You are on page 1of 11

JURNAL ANTROPOLOGI: ISU-ISU SOSIAL BUDAYA - VOL. 21 NO.

01 (JUNE 2019)

Available online at : http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/

Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya


| ISSN (Online) 2355-5963 |

MALANG CORRUPTION WATCH SEBAGAI GERAKAN MASYARAKAT SIPIL GUNA


MEMBANGUN BUDAYA ANTI-KORUPSI DI DAERAH

Fahdian Rahmandani1 *, Samsuri2


1
Graduate Student of Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
2
Department of Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T
Corruption is a problem that threatens various sectors, such as
politics, education, economy, culture, and health. At the area
Submitted : 06 January 2019 level, corruption cases are a threat that is difficult to detect
Review : 05 April 2019 because of the absence of ad-hoc institutions in conducting
Accepted : 12 May 2019 surveillance. Therefore, it takes an independent civil society at
the area level to enable monitoring and voiced the idea of anti-
Available online: June 2019 corruption. This study aims to determine the role of non-
governmental organizations namely Malang Corruption Watch
in building an anti-corruption culture in Malang Raya. The
KEYWORDS method used in writing this article is a literature study. The
results of this study indicate that Malang Corruption Watch is a
Anti-Corruption, Civil Society Movement, Malang non-governmental organization that has an independent nature.
Corruption Watch, Citizenship Education, Anti- In overcoming the problem of communal corruption, Malang
Corruption Culture Corruption Watch provides citizenship education to the people’s
in the form of people political education, public schools, citizen
CORRESPONDENCE forums, community groups guarding public services,
campaigning for anti-corruption movements, and anti-corruption
*E-mail: fahdianrahmandani.2017@student.uny.ac.id schools to increase the critical power of citizens in addressing
the middle public problems happen. Furthermore, there are
several posts complaints that are provided so that citizens can
easily express their aspirations to realize an anti-corruption
culture.

A. PENDAHULUAN korupsi oleh para birokrat tingkat rendah dan


atasan mereka, dan korupsi legislatif (legislative

K
orupsi menjadi fenomena sosial yang corruption) juga disebut korupsi politik adalah
kronis dan harus dipecahkan. Tindakan ketika sumber daya moneter digunakan untuk
korup telah menggerogoti akuntabilitas diri mempengaruhi sikap para legislator, atau dalam
seseorang dan pemerintah dalam memberikan bahasanya Kubbe dan Engelbert (2018: 71) agen
pelayanan kepada publik. Korupsi merupakan politik memanipulasi dan memodifikasi lembaga
tindakan buruk dan sebagai ancaman terhadap pemerintah serta sistem politik untuk memper-
pemerintahan demokratis. Korupsi juga menaruh tahankan kekuasaan atau untuk mendapatkan
ancaman terhadap stabilitas politik dan keuntungan materi. Jiang (2018: 12) coba
pembangunan berkelanjutan (Quah, 2017:135). menguraikan korupsi dalam dua sudut pandang,
Sulit untuk menjelaskan korupsi secara utuh, yaitu antara sistemis dan sistematis. Korupsi
karena korupsi merupakan masalah yang kuno sistemis maksudnya produk dari sistem
dan memiliki fleksibilitas di sektor apapun administrasi yang lemah dan tidak adanya
sehingga penjelasan tentang korupsi hanya lembaga ad-hoc yang mengawasi sehingga
tertuju pada penyimpangan perilaku negatif. menjadi endemik terhadap sistem. Sedang
Selanjutnya Chowdhury, Desai, & Audretsc korupsi sistematis dianggap sebagai kejahatan
(2018:41) membagi korupsi ke dalam beberapa terorganisasi, ada tujuan untuk kepentingan
jenis. Ada korupsi besar (grand corruption) pribadi dan kelompok dalam menumbangkan
merupakan tindakan elite politik dimana mereka desain sistem politik atau memanipulasi sistem
mengeksploitasi kekuatan mereka untuk mem- politik demi sebuah kepentingan.
buat kebijakan; korupsi birokrasi (bureaucratic Sebenarnya alasan terjadinya korupsi dapat
corruption) adalah keterlibatan dalam perilaku ditinjau dari beberapa faktor. Chowdhury, Desai,
49 | P a g e
https://doi.org/10.25077/ jantro.v21.n1.p49-59.2019 Attribution-ShareAlike 4.0 International. Some rights reserved
FAHDIAN RAHMANDANI/JURNAL ANTROPOLOGI: ISU-ISU SOSIAL BUDAYA - VOL. 21 NO. 01 (JUNE 2019)

& Audretsc (2018: 43) menjelaskan secara perencanaan dan manajemen, seperti sistem
singkat alasan dibalik tindakan korupsi dise- informasi; pembangunan sekolah; rekrutmen;
babkan karena sistem demokrasi yang promosi (termasuk sistem intensif) dan
digunakan di beberapa negara masih banyak pengangkatan guru; penyediaan dan distribusi
celah sehingga lembaga-lembaga politik dapat peralatan dan buku teks; alokasi tunjangan
dimasuki oleh para politisi yang korup. Pada khusus (beasiswa); ujian dan ijazah; dan
intinya tingkat pembangunan ekonomi dan kegiatan-kegiatan diluar sekolah. Menurut
lingkungan politik menjadi alasan kuat kenapa Deliversky konsekuensi korupsi dalam
kebocoran terjadi oleh tindakan korupsi. Faktor pendidikan akan menyebabkan pemborosan
lain penyebab terjadinya korupsi coba sumber daya keuangan, serta tujuan pendidikan
dipaparkan oleh KPK berdasarkan studi yang yang sejatinya untuk mengembangkan kemam-
telah dilakukan kepada pelaku korupsi, puan siswa kurang maksimal karena terjadinya
mahasiswa, dan aparatur sipil negara (ASN). disorientasi tujuan pembelajaran, terjadinya
Penyebab korupsi dalam sudut pandang KPK manipulasi bakat siswa, dan yang lebih parah
penting untuk disorot adalah faktor internal adalah siswa menganggap sebuah tindakan
individu, karena lemahnya moral dan etika dalam korupsi sebagai tindakan yang wajar untuk
diri seseorang, gaya hidup mewah, persepsi dilakukan.
tentang korupsi yang terbatas, permisif; dan Hasil identifikasi ICW selama 10 tahun
faktor budaya permisif, mendahulukan (2006-2015) memaparkan bahwa kasus korupsi
kepentingan golongan (solidaritas buta) (Tim di sektor pendidikan sebanyak 425 kasus
Penyusun Laporan KPK, 2017: 302). menyebabkan kerugian negara mencapai Rp. 1,3
Korupsi merupakan persoalan yang tidak Triliun dan nilai suap Rp. 55 miliar. Lima objek
dapat dipisahkan dari berbagai sektor, seperti dana yang paling banyak di korupsi meliputi dana
politik, pendidikan dan moral, budaya, kesehatan, khusus alokasi (DAK); dana sarana dan
kelembagaan dan ekonomi. Negara Indonesia prasarana sekolah; bantuan operasional sekolah
dalam Corruption Perceptions Index (CPI) Tahun (BOS); dan infrastruktur sekolah serta buku.
2016 diterbitkan oleh Transparency International Sedangkan pada sektor kesehatan, 93%
(2017) menempati urutan ke 90 dari 172 negara tindakan korupsi berkutik dalam pengolahan
dengan skor 37 (pada rentangan 0-100 poin). dana program kuratif seperti pengadaan alat
Poin 0 berarti menunjukkan sangat korup dan kesehatan, jaminan kesehatan, pembangunan
poin 100 menunjukkan persepsi sangat bersih rumah sakit/puskesmas (laboratorium), dan obat-
(Transparency International, 2017). Bahkan pada obatan. Dari laporan ICW objek paling masif di
tahun berikutnya, Indonesia melorot ke posisi 96 korupsi adalah dana pengadaan alat kesehatan
meski memiliki nilai yang sama (Transparency sebanyak 43 kasus dengan kerugian mencapai
International, 2018). Dari data tersebut menun- 442 miliar (Indonesia Corruption Watch, 2016).
jukkan bahwa tingkat korupsi di Indonesia masih Beberapa dampak yang diakibatkan dari
terbilang buruk. Secara sejarah pengalaman tindakan korupsi tersebut memunculkan isu-isu
Indonesia dalam kejahatan ini memang begitu sosial kemasyarakatan lainnya seperti terjadinya
kelam. ketimpangan sosial, ekonomi, politik, pendidikan,
Korupsi saat ini merupakan realitas tindakan dan kesejahteraan sosial. Senada bahwa korupsi
penyimpangan norma sosial dan hukum pada memang sebuah kejahatan yang harus diperangi,
tingkat kulminasi. Korupsi menghasilkan dampak Quah (2017:135) menjelaskan jika korupsi akan
yang menghambat pembangunan dalam berba- menghambat kemajuan dan perkembangan.
gai sektor. Dalam karyanya Quah (2017:135) Baginya korupsi akan melahirkan ketidakmam-
memaparkan jika korupsi merupakan tindakan puan, ketidakmakmuran, kehambaran dalam
yang buruk dan sebagai ancaman terhadap sebuah pembangunan, melahirkan nilai yang
pemerintahan yang demokratis. Korupsi juga tidak etis, serta melahirkan sifat serakah dan
menaruh ancaman terhadap stabilitas politik dan rakus pada diri seseorang.
pembangunan berkelanjutan. Selain itu tindakan korupsi memiliki dampak
Sebuah studi coba yang menjelaskan yang masif dan sangat kompleks yang
kenapa korupsi memberikan dampak dengan menyerang berbagai sektor. Pertama, sektor
membudayanya karakter yang korup, pemba- ekonomi dengan seperti lesunya pertumbuhan
ngunan terhambat, dan pelayanan tidak ekonomi dan investasi, penurunan produktivitas,
maksimal sehingga kejahatan ini begitu diperangi rendahnya kualitas barang dan jasa bagi publik
sampai dengan saat ini. Pertama, studi dalam dll. Kedua, sektor sosial dan kemiskinan
sektor pendidikan yang dilakukan oleh Deliversky masyarakat, korupsi mengakibatkan mahalnya
(2016:142) menyebutkan jika sektor pendidikan harga jasa dan pelayanan publik, pengentasan
dapat di korupsi dengan beberapa cara, kemiskinan berjalan lambat, terbatasnya akses
diantaranya melalui fungsi pendidikannya, bagi masyarakat miskin dll. Ketiga, sektor politik
penyediaan barang dan jasa, buruknya kompete- dan demokrasi dengan munculnya kepemim-
nsi profesionalisme, dan melalui perpajakan dan pinan korup, hilangnya kepercayaan publik pada
properti. Beberapa cara tersebut coba diperjelas demokrasi, menguatnya plutokrasi atau sistem
dalam kecenderungan korupsi di bidang politik yang dikuasai oleh pemilik modal/kapitalis
50 | P a g e
FAHDIAN RAHMANDANI https://doi.org/10.25077/ jantro.v21.n1.p49-59.2019
FAHDIAN RAHMANDANI/JURNAL ANTROPOLOGI: ISU-ISU SOSIAL BUDAYA - VOL. 21 NO. 01 (JUNE 2019)

dll. Keempat, sektor ketahanan dan keamanan daerah lain di Malang Raya seperti Kota Batu
misalnya dengan kerawanan pertahanan dan Kabupaten Malang masing-masing kepala
keamanan nasional karena lemahnya alutsista daerah turut terjerat kasus suap pengadaan
dan sumber daya manusia (SDM), lemahnya barang dan jasa dengan menerima suap
garis batas negara, dan menguatnya sisi pengadaan meubelair (furniture) di Pemerintah
kekerasan dalam masyarakat. Dan terakhir Kota Batu tahun 2017 dan gratifikasi DAK
kelima, sektor lingkungan dengan semakin dengan indikasi menerima suap terkait
menurunnya kualitas lingkungan dan menurun- penyediaan sarana Dinas Pendidikan sebesar
nya kualitas hidup (Puspito, dkk, 2011: 55-70). Rp. 3,45 miliar dan menerima gratifikasi sekitar
Permasalahan korupsi ini menjadi sumber 3,55 miliar (Badan Pekerja MCW, 2017; 2018).
persoalan yang tidak dapat dipisahkan dari Penyimpangan-penyimpangan perilaku pe-
kehidupan bernegara. Dalam memerangi jabat publik menunjukkan telah terjadi distorsi
kejahatan tersebut dibutuhkan keterlibatan terhadap peran yang seharusnya dijalankan
seluruh warga negara (civic engagement). sehingga masyarakat sebagai relasi pemerintah
Peran warga negara, baik secara individu dan Malang Corruption Watch sebagai
maupun secara kelompok sangat dibutuhkan partnership masyarakat dibutuhkan untuk me-
dalam menjawab problematika yang terjadi di nunjukkan reaksinya terhadap tindakan-tindakan
tengah masyarakat tersebut. Melalui lembaga- korupsi oleh oknum yang tidak bertanggung
lembaga kemasyarakatan, masyarakat akan jawab. Pertama, tujuan penulisan artikel ini
mampu memberikan pengaruhnya, baik dalam dimaksudkan untuk mengetahui peran dari
perumusan dan pengambilan kebijakan publik Malang Corruption Watch dalam membentuk
yang merupakan karakteristik dari sebuah negara jaringan masyarakat sipil; kedua, untuk
demokrasi. Hal itu dapat dilakukan melalui mengetahui bentuk-bentuk pendidikan kewarga-
partisipasi masyarakat dengan membentuk negaraan yang diberikan Malang Corruption
asosiasi-asosiasi masyarakat kewargaan yang Watch kepada masyarakat; ketiga, untuk
sering disebut sebagai gerakan non-pemerintah mengetahui program-program yang dilakukan
atau Non Government Organization (NGO). dalam membangun kesadaran antikorupsi dan
Peran dari LSM secara tidak sadar akan meningkatkan keterlibatan masyarakat guna
membentuk sebuah budaya kewarganegaraan menjawab permasalahan korupsi di Malang
yang khas dan mewujudkan tujuan dari Raya.
pendidikan kewarganegaraan yaitu dengan
menciptakan masyarakat yang virtue. Melalui
pengembangan civil society yang kuat dan B. METODE PENELITIAN
mandiri, LSM akan turut mengambil peran dalam

M
memperbaiki kondisi yang ada. Salah satunya etode yang digunakan dalam penulisan
adalah Malang Corruption Watch, lembaga artikel ini menggunakan metode
swadaya masyarakat yang memiliki misi kepustakaan (library research). Studi
mewujudkan pemerintahan yang bersih dari pustaka atau jenis penelitian kepustakaan dapat
korupsi, melalui tindakan monitoring, investigasi, diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang
advokasi, serta pendidikan publik. MCW menjadi berkenaan dengan pengumpulan data pustaka,
gerakan moral dan gerakan sosial di Malang membaca dan mencatat serta mengolah bahan
Raya. penelitian (Zed, 2008: 3). Bahan penelitian dalam
Wilayah Malang Raya akhir-akhir ini menjadi artikel ini berupa sumber sekunder atau data
zona merah perihal kasus korupsi. Dalam Badan yang berasal dari laporan Malang Corruption
Pekerja MCW tahun 2017 ada 9 temuan tindakan Watch tahun 2017 dan 2018 yang menjelaskan
korupsi dalam kasus penyertaan modal PDAM di fenomena korupsi didaerah Malang Raya.
Kota Malang yang diprakarsai oleh Ketua DPRD Didukung dengan berbagai sumber literatur
Kota Malang dengan kerugian negara mencapai berupa hasil penelitian dan laporan tentang
1,6 miliar. Selanjutnya operasi tangkap tangan korupsi dari instansi internasional, nasional, serta
(OTT) Walikota Batu dalam kasus pengadaan berbagai referensi kajian teori dari berbagai
meubelair 5,7 M dengan ditemukan 13 indikasi jurnal dan buku. Tegasnya studi pustaka
tindakan korupsi yang dilakukan dan kerugian membatasi kegiatannya hanya pada bahan-
negara mencapai 2,24 miliar. Disusul pada tahun bahan koleksi buku tanpa memerlukan penelitian
2018 yang menghebohkan masyarakat Malang di lapangan (Zed, 2008: 1-2).
Raya dengan ditangkapnya Wali Kota Malang
beserta beberapa anggota DPRD Kota Malang C. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam indikasi terjadinya suap APBD Kota 1. Malang Corruption Watch Sebagai
Malang tahun 2015. Tidak menunggu waktu Gerakan Masyarakat Sipil
lama, hasilnya pada tahun 2018 KPK

K
menetapkan walikota dan 41 DPRD Kota Malang eberadaan Malang Corruption Watch yang
sebagai tersangka dalam tindakan persekutuan berawal dari komunitas diskusi telah
penetapan APBD murni tahun 2015. Selain itu, di berjalan sebelum reformasi 1998
51 | P a g e
https://doi.org/10.25077/ jantro.v21.n1.p49-59.2019 FAHDIAN RAHMANDANI
FAHDIAN RAHMANDANI/JURNAL ANTROPOLOGI: ISU-ISU SOSIAL BUDAYA - VOL. 21 NO. 01 (JUNE 2019)

berlangsung. Dalam situs web resmi MCW Menguatnya pengetahuan, kemampuan dan
dijelaskan jika Malang Corruption Watch bere- peran kelompok warga dalam membentuk pos-
volusi menjadi lembaga swadaya masyarakat pos pengaduan, zona antikorupsi dan sekretariat
pada 31 Mei 2000 yang terinspirasi oleh bersama sebagai sarana pemberian informasi
keberadaan Indonesia Corruption Watch (ICW) dan advokasi publik 3) Terkonsolidasinya
sehingga di wilayah Malang Raya di inisiasi untuk partisipasi aktif publik dan jaringan Organisasi
membentuk lembaga anti-korupsi yang Anti Korupsi untuk melakukan pendidikan dan
berbasiskan pada masyarakat.. kampanye publik dalam upaya melakukan
Visi dari Malang Corruption Watch yaitu pencegahan korupsi di sektor pelayanan publik,
mengharapkan terciptanya masyarakat madani politik, dan hukum dan peradilan. Pada tahun
yang humanis, beradab, bermartabat, dan 2018, program strategis MCW lebih dikem-
berdaulat dengan mengupayakan terciptanya bangkan dengan meningkatkan kapasitas dan
tatanan birokrasi, politik, ekonomi dan hukum kualitas manajemen kelembagaan MCW untuk
yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. mendukung advokasi kasus korupsi serta
Sedang untuk misi lembaga ini yaitu melakukan mendukung efektivitas kerja-kerja gerakan sosial
monitoring dan investigasi kasus korupsi serta antikorupsi serta meningkatkan kualitas dan
melakukan pendidikan publik untuk membangun kontinuitas agenda riset, monitoring, investigasi
gerakan sosial anti korupsi melalui pembentukan dan advokasi kasus korupsi di sektor pelayanan
zona anti korupsi. publik, korupsi politik, lembaga peradilan (Badan
Pada situs resmi lembaga ini dijelaskan Pekerja MCW, 2017; 2018).
bahwa penguatan gerakan rakyat melalui Pada negara demokrasi, setiap warga
lembaga masyarakat sipil menjadi agenda negara diberikan kebebasan dalam menyam-
penting dalam mewujudkan birokrasi, politik, paikan pendapatnya dan diberikan hak untuk
ekonomi yang akuntabel dan terbebas dari berkumpul (berserikat). Sehingga para warga
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Khusus negara dapat melakukan kebaikan secara
wilayah Malang Raya, Malang Corruption Watch bersama sebagai perwujudan partisipasinya di
menjadi ujung tombak dalam memerangi ruang publik. Ruang publik yang dimaksud dapat
kejahatan yang korup tersebut. Melalui berupa wilayah kota (perkotaan). Kota adalah
pendidikan publik, gerakan sosial anti korupsi bagian kecil dari sebuah negara, selanjutnya di
menjadi wadah masyarakat dalam membangun reproduksi sebagai konsep negara lokal. Dimulai
zona anti korupsi di Malang Raya. dari sinilah konsep peran warga negara dimulai
Malang Corruption Watch sebagai gerakan sebagai agen politik yang memainkan peran
masyarakat sipil memiliki beberapa agenda- penting dalam sejarah kewarganegaraan di
agenda yang dilakukan seperti kegiatan peradaban barat. Dalam hal ini kota sebagai
monitoring, investigasi, kampanye, pendidikan wadah warga negara dalam berperilaku sebagai
publik, dan advokasi kasus-kasus korupsi yang subjek serta objek. Maksud dari subjek bahwa
terjadi di wilayah Kota Malang, Kabupaten warga negara menjadi sosok yang berbudi luhur
Malang, dan Kota Batu. Dalam situs resminya dengan pengembangan kesetiaannya kepada
disebutkan jika seluruh agenda yang dilakukan kota. Di sini kota menjadi tempat berkembang
MCW berorientasi untuk membentuk gerakan biak bagi kewarganegaraan aktif dan demokratis.
sosial yang berbadan ditengah-tengah kehidupan Kota adalah tempat warga di habituasi ke dalam
masyarakat sebagai bagian dari proses imajinasi demokrasi melalui latihan, pengalaman,
demokratisasi sistem politik maupun ekonomi. dan pendidikan. Karena kota adalah tingkat
Harapannya MCW dapat mendorong terbentuk- pemerintahan yang paling dekat dengan warga
nya sebuah perangkat nilai dan norma sosial negara dan dapat didekati serta diarahkan (Isin,
yang adil, humanis, dan berdaulat. 2002:308-309).
Adapun kode etik dalam lembaga gerakan Sejatinya LSM memiliki peran penting dalam
masyarakat sipil “Malang Corruption Watch” praktik kehidupan di masyarakat. Melalui
sebagai berikut. 1) Menjunjung tinggi prinsip perannya sebagai media alternatif, LSM dipan-
kemanusiaan, 2) Tidak boleh menerima dang mampu menjadi gerakan masyarakat
sumbangan program dari objek pantau (badan kewargaan dengan melahirkan masyarakat sipil.
eksekutif, legislatif, dan yudikatif), 3) Dalam satu Salah satu peran yang dapat dilakukan yaitu
kegiatan badan kerja yang bertugas minimal dua dengan menciptakan forum pendidikan kewarga-
orang, dan 4) Menganut prinsip transparansi, negaraan. Pendidikan kewarganegaraan bah-
akuntabilitas, dan partisipatif. wasanya dapat dicapai sepanjang masa dan
Pada tahun 2017 dalam Laporan Akhir dalam situasi serta kondisi lingkungan apapun.
Tahun 2017 Malang Corruption Watch terdapat Selanjutnya Winataputra (2012:34) berpendapat
tiga rencana strategis yang disusun oleh MCW bahwa pendidikan kewarganegaraan yang
dalam mengupayakan penguatan gerakan bermuara pada gagasan “The Ideal Citizenship”
rakyat. Khususnya dalam membangun budaya sebagai “Informed and Reasoned Decision
anti korupsi melalui gerakan anti korupsi, yaitu: 1) Maker” yang “competent, confident, and
Tergalangnya dukungan dari publik terhadap committed” harus terasah kompetensinya,
kerja-kerja pelembagaan gerakan sosial. 2) kompetensi yang dimaksud, yaitu civic
52 | P a g e
FAHDIAN RAHMANDANI https://doi.org/10.25077/ jantro.v21.n1.p49-59.2019
FAHDIAN RAHMANDANI/JURNAL ANTROPOLOGI: ISU-ISU SOSIAL BUDAYA - VOL. 21 NO. 01 (JUNE 2019)

knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), untuk menghubungkan berbagai kepentingan


civic skill (keterampilan kewarganegaraan, dan dalam masyarakat dan juga untuk memfasilitasi
civic disposition (watak kewarganegaraan), Maka komunikasi politik antara warga negara dan
dari itu pendidikan kewarganegaraan untuk negara; Kedua, organisasi masyarakat sipil dapat
masyarakat penting untuk lebih dikembangkan. menantang dan menyeimbangkan kekuatan
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki negara apakah upaya negara untuk mening-
pengaruh terhadap jalannya demokrasi dengan katkan akuntabilitasnya kepada publik
membentuk kehidupan masyarakat yang meningkat; Ketiga, sebagai bagian dari indikasi
menjamin hak-hak warga negara, mempersiap- penting dalam penilaian demokratis, para
kan warga negara untuk berpikir kritis dan anggota organisasi masyarakat sipil harus
bertindak secara demokratis (Fesnic, 2016: 966- mendukung partisipasi politik; Keempat,
978). Pendidikan kewarganegaraan memperluas kekuatan masyarakat sipil harus bertindak
bentuk pendidikan moral yang demokratis sebagai pembela kepentingan publik jika ada
dengan beralih dari teori ke dalam praktik, di hubungan dengan negara, yang ditunjukkan dari
mana orang dimungkinkan untuk membuat penegakan moralitas publik dan kritik terhadap
keputusan berdasarkan informasi, mengevaluasi politisi dan pejabat publik; dan poin terakhir
kebijakan, dan berpartisipasi secara efektif dalam adalah masyarakat sipil harus bertindak sebagai
pemerintahan yang demokratis. Secara fungsi- faktor eksternal dalam pendalaman demokrasi
onal pendidikan kewarganegaraan adalah yang melindungi demokrasi dari segala
parameter sebagai pendidikan orang dewasa dan gangguan eksternal dan internal dan politik yang
pembelajaran seumur hidup (Ngozwana, 2017: tidak stabil. Oleh karena itu, jika Organisasi
3). Pada prinsipnya pendidikan kewarga- Masyarakat Sipil memperkuat peran-peran ini,
negaraan merupakan hal yang paling mendasar mereka memastikan adanya perubahan politik
dan efektif dalam mengembangkan peran warga yang signifikan di setiap negara.
negara secara aktif dengan turut serta Konsep modern masyarakat sipil perlu
membangun sistem demokrasi yang lebih baik memiliki dimensi moral, normatif yang jelas. Nilai-
(Molina-Giro’n, 2015: 47-72). nilai moral dalam hal ini dapat berupa kejujuran,
Di abad ke 21 ini memang menjadi tuntutan keadilan, keikhlasan, dan tanggung jawab.
bahwa tujuan dari pendidikan kewarganegeraan Dalam istilah klasik tentang optimisme
yang diterima setiap warga negara bertujuan melibatkan daya tarik moral untuk hidup lebih
untuk membentuk warga negara yang aktif, serta beradab. Berkaitan erat dengan konsep
turut dalam proses pembangunan berkelanjutan. peradaban dalam membentuk masyarakat yang
Melalui keterlibatan warga (civic engagement) baik (Pérez-Díaz, 2014: 814-815). Tujuan dasar
warga negara akan mampu mengembangkan dari peran serta masyarakat adalah
pengetahuan, kecakapan, kebajikan, dan menghasilkan input dan output yang berupa
kebiasaan yang membuat demokrasi dapat persepsi yang berguna bagi warga negara dan
bekerja secara proporsional. Asosiasi-asosiasi masyarakat yang memiliki kepentingan (public
masyarakat kewargaan dapat menjadi kekuatan interest) dalam meningkatkan kualitas pengam-
tanding (countervailing) untuk melawan penya- bilan keputusan, karena dengan melibatkan
lahgunaan kekuasaan dalam pemerintahan. masyarakat yang berkepentingan, para pengam-
Semakin terbukanya ruang politik, semakin bil keputusan dapat mempertimbangkan
membuka lebar pergerakan masyarakat dalam pandangan, kebutuhan dan penghargaan dari
berekspresi di berbagai bentuk organisasi politik kelompok masyarakat tersebut. Kemudian akan
baik pemerintah maupun non pemerintah. Tidak dituangkan kedalam sebuah bentuk konsep.
ada lagi hegemoni kekuasaan, tidak ada ideologi Lembaga swadaya masyarakat sebagai lembaga
absolutisme yang menjadi dasar pijakan advokasi dapat memilih bentuk kemitraannya
masyarakat dalam menentukan peradaban. Iklim antara sebagai keterlibatan kritis (critical
segar yang dibawa oleh angin reformasi engagement) dan keterlibatan konstruktif
menciptakan keleluasaan-keleluasaan bagi ma- (constructive engagement).
syarakat dalam menyalurkan aspirasinya. Hak Melalui keterlibatan warga (civic
asasi manusia yang dimiliki setiap orang tidak engagement), warga negara akan mampu
dapat dikurangi dalam keadaan apapun. Tidak mengembangkan pengetahuan, kecakapan,
ada lagi pengontrolan masyarakat melalui kebajikan, dan kebiasaan yang membuat de-
pembatasan kegiatan partai politik atau mokrasi dapat bekerja secara proporsional.
organisasi sosial yang ditujukan untuk mencip- Selanutnya asosiasi-asosiasi masyarakat
takan kestabilan politik. kewargaan dapat menjadi kekuatan tanding
Pada konteks komparatif di beberapa (countervailing) dalam mengatasi berbagai per-
negara demokrasi baru, para ilmuwan politik soalan masyarakat. Dalam proses interaksi yang
menekankan bagaimana peran organisasi melibatkan warga negara, terjadi proses
masyarakat sipil dalam demokrasi (Fioramonti sosialisasi yang bertujuan agar pihak yang dididik
dan Fiori, 2010:26-27): Pertama, organisasi mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang
masyarakat sipil menciptakan hubungan formal dianut oleh masyarakat.
53 | P a g e
https://doi.org/10.25077/ jantro.v21.n1.p49-59.2019 FAHDIAN RAHMANDANI
FAHDIAN RAHMANDANI/JURNAL ANTROPOLOGI: ISU-ISU SOSIAL BUDAYA - VOL. 21 NO. 01 (JUNE 2019)

Dalam proses ini tentunya dibutuhkan peran Brackerz, dkk (2005:14) menawarkan cara yaitu
warga negara dalam mengimplementasikan dan dengan melibatkan lebih luas cakupan warga
mempromosikan kebijakan, tindakan, dan per- negara/warga kota sebagai stakeholders dalam
buatan yang konsisten dengan nilai-nilai seperti pembuatan keputusan di suatu daerah akan
hak asasi manusia, keadilan sosial, dan menjadi pembelajaran tersendiri bagi
kesetaraan. Dalam bahasa Banks (2017: 366- masyarakat, misalnya dalam mengatasi (counter-
369) peran warga negara semacam itu disebut attack) atau sinisme dan animo masyarakat
sebagai warga negara yang transformatif, yang terhadap pemerintah. Bentuk kegiatan semacam
mengambil tindakan untuk mengaktualisasikan itu tentunya dapat melahirkan identitas budaya
nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral melampaui kewargaan tersendiri.
negara-negara-bangsa dan batas-batas nasional. Dengan mengadopsi pandangan Marx,
Warga negara transformatif dapat digambarkan Prasetijo (2015: 66) menjelaskan jika ingin
ke dalam konsepsi warga negara yang baik mengubah keadaan, kaum kelas Proletar
(bertanggung jawab secara pribadi, partisipatif, haruslah dapat mengorganisir diri untuk melawan
dan berorientasi pada keadilan). kaum Boujouis. Dalam penjelasan Prasetijo
Warga negara transformatif yang juga (2015: 66), dapat dimaksudkan sebagai
sebagai warga negara partisipatif tentunya akan perjuangan untuk mencapai keadilan dengan
secara aktif berpartisipasi dalam urusan-urusan mengubah keadaan yang tengah berlangsung.
sipil dan kehidupan sosial masyarakat baik di Marx mengenalkan pentingnya ideologi dalam
tingkat lokal, negara bagian (provinsi), maupun perjuangan, karena ideologi digunakan sebagai
nasional. Wong, Lee, Chan, dan Kennedy (2016: alat acuan untuk melakukan perjuangan. Marx
5) mempertegas terhadap apa yang telah secara luas menjelaskan bagaimana peran
diuraikan oleh Banks (2017). Mereka menyebut ideologi memiliki keterkaitan dengan budaya,
kewarganegaraan sebagai koneksi politik dan dalam pemahamannya budaya merupakan nilai-
moral individu antara negara dengan masya- nilai revolusi yang menjadi dasar sebuah
rakat. Kewarganegaraan merupakan bagian dari pergerakan, dan inilah makna sebenarnya dari
komunitas politik yang terlibat secara langsung ideologi.
dalam serangkaian hubungan antara hak, Selaras dalam penjelasan Prasetijo (2015:
kewajiban, partisipasi, dan identitas. 66) sebuah perjuangan harus berlandaskan pada
Winarno (2009:10) menyebutkan bahwa ideologi yang mendasarinya. Malang Corruption
identitas kewarganegaraan pada akhirnya Watch merupakan lembaga swadaya masyarakat
bermuara sebagai civic virtue atau kebajikan (LSM) yang lahir pada 31 Mei 2000, terinspirasi
warga negara yang perlu dibangun demi oleh keberadaan Indonesia Corruption Watch
menumbuh kembangkan karakter kewargane- (ICW) pada saat itu. Malang Corruption Watch
garaan dan komitmen kewarganegaraan. Individu sebagai lembaga pergerakan memiliki ideologi
yang bajik (virtue) pasti memiliki karakteristik tersendiri yaitu melawan kejahatan korupsi. Hal
tidak sebagai seseorang melainkan sebagai ini terumuskan dalam visi MCW yaitu terciptanya
publik yang berkualitas yang mampu masyarakat madani yang humanis, beradab,
menyesuaikan dengan standar-standar yang bermartabat dan berdaulat dengan mengupaya-
tertulis dalam UU, norma, atau adat istiadat kan terciptanya tatanan birokrasi, politik, ekonomi
secara keseluruhan, dan warga negara yang dan hukum yang bebas dari korupsi, kolusi dan
bajik mampu menekan kepentingan pribadi nepotisme (Badan Pekerja MCW, 2017).
dengan menekankan kepentingan publik. Snow Dalam pemberantasan kasus-kasus korupsi
(2018: 412-419) menambahkan bahwa warga yang menjadi tugas berat adalah melakukan
negara yang bajik dapat dijadikan sebagai konsolidasi gerakan rakyat. Membangun
promotor dalam menjunjung nilai-nilai demokrasi, kesadaran kritis agar rakyat memahami bahwa
dan berkomitmen pada proses demokrasi. korupsi telah merusak sendi-sendi kehidupan.
Maka penguatan gerakan rakyat menjadi agenda
2. Peran MCW dalam Membangun penting dalam memerangi korupsi. Agar tindakan
Budaya Anti-Korupsi semacam itu menjadi sebuah budaya dalam
masyarakat.

P
ada era perkotaan, terjadi penurunan Kebudayaan merupakan blue print of
budaya kewarganegaraan dalam perkem- behavior, dengan memberikan pedoman kepada
bangan demokrasi, sebagai buktinya masyarakat untuk berperilaku dan bertindak.
semakin merosotnya tingkat kepercayaan warga Menurut Saleh dan Munif (2015:311) menyebut-
negara atau warga kota terhadap pemerintah dan kan ciri-ciri umum kebudayaan adalah dipelajari,
aktivitas-aktivitas politik lainnya. Hal ini dapat diwariskan dan diteruskan, hidup dalam
diidentifikasi dari masifnya kejahatan korupsi di masyarakat, dikembangkan dan berubah, serta
tingkat daerah khususnya di wilayah Malang berintegrasi. Berdasar pada pedoman yang
Raya. Maka penting adanya revitalisasi dalam warga patuhi, masyarakat membentuk prosedur-
membangun kembali budaya kewarganegaraan prosedur dalam mencapai tujuan yang diingin-
oleh warga negara perlu untuk kembali di angkat kan.
eksistensinya. Reddel and Woolcock dalam
54 | P a g e
FAHDIAN RAHMANDANI https://doi.org/10.25077/ jantro.v21.n1.p49-59.2019
FAHDIAN RAHMANDANI/JURNAL ANTROPOLOGI: ISU-ISU SOSIAL BUDAYA - VOL. 21 NO. 01 (JUNE 2019)

Pendidikan antikorupsi perlu dilakukan pengorganisasian dan advokasi di wilayah


dalam upaya pemberantasan korupsi. Pemberan- masing-masing. Selain itu melalui aktor-aktor
tasan korupsi harus dilaksanakan dengan yang berkompeten akan mampu membangun
konsisten, bukan hanya menangkap dan zona-zona anti korupsi dengan membuka pos
mengadili pelaku korupsi, namun lebih kepada pengaduan dan melakukan pendidikan publik
memberikan pemahaman dan kesadaran yang kepada warga sekitarnya. Bagi MCW sekolah
dilakukan melalui sosialisasi, kampanye rakyat sebagai wadah dalam meningkatkan
antikorupsi lokal, nasional, dan lintas negara kemampuan kapasitas serta keterampilan dalam
(Gephart, 2016: 49-77). Korupsi memang menja- melakukan advokasi. Materi yang diberikan lebih
di fenomena yang kompleks dan multifaset. banyak tentang filosofis gerakan sosial dan HAM
Dalam mengatasi persoalan korupsi, reformasi sehingga mampu membentuk nalar kritis warga
antikorupsi dapat digambarkan sebagai "maraton dalam menghadapi problem sosial di sekitarnya
dan bukan spirit". (Badan Pekerja MCW, 2017; 2018).
Mengendalikan korupsi dapat dilakukan
melalui alat yang berupa struktur hukuman dalam c. Forum Warga
masyarakat. Agar hukuman benar-benar menjadi Berdasarkan data Badan Pekerja MCW,
alat dalam menangkal korupsi maka sistem untuk membangun kesadaran kritis warga
hukum dan budaya suatu negara harus efektif dilakukan aktivitas rutin berupa forum warga
(Chowdhury, Desai, & Audretsc, 2018: 44). yang tersebar di berbagai wilayah Malang Raya.
Menengok keberhasilan Singapura dijelaskan Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk diaspora
dalam artikel Quah (2017), bahwa kemauan gerakan pengorganisian. Berikut detail forum
politik sangat penting untuk keberhasilan warga dan kelompok warga yang bertujuan
pelaksanaan perjuangan dalam memerangi dalam peningkatan kapasitas dan monitoring
kejahatan korupsi (anti-korupsi). Karena bentuk kebijakan publik (Badan Pekerja MCW, 2017).
sikap politis dapat mengubah "budaya korupsi” Tercatat dalam laporan MCW tahun 2018
jika mereka ingin melakukannya. forum warga telah berlangsung di beberapa
Sementara Malang Corruption Watch wilayah di Malang Raya. Pertama, di Kota
sebagai gerakan masyarakat sipil dalam Malang, perkembangan forum warga telah
membangun budaya anti korupsi di tingkat berlangsung di seluruh kecamatan, seperti
daerah tidak hanya melakukan monitoring, Kecamatan Lowokwaru, Sukun, Kedungkandang,
investigasi, dan pengawasan saja. Dalam Klojen, dan Blimbing. Bentuk pendidikan publik
memerangi kejahatan tindak pidana korupsi ini, tentang antikorupsi dalam forum warga ini
MCW mengembangkan beberapa kegiatan menghasilkan fase perkembangan yang terbagi
diantaranya adalah Pendidikan Politik Rakyat, menjadi tiga fase, yaitu diseminasi informasi,
Kelompok Warga Mengawal Pelayanan Publik, peningkatan kapasitas, dan kemampuan advo-
Mengkampanyekan Gerakan Anti Korupsi, Dunia kasi yang dilakukan oleh forum warga tersebut
Digital Menjadi Arus Utama Informasi, dan (Badan Pekerja MCW, 2018).
Sekolah Anti Korupsi (Badan Pekerja MCW, Kedua, di Kota Batu, perkembangan forum
2017; 2018). Seperti yang dapat dijelaskan warga yang telah berlangsung di lakukan dalam
dibawah ini: Forum PKK RT 2 RW 17 dan Front Warga
Sumberejo. Forum PKK RT 2 RW 17 merupakan
a. Pendidikan Politik Rakyat salah satu simpul belajar warga yang sejauh ini
Dalam pendidikan politik rakyat yang mendapat pendampingan dan di organisir oleh
dilakukan oleh Malang Corruption Watch MCW. Bentuk pendidikan publik dalam forum ini
merupakan proses dalam membangun kesa- adalah dengan melibatkan diri dalam agenda
daran kritis masyarakat dengan diawali PKK yang secara rutin dilakukan 2 kali dalam
memberikan pemahaman hak dan kewajiban satu bulan. Proses pendidikan publik dalam
sebagai warga negara. Melalui pengetahuan forum ini menitik beratkan pada anggota forum
tentang hak dan kewajiban sebagai warga PKK yang hadir dalam agenda tersebut dapat
negara, maka masyarakat akan turut ikut serta mendengar, memahami, dan memberikan
dalam membangun partisipasi aktif di pandangan terhadap problem yang terjadi, baik
masyarakat. Beberapa metode dan saran yang di lingkungan sekitar maupun Kota Batu.
dikembangkan oleh MCW dalam pendidikan Sedangkan Front Warga Sumberejo terdiri dari
politik rakyat ini adalah sekolah rakyat dan forum 12 orang warga yang mulanya mereka adalah
warga (Badan Pekerja MCW, 2017). korban atas kebijakan pemungutan PBB yang
diduga diselewengkan oleh Petugas Pemerintah
b. Sekolah Rakyat Desa. Front Warga Sumberejo bekerja sama
Sekolah rakyat merupakan sarana untuk dengan MCW dengan menindaklanjuti aduan
memberikan transfer pengetahuan dan pengala- tersebut dengan melakukan pertemuan dan
man, utamanya kepada aktor warga. Tujuan dari pembicaraan tentang kronologis masalah,
sekolah rakyat adalah menyiapkan aktor-aktor strategi pendampingan, dan membangun
warga yang siap dan kompeten untuk melakukan kesepakatan kolektif untuk melakukan advokasi
55 | P a g e
https://doi.org/10.25077/ jantro.v21.n1.p49-59.2019 FAHDIAN RAHMANDANI
FAHDIAN RAHMANDANI/JURNAL ANTROPOLOGI: ISU-ISU SOSIAL BUDAYA - VOL. 21 NO. 01 (JUNE 2019)

bersama kepada Pemerintah Desa (Badan dikan. Harapannya dengan adanya FMPP
Pekerja MCW, 2018). mendorong sekolah bersih dari pungli. Pada
Ketiga, di Kabupaten Malang, forum warga tahun 2018 MCW bersama FMPP lebih
yang telah berlangsung dilakukan melalui mengembangkan fokus mereka dengan
beberapa forum seperti Forum Warga revitalisasi peran dan fungsi Komite Sekolah
Mondoroko, Forum Warga Glanggang Pakisaji, (Badan Pekerja MCW, 2017; 2018).
Forum warga Gondanglegi, Forum Warga Turen Sedang pada awal tahun 2017 dibentuk
Sananrejo, dan Forum Warga Tumpang. 1) kelompok masyarakat yang fokus pada
Forum Warga Mondoroko yang terbentuk karena pemantauan dan advokasi pelayanan kesehatan
masalah yang sangat besar yakni lapangan yaitu Forum Masyarakat Peduli Kesehatan
sepak bola yang telah lama di kuasai oleh RW 19 (FMPK). Adanya FMPK dapat menggugat
Mondoroko di ganggu oleh pemodal. Melalui pelayanan kesehatan yang tidak pro rakyat. Pada
pertemuan rutin dengan MCW sebulan sekali, tahun 2018 MCW dengan FMPK melakukan
mulai dari Ketua RT, Ketua RW, masyarakat kerja sama dengan fokus terhadap pengawalan
mondoroko telah mengalami peningkatan tentang permasalahan pendataan warga miskin
kapasitas dan mampu melakukan advokasi untuk penerima bantuan iuran (PBI), perubahan
secara mandiri. 2) Forum Warga Glanggang layanan kesehatan di setiap puskesmas,
Pakisaji terbentuk dari inisiasi salah satu warga mendorong adanya universal health coverage
yang secara rutin setiap seminggu sekali forum (UHC), dan perubahan peraturan daerah (Perda)
warga ini membahas isu-isu pembangunan desa, kesehatan Kota Malang (Badan Pekerja MCW,
misalnya mekanisme Musrembang di Desa, isu- 2017; 2018).
isu pendidikan dan kesehatan serta isu
administrasi kependudukan. Masyarakat dalam e. Mengkampanyekan Gerakan Anti Korupsi
forum warga ini telah mampu dan berani Penguatan warga dilakukan melalui gerakan
melakukan advokasi terhadap haknya. 3) Forum bersama rakyat dalam pencegahan korupsi dapat
Warga Gondanglegi yang di inisiasi oleh salah dilakukan melalui pendidikan publik. Dalam
satu warga ini masih pada tahap pengembangan menyebarkan gerakan anti korupsi MCW
dengan melakukan kerja sama dengan Karang menggunakan berbagai metode, salah satunya
taruna Desa. 4) Forum Warga Turen Sananrejo melalui kampanye anti korupsi. Kampanye publik
yang terbentuk karena keresahan warga sebagai bentuk edukasi anti korupsi kepada
terhadap berdirinya menara Telekomunikasi yang masyarakat menjadi peran penting sebagai
sudah berdiri selama 10 tahun terakhir. Melalui gerakan anti korupsi. Contohnya yang telah
kerja sama dengan MCW dengan melakukan dilakukan oleh MCW yaitu dalam membangun
pertemuan rutin selama satu bulan sekali, forum gerakan anti korupsi dilakukan melalui bentuk
ini telah berani melakukan proses advokasi bioskop warga dan pagelaran seni anti korupsi.
secara mandiri dan telah melakukan hearing Tujuannya adalah memberikan dampak kepada
bersama-sama DPR untuk memperoleh haknya masyarakat dengan menyatukan perspektif
untuk bebas dari tower. 5) Forum Warga terhadap kejahatan korupsi sebagai musuh
Tumpang yang di inisiasi oleh Warga untuk bersama (Badan Pekerja MCW, 2017).
konsultasi masalah konsep pembangunan Desa. Pada tahun 2018 MCW lebih mengem-
Pertemuan yang telah berlangsung yakni rutin bangkan perannya dalam membangun budaya
dilakukan selama satu bulan sekali. Pihak MCW antikorupsi melalui campaign atau kampanye
telah melakukan pendidikan publik kepada warga gerakan antikorupsi seperti cerita jagongan
dengan materi berupa pembangunan desa, (diskusi) rakyat dalam memfasilitasi pertemuan
pembangunan jaringan komunikasi dan antara masyarakat dengan penyelenggara
kedekatan, dan tentang pemetaan sosial (Badan negara dan bersama akademisi atau praktisi.
Pekerja MCW, 2018). Pertemuan dengan tajuk jagongan ini misalnya
Terdapat beberapa tahapan dalam proses berdiskusi tentang penyelenggaraan pemilukada
transformasi pengetahuan warga (civic di Kota Malang dengan mengundang Komisi
knowledge), pertama peningkatan kapasitas Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Panitia
pengetahuan warga; kedua, keterlibatan warga Pengawas (Panwas) Kota malang yang
dalam agenda advokasi praktis; dan ketiga, menghasilkan kesepakatan agenda pengawalan
pengetahuan warga meningkat dan secara bersama pelaksanaan Pilkada Kota Malang yang
mandiri mampu melakukan agenda advokasi berintegritas.
dilingkunganya. Selanjutnya ada kegiatan seperti istighosah
antikorupsi, pemeran kartun antikorupsi, dan
d. Kelompok Warga Mengawal Pelayanan media sosial. Pertama, istighosah antikorupsi,
Publik kegiatan ini dikemas dengan mengangkat tema
Dalam kegiatan kelompok warga mengawal “Malang Darurat Korupsi” yang merupakan
pelayanan publik, MCW bersama warga Malang respon terhadap 41 DPRD Kota Malang yang
Raya membentuk Forum Masyarakat Peduli ditahan oleh KPK. MCW dalam kegiatan ini
Pendidikan (FMPP) yang fokus dalam mengajak seluruh elemen masyarakat Kota
pemantauan dan advokasi pelayanan pendi- Malang baik driver ojek, pedagang, ibu rumah
56 | P a g e
FAHDIAN RAHMANDANI https://doi.org/10.25077/ jantro.v21.n1.p49-59.2019
FAHDIAN RAHMANDANI/JURNAL ANTROPOLOGI: ISU-ISU SOSIAL BUDAYA - VOL. 21 NO. 01 (JUNE 2019)

tangga, sopir angkot, guru, dosen, mahasiswa, (2012: 571-572) dengan zero tolerance for
buruh pabrik, petani, pemuda, agamawan, corruption. Bentuk toleransi terhadap korupsi
hingga masyarakat yang tergabung dalam Aliansi tersebut dapat dilihat dari bagaimana orang
Masyarakat Antikorupsi (AL-MAK). Kedua, memahami aturan dan etika sosial dan
pameran kartun antikorupsi, kegiatan ini bagaimana setiap orang bereaksi terhadap
bertujuan untuk merespon korupsi yang terjadi di perilaku menyimpang. Secara khusus, apa yang
Malang Raya dan secara khusus respon atas disebut sebagai zero tolerance mengacu pada
penahanan 41 anggota DPRD Kota Malang. kecenderungan untuk menolak godaan terlibat
Pameran kartun antikorupsi dihadiri oleh dalam korupsi dalam perilaku sendiri dan juga
berbagai macam kalangan mahasiswa hingga mempertimbangkan perilaku korup orang lain
orang tua, khususnya para siswa SMP Kota sebagai etika yang tidak dapat diterima.
Malang dan SMA Negeri 1,3, dan 4 Kota Malang Toleransi nol memiliki atribut yang dapat diukur
yang berkunjung bersama guru. Mereka yang mencakup, tidak menunjukkan simpati
berdiskusi tentang antikorupsi bersama KPK dan dengan korupsi; bersedia melaporkan contoh-
membuat kartun bersama kartunis Dhany contoh korupsi yang menjadi perhatian
Valiandra. Ketiga, media sosial, yang menjadi seseorang; mendukung penegakan hukum yang
sumber informasi utama bagi semua kalangan ketat; dan bersikap keras bahkan untuk
masyarakat Indonesia khususnya Malang Raya. pelanggaran kecil (Gong and Wang, 2012: 572).
Bagi MCW pengembangan media sosial menjadi Konsep zero tolerance for corruption yang di
prioritas utama dalam melakukan kampanye gagas oleh Gong and Wang (2012) akan
antikorupsi. Media sosial yang dimiliki MCW berdampak secara implisit maupun eksplisit
meliputi, Web yang beralamatkan https://mcw- dalam membangun budaya antikorupsi dengan
malang.org/; IG beralamatkan @mcwngalam; semkin tertanamnya prinsip-prinsip antikorupsi di
Facebook beralamatkan Malang Corruption berbagai lini. Prinsip-prinsip tersebut meliputi
Watch; dan Twitter beralamatkan @MCW- akuntabilitas, transparansi, kewajaran (fairness),
ngalam. Adanya media sosial mempermudah kebijakan, dan adanya kontrol terhadap
MCW melakukan kampanye dengan berbagai kebijakan tersebut (Rosikah dan Listianingsih,
konten yang dianggap relevan, seperti infografis 2016: 84-96).
hasil analisa kebijakan, kasus, dan beberapa Pada hasilnya MCW sebagai gerakan
data lainnya yang penting untuk disampaikan masyarakat sipil adalah mitra lembaga negara
kepada publik. seperti legislatif, yudikatif, dan eksekutif
bertujuan untuk membangun pemerintahan yang
f. Sekolah Anti Korupsi baik (good governance) (Saha, 2014: 46-47).
Sebuah pendekatan model pendidikan anti Pemerintah yang baik seharusnya bertumpu
korupsi pertama di Indonesia ini menjadi salah pada virtuous triangle atau segitiga berbudi luhur,
satu pilihan metode gerakan yang paling mujarab yaitu antara negara, pasar, dan sektor ketiga
untuk menyemai gerakan anti korupsi. Model (LSM/masyarakat sipil). Munculnya LSM sebagai
gerakan sekolah anti korupsi pun kemudian mulai sektor ketiga dalam konsep pemerintahan yang
di replikasi dan muncul bak jamur di musim baik tersebut karena LSM adalah bagian dari
hujan. Malang Corruption Watch melakukan proses konsultasi yang membantu menyusun
inovasi terkait pelaksanaan sekolah anti korupsi instrumen kebijakan baru. (Lewis, 2010: 335-
dengan berbagai penyesuaian. Ada dua bentuk 336).
Sekolah Anti Korupsi yakni Sekolah Anti Korupsi Unsur-unsur penting dari pemerintahan
(SAKTI) Terpusat dan Sakti On Campus. Kedua yang baik adalah dapat diidentifikasi dalam
program ini memiliki dua pendekatan berbeda. sepuluh karakteristik. Salah satunya adalah
Bila SAKTI terpusat sebagai pencetak relawan adanya bentuk pemerintahan sebagai media
kader di Malang Corruption Watch, sementara independen, yaitu sebagai cara fungsional untuk
pada pelaksanaan SAKTI ON Campus merupa- meningkatkan kesadaran publik, menyelidiki dan
kan kerja sama dengan organisasi mahasiswa melaporkan korupsi (Saha, 2014: 47). Dalam
intra kampus untuk membangun model sebuah pemerintahan yang baik, pemerintahan lokal
pelatihan secara berkelanjutan (Badan Pekerja memiliki peran penting untuk bermain dalam
MCW, 2017). melaksanakan pendekatan-pendekatan yang
Beberapa kegiatan diatas merupakan akan mengarah pada keseimbangan antara sifat
bentuk upaya yang di lakukan MCW dalam rasional dan irasional manusia (Bello dan Dola,
membangun budaya anti korupsi di tingkat 2014: 246).
daerah khususnya Malang Raya. Agar upaya-
upaya tersebut dapat menghasilkan sebuah D. KESIMPULAN
budaya yang melawan terhadap kejahatan

K
korupsi. Maka dalam orientasinya membangun eberhasilan memberantas korupsi dapat
budaya antikorupsi dapat mengadopsi sebuah dilihat dari keterlibatan berbagai pihak
konsep tindakan dalam memerangi kejahatan dalam memberantas korupsi. Khususnya
korupsi yang di gagas oleh Gong and Wang melalui Lembaga Swadaya Masyarakat “Malang
57 | P a g e
https://doi.org/10.25077/ jantro.v21.n1.p49-59.2019 FAHDIAN RAHMANDANI
FAHDIAN RAHMANDANI/JURNAL ANTROPOLOGI: ISU-ISU SOSIAL BUDAYA - VOL. 21 NO. 01 (JUNE 2019)

Corruption Watch” sebagai bentuk gerakan Corruption Watch dalam meningkatkan prinsip-
masyarakat sipil yang menjunjung nilai zero prinsip antikorupsi di daerah.
tolerance for corruption dalam mewujudkan
demokrasi, partisipasi, dan akuntabilitas melalui E. UCAPAN TERIMAKASIH

A
beberapa kegiatan yang mereka lakukan seperti Artikel ini merupakan penulisan ulang dari
pendidikan politik rakyat, sekolah rakyat, forum sebagian naskah tesis di Program Studi
warga, kelompok warga mengawal pelayanan Pendidikan Pancasila dan Kewarganega-
publik, melakukan kampanye gerakan anti raan Program Pascasarjana Universitas Negeri
korupsi, dan sekolah anti korupsi. Demi Yogyakarta. Penulis menyampaikan ucapan
mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih terima kasih kepada pembimbing tesis yaitu Dr.
membutuhkan peran LSM seperti Malang Samsuri, M.Ag. yang telah membimbing penulis
dalam penyusunan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pekerja Malang Corruption Watch. (2017). Laporan Akhir Tahun 2017. Malang: Malang
Corruption Watch.
___________. (2018). Laporan Akhir Tahun 2018. Malang: Malang Corruption Watch.
Banks, J. A. (2017). Failed Citizenship and Transformative Civic Education, Educational Researcher.
Vol. 46, No. 7, pp. 366–377. DOI: 10.3102/0013189X17726741.
Bello, A., dan Dola, K. (2014). Sustainable development and the role of local governance: Experience
from malaysian model regions. Journal of Humanities and Social Science. Vol 4, No.1, pp.
268-280.
Brackerz, N., dkk. (2005). Main Report Community Consultation And The Hard To Reseacrh: Concept
And Practice In Victorian Local Government. Australia: Swinburne Institute for Social
Reseacrh.
Chowdhury, F., Desai, S. & Audretsch, D. B. (2018). Corruption, Entrepreneurship, And Social Welfare
A Global Perspective. Cham: Springer Nature.
Deliversky, J. (2016). Preventing Corruption In The Education System. Journal Of Educational And
Instructional Studies. Vol. 6, No.1.
Fesnic, F. N. (2016). Can civic education make a difference for democracy? Hungary and Poland
compared. Political Studies. Vol. 64, No. 4, pp. 966-978. https://doi.org/10.1111/1467-
9248.12215.
Fioramonti, L. and Fiori, A. (2010). “Civil Society after Democracy: The Evolution of Civic Activism in
South Africa and Korea.” Journal of Civil Society. Vol. 6, No.1, pp. 23-38.
Gephart, M. (2016). Local embedding of international discourse: Chile and the international and
transnational anti-corruption campaign. International Relations. Vol. 30, No.1, pp. 49-77.
Gong, T., dan Wang, S. (2012). Indicators and Implications of Zero Tolerance of Corruption: The Case
of Hong Kong. Springer: Social Indicators Research. Vol. 112, No. 3, pp. 569-586.
Indonesia Corruption Watch. (2016). Menyemai Semangat Antikorupsi: Annual Report 2016. Jakarta:
ICW.
Isin, F Engin. (2002). City, Democracy and Citizenship: Historical Images, Contemporary Practices.
London: Sage Publications Inc.
Jiang, G. (2017). Corruption Control In Postreform China: A Social Censure Perspective. Singapore:
Springer Nature.
Kubbe, I. & Engelbert, A. (2018). Corruption And Norms: Why Informal Rules Matter. Cham: Springer
Nature.
Lewis, D. (2010). Political ideologies and non-governmental organizations: an anthropological
perspective, Journal of Political Ideologies. Vol. 15, No.3, pp. 333-345, DOI:
10.1080/13569317.2010.513877.
Molina-Girón, L. A. (2015). Educating active citizens: what roles are students expected to play in
public life?, In Sandi Kawecka Nenga, Jessica K. Taft (Ed) Youth Engagement: The Civic-
Political Lives of Children and Youth, Vol. 16 Emerald Group Publishing Limited, pp. 47-72.
Doi:10.1108/S1537-4661(2013)0000016007.
Ngozwana, N. A. (2017). Civic education in Lesotho: implications for teaching of democratic
citizenship, International Journal of Lifelong Education. Vol. 36, No. 5, pp. 526-540. DOI:
10.1080/02601370.2017.1304460.
Pérez-Díaz, V. (2014). Civil society: A multi-layered concept, Current Sociology Review. Vol. 62, No.
6, pp. 812–830. DOI: 10.1177/0011392114533115.
Prasetijo, A. (2015). Pergerakan Sosial: Antara Marxian dan Non Marxian, Jurnal Antropologi: Isu-isu
Sosial Budaya. Vol. 17, No. 1, pp 65-70.

58 | P a g e
FAHDIAN RAHMANDANI https://doi.org/10.25077/ jantro.v21.n1.p49-59.2019
FAHDIAN RAHMANDANI/JURNAL ANTROPOLOGI: ISU-ISU SOSIAL BUDAYA - VOL. 21 NO. 01 (JUNE 2019)

Puspito, N. T., Elwina S M., Utari, I. S., dan Kurniadi, Y. (2011). Pendidikan Anti Korupsi untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Quah, J. S.T. (2017). Five success stories in combating corruption: lessons for policy makers. Asian
Education and Development Studies. Vol. 6, No.3.
___________. (2017). Singapore's success in combating corruption: lessons for policy makers. Asian
Education and Development Studies. Vol. 6, No.3.
Rosikah, C. D., dan Listianingsih, D. M. (2016). Pendidikan antikorupsi: Kajian antikorupsi teori dan
praktik. Jakarta: Sinar Grafika.
Saha, S. K. (2014). Corruption and good governance: The case of Bangladesh. Journal of Social
Sciences. Vol. 22, No. 2, pp. 45-52.
Saleh, K. & Munif. (2015). Membangun Karakter Budaya Politik dalam Demokrasi. Jurnal ADDIN. Vol.
5, No.2, pp. 309-332.
Snow, N. E. (2018). Hope as a democratic civic virtue. Metaphilosophy. Vol. 49, No. 3, pp. 407-426.
https://doi.org/10.1111/meta.12299.
Tim Penyusun Laporan KPK. (2018). Laporan Tahunan 2017: Demi Indonesia Untuk Indonesia.
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.
Transparency International. (2017). Corruption Perspection Index (CPI) 2016. This work from
Transparency International.
_____________. (2018). Corruption Perspection Index (CPI) 2017. This work from Transparency
International.
Winarno. (2009). Kewarganegaraan Indonesia dari Sosiologi Menuju Yuridis. Bandung: Alfabeta.
Winataputra, U.S. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Internasional. Bandung:
Widya Aksara Press.
Wong, K. L., Lee, C. K. J., Chan, K. S. J. & Kennedy, K. J. (2016). Constructions of civic education:
Hong Kong teachers’ perceptions of moral, civic and national education, Compare: A Journal
of Comparative and International Education. Vol. 47, No. 5, pp. 628-646. DOI:
10.1080/03057925.2016.1262756.
Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

59 | P a g e
https://doi.org/10.25077/ jantro.v21.n1.p49-59.2019 FAHDIAN RAHMANDANI

You might also like