You are on page 1of 13

Jurnal Anestesiologi

Indonesia
LAPORAN KASUS
Prosedur Masase Neuroperfusi Untuk Penanganan Nyeri dan Gangguan Fungsi :
Inovasi dan Modalitas Baru dalam Terapi Nyeri

Neuroperfusion Massage Procedures for Pain Management and Disorders Function:


Innovation and New Modality in Pain Therapy
Luwih Bisono 1, Akhyar Hamonangan Nasution 2
1
Dokter Ahli Anestesiologi dan Terapi Intensif, Departemen Anestesiologi & terapi Intensif,, Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, Medan
2
Kepala Departemen, Departemen Anestesiologi & terapi Intensif,, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, Medan

Abstract
The flow of oxygen supply is needed by every organ. Every anesthesiologist is obliged
to ensure that oxygen supply has been optimally supplied. Oxygen supply is highly
dependent on arterial, venous and lymphatic blood flow. Impaired oxygen supply can
be caused by surgical and non surgical diseases. Patients can feel pain, paresthesia,
burning and even paralysis. Anesthesiologists are not only obliged to reduce or
eliminate pain, but also have the obligation to bring back pain, sensory and motor
function. Patient complaints may include pain, paresthesias, pares, plegi and even
necrosis. Patients will feel hopeless and low quality of life although pain free when
without the return of sensory and motor function. Pain management can be done by
invasive and non invasive procedures. Neuroperfusion massage is a new alternative to
pain relief and malfunction. Many sports medicine experts believe that massage can
improve blood flow, decrease muscle tension / neural excitability and improve quality
of life
Keywords: Oxygen supply, pain management, neuroperfusion massage

Abstrak
Aliran suplai oksigen sangat dibutuhkan oleh setiap sel organ. Setiap dokter anestesi
berkewajiban untuk memastikan suplai oksigen telah diberikan secara optimal. Suplai
oksigen sangat tergantung pada aliran darah arteri, vena dan limfe. Gangguan suplai
oksigen dapat disebabkan oleh penyakit bedah maupun non bedah. Pasien dapat
merasakan nyeri, parestesi, rasa terbakar bahkan kelumpuhan. Dokter anestesi tidak
hanya berkewajiban mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, tetapi juga
berkewajiban menghadirkan kembali rasa nyeri, fungsi sensorik dan motorik. Keluhan
pasien dapat berupa nyeri, parestesi, parese, plegi bahkan nekrosis. Pasien akan merasa
hampa dan kwalitas hidup yang rendah walaupun pain free bila tanpa disertai

or 1, Tahun 2017
Volume
KTI dengan masa berlaku IX,2014
3 Juli Nomor
- 2 1,
JuliTahun 2017 SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 212/P/2014 1
2019 Dasar
kembalinya fungsi sensorik dan motorik. Pain management dapat dilakukan dengan
prosedur invasive maupun non invasive. Neuroperfusi massage adalah alternative baru
untuk penanggulangan rasa nyeri dan gangguan fungsi . Banyak ahli kedokteran olah
raga percaya bahwa massage dapat meningkatkan aliran darah, menurunkan
ketegangan otot/eksitabilitas syaraf dan meningkatkan kwalitas hidup
Kata Kunci : Suplai oksigen, pain management, neuroperfusi massage.

PENDAHULUAN gangguan suplai oksigen ini tentunya


Peredaran darah dan oksigen dari tidaklah secara mendadak3. Keluhan
jantung menuju organ perifer/target muncul secara perlahan-lahan dan
organ sangatlah penting bagi bertahap (kecuali trauma) sehingga
kehidupan. Aliran darah pada organ akan lebih baik bila pasien berobat
(organ blood flow) tergantung pada lebih dini3,5.
tekanan darah arteri (MAP) dan Berdasarkan formula oxygen
resistensi pembuluh darah organ1. delivery didapatkan persamaan 2:
Aliran darah tidak hanya melalui arteri DO2 : : CO x 1,34 x Hb x O2
dan vena, tetapi aliran pembuluh limfe saturation + 0,0031 x PaO2
juga memegang peranan sangat Dari formula ini mengambarkan bahwa
penting. Apabila terjadi sumbatan pada pompa jantung dan sirkulasi darah
salah satu pembuluh darah tersebut, arteri/vena sangat penting tanpa
maka pasien dapat mengalami berbagai mengabaikan peranan oksigen yang
macam keluhan2. Keluhan pasien dapat terlarut dalam darah termasuk dalam
berupa parestesi, spasme otot, rasa kapiler dan aliran limfe. Adanya
nyeri/terbakar, gangguan fungsi gerak, permasalahan dalam transport oksigen /
7
kelumpuhan hingga nekrosis organ . saluran mikrosirkulasi/ aliran limfe
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan dapat menjadi bahaya laten yang
emosional yang tidak menyenangkan perlahan-lahan dapat memicu masalah
terkait dengan kerusakan jaringan besar pada target organ2,3,7.
secara aktual maupun potensial6. Keluhan-keluhan pasien akibat
Gangguan sumbatan pembuluh darah gangguan transport oksigen yang
dapat berupa penyakit bedah maupun tersebut di atas telah menjadi salah
penyakit non bedah. Keluhan akibat satu pelayanan tersendiri di bidang

2 Volume IX, Nomor 1, Tahun 2017


anestesi. Dokter anestesi tidak hanya compliance, meningkatkan range of
dituntut dapat menghilangkan rasa joint motion, menurunkan passive dan
sakit/pain free, tetapi juga diharapkan active stiffness. Pada fisiologi tubuh,
dapat menghadirkan kembali fungsi massage dapat meningkatkan aliran
sensorik dan motorik pasien1,3. Pasien darah otot/ sirkulasi darah kulit/
dapat jatuh dalam kondisi depresi aktivitas parasimpatik/ hormone
walaupun telah hilang rasa sakit/pain relaksasi, dan menurunkan hormone
free tetapi pasien tidak dapat stress. Penurunan hormone serotonin
mengerakkan anggota gerak, atau tidak dan cortisol pernah dilaporkan pada
mampu membedakan kapan flatus / pasien dengan nyeri pinggang dan HIV
berak, impotensi dll3. Pada saat ini positive setelah dilakukan prosedur
terdapat banyak tehnik dalam massage. Prosedur massage terbukti
pelayanan pain management. Pain meningkatkan aktivitas parasimpatis
management dapat dilakukan secara yang ditandai dengan penurunan denyut
operatif, farmakologis, intervensi, jantung dan tekanan darah serta
psikologis hingga terapi non invasive peningkatan kadar endorphine. Secara
tergantung pada fasilitas rumah sakit, neurologis, prosedur massage dapat
diagnosis, dan kompetensi operator . menurunkan eksitabilitas
Pada kebanyakan kasus spine, terapi neuromuskuler/pain/ketegangan otot
operatif/injeksi/intervensi hanya atau spasme melalui mekanisme
dilakukan pada lokalisasi patologi spine penurunan amplitude reflex Hoffman
itu saja, sementara spasme otot-otot (H reflex). H reflex akan menurunkan
penunjang juga dapat mengakibatkan eksitabilitas reflex spinal melalui
nyeri dan gangguan fungsi sensorik- mekanoreseptor jaringan dalam (deep
motorik7. tissue mechanoreceptors). Prosedur
Menurut Weerapong et al 2006, massage akan meningkatkan hubungan
prosedur massage dapat member antara tubuh dan pikiran sehingga
keuntungan efek pada aspek secara psikologis akan meningkatkan
biomekanik, fisiologis, neuroligis dan relaksasi dan menurunkan kecemasan.
psikologis. Secara biomekanik, Ronald Melzack dan Patrick
massage dapat menurunkan tissue dinding (1965) memperkenalkan gate
adhesion, meningkatkan muscle control theory. Teori ini menjelaskan

Volume IX, Nomor 1, Tahun 2017 3


bahwa aktivasi reseptor non nyeri/ non tindakan kedokteran baik invasive
nociceptive yang disalurkan oleh jalur maupun non invasive harus
syaraf berdiameter besar/myelinated diberitahukan pada keluarga/pasien
(serabut αβ) akan menutup pintu rasa semua manfaat dan kerugiannya
nyeri yang disalurkan oleh jalur syaraf (inform consent), dan keselamatan
berdiameter kecil / unmyelinated pasien merupakan pertimbangan paling
(serabut c). Begitu juga sebaliknya, utama8.
apabila aktivasi reseptor nyeri/ Dalam rangka memperlancar
nociceptive yang disalurkan oleh jalur transport oksigen dan relaksasi otot,
syaraf kecil/ unmyelinated akan penulis memperkenalkan tehnik
membuka pintu nyeri yang akan neuroperfusi massage. Neuroperfusi
diteruskan ke ganglion dorsalis medulla massage adalah tehnik baru massage
spinalis lalu ditransmisikan ke otak dan untuk memperlancar oksigen pada
dipersepsikan sebagai rasa nyeri. aliran darah/limfe dari jantung ke
Aktivasi reseptor non nociceptive dapat organ perifer dan sebaliknya dengan
dilakukan dengan sentuhan, tekanan tujuan mengembalikan fungsi sensorik
maupun getaran sehingga menutup dan motorik. Tehnik massage ini harus
pintu nyeri medulla spinalis. Hal ini dikerjakan secara lembut dan mantap.
menjelaskan mengapa pasca massage Prosedur massage diawali pada daerah
yang benar akan memberikan rasa utama/pusat (thorax dan lumbal ),
nyaman pada pasien dengan nyeri diikuti daerah perifer (cervical,
pinggang berat. Namun menurut Willy brachial, femoral, pedis dll ) tergantung
Halim (2010), prosedur massage pada keluhan pasien. Sebagai tanda
sering diremehkan dan menjadi terapi lancarnya oksigen dan relaksasi otot,
alternative diluar kedokteran. semakin lama prosedur massage akan
Banyak terjadi keluhan pasien semakin nyaman dan hilang rasa sakit/
yang memberat bahkan kematian pain free6. Prosedur ini sangat bagus
setelah dilakukan prosedur massage untuk kelainan musculoskeletal yang
yang dikerjakan oleh tenaga yang tidak akut, dan tidak cocok untuk nyeri
mengerti anatomi dan fisiologi tubuh. viscera atau kelainan yang memerlukan
Masyarakat awam menyebut kondisi ini tindakan pembedahan. Biasanya pada
sebagai tindakan malpraktek. Semua awal prosedur massage, pasien akan

4 Volume IX, Nomor 1, Tahun 2017


merasakan kesakitan. Setelah 8 – 10 melakukan aktivitas biasa (sekolah
kali massage, rasa sakit akan berangsur- SMA). Di sekolah, pasien mengalami
angsur hilang. Hal ini diduga karena sakit kepala hebat, leher tegang/kaku,
asam laktat yang mulai mencair dan pandangan mata dobel, telingga
tidak menumpuk lagi3,5. Penulis telah berdenging, muntah-muntah, nyeri
mengerjakan tehnik ini pada pasien punggung sehingga tidak mampu
dengan keluhan migren, vertigo, nyeri berjalan, VAS 8-9. Pasien segera
leher/cervical muscle spasme, nyeri masuk rumah sakit lagi. Di rumah sakit
bahu/frozen shoulder, parese berat dirawat dengan : tirah baring posisi
tangan pasca operasi/neuropraksia, datar, rehidrasi, analgetik bodrex extra,
CTS/parestesi jari, nyeri pinggang dll neurotropik, steroid, banyak minum,
dengan hasil yang memuaskan. serta extra minum kopi 2 kali per hari.
2 hari perawatan konservative, keluhan
LAPORAN KASUS 1 pasien membaik dengan VAS 3-4.
Seorang pasien laki-laki AH 16 Pasien masih merasakan kepala sedikit
tahun, 65 kg 170 cm, PS ASA 1, telah pening, leher tegang dan nyeri
menjalani prosedur operasi punggung.
varicocelektomi selama 1 jam 15 menit. Kondisi pasien masih belum terlalu
Pasien dilakukan regional anestesi sub bugar dengan VAS 3-4. Pasien
arachnoid block dengan bupivacaine dilakukan prosedur neuroperfusi
0,5% heavy 15 mg. Regional sub massage. Prosedur dilakukan dengan
arachnoid block dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
spinocan 25 G, 1 kali injeksi, LCS 1. Pasien diposisikan prone lalu dada
lancar tanpa darah dan tercapai blok diberi ganjal bantal. Persiapan minyak
thoracal 6. Operasi berjalan lancar baby oil/zaitun atau yang lain untuk
dengan hemodinamik stabil. Pasca menghindari trauma pada kulit.
operasi pasien tenang dengan VAS 1-2. 2. Posisi operator di sebelah kiri
Pasien dilakukan perawatan tirah baring pasien. Dengan posisi tangan kanan
24 jam pertama dan mobilisasi bertahap operator bertumpu pada betis pasien,
mulai hari ke 2. Pasien tanpa keluhan tangan kiri mulai melakukan massage
dan pulang pada hari ke 3 post operasi. dari pangkal pinggang ke arah atas/
Pada hari ke empat post operasi, pasien bahu 8-10 kali dengan kekuatan 6-8

Volume IX, Nomor 1, Tahun 2017 5


kilogram. Massage dilakukan merata 1 dengan Ca Mamae Dextra telah
pinggang kanan-kiri. menjalani operasi modified radical
3. Dilakukan massage regio thoracal/ mastektomi (MRM). Prosedur operasi
punggung dengan cara: massage dilakukan dengan tehnik general
intercostal (kanan-kiri) dari medial ke anestesi intubasi selama 2 jam.
perifer hingga rata dan halus. Prosedur operasi berjalan lancar dan
4. Massage dari arah thoracal superior kondisi hemodinamik stabil. Pasca
(punggung atas) ke pinggang/lumbal operasi pasien tenang, sadar baik
(kanan-kiri) dan samping pinggul dengan VAS 1-2. Permasalahan pasien
(SIAS) ke arah pinggang atas. muncul mulai hari 1 pasca operasi.
5. Dalam posisi duduk, dilakukan Tangan kanan pasien sulit bergerak,
massage dari pangkal leher ke bahu nyeri dan terasa kesemutan. Keluhan
(kanan-kiri) hingga rata dan halus. tersebut tetap dirasakan hingga 1
6. Dalam posisi duduk, dilakuka minggu post operasi. Pasien
massage dari pangkal leher ke arah atas dikonsulkan untuk pengobatan ke
(pangkal kepala) hingga rata dan halus. dokter neurologi dan rehabilitasi medis.
Pasien merasakan badan lebih baik Ternyata terapi dari sejawat neurologi
setelah prosedur neuroperfusi massage. dan rehabilitasi medis tidak memberi
Aliran oksigen yang lancar hasil nyata. Tangan kanan pasien tetap
menghasilkan perfusi target organ lebih sulit bergerak, sakit dan kesemutan.
baik6 . Perubahan yang dirasakan Oleh dokter operator, pasien
adalah keluhan nyeri kepala/pening, dikonsulkan ke penulis sebagai dokter
leher tegang/kaku/ nyeri punggung anestesi. Pasien dilakukan prosedur
menghilang. Badan terasa lebih enak neuroperfusi massage dengan tahapan
dan bugar. Pasien tetap diobsservasi di sebagai berikut :
bangsal. 2 hari pasca prosedur 1. Pasien diposisikan prone lalu dada
neuroperfusi massage tidak ditemukan diberi ganjal bantal. Persiapan minyak
keluhan. Pasien pulang pada keesokan baby oil/zaitun atau yang lain untuk
harinya. menghindari trauma pada kulit.
2. Posisi operator di sebelah kiri
LAPORAN KASUS 2 pasien. Dengan posisi tangan kanan
Seorang wanita 36 tahun, PS ASA operator bertumpu pada betis pasien,

6 Volume IX, Nomor 1, Tahun 2017


tangan kiri mulai melakukan massage minggu di Rumah Sakit. Pasien dirawat
dari pangkal pinggang ke arah atas/ dengan keluhan nyeri pinggang hebat
bahu 8-10 kali dengan kekuatan 6-8 dan tidak bisa jalan. Keluhan ini mulai
kilogram. Massage dilakukan merata dirasakan 1 minggu sebelum masuk
pinggang kanan-kiri. rumah sakit. Oleh dokter yang
3. Dilakukan massage regio thoracal/ merawat, pasien didiagnosis HNP dan
punggung dengan cara: massage direncanakan prosedur operasi
intercostal (kanan-kiri) dari medial ke laminektomi. Pasien menolak operasi.
perifer hingga rata dan halus. Pasien dikonsulkan ke penulis sebagai
4. Dalam posisi supine dilakukan dokter anestesi. Pasien dikerjakan
massage lengan atas regio trisep dari dengan prosedur neuroperfusi massage
atas ke bawah/siku. Dan massage dengan tahapan sebagai berikut :
lengan atas region bisep dari siku/ 1. Pasien diposisikan prone lalu dada
bawah ke atas pangkal ketiak/axilla. diberi ganjal bantal. Persiapan minyak
Massage dilakukan 8-10 kali gerakan baby oil/zaitun atau yang lain untuk
dengan kekuatan 6-8 kilogram. menghindari trauma pada kulit.
Dilakukan massage lengan bawah 2. Posisi operator di sebelah kiri
bagian atas dan bawah dari siku ke arah
pasien. Dengan posisi tangan kanan
ujung-ujung jari merata 8-10 kali
hingga terasa halus dengan kekuatan operator bertumpu pada betis pasien,
yang sama.
tangan kiri mulai melakukan massage
Pasien merasakan perubahan fungsi
dari pangkal pinggang ke arah atas/
gerak, sensorik dan motorik yang jauh
bahu 8-10 kali dengan kekuatan 6-8
lebih baik dari kondisi sebelumnya
kilogram. Massage dilakukan merata
setelah 2 kali prosedur neuroperfusi
pinggang kanan-kiri.
massage. Rasa nyeri dan kesemutan
3. Dilakukan massage regio thoracal/
menghilang dan kekuatan otot membaik
punggung dengan cara: massage
4-5. Kondisi ini dihasilkan oleh aliran
intercostal (kanan-kiri) dari medial ke
oksigen yang lancar/perfusi organ yang
perifer hingga rata dan halus.
lebih baik6.
4. Massage dari arah thoracal superior
(punggung atas) ke pinggang/lumbal
LAPORAN KASUS 3
(kanan-kiri) dan samping pinggul
Seorang pasien laki-laki 56 tahun
(SIAS) ke arah pinggang atas.
telah menjalani perawatan selama 1

Volume IX, Nomor 1, Tahun 2017 7


5. Masih dalam posisi prone, bahu dan punggung telah relaksasi
dilakukan massage dari daerah poplitea sehingga perfusi /oksigenasi jaringan
kea arah bokong/gluteus hingga halus, menjadi lebih baik. Kemungkinan ada
dilanjut massage daerah betis/ peningkatan hormone endorphine
gastrocnemius ke arah kaki/pedis setelah prosedur massage sehingga
hingga halus. pasien lebih tenang dan nyaman.
6. Dalam posisi lateral/dekubitus, Prosedur massage yang baik akan
dilakukan massage daerah paha luar/ membuat otot lebih relak,
musculus vastus lateralis kanan-kiri meningkatkan muscle compliance dan
dari atas ke bawah hingga tangan terasa range of joint motion, menurunkan
halus. passive dan active stiffness serta
Pasien dilakukan neuroperfusi menurunkan tingkat kecemasan. Pasien
massage sebanyak 2 kali. Pasca merasa nyaman dan tenang. Hal ini
prosedur neuroperfusi massage keluhan sesuai dengan pendapat Weerapong et
pasien berangsur-angsur membaik dan al 2006.
pasien mulai bisa jalan. Rasa Pasca prosedur neuroperfusi
kesemutan kaki, kaki terasa berat, nyeri massage, otot-otot terasa relak dan
pinggang hilang. nyeri hilang. Dengan tehnik massage
DISKUSI yang benar, reseptor non nocicptive
Pada awal neuroperfusi massage, melalui jalur syaraf besar/myelinated
tangan operator merasakan di kulit akan teraktivasi yang akan menutup
pasien seperti terdapat butiran-butiran pintu nyeri di medulla spinalis yang
beras dan pasien merasakan kesakitan. akan ditransmisikan di otak. Ke tiga
Butiran-butiran beras ini terdapat di pasien tersebut di atas telah
pinggang, punggung, bahu dan leher. mempersepsikan sebagai rasa nyaman
Setelah 8-10 kali massage dengan dan tidak nyeri. Hal ini sesuai
kekuatan 6-8 kilogram, kulit pasien pendapat Ronald Melzack dan
terasa lebih halus dan rasa sakit hilang. Patrick dinding (1965) .
Hal ini disebabkan oleh karena asam Tiada ada gading yang tak retak.
laktat yang menumpuk (seperti butiran Penulis juga sering mengalami
beras) mulai mencair dan aliran darah kesulitan dalam pelayanan pain
dan limfe mulai lancar3,5,6,7. Otot leher/ management dengan prosedur

8 Volume IX, Nomor 1, Tahun 2017


neuroperfusi massage. Biasanya kesulitan disebabkan oleh karena keluhan sudah lama (menahun),
etiologi dasar merupakan penyakit bedah, kontraktur/atrofi otot dan berat badan yang
berlebihan/obesitas. Kondisi seperti ini akan menyebabkan kerusakan syaraf sekunder yang
irreversible sehingga tidak berespon terhadap tindakan ini.

KESIMPULAN
1. Kecukupan oksigen untuk target organ dari jantung ke perifer melalui arteri, vena dan limfe
dan sebaliknya akan menjamin terjaganya fungsi sensorik dan motorik organ.
2. Terdapat banyak modalitas dalam pain management untuk pelayanan pasien baik tindakan
invasive atau non invasive. Keselamatan pasien merupakan pertimbangan paling utama.
Neuroperfusi massage dapat digunakan sebagai alternative dalam pelayanan pain management
cukup mudah dikerjakan dan diterapkan di banyak tempat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Marshall JC, Inflammation, coagulopa- thy, and the pathogenesis of multiple organ dysfunction
syndrome. Crit Care Med 29: 2001; S99–S106

2. Reinhart K, Monitoring O2transport and tissue oxygenation in critically ill patients. In: Reinhart K,
Eyrich K (ed) Clinical aspects of O2 transport and tissue oxygenation. Springer, Berlin Heidelberg
New York, 1989; 195–211
3. Serizawa Katsusuke, Massage The Ori- ental Methode, Japan: 1977; 29-30
4. Weerapong Pornrashanee, Hume Patria A, Kolt Grefory S. The Mechanisms of Massage and Effects
on Performance, Muscle recovery and Injury Preven- tion. Sports Medicine.2005: 35(3): 235
-56
5. Halim Willy. Mengatasi Sendiri Nyeri Anda. 2010; 11-16
6. Melzack R,& Dinding PD. (1965).Mekanisme nyeri: teori baru.Ilmu.1965 (diarsipakn 2012/01/14)
150 (3699) : 971-9. Doi : 10, 1126/science.150.3699.971.PMID 5.320.
7. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran: Guy- ton & Hall; Ed 9_Jakarta: EGC ; Sen- sasi Somatik : II Sensasi
Nyeri,Nyeri Kepala,dan Sensasi Suhu, 1997; 762- 776.
8. Anny Isfandyarie, Malpraktek dan Resiko Medik (dalam kajian hu kum pidana), 2005; 37 – 41.
TUGAS ELEKTIF KEPERAWATAN
RESUME JURNAL

Prosedur Masase Neuroperfusi Untuk Penanganan Nyeri dan Gangguan

Fungsi : Inovasi dan Modalitas Baru dalam Terapi Nyeri

Dosen pengampu :

Disusun oleh :

NUR HASANAH HAYATI

P1337420218007

3A

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PRODI DIII

KEPERAWATAN PURWOKERTO

TAHUN 2020
RESUME JURNAL

Prosedur Masase Neuroperfusi Untuk Penanganan Nyeri dan Gangguan


Judul Prosedur Masase Neuroperfusi Untuk Penanganan Nyeri dan Gangguan

Jurnal Jurnal Anestesiologi Indonesia


Volume dan Halaman Volume IX, Nomor 1, Tahun 2017
Terakreditasi DIKTI dengan masa berlaku 3 Juli 2014 - 2 Juli 2019 Dasar SK
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 212/P/2014
Tahun 2017
Penulis Luwih Bisono 1 , Akhyar Hamonangan Nasution 2

Reviewer Nur Hasanah Hayati


Tanggal Reviewer 22 Oktober 2020
Latar Belakang Gangguan suplai oksigen dapat disebabkan oleh penyakit bedah maupun
non bedah. Pasien dapat merasakan nyeri, parestesi, rasa terbakar
bahkan kelumpuhan. Dokter anestesi tidak hanya berkewajiban
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, tetapi juga berkewajiban
menghadirkan kembali rasa nyeri, fungsi sensorik dan motorik.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur masase neuroperfusi
untuk penanganan nyeri dan gangguan

Permasalahan
Keluhan akibat gangguan suplai oksigen ini tentunya tidaklah secara
mendadak3. Keluhan muncul secara perlahan-lahan dan bertahap
(kecuali trauma) sehingga akan lebih baik bila pasien berobat lebih
dini3,5. Adanya permasalahan dalam transport oksigen / saluran
mikrosirkulasi/ aliran limfe dapat menjadi bahaya laten yang perlahan-
lahan dapat memicu masalah besar pada target organ2,3,7.
Keluhan-keluhan pasien akibat gangguan transport oksigen yang
tersebut di atas telah menjadi salah satu pelayanan tersendiri di
bidang anastesi.

Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metodologi Tindakan.


Metode yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau
pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya dari 3
kasus yang dijadikan sample.
Hasil Penelitian Pasca prosedur neuroperfusi massage, otot-otot terasa relak dan nyeri hilang.
Dengan tehnik massage yang benar, reseptor non nocicptive melalui jalur syaraf
besar/myelinated akan teraktivasi yang akan menutup pintu nyeri di medulla
spinalis yang akan ditransmisikan di otak. Ke tiga pasien tersebut di atas telah
mempersepsikan sebagai rasa nyaman dan tidak nyeri. Hal ini sesuai pendapat
Ronald Melzack dan Patrick dinding (1965) .
Fungsi : Inovasi dan Modalitas Baru dalam Terapi Nyeri
Volume IX, Nomor 1, Tahun 2017 9

You might also like