You are on page 1of 15

MAKNA SIMBOLIK SENI PERTUNJUKAN BARONGSAI DALAM

KEBUDAYAAN TIONGHOA DI KOTA PEKANBARU

By : Ridna
Email : ridnaridna@yahoo.com
Counsellor : Nova Yohana, S.Sos, M.I.Kom

Jurusan Ilmu Komunikasi – Konsentrasi Hubungan Masyarakat


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau, Pekanbaru

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12.5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax. 0761- 63272

ABSTRACT
The performances art of lion dance is one of the values unique cultural heritage that
present and grow in Pekanbaru city. In the performances art of lion dance, there are symbolic
aspects that is rich in mean and represented by phsical objects, musical intstruments, clothing
and lion dance movements. So, the purpose of this researh was determining the meaning of
symbolic situation, for determining the product of social interaction, and for determining the
interpretation of the performances art of lion dance in Tionghoa Cultural in Pekanbaru city.
This research used qualitative methode by symbolic interaction approach. The subject of
research are four HBT (Himpunan Bersatu Teguh)’s lion dance players and four HTT
(Himpunan Tjinta Teman)’s lion dance players as key informants and informan were selected
by using purposive technique. As supporting informant, one figure of Tionghoa community was
selected by purposive technique and three lion dance’s audiences were selected by accidental
technique. Data collection technique used participant observation, in-depth interview, and
documentation.
The result of research showed that symbolic situation in the performances art of lion
dance in Pekanbaru city include physical objects such as the main instrument (the head of sai),
musical intstruments (drums, cymbals and gongs), and lion dance’s costumes which adopted
from the color of the character of Sam Kok Legend. While the social objects from the
performances art of lion dance include the movements of lion dances’s players. The product of
social interaction includes meaning of the performences art of lion dance is the meaning from
the players’ side, lion dance is meant as a culture value and sport; lion dance is meant by
Tionghoa’s figure as solidarity value, culture, spiritual, and art; while lion dance is meant by
audiences as art value and spiritual. Interpretation the performances art of lion dance include
the closed action and the opened action. The closed action include internal motivation of lion
dance’s players (passion and get achievement), external motivation (encouragement of family
and friends), and both of pleasure and proud become lion dances’s players because able to get
the achievment in lion dance’s competitions. The opened action of lion dance’s players include
the face expression of instrumentals’ players who focus on the rhythm of the game and the
attitude of lion dance’s players who were cooperative in teamwork, solid, discipline and
consistent in following the practice for implementation of the performances art of lion dance.

Keywords : Symbolic Meaning, Lion Dance, Symbolic Situation, The product of Social
Interaction, Interpretation


Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2010

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 1


PENDAHULUAN perubahan pada kebudayaan termasuk
Seni pertunjukan barongsai seni pertunjukan barongsai
merupakan salah satu keunikan nilai- sesungguhnya adalah wajar, hal ini
nilai warisan budaya yang hadir di Kota dikarenakan kebudayaan tidak bersifat
Pekanbaru. Dr. Tang Anthoni selaku statis. Namun mengingat bahwa seni
Ketua Harian PSMTI Provinsi Riau pertunjukan barongsai merupakan
menyebutkan bahwa Kota Pekanbaru warisan kebudayaan yang kaya akan
adalah kota yang multikultural dengan simbol dan makna yang harus
rasa saling menghargai yang tinggi dilestarikan, maka penting untuk
antar masyarakat, sehingga menjadi mengangkat makna-makna dari simbol
kondisi yang kondusif bagi barongsai sebagai cara menggali makna
perkembangan seni pertunjukan yang tidak teramati secara langsung.
barongsai di Kota Pekanbaru. Pesan-pesan dalam seni
(Wawancara awal dengan Dr. Tang pertunjukan barongsai yang
Anthoni pada 24 Juni 2014) ditransmisikan melalui simbol gerakan
Barongsai atau disebut juga bu para pemain, benda, warna kostum
lang say (menurut lafal Hokkian) hingga alat musik yang dimainkan
merupakan seni pertunjukan berbentuk semuanya memiliki makna. Sistem
tarian yang yang biasanya dimainkan simbol dan makna tersebut kemudian
oleh dua orang dengan menggunakan diaplikasikan melalui interaksi
kostum menyerupai singa disertai musik simbolik. Proses interaksi simbolik
yang mengiringinya (Wibowo, 2010: sendiri melibatkan interaksi manusia
191). Dalam seni pertunjukan dengan menggunakan simbol-simbol
barongsai, para pemain terpusat (Mulyana, 2010: 71). Sebagai sebuah
melakukan gerakan atau tarian seolah seni pertunjukan, barongsai juga terdiri
meniru singa dengan tujuan dari beragam media baik dalam bentuk
menyampaikan pesan kepada penonton. gerak maupun bunyi yang semuanya
Pesan yang dimaksud berupa ekspresi merupakan bahasa komunikasi yang
singa yang seolah memiliki emosi kaya akan nuansa imajinatif dan penuh
seperti manusia. Diawali gerakan dengan multitafsir serta memiliki
penghormatan barongsai kepada beragam makna yang disampaikan
penonton, kemudian diikuti alur cerita dalam bentuk interaksionisme simbolik.
yang menggambarkan ekspresi singa Oleh karena itu, dalam pengkajian
seperti sedang berfikir, makan hingga penelitian ini penulis menggunakan
gerakan pembersihan. Ketika hentakan teori interaksionisme simbolik yang
musik dimulai, para pemain pun berkaitan erat dengan permasalahan
memulai gerakannya. penelitian yang akan dilakukan.
Perkembangan zaman yang Sebagai informan dalam
canggih telah membawa perubahan penelitian penulis memilih tim
pada keberadaan barongsai yang barongsai yang berasal dari Himpunan
dahulunya bersifat sakral dalam sebuah Sosial Masyarakat Tionghoa yaitu HBT
kegiatan keagamaan yang (Himpunan Bersatu Teguh) Pekanbaru
diselenggarakan di kelenteng maupun dan HTT (Himpunan Tjinta Teman)
vihara, kini barongsai telah menjelma Pekanbaru yang mampu mewakili tim
menjadi hiburan serta olahraga yang barongsai di Kota Pekanbaru. Tim
mendunia dan populer. Adanya barongsai HTT sudah ada sejak tahun

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 2


2001 dan HBT pada tahun 2003. Interaksi Simbolik Herbert Blumer
Penulis memilih kedua tim barongsai Perspektif interaksi simbolik
dengan pertimbangan bahwa eksistensi sebenarnya berada di bawah perspektif
dua tim barongsai tersebut di Kota yang lebih besar yang sering disebut
Pekanbaru telah berlangsung lebih dari perspektif fenomenologis atau
10 tahun, masih aktif dan telah ternama perspektif interpretif. Istilah interaksi
secara nasional maupun internasional. simbolik dikembangkan oleh Herbert
Penelitian ini juga terkait dengan Blumer dalam lingkup sosiologi (Mufid,
komunikasi budaya dimana komunikasi 2010: 147-148)
dan budaya merupakan hubungan yang Esensi interaksi simbolik adalah
tidak terpisahkan. Cara-cara kita suatu aktivitas yang merupakan ciri
berkomunikasi merupakan respons khas manusia, yakni komunikasi dan
terhadap dan fungsi budaya kita. pertukaran simbol yang diberi makna
(Mulyana, 2010: 25). Sedangkan (Mulyana, 2010: 68).
kebudayaan didefinisikan pandangan Secara ringkas interaksionisme
hidup dari sekelompok orang dalam simbolik didasarkan premis-premis
bentuk perilaku, kepercayaan, nilai, dan sebagai berikut: ‘
simbol-simbol yang diwariskan melalui 1. Individu merespons suatu situasi
proses komunikasi dan peniruan dari simbolik. Mereka merespons
satu generasi kepada generasi lingkungan termasuk objek fisik
berikutnya. (Liliweri, 2003: 8) (benda) dan objek sosial (perilaku
Seni pertunjukan barongsai kaya manusia) berdasarkan makna yang
akan makna yang direpresentasikan dikandung.
melalui aspek-aspek simbolik 2. Makna adalah produk interaksi
didalamnya. Pada dasarnya makna sosial yang dinegosiasikan melalui
sebenarnya ada pada kepala kita, bukan penggunaan bahasa.
terletak pada suatu lambang atau 3. Ketiga, makna yang
simbol. Kita menggunakan kata-kata diinterpretasikan individu dapat
untuk mendekati makna yang ingin kita berubah dari waktu ke waktu,
komunikasikan (Sobur, 2009: 258). sejalan dengan perubahan situasi
Sedangkan simbol dalam bahasa yang ditemukan dalam interaksi
komunikasi seringkali diistilahkan sosial.’
sebagai lambang. Simbol atau lambang (dalam Mulyana, 2010: 71-72)
adalah sesuatu yang digunakan untuk
menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan Maka penelitian ini mengacu pada
kesepakatan kelompok orang. Simbol teori interaksi simbolik difokuskan
atau lambang meliputi kata-kata (pesan menjadi tiga subfokus sebagai batasan
verbal), perilaku non-verbal, dan objek penelitian sesuai premis, yaitu: Situasi
yang maknanya disepakati bersama simbolik termasuk objek fisik dan objek
James P. Spradley (dalam Sobur, sosial, produk interaksi sosial yakni
2009: 177) menyatakan bahwa semua makna tidak melekat pada objek
makna budaya diciptakan dengan melainkan dinegosiasikan melalui
menggunakan simbol-simbol. Makna penggunaan bahasa, interpretasi yang
hanya dapat disimpan di dalam simbol menyangkut tindakan terbuka dan
(Geertz, 1992: 51 dalam Sobur, 2009: tindakan tertutup. (Mulyana, 2010: 71-
177). 73)

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 3


METODE PENELITIAN : Situasi simbolik dalam seni
Penelitian Kualitatif dengan pertunjukan barongsai termasuk objek
Pendekatan Interaksi Simbolik fisik dan objek sosial, produk interaksi
Penelitian ini menggunakan sosial berupa pemaknaan seni
metode kualitatif dengan pendekatan pertunjukan barongsai dan interpretasi
interaksi simbolik. Penelitian kualitatif yang menyangkut tindakan terbuka dan
adalah jenis penelitian yang temuan- tindakan tertutup.
temuannya tidak diperoleh melalui
pendekatan statistik atau bentuk HASIL DAN PEMBAHASAN
hitungan lainnya (Moleong, 2006: 6). Makna Situasi Simbolik Seni
Pendekatan interaksi simbolik Pertunjukan Barongsai dalam
merupakan salah satu pendekatan yang Kebudayaan Masyarakat Tionghoa
sering dipakai untuk memahami makna di Kota Pekanbaru
di balik suatu benda, komunikasi dan Dalam premis interaksionisme
interaksi sosial. simbolik menyebutkan bahwa individu
Subjek dalam penelitian ini dipilih merespons suatu situasi simbolik
menggunakan teknik purposive. Penulis (Mulyana, 2010: 71-73). Situasi
menetapkan informan kunci dengan simbolik dalam seni pertunjukan
kriteria telah lebih dari 5 (lima) tahun barongsai mencakup objek fisik dan
bergabung menjadi pemain barongsai objek sosial.
dan masih aktif dalam latihan maupun Objek Fisik
pertunjukan barongsai. Informan kunci Objek fisik dalam situasi simbolik
dalam penelitian ini terdiri 4 (empat) seni pertunjukan barongsai terdiri dari
orang pemain senior sekaligus yang alat utama, alat musik dan kostum
berperan sebagai pelatih. Sedangkan barongsai.
yang berperan sebagai informan Alat Utama (Kepala sai)
merupakan 4 (empat) orang pemain Dalam seni pertunjukan barongsai
junior yang aktif dengan kriteria kurang alat utama yang menjadi bagian vital
dari 5 (lima) tahun tergabung sebagai dari pertunjukan barongsai tersebut
pemain barongsai. adalah kepala sai (sai dalam dialek
Untuk mempertajam penelitian, bahasa Mandarin adalah singa) yang
penulis juga menggunakan informan nantinya akan dibawa menari dengan
pendukung. Penulis menentukan dua orang atau sepasang pemain
informan pendukung yakni tokoh didalamnya dan sekaligus menjadi alat
masyarakat Tionghoa dari Perkumpulan utama sebuah seni pertunjukan
Sosial Marga Tionghoa Indonesia barongsai.
(PSMTI) Provinsi Riau yaitu Dr. Tang Alasan penggunaan simbol singa
Anthoni selaku Ketua Harian PSMTI dalam kostum barongsai dapat
Provinsi Riau. Selain itu, penulis juga dijelaskan dari sisi historis. Secara
menambahkan informan pendukung historis, singa merupakan binatang dari
lainnya yaitu penonton seni pertunjukan India yang dihadiahkan kepada
barongsai sejumlah 3 (tiga) orang pemerintah Tiongkok. Selain itu
dengan menggunakan teknik Accidental gagasan sosok singa sebagai hewan suci
Sampling. yang memiliki kekuatan besar mulai
Objek dalam penelitian ini diterapkan seiring dengan pengenalan
berkaitan dengan fokus penelitian yakni agama Buddha dimana sosok singa

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 4


dianggap sebagai penjaga dari agama mempunyai dua jenis kelamin yaitu
Buddha. Jika ditinjau dari sisi realistis, singa jantan yang disebut pula Singa
singa merupakan raja hutan yang Fat San dan singa betina atau disebut
ditakuti dan memiliki kekuatan yang pula Hok Shan. Jenis tanduk yang
besar. berbentuk ujung runcing pada puncak
Pada kostum barongsai tersebut kepala yang biasanya dijumpai pada
khususnya pada kepala sai, terdapat kepala Singa Fat San. Jenis tanduk
pula simbol-simbol yang memiliki dengan bentuk ujungnya tumpul
makna-makna khusus. Kedua jenis menyerupai kepalan tangan yang
Singa Selatan, baik jenis singa jantan biasanya dijumpai pada kepala Singa
(Fat San) maupun singa betina (Hok Hok San.
San) diciptakan dengan menggunakan Dalam pembuatan tanduk kepala
beberapa aspek-aspek simbolik dari barongsai, biasanya menggunakan
kebudayaan Tionghoa untuk batang bambu. Dalam filosofis
menciptakan satu kesatuan makna masyarakat Tionghoa, bambu
secara simbolik. Kostum barongsai diidentikan dengan simbol kekuatan,
memasukan karakteristik naga yang kesungguhan dan umur yang panjang.
dapat dilihat pada bentuk badan yang Alasan mengapa bangsa Tionghoa
kasar, tanduk dan dahi pada barongsai. menyukai pohon bambu disebabkan
Naga dipercaya orang Tionghoa karena pohon bambu itu kuat sekali.
merupakan hewan yang punya kekuatan Karena kuatnya, pohon bambu
terbang ke kahyangan, serta dahi yang dijadikan lambang kesungguhan orang
besar dan menonjol yang Tionghoa. (Lan, 2013: 339)
melambangkan tingkat kecerdasan yang Makna simbolik pada kepala sai
tinggi dalam filosofis orang Tionghoa. juga berkaitan dengan pita merah yang
Pernyataan di atas juga didukung diikatkan pada tanduk barongsai. Secara
oleh pernyataan Nio Joe Lan yang filosofis masyarakat Tionghoa, warna
menyebutkan bahwa naga merupakan merah juga dikaitan dengan adalah
binatang mistik Tionghoa yang oleh metafora dari warna darah, darah sendiri
kerajaan-kerajaan Tiongkok dijadikan merupakan kekuatan hidup yang
lambang kekuasaan kekaisaran. Oleh mendorong semua kehidupan. (Lan,
karena itu banyak lambang-lambang 2013: 56-57). Simbol pita merah pada
pada masyarakat Tionghoa yang kepala sai bagi tim barongsai di
menggunakan gambar liong. (Lan, Pekanbaru merupakan bentuk
2013: 340) kesakralan barongsai tersebut. Ini
Penggunaan karakteristik dari menunjukan bahwa barongsai tersebut
hewan-hewan suci seperti singa dan telah disembahyangkan dan dapat
naga ini diyakini akan memberkahi dipertunjukan pada acara keagamaan.
singa atau barongsai dengan ciri-ciri Ada perlakuan khusus pada barongsai
atau karakteristik dari masing-masing dengan tanduk di puncak kepalanya
hewan. telah diikat dengan pita merah. Setelah
Tanduk yang terdapat dipuncak pertunjukan barongsai dengan pita
kepala barongsai menunjukan jenis merah di tanduknya tidak boleh
kelamin barongsai tersebut. Jenis diletakkan di lantai, harus diletakkan
barongsai yang terdapat di Kota dengan alas diatas kursi atau meja.
Pekanbaru adalah aliran Singa Selatan Secara historis, dikisahkan pada zaman

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 5


dahulu terdapat seekor singa yang pencerah dimaksudkan untuk memberi
sedang membuat keributan dan penerangan bagi si barongsai dan
kekacauan terhadap penduduk setempat, penangkal energi jahat. Hal ini sesuai
kemudian ada seorang biksu Buddha pula dengan fungsi barongsai yang
yang melewati tempat kejadian dan biasa dipertunjukan untuk mengusir
segera menjinakkan singa tersebut aura-aura jahat dari sebuah acara atau
dengan selempang merahnya. tempat yang baru diresmikan.
Membahas mengenai prosesi Musik dalam Pertunjukan Barongsai
pengikatan pita merah pada barongsai, Masing-masing tim barongsai
dalam istilah HBT dan HTT Pekanbaru memiliki permainan musik yang
disebutkan sebagai proses tiam gan. berbeda tergantung kreatifitasnya dalam
Tiam gan sendiri berasal dari bahasa mengembangkan musik.
Hokkian yang diistilahkan sebagai Di Kota Pekanbaru, kedua tim
proses pembuka jalan. Proses tiam gan barongsai yaitu dari HBT dan HTT
ini biasanya diperlakukan bagi menggunakan metode yang sama yaitu
barongsai yang baru dibeli. Pada proses musik yang mengikuti gerakan. Pada
tiam gan, ada prosesi thiau tang dimana metode ini, barongsai yang menentukan
dipercaya bahwa ada roh dewa yang irama permainan, jadi pemain musik
masuk pada tubuh manusia sebagai harus mengikuti dan menyesuaikan
perantara. Manusia sebagai perantara irama dan temponya. Namun biasanya,
dewa tersebut kemudian membacakan sebelum sebuah pertunjukan barongsai
beberapa mantra suci di depan ditampilkan telah diset atau diatur
barongsai lalu membakar hu (kertas terlebih dahulu.
kuning yang bertuliskan tulisan cina Pertunjukan barongsai selalu
yang biasanya sering diletakan di depan diiringi tiga instrumen musik, yaitu
pintu masuk masyarakat Tionghoa) dan tambur, gong dan simbal. Setiap
memutarkannya di depan barongsai pertunjukan secara umum menampilkan
sebagi pertanda bahwa barongsai satu pemain tambur, satu pemain gong
tersebut telah diberkati dewa. Setelah dan dua pemain simbal. Dalam
itu dilakukan penghormatan kepada pertunjukan musik barongsai, tambur
dewa yang ada di kelenteng, kemudian yang berbentuk seperti gendang
barongsai akan melakukan atraksi dimainkan oleh satu orang dengan
pertamanya didepan penonton yang menggunakan sepasang pemukul/stik
hadir. yang terbuat dari kayu. Peranan tambur
Pada dahi barongsai, tepatnya dalam pertunjukan barongsai adalah
diatas diantara kedua mata barongsai sebagai komando yang menentukan
terdapat sebuah piringan cermin yang tempo permainan simbal dan gong.
merupakan simbol cermin pencerah Dalam masyarakat Tionghoa, tambur
nirwana. Nirwana dalam agama Buddha merupakan salah satu instrumen yang
merupakan tempat tertinggi bagi kaum dianggap paling penting. Dahulu tambur
para Buddha setelah mencapai merupakan alat pemberi isyarat untuk
kesempurnaan dan mendapatkan maju dan mundur dalam peperangan
kebahagiaan abadi di dalamnya. Nilai- (Lan, 2013: 359)
nilai religius inilah yang kemudian Alat musik gong bisa digunakan
diadopsi pada karakter barongsai. bisa pula tidak dimainkan dalam sebuah
Dikaitkan pada barongsai, cermin pertunjukan barongsai. Pada dasarnya,

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 6


suara gong akan mengikuti tempo ditampilkan di akhir diikuti
tabuhan suara tambur. penghormatan di akhir tampilan.
Pada pertunjukan barongsai, Sedangkan nama-nama musik
simbal dimainkan oleh dua orang yang yang biasa dimainkan oleh tim
masing-masing memainkan sepasang barongsai HTT Pekanbaru adalah :
simbal. Alat musik simbal ini berbentuk musik pai digunakan untuk menunjukan
sepasang piringan yang terbuat dari penghormatan sang singa yang akan
bahan metal/besi. Dalam tradisi memulai atraksinya didepan penonton.
masyarakat Tionghoa dahulunya, simbal Musik angkat tinggi menunjukan
ini merupakan salah satu simbol dan ekpresi sang singa yang sedang
alat musik penting yang sering bersemangat. Musik untuk gerakan kiri-
digunakan dalam ritual. Suara nyaring kanan temponya cepat, menunjukan
yang dihasilkan simbal dipercaya dapat ekpresi singa sedang bergembira. Kalau
mengusir roh-roh jahat dan binatang- musik ogo dan cuci untuk gerakan
binatang buas. pembersihan (mencuci gedung baru)
Musik yang dimainkan dalam dan makan yaitu gerakan mengambil
pertunjukan barongsai pada dasarnya jeruk, tempo suara musiknya nya seperti
menampilkan emosi sang singa melalui suara mendebarkan.
tempo musik yang dimainkan. Nama- Makna Warna Kostum Barongsai
nama musik yang digunakan pun Ada makna secara historis
disesuaikan dengan nama-nama gerakan berdasarkan sejarah Tiga Kerajaan atau
atau tarian si pemain barongsai. Sam Kok yang terkenal di Tiongkok.
Musik yang biasanya dimainkan Karakter para pahlawan tersebut yang
oleh pemain barongsai HBT Pekanbaru diadopsi ke dalam warna-warna
dalam pertunjukan barongsai antara lain barongsai. Zaman dahulu, warna kuning
adalah sing li untuk menunjukan (atau emas) adalah warna untuk
penghormatan, chi hua to untuk kekaisaran atau kerajaaan yang hanya
menunjukan emosi bergembira dan dipergunakan bagi seorang raja atau
bersemangat, ming tian dan ting tian kaisar di Tiongkok. Dalam sejarah Liu
untuk ekspresi barongsai sedang Bei adalah raja pertama dari kerajaan di
berpikir, cun can menunjukan semangat Tiongkok. Jadi barongsai kuning
sang singa yang sedang melompat- melambangkan karakter Liu Bei yang
lompat, tan pu menunjukan ekpresi sang memiliki kedudukan tinggi dan disebut
singa yang sedang ragu-ragu., pan tan juga singa pembawa keberuntungan.
untuk menunjukan emosi sang singa Sedangkan barongsai merah
yang siap menghadapi tantangan melambangkan karakter Guan Yu atau
ataupun menangkap makanan yang ada dalam masyarakat Tionghoa dikenal
di depannya, pan can menunjukan sebagai Kwan Kong. Dikisahkan Kwan
ekpresi barongsai yang sedang bersiap Kong adalah seseorang yang gagah
maju, shia can merupakan bagian dari berani, setia dan jujur. Sehingga
lanjutan pan can yang menunjukan karakternya pun diadopsi pada
emosi singa yang siap menangkap barongsai merah yang melambangkan
makanan di depannya, man cik sing dan barongsai pemberani. Warna hitam ini
koi cik sing untuk gerakan cuci karakter Zhang Fei yang suka perang,
(mengusir roh-roh jahat), ge sik disebut juga barongsai perang.
Barongsai hijau karakternya Zhao Yun.

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 7


Dikisahkan ketika pasukan Liu Bei Gerakan barongsai umumnya
kalah dan dia terpisah dengan dapat diperagakan dalam dua gaya
keluarganya, Zhao Yun dengan gagah gerakan yaitu gaya bebas (free style)
berani datang ke daerah kekuasaan dan gerakan yang mengikuti koreografi
musuh untuk menyelamatkan bayi laki- yang sudah ditentukan sebelumnya.
laki Liu Pei. Barongsai berwarna hijau Gerakan-gerakan yang terdapat
ini dijuluki pula sebagai Singa Heroik, pada tim barongsai HBT Pekanbaru
karena keberaniannya terjun ke medan adalah gerakan Singa Betina (Hok San)
pertempuran. Barongsai bewarna putih yang lembut dapat dijabarkan sebagai
keseluruhan yang merepresentasikan berikut : Sing li atau penghormatan
karakter Ma Chao yang maju ke medan merupakan gerakan awal yang
pertempuran untuk membalas dendam dimainkan pada setiap pertunjukan
atas kematian keluarganya, biasanya barongsai. Chi hua to adalah gerakan
barongsai dengan warna putih yang mengekspresikan semangat dan
keseluruhan ini digunakan untuk acara kesenangan. Ming Tian dan Ting tian
kematian sebagai bentuk penghormatan ini merupakan gerakan singa yang
terakhir. Di HBT Pekanbaru, barongsai sedang ragu-ragu. Kalau Cun Can ini
ini pernah tampil saat petinggi HBT gerakannya lebih ke variasi kaki singa
meninggal dunia. yang bersemangat. Tan Pu ini
Objek Sosial merupakan gerakan singa sedang jaga-
Dalam seni pertunjukan jaga. Gerakan pan tan singa seolah siap
barongsai, dominasi objek sosial hadapi rintangan, kelanjutannya adalah
terletak pada gerak tubuh atau gerakan gerakan pan can dan shia can barongsai
si pemain barongsai dalam siap memakan makanan, sedangkan
menampilkan tarian barongsai. Gerakan man cik sing. Gerakan koi cik sing ini
ini merupakan simbol nonverbal yang merupakan kelanjutan dari man cik sing
memiliki makna-makna khusus di setelah melihat ke sekitar kemudian
dalamnya. Gerakan pemain barongsai membuang atau mengusir energi negatif
menggambarkan emosi dan ekspresi dan roh-roh jahat. Gerakan ge sik
singa. Gerakan atau tarian ini terbagi diakhir pertunjukan. Jadi barongsai saat
lagi ke dalam dua kategori permainan masuk melakukan izin terlebih lalu
barongsai, yaitu barongsai permainan kemudian sebelum pergi melakukan
lantai yang biasanya dimainkan dengan pamitan kepada penonton. Kalau
alat bantu berupa kursi dan meja, gerakan man cik sing, koi cik sing dan
sedangkan barongsai permainan patok ge sik selesai berarti rumah baru dan
atau tonggak dimainkan di atas tiang- perusahaan sudah selesai dibersihkan.
tiang besi yang biasa dipertandingkan Gerakan barongsai HTT
secara internasional. Pekanbaru lebih fokus pada gerakan
Salah satu contoh alur cerita yang Singa Jantan (Fat San) yang lebih tegas
biasanya dimainkan tim barongsai yakni: Gerakan pai untuk
Pekanbaru dalam pertunjukan lokal penghormatan, dalam bahasa Hokkian
adalah barongsai sedang mencari pai artinya sembahyang. Kemudian
makanan di hutan, dalam pencarian gerakan angkat tinggi pemain depan
makanannya tersebut barongsai harus diangkat keatas kemudian kepala
melewati rintangan misalnya saja barongsai digoyangkan. Gerakan kiri-
berupa meja atau kursi. kanan berarti gerakan pemain sedang

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 8


melakukan lompatan kaki dari kiri menjadi terlatih lebih kuat dan menjadi
kemudian melompat ke kanan, gerakan hal yang positif bagi generasi muda.
ogo dan cuci hampir sama yaitu gerakan Seni Pertunjukan Barongsai
inti sebelum barongsai mengambil dimaknai oleh Tokoh Masyarakat
makanan. Terakhir gerakan makan, Tionghoa
barongsai memakan makanan yang Dr. Tang Anthoni sebagai tokoh
sudah disediakan biasanya jeruk masyarakat Tionghoa di Pekanbaru
kemudian jeruk itu diberikan kepada memaknai barongsai dari nilai
yang punya acara atau penonton. solidaritas atau pembauran yakni
barongsai pada saat ini telah menjadi
Makna Produk Interaksi Sosial Seni bagian budaya di Indonesia. Nilai
Pertunjukan Barongsai dalam solidaritas sendiri didefinisikan sebagai
Kebudayaan Tionghoa di Kota nilai yang muncul dari hubungan
Pekanbaru simpati sesama manusia dan saling
Pada dasarnya, produk interaksi menghargai orang lain (Tumanggor,
sosial itu adalah makna. Pada penelitian 2010: 124). Nilai solidaritas atau
ini, produk interaksi sosial berupa pembauran dari seni pertunjukan
pemaknaan barongsai secara barongsai di Indonesia bisa dilihat dari
keseluruhan yang menggambarkan perkembangan barongsai yang kini
nilai-nilai yang terdapat pada seni semakin banyak diperlagakan baik
pertunjukan barongsau. Pemaknaan ini secara nasional maupun internasional.
bersifat subjektif yang bergantung Ketika barongsai Indonesia bertanding
kepada perspektif masing-masing diri ke luar negeri, barongsai yang sedang
individu dalam merespons simbol- berlaga itu disebutkan sebagai
simbol baik secara terpisah maupun ‘Barongsai Indonesia’ dalam
secara menyeluruh sesuai dengan pertandingannya. Hal ini juga
perspektif interaksi simbolik. memperlihatkan barongsai dimaknai
Seni Pertunjukan Barongsai sebagai nilai olahraga yang bergensi.
dimaknai oleh Pemain Barongsai Nilai-nilai budaya dan spiritual
Pemain barongsai memaknai yang dimiliki dalam sebuah pertunjukan
barongsai sebagai sebuah nilai budaya barongsai tidaklah berubah meski kini
yang dipandang sebagai warisan leluhur berada di era yang sangat berkembang.
yang sudah seharusnya dipertahankan Bagi masyarakat Tionghoa, barongsai
dan dilestarikan kepada generasi adalah nilai budaya yang secara spiritual
berikutnya. Melalui seni barongsai, dipercaya mampu mengusir roh-roh
pemain barongsai dapat mengangkat jahat. Nilai spiritual sendiri merupakan
identitas budaya Tionghoa di mata nilai yang berkaitan dengan kebesaran
nasional maupun internasional. yang menggetarkan dan ketakziman
Perkembangan barongsai yang kepada yang mahagaib (Tumanggor,
pesat menjadikannya tidak hanya 2010: 124). Melalui tarian atau gerakan
dipandang dari sisi nilai budayanya saja, serta suara riuh yang dihasilkan dari
namun ada nilai olahraga dimana para musiknya, barongsai dipercaya dapat
pemain barongsai memaknai barongsai menghilangkan aura-aura negatif sebuah
sebagai salah satu sarana olahraga yang rumah atau toko baru.
meningkatkan kekuatan fisik pemain. Barongsai juga dimaknai sebagai
Dengan menjadi pemain barongsai, fisik nilai seni. Melalui atraksi barongsai

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 9


masyarakat dapat berkumpul dan lingkungan sosial, individu akan tetap
merasakan kebahagiaan. Itulah inti mengembalikan pembicaraan tersebut
pertunjukan barongsai, memberikan melalui proses berpikir dengan
kebahagiaan melalui tarian dan musik mengintrepetasikannya ke dalam diri
yang dimainkan kepada orang-orang sendiri. Hal ini sesuai dengan
yang menyaksikannya. pandangan interaksi simbolik, proses
Seni Pertunjukan Barongsai pengambilan peran tertutup (covert role
dimaknai oleh Penonton taking) itu penting meskipun hal itu
Penonton merupakan salah satu tidak teramati. (Mulyana, 2010: 73).
komponen penting dalam sebuah seni Dalam seni pertunjukan
pertunjukan, karena berhasil atau barongsai, interpretasi pemain terhadap
tidaknya sebuah pertunjukan juga barongsai dapat dijelaskan melalui
bergantung kepada banyaknya jumlah penggolongan menjadi dua tindakan,
penonton yang menyaksikan. yaitu tindakan tertutup yang berlanjut
Wawancara ini dilakukan secara dengan tindakan terbuka.
accidental pada saat parade barongsai di Tindakan Tertutup
Pekanbaru yang berlangsung pada hari Tindakan tertutup merupakan hal
Waisak, 15 Mei 2014. terdapat didalam diri individu yang
Barongsai dimaknai penonton tidak teramati secara langsung oleh
sebagai nilai seni yang menghibur. Nilai individu lainnnya. Dalam keterlibatan
seni sendiri didefinisikan sebagai sebagai pemain barongsai, tindakan
konsep estetika yang menimbulkan tertutup ini mencakup motivasi dan
keindahan dan perasaan sebagai aspek perasaan terlibat langsung menjadi
ekpresif dari kebudayaan (Tumanggor, pemain barongsai.
2010: 124). Sebagai sebuah seni Motivasi menjadi bagian penting
pertunjukan, barongsai tentunya harus untuk memahami perasaan terdalam
memberikan kegembiraan kepada seseorang untuk bergabung menjadi
penonton. Pemaknaan barongsai oleh pemain barongsai. Hal ini sesuai dengan
penonton juga mengangkat barongsai konsep yang diungkapkan Jahja (2011:
sebagai bagian dari nilai-nilai spiritual 64-65) bahwa motivasi terkait dengan
atau agama. Penonton barongsai di pengaruh yang mendorong seseorang
Pekanbaru memaknai barongsai dari untuk melakukan sesuatu baik secara
nilai-nilai spiritual masyarakat internal maupun eksternal.
Tionghoa yaitu sebagai pengusir roh- Motivasi internal pemain
roh jahat, penolak bala dan sebagai barongsai HBT dan HTT di Pekanbaru
pembawa keberuntungan (hoki) bergabung sebagian besar didasarkan
oleh hobi. Selain hobi, ada pula
Makna Interpretasi Seni Pertunjukan motivasi internal individu bergabung
Barongsai dalam Kebudayaan menjadi pemain barongsai yaitu ingin
Tionghoa di Kota Pekanbaru mencetak prestasi melalui keikutsertaan
Interpretasi merupakan proses dalam kejuaraan barongsai.
yang berjalan sepanjang waktu saat Sedangkan motivasi eksternal
interaksi sosial berlangsung. Kadang para pemain barongsai HBT dan HTT di
kala proses interpretasi ini tidak disadari Pekanbaru dipengaruhi oleh dorongan
langsung oleh individu. Meskipun keluarga dan teman yang merupakan
dipengaruhi oleh faktor-faktor luar di

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 10


lingkungan berpengaruh kuat terhadap dan diperlihatkan melalui tatapan mata
keputusan seseorang. pemain musik yang melihat ke arah
Memahami tindakan tertutup dari gerakan pemain barongsai untuk
pemain barongsai juga dapat digali menentukan irama permainan
melalui perasaan yang dirasakan oleh barongsai.
pemain barongsai tersebut selama Sedangkan untuk mengamati
pengalamannya menjadi pemain tindakan terbuka dari pemain barongsai
barongsai. Pemain barongsai Pekanbaru secara keseluruhan bisa diamati melalui
merasa senang terlibat langsung sebagai sikap yang ditampilkannya. Sikap
pemain. Dengan atraksi barongsai yang pemain barongsai HBT dan HTT
dilakukan juga ikut menambah Pekanbaru pada saat kondisi latihan
prestige/gengsi diantara lingkungan menunjukan sikap positif. Sikap positif
teman-temannya. Selain perasaan ini berupa sikap kooperatif dan kompak
senang, menjadi pemain barongsai juga dalam tim barongsai, disiplin serta
menimbulkan perasaan bangga pada diri konsisten dalam mengikuti latihan.
pemain. Apalagi ketika pemain Sikap positif ini secara tidak langsung
barongsai tersebut mampu mencetak memperlihatkan bahwa ada keseriusan
prestasi di kompetisi barongsai. pemain barongsai tersebut bergabung
Kebanggaan inilah yang memunculkan dalam tim, bukan sekedar iseng-isengan
royalitas pada diri para pemain atas yang kemudian ditinggalkan begitu saja.
budaya yang dipertunjukannya. Melalui sikap konsistensi ini juga dapat
Tindakan Terbuka disimpulkan bahwa pemain barongsai
Tindakan terbuka merupakan tersebut menyenangi dan menikmati
kelanjutan dari tindakan tertutup yang latihan yang dilakukannya. Hal ini
cenderung lebih dapat diamati sesuai dengan konsep Sikap Positif :
(Mulyana, 2010: 71-72). Ekspresi wajah Perwujudan nyata dari suasana jiwa
terhadap pemain yang berada di dalam yang terutama memperhatikan hal-hal
kostum barongsai sulit untuk diamati, yang positif. Suasana jiwa yang lebih
namun berbeda halnya dengan ekpresi megutamakan kegiatan kreatif dan
wajah yang ditampilkan oleh pemain kegembiraan. (Winarti, 2007: 14)
musiknya yang lebih mudah diamati. Sesuai dengan pendekatan
Ekspresi wajah merupakan bagian dari interaksi simbolik yang digunakan
komunikasi nonverbal yang dalam penelitian ini. Maka secara
memperlihatkan isyarat wajah berupa keseluruhan makna simbolik seni
aspek emosional yang mencakup pertunjukan barongsai dijabarkan secara
perilaku yang disengaja juga tidak komprehensif sesuai dengan sub-fokus
disengaja (Mulyana, 2007: 343). interaksi simbolik yakni melalui situasi
Ekpresi wajah fokus yang simbolik, produk interaksi sosial dan
diperlihatkan pemain musik merupakan interpretasi (Mulyana, 2010: 71-72).
salah satu komponen tindakan terbuka Maka secara sederhana, keseluruhan
yang dapat diamati. Ekpresi wajah pembahasan hasil peneltian dapat
fokus ini secara tidak sengaja terbentuk digambarkan seperti di bawah ini:

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 11


Gambar 1
Makna Simbolik Seni Pertunjukan Barongsai dalam Kebudayaan Tionghoa di Kota
Pekanbaru

Makna Simbolik Seni Pertunjukan Barongsai dalam Kebudayaan Tionghoa di


Kota Pekanbaru

Situasi Produk Interaksi Sosial Interpretasi

Objek Fisik 1. Barongsai dimaknai oleh 1. Tindakan Tertutup


1. Alat utama pemain  Motivasi
 Kepala sai (gabungan  Nilai budaya : sebagai (Faktor Internal : hobi
singa dan naga, tanduk, warisan leluhur yang dan mencari prestasi.
pita merah, cermin harus dilestarikan Faktor Eksternal:
pencerah nirwana)  Nilai olahraga : sebagai Dorongan keluarga dan
2. Alat Musik sarana melatih kekuatan teman)
 Tambur fisik  Perasaan
 Gong 2. Barongsai dimaknai oleh (Senang menjadi
 Simbal tokoh Tionghoa pemain barongsai
3. Pakaian/ kostum barongsai  Nilai solidaritas atau karena hobi dan bangga
perlambangan tokoh pembauran : muncul karena tampil di muka
pahlawan Sam Kok/ Tiga “Barongsai Indonesia di umum dan mendapat
Kerajaan kompetisi internasional prestasi)
 Kuning emas : karakter  Nilai budaya : warisan
Liu Bei, simbol leluhur yang dilestarikan 2. Tindakan Terbuka
kebijaksanaan, kekaisaran  Nilai spiritual : pengusir  Ekpresi wajah (Fokus
dan keberuntungan energi jahat dengan gerakan barongsai
 Merah : karakter Guan  Nilai seni : konsep untuk mengikuti tempo
Yu, simbol keberanian estetika barongsai yang permainan barongsai)
 Hitam : karakter Zhang memberikan hiburan dan  Sikap (kompak dan
Fei, simbol garang kebahagiaan kooperatif dalam
 Hijau : karakter Zhao 3. Barongsai dimaknai oleh kerjasama kelompok,
Yun, simbol heroik penonton disiplin dan konsisten
 Putih : karakter Ma Chao,  Nilai seni : sebagai dalam latihan)
simbol duka cita hiburan
 Nilai spiritual : pengusir
Objek Sosial aura jahat, penolak bala,
(Gerakan pemain barongsai pembawa keberuntungan.
sebagai ekpresi singa)
 Gerakan barongsai HBT
Pekanbaru
(sing li, chi hua to, ming
tian dan ting tian, cun can,
tan pu, pan tan, pan can,
shia can, man cik sing, koi
cik sing, ge sik)
 Gerakan barongsai HTT
Pekanbaru
(Pai, angkat tinggi, kiri-
kanan, ogo, cuci, makan)

Sumber : Olahan Penulis, dikonstruksikan berdasarkan hasil penelitian 2014

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 12


Simpulan 2. Produk interaksi sosial dalam seni
Berdasarkan penelitian yang pertunjukan barongsai meliputi
penulis lakukan menggunakan metode pemaknaan barongsai secara
wawancara mendalam, observasi dan keseluruhan dari berbagai pihak.
dokumentasi. Maka penulis membuat Barongsai dimaknai oleh pemain
kesimpulan sebagai berikut. sebagai nilai budaya dan olahraga.
1. Situasi simbolik dalam seni Barongsai dimaknai oleh tokoh
pertunjukan barongsai di Kota masyarakat Tionghoa sebagai nilai
Pekanbaru terdiri dari objek fisik dan solidaritas, budaya, spiritual dan
objek sosial. Objek fisik (benda) seni). Sedangkan barongsai dimaknai
dalam seni pertunjukan barongsai penonton sebagai nilai seni dan
meliputi alat utama (kepala sai), alat spiritual.
musik (tambur, simbal, gong) dan 3. Interpretasi dalam seni pertunjukan
kostum dalam pertunjukan barongsai barongsai di Kota Pekanbaru
yakni warna kostum seperti merah, mencakup tindakan tertutup dan
kuning emas, hitam, hijau dan putih tindakan terbuka. Tindakan tertutup
yang dikaitkan secara historis warna berkaitan dengan motivasi dan
kostum barongsai diadopsi untuk perasaan diri pemain barongsai yang
mewakili karakter masing-masing tidak bisa secara langsung diamati.
tokoh pahlawan lagendaris Sam Sebagian besar minat individu
Kok). Permainan musik pada seni bergabung menjadi pemain barongsai
pertunjukan barongsai bertujuan didasari oleh motivasi internal yakni
menggambarkan ekspresi singa. hobi dan sarana mencapai prestasi.
Perbedaan nama-nama musik yang Motivasi eksternal berupa dorongan
terdapat antara tim barongsai keluarga dan teman yang ikut
merupakan bagian kreatifitas dari mempengaruhi keputusan pemain
masing-masing tim barongsai. Objek barongsai untuk tergabung dalam tim
sosial dalam pertunjukan barongsai barongsai. Selain itu, tindakan
didominasi pada perilaku nonverbal tertutup juga meliputi perasaan
meliputi gerakan-gerakan yang senang dan bangga yang terdapat di
ditampilkan pemain barongsai. dalam diri pemain barongsai saat
Gerakan barongsai ini sesungguhnya mereka mampu tampil memikat di
merupakan simbol yang mewakili depan penonton dan mencapai
berbagai emosi singa seperti prestasi. Tindakan terbuka pemain
penghormatan, semangat, senang, barongsai meliputi ekspresi wajah
marah, cuci, dan makan. Perbedaan pemain musik yang fokus dan
gerakan antara tim barongsai dengan sikap pemain barongsai yang
sesungguhnya hanyalah bagian kompak, kooperatif dalam
kreatifitas masing-masing kelompok. melakukan kerjasama tim, disiplin
Terdapat makna-makna khusus dari serta konsistensi pemain dalam
simbol-simbol barongsai baik itu mengikuti latihan barongsai.
objek fisik maupun objek sosialnya.
Makna ini disampaikan kepada
pemain junior seiring latihan
berjalan.

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 13


DAFTAR PUSTAKA Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Buku : ______. 2010. Metode Penelitian
Alwasilah, Ahmad. 2002. Pokoknya Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Kualitatif: Dasar-dasar Komunikasi dan Ilmu Sosial
Merancang dan Melakukan Lainnya. Bandung: PT. Remaja
Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
Pustaka Jaya Moleong, Lexy, 2006. Metode
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Penelitian Kualitatif. Bandung:
Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, PT. Remaja Rosda Karya
Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Nasution, S, 2004. Metode Research.
Lainnya. Jakarta: Kencana Jakarta: Bumi Aksara
Prenada Media Group Poloma, Margareth M. 2010. Sosiologi
Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Kontemporer. Jakarta: PT.
Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Rajagrafindo Persada
Grafindo Persada Ruslan, Rosady. 2010. Metode
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Penelitian Public Relations dan
Materi Metodologi Penelitian & Komunikasi. Jakarta: PT.
Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Rajagrafindo Persada
Indonesia Setiadi, Elly M. 2011. Ilmu Sosial dan
Joe Lan, Nio. 2013. Peradaban Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Tionghoa Selayang Pandang. Prenada Media Group
Jakarta: PT. Gramedia Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian
Kuswarno, Engkus. 2011. Etnografi Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Komunikasi. Bandung: Widya Supartono. 2004. Ilmu Budaya Dasar.
Padjadjaran Bogor: Ghalia Indonesia
Kriyanto, Rachmat. 2009. Teknik Sobur, Alex. 2009. Semiotika
Praktis Riset Komunikasi: Komunikasi. Bandung: PT.
Disertai Contoh Praktis Riset Remaja Rosdakarya
Media, Public Advertising, Tumanggor, Rusmin, Kholis Ridho dan
Komunikasi Organisasi, Nurochim. 2010. Ilmu Sosial
Komunikasi Pemasaran. Jakarta: dan Budaya Dasar. Jakarta:
Kencana Kencana Prenada Media
Liliweri, Alo. 2003. Makna Budaya Tinambunan,W.E. 2001. Ilmu
dalam Komunikasi Antarbudaya. Komunikasi Perspektif Asumsi
Yogyakarta: LKis dan Pendekatan Metodologis,
Mufid, Muhammad. 2010. Etika dan Jakarta: Swakarya
Filsafat Komunikasi. Bandung: Tunner, Lynn H. dan West, Richard.
PT. Rineka Cipta 2008. Pengantar Teori
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Analisis dan Aplikasi
Komunikasi: Suatu Pengantar. (edisi 3 buku 2), Jakarta: Salemba
Bandung: Remaja Rosdakarya. Wibowo, I dan Ju Lan, Thung. 2010.
______. dan Jallaludin Rakhmat. 2010. Setelah Air Mata Kering:
Komunikasi Antarbudaya: Masyarakat Tionghoa Pasca-
Pedoman Berkomunikasi dengan Peristiwa Mei 1998, Jakarta: PT.
Orang-Orang Berbeda Budaya. Kompas Media Nusantara

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 14


Yasir. 2009. Pengantar Ilmu Juni 2014 dari
Komunikasi, Pekanbaru: Pusat http://hoktektong.com/sejarah-
Pengembangan Pendidikan. singkat
Holde, Golden. 2012. Sepintas tentang
Skripsi: Barongsai. Diakses pada 5 Juni
Siahaan, Yudhistira. 2012. Kajian 2014 dari http://web.budaya-
Musikal dan Fungsi Pertunjukan tionghoa.net/index.php/item/1703
Barongsai Pada Perayaan Cap -sepintas-tentang-barongsai
Go Meh Masyarakat Tionghoa Di Pekanbaru.go.id : Portal Resmi
Maha Vihara Maitreya, Komplek Pemerintah Kota Pekanbaru.
Perumahan Cemara Asri, Medan. 2014. Sejarah Pekanbaru.
Medan. Universitas Sumatera Diakses pada 1 Juni 2014 dari
Utara http://www.pekanbaru.go.id/sejara
Ningsih, Imelda. 2001. Barongsai dan h-pekanbaru/
Masyarakat Cina di Kota Medan. Pekanbaru.go.id : Portal Resmi
Medan. Universitas Sumatera Pemerintah Kota Pekanbaru.
Utara 2014. Wilayah Geografis
Pekanbaru. Diakses pada 1 Juni
2014 dari
Sumber Internet : http://www.pekanbaru.go.id/wilay
Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru. ah-geografis/
2012. Jumlah penduduk menurut Pemetaan Sosial Daerah-daerah
kecamatan dan jenis kelamin Penghasil Minyak dan Gas,
(series tahun). Diakses pada 3 Satuan Kerja Sementara Kegiatan
Juni 2014 dari Hulu Migas. 2012. Kota
http://pekanbarukota.bps.go.id/ind Pekanbaru. Diakses tanggal 10
ex.php?hal=tabel&id=4 April 2014 dari
Budaya Tionghoa : Forum Budaya dan http://migas.bisbak.com/1471.htm
Sejarah Tionghoa. 2014. Budaya l
Tionghoa. Diakses pada 22 Mei The Chinese Art of Lion Dancing. 2006.
2014 dari The Chinese Lion Dance. Diakses
http://www.tionghoa.net/ pada 5 Juni 2014 dari
Hok Tek Tong. 2014. Sejarah Singkat http://chineseliondancers.webs.co
Hok Tek Tong. Diakses pada 6 m/Lion_In_General.htm

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 15

You might also like