You are on page 1of 10

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK

MENINGKATKAN MORALITAS MAHASISWA PPKN


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(Studi Deskriptif Terhadap Moral Knowing dan Moral Feeling)

Nibras Shohwatul Islam, Ade Millatus Sa’adiyyah, Aryanti Dwi Untari

Universitas Banten Jaya

Serang, Indonesia

Nibrasshohwatul3@gmail.com, ade.millatus@gmail.com, aryantidwiu@gmail.com

ABSTRACK
The phenomenon of corruption in Indonesia in various aspects of life is not a new thing.
Likewise, corrupt behavior has often occurred in everyday life. In fact, ironically, a person
sometimes does not know that his actions are corrupt behavior. Corruption is a crime
committed either individually or in groups, taking what is not their right with the aim of
enriching themselves. Corruption is carried out as a shortcut to enrich oneself without
being responsible for the aftermath. The government has taken many ways to make
Indonesia free from corruption. However, to realize an Indonesia that is honest and free
from acts of corruption is an agenda that requires attention and a very long effort by
leaders who are aware of honesty and are free from acts of corruption that are deeply
rooted in Indonesian culture. This study aims to: 1) determine the implementation of anti-
corruption education in improving the morality of PPKn Untirta students, 2) to find out the
learning strategies of anti-corruption education courses in improving the morality of PPKn
Untirta students, 3) To find out the forms of morality reflected in PPKn Untirta students.
This research is a descriptive research with a qualitative approach. The subjects of this
study were the Head of the PPKn Untirta Department, Lecturers of Anti-Corruption
Education Courses, and PPKn Students. Data was collected using the methods of
observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques used are data
reduction, data presentation, and drawing conclusions. Test the validity of the data using
source triangulation. The results showed that: 1) Implementation of Anti-Corruption
Education in Improving the Morale of PPKn Untirta Students, (a) Supporting activities:
socialization, seminars, habits. 2) Increasing student morality in implementing anti-
corruption values.
Keywords: Implementation, Anti-Corruption Education, Student Morale.
PENDAHULUAN terjadi di dalam kehidupan keseharian.
Setiap negara memiliki tujuan yang Bahkan, ironisnya, seseorang terkadang
secara substansial dan mendasar sama, tidak mengetahui bahwa perbuatan yang
yaitu ingin melindungi dan dilakukannya termasuk perilaku koruptif.
mensejahterakan semua warganya. Korupsi merupakan tindakan kejahatan
Perbedaannya ditentukan oleh sistem yang dilakukan baik secara individu atau
kenegaraan yang dipakai, cara atau kelompok, mengambil yang bukan
metode mencapai tujuan, ketersediaan haknya dengan tujuan untuk memperkaya
sarana prasarana, dan juga pada semangat diri sendiri. Korupsi dilakukan sebagai
para penyelenggara negara dan jalan pintas untuk memperkaya diri
masyarakatnya. Persoalan yang sendiri tanpa perlu bertanggung jawab
menyangkut tatanan nilai sering kali terhadap dampak setelahya.
terjadi di kalangan masyarakat salah
Nanang, dkk (2011:23) korupsi
satunya yaitu “korupsi” yang tak kunjung
sesungguhnya sudah lama ada terutama
usai seiring berjalannya waktu. Dalam
sejak manusia pertama kali mengenal tata
rangka pemberantasan korupsi di
kelola administrasi. Pada kebanyakan
Indonesia tidak cukup hanya dengan
kasus korupsi yang dipublikasikan
penegakan hukum (law enforcement)
pemerintahan. Korupsi juga sering
semata, tetapi harus dihadapi dengan
dikaitkan pemaknaannya dengan politik.
semangat dan atmosfer antikorupsi
Sekalipun sudah dikategorikan sebagai
melalui pendidikan. Korupsi merupakan
tindakan yang melanggar hukum,
masalah krusial yang terjadi di Indonesia.
pengertian korupsi dipisahkan dari bentuk
Korupsi berkembang dengan sangat pesat
pelanggaran hukum lainnya. Selain
dan meluas di berbagai aspek kehidupan
mengkaitkan korupsi dengan politik,
masyarakat.
korupsi juga dikaitkan dengan
Fenomena korupsi di Indonesia perekonomian, kebijakan publik,
dalam berbagai kehidupan sudah bukan kebijakan internasional, kesejahteraan
merupakan hal yang baru. Demikian juga sosial, dan pembanguunan nasional.
dengan perilaku koruptif, sudah sering
Chazawi (2016:1) istilah korupsi provinsi yang dipantau oleh ICW, hanya
berasal dari satu kata dalam bahasa Latin 32 provinsi yang informasi mengenai
yakni corruption atau corruptus, yang penanganan perkara korupsinya.
mengandung arti perbuatan korup, Sedangkan sisanya tidak ditemukan
penyuapan. Secara harfiah istilah tersebut adanya pemberitaan mengenai
berarti segala macam perbuatan yang penanganan perkara korupsi yang masuk
tidak baik, seperti yang dikatakan Andi dalam tahap penyidikan, yakni Provinsi
Hamzah dalam Chazawi (2016:1) sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta dan
kebusukan, keburukan, kebejatan, Provinsi Kalimantan Utara. Hal ini
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak dilakukan sebagai upaya untuk melihat
bermoral, penyimpangan dari kesucian, tingkat kerentanan suatu daerah dalam
kata-kata atau ucapan yang menghina melakukan tindak pidana korupsi.
atau memfitnah. Dalam arti sosial Sebagai catatan, pemetaan terhadap
tampaknya masyarakat memang provinsi tidak dapat menjadikan dasar
mengasosiasikan korupsi sebagai bahwa suatu daerah paling korup. Ada 2
penggelapan uang (milik negara atau (dua) indikator yang menyebabkan
kantor) dan menerima suap dalam tingginya kasus dugaan korupsi di daerah.
hubungannya dengan jabatan atau Pertama, tingginya partisipasi masyarakat
pekerjaan, walaupun dari sudut hukum dalam melaporkan kasus dugaan korupsi
tidak persis sama. Mengingat dari sudut dan mengawasi penanganan perkara
hukum banyak syarat/unsur yang harus korupsi di penegak hukum. Kedua,
dipenuhi bagi suatu tingkah laku agar aktifnya penegak hukum melakukan
dapat dikualifikasikan sebagai salah satu penindakan kasus korupsi dan
dari tindak pidana korupsi sebagaimana informasinya disampaikan ke publik.
dirumuskan dalam undang-undang.
Kasus korupsi yang semakin
Indonesia Corruption Watch (2020: banyak menjerat para pelakunya, maka
21) melakukan pemetaan kasus dugaan perlu mengambil langkah berupa tindakan
korupsi berdasarkan daerah yang rawan pencegahan terhadap generasi penerus
terjadi tindak pidana korupsi. Dari 34 bangsa yang salah satunya adalah
mahasiswa dengan pendidikan. Sejalan bisa memanfaatkan setiap waktu di dalam
dengan pernyataan tersebut Wibowo kehidupannya. Berbagai masalah yang
(2014:36) mengemukakan bahwa: terjadi di Indonesia saat ini tentu
“Pendidikan mampu menjadi upaya membutuhkan penyelesaian yang cepat
preventif bagi berkembangnya sikap, dan konkret. Tentu hal ini dapat
perilaku, dan budaya antikorupsi, dilakukan melalui pendidikan.
meskipun secara empiris jelas tidak cukup Permasalahan korupsi tentu menjadi
mengingat faktor pressure sosial politik objek kajian yang menarik untuk dikaji
yang dapat juga mendistorsi peran secara umum. Upaya pencegahan
normatif tersebut. Kendati demikian, jika pendidikan antikorupsi harus dilakukan
ada kemauan keras dari segenap pada perguruan tinggi melalui matakuliah
komponen bangsa untuk menjadikan wajib/pilihan yang relevan di kalangan
pendidikan sebagai panglima melawan mahasiswa, untuk mewujudkan aksi
korupsi, jelas bukan hal mustahil untuk pengembangan tersebut untuk itu perlu
direalisasikan.” melakukan penelitian untuk mengetahui
bagaimana implementasi nilai-nilai
Pendidikan tidak lepas dari proses
pendidikan antikorupsi yang telah
kehidupan manusia. Melalui pendidikan
melekat dalam diri mahasiswa.
manusia mengetahui bagaimana hakikat
mereka bisa hidup dan bisa berinteraksi Hakim (2012:141) pada dasarnya
secara sosial. Oleh karena itu selama ada pendidikan anti korupsi dapat diartikan
kehidupan, selama itu manusia akan sebagai salah satu program pendidikan
selalu ada di dunia. Salah satu bentuk yang menjelaskan dan menanggulangi
penyelesaian masalah manusia yakni berbagai korupsi yang terjadi di kalangan
dengan pendidikan. Pendidikan saat ini masyarakat dengan upaya penanaman
tentu menjadi kunci dari berbagai sedini mungkin jiwa antikorupsi dengan
masalah yang dialami bangsa Indonesia tujuan untuk membangun dan
saat ini. Ketika manusia mampu meningkatkan kepedulian warga negara
memahami dimensi pendidikan yang terhadap bahaya dan akibat dari tindakan
sebenarnya maka manusia tersebut akan korupsi. Pendidikan antikorupsi memiliki
tiga tujuan, pertama, membentuk mengumpulkan dalam penelitian ini
pengetahuan dan pemahaman bentuk adalah observasi, wawancara, dan
korupsi dan aspek-aspeknya. Kedua, dokumentasi. Pada penelitian ini, teknik
mengubah persepsi dan sikap terhadap analisis data yang digunakan peneliti
korupsi. Ketiga, membentuk keterampilan menggunakan model Miles dan
dan kecakapan baru yang ditujukan untuk Huberman. Miles dan Huberman (1984)
melawan korupsi. dalam Sugiyono (2017: 246). Aktivitas
analisis data, yaitu data reduction, data
METODE PENELITIAN
display, dan conclusion
Penelitian ini menggunakan drawing/verification. Rencana pengujian
pendekatan kualitatif, karena secara keabsahan data dalam penelitian ini,
langsung dapat menyajikan hubungan menggunakan kredibilitas, transferability,
antara peneliti dan responden lebih peka. dependability, konfirmability.
Menurut Bog dan Tylor dalam Moloeng
Dalam penelitian, menggunakan
(2014:4). metode kualitatif adalah
pendekatan kualitatif dengan
“prosedur penelitian yang menghasilkan
menggunakan metode deskriptif, karena
data dekskriptif, yang berupa kata-kata
peneliti bermaksud untuk mengetahui
tertulis atau lisan dari orang-orang dan
tentang Implementasi Pendidikan
perilaku yang diamati”. Data yang
Antikorupsi untuk Meningkatkan
dikumpulkan oleh peneliti bukan berupa
Moralitas Mahasiswa PPKn Universitas
angka-angka, melainkan data tersebut
Sultan Ageng Tirtayasa.
berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, dokumen pribadi, dan dokumen HASIL PENELITIAN DAN
resmi lainnya dan dideskripsikan dalam PEMBAHASAN
bentuk narasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Prosedur pengumpulan data dalam peneliti peroleh bahwasannnya Jurusan
penelitian ini menggunakan beberapa PPKn Untirta telah menerapkan
metode agar diperoleh data yang lengkap. kurikulum Pendidikan Antikorupsi
Metode yang digunakan untuk sebagai Mata Kuliah Wajib Umum
(MKWU) di Jurusan PPKn. Universitas mata kuliah antikorupsi agar dapat
Sultan Ageng Tirtayasa sebagai kampus berjalan secara optimal, bahkan tidak
yang memiliki visi Terwujudnya Untirta hanya support dari unsur infrastruktur
Sebagai Integrated Smart and Green (It’s saja, melainkan untuk terus
Green) University yang Unggul, menghegemoni SDM agar lebih kritis
Berkarakter dan Berdaya Saing, di dalam menangkal isu dan kasus korupsi
Kawasan ASEAN tahun 2030 turut Jurusan PPKn Untirta dan keterlibatan
menerapkan Pendidikan Antikorupsi. dosen dalam menggelar kegiatan-kegiatan
Latar belakang kampus ini menjalankan yang memfokuskan untuk meningkatkan
kebijakan tersebut adalah dikarenakan SDM unggul dan sangat partisipatif.
permasalahan korupsi di Indonesia yang
Implementasi Pendidikan Antikorupsi
tak kunjung usai, serta adanya
Untuk Meningkatkan Moralitas
optimalisasi dalam menjalankan tata
Mahasiswa PPKn Universitas Sultan
kelola pemerintahan yang baik, bersih,
Ageng Tirtayasa
efektif dan berintegritas itu diawali
dengan upaya preventif yang dilakukan Implementasi Pendidikan
sejak dini, dan hari ini mendidik Antikorupsi Untuk Meningkatkan
mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang Moralitas Mahasiswa PPKn Universitas
bersih dari korupsi adalah sasaran yang Sultan Ageng Tirtayasa berawal dari
tepat dalam mengedukasi bahaya korupsi. adanya Peraturan Menteri Riset,
Untirta juga melakukan upaya Teknologi dan Pendidikan Tinggi
sinkronisasi dan kolaborasi dengan salah (Permenristekdikti) No. 33 Tahun 2019
satu lembaga yang mempunyai peran tentang Penyelenggaraan Pendidikan
aktif dalam menjaga integritas nilai-nilai Antikorupsi di Perguruan Tinggi, KPK
antikorupsi dan mengadvokasi kasuskasus bersama mitra pemangku kepentingan
korupsi yang terjadi dan berkembang. juga melakukan inovasi dan
Selain itu, faktor penunjang pembelajaran pengembangan bahan pembelajaran lain
lainnya seperti halnya sarana dan berupa komik, buku saku, film, dan papan
prasarana kampus mencoba disesuaikan permainan (boardgame) sehingga media
dengan kebutuhan proses pembelajaran
ajar pembelajaran antikorupsi jadi lebih terintegrasi ke dalam mata pelajaran,
menarik dan variatif. pengembangan diri, dan budaya sekolah.
Sehingga nilai-nilai acuan pendidikan
Strategi Pembelajaran Mata Kuliah
antikorupsi harus diintegrasikan ke dalam
Pendidikan Antikorupsi Untuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Meningkatkan Moralitas Mahasiswa
Nilai-nilai antikorupsi yang
PPKn Universitas Sultan Ageng
diintegrasikan ke dalam mata kuliah
Tirtayasa
memperhatikan beberapa hal sebagai
Strategi pembelajaran dapat berikut: a) Integrasi dalam Mata Pelajaran
diartikan setiap kegiatan yang dipilih, yang Sesuai, b) Integrasi dalam Kegiatan
yang dapat memberikan fasilitas atau Pengembangan Diri, c) Pariatif Model
bantuan kepada mahasiswa dalam menuju Pembelajaran.
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Bentuk-Bentuk Moralitas yang
Oleh karena itu, strategi implementasi
Tercermin dalam Diri Mahasiswa
pendidikan antikorupsi dapat melalui
PPKn Universitas Sultan Ageng
penerapan strategi pembelajaran dengan
Tirtayasa
cara mengintegrasikan nilai-nilai
antikorupsi ke dalam pembelajaran. Dari penelitian yang peneliti peroleh,
Strategi untuk melakasanakan proses substansi dari adanya pendidikan
pembelajaran secara efektif dan efisien antikorupsi ini menitikberatkan pada
adalah dengan upaya untuk melakukan moralitas nilai-nilai anti korupsi yang
pendekatan persuasif agar mampu diterapkan dalam diri mahasiswa sebagai
merasakan pembelajaran secara nyata. hasil dari adanya kurikulum pendidikan
Penanaman nilai-nilai antikorupsi yang anti korupsi. Nilai-nilai moralitas anti
disampaikan secara terintegrasi, dosen korupsi ini meliputi kejujuran,
dapat memilih nilainilai yang akan kepedulian, kemandirian, kedisiplinan,
ditanamkan melalui materi bahasan pada tanggung jawab. Nilai-nilai inilah yang
Pendidikan Antikorupsi. Hal ini sejalan akan mendukung prinsip-prinsip anti
dengan Agus Wibowo (2013: 57) bahwa korupsi untuk dapat dijalankan dengan
pengembangan pendidikan antikorupsi baik.
Pertama, strategi untuk menanamkan nilai seorang mahasiswa. Selain itu, nilai
kejujuran ke diri mahasiswa dalam kemandirian dapat juga diwujudkan
implementasi pendidikan anti korupsi di melalui kemampuannya dalam
PPKn Untirta, yaitu menekankan kepada mengambil keputusan sendiri tanpa
kepada mahasiswanya agar tidak adanya pengaruh dari orang lain.
melakukan nilai-nilai yang bertentangan
Keempat, Nilai kedisiplinan dapat
dengan kejujuran.
diwujudkan antara lain dalam bentuk
Kedua, Penanaman nilai kepedulian di pembiasaan dalam berperilaku disiplin di
Jurusan PPKn Untirta telah ditekankan Jurusan PPKn Untirta yang telah
oleh kampus melalui adanya pembiasaan ditekankan oleh kemampuan mengatur
untuk saling membantu satu sama lain, waktu dengan baik, kepatuhan pada
berbagi untuk yang lebih membutuhkan, seluruh peraturan dan ketentuan yang
membantu ketika ada teman yang sedang berlaku di kampus, mengerjakan segala
mengalami musibah dengan sesuatu dengan tepat waktu, dan mampu
mengumpulkan dana secara sukarela. fokus pada tanggungjawabnya sebagai
Selain itu, interaksi antara mahasiswa mahasiswa.
dengan mahasiswa, mahasiswa dengan
Kelima, Nilai tanggung jawab dapat
dosen, dan sebaliknya berjalan dengan
diwujudkan antara lain dalam bentuk
sangat baik. Hal ini dikarenakan Kampus
belajar dengan tertib, lulus pada waktu
Untirta memiliki budaya 5 S, yaitu
yang tepat dengan nilai yang baik, dan
Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun.
mengerjakan setiap tugas yang diberikan
Sehingga, dapat dilihat bahwa warga
oleh dosen, serta menjaga amanah dan
kampus masih memiliki kepedulian untuk
kepercayaan yang diberikan kepadanya.
melaksanakan budaya 5 S tersebut.
Misalnya ketika mahasiswa terpilih
Ketiga, nilai kemandirian dapat sebagai pengurus Hima PPKn Untirta
diwujudkan antara lain dalam bentuk maupun pengurus kelas, maka ia
mengerjakan tugas secara mandiri dan mengemban tanggung jawab untuk dapat
mengerjakan ujian secara mandiri sesuai melaksanakan tugasnya dengan baik.
dengan tanggung jawabnya sebagai Ketika terpilih menjadi ketua umum,
berarti mahasiswa mempunyai tanggung yang akan ditanamkan pada mahasiswa,
jawab untuk memimpin Himpunan misalnya kejujuran, kepedulian,
dengan baik. Ataupun jika terpilih kemandirian, kedisiplinan, dan tanggung
menjadi bendahara umum, berarti jawab, integrasi dalam kegiatan
mahasiswa mempuyai tanggung jawab pengembangan diri seperti contoh,
untuk mengelola keuangan Himpunan melakukan pembiasaan dan
dengan baik pula. pembudayaan, pengkondisian, serta
kegiatan rutin, kajian rutin, dan keteladan.
KESIMPULAN
Selain itu, integrasi dalam kegiatan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan diri, menggunakan
pembahasan, maka dapat diambil pariatif model pembelajaran yang
kesimpulan bahwa, pendidikan diterapkan di PPKn Untirta. Substansi
antikorupsi merupakan tindakan untuk dari bentuk-bentuk peningkatan moralitas
mengendalikan dan mengurangi korupsi mahasiswa haruslah beranjak dari
berupa keseluruhan upaya untuk pembelajaran pendidikan antikroupsi
mendorong generasi mendatang untuk secara maksimal agar nilainilai anti
mengembangkan sikap menolak secara korupsi yang harus diterapkan dalam diri
tegas terhadap setiap bentuk korupsi. mahasiswa sebagai hasil dari adanya
Mentalitas antikorupsi ini akan terwujud kebijakan pendidikan anti korupsi. Nilai-
jika kita secara sadar membina nilai anti korupsi ini meliputi kejujuran,
kemampuan generasi mendatang untuk kepedulian, kemandirian, kedisiplinan,
mampu mengidentifkasi berbagai dan tanggung jawab. Nilai-nilai inilah
kelemahan dari sistem nilai yang mereka yang akan mendukung prinsip-prinsip
warisi dan memperbaharui sistem nilai anti korupsi untuk dapat dijalankan
warisan dengan situasi-situasi yang baru. dengan baik.
Strategi pembelajaran pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
antikorupsi di Untirta adalah dengan
mengembangkan silabus dan RPS pada Chazawi, A. (2016). Hukum Pidana
kompetensi yang sesuai dengan Korupsi di Indonesia. Depok:
Rajawali Pers.
mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi
Indonesia Corruption Watch. (2020).
Laporan Pemantauan Tren
Pendidikan Kasus Korupsi
Semester I 2020. Indonesia
Corruption Watch.

J. Moleong, Lexy. (2014). Metode


Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nanang, dkk. (2011). Pendidikan


Antikorupsi untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Kemendikbud.

Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan


Pendidikan Tinggi
(Permenristekdikti) No. 33 Tahun
2019.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian:


Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wibowo, Agus. 2014. Pendidikan Anti


Korupsi di Sekolah. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.

You might also like