You are on page 1of 18

20 Agro Ekonomi Vol. 27/No.

1, Juni 2016

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM GERAKAN PENERAPAN


PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI
DI KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN

Farmers Partisipation in The Movement of Implementation on Integrated


Planting Management (GP-PTT) Program of Rice at Kalasan Sub District
Sleman District
1
Octaviany Valentina Simanjuntak, 2Subejo, 2Roso Witjaksono
1
2
PT.Paragon
2
Departemen
Department Sosial Ekonomi
of Agricultural Pertanian,Faculty
Socioeconomics, Fakultas
of Pertanian
Agriculture
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Jl. Flora 1, Bulaksumur, Yogyakarta
octaviany.valentina@yahoo.com

ABSTRACT
GP-PTT program aims to increase rice production that is focused on the area of crops
with the assistance of government facilities. As for the facilities or assistance given
by the government that is seed, means of production, row planting system (legowo),
and group meetings. This research was conducted in Kalasan, Sleman in order to (1)
know the extent of farmer participation in the program GP-PTT rice in sub-district
of Kalasan in 2015(2) know the factors related to the farmer participation in the GP-
PTT program in Kalasan. The method used in this research was descriptive by survey
techniques. Selection of area sample was conducted purposively, while sampling
farmers was conducted by simple random sampling. The total of respondents were 60
farmers. The analytical method used was the proportion test, chi-square analysis, and
gamma test. The results of the research showed that the level of farmer participation
in the program of GP-PTT was considered high with 71.13% initiation participation,
77.29% participation legitimacy, and 93.61% execution participation. Education is a
factor that has a rather strong positive relationship with farmers’ participation in the
GP-PTT. Attitude and motivation are factors that hold a strong positive relationship
with farmers’ participation in GP-PTT. Factors that have no relation with farmers’
participation in that program are age, the role of educator, chairman of farmer group,
and the role of local military staff.

Keywords : Farmer, Integrated, Management, Participation, Planting

INTISARI
Program GP-PTT bertujuan untuk meningkatkan produksi padi yang difokuskan pada
area tanaman dengan bantuan fasilitas pemerintah. Sedangkan untuk fasilitas atau
bantuan yang diberikan oleh pemerintah yaitu benih, sarana produksi, sistem tanam garis
(legowo), dan pertemuan kelompok. Penelitian ini dilakukan di Kalasan, Sleman untuk
(1) mengetahui luasnya partisipasi petani dalam program padi GP-PTT di kecamatan
Kalasan pada tahun 2015, (2) mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan partisipasi
petani di GP -PTT di Kalasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif dengan teknik survei. Pemilihan sampel daerah dilakukan secara purposive,
sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Jumlah
responden sebanyak 60 petani. Metode analisis yang digunakan adalah uji proporsi,
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016 21

analisis chi-square, dan uji gamma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
partisipasi petani dalam program GP-PTT dinilai tinggi dengan partisipasi inisiasi
71,13%, 77,29% legitimasi partisipasi, dan partisipasi eksekusi 93,61%. Pendidikan
merupakan faktor yang memiliki hubungan positif yang cukup kuat dengan partisipasi
petani dalam program GP-PTT. Sikap dan motivasi merupakan faktor yang memiliki
hubungan positif yang kuat dengan partisipasi petani dalam program GP-PTT. Faktor-
faktor yang tidak berhubungan dengan partisipasi petani dalam program tersebut adalah
usia, peran pendidik, ketua kelompok tani, dan peran staf militer daerah.

Kata kunci: Manajemen, Partisipasi, Penanaman, Petani, Terpadu

PENDAHULUAN yang ternyata mampu meningkatkan


Ta nt a nga n pe nga da a n pa nga n produktivitas padi serta lebih efisien.
nasional ke depan akan semakin berat D al a m u p a y a pen ge mb an ga n PT T
mengingat banyaknya lahan irigasi subur secara nasional, Kementerian Pertanian
yang terkonversi untuk kepentingan meluncurkan Program Sekolah Lapang
nonpertanian, sedangkan j umlah Pe ng e l ol a a n Ta na m a n Te rp a du (SL -
penduduk terus bertambah. Pada pihak P TT). P rogram S L-P TT merupakan
lain, laju pertambahan produktivitas program nasional pemerintah Indonesia
lahan sawah juga semakin menurun sejak tahun 2008. Program ini bertujuan
akibat diterapkannya teknologi yang untuk meningkatkan kemandirian pangan
semakin intensif tetapi jumlah pupuk nasional khususnya padi. Menurut
yang diberikan tidaks eimbang dengan Muchtar, dkk (2014) SL-PTT merupakan
jumlah hara yang terangkut ke luar salah satu strategi pemerintah untuk
petakan berupa jerami panen atau hilang memberdayakan petani dalam menunjang
terbakar (Toha, 2007). produktivitas usahatani.
B e r d a s a r k a n permasalahan- GP- PT T m e r u p a k a n sa l a h sa t u
permasalahan tersebut, maka kebijakan program yang ada dalam UPSUS (Upaya
pembangunan pertanian diprioritaskan Khusus). Gerakan Penerapan Pengelolaan
beberapa program kerja yang dijabarkan Tanaman Terpadu (GP-PTT), yaitu kegiatan
dalam beberapa kegiatan. Salah satunya peningkatan produktivitas akan difokuskan
adalah program ketahanan pangan. melalui pola kawasan yang terintegrasi
Sejalan dengan perkembangan dari hulu sampai hilir, peningkatan
i l m u p e n ge t a h u a n d a n t e kn o l o gi , jumlah paket bantuan sebagai instrumen
Badan Litbang telah menghas ilkan stimulan, serta dukungan pendampingan
dan mengembangka n pendekatan dan pengawalan. Terpadu dalam hal ini
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), yakni pada proses pelaksanaannya dimana
22 Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

adanya pengawalan dan pendampingan merupakan wilayah yang cukup prospektif


dilakukan oleh penyuluh, babinsa, serta untuk pelaksanaan GP-PTT. Kecamatan
mahasiswa/instansi pendidikan. Kalasan dipilih dalam pelaksanaan GP-
Padi merupakan komoditas terpenting PTT khusus untuk komoditas padi karena
dari komoditas yang lainnya, karena letak daerah yang strategis baik sarana
padi adalah makanan pokok sebagian dan prasarana yang dibutuhkan. Keadaan
besar masyarakat di Indonesia. Pada GP- tersebut menjadi suatu hal yang menarik
PTT petani dapat langsung menerapkan untuk melakukan penelitian di Kecamatan
teknologi budidaya spesifik lokasi yang Kalasan mengenai partisipasi petani dalam
merupakan hasil rekomendasi dari Balai program GP-PTT padi.
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Keberhasilan pelaksanaan Program
setempat. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman
Dalam pelaksanaan PTT terdapat Terpadu (GP-PTT) 2015 sangat ditentukan
2 komponen teknologi yang dapat oleh partisipasi dari petani setempat
diterapkan oleh petani, yaitu komponen secara langsung, maka partisipasi petani
teknologi dasar dan komponen teknologi dalam program ini merupakan suatu
penunjang. Komponen teknologi dasar hal yang sangat penting untuk dikaji.
merupakan komponan yang memiliki Mikkelsen (1999), menyatakan partisipasi
peranan penting dalam peningkatan hasil adalah keterlibatan masyarakat dalam
(Watemin, 2012). pe mbangunan diri, kehi dupan, dan
Dalam rangka meningkatkan produksi lingkungan mereka. Partisipasi pihak-pihak
padi dan mewujudkan swasembada pangan, yang terlibat dianggap sebagai jalan untuk
Daerah Istimewa Yogyakarta telah aktif meraih kesuksesan dalam meningkatkan
melaksanakan program Gerakan Penerapan produksi serta mewujudkan ketahanan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) di pangan. Sedangkan partisipasi menurut
5 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Sleman, Hanafi (2004) adalah tingkat keterlibatan
Gunungkidul, Bantul, Kota Yogyakarta, anggota sistem sosial dalam pengambilan
dan Kulon Progo. Diantara lima kabupaten keputusan.
di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Partisipasi petani dalam s uatu
Sleman dan Kabupaten Kulon Progo yang kegiatan atau proyek merupakan suatu
mendapatkan program GP-PTT untuk bentuk perwujudan dari besarnya penilaian
komoditas padi. Kecamatan Kalasan
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016 23

petani atas keuntungan dibandingkan padi. Teknik pengambilan sampel desa


dengan biaya yang harus dikeluarkan. dilakukan secara purposive. Menurut
Partisipasi diprediksi akan terus berlanjut Setiawan, teknik pengambilan sampel
selama petani merasa puas atau diuntungkan secara purposive adalah pemilihan sampel
dengan ikut serta dalam kegiatan tersebut berdasarkan pertimbangan tertentu dengan
(Irawan, 2011). tujuan untuk memperoleh sampel dengan
karakteristik yang dikehendaki. Desa yang
METODE PENELITIAN dipilih sebagai sampel yaitu Desa Purwo
Metode Dasar Martani, Desa Selo Martani, Desa Tirto
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan Martani, dan Desa Taman Martani.
dengan menggunakan metode deskriptif Pengambilan sampel petani yang
analisis. Menurut Nazir (2005), metode diambil 60 orang petani yang aktif dan
deskriptif analisis yaitu suatu penelitan telah melaksanakan program Gerakan
yang digunakan untuk meneliti sekelompok Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu
manusia, obyek, suatu kondisi tertentu, (GP-PTT) padi. Setiap desa memiliki 1
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani)
kelas peristiwa pada masa sekarang yang yang didalamnya terdiri beberapa kelompok
kemudian dibahas secara sistematis faktual tani. Desa dan Gapoktan tersebut adalah
dan berdasarkan fakta-fakta yang tampak Desa Purwo Martani (Gapoktan Purwo
atau sebagaimana, sifat-sifat hubungan Makmur), Desa Selo Martani (Gapoktan Selo
antara fenomena yang diselidik. Makmur), Desa Tirto Martani (Gapoktan
Tirto Sembodo), dan Desa Taman Martani
Metode Pengambilan Sampel (Gapoktan Taman Manunggal Lestari).
Peneli tia n ini dil aksana kan di Kemudian setiap Gapoktan dipilih secara
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. acak 1 kelompok tani yang nantinya akan
Pemilihan lokasi dilakukan berdasarkan dipilih 15 petani. Pengambilan sampel petani
pertimbangan bahwa kecamatan tersebut dilakukan secara acak sederhana (Simple
merupakan salah satu lokasi yang Random Sampling) sejumlah 15 petani dari
mendapatkan program Gerakan Penerapan masing-masing kelompoktani.
Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT)
padi. Jenis, Sumber dan Pengumpulan Data
Sampel desa dipilih dari Kecamatan Jenis data yang digunakan dalam
Kalasan merupakan desa yang telah penelitian ini adalah data primer dan data
melaksanakan program Gerakan Penerapan sekunder. Data primer merupakan sumber
Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) data yang diperoleh langsung dari sumber
24 Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

asli (tidak melalui media perantara). Data menanggulangi hal ini maka dipakai suatu
ini diperoleh melalui hasil wawancara perhitungan koefisien kontingensi (C)
dengan menggunakan kuesioner, dan melalui secara sederhana sebagai uji lanjut dari
observasi pada responden. Data sekunder Chi-Square. Koefisien kontingensi adalah
adalah data yang diperoleh dari sumber – suatu ukuran dari asosiasi yang sama bila
sumber lain di luar responden. Data sekunder kategori-kategori tersusun dalam baris-
yang digunakan adalah data yang mendukung baris dan kolom- kolomnya.
hasil penelitian yang diperoleh baik daripihak Uji asosiasi dengan menggunakan
pemerintah daerah maupun dari pasar modern koefisien kontingensi (C) hanya akan
yang digunakan sebagai lokasi penelitian. menunjukkan tingkat hubungan antara
kedua variabel dan tidak dapat mengetahui
Metode Analisis Data arah hubungan berada pada arah positif
1. Uji Proporsi atau negatif, sehingga diperlukan suatu
Untuk menguji hipotesis pertama, uji tambahan untuk mengetahui untuk
yaitu untuk mengetahui tingkat partisipasi mengetahui arah hubungan positif
petani dalam program GP-PTT padi 2015 ataunegatif.
di Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman Penelitian ini menggunakan uji
menggunakan uji proporsi. gamma (γ) untuk mengetahui arah
hubungan. Kelebihan uji gamma yaitu
2. Uji Chi-Square tingkat ketelitiannya lebih tinggi.
P a d a hi p ot e si s ke d u a , u n t u k
mengetahui faktor-faktor internal dan HASIL DAN PEMBAHASAN
eksternal yang berhubungan dengan Partisipasi Petani dalam Program GP-
p ar t i s i pa s i pet an i d al a m p r o gr a m PTT Padi di Kecamatan Kalasan
GP- PTT padi di Kecamatan Kalasan, Partisipasi petani dalam penelitian
Kabupaten Sleman digunakan uji Chi- ini merupakan suatu proses dimana petani
Square. Pengujian ini dilakukan untuk secara aktif terlibat dalam suatu rangkaian
mengetahui hubungan faktor internal dan kegiatan, mulai dari perencanaan sampai
faktor eksternal dengan partisipasi petani pada pelaksanaan. Partisipasi petani diukur
dalam program GP-PTT padi. menggunakan tiga indikator, yaitu partisipasi
inisiasi, partisipasi legitimasi, dan partisipasi
3. Metode Gamma eksekusi. Dengan kata lain, partisipasi petani
Chi-Square memiliki kelemahan yaitu dalam program GP-PTT padi diartikan
tidak dapat mengetahui keeratan hubungan sebagai keterlibatan petani dalam tahap
antara variabel-variabel yang diuji. Untuk inisiasi ( perencanaan kegiatan ), tahap
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016 25

legitimasi ( pengambilan keputusan kegiatan) perencanaan kegiatan program GP-PTT padi


serta tahap eksekusi (pelaksanaan kegiatan). yang akan dilaksanakan. Berdasarkan Tabel
1 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi
a. Partisipasi Inisiasi inisiasi petani secara keseluruhan sebesar
Partisipasi inisiasi adalah partisipasi 71,13%. Hal ini menunjukkan bahwa
yang mengundang inisiatif dari pemimpin tingkat partisipasi petani pada tahap inisiasi
desa, baik formal maupun informal ataupun sudah cukup tinggi dalam memberikan
dari anggota masyarakat mengenai suatu partisipasinya dalam program GP-PTT padi.
proyek, yang nantinya proyek tersebut Indikator tertinggi pada partipasi inisiasi
merupakan kebutuhan bagi masyarakat. yaitu keaktifan petani menghadiri rapat
Tingkat partisipasi inisiasi petani dalam koordinasi dengan penyuluh sebesar 94,00%
program GP-PTT padi dapat dilihat dalam yang artinya hampir semua petani memiliki
Tabel 1. antusias yang tinggi dalam mengikuti program
Partisipasi Inisiasi dalam penelitian GP-PTT padi dengan aktif menghadiri rapat
ini merupakan partisipasi petani dalam koordinasi bersama penyuluh. Sedangkan

Tabel 1. Partisipasi Inisiasi Petani dalam Program GP-PTT Padi di Kecamatan Kalasan
Tingkat
Interval Skor
No. Indikator Partisipasi
Skor Rerata
(%)
1. Keaktifan menghadiri penyuluhan dan rapat dengan penyuluh 1-2 1,88 94,00

2. Keaktifan memberikan ide/gagasan/pendapat atas kegiatan 1-2 1,23 61,50


program GP-PTT padi
3. Keaktifan bertanya pada saat mengikuti rapat program GP- 1-2 1,37 68,50
PTT padi
4. Keterlibatan dalam perencanaan jadwal mulai tanam padi 1-2 1,41 70,50
5. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai varietas padi 1-2 1,41 70,50
yang akan ditanam
6. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai pupuk yang 1-2 1,51 75,50
akan digunakan
7. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai cara 1-2 1,38 69,17
pengendalian OPT yang akan digunakan
8. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai pestisida 1-2 1,35 67,50
yang digunakan
9. Keterlibatan dalam memberi masukan mengenai pola tanam 1-2 1,43 71,67
yang akan dipilih
10. Keterlibatan dalam perencanaan penetapan anggaran 1-2 1,25 62,50

Jumlah 1-20 14,23 71,13

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015


26 Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

indikator terendah mengenai partisipasi petani memebrkan saran atau pupuk yang
petani pada tahap inisiasi yaitu partisipasi akan digunakan seperti pupuk urea, ponska,
petani dalam memberikan ide, masukan, atau dan pupuk organik. Kemudian beberapa
pendapat untuk kegiatan program GP-PTT petani memberikan masukan untuk pestisida
yang akan dilaksanakan dengan persentase yang akan digunakan mudah didapatkan
sebesar 61,50%. dan tidak terlalu mahal karena pestisida
Beberapa petani masih ada yang tidak disubsidi oleh pemerintah. Sebelum
ikut-ikut saja dan setuju dengan pendapat memberikan masukan atau pendapat untuk
ketua atau pengurus kelompok. Beberapa pola tanam, penyuluh sudah menjelaskan
petani juga ada yang memberikan masukan mengenai maisng-maisng tipe pola tanam 2:!,
atau pendapat dalam partisipasi inisiasi 3:1, dan 4:1. Setelah penyuluh menjelaskan
(perencanaan), yaitu jadwal mulai tanam, pola tanam tersbeut, petani memberikan
varietas padi, pupuk, pestisida, dan pola masyukan atau pendapattipe pola tanam yang
tanam yang akan digunakan. Saran serta akan diterapkan.
masukan yang diberikan pada jenis varietas
aodi yakni varietas apdi yang menurut b. Partisipasi Legitimasi
petani bagus dna sudah pernah digunakan Partisipasi legitimasi dalam
sebelumnya seperti ciherang, situbangendit, penelitian ini adalah partisipasi pada
IR 64, PP, dan lainnya. Kemudian beberapa tingkat pembicaraan atau pembuatan

Tabel 2. Partisipasi Legitimasi Petani dalam Program GP-PTT padi di Kecamatan Kalasan
Tingkat
Interval Skor
No. Indikator Partisipasi
Skor Rerata
(%)
1. Keterlibatan dalam memutuskan jadwal mulai tanam padi 1-2 1,73 86,67
2. Keterlibatan dalam memutuskan pelaksanaan penyiangan 1-2 1,55 77,50
3. Keterlibatan dalam memutuskan jenis varietas padi yang akan 1-2 1,63 81,67
ditanam
4. Keterlibatan dalam memutuskan jenis pupuk yang akan 1-2 1,60 80,00
digunakan
5. Keterlibatan dalam memutuskan pola tanam yang akan 1-2 1,58 79,17
digunakan
6. Keterlibatan dalam memutuskan cara pengendalian OPT yang 1-2 1,40 70,00
akan digunakan
7. Keterlibatan dalam memutuskan pestisida yang akan digunakan 1-2 1,52 75,83
8. Keterlibatan dalam memutuskan penetapan anggaran dalam 1-2 1,35 67,50
program GP-PTT
Jumlah 1-16 12,37 77,29

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015


Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016 27

keputusan tentang suatu proyek/program, mulai tanam karena petani memiliki jadwal
dalam hal ini adalah pembicaraan atau mulai tanam yang berbeda-beda karena
pengambilan keputusan tentang program berkaitan dengan sistem pengairan atau
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman irigasi yang tidak bisa serempak sehingga
Terpadu (GP-PTT) padi. Tingkat partisipasi mereka harus memutuskan kapan mereka
legitimasi petani dalam program GP-PTT akan mulai tanam. Sedangkan indikator
padi dapat dilihat pada table 2. terendah partisipasi legitimasi petani dalam
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui program GP-PTT padi, yaitu keterlibatan
bahwa tingkat partisipasi legitimasi petani dalam memutuskan penetapan anggaran
secara keseluruhan memiliki persentase dalam program GP-PTT dengan persentase
sebesar 77,29%. Indikator tertinggi partisipasi sebesar 67,50%. Hal ini menunjukkan
legitimasi petani dalam program GP-PTT bahwa partisipasi petani dalam mengambil
padi yaitu keterlibatan dalam memutuskan keputusan untuk menetapkan anggaran
jadwal mulai tanam padi dengan persentase yang akan dikeluarkan cukup aktif. Namun
sebesar 86,67%. Hal ini menunjukkan hampir dalam hal ini beberapa petani masih pasif
semua petani berpartisipasi dalam mengambil untuk memberikan pendapatnya sehingga
keputusan mengenai jadwal mulai tanam. menyerahkan hasil keputusan kepada ketua
Petani aktif dalam memutuskan jadwal maupun pengurus kelompok.

Tabel 3. Partisipasi Eksekusi Petani dalam Program GP-PTT Padi di Kecamatan Kalasan
Tingkat
Interval Skor
No. Indikator Partisipasi
Skor Rerata
(%)
1. Mengeluarkan biaya dalam pelaksanaan program GP-PTT 1-2 1,12 56,00
padi
2. Menanam jenis varietas padi yang disarankan 1-2 2,00 100,00
3. Menggunakan pupuk yang disarankan 1-2 2,00 100,00
4. Melakukan pemupukan secara berimbang 1-2 1,95 97,50
5. Melakukan penyiangan 1-2 2,00 100,00
6. Melakukan pengendalian OPT yang disarankan 1-2 1,98 99,17
7. Menggunakan pestisida 1-2 1,92 96,00
8. Menerapkan pola tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1 1-2 2,00 100,00
9. Melakukan panen pada waktu dan cara yang tepat 1-2 1,98 99,00
10. Melakukan kerja sama dengan petani yang lain dan saling 1-2 1,88 94,00
sharing
11. Mengajak tetangga (petani lain) untuk mengikuti program 1-2 1,76 88,00
GP-PTT padi
Jumlah 1-22 20,59 93,61

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015


28 Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

c. Partisipasi Eksekusi khususnya pola tanam jajar legowo dengan


Partisipasi eksekusi adalah tujuan akan mendapatkan hasil panen yang
partisipasi petani pada tahap pelaksanaan lebih baik. Beberapa petani di Kecamatan
kegiatan-kegiatan dalam program GP- Kalasan baru mengetahui ada pola tanam
PTT padi. Tingkat partisipasi eksekusi jajar legowo setelah mengikuti program GP-
petani dalam program GP-PTT padi dapat PTT padi. Sedangkan indikator partisipasi
dilihat pada tabel 3. Partisipasi eksekusi eksekusi petani yang terendah, yaitu
petani pada penelitian ini menunjukkan mengeluarkan biaya dalam pelaksanaan
tinggi rendahnya partisipasi petani dalam program GP-PTT padi dengan persentase
mengikuti segala kegiatan dari program sebesar 56,00%. Hal ini menunjukkan
GP-PTT padi. bahwa beberapa petani masih mengeluarkan
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan biaya untuk usahataninya pada program GP-
bahwa tingkat partisipasi eksekusi petani PTT padi. Bantuan dari pemerintah yang
secara keseluruhan sebesar 93,61%. Hal diberikan kepada petani sudah ditentukan
ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi jumlahnya dengan luas lahan tertentu.
sudah termasuk tinggi dalam program GP- Sehingga petani yang memiliki luas lahan
PTT padi. Indikator tertinggi partisipasi yang lebih besar masih mengeluarkan
petani pada tahap pelaksanaan yaitu biaya lagi untuk keperluan usahataninya.
menggunakan pupuk yang disarankan, Partisipasi petani dalam program GP-PTT
me nana m j eni s variet as padi yang padi di Kecamatan Kalasan dapat dilihat
disarankan, melakukan penyiangan, dan dari tiga indikator, yaitu inisiasi, legitimasi,
menerapkan pola tanam jajar legowo sebesar dan inisiasi. Tingkat partisipasi petani secara
100,00%. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan dalam program GP-PTT padi
petani memiliki partisipasi yang tinggi dapat dilihat pada Tabel 4.
pada keempat indikator ini karena petani B e r d a s a r k a n Ta b e l 4 d a p a t
merasa tertarik dan ingin mencoba hal baru diketahui bahw a partis ipas i petani

Tabel 4. Partisipasi Petani dalam Program GP-PTT Padi di Kecamatan Kalasan


No. Indikator Interval Skor Skor Rerata Tingkat Partisipasi (%)
1. Inisiasi 1-20 14,23 71,13
2. Legitimasi 1-16 12,37 77,29
3. Eksekusi 1-22 20,59 93,61
Jumlah 1-58 47,19 81,36

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015


Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016 29

dalam program GP- PTT padi secara beberapa anggota petani yang masih
kes eluruhan termas uk tinggi karena bersifat pasif pada kedua tahap ini.
memiliki persentase sebesar 81,36%. B erd a s ar kan p en e lit i an Win at a
Tingkat partisipasi yang paling tinggi (2012) dengan masih rendahnya tingkat
dimiliki oleh partisipasi eksekusi, yaitu partisipasi petani dalam perencanaan
dengan persentase sebesar 93,61%. Hal dan evaluasi program maka diperlukan
ini menunjukkan bahwa petani antusias sebuah program yang dapat mendorong
unt uk m e ngi kut i progra m GP-PT T petani untuk lebih aktif terlibat dalam
sehingga petani aktif untuk menerapkan p er en c a n aa n d a n e va l u a si . C a ra nya
atau melaksanakan setiap kegiatan adalah dengan pendekatan persuasive
yang ada dalam program GP- PTT kepada petani agar petani lebih sering
padi. Kemudian diikuti oleh partisipasi mneghadiri rapat kelompok. Di dalam
legitimasi atau pengambilan keputusan rapat kelompok dapat disampaikan materi
yang masuk dalam urutan kedua dengan yang dapat memotivasi petani untuk
persentase sebesar 77, 29%. Sedangkan lebih aktif terlibat dalam perencanaan
yang masuk urutan terakhir adalah dan evaluasi.
partisipasi inisiasi atau perencanaan yang Analisis selanjutnya yaitu mengetahui
memiliki persentase sebesar 71,13%. Dari sebaran petani berdasarkan partisipasinya.
Tabel 4 dapat dilihat bahwa perbedaan Analisis ini dibagi menjadi 3 kategori,
persentase antara partisipasi inisiasi yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategori
dan partisipasi legitimasi tidak terlalu partisipasi petani tergolong rendah apabila
jauh. Hal ini menunjukkan bahwa secara memiliki skor 0-19, kategori sedang
keseluruhan partisipasi petani pada tahap apabila memiliki skor 20-40, sedangkan
inisiasi (perencanaan) dan legitimasi untuk kategori tinggi apabila memiliki skor
(pengambilan keputusan) sudah cukup 41-58. Sebaran partisipasi petani dapat
t i nggi. Wa l aupun be gi t u, ma si h a da dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Sebaran Petani Berdasarkan Partisipasi dalam Program GP-PTT Padi di


KecamatanKalasan
No. Kategori (Skor) Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1. Rendah (0-19) 0 0
2. Sedang (20-40) 18 30
3. Tinggi (41-58) 42 70
Jumlah 60 100

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015


30 Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui b. Tingkat signifikansi pada


bahwa partisipasi petani dalam program α = 10% (0,1), x = 42, n = 60, Po = 50%
GP- PTT padi tergolong tinggi dengan
po : koefisien keyakinan (50%)
persentase 70% atau sebanyak 42 petani
x : jumlah sampel yang mempunyai
dan termasuk dalam kategori sedang
partisipasi tinggi dalam program
sebesar 30% atau sebanyak 18 petani.
GP- PTT padi di Kecamatan Kalasan,
Hal ini menunjukkan bahwa petani
Kabupaten Sleman
memberikan partisipasi yang cukup tinggi
n : jumlah keseluruhan sampel
dalam program GP-PTT padi. Partisipasi
yang cukup tinggi diberikan oleh petani
c. Statistik pengujian
juga dikarenakan keinginan petani untuk
meningkatkan hasil produksi usahataninya
Z=
dan menambah penghasilan keluarga.
Hipotesis pertama pada penelitian ini
diduga sebagian besar petani di Kecamatan
Kalasan (>50%) memiliki partisipasi yang
Z=
tinggi dalam program GP-PTT padi. Untuk
membuktikan tingkat partisipasi petani
dalam program GP-PTT padi, maka dapat
diuji dengan menggunakan uji proporsi. Z=
Adapun langkah-langkah uji proporsi
adalah: Zhitung = 3,10
a. Pengujian hipotesis Ztable = -1,28
Ho : P ≤50%
Ha : P > 50% d. Kriteria pengujian
Dengan pengertian : 1) Z hit lebih besar dari Z tabel, Ho
Ho : Diduga kurang dari atau sama dengan ditolak, Ha diterima sehingga
50% petani di Kecamatan Kalasan hipotesis yang diajukan diterima.
memiliki partisipasi yang tinggi 2) Z hit lebi h keci l at au s ama
dengan adanya program GP-PTT dengan Z tabel, Ha ditolak, Ho
padi. diterima sehingga hipotesis yang
Ha : Diduga lebih dari 50% petani di diajukanditolak. Kesimpulan
Kecamatan Kalasan memiliki Zhitung = 3,10
partisipasi yang tinggi dengan adanya Ztabel = -1,28
program GP-PTT padi.
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016 31

Zhitung ≥ Ztabel, H 0 ditolak, H a dependent, sedangkan umur, pendidikan,


diterima sehingga hipotesis yang diajukan motivasi, sikap, peran penyuluh, peran
diterima. ketua kelompok, dan peran babinsa sebagai
Berdasarkan hasil perhitungan variabel independent..
menggunakan uji proporsi, diperoleh F aktor -faktor yang diduga
Zhitung sebesar 3,10. Hasil uji proporsi berhubungan dengan partisipasi petani di
lebih besar daripada Ztabel yaitu -1,28. Hal Kecamatan Kalasan akan dibahas sesuai
ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama dengan hasil uji Chi-square berdasarkan
(Ha) diterima sehingga dapat disimpulkan yang tertera pada Tabel 6.
bahwa lebih dari 50% anggota kelompok Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
tani memiliki partisipasi yang tinggi dalam bahwa menggunakan analisis Chi-Square
program GP-PTT padi. terdapat tiga variabel independent yang
signifikan atau yang memiliki hubungan
F a kto r-F akt or y ang Be r hubunga n dengan variable dependent, sedangkan
de ngan P ar ti si pasi Pe tani dal am
Program GP-PTT Padi di Kecamatan variabel independent yang lain tidak
Kalasan memiliki hubungan dengan variabel
Partisipasi petani dalam program dependent dengan nilai signifikansi sebesar
GP- PTT padi memiliki hubungan dengan 10% (α =0,1).
beberapa faktor, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Tujuan penelitian 1. Umur
yang kedua adalah untuk mengetahui B er dasar ka n Tabe l 6 d apa t
faktor-faktor apa saja yang berhubungan diketahui bahwa nilai x 2hitung sebesar
dengan partisipasi petani dalam program 0,768 lebih kecil dari x2tabel yaitu 2,706,
GP-PTT padi diKecamatan Kalasan. x 2 tabel didapat dengan melihat α =
Faktor-faktor yang diduga berhubungan 0,1 dan df atau derajat bebas 1. Hal ini
dengan partisipasi petani, yaitu faktor menunjukkan bahwa Ho diterima dan
internal, dimana faktor internal dari umur, Ha ditolak, sehingga tidak ada hubungan
pendidikan, sikap, dan motivasi. Sedangkan variabel umur dengan partisipasi petani
untuk faktor eksternal terdiri dari peran dalam program GP-PTT padi. Selain itu,
penyuluh, peran ketua kelompok tani, dan taraf signifikansi sebesar 0,381 lebih besar
peran dari babinsa. dari α = 0,1 yang artinya variabel umur
Untuk menguji hipotesis ini dengan tidak signifikan. Dengan demikian, variabel
menggunakan analisis Chi-square dengan umur tidak berhubungan dengan partisipasi
menggunakan SPSS 22.0 for Windows. petani dalam program GP-PTT padi.
Pada analisis ini partisipasi sebagai variabel
32 Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
Tabel 6. Hasil Analisis Chi-Square mengenai Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Partisipasi Petani

Variabel Pearson Chi Square Sig Ket


Hit
(0,1,df)
Umur 0,768 2,706 0,381 NS
Pendidikan 7,803 4,605 0,020 *
Motivasi 9,030 2,706 0,003 *
Sikap 6,494 2,706 0,011 *
Peran Penyuluh 0,260 2,706 0,610 NS
Peran Ketua Kelompok Tani 0,017 2,706 0,897 NS
Peran Babinsa 1,047 2,706 0,306 NS

Keterangan*Signifikasi: α = 0,1
NS Non-signifikan
Ho ditolak = x² hit > x²(0,1,df)
Ho diterima = x² hit < x²(0,1,df)
atau derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan
2. Pendidikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
B e r d a s a r ka n t a b e l 6 d a p a t ada hubungan variabel motivasi dengan
2
diketahui bahwa nilai x hitung sebesar partisipasi petani dalam program GP-PTT
7 , 8 0 3 l e b i h b e sa r d a r i x 2 t a b e l y a i t u padi. Selain itu, taraf signifikansi sebesar
4,605, x tabel didapat dengan melihat α
2
0,003 lebih kecil dari α = 0,1 yang artinya
= 0,1 dan df atau derajat bebas 2. Hal ini variabel motivasi signifikan. Dengan
menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha demikian, variabel motivasi berhubungan
diterima, sehingga ada hubungan variabel dengan partisipasi petani dalam program
pendidikan dengan partisipasi petani dalam GP-PTT padi.
program GP-PTT padi. Selain itu, taraf
signifikansi sebesar 0,020 lebih kecil dari 4. Sikap
α = 0,1 yang artinya variabel pendidikan Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
signifikan. Dengan demikian, variabel bahwa nilai x2hitung sebesar 6,494 lebih
pendidikan berhubungan dengan partisipasi besar dari x 2tabel yaitu 2,706, x 2tabel
petani dalam program GP- PTTpadi didapat dengan melihat α = 0,1 dan df
atau derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan
3. Motivasi bahwa Ho ditolak dan Ha diterima,
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui sehingga ada hubungan variabel sikap
bahwa nilai x2hitung sebesar 9,030 lebih dengan partisipasi petani dalam program
2 2
besar dari x tabel yaitu 2,706, x tabel GP-PTT padi. Selain itu, taraf signifikansi
didapat dengan melihat α = 0,1 dan df
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016 33

sebesar 0,011 lebih kecil dari α = 0,1 yang dari α = 0,1 yang artinya variabel peran ketua
artinya variabel sikap signifikan. Dengan kelompok tani tidak signifikan. Dengan
demikian, variabel sikap berhubungan demikian, variabel peran ketua kelompok
dengan partisipasi petani dalam program tani tidak berhubungan dengan partisipasi
GP-PTT padi. petani dalam program GP- PTT padi

5. Peran Penyuluh 7. Peran Babinsa


Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
bahwa nilai x2hitung sebesar 0,260 lebih bahwa nilai x2hitung sebesar 1,047 lebih
kecil dari x 2 tabel yaitu 2,706, x 2 tabel kecil dari x 2tabel yaitu 2,706, x 2tabel
didapat dengan melihat α = 0,1 dan df atau didapat dengan melihat α = 0,1 dan df
derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan bahwa atau derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan
Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga tidak bahwa Ho diterima dan Ha ditolak,
ada hubungan variabel peran penyuluh sehingga tidak ada hubungan variabel
dengan partisipasi petani dalam program peran babinsa dengan partisipasi petani
GP-PTT padi. Selain itu, taraf signifikansi dalam program GP-PTT padi. Selain itu,
sebesar 0,610 lebih besar dari α = 0,1 taraf signifikansi sebesar 0,306 lebih besar
yang artinya variabel peran penyuluh tidak dari α = 0,1 yang artinya variabel peran
signifikan. Dengan demikian, variabel babinsa tidak signifikan. Dengan demikian,
peran penyuluh tidak berhubungan dengan variabel peran babinsa tidak berhubungan
partisipasi petani dalam program GP-PTT dengan partisipasi petani dalam program
padi. GP-PTT padi.
Chi-square memiliki kelemahan
6. Peran Ketua Kelompok Tani yaitu tidak mengetahui keeratan hubungan
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui antara variabel-variabel yang diuji. Dengan
bahwa nilai x2hitung sebesar 0,017 lebih demikian untuk menanggulanginya dapat
kecil dari x 2tabel yaitu 2,706, x 2tabel digunakan suatu perhitungan koefisien
didapat dengan melihat α = 0,1 dan df kontingensi (C) secara sederhana sebagai
atau derajat bebas 1. Hal ini menunjukkan uji lanjut dari Ch- square. Koefisien
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga kontingens i dapat mengetahui arah
tidak ada hubungan variabel peran ketua hubungan positif dan negatif sehingga
kelompok tani dengan partisipasi petani untuk mengetahui keeratan hubungan dan
dalam program GP- PTT padi. Selain itu, mengetahui arah hubungan uji Gamma.
taraf signifikansi sebesar 0,897 lebih besar Hasil uji Gamma dapat dilihat pada Tabel 7.
34 Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

Tabel 7. Hasil Uji Gamma Mengenai Keeratan Hubungan Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Partisipasi Petani di Kecamatan Kalasan
Variabel Ordinal Gamma Sig Ket

Pendidikan 0,611 0,003 *


Motivasi 0,881 0,023 *
Sikap 0,843 0,055 *
Keterangan :
* signifikan α = 0,1
0,00 sampai 0,09 tidak ada hubungan
0,10 sampai 0,29 hubungan positif lemah
0,30 sampai 0,49 hubungan positif lemah moderat 0,50 sampai 0,69
hubungan positif agak kuat
0,70 sampai 0,89 hubungan positif kuat 0,90 sampai 1 hubungan positif
sangat kuat
-0,10 sampai -0,29 hubungan negatif lemah
-0,30 sampai -0,49 hubungan negatif lemah moderat
-0,50 sampai -0,69 hubungan negatif agak kuat
-0,70 sampai -0,89 hubungan negatif kuat
-0,90 sampai -1 hubungan negatif sangat kuat

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui diikuti dengan peningkatan partisipasi


b ah w a t ar a f si gni f i kan s i var i ab e l petani dalam program GP-PTT padi di
pendidikan melalui uji gamma sebesar Kecamatan Kalasan. Sehingga hipotesis
0,003 lebih kecil dari taraf signifikansi umur memiliki hubungan yang kuat
α = 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa dengan partisipasi petani dalam program
variabel pendidikan memiliki hubungan GP-PTT padi di Kecamatan Kalasan
dengan partisipasi petani dalam program diterima.
GP-PTT padi di Kecamatan Kalasan. Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui
Selain itu, nilai ordinal gamma yang bahwa taraf signifikansi variabel motivasi
didapat pada variabel pendidikan sebesar melalui uji gamma sebesar 0,023 lebih
0, 611 . Ha l i ni m e n unj ukk a n b a hwa kecil dari taraf signifikansi α = 0,1. Hal
keeratan hubungan pada interval 0,50- ini menunjukkan bahwa variabel motivasi
0,69 yang artinya ada hubungan agak memiliki hubungan dengan partisipasi
kuat antara pendidikan dan partisipasi. petani dalam program GP-PTT padi di
Kemudian arah hubungan diantara dua Kecamatan Kalasan. Selain itu, nilai ordinal
variabel ini adalah positif yang artinya gamma yang didapat pada variabel motivasi
peningkatan pada pendidikan akan sebesar 0,881. Hal ini menunjukkan bahwa
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016 35

keeratan hubungan pada interval 0,70-0,89 KESIMPULAN DAN SARAN


yang artinya ada hubungan kuat antara Kesimpulan
motivasi dan partisipasi. Kemudian arah 1. Secara umum partisipasi petani sudah
hubungan diantara dua variabel ini adalah termasuk tinggi dalam program GP-
positif yang artinya peningkatan motivasi PTT padi di Kecamatan Kalasan.
akan diikuti dengan peningkatan partisipasi 2. S e c a r a k e s e l u r u h a n p e t a n i
petani dalam program GP-PTT padi di memiliki partisipasi tertinggi pada
Kecamatan Kalasan. Sehingga hipotesis partisipasi eksekusi dengan capaian
motivasi petani memiliki hubungan yang sebesar95,41%.
kuat dengan partisipasi petani dalam 3. F aktor-faktor yang berhubungan
program GP-PTT padi di Kecamatan de nga n pa rt i si pa si pe t a ni da l a m
Kalasan diterima. program GP-PTT padi di Kecamatan
Kemudian selanjutnya berdasarkan Kalasan, Kabupaten Sleman adalah
Tabel 7 dapat diketahui bahwa taraf pendidikan, motivasi, dan sikap.
signifikansi variabel sikap melalui uji a. Pendidikan memiliki hubungan
gamma sebesar 0,055 lebih kecil dari taraf positif agak kuat, yang artinya
signifikansi α = 0,1. Hal ini menunjukkan peningkatan pendidikan petani diikuti
bahwa variabel sikap memiliki hubungan dengan peningkatan partisipasi
dengan partisipasi petani dalam program petani dalam program GP-PTT padi.
GP-PTT padi di Kecamatan Kalasan. b. Motivasi memiliki hubungan positif
Selain itu, nilai ordinal gamma yang kuat, yang artinya peningkatan
didapat pada variabel sikap sebesar motivasi petani diikuti dengan
0,843. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi petani
keeretan hubungan pada interval 0,70- dalam program GP-PTT padi.
0,89 yang artinya ada hubungan kuat c. Sikap memiliki hubungan positif
antara sikap dan partisipasi. Kemudian kuat, yang artinya peningkatan
arah hubungan diantara dua variabel ini si ka p petani dii kuti dengan
adalah positif yang artinya peningkatan peningkatan partisipasi petani
sikap akan diikuti dengan peningkatan dalam program GP-PTT padi.
partisipasi petani dalam program GP-PTT 4. Faktor-faktor yang tidak berhubungan
padi di Kecamatan Kalasan. Sehingga de nga n pa rt i si pa si pe t a ni da l a m
hipotesis sikap memiliki hubungan yang program GP- PTT padi di Kecamatan
kuat dengan partisipasi petani dalam Kalasan, Kabupaten Sleman adalah
program GP-PTT padi di Kecamatan umur, peran penyuluh, peran ketua
Kalasan diterima. kelompok, dan peran babinsa.
36 Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

Saran ada bantuan pemerintah, dapat diperkuat


1. Perlunya peningkatan partisipasi petani dengan aktif mengikuti penyuluhan
pada aspek inisiasi (perencanaan) dan sharing dengan penyuluh untuk
dan legitimasi (pengambila n mengetahui keuntungan dari program
keputusan) dalam program GP-PTT GP-PTT pagi.
padi karena tahap ini merupakan 4. Untuk meningkat kan partisipasi
tahap awal sebelum program GP- petani dapat meningkatkan pendidikan
PTT padi di laksanakan . Petani melalui pendidikan non formal seperti
harus memberikan partisipasinya mengikuti penyuluhan danpelatihan-
pada tahapinisiasi dan legitimasi pelatihan.
supaya pada saat pelaksanaan dapat
berjalan dengan baik dan sesuai DAFTAR PUSTAKA
dengan yang diharapkan. Partisipasi Hanafi, H. , Soemardjo Soemardjo,
pe t a ni pa da t a ha p i ni s i a s i da n Amirudin Saleh, dan Ida Yuhana.
2004. Pendekatan Model Komunikasi,
legitimasi lebih rendah dari tahap Partisipasi Kelompok dalam Adopsi
eksekusi karena beberapa petani Inovasi Agribisnis Ternak Kambing
PE di Girikerto-Sleman, Daerah
masih pasif dalam memberikan ide,
Istimewa Yogyakarta. Agro Ekonomi
masukan, dan pendapatnya. Oleh 11 (2) : 70-81.
karena itu, perlunya peran ketua
kelompok dalam memotivasi anggota Irawan, E. Prospek Partisipasi Petani
dalam Program Pembangunan Hutan
kelompoknya untuk mengeluarkan Rakyat untuk Mitigasi Perubahan
ide atau pendapatnya dalam setiap Iklim di Wonosobo. Jurnal Ekonomi
Pembangunan 12 (1) : 67-76.
kegiatan/pertemuan kelompok. Hal
ini disebabkan karena ketua kelompok Mikkelsen, B., 2003. Metode Penelitian
lebih dekat dan intensitas untuk Partisipatoris dan Upaya – Upaya
Pemberdayaan. Jakarta : Yayasan
bertemu dengan anggota kelompoknya Obor Indonesia
lebih sering daripada penyuluh.
Muchtar, Karmila, Ninuk Purnaningsih dan
2. Partisipasi petani pada motivasi Djoko Susanto. 2014. Komunikasi
mengenai kreativitas mengembangkan Partisipatif pada Sekolah Lapangan
teknologi baru dalam GP-PTT padi Pengel ol a an Tanaman Te rpa du
(SL-PTT). Jurnal Komunikasi
dapat diperkuat dengan aktif mengikuti Pembangunan 12 (2) : 1-14.
penyuluhan dan aktif berdiskusi dengan
penyuluh. Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta:
Gahlia Indonesia.
3. Partisipasi petani pada sikap mengenai
menerapkan program GP-PTT padi jika
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016 37
Toha. 2007. Produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Kebasen
Gogo Melalui Penerapan Kabupaten Banyumas. Jurnal
Pengelolaan Tanaman SEPA 9 (1) : 34-4.
Terpadu dengan introduksi
Varietas Unggul. Jurnal Winata, Adi dan Ernik Yuliana. 2012.
Penelitian Pertanian Tanaman Tingkat Partisipasi Petani Hutan
Pangan 26 (3) : 180-187. dalam Program Pengelolaan Hutan
Bersama Masyarakat (PHBM)
Wa t e m i n , dkk. 2012. Perhutani. Jurnal MIMBAR XXVIII
Penerapan Pengelolaan (1) : 65-76.
Tanaman Terpadu (PTT) Padi

You might also like