You are on page 1of 13

PROPOSAL

PENYULUHAN PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI


‘‘MEMBANGUN KARAKTER MAHASISWA BERANI MEMBELA KEBENARAN DAN
KEADILAN’’

Disusun oleh :

SITI NURHALIZA
NIM : P20624221034

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN CIREBON
POLTEKKES TASIKMALAYA
2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eko H, dkk. (2010) berpendapat bahwa tindakan korupsi di Indonesia


bagaikan suatu ‘‘penyakit’’ yang tidak mudah disembuhkan dan merupakan suatu
fenomena yang kompleks. Dalam memberantas tindakan korupsi di Indonesia,
tidak cukup hanya dengan melakukan suatu tindakan represif, namun yang lebih
mendasar lagi adalah dengan melakukan tindakan preventif atau pencegahan. Salah
satunya upaya yang dapat dilakukan melalui tindakan preventif ini adalah dengan
menumbuhkan kepedulian untuk membangun jiwa yang berani melawan
memberantas berbagai tindakan korupsi, sekaligus juga mendidik generasi muda
dengan menanamkan nilai nilai etika dan moral sejak dini.
Aisyah Martanti (2019:222) memaparkan bahwa anak merupakan generasi
harapan bangsa untuk masa depan Indonesia. Segala hal yang akan mereka lakukan
pada saat beranjak dewasa merupakan cerminan dari apa yang mereka dapatkan.
Pada akhirnya, pembinaan terhadap anak-anak maupun remaja cukup berpengaruh
pada masa depan anak dan juga masa depan bangsa yang akan dipegang oleh
mereka nantinya. Karena itu, menanamkan budaya anti korupsi sangatlah penting.
Tidak harus mengajari dengan hal-hal yang rumit, sejak dini anak dapat memulai
belajar budaya anti korupsi dari hal yang terkecil.
Salah satu nilai anti korupsi yang dapat diajarkan dan menanamkan diri
adalah bersikap berani. Mengajarkan anak untuk bertindak, berkata, bersikap, dan
berperilaku berani akan menjadi pembelajaran yang berguna untuk kehidupan yang
akan datang. Karakter berani yang di miliki seorang anak akan menjadi salah satu
modal untuk bisa hidup di dalam masyarakat dengan baik. Bagi anak usia dini
maupun masa remaja, keberanian adalah tindakan sangatlah penting untuk
menyampaikan atau mengungkapkan keberanian membela kebenaran dan
ketidakadilan, dengan kenyataan dan tidak takut dengan resiko yang ada. Aisyah
Martanti (2019:218) mengatakan bahwa ketika benih anti korupsi sudah benar-
benar tertanam dan di pelihara dengan baik pada diri seseorang, maka benih itu
akan bertumbuh dan menghasilkan buah dalam pemikiran, perkataan, dan
perbuatan yang anti terhadap korupsi.
Namun, pada faktanya masih banyak fenomena kejadian tindakan korupsi di
sekitar kita, akan tetapi masih banyak masyarakat sekitar yang enggan berani untuk
menegur atau mengungkapkan perilaku tindakan korupsi tersebut untuk di laporkan
atau mencegah agar perbuatan tidak terjadi, karena tidak adanya sikap keberanian
mengungkapkan kebenaran, contoh perbuatan tersebut yang sering kita jumpai di
lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Perbuatan tindakan perilaku
korupsi waktu di lingkungan sekolah, melihat guru atau dosen ketika menjelaskan
materi lebih dari waktu yang telah di sepakati. Murid yang bolos sekolah, karena
baik seorang siswa/siswi maupun mahasiswa berkewajiban untuk menuntut ilmu
sesuai dengan jadwal hari yang ditentukan namun ketidakhadiran yang tidak jelas.
Datang terlambat, korupsi jenis ini tidak hanya di lakukan oleh seorang pelajar
tetapi juga oleh guru misalnya, pelajar yang tahu akan aturan masuknya jam
pembelajaran tetapi ia malah menggunakannya untuk bersantai tanpa adanya rasa
bersalah sedikitpun, sedangkan untuk guru, biasanya korupsi waktu pembelajaran
dilakukan ia dengan sengaja datang terlambat karena asyik bercengkrama dengan
guru lainya atau asik dengan dunia maya. Nah, Jenis korupsi ini juga tidak kalah
banyaknya yang sering terjadi di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
masyarakat pasalnya korupsi ini melebihkan jumlah nominal uang iuran, melebih-
lebihkan biaya sekolah sudah jelas merupakan tindakan korupsi yang mirip seperti
yang dilakukan oleh koruptor besar. Parahnya oknum ini melebihkan anggaran
biaya sekolah bukan hanya untuk kepentingan pelajar melainkan untuk keperluan
pribadinya, dengan alasan untuk membantu pembangunan sekolah, padahal hal
tersebut merupakan tindakan pemungutan liar dan kasus ini banyak terjadi pada
sekolah negeri. Menyebarkan kunci jawaban ketika ujian, ujian yang seharusnya
untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran ternyata
juga tidak lepas oleh tindakan perilaku korupsi yang mencari keuntungan di balik
hasil ujian. Untuk siswa sendiri, waktu malam sering kali dimanfaatkan untuk
mencari kunci jawaban dari siapapun yang memilikinya agar mendapatkan nilai
ujian yang baik. Untuk oknum guru biasannya memberikan nilai subjektif untuk
memperbaiki akreditasi sekolah. Selain itu, pemberian nilai secara subjektif bisa
saja dilakukan karena pandangan baik atau buruknya seorang siswa di mata guru,
sehingga ia tidak akan melihat prestasi, melainkan perilaku siswannya.
Beralih ke tindakan korupsi di lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan
masyarakat sendiri, perbuatan korupsi masih sulit untuk dibendung. Dari tahun ke
tahun, kasus korupsi selalu meningkat dengan jumlah kerugian yang selalu
bertambah banyak, belum lagi kasus korupsi yang masih belum terungkap. Belum
banyak orang yang tahu cara untuk melaporkan perangkat desa yang korupsi
hingga tingkat yang lebih lanjut. Jika semakin banyak orang yang paham mengenai
cara untuk melaporkannya, maka ecara prinsip akan membuat kasus korupsi di
lingkungan masyarakat akan berkurang, dan biasannya kasus yang umum kita
jumpai ini seperti menyogok, biasannya digunakan untuk mendapatkan kelancaran
akan sesuatu, maka tidak jarang akan ada yang menyogok dengan memberikan
dana tambahan, seperti lolos dari tilang, biasannya pengendara ini menyogok aparat
dengan nominal uang atau barang maupun makanan. Yang kedua suap, suap ini
bersifat lebih prosedural terhadap hal yang sifatnya administratif, contoh kasus
suap menyuap yang sering terjadi adalah ketika ingin mengurus KTP agar lebih
cepat diproses. Jenis korupsi ini adalah mengambil sesuatu yang bukan milik kita,
ini biasanya terjadi ketika melebihkan jumlah harga suatu barang agar mendapatkan
untung yang lebih banyak, contohnya pedagang yang curang pada saat
penimbangan barang, pedagang ini biasannya memberatkan timbangannya terlebih
dahulu sebelum dimasukkan barang, agar barang tersebut bisa dikenakan harga
yang lebih mahal, lalu contoh dalam keluarga biasanya anak ketika disuruh orang
tua membeli barang, namun masih ada uang kembalian dari nominal uang yang ia
bawa akan tetapi uang tersebut dipakai untuk kebutuhan dirinya tanpa
memberitahukan orang tuannya, nah dari kasus tersebut mempunyai dampak yang
akan terjadi ketika kegiatan korupsi itu dilakukan. Ini bisa dari aspek ekonomi,
lngkungan, penegakkan hukum, politik dan demokrasi. Dengan masih banyak
kejadian perbuatan tersebut masih banyak masyarakat yang tidak mempunyai
karakter berani mengungkapkan keadilan.
Dengan masih banyaknya kejadian seperti itu, saya berniat untuk
mengadakan kegiatan penyuluhan mengenai sikap berani mengungkapkan
kebenaran dan keadilan di sekitar. Saya berharap, dengan kegiatan yang saya
adakan ini membuat mahasiswa bisa menerapkannya dan menumbuhkan sikap
berani pada diri mereka bahkan berani melawan masyarakat yang melakukan
tindakan kejahatan, kriminal, kecurangan dan menjadikannya sebagai kebiasaan
sehingga perilaku korupsi pun bisa dapat dicegah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dampak yang bisa didapatkan dari kegiatan penyuluhan Anti korupsi
“Membangun Karakter Berani Membela Kebenaran dan Keadilan” ?

C. Tujuan Kegiatan
1. Dapat menumbuhkan pemahaman anti korupsi.
2. Dapat menumbuhkan karakter berani dalam membela kebenaran dan keadilan
sebagai budaya anti korupsi.
3. Dapat mencegah adanya perilaku tindakan korupsi.
BAB II

MATERI YANG AKAN DI SAMPAIKAN

“Membangun Karakter Berani Membela Kebenaran dan Keadilan ”

Berani adalah sikap atau sifat seseorang yang berani menghadapi masa depan
yang lebih baik. Seperti definisi berani mempunyai hati yang mantap dan rasa
percaya diri yang kuat dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya
dengan cara yang benar dan tidak memiliki sifat takut dan pengecut. Menurut Peter
Eduar (2019) ada 5 jenis keberanian, yaitu 1). Berani berpendapat, yaitu
menyampaikan pendapatnya ke khalayak sekitar tanpa rasa takut akan pandangan
orang lain. 2). Berani beda, yaitu berani tampil apa adanya tanpa dibuat-buat. 3)
Berani jujur, yaitu berkata sesuai dengan apa adanya tanpa mengurangi atau
melebih-lebihkan dalam bertutur kata. 4). Berani terlihat jelek, yaitu kebalikan dari
jaim atau jaga image, orang yang jaga image pasti selalu ingin terlihat baik dari
luar, sedangkan orang yang berani tampil jelek gak akan mengambil pusing atas
penilaian orang lain, yang terpenting bagi dirinya bukan apa kata orang lain,
melainkan fakta yang sebenarnya. Dan yang terakhir adalah 5). Berani menegur,
yaitu keberanian untuk menegur seseorang yang melakukan tindakan yang tidak
baik seperti berbohong, mencuri, melakukan tindakan kekerasan dan sebagainya.
Ciri-ciri anak yang berani di antaranya, berpikir secara matang dan terukur sebelum
bertindak, memiliki sikap yang konsisten, mampu memotivasi orang lain, selalu
tahu diri, rendah hati, dan mengisi jiwa serta pikiran dengan pengetahuan baru
menuju ke arah yang benar, bertindak nyata, semangat menciptakan kemajuan dan
siap menanggung resiko.

Menurut Amirul Mukminin (2018) ada beberapa manfaat perilaku berani


dalam kebenaran antara lain : 1) Mendapat ketenangan jiwa sebab mengetahui diri
benar berjalan di jalan yang diridhai Allah SWT, 2). Terhalang dari perbuatan yang
bisa menjadikan diri hina, 3). Menjadi sosok yang optimis dan memandang positif
ketetapan Allah, 4). Hidup diliputi kebaikan dan dijauhkan dari kedzaliman pada
orang lain, 5). Hidup lebih maju, produktif karena didorong sikap berani dalam
kejujuran dan kebenaran, 6). Mencegah kejahatan dan keburukan untuk diri sendiri
dan sekitar kita.

Contoh dari sikap berani dalam kehidupan sehari-hari di antarannya :

1. Berani mengungkapkan kebenaran.


Seperti halnya kita berani untuk speak up melihat pemimpin yang
melakukan tindakan yang dzalim dalam kepemimpinanya, teman yang
melakukan kesalahan, menegur teman yang mencontek saat ujian.
2. Berani mengakui jika melakukan kesalahan.
Akui ketika kita melakukan kesalahan contohnya menyenggol vase bunga
milik tetangga maka kita sebagai makhluk sosial siap untuk mengakui dan
siap untuk menanggung resiko yang ada.
3. Berani untuk melawan ketika ada yang menganggu.
Ketika dihadapkan oleh sekelompok yang ingin merendahkan kita atau
menjatuhkan kita tanpa sebab, kita jangan mau untuk ditindas, kita harus
melawan tindakan tersebut dengan cara berani bahwa kita ini tidak bersalah
atas tuduhan yang dilontarkan.
4. Berani membela agama yang dianut.
Indonesia adalah negara pancasila, dengan mayoritas muslim, di mana
semua umat bisa hidup beragama dengan tenang, maka cara membela
terbaik dalam konteks indonesia yang demokrasi, negara pancasila yang
kerketuhanan yang maha Esa, bisa menerapkan dengan 5B, Apa itu 5B? B
yang pertama yaitu beribadah dengan seikhlas-ikhlasnya, umat muslim yang
beribadah dengan ikhlas baik ibadah ritual maupun ibadah dalam bersosial,
insya Allah akan tampak semakin baik dalam menjalani kehidupan. B yang
kedua adalah berakhlak mulia seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad
SAW. Dalam kisah sejarah, umat yahudi dan orang-orang Arab musyrikin
yang memusuhi Nabi, namun pada akhirnya menerima islam dengan lapang
dada karena melihat kemulian akhlak Nabi. B yang ketiga adalah berdakwah
dengan sebijak-bijaknya. Yaitu mengajak orang untuk mengetahui,
mengenal dan melihat kemuliaan serta kebenaran islam dengan cara hikmah
dan ramah terhadap siapapun “Bukan dengan cara yang marah. Dengan cara
merangkul bukan memukul. Sebagai mana firman Allah : “ Ud’u ila sabil
robbika bil hikmah wal mau’idhotil hasanah”. Selanjutnya B yang keempat
adalah berkhitmah atau berbakti sesuai dengan posisi masing-masing. Bagi
seorang anak, maka wajib untuk berbakti kepada orang tua. Pelajar berbakti
kepada guru, warga negara berbakti kepada bangsa, pekerja berbakti kepada
tempat mereka bekerja dan lain sebagainya. Lalu B yang terakhir berkarya
dengan sebaik-baiknya.
Itulah cara membela agama yang memang harus dilakukan, bukan
hanya satu dua kelompok saja, namun semua muslim di indonesia. Kita
perlu melakukan bela islam secara subtantif, tidak cukup hanya dengan
simbol-simbol saja.
5. Berani menegur apabila melihat seseorang yang melakukan kesalahan.
Menegur orang yang melakukan kesalahan merupakan tindakan yang
amat diperintahkan oleh islam. untuk menjalankannya perlu strategi yang
tepat agar teguran itu bisa berbuah perubahan yang baik bagi orang yang
ditegur. Allah berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
lebih baik.” (QS An-Nahl (16):125).
Ketika menegur orang yang berbuat salah, tentu kita berharap orang
yang kita tegur mau mengubah sikapnya sesuai saran kita. Namun, kita
sering mengabaikan hal-hal kecil yang penting saat kita menegur seseorang.
Ada tiga kunci sukses dalam menegur. Pertama, tidak merendahkan
ego orang yang ditegur. Karena secara psikologis, bila seseorang
direndahkan, dia justru membuat pertahanan diri untuk menyelamatkan
egonya dari gangguan pihak luar. Kedua, cari waktu yang tepat. Salah waktu
juga membuat teguran dipahami dengan sebaliknya, niat untuk meluruskan
kesalahan pun tidak akan tercapai. Ketiga, pahami posisi sosial yang ditegur,
jangan sampai teguran dianggap sebagai ancaman bagi posisi orang yang
kita tegur.

Dengan materi yang disampaikan, saya dapat memberikan gambaran kecil


bagaimana menumbuhkan karakter berani dalam diri sendiri melalui video yang
akan ditayangkan dan pemaparan materi yang saya ambil contohnya dari kehidupan
di sekitar. Video yang akan di tayangkan berisikan nilai moral agar jadi sosok
berani membela kebenaran dan keadilan bahwa ketika kita melihat teman untuk
melakukan tindakan mencontek, kita berani untuk menegurnya. Kedua berani untuk
bertanya sesuatu yang tidak ketahui agar menjadi tahu, ketiga berani untuk
meleraikan teman yang sedang berkelahi dan menesahatinya agar hidup damai dan
tidak berkelahi.

Daftar Pustaka

Eko, H (2015) . Pendidikan Anti Korupsi Yogyakarta, Hal. 14

Wulandari, A (2019). Membangun Budaya Anti Korupsi Dari Hal Terkecil Sejak
Dini. Tinjauan Hukum Unnes, Vol 2 No 2 Hal 222

Video Materi

Htpps://youtube.be/vzjAD_riYIo
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Nama Kegiatan
“Penyuluhan Pendidikan Budaya Anti Korupsi”

2. Tema Kegiatan
“Membangun Karakter Mahasiswa Berani Membela Kebenaran Dan Keadilan’’

3. Sasaran Peserta Kegiatan


Sasaran peserta kegiatan penyuluhan yaitu mahasiswa berusia 18-19 tahun
( Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Cirebon) di Kota Cirebon berjumlah
5 orang.

4. Waktu dan Tempat Kegiatan


Hari, tanggal : Senin, 12 September 2022
Waktu : 12.30-13.00
Tempat, alamat : Kampus, Jalan Pemuda No 38, Kota Cirebon.

5. Metode Penyuluhan
Pemaparan materi melalui video berdurasi ±6 menit, dilakukan secara tatap muka.

6. Dokumentasi Kegiatan
(Terlampir)
BAB IV

PENUTUP

Demikian hasil laporan proposal kegiatan ini saya susun, semoga kegiatan
penyuluhan dalam rangka membangun karakter berani membela kebenaran dan
keadilan ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar sesuai dengan yang telah di
rencanakan. Saya harap dengan penyuluhan ini mahasiswa dapat menumbuhkan
karakter berai membela kebenaran dan keadilan sehingga dapat mencegah
terjadinya perilaku korupsi di kehidupan sehari-hari.
Lampiran

DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN PENDIDIKAN BUDAYA ANTI


KORUPSI “MEMBANGUN KARAKTER BERANI MEMBELA
KEBENARAN DAN KEADILAN”

FOTO KEGIATAN

Pemaparan Materi &


Penayangan Video

Penjelasan Video & Diskusi

You might also like