You are on page 1of 9

1 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan,

Jurnal Volume
Administrasi 27 Issue
Pendidikan 271,(1)
April 2020
(2020) Hal 125-133
125-133

JURNAL ADMINISTRASI PENDIDIKAN


Journal homepage: http://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs

KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL DAN KINERJA


MENGAJAR TERKAIT KUALITAS LAYANAN AKADEMIK
Kaniati Amalia

SDN Telarsari 3 Karawang, West Java, Indonesia


Correspondence: E-mail: kaniatiamalia@gmail.com

ABSTRACTS ARTICLE INFO


Article History:
This study tries to examine the effect of the principal's instructional Received 26 August 2019
leadership and teacher teaching performance on the quality of academic Revised 24 January 2020
services in primary schools in Jatisari District, Karawang Municipality. Accepted 17 February 2020
The method used was analytic description analysis with a quantitative Available online 1 April 2020
approach, through correlation data analysis techniques. Data collection
techniques were taken using a questionnaire. The population were taken
from 30 schools with 79 teachers teachers who were registered as Civil
Servants in the jatisari sub-district education environment as the
respondents. The results showed that instructional leadership had a
positive and significant effect on teacher teaching performance, teacher
teaching performance had a positive effect on the quality of academic
services. Identifying the effect of these relationships befalls input in
designing strategies to improve the quality of education, especially in the
field of academic service quality

Keyword: Academic Service Quality, Instructional Leadership, Teacher


Teaching Performance

© 2019 Tim Pengembang Jurnal UPI

1. PENDAHULUAN Kepemimpinan kepala sekolah; b) Tuan; c)


Dalam konteks kualitas layanan Siswa; d) Kurikulum; e) Jaringan kerja sama.
akademik, sekolah perlu memperhatikan Dalam hal ini, perlu untuk
faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatkan dan meningkatkan kualitas
peningkatan kualitas itu sendiri seperti layanan pendidikan. Beberapa hasil
kepemimpinan, pendidik dan pendidikan, penelitian menunjukkan bahwa kualitas
serta desain kurikulum, menurut (Danim, layanan pendidikan akan meningkat jika
2006) untuk meningkatkan kualitas layanan didukung dengan gaya kepemimpinan yang
akademik, sekolah perlu melibatkan lima sesuai dan kemampuan kerja yang optimal
faktor dominan, termasuk: a) serta motivasi kerja yang baik. Hasil
penelitian Gentilucci & Muto (2007)
Kaniati Amalia. Title –Kepemimpinan Instruksional dan Kinerja Mengajar terkait Kualitas
Layanan Akademik | 126

menunjukkan bahwa perilaku tujuan penelitian ini adalah untuk


kepemimpinan kepala sekolah dalam mengetahui apakah ada pengaruh pengaruh
menjalankan peran mereka sebagai kepemimpinan instruksional kepala sekolah
pemimpin instruksional memiliki dampak dan kinerja mengajar guru terhadap kualitas
yang signifikan terhadap penciptaan prestasi layanan akademik.
sekolah dan siswa yang efektif. Beberapa
2. METODE PENELITIAN
penelitian lain dari hal-hal serupa telah
Dalam penelitian ini penentuan jumlah
dilakukan untuk membuktikan pengaruh
sampel menggunakan teknik Probability
langsung dan tidak langsung kepemimpinan
Sampling. Menurut Sugiyono (2014),
terhadap prestasi siswa (Leithwood, Day,
probability sampling adalah teknik
Sammons, Harris, & Hopkins, 2006;
pengambilan sampel yang memberikan
Leithwood, Seashore Louis, Anderson, &
peluang yang sama bagi setiap elemen
Wahlstrom, 2004). Kualitas kepemimpinan
(anggota) populasi untuk dipilih sebagai
kepala sekolah adalah kunci untuk
anggota sampel. Dalam penelitian ini
meningkatkan dan mengembangkan
populasinya adalah guru Sekolah Dasar
pembelajaran organisasi (Datnow, 2005;
Negeri di Kecamatan Jatisari, yang
Hargreaves & Fink, 2006). Melalui
berjumlah 366 orang. Jumlah sampel yang
kepemimpinan yang efektif akan tercipta
diambil dari populasi dihitung menggunakan
budaya organisasi dan diharapkan kinerja
rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005, hlm.
guru (Suhaeli, 2011; Beautiful
65), setelah perhitungan, jumlah sampel
Christianingsih, 2011; Muttaqin,
adalah 79 orang.
2010). Rahmat (2012) yang telah
Teknik pengumpulan data
menemukan kesimpulan bahwa
menggunakan kuesioner yang disusun dalam
kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan
bentuk skala likert. Sebelum kuesioner
terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi
dibagikan kepada responden, kuesioner
siswa dipengaruhi oleh kepemimpinan tidak
penelitian ini terlebih dahulu dilakukan tes
langsung melalui kinerja mengajar guru.
instrumen untuk melihat validitas dan
Selain kepemimpinan, aspek lain yang
reliabilitas. Teknik analisis data dilakukan
mempengaruhi kualitas layanan akademik
melalui tahapan sebagai berikut: (1)
adalah kinerja pengajaran guru. Guru
Pemilihan kuesioner untuk mengecek dan
memiliki peran utama dalam proses belajar
memilih kelengkapan data yang
mengajar, oleh karena itu guru dalam
dikumpulkan, (2) analisis deskriptif
melaksanakan tugasnya harus memiliki
dimaksudkan untuk melihat tren jawaban
kompetensi sebagaimana tercantum dalam
responden pada setiap variabel dengan
Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2008
menggunakan teknik Weighted Means
tentang Guru, Pasal 1 Ayat 1.
Scored (WMS) , (3)) untuk mengubah skor
Henri Simamora (dalam Daryanto, 2011)
baku menjadi skor standar, (4) menguji
mengungkapkan bahwa kinerja kerja
persyaratan analisis data yaitu uji normalitas
didefinisikan sebagai mencapai persyaratan
dan linieritas, (5) menguji hipotesis
pekerjaan tertentu yang pada akhirnya
penelitian dengan analisis korelasi dan
dapat langsung tercermin dari output yang
regresi, dan uji signifikansi.
dihasilkan baik secara kuantitas.
Berdasarkan ini, masalah dalam 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah "Apakah ada pengaruh 3.1 Hasil Penelitian
kepemimpinan kepala sekolah instruksional Hasil analisis deskriptif menunjukkan
dan kinerja mengajar guru pada kualitas bahwa secara umum variabel kualitas
layanan akademik?". Dengan demikian pelayanan akademik (y) berada pada

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v26i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
127 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 27 Issue 1, April 2020 Hal 125-133

kategori tinggi dengan skor rata-rata 0,825 dan konstan sebesar 7,396. Kemudian
3,99, variabel kepemimpinan kepala dapat dijelaskan bentuk hubungan variabel
sekolah instruksional (x1) berada pada kinerja mengajar guru dengan kualitas
kategori tinggi dengan skor rata-rata 3,95, layanan akademik dalam persamaan
pengajaran guru (x2) berada dalam kategori regresi 𝐘 '= 7,396 + 0,825x2. Sementara itu,
sangat tinggi dengan skor rata-rata 4,06. koefisien regresi ganda x1 dan x2 ke y,
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis kepemimpinan instruksional kepala sekolah
korelasi dan regresi baik sederhana maupun (x1) sebesar 0,401 dan kinerja mengajar
ganda diperoleh hasil sebagai berikut: guru (x2) sebesar 0,541 dengan konstanta
1,551. Dengan demikian, persamaan regresi
Tebel 1 berganda adalah 𝐘 '= 1,551 + 0,401x1 +
koefisi 0,541x2.
Pengaruh
koefisien analisis uji en variabel
antar Hasil uji signifikansi (uji t) untuk x1 ke y
korelasi regresi signifikansi deter lain
variabel
minasi diperoleh t hitung sama dengan 12.145 dan
Y′=
0,800 12.145> diperoleh t tabel 1.989, karena t hitung> t
9.238 +
X 1 hingga Y sangat 1.989 64% 36%
0,788X1 tabel atau 12.145> 1.989, maka pengaruh
kuat Signifikan
Positif
Y′= keputusan x1 ke y signifikan. R esult dari uji
0.842 14.200>
7.396 + signifikansi untuk x2 ke y diperoleh t hitung
X 2t o Y sangat 1.989 70,8% 29,2%
0,825X2
kuat Signifikan sebesar 14,200 dan t tabel 1,989, karena t
Positif
Y′= hitung> t tabel atau 14,200> 1,989, maka
1.551 +
X 1 dan X 2 hin
0,889
0,401X1 154,83> 3,11 pengaruh keputusan x2 ke y
sangat 79% 21%
gga Y
kuat
+ Signifikan signifikan. Sementara itu, hasil uji
0,541X2
Positif
signifikansi (uji f) untuk x1 dan x2 hingga y,
diperoleh f hitung 154,83 dan f tabel
Dari tabel di atas, diperoleh koefisien sebesar 3,11. Karena f hitung> f tabel atau
korelasi x1 sampai y sebesar 0,800, maka 154,83> 3,11, maka keputusannya
hubungan antara variabel kepemimpinan mempengaruhi x1 dan x2 terhadap y
instruksional utama terhadap kualitas signifikan.
layanan akademik yang dikategorikan pada Koefisien determinasi x1 ke y adalah
kategori sangat kuat. Korelasi antara 0,640 atau 64%. Ini menunjukkan bahwa
guru teacing variabel kinerja pada kualitas variabel kepemimpinan instruksional kepala
layanan akademik di 0,842 dikategorikan sekolah mempengaruhi kualitas layanan
sebagai sangat kuat. Demikian juga, hasil akademik sebesar 64% dan sisanya 36%
korelasi ganda x1 dan x2 ke y adalah dipengaruhi oleh variabel lain. Koefisien
hubungan antara variabel kepemimpinan determinasi x2 ke y adalah 0,708 atau
instruksional kepala sekolah dan kinerja 70,8%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
mengajar guru bersama-sama dengan kinerja guru mempengaruhi kualitas layanan
kualitas layanan akademik 0,889 termasuk akademik sebesar 70,8% dan sisanya 29,2%
dalam kategori sangat kuat. dipengaruhi oleh variabel lain. Nilai
Hasil analisis regresi x1 ke y diperoleh koefisien determinasi x1 dan x2 yaitu 0,790
koefisien regresi sebesar 0,788 dan konstan atau 79%. Hal ini menunjukkan bahwa
9,238. Kemudian dapat dijelaskan bentuk variabel kepemimpinan kepala sekolah
variabel korelasi kepemimpinan instruksional dan kinerja mengajar guru
instruksional kepala sekolah terhadap secara bersama-sama mempengaruhi
kualitas layanan akademik dalam persamaan kualitas layanan akademik sebesar 79% dan
regresi 𝐘 '= 9,238 + 0,788x1. Selanjutnya, sisanya 21% dipengaruhi oleh variabel lain.
diperoleh koefisien regresi x2 ke y sebesar

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v26i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Kaniati Amalia. Title –Kepemimpinan Instruksional dan Kinerja Mengajar terkait Kualitas
Layanan Akademik | 128

3.2 Pembahasan kelompok untuk mencapai


tujuan organisasi.
1. Analisis Deskripsi
Standar prosedur operasi
a. Mutu Proses Pembelajaran
(SOP) belajar mengajar diatur
Berdasarkan hasil analisis data
dalam PP RI No. 19 pada BAB IV
penelitian pada variabel mutu proses
mengenai standar proses yakni:
pembelajaran di sekolah dasar negeri
(1) Proses pembelajaran pada
se-Kecamatan Jatisari Kabupaten
satuan pendidikan
Karawang secara keseluruhan berada
diselenggarakan secara
pada kriteria sangat tinggi, artinya
interaktif, inspiratif,
bahwa mutu proses pembelajaran di
menyenangkan, menantang,
sekolah dasar negeri se-Kecamatan
memotivasi peserta didik untuk
Jatisari Kabupaten Karawang sudah
berpartisipasi aktif, serta
baik. Secara terperinci pembahasan
memberikan ruang yang cukup
hasil penelitian pada masing-masing
bagi prakarsa, kreativitas, dan
dimensi variabel adalah sebagai
kemandirian sesuai dengan
berikut :
bakat, minat, dan perkembangan
1) SOP Pembelajaran
fisik serta psikologis peserta
Untuk dimensi SOP
didik; (2) Selain ketentuan
Pembelajaran berada pada
sebagaimana dimaksud pada
katagori sangat tinggi. Hal ini
ayat (1), dalam proses
mengandung arti bahwa secara
pembelajaran pendidik
umum sekolah dasar negeri di
memberikan keteladanan;
wilayan Kecamatan Jatisari
(3) Setiap satuan pendidikan
Kabupaten Karawang telah
melakukan perencanaan proses
melaksanakan standar
pembelajaran, pelaksanaan
pelaksanaan pembelajaran.
proses pembelajaran, penilaian
Standard Operating Prosedur
hasil pembelajaran, dan
(SOP) pada dasarnya adalah
pengawasan proses
pedoman yang berisi prosedur-
pembelajaran untuk
prosedur operasional standar
terlaksananya proses
yang ada dalam suatu organisasi
pembelajaran yang efektif dan
yang digunakan untuk
efisien.
memastikan bahwa semua
Jadi menurut penjelasan
keputusan dan tindakan , serta
diatas maka dapat ditarik
penggunaan fasilitas-fasilitas
kesimpulan bahwa SOP
proses yang dilakukan oleh
Pembelajaran meliputi silabus
orang-orang dalam organisasi
dan rencana pelaksanaan
berjalan secara efisien dan
pembelajaran yang memuat
efektif, konsisten, standar dan
sekurang-kurangnya tujuan
sistematis. Menurut Mulyana,
pembelajaran, materi ajar,
dkk (2003) memberikan
metode pengajaran, sumber
pengertian standar operasional
belajar, dan penilaian hasil
prosedur (SOP) adalah suatu
belajar.
standar/pedoman tertulis yang
dipergunakan untuk mendorong
2) Merencanakan Pembelajaran
dan menggerakkan suatu
Untuk dimensi merencanakan

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v26i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
129 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 27 Issue 1, April 2020 Hal 125-133

berada pada katagori sangat tinggi. pelaksanaan pembelajaran


Hal ini mengandung arti bahwa dimulai. Dalam melaksanaan
secara umum perencanaan pembelajaran, guru melakukan
pembelajaran di sekolah dasar negeri beberapa tahap pelaksanaan
se-Kecamatan Jatisari Kabupaten pembelajaran antara lain: a.
Karawang sangat tinggi. Membuka; b. Penyampaikan
Merencanakan adalah rekaman Materi Pembelajaran; c.
sistematik pikiran guru tentang apa Menutup Pembelajaran.
saja yang tercakup selama proses Bardasarkan beberapa
pembalajaran. (Richards, 1998) pembahasan di atas maka dapat
mengatakan bahwa merencanakan disimpulkan bahwa pelaksanaan
membantu guru dalam memikirkan pembelajaran adalah
pelajaran secara mendalam untuk berlangsungnya proses interaksi
memecahkan masalah dan kesulitan siswa dengan guru pada suatu
kesulitan, memberikan struktur lingkungan belajar.
pembelajaran, memberikan “peta”
untuk diikuti oleh guru dan 4) Evaluasi Pembelajaran
memberikan rekaman tentang apa Untuk dimensi evaluasi
yang telah diajarkan. berada pada katagori sangat tinggi.
3) Melaksanakan Pembelajaran Hal ini mengandung arti bahwa
Untuk dimensi secara umum pelaksanaan evaluasi
melaksanakan berada pada pembelajaran di sekolah dasar negeri
katagori sangat tinggi. Hal ini se-Kecamatan Jatisari Kabupaten
mengandung arti bahwa secara Karawang sangat tinggi. (Gronlund,
umum pelaksanaan 1979) merumuskan pengertian
pembelajaran di sekolah dasar evaluasi sebagai berikut“Evaluation
negeri se-Kecamatan Jatisari is a systematic process of
Kabupaten Karawang sangat determining the extent to which
tinggi. Melaksanaan instructional objectives are achieved
pembelajaran adalah proses by pupils”. Evaluasi adalah suatu
yang diatur sedemikian rupa proses yang sistematis untuk
menurut langkah – langkah menentukan atau membuat
tertentu agar pelaksanaan keputusan sampai sejauh mana
mencapai hasil yang diharapkan tujuan-tujuan pengajaran telah
(Sudjana, 2010). Menurut dicapai oleh siswa).Dalam sistem
(Djamarah, Syaiful Bahri dan pembelajaran (maksudnya
Aswan Zain, 2010) Melaksanaan pembelajaran sebagai suatu sistem),
pembelajaran adalah suatu evaluasi merupakan salah komponen
kegiatan yang bernilai edukatif, penting dan tahap yang harus
nilai edukatif mewarnai interaksi ditempuh oleh guru untuk
yang terjadi antara guru dan mengetahui keefektifan
siswa. Interaksi yang bernilai pembelajaran. Hasil yang diperoleh
edukatif dikarenakan dapat dijadikan balikan (feed-back)
pelaksanaan pembelajaran yang bagi guru dalam memperbaiki dan
dilakukan diarahkan untuk menyempurnakan program dan
mencapai tujuan tertentu yang kegiatan pembelajaran.
telah dirumuskan sebelum
5) Tindak Lanjut Pembelajaran

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v26i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Kaniati Amalia. Title –Kepemimpinan Instruksional dan Kinerja Mengajar terkait Kualitas
Layanan Akademik | 130

Untuk dimensi tindak lanjut negeri se Kecamatan Jatisari


berada pada katagori sangat Kabupaten Karawang susah baik.
tinggi. Hal ini mengandung arti Untuk dimensi peningkatan
bahwa secara umum secara berkelanjutan berada pada
pelaksanaan tindak lanjutsetelah katagori sangat tinggi. Dimensi ini
pembelajaran di sekolah dasar mengandung pengertian bahwa
negeri se-Kecamatan Jatisari kepala sekolah selalu melakukan
Kabupaten Karawang sangat berbagai macam perbaikan dan
tinggi. Kegiatan akhir dalam peningkatan secara terus menerus
pembelajaran tidak hanya dan berkesinambungan untuk
diartikan sebagai kegiatan untuk menjamin semua komponen
menutup pelajaran, tetapi juga penyelenggaraan pendidikan telah
sebagai kegiatan penilaian hasil mencapai standar mutu yang
belajar siswa dan kegiatan tindak ditetapkan berdasarkan visi, misi dan
lanjut. Kegiatan tindak lanjut tujuan sekolah. Dimensi peningkatan
harus ditempuh berdasarkan secara berkelanjutan terhadap
pada proses dan hasil belajar pencapaian prestasi siswa diawali
siswa. Dalam kegiatan tindak dari visi dan misi sekolah.
lanjut evaluasi hasil belajar Untuk dimensi kultur
dapat dilakukan baik berupa pembelajaran berada pada katagori
perbaikan (remedial) bagi siswa- sangat tinggi. Dimensi kultur
siswa tertentu, maupun berupa pembelajaran mengandung
penyempurnaan program pengertian bahwa kepala sekolah
pembelajaran. Langkah- sebagai pemimpin pembelajaran
langkahnya sebagai yaitu: (1) menciftakan kultur pembelajaran
Identifikasi kelebihan dan yang kondusif disekolah agar prestasi
kelemahan laporan hasil evaluasi siswa dapat ditingkatkan. Penciptaan
pembelajaran; (2) Peningkatan ultur pembelajaran merupakan hal
hasil belajar; (3) Merancang yang sulit dan memerlukan proses
program pembelajaran remidi dan waktu. Semua warga sekolah
(perbaikan).; (4) Merancang harus memahami dan melaksanakan
perencanaan, pelaksanaan, pesan moral yang terkandung pada
evaluasi, perbaikan program visi dan misi sekolah.
pembelajaran. Untuk dimensi penilaian hasil
belajar berada pada katagori sangat
b. Kepemimpinan Instruksional Kepala tinggi. Dimensi penilaian hasil belajar
Sekolah mengandung pengertian bahwa
Berdasarkan hasil analisis data kepemimpinan pembelajaran
penelitian pada variabel berupaya memfasilitasi peningkatan
kepemimpinan instruksional kepala mutu pembelajaran di sekolah
sekolah di sekolah dasar negeri se berdasarkan hasil evaluasi dan
Kecamatan Jatisari Kabupaten dilakukan secara terus menerus
Karawang secara keseluruhan berada dalam rangka untuk meningkatkan
pada kriteria sangat tinggi, artinya hasil belajar siswa. Lunenburg & Irby
bahwa kepemimpinan instruksional (2006, Hlm. 142) menyebutkan enam
kepala sekolah di sekolah dasar tujuan dasar dari penilaian belajar
siswa; 1) membantu siswa dalam

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v26i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
131 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 27 Issue 1, April 2020 Hal 125-133

memahami dirinya sendiri, 2) dengan standar aturan, nilai, norma


menyediakan data dan infoemasi yang berlaku, dan melakukan
hasil belajar siswa untuk program pendampingan jika diperlukan.
bimbingan dan konseling, 3) Norma nilai, dan aturan yang telah
membantu kepala sekolah, guru ditetapkan bersama harus menjadi
untuk lebih memahami potensi pedoman seluruh warga sekolah.
peserta didik, 4) mengevaluasi Kepala sekolah sebagai soerang
pengembangan akademik dan pemimpin disekolah bisa dijadikan
perkembangan individu siswa, 5) teladan dan center of excellent dadri
membantu kepala sekolah dalam seluruh warga sekolah.
mengevaluasi program akademik, 6) Untuk dimensi diversity berada
sebagai basis merevisi kurikulum. pada katagori sangat tinggi. Kepala
Untuk dimensi pengembangan sekolah sebagai pemimpin
profesionalisme guru berada pada instruksional memfasilitasi toleransi
katagori tinggi. Dimensi terhadap perbedaan latar belakang
pengembangan profesionalisme guru dan kebutuhan siswa. Kebutuhan
mengandung pengertian bahwa siswa yang dimaksud disisni adalah
kepala sekolah sebagai pemimpin kebutuhan yang bukan individu per
instruksional berupaya secara terus ndividu, tetapi kebutuhan bagaimana
menerus melakukan pengembangan mempertajam proses belajar
profesionalisme dalam rangka untuk mengajar yang berkualitas dalam
meningkatkan hasil belajar siswa rangka memenuhi kebutuhan dan
seoptimal mungkin. Konsep tuntutan siswa untuk bisa bersaing di
pengembangan profesionalisme guru persaingan zamannya.
oleh kepala sekolah sebagai
pemimpin instruksional fokus pada c. Kinerja Mengajar Guru
bagaimana kemampuan guru dalam Berdasarkan hasil analisis dan
melakukan proses belajar mengajar penelitian pada variabel kinerja
di dalam kelas dalam rangka mengajar guru di sekolah dasar
meningkatkan prestasi belajar siswa. negeri se Kecamatan Jatisari
Untuk dimensi manajemen Kabupaten Karawang secara
sekolah berada pada katagori sangat keseluruhan berada pada kriteria
tinggi , kepala sekolah sebagai sangat tinggi, artinya bahwa kinerja
pemimpin instruksional memfasilitasi mengajar guru di sekolah dasar
siswa agar menjadi pembelajar yang negeri se-Kecamatan Jatisari
baik dan mengembangkan Kabupaten Karawang sudah baik.
pembelajaran yang efektif menalui Untuk dimensi merencanakan
pemanfaatan berbagai sumber proses pembelajaran pada katagori
belajar yang tersedia jikan belum sangat tinggi, secara umum ini
ada. mengandung arti bahwa guru
Untuk dimensi etika berada pada mampu merumuskan indikator
katagori sangat tinggi. Kepala pembelajaran, mampu merumuskna
sekolah sebagai pemimpin tujuan pembelajaran, mampu
instruksional melakukan peningkatan memilih dan merumuskna
nerkelanjutan dalam meningkatkan bahan/materi pelajaran, mampu
keberhasilan belajar siswa melalui memilih strategi dan metode
proses pembelajaran yang sesuai pelajaran, mampu memilih media

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v26i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Kaniati Amalia. Title –Kepemimpinan Instruksional dan Kinerja Mengajar terkait Kualitas
Layanan Akademik | 132

pelajaran serta mampu merumuskan sekolah sub-kepala sekolah yang


evaluasi pelajaran. meliputi: (1) merencanakan tujuan
Untuk dimensi melaksanakan sekolah (Membingkai Tujuan sekolah),
pembelajaran berada pada katagori (2) berbicara tentang Tujuan Sekolah,
sangat tinggi, secara umum ini (3) mengawasi dan mengevaluasi
mengandung arti bahwa guru pembelajaran (Mengawasi &
mampu membuka pelajaran, sikap Mengevaluasi Instruksi ), (4)
guru dalam proses pembelajaran, Koordinasikan Kurikulum, (5) Pantau
mampu menguasai materi pelajaran, Kemajuan Siswa, (6) Lindungi Waktu
mampu menggunakan media Pengajaran, (7) Pertahankan Kehadiran
pelajaran, mampu mengevaluasi Tinggi Visibilitas Tinggi), (8) insentif
proses pelajaran, mampu menutup untuk guru (Berikan Insentif untuk
kegiatan pembelajaran dan mampu Guru), (9) mempromosikan
menindak lanjuti pembelajaran. pengembangan profesional dan (10)
Pada dimensi mengevaluasi memberikan insentif untuk
hasil pembelajaran pembelajaran pembelajaran (Memberikan Insentif
berada pada katagori sangat tinggi, untuk Belajar). Selain itu, untuk sub-
secara umum ini mengandung arti variabel yang merencanakan tujuan
bahwa guru mampu membuat sekolah, mendiskusikan tujuan sekolah,
perangkat penilaian, mampu mempromosikan pengembangan
memeriksa hasil penialaian, mampu profesional dan memberikan insentif
mengolah hasil penilaian, mampu untuk pembelajaran berada dalam
menyimpulkan hasil penilaian secara kategori sangat baik.
jelas dan logis. 2. Kinerja mengajar guru (X2) di sekolah
Pada umumnya seluruh guru dasar negeri di Kecamatan Jatisari
dilingkungan pendidikan sekolah Kabupaten Karawang karena lubang di
dasar negeri se-Kecamatan Jatisari dalam kategori sangat baik. Ini
Kabupaten Karawang sudah tercermin dalam 11 sub-variabel kinerja
melaksanakan tugas dan fungsi guru mengajar guru: (1) Kejelasan, (2)
sebagaimana mestinya sebagai Variabilitas, (3) Antusiasme
realisasi keprofesionalannya. (Antusiasme), (4) Efisiensi Pribadi, (5)
Kesempatan untuk Belajar, Menerima
dan Mendorong, (7) ) Menggunakan
4. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
kritik (Use of Criticism), (8)
Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi,
Menggunakan komentar struktur dan
diperoleh data empiris tentang
ringkasan (Penggunaan komentar
kepemimpinan kepala sekolah instruksional,
struktur dan ringkasan) (9) Teknik
iklim sekolah dan kinerja mengajar
pertannya (Pertanyaan
guru. Temuan penelitian yang menunjukkan
3. Kualitas layanan akademik (Y) sekolah
pengaruh masing-masing variabel dalam
dasar negeri di Kecamatan Jatisari
analisis menggunakan teknik korelasi, dapat
Kabupaten Karawang secara
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
keseluruhan berada dalam kategori
1. Kepala Sekolah Instruksional
sangat baik. Ini tercermin dalam 5
Kepemimpinan (X1) di sekolah dasar
indikator, yaitu tangible, reliability,
negeri di Kecamatan Jatisari Kabupaten
repponsiveness, assurance, dan
Karawang secara keseluruhan berada
empathy.
dalam kategori baik. Ini tercermin
dalam 10 variabel kepemimpinan kepala

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v26i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
133 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 27 Issue 1, April 2020 Hal 125-133

DAFTAR PUSTAKA
Creswell, JW (2017). Desain Penelitian menentukan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan
Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danim, S. (2006). Pelayanan Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Daryanto. (2011). Kepala Seklah Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta: Perbit Gava
Media.
Datnow, A. (2005). Keberlanjutan model reformasi sekolah komprehensif dalam mengubah
konteks kabupaten dan negara bagian. Triwulan Administrasi Pendidikan, 41 (1), 121-
153.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka
Cipta.
Gentilucci, JL, & Muto, CC (2007). Pengaruh Kepala Sekolah pada Prestasi Akademik:
Perspektif Siswa. Asosiasi Nasional Kepala Sekolah Menengah. Jurnal
Pendidikan. H.232 , 232.
Gronlund, N. E. (1979). Measurement and evaluation in teaching. New York: Macmillan .
Leithwood, K., Kenzi, D., & Jantzi, D. (2006). Pengembangan dan Pengujian Model
Peningkatan Sekolah. Efektivitas Sekolah dan Peningkatan Sekolah, 441-464.
Lunenburg, F. C, & Irby, B. J. (2006). The principalship ; Vision to Action. Wadsworth,
Cengange Learning. Education
Lunenburg, FC, & Ornstein, AC 2004. Administrasi pendidikan: Konsep dan praktik (edisi ke-
3). Belmont, CA: Wadsworth Thomson Learning
Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 Tentang Guru, Pasal 1 Ayat 1
Rahmat, Endang. 2012. Mutu Layanan Akademik Sekolah Menengah Atas. Disertasi tidak
diterbitkan. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI
Richards, J. (1998). What’s the use of lesson paln? In J.C. Richards (Ed). Beyond
training , 103-121.
Riduwan. (2014). Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung: Alfabeta.
Sagala, S. (2014). Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Memenangkan
Persaingan Mutu. Jakarta: PT. Nimas Multima.
Sudjana, N. (2010). Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhaeli. (2012). Studi Tentang Sekolah Efektif. Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol XIII No 2
2012: 1-12
Suhardan, D. (2010). Supervisi Profesional Layanan dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta.
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v26i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |

You might also like