You are on page 1of 6

Nurwakhid

Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Muliyono, Relevansi Ajaran Hidup Sastra Wulangreh..... 81
Budaya
Volume 24, Nomor 1, Januari - Juni 2017

Relevansi Ajaran Hidup Sastra Wulangreh


Pada Etnis Jawa Mataram Kepanjen Kabupaten Malang

Nurwakhid Muliyono
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
IKIP Budi Utomo Malang
Jalan Citandui 46
wakhidnur78@gmail.com

Abstract: Literary works created by writers to be enjoyed, understood, and utilized by the community
by using language as a medium. Literature is a language essay on socio-cultural issues in the form of
getting positive judgments from the public. The use of the mystical language of the palace was able to
penetrate far geographical location to rural and mountainous areas. Social, cultural and political factors
led them to mesanggrah and alienated into the area of Brang Wetan commonly known Mataraman
region. Majority, Kepanjen society is Java Mataraman estany which still holds closely to ancestral
tradition. Some forms of local wisdom are still carried out today, one of them is Serat Wulangreh written
by Sri Susuhunan Paku Buwono IV in Surakarta Hadiningrat In the government of 1788-1820. Javanese
people are very concerned about the teachings in Fiber Wulangreh and practiced in everyday life.
Wulangreh fiber is a characteristic of Indonesian culture that has high literary value, aesthetics, education
and philosophy. In Fiber Wulangreh there is a living doctrine: Understanding the sense of life, sharpening
the inner eye, avoiding the arrogant attitude, the duty of the living, the filial piety, and the service to the
king. These teachings became guidance and guidance for the Javanese ethnic community Mataraman
Kepanjen, the community has consistently preserved until now. Therefore, this phenomenon is very
interesting to be careful because this phenomenon occurs in a society that is experiencing changes in all
aspects (social, cultural, economic, and globalization). Based on the above description, this paper will
describe: (a) how is Fiber Wulangreh practiced as a moral and intellectual teaching (b) how is Serat
Wulangreh practiced as a living doctrine, and (c) how is the relevance of Wulangreh literary life teaching
to ethnic Javanese mataram in Kepanjen Malang Regency. This qualitative research involves the active
participation of researchers on the object of the study. Interviews conducted by researchers to obtain
data on various matters related to Fiber Wulangreh Data analysis of village monograph in the analysis
with qualitative descriptive method to what extent Fiat Wulangreh live and grow in society.

Keywords: Javanese, Culture, Wulangreh Fiber

Karya sastra diciptakan oleh sastrawan Hadiningrat tanggal 23 Juni 1964 menerangkan
untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan Sampean Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng
oleh masyarakat dengan menggunakan bahasa Susuhunan Paku Buana I Pangeran Puger
sebagai medium. Ada beberapa konsep memerintah Kraton Mataram pada tahun 1705-
pengertian tentang karya sastra. Diantaranya 1719 Berputra Bandono Pangeran Hario
karya sastra adalah karya seni imajinatif yang Diponegoro dan berputra Kanjeng Kyai Zakaria
unsur estetisnya dominan, bermedium bahasa I ulama besar dilingkungan Kraton Kartasura
(Rene wellek, 1976:23-25). Sastra ialah karangan berputra Raden Mas Soerjokoesoemo atau Raden
bahasa tentang masalah sosial budaya yang Mas Soerjodiatmodjo mengubah nama sesuai
dalam bentuknya mendapatkan penilaian positif peparing dalem Sinuwum Susuhunan
dari masyarakat.Penggunaan bahasa mistik meneruskan misi ayahandanya Kyai Zakaria
kraton ternyata mampu menembus jauh letak masyarakat sekitar menyebutnya Eyang Jugo
geografis ke wilayah pedesaan dan pasca kekalahan perang Diponegoro melawan
pegunungan.Faktor sosial,budaya dan politik kolonial Belanda tahun 1825-1830 mengasingkan
menghantarkan mereka untuk mesanggrah dan diri dan wafat dimakamkan keramat bersama
mengasingkan diri hingga ke wilayah Brang Raden Mas Soedjono di lereng gunung
Wetan yang lazim dikenal wilayah KawiKecamatan Wonosari dan salah satu
Mataraman.Sesuai surat keterangan Pengageng pengikutnya Raden Mas Ronodjojo mesanggrah
Kantor Tepas Daerah dalem Yogyakarta di Sanggrahan desa Mangunrejo kecamatan
82 Nurwakhid Muliyono, Relevansi Ajaran Hidup Sastra Wulangreh.....

Kepanjen. Kepanjen adalah sebuah kecamatan Wulangrehdi praktekkan sebagai ajaran moral
yang merupakan pusat pemerintahan kabupaten dan intelektual (b) bagaimanakah Serat
Malang, Proinsi Jawa Timur. Kepanjen terletak Wulangrehdi praktekkan sebagai ajaran hidup, dan
di 20 km sebelah selatan kota Malang yang (c) bagaimanakahrelevansi ajaran hidupsastra
luasnya 44,66 kilometer persegi dengan jumlah Wulangrehpada etnis jawa mataram di Kepanjen
penduduk 101.229 jiwa,secara geografis kota ini Kabupaten Malang. Kepanjen dipilih sebagai
terletak di ketinggian yang rata-ratanya 350 tempat kajian karena di anggap mewakili obyek
meter di atas permukaan laut dan diapit oleh kajian karena Serat Wulangrehmasih aktif di gelar
gunung besar yaitu gunung Kawi, Semeru dan sampai saat ini sebagai kebutuhan seni budaya.
pegunungan Malang Selatan. Kepanjen terdiri
dari 14 desa dan 4 kelurahan, beriklim tropis METODE
yang hampir sebagian besar di tandai curah Penelitian kualitatif ini melibatkan
hujan tinggi dengan suhu rata-rata 23,4 derajat partisipasi aktif peneliti terhadap objek
celcius. kajian.Wawancara dilakukan peneliti untuk
Mayoritas, masyarakat Kepanjen adalah mendapatkan data tentang berbagai hal terkait
estnis Jawa Mataraman yang masih memegang Serat Wulangreh. Atas pertimbangan kesesuaian
erat tradisi leluhur. Beberapa bentuk kearifan dengan topik penelitian ini, maka peneliti
lokal yang masih dilaksanakan hingga saat ini, menetapkan wilayah Kecamatan Kepanjen
salah satunya Serat Wulangreh karangan Sri Kabupaten Malang Privinsi Jawa Timur sebagai
Susuhunan Paku Buwono IV di Surakarta tempat penelitian. Kepanjen dipilih karena bisa
hadiningrat Pada pemerintahan 1788-1820. Orang di anggap mewakili subjek kajian dimana Serat
jawa sangat memperhatikan ajaran-ajaran Wulangreh sebagai pedoman hidup dapat di
dalam Serat Wulangreh dan di praktekkan dalam temukan dan dilestarikan sampai sekarang.
kehidupan sehari hari. Serat Wulan greh Dalam memperoleh data peneliti menggunakan
merupakan ciri khas kebudayaan Indonesia yang tekhnik pengumpulan data melalui dokumen
memiliki nilai sastra yang tinggi, estetika, wawancara dan observasi. Dalam melakukan
pendidikan dan filosofis. observasi peneliti melakukan pencatatan dan
Serat Wulangreh terdiri tigasuku kata, pendokumentasian, sedangkan saat melakukan
yaitu serat, wulang, reh. Serat berarti tulisan atau proses wawancara kepada informan peneliti
karya yang berbentuk tulisan, wulang artinya melakukan perekaman dan sebagian data yang
ajaran, reh artinya perintah atau aturan. Dengan tidak melalui perekaman dilakukan pencatatan.
demikian Serat wulang reh memiliki pengertian Analisa data tentang monografi wilayah di
sebuah karya sastra yang berisi pengetahuan analisis dengan metode deskriptif kualitatif
untuk dijadikan bahan pengajaran untuk dengan mendeskripsikan profil daerah untuk
mencapai keluhuran hidup atau pelajaran hidup mengetahui latar belakang historis etnis Jawa
(Darusuprapta, 1985:24). Mataraman Kepanjen dan sejauh mana Serat
Dalam Serat Wulangreh terdapat suatu ajaran Wulangreh hidup dan berkembang .
hidup yaitu: Memahami rasa hidup,
mempertajam mata batin, menghindari sikap HASIL DAN PEMBAHASAN
sombong, kewajiban orang hidup, berbakti Serat Wulangreh di praktekkan sebagai ajaran
orangtua, dan pengabdian pada raja. Ajaran moral dan intelektual
tersebut menjadi tuntunan dan pedoman bagi Serat Wulangreh sampai saat ini sangat
masyarakat etnis JawaMataraman Kepanjen, populer di lingkungan kebudayaan Jawa dan
masyarakat tersebut tetap konsisten sangat memperhatikan ajaran di dalamnya
melestarikan sampai sekarang. Oleh sebab itu, untuk di praktekkan dalam kehidupan sehari-
fenomena ini sangat menarik untuk di teliti hari. Ketajaman moral dan intelektual
karena fenomena ini terjadi pada masyarakat diperlukan agar manusia tepat dalam meniti
yang mengalami perubahan pada semua aspek hidup. Paku Buwana IV memberi
(sosial, budaya, ekonomi, dan globalisasi). petunjukdalam serat Wulangreh sebagai
Berdasarkan uraian di atas maka tulisan ini akan berikut:
menguraikan: (a) bagaimanakah Serat
Nurwakhid Muliyono, Relevansi Ajaran Hidup Sastra Wulangreh..... 83

Pamedharing wasitaning jati, padahal belum tahu rasa,


cumanthaka aniru pujangga, rasa yang sesungguhnya,
dahat mudha ing batine, hakikat rasa itu adalah,
nanging kedah ginunggung, usahakan agar diri sempurna,
datan wruh yen keh kang ngesemi, dalam kehidupan.
ameksa angrumpaka,
basa kang kalantur, Di dalam Alquran merupakan tempat yang benar,
tutur kang katula-katula, tetapi hanya insan terpilih yang tahu,
tinelaten rinuruh kalawan ririh, kecuali melalui petunjuknya,
mrih padhanging sasmita. tidak boleh dikarang,
Terjemahan karena pada akhirnya tidak akan ketemu,
dan akan menjadi tidak aturan,
Serat Wulangreh ini mengurai kata hati, yang bisa menjadi tersesat,
hendak meniru kepintaran pujangga, jika anda ingin melihatnya secara jelas,
namun ternyata mental masih muda sempurnakanlah badanmu ini,
namun nafsu ingin di Puji anda pergilah berguru.
tak tahu jika banyak yang mentertawai
memaksa untuk mengubah Kriteria guru yang baik menurut Paku
dengan bahasa lepas Buwono IV dalam Serat Wulangreh
bicara yang tersendat-sendat menganjurkan agar mencari guru yang
tekun sabar mampu memadu mempunyai kejelasan asal usul, baik
agar gambaran hati menjadi cerah martabatnya maupun hukum, beribadah,
bersahaja, pertapa, ikhlas dan tanpa pamrih
Sasmitaning ngaurip puniki, terhadap pemberian orang lain.
yekti ewuh yen nora weruha
tan jumeneng ing uripe, Nanging yen sira nggugurukaki,
sakeh kang ngaku-ngaku, amiliha manungsa kang nyata,
pangrasane pan wus utami, ingkang becik martabate,
tur durung weruh ing rasa, sarta kang wruh ing kukum,
rasa kang satuhu, kang ngibadah lan kang wirangi,
rasaning rasa punika, sokur oleh wong tapa,
upayanen dara Pon, sampurneng dhiri, ingkang wus amungkul,
ing kauripanira. tan mikir pawehing liyan,
iku pantes sira guronana kaki,
Jroning Qur’an nggoroning rasa jati,
sartane kawruh ana
nanging pilih wong kang uningaa,
anjaba lawan tuduhe, Lamun ana wong micani ilmi,
nora kena binawur tan mufakat ing patang prakara,
ing satemah nora pinanggih, aja sira age-age,
mundhak katalanjukan, anganggep nyatanipun,
temah sasar susur saringana dipun baresih,
yen sira ayun waskitha limbangen kang patang,
kasampurnaning badanira puniki, prakara rumuhun,
sira anggegurua dalih hadis lan ijamak,
(PupuDhandhanggula, pada 2-3) lan kiyase papat iku salah siji,
Terjemahan adate kang mufakat.
Terjemahan
Makna kehidupan itu
sungguh sayang bila tak tahu Tapi bila anda berguru,
tidak kokoh hidupnya, carilah orang-orang yang benar-benar,
banyak orang mengaku, baik martabatnya,
perasaannya sudah utama, dan mengerti hukum,
84 Nurwakhid Muliyono, Relevansi Ajaran Hidup Sastra Wulangreh.....

yang beribadah dan suka tirakat, diri dari wahana dunia serta memusatkan jiwa
sukur mendapatkan petapa, dan pikiran kepada yang maha kuasa. Pada
yang bertawakal, saat manembah inilah terjadi perpaduan antara
tidak memikir pemberian orang, tindakan lahir dan batin s ecara bersamaan di
kepadanyalah kamu pantas berguru, antara jasmani dan rohani secara khusuk
demi meningkatkan ilmu. menyembah kepada sang pencipta
menyampaikan rasa syukur dan trimakasih
Kalau ada orang bicara ilmu
atas segala nikmat dan karunia. Orang Jawa
tak setuju empat perkara
selalu menyebut manembah mring Hyang Maha
jangan cepat-cepat
Agung sebagai kewajiban luhur. Manembah tidak
percaya padanya,
sekedar kewajiban belaka, lebih dari itu
saringlah yang teliti,
manembah sebai yang tak terpisahkan dari
pertimbangkan empat hal,
hidup, bila tidak dilakukan merasa ada sesuatu
perkara terdahulu
yang kurang dalam hidupnya. Orang Jawa
dalih hadis dan ijama
menyadari pentingnya manembah tidak saja
dan keempat qiyas semua
ketika dilanda musibah, melainkan seluruh
telah disepakati
hidupnya untuk manembah. Seluruh perbuatan
Berdasarkan contoh di atas maka tema kalau sudah diawali dengan manembah akan
serat Wulangreh di atas adalah ajaran budi semakin mantap, apapun yang menimpa dirinya
pekerti untuk kesempurnaan hidup manusia. disikapi dengan iklas dan tulus.
Dalam serat Wulangreh terdapat ajaran budi Orang Jawa jika sudah lupa manembah
pekerti dan agama yang berisi tentang membuktikan tidak memiliki iman, mereka
konsepKetuhanan, kemanusiaan, dan tergolong orang-orang yang tidak memiliki
kemasyarakatan (pemerintahan). Konsep sepiritual, hidupnya terasa kosong seiring waktu
Ketuhanan kaitannya dengan agama semakin banyak acara ritual mereka yang
dirumuskan pada bait ketiga baris pertama yang ditinggalkan sehingga perlu kembali kepada
berbunyi “Jroning Qur’an nggoning rasa yekti”. tuhan yang maha esa dengan mengadakan ritual
Pada baris tersebut menjelaskan bahwa untuk baik secara pribadi maupun bersama meskipun
memperoleh kesempurnaan hidup ditunjukan masih sering kali dijumpai menggunakan sesaji.
denganmenunjuk salah satu kitab dalam agama Persepsi Jawa tentang Tuhan telah menunjukkan
Islam berupa Alquran. Pada bait di atasjuga pemikiran Tuhan adalah bersifat tak terbatas dan
menyebutkan bahwa orang-orang terpilihlah logika manusia tidak mungkin dapat menggapai
yang bisa sampai padamencapai kesempurnaan hakikat Tuhan yang sebenarnya dan seutuhnya.
hidup, selain itu ada juga yang bisa samapi pada Orang Jawa percaya bahwa Tuhan itu pencipta
tarafsempurna kecuali dengan petunjuk dari seluruh alam semesta. Hidup beragama dengan
Tuhan. Hal tersebut menunjukan adanyapada sendirinya akan melakukan manembah untuk
waktu manusia di tanah yang masih sedikit tidak memperoleh hidayah dan karunia Tuhan.
ada aturan atau ketentuan yang seragam, Manembah jelas merupakan wahana sepiritual,
semuanya diserahkan pada masing-masing nilai Ketuhanan yang disampaikan pengarang
karena berhubungan dengan ing sun, melalui baris-baris puisinya. Petunjuk untuk bisa
merupakan keadaan yang sangat subjektif. memperoleh kesempurnaan dinasihatkan
Kekusukan dalam manembahpun setiap orang supaya belajar menuntut ilmu dengan seorang
berbeda intensitasnya, biasanya manembah ada guru yang mengetahui ilmu Ketuhanan yang
yang diwujudkan dengan bentuk: semedi, ritual menyingung masalah kehidupan. Karena
dan mantra. apabila belajar dengan menafsirkan sendiri, bisa
Manembah merupakan upaya berakibat tidak baik.. Adapun untuk menuju
membersihkan diri baik dari sisi jasmani dan kepada hal yang sempurna dinasehatkan
rohani. Membersihkan badan dari kotoran- menuntut ilmu dengan seorang guru sesuai
kotoran yang mungkin masih melekat pada dengan bait tembang berikut, “Nanging yen sira
tubuh kita. Demikian dari sisi rohani, saat nggugurukaki, amiliha manungsa kang nyata,
melakukan acara ritual kita harus membebaskan ingkang becik martabate, sarta kang wruh ing
Nurwakhid Muliyono, Relevansi Ajaran Hidup Sastra Wulangreh..... 85

kukum, kang ngibadah lan kang wirangi, tan tetapi tidak memandang orang dari strata sosial
mikir pawehing liyan, iku pantes sira guronana meskipun dari golongan masyarakat yang serba
kaki”. Konsep yang disampaikan pengarang kekurangan,kalau perilakunya baik dan berbudi
yaitu memberikan nasihat untuk memilih luhur sebagai tauladan hendaknya diikuti agar
seorang guru dengan sifat atau watak yang baik budi pekerti bertambah. Menghindari sikap
dengan pertimbangan bahwa orang tersebut Adigang, Adigung, Adiguna. Adigang bersifat
benar-benar baik martabatnya, mengetahui sombong karena berani dan bicaranya sangat
hukum agama dan negara, suka beribadah, diperhitungkan meremehkan yang lain, seperti
berpuasa, dan tidak meminta balasan. Pada falsafat ular yang karena bisanya beracun dan
akhirnya dinasihatkan pada setiap manusia mematikan. Adigung seperti gajah, sombong dan
untuk menjalankan semua perintah agama dan membagakan diri sebagai putra pembesar dan
pemerintahan dengan sebaik-baiknya. penguasa setelah jabatan orang tuanya berakhir
Serat Wulangreh dibuka dengan tidak akan dihormati oleh masyarakat. Adiguna
tembang Dhandhanggula karena tembang sifat kijang yang mengandalkan kepintarannya,
tersebut merupakan tembang yang banyak hampir semua pekerjaan hanya dia yang merasa
dikenal dan populer, selain itu tembang bisa. Dengan kesombongan itu orang lain di
dhandhanggula juga banyak digemari. Sebagai anggap tidak berilmu dan bodoh. Orang hidup
tembang pertama, Dhandhanggula merupakan itu bersikap sabar, lembut dan berhati-hati untuk
tembang yang memiliki watak yang: teliti dan waspada terhadap ulah sesama
ngresepaken, luwes, mathukkangge suka manusia. Tidak terperdaya sifat Adigang,
pitutur, sae kangge nggambaraken carios punapa Adigung, Adigunadan perlu di hindari.
kemawon “terharu,sesuai untuk memberikan Mempelajari kebiasaan sopan santun
nasehat, baik untuk menggambarkan cerita apa baik dan buruk sebagai cerminprilaku di
saja”.Sesuai dengan makna Wulangreh yang masyarakat. Menghindari watak dengki, dusta,
berisi tentang ajaran atau nasehat maka iri, mencampuri urusan orang lain dan kikir.Dan
disimbolakan dengan tembang Dhandhanggula dalam segala langkahnya hindari tidak mau
yang memliki watak”luwes,mathuk kangge suka kalah dengan orang lain.Hormat dan berbaktilah
pitutur” ‘pantas untuk ajaran atau piwulang’. pada orang tua, kepada guru dan pada Tuhan
Pada serat Wulangreh pupuh Dhandhangula yang maha kuasa. Berbakti memang seharusnya
juga disebutkan bahwa untuk mencari seorang dilakukan kepada orang, tetapi tetaplah jangan
guru juga harus bisa atau menguasai empat menirukan hal-hal yang tidak baik.Walaupun
perkara, yakni: dalilkadis lan ijenak, lan kiyase. bukan orangtua tetapi tutur kata dan
Hal tersebut jelas menandakan bahwa sebagai tindakannya baik, coba untuk menuruti dan
umat manusia ciptaan Tuhan harus selalu tirukan. Ada lima orang yang tidak boleh
menjalankan segala kehidupannya harus dikasari. Pertama adalah ayah dan ibu, karena
menjalankan perintahNyadan menjauhi mereka adalah yang melahirkan ke dunia ini.
LaranganNya pada syariat atau hukum-hukum Kedua adalah mertua suami istri karena
agama.Dalam serat Wulangreh juga disebutkan merekalah yang melahirkan seseorang yang di
untuk selalu melatih diri supaya tanggap sasmitha cintai. Ketiga adalah saudara tua karena yang
bisamenangkap petanda-petanda yang gaib, harus di turuti saat orangtua telah meninggal dan
dengan cara mengurangi makan dan tidur, mengajarkan hal-hal yang baik. Keempat kepada
guru karena mengajarakan kesempurnaan hidup
Serat Wulangrehdi praktekkansebagai ajaran yang memberikan jalan menuju kebahagiaan.
hidup, Kelima kepada Tuhan karena pencipta
Etnis Jawa Mataraman dalam kehidupan kehidupan pemberi segalahal yang ada didunia.
sehari-hari melakukan tirakat dengan Pemerintah berhak untuk memerintah,
mengurangi makan,tidur,menghindari pesta menghukum, mengadili dan harus di turuti.
pora berlebihan apalagi pada saat memangku Mengapdi kepada pemerintah haruslah iklas
jabatan dan menjadi penguasa untuk tidak gila lahir dan batin, tidak boleh ada kebencian, saat
hormat dan tidak terpengaruh dengan perilaku ada kewajiban terhadap pemerintah tidak boleh
buruk lingkungan yang mengajak berbuat jahat, dihindari,
86 Nurwakhid Muliyono, Relevansi Ajaran Hidup Sastra Wulangreh.....

Relevansi ajaran hidup sastra wulangreh pada mengabdi pada raja atau pemerintah; (2) Serat
etnis jawa mataram di Kepanjen Kabupaten Wulangrehuntuk mencapai keselarasan hidup
Malang digunakan sebagai Ajaran dan Filsafat Hidup
Sastra Wulangrehmemiliki nilai-nilai kemasyarakatan etnis Jawa Mataraman
pesan atau ajaran-ajaran dan nilai-nilai moral Kepanjen untukmengurangi makan dan tidur,
maupun ajaran-ajaran hidup.Pesan disampaikan meningkatkan cipta rasa, melaksakan perintah
melalui perumpamaan-perumpamaandan syariat dengan taat beribadah untuk
analogi, yang dikemas dalam bahasa yang menjalankan perintahNya dan menjauhi
sederhanasebagai bahasa ibu dan bahasa laranganNya,mengikuti kemajuan zaman,
pengantar sehari-hari baik bersikap berinteraksi memelihara kebersamaan, gotong royong,
sosial sebagai individu maupun warga sebagai pijakan filosofi dalam kehidupan pribadi
masyarakat. Pengaruh Sastra Wulangreh memiliki maupun bermasyarakat
sikap dan kepribadian yang religius, baik kepada
semua orang, berbudi pengerti yang baik dan SARAN
keselarasan dalam hubungan dengan orang lain Serat Wulangreh yang menjadi bagian
dengan nilai-nilai ajaran hidup antara lain: (1) ajaran hidup etnis Jawa Mataraman Kepanjen
Memahami rahasia hidup untuk beribadah dalam proses menuju keselarasan hidup
kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) Mempertajam hendaknya disesuaikan dengan perkembangan
mata batin untuk menjadi budipekerti yang baik; zaman dalam kehidupan masyarakat perlu
(3) Menghindari sikap sombong Adigang ditingkatkan keseimbangan antara ajaran,ilmu
Adigung Adiguna dimana sombong karena pengetahuan dan spiritual.Sikap menghormati
meremehkan oranglain dengan bicara kasar orang tua, tidak adigang, adigung, adiguna, tepa
menyakiti orang lain, Sombong karena berkuasa selira dan melestarikan ajaran leluhur adi luhung
membanggakan diri sendiri, sombong karena sebagai bagian khasanah budaya bangsa
kepintarannya menggap orang lain bodoh ; (4) Indonesia
Kewajiban orang hidup tahu mana yang baik dan
benar; (5) Berbakti kepada orang tua baik pada DAFTAR RUJUKAN
ayah, ibu, mertua, saudara maupun guru karena Darusuprapta. 1985. Serat Wulangreh. Surabaya:
mereka yang membuat kita hidup dan Citra Jaya
mengajarkan arti kehidupan, (6) Mengabdi Endraswara. S. 2015. Agama Jawa. Yogyakarta-
kepada pemerintahan dengan melakukan Jakarta: PT Buku Seru.
kewajibanny a. Semua pengaruh Sastra Harsono, A. 2005. Tafsir Ajaran Serat Wulangreh.
Wulangrehtelah menjadi pedoman dan ajaran Yogyakarta: Pura Pustka.
dari berbagai aspek kehidupan di masyarakat Kutha Ratna, N.2013. Penelitian Sastra.
etnis Jawa Mataraman Bagelen di dusun Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Pesantrendan Pesanggrahan Mangunrejo,dan Kutha Ratna, N.2016. Stilistika. Yogyakarta:
sebagian besar masyarakat etnis Jawa Pustaka Pelajar
mataraman Kepanjen Kabupaten Malang. Ngalam.co. 2016.Cerita Kepahlawanan Panji
Pulang Jiwo, Asal Usul Kepanjen.https://
KESIMPULAN ngalam.co/2016/05/09/cerita-
Berdasarkan rumusan masalah dan kepahlawanan-panji-pulang-jiwo-asal-usul-
tujuan penelitian maka disimpulkan bahwa: (1) kepanjen/
SeratWulangreh sangat dibutuhkan dan sangat Purwadi. 2009. Pengkajian Sastra Jawa.
digemari masyarakat etnis Mataraman hingga Yogyakarta: Shaida.
kini di l ingkungan kebudayaan Jawa dan sangat Purwadi dan Waryanti. 2015.Serat Wulangreh.
memperhatikan ajaran di dalamnya untuk di Yogyakarta: Laras Media Prima.
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Poerwadarminto, W. J. S. 1939. Baoesastra
Ketajaman moral dan intelektual diperlukan Djawa. Batavia: J.B. WoltersUitgevers
agar manusia memahami rahasia hidup, Maatschappi
mempertajam mata batin, menghindari sikap Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman
sombong, melaksanakan hak dan kewajiban Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
dalam kehidupan, berbakti kepada orangtua, Universitas Negeri Malang Press

You might also like