You are on page 1of 8

1

LAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN


DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR
DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR MAN J

Ika Yuni Susanti


Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto

ABSTRACT

Popular types of injectable contraceptives in Indonesia is the DMPA.


Working power of the old, effective and high-level reversibility make three-month
injectable contraceptives become one of the options acceptor. However, each
method of contraception have side effects, one of which is an increase in weight.
This study aims to determine the use of a long relationship with the increase in
body weight at 3-month injectable contraceptive acceptors. The type of research
uses analytic research with cross sectional approach. Independent variable is the
old three-month injectable contraceptive usage, and the dependent variable is the
increasing weight of the injectable contraceptive acceptors three months. The
study population was all of 3-month injectable contraceptive acceptors during the
first year, two years, three years revisited. This research was carried out on
September-November 2010, the sampling techniques used are non-probability
sampling using simple random sampling to obtain a sample of 40 respondents.
View of data collection techniques of secondary data and observation and
statistical tests used were Spearman rank (Rho). The results from 40 respondents
indicate long three-month injectable contraceptive use during the three years were
19 respondents (47.5%) and increased weight gain of 24 respondents (60%). Data
analysis using Spearman Rank statistical test (Rho) showed that the level of
significance ρ = 0.00 (<α = 0.01). Which means that Ho refused and H1 accepted
which have a long relationship with an increased use of body weight at 3-month
injectable contraceptive acceptors. Results showed the use of three-month
injectable contraceptives for three years led to increased weight gain. This not
only caused by progesterone alone, genetic factors, lifestyle and activity patterns
also lead to weight gain. It was concluded that the longer three-month injectable
contraceptive use would lead to increased body weight. Providing counseling and
information about contraception acceptors needs to be done to minimize the side
effects of the three-month injectable contraceptives.

Keywords: Old Consumption, Body Weight, Contraceptive Injection


2

PENDAHULUAN Tetapi setiap metode kontrasepsi

Sampai saat ini belum tentu mempunyai efek samping,

terdapat suatu alat kontrasepsi yang metode hormonal seperti suntik

100% ideal. Ciri-ciri suatu alat memiliki efek samping yang salah

kontrasepsi yang ideal meliputi daya satunya adalah perubahan berat

guna, aman, murah, estetik, mudah badan. Pertambahan berat badan

didapat, tidak memerlukan motivasi disebabkan oleh bertambahnya

terus menerus, dan efek samping lemak pada tubuh dan bukan karena

yang minimal (Sarwono, 2005). retensi cairan tubuh. Hipotesa dari

Pengalaman di lapangan para ahli bahwa DMPA merangsang

menunjukkan bahwa saat ini pilihan pusat pengendali nafsu makan di

metode kontrasepsi umumnya masih hipotalamus, yang menyebabkan

dalam bentuk cafetaria yaitu calon akseptor makan lebih banyak

akseptor memilih sendiri metode daripada biasanya (Hartanto, 2004).

kontrasepsi yang diinginkan Hal ini meningkatkan resiko

(Hartanto, 2004). terjadinya Penyakit Jantung Koroner,

Data yang diperoleh dari stroke, hipertensi, hiper

BKKBN (2008) saat ini tersedia kolesterolemia, diabetes melitus,

banyak metode atau alat kontrasepsi kelainan hati dan risiko lainnya.

meliputi IUD, suntik, pil, implant, Survey kesehatan (2007)

kontap, kondom. Salah satu menyebutkan, penduduk Indonesia

kontrasepsi yang paling populer di berjumlah sekitar 224,9 juta dan

masyarakat adalah kontrasepsi merupakan keempat terbanyak di

suntik. Jenis yang digunakan adalah dunia. Tingkat fertilitas di Indonesia

Noretisteron Enentat (NETEN), (TFR) adalah 2,6 anak per wanita

Depo Medroksi Progesteron Acetat dan telah menurun sebanyak 50%

(DMPA) dan cyclofem (Sarwono, dibandingkan dengan kondisi tahun

2005). Kontrasepsi hormonal seperti 1970 yaitu 5,6 anak per wanita.

suntik memiliki daya kerja yang Tingginya pengguna

lama, tidak memerlukan pemakaian kontrasepsi suntik (42,4%) tidak

setiap hari tetapi tetap efektif dan menunjukkan bahwa kontrasepsi

tingkat reversibilitasnya tinggi. suntik bebas dari efek samping yang


3

menyebabkan timbulnya keluhan Spearman Rank (Rho), dimana uji ini


bagi akseptor. Kasus efek samping digunakan untuk mengetahui tingkat
pada bulan Desember 2003 di Jawa atau eratnya hubungan antara dua
Timur yang tertinggi disebabkan oleh variabel yang berskala ordinal.
KB suntik yaitu sebesar 2.672 kasus. Rumus Spearman Rank (Rho) :
Tujuann penelitian adalah untuk Keterangan :
mengetahui hubungan lama 6  d2
rs  1
penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 n (n 2  1)

bulan dengan perubahan berat badan rs : Nilai korelasi Spearman Rank


pada akseptor. d²: Selisih setiap pasangan Rank
METODE PENELITIAN n : Jumlah pasangan Rank untuk

Jenis penelitian ini adalah Spearman (5< n < 30)

observasional analitik, Rancang (Hidayat, 2010 : 140)

bangun yang digunakan adalah HASIL PENELITIAN

pendekatan cross sectional Data Umum

Variabel indenpenden adalah Tabel 1 Distribusi Frekuensi


Responden Menurut Usia
lama penggunaan alat kontrasepsi Akseptor Alat Kotrasepsi Suntik 3
suntik 3 bulan. Variabel dependen Bulan

adalah perubahan berat badan pada No Usia Frekuensi Prosentase


akseptor. (Tahun)
1. < 20 10 25
Populasi yang digunakan
2. 20 – 35 29 72,5
adalah semua akseptor kontrasepsi
3. > 35 1 2,5
suntik 3 bulan selama >12 bulan di
Jumlah 40 100
Desa Gayaman bulan September –
November 2010 sebanyak 257
Distribusi frekuensi responden
akseptor. Teknik sampling secara
menurut umur, didapatkan data rata
Probability Sampling dengan cara
-rata berumur produktif (20–35
Simple Random Sampling,
tahun) sebanyak 72,5.
Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan lewat
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
wawancara dan observasi. Analisis
Responden Menurut Pendidikan
Data yang digunakan adalah Uji
4

Akseptor Alat Kontrasepsi Suntik kontrasepsi suntik 3 bulan, sebagian


3 Bulan
kecil lama pemakaian ≥3 tahun
No Pendidikan Frekuensi Prosentase sebanyak 47,5%.
1. SD 25 62,5
Tabel 5 Distribusi Frekuensi
2. SMP 13 32,5 Responden Menurut Perubahan
3. SMA 2 5 Berat Badan pada Akseptor Alat
Kontrasepsi Suntik 3 bulan
4. PT 0 0
Jumlah 40 100 No Berat Badan Frekuensi Prosentase
1. Normal 16 40
2. Bertambah 24 60
Distribusi frekuensi responden
Jumlah 40 100
menurut pendidikan, didapatkan rata-
rata responden berpendidikan SD
yaitu sebanyak 62,5).
Distribusi frekuensi responden
Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Responden Menurut Pekerjaan menurut perubahan berat badan pada
Akseptor Alat Kontrasepsi Suntik akseptor alat kontrasepsi suntik 3
3 Bulan
bulan, didapatkan rata – rata
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase
mengalami peningkatan berat badan
1. Bekerja 10 25
60%.
2. Tidak Bekerja 30 75
Hasil dari perhitungan uji statistik
Jumlah 40 100
Spearman Rank (Rho) didapatkan
tingkat signifikansi ρ = 0,00 dengan
Ddistribusi frekuensi responden
(< α = 0,01), yang ada hubungan
menurut pekerjaan, didapatkan data
lama pemakaian dengan perubahan
rata-rata responden tidak bekerja
berat badan pada akseptor alat
sebanyak 75%.
kontrasepsi suntik 3 bulan.
Data Khusus
PEMBAHASAN
Tabel 4 Distribusi Frekuensi
Hasil penelitian menunjikkan
Responden Menurut Lama
Penggunaan Alat Kontrasepsi bahwa sebagian besar akseptor telah
Suntik 3 Bulan
menggunakan kontrasepsi suntik 3
No Lama KB Frekuensi Prosentase
1. 1 Tahun 8 20
Distribusi frekuensi responden 2. 2 Tahun 13 32,5
menurut lama pemakaian alat 3. ≥3 Tahun 19 47,5
Jumlah 40 100
5

bulan selama ≥3 tahun. Alasan kontrasepsi suntik 3 bulan. Hal ini


pemilihan alkon tersebut karena disebabkan karena akseptor
biaya yang relatif murah dan jangka mengalami penambahan nafsu
waktu penyuntikan yang lebih lama. makan yang lebih besar setelah
Hal ini sesuai dengan teori yang menjadi akseptor KB suntik 3 bulan.
dikemukakan oleh Saeffudin (2006) Penyebab utama peningkatan berat
bahwa keuntungan kontrasepsi suntik badan dipengaruhi hormon
3 bulan diantaranya : sangat efektif, progesteron yang mempermudah
tingkat efektifitasnya tinggi, perubahan karbohidrat dan gula
pencegahan kehamilan jangka menjadi lemak, sehingga lemak
panjang, tidak berpengaruh pada banyak bertumpuk di bawah kulit
ASI, pemberian sederhana setiap 12 dan bukan merupakan retensi cairan
minggu , dan relatif murah. tubuh. Selain itu DMPA juga
Akseptor menggunakan kotrasepsi merangsang pusat pengendali nafsu
suntik 3 bulan dikarenakan umur makan di hipotalamus yang dapat
anak yang terakhir masih kecil. menyebabkan akseptor makan lebih
Lamanya menjadi akseptor banyak daripada biasanya (Hanafi,
kontrsepsi suntik 3 bulan juga 2003).
dipengaruhi oleh biaya yang relatif Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas
murah dan jangka waktu penyuntikan mempengaruhi peningkatan berat
yang lama, sehingga akseptor badan. Oleh sebab itu aktivitas ibu
mempunyai waktu tenggang yang yang ringan akan menyebabkan
lama untuk melakukan penyuntikan lemak tidak terbakar dengan
kembali. Selain itu tempat pelayanan sempurna, selain itu akseptor yang
yang jauh juga memicu akseptor tidak sibuk lebih banyak meluangkan
untuk tidak mengganti alat kotrasepsi waktunya untuk istirahat atau tidur
lain, sehingga banyak akseptor yang sehingga penimbunan lemak
memilih kontrasepsi suntik 3 bulan bertambah.
untuk mencegah/menunda Lama penggunaan alat kontrasepsi
kehamilan. suntik 3 bulan dengan perubahann
Perubahan berat badan lebih dari berat badan pada aakseptor yang
50% dialami oleh akseptor alat menggunakan alat kontrasepsi suntik
6

selama ≥3 tahun, sebagian besar dari 1–5 Kg dalam tahun pertama.


berat badannya bertambah. Hal ini dikarenakan peningkatan
Hasil dari perhitungan uji nafsu makan disertai penimbunan
statistik Spearman Rank (Rho) simpanan lemak. (Hartanto, 2004).
didapatkan ρ = 0,00 dengan nilai Semakin lama akseptor
signifikansi α = 0,01. Jadi ρ < α yang menggunakan kontrasepsi suntik 3
artinya ada hubungan lama bulan maka akan mengalami
penggunaan dengan perubahan berat peningkatan berat badan.
badan pada akseptor alat kontrasepsi SIMPULAN
suntik 3 bulan. Kontrasepsi suntik 1. Lama akseptor yang
merupakan salah satu kontrasepsi menggunakan alat kotrasepsi suntik
yang populer. Keunggulan utamanya 3 bulan ≥3 tahun pemakaian
adalah kesederhanaan cara sebanyak 47,5%.
pemberian serta durasi kerja yang 2. Perubahan berat badan yang
lama. Namun KB suntik juga dialami akseptor alat kotrasepsi
mempunyai efek samping, salah suntik 3 bulan sebanyak 60%.
satunya adalah penambahan berat 3. Terdapat hubungan lama
badan. (Glasier & Gebbie 2005). penggunaan dengan perubahan berat
Pertumbuhan berat badan jarang badan pada akseptor alat kontrasepsi
disebabkan oleh progesteron dosis suntik 3 bulan.
rendah. Berdasarkan penelitian yang SARAN
dilakukan oleh University Texas of 1. Bagi institusi kesehatan mendapat
Medical Branch (Anon, 2008) bahwa penambahan kajian tentang
wanita yang menggunakan hubungan lama penggunaan dengan
kontrasepsi DMPA atau dikenal perubahantan berat badan pada
dengan KB suntik 3 bulan, rata-rata akseptor alat kontrasespi suntik 3
mengalami peningkatan berat badan bulan dan faktor-faktor lain yang
sebanyak 11 pon atau 5,5 Kg dan mempengaruhi perubahan berat
mengalami peningkatan lemak tubuh badan.
sebanyak 3,4 % dalam waktu 3 tahun 2. Bagi akseptor alat kontrasepsi
pemakaian. Umumnya pertambahan diharapkan memiliki wawasan yang
berat badan bervariasi antara kurang luas mengenai keuntungan dan efek
7

samping kontrasepsi suntik 3 bulan. Hartanto, Hanafi (2004). Keluarga


berencana dan Kosentrasi.
Sehingga dapat mengatasi efek
Jakarta : Pustaka Sinar
samping dan mencegah terjadinya Harapan
droup-out.
3. Bagi tenaga kesehatan (bidan, Hendra A. W. (2009). Pengetahuan
dan Faktor-faktor yang
perawat dan dokter) diharapkan
Mempengaruhi.
dapat memberikan konseling dan http://referensihendraaw.blo
gspot.com/2009.04/definisi-
pemecahan masalah tentang efek
dan-jenis-jenis-
samping kontrasepsi suntik 3 bulan pengetahuan.html. diakses
pada tanggal 30 April 2010.
yang dapat timbul di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA Hidayat, A. Aziz Alimul (2007).
Riset keperawatan dan
Arikunto (2006). Metode Penelitian
Teknik Penulisan Ilmiah.
Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Salemba Medika.
Jakarta : Rineka Cipta.
Hidayat, A. Aziz Alimul (2010).
Baziad, Ali (2002). Kontrasepsi
Metode peneltiian
Hormonal. Jakarta : yayasan
Kebidanan dan Teknik
Bina Pustaka, Sarwono
Analisis Data. Jakarta :
Prawirohardjo.
Salemba Medika.
Bram U, Pendit (2007). Ragam
Indosiar (2007). Kontrasepsi dan
Metode Kontrasepsi. Jakarta
Fenomena Keluarga
: EGC.
Bahagia.
http://www.indosiar.com
Buku Pedoman Penyusunan Karya
diakses tanggal 26 April
Tulis Ilmiah Poltekkes
2010
Majapahit Mojokerto, 2010
Mintra Inti (2007). Keluarga
Budiarto, Eko (2002). Biostatistik
Berencana.
untuk Kedoteran dan
Http//www/mitrainti.com
Kesmas. Jakarta : EGC
diakses tanggal 30 April
2010.
Everett, Suzanne (2007). Buku Saku
Kontrasepsi dan kesehatan
Lusa (2009). Program KB di
Seksual Reproduktif. Jakarta
Indonesia.
: EGC.
http://lusa.web.co.id diakses
tanggal 01-April 2010
Glasier, Anna dan Ailsa Gebbie
(2005). Keluarga
Notoatmodjo, Soekidjo (2005).
Berencana dan Kesehatan
Metodologi Penelitian
reproduksi. Jakarta : EGC
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
8

Nursalam (2008). Konsep dan


Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Saifuddin, Abdul Bari (2006). Buku
Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka
Sarwono.

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan


Riset Keperawatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sugiono. (2000). Statistik untuk


Penelitian. Bandung :
Alfebeta

Suratun, dkk (2008). Depo


Medroxyprogesteron Asetat
(DMPA).
http://www.thesisfull.com
diakses tanggal 30 april
2010

Winkjosastro, Hanifa. (2005). Ilmu


Kebidanan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

You might also like