Professional Documents
Culture Documents
2089-7669
ABSTRACT
50
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669
51
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669
52
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669
haid selama 3 bulan berturut-turut yang normal. Pada suatu siklus haid
(Saifuddin, 2006). Menurut Boroditsky yang normal, estrogen menyebabkan
(2000), amenorea sekunder merupakan degenerasi pembuluh darah kapiler
gangguan menstruasi yang sering di- endometrium, dinding kapiler menipis,
keluhkan peserta kontrasepsi DMPA. dan pembentukan endotel tidak merata.
Amenorea yang terjadi pasca peng- Perdarahan bercak berkurang dengan
gunaan alat kontrasepsi suntik diduga berjalannya waktu (Hartanto, 2010).
berhubungan dengan atrofi endome-
trium (Hartanto, 2010). Hipomenorea
Kadar estradiol yang rendah dalam Pada penelitian ini didapatkan
jangka lama dapat menghambat per- data dari 70 responden, yang menga-
tumbuhan jaringan endometrium yang lami hipomenorea hanya 6 responden
melapisi uterus, sehingga timbul atrofi (8,6%). Proporsi terbanyak pada res-
(Albertazzi, 2006). Menurut Hartanto ponden yang menggunakan kontrasepsi
(2010), amenorea yang terjadi pasca suntik DMPA ≤1 tahun yaitu 4
penggunaan alat kontrasepsi suntik responden (28,6%). Hipomenorea ialah
diduga berhubungan dengan atrofi perdarahan yang lebih pendek dari
endometrium. Kejadian amenorea ber- biasa (kurang dari 21 hari). Pada ke-
tambah besar seiring jalannya waktu. lainan ini siklus menstruasi tetap
Penelitian yang dilakukan oleh Bazar- teratur sesuai dengan jadwal
gani dan Fardyazar (2006), menyatakan menstruasi, jumlahnya sedikit, dengan
bahwa efek pemakaian kontrasepsi kenyataan tidak banyak berdarah
DMPA terhadap amenorea sekunder (Manuaba, 2009).
bertambah besar seiring dengan lama- Banyaknya darah yang keluar
nya waktu pemakaian. sangat bergantung pada dosis kontra-
sepsi hormonal yang digunakan. Makin
Spotting kecil dosis estrogen dan progesterone,
Responden yang mengalami makin sedikit pula darah yang keluar,
spotting sebanyak 9 orang dengan dan makin besar dosis estrogen dan
proporsi terbanyak pada lama peng- progesterone, makin banyak pula darah
gunaan kontrasepsi suntik DMPA ≤1 yang keluar. Kurang adekuatnya kadar
tahun yaitu sebanyak 7 orang (50%). progesterone dan estrogen menyebab-
Menurut Baziad (2002), umumnya per- kan proliferasi endometrium kurang
darahan bercak terjadi pada permulaan sempurna (Baziad, 2002).
penggunaan dan jarang ditemukan pada
pengguna jangka panjang. Diduga pe- Hubungan Lama
nyebab terjadinya perdarahan bercak Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA
adalah terjadinya pelebaran pembuluh dengan Gangguan Menstruasi. Dari pe-
vena kecil di endometrium dan vena nelitian ini didapatkan hasil adanya
tersebut akhirnya rapuh sehingga ter- hubungan antara lama pemakaian kon-
jadi perdarahan lokal. Bila efek ges- trasepsi suntik DMPA dengan gang-
tagen kurang, stabilitas stroma ber- guan menstruasi. Berdasarkan data, da-
kurang, yang pada akhirnya akan ri 70 responden akseptor kontrasepsi
terjadi perdarahan. Bukti bahwa ges- suntik DMPA yang mengalami gang-
tagen sangat berperan terhadap per- guan menstruasi sebanyak 67 res-
darahan dapat dilihat pada proses haid ponden (95,7%) dan yang tidak me-
53
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669
54
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669
dilihat dari koefisien kontingensi sebe- suntik DMPA dan efek samping dari
sar 0,390 yang menyatakan kekuatan kontrasepsi yang digunakan saat kun-
korelasinya lemah. jungan ulang, sehingga ibu mengerti
tentang gangguan menstruasi yang
SIMPULAN DAN SARAN dialaminya.
Dari 70 responden, 56 respon-
den (80%) merupakan akseptor kontra- Bagi Ibu (Akseptor KB)
sepsi suntik DMPA dengan lama pe- Dari hasil penelitian ini diharapkan
makaian lebih dari 1 tahun. akseptor KB lebih berusaha untuk men-
Gangguan menstruasi yang pa- cari tahu dan berusaha mencari infor-
ling banyak dialami berupa amenorea masi melalui tenaga kesehatan terkait
sebanyak 74,3% (52 responden) dan dan buku yang berisi tentang efek
seluruhnya dialami oleh responden yg samping berbagai macam alat kon-
memakai kontrasepsi suntik DMPA le- trasepsi sehingga ibu dapat memilih
bih dari 1 tahun. Spotting dikeluhkan alat kontrasepsi yang sesuai dengan
oleh akseptor yang menggunakan me- keadaannya.
tode kontrasepsi suntik DMPA selama
≤ 1 tahun sebanyak 7 responden (10%) Bagi Peneliti lain
dan 2 responden (2,9%) menggunakan Hendaknya penelitian ini dapat
kontrasepsi suntik DMPA lebih dari 1 dikembangkan lebih lanjut dengan
tahun. mengkaji faktor-faktor lain yang mem-
Dari 6 responden penelitian yg pengaruhi gangguan menstruasi pada
mengalami gangguan menstruasi hipo- akseptor KB suntik DMPA seperti
menorea saat menggunakan kontrasepsi faktor status gizi dan psikologi serta
suntik DMPA sebagian besar adalah bagaimana penerimaan ibu tentang
responden yang menggunakan metode gangguan menstruasi yang dialaminya.
kontrasepsi suntik DMPA ≤ 1 tahun
sebanyak 4 responden (5,7%). Res-
ponden yang tidak mengalami gang- DAFTAR PUSTAKA
guan menstruasi apapun saat meng-
gunakan kontraasepsi suntik DMPA Albertazzi B.M and Steel S.A. 2006.
sebanyak 3 responden (4,3%). Bone Mineral Density and Depot
Terdapat hubungan lama pema- Medroxyprogesterone Acetat. http:
kaian kontrasepsi suntik DMPA dengan //eprints.uns.ac.id/4562/1/Skripsi-
gangguan menstruasi yaitu dengan p Shofariyah_Nur_Laila.pdf. diakses
value sebesar 0,007 dan koefisien tanggal 24 Februari 2014.
kontingensi sebesar 0,390 dengan
demikian karena p value lebih kecil Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur
dari 0,05 Penelitian Suatu Pendekatan Prak
tik. Jakarta: Asdi Mahasatya.
SARAN
Bazargani H.S. and Fardyazar Z. 2006.
Bagi Bidan. Amenorhea: an advantage rather
Hendaknya selalu memberikan in- than a complication of depot
formasi dan mengulang kembali pema- medroxy progesterone acetate
haman akseptor tentang kontrasepsi injectable contraceptive. Intl. J.
55
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669
56