari Sunda saat ini, kesenian ini masih
bersama-sama guna mengucapkan rasa terdapat di tiga kabupaten di Jawa Barat,
syukur kepada Allah yang telah yaitu Sumedang, Bandung dan
memberikan kenikmatan, dan Tasikmalaya, serta satu kabupaten di
didalamnya juga ada pepatah atau nasihat provinsi Banten, yaitu pada masyarakat
untuk hidup). Baduy di kabupaten Lebak.
Melalui pertunjukkan kesenian Budaya dan komunikasi seperti dua
tarawangsa dan jentreng masyarakat sisi mata yang tidak dapat dipisahkan.

2
Bahwasanya, budaya diciptakan, Engkus Kuswarno juga mengemukakan
dibentuk, dikonstruksikan dan dipelajari tentang mendeskripsikan dan
dalam suatu lingkungan akan terjadi menganalisis etnografi komunikasi
melalui komunikasi; sebaliknya praktek- memerlukan pemahaman-pemahaman
praktek komunikasi diciptakan dan mengenai unit-unit diskrit aktivitas
dibentuk melalui budaya. komunikasi. Unit-unit tersebut adalah
Pertunjukkan kesenian tarawangsa situasi komunikatif, peristiwa
dan jentreng ini menghasilkan suatu komunikatif dan tindakan komunikatif.
interaksi atau komunikasi antara para (Kuswano, 2008 : 41)
pemain kesenian serta orang-orang yang Situasi komunikatif disini adalah
melakukan tarian sampai akhirnya konteks terjadinya komunikasi itu
masyarakat akan ikut serta dalam sendiri. Situasi yang sama dapat
pertunjukkan tersebut. Hal ini erat mempertahankan konfigurasi umum yang
kaitannya dengan studi etnografi konsisten dalam aktivitas yang sama yang
komunikasi. terdapat dalam komunikasi yang sedang
Etnografi komunikasi berlangsung atau terjadi, meskipun
memfokuskan perhatian pada perilaku terdapat divertasi dalam interaksi yang
komunikasi dalam suatu tema terjadi disana. Peristiwa komunikatif atau
kebudayaan tertentu yang dalam hal ini keseluruhan perangkat komponen yang
adalah pertunjukkan kesenian tarawangsa utuh yang dimulai dengan tujuan umum
dan jentreng. Berbagai unsur-unsur komunikasi, topik umum yang sama, dan
komunikasi akan menyatu bersama melibatkan varietas bahasa yang sama,
pertunjukkan kesenian tersebut. Cara mempertahankan tone yang sama, dan
berkomunikasi itu sendiri menggunakan kaidah-kaidah yang sama untuk interaksi,
kode-kode pesan, baik secara verbal dalam setting yang sama. Sebuah
maupun non verbal, yang secara alamiah peristiwa komunikatif dinyatakan
selalu digunakan dalam semua konteks berakhir, yaitu ketika terjadi perubahan
interaksi. partisipan, adanya periode hening, atau
Hymes dalam buku Engkus perubahan posisi tubuh, sedangkan tindak
Kuswarno menjelaskan tentang aktivitas komunikati adalah fungsi interaksi
komunikasi yaitu “Aktivitas yang khas tunggal, seperti pernyataan, permohonan,
dan kompleks, yang di dalamnya terdapat perintah, ataupun perilaku non verbal.
peristiwa-peristiwa khas komunikasi (Kuswarno, 2008 : 41)
yang melibatkan tindak-tindak Berdasarkan uraian di atas, maka
komunikasi tertentu dan dalam konteks peneliti menganggap bahwa
komunikasi yang tertentu pula.” pertunjukkan Tarawangsa dan Jentreng
(Kuswarno, 2008:42) yang dilakukan oleh masyarakat
Masyarakat Rancakalong sendiri Rancakalong Kabupaten Sumedang ini
adalah masyarakat yang menganut agama memiliki banyak hal yang bisa diteliti
Islam dan sangat patuh memegang tradisi dari sisi komunikasi. Melalui studi
yang secara turun-menurun telah etnografi komunikasi, maka aspek-aspek
diturunkan oleh nenek moyang dari komunikasi tersebut dapat dijelaskan
generasi ke generasi. Hymes dalam buku secara detil dan lengkap.

3
1.2. Rumusan Masalah
Jentreng di Masyarakat Rancakalong
Berdasarkan latar belakang yang Kabupaten Sumedang”.
telah diuraikan di atas, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut: 4.2. Tujuan Penelitian

1.2.1. Pertanyaan Makro Agar penelitian ini dapat


memperoleh hasil yang maksimal maka
Bagaimana Komunikasi Ritual peneliti terlebih dahulu mengerucutkan
Tarawangsa dan Jentreng di Masyarakat tujuan agar terarah sesuai dari penelitian
Rancakalong Kabupaten Sumedang? ini. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.2.2. Pertanyaan Mikro
1. Untuk Mengetahui Situasi
Untuk mempermudah pembahasan Komunikatif dalam Komunikasi
hasil penelitian, peneliti menjabarkan inti Ritual Kesenian Tarawangsa dan
permasalahan ke dalam sub-sub masalah, Jentreng di Masyarakat
sebagai berikut: Rancakalong.
2. Untuk Mengetahui Peristiwa
1. Bagaimana Situasi Komunikatif Komunikatif dalam Komunikasi
dalam Komunikasi Ritual Kesenian Ritual Kesenian Tarawangsa dan
Tarawangsa dan Jentreng di Jentreng di Masyarakat
Masyarakat Rancakalong? Rancakalong.
2. Apa Peristiwa Komunikatif yang 3. Untuk Mengetahui Tindakan
terjadi dalam Komunikasi Ritual Komunikatif dalam Komunikasi
Kesenian Tarawangsa dan Jentreng Ritual Kesenian Tarawangsa dan
di Masyarakat Rancakalong? Jentreng di Masyarakat
3. Bagaimanakah Tindakan Rancakalong.
Komunikatif dalam Komunikasi
Ritual Kesenian Tarawangsa dan 1.4. Kegunaan Penelitian
Jentreng di Masyarakat
Rancakalong? Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat berguna baik secara teoritis
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian maupun praktis.

1.3.1. Maksud Penelitian


2. Tinjauan Pustaka dan Kerangka
Penelitian ini bermaksud untuk Pemikiran
memberi gambaran-gambaran secara
mendalam dan terperinci tentang
“Komunikasi Ritual Tarawangsa dan

4
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.4. Tinjauan Tentang Komunikasi
Bab ini, akan menjelaskan berbagai Verbal dan Komunikasi Non
tinjauan atau teori-teori yang relevan dan Verbal
penelitian-penelitian terdahulu yang
sejenis yang berhubungan dengan 2.1.4.1. Komunikasi Verbal
penelitian ini. Pada Bab ini pula akan
dijelaskan mengenai study literature, Komunikasi verbal adalah
dokumen atau arsip yang mendukung, komunikasi yang menggunakan simbol-
yang telah dilakukan sebagai pedoman simbol verbal, baik secara lisan maupun
pelaksanaan pra penelitian. tertulis. Simbol atau pesan non verbal
adalah semua jenis simbol yang
2.1.2. Tinjauan Tentang Komunikasi menggunakan satu kata atau lebih hampir
semua rangsangan bicara dan kita sadari
Manusia merupakan makhluk termasuk kedalam kategori pesan verbal
sosial, dimana segala sesuatu yang disengaja.
dilakukan tidak bisa di lakukan sendiri,
harus ada orang lain yang membantu, 2.1.4.2. Komunikasi Non Verbal
untuk itu manusia sangat diharuskan
untuk berkomunikasi yaitu saling Inti utama proses komunikasi
bertukar pesan satu sama lain antar adalah penyampaian pesan oleh
individu. Komunikasi merupakan dasar komunikator di satu pihak dan
membangun antar manusia, agar tercapai penerimaan pesan oleh komunikan di
sesuatu pengertian atau kesepakatan pihak lainnya. Kadar yang paling rendah
bersama. Komunikasi adalah proses dari keberhasilan komunikasi diukur
penyampaian suatu pesan oleh sesorang dengan pemahaman komunikan pada
kepada orang lain, untuk memberitahu, pesan yang diterimanya. Pemahaman
mengubah sikap, pendapat atau perilaku, komunikan terhadap isi pesan atau makna
baik secara langsung, maupun tidak pesan yang diterimanya merupakan titik
langsung. Jadi tujuan komunikasi adalah tolak untuk terjadinya perubahan
memberitahu, mengubah sikap, pendapat pendapat, sikap, dan tindakan.
atau perilaku.
2.1.5. Tinjauan Tentang Aktivitas
2.1.3. Tinjauan Tentang Tradisi Komunikasi
Sosiokultural dalam Komunikasi
Dalam pengertiannya, Aktivitas
Tradisi ini memfokuskan diri pada Komunikasi adalah aktivitas rutin serta
bentuk-bentuk interaksi antar manusia otomatis dilakukan, sehingga kita tidak
dari pada karakteristik individu atau pernah mempelajarinya secara khusus,
model mental. Interaksi merupakan seperti bagaimana menulis ataupun
proses dan tempat makna, peran, membaca secara cepat dan efektif
peraturan, serta nilai budaya yang ataupun berbicara secara efektif .
dijalankan.

5
2.1.6. Tinjauan Tentang Komunikasi pentingnya seni atau kesenian, karena
Ritual seni langsung berhubungan dengan
perasaan manusia.
Suatu komunitas sering melakukan
upacara-upacara berlainan sepanjang 2.1.9. Tinjauan Tentang Media
tahun dan sepanjang hidup, yang disebut Tradisional
para antropolog sebagai rites of passage,
mulai dari upacara kelahiran, sunatan, Media tradisional tidak sama
ulang tahun (nyanyi Happy Birthday dan dengan media massa. Menurut James
pemotongan kue), pertunangan Danandjaja dalam karya ilmiah Yermia
(melamar, tukar cincin), siraman, Djefri Manafe, media massa adalah
pernikahan (ijab-qabul, sungkem kepada media dengan menggunakan alat
orang-tua, sawer, dan sebagainya), ulang teknologi komunikasi modern, sedangkan
tahun perkawinan, hingga upacara media tradisional adalah alat komunikasi
kematian. yang sudah lama digunakan di suatu
tempat (desa) sebelum kebudayannya
2.1.7. Tinjauan Tentang Kebudayaan tersentuh oleh teknologi modern dan
sampai sekarang masih digunakan di
Secara umum budaya sendiri daerah itu.
budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang 2.2. Kerangka Pemikiran
merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal- hal Dalam kerangka pemikiran peneliti
yang berkaitan dengan budi dan akal mengaplikasikan teori yang digunakan
manusia, dalam bahasa inggris sebagai landasan penelitian mengenai
kebudayaan disebut culture yang berasal komunikasi ritual tarawangsa dan
dari kata latin colere yaitu mengolah atau jentreng dimana pertunjukkan kesenian
mengerjakan dapat diartikan juga sebagai ini mengandung pesan-pesan dan
mengolah tanah atau bertani, kata culture aktivitas komunikasi.
juga kadang sering diterjemahkan sebagai
“Kultur” dalam bahasa Indonesia. 2.2.1. Interaksi Simbolik
(Koentjaraningrat, 2009:146).
Simbol merupakan hasil kreasi
2.1.8. Tinjauan Tentang Kesenian manusia dan sekaligus menunjukkan tinggi
kualitas budaya manusia dalam
Seni atau kesenian bagaimanapun berkomunikasi dengan sesamanya. Simbol
dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan
adanya sangatlah menarik untuk atau tertulis (verbal) maupun melalui isyarat-
diperhatikan dan diteliti. Sebagai isyarat tertentu (nonverbal). Simbol
makhluk yang sempurna manusia diberi membawa pernyataan dan diberi arti oleh
naluri dan perasaan yang halus sehingga penerima, karena itu memberi arti terhadap
dapat merasakan keindahan, melihat, simbol yang dipakai dalam berkomunikasi
meraba, atau mendengar sesuatu yang bukanlah hal yang mudah, melainkan suatu
selaras dan simetris, disinilah letak persoalan yang cukup rumit.

6
3. Metode Penelitian 3.3.1. Studi Lapangan

3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti


menggunakan pencarian data melalui
Metode yang digunakan dalam cara-cara yang khas yang terdapat dalam
penelitian ini adalah menggunakan penelitian etnografi komunikasi dan
metode kualitatif, dengan studi etnografi merupakan data primer, yaitu:
komunikasi, teori subtantif yang
digunakan yaitu dengan teori interaksi 1. Observasi Partisipan
simbolik, dimana teori tersebut 2. Wawancara Mendalam
digunakan untuk menganalisis 3. Catatan Lapangan (Field Note)
komunikasi ritual tarawangsa dan 4. Dokumentasi
jentreng di masyarakat Rancakalong.
3.3. Studi Pustaka
3.2. Informan Penelitian
Peneliti juga menggunakan
3.2.1. Subjek Penelitian pencarian data melalui sumber-sumber
tertulis untuk memperoleh informasi
Subjek penelitian adalah orang mengenai objek penelitian ini, sebagai
yang melakukan penelitian (peneliti), data sekunder dan sebagai penunjang
sedangkan penelitian adalah orang atau penelitian, diantaranya:
sesuatu yang diteliti. Subjek dalam
konsep penelitian merujuk pada 1. Studi literatur
responden, informan yang hendak 2. Internet Searching
diminati informasi atau digali datanya,
sedangkan objek merujuk pada masalah 3.4 Uji Keabsahan Data
atau tema yang sedang diteliti.
Uji keabsahan data dalam
3.2.2. Teknik Penentuan Informan penelitian kualitatif meliputi beberapa
pengujian. Uji keabsahan data ini
Basrowi dan Sudikin dalam Engkus diperlukan untuk menentukan valid atau
Kuswarno menjelaskan bahwa informan tidaknya suatu temuan atau data yang
tidak lain adalah seorang pembicara asli dilaporkan peneliti dengan apa yang
yang berbicara dan mengulang kata-kata, terjadi sesungguhnya di lapangan.
frase, dan dialek dalam bahasanya
sendiri. Informan akan snagat membantu 3.5. Teknik Analisa Data
peneliti untuk menjadi bagian dan
mengerti kebudayaan masyarakat yang Berikut teknik analisis data dalam
diteliti. (Kuswarno, 2008 : 63) penelitian etnografi yang dikemukakan
oleh Creswell dalam buku Engkus
3.3. Teknik Pengumpulan Data Kuswarno (2008) :

7
1. Deskripsi Komunikasi Ritual Tarawangsa dan
2. Analisis Jentreng ini relevan. Baik dari sisi situasi
3. Interpretasi komunikatif, peristiwa komunikatif
hingga tindakan komunikatif.
3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2. Pembahasan
3.6.1. Lokasi Penelitian
Komunikasi ritual tarawangsa dan
Lokasi penelitian ini bertempat jentreng merupakan suatu bentuk rasa
Desa Wisata Rancakalong Kabupaten syukur masyarakat Rancakalong kepada
Sumedang. Allah SWT dan merupakan suatu bentuk
penghormatan dari masyarakat
3.6.2. Waktu Penelitian Rancakalong kepada leluhur. Ritual ini
dilakukan karena leluhur sebelumnya
Penelitian ini dilaksanakan selama telah memperlihatkan suatu bentuk
6 (enam bulan) tepatnya terhitung mulai perhatiannya dalam pertunjukkan
bulan Februari s/d Juli 2017. Waktu kesenian tarawangsa dan jentreng.
pelaksanaan ini dimulai dari persiapan, Komunikasi ritual tersebut
penelitian lapangan, penyusunan, dan memperlihatkan komunikasi verbal dan
tahap terakhir penelitian hingga non verbal yang diperlihatkan oleh
pelaksanaan sidang. masyarakat Rancakalong.
Komunikasi ritual tarawangsa dan
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan jenteng menjadi sebuah media
komunikasi dengan Tuhan (komunikasi
4.1. Hasil Penelitian transendental) dan leluhur mereka,
bentuk komunisinya diwujudkan melalui
Pada bab ini, peneliti akan pembacaan doa dan Sahadat Sunda yang
menjelaskan dan menguraikan secara hanya ada ditatanan masyarakat
terperinci hasil penelitian di lapangan Rancakalong. Doa-doa tersebut
kemudian dianalisis dan dibahas sesuai dimaksudakan agar seluruh perangkan
dengan tradisi etnografi komuniksasi yang menunjang tradisi ini dapat
yang nantinya akan muncul proposisi- dipergunakan dalam ritual tarawangsa
proposisi dari data yang peneliti dapatkan dan jentreng dengan lancar dan tanpa
selama proses penelitian. Data-data yang hambatan.
diperoleh disesuaikan berdasarkan tema Bahasa yang merupakan transaksi
yang diangkat yang tercantum dalam simbol bagi masyarakat Rancakalong ini
rumusan makro tentang, Komunikasi mereka representasikan ke dalam suatu
Ritual Tarawangsa dan Jentreng di Bahasa Sunda Buhun yang menjadi ke
Masyarakat Rancakalong. khasannya. Peneliti melihat bahwa
Dari hasil penelitian yang peneliti variasi kebahasaan pada masyarakat tutur
lakukan, Hasil penelitian menunjukkan di Rancakalong ini memperlihatkan
bahwa observasi lapangan peneliti bahwa bahasa dominan digunakan dalam
dengan informan penelitian mengenai

8
berkomunikasi oleh masyarakat rasa syukur kepada Allah S.W.T dan
Rancakalong. penghormatan kepada jasa leluhur.
Bahasa tersebut tidak dapat
dilepasskan dari ruang gerak masyarakat DAFTAR PUSTAKA
Rancakalong dengan segala aktifitas yang
dilangsungkan selama enam hari di Desa Basrowi. 2014. Pengantar Sosiologi.
Wisata Rancakalong. Peneliti melihat Bogor: Ghalia Indonesia.
bahwa masyarakat Rancakalong dan Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data
bahasa adalah dua aspek yang tidak dapat Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja
dipisahkan. Mereka saling berkomunikasi Grafindo Persada.
karena memiliki kepemahaman yang Cangara, Hafied. 2014. Pengantar Ilmu
sama dalam mengungkapkan Komunikasi. Jakarta: PT.
pemikirannya mengenai kesenian Rajagrafindo Persada.
tarawangsa dan jentreng ini. Creswell, John W. 2010. Research
Sunda Buhun (halus) ini menjadi Design, Pendekatan Kualitatif,
pedoman yang sama bagi masyarakat Kuantitatif, dan
Rancakalong sebagai suatu media proses Mixed.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
penyampaian dan penerimaan pesan yang Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu,
hanya ada pada tatanan masyarakat Teori, dan Filsafat Komunikasi.
tersebut dan merupakan suatu ciri khas Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
yang juga hanya dimengerti oleh Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu
masyarakat Rancakalong. penggunaan Antropologi. Jakarta: PT. Rineka
bahasa pada masyarakat ini peneliti lihat Cipta.
sebagai suatu speech community. Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi
Komunikasi. Suatu Pengantar Dan
5. Simpulan Contoh Penelitiannya. Bandung :
Widya Padjajaran.
Komunikasi Ritual, Tarawangsa Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss.
dan jentreng merupakan suatu tradisi 2012. Teori Komunikasi. Jakarta:
yang diturun-temurunkan oleh nenek Salemba Humanika.
moyang mereka untuk melaksanakan Marzali, Amri, 2006. Metode Etnografi
ritual secara khusus yang dilaksanakan .Yogakarta, Tiara Wacana.
pada saat panen padi telah selesai dan Moleong Lexy J. 2009. Metodelogi
hasil padi telah dikumpulkan. Akan Penelitian Kualitatif(Edisi Revisi).
tetapi, setiap rangkaiannya mempunyai Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
makna yang sama dan aktivitas khas yang Mulyana, Deddy. 2013. Ilmu Komunikasi
sama pula. Pelaksanaanya dimulai dari Suatu Pengantar. Bandung: PT
dimainkannya tarawangsa dan jentreng Remaja Rosdakarya.
sebagai tanda prosesi akan segera ______________., Jalaluddin Rakhmat.
dimulai, proses itu sangat sakral dan 2014. Komunikasi Antar Budaya.
memakan waktu yang lama. Namun, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
setiap rangkaiannya tetap memiliki ______________., Solatun. 2013.
makna yang sama yaitu sebagai bentuk Metode Penelitian Komunikasi:

9
Contoh-contoh Penelitian Pamela Joyce Gerber. 2012. Virtually
Kualitatif dengan Pendekatan Present: An ethnography of
Praktis. Bandung: PT. Remaja Communication Look At The
Rosdakarya. Shaping of Social Rules in Small
Nurudin. 2014. Sistem Komunikasi Group Interactions Mediated by
Indonesia. Jakarta : PT Mobile Devices. New Mexico,
Rajagrafindo Persada. 2007 : The University Of New
Ruben, Brent D., Lea P. Stewart. 2013. Mexico.
Komunikasi dan Perilaku Manusia. http://repository.unm.edu/bitstream
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. /handle/1928/22000/GerberThesis.
Soekanto, Soejono. 2012. Sosiologi Suatu pdf?sequence=. Diakses Senin, 20
Pengantar. Jakarta: PT Maret 2017 Pukul 08.58.
Rajagrafindo Persada Sumedang Online. Geografis dan
Spradley. James P. 2007. Metode Topografi Sumedang.
Etnografi. Yogyakarta : Tiara www.sumedangonline.com/geogra
Wacana Yogya. fis-dan-topografi-sumedang/2251
Diakses Kamis, 30 Maret 2017
Internet Searching : Pukul 09.38.
Sylvia Agus. 2012. Komunikasi Ritual
Aida Rahmatari. Konsep Seni dan Pagelaran Seni Kuda Renggong.
Budaya. http://
https://www.scribd.com/doc/28377 elib.unikom.ac.id/files/disk1/600/j
1864/Konsep-Seni-dan-Budaya- bptunikompp-gdl-sylviaagus-
Indonesia. Diakses Kamis, 09 29970-11-unikom_s-i.pdf. Diakses
Maret 2017 Pukul 14.47. Senin, 20 Maret 2017 Pukul 07.56.
Ela Yulaeliah. Tarawangsa dan Jentreng
dalam Upacara Ngalaksa. http://galeriindustrisumedang.blogspot.c
Journal.isi.ac.id. Diakses Rabu, 29 o.id/p/blog-page_8202.html
Maret 2017 Pukul 19.38. Diakses Kamis, 30 Maret Pukul 19.16.
Kiki Zakiah. Penelitian Etnografi
Komunikasi: Tipe dan Metode. http://pnpmsumedang.blogspot.co.id/201
Diakses Rabu, 22 Februari 2017 3/10/profil-upk-kecamatan-
Pukul 18.01. rancakalong.html. Diakses Kamis, 30
Maret 2017 Pukul 19.21.

10

You might also like