Professional Documents
Culture Documents
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 28
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27(1):28 – 39
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 29
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27(1):28 – 39
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 30
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27(1):28 – 39
Tabel 1. Komposisi bahan dan kandungan nutrien konsentrat perlakuan P0, P1,
P2 dan P3 selama penelitian
Bahan penyusun Komposisi konsentrat perlakuan
Konsentrat hijau P0 P1 P2 P3
Daun kelor 0,0 2,5 5,0 7,5
Daun gamal 0,0 2,5 5,0 7,5
Daun sengon 0,0 2,5 5,0 7,5
Daun randu 0,0 2,5 5,0 7,5
Pollard 20,0 17,0 15,0 9,0
Dedak padi 28,0 21,0 16,0 10,0
Bungkil kelapa 20,0 20,0 15,0 15,0
Bungkil kedelai 16,0 14,0 18,0 22,0
Kulit kopi 10,0 12,0 10,0 8,0
Tetes 5,0 5,0 5,0 5,0
Mineral+ garam 1,0 1,0 1,0 1,0
Kandungan nutrien* P0 P1 P2 P3
Bahan kering (%) 83,91 86,24 86,19 86,20
Bahan organik (%) 88,33 88,69 89,19 89,13
Protein kasar (%) 18,27 18,16 18,20 18,35
Serat kasar (%) 15,22 21,87 30,30 21,98
Lemak kasar (%) 4,03 4,78 4,18 4,07
Keterangan :* Hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 31
ISSN : 0852-3681 Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1): 28 - 39
E-ISSN : 2443-0765 Available online at http://jiip.ub.ac.id/
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 32
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27(1):28 – 39
Tabel 2. Konsumsi bahan kering, bahan organik, protein kasar, serat kasar dan lemak
kasar dari ternak kelinci New Zealand White jantan yang diberi pakan
perlakuan selama penelitian
Perlakuan KBK KBO KPK KSK KLK
---------------------------------(g/ekor/hr)-------------------------------------------
P0 98,01a+3,29 90,75a+4,75 16,56a+2,13 15,60a+2,59 2,06a+0,18
Keterangan : konsumsi bahan kering (KBK), konsumsi bahan organik (KBO), kon-
sumsi protein kasar (KPK), konsumsi serat kasar (KSK) dan konsumsi le-
mak kasar (KLK). a)superskrip yang sama pada baris yang sama menunjuk-
kan perbedaan tidak nyata (P>0,05), a-b)superskrip yang berbeda pada baris
yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05)
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 33
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27(1):28 – 39
ransum yang sesuai dengan kondisi dan BK, BO dan PK pada P1, P2, dan P3 di-
kemampuan fisiologis pencernaan dari harapkan berdampak pada peningkatan
ternak kelinci. Ternak kelinci sebagai bobot badan kelinci.
ternak pseudoruminansia mempunyai
Berdasarkan hasil analisis ragam
keunikan dalam hal kapasitas, sifat dan
menunjukkan bahwa perlakuan
faal dari saluran pencernaanya. Keu-
memberikan pengaruh yang tidak
nikan ini adalah kemampuan kelinci
berbeda nyata (P>0,05) terhadap KBK
untuk melakukan coprophagy.
dan KBO. Hal ini menunjukkan bahwa
Kandungan zat makanan yang keempat pakan perlakuan mempunyai
dikonsumsi kelinci akan dipergunakan tingkat palatabilitas yang relatif sama.
untuk hidup pokok, produksi dan seba- Menurut Prawirodigdo, Yuwono dan
gian lagi sebagai cadangan energi Andayani, (1995), palatabilitas pakan
(NRC, 1977). Pakan yang baik untuk mempengaruhi jumlah konsumsi pakan,
ternak kelinci adalah cukup bagus un- yang akan berdampak pada KBK dan
tuk dicerna (Putra dan Budiasana, KBO. Ditambahkan Parakkasi (1999)
2006). Wahyu (2004) berpendapat bah- bahwa, tinggi rendahnya konsumsi
wa hal yang perlu diperhatikan dalam pakan dipengaruhi oleh palatabilitas
pemberian pakan adalah mengetahui seperti bau, rasa dan tekstur pakan
jumlah konsumsi per ekor per hari, perlakuan. Penggunaan daun kelor,
kebutuhan protein, kandungan energi gamal, sengon dan randu dalam bentuk
pakan, serat kasar dalam pakan dan le- tepung daun dengan perbandingan
mak kasar dalam pakan. (1:1:1:1) sebanyak 10%, 20%, 30% da-
lam dalam pakan konsentrat (konsentrat
Konsumsi pakan adalah jumlah
hijau) yang ditambahkan dalam pakan
pakan yang masuk dalam saluran pen-
perlakuan memiliki ciri berwarna hijau,
cernaan kelinci atau pengurangan pakan
bau harum, tekstur kecil dan rasanya
pemberian terhadap pakan sisa. Pakan
hambar. Kondisi pakan tersebut
pemberian haruslah disesuaikan dengan
memungkinkan ternak kelinci
kebutuhan ternak kelinci. Rataan kon-
mengkonsumsi pakan dalam jumlah
sumsi bahan kering, bahan organik, pro-
yang hampir sama, sehingga
tein kasar, serat kasar dan lemak kasar
mengakibatkan tidak adanya perbedaan
dari ternak kelinci New Zealand White
yang nyata pada KBK dan KBO pada
jantan yang diberi pakan perlakuan
setiap perlakuan.
selama penelitian disajikan pada Tabel
2. Memperhatikan hasil penelitian Pakan pemberian haruslah dis-
pada Tabel 2. pemberian pakan perla- esuaikan dengan kebutuhan ternak ke-
kuan dengan penambahan tepung daun linci, terutama kebutuhan bahan kering.
pada P1, P2, dan P3 memberikan hasil Menurut NRC (1977) untuk pertum-
secara nyata (P<0,05) lebih meningkat- buhan normal yaitu 5-8% dari bobot
kan konsumsi BK, BO dan PK. Kon- badan, sedangkan menurut Wahyu
sumsi BK, BO dan PK pada P1, P2, dan (2004) kebutuhan bahan kering untuk
P3 meningkat secara nyata (P<0,05) ter- kelinci yang sedang tumbuh yaitu seki-
hadap P0, namun untuk konsumsi SK tar 3-5% dari bobot hidup.
dan LK tidak berbeda nyata (P>0,05)
antar perlakuan. Peningkatan konsumsi
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 34
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27(1):28 – 39
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 35
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27(1):28 – 39
memberikan pengaruh yang tidak sengon dan randu dalam bentuk tepung
berbeda nyata (P>0,05) terhadap KcBK daun dengan perbandingan (1:1:1:1)
dan KcBO. Penggunaan tepung daun mampu memberikan komposisi SK
kelor, gamal, sengon dan randu dalam yang sama dengan P0, pakan tanpa
bentuk tepung daun dengan per- penggunaan tepung daun.
bandingan (1:1:1:1) sebanyak 10%,
Penambahan tepung daun kelor, gamal,
20%, 30% dalam dalam pakan konsen-
sengon dan randu dalam bentuk tepung
trat (konsentrat hijau) dalam pakan daun dengan perbandingan (1:1:1:1)
perlakuan memberikan mempengaruhi sebesar 10, 20 dan 30% pada pakan
yang tidak berbeda terhadap nilai KBK kelinci New Zealand White jantan
dan KBO pakan sehingga nilai KcBK dalam penelitian ini memberikan
dan KcBO juga menunjukkan respon pengaruh yang cukup baik terhadap
yang relatif sama. Tingkat konsumsi KcBK dan KcBO (Tabel 3.). Nilai
pakan akan berpengaruh terhadap rataan yang diperoleh tergolong nilai
kecernaan bahan kering dan kecernaan kecernaan yang baik (>55%) seperti
bahan organik karena salah satu faktor pada hasil penelitian Muchlas dkk.,
yang mempengaruhi kecernaan adalah (2013) bahwa rataan nilai KcBK dan
jumlah pakan yang dikonsumsi ternak KcBO tepung daun kelor secara in-vitro
adalah masing-masing 56,96±1,24%
(Soeparno, 1999; Tillman dkk., 1998).
dan 55,34±3,09%. Begitu pula hasil
Ditambahkan oleh Tillman dkk., penelitian Marhaeniyanto dkk., (2015)
(1998) bahwa kecernaan berhubungan bahwa penambahan tepung daun kelor
dengan komposisi kimia pakan dan SK dalam pakan dengan proporsi 10% dari
mempunyai pengaruh yang terbesar ter- formulasi yaitu rataan masing-masing
KcBK dan KcBO adalah 77,73±5,72%
hadap nilai cerna. Kandungan SK yang
dan 77,84±5,59%.
terdapat pada pakan perlakuan yang
ditambahkan tepung daun kelor, gamal,
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 36
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27(1):28 – 39
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa harganya cukup tinggi yaitu berkisar an-
penambahan tepung daun kelor, gamal, tara Rp. 4000-6000/kg atau lebih.
sengon dan randu dalam bentuk tepung
Konsumsi pakan tercerna adalah
daun dengan perbandingan (1:1:1:1)
jumlah pakan yang dikonsumsi dan dic-
memiliki dampak positif terhadap erna oleh kelinci untuk proses metabo-
kecernaan kelinci. Proses pengolahan lisme dalam tubuh. Nilai konsumsi pakan
menjadi tepung daun kelor, gamal, sen- tercerna sebagai gambaran sesungguhnya
gon dan randu dalam bentuk tepung daun banyaknya zat makanan yang mampu
dengan perbandingan (1:1:1:1) mampu dikonsumsi dan dicerna oleh kelinci juga
mengurangi kandungan anti nutrisi yang menujukkan hasil yang bagus.
terkandung di dalam daun tersebut. Sar- Berdasarkan data pada Tabel 3. secara
wono (2002) mengatakan bahwa pe- statistik bahwa perlakuan memberikan
layuan atau memberikan perlakuan pengaruh yang berbeda tidak nyata
terhadap bahan pakan dapat (P>0,05) terhadap KBKT dan KBOT.
menghilangkan getah atau racun yang Hal tersebut terjadi karena KBK, KBO,
KcBK dan KcBO berpengaruh berbeda
dapat menimbulkan kejang–kejang dan
tidak nyata, sehingga memberikan
mencret.
pengaruh berbeda tidak nyata pula ter-
Penyediaan biaya dalam memeli- hadap KBKT dan KBOT. Besaran nilai
hara ternak kelinci yang menjadi suatu konsumsi tercerna dari penelitian menun-
usaha merupakan salah satu faktor untuk jukkan gambaran konsumsi pakan tercer-
kelancaran dan keberhasilan suatu usaha. na dari penggunaan pakan konsentrat hi-
jau yang diberikan kepada kelinci.
Biasanya biaya diperuntukkan pengadaan
Penambahan tepung tepung daun kelor,
kandang dan perlengkapannya, penga- gamal, sengon dan randu dalam bentuk
daan kelinci, pakan dan sebagainya. Da- tepung daun dengan perbandingan
lam pemeliharaan kelinci, pakan mem- (1:1:1:1) dalam pakan kelinci mem-
iliki peran yang penting baik untuk kebu- berikan dampak yang positif terhadap
tuhan hidup pokok maupun untuk kecernaan. Pakan ini disukai dan dapat
produksi pada kelinci. Mengacu pada hal dimanfaatkan ternak dengan baik. Kamal
tersebut, biasanya biaya pakan mencapai (1994) menyatakan bahwa bahan pakan
± 80% dari biaya usaha. Dari hal tersebut, yang baik adalah setiap bahan yang dapat
penggunaan tepung daun kelor, gamal, dimakan, disukai, dapat dicerna sebagian
sengon dan randu dalam bentuk tepung atau seluruhnya, dapat diabsorpsi dan
daun dengan perbandingan (1:1:1:1) se- bermanfaat bagi ternak. Dampak positif
ini menyadarkan peternak kelinci akan
bagai pakan kelinci alternatip dilihat dari
potensi alam yang berlimpah di beberapa
kandungan nutrisi, dan juga bisa menekan
daerah yaitu tersedianya tanaman kelor,
biaya pakan. Harga pakan konsentrat un- gamal, sengon dan randu yang dapat
tuk kelinci yang ditambahkan tepung tumbuh subur pada berbagai jenis tanah
daun kelor, gamal, sengon dan randu dan mudah dikembangkan. Ketersediaan
dengan perbandingan (1:1:1:1) berkisar tanaman kelor, gamal, sengon dan randu
Rp. 3109- 3347/kg. Hal ini dapat ini merupakan potensi yang besar sebagai
mengurangi ketergantungan peternak ter- bank protein yang murah untuk pakan
hadap pakan konsentrat komersial yang ternak.
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 37
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27(1):28 – 39
Tabel 4. Rataan pertambahan bobot badan (PBB) selama penelitian dan rataan per-
tambahan bobot badan harian (PBBH) dari ternak kelinci New Zealand White jantan
yang diberi pakan perlakuan selama penelitian
Perlakuan PBB (g/ekor) PBBH (g/ekor/hari)
P0 339,23a± 62,03 9,69a±1,77
P1 471,73b±106,79 13,48ab±3,05
P2 663,63c±206,84 18,96b±5,91
P3 694,03c±252,23 19,83b±7,21
Keterangan:
a-c
) superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata
(P<0,05)
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 38
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27(1):28 – 39
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 39
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27(1):28 – 39
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 40
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27(1):28 – 39
DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 41